• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemampulabaan Dikalangan Sayur Keliling di Pasar Ampel Kabupaten Boyolali T1 162008062 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemampulabaan Dikalangan Sayur Keliling di Pasar Ampel Kabupaten Boyolali T1 162008062 BAB II"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini menyajikan tinjauan pustaka tentang kemampulaban, studi tentang pedagang keliling, kerangka konsep tentang kemampulabaan, manfaat pedagang sayur keliling di sektor informal, dan sektor informal bagiperkembangan Indonesia.

2.1.Landasan Teori

Landasan Teori terdiri dari atas landasan teori tentang kemampulabaan, landasan teori tenatang hubungan antara biaya hidup dan kemampulabaan pedagang dan landasan teori tentang hubungan antara variasi pekerjaan dan kemampulabaan pedagang keliling.

2.1.1. Kemampulabaan

(2)

10

Laba akan diperoleh jika pendapatan lebih besar dari pada biaya, sedangkan bila biaya lebih besar dari pada pendapatan maka disebut rugi., kata lain rugi adalah laba negative

Menurut Ahmad Firdaus ( 2008:60) mengemukakan tiga pengertian laba yaitu:

1. Laba sebagi kompensasi ( reward ) karena seseorng berani menanggung resiko. Besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan.

2. Laba adalah kompensasi karena seseorng berhasil didalam inovasi. Dikarenakan seseoarng berani berperan dalam inovasi maka baginya ada kemungkinana memperoleh kmpensasi.

3. Laba adalah kompensasi adanya perubahan dibidang perekonomian. Tanpa perlu perubahan tidak ada laba.

Laba normal dapat pula disebut titik pulang pokok atau Brek Even Point, yaitu dimana perusahaan tidak menderita rugi maupunmemperoleh laba .Dapat dikatakan pula bahwa pendapatan perusahaansama dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan.

Selain itu ada beberapa macam pengertian laba secara teoritis, diantaranya:

1. Laba sebagai ganjaran (reword) karena orang berani

(3)

11

kecilnya laba yang diperoleh perusahaan. Makin besar resiko makin besar kemungkinan memperolehlaba.

2. Laba sebagai ganjaran karena orang berhasil dalam berinovasi.

Karena orang berani perperan dalam berinovasi, maka baginya ada kemugkinan memperoleh ganjaran. Bila inovasi ini gagal akan menderita rugi. Tanpa berinovasi orang tidak akan memperoleh laba. Dengan kata lain laba mendorong oranguntuk mengadakan inovasi.

3. Laba sebagai keuntungan. Bagi ekonom, laba merupakan percampuran elemen-elemen yang berbeda tanpa berubahan laba. Jadi orang akan terus jika ada imbalan usahanya setelah orang mengeluarkan sebagai pengorbanan atau biaya biaya dan juga menangung resiko-resiko, tentu saja yang diinginkan adalah laba sebagi keuntugan atas usahanya. Dengan adanya keuntungan atas usaha seseorang, orang akan merasa usahanya tidak sia sia. Laba yang terus akan mendorong seseorng untuk mengadakan inovasi atau penemuan penemuan baru, missal dngan menciptakan produk baru dan memperluas usahanya. Samuelson dan Nordhaus ( 2003 : 321 )

Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and taxses ) dapat dirumuskan:

π= TR - TC Dimana: π : Laba

(4)

12

TC: Biaya total atau total cost (Pratama dan Manurung : 133). Selain laba juga dikenal dengan kemampulabaan. Kemampulabaan atau rate of return mempunyai sinonim yang banyak diantara, diantaranya rentabilitas, profitabilitas, dan earning power laba dan kemampulabaan adalah dua hal yang berbeda.

adalah kemamapuan untuk memeperoleh jumlah tersebut. Kemampulabaan itu ada antara lain disebabkan oleh tersedianya kemudahan dalam bentuk modal. Dengan demikian dapat dikataan bahwa kemampulabaan atau rate of retrun adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dengan modal yang ditanam

Kemampulabaan pedagang sayur keliling di pasar Ampel adalah kemampuan pedagang sayur keliling di pasar Ampel untuk menghasilkan laba dalam satu kali penjualan. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah profit margin dan Return On Equity (ROE).

Ketegori tingkat kemampulabaan dapat diketegorikan dengan rumus sell and jorne ( W. Gulo : 24) sebagai berikut :

Range : 25,43

K : (2 x 55)0,3333

: 3

I : 9

Dengan terbagi menjadi 3 kategori atau kelas yaitu : 4,43 - 13,43 = Kemampulabaan Rendah

(5)

13

Dengan demikian indikator yang digunakan dalam kemampulabaan pedagang sayur keliling di pasar Ampel tersebut antara lain:

a) profit margin adalah perbandingan antara laba yang diperoleh pedagang sayur keliling dengan penjualan dalam satu bulan. Profit margin berada dalam rentang 10% sampai dengan 100%, untuk kepentingan analisis maka skor akhir dikategorikan dalam 3 kategori yaitu:

Tinggi apabila profit margin diatas 22,43%, maka diberi skor 3 Sedang apabila profit margin diantara 13,43%-22,43%, maka diberi skor 2 Rendah apabila profit margin dibawah 13,43%, maka diberi skor 1

b) Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba yang diperoleh pedagang sayur keliling dalam satuan perbulan dengan modal yang telah dikeluarkan. ROE akan dikategori menjadi 3 kategori, yaitu:

Tinggi apabila ROE diatas 22,43%, maka diberi skor 3 Sedang apabila ROE diantara 13,43%-22,43%%, maka diberi skor 2 Rendah apabila ROE dibawah 13,43%, maka diberi skor 1

(6)

14

kemampulabaan berada dalam rentang 0 – 100%, untuk kepentingan analisis maka skor akhir dikategorikan dalam kategori yaitu:

Tinggi : Jika tingkat kemampulabaan > 22,43 %

Sedang : Jika tingkat kemampulabaan = 22,43 % Rendah : Jika tingkat kemampulabaan < 22,43 %

Kemampulabaan adalah perbandinggan antara laba yang diperoleh dengan modal yang diguanakan untuk memeperoleh laba tersebut.

Kemampulabaan menujukan keberhasilan perusahaan, sebabitu menjadi ukuran yang terakir. Sebelum mengambil kesimpulan tentang kemampulabaan sebagai ukuran keberhasilan, perlu memperhatikan beberapa hal, Misalnya faktor-faktor ekstern dalam perusahaan yaitu kenaikan harga dan permintaan yang mendadak naik.

Kemampulabaan dapat dinyatakan dalam rumus: K = Y1 + Y2 X 100%

6 Dimana:

K : kemamapulabaan Y1 : Profit marjin Y2 : ROE

(7)

15

Jika pendapatan dinaikan, sedang modal tetap, maka laba akan naik. Begitu pula jika pendapatan tetap, tapi kebutuhan akan modal dikurangi, maka laba akan naik.

Rate of retrun on equity atau kemampulabaan dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. Rate of retrun on equity atau rentabilas modal sendiri

yang dimaksud rate of retrun onequity adalah kemampuan

menghasilkan laba dari modal sendiri yang ditanam didalam

perusahaan. Disini ditekankan adalah jumlah modal sendiri.

2. Rate of retrun on invesmant

Yang dimaksud rate of retrun oninvesman adalah kemampuan

menghasilkan laba dari seluruh modal yang diperlukan didalam

perusahaan.

3. Operating incame onoperating asset yakni antara laba sebelum

harga dan pajak ( laba operating atau EBIT) dengan aktiva

operasi ( akitifa yang secara aktif digunakan didalam operasi

perusahaan). Biaya aktiva operasi sama dengan total aktiva

dikurangi aktiva lain. James and Jhon (2001 : 180)

(8)

cadangan-16

cadanganyang disisikan guna perluasan usaha, penyusutan yang belum digunakan untuk membeli harta baru penganti disusut.”

Sehubungan dengan kegiatan operasi badan usaha modal dibedakan antara modal tetap ( fixed capital ) yaitu semua benda-benda modal yang diperguanakan terus menerus dalam jangka lama pada kegiatan produksi seperti misalnya tanah, gedung, mesin, alat pekakas dan lain sebagainya.

Sedangkan yang dimaksud dengan modal bekerja ( working capital) yakni modal untuk membiayai operasai perusahaan seperti pembelian bahan dasar dan bahan habis pakai, membiayai pengiriman dan transportasi, biaya penjualan dan reklame, biaya pemeliharaan dan sebagainya.

(9)

17

Pendapatan laba perusahaan harus melakukan proses produksi. “Produksi dalam arti ekonomi mempunyai pengertian semua kegiatan yang meningkatkan nilai kegunaan atau faedah ( utility) suatu benda. Ini dapat berua kegiatan yang meningkatkan kegunaan dengan mengubah bentuk atau menghasilkan barang baru ( Utility of farm ). Dapat pula meningkatkan kegunaan suatu benda itu karena adanya kegiatan yang mengakibatkan dapat berpindah kepemilikan suatu benda dari satu tangan sesorang, misalnya dengan transaksi jual beli ( Utility of possession ) Suatu barang yang nilai kegunaanya pada suatu saat( panen ) rendah, akan menjadi tingi nilainya atau disimpan sampai datang waktu pengunaan ( utility of time), misalnya kegiatan menyimpan barang atu pergudangan. Dapat juga nilai suatu benda bertambah karena adanya kegiatan yang membawa atau memindahkan benda itu ketempat lain yang lebih memperlukan ( Utility of place) misalnya jasa angkut”.

(10)

18

Dalam pelaksanan kegiatan produksi setiap pedagang sayur keliling dapat berupa modal, skill, tenaga kerja dan mesin. Pada umunya factor-factor produksi tidak diperoleh dengan cuma cuma.Faktor-fakator produksi dapat diperoleh dengan membeli atau menyewa. Faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan sejumlah hasil selama jangka waktu tertentu disebut biaya, ongkos atau cost”.

Biaya dapat dibedaakan menjadi 1) Biaya tetap

Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak

tergantung pada besar kecilnya produksi Pratama dan Mandala, (2008) misalnya sewa tanah, yang berupa uang, gedung dan lain-lain”. Biaya tetap ini selalu ada walaupun perusahaan tidak berproduksi barang.

2) Biaya variable

Biaya variable adalah biaya yang besaranya tergantung pada

(11)

19 3) Biaya total

Biaya total adalah keseluruhan biaya untuk mengasilkan

sejumlah hasil produksi selama juangka waktu tertentu (Pratama dan Manurung : 133) .

Biaya total dapat dirumuskan: TC: FC + VC

Dimana: TC = total cost atau biaya total

FC = total fixed costatau biaya tetap total

VC =total bioaya variable cost atau biaya variable total Jadi biaya produksi itu dapat berupa biaya tetap dan biaya variable. Salah satu biaya tersebut dapat mendominasi biaya produksi.

“Jiika sturktur biaya administrasi oleh TFC, berarti perusahaaan bersifat capital intensive, maka variabelitas pendapatan akan semakin tinggi, sebaliknya sturtur biaya didominasi oleh TVC, berarti perusahan itu bersifat labor intensive, maka variabelitas rendah.

(12)

20

Penerimaan penjualan mempunyai hubungan dengan harga dan jumlah barang yang terjual. Penerimaan penjualan dapat dirumuskan:

TR = P X Q

Dimana: TR : total revenvue atau penerimaaan P : Price atau harga persatuan

Q :quantity atau jumlah yang terjual

Kemampulabaan akan semakin tinggi bila perusahaan menaikan laba atau menekan kebutuhan modal, dari mana saja bahwa ada hubungan yang dinamis antara laba dan modal.

Suatu kenaikan laba mungkin merupakan hasil interaksi bermacam-macam faktor yaitu tingkat penjualan, kombinasi barang barangyang dijual, tingkat produksi, efektifitas organisasi manajemen, dan lain-lain. Kenaikan laba semakin harus dibarengi dengan kenaikan investasi, demikian juga modal yang ditanam.”

Kemampulaban dapat dibandingkan dengan kemampulabaan usaha lain agar diketahui op-ortunity costnya. Setelah dibandingkan, akan diketahui investasi mana yang lebih menguntungkan, misalnya jika keuntungan yang diperoleh pedagang sayur keliling membawa hasil dari pertanian agar hasil lebih besar dari pada keuntungan sekedar berdagang sayur keliling.

(13)

21

pedagang sayur kelilingdan hubungan antara variasi pekerjaan dan kemampulabaan pedagang sayur keliling. Penyajian tinjaun pustaka tentang hubungan hungan antara biaya hidup dan kemampulabaan pedagang disajikan sebagi berikut:

Semakin giat seseorang dalam bekerja, semakin banyak hasil atau pendapatan yang diperoleh. Jika pendapatan yang diperoleh pedagang semakin besar maka hal lain akan meningkat kemampulabaan.

Setelah kemampulabaan dihubungkan dengan biaya hidup , selnjutnya kemampulabaan dihubungkan dengan variasi pekerjaan pedagang sayur keliling penyajianya sebagi berikut.

2.1.2. Hubungan Anatara Variasi pekerjaan dan kemampulabaan pedagang sayur keliling.

Manusia harus bekerja untuk membiayai kebutuhan hidupnya, pekerjaan itu dapat berupa berdagang, menjadi guru, tukang dan lain-lain.

Jika pendapatan seseorang dari pekerjaan belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya, maka orang tersebutakan cenderung untuk mencari pekerjaan sampingan. Dari pendapatan sampingan diharapkan dapat menutup biaya hidup yang lain belum terpenuhi.

(14)

22

Semakin banyak pekerjaan yang dilakukan semakin besar pendapatan yang diperoleh.

2.2. Konsep Tentang Pedagang sayur keliling

Dalam konsep tentang pedagang sayur keliling menyajikan tentang pengertian sayur keliling, karekter pedagang sayur keliling menurut usahanya, proses kerja dari pedagang sayur keliling.

2.2.1. Pengertian tentang sayur keliling

Pedagang Sayur Keliling atau yang sering disebut dengan (Vegetable merchant circle) adalah salah satu usaha yang merupakan suatu kegiatan Perdagangan eceran dan melaksanakan pemberian jasa(http://harno-net.blogspot.com/2012/05/pengertian-pedagang-sayur-keliling.html).

Pedagang sayur keliling merupakan salah satu pekerjaan yang penting dalam mengurangi pengangguran. Dimana pekerjaan sayur kelilng menjadi pekerjaan yang transisi bagi mereka yang tidak mempunyai pekerjaan formal karena susahnya mencari pekerjaan di sektor formal.

(15)

23

merupakan kegiatan distribusi barang kemasyarakat. Menjadikan pekerjaan kelilig hampir menjadi pekerjaan utama bagi mereka yang menjalaninya karena dari pekerjaan ini cukup menjajikan untuk menopong kebutuhan sehari-hari dari pada bekerja dipabrik atau bekerja pada majikan.

Selain pekerjaan ini, pedagang juga masih bisa bekerja sampingan khususnya ketika dirumah, ini merupakan faktor pendorong bagi mereka menjalani usaha ini. Misalnya bertani, berkebun,berternak dan membuka usaha lain yang ada dirumah. (http://harno-net.blogspot.com/2012/05/pengertian-pedagang-sayur-keliling.html)

2.2.2. Karakteristik pedagang sayur keliling dilihat dari usahanya. Karakter dari pedagang sayur keliling dilihat dari UMKM,dan sektor informal.

2.2.2.1. Karakter pedagang sayur keliling dilihat dari UMKM ( Usaha mikro, kecil dan menengah)

Berdasarkan berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Berikut kutipan dari isi UU 20/2008 adalah:

(16)

24

memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Kriteria UMKM

No. URAIAN KRITERIA

ASSET OMZET

1 USAHA MIKRO Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta

2 USAHA KECIL > 50 Juta – 500 Juta > 300 Juta – 2,5 Miliar

3 USAHA

(17)

25

Berdasarkan penjelasan dari uu no.20 tahun 2008 maka posisi para pedagang sayur keliling termasuk dalam uasaha mikro dan usaha kecil yang berdasarkan penjelasan dan kreteria di atas, dikarenakan aset dari usaha ini paling besar adalah kisaran 40-50 juta. Kisaran itu terdapat pada merekayang mengunakan mobil untuk sayur keliling. Bagi mereka yang mengunakan sepeda motor, grobak atau pun dengan gendong tidak lebih dari 30 jutaan, sedang menurut keteria UMKM dengan modal segitu berada pada usaha mikro.Sedang omset rata –rata perhari saja berada dikisaran Rp 40 000,00-Rp 200 000,00 maka kalau dihitung kisaranpaling tinggi omset per bulan adalah Rp 200 000,00 x 30 hari adalah Rp 6.000 000 juta per bulanya. Kalau omzet dihitung selama setahun maka Rp 6.000.000,00 x 12 maka berada pada kisaran Rp 72.000.000,00 selama setahunya ini menujukan uasa ini merupakan usaha UMKM pada posisi usaha mikro baik dari sekala asset maupun omzetnya.

(18)

26

2.2.2.2.Kreteria Pedagang Sayur keliling berdasarkan sektor informal

Berdasarkan Undang-undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha kecil di jelaskan bahwa Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut atau jumlah penjualan tiap tahunya sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);

c. Milik Warga Negara Indonesia;

d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar;

e. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

(19)

27

Berdasarkan dari UU No.9 tahun 1995 dan ciri dari sektor informal untuk pedagang keliling maka penulis menyatakan semuanya masuk didalamnya. Sektor informal yang sering dipanadang sebagai pekerjaan pelengkap bagi mereka yang bekerja di sektor fomal di karenakan sebgaian pelakunya adalah mereka yang berpendidikan rendah dan modal sendiri, dengan modal yang sedikit. Selain itu mereka pelaku sektor informal dari kalangan tidak mampu sehingga dipastikan jauh dengan perusahaan-perusahaan besar.

2.2.3. Proses kerja dari pedagang keliling

Pedagang keliling memulai usaha dari sebelum tidur, mereka pada mempersiapkan brojong atau tempat lain yang digunakan untuk menaruh barang-barang dagangan yang akan dibawa besok. Sebelum berangkat biasanya mengecek sepeda bagi mereka yang membawa sepeda dan bronjong tidak lupa uang yang digunakan untuk belanja. Bagi mereka yang membawa mobil atau yang lainnya tidak jauh berbeda ketika mau berangkat.

(20)

28

ketahanan barang dan ketepatn barang dalam menaruhnya. Kira-kira dirasa sudah cukup mereka langsung berangkat untuk menjajakan barang yang mereka bawa untuk dijual pada konsumen.

Pedagang keliling biasanya menjual ke rute yang biasa mereka lewati tiap hari kepada para pembeli setianya, mereka mejual kepada konsumen yang terbiasa membeli dengan mereka dikarenakan lebih mudah dan sudah kenal baik dengan mereka yang membeli. Setelah mereka menjajakan dagangan kesemua konsumen setiap hari mereka langsung pulang menuju rumah untuk menghitung apakah untung apa rugi dari penjulannya. Ini merupakan kegiatan yang biasa mereka lakukan tiap harinya dari para pedagang sayur pagi di Ampel Boyolali.

2.3. Kemampulabaan Pedagang Keliling

Kemampulaban pedagang keliling merupakan suatu alat untuk dapat mengetahui seberapa besar laba yang diperoleh dari pedagang itu sendiri. Sebelum memulai usaha pasti seorang pedagang mempunyai modal guna untuk menjalankan usahanya, dalam melakukan usahanya tidak terlepas dari kata laba ketika menjalankan usahanya, tetapi tidak lepas pula dari kata rugi

(21)

29

sedikit dari modal awal. Diatas telah kita ketahui bagaimana cara mengitung kemampulabaan yang diperoleh. Laba yang terus menerus naik pasti akan menjadikan pedagang mengalami kemampulabaan yang positif sedang laba yang terus menerus menurun pasti akan mengalami kemampulabaan yang negatif. Bagi pedagang sayur keliling mereka akan menempuh bagai mana supaya laba yang dihasilkan naik mungkin dari banyaknya barang, keragaman dari barang yang dijajakan, dari person pedagang sendiri, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi pengurangan atau penambahan dari laba yang diperoleh sehingga menjadikan kemampulabaan yang aktif.

Kemampulabaan pedagang keliling menjadi tolak ukur pedagang apakah mampu bertahan lebih lama atau tidak. Laba yang sedikit bahkan rugi akan menjadikan seorang pedagang sayur keliling akan berhenti dalam menjalankan usahanya, namun sebaliknya jika pendapatan setabil atau meningkat akan menjadikan bertahannya seseorang dalam menekuni berjualan atau beralih yang lebih baik dari pedangang sayur keliling.

2.4. Penelitian Terdahulu

(22)

30

rendah karena lebih kecil dari 66,6%, atinya tingkat kemampulabaan petani sayur adalah rendah dikerenakan kuarang dari 66,6%, petani sayur Dusun Jubelan Desa Jubelan yang memiliki pekerjaan sampingan dengan kemampulabaan petani sayur dusun jubelan Desa Jubelan Kecamatan Sumowono terdapat perbedaan antara petani sayur yang memiliki pekerjaaaan dengan mereka yang memiliki pekerjaan mempunyai hubungan positif. Artinya semakin tinggi biaya hidup, semaikin tinggi pula kemampulabaan petani sayur. Terdapat perbedaan nyata antara petani yang mempunyai pekerjaan diluar bertani sayur dengan yang tidak mempunyai pekerjaan lain diluar bertani sayur, yang memiliki pekerjaaan lain mempunyai kemampulabaan lebih tinggi dari pada petani yang tidak memiliki pekerjaan selain bertani. Artinya ada perbedaan antara kemampulabaan petani sayur yang mempunyai pekerjaan selain bertani dengan kemampulabaan petani yang tidak mempunyai pekerjaan.

2.5. Kerangka konsep kemampulabaan

[image:22.595.97.509.175.735.2]

Penelitian ini merupakan sebuah konsep yang berfungsi untuk mejelaskan hubungan berbagai variabel yang diteliti. Kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagi berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Pendapatan dan Biaya terhadap Laba dan Kemampulabaan pedagang Sayur Keliling

Ket :

Y : Kemampulabaan X : Variasi Pekerjaan

Kemampulabaan

(23)

31 Keterangan:

Hubungan asosiatif, adalah suatu rumusan masalah penelitian yang yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Sugiyono ( 2010 : 36 ) Dalam penelitian ini menggambarkan hubungan asosiatif antara variabel ( Y ) Kemapulabaan dengan Variabel ( X ) Variasi Pekerjaan.

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Pendapatan dan Biaya terhadap Laba dan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Esa, yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, dan ridhoNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PENGADILAN AGAMA CILACAP KELAS 1A.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara pemenuhan kebutuhan kasih sayang dalam keluarga dengan kecenderungan depresi

 Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya  Guru menyajikan materi kamera dengan menggunakan sumber belajar berupa multimedia

23 rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Pengelolaan kelas yang melibatkan seluruh anggota kelas yang memiliki karakter yang berbeda sering kali menuntut kepekaan

Dengan melakukan pembelian Unit Penyertaan (subscription), Pemegang Unit Penyertaan dan Calon Pemegang Unit Penyertaan (”Nasabah”) memberikan persetujuan atas penghimpunan,

IMEDTECH VOL.2, NO.2, DESEMBER 2018 | 22 UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS DENGAN MELAKSANAKAN SUPERVISI AKADEMIK DI