• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI COPING MURID TAREKAT SYADZILIYAH (Studi Kasus di Pondok PETA Tulungagung) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI COPING MURID TAREKAT SYADZILIYAH (Studi Kasus di Pondok PETA Tulungagung) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

104 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan analisis data diatas, maka dapat disimpulkan mengenai Strategi Coping Murid Tarekat Syadziliyah Pondok Pesulukan Tarekat Agung (PETA) Tulungagung sebagai berikut:

1. Gambaran strategi coping murid tarekat syadziliyah yang telah didapat dari ketiga subyek ialah positive reappraisal aspek emotional focused coping. Possitive reapprasial berarti kemampuan individu dalam mengatasi masalah dengan mencoba untuk membuat suatu arti positif dengan sifat religius. Hal ini dilakukan subyek dalam mengatasi setiap permasalahan yang sedang dihadapi, dengan cara mengamalkan amalan yang telah diberikan mursyid dengan tujuan agar mendapatkan ketenangan batin sehingga akan lebih siap dalam setiap mengatasi permasalahan. Pemilihan strategi coping ketiga subyek dipengaruhi dari beberapa hal yakni lama mengikuti tarekat, jumlah amalan yang diberikan serta usia subyek penelitian.

(2)

105

mengamalkan amalan dan ajaran tarekat yang telah diajarkan, menjadikan ketenangan batin yang luar biasa sehingga semua permasalahan terasa ringan. Ketiga subyek menyatakan bahwa amalan tersebut dapat meminimalisir tingkat tekanan yang dialami individu ketika menghadapi permasalahan.

B. Saran

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi coping murid tarekat Syadziliyah Pondok Pesulukan Tarekat Agung (PETA) Tulungagung. Penulis ingin menyampaikan beberapa saran dan masukan diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi Murid Tarekat

Setiap individu memiliki suatu permasalahan yang beragam, sehingga menimbulkan stress. Individu yang memiliki banyak masalah tidak jarang memiliki sikap yang tidak stabil dan kearah perilaku negatif, namun menempuh jalan tasawuf dengan mengikuti tarekat merupakan salah satu solusi untuk menetralisir tingkat stressor yang dihadapi. Meski telah mendapatkan amalan, beberapa murid terkadang masih kurang dapat mengontrol kondisi emosionalnya dalam kondisi tertentu. Hal tersebut dapat disebabkan oleh faktor usia, lamanya mengikuti tarekat maupun intensitas individu dalam mengamalkan ijazah dari mursyid. Dengan demikian, seharusnya murid tarekat yang telah

(3)

106

mengamalkannya sehingga segala permasalahan dapat diatasi dengan tenang dan perilaku yang positif.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian tentang strategi coping murid tarekat syadziliyah di Pondok PETA ini merupakan suatu permasalahan yang masih memerlukan penelitian lebih lanjut, dan meneliti hal-hal yang menarik pada murid tarekat terkait dengan gambaran dinamika kepribadian maupun konsep diri individu yang telah mengikuti tarekat.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan pelatihan pengembangan pendidikan karakter melalui internalisasi nilai- nilai karakter dalam pembelajaran di kelas, dikatakan berhasil dengan disusunnya RPP

Titik trisnawati (2013) penelitian sekarang Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada bagian sales pada PT Adi Citra Prima Kencana (tupperware) malang Variabel bebas:

Untuk keperluan pembuktian kualifikasi teknis mohon diharapkan untuk dapat. dihadirkan team leader sebagai penanggungjawab teknis lapangan dalam

Koin dilemparkan oleh Wasit untuk menentukan tim mana yang akan diberi pallina dan memilih warna bola ATAU Kapten dari kedua tim melakukan bola ATAU Kapten dari kedua tim

Dalam berkomunikasi, para kaskuser menggunakan ragam bahasa tertentu yang berbeda dengan bahasa sehari-hari, Ragam bahasa ini merupakan campuran dari berbagai

Sehubungan dengan telah berakhirnya masa sanggah hasil pelelangan untuk Pekerjaan Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Pusat

Necessity about information that obtained from media more and more be recognized by society. 

Fiksasi adalah perkembangan yang seolah-olah berhenti pada suatu fase tertentu, di mana di sini terdapat kebiasaan-kebiasaan dan pola penyesuaian diri yang bersifat kekanak-kanakan