• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Psikologi Agama (Pengaruh Psikologi Agama dalam Usaha Mengontrol Perilaku Psikis Peserta Didik)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makalah Psikologi Agama (Pengaruh Psikologi Agama dalam Usaha Mengontrol Perilaku Psikis Peserta Didik)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Psikologi Agama (Pengaruh Psikologi Agama dalam Usaha Mengontrol Perilaku Psikis Peserta Didik)

BAB I PENDAHULUAN

Belajar psikologi agama tidak untuk membuktikan agama mana yang paling benar, tapi hakekat agama dalam hubungan manusia dengan kejiwaannya , bagaimana prilaku dan kepribadiannya mencerminkan keyakinannnya

(2)

BAB II eksperimental) bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia , seperti penggunaan pancaindera, pikiran, perasaan, feeling dan kehendaknya.

Agama berasal dari kata latin religio, yang dapat berarti obligation/kewajiban.Agama dalam Encyclopedia of Philosophy adalah kepercayaan kepada Tuhan yang selalu hidup, yakni kepada jiwa dan kehendak ilahi yang mengatur alam semesta dan mempunyai hubungan moral dengan umat manusia (James Martineau).

Menurut Prof. Dr. Zakiah Darajat bahwa psikologi agama meneliti pengaruh agama terhadap sikap dan tingkah laku orang atau mekanisne yang bekerja dalam diri seseorang, karena cara seseorang berpikir, bersikap, bereaksi dan bertingkah laku tidak dapat dipisahkan dari keyakinannya, karena keyakinan itu masuk dalam kostruksi pribadi.

2. Ruang lingkup psikologi agama

(3)

B. Perilaku psikis peserta didik 1. Unsur psikis peserta didik

a) Dalam diri setiap manusia, pasti melakukan berbagai aktivitas psikis baik, kognisi, konasi, emosi, maupun campuran. Aktivitas psikis manusia dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkan manusia yang diwujudkan melalui gerak gerik/ perilaku Berpikir untuk memahami / mencari tahu kebenaran dari suatu hal yang ingin di ketahuinya. Aktivitas psikis seperti ini disebutgejala kognisi ( kognisi = pikiran )

b) Sedangkan, ketika seorang manusia melihat sesuatu, manusia akan merasakan sesuatu lalu diwujudkan dengan perubahan pada fisik manusia, misalnya raut wajah. wujud simpati. Inilah yang disebut gejala emosi.

c) Gejala konasi disebut juga kemauan, hasrat manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai contoh, seorang pelajar yang ingin menduduki peringkat 1 di dalam kelas, dengan dasar kemauan, maka pelajar tersebut akan belajar dengan tekun untuk menduduki peringkat 1 dalam kelas. Konasi diwujudkan dengan perilaku- perilaku untuk mencapai tujuan manusia tersebut. Gejala konasi ada yang berlangsung di luar kesadaran, seperti refleks, automatisme, instink,dorongan. (Refleks, automatisme, instink, dorongan) dapat berlangsung karena ada dorongan dari dalam diri manusia yang tidak dapat dikontrol sehingga manusia dapat langsung melakukan perilaku tanpa memikirkannya terlebih dahulu.

d) Gejala campuran, terdiri dari ( perhatian, kelelahan, sugesti.) Ketika kita, memusatkan penglihatan maupun pendengaran pada suatu objek inilah yang disebut perhatian. Ketika daya tahan tubuh kita menurun karena melakukan sesuatu hal, ini disebut kelelahan. Ketika perbuatan kita mampu menguatkan atau menggerakan pikiran , maka inilah yang disebut dengan sugesti.

Semua gejala- gejala psikis yang telah diuraikan diatas, saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

2. Hal-hal yang mempengaruhi psikis peserta didik

(4)

1) Faktor Keluarga

Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tetang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan factor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat.

2) Faktor Hereditas (keturunan)

Sebagian besar karakteristik pada peserta didik diturunkan dari Ayahnya. Misalnya, sikap peserta didik yang tenang, pemalu dan tidak mudah marah.

3) Lingkungan Sekolah

Peserta didik bersekolah di MAN I Kedungwuni. Di mana sekolahnya, agama sangat diutamakan, baik dalam pelajaran maupun dalam membentuk siswanya. Les-les tambahan pelajaran di sekolah juga diadakan, yaitu untuk membantu mengembangkan intelektual siswa. Selain itu, tingkat kedisiplinan di sekolahnya juga sangat tinggi.maka peserta didik bisa menjadi seorang yang berwawasan agama luas dan berintelegensi tinggi.

4) Teman Sebaya

Dalam bergaul baik di rumah maupun di sekolah peserta didik memiliki teman-teman yang baik. Misalnya ,Di sekolah peserta didik memiliki kelompok teman yang agamanya baik, inteligensi maupun moralnya juga baik. Sehingga peserta didik tidak salah pergaulanya.

6) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan kumpulan masyarakat yang mengenal nilai-nilai moral dengan baik. Selain itu sangat memahami norma-norma agama sehingga dalam perkembangannya, peserta didik dapat menjadi remaja yang bermoral dan sesuai dengan perkembangan karakteristik pada fasenya.

(5)

3. Perilaku-perilaku intelek dan aktifitas psikis peserta didik ( remaja )

Intelegensi pada remaja tidak mudah diukur karena tidak mudah terlihat perubahan kecepatan perkembangan kemampuan tersebut. Pada umumnya tiga sampai empat tahun pertama menunjukkan perkembangan kemampuan yang hebat, selanjutnya akan terjadi perkembangan yang teratur. Pada masa remaja kemampuan untuk mengatasi masalah yang majemuk bertambah. Pada masa awal remaja, kira-kira pada usia 12 tahun, anak berada pada masa yang disebut " Masa oerasi formal" (berfikir abstrak). Pada masa ini remaja telah berfikir dengan mempertimbangkan hal yang mungkin; disamping hal yang nyata (riil) (Gliedmen, 1986 : 475-475) Pada usia remaja ini anak sudah dapat berfikir abstrak dan hipotik. Dalam berfikir operasional formal, setidak-tidaknya mempunyai dua sifat yang penting, yaitu:

1. Deduktif Hipotesis ( menganalisis dengan dugaan )

Dalam menyelesaikan suatu masalah, seorang remaja akan mengawalinya dengan pemikiran teoritik. Yang menganalisis masalah dan mengajukan cara- cara penyelesaian hipotesis yang mungkin. Pada dasarnya pengajuan hipotesis itu menggunakan cara berfikir induktif disamping deduktif. Oleh sebab itu dari sifat analisis yang ia lakukan, ia dapat membuat strategi penyelesaian. Analisis teoritik ini dapat dilakukan secara verbal. Anak lalu mengajukan pendapat-pendapat atau prediksi tertentu, yang juga disebut proporsi-proporsi. Kemudian mencari hubungan antra proporsi Yang berbeda- beda tadi. Berhubungan itu maka berpikir operasional juga disebut proposisional.

2. Berpikir Operasional juga Berpikir Kombinatoris

(6)

Seorang remaja dengan kemampuan berpikir normal tetapi hidup dalam lingkungan atau kebudayaan yang tidak merangsang cara berpikir, misalnya tidak adanya kesempatan untuk menambah pengetahuan, pergi ke sekolah tetapi tidak adanya pasilitas yang dibutuhkan, maka remaja itu sampai dewasa pun tidak akan sampai pada taraf berpikir abstrak.

C. Pengaruh psikologi agama terhadap psikis peserta didik 1. Pengaruh secara intelektual

Terlihat pada masa remaja, lebih memerlukan intelek dan adanya proses kreatif yang lebih kmpleks dari pada respons bersyarat saja, pikirna dan logika berperan dalam setiap proses keimanan, jiwa mula-mula percaya, timbul kebimbangan, kemudian proses berfikir timbul kepercayaan yang baru atau insight baru sebagai sintesa dari kepercayaan yang ada dan kebimbangan

2. Pengaruh secara emosional

Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.

Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia.

(7)

1) Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati

Dari beberapa pengertian tentang emosi diatas dapat disipulkan emosi adalah keadaan atau dorongan untuk bertindak sehingga mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada.

3. Pengaruh secara spiritual

Menurut kamus Webster (1963) kata spirit berasal dari kata benda bahasa latin ‘Spiritus” yang berarti nafas (breath) dan kata kerja “Spirare” yang berarti bernafas. Melihat asal katanya , untuk hidup adalah untuk bernafas, dan memiliki nafas artinya memiliki spirit. Menjadi spiritual berarti mempunyai ikatan yang lebih kepada hal yang bersifat kerohanian atau kejiwaan dibandingkan hal yang bersifat fisik atau material. Spiritual merupakan kebangkitan atau pencerahan diri dalam mencapai makna hidup dan tujuan hidup. Spiritual merupakan bagian esensial dari keseluruhan kesehatan dan kesejahteraan seseorang.

(8)

BAB III PENUTUP

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Aziz Ahyadi , Psikologi Agama, Mertiana Bandung

Jeanne Anne Craig. Bukan seberapa cerdas diri anda tetapi bagaiman anda cerdas/alih bahsa

Arvin saputra. (Batam: Interaksara,2004).

Suharsono. Melejitkan IQ, EQ, SQ. (Depok: Inisiasi Press,2005).

Daniel Golman. Emitional Intelligence (terjemahan). (Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama,

2002).

Toto Tasmara. Kecerdasan Ruhaniyah (Transendental Inteligence). (Jakarta: Gema Insani,

2001).

edukasi.kompasiana.com/2010/12/07 di akses 2/12/2011 jam 4.25 wib

daengmatterru.blogspot.com/.../tugas- makalah-perkembangan-peserta.html di

akses 2/12/2011 jam 4.25 wib

Daniel Golman. Emitional Intelligence (terjemahan). (Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama,

2002).

Aliah B. Purwakanta Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Referensi

Dokumen terkait

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA peningkatan mutu dan keamanan pangan Belanaja hibah barang yg akan diserahkan kpd masyarakat ( pembelian bahan /alat PPAH )

Another characteristic of the hydrological response in this nest is that the deepest instrument (tensiometer A5) recorded higher pore-water pressures than

Sebuah skala Likert digunakan untuk mengukur tiga dimensi pemahaman epistemologis, yakni pandangan tentang (a) apakah otoritas di sebuah bidang bisa dipercaya

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa niat penggunaan aplikasi dapodikmen dipengaruhi : 1) Persepsi manfaat, yaitu keberadaan dapodikmen sebagai aplikasi yang sangat

[r]

Dari gambar di atas terlihat model smart greenhouse pada ruangan greenhouse terdapat sensor DHT22 yang digunakan untuk mendeteksi suhu dan kelembapan pada ruangan

Sebagai bahan klarifikasi diharapkan membawa seluruh dokumen isian kualifikasi yang asli atau yang telah dilegalisir oleh instansi/lembaga yang menerbitkan, mengingat

As an illustration, in 2012, two contemporary studies were intended to map the media in Indonesia by the Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG), and Merlyna Lim