A. Pengertian Metodologi Penelitian
Menurut Sugiyono (2010 : 6) metode penelitian pendidikandiartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Menurut Arikunto (2006 : 219) metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam pengumpulan data. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah yang dipakai dalam pengumpulan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian
(Arikunto, 2010:3). Penelitian ini menekankan pada pengumpulan data, menyusun data, analisis data dan interpretasi data.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang mendalam dan terperinci dari fenomena yang terjadi pada objek penelitian mengenai
penerapan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan tutor sebaya pada pokok bahasan bilangan bulat dan pecahan di kelas VII UPT. SMPN 1
Pragaan.
C. Penentuan Objek Penelitian 1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010:80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah semua siswa kelas VII UPT. SMPN 1 Pragaan sebanyak dua kelas yang berjumlah
38 siswa. Adapun populasi tersebut diurai pada tabel berikut : Tabel
Data populasi siswa kelas VII UPT. SMPN 1 Pragaan
Tahun pelajaran 2013/2014
Kelas Banyak siswa
Kelas VIII A 19
Kelas VIII B 19
Jumlah 38
Sumber data : Daftar Kelas 2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010 : 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Dalam penelitian ini dipilih kelas acak
sampel. Jadi, dari dua kelas mulai dari kelas VII A dan B terpilih satu kelas yaitu kelas VII A sebanyak 19 siswa yang akan diberikan pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan tutor sebaya. Kelas VII A merupakan kelas yang setara dengan kelas B di UPT. SMPN 1 Pragaan tahun pelajaran 2013/2014.
D. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, tujuan dalam penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2010:308). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data denganlembarangket dan tes.
I. Angket
Angket disebut juga kuesioner, Arikunto (2010 : 194) menyebutkan
kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Angket dalam penelitian ini berisikan sejumlah
pertanyaan tertulis yang mengungkapkan pengetahuan, sikap dan pendapat siswa tentang penerapan pembelajaran matematika di kelas. Lembar angket
diberikan setelah pemberian post tes.
Menurut Arikunto (2010 : 195), kelebihan dari penggunaan angket
adalah sebagai berikut :
a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden.
e. Dapat dibuat tes standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Menurut Arikunto (2010 : 195-196), kelemahan dari penggunaan angket adalah sebagai berikut :
a. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehinga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali
kepadanya.
b. Seringkali sukar dicari validitasnya.
c. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja
memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
d. Seringkali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. Menurut
penelitian, angket yang dikirim lewat pos angka pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20 % (Anderson).
e. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.
Cara mengatasi kelemahan angket adalah sebagai berikut :
a. Memberikan penjelasan kepada responden tentang pentingnya angket dalam penelitian dan memberikan penjelasan dari setiap pertanyaan. b. Meminta kepada responden untuk menjawab pertanyaan dengan benar atu
jujur.
2. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 2010:193). Tes ada dua yaitu tes essai objektif dan tes essai subjektif.Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes essai objektif
(essai), sehingga dengan demikian jawaban yang diinginkan adalah berbentuk uraian bebas.
Langkah-langkah membuat tes uraian sebagai berikut: a. Menyusun kisi-kisi soal (kisi – kisi instrument penilain) b. Membuat butir - butir soal
c. Membuat kunci jawaban
d. Melakukan uji coba instrument penelitian
Sebelum dilakukan penelitian, diperlukan uji coba terhadap instrument penelitian, uji coba instrument dilaksanakan di SMPN 1 Galis karena KKM disekolah tersebut sama dengan KKM di sekolah yang akan
diteliti, dimana uji coba instrument ini dilaksanakan pada kelas VII dengan 4 soal, yang bertujuan untuk mengetahui layak tidaknya tes, sesuai dengan
criteria sebagai berikut : a. Validitas Tes
Arikunto (2010 :211) berpendapat bahwa validitas adalah “ sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan”.Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas
tinngi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas tes, peneliti menggunakan
r
xy=
N Σ XY−(Σ X)(Σ Y)
√
(
N Σ X2−(Σ X)2
)
(N Σ Y2−(ΣY)2) (Arikunto,
2010 : 213)
Keterangan :
r
xy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel yΣ X = jumlah (variabel x)
ΣY = jumlah (variabel y)
ΣXY = jumlah perkalian x dan y
N = jumlah responden
Nilai dari perhitungan diatas, dikonversikan dengan criteria validitas, yaitu :
0,800 ≤ rxy≤ 1,00 : Sangat tinggi 0,600 ¿rxy≤ 0,800 : Tinggi 0,400 ¿rxy≤ 0,600 : Cukup 0,200 ¿rxy≤ 0,400 : Rendah 0,00 ¿rxy≤ 0,200 : Sangat rendah
(Arikunto, 2009 : 75)
Kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa suatu butir soal valid jika harga rhitung > rtabel pada taraf signifikan 5%. Tabel yang
digunakan adalah tabel r product moment. b. Reliabilitas Tes
Arikunto (2010 : 221) menyatakan bahwa “ Reliabilitas menunjuk
sudah baik”.Hal ini mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bias dipercaya.Rumus
yang digunakan untuk mencari reliabilitas tes digunakan rumus alpha sebagai berikut :
r
11=(
k
(k−1)
)
(
1− Σ σb2σt2
)
( Arikunto ,2010 :239 )
Keterangan :
r
11 = reliabilitas instrumenk = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σ σ b2 = jumlah varians butir
σ t2 = varians total
Sedangkan untuk memperoleh jumlah varians butir soal tes dicari
terlebih dahulu varians setiap butir soal dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
σ2
=
Σ X2−(Σ X)2 N N
(Arikunto, 2009:110)
Keterangan :
σ 2 = varian
Σ x2 = jumlah kuadrat skor butir
Σ x = jumlah skor butir
Setelah memperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya yaitu mengkonsultasikan dengan tabel r-prodact moment (taraf signifikan
5%). Jika r11> rtabel maka instrimen tersebut reliabel.
c. Tingkat Kesukaran
Menurut Arikunto (2009 : 207), soal yang baik adalah soal yang
tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya.
Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.Untuk mengukur tingkat kesukaran dalam
instrumen tes, rumus yang digunakan yaitu :
TK = ST IT
x 100% (Priatna, 2003:77)
Keterangan :
TK : Tingkat kesukaran
ST : Jumlah skor yang diperoleh siswa pada satu butir soal yaang
diolah.
IT : Jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada satu
butir soal tersebut.
Kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut :
0% - 15% : Sangat sukar 16% - 30% : Sukar 31% - 70% : Sedang
86% - 100%: Sangat mudah (Karnoto dalam Priatna, 2003 : 77) d. Daya Beda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah).(Arikunto, 2009 : 211).
Bagi suatu soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai
maupun siswa yang kurang pandai, maka soal itu tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda.Demikian pula jika semua siswa baik itu siswa yang pandai maupun siswa yang kurang pandai tidak dapat
menjawab dengan benar, maka soal tersebut tidak baik juga karena tidak mempunyai daya pembeda.Soal yang baik adalah soal yang dapat
dijawab benar oleh siswa-siswa yang pandai saja.
Penentuan daya pembeda butir soal dilakukan dengan cara mengurutkan skor siswa dari yang tertinggi ke terendah. Selanjutnya
mengambil 27% dari skor kelompok atas dan 27% dari skor kelompok bawah (Priatna, 2003 : 76).
Untuk mengetahui daya pembeda digunakan rumus sebagai berikut:
DP = SA−SB IA
x 100% (Priatna, 2003:77)
Keterangan :
DP : indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
SA : jumlah skor kelompok atas pada soal yang diolah
IA : jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah)
Kriteria tingkat daya pembeda yang digunakan adalah
Negatif – 10% : sangat buruk 10% - 19% : buruk
20% - 29% : agak baik
30% - 49% : baik
50% ke atas : sangat baik
Semua butir soal yang mempunyai nilai daya pembeda negatif sebaiknya dibuang (Karnoto dalam Priatna, 2003:77).
E. Teknik Analisis Data
Untuk memperoleh data dengan kelayakan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan tutor sebaya pada pembelajaran
matematika, digunakan analisis data deskriptif dengan menghitung : 1. Angket
Dalam mengetahui respon siswa terhadap penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan
pendekatan tutor sebaya peneliti menggunakan rumus penelitian dalam bentuk prosentase yang dihitung dengan rumus:
Keterangan:
A = Banyak siswa yang memilih “ya” B = Jumlah siswa (responden)
Respon siswa dianggap positif jika prosentase rata-rata jawaban siswa
yang menjawab “ya” ¿ 60%, sedangkan respon siswa dianggap negatif
jika prosentase rata-rata jawaban siswa yang menjawab “ya”< 60%.
2. Tes
Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes yang dilakukan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Seorang siswa secara
individu dikatakan tuntas belajarnya apabila ia memperoleh nilai minimal 73 (KKM UPT. SMPN 1 Pragaan untuk bidang studi matematika). Menurut
Depdikbud dalam Trianto (2009:241), suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya. Ketuntasan belajar dapat dicari dengan
menggunakan rumus:
Ketuntasan belajar secara klasikal =
∑
x∑
N×1000 0
(Arafiq dalam Wildan,
2011:43) Keterangan : ∑ x : Jumlah siswa yang tuntas belajar secara individu