• Tidak ada hasil yang ditemukan

artikel klaim biblikal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "artikel klaim biblikal"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KLAIM „MITOS HAK BIBLIKAL „ BANGSA YAHUDI ATAS TANAH PALESTINA1 Oleh

M Nur Rokhman2 Abstrak

Bangsa Yahudi memiliki keterikatan khusus dengan tanah Palestina. Keterikatan inilah yang kemudian melahirkan „mitos hak biblikal‟ bangsa Yahudi atas Tanah Palestina. Tulisan ini menyajikan sekilas siapakah bangsa Yahudi bagaimana klaim hak Biblikal (berdarakan Bibel) bangsa Yahudi atas tanah Palestina.

Bangsa Yahudi yang sering disebut sebagai bangsa Israel, menunjuk pada bangsa keturunan bangsa Israel. Israel adalah gelar yang diberikan kepada Nabi Yakub AS. Gelar ini memiliki arti orang yang berjuang bersama Tuhan. Gelar ini dipakai untuk menyebutkan semua orang yang mempunyai garis keturunan dari Nabi Yakub AS dan memelihara warisan spritualnya. Sedangkan kata Yahudi berasal dari seorang putra Nabi Yakub yaitu Yahuda. Yahudi selalu mangklaim bahwa tanah Palestina adalah tanah yang telah dijanjikan Tuhan pada mereka sejak dahulu. Mereka mengganggap bahwa mereka adalah bangsa pilihan Tuhan yang telah dijanjikan sebidang tanah yang kemudian dikenal dengan Tanah Perjanjian. Klaim inilah yang melahirkan „mitos hak biblikal‟ Yahudi atas tanah Palestina.

Kata kunci: Klaim Biblikal, Bangsa Yahudi.

A. Pendahuluan

Bangsa Yahudi dan tanah Palestina merupakan kajian yang sangat menarik. Sejak jaman dulu sampai sekarang kajian tentang kedua hal tersebut tetap menarik untuk diketengahakan. Bahkan kitab-kitab suci pun sering menceritakan tentang bangsa Yahudi juga tentang tanah Palestina.

Kitab Bibel adalah salah satu kitab suci yang banyak menyinggung mengenai keberadaan bangsa Yahudi dan tanah Palestina. Bahkan dalam salah satu Babnya, kitab ini menyinggung mengenai hubungan antara bangsa Yahudi dan tanah Palestina. Hubungan antara bangsa Yahudi dan tanah Palestina juga dikuatkan pada Bab-bab lain dalam kitab ini. Itulah sebabnya

bangsa Yahudi sering mengklaim bahwa Tanah Yahudi adalah “Tanah Yang Dijanjikan”.

Tanah Yang Dijanjikan Tuhan untuk bangsa Yahudi. Klaim inilah yang kemudian melahirkan

mitos “hak Biblikal” Bangsa Yahudi atas tanah Palestina.

1 Hasil penelitian 2010

(2)

Siapakah bangsa Yahudi itu? Seperti apakah kitab Bibel menyebut hubungan antara Bangsa Yahudi dengan Palestina? Benarkah kita Bibel menyebut tanah Palestina sebagai Tanah Yang Dijanjikan hanya untuk bangsa Palestina? Lalu bangsa yang lain bagaimana ? Tulisan sederhana ini mencoba untuk menyajikan dan membahas mengenai hal hal tersebut.

B. Sekilas Bangsa Yahudi

Dari sekian banyak suku bangsa yang ada di dunia ini, manakah yang paling banyak mendapat tempat dan bahasan tersendiri ? Jawabnya adalah bangsa yahudi. Siapakah bangsa Yahudi itu?

Bangsa Yahudi sering disebut sebagai bangsa Israel. Sebutan ini menunjuk pada bangsa keturunan bangsa Israel. Isra-E ldalam bahasa Ibrani artinya adalah hamba Tuhan.3 Israel adalah gelar yang diberikan kepada Nabi Yakub AS. Gelar ini memiliki arti orang yang berjuang bersama Tuhan. Gelar ini dipakai untuk menyebutkan semua orang yang mempunyai garis keturunan dari Nabi Yakub AS dan memelihara warisan spritualnya4. Sedangkan kata Yahudi berasal dari seorang putra Nabi Yakub yaitu Yahuda. Pendapat lain mengungkapkan bahwa kata Yahudi berasal dari salah satu nama kerajaan Bani Israel pasca Sulaiman.5

Bani Israel atau keturunan Yakub dikenal juga dengan sebutan Ibri atau Ibrani. Beberapa ilmuwan mengungkapkan asal kata Ibri yang berbeda. Menurut mereka, Ibri dapat diartikan sebagai keturunan Nabi Ibrahim. Kata Ibri juga diartikan sebagai keturunan Ibrahim sebagai Ibrani, karena pernah menyebrang sungai. 6 Sungai itu oleh para ahli diyakini sebagai Sungai Eufrat.

Sedangkan menurut Dr. Israel Wilson kata Ibrani menunjukkan pada asal bangsa Israel. Ia mengungkapkan bahwa hal ini terkait dengan sikap hidup mereka yang sering berpindah-pindah, mengembara ke berbagai wilayah. Hal ini dapat dilihat dari kata Ibri yang apabila dieja

3

Lihat Ahmad Qodri Abdillah Azizy dkk, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Akar dan Awal, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002, hlm. 45.

4 Ibid.

5 Shofwan Al Banna, Palestine Emang Gue Pikirin? , Yogyakarta: Pro You, 2005, hlm. 124-125.

(3)

dalam Bahasa Arab adalah “a-ba-ra”. Kata tersebut memiliki arti melakukan pengembaraan melewati sungai atau lembah.7

Sejarah bangsa Yahudi memang tidak dapat dilepaskan dari perjalanan sejarah Nabi Ibrahim. Menurut kajian sejarah yang didasarkan atas penggalian arkeologi dan dikaitkan dengan uraian dalam kitab suci, Nabi Ibrahim, istri dan sejumlah pengikutnya pertama kali pindah ke Palestina, yang dikenal kemudian sebagai tanah Kan‟an, pada abad kesembilan belas sebelum Masehi. Tafsir Al-Qur'an menunjukkan bahwa Ibrahim (Abraham) AS, diperkirakan tinggal di daerah Palestina yang dikenal saat ini sebagai Al-Khalil 8(Hebron), tinggal di sana bersama Nabi Luth (Lot).9 Nabi Ibrahim meninggalkan sebuah desa yang disebut Ur di sebelah

selatan wilayah Mesopotamia menuju daerah Palestina (Kan‟an).10

Kemudian ia bersama siti Sarah istrinya melakukan migrasi ke Mesir.

Nabi Ibrahim memiliki dua orang istri, yaitu siti Hajar dan siti Sarah. Siti Hajar adalah hamba sahaya Sarah. Dua istri nabi Ibrahim masing-masing memiliki satu putra. Dengan siti Sarah menurunkan putra bernama Ishak (dalam sumber lain disebut sebagai Isaac) dan dengan siti Hajar menurunkan putra bernama Ismail (dalam sumber lain disebut sebagai Ishmael).

Ibrahim kemudian memiliki anak lagi yang bernama Ishak. Ishak dilahirkan ketika siti Sarah berusia berusia 90 tahun.11 Ishak kemudian memiliki dua putra. Salah satu putra itu bernama Yakub. Yakub memiliki duabelas putra dari empat orang isteri, satu diantaranya adalah Yusuf. Namun karena adanya iri hati dan dengki terhadap Yusuf, maka saudara-saudara tiri Yusuf berusaha untuk membunuhnya. Mereka berhasil melenyapkan Yusuf dari lingkungan keluarga dengan membuangnya ke sumur. Yusuf berhasil diselamatkan oleh kawanan pedagang yang sedang melakukan perjalanan ke Mesir. Yusuf kemudian di bawa ke Mesir.

Akhirnya saudara-saudara Yusuf tersebut dipertemukan kembali dengan Yusuf setelah beberapa saat mereka bermigrasi ke Mesir karena terjadinya kekeringan di Palestina. Saat itu

7 Ibid.

8

Al-Khalil adalah istilah untuk menyebut Nabi Ibrahim. Lihat Shofwan Al Banna, op.cit., hlm. 92.

9 Harun Yahya, Sejarah Yahudi, Tersedia pada http:// www.infopalestina.com./sejarah.html, Diakses pada tanggal 16 Februari 2010.

10 William G. Carr, “Al Yahudi Waro‟ah Kullijariimah“, a.b. Mustholah Maufur,

Yahudi Menggenggam Dunia, Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 1991, hlm. 16.

(4)

Yusuf telah menjadi salah seorang pejabat di Mesir. Raja Mesir atas permintaan Yusuf kemudian memberikan sebidang tanah di Mesir untuk menjadi tempat tinggal anak keturunan Yakub. Mereka dapat berkembang dengan baik dan terlibat dalam beberapa kegiatan yang dilakukan oleh raja Mesir.

Setelah meninggalnya Yusuf dan Yakub mereka dijadikan budak oleh Fir‟aun, hingga

pada akhirnya dibebaskan oleh Musa dengan membawa ke luar dari Mesir. Saat bersama Musa, bangsa Yahudi belum sampai di tanah Palestina, baru dibawah Yoshua mereka berhasil masuk Palestina. Bangsa Yahudi atau keturunan Israel ini kemudian hidup di Palestina, mengalami kehidupan di bawah beberapa penguasa asing hingga terjadinya peristiwa diaspora.

Setelah terdiaspora beberapa abad lamanya, mereka mencita-citakan kembali ke tanah Palestina. Ikatan religi dan ikatan historis bangsa Yahudi dengan tanah Palestina itulah yang mendorong mereka memilih Palestina sebagai tempat untuk membentuk apa yang mereka

sebut sebagai „national home’. Ikatan religi dan historis bangsa Yahudi dengan tanah Palestina akhirnya melahirkan mitos hak biblikal dan mitos hak historis bangsa Yahudi atas tanah Palestina. Pada kesempatan ini hanya akan dikaji mitos klaim hak biblikal bangsa Yahudi atas tanah Palestina.

C. “Mitos Hak Biblikal” Bangsa Yahudi atas Tanah Palestina

Palestina khususnya kota suci Yerusalem diyakini merupakan tempat suci bagi 3 agama besar dunia sekaligus. Ketiganya adalah Islam, Kristen dan Yahudi. Umat Islam meyakini Yerusalem sebagai kota suci hubungannya dengan keberadaan Masjid Al Aqsha. Masjid Al Aqsho yang berada di Yerusalem adalah tempat mana merupakan pijakan Nabi Muhammad

ketika melakukan Mi‟raj ke Sidrotul Muntoha dalam peristiwa Isra‟ dan Mi‟raj. Umat Kristen

pun meyakini Yerusalem sebagai kotan suci. Di kota inilah diyakini Yesus Kristus lahir. Bagi bangsa Yahudi, Yerusalem adalah tempat yang dipercaya didirikanya haikal

Yahudi atau tempat peribadatan bagi bangsa Yahudi oleh Raja Sulaiman (Solomon). Namun kemudian haikal tersebut dihancurkan oleh penguasa yang berhasil menguasai Yerusalem. Mereka percaya bahwa salah satu dinding dari Masjid Aqsa dibuat dari reruntuhan haikal

tempat ibadah Raja Sulaiman.

(5)

Tuhan yang telah dijanjikan sebidang tanah yang kemudian dikenal dengan Tanah Perjanjian. Tanah yang dijanjikan tersebut juga pernah dibahas dalam konggres Zionis yang dilaksanakan pada tahun 1919. Mereka beranggapan bahwa tanah Palestina adalah tanah yang telah dijanjikan Tuhan kepada mereka dan telah tertulis di Al-Kitab.

Negara Israel yang resmi dideklarasikan pada tanggal 14 Mei 1948 oleh kaum Zionis, merupakan negara yang lahir dari klaim hak biblikal (teologis) dan hak historis. Klaim teologis dan historis ini telah melekat erat dengan kaum Zionis, yang kemudian dijadikan sumber dan pegangan dalam mendirikan negara Yahudi. Bukan Cuma itu saja, dengan klaim biblikal (teologis) dan historis atas tanah Palestina mereka mencita-citakan berdirinya Israel Raya atau

Erezt Israel, dengan daerah Palestina sebagai pusatnya

Pada Kitab Bibel memang terdapat ayat-ayat yang menurut bangsa Yahudi menunjukkan bahwa Palestina adalah sebagai “Tanah Yang Dijanjikan“ Tuhan pada mereka. Sehingga bangsa Yahudi mengklaim tanah palestina adalah Tanah Terjanji, tanah yang dijanjikan Tuhan untuk mereka dan keturunannya. Inilah embrio lahirnya mitos hak biblikal bangsa Yahudi atas tanah Palestina.

Klaim atas “Tanah Yang Dijanjikan” dinyatakan dalam Kitab Kejadian. Secara lebih rinci dalam Kitab Kejadian dinyatakan sebagai :

1. Kitab Kejadian 13: 14-15

Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah Tuhan kepada Abram: ”Pandanglah ke

sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau ke timur dan barat, utara dan selatan sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan keturunanmu untuk

selama-lamanya“.12

2. Kitab Kejadian 15: 18

Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abraham serta berfirman: “Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari Sungai Mesir, sampai sungai yang besar

itu, Sungai Eufrat“.13

3. Kitab Kejadian 17 : 7& 8

12 Lembaga Al-Kitab Indonesia, Al-Kitab, Jakarta: Percetakan Lembaga Al-Kitab Indonesia, 1993, hlm. 12.

(6)

“Maka aku akan meneguhkan perdjandjianku antara aku dengan dikau dan dengan anak

tjutjumu kemudian daripadamu dengan bangsamu, jaitu suatu perdjandjian yang kekal, bahwa aku menjadi Allah bagimu dan bagi segala anak-tjutjumu yang kemudian daripada

itu.”

“Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kudiami sebagai

orang Asing, yakni seluruh tanah Kan‟an akan kuberikan menjadi milikmu untuk selama

-lamanya dan aku akan menjadi Allah bagi mereka”.14

Lebih lanjut, Bangsa Yahudi mendasarkan klaimnya atas tanah Palestina berdasarkan

perjanjian Tuhan kepada Yakup, keturunan Ibrahim (Kejadian 35:12): “Maka tanah ini, jang telah kuberikan kepada Ibrahim dan Ishak itu akan kuberikan kepadamupun, dan kepada anak

tjutjumu, jang kemudian daripadamu akan kuberikan tanah itu” 15

Berdasarkan beberapa ayat di atas dan klaim “tanah yang dijanjikan“, maka bangsa

Yahudi merasa berhak untuk memiliki Palestina bahkan tanah-tanah lainnya yang dimaksud dalam perjanjian tersebut. Inilah yang kemudian melahirkan „mitos klaim hak bibiklal‟ bangsa Yahudi atas tanah Palestina.

Apakah cukup hanya tanah Palestina? Bila ditilik dari perkembangan terkini bangsa Yahudi tidak hanya bercita-cita menguasai seluruh wilayah Palestina, tetapi jauh lebih luas dari itu. Mereka juga mencita-citakan berdirinya Eretz Israel atau Israel Raya yang meliputi wilayah semenjak Sungai Nil (di Mesir) sampai Sungai Eufrat di Iraq, dengan daerah Palestina sebagai pusatnya sebagaimana tercantumkan dalam Kitab Kejadian.(lihat kitab Kejadian 15: 18).

Cita-cita Yahudi untuk membentuk Eretz Israel dengan wilayah dari Sungai Nil di Mesir sampai Sungai Eufrat di Iraq dengan daerah Palestina sebagai pusatnya ini telah tergambarkan dalam bendera Israel. Bendera Israel berlatar belakang putih dengan heksagram biru (bintang segi enam) yang disebut sebagai Magen David (Shield of David) atau orang Indonesia menyebutnya Bintang David (Bintang Daud). Gambar dua garis berwarna biru yang terletak diantara bintang tersebut merupakan penggambaran dari batas wilayah Eretz Israel (Israel Raya) yang mereka impikan yaitu wilayah semenjak Sungai Nil (di Mesir) sampai dengan Sungai Eufrat (di Iraq). Betapa luas dan besarnya daerah yang mereka klaim sebagai tanah

14 Ibid., hlm. 15.

(7)

yang dijanjikan tersebut.16 Mereka boleh mengambil secara paksa, mengeksploitasi dan menyusun strategi guna mengambil tanah, harta di tanah yang mereka anggap sebagai tanah mereka sebagaimana telah dijanjikan dalam kitab Kejadian 15:18.

Di samping itu, Nampak bangsa Yahudi memanfaatkan ajaran Judaisme untuk

mengabsahkan gagasan tentang sebuah “tanah”. Dalam Kitab Taurot disebutkan bahwa “bangsa dan tanahnya adalah satu” dan “tanah Israel adalah tanah yang suci” (Zakaria: 2:12) dan tanah tersebut adalah “tanah Tuhan”, karena Tuhan tinggal di sana (Yusya‟, 9 : 3) “tanah Yang Dijanjikan” karena Tuhan menjanjikan kepada Ibrahim untuk mewariskan tanah tersebut

kepada keturunannya (Tatsniah; 11:12). Dengan dalil dalil dari kitan suci itu mereka mulai mencari cari satu wilayah yang memungkinkan untuk mereka jadikan sebagai Negara Yahudi. Tersebutlah beberapa wilayah yang mereka impikan, diantaranya adalah Uganda, Argentina, Australia, dan Palestina

Dengan berlandaskan kitab-kitab itu akhirnya bangsa Yahudi memilih Palestina. Mereka lebih tertarik kepada Palestina. Sebab ingin memanfaatkan kecenderungan para pecinta Zion (Hovevel Zion) dan memperkuat gerakan yang dibentuknya lewat hubungan tradisi religius.17

Orang Yahudi memang memiliki keterikatan religius dengan Tanah Palestina. Para nabi, terutama Nabi Ibrahim, Musa dan Sulaiman memang pernah memimpin bangsa Yahudi dan mencapai kejayaan di Tanah Palestina. Bangunan Heikal Sulaiman, Tembok Barat, atau Tembok Ratapan sampai sekarang masih banyak dikunjungi orang orang Yahudi untuk peribadatan.

D. Sekilas Kajian atas Mitos Hak Biblikal Bangsa Yahudi atas Tanah Palestina

Dengan dasar Kitab Bibel, Bangsa Yahudi mengklaim bahwa Palestina adalah tanah yang dijanjikan pada mereka, karena mereka adalah keturunan Ibrahim. Benarkah tanah Palestina hanya untuk bangsa Yahudi dan keturunannya saja ? Benarkah nabi Ibrahim hanya menurunkan orang-orang Yahudi saja?

Apabila dikaji lebih cermat dan adil selain Ishak, Ibrahim juga memiliki putra lainnya yaitu Ismail (lihat kembali, sekilas bangsa Yahudi) . Maka seharusnya Ismail dan seluruh keturunannya yang merupakan keturunan Ibrahim, juga berhak atas Palestina. Dalam keturunan Ismail terdapat bangsa Arab yang merupakan moyang Nabi Muhammad SAW.

16 Shofwan Al Banna, op.cit., hlm. 147.

(8)

Bangsa Yahudi nampaknya tidak melihat putra Ibrahim yang lainnya dan hanya menganggap merekalah keturunan Ibrahim.

Selain faktor adanya keturunan di atas, ada beberapa bantahan terhadap klaim kepemilikan tanah Palestina oleh bangsa Yahudi berdasarkan kitab Bibel tersebut. Bantahan tersebut antara lain:

1. Bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan dan diberikan janji kepemilikan tanah Paletina seperti yang dituliskan dalam kitab suci. Akan tetapi banyak perilaku mereka yang menyimpang seperti bersikap congkak dan membunuh beberapa nabi, sehingga Tuhan pada akhirnya memberikan hukuman bagi mereka yaitu dengan penghancuran kerajaan mereka oleh tentara Romawi yang mengakibatkan mereka kehilangan tempat tinggal dan terdiaspora ke berbagai negara. Menurut Dr. Dewey Beegle salah seorang ahli Injil, menyatakan bahwa bangsa Yahudi kuno tidak berhasil mematuhi perintah-perintah Tuhan dan karenanya kehilangan janji tersebut.18

2. Terdapat beberapa penentangan dalam Kitab itu sendiri. Kaum Zionis hanya mengambil beberapa ayat yang ada dalam kitab yang mendukung klaim agar dapat memuluskan tujuan mereka. Paling tidak uraian contoh berikut ini dapat memberikan gambaran

mengenai penentangan dalam kitab Bibel itu sendiri tentang “Tanah Yang Dijanjikan”.

Dalam salah satu ayat dijelaskan bahwa Tuhan menjanjikan tanah pada Ibrahim dan anak keturunannya, akan tetapi pada ayat yang lain diungkapkan pula bahwa Ibrahim tidak menganggap bahwa tanah tersebut adalah tanah yang dijanjikan pada dirinya dan anak keturunannya. Beliau justru harus membeli tanah di kawasan itu untuk mengubur istrinya. Petikan cerita tersebut terdapat pada Kitab Kejadian 23: 4 yang isinya: “Aku ini orang asing dan pendatang diantara kamu, berikanlah kiranya kuburan milik kepadaku di tanah

kamu ini, supaya kiranya aku dapat mengantarkan dan menguburkan istriku”.19

Bahkan, beliau harus membayar tanah untuk mengubur istrinya dengan 400 sykal Perak. Ini menunjukkan, bahwa Nabi Ibrahim tidak merasa memiliki tanah tersebut. Bukti lain bahwa tanah tersebut bukan sebagai tanah nabi Ibrahim dan anak keturunannya ditunjukkan pada peristiwa ketika Nabi Daud, salah satu keturunan Nabi Ibrahim, akan

18

Paul Findley, “Deliberate Deceptions: Facing the Facts about the U.S-Israeli Relationship, a.b. Rahmani Astuti, Diplomasi Munafik Zionis Israel: Mengungkap Fakta dan Hubungan AS-Israel, Jakarta: Mizan, 2006, hlm. 25.

(9)

membangun mizbah, beliau harus membeli tanah di wilayah tersebut dari Arauna raja Jebusite dengan harga 50 sykal perak.

Bukti-bukti tersebut jelas menunjukkan bahwa tanah Palestina bukan merupakan Tanah Yang Dijanjikan sebagaimana diklaim oleh Yahudi. Kalaupun benar itu sebagai Tanah Yang Dijanjikan, bukan hanya untuk orang-orang Yahudi, tetapi untuk seluruh umat manusia keturunan dari Nabi Ibrahim.

Pada sisi yang lain, tindakan kaum Yahudi di tanah Palestina tersebut juga ditentang oleh beberapa rabi mereka. Sebab menurut para rabi Yahudi, apa yang mereka lakukan bertentangan dengan tradisi Judaisme. Para rabi mengungkapkan bahwa penaklukan kembali Palestina dengan uang dan senjata berarti mengkhianati tradisi-tradisi Judaisme yang paling luhur dan paling mulia dan akan bertentangan dengan janji-janji Mesianik Judaisme.20 Selain para rabi yang menolak perpindahan ke Palestina, banyak para ahli Yahudi yang turut memprotes tindakan ini, mereka yang termasuk golongan yang memprotes antara lain ahli Fisika Albert Einstein, ahli filsafat Martin Buberdan Prof. Judah L. Magnes Guru Besar Universitas Hebrew, Yerusalem.21 Bahkan Albert Estein menulis sebagai berikut:

Saya lebih suka melihat tercapainya suatu persetujuan yang wajar dengan orang-orang Arab atas dasar hidup berdampingan secara damai daripada pembentukan sebuah negara Yahudi. Terlepas dari pertimbangan-pertimbangan praktis, kesadaran saya mengenai sifat hakiki Judaisme menentang mengenai sebuah Negara Yahudi dengan tapal-tapal batasnya, sebuah tentara dan kekuasaan keduaniawian, bagaimanapun kecilnya. Saya khawatir akan kerugian batin yang akan diderita Judaisme terutama sebagai akibat berkembangnya suatu

nasionalisme picik di dalam barisan kita sendiri…. Kita bukan lagi orang-orang Yahudi dari periode makabi. Jika kita kembali menjadi sebuah nasion, dalam arti politik, maka hal itu akan sama artinya dengan memalingkan diri dari spritualisasi kamunitas kita yang merupakan hasil jenius nabi-nabi kita.22

Alasan lainnya para ahli Yahudi menolak adanya klaim bangsa Yahudi yang menginginkan bangsa Yahudi berpindah ke Palestina adalah23;

20 Roger Garaudy,”The Case of Israel, a Study of Political Zionism“, a.b. Moelia Radja Siregar, Zionisme: Sebuah Gerakan Keagamaan dan Politik, Jakarta: Gema Insani Press, 1995, hlm. 72-73.

21 Riza Sihbudi dkk, Profil Negara-negara Timur Tengah, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1995, hlm. 104.

22

Moshe Menuhin, “The Decadence of Judaisme in Our Time”, dalam Roger Garaudy, ”The Case of Israel, a Study of Political Zionism“, a.b. Moelia Radja Siregar, Zionisme: Sebuah Gerakan Keagamaan dan Politik, Jakarta: Gema Insani Press, 1995, hlm. 75.

(10)

Pertama, berdirinya negara Yahudi di Palestina akan mengakibatkan pertikaian dengan penduduk asli yang telah bekerja dan tinggal berabad-abad di Palestina.

Kedua, Zionisme akan membangkitkan kecurigaan terhadap orang-orang Yahudi di seluruh dunia, mereka akan dianggap memiliki kesetiaan ganda dan warganegara ganda.

Penolakan akan kembalinya bangsa Yahudi ke Palestina bukan hanya datang dari para ahli yang diakui di dunia akan tetapi juga dari mereka, bangsa Yahudi sendiri yang taat pada agama dan kurang suka dengan tindakan yang dilakukan oleh kaum Zionis. Sebab apa yang dilakukan Zionis adalah tindakan pembataain dan terror terhadap masyarakat Arab Palestina. Tindakan-tindakan terror semacam itu semuanya bertentangan dengan ajaran Yahudi.

Sebenarnya klaim-klaim teologis bukanlah barang baru dalam sejarah kolonisasi dunia. Kita masih ingat, penjelajahan samodra yang kemudian melahirkan kolonisasi dan imperialisme salah satunya adalah didorong oleh semangat gospel, yakni menyebarkan ajaran agama Nasrani. Saat perang Salib berlangsung, penguasa Perancis pernah mengglorakan

“Gesta Dei per Francos” yang artinya “Perancis adalah tangan Tuhan untuk melakukan sesuatu”.24

Raja-raja Spanyol juga mengklaim dirinya sebagai raja yang “paling Katolik”, walaupun di saat yang bersamaan mereka begitu gigih membantai bangsa Indian Amerika.25 Tidak hanya itu, tentara Amerika pun dijejali doktrin yang sama saat mereka akan diberangkatkan ke medan perang di Vietnam; Kardinal Spellman mengatakan kepada mereka

“kalian adalah tentara Kristus”.26

Jadi tidak aneh apabila bangsa Yahudi juga kemudian datang

ke Palestina dengan membawa semboyan “tanah yang dijanjikan” untuk “bangsa pilihan”. E. Penutup

Bangsa Yahudi disebut juga sebagai bangsa Israel. Sebutan ini menunjuk pada bangsa keturunan bangsa Israel. Isra-El dalam bahasa Ibrani artinya adalah hamba Tuhan. Israel adalah gelar yang diberikan kepada Nabi Yakub AS. Gelar ini memiliki arti orang yang berjuang bersama Tuhan. Gelar ini dipakai untuk menyebutkan semua orang yang mempunyai garis keturunan dari Nabi Yakub AS dan memelihara warisan spritualnya. Sedangkan kata Yahudi berasal dari seorang putra Nabi Yakub yaitu Yahuda. Sejarah bangsa Yahudi tidak dapat dilepaskan dari Nabi Ibrahim. Saat bersama Musa, bangsa Yahudi belum sampai di tanah

24

Ibid., hlm. 9 25 Ibid.

(11)

Palestina, baru dibawah Yoshua mereka berhasil masuk Palestina. Bangsa Yahudi atau keturunan Israel ini kemudian hidup di Palestina, mengalami kehidupan di bawah beberapa penguasa asing hingga terjadinya peristiwa diaspora.

Setelah terdiaspora beberapa abad lamanya, mereka mencita-citakan kembali ke tanah Palestina. Ikatan religi dan ikatan historis bangsa Yahudi dengan tanah Palestina itulah yang mendorong mereka memilih Palestina sebagai tempat untuk membentuk apa yang mereka

sebut sebagai „national home’.

Bangsa Yahudi selalu mengklaim bahwa tanah Palestina adalah tanah yang telah dijanjikan Tuhan pada mereka sejak dahulu. Mereka mengganggap bahwa mereka adalah bangsa pilihan Tuhan yang telah dijanjikan sebidang tanah yang kemudian dikenal dengan Tanah Perjanjian. Pada Kitab Bibel terdapat ayat-ayat yang menurut bangsa Yahudi

menunjukkan bahwa Palestina sebagai “Tanah Yang Dijanjikan“ Tuhan pada mereka. Inilah

embrio lahirnya mitos hak biblikal bangsa Yahudi atas tanah Palestina.

Berdasarkan beberapa ayat di atas dan klaim “tanah yang dijanjikan“, maka bangsa Yahudi merasa berhak untuk memiliki Palestina bahkan tanah-tanah lainnya yang dimaksud dalam perjanjian tersebut. Inilah yang kemudian melahirkan mitos klaim hak bibiklal bangsa Yahudi atas tanah Palestina, yang lain waktu juga mencita-citakan berdirinya Eretz Israel atau Israel Raya yang meliputi wilayah semenjak Sungai Nil (di Mesir) sampai Sungai Eufrat di Iraq, dengan daerah Palestina sebagai pusatnya sebagaimana tercantumkan dalam Kitab Kejadian 15: 18. Dengan semangat itulah, bangsa Yahudi terus meluaskan wilayah kekuasaannya di tanah Palestina.

F. Referensi

Abu Al Fida‟ Ismail bin Katsir, “Qishasbul Anbiya”, a.b. Abdul Ghoffar E.M, Kisah Para Nabi, Jakarta: Pustaka Azzam, 2005.

Ahmad Qodri Abdillah Azizy, dkk, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Akar dan Awal, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002.

Ahmad Syalabi, “Muqaranatul Adyan: Al- Yahudiyah”, a.b. A Wijaya, Perbandingan Agama Yahudi, Jakarta: Bumi Aksara, 1991.

_______, ”Al-Yahud”, a.b. Anang Rikza Masyhadi dkk, Sejarah Yahudi dan Zionisme, Yogyakarta: Arti Bumi Intaran, 2006..

(12)

Harahap F.K.N, Berziarah ke Tanah Suci Israel dan Yunani, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1990, hlm. 53-54.

Harun Yahya, Sejarah Yahudi, Tersedia pada http:// www.infopalestina.com./sejarah.html, Diakses pada tanggal 16 Agustus 2010.

Kuntowidjoyo, Metodologi Sejarah, Tiara Wacana, Yogyakarta, 2003.

Lembaga Al-Kitab Indonesia, Al-Kitab, Jakarta: Percetakan Lembaga Al-Kitab Indonesia, 1993.

Lembaga Biblika Indonesia, Kitab Suci Perjanjian Lama, Jakarta: Arnoldus Ende, 1975.

Muhammad Al Ghazzali, “Hishadul Ghururi”, a. b. Muhammad Syaf, Islam Arab dan Yahudi Zionisme, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1981.

Moshe Menuhin, “The Decadence of Judaisme in Our Time”, dalam Roger Garaudy, ”The Case of Israel, a Study of Political Zionism“, a.b. Moelia Radja Siregar, Zionisme: Sebuah Gerakan Keagamaan dan Politik, Jakarta: Gema Insani Press, 1995.

Riza Sihbudi dkk, Profil Negara-negara Timur Tengah, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1995.

Roger Garaudy,”The Case of Israel, a Study of Political Zionism“, a.b. Moelia Radja

Siregar, Zionisme: Sebuah Gerakan Keagamaan dan Politik, Jakarta: Gema Insani Press, 1995.

_______, "The Case of Israel", 1983, a.b, Hasan Basari, Kasus Israel: Studi Tentang Zionisme Politik. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1992.

Roeslan Abdulgani, Ramadhan , “Mitos Hak Historis dan Mitos Biblikal Bangsa yahudi

atas Palestina, Majalah Himmah, 1408 H.

Paul Findley, Deliberate Deceptions: Facing the Facts about the U.S.-Israeli Relationship,1993. a.b. Rahmani Astusi, Diplomasi Munafik Zionis Israel, Mengungkap Fakta Hubungan AS-Israel. Bandung: Mizan, 2006.

Shofwan Al Banna, Palestine Emang Gue Pikirin?, Yogyakarta: Pro You, 2005.

William G. Carr, “Al Yahudi Waro‟ah Kullijariimah“, a.b. Mustholah Maufur, Yahudi Menggenggam Dunia, Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 1991.

(13)

G. Biodata

CURRICULUM VITAE

1. Nama lengkap dan gelar : Muhamad Nur Rokhman, M. Pd.

2. NIP : 196608221992031002

3. Tempat/tgl Lahir : Magelang, 22 Agustus 1966 4. Jenis Kelamin : Pria

5. Agama : Islam

6. Golongan : IIIc

7. Jabatan : Lektor

8. Riwayat Pendidikan : S2 Pendidikan Sejarah

8. Alamat Kantor : Jurusan Sejarah FISE UNY, Kampus Karangmalang Yogyakarta, Telp. 586168, psw. 385

Rumah : Krandon, Malangan 003/043, Sumberagung, Moyudan Sleman

Telepon (HP) 08122752596 Pengalaman Penelitian

1. Intifadhah Babak Baru Perjuangan Rakyat Palestina 2. Intifadhah antara Harapan dan realita

3. Sumbangan Wawasan Kebangsaan dan Sikap Kepahlawanan terhadap Pembentukan Sikap Bela Negara Siswa Pribumi dan Non Pribumi SMU Yogyakarta

4. Peranan Ho Chi Minh dalam Perang Vietnam 5. Sikap Saddam Hussein dalam Krisis Teluk II

6. Efektivitas Penggunaan Media Pengajaran dalam Pengajaran Sejarah Kebudayaan Indonesia

7. Efektivitas Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Portoflio dalam Mata Kuliah Kajian Kurikulum Buku Teks Sejarah

Pengalaman Menulis Karya Ilmiah/ Makalah Seminar 1. Latar Belakang Perang Arab Israel Tahun 1967 (Seminar) 2. Antara Krisis Teluk II dengan Masalah Palestina (Seminar) 3. Menyelesaikan studi secara bermakna (Seminar Lokakarya) 4. Eksplanasi dalam penelitian Sejarah (Seminar Lokakarya) 5. Intifadhah: Perjuangan Islam Palestina (seminar)

6. Hegemoni Israel di Palestina (Seminar)

7. Derita Panjang Rakyat Palestina (Buletin Badan Remaja Masjid Yogyakarta) 8. Pembuatan Media Audio Mata Pelajarn IPS untuk SLTP (INOTEKS)

9. Magang Kewirausahaan Sejarah Seni Budaya Indonesia (INOTEKS)

10.Latar Belakang Munculnya Gerakan perlawanan Intifadhah Palestina (ISTORIA) Pengalaman Menulis Buku dan Modul

1. Pengaruh dan Perkembangan Islam di Indonesia sampai Abad 17 (Modul SMP untuk Pegangan Guru)

(14)

3. Pembuatan Media Audio Pengajarah Sejarah (Diktat Kuliah)

4. Pembuatan Media Slide Suara untuk Pengajaran Sejarah (Diktat Kuliah) 5. Sejarah Masuk dan Perkembangan Islam di Indonesia (Diktat Kuliah) 6. Perkembangan Islam di Indonesia sampai Abad 18 (Diktat Kuliah) 12. Karya Ilmiah/Publikasi Ilmiah/Seminar lain

Tahun 1998 : Eksplanasi dalam penelitian Sejarah (disampaikan dalam seminar jurusan sejarah)

Tahun 1998 : Intifadhah: Perjuangan Islam Palestina (disampaikan dalam seminar memperingati Isra‟ Mi,raj Senat Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial IKIP Yogyakarta}

Tahun 2000 :Hegemoni Israel di Palestina (disampaikan dalam Seminar Jurusan Sejarah FIS UNY)

Tahun 2000 : Derita Panjang Rakyat Palestina (Buletin Jum‟at, Badan Remaja

Masjid Yogyakarta)

Tahun 2001 : Kajian Klaim Historis dan Biblikal Bangsa Yahudi atas Palestina (Seminar)

Tahun 2002 : Pembuatan Media Audio Mata Pelajaran IPS untuk SLTP (Majalah INOTEKS)

Tahun 1999 : Sikap Saddam Hussein dalam Krisis Teluk II (Penelitian Kelompok dengan dana IKIP Yogyakarta)

Tahun 1999 : Efektivitas Penggunaan Media Pengajaran dalam Pengajaran Sejarah Kebudayaan Indonesia (Penelitian Tindakan di Kelas dana IKIP Yogyakarta)

Tahun 2000 :Sumbangan Wawasan Kebangsaan dan Sikap Kepahlawanan terhadap Pembentukan Sikap Bela Negara Siswa Pribumi dan Non Pribumi SMU Yogyakarta (Tesis penyelesaian pasca sarjana Universitas Negeri Jakarta)

13. Penulisan Buku dan Modul

Tahun 1998 : Pembuatan Media Audio Pengajarah Sejarah (diktat Pegangan untuk Mata Kuliah Praktek dan Pengembangan Laboratorium Sejarah) Tahun 1998: Pembuatan Media Slide Suara untuk Pengajaran Sejarah (diktat pegangan untuk Kuliah Praktek dan Pengembangan Laboratorium Sejarah)

Tahun 1998: Sejarah Masuk dan Perkembangan Islam di Indonesia (diktat Pegangan Mata kuliah Sejarah Indonesia Abad 16 – 20 Bagian I) Tahun 2006 :pengembangan pembelajaran bernuansa konstruktif

Tahun 2009:pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan pembelajaran Tahun 2009: Indonesia pada masa Perkembangan Pengaruh Hindu dan Buddha

Yogyakarta, 10 Oktober 2011

M. Nur Rokhman

Referensi

Dokumen terkait

Strategi yang sebaiknya digunakan oleh hotel Quds Royal dalam menghadapi persaingan berdasarkan hasil analisis matriks QSPM ialah menjalin kerja sama dengan berbagai

Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh dari kesegeraan feedback bias implisit terhadap stigma ekplisit dan tidak ditemukan korelasi yang

3 Namun sebagian pendapat membedakan antara dalil dan sumber hukum.Terlepas dari perbedaan tersebut para ulama ushul membagi dalil kedalam dua katagori yaitu dalil yang

Paling tidak ia harus sudah bisa memberi tahu kapan akan buang air besar (BAB) atau kecil (BAK) dan mau belajar untuk dapat BAB atau BAK sendiri, dengan cara yang sesuai jenis

Pada bagian inilah, Kota Bandung akan mencoba mengembangkan alokasi waktu pengembangan diri yang tertuang dalam KTSP untuk pelajaran muatan lokal (mulok) seperti

Material Pemotongan material kembali sebelum penjahitan Material tidak sesuai dengan ukuran Ukuran toleransi material untuk penjahitan berlebih Manusia Operator tidak

Ketepatan pelayanan fisioterapi pasien peserta jaminan kesehatan nasional di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Jatinom Klaten Sebagian besar tingkat ketepatan pelayanan

Memperhatikan hasil capaian kinerja sampai dengan Semester I 2016terhadap pelaksanaan kegiatan yang tertuang di dalam Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran