2
DAFTAR ISI
I.
PENDAHULUAN
4
II.
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL PRODUK
INDUSTRI INDONESIA
8
III.
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI SEKTOR INDUSTRI DAN
SOLUSINYA
15
IV.
LANGKAH-LANGKAH ANTISIPASI AWAL
20
V.
LANGKAH ANTISIPASI PER CABANG INDUSTRI
28
VI.
LANGKAH ANTISIPASI UNTUK IKM
45
VII
PENUTUP
49
RINGKASAN EKSEKUTIF
RINGKASAN EKSEKUTIF
Melemahnya Pasar
Ekspor Ke AS,UE &
RRT,dll
Terganggunya
Pasar Dalam
Negeri
Tertundanya
Rencana
Perluasan &
Investasi
Langkah-langkah
Antisipasi Awal
Langkah
Antisipasi Untuk
IKM
Langkah-langkah
Per-Cabang
Industri
Krisis
Keuangan
Dunia
Menunjang
Pertumbuhan
Ekonomi 6%
Tahun 2009
1. Industri Padat
Karya &
Ekspor
2. Industri yang
menunjang
pertumbuhan
3. IKM
4
4
4
4
I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN
5
5
Kemelut sistem keuangan di Amerika Serikat berdampak terhadap hampir seluruh
negara yang memiliki sistem keuangan (investasi, perdagangan, dll) yang terkait
dengan pasar keuangan global. Oleh karena itu perekonomian dunia akan lebih lambat
pada pertengahan kedua Tahun 2008 dan awal 2009.
Pertanyaannya adalah:
•Seberapa parah Indonesia terkena imbasan?
•Sektor-sektor apa yang akan terkena dampaknya?
•Usaha-usaha apa yang perlu dilakukan sebagai langkah-langkah antisipasi?
6
6
Sumber; Haver Analitycs; and IMF staff estimates.
1 Australia, Canada, Denmark, Euro area, Japan, New Zealand, Norway, Sweden, Switzerland, United Kingdom, and United States.
2 Newly Industrialized Asian economies (NIEs) comprises Hongkong SAR, Korea, Singapore, and Taiwan Province of China. 3 Indonesia, Malaysia, Philippines, and Thailand
4 Czech Republic, Estonia, Hungary, Latvia, Lithuania, dan Polandia 5 Argentina, Brazil, Chile, Colombia, Mexico, Peru, dan Venezuela. 7 Commonwealth of Independent States
7
7
8
8
8
8
BAB II.
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN
9
• Tiga
tahun
terakhir
ekspor
Indonesia
masih
menunjukkan trend meningkat sebesar 15,41% per
tahun (Lampiran 4)
• Fluktuasi Neraca Perdagangan dari Januari-Juni 2008
terlihat sangat besar
• Hal ini disebabkan ekspor terlihat mulai tidak konsisten
peningkatannya dibandingkan impor
• Trend ekspor dari periode Januari-Juni 2008 adalah
3,60% per bulan; dimana fluktuasi ekspor banyak
disebabkan oleh sektor migas, sedangkan impor terus
meningkat
• Gambaran ini mengindikasikan bahwa ekspor harus
didorong dan impor harus mampu dikendalikan
10
B. PERKEMBANGAN EKSPOR MENURUT HASIL INDUSTRI DAN
KOMODITI NON MIGAS
Pada Tahun 2007 total ekspor produk hasil industri sangat dipengaruhi oleh
peranan beberapa komoditi sebagai berikut (Lampiran 5):
3.
Produk Industri
a. TPT:
- Pakaian Jadi
(2,90%)
- Barang-barang Rajutan
(2,03%)
- Filamen dan Stapel Buatan
(2,48%)
b. Mesin:
- Peralatan Listrik
(6,66%)
- Mesin-mesin/Pesawat Mekanik (4,09%)
c. Kendaraan dan Bagiannya
(1,85%)
d. Produk dari Besi dan Baja:
- Benda-benda dari Besi dan Baja (1,01%)
- Besi dan Baja
(0,98%)
e. Barang dari Kayu
(2,74%)
f. Alas Kaki
(1,44%)
g. Kertas dan Barang dari Kertas:
- Kertas/Karton
(2,92%)
- Pulp
(0,94%)
h. Bahan Kimia Organik
(2,25%)
i. Minyak Sawit
(8,96%)
j. Perabot, Penerang Rumah
(1,75%)
k. Plastik dan Barang dari Plastik
(1,67%)
1.
Produk Non Migas Lainnya
a. Bijih, Kerak, dan Abu Logam
(4,47%)
b. Tembaga
(2,39%)
c. Batu Bara
(6,24%)
d. Ikan dan Udang
(1,51%)
e. Karet dan Barang dari Karet
(5,48%)
f. Kopi, Teh, dan Rempah-rempah
(0,91%)
g. Nikel
(2,06%)
(23.06%)
11
•
Negara tujuan ekspor non migas Indonesia adalah : Jepang (14,23 %), Amerika
Serikat (12,29 %), Singapura (9,77 %), RRT (7,24 %), India (5,31 %), Malaysia (4,99 %),
Korea Selatan (4,07%), Belanda (2,99%), Thailand (2,88 %), Taiwan (2,54 %) (Lampiran
6)
•
Ke – 10 negara tersebut ekspor Indonesia mencapai 66,31 %
•
Ke Jepang yang banyak diekspor (Lampiran 7): Nikel, tembaga, batubara, karet alam,
aluminium, dsb
(lebih dari 50 % adalah bahan baku)
•
Ke Amerika Serikat yang banyak diekspor : Karet, ikan, furnitur ,TPT, kayu,
(Lampiran 8)
ban, kertas
(16,26 % TPT, 1,4 % bahan baku)
•
Ke RRT yang banyak diekspor
: Minyak sawit, karet, pulp dan kertas,
(Lampiran 9)
batubara, nikel, bahan kimia
(13,8 % Bahan Baku, 11,90 % Produk
Industri)
•
Ke Uni Eropa banyak diekspor
: Minyak sawit, karet, batu bara, nikel
(Lampiran 10)
(29,28 % Bahan Baku, 26,76 % Produk
12
•
Pada Tahun 2007 impor menurut Barang Konsumsi, Bahan Baku,
Barang Modal adalah sebagai berikut (Lampiran 11):
o
Peranan masing-masing
: Barang Konsumsi (9,56%), Bahan
Baku (75,04%), Barang Modal
(15,40%)
o
Trend (5 Tahun Terakhir) : Barang Konsumsi (23,52%), Bahan
Baku (20,05%), Barang Modal
(26,47%)
•
Impor pada tahun 2007 terutama berasal dari RRT (15,14%), Jepang
(12,32%), Amerika Serikat (8,97%), Thailand (7,89%), Singapura
(7,44%), Australia (5,36%), Malaysia (4,09%), Korea Selatan
(3,80%), Jerman (3,75%), dan India (3,05%) (Lampiran 12)
•
Dari 10 negara tersebut impor Indonesia mencapai 71,91%
13
•
Dari RRT yang banyak diimpor (Lampiran 13)
o
Bahan Baku
: Tembakau
(0,98%),
Jagung
(0,69%)
o
Bahan Baku Diproses
: Produk Besi Baja
(38,5%),
Alumunium
(1,05%)
o
Barang Modal
: Barang Telekomunikasi (4,92%)
o
Barang Konsumsi
: Bawang Putih
(1,44%),
Terigu
(1,37%),
Buah Apel
(0,95%),
Buah Pir
(0,76%)
•
Dari Jepang yang banyak diimpor (Lampiran 14)
o
Bahan Baku
:
Zinc
(0,93%),
Baja Khusus
(0,89%)
o
Bahan Baku Diproses
: Kendaraan Bermotor &
14
•
Dari Amerika Serikat yang banyak diimpor (Lampiran 15)
o
Bahan Baku
: Kapas
(6,24%),
Kedelai
(8,56%),
Terigu
(5,18%),
o
Bahan Baku Diproses : Makanan Ternak
(1,45%),
Soda Abu
(1,23%),
Poliamida
(1,01%)
Pelumas
(1,84%)
o
Barang Modal
: Pesawat Terbang
(8,46%),
15
15
15
15
III. PERMASALAHAN YANG AKAN DIHADAPI
SEKTOR INDUSTRI DAN SOLUSINYA
16
PERMASALAHAN
Krisis Keuangan Dunia pada akhirnya akan
mempengaruhi sektor Industri
B. Bagi Produk Ekspor
Terjadi persaingan dalam memperebutkan
pasar akibat melemahnya pasar Amerika
Serikat, Uni Eropa dan Jepang.
17
PERMASALAHAN (Lanjutan)
B.
Terganggunya pasar dalam negeri
Akibat melemahnya pasar Amerika Serikat, Uni Eropa
dan Jepang akan terdapat kecenderungan
negara-negara pengekspor akan mengalihkan pasarnya ke
Wilayah lain termasuk Indonesia yang dianggap cukup
potensial.
Produk yang diperkirakan akan dilempar ke Indonesia
adalah berasal dari: RRT dan Negara-negara Asia
18
PERMASALAHAN (Lanjutan)
C.
Terganggunya Rencana Perluasan dan Investasi
Industri-industri yang semula diperkirakan akan
ekspansi dikhawatirkan akan menunda rencana
perluasan.
Industri-industri yang dimaksud diantaranya yaitu baja,
semen, petrokimia, alas kaki, otomotif dan komponen
serta terganggunya program restrukturisasi TPT.
E.
Perlu dicari dan dirumuskan langkah-langkah
19
PERMASALAHAN (Lanjutan)
B. Solusi
1. Segera melaksanakan Langkah-Langkah
Antisipasi Awal
2. Melindungi dan menyelamatkan Industri yang
padat karya dan memiliki kemampuan ekspor
tinggi terutama pada pasar-pasar yang melemah.
3. Melaksanakan langkah-langkah antisipasi untuk
penyelamatan Industri pada cabang-cabang
industri tertentu
20
20
20
20
IV. LANGKAH-LANGKAH ANTISIPASI AWAL
21
21
LANGKAH ANTISIPASI AWAL
A. PENGAMANAN PASAR DALAM NEGERI
NO
Permasalahan
Langkah Tindak
Waktu
Pelaksanaan
Keterangan
1 Penggunaan produk industri dalam negeri belum dapat diimplementasikan secara maksimal terutama pada
pengadaan barang pemerintah (government procurement) meskipun sudah ada ketentuan tentang preferensi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) seperti yang diatur pada Keppres 80/2003
1. Menyusun Inpres/Keppres agar
pengadaan barang pemerintah, BUMN, KKKS menggunakan produksi dalam negeri
2. Melaksanakan kampanye P3DN
3. Merumuskan insentif dan disinsentif
Selesai Desember 2008
1. Menko
Perekonomian
2. Dep. Perindustrian
22
22
NO
Permasalahan
Langkah Tindak
Waktu
Pelaksanaan
Keterangan
2 Dikuatirkan negara-negara pesaing utama (i.e. RRT) akan melakukan pengalihan tujuan ekspornya ke negara yg
mempunyai potensi pasar besar seperti Indonesia dengan melakukan
perdagangan secara ilegal (penyelundupan)
1. Penanggulangan Penyelundupan a. Barang Masuk
-Menteri Perindustrian mengusulkan agar tim yang berfungsi melakukan penanggulangan penyelundupan lebih diintensifkan, diefektifkan dan
diperkuat (Tim PEPI )
-Koordinasi dengan atase teknis mengenai angka-angka ekspor impor antar Indonesia dan negara tujuan. b. Barang Keluar
-Meninjau kembali berbagai
rekomendasi yang dikeluarkan untuk barang-barang yang dilarang/diatur ekspornya (scrap, rotan, dll)
7. Pengamanan Produk Dalam Negeri a. Tata niaga
-Mengusulkan kepada menteri perdagangan untuk mengatur katup impor barang jadi tertentu/strategis b. Safeguard
-Membuat Early Warning System untuk menangkal dampak negatif membanjirnya barang impor
Selesai November 2008
Selesai Oktober 2008
1. Dep. Keuangan
2. Angkatan Laut
3. POLRI
4. Dep. Perdagangan
5. Dep. Perindustrian
1. Dep. Perindustrian 2. Dep. Perdagangan
LANGKAH ANTISIPASI AWAL
(Lanjutan)
23
23
NO
Permasalahan
Langkah Tindak
Waktu
Pelaksanaan
Keterangan
3 Tarif bea masuk saat ini sudah terlalu rendah yang mengakibatkan produk impor berpotensi membanjiri pasar dalam negeri. Tarif BM masih akan diturunkan sesuai penjadwalan pada program harmonisasi tarif, yang akan memberatkan produk dalam negeri bersaing di pasar domestik
1. Diusulkan sisa program penurunan tarif BM sampai tahun 2010 dapat ditunda.
2. Apabila penundaan penjadwalan penurunan tarif BM secara
keseluruhan tidak dapat dilakukan, diusulkan program penurunan tarif BM tahun 2009 dapat ditunda
3. Beberapa produk industri yang sudah diusulkan penundaan penurunan tarif BM antara lain: keramik, baja,
karet/rubber rolls, bahan baku kabel fiber optik
Selesai Nopember 2008 1.Dep. Keuangan
2.Dep. Perindustrian
4 Kesepakatan tentang FTA dengan negara-negara yang berpotensi sebagai pesaing dapat menimbulkan ancaman terhadap produk dalam negeri di pasar domestik, akibat adanya perlakuan preferensi tarif BM
Dikaji ulang produk industri yang masuk dalam lingkup FTA dan kalau perlu diusulkan untuk menunda sementara penurunan tarif BM Preferensi.
Selesai Desember 2008 1. Dep. Perdagangan
2. Dep. Perindustrian
3. Dep. Keuangan
4. Dep. Terkait
LANGKAH ANTISIPASI AWAL
(Lanjutan)
24
24
NO
Permasalahan
Langkah Tindak
Waktu
Pelaksanaan
Keterangan
5 Untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri dalam negeri, masih diperlukan kebijakan Bea Keluar (Pajak Ekspor) yang dapat menghambat ekspor bahan baku
Akan dilakukan analisa cost & benefit untuk menetapkan usulan besaran pengenaan bea keluar terhadap ekspor produk kulit, rotan dan CPO sesuai PP No. 55 tahun 2008.
Selesai Desember 2008
1. Dep. Perindustrian
2. Dep. Perdagangan
3. Dep. Pertanian
4. Dep. Keuangan
6 Industri yang mempunyai peran penting untuk kepentingan umum, penyerapan tenaga kerja dan penghasil devisa, tetapi bahan baku/penolong dan komponennya masih besar
ketergantungannya dari impor, perlu diberikan fasilitas insentif fiskal.
1. Telah diusulkan kepada Menteri Keuangan untuk pemberian insentif berupa pembebasan bea masuk (bea masuk ditanggung pemerintah/BMDTP) pada tahun 2009 sebesar Rp. 2,1 triliun kepada sepuluh industri (aluminium sheet, baja, tinplate, susu, kimia, otomotif, elektronika, telematika, kapal dan alat tulis).
2. Apabila dipandang perlu, pemberian fasilitas insentif ini akan diusulkan untuk dilanjutkan pada tahun 2010
Selesai Nopember 2008
1. Dep. Keuangan
2. Dep. Perindustrian (
LANGKAH ANTISIPASI AWAL
(Lanjutan)
25
25
NO
Permasalahan
Langkah Tindak
Waktu
Pelaksanaan
Keterangan
7 Dengan adanya krisis ekonomi global diperkirakan bahwa produk impor akan semakin banyak dengan harga murah tetapi bermutu rendah dan
membahayakan konsumen
1. Meningkatkan perlindungan
konsumen dan menjaga persaingan yang sehat melalui pemberlakuan SNI wajib antara lain : Sepatu pengaman korek api pengaman, mainanan anak, pelek untuk KBM 2 dan 4, lampu halogen untuk kendaraan bermotor, perangkat untuk pemberi tanda suara ( klakson), Tangki air silinder vertikal polietiline, Perlengkapan makanan dan minuman melamin, Wadah makanan dan minuman polietiline
2. Menyusun SNI yang diperlukan untuk melindungi konsumen dan
meningkatkan mutu produk dalam negeri.
Selesai Desember 2008
1. Dep. Perindustrian
2. Dep. Perdagangan
3. BSN
LANGKAH ANTISIPASI AWAL
(Lanjutan)
26
26
NO
Permasalahan
Langkah Tindak
Waktu
Pelaksanaan
Keterangan
1 Peningkatan Promosi Ekspor Mencari alternatif Trade Financing Non LC Selesai Juli 2009 1. Dep. Perindustrian
2. Dep.Perdagangan
2 Membuka tujuan ekspor baru karena terancamnya barang ekspor Indonesia terutama ke Amerika Serikat.
1. Meningkatkan koordinasi antara Depperin, Depdag, KADIN/Asosiasi terkait serta perwakilan luar negeri terkait, dalam rangka mencari peluang diversifikasi produk ekspor
2. Memberikan peluang untuk ekspor yang lebih besar kepada IKM dan Industri Kreatif dengan memberikan insentif dalam pameran-pameran produk baik di dalam maupun di luar negeri
3. Memperluas kerjasama perdagangan dengan negara lain dalam rangka meningkatkan kapasitas ekspor
nasional ke negara tujuan ekspor baru, misalnya Timur Tengah, Afrika, dan Rusia
1. Dep. Perindustrian
2. Dep.Perdagangan
3. Atase terkait
4. Dep. Terkait
3 Terbatasnya pasar ekspor (pasar tradisional)
Melakukan market intellegence untuk menerobos pasar non-tradisional
Selesai Juli 2009 1. Dep. Perdagangan
2. Dep. Perindustrian
3. Atase terkait
4. Dep. Terkait
LANGKAH ANTISIPASI AWAL
(Lanjutan)
27
27
NO
Permasalahan
Langkah Tindak
Waktu
Pelaksanaan
Keterangan
4 Penolakan ekspor produk RRT oleh negara-negara lain yang mengakibatkan pencarian pasar-pasar ekspor baru sehingga dapat menjadi pesaing Indonesia
1. Meningkatkan dan menerapkan online networking business intelligent yang memberikan informasi mengenai status ekspor dan impor produk negara-negara asing dalam bentuk situs online yang dikelola oleh lembaga-lembaga perwakilan Indonesia (Atase perindustrian dan perdagangan) di luar negeri
2. Meningkatkan peran dari Atase Perdagangan untuk melakukan promosi produk unggulan ekspor Indonesia terkini.
3. Pembentukan image building indonesia terhadap international melalui suatu jaminan bahwa produk tersebut terjamin dan ramah
lingkungan, misalnya tersertifikasi REACH (Regristration, Evaluation, Authorization Chemicals) dan sustainable demand and supply indonesian product
4. Meningkatkan dan memperluas pemanfaatan jasa trading ekspor produk (brokers) yang telah diakui oleh negara-negara tujuan ekspor.
Selesai Juli 2009 1. Dep. Perdagangan
2. Dep. Perindustrian
3. Atase terkait
4. Dep. Terkait
5. AsosiasiTerkait
LANGKAH ANTISIPASI AWAL
(Lanjutan)
28
28
28
28
I.
LANGKAH ANTISIPASI PER-CABANG
INDUSTRI
29
No.
Gambaran Umum
Permasalahan yang
Akan Timbul
Usulan Penanganan
Instansi Terkait
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ekspor (US$ Milyar)
2006 2007 2008(Mei) 5,96 7,75 4,6
Negara Tujuan Utama:
Singapore, Jepang, Amerika Serikat
Negara Pesaing Utama:
Malaysia, Thailand, RRC
Pasar Ekspor : Domestik %
3 : 97
Impor (US$ Milyar ) 14 2007
2,7 3,9
Tenaga Kerja (juta orang)
2006 2007 1,14 1,23
Masuknya produk makanan minuman dan tembakau dari negara lain yang sedianya di ekspor ke Amerika Serikat atau Eropa dialihkan ke Indonesia baik secara legal maupun ilegal.
•Melindungi pasar dalam negeri dengan memperketat masuknya produk makanan minuman impor melalui :
1) Pemberian label khusus untuk impor yang berisiko rawan penyelundupan 2) Verifikasi produk-produk impor tertentu yang rawan dari penyelundupan
- Meningkatkan pengawasan dan penindakan peredaran produk makanan minuman yang diimpor secara ilegal.
•Memberlakukan safeguard atau anti dumping untuk perdagangan unfair
•Meningkatkan mutu produk dalam negeri dalam rangka mendukung kampanye pemakaian produk buatan dalam negeri.
1. Dep. Keuangan
2. Dep. Perdagangan
3. Dep Perindustrian
10. Dep. Perindustrian
11. Dep. Perdagangan
12. BPOM
13. POLRI
14. Kejaksaan
16. Dep. Perindustrian
17. Dep. Perdagangan
18. Dep. Keuangan
Terganggunya kinerja ekspor produk makanan minuman dan tembakau akibat menurunnya permintaan dari Amerika Serikat.
•Meningkatkan promosi pasar ekspor baru seperti Timur Tengah, Asia Timur dan Eropa Timur melalui promosi dan kerjasama bilateral/multilateral.
1. Dep. Perdagangan
2. Dep.Luar Negeri
Menurunnya daya saing industri di dalam negeri
-Memberikan fasilitas Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) seperti susu, gandum, kedelai.
1. Menko Perekonomian 2. Dep. Keuangan 3. Dep. Perindutrian 4. Dep. Pertanian 5. Dep. Pekerjaan Umum 6. Dep. Perhubungan
30
30
No.
Gambaran Umum
Permasalahan yang Akan
Timbul
Usulan Penanganan
Instansi Terkait
1. 2. 3. 4. 5. 6.
EKSPOR (US$ Milyar)
2 2007 2008 (Mei) 9,4 9,81 4,34
Negara tujuan utama :
USA, UE, Jepang
Negara pesaing utama :
China, Mexico, India, Vietnam, Bangladesh, Pakistan, Hunduras, Kambodia, Canada, Turkey, Switzerlan, Hongkong.
Pasar eksport : Domestik (%)
75 : 25
IMPOR (US$ Milyar) 2006 2007 1,71 1,99
Tenaga Kerja (juta orang)
2006 2007 1,19 1,234
1. Menurunnya permintaan TPT dari negara tujuan utama ekspor :
- Terindikasi s/d bulan Juli 2008 nilai total import TPT USA turun 3,02% dan
volumenya turun 5,05%.
1.Berlandaskan kepada struktur biaya untuk produk-produk apparel yaitu 47 – 50% bahan baku/penolong, 27-30% biaya tenaga kerja, maka agar produk apparel Indonesia dapat tetap diterima di pasar Amerika dan Uni Eropa adalah menekan biaya produksi utamanya melalui :
a.Menggunakan bahan baku kain produksi dalam negeri
b.Penetapan UMR yang lebih bijaksana
c.Mempertahankan tarif energi sehingga di sektor hulu dan antara dimana nilai energi berkisar antara 14-17,5% tetap dapat mempertahankan produk yang berdaya saing.
d.Melanjutkan Program Restrukturisasi Permesinan karena telah terbukti dengan melakukan peremajaan mesin terjadi peningkatan produktivitas, effisiensi energi yang secara langsung dapat meningkatkan daya saing
e.Menjaga kualitas produk
f.Mencari Pasar-pasar baru dan memperbesar pasar dalam negeriPenetapan
1. Dep. Tenaga Kerja & Transmigrasi
2. Dep. ESDM
3. PLN
4. Dep. Keuangan
5. Dep. Perindustrian
6. Dep. Perdagangan
7. Dep. Perhubungan
8. Dep . Dalam Negeri
31
Tekstil dan Produk Tekstil (lanjutan)
No.
Gambaran Umum
Permasalahan yang Akan
Timbul
Usulan Penanganan
Instansi Terkait
• Terganggunya cashflow perusahaan akibat negara importir tidak memberlakukan pembayaran L/C melainkan open account yang waktunya diperpanjang dari 1 bulan menjadi 3 bulan
2.Negara-negara pesaing akan mencari pasar baru yg dapat merusak pangsa pasar TPT nasional di Dalam Negeri
2. Melakukan pengawasan terhadap masuknya barang-barang impor baik secara legal maupun ilegal
1. Dep. Perdagangan
2. Dep. Keuangan
32
3). Alas Kaki
No. Gambaran Umum Permasalahan yang Akan Timbul Usulan Penanganan Instansi Terkait
1. 2. 3. 4. 5. 6.
EKSPOR (US$ Milyar)
2006 2007 2008 (Juni) 1,60 1.64 0.94
Negara tujuan utama :
USA, Eropa, Asia Timur, TimurTengah dan Afrika.
Negara Pesaing utama ekspor :
China, Italy, Hongkong, Vietnam,Thailand dan India.
Pasar Ekspor : Domestik (%) : 5,2 : 94,8
IMPOR (US Juta) 2006 2007 71,1 81,91
Tenaga Kerja (orang) 2006 2007 398.500 415.000
•Tertundanya realisasi investasi, sebesar US $ 200 jt akibat krisis likuiditas perbankan dan kenaikan suku bunga
•Langkanya dana segar di sistem perbankan maupun pasar saham
•Menurunnya peluang pasar
-Relaksasi kemudahan kredit.
-Mempertahankan suku bunga dengan tingkat wajar
-Kemudahan prosedur dan insentif investasi
1. Bank Indonesia
2. Dep. Keuangan
3. BKPM
• Penurunan nilai ekspor akibat perubahan pola belanja kepada produk primer, melemahnya daya beli dan persaingan semakin ketat.
• Mahalnya harga bahan baku.
• Penurunan permintaan / order dari multi national corporation.
• Melemahnya daya beli masyarakat LN
-Lobby kepada partner dagang secara intensif untuk konsolidasi pasar internasional.
-Stabiliasi harga energi untuk mempertahankan daya saing.
-Memperlancar arus impor bahan baku untuk menjamin kelancaran produksi
-Memberikan Insentif ekspor
-Meningkatkan fasilitas dan kemudahan yang terkait dengan administrasi ekspor (L/C)
1. Dep. Perdagangan
2. Dep. Perindustrian 3. Aprisindo,
5. Dep ESDM
6. PLN
7. Dep. Perindustrian 1. Dep. Perdagangan
11.Dep. Perdagangan
12.Dep. Keuangan 1. Dep. Keuangan
•Naiknya harga jual alas kaki di pasar domestik.
•Turunnya volume perdagangan.
-Meningkatkan pengamanan pasar domestik dengan penerapan NPIK (Nomor Pegenal Importir Khusus), pencegahan impor illegal dan peningkatan penggunaan sepatu produksi DN
-Meningkatkan daya beli melalui optimalisasi belanja pemerintah (APBN)
1. Dep. Perdagangan
7.Departemen/LPND
8.KKKS
33
No. Gambaran Umum Permasalahan yang Akan Timbul Usulan Penanganan Instansi Terkait
1. 2. 3. 4. 5. 6.
EKSPOR (US$ Milyar)
2006 2007 2008 (Mei) 8,0 7,2 6,0
Negara Tujuan Utama :
Singapura, Jepang hongKong dan China
Negara Pesaing Utama :
Korea, German, Vietnam, Thailand)
Pasar Ekspor : domestic (%)
45 : 55
IMPOR
Tenaga Kerja (orang) 2006 2007 223.000 235.000
• Selama 5 tahun terakhir (2003-2007) ekspor produk elektronika ke Amerika Serikat (AS) cenderung mengalami penurunan rata-rata sebesar - 1,62%. Akibat perubahan peta ekspor tujuan utama
• Sebagian besar produk yang di ekspor ke AS adalah produk-produk digital (Vidio Camera, DVD Player, Printer, semi conductor, dll )
• Permasalahan yang timbul , diproyeksikan ekspor elektronika Indonesia ke AS akan turun lebih tajam lagi sekitar 5 % - 10 %. Yang akan mengurangi pertumbuhan industri, penyerapan tenaga kerja dan devisa
• Singapura, Vietnam, India menjadi primadona investasi produk-produk elektronika yang di ekspor ke AS karena iklim investasi yang lebih baik serta besarnya pasar India.
• Meningkatkan investasi pada produk-produk elektronika digital yang bernilai tinggi dengan menciptakan iklim investasi yang lebih baik dengan cara memberikan insentif yang bersaing dengan Vietnam, India:
2. BKPM.
3. Dep. Keuangan
4. Dep. Perindustrian
• Pasar elektronika rumah tangga dalam negeri tahun 2008 meningkat sebesar 10 % dibandingkan tahun 2007 atau senilai Rp. 30,36 triliun.
• Rasio suplai produk dalam negeri hanya sekitar 34 % ( Rp. 10,3 triliun ), sisanya merupakan produk impor.
• Permasalahan yang timbul dengan kelebihan produksi china yang tidak terserap AS berpotensi masuk ke Indonesia sehingga suplai produksi dalam negeri kepasar dalam negeri berkurang..
• Penurunan/ penghapusan PPnBM
• Alternatif pengenaan cukai sebagai pengganti PPnBM bila dihapuskan
• Perlakuan jalur merah bagi produk-produk elektronika yang di impor.
• Memperkuat infrastruktur lab uji produk elektronika)
• Penerapan SNI wajib dan perketat pengawasan .
• Penerapan label berbahasa Indonesia. Untuk produk elektronika.
• Meningkatkan tarif bea masuk bagi produk jadi yang belum diharmonisasikan
1. Dep. Keuangan
2. BSN;
3. Dep. Perindustrian
34
5
5
). Furniture dan Komponen
). Furniture dan Komponen
No.
Gambaran Umum
Permasalahan yang Akan TimbulUsulan Penanganan
Instansi Terkait
1. 2 3 4 5 6
EKSPOR (US$ Milyar) 2006 2007
2,17 1,90
Negara Tujuan Utama :
Amerika, Timur Tengah, Eropa,
Negara Pesaing Utama :
China, Vietnam dan Malaysia
Pasar Ekspor : Domestik (%) :
78,5 : 21,5
IMPOR (US$ juta)
15 2007 39,4 39,3
Tenaga Kerja (Orang)
2006 2007 434.244 435.112
Diperkirakan ekspor produk furniture dan komponen ke Amerika Serikat akan mengalami penurunan sebesar 25 % atau sebesar ± USD 125 juta dari total ekspor produk funriture dan komponen ke Amerika Serikat sebesar USD 600 juta. Kondisi ini akan terus merosot apabila rencana pemerintah Amerika Serikat untuk memberikan dana talangan sebesar USD 700 Milyar tidak tercapai.
• Meningkatkan kualitas dan diversifikasi produk permebelan di Dalam Negeri dalam rangka meningkatkan daya saing baik di pasar Dalam Negeri maupun Luar Negeri.
• Membuat ketentuan yang membatasi ekspor bahan baku ataupun produk 1/2 jadi kayu dan rotan seperti : RRT, Singapura, Vietnam dan Malaysia.
• Melakukan promosi produk furniture ke Luar negeri khususnya ke Eropa Timur, Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika Selatan;
1. Dep. Perindustrian 2.Dep. Perdagangan 3. BSN
7.Dep. Perindustrian
8.Dep. Perdagangan
9. Dep. Kehutanan
10. Pemda terkait
12.Dep. Perindustrian
13.Dep. Perdagangan
14.Dep. Kehutanan
35
6). Rotan Olahan
No.
Gambaran Umum
Permasalahan yang Akan TimbulUsulan Penanganan
Instansi Terkait
1. 2. 3. 4. 5. 6.
EKSPOR (US$ juta) 2006 2007
398,8 462,0
Negara Tujuan Ekspor :
China, Malaysia, Eropa
Negara Pesaing Utama :
China, Vietnam, Malaysian & Filipina
Pasar Ekspor : Domestik (%)
70,1 : 29,9
IMPOR (US$ juta)
2006 2007 3,7 3,7
Tenaga Kerja (Orang)
2006 2007 276.032 276.584
Diperkirakan ekspor produk rotan olahan ke Amerika Serikat akan mengalami penurunan sebesar 20% atau sebesar USD 19 juta dari total ekspor produk rotan olahan ke Amerika Serikat sebesar USD 95 juta.
• Meningkatkan kualitas dan diversifikasi produk permebelan di Dalam Negeri dalam rangka meningkatkan daya saing baik di pasar Dalam Negeri maupun Luar Negeri.
• Membuat ketentuan yang membatasi ekspor bahan baku ataupun produk 1/2 jadi kayu dan rotan seperti : RRT, Singapura, Vietnam dan Malaysia.
• Melakukan promosi produk furniture ke Luar negeri khususnya ke Eropa Timur, Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika Selatan;
1. Dep. Perindustrian
2. Dep. Perdagangan
3. BSN
7. Dep. Perindustrian
8. Dep. Perdagangan
9. Dep. Kehutanan
10. Pemda Terkait
12. Dep. Perindustrian
13. Dep. Perdagangan
14. Dep. Kehutanan
36
1). Pulp dan Kertas
No.
Gambaran Umum
Permasalahan yang Akan
Timbul
Usulan Penanganan
Instansi Terkait
1
2.
3
4.
5.
6.
EKSPOR (US$ Milyar) :
2006 2007
1,39 1,69
Negara Tujuan Utama
Jepang, Korea, Thailand, Timur
Tengah dan Cina
Negara Pesaing Utama :
Scandinavia dan Amerika Utara
Pasar Ekspor : Domestik (%) :
44 : 56
Impor (US$ Milya) :
Th 2006 Th 2007
0,97 0,95
Tenaga Kerja (Orang) :
Th 2006 Th 2007
243.537 247.722
•
Diperkirakan ekspor
produk Pulp dan
Kertas ke Nagara
Amerika Serikat akan
mengalami penurunan
sebesar 20%. atau
sebesar ± 60 juta dari
total ekspor kertas ke
Amerika Serikat ±
USD 300 juta..
•
Meningkatkan
promosi pasar
produk pulp dan
kertas ke beberapa
negara yaitu antara
lain : Eropa Timur,
Timur Tengah, Afrika
Selatan
1.
Dep.
Perdagangan
2.
Dep.
Keuangan
3.
Dep.
Kehutanan
37
2). Petrokimia
No. Gambaran Umum Permasalahan yang Akan
Timbul
Usulan Penanganan Instansi Terkait
1. 2. 3. 4. 5. 6.
EKSPOR (US$ Milyar) :
Th’06 Th’07 Th’08 (s/d Mei) 1,97 2,16 0,9
Nege\ara Tujuan Utama :
Asean, Jepang dan Eropa
Negara Pesaing Utama :
Singapura,Qatar, UEA, Cina dan Jepang
Pasar Ekspor : Domestik (%) : 16,9 : 83,1
Impor (US$ Milya) :
Th 2006 Th 2007
3,0 2,01
Tenaga Kerja (Orang) : Th 2006 Th 2007
39.998 40.049
Akan membanjirnya produk impor petrokimia dari negara-negara produsen yang produknya tidak terserap di pasar Amerika dan Eropa..
Sejak krisis ekonomi tahun 1997-1998, investasi di industri petrokimia relatif stagnan, tidak terdapat investasi baru skala besar.
Koordinasi dalam penanganan terhadap membajirnya produk ilegal/penyelundupan.
Perlindungan produk dalam negeri dengan pengenaan tarif (MFN, Safeguard dan Anti Dumping);
Perlindungan dengan non tarif (SNI)
Mengefektifkan PP No 62/2008 Penyediaan infrastruktur; Mengefektifkan pengaturan pemanfaatan Ekspor SDA tertentu (Naphtha, Condensate atau gas bumi) secara optimal
1. Dep. Keuangan
2. Dep.
Perdagangan
3. Dep. Perindustrian
4. POLRI
5. Kejaksaan;
7. Dep. Keuangan
8. Dep. Perindustrian
9. Dep.
Perdagangan
10. BSN
1. Dep Keuangan 2. BKPM
1. Dep Pekerjaan Umum
38
No.
Gambaran Umum
Permasalahan yang Akan
Timbul
Usulan Penanganan
Instansi Terkait
1. 2. 3. 4. 5. 6.
a. Industri Keramik EKSPOR (US$ Milyar) :
Th’06 Th’07 Th’08 (s/d Mei) 0,21 0,19 0,13
Negara Tujuan Ekspor :
USA, Eropa, Australia, ASEAN
Negara Pesaing Utama :
China, Italia, Thailand, Malaysia
Pasar Ekspor : Domestik (%) : - - Ubin = 30 : 70
- Tableware = 50 : 50 - Saniter = 80 : 20
Impor (US$ Milyara) :
Th 2006 Th 2007 0,17 0,16
Tenaga Kerja :
200.000 orang
- Maraknya impor dari RRT termasuk Tableware Melamine
- Ketatnya persaingan di pasar Amerika Serikat, Eropa dan Jepang
•Melindungi pasar dalam negeri dengan memperketat masuknya produk keramik impor dari luar melalui :
1) Pemberian label khusus untuk impor
2)Verifikasi produk-produk impor tertentu
yang rawan dari penyelundupan
•Pengawasan dan penindakan peredaran produk keramik yang diimpor secara ilegal.
• Melakukan promosi produk keramik ke Luar negeri khususnya ke Eropa Timur, Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika Selatan;
2. Dep. Keuangan
3. Dep. Perdagangan, 3. POLRI
4. Kejaksaan
14. Dep. Perindustrian
15. Dep. Perdagangan
16. Dep. Luar Negeri
17. ASAKI.
39
No.
Gambaran Umum
Permasalahan yang Akan
Timbul
Usulan Penanganan
Instansi Terkait
1. 2. 3 4. 5. 6.
b. Industri Semen EKSPOR (US$Juta) :
Th’06 Th’07 Th’08 (s/d Mei) 48 51 66
Negara Tujuan Ekspor :
Bangladesh, Singapura, Srilangka, Afrika
Negara Pesaing Utama :
China, Thailand, Malaysia
Pasar Ekspor : Domestik (%) :
10 : 90
Impor (US$ Juta) :
Th 2006 Th 2007 47 47,8
Tenaga Kerja :
• Terhambatnya investasi industri semen akibat kesulitan pendanaan yang dikhawatirkan akan menyebabkan Indonesia kekurangan semen pada saat perekonomian sudah pulih
• Masuknya impor semen dari RRT
• Mencari sumber pendanaan dari pihak tertentu, seperti negara-negara Timur Tengah dan Islamic Development Bank
• Koordinasi dalam rangka memberikan kelonggaran pemberian kredit investasi untuk industri semen oleh perbankan nasional
• Penerapan SNI wajib
• Peningkatan tarif bea masuk
2. Dep.
Perindustrian
3. Dep. Keuangan
4. BKPM 5. Bappenas 6. Lembaga Perbankan 12. Dep. Perindustrian 13. Dep. Perdagangan
14. Dep. Keuangan
40
No Gambaran Umum Permasalahan Yang Akan Timbul
Usulan Penanganan Instansi Terkait
1.
2.
3.
Impor baja Amerika Serikat (USA) sekitar 42 juta ton per tahun
Negara eksportir utama baja ke USA adalah Canada (9,1 jt ton), Brazil ( 7,2 jt ton), Mexico (4,2 jt ton), RRT 3,1 jt ton), dan Rusia (2,6 jt ton), Sedangkan Indonesia menempati urutan ke 46 dengan volume 17,9 rb ton Impor baja Indonesia pada tahun 2007
mencapai US$ 5,04 milyar naik sebesar 34,4 % bila dibandingkan dengan nilai impor tahun 2006 yang mencapai US$ 3,75 milyar. Negara asal impor Indonesia tahun 2007 adalah : RRT (21,72 %), Jepang (16, 86 %), Ukraina (9,93 %), Korea (6,65 %), Australia (5,32 %) dan lainnya (39,52 %)
Adanya pengalihan target pasar baja termasuk ke Indonesia, dari RRT, India, dan Malaysia.
Terjadi penyimpangan importasi HRC, Pipa, Wirerod dan paku dalam bentuk ”Under Invoicing”, ”Pelarian” kode HS dan penghindaran dari pembayaran BMAD.
Menerapkan non tariff barrier seperti penerapan SNI Wajib, Tata Niaga Impor (verifikasi teknis dan
Approval permitt) sebagaimana yang dilakukan oleh Malaysia.
Penerapan Safe guard bagi produk baja terutama yang berasal dari RRT yang masih menerapkan Tax Rebate untuk produk hilir baja seperti paku, besi beton, pipa, seng, kawat baja dan produk baja hilir lainnya.
Mengefektifkan pengawasan
pelaksanaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) untuk produk HRC yang berasal dari RRT, India, Thailand, Taiwan, dan Rusia.
1. Dep. Perindustrian
2. Dep. Keuangan
3. Dep. Perdagangan
4. Asosiasi Industri Baja
5. BSN
41
5 ). Industri Otomotif
NO. GAMBARAN UMUM PERMASALAHAN YANG AKAN
TIMBUL USULAN PENANGANAN INSTANSI TERKAIT
1. 1. Daya serap pasar domestik kemungkinan menurun akibat liquiditas sulit
Daya saing menurun akibat naik kurs US$ karena bahan baku sebagian besar masih diimpor
Daya serap pasar ekspor kemungkinan menurun Kemungkinan terjadi penurunan produksi akibat penurunan permintaan
1.Memaksimalkan pasar domestik; khususnya penggunaan produk Dalam Negeri bagi belanja Pemerintah (dalam pembelian KBM)
2. Pemberian insentif BMDTP pada tahun 2009 bagi industri otomotif sesegera mungkin dapat dilaksanakan dan alokasinya cukup
3. Menunda rencana kebijakan menaikkan pajak terhadap produk KBM
4 Mendorong Peningkatan ekspor KBM ke Timur Tengah
5. Implementasi kebijakan pemberian insentif berupa pengurangan PPnBM bagi produk otomotif yang memakai kandungan lokal lebih besar 80%
6. Penanganan PPN dan PPh impor ( CKD, bahan baku, mesin / peralatan produksi) untuk industri perakitan
1. Dep. Keuangan
Ekspor :
- KBM R4 : US$ 412 juta (2006), US$ 871 Juta (2007), US$ 600 juta (s/d Mei 2008)
KBM R2 : US$ 31 juta (2006), US$ 33 Juta (2007), US$ 29 Juta (s/d Mei 2008)
Komponen KBM : US$ 1.7 Miliar (2006), US$ 1.7 Miliar (2007), US$ 857 Juta (Mei 2008)
Impor:
-KBM R4 : US$ 1,03 Miliar (2006), US$ 1.53 Miliar (2007), US$ 1 Miliar (s/d Mei 2008)
-KBM R2 : US$ 49 juta (2006), US$ 24 Juta (2007), US$ 16,5 Juta (s/d Mei 2008)
-Komponen KBM : US$ 2,2 Miliar (2006), US$ 2,2 Miliar (2007), US$ 2,3 Miliar (s/d Mei 2008)
Produksi:
-KBM R4 : 296.008 unit (2006), 411.638 unit (2007), 236.969 Unit (s/d Mei 2008)
-KBM R2 : 4,45 juta unit (2006), 4,7 Juta unit (2007), 2,5 Juta unit (s.d Mei 2008)
Tenaga Kerja
-424.665 orang (2007) Negara Tujuan Ekspor
-ASEAN, Jepang, Amerika Serikat, Timur Tengah dan Afrika
2
3.
4.
42
No. Gambaran Umum Permasalahan yang Akan
Timbul
Usulan Penanganan Instansi Terkait
1.
2.
3.
4
5
6.
EKSPOR (US$ Milyar) :
Th’06 Th’07 Th’08 (s/d Mei)
4,75 4.18 1.89
Negara Tujuan Utama
Singapore,
Jepang,
Amerika
Serikat
Negara Pesaing Utama :
RRT, Malaysia, Taiwan
Pasar Ekspor : Domestik (%) :
72 : 28
Impor (US$ Milyar) :
Th 2006 Th 2007
Tenaga Kerja (Orang) :
Th 2006 Th 2007
50.000 60.000
.
1. Turunya ekspor ke negra tujuan utama
2. Pasar dalam negeri tertekan oleh impor legal dan ilegal
1. Meningkatkan daya saing melalui pemberian insentif antara lain berupa pemberian kredit ekspor kepada perusahaan-perusahaan yang akan mengekspor baik kenegera Amerika Serikat maupun kenegara-negara lain.
2. Mengupayakan peningkatan hambatan barang impor melalui penerapan SNI
3. Mempercepat regulasi Importir terdaftar untuk produk telepon seluler.
4. Mencegah masuknya barang-barang illegal.
8. Meningkatkan keberpihakan terhadap produk dalam negeri dengan mengupayakan Peningkatan penggunaan produk dalam negeri.
9. Perumusan ulang TKDN khusus untuk produk-produk Teknologi informasi dan komunikasi dengan memasukkan bobot lebih besar bagi kegiatan R & D
1. Dep. Keuangan 2. Dep .Perindustrian 3. Dep. Perdagangan
1. Dep. Perindustrian 2. Dep. Perdagangan 3. Dep. Keuangan 4. Kepolisian
19.Dep. Perindustrian
20.Dep.Kominfo
21.BPPT
43
No.
Gambaran Umum
Permasalahan yang Akan
Timbul
Usulan Penanganan
Instansi Terkait
1. 2. 3. 4. 5. 6.
EKSPOR (US$ Milyar) :
Th’06 Th’07 Th’08 (s/d Mei)
0,70 0,79 0,42
Negara Tujuan Utama
USA, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Jepang dan Filipina
Negara Pesaing Utama :
USA, Itali, Perancis, Jepang, Thailand
Pasar Ekspor : Domestik (%) :
70 : 30
Impor (US$ Milyar) :
Th 2006 Th 2007
0,20 0,23
Tenaga Kerja (Orang) :
Th 2006 Th 2007
23.525 23.577
- Masih diterapkan BMAD carbon black 10-17%, sedangkan BM ban hanya 15%
- Dikenakannya PPN 10% crumb rubber, sedangkan lateks 0%
- Kemungkinan masuknya impor ban murah dari China dan India
- Adanya hambatan teknis ekspor terutama ke Eropa, Amerika dan Jepang
- Penghapusan BMAD carbon black yang sudah diberlakukan lebih dari 3 tahun.
- Penghapusan PPN crumb rubber seperti lateks
- Pengetatan penerapan SNI Wajib Ban melalui verifikasi impor barang
- Harmonisasi standar internasional UNECE
1. Dep. Keuangan 2.Dep. Perdagangan 3. BSN
44
No.
Gambaran Umum
Permasalahan yang Akan
Timbul
Usulan Penanganan
Instansi Terkait
1. 2. 3. 4. 5. 6.
EKSPOR (US$ Juta) :
Th’06 Th’07 Th’08 (s/d Mei) 91 122 57
Negara Tujuan Utama
USA, Saudi Arabia, Jepang, Philipina, Inggris
Negara Pesaing Utama :
China, Perancis
Pasar Ekspor : Domestik (%) : 35 : 65
Impor (US$ Juta) :
Th 2006 Th 2007 58 76
Tenaga Kerja :
15.000 orang .
- Maraknya impor dari China dengan harga murah namun mengandung bahan kimia berbahaya
- Tersendatnya ekspor ke USA dan Eropa terutama produk wangi-wangian
•Melindungi pasar dalam negeri dengan memperketat masuknya produk kosmetik impor melalui Verifikasi produk-produk impor tertentu yang
rawan dari penyelundupan
•Pengawasan dan penindakan peredaran produk kosmetik ilegal.
- Peningkatan pasar terutama ke Timur Tengah dan Afrika.
1. Dep. Kesehatan 2. Dep. Perdagangan 3. BPOM
11.Dep. Perdagangan
12.Dep. Luar negeri
45
45
45
45
I.
LANGKAH ANTISIPASI UNTUK
INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
46
LANGKAH ANTISIPASI UNTUK IKM
NO GAMBARAN UMUM PERMASALAHAN YANG AKAN
TIMBUL
USUL PENANGANAN INSTANSI TERKAIT
1.
ASPEK BAHAN BAKU
Selama ini IKM tidak terlalu bergantung kepada bahan baku impor karena terpenuhi oleh pasokan dalam negeri, kecuali IKM tertentu seperti tahu, tempe, assesories sandang dll.
Sulitnya memperoleh bahan baku impor, dan sekalipun ada harganya akan menjadi mahal.
3. Memfasilitasi IKM untuk memperoleh akses ke bahan baku secara cepat dan murah
4. Mengusulkan kepada Tim Tarif untuk penurunan bea masuk bagi bahan baku impor yang tidak dapat di substitusi
3. Dep Pertanian
4. Dep. Kelautan dan Perikanan
5. Dep.ESDM
6. Dep Keuangan
2.
ASPEK PEMBIAYAAN
Perbankan akan mengalami kesulitan likuiditas karena adanya penarikan dana oleh nasabah yang cukup besar. KUR merupakan salah satu alternatif pembiyaan yang masih dapat dipertahankan dan ditingkatkan nilai pinjamannya.
Perbankan akan lebih selektif/ketat dalam memberi kucuran kredit.
3. Mengusulkan kepada Menteri Keuangan untuk
menyediakan APBN dalam rangka mendukung kredit program bagi IKM
4. Meningkatkan kemampuan IKM dalam mengelola keuangan agar menjadi bankable
3. Dep Keuangan
47
NO GAMBARAN UMUM PERMASALAHAN YANG
AKAN TIMBUL
USUL PENANGANAN INSTANSI TERKAIT
3.
ASPEK PEMASARAN
Pemasaran produk IKM sebagian besar diserap oleh pasar domestik melalui penjualan langsung, pasar tradisional, pasar spesifik, pasar ritel dan pasar modern.
Akan terjadi penundaan pembayaran dari para pembeli (buyers)
3. Akan mengkonsentrasi kan pemasaran produk kepada pasar ritel yang
pembayarannya tunai
5. Perlu merevisi syarat perdagangan (trading term) agar produksi IKM tidak terganggu
6. Mendorong buyers untuk memprioritaskan
pembayaran kepada IKM (kredit factoring)
3. Dep Perdagangan
4. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO).
Dep Perdagangan
Perbankan
48
NO GAMBARAN UMUM PERMASALAHAN YANG
AKAN TIMBUL
USUL PENANGANAN INSTANSI TERKAIT4
4. Pasar dalam negeri menyerap sekitar 81% produk IKM sisanya 19 % di ekspor, termasuk ekspor ke Amerika sebesar 1,27%. Sekalipun demikian, pasar dalam negeri akan terpengaruh karena meningkatnya harga bahan baku dan biaya produksi.
Menurunnya order/pasar yang diakibatkan menurunnya daya beli konsumen asing/lokal
1. Meningkatkan promosi & pemasaran ke berbagai negara di luar AS dan Eropa, seperti ke Timur Tengah, Asia dan Afrika
2. Mengikut sertakan trade expo dan pameran berskala besar
3. Menghimbau kepada Department Store/Mall untuk membuat Pekan Produk IKM minimal setahun 3 kali
Dep Perdagangan
Dep Perdagangan
8. Dep Perdagangan
9. APRINDO
49
49
49
49
VI
VI
I. P E N U T U P
I. P E N U T U P
50
•
Semoga pertemuan hari ini menjadi titik awal dari kerjasama
51
LAMPIRAN
52
Lampiran 1
Lampiran 1
World Economic Outlook (%)
Sumber: IMF, WEO, Oktober
2008
53
Lampiran 2
Perkembangan Beberapa Industri Padat Karya dan Ekspor
No
No
Cabang Industri *)
Cabang Industri *)
2006
2006
2007
2007
Tenaga Kerja
Tenaga Kerja
(Orang)
(Orang)
Ekspor
Ekspor
(US$ Miliar)
(US$ Miliar)
Tenaga Kerja
Tenaga Kerja
(Orang)
(Orang)
Ekspor
Ekspor
(US$ Miliar)
(US$ Miliar)
1
1
Industri Makanan,
Industri Makanan,
Minuman & Tembakau
Minuman & Tembakau
1.084.246
1.084.246
8,31
8,31
1.106.506
1.106.506
12,94
12,94
2
2
Industri Tekstil & Produk
Industri Tekstil & Produk
Tekstil
Tekstil
1.190.656
1.190.656
9,40
9,40
1.234.250
1.234.250
9,81
9,81
3
3
Industri Alas kaki
Industri Alas kaki
398.500
398.500
1,61
1,61
415.000
415.000
1,64
1,64
4
4
Industri Barang Kayu &
Industri Barang Kayu &
Hasil Hutan Lainnya
Hasil Hutan Lainnya
297.298
297.298
3,26
3,26
304.475
304.475
3,11
3,11
Jumlah
Jumlah
2.718.655
2.718.655
22.90
22.90
2.762.513
2.762.513
27.73
27.73
Peran terhadap Industri
Peran terhadap Industri
57,95%
57,95%
24,82%
24,82%
58,18%
58,18%
26,33%
26,33%
Catatan:
Catatan:
54
Lampiran 3
Perkembangan Beberapa Industri yang Mendukung Pertumbuhan
No
No
Cabang Industri *)
Cabang Industri *)
2006
2006
2007
2007
Tenaga
Tenaga
Kerja
Kerja
(Orang)
(Orang)
Ekspor
Ekspor
(US$ Miliar)
(US$ Miliar)
Tenaga Kerja
Tenaga Kerja
(Orang)
(Orang)
Ekspor
Ekspor
(US$ Miliar)
(US$ Miliar)
1
1
Industri Kertas & Barang Cetakan
Industri Kertas & Barang Cetakan
192.069
192.069
9,08
9,08
191.670
191.670
10,30
10,30
2
2
Industri Baja
Industri Baja
64.859
64.859
7,58
7,58
66.974
66.974
9,91
9,91
3
3
Industri Otomotif
Industri Otomotif
126.535
126.535
1,62
1,62
125.633
125.633
2,04
2,04
4
4
Industri Elektronika Konsumsi
Industri Elektronika Konsumsi
240.205
240.205
8,85
8,85
227.841
227.841
7,96
7,96
5
5
Industri Telematika
Industri Telematika
9.910
9.910
4,75
4,75
8.696
8.696
4,18
4,18
Jumlah
Jumlah
633.578
633.578
31.88
31.88
620.814
620.814
34.39
34.39
Peran terhadap Industri
Peran terhadap Industri
13,51%
13,51%
34,56%
34,56%
13,07%
13,07%
32,66%
32,66%
Sumber: BPS, diolah Depperin.
Sumber: BPS, diolah Depperin.
Catatan:
Catatan:
55
Lampiran 4
Perkembangan Ekspor – Impor Indonesia
2006 - 2008
KETERANGAN
2006
2007
2008
JAN.
FEB.
MAR.
APR.
MEI
JUNI
Ekspor
100,798.62
114,100.89
11,191.58
10,545.54
12,008.88
10,921.68
12,910.25
12,818.44
Non Migas
79,589.15
92,012.32
8,947.73
8,164.45
9,241.71
8,440.47
9,684.76
9,823.47
Migas
21,209.48
22,088.57
2,243.85
2,381.09
2,767.17
2,481.21
3,225.50
2,994.98
Impor
61,065.47
74,473.43
9,608.05
9,842.87
10,276.65
11,646.71
11,664.17
12,110.56
Non Migas
42,102.59
52,540.61
7,689.60
7,265.99
7,776.86
8,795.62
8,348.85
8,424.62
Migas
18,962.87
21,932.82
1,918.45
2,576.87
2,499.79
2,851.09
3,315.32
3,685.93
Neraca
39,733.16
39,627.46
1,583.53
702.67
1,732.23
-725.03
1,246.08
707.88
Non Migas
37,486.56
39,471.72
1,258.13
898.46
1,464.85
-355.16
1,335.90
1,398.84
Migas
2,246.60
155.75
325.41
-195.78
267.38
-369.87
-89.83
-690.96
Sumber : BPS
Juta US $
56
Lampiran 5
Perkembangan Ekspor Menurut Hasil Industri dan Komoditas
Non Migas lainnya ( 2006 – 2008)
Juta US $
JAN. FEB. MAR. APR. MEI JUNI
1 TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL
62 PAKAIAN JADI BUKAN RAJUTAN 3,374.67 3,314.42 307.80 301.95 252.36 260.32 299.25 297.45 61 BARANG-BARANG RAJUTAN 2,159.24 2,316.08 204.53 188.02 182.52 178.48 240.70 237.59 55 SERAT STAPEL BUATAN 1,357.67 1,586.92 140.33 146.99 142.13 142.49 145.08 142.17 54 FILAMEN BUATAN 1,150.26 1,247.64 93.86 101.63 101.46 107.56 111.37 99.66 52 KAPAS 777.95 696.65 58.40 62.09 62.48 58.85 54.57 50.29 63 KAIN PERCA 223.43 240.84 17.61 16.76 16.69 19.66 17.49 16.38 59 KAIN DITENUN BERLAPIS 127.49 116.56 10.04 11.00 11.91 12.74 12.26 11.50 56 KAPAS GUMPALAN, TALI 93.63 101.62 8.86 10.04 10.26 10.69 10.26 9.66 60 KAIN RAJUTAN 88.86 85.57 8.92 7.91 7.74 7.11 6.83 6.09 58 KAIN TENUNAN KHUSUS 44.00 53.14 3.82 4.37 4.67 5.45 5.05 4.72 57 PERMADANI 40.16 41.96 3.83 3.45 4.08 4.07 4.09 4.11 51 WOL, BULU HEWAN 5.25 4.93 0.41 0.39 0.29 0.77 0.57 0.33 53 SERAT TEKSTIL DAN BENANG KERTAS 2.70 3.53 0.20 0.23 0.67 0.36 0.32 0.25 50 SUTERA 0.97 0.33 0.02 0.01 0.02 0.01 0.02 -2 ELEKTRONIKA, TELEMATIKA, MESIN LISTRIK DAN LAINNYA
85 MESIN/PERALATAN LISTRIK 7,291.41 7,596.18 609.03 588.31 642.86 687.10 694.53 663.03 84 MESIN-MESIN/PESAWAT MEKANIK 4,362.35 4,670.25 382.18 362.35 379.26 425.00 386.03 412.09 92 PERANGKAT MUSIK 334.58 385.90 29.85 26.60 30.44 35.94 36.05 39.78 3 BESI BAJA, MESIN & OTOMOTIF
87 KENDARAAN DAN BAGIANNYA 1,664.44 2,111.10 219.67 257.95 235.69 263.51 267.99 227.91 73 BENDA-BENDA DARI BESI DAN BAJA 861.17 1,148.14 86.44 98.74 104.43 118.11 115.73 121.74 72 BESI DAN BAJA 1,262.13 1,118.46 148.93 104.70 259.46 99.25 180.50 166.70
2007 2008
NO. HS URAIAN 2006
57
Juta US $
Lampiran 5 (lanjutan)
Perkembangan Ekspor Menurut Hasil Industri dan Komoditas
Non Migas lainnya ( 2006 – 2008)
JAN. FEB. MAR. APR. MEI JUNI
4 KAYU DAN BARANG DARI KAYU
44 KAYU, BARANG DARI KAYU 3355.62 3.128.21 227.23 260.23 250.49 260.05 243.76 248.08 5 KULIT, BRG. DARI KULIT DAN ALAS KAKI
64 ALAS KAKI 1599.77 1637.96 163.08 139.39 128.38 159.21 173.17 168.37 41 JANGAT DAN KULIT MENTAH 140.03 183.89 15.84 16.73 15.97 17.32 18.71 15.51 42 BARANG-BARANG DARI KULIT 160.67 178.79 18.03 14.34 11.76 14.89 16.1 13.11 43 KULIT BERBULU 2.13 2.23 0.21 0.16 0.19 0.18 0.14 0.06 6 BIJI TEMBAGA DAN PEKATANNYA
26 BIJIH, KERAK, DAN ABU LOGAM 4994.07 5103.93 422.3 340.35 284.57 337.46 379.25 383.18 74 TEMBAGA 1904.42 2731.69 203.97 185.32 193.5 212.97 135.25 245.22 7 KIMIA DASAR DAN KIMIA LAINNYA
29 BAHAN KIMIA ORGANIK 1883.67 2564.8 124.46 293.7 141.34 129.58 193.43 161.66 38 BERBAGAI PRODUK KIMIA 706.58 928.58 87.35 93.43 109.18 115.81 114.48 224.21 34 SABUN DAN PREPARAT PEMBERSIH 376.8 447.47 45.41 48.39 48.8 50.78 56.88 57.71 28 BAHAN KIMIA ANORGANIK 473.92 400.07 36.57 75.23 105.46 33.83 84.55 59.2 33 MINYAK ATSIRI, KOSMETIK WANGI-WANGIAN 215.56 286.43 30.9 33.5 28.62 32.76 33.11 32.38 32 SARI BAHAN SAMAK & CELUP 218.75 261.81 22.77 17.9 23.87 26.42 28.99 23.18
31 PUPUK 19.52 219.26 9.22 1.1 2.96 3.25 2.37 13.04
30 PRODUK INDUSTRI FARMASI 131.79 176.4 13.39 11.25 14.77 17.4 15.73 21.52 35 PEREKAT, ENZIM 31.78 33.27 2.98 2.72 2.82 3.18 2.59 2.67 36 BAHAN PELEDAK 9.23 7.98 0.59 1.86 1.02 0.94 0.91 1.21 37 BARANG FOTOGRAFI 3.56 3.27 0.13 0.1 0.37 0.3 0.15 0.25 8 KERTAS DAN BRG. DARI KERTAS
48 KERTAS/KARTON 2805.34 3328.02 303.91 305.6 330.15 333.39 313.23 322.93 47 BUBUR KAYU/PULP 1126.43 1068.13 100 99.26 125.66 135.63 93.74 133.43 49 BUKU DAN BARANG CETAKAN 51.5 44.35 2.58 4.85 4.46 3.42 4.12 4.95
2007 2008
NO. HS URAIAN 2006
58
Juta US $
Lampiran 5 (lanjutan)
Perkembangan Ekspor Menurut Hasil Industri dan Komoditas
Non Migas lainnya ( 2006 – 2008)
JAN. FEB. MAR. APR. MEI JUNI
9 BATU BARA
27 BAHAN BAKAR MINERAL 6410.04 7122.53 604.3 591.47 763.4 873.72 857.92 822.56 10 IKAN, UDANG DAN KERANG-KERANGAN
3 IKAN DAN UDANG 1642.92 1723.02 141.29 127.03 157.08 181.16 180.57 182.87 11 KARET ALAM DAN BRG. DARI KARET
40 KARET DAN BARANG DARI KARET 5529.13 6248.71 538.1 673.17 654.04 659.23 691.97 687.73 12 LEMAK DAN MINYAK HEWANI/NABATI
15 LEMAK & MINYAK HEWAN/NABATI 6069.94 10226.79 1619.23 1059.53 1816.51 695.16 1911.79 2066.18 12 BIJI-BIJIAN BERMINYAK 102.3 112.51 9.38 7.24 7.88 9.15 9.67 9.67 13 PERMATA DAN PERHIASAN
71 PERHIASAN/PERMATA 698.08 897.52 129.74 82.96 121.66 60.08 42.73 69.28 14 KOPI, TEH DAN REMPAH-REMPAH
9 KOPI, TEH, REMPAH-REMPAH 920.56 1.036.92 106.9 112.03 105.11 116.19 117.77 129.39 15 BIJI COKLAT/KAKAO
18 KAKAO/COKLAT 855.05 924.16 77.25 72.95 83.15 91.65 113.15 163.7 16 MAKANAN DAN MINUMAN
16 DAGING DAN IKAN OLAHAN 317.25 380.48 37.64 33.77 37.59 44.47 45.19 51.16 23 AMPAS/SISA INDUSTRI MAKANAN 169.53 322.25 29.89 39.6 41.97 46.17 40.88 37.79 19 OLAHAN DARI TEPUNG 199.19 225.51 20.53 18.32 21.91 25.41 23.9 23.33 21 BERBAGAI MAKANAN OLAHAN 113.31 159.63 14.19 13.41 14.25 18.54 18.76 18.24 20 OLAHAN DARI BUAH-BUAHAN/SAYURAN 171.88 122.42 12.04 9.46 15.54 58.78 18.77 28.89 17 GULA DAN KEMBANG GULA 111.84 94.18 7.57 6.02 10.03 11.16 10.59 8.99
22 MINUMAN 38.68 40.5 4.93 3.4 4.82 4.72 5.22 7.08
2007 2008
NO. HS URAIAN 2006
59
Juta US $
Lampiran 5 (lanjutan)
Perkembangan Ekspor Menurut Hasil Industri dan Komoditas
Non Migas lainnya ( 2006 – 2008)
59
JAN. FEB. MAR. APR. MEI JUNI
17 LAIN-LAIN
75 NIKEL 1,266.08 2,355.61 178.65 194.62 160.77 153.64 0.04 0.22 94 PERABOT, PENERANGAN RUMAH 1,948.97 1,995.01 189.99 197.88 185.87 188.66 169.52 160.02 39 PLASTIK DAN BARANG DARI PLASTIK 1,738.04 1,906.48 170.94 172.89 175.82 179.20 183.72 186.12 80 TIMAH 926.80 1,034.24 445.45 93.76 103.67 181.47 207.72 19.50 76 ALUMINIUM 862.37 868.05 66.70 58.79 87.39 67.83 97.27 46.30 89 KAPAL LAUT 463.31 643.27 40.71 41.43 62.91 61.40 59.08 78.44 90 PERANGKAT OPTIK 464.81 518.11 42.72 45.71 48.12 55.66 48.42 49.30 70 KACA & BARANG DARI KACA 386.59 431.83 37.61 37.71 37.25 41.35 35.43 34.13 24 TEMBAKAU 339.78 424.72 35.72 37.73 37.63 46.97 47.50 45.75 25 GARAM, BELERANG, KAPUR 325.30 291.27 22.24 17.49 28.25 23.53 24.90 26.72 69 PRODUK KERAMIK 288.25 289.98 24.89 25.07 24.19 28.08 26.59 27.00 8 BUAH-BUAHAN 225.81 279.86 32.41 21.09 18.40 22.55 21.98 20.46 95 MAINAN 209.75 244.69 22.92 16.57 17.85 18.32 24.79 30.43 96 BERBAGAI BARANG BUATAN PABRIK 172.18 200.79 14.33 17.43 16.59 18.94 21.10 17.01 88 KAPAL TERBANG DAN BAGIANNYA 251.36 194.70 6.52 6.11 6.97 8.57 5.50 7.15 4 SUSU, MENTEGA, TELUR 127.36 144.33 21.36 12.65 17.11 23.88 23.88 28.85 68 BENDA-BENDA DARI BATU, GIPS DAN SEMEN 121.23 140.54 11.28 10.38 12.04 13.99 12.48 12.18 83 BERBAGAI BARANG LOGAM DASAR 113.54 137.72 12.75 13.59 13.02 20.44 16.34 15.35 67 BULU UNGGAS 81.43 116.44 9.97 10.65 9.69 11.21 11.48 10.29 7 SAYURAN 64.29 78.51 6.67 6.20 3.97 4.95 3.80 3.88 46 JERAMI/BAHAN ANYAMAN 70.32 65.74 5.17 4.75 6.81 4.53 4.88 4.82
2007 2008
60
Juta US $
Lampiran 5 (lanjutan)
Perkembangan Ekspor Menurut Hasil Industri dan Komoditas
Non Migas lainnya ( 2006 – 2008)
JAN. FEB. MAR. APR. MEI JUNI
13 LAK, GETAH, DAN DAMAR 38.58 64.47 3.59 3.64 3.31 4.22 4.54 5.72 82 PERKAKAS, PERANGKAT POTONG 54.14 62.05 4.48 5.06 6.33 6.91 6.75 7.73 86 LOKOMOTIF DAN PERALATAN KERETA API 52.62 48.15 2.63 2.45 4.36 4.41 4.22 2.41 14 BAHAN-BAHAN NABATI 39.53 44.84 1.75 4.25 3.82 2.57 4.62 4.08 1 BINATANG HIDUP 20.93 40.83 5.22 2.01 4.88 3.41 3.83 4.03 65 TUTUP KEPALA 36.06 39.06 2.56 1.89 1.60 2.08 2.00 2.06 10 GANDUM-GANDUMAN 8.15 32.71 0.55 0.34 3.09 7.87 9.98 10.45 11 HASIL PENGGILINGAN 21.57 29.40 2.37 4.40 3.84 4.42 4.68 6.94 2 DAGING HEWAN 17.50 19.51 1.16 1.31 1.52 1.80 2.43 2.21 6 POHON HIDUP, DAN BUNGA POTONG 15.51 11.27 0.90 0.91 0.92 0.74 1.11 0.59 79 SENG 8.72 10.65 0.54 0.78 0.53 0.46 2.11 0.38 97 HASIL KARYA SENI 8.65 8.76 0.76 0.69 0.80 1.29 0.83 0.66 66 PAYUNG 15.48 8.60 2.28 2.00 2.07 0.67 0.25 0.16 91 LONCENG, ARLOJI DAN BAGIANNYA 10.86 6.16 0.59 0.59 0.63 0.77 0.65 0.53 5 PRODUK HEWANI 6.21 4.99 0.29 0.36 0.41 0.63 0.40 0.29 37 BARANG-BARANG FOTOGRAFI/SINEMATOGRAFI 3.56 3.27 0.13 0.10 0.37 0.30 0.15 0.25 81 LOGAM DASAR LAINNYA 2.24 2.44 0.22 0.31 0.27 0.64 1.11 0.14 78 TIMAH HITAM 0.74 1.68 0.14 0.36 0.30 0.49 0.55 0.23 93 SENJATA AMUNISI 0.61 0.82 0.07 1.28 0.02 0.05 - 0.74 45 GABUS DAN BARANG-BARANG GABUS 0.12 0.15 - 0.05 0.02 0.04 -
-NON MIGAS 79,589.15 92,012.32 8,947.73 8,164.45 9,241.71 8.440,47 9.684,76 9.823,47 MIGAS 21,209.48 22,088.57 2,243.85 2,381.09 2,767.17 2.481,21 3.225,50 2.994,98
TOTAL 100,798.62 114,100.89 11,191.58 10,545.54 12,008.88 10.921,68 12.910,25 12.818,44
2007 2008
NO. HS URAIAN 2006
61
Lampiran 6
Ekspor Non Migas Menurut 10 Negara Tujuan Utama
NO NEGARA 2006 2007 2008
JAN. FEB. MAR. APR. MEI JUNI