• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /enm/images/dokumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /enm/images/dokumen"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

DAFTAR ISI

I.

PENDAHULUAN

4

II.

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL PRODUK

INDUSTRI INDONESIA

8

III.

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI SEKTOR INDUSTRI DAN

SOLUSINYA

15

IV.

LANGKAH-LANGKAH ANTISIPASI AWAL

20

V.

LANGKAH ANTISIPASI PER CABANG INDUSTRI

28

VI.

LANGKAH ANTISIPASI UNTUK IKM

45

VII

PENUTUP

49

(3)

RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF

Melemahnya Pasar

Ekspor Ke AS,UE &

RRT,dll

Terganggunya

Pasar Dalam

Negeri

Tertundanya

Rencana

Perluasan &

Investasi

Langkah-langkah

Antisipasi Awal

Langkah

Antisipasi Untuk

IKM

Langkah-langkah

Per-Cabang

Industri

Krisis

Keuangan

Dunia

Menunjang

Pertumbuhan

Ekonomi 6%

Tahun 2009

1. Industri Padat

Karya &

Ekspor

2. Industri yang

menunjang

pertumbuhan

3. IKM

(4)

4

4

4

4

I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN

(5)

5

5

Kemelut sistem keuangan di Amerika Serikat berdampak terhadap hampir seluruh

negara yang memiliki sistem keuangan (investasi, perdagangan, dll) yang terkait

dengan pasar keuangan global. Oleh karena itu perekonomian dunia akan lebih lambat

pada pertengahan kedua Tahun 2008 dan awal 2009.

Pertanyaannya adalah:

•Seberapa parah Indonesia terkena imbasan?

•Sektor-sektor apa yang akan terkena dampaknya?

•Usaha-usaha apa yang perlu dilakukan sebagai langkah-langkah antisipasi?

(6)

6

6

Sumber; Haver Analitycs; and IMF staff estimates.

1 Australia, Canada, Denmark, Euro area, Japan, New Zealand, Norway, Sweden, Switzerland, United Kingdom, and United States.

2 Newly Industrialized Asian economies (NIEs) comprises Hongkong SAR, Korea, Singapore, and Taiwan Province of China. 3 Indonesia, Malaysia, Philippines, and Thailand

4 Czech Republic, Estonia, Hungary, Latvia, Lithuania, dan Polandia 5 Argentina, Brazil, Chile, Colombia, Mexico, Peru, dan Venezuela. 7 Commonwealth of Independent States

(7)

7

7

(8)

8

8

8

8

BAB II.

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN

(9)

9

• Tiga

tahun

terakhir

ekspor

Indonesia

masih

menunjukkan trend meningkat sebesar 15,41% per

tahun (Lampiran 4)

• Fluktuasi Neraca Perdagangan dari Januari-Juni 2008

terlihat sangat besar

• Hal ini disebabkan ekspor terlihat mulai tidak konsisten

peningkatannya dibandingkan impor

• Trend ekspor dari periode Januari-Juni 2008 adalah

3,60% per bulan; dimana fluktuasi ekspor banyak

disebabkan oleh sektor migas, sedangkan impor terus

meningkat

• Gambaran ini mengindikasikan bahwa ekspor harus

didorong dan impor harus mampu dikendalikan

(10)

10

B. PERKEMBANGAN EKSPOR MENURUT HASIL INDUSTRI DAN

KOMODITI NON MIGAS

Pada Tahun 2007 total ekspor produk hasil industri sangat dipengaruhi oleh

peranan beberapa komoditi sebagai berikut (Lampiran 5):

3.

Produk Industri

a. TPT:

- Pakaian Jadi

(2,90%)

- Barang-barang Rajutan

(2,03%)

- Filamen dan Stapel Buatan

(2,48%)

b. Mesin:

- Peralatan Listrik

(6,66%)

- Mesin-mesin/Pesawat Mekanik (4,09%)

c. Kendaraan dan Bagiannya

(1,85%)

d. Produk dari Besi dan Baja:

- Benda-benda dari Besi dan Baja (1,01%)

- Besi dan Baja

(0,98%)

e. Barang dari Kayu

(2,74%)

f. Alas Kaki

(1,44%)

g. Kertas dan Barang dari Kertas:

- Kertas/Karton

(2,92%)

- Pulp

(0,94%)

h. Bahan Kimia Organik

(2,25%)

i. Minyak Sawit

(8,96%)

j. Perabot, Penerang Rumah

(1,75%)

k. Plastik dan Barang dari Plastik

(1,67%)

1.

Produk Non Migas Lainnya

a. Bijih, Kerak, dan Abu Logam

(4,47%)

b. Tembaga

(2,39%)

c. Batu Bara

(6,24%)

d. Ikan dan Udang

(1,51%)

e. Karet dan Barang dari Karet

(5,48%)

f. Kopi, Teh, dan Rempah-rempah

(0,91%)

g. Nikel

(2,06%)

(23.06%)

(11)

11

Negara tujuan ekspor non migas Indonesia adalah : Jepang (14,23 %), Amerika

Serikat (12,29 %), Singapura (9,77 %), RRT (7,24 %), India (5,31 %), Malaysia (4,99 %),

Korea Selatan (4,07%), Belanda (2,99%), Thailand (2,88 %), Taiwan (2,54 %) (Lampiran

6)

Ke – 10 negara tersebut ekspor Indonesia mencapai 66,31 %

Ke Jepang yang banyak diekspor (Lampiran 7): Nikel, tembaga, batubara, karet alam,

aluminium, dsb

(lebih dari 50 % adalah bahan baku)

Ke Amerika Serikat yang banyak diekspor : Karet, ikan, furnitur ,TPT, kayu,

(Lampiran 8)

ban, kertas

(16,26 % TPT, 1,4 % bahan baku)

Ke RRT yang banyak diekspor

: Minyak sawit, karet, pulp dan kertas,

(Lampiran 9)

batubara, nikel, bahan kimia

(13,8 % Bahan Baku, 11,90 % Produk

Industri)

Ke Uni Eropa banyak diekspor

: Minyak sawit, karet, batu bara, nikel

(Lampiran 10)

(29,28 % Bahan Baku, 26,76 % Produk

(12)

12

Pada Tahun 2007 impor menurut Barang Konsumsi, Bahan Baku,

Barang Modal adalah sebagai berikut (Lampiran 11):

o

Peranan masing-masing

: Barang Konsumsi (9,56%), Bahan

Baku (75,04%), Barang Modal

(15,40%)

o

Trend (5 Tahun Terakhir) : Barang Konsumsi (23,52%), Bahan

Baku (20,05%), Barang Modal

(26,47%)

Impor pada tahun 2007 terutama berasal dari RRT (15,14%), Jepang

(12,32%), Amerika Serikat (8,97%), Thailand (7,89%), Singapura

(7,44%), Australia (5,36%), Malaysia (4,09%), Korea Selatan

(3,80%), Jerman (3,75%), dan India (3,05%) (Lampiran 12)

Dari 10 negara tersebut impor Indonesia mencapai 71,91%

(13)

13

Dari RRT yang banyak diimpor (Lampiran 13)

o

Bahan Baku

: Tembakau

(0,98%),

Jagung

(0,69%)

o

Bahan Baku Diproses

: Produk Besi Baja

(38,5%),

Alumunium

(1,05%)

o

Barang Modal

: Barang Telekomunikasi (4,92%)

o

Barang Konsumsi

: Bawang Putih

(1,44%),

Terigu

(1,37%),

Buah Apel

(0,95%),

Buah Pir

(0,76%)

Dari Jepang yang banyak diimpor (Lampiran 14)

o

Bahan Baku

:

Zinc

(0,93%),

Baja Khusus

(0,89%)

o

Bahan Baku Diproses

: Kendaraan Bermotor &

(14)

14

Dari Amerika Serikat yang banyak diimpor (Lampiran 15)

o

Bahan Baku

: Kapas

(6,24%),

Kedelai

(8,56%),

Terigu

(5,18%),

o

Bahan Baku Diproses : Makanan Ternak

(1,45%),

Soda Abu

(1,23%),

Poliamida

(1,01%)

Pelumas

(1,84%)

o

Barang Modal

: Pesawat Terbang

(8,46%),

(15)

15

15

15

15

III. PERMASALAHAN YANG AKAN DIHADAPI

SEKTOR INDUSTRI DAN SOLUSINYA

(16)

16

PERMASALAHAN

Krisis Keuangan Dunia pada akhirnya akan

mempengaruhi sektor Industri

B. Bagi Produk Ekspor

Terjadi persaingan dalam memperebutkan

pasar akibat melemahnya pasar Amerika

Serikat, Uni Eropa dan Jepang.

(17)

17

PERMASALAHAN (Lanjutan)

B.

Terganggunya pasar dalam negeri

Akibat melemahnya pasar Amerika Serikat, Uni Eropa

dan Jepang akan terdapat kecenderungan

negara-negara pengekspor akan mengalihkan pasarnya ke

Wilayah lain termasuk Indonesia yang dianggap cukup

potensial.

Produk yang diperkirakan akan dilempar ke Indonesia

adalah berasal dari: RRT dan Negara-negara Asia

(18)

18

PERMASALAHAN (Lanjutan)

C.

Terganggunya Rencana Perluasan dan Investasi

Industri-industri yang semula diperkirakan akan

ekspansi dikhawatirkan akan menunda rencana

perluasan.

Industri-industri yang dimaksud diantaranya yaitu baja,

semen, petrokimia, alas kaki, otomotif dan komponen

serta terganggunya program restrukturisasi TPT.

E.

Perlu dicari dan dirumuskan langkah-langkah

(19)

19

PERMASALAHAN (Lanjutan)

B. Solusi

1. Segera melaksanakan Langkah-Langkah

Antisipasi Awal

2. Melindungi dan menyelamatkan Industri yang

padat karya dan memiliki kemampuan ekspor

tinggi terutama pada pasar-pasar yang melemah.

3. Melaksanakan langkah-langkah antisipasi untuk

penyelamatan Industri pada cabang-cabang

industri tertentu

(20)

20

20

20

20

IV. LANGKAH-LANGKAH ANTISIPASI AWAL

(21)

21

21

LANGKAH ANTISIPASI AWAL

A. PENGAMANAN PASAR DALAM NEGERI

NO

Permasalahan

Langkah Tindak

Waktu

Pelaksanaan

Keterangan

1 Penggunaan produk industri dalam negeri belum dapat diimplementasikan secara maksimal terutama pada

pengadaan barang pemerintah (government procurement) meskipun sudah ada ketentuan tentang preferensi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) seperti yang diatur pada Keppres 80/2003

1. Menyusun Inpres/Keppres agar

pengadaan barang pemerintah, BUMN, KKKS menggunakan produksi dalam negeri

2. Melaksanakan kampanye P3DN

3. Merumuskan insentif dan disinsentif

Selesai Desember 2008

1. Menko

Perekonomian

2. Dep. Perindustrian

(22)

22

22

NO

Permasalahan

Langkah Tindak

Waktu

Pelaksanaan

Keterangan

2 Dikuatirkan negara-negara pesaing utama (i.e. RRT) akan melakukan pengalihan tujuan ekspornya ke negara yg

mempunyai potensi pasar besar seperti Indonesia dengan melakukan

perdagangan secara ilegal (penyelundupan)

1. Penanggulangan Penyelundupan a. Barang Masuk

-Menteri Perindustrian mengusulkan agar tim yang berfungsi melakukan penanggulangan penyelundupan lebih diintensifkan, diefektifkan dan

diperkuat (Tim PEPI )

-Koordinasi dengan atase teknis mengenai angka-angka ekspor impor antar Indonesia dan negara tujuan. b. Barang Keluar

-Meninjau kembali berbagai

rekomendasi yang dikeluarkan untuk barang-barang yang dilarang/diatur ekspornya (scrap, rotan, dll)

7. Pengamanan Produk Dalam Negeri a. Tata niaga

-Mengusulkan kepada menteri perdagangan untuk mengatur katup impor barang jadi tertentu/strategis b. Safeguard

-Membuat Early Warning System untuk menangkal dampak negatif membanjirnya barang impor

Selesai November 2008

Selesai Oktober 2008

1. Dep. Keuangan

2. Angkatan Laut

3. POLRI

4. Dep. Perdagangan

5. Dep. Perindustrian

1. Dep. Perindustrian 2. Dep. Perdagangan

LANGKAH ANTISIPASI AWAL

(Lanjutan)

(23)

23

23

NO

Permasalahan

Langkah Tindak

Waktu

Pelaksanaan

Keterangan

3 Tarif bea masuk saat ini sudah terlalu rendah yang mengakibatkan produk impor berpotensi membanjiri pasar dalam negeri. Tarif BM masih akan diturunkan sesuai penjadwalan pada program harmonisasi tarif, yang akan memberatkan produk dalam negeri bersaing di pasar domestik

1. Diusulkan sisa program penurunan tarif BM sampai tahun 2010 dapat ditunda.

2. Apabila penundaan penjadwalan penurunan tarif BM secara

keseluruhan tidak dapat dilakukan, diusulkan program penurunan tarif BM tahun 2009 dapat ditunda

3. Beberapa produk industri yang sudah diusulkan penundaan penurunan tarif BM antara lain: keramik, baja,

karet/rubber rolls, bahan baku kabel fiber optik

Selesai Nopember 2008 1.Dep. Keuangan

2.Dep. Perindustrian

4 Kesepakatan tentang FTA dengan negara-negara yang berpotensi sebagai pesaing dapat menimbulkan ancaman terhadap produk dalam negeri di pasar domestik, akibat adanya perlakuan preferensi tarif BM

Dikaji ulang produk industri yang masuk dalam lingkup FTA dan kalau perlu diusulkan untuk menunda sementara penurunan tarif BM Preferensi.

Selesai Desember 2008 1. Dep. Perdagangan

2. Dep. Perindustrian

3. Dep. Keuangan

4. Dep. Terkait

LANGKAH ANTISIPASI AWAL

(Lanjutan)

(24)

24

24

NO

Permasalahan

Langkah Tindak

Waktu

Pelaksanaan

Keterangan

5 Untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri dalam negeri, masih diperlukan kebijakan Bea Keluar (Pajak Ekspor) yang dapat menghambat ekspor bahan baku

Akan dilakukan analisa cost & benefit untuk menetapkan usulan besaran pengenaan bea keluar terhadap ekspor produk kulit, rotan dan CPO sesuai PP No. 55 tahun 2008.

Selesai Desember 2008

1. Dep. Perindustrian

2. Dep. Perdagangan

3. Dep. Pertanian

4. Dep. Keuangan

6 Industri yang mempunyai peran penting untuk kepentingan umum, penyerapan tenaga kerja dan penghasil devisa, tetapi bahan baku/penolong dan komponennya masih besar

ketergantungannya dari impor, perlu diberikan fasilitas insentif fiskal.

1. Telah diusulkan kepada Menteri Keuangan untuk pemberian insentif berupa pembebasan bea masuk (bea masuk ditanggung pemerintah/BMDTP) pada tahun 2009 sebesar Rp. 2,1 triliun kepada sepuluh industri (aluminium sheet, baja, tinplate, susu, kimia, otomotif, elektronika, telematika, kapal dan alat tulis).

2. Apabila dipandang perlu, pemberian fasilitas insentif ini akan diusulkan untuk dilanjutkan pada tahun 2010

Selesai Nopember 2008

1. Dep. Keuangan

2. Dep. Perindustrian (

LANGKAH ANTISIPASI AWAL

(Lanjutan)

(25)

25

25

NO

Permasalahan

Langkah Tindak

Waktu

Pelaksanaan

Keterangan

7 Dengan adanya krisis ekonomi global diperkirakan bahwa produk impor akan semakin banyak dengan harga murah tetapi bermutu rendah dan

membahayakan konsumen

1. Meningkatkan perlindungan

konsumen dan menjaga persaingan yang sehat melalui pemberlakuan SNI wajib antara lain : Sepatu pengaman korek api pengaman, mainanan anak, pelek untuk KBM 2 dan 4, lampu halogen untuk kendaraan bermotor, perangkat untuk pemberi tanda suara ( klakson), Tangki air silinder vertikal polietiline, Perlengkapan makanan dan minuman melamin, Wadah makanan dan minuman polietiline

2.  Menyusun SNI yang diperlukan untuk melindungi konsumen dan

meningkatkan mutu produk dalam negeri.

Selesai Desember 2008

1. Dep. Perindustrian

2. Dep. Perdagangan

3. BSN

LANGKAH ANTISIPASI AWAL

(Lanjutan)

(26)

26

26

NO

Permasalahan

Langkah Tindak

Waktu

Pelaksanaan

Keterangan

1 Peningkatan Promosi Ekspor Mencari alternatif Trade Financing Non LC Selesai Juli 2009 1. Dep. Perindustrian

2. Dep.Perdagangan

2 Membuka tujuan ekspor baru karena terancamnya barang ekspor Indonesia terutama ke Amerika Serikat.

1. Meningkatkan koordinasi antara Depperin, Depdag, KADIN/Asosiasi terkait serta perwakilan luar negeri terkait, dalam rangka mencari peluang diversifikasi produk ekspor

2. Memberikan peluang untuk ekspor yang lebih besar kepada IKM dan Industri Kreatif dengan memberikan insentif dalam pameran-pameran produk baik di dalam maupun di luar negeri

3. Memperluas kerjasama perdagangan dengan negara lain dalam rangka meningkatkan kapasitas ekspor

nasional ke negara tujuan ekspor baru, misalnya Timur Tengah, Afrika, dan Rusia

1. Dep. Perindustrian

2. Dep.Perdagangan

3. Atase terkait

4. Dep. Terkait

3 Terbatasnya pasar ekspor (pasar tradisional)

Melakukan market intellegence untuk menerobos pasar non-tradisional

Selesai Juli 2009 1. Dep. Perdagangan

2. Dep. Perindustrian

3. Atase terkait

4. Dep. Terkait

LANGKAH ANTISIPASI AWAL

(Lanjutan)

(27)

27

27

NO

Permasalahan

Langkah Tindak

Waktu

Pelaksanaan

Keterangan

4 Penolakan ekspor produk RRT oleh negara-negara lain yang mengakibatkan pencarian pasar-pasar ekspor baru sehingga dapat menjadi pesaing Indonesia

1. Meningkatkan dan menerapkan online networking business intelligent yang memberikan informasi mengenai status ekspor dan impor produk negara-negara asing dalam bentuk situs online yang dikelola oleh lembaga-lembaga perwakilan Indonesia (Atase perindustrian dan perdagangan) di luar negeri

2. Meningkatkan peran dari Atase Perdagangan untuk melakukan promosi produk unggulan ekspor Indonesia terkini.

3. Pembentukan image building indonesia terhadap international melalui suatu jaminan bahwa produk tersebut terjamin dan ramah

lingkungan, misalnya tersertifikasi REACH (Regristration, Evaluation, Authorization Chemicals) dan sustainable demand and supply indonesian product

4. Meningkatkan dan memperluas pemanfaatan jasa trading ekspor produk (brokers) yang telah diakui oleh negara-negara tujuan ekspor.

Selesai Juli 2009 1. Dep. Perdagangan

2. Dep. Perindustrian

3. Atase terkait

4. Dep. Terkait

5. AsosiasiTerkait

LANGKAH ANTISIPASI AWAL

(Lanjutan)

(28)

28

28

28

28

I.

LANGKAH ANTISIPASI PER-CABANG

INDUSTRI

(29)

29

No.

Gambaran Umum

Permasalahan yang

Akan Timbul

Usulan Penanganan

Instansi Terkait

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Ekspor (US$ Milyar)

2006 2007 2008(Mei) 5,96 7,75 4,6

Negara Tujuan Utama:

Singapore, Jepang, Amerika Serikat

Negara Pesaing Utama:

Malaysia, Thailand, RRC

Pasar Ekspor : Domestik %

3 : 97

Impor (US$ Milyar ) 14 2007

2,7 3,9

Tenaga Kerja (juta orang)

2006 2007 1,14 1,23

Masuknya produk makanan minuman dan tembakau dari negara lain yang sedianya di ekspor ke Amerika Serikat atau Eropa dialihkan ke Indonesia baik secara legal maupun ilegal.

•Melindungi pasar dalam negeri dengan memperketat masuknya produk makanan minuman impor melalui :

1) Pemberian label khusus untuk impor yang berisiko rawan penyelundupan 2) Verifikasi produk-produk impor tertentu yang rawan dari penyelundupan

- Meningkatkan pengawasan dan penindakan peredaran produk makanan minuman yang diimpor secara ilegal.

•Memberlakukan safeguard atau anti dumping untuk perdagangan unfair

•Meningkatkan mutu produk dalam negeri dalam rangka mendukung kampanye pemakaian produk buatan dalam negeri.

1. Dep. Keuangan

2. Dep. Perdagangan

3. Dep Perindustrian

10. Dep. Perindustrian

11. Dep. Perdagangan

12. BPOM

13. POLRI

14. Kejaksaan

16. Dep. Perindustrian

17. Dep. Perdagangan

18. Dep. Keuangan

Terganggunya kinerja ekspor produk makanan minuman dan tembakau akibat menurunnya permintaan dari Amerika Serikat.

•Meningkatkan promosi pasar ekspor baru seperti Timur Tengah, Asia Timur dan Eropa Timur melalui promosi dan kerjasama bilateral/multilateral.

1. Dep. Perdagangan

2. Dep.Luar Negeri

Menurunnya daya saing industri di dalam negeri

-Memberikan fasilitas Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) seperti susu, gandum, kedelai.

1. Menko Perekonomian 2. Dep. Keuangan 3. Dep. Perindutrian 4. Dep. Pertanian 5. Dep. Pekerjaan Umum 6. Dep. Perhubungan

(30)

30

30

No.

Gambaran Umum

Permasalahan yang Akan

Timbul

Usulan Penanganan

Instansi Terkait

1. 2. 3. 4. 5. 6.

EKSPOR (US$ Milyar)

2 2007 2008 (Mei) 9,4 9,81 4,34

Negara tujuan utama :

USA, UE, Jepang

Negara pesaing utama :

China, Mexico, India, Vietnam, Bangladesh, Pakistan, Hunduras, Kambodia, Canada, Turkey, Switzerlan, Hongkong.

Pasar eksport : Domestik (%)

75 : 25

IMPOR (US$ Milyar) 2006 2007 1,71 1,99

Tenaga Kerja (juta orang)

2006 2007 1,19 1,234

1. Menurunnya permintaan TPT dari negara tujuan utama ekspor :

- Terindikasi s/d bulan Juli 2008 nilai total import TPT USA turun 3,02% dan

volumenya turun 5,05%.

1.Berlandaskan kepada struktur biaya untuk produk-produk apparel yaitu 47 – 50% bahan baku/penolong, 27-30% biaya tenaga kerja, maka agar produk apparel Indonesia dapat tetap diterima di pasar Amerika dan Uni Eropa adalah menekan biaya produksi utamanya melalui :

a.Menggunakan bahan baku kain produksi dalam negeri

b.Penetapan UMR yang lebih bijaksana

c.Mempertahankan tarif energi sehingga di sektor hulu dan antara dimana nilai energi berkisar antara 14-17,5% tetap dapat mempertahankan produk yang berdaya saing.

d.Melanjutkan Program Restrukturisasi Permesinan karena telah terbukti dengan melakukan peremajaan mesin terjadi peningkatan produktivitas, effisiensi energi yang secara langsung dapat meningkatkan daya saing

e.Menjaga kualitas produk

f.Mencari Pasar-pasar baru dan memperbesar pasar dalam negeriPenetapan

1. Dep. Tenaga Kerja & Transmigrasi

2. Dep. ESDM

3. PLN

4. Dep. Keuangan

5. Dep. Perindustrian

6. Dep. Perdagangan

7. Dep. Perhubungan

8. Dep . Dalam Negeri

(31)

31

Tekstil dan Produk Tekstil (lanjutan)

No.

Gambaran Umum

Permasalahan yang Akan

Timbul

Usulan Penanganan

Instansi Terkait

• Terganggunya cashflow perusahaan akibat negara importir tidak memberlakukan pembayaran L/C melainkan open account yang waktunya diperpanjang dari 1 bulan menjadi 3 bulan

2.Negara-negara pesaing akan mencari pasar baru yg dapat merusak pangsa pasar TPT nasional di Dalam Negeri

2. Melakukan pengawasan terhadap masuknya barang-barang impor baik secara legal maupun ilegal

1. Dep. Perdagangan

2. Dep. Keuangan

(32)

32

3). Alas Kaki

No. Gambaran Umum Permasalahan yang Akan Timbul Usulan Penanganan Instansi Terkait

1. 2. 3. 4. 5. 6.

EKSPOR (US$ Milyar)

2006 2007 2008 (Juni) 1,60 1.64 0.94

Negara tujuan utama :

USA, Eropa, Asia Timur, TimurTengah dan Afrika.

Negara Pesaing utama ekspor :

China, Italy, Hongkong, Vietnam,Thailand dan India.

Pasar Ekspor : Domestik (%) : 5,2 : 94,8

IMPOR (US Juta) 2006 2007 71,1 81,91

Tenaga Kerja (orang) 2006 2007 398.500 415.000

•Tertundanya realisasi investasi, sebesar US $ 200 jt akibat krisis likuiditas perbankan dan kenaikan suku bunga

•Langkanya dana segar di sistem perbankan maupun pasar saham

•Menurunnya peluang pasar

-Relaksasi kemudahan kredit.

-Mempertahankan suku bunga dengan tingkat wajar

-Kemudahan prosedur dan insentif investasi

1. Bank Indonesia

2. Dep. Keuangan

3. BKPM

• Penurunan nilai ekspor akibat perubahan pola belanja kepada produk primer, melemahnya daya beli dan persaingan semakin ketat.

• Mahalnya harga bahan baku.

• Penurunan permintaan / order dari multi national corporation.

• Melemahnya daya beli masyarakat LN

-Lobby kepada partner dagang secara intensif untuk konsolidasi pasar internasional.

-Stabiliasi harga energi untuk mempertahankan daya saing.

-Memperlancar arus impor bahan baku untuk menjamin kelancaran produksi

-Memberikan Insentif ekspor

-Meningkatkan fasilitas dan kemudahan yang terkait dengan administrasi ekspor (L/C)

1. Dep. Perdagangan

2. Dep. Perindustrian 3. Aprisindo,

5. Dep ESDM

6. PLN

7. Dep. Perindustrian 1. Dep. Perdagangan

11.Dep. Perdagangan

12.Dep. Keuangan 1. Dep. Keuangan

•Naiknya harga jual alas kaki di pasar domestik.

•Turunnya volume perdagangan.

-Meningkatkan pengamanan pasar domestik dengan penerapan NPIK (Nomor Pegenal Importir Khusus), pencegahan impor illegal dan peningkatan penggunaan sepatu produksi DN

-Meningkatkan daya beli melalui optimalisasi belanja pemerintah (APBN)

1. Dep. Perdagangan

7.Departemen/LPND

8.KKKS

(33)

33

No. Gambaran Umum Permasalahan yang Akan Timbul Usulan Penanganan Instansi Terkait

1. 2. 3. 4. 5. 6.

EKSPOR (US$ Milyar)

2006 2007 2008 (Mei) 8,0 7,2 6,0

Negara Tujuan Utama :

Singapura, Jepang hongKong dan China

Negara Pesaing Utama :

Korea, German, Vietnam, Thailand)

Pasar Ekspor : domestic (%)

45 : 55

IMPOR

Tenaga Kerja (orang) 2006 2007 223.000 235.000

• Selama 5 tahun terakhir (2003-2007) ekspor produk elektronika ke Amerika Serikat (AS) cenderung mengalami penurunan rata-rata sebesar - 1,62%. Akibat perubahan peta ekspor tujuan utama

• Sebagian besar produk yang di ekspor ke AS adalah produk-produk digital (Vidio Camera, DVD Player, Printer, semi conductor, dll )

• Permasalahan yang timbul , diproyeksikan ekspor elektronika Indonesia ke AS akan turun lebih tajam lagi sekitar 5 % - 10 %. Yang akan mengurangi pertumbuhan industri, penyerapan tenaga kerja dan devisa

• Singapura, Vietnam, India menjadi primadona investasi produk-produk elektronika yang di ekspor ke AS karena iklim investasi yang lebih baik serta besarnya pasar India.

• Meningkatkan investasi pada produk-produk elektronika digital yang bernilai tinggi dengan menciptakan iklim investasi yang lebih baik dengan cara memberikan insentif yang bersaing dengan Vietnam, India:

2. BKPM.

3. Dep. Keuangan

4. Dep. Perindustrian

• Pasar elektronika rumah tangga dalam negeri tahun 2008 meningkat sebesar 10 % dibandingkan tahun 2007 atau senilai Rp. 30,36 triliun.

• Rasio suplai produk dalam negeri hanya sekitar 34 % ( Rp. 10,3 triliun ), sisanya merupakan produk impor.

• Permasalahan yang timbul dengan kelebihan produksi china yang tidak terserap AS berpotensi masuk ke Indonesia sehingga suplai produksi dalam negeri kepasar dalam negeri berkurang..

• Penurunan/ penghapusan PPnBM

• Alternatif pengenaan cukai sebagai pengganti PPnBM bila dihapuskan

• Perlakuan jalur merah bagi produk-produk elektronika yang di impor.

• Memperkuat infrastruktur lab uji produk elektronika)

• Penerapan SNI wajib dan perketat pengawasan .

• Penerapan label berbahasa Indonesia. Untuk produk elektronika.

• Meningkatkan tarif bea masuk bagi produk jadi yang belum diharmonisasikan

1. Dep. Keuangan

2. BSN;

3. Dep. Perindustrian

(34)

34

5

5

). Furniture dan Komponen

). Furniture dan Komponen

No.

Gambaran Umum

Permasalahan yang Akan Timbul

Usulan Penanganan

Instansi Terkait

1. 2 3 4 5 6

EKSPOR (US$ Milyar) 2006 2007

2,17 1,90

Negara Tujuan Utama :

Amerika, Timur Tengah, Eropa,

Negara Pesaing Utama :

China, Vietnam dan Malaysia

Pasar Ekspor : Domestik (%) :

78,5 : 21,5

IMPOR (US$ juta)

15 2007 39,4 39,3

Tenaga Kerja (Orang)

2006 2007 434.244 435.112

Diperkirakan ekspor produk furniture dan komponen ke Amerika Serikat akan mengalami penurunan sebesar 25 % atau sebesar ± USD 125 juta dari total ekspor produk funriture dan komponen ke Amerika Serikat sebesar USD 600 juta. Kondisi ini akan terus merosot apabila rencana pemerintah Amerika Serikat untuk memberikan dana talangan sebesar USD 700 Milyar tidak tercapai.

• Meningkatkan kualitas dan diversifikasi produk permebelan di Dalam Negeri dalam rangka meningkatkan daya saing baik di pasar Dalam Negeri maupun Luar Negeri.

• Membuat ketentuan yang membatasi ekspor bahan baku ataupun produk 1/2 jadi kayu dan rotan seperti : RRT, Singapura, Vietnam dan Malaysia.

• Melakukan promosi produk furniture ke Luar negeri khususnya ke Eropa Timur, Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika Selatan;

1. Dep. Perindustrian 2.Dep. Perdagangan 3. BSN

7.Dep. Perindustrian

8.Dep. Perdagangan

9. Dep. Kehutanan

10. Pemda terkait

12.Dep. Perindustrian

13.Dep. Perdagangan

14.Dep. Kehutanan

(35)

35

6). Rotan Olahan

No.

Gambaran Umum

Permasalahan yang Akan Timbul

Usulan Penanganan

Instansi Terkait

1. 2. 3. 4. 5. 6.

EKSPOR (US$ juta) 2006 2007

398,8 462,0

Negara Tujuan Ekspor :

China, Malaysia, Eropa

Negara Pesaing Utama :

China, Vietnam, Malaysian & Filipina

Pasar Ekspor : Domestik (%)

70,1 : 29,9

IMPOR (US$ juta)

2006 2007 3,7 3,7

Tenaga Kerja (Orang)

2006 2007 276.032 276.584

Diperkirakan ekspor produk rotan olahan ke Amerika Serikat akan mengalami penurunan sebesar 20% atau sebesar USD 19 juta dari total ekspor produk rotan olahan ke Amerika Serikat sebesar USD 95 juta.

• Meningkatkan kualitas dan diversifikasi produk permebelan di Dalam Negeri dalam rangka meningkatkan daya saing baik di pasar Dalam Negeri maupun Luar Negeri.

• Membuat ketentuan yang membatasi ekspor bahan baku ataupun produk 1/2 jadi kayu dan rotan seperti : RRT, Singapura, Vietnam dan Malaysia.

• Melakukan promosi produk furniture ke Luar negeri khususnya ke Eropa Timur, Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika Selatan;

1. Dep. Perindustrian

2. Dep. Perdagangan

3. BSN

7. Dep. Perindustrian

8. Dep. Perdagangan

9. Dep. Kehutanan

10. Pemda Terkait

12. Dep. Perindustrian

13. Dep. Perdagangan

14. Dep. Kehutanan

(36)

36

1). Pulp dan Kertas

No.

Gambaran Umum

Permasalahan yang Akan

Timbul

Usulan Penanganan

Instansi Terkait

1

2.

3

4.

5.

6.

EKSPOR (US$ Milyar) :

2006 2007

1,39 1,69

Negara Tujuan Utama

Jepang, Korea, Thailand, Timur

Tengah dan Cina

Negara Pesaing Utama :

Scandinavia dan Amerika Utara

Pasar Ekspor : Domestik (%) :

44 : 56

Impor (US$ Milya) :

Th 2006 Th 2007

0,97 0,95

Tenaga Kerja (Orang) :

Th 2006 Th 2007

243.537 247.722

Diperkirakan ekspor

produk Pulp dan

Kertas ke Nagara

Amerika Serikat akan

mengalami penurunan

sebesar 20%. atau

sebesar ± 60 juta dari

total ekspor kertas ke

Amerika Serikat ±

USD 300 juta..

Meningkatkan

promosi pasar

produk pulp dan

kertas ke beberapa

negara yaitu antara

lain : Eropa Timur,

Timur Tengah, Afrika

Selatan

1.

Dep.

Perdagangan

2.

Dep.

Keuangan

3.

Dep.

Kehutanan

(37)

37

2). Petrokimia

No. Gambaran Umum Permasalahan yang Akan

Timbul

Usulan Penanganan Instansi Terkait

1. 2. 3. 4. 5. 6.

EKSPOR (US$ Milyar) :

Th’06 Th’07 Th’08 (s/d Mei) 1,97 2,16 0,9

Nege\ara Tujuan Utama :

Asean, Jepang dan Eropa

Negara Pesaing Utama :

Singapura,Qatar, UEA, Cina dan Jepang

Pasar Ekspor : Domestik (%) : 16,9 : 83,1

Impor (US$ Milya) :

Th 2006 Th 2007

3,0 2,01

Tenaga Kerja (Orang) : Th 2006 Th 2007

39.998 40.049

 Akan membanjirnya produk impor petrokimia dari negara-negara produsen yang produknya tidak terserap di pasar Amerika dan Eropa..

 Sejak krisis ekonomi tahun 1997-1998, investasi di industri petrokimia relatif stagnan, tidak terdapat investasi baru skala besar.

 Koordinasi dalam penanganan terhadap membajirnya produk ilegal/penyelundupan.

 Perlindungan produk dalam negeri dengan pengenaan tarif (MFN, Safeguard dan Anti Dumping);

 Perlindungan dengan non tarif (SNI)

 Mengefektifkan PP No 62/2008  Penyediaan infrastruktur;  Mengefektifkan pengaturan pemanfaatan Ekspor SDA tertentu (Naphtha, Condensate atau gas bumi) secara optimal

1. Dep. Keuangan

2. Dep.

Perdagangan

3. Dep. Perindustrian

4. POLRI

5. Kejaksaan;

7. Dep. Keuangan

8. Dep. Perindustrian

9. Dep.

Perdagangan

10. BSN

1. Dep Keuangan 2. BKPM

1. Dep Pekerjaan Umum

(38)

38

No.

Gambaran Umum

Permasalahan yang Akan

Timbul

Usulan Penanganan

Instansi Terkait

1. 2. 3. 4. 5. 6.

a. Industri Keramik EKSPOR (US$ Milyar) :

Th’06 Th’07 Th’08 (s/d Mei) 0,21 0,19 0,13

Negara Tujuan Ekspor :

USA, Eropa, Australia, ASEAN

Negara Pesaing Utama :

China, Italia, Thailand, Malaysia

Pasar Ekspor : Domestik (%) : - - Ubin = 30 : 70

- Tableware = 50 : 50 - Saniter = 80 : 20

Impor (US$ Milyara) :

Th 2006 Th 2007 0,17 0,16

Tenaga Kerja :

200.000 orang

- Maraknya impor dari RRT termasuk Tableware Melamine

- Ketatnya persaingan di pasar Amerika Serikat, Eropa dan Jepang

•Melindungi pasar dalam negeri dengan memperketat masuknya produk keramik impor dari luar melalui :

1) Pemberian label khusus untuk impor

2)Verifikasi produk-produk impor tertentu

yang rawan dari penyelundupan

•Pengawasan dan penindakan peredaran produk keramik yang diimpor secara ilegal.

• Melakukan promosi produk keramik ke Luar negeri khususnya ke Eropa Timur, Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika Selatan;

2. Dep. Keuangan

3. Dep. Perdagangan, 3. POLRI

4. Kejaksaan

14. Dep. Perindustrian

15. Dep. Perdagangan

16. Dep. Luar Negeri

17. ASAKI.

(39)

39

No.

Gambaran Umum

Permasalahan yang Akan

Timbul

Usulan Penanganan

Instansi Terkait

1. 2. 3 4. 5. 6.

b. Industri Semen EKSPOR (US$Juta) :

Th’06 Th’07 Th’08 (s/d Mei) 48 51 66

Negara Tujuan Ekspor :

Bangladesh, Singapura, Srilangka, Afrika

Negara Pesaing Utama :

China, Thailand, Malaysia

Pasar Ekspor : Domestik (%) :

10 : 90

Impor (US$ Juta) :

Th 2006 Th 2007 47 47,8

Tenaga Kerja :

• Terhambatnya investasi industri semen akibat kesulitan pendanaan yang dikhawatirkan akan menyebabkan Indonesia kekurangan semen pada saat perekonomian sudah pulih

• Masuknya impor semen dari RRT

• Mencari sumber pendanaan dari pihak tertentu, seperti negara-negara Timur Tengah dan Islamic Development Bank

• Koordinasi dalam rangka memberikan kelonggaran pemberian kredit investasi untuk industri semen oleh perbankan nasional

• Penerapan SNI wajib

• Peningkatan tarif bea masuk

2. Dep.

Perindustrian

3. Dep. Keuangan

4. BKPM 5. Bappenas 6. Lembaga Perbankan 12. Dep. Perindustrian 13. Dep. Perdagangan

14. Dep. Keuangan

(40)

40

No Gambaran Umum Permasalahan Yang Akan Timbul

Usulan Penanganan Instansi Terkait

1.

2.

3.

Impor baja Amerika Serikat (USA) sekitar 42 juta ton per tahun

Negara eksportir utama baja ke USA adalah Canada (9,1 jt ton), Brazil ( 7,2 jt ton), Mexico (4,2 jt ton), RRT 3,1 jt ton), dan Rusia (2,6 jt ton), Sedangkan Indonesia menempati urutan ke 46 dengan volume 17,9 rb ton Impor baja Indonesia pada tahun 2007

mencapai US$ 5,04 milyar naik sebesar 34,4 % bila dibandingkan dengan nilai impor tahun 2006 yang mencapai US$ 3,75 milyar. Negara asal impor Indonesia tahun 2007 adalah : RRT (21,72 %), Jepang (16, 86 %), Ukraina (9,93 %), Korea (6,65 %), Australia (5,32 %) dan lainnya (39,52 %)

Adanya pengalihan target pasar baja termasuk ke Indonesia, dari RRT, India, dan Malaysia.

Terjadi penyimpangan importasi HRC, Pipa, Wirerod dan paku dalam bentuk ”Under Invoicing”, ”Pelarian” kode HS dan penghindaran dari pembayaran BMAD.

 Menerapkan non tariff barrier seperti penerapan SNI Wajib, Tata Niaga Impor (verifikasi teknis dan

Approval permitt) sebagaimana yang dilakukan oleh Malaysia.

 Penerapan Safe guard bagi produk baja terutama yang berasal dari RRT yang masih menerapkan Tax Rebate untuk produk hilir baja seperti paku, besi beton, pipa, seng, kawat baja dan produk baja hilir lainnya.

 Mengefektifkan pengawasan

pelaksanaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) untuk produk HRC yang berasal dari RRT, India, Thailand, Taiwan, dan Rusia.

1. Dep. Perindustrian

2. Dep. Keuangan

3. Dep. Perdagangan

4. Asosiasi Industri Baja

5. BSN

(41)

41

5 ). Industri Otomotif

NO. GAMBARAN UMUM PERMASALAHAN YANG AKAN

TIMBUL USULAN PENANGANAN INSTANSI TERKAIT

1. 1. Daya serap pasar domestik kemungkinan menurun akibat liquiditas sulit

Daya saing menurun akibat naik kurs US$ karena bahan baku sebagian besar masih diimpor

Daya serap pasar ekspor kemungkinan menurun Kemungkinan terjadi penurunan produksi akibat penurunan permintaan

1.Memaksimalkan pasar domestik; khususnya penggunaan produk Dalam Negeri bagi belanja Pemerintah (dalam pembelian KBM)

2. Pemberian insentif BMDTP pada tahun 2009 bagi industri otomotif sesegera mungkin dapat dilaksanakan dan alokasinya cukup

3. Menunda rencana kebijakan menaikkan pajak terhadap produk KBM

4 Mendorong Peningkatan ekspor KBM ke Timur Tengah

5. Implementasi kebijakan pemberian insentif berupa pengurangan PPnBM bagi produk otomotif yang memakai kandungan lokal lebih besar 80%

6. Penanganan PPN dan PPh impor ( CKD, bahan baku, mesin / peralatan produksi) untuk industri perakitan

1. Dep. Keuangan

  Ekspor :    

    - KBM R4 : US$ 412 juta (2006), US$ 871 Juta (2007), US$ 600 juta (s/d Mei 2008)

KBM R2 : US$ 31 juta (2006), US$ 33 Juta (2007), US$ 29 Juta (s/d Mei 2008)

Komponen KBM : US$ 1.7 Miliar (2006), US$ 1.7 Miliar (2007), US$ 857 Juta (Mei 2008)

Impor:

-KBM R4 : US$ 1,03 Miliar (2006), US$ 1.53 Miliar (2007), US$ 1 Miliar (s/d Mei 2008)

-KBM R2 : US$ 49 juta (2006), US$ 24 Juta (2007), US$ 16,5 Juta (s/d Mei 2008)

-Komponen KBM : US$ 2,2 Miliar (2006), US$ 2,2 Miliar (2007), US$ 2,3 Miliar (s/d Mei 2008)

Produksi:

-KBM R4 : 296.008 unit (2006), 411.638 unit (2007), 236.969 Unit (s/d Mei 2008)

-KBM R2 : 4,45 juta unit (2006), 4,7 Juta unit (2007), 2,5 Juta unit (s.d Mei 2008)

Tenaga Kerja

-424.665 orang (2007) Negara Tujuan Ekspor

-ASEAN, Jepang, Amerika Serikat, Timur Tengah dan Afrika

 

2

3.

4.

(42)

42

No. Gambaran Umum Permasalahan yang Akan

Timbul

Usulan Penanganan Instansi Terkait

1.

2.

3.

4

5

6.

EKSPOR (US$ Milyar) :

Th’06 Th’07 Th’08 (s/d Mei)

4,75 4.18 1.89

Negara Tujuan Utama

Singapore,

Jepang,

Amerika

Serikat

Negara Pesaing Utama :

RRT, Malaysia, Taiwan

Pasar Ekspor : Domestik (%) :

72 : 28

Impor (US$ Milyar) :

Th 2006 Th 2007

Tenaga Kerja (Orang) :

Th 2006 Th 2007

50.000 60.000

.

1. Turunya ekspor ke negra tujuan utama

2. Pasar dalam negeri tertekan oleh impor legal dan ilegal

1. Meningkatkan daya saing melalui pemberian insentif antara lain berupa pemberian kredit ekspor kepada perusahaan-perusahaan yang akan mengekspor baik kenegera Amerika Serikat maupun kenegara-negara lain.

2. Mengupayakan peningkatan hambatan barang impor melalui penerapan SNI

3. Mempercepat regulasi Importir terdaftar untuk produk telepon seluler.

4. Mencegah masuknya barang-barang illegal.

8. Meningkatkan keberpihakan terhadap produk dalam negeri dengan mengupayakan Peningkatan penggunaan produk dalam negeri.

9. Perumusan ulang TKDN khusus untuk produk-produk Teknologi informasi dan komunikasi dengan memasukkan bobot lebih besar bagi kegiatan R & D

1. Dep. Keuangan 2. Dep .Perindustrian 3. Dep. Perdagangan

1. Dep. Perindustrian 2. Dep. Perdagangan 3. Dep. Keuangan 4. Kepolisian

19.Dep. Perindustrian

20.Dep.Kominfo

21.BPPT

(43)

43

No.

Gambaran Umum

Permasalahan yang Akan

Timbul

Usulan Penanganan

Instansi Terkait

1. 2. 3. 4. 5. 6.

EKSPOR (US$ Milyar) :

Th’06 Th’07 Th’08 (s/d Mei)

0,70 0,79 0,42

Negara Tujuan Utama

USA, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Jepang dan Filipina

Negara Pesaing Utama :

USA, Itali, Perancis, Jepang, Thailand

Pasar Ekspor : Domestik (%) :

70 : 30

Impor (US$ Milyar) :

Th 2006 Th 2007

0,20 0,23

Tenaga Kerja (Orang) :

Th 2006 Th 2007

23.525 23.577

- Masih diterapkan BMAD carbon black 10-17%, sedangkan BM ban hanya 15%

- Dikenakannya PPN 10% crumb rubber, sedangkan lateks 0%

- Kemungkinan masuknya impor ban murah dari China dan India

- Adanya hambatan teknis ekspor terutama ke Eropa, Amerika dan Jepang

- Penghapusan BMAD carbon black yang sudah diberlakukan lebih dari 3 tahun.

- Penghapusan PPN crumb rubber seperti lateks

- Pengetatan penerapan SNI Wajib Ban melalui verifikasi impor barang

- Harmonisasi standar internasional UNECE

1. Dep. Keuangan 2.Dep. Perdagangan 3. BSN

(44)

44

No.

Gambaran Umum

Permasalahan yang Akan

Timbul

Usulan Penanganan

Instansi Terkait

1. 2. 3. 4. 5. 6.

EKSPOR (US$ Juta) :

Th’06 Th’07 Th’08 (s/d Mei) 91 122 57

Negara Tujuan Utama

USA, Saudi Arabia, Jepang, Philipina, Inggris

Negara Pesaing Utama :

China, Perancis

Pasar Ekspor : Domestik (%) : 35 : 65

Impor (US$ Juta) :

Th 2006 Th 2007 58 76

Tenaga Kerja :

15.000 orang .

- Maraknya impor dari China dengan harga murah namun mengandung bahan kimia berbahaya

- Tersendatnya ekspor ke USA dan Eropa terutama produk wangi-wangian

•Melindungi pasar dalam negeri dengan memperketat masuknya produk kosmetik impor melalui Verifikasi produk-produk impor tertentu yang

rawan dari penyelundupan

•Pengawasan dan penindakan peredaran produk kosmetik ilegal.

- Peningkatan pasar terutama ke Timur Tengah dan Afrika.

1. Dep. Kesehatan 2. Dep. Perdagangan 3. BPOM

11.Dep. Perdagangan

12.Dep. Luar negeri

(45)

45

45

45

45

I.

LANGKAH ANTISIPASI UNTUK

INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

(46)

46

LANGKAH ANTISIPASI UNTUK IKM

NO GAMBARAN UMUM PERMASALAHAN YANG AKAN

TIMBUL

USUL PENANGANAN INSTANSI TERKAIT

1.

ASPEK BAHAN BAKU

Selama ini IKM tidak terlalu bergantung kepada bahan baku impor karena terpenuhi oleh pasokan dalam negeri, kecuali IKM tertentu seperti tahu, tempe, assesories sandang dll.

Sulitnya memperoleh bahan baku impor, dan sekalipun ada harganya akan menjadi mahal.

3. Memfasilitasi IKM untuk memperoleh akses ke bahan baku secara cepat dan murah

4. Mengusulkan kepada Tim Tarif untuk penurunan bea masuk bagi bahan baku impor yang tidak dapat di substitusi

3. Dep Pertanian

4. Dep. Kelautan dan Perikanan

5. Dep.ESDM

6. Dep Keuangan

2.

ASPEK PEMBIAYAAN

Perbankan akan mengalami kesulitan likuiditas karena adanya penarikan dana oleh nasabah yang cukup besar. KUR merupakan salah satu alternatif pembiyaan yang masih dapat dipertahankan dan ditingkatkan nilai pinjamannya.

Perbankan akan lebih selektif/ketat dalam memberi kucuran kredit.

3. Mengusulkan kepada Menteri Keuangan untuk

menyediakan APBN dalam rangka mendukung kredit program bagi IKM

4. Meningkatkan kemampuan IKM dalam mengelola keuangan agar menjadi bankable

3. Dep Keuangan

(47)

47

NO GAMBARAN UMUM PERMASALAHAN YANG

AKAN TIMBUL

USUL PENANGANAN INSTANSI TERKAIT

3.

ASPEK PEMASARAN

Pemasaran produk IKM sebagian besar diserap oleh pasar domestik melalui penjualan langsung, pasar tradisional, pasar spesifik, pasar ritel dan pasar modern.

Akan terjadi penundaan pembayaran dari para pembeli (buyers)

3. Akan mengkonsentrasi kan pemasaran produk kepada pasar ritel yang

pembayarannya tunai

5. Perlu merevisi syarat perdagangan (trading term) agar produksi IKM tidak terganggu

6. Mendorong buyers untuk memprioritaskan

pembayaran kepada IKM (kredit factoring)

3. Dep Perdagangan

4. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO).

Dep Perdagangan

Perbankan

(48)

48

NO GAMBARAN UMUM PERMASALAHAN YANG

AKAN TIMBUL

USUL PENANGANAN INSTANSI TERKAIT4

4. Pasar dalam negeri menyerap sekitar 81% produk IKM sisanya 19 % di ekspor, termasuk ekspor ke Amerika sebesar 1,27%. Sekalipun demikian, pasar dalam negeri akan terpengaruh karena meningkatnya harga bahan baku dan biaya produksi.

Menurunnya order/pasar yang diakibatkan menurunnya daya beli konsumen asing/lokal

1. Meningkatkan promosi & pemasaran ke berbagai negara di luar AS dan Eropa, seperti ke Timur Tengah, Asia dan Afrika

2. Mengikut sertakan trade expo dan pameran berskala besar

3. Menghimbau kepada Department Store/Mall untuk membuat Pekan Produk IKM minimal setahun 3 kali

Dep Perdagangan

Dep Perdagangan

8. Dep Perdagangan

9. APRINDO

(49)

49

49

49

49

VI

VI

I. P E N U T U P

I. P E N U T U P

(50)

50

Semoga pertemuan hari ini menjadi titik awal dari kerjasama

(51)

51

LAMPIRAN

(52)

52

Lampiran 1

Lampiran 1

World Economic Outlook (%)

Sumber: IMF, WEO, Oktober

2008

(53)

53

Lampiran 2

Perkembangan Beberapa Industri Padat Karya dan Ekspor

No

No

Cabang Industri *)

Cabang Industri *)

2006

2006

2007

2007

Tenaga Kerja

Tenaga Kerja

(Orang)

(Orang)

Ekspor

Ekspor

(US$ Miliar)

(US$ Miliar)

Tenaga Kerja

Tenaga Kerja

(Orang)

(Orang)

Ekspor

Ekspor

(US$ Miliar)

(US$ Miliar)

1

1

Industri Makanan,

Industri Makanan,

Minuman & Tembakau

Minuman & Tembakau

1.084.246

1.084.246

8,31

8,31

1.106.506

1.106.506

12,94

12,94

2

2

Industri Tekstil & Produk

Industri Tekstil & Produk

Tekstil

Tekstil

1.190.656

1.190.656

9,40

9,40

1.234.250

1.234.250

9,81

9,81

3

3

Industri Alas kaki

Industri Alas kaki

398.500

398.500

1,61

1,61

415.000

415.000

1,64

1,64

4

4

Industri Barang Kayu &

Industri Barang Kayu &

Hasil Hutan Lainnya

Hasil Hutan Lainnya

297.298

297.298

3,26

3,26

304.475

304.475

3,11

3,11

Jumlah

Jumlah

2.718.655

2.718.655

22.90

22.90

2.762.513

2.762.513

27.73

27.73

Peran terhadap Industri

Peran terhadap Industri

57,95%

57,95%

24,82%

24,82%

58,18%

58,18%

26,33%

26,33%

Catatan:

Catatan:

(54)

54

Lampiran 3

Perkembangan Beberapa Industri yang Mendukung Pertumbuhan

No

No

Cabang Industri *)

Cabang Industri *)

2006

2006

2007

2007

Tenaga

Tenaga

Kerja

Kerja

(Orang)

(Orang)

Ekspor

Ekspor

(US$ Miliar)

(US$ Miliar)

Tenaga Kerja

Tenaga Kerja

(Orang)

(Orang)

Ekspor

Ekspor

(US$ Miliar)

(US$ Miliar)

1

1

Industri Kertas & Barang Cetakan

Industri Kertas & Barang Cetakan

192.069

192.069

9,08

9,08

191.670

191.670

10,30

10,30

2

2

Industri Baja

Industri Baja

64.859

64.859

7,58

7,58

66.974

66.974

9,91

9,91

3

3

Industri Otomotif

Industri Otomotif

126.535

126.535

1,62

1,62

125.633

125.633

2,04

2,04

4

4

Industri Elektronika Konsumsi

Industri Elektronika Konsumsi

240.205

240.205

8,85

8,85

227.841

227.841

7,96

7,96

5

5

Industri Telematika

Industri Telematika

9.910

9.910

4,75

4,75

8.696

8.696

4,18

4,18

Jumlah

Jumlah

633.578

633.578

31.88

31.88

620.814

620.814

34.39

34.39

Peran terhadap Industri

Peran terhadap Industri

13,51%

13,51%

34,56%

34,56%

13,07%

13,07%

32,66%

32,66%

Sumber: BPS, diolah Depperin.

Sumber: BPS, diolah Depperin.

Catatan:

Catatan:

(55)

55

Lampiran 4

Perkembangan Ekspor – Impor Indonesia

2006 - 2008

KETERANGAN

2006

2007

2008

JAN.

FEB.

MAR.

APR.

MEI

JUNI

Ekspor

100,798.62

114,100.89

11,191.58

10,545.54

12,008.88

10,921.68

12,910.25

12,818.44

Non Migas

79,589.15

92,012.32

8,947.73

8,164.45

9,241.71

8,440.47

9,684.76

9,823.47

Migas

21,209.48

22,088.57

2,243.85

2,381.09

2,767.17

2,481.21

3,225.50

2,994.98

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Impor

61,065.47

74,473.43

9,608.05

9,842.87

10,276.65

11,646.71

11,664.17

12,110.56

Non Migas

42,102.59

52,540.61

7,689.60

7,265.99

7,776.86

8,795.62

8,348.85

8,424.62

Migas

18,962.87

21,932.82

1,918.45

2,576.87

2,499.79

2,851.09

3,315.32

3,685.93

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Neraca

39,733.16

39,627.46

1,583.53

702.67

1,732.23

-725.03

1,246.08

707.88

Non Migas

37,486.56

39,471.72

1,258.13

898.46

1,464.85

-355.16

1,335.90

1,398.84

Migas

2,246.60

155.75

325.41

-195.78

267.38

-369.87

-89.83

-690.96

Sumber : BPS

Juta US $

(56)

56

Lampiran 5

Perkembangan Ekspor Menurut Hasil Industri dan Komoditas

Non Migas lainnya ( 2006 – 2008)

Juta US $

JAN. FEB. MAR. APR. MEI JUNI

1 TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL

62 PAKAIAN JADI BUKAN RAJUTAN 3,374.67 3,314.42 307.80 301.95 252.36 260.32 299.25 297.45 61 BARANG-BARANG RAJUTAN 2,159.24 2,316.08 204.53 188.02 182.52 178.48 240.70 237.59 55 SERAT STAPEL BUATAN 1,357.67 1,586.92 140.33 146.99 142.13 142.49 145.08 142.17 54 FILAMEN BUATAN 1,150.26 1,247.64 93.86 101.63 101.46 107.56 111.37 99.66 52 KAPAS 777.95 696.65 58.40 62.09 62.48 58.85 54.57 50.29 63 KAIN PERCA 223.43 240.84 17.61 16.76 16.69 19.66 17.49 16.38 59 KAIN DITENUN BERLAPIS 127.49 116.56 10.04 11.00 11.91 12.74 12.26 11.50 56 KAPAS GUMPALAN, TALI 93.63 101.62 8.86 10.04 10.26 10.69 10.26 9.66 60 KAIN RAJUTAN 88.86 85.57 8.92 7.91 7.74 7.11 6.83 6.09 58 KAIN TENUNAN KHUSUS 44.00 53.14 3.82 4.37 4.67 5.45 5.05 4.72 57 PERMADANI 40.16 41.96 3.83 3.45 4.08 4.07 4.09 4.11 51 WOL, BULU HEWAN 5.25 4.93 0.41 0.39 0.29 0.77 0.57 0.33 53 SERAT TEKSTIL DAN BENANG KERTAS 2.70 3.53 0.20 0.23 0.67 0.36 0.32 0.25 50 SUTERA 0.97 0.33 0.02 0.01 0.02 0.01 0.02 -2 ELEKTRONIKA, TELEMATIKA, MESIN LISTRIK DAN LAINNYA

85 MESIN/PERALATAN LISTRIK 7,291.41 7,596.18 609.03 588.31 642.86 687.10 694.53 663.03 84 MESIN-MESIN/PESAWAT MEKANIK 4,362.35 4,670.25 382.18 362.35 379.26 425.00 386.03 412.09 92 PERANGKAT MUSIK 334.58 385.90 29.85 26.60 30.44 35.94 36.05 39.78 3 BESI BAJA, MESIN & OTOMOTIF

87 KENDARAAN DAN BAGIANNYA 1,664.44 2,111.10 219.67 257.95 235.69 263.51 267.99 227.91 73 BENDA-BENDA DARI BESI DAN BAJA 861.17 1,148.14 86.44 98.74 104.43 118.11 115.73 121.74 72 BESI DAN BAJA 1,262.13 1,118.46 148.93 104.70 259.46 99.25 180.50 166.70

2007 2008

NO. HS URAIAN 2006

(57)

57

Juta US $

Lampiran 5 (lanjutan)

Perkembangan Ekspor Menurut Hasil Industri dan Komoditas

Non Migas lainnya ( 2006 – 2008)

JAN. FEB. MAR. APR. MEI JUNI

4 KAYU DAN BARANG DARI KAYU

44 KAYU, BARANG DARI KAYU 3355.62 3.128.21 227.23 260.23 250.49 260.05 243.76 248.08 5 KULIT, BRG. DARI KULIT DAN ALAS KAKI

64 ALAS KAKI 1599.77 1637.96 163.08 139.39 128.38 159.21 173.17 168.37 41 JANGAT DAN KULIT MENTAH 140.03 183.89 15.84 16.73 15.97 17.32 18.71 15.51 42 BARANG-BARANG DARI KULIT 160.67 178.79 18.03 14.34 11.76 14.89 16.1 13.11 43 KULIT BERBULU 2.13 2.23 0.21 0.16 0.19 0.18 0.14 0.06 6 BIJI TEMBAGA DAN PEKATANNYA

26 BIJIH, KERAK, DAN ABU LOGAM 4994.07 5103.93 422.3 340.35 284.57 337.46 379.25 383.18 74 TEMBAGA 1904.42 2731.69 203.97 185.32 193.5 212.97 135.25 245.22 7 KIMIA DASAR DAN KIMIA LAINNYA

29 BAHAN KIMIA ORGANIK 1883.67 2564.8 124.46 293.7 141.34 129.58 193.43 161.66 38 BERBAGAI PRODUK KIMIA 706.58 928.58 87.35 93.43 109.18 115.81 114.48 224.21 34 SABUN DAN PREPARAT PEMBERSIH 376.8 447.47 45.41 48.39 48.8 50.78 56.88 57.71 28 BAHAN KIMIA ANORGANIK 473.92 400.07 36.57 75.23 105.46 33.83 84.55 59.2 33 MINYAK ATSIRI, KOSMETIK WANGI-WANGIAN 215.56 286.43 30.9 33.5 28.62 32.76 33.11 32.38 32 SARI BAHAN SAMAK & CELUP 218.75 261.81 22.77 17.9 23.87 26.42 28.99 23.18

31 PUPUK 19.52 219.26 9.22 1.1 2.96 3.25 2.37 13.04

30 PRODUK INDUSTRI FARMASI 131.79 176.4 13.39 11.25 14.77 17.4 15.73 21.52 35 PEREKAT, ENZIM 31.78 33.27 2.98 2.72 2.82 3.18 2.59 2.67 36 BAHAN PELEDAK 9.23 7.98 0.59 1.86 1.02 0.94 0.91 1.21 37 BARANG FOTOGRAFI 3.56 3.27 0.13 0.1 0.37 0.3 0.15 0.25 8 KERTAS DAN BRG. DARI KERTAS

48 KERTAS/KARTON 2805.34 3328.02 303.91 305.6 330.15 333.39 313.23 322.93 47 BUBUR KAYU/PULP 1126.43 1068.13 100 99.26 125.66 135.63 93.74 133.43 49 BUKU DAN BARANG CETAKAN 51.5 44.35 2.58 4.85 4.46 3.42 4.12 4.95

2007 2008

NO. HS URAIAN 2006

(58)

58

Juta US $

Lampiran 5 (lanjutan)

Perkembangan Ekspor Menurut Hasil Industri dan Komoditas

Non Migas lainnya ( 2006 – 2008)

JAN. FEB. MAR. APR. MEI JUNI

9 BATU BARA

27 BAHAN BAKAR MINERAL 6410.04 7122.53 604.3 591.47 763.4 873.72 857.92 822.56 10 IKAN, UDANG DAN KERANG-KERANGAN

3 IKAN DAN UDANG 1642.92 1723.02 141.29 127.03 157.08 181.16 180.57 182.87 11 KARET ALAM DAN BRG. DARI KARET

40 KARET DAN BARANG DARI KARET 5529.13 6248.71 538.1 673.17 654.04 659.23 691.97 687.73 12 LEMAK DAN MINYAK HEWANI/NABATI

15 LEMAK & MINYAK HEWAN/NABATI 6069.94 10226.79 1619.23 1059.53 1816.51 695.16 1911.79 2066.18 12 BIJI-BIJIAN BERMINYAK 102.3 112.51 9.38 7.24 7.88 9.15 9.67 9.67 13 PERMATA DAN PERHIASAN

71 PERHIASAN/PERMATA 698.08 897.52 129.74 82.96 121.66 60.08 42.73 69.28 14 KOPI, TEH DAN REMPAH-REMPAH

9 KOPI, TEH, REMPAH-REMPAH 920.56 1.036.92 106.9 112.03 105.11 116.19 117.77 129.39 15 BIJI COKLAT/KAKAO

18 KAKAO/COKLAT 855.05 924.16 77.25 72.95 83.15 91.65 113.15 163.7 16 MAKANAN DAN MINUMAN

16 DAGING DAN IKAN OLAHAN 317.25 380.48 37.64 33.77 37.59 44.47 45.19 51.16 23 AMPAS/SISA INDUSTRI MAKANAN 169.53 322.25 29.89 39.6 41.97 46.17 40.88 37.79 19 OLAHAN DARI TEPUNG 199.19 225.51 20.53 18.32 21.91 25.41 23.9 23.33 21 BERBAGAI MAKANAN OLAHAN 113.31 159.63 14.19 13.41 14.25 18.54 18.76 18.24 20 OLAHAN DARI BUAH-BUAHAN/SAYURAN 171.88 122.42 12.04 9.46 15.54 58.78 18.77 28.89 17 GULA DAN KEMBANG GULA 111.84 94.18 7.57 6.02 10.03 11.16 10.59 8.99

22 MINUMAN 38.68 40.5 4.93 3.4 4.82 4.72 5.22 7.08

2007 2008

NO. HS URAIAN 2006

(59)

59

Juta US $

Lampiran 5 (lanjutan)

Perkembangan Ekspor Menurut Hasil Industri dan Komoditas

Non Migas lainnya ( 2006 – 2008)

59

JAN. FEB. MAR. APR. MEI JUNI

17 LAIN-LAIN

75 NIKEL 1,266.08 2,355.61 178.65 194.62 160.77 153.64 0.04 0.22 94 PERABOT, PENERANGAN RUMAH 1,948.97 1,995.01 189.99 197.88 185.87 188.66 169.52 160.02 39 PLASTIK DAN BARANG DARI PLASTIK 1,738.04 1,906.48 170.94 172.89 175.82 179.20 183.72 186.12 80 TIMAH 926.80 1,034.24 445.45 93.76 103.67 181.47 207.72 19.50 76 ALUMINIUM 862.37 868.05 66.70 58.79 87.39 67.83 97.27 46.30 89 KAPAL LAUT 463.31 643.27 40.71 41.43 62.91 61.40 59.08 78.44 90 PERANGKAT OPTIK 464.81 518.11 42.72 45.71 48.12 55.66 48.42 49.30 70 KACA & BARANG DARI KACA 386.59 431.83 37.61 37.71 37.25 41.35 35.43 34.13 24 TEMBAKAU 339.78 424.72 35.72 37.73 37.63 46.97 47.50 45.75 25 GARAM, BELERANG, KAPUR 325.30 291.27 22.24 17.49 28.25 23.53 24.90 26.72 69 PRODUK KERAMIK 288.25 289.98 24.89 25.07 24.19 28.08 26.59 27.00 8 BUAH-BUAHAN 225.81 279.86 32.41 21.09 18.40 22.55 21.98 20.46 95 MAINAN 209.75 244.69 22.92 16.57 17.85 18.32 24.79 30.43 96 BERBAGAI BARANG BUATAN PABRIK 172.18 200.79 14.33 17.43 16.59 18.94 21.10 17.01 88 KAPAL TERBANG DAN BAGIANNYA 251.36 194.70 6.52 6.11 6.97 8.57 5.50 7.15 4 SUSU, MENTEGA, TELUR 127.36 144.33 21.36 12.65 17.11 23.88 23.88 28.85 68 BENDA-BENDA DARI BATU, GIPS DAN SEMEN 121.23 140.54 11.28 10.38 12.04 13.99 12.48 12.18 83 BERBAGAI BARANG LOGAM DASAR 113.54 137.72 12.75 13.59 13.02 20.44 16.34 15.35 67 BULU UNGGAS 81.43 116.44 9.97 10.65 9.69 11.21 11.48 10.29 7 SAYURAN 64.29 78.51 6.67 6.20 3.97 4.95 3.80 3.88 46 JERAMI/BAHAN ANYAMAN 70.32 65.74 5.17 4.75 6.81 4.53 4.88 4.82

2007 2008

(60)

60

Juta US $

Lampiran 5 (lanjutan)

Perkembangan Ekspor Menurut Hasil Industri dan Komoditas

Non Migas lainnya ( 2006 – 2008)

JAN. FEB. MAR. APR. MEI JUNI

13 LAK, GETAH, DAN DAMAR 38.58 64.47 3.59 3.64 3.31 4.22 4.54 5.72 82 PERKAKAS, PERANGKAT POTONG 54.14 62.05 4.48 5.06 6.33 6.91 6.75 7.73 86 LOKOMOTIF DAN PERALATAN KERETA API 52.62 48.15 2.63 2.45 4.36 4.41 4.22 2.41 14 BAHAN-BAHAN NABATI 39.53 44.84 1.75 4.25 3.82 2.57 4.62 4.08 1 BINATANG HIDUP 20.93 40.83 5.22 2.01 4.88 3.41 3.83 4.03 65 TUTUP KEPALA 36.06 39.06 2.56 1.89 1.60 2.08 2.00 2.06 10 GANDUM-GANDUMAN 8.15 32.71 0.55 0.34 3.09 7.87 9.98 10.45 11 HASIL PENGGILINGAN 21.57 29.40 2.37 4.40 3.84 4.42 4.68 6.94 2 DAGING HEWAN 17.50 19.51 1.16 1.31 1.52 1.80 2.43 2.21 6 POHON HIDUP, DAN BUNGA POTONG 15.51 11.27 0.90 0.91 0.92 0.74 1.11 0.59 79 SENG 8.72 10.65 0.54 0.78 0.53 0.46 2.11 0.38 97 HASIL KARYA SENI 8.65 8.76 0.76 0.69 0.80 1.29 0.83 0.66 66 PAYUNG 15.48 8.60 2.28 2.00 2.07 0.67 0.25 0.16 91 LONCENG, ARLOJI DAN BAGIANNYA 10.86 6.16 0.59 0.59 0.63 0.77 0.65 0.53 5 PRODUK HEWANI 6.21 4.99 0.29 0.36 0.41 0.63 0.40 0.29 37 BARANG-BARANG FOTOGRAFI/SINEMATOGRAFI 3.56 3.27 0.13 0.10 0.37 0.30 0.15 0.25 81 LOGAM DASAR LAINNYA 2.24 2.44 0.22 0.31 0.27 0.64 1.11 0.14 78 TIMAH HITAM 0.74 1.68 0.14 0.36 0.30 0.49 0.55 0.23 93 SENJATA AMUNISI 0.61 0.82 0.07 1.28 0.02 0.05 - 0.74 45 GABUS DAN BARANG-BARANG GABUS 0.12 0.15 - 0.05 0.02 0.04 -

-NON MIGAS 79,589.15 92,012.32 8,947.73 8,164.45 9,241.71 8.440,47 9.684,76 9.823,47 MIGAS 21,209.48 22,088.57 2,243.85 2,381.09 2,767.17 2.481,21 3.225,50 2.994,98

TOTAL 100,798.62 114,100.89 11,191.58 10,545.54 12,008.88 10.921,68 12.910,25 12.818,44

2007 2008

NO. HS URAIAN 2006

(61)

61

Lampiran 6

Ekspor Non Migas Menurut 10 Negara Tujuan Utama

NO NEGARA 2006 2007 2008

JAN. FEB. MAR. APR. MEI JUNI

1 JEPANG 12.198,57 13.092,85 1.187,10 1.058,26 1.037,70 1.093,27 1.078,18 990,59 2 AMERIKA SERIKAT 10.682,53 11.311,34 1.017,18 1.015,47 972,74 1.011,35 1.110,62 1.182,79 3 SINGAPURA 7.824,15 8.990,37 1.068,32 659,83 802,20 882,82 928,32 756,76 4 REP.RAKYAT CINA 5.466,61 6.664,10 687,17 686,97 873,87 647,17 715,28 762,52 5 INDIA 3.326,45 4.884,96 611,39 451,39 582,12 364,72 674,07 759,67 6 MALAYSIA 3.789,59 4.593,12 486,63 476,93 661,39 433,95 512,76 567,09 7 KOREA SELATAN 3.414,59 3.746,45 374,35 385,04 437,65 365,65 361,94 488,62 8 BELANDA 2.518,36 2.749,46 283,03 215,72 356,07 241,75 332,34 484,43 9 THAILAND 2.054,12 2.646,90 240,85 281,85 248,61 255,71 261,25 307,14 10 TAIWAN 2.284,82 2.337,79 183,26 210,49 223,15 225,92 233,08 265,72 NEGARA LAINNYA 26.029,36 30.994,99 2.808,45 2.722,50 3.046,20 2.918,15

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Tujuan komunikasi yang terdapat di dalam perancangan identitas dari Situs Taman Purbakala Cipari ini adalah menciptakan suatu identitas berupa logo yang memiliki ciri khas dan

berdasarkan hasil uji ANOVA dengan signifikansi 0.000 (p<0.01); (2) pembelajaran menggunakan model Problem-Based Learning berpengaruh terhadap penguasaan konsep

Sasaran yang dituju dalam proses komunikasi massa adalah khalayak atau masyarakat luas yang terpencar satu sama lain tidak saling mengenal, karena masing – masing berbeda

Walaupun patogenesis dan penyebab yang dicurigai telah ditemukan, ternyata pengobatan yang diberikan kadang-kadang tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan.Urtikaria atau

tersebut, karena merupakan pesan atau solusi yang diperpendek menjadi sebuah kata-kata yang mudah dimengerti, serta dapat memotivasi pendengar, penyiar berusaha

Terapi obat dan tindakan pembedahan dapat digunakan untuk mengecilkan atau menghilangkan miom jika menyebabkan rasa tidak nyaman atau gejala-gejala yang bermasalah..