• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol.14 No.1 Januari 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Vol.14 No.1 Januari 2013"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

FakultaS EkoNomI

universitas malikussaleh

JouRNal oF

Economic

management

& Business

Pengaruh Pergerakan Rasio Proitabilitas Terhadap Harga Saham Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

Muammar Khaddai 1

Analisis Kelayakan Investasi Terhadap Modal Kerja Pada Perusahaan Bursa Efek Indonesia

Kasus Pada Perusahaan LQ45

Ristati dan Masyithah 23

Pembagian Kerja Dalam Upaya Efektivitas Kerja Karyawan

Mohd. Heikal 37

Pengaruh Giro, Tabungan dan Deposito Berjangka Terhadap Jumlah Kredit yang Diberikan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk.

N u r l e l a 45

Exploring Corporate Social Responsibility Practices In Tourism Industry After Tsunami Disaster In Aceh

Agustinawati 57

Analisis Kesenjangan Produktivitas Kakao Perkebunan Rakyat di Provinsi Aceh

M a w a r d a t i 65

Pengaruh Cash Conversion Cycle, Firm Size, Fixed Financial Assets Ratio, dan Financial Debt Ratio Terhadap Return On Invesment Pada

Perusahaan Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia

Iswadi dan Masniar 71

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan Pupuk Urea Nonsubsidi pada PT. Pupuk Iskandar Muda Provinsi Aceh

Faisal Matriadi, T. Edyansyah dan Saifuddin 83

Penerapan Analisis Cluster Dalam Pengelompokan Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh Berdasarkan Indikator Kesejahteraan Rakyat

Nurhasanah 99

Pengaruh Faktor Intrinsik Dan Ektrinsik Terhadap Minat Berwirausaha Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

(2)
(3)

FakultaS EkoNomI

universitas malikussaleh

JouRNal oF

Economic

management

& Business

Pengaruh Pergerakan Rasio Proitabilitas Terhadap Harga Saham Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

Muammar Khaddai 1

Analisis Kelayakan Investasi Terhadap Modal Kerja Pada Perusahaan Bursa Efek Indonesia

Kasus Pada Perusahaan LQ45

Ristati dan Masyithah 23

Pembagian Kerja Dalam Upaya Efektivitas Kerja Karyawan

Mohd. Heikal 37

Pengaruh Giro, Tabungan dan Deposito Berjangka Terhadap Jumlah Kredit yang Diberikan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk.

N u r l e l a 45

Exploring Corporate Social Responsibility Practices In Tourism Industry After Tsunami Disaster In Aceh

Agustinawati 57

Analisis Kesenjangan Produktivitas Kakao Perkebunan Rakyat di Provinsi Aceh

M a w a r d a t i 65

Pengaruh Cash Conversion Cycle, Firm Size, Fixed Financial Assets Ratio, dan Financial Debt Ratio Terhadap Return On Invesment Pada

Perusahaan Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia

Iswadi dan Masniar 71

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan Pupuk Urea Nonsubsidi pada PT. Pupuk Iskandar Muda Provinsi Aceh

Faisal Matriadi, T. Edyansyah dan Saifuddin 83

Penerapan Analisis Cluster Dalam Pengelompokan Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh Berdasarkan Indikator Kesejahteraan Rakyat

Nurhasanah 99

Pengaruh Faktor Intrinsik Dan Ektrinsik Terhadap Minat Berwirausaha Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

(4)

Diterbitkan Oleh :

Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

Dewan Penasehat/Advisory Board Rektor Universitas Malikussaleh

Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

Ketua Penyunting/ Chief Editor Wahyuddin (Chief)

Pengelola Penyunting/Managing Editor Khairil Anwar (Chief)

Iswadi, Anwar Puteh, Ichsan, Ghazali Syamni, Damanhur, Naufal Bachri, Husaini, Yulbahri

Penasehat Editorial dan Dewan Redaksi/ Editorial Advisory and Review Board

Prof. A. Hadi Ariin (Unimal), Jullimursyida, Ph.D (Unimal), Adi Aif Zakaria, Ph.D (UI), Zafri Ananto Husodo, Ph.D (UI),

Fachruzzaman (UNIB), Erlina, Ph.D (USU), Muhammad Nasir, Ph.D (USK), Sofyan Syahnur, Ph.D (USK), Tafdil Husni, Ph.D (UNAND),

Jeliteng Pribadi, MA (USK),

Sirkulasi & Secretary :

Kusnandar Zainuddin, Fuadi, Karmila, Ismail

Kantor Penyunting/Editorial Ofice

Kampus Bukit Indah P.O. Box. 141 Lhokseumawe Telp. (0645) 7014461 Fax. (0645) 56941 E-mail : [email protected] - Hompage: www.fe-unimal.org/jurnal/emabis

Jurnal E-Mabis Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh diterbitkan sejak tahun 2000 sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Malikussaleh nomor SK. No.34/UM.H/KP/2000

Jurnal E-Mabis diterbitkan oleh FE Unimal bekerjasama dengan ISEI Lhokseumawe Dekan : Wahyuddin, Pembantu Dekan I : Khairil Anwar, Pembantu Dekan II: Iswadi, Pembantu Dekan III : Anwar Puteh, Pembantu Dekan IV : Ichsan

Jurnal E-Mabis terbit 4 kali setahun pada bulan Januari, April, Juli, dan Oktober.

ISSN : 1412-968X. keputusan terbit 4 kali setahun mulai Edisi Vol.13 Nomor: 1, Januari 2012

E-MABIS

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

(5)

Pengaruh Pergerakan Rasio Proitabilitas Terhadap Harga Saham Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

Muammar Khaddai 1

Analisis Kelayakan Investasi Terhadap Modal Kerja Pada Perusahaan Bursa Efek Indonesia

Kasus Pada Perusahaan LQ45

Ristati dan Masyithah 23

Pembagian Kerja Dalam Upaya Efektivitas Kerja Karyawan

Mohd. Heikal 37

Pengaruh Giro, Tabungan dan Deposito Berjangka Terhadap Jumlah Kredit yang Diberikan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk.

N u r l e l a 45

Exploring Corporate Social Responsibility Practices In Tourism Industry After Tsunami Disaster In Aceh

Agustinawati 57

Analisis Kesenjangan Produktivitas Kakao Perkebunan Rakyat di Provinsi Aceh

M a w a r d a t i 65

Pengaruh Cash Conversion Cycle, Firm Size, Fixed Financial Assets Ratio, dan Financial Debt Ratio Terhadap Return On Invesment Pada

Perusahaan Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia

Iswadi dan Masniar 71

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan Pupuk Urea Nonsubsidi pada PT. Pupuk Iskandar Muda Provinsi Aceh

Faisal Matriadi, T. Edyansyah dan Saifuddin 83

Penerapan Analisis Cluster Dalam Pengelompokan Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh Berdasarkan Indikator Kesejahteraan Rakyat

Nurhasanah 99

Pengaruh Faktor Intrinsik Dan Ektrinsik Terhadap Minat Berwirausaha Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

(6)
(7)

PEngaruH PErgEraKan rasio

ProfitaBilitas tErHaDaP Harga saHam

Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

muammar KHaDDafi

Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

This study describes the effect of movement proitability ratio as measured by

ROA, ROE, GPM, OPM, NPM, and EPS which are independent variables with the stock price as the dependent variable. This study aimed to examine whether the

inancial ratios affect stock returns. This study aims to demonstrate empirically the effect of proitability ratios consisting of ROA, ROE, GPM, OPM, NPM, and EPS

partially or simultaneously on stock prices of manufacturing companies in Indonesia

Stock Exchange as well as to determine the ratio of the dominant inluence of

manufacturing company stock price on the Indonesia Stock Exchange. The approach used in this study is a quantitative approach that serves to test the hypotheses proposed in the study and to answer the problem in this study. Samples taken as many as 33 companies listed on the Stock Exchange and its shares diperdagnagkan

active and have a positive proitability during the year 2002-2006. to obtain the

required information was data collection through the documentation process. Analytical tool used is multiple linear regression analysis. The analysis showed that

proitability is composed of ROA, ROE, GPM, OPM, NPM, and EPS simultaneously

affect the stock price companies listed in Indonesia Stock Exchange. Financial ratios partial effect on stock prices companies listed in Indonesia Stock Exchange is the ratio of ROE, EPS GPM and thus directly affect the price ratio of the dominant stock companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

(8)

PEnDaHuluan

Perkembangan pasar modal sebagai lembaga piranti investasi memiliki fungsi ekonomi dan keuangan yang semakin di perlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif dan penghimpun dana (Suad Husnan, 2005 :4). dalam fungsi ekonominya pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang mempunyai kelebihan dana) ke borrower

(pihak yang memerlukan dana) dengan menginvestasikan dana yang mereka miliki,

lender mengharapkan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut dari sisi

borrower, tersedianya dana dari pihak luar

lender memungkinkan mereka melakukan

investasi tanpa harus menunggu tersedinya dana hasil operasi perusahaan. dalam fungsi keuangannya dilakukan dengan menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut (Suad Husnan, 2005 : 4).

Investor harus melakukan penilaian terhadap prospek kinerja emiten untuk melakukan investasi, karena pada umumnya hampir semua investasi (khususnya saham) mengandung unsur ketidakpastian. Investor harus melakukan evaluasi dan analisis terhadap fak-tor yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan emiten di masa yang akan datang, sehingga investor dapat memperkecil kerugian yang timbul

seminimal mungkin dari adanya luktuasi

pertumbuhan dan perkembangan emiten yang bersangkutan. Pengambilan keputusan untuk investasi tergantung dari berbagai faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah dari kondisi keuangan emiten yang digambarkan dalam rasio keuntungan abilitas

(proitabilitas). Dengan melakukan analisis rasio keuntungan abilitas (proitabilitas)

investor dapat memproyeksikan dan menilai kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi calon investor atau investor.

Pengambilan keputusan investasi

dalam saham memerlukan pertimbangan-pertimbangan, perhitungan-perhitungan, dari analisis yang mendalam untuk menjamin keamanan dana yang diinvestasikan serta keuntungan yang diharapkan oleh investor. Calon investor harus mengetahui keadaan serta prospek perusahaan yang menjual surat berharganya. Hal ini dapat diperoleh dengan mempelajari dan menganalisis informasi yang relevan. Suatu informasi dikatakan relevan bagi investor jika informasi tersebut mampu mempengaruhi keputusan investor untuk melakukan transaksi di pasar modal yang tercermin pada perubahan harga.

Pergerakan harga saham di bursa efek umumnya diramalkan pemodal dan pialang dengan analisis teknikal dan fundamental. Analisis teknikal adalah sebuah metode peramalan gerak harga saham, indeks atau instrumen keuangan lainnya dengan

menggunakan graik berdasarkan data

historis (Fakhruddin, Firmansyah dan Hadianto, 2001: 21). Sedangkan analisis fundamental adalah suatu metode peramalan harga saham dengan mempelajari kinerja perusahaan (Ghozali dan Sugianto, 2002). Analisis fundamental menganggap bahwa

harga saham merupakan releksi dari nilai

perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam melakukan penelitian suatu saham melalui pendekatan fundamental dapat digunakan informasi akuntansi dengan teknik analisis rasio keuangan yang merupakan hasil perhitungan lebih lanjut dari laporan keuangan (Subekti, 1999: 34).

dari berbagai rasio keuangan terdapat beberapa rasio dan informasi keuangan perusahaan yang dapat digunakan untuk memprediksi return saham. Robbert Ang (1979) menyatakan bahwa rasio keuangan dikelompokan dalam lima jenis yaitu : (1) rasio likuiditas; (2) rasio aktivitas; (3) rasio

proitabilitas; (4) rasio solvabilitas (leverage);

dan (5) rasio pasar.

Rasio proitabilitas terdiri dari enam

rasio yaitu :

(9)

3. Net Proit Margin (NPM)

4. Return On Asset (ROA) atau sering dise-but Return On Investment (ROI)

5. Return On Equity (ROE)

6. Operating Ratio (OPR)

Rasio proitabilitas yang digunakan

sebagai variabel independent adalah Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE),

Net Proit Margin (NPM), dan Earning Per

Share (EPS) terhadap harga saham.

tinJauan tEoritis

Pasar modal

Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. dengan demikian, pasar modal dapat juga diartikan sebagai sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Menurut Sitompul (2000:3), pengertian pasar modal yang dalam bahasa inggris disebut dengan stock exchange atau stock market, adalah “an organized market or exchange where shares (stocks) are traded”, yaitu suatu pasar yang terorganisir di mana berbagai jenis efek-efek diperdagangkan.

Tandelilin (2001:13) mendeinisikan

pengertian pasar modal sebagai “pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri”, yang berarti pasar modal merupakan suatu tempat di mana berbagai instrumen keuangan jangka panjang diperdagangkan.

Sundjaja dan Barlian (2003:424), membagi pengertian pasar modal dalam arti sempit dan dalam arti luas :

1. Pengertian dalam arti sempit

Pasar modal merupakan kegiatan yang mempertemukan penjual dan pembeli

dana jangka panjang. 2. Pengertian dalam arti luas

a. Pasar modal adalah keseluruhan sistem keuangan yang terorganisasi termasuk bank-bank komersil dan semua perantara di bidang keuangan serta surat-surat berharga jangka pan-jang dan pendek.

b. Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisir dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjang-ka waktu lebih dari satu tahun) ter-masuk saham, obligasi, hipotek, dan tabungan serta deposito berjangka.

Berdasarkan pengertian pasar modal dalam arti sempit yang dikemukakan di atas, berarti bahwa pasar modal merupakan wahana tempat bertemunya para penawar dana jangka panjang (disebut juga dengan kreditor) atau calon investor yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana (disebut juga dengan debitor) yaitu, perusahaan emiten yang terdaftar di pasar modal tersebut, sedangkan pengertian pasar modal dalam arti luas berarti bahwa pasar modal merupakan sebuah institusi keuangan tempat berlangsungnya perdagangan berbagai jenis instrument pasar modal seperti saham, obligasi, hipotek, tabungan dan lain sebagainya.

Peranan Pasar modal

(10)

imbalan (return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas.

tujuan Pasar modal

Sebagai sebuah pasar tempat berlangsungnya perdagangan berbagai jenis efek jangka panjang, pasar modal memiliki beberapa tujuan. Sundjaja dan Barlian (2003:425) mengatakan bahwa “tujuan pasar modal Indonesia adalah untuk mempercepat proses perluasan pengikutsertaan masyarakat dalam pemilikan saham perusahaan dan memeratakan pendapatan masyarakat melalui pemerataan pemilikan saham”. dengan adanya pasar modal, diharapkan agar masyarakat dapat ikut serta menanamkan dananya disuatu perusahaan sehingga masyarakat juga mempunyai hak atas perusahaan tersebut, sesuai dengan porsi kepemilikan sahamnya masing-masing, sehingga hal ini akan menciptakan pemerataan pendapatan masyarakat karena pemilikan saham perusahaan tidak hanya dikuasai oleh pihak-pihak tertentu saja, yang berarti setiap masyarakat yang ikut serta berinvestasi dapat memperoleh kesempatan untuk menikmati keuntungan yang dapat berasal dari capital gain (selisih lebih harga jual saham dengan harga saat belinya) maupun yang berasal dari pembagian dividen. Selain itu, pasar modal

juga memiliki tujuan untuk menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dan penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif. Ini berarti bahwa dengan adanya pasar modal diharapkan agar masyarakat bersemangat untuk aktif menginvestasikan kelebihan dananya ke dalam pasar modal, sehingga dana tersebut dapat digunakan secara produktif oleh pihak yang membutuhkan dana. dengan begitu kelebihan dana bagi masyarakat calon investor tidak menjadi idle cash dan dapat digunakan untuk diinvestasikan kembali. dan bagi perusahaan yang membutuhkan dana (emiten) juga dapat menggunakan dana tersebut untuk perluasan usahanya tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan.

manfaat Pasar modal

darmadji dan Fakhruddin (2001:2) mengatakan bahwa keberadaan pasar modal memiliki beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut :

1. Menyediakan sumber pembiayaan jang-ka panjang bagi dunia usaha sejang-kaligus memungkinkan alokasi sumber dana se-cara optimal.

2. Memberikan wahana investasi bagi in-vestor sekaligus memungkinkan upaya

diversiikasi.

3. Menyediakan leading indicator bagi tren ekonomi negara.

4. Penyebaran kepemilikan keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan iklim berusaha yang sehat.

5. menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.

6. memberikan kesempatan memiliki peru -sahaan yang sehat dan mempunyai pros-pek.

7. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui

keterbuka-an, likuiditas, dan diversiikasi investasi.

(11)

keterbukaan, mendorong pemanfaatan manajemen profesional.

10. Sumber pembiayaan dana jangka pan-jang bagi emiten.

dengan adanya pasar modal, diharapkan bahwa perekonomian di suatu negara akan berjalan lancar dan dapat berkembang sejalan dengan era globalisasi. Hal itu dapat tercapai karena dengan adanya pasar modal akan memberikan banyak manfaat bagi banyak pihak, seperti perusahaan (emiten) yang listing di bursa, masyarakat pemodal, masyarakat pada umumnya, pemerintah negara itu sendiri, maupun masyarakat dan pemerintah negara lain yang turut melakukan kegiatan investasinya di pasar modal negara yang bersangkutan. Perusahaan (emiten) yang listing di pasar modal mendapatkan manfaat karena dapat memperoleh dana dalam jumlah besar yang dapat digunakan untuk perluasan usaha atau untuk tujuan lain, tanpa harus menunggu tersedianya dana yang berasal dari hasil operasi perusahaan. Masyarakat pemodal mendapatkan manfaat karena mempunyai wadah investasi alternatif selain bank yang bisa memberikan peluang keuntungan atau return. Masyarakat pada umumnya mendapatkan manfaat karena dengan adanya pasar modal yang dapat menjadi alternatif pembiayaan bagi perusahaan-perusahaan yang listing di pasar modal, maka seyogyanya perusahaan-perusahaan tersebut akan dapat beroperasi dengan

efektif dan eisien dan dapat memperluas

usahanya, yang berarti akan menambah jumlah lapangan kerja yang tersedia. Bagi pemerintah akan mendapatkan manfaat karena dengan adanya pasar modal, perekonomian negara akan bisa berjalan dengan baik, dan bagi masyarakat dan negara lain yang ikut serta menanamkan dananya di pasar modal negara bersangkutan, akan mendapatkan manfaat karena mempunyai alternatif investasi lain selain di negara sendiri, yang mungkin akan memberikan peluang keuntungan yang lebih baik.

Jenis Pasar modal

Pada dasarnya, pasar modal dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu :

1. Pasar Perdana 2. Pasar Sekunder

Pasar perdana merupakan tempat untuk pertama kalinya saham perusahaan dijual kepada masyarakat umum melalui pejamin emisi. Besarnya harga saham di pasar perdana ditetapkan atas dasar kesepakatan antara emiten dan underwriter di bawah pengawasan Bapepam. Pasar sekunder merupakan pasar sesungguhnya, dimana para pialang bisa menjual atau membeli saham perusahaan yang terdaftar di bursa. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar dengan pengawasan dari Bapepem.

instrumen Pasar modal

a. Saham Biasa (Common Stocks)

dari berbagai jenis surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa (common stocks) adalah yang paling dikenal masyarakat dan paling banyak ditransaksikan. Secara sederhana, saham

dapat dideinisikan sebagai tanda pe -nyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud-nya adalah berupa selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.

b. Saham Preferen (Preferred Stocks)

(12)

me-miliki klaim atas dan aktiva sebelumnya, dividennya tetap selama masa berlaku saham, memiliki hak tebus dan dapat di-pertukarkan (convertible) dengan saham biasa.

c. Obligasi

Obligasi adalah surat berharga atau

serti-ikat yang berisi kontrak antara pemberi

pinjaman (dalam hal ini pemilik modal) dengan yang diberi pinjaman (emiten). d. Obligasi Konversi

Sekilas obligasi konversi tidak ada be-danya dengan obligasi biasa, misalnya memberikan pendapatan bunga yang tetap, memiliki tanggal jatuh tempo dan memiliki nilai pari, namun obligasi kon-versi memiliki keunikan, yaitu bisa ditu-kar dengan saham biasa.

e. Reksa dana

Reksa dana (mutual fund) adalah sertii -kat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksa dana (disebut juga dengan manajer in-vestasi), untuk digunakan sebagai modal dalam berinvestasi di pasar uang atau pasar modal.

f. Right Issue

Right issue merupakan hak bagi pemilik modal yang membeli saham baru yang dikeluarkan emiten Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat harus membelinya. Right issue berbeda dengan saham bonus dan dividen saham yang secara otomatis diterima oleh pemegang saham.

g. Waran

Waran merupakan hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran diter-bitkan pada saat yang bersamaan dengan saham biasa dan obligasi. Waran dite-bitkan dengan tujuan agar pemodal ter-tarik untuk membeli obligasi atau saham yang diterbitkan emiten. Apabila emiten menerbitkan obligasi dengan suku bunga yang lebih rendah dari pada suku bunga bank, tentu pemodal akan lebih tertarik untuk menginvestasikan dananya ke

bank dari pada membeli obligasi terse-but. Namun apabila emiten menerbitkan obligasi dengan tingkat suku bunga yang tinggi tentu memberatkan emiten. Jadi untuk menarik minat pemodal, emiten akan menerbitkan obligasi yang memi-liki waran.

Keuntungan dan Kerugian investasi di Pasar modal

Investasi di pasar modal bisa memberikan keuntungan kepada calon investor, namun bisa juga memberikan kerugian bagi calon investor. Keuntungan investasi di pasar modal yaitu mendapatkan :

1. Laba Kapital, yaitu keuntungan dari ha-sil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dari nilai beli sahamnya.

2. dividen, yaitu bagian keuntungan pe-rusahaan yang dibagikan kepada peme-gang saham.

3. Peningkatan nilai saham, sejalan dengan waktu dan perkembangan kinerja peru-sahaan, seperti juga tanah atau aktiva berharga sejenis. Investor jangka panjang mengandalkan kenaikan nilai saham ini untuk meraih keuntungan dari investasi saham. Investor seperti ini membeli sa-ham dan penyimpanannya untuk jangka waktu lama (tahunan) dan selama masa itu mereka memperoleh manfaat dari dividen yang dibayarkan perusahaan se-tiap periode tertentu.

4. Saham juga dapat dijaminkan ke bank untuk memperoleh kredit, sebagai agu-nan tambahan dari aguagu-nan pokok.

Seperti telah dinyatakan sebelumnya, investasi di pasar modal bukan investasi tanpa risiko. Kerugian investasi di pasar modal antara lain :

1. Rugi Kapital, yaitu kerugian dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara ni-lai jual yang lebih rendah dari nini-lai beli saham.

(13)

di-kurangi total hasil yang diperoleh dari total investasi.

3. Likuidasi, yaitu kerugian karena perusa-haan dilikuidasi di mana nilai likuidasin-ya lebih rendah dari harga beli saham.

saham

Salah satu efek yang paling populer diperdagangkan di pasar modal adalah saham. Menurut Basir dan Fakhruddin (2005:11), yang dimaksud dengan saham (stock) adalah “surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seorang investor di dalam suatu perusahaan”. Artinya, jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, berarti dia telah menyertakan modal ke dalam perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. dalam kegiatan perdagangan di bursa efek, saham yang diperjualbelikan di pasar modal ini berbeda jenis tingkatannya, perbedaan ini tersusun berdasarkan nilai jaminan yang diberikan oleh saham tersebut.

Menurut darmadji dan Fakhruddin (2001:5), yang dimaksud dengan saham adalah “tanda penyertaan perseroan terbatas”. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.

Tandelilin (2001:18) mengatakan bahwa saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan.

Jenis-jenis saham

Menurut Tandelilin (2001:18), saham dapat dibedakan atas :

1. Saham Biasa, yaitu sekuritas yang menun-jukkan bahwa pemgang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. Oleh karena

itu, pemegang saham mempunyai hak suara (voting rights) untuk memilih di-rektur ataupun manajemen perusahaan dan ikut berperan dalam pengambilan keputusan penting perusahaan dalam rapat umum pemegang saham (RuPS). 2. Saham preferen, yaitu saham yang

mem-punyai kombinasi karakteristik gabun-gan dari obligasi dan saham biasa, karena saham preferen memberikan pendapatan yang tetap seperti halnya obligasi, dan juga mendapatkan hak kepemilikan sep-erti pada saham biasa.

di antara saham biasa dan saham preferen, yang lebih menarik minat investor biasanya adalah saham preferen, karena saham preferen memiliki beberapa keistimewaan dibandingkan dengan saham biasa, yaitu bahwa pemegang saham preferen akan mendapatkan hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran kewajiban pemegang obligasi dan uang (sebelum pemegang saham biasa mendapatkan haknya). Namun dibalik keistimewaannya tersebut, saham preferen juga memiliki kelemahan bila dibandingkan dengan saham biasa, yaitu bahwa saham preferen tidak memberikan hak suara kepada pemegangnya untuk memilih direksi ataupun manajemen perusahaan, seperti layaknya saham biasa.

Sitompul (2000:4) mengatakan bahwa menurut tingkatan dalam perdagangan saham tersebut, saham-saham dapat dibedakan atas :

1. Saham utilitas (Utility Stock)

Saham ini merupakan saham yang dike-luarkan oleh perusahaan yang meny-elenggarakan kegiatan usaha di bidang sarana dan prasarana umum, misalnya telekomunikasi, listrik, energi, dan yang berkaitan dengan kepentingan umum lainnya.

2. Saham Blue Chip (Blue Chip Stock)

(14)

san-gat mapan misalnya perusahaan-perusa-haan multinasional seperti IBM, General Electrics dan sebagainya, di Indonesia misalnya Astra.

3. Saham Perusahaan Berkembang ( Es-tablish Growth Stock), yaitu saham dari perusahaan yang sedang berkembang dengan pesat. Saham perusahaan seperti ini menjanjikan keuntungan yang besar dimasa depan. Perusahaan tersebut bi-asanya memiliki pertumbuhan yang baik

namun kekuatan inansialnya kurang se -hingga memerlukan investasi yang rela-tif besar untuk mendukung pertumbu-han bisnisnya. Menanamkan modal pada perusahaan ini penuh risiko namun bila pertumbuhan berhasil baik maka para pemodal akan mendapat keuntungan besar yang sesuai dengan risiko yang di-hadapi. Saham perusahaan ini biasanya dijual dengan harga yang relatif rendah produksi atau jasa yang dihasilkannya. Penghasilan yang didapat perusahaan ini sebagian besar digunakan untuk mendu-kung pemasaran produksi atau jasanya. 5. Saham Perusahaan Penny (Penny Stock)

Saham jenis ini merupakan saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang baru memulai usahanya dan tentunya memer-lukan dana yang besar untuk menjalank-an bisnisnya.

Saham utilitas (utility stock) banyak diminati oleh para pemodal sebab sampai sekarang kebanyakan dari perusahaan tersebut memegang monopoli dari pemerintah, dengan demikian berisiko kecil meskipun tidak dapat dikatakan tidak mempunyai risiko. demikian juga dengan saham blue chip (blue chip stock), walaupun merupakan saham dari perusahaan-perusahaan besar yang sudah sangat mapan, tidak menjamin bahwa menanamkan modal

di perusahaan tersebut tidak memiliki risiko, karena dengan besarnya perusahaan maka biasanya dividen yang diterima para pemodal akan kecil jumlah per sahamnya sehingga bagi pemodal-pemodal kecil tidak begitu menguntungkan.

Bagi pemodal yang menginginkan investasi jangka panjang akan sangat menguntungkan bila membeli saham dari perusahaan berkembang (establish growth stock) karena sejalan dengan perkembangan perusahaan maka akan terjadi kenaikan harga sahamnya.

Risiko pemodal yang menanamkan dananya di perusahaan dengan jenis saham perusahaan tumbuh (emerging growth stock) lebih besar karena dapat saja dalam prakteknya perusahaan seperti ini tidak mampu mengembangkan diri dan mengalami kematian, sedangkan pemodal yang memiliki saham perusahaan penny (penny stock) harus siap menerima risiko kehilangan seluruh investasinya.

Menurut darmadji dan Fakhruddin

(2001:6), ada beberapa sudut pandang untuk

membedakan saham yaitu :

1. ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas :

a. Saham Biasa (Common Stocks), yaitu saham yang menempatkan pemi-liknya paling yunior terhadap pem-bagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusa-haan tersebut dilikuidasi.

b. Saham Preferen (Preferred Stocks), yaitu saham yang memiliki karakter-istik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasil-kan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak men-datangkan hasil seperti yang dikehen-daki investor.

2. ditinjau dari segi cara peralihannya, maka saham dapat dibedakan atas : a. Saham Atas unjuk (Bearer Stocks),

(15)

dip-indahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.

b. Saham Atas Nama (Registered Stocks), merupakan saham yang ditulis den-gan jelas siapa nama pemiliknya, di-mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

3. ditinjau dari segi kinerja perdagangan-nya, maka saham dapat dibedakan atas : a. Blue-Chip Stocks, yaitu saham biasa

dari suatu perusahaan yang memi-liki reputasi tinggi, sebagi leader di industri sejenis, memiliki pendapa-tan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

b. Income Stocks, yaitu saham dari sua-tu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten se-perti ini biasanya mampu mencipta-kan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham.

c. Growth Stocks (well-known), yaitu saham-saham dari emiten yang me-miliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri seje-nis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock (lesser-known),yaitu saham dari emi-ten yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki cirri growth stock. umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten.

d. Speculative Stocks, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mem-punyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, me-skipun belum pasti.

e. Counter Cyclical Stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kon-disi ekonomi makro maupun situasi

bisnis secara umum. Pada saat re-sesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi se-bagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten seper-ti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat seperti rikok dan consu-mer goods.

Perbedaan pembagian jenis-jenis saham antara Sitompul (2000:4) dan darmadji dan

Fakhruddin (2001:6) berbeda sebab yang digunakan untuk mengklasiikasikan saham

berbeda. Sitompul hanya membagi jenis-jenis saham berdasarkan tingkatan dalam perdagangan saham, sedangkan darmadji dan Fakhruddin membagi saham-saham berdasarkan beberapa sudut pandang, yaitu dari segi kemampuan dalam hak tagih, dari segi kemampuan dalam hak tagih, dari segi cara peralihannya, dan dari segi kinerja perdagangannya.

Keuntungan Pembelian saham

(16)

dividen dan capital gain, keuntungan lain dari pembelian saham adalah dalam hal keringanan perpajakan, hal ini hanya terjadi bila peraturan perpajakan memberikan kemudahan atau keringanan pajak (tax

beneit) bagi penerimaan dividen yang

diberikan oleh perusahaan tersebut.

Karakteristik Yuridis Kepemilikan saham darmadji dan Fakhruddin (2001:5) mengatakan bahwa ada beberapa karakteristik yuridis kepemilikan saham suatu perusahaan, yaitu mengandung limited risk, ultimate control, dan residual claim. Limited risk berarti bahwa pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang disetorkan ke dalam perusahaan. ultimate control berarti bahwa pemegang saham (secara kolektif) akan menentukan arah dan tujuan perusahaan,sedangkan residual claim artinya pemegang saham merupakan pihak terakhir yang mendapat pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk dividen) dan sisa aset dalam proses lilkuidasi perusahaan. Pemegang saham posisi yunior dibanding pemegang obligasi atau kreditor.

Karakteristik saham Biasa dan saham Preferen

darmadji dan Fakhruddin (2001:5) menyebutkan bahwa saham biasa memiliki beberapa karakteristik yaitu :

1. dividen dibayarkan sepanjang perusa-haan memperoleh laba.

2. Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (one share one vote). 3. Memiliki hak terakhir (yunior) dalam

hal pembagian kekayaan perusahaan jika plerusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan) setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.

4. Memiliki tanggung jawab terbatas ter-hadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya.

5. Hak untuk mengalihkan kepemilikan sa-hamnya.

darmadji dan Fakhruddin (2001:5) menyebutkan bahwa saham preferen juga memiliki beberapa karakteristik yaitu : 1. Memiliki hak lebih dahulu memperoleh

dividen.

2. dapat mempengaruhi manajemen peru-sahaan terutama dalam pencalonan pen-gurus perusahaan.

3. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih da-hulu setelah kreditor apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan).

4. Kemungkinan dapat memperoleh tam-bahan dari pembagian laba perusahaan di samping penghasilan yang diterima secara tetap.

5. dalam hal perusahaan dilikuidasi, memi-liki hal memperoleh pembagian kekay-aan perusahkekay-aan di atas pemegang saham biasa setelah semua kewajiban perusa-haan dilunasi.

dari kutipan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa saham biasa dan saham preferen memiliki beberapa perbedaan karakteristik. Perbedaan karakteristik tersebut terletak pada urutan pembagian dividen, urutan pembagian kekayaan apabila perusahaan dilikuidasi, tanggung jawab terhadap klaim pihak lain, hak suara dalam rapat umum pemegang saham, dan hak pengalihan kepemilikan saham.

Kelebihan dan Kelemahan saham Preferen

Saham preferen memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan (darmadji dan Fakhruddin, 2001:8) yaitu :

1. Lebih aman daripada saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen ter-lebih dahulu.

2. dibandingkan dengan investasi dalam bentuk pinjaman/utang, saham preferen kurang aman karena dividen secara ho-kum bukan kewajiban.

(17)

4. Tidak memiliki waktu jatuh tempo. 5. Sulit diperjualbelikan dibandingkan

den-gan saham biasa karena biasanya jumlah saham preferen yang beredar jauh lebih sedikit.

6. Pada saat perusahaan dilikuidasi yang

dibayarkan hanyalah nilai nominalnya.

Saham dikenal dengan karakteristik high risk-high return. Artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan return atau keuntungan dalam bentuk capital gain dalam jumlah besar dalam waktu singkat.

Namun, seiring dengan berluktuasinya

harga saham, maka saham juga dapat membuat pemodal mengalami kerugian besar dalam waktu singkat.

risiko Kepemilikan saham

Menurut darmadji dan Fakhruddin (2001:10), ada beberapa risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu tidak mendapatkan dividen dan mengalami capital loss.

Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan menghasilkan keuntungan, dengan demikian perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. Jadi, potensi keuntungan pemodal untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.

dalam aktivitas perdagangan saham, pemodal tidak selalu mendapatkan capital gain alias keuntungan atas saham yang dijualnya. Adakalanya pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Apabila pemodal menjual sahamnya dengan harga yang lebih rendah dari harga pada saat membeli, maka pemodal tersebut mengalami capital loss.

disamping risiko di atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi risiko lainnya, yaitu :

1. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi.

Jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak secara lang-sung kepada saham perusahaan terse-but. Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di bursa efek, maka jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau di-delist. dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah diband-ing kreditor atau pemegang obligasi dalam pelunasan kewajiban perusahaan. Artinya, setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu akan dibagikan kepada para kreditor atau pe-megang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para peme-gang saham.

2. Saham di-delist dari bursa.

Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan di bursa efek alias di-delist. Suatu saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya adalah karena kinerja yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak per-nah diperdagangkan, mengalami keru-gian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama be-berapa tahun, dan berbagai kondisi lain-nya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di bursa.

3. Saham di-suspend

(18)

perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lain yang meng-haruskan otoritas bursa menghentikan sementara perdagangan saham tesebut

untuk kemudian dimintakan konirmasi

kepada perusahaan tersebut atau kejela-san informasi lainnya, sedemikian hing-ga informasi yang belum jelas tersebut tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspend atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat di-perdagangkan lagi seperti semula.

laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan daftar-daftar yang memberikan gambaran tentang keadaan keuangan perusahaan dan juga merupakan hasil akhir dari proses akuntansi dalam suatu operasi perusahaan. Laporan keuangan menunjukkan kondisi keuangan serta prestasi kegiatan yang dicapai perusahaan yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan dibuat secara periodik untuk mengetahui posisi aktiva, kewajiban dan pemilikan modal pada suatu saat, keuntungan atau kerugian yang dicapai dan arus dana dalam perusahaan.

Menurut Harahap (2003 hal. 201) menyebutkan bahwa : Laporan keuangan merupakan output dari hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. disamping sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban atau

accountability. dan juga menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya.

Sedangkan IAI (2004 hal. 2 par.7) menyebutkan bahwa :Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau

laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi

keuangan segmen industri dan goeograis

serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Berdasarkan beberapa defenisi diatas dapat diketahui bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antar data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah para pemilik perusahaan, manajemen perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para investor, pemerintah dimana perusahaan tersebut berdomisili, buruh serta pihak-pihak lain.

1. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang disusun oleh perusahaan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan sumber informasi keuangan bagi para pemakainya. Pemakai laporan keuangan, terdiri dari:

a. Investor

(19)

memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mem-bayar dividen.

b. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi keuangan yang memungkinkan mereka menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.

c. Kreditur

Kreditur tertarik pada informasi keuan-gan yang memungkinkan mereka un-tuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar oleh perusahaan pada saat jatuh tempo.

d. Pemasok

Pemasok tertarik pada informasi keuan-gan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. e. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terli-bat di dalam perjanjian jangka panjang. f. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berke-pentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga mem-butuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebi-jakan pajak, dan sebagai dasar untuk me-nyusun statistik pendapatan nasional. g. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara, mis-alnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menye-diakan informasi mengenai perkemban-gan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

Informasi yang disajikan pada laporan keuangan bersifat umum. dengan demikian tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai. Berhubung para investor merupakan penanam modal yang berisiko kepada perusahaan maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka juga akan memenuhi kebutuhan pemakai lain. Tujuan dari laporan keuangan menurut SAK (2002; 05), adalah:

1. Memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas peru-sahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekono-mi.

2. Laporan keuangan juga menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang diper-caya kepada mereka.

laba

Laba atau proit merupakan indikasi

kesuksesan suatu badan usaha dengan

mengukur efektivitas dan eisiensi.

Walaupun tidak semua perusahaan

menjadikan proit sebagai tujuan utamanya

tetapi dalam mempertahankan usahanya memerlukan laba.

Laba merupakan bagian dari ikhtisar keuangan yang memiliki banyak kegunaan dalam berbagai konteks, laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, penentuan kebijakan pembayaran deviden, pedoman investasi, dan pengambilan keputusan.

Pengertian laba menurut Syahrul, dan

kawan-kawan (2000; 666), adalah sebagai

berikut:

1. Laba adalah perbedaan positif sebagai hasil penjualan produk-produk dan jasa-jasa dengan harga yang lebih tinggi dari pada biaya untuk menghasilkannya. 2. Laba adalah perbedaan antara harga jual

(20)

dari pengertiaan di atas penulis menyimpulkan bahwa pada dasarnya pengertian laba adalah hasil dari pengurangan antara pendapatan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam memperoleh pendapatan tersebut.

Pengukuran laba

Pengukuran laba didasarkan pada tiga jenis pendekatan (approach), yaitu: konsep laba pada tingkat struktural, tingkat interpretatif, dan tingkat perilaku. Hendriksen, (2000; 332) sebagai berikut: 1. Konsep pengukuran laba pada tingkat

struktural adalah konsep penguku-ran laba yang didasari atas konsep laba akuntansi. FASB Statement of Accounting

Concepts No.1 menganggap bahwa laba akuntansi merupakan pengukuran yang baik atas prestasi perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan dalam prediksi arus kas yang akan datang. 2. Konsep pengukuran laba pada tingkat

in-terpretatif menyandarkan pemikiran atas keterkaitan laba dengan modal pemilik (ekuitas). dalam hal ini laba diakui seb-agai suatu kenaikan bersih dalam kekay-aan perusahkekay-aan atau kekaykekay-aan pemilik, sehingga laba juga sekaligus dipandang sebagai pemelihara kekayaan.

3. Konsep pengukuran laba menurut perilaku (behavior) menghubungkan laba dengan proses keputusan para investor dan kreditor, reaksi harga surat berhar-ga di pasar yang terorberhar-ganisasi terhadap pelaporan laba, keputusan pengelu-aran modal dari manajemen, dan reaksi umpan balik (feedback) manajemen dan para akuntan. dalam konsep ini, laba ditekankan sebagai alat ramal (forecast instrument), di mana pihak ketiga (inves-tor, kreditor) berkepentingan dalam me-nentukan apakah akan memegang dan menunggu dividen berikutnya atau jus-tru melepas kepemilikannya atas peru-sahaan. Jadi, para investor dan kreditor yang telah memiliki hubungan ataupun belum dengan perusahaan, memandang

laba saat ini sebagai tolak ukur untuk menghitung laba yang akan datang”.

Jenis-jenis laba

Jenis-jenis laba dalam kaitannya dengan perhitungan laba-rugi, terdiri dari:

1. Laba Kotor adalah pendapatan dikurangi dengan harga pokok penjualan.

2. Laba Operasional merupakan hasil dari aktivitas-aktivitas yang termasuk ren-cana perusahaan kecuali ada perubahan-perubahan besar dalam perekonomian, dapat diharapkan akan tercapai setiap tahun. Oleh karena itu, angka ini me-nyatakan kemampuan perusahaan untuk hidup dan mencapai laba yang pantas se-bagai balas jasa pada pemilik modal. 3. Laba Sebelum Pajak, merupakan laba

operasi ditambah hasil dan biaya di luar operasi biasa. Bagi pihak-pihak tertentu terutama dalam hal pajak, angka ini adalah yang terpenting karena jumlah ini menyatakan laba yang pada akhurnya di capai perusahaan.

4. Laba Setelah Pajak atau Laba Bersih, merupakan laba setelah dikurangi berb-agai pajak. Laba bersih dipindahkan ke dalam perkiraan laba ditahan (retained

earning). dari perkiraan laba ditahan ini akan diambil sejumlah tertentu untuk dibagikan sebagai deviden kepada pe-megang saham.

Proitabilitas

Proit merupakan hasil dari kebijakan

manajemen. Oleh karena itu, kinerja perusahaan dapat diukur dengan

proit. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan proit disebut proitabilitas.

Hal ini seperti yang dikatakan oleh Gibson (2000; 285), bahwa “Proitabilitas is the ability of the irm to generate earning”.

Menurut Brigham dan Houston (2001; 89),

menyatakan bahwa “Proitabilitas adalah

hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan”.

Untuk menilai proitabilitas suatu

(21)

analisis, tergantung dari tujuan analisisnya.

Analisis proitabilitas memberikan bukti

pendukung mengenai kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan sejauh mana efektivitas pengelolaan perusahaan. Alat-alat analisis yang sering

digunakan untuk analisis proitabilitas adalah rasio proitabilitas.

Analisis Rasio Proitabilitas

Ukuran dari rasio proitabilitas dapat

dilihat dari laporan kinerja, adapun rasio yang akan digunakan untuk mengukur

proitabilitas dalam penelitian penelitian

ini seperti yang dikemukakan oleh Gitman (2000; 144), sebagai berikut: “Rasio keuntungan atau proitability rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan”.

Adapun jenis-jenis rasio proitabilitas

menurut Ridwan dan Barlian (2002; 121) adalah sebagai berikut:

1. Marjin Laba Kotor (Gross Proit Margin) Gross Proit Margin adalah persentase

dari setiap hasil sisa penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok pen-jualan. Semakin tinggi marjin laba kotor, maka semakin baik dan secara relatif se-makin rendah harga pokok barang yang dijual.

2. Marjin Laba Operasi (Operating Proit Margin)

Operating Proit Margin adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjua-lan sesudah semua biaya dan penge-luaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Marjin laba operasi mengukur laba yang dihasilkan murni dari operasi perusahaan tanpa me-lihat beban keuangan (bunga) dan beban dari pemerintah (pajak).

3. Marjin Laba Bersih (Net Proit Margin) Net Proit Margin adalah ukuran

persen-tase dari setiap hasil sisa penjualan sesu-dah dikurangi semua biaya dan pengelu-aran, termasuk bunga dan pajak.

4. Hasil Atas Total Asset (Return on Total Assets)

Return on Total Assets adalah ukuran ke-seluruhan keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia disebut juga hasil atas investasi. 5. Hasil Atas Ekuitas (Return on Equity)

Return on Equity adalah ukuran pengem-balian yang diperoleh pemilik (baik pe-megang sahan biasa dan saham istimewa) atas investasi di perusahaan. Semakin tinggi pengembalian semakin baik.

Rasio tersebut mengukur kemampuan manajemen dalam menggunakan asset untuk menghasilkan laba. Rasio ini juga dapat menunjukkan ‘return’ yang diterima oleh pemilik modal dimana untuk mengukur

‘return’ ini adalah laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aktiva.

faktor-faktor Yang mempengaruhi Harga saham

Faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham menurut Westorn

dan Brigham (1998 : 26-27) adalah proyeksi

laba perlembar saham, saat diperoleh laba, tingkat risiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian dividen. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah keandalan eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa saham. Investasi harus benar-benar menyadari bahwa disamping akan memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan akan mengalami kerugian. Keuntungan dan kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham. Meurut Saswidji (1997 : 81) “Faktor-faktor utama yang mempengaruhi harga saham adalah persepsi yang berbeda dari masing-masing investor sesuai informasi yang di dapat”.

Kerangka Konseptual

(22)

umumnya diramalkan pemodal dan pialang dengan analisis teknikal dan fundamental. Analisis teknikal adalah sebuah metode peramalan gerak harga saham, indeks atau instrumen keuangan lainnya dengan

menggunakan graik berdasarkan data

historis (Fakhruddin, Firmansyah dan Hadianto, 2001: 21). Sedangkan analisis fundamental ada dua yaitu analisis fundamental intern dan analisis fundamental ekstern. Analisis fundamental intern adalah suatu metode peramalan harga saham dengan mempelajari kinerja perusahaan (Ghozali dan Sugianto, 2002). Analisis fundamental ekstern menganggap bahwa

harga saham merupakan releksi dari nilai

perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam melakukan penelitian suatu saham melalui pendekatan fundamental dapat digunakan informasi akuntansi dengan teknik analisis rasio keuangan yang merupakan hasil perhitungan lebih lanjut dari laporan keuangan dan faktor ekstern yang kerap mempengaruhi harga saham seperti tingkat bunga deposito, tingkat

inlasi, luktuasi nilai tukar Rp, harga saham

masa lalu, capital gain/loss dll (Subekti, 1999: 34).

dari berbagai rasio keuangan terdapat beberapa rasio dan informasi keuangan perusahaan yang dapat digunakan untuk memprediksi harga saham. Robbert Ang (1979) menyatakan bahwa rasio keuangan dikelompokan dalam lima jenis yaitu : (1) rasio likuiditas; (2) rasio aktivitas; (3) rasio

proitabilitas; (4) rasio solvabilitas (leverage);

dan (5) rasio pasar.

dari uraian diatas kerangka konseptual dapat ditujukan pada gambar 1 dibawah.

Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H1: Rasio keuangan Return On Asset (ROA) mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur.

H2 : Rasio keuangan mempunyai Return On Equity (ROE) mempunyai pengaruh ter-hadap harga saham perusahaan manu-faktur.

H3 : Rasio keuangan Earning Per Share (EPS) mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur.

H4 : Rasio keuangan Current Ratio (CR) mempunyai pengaruh terhadap harga

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 1. Kerangka Konseptual X1

Return On Asset X1 Return On Asset

X2 Return On Equity

X2 Return On Equity

Y Harga Saham

Y Harga Saham X3

Earning Per Share X3 Earning Per Share

X4 Current Ratio

X4 Current Ratio

X5 Debt to Total Asset

(23)

saham perusahaan manufaktur.

H5 : Rasio keuangan debt to Total Asset (dTA) mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur.

Hasil PEnElitian

Pengujian Hipotesis

untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data sengan SPSS 12, maka diperoleh hasil seperti yang terlihat pada Tabel 1.

Pada Model Summary, angka R sebesar 0, 552 menunjukan bahwa korelasi atau hubungan antara perubahan harga saham dengan ROA,ROE, GPM, OPM, NPM dan EPS sebagai variabel independentnya adalah cukup kuat berada diatas angka 0,5. Angka R.Square koefesien determinasi yang disesuaikan adalah 0.304. Hal ini berarti bahwa 30,4 % variasi atau perubahan harga saham dapat dijelaskan oleh variansi ROA,ROE, GPM, OPM, NPM dan EPS.

Sedangkan sisanya sebesar 69,6 % dijelaskan

oleh variabel lain. Kemudian Standart error

of estimate (SEE) adalah .60852, yang mana

semangkin kecil SE akan membuat model regresi semangkin tepat dalam memprediksi harga saham.

untuk melihat pengaruh ROA,ROE, GPM, OPM, NPM dan EPS secara individu terhadap perubahan harga saham, dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik t.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 12, maka diperoleh hasil seperti yang terlihat pada Tabel 2.

dari tabel koefesien regresi diatas, dapat diambil suatu kesimpulan, yaitu :

1. Uji t digunakan untuk menguji signii -kansi konstanta dan setiap variabel inde-pendenya. Terlihat di atas bahwa ROA

mempunyai angka signiikansi sebesar 0.864 berada diatas 0,05 yang menunju -kan bahwa ROA secara individu tidak mempengaruhi harga saham.

2. Uji t digunakan untuk menguji signii -kansi konstanta dan setiap variabel in-dependenya. Terlihat di atas bahwa ROE

mempunyai angka signiikansi sebesar

tabel

1 .552(a) .304 .278 .60852 1.458

Sumber : Data diolah, 2009.

Tabel 2 Uji statistik t

Coefficientsa

3.086 .300 10.281 .000

.051 .297 .030 .171 .864

.593 .201 .360 2.953 .004

.542 .214 .254 2.539 .012

.105 .169 .070 .620 .536

.342 .201 .230 1.704 .090

.493 .077 .543 6.426 .000

(24)

0.004 berada dibawah 0,05 yang menun-jukan bahwa ROE secara individu mem-pengaruhi harga saham.

3. Uji t digunakan untuk menguji signii -kansi konstanta dan setiap variabel inde-pendenya. Terlihat di atas bahwa GPM

mempunyai angka signiikansi sebesar

0,012 berada dibawah 0,05 yang menun-jukan bahwa GPM secara individu mem-pengaruhi harga saham.

4. Uji t digunakan untuk menguji signii -kansi konstanta dan setiap variabel inde-pendenya. Terlihat di atas bahwa OPM

mempunyai angka signiikansi sebesar 0.536 berada diatas 0,05 yang menunju -kan bahwa OPM secara individu tidak mempengaruhi harga saham.

5. Uji t digunakan untuk menguji signii -kansi konstanta dan setiap variabel inde-pendenya. Terlihat di atas bahwa NPM

mempunyai angka signiikansi sebesar

0.090 berada diatas 0,05 yang menunju-kan bahwa NPM secara individu tidak mempengaruhi harga saham.

6. Uji t digunakan untuk menguji signii -kansi konstanta dan setiap variabel in-dependenya. Terlihat di atas bahwa EPS

mempunyai angka signiikansi sebesar

0.000 berada dibawah 0,05 yang menun-jukan bahwa EPS secara individu

mem-Jadi persamaan regresi linier berganda untuk dua prediktor (nilai kurs dollar dan

tingkat inlasi) adalah:

Y = 3,086 + 0,051X1 + 0,593X2 + 0,542X3 + 0,105X4+ 0,342X5+ 0,493X6

dari persamaan regresi diatas variabel

ROA menghasilkan β1 = 0,051 yang berarti setiap kenaikan variabel ROA sebesar 1 maka harga saham akan naik sebesar 5,1 % dengan asumsi variabel yang lain tetap.

Variabel ROE menghasilkan β2 = 0,593 yang berarti setiap kenaikan variabel ROE sebesar 1 maka harga saham akan naik sebesar 59,3 % dengan asumsi variabel yang lain tetap.

Variabel GPM menghasilkan β3 = 0,542 yang berarti setiap kenaikan variabel GPM sebesar 1 maka harga saham akan naik sebesar 54,2 % dengan asumsi variabel yang lain tetap.

Variabel OPM menghasilkan β4 = 0,105 yang berarti setiap kenaikan variabel OPM sebesar 1 maka harga saham akan naik sebesar 10,5 % dengan asumsi variabel yang lain tetap.

Variabel NPM menghasilkan β5 = 0,342 yang berarti setiap kenaikan variabel NPM sebesar 1 maka harga saham akan naik sebesar 34,2 % dengan asumsi variabel yang lain tetap.

Variabel EPS menghasilkan β6 = 0,493 yang berarti setiap kenaikan variabel EPS sebesar 1 maka harga saham akan naik sebesar 49,3 % dengan asumsi variabel yang lain tetap.

untuk melihat pengaruh ROA, ROE, GPM, OPM, NPM dan EPS secara simultan (bersama-sama) terhadap harga saham, dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik F.

Berdasarkan hasil pengolahan data denga program SPSS 12, maka diperoleh hasil seperti yang terlihat pada Tabel 3.

Berdasarkan uji ANOVA atau F-test, diperoleh F hitung sebesar 11,521 dengan

tingkat signiikansi 0, 000, Berdasarkan

(25)

PEmBaHasan

Hipotesis (Ha) : rasio keuangan Return On Assets (roa) mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur.

Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis ke-1, penelitian ini mampu membuktikan tidak adanya pengaruh positif antara return on assets terhadap harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung teori yang dikemukakan oleh Silalahi (1991) dalam Sunarto (2001), dimana

return on assets berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

dalam setiap perusahaan harus dapat mengelola aktivanya secara efektif agar aktiva yang dimilikinya tersebut dapat memberikan hasil yang optimal. Semakin besar return tersebut secara otomatis juga akan diikuti oleh peningkatan harga saham perusahaan sehingga investor lebih termotivasi untuk berinvestasi pada saham yang memiliki ROA yang tinggi. Namun hasil penelitian ini membuktikan bahwa

ROA tidak signiikan berpengaruh terhadap

harga saham.

Investor menganngap bahwa return on assets (ROA) kurang menjadi daya tarik investor dalam ber investasi, karena investasi yang ditanamkannya akan lebih menguntungkan jika di lihat dari laba per lembar saham maupun kewajaran harga saham yang dinilai oleh pasar.

Hipotesis (Ha) : rasio keuangan Return

On Equity (roE) mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur.

Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis ke-2, penelitian ini mampu membuktikan adanya pengaruh positif antara return on equity terhadap harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Haryanto (2003), dimana return on equity berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

dalam setiap perusahaan harus dapat mengelola ekuitasnya secara efektif agar ekuitas yang dimilikinya tersebut dapat memberikan hasil yang optimal. Semakin besar return tersebut secara otomatis juga akan diikuti oleh peningkatan harga saham perusahaan sehingga investor lebih termotivasi untuk berinvestasi pada saham yang memiliki ROE yang tinggi.

Hipotesis (Ha) : rasio keuangan Gross Proit Margin (gPm) mempunyai pengaruh terhadap harga saham

perusahaan manufaktur.

Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis ke-3, penelitian ini mampu membuktikan adanya pengaruh positif antara gross proit margin terhadap harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Haryanto (2003).

Perusahaan yang memiliki laba kotor yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan efektif dalam penerimaan pendapatan dan dapat meminimalkan harga tabel

uji statistik f

ANOVAb

25.598 6 4.266 11.521 .000a

58.508 158 .370

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), EPS.LG10, GPM.LG10, ROE.LG10, OPM.LG10, NPM.LG10, a.

a. Predictors: (Constant), EPS.LG10, GPM.LG10, ROE.LG10, OPM.LG10, NPM.LG10, ROA.LG10 b. Dependent Variable: SAHAM.LG10

(26)

pokok penjualannya yang mengakibatkan laba kotor naik. Tentu saja hal ini menjadi daya tarik investor dalam menilai kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan harga saham.

Hipotesis (Ha) : rasio keuangan Operating Proit Margin (oPm) mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur.

Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis ke-4, penelitian ini mampu membuktikan tidak adanya pengaruh positif antara operating proit margin terhadap harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Haryanto (2003).

Perusahaan yang memiliki laba operasi yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan tidak efesien dalam pengeluaran biaya operasinya yang mengakibatkan laba operasi turun. Tentu saja hal ini tidak menjadi daya tarik investor dalam menilai kinerja perusahaan.

Hipotesis (Ha) : rasio keuangan Operating Proit Margin (oPm) mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur.

Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis ke-5, penelitian ini mampu membuktikan tidak adanya pengaruh positif antara net proit margin terhadap harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Haryanto (2003).

Perusahaan yang memiliki laba bersih yang tinggi belum tentu kinerjanya baik karena kenaikan laba bersih mungkin saja berasal dari penjualan aset perusahaan ataupun dari pendapatan selisih kurs. Tentu saja hal ini tidak menjadi daya tarik investor dalam menilai kinerja perusahaan.

Hipotesis (Ha) : rasio keuangan Earning Per Share (EPs) mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur.

Berdasarkan hasil pengujian terhadap

hipotesis ke-6, penelitian ini mampu

membuktikan adanya pengaruh positif antara earning per share (EPS) terhadap harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Silalahi (1991) dalam Sunarto (2001)

dan Sasongko (2006) yang juga menemukan

fakta serupa, dimana earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

Earning Per Share (EPS) merupakan ukuran yang digunakan untuk menunjukan jumlah yang dihasilkan dari setiap lembar saham biasa. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham. EPS merupakan salah satu hal utama yang diperhatikan investor, karena investor mengharapkan pengembalian atau return yang tinggi dari investasinya. Hasil penelitian ini dapat membuktikan bahwa EPS yang tinggi mempengaruhi minat investor untuk berinvestasi.

Hipotesis (Ha) : rasio keuangan Return On Assets (roa), Return On Equity (roE), Gross Proit Margin (gPm), Operating Proit Margin (oPm), Net Proit Margin (gPm) dan Earning Per Share (EPs) secara simultan mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur.

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel bebas untuk rasio keuangan yang terdiri dari return on assets (X1), return on assets

(X2), return on equity (X3), gross proit margin

(X4), operating proit margin (X5), net proit margin (X6) dan earning per share (X6), secara

bersama-sama memiliki pengaruh signiikan

dan uji determinasi menunjukan bahwa nilai R-Squared sebesar 0,304 atau 30,4 %. Hal ini dapat diartikan bahwasannya variabel bebas dapat dijelaskan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang go public di BEI sebesar 30,4% dan sisanya

(27)

lain yang tidak diteliti.

KEsimPulan

dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. diantara rasio keuangan ROA, ROE, GPM, OPM, NPM dan EPS, hanya rasio ROE, GPM, dan EPS mempunyai tingkat

signiikansi yang lebih kecil dari 0,05

(5%), yang artinya variabel secara indi-vidu berpengaruh terhadap harga saham sedangkan yang lain tidak berpengaruh. 2. Rasio keuangan ROA, ROE, GPM, OPM,

NPM dan EPS secara simultan

mempu-nyai tingkat signiikansi yang lebih kecil

dari 0,05 (5%), yang artinya ada penga-ruh terhadap harga saham.

3. Hasil penelitian ini belum dapat menjadi dasar generalisasi bagi para investor di-karenakan hasil analisis determinasi ma-sih rendah yaitu hanya sebesar 0.304 atau sebesar 30,4 % sedangkan sisanya dipen-garuhi variabel lain diluar variabel pene-litian seperti rasio likuiditas, rasio

lever-age, rasio pasar dan faktor fundamental alinnya.

saran

1. Bagi para investor dalam berinvestasi di pasar modal khususnya saham, sebai-knya mempertimbangkan pada tingkat laba kotor, laba operasi dan laba per lem-bar saham agar investasi yang ditanam-kan dapat memberiditanam-kan hasil yang maksi-mal.

2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar

menambah variabel makro seperti inlasi,

tingkat suku bunga dan variabel makro lainnya dikarenakan model penelitian ini masih rendah dalam menjelaskan penga-ruhnya terhadap harga saham.

3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar melakukan penelitian pada perusa-haan yang tergolong saham-saham yang

Gambar

tabel 1Perhitungan Net Present Value, Internal Rate of Return dan Proitability Indeks
tabel 2
tabel 1one-sample kolmogorov-smirnov test
tabel 3uji autokorelasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu akan dilakukan perancangan sistem informasi gudang barang jadi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola gudang barang jadi.. Pendekatan

Kemampuan analisis informasi akuntansi dan rasio-rasio keuangan dalam memprediksi kinerja keuangan suatu perusahaan untuk masa yang akan datang dengan pendekatan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana kinerja keuangan pada Mutiara Bandung Optik Poso dengan menggunakan

Investor memerlukan instrument analisis saham atas investasi yang dilakukannya, pendekatan fundamental dari informasi keuangan perusahaan dan pendekatan yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Rasio Keuangan (Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas) dan

Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Index Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diukur dengan rasio

Akuntansi Komersial, merupakan informasi akuntansi yang didasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan SAK atau prinsipprinsip akuntansi yang berlaku umum PABU, atau dengan kata lain

Hasil penelitian ini berarti bahwa ukuran dewan komisaris, kepemilikan institusional dan latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan komite audit merupakan representasi yang