D.I. YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik
Disusun Oleh: SUTRIWIYANI
995624019
PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN TEKNIK BUSANA
FAKULTAS TEKNIK
USIA SEKOLAH DASAR DI DUSUN MEJING KIDUL, DESA
AMBARKETAWANG, KECAMATAN GAMPING, KABUPATEN SLEMAN,
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA” Telah dipertahankan di depan Dewan
Penguji pada tanggal 29 Juli 2006 dan dinyatakan lulus.
DEWAN PENGUJI
Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal
Hj. Siti Hamidah, M.Pd Ketua Penguji ………. …………
Kokom Komariah, M.Pd Sekretaris Penguji ………. …………
Rizqie Auliana, M.Kes Penguji I ………. …………
Yogyakarta, Juli 2006 Fakultas Teknik UNY Dekan,
Berani untuk berusaha terus untuk mengisi kekurangan adalah keberanian luar biasa.
( Hamka )
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai ( dari suatu urusan ) kerjakan dengan sungguh-sungguh (urusan ) yang lain dan hanya kepada Allah hendaknya kamu berharap.
(Qs. Al Insyirah : 6-8 )
Bersyukurlah atas segala apa yang telah diberikan Allah kepadamu karena Allah selalu memberikan yang terbaik buat umatnya dan ambillah hikmah dari tiap-tiap sesuatu yang terjadi pada dirimu.
Persembahan
Seiring rasa syukur kepada Allah S.W.T,kupersembahkan karya ini sebagai
tanda penuaian amanat keluarga dan tanda baktiku kepada:
Ibu dan Bapak tercinta yang selalu berdoa demi keberhasilan anaknya dan membimbing serta memberikan semangat baik materiil maupun spiritual tanpa pamrih .
Mas Kris, yang setia dan mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini
Kakak-kakakku, keponakanku, simbah
Teman-teman seperjuanganku,Yuni,Nono,Bari,Nur
SLEMAN, D. I. YOGYAKARTA
SUTRIWIYANI 995624019
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar di dusun Mejing Kidul, desa Ambarketawang, kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman,Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey. Populasi 70 orang ibu yang memiliki anak usia sekolah dasar. Variabel penelitian ini adalah konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar. Konsep ibu tentang makan sehat anak sekolah dasar menggunakan indikator pengertian makanan sehat, sumber makanan, fungsi makanan, teknik olah, variasi hidangan, porsi makan, dan keamanan makanan dengan penilaian skala nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar dilihat dari pengertian makan sehat 57%, sumber makanan 40%, fungsi makanan 93%, teknik olah 55%, variasi hidangan 62%, porsi makan 30%, dan keamanan makan 46%. Bila dibandingkan dengan rata-rata ideal yaitu 67% konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar diperoleh 55%. Hal ini menunjukkan bahwa konsep makan sehat anak usia sekolah dasar ada dibawah rerata ideal. Urutan rangking konsep makan sehat anak usia sekolah dasar dilihat dari ketercapaian aspek fungsi makanan (93%) pada urutan 1 (satu), variasi hidangan (62%) pada urutan ke 2 (dua),
pengertian makanan sehat (57%) pada urutan ke 3 (tiga), teknik olah (55%) pada urutan ke 4 (empat), keamanan makanan (40%) pada urutan ke 6 (enam), porsi makanan (30%) pada urutan ke 7 (tujuh).
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah.S.W.T yang telah
memberikan rahmat serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Dengan segala kemampuan yang ada, penulis berusaha memberikan
yang terbaik agar karya ini dinyatakan layak mengiringi usaha penulis untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik.
Penulis menyadari terselesaikannya skripsi yang berjudul “Konsep Ibu
Tentang Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar di dusun Mejing Kidul, Desa
Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman,D.I. Yogyakarta “ ini,
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada, yang terhormat :
1. Prof. Sugeng Mardiyono ,Ph. D., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta
2. Prof. Dr. H. Sugiyono., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta
3. Kokom Komariah. M.Pd., Ketua jurusan Pendidikan Teknik Boga dan
Busana Universitas Negeri Yogyakarta
4. Hj. Siti Hamidah. M. Pd., Pembimbing Skripsi, yang telah memberikan
bimbingan selama penyelesaian skripsi
5. Kepala Desa Ambarketawang, yang telah memberikan kesempatan
Semoga Allah S.W.T. membalas amal baik mereka dan penulis sadar
sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan
masukan sangat penulis harapkan.Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca.
Yogyakarta, Juli 2006
Lembar Pengesahan ... ii
Surat Pernyataan... iii
Motto ... iv
Abstrak ... v
Kata Pengantar ... vi
Daftar Isi... viii
Daftar Tabel ... x
Daftar Gambar... xi
Daftar Lampiran ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Batasan Masalah... 10
D. Rumusan Masalah ... 10
E. Tujuan Penelitian ... 10
F. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori... 12
1. Konsep Makan Sehat... 12
a. Susunan hidangan Sehat... 14
b. Makan makanan yang aman bagi kesehatan ... 16
c. Pengolahan makanan... 17
d. Porsi makan ... 18
e. Frekuensi makan ... 19
f. Jenis bahan makanan... 19
3. Konsep Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar... 25
B. Kerangka Berpikir ... 26
C. Pertanyaan Penelitian ... 30
BAB III METODE PENELTIAN A. Desain Penelitian... 29
B. Definisi Operasional Istilah... 29
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
E. Intrumen Penelitian ... 31
a. Teknik Pengukuran Instrumen ... 31
b. Validitas Instrumen ... 31
c. Teknik Pengumpulan Data ... 32
F. Teknik Analisis Data... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Data Penelitian... 35
1. Letak Geografis Desa Ambarketawang... 35
2. Kondisi Demografi Desa Mabarketawang ... 36
B. Karakteristik Responden ... 37
C. Deskripsi Data ... 38
D. Pembahasan... 49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51
B. Saran... 52
Tabel 2. Kecukupan Gizi Energi dan Protein Anak SD... 25
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen konsep Ibu tentang Makan Sehat
Anak usia SD ... 32
Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Ambarketawang menurut Jenis Kelamin .... 36
Tabel 5. Jumlah Penduduk Desa Ambarketawang menurut
Menurut Tingkat Pekerjaan... 37
Tabel 6. Jumlah Penduduk Desa Ambarketawang menurut Pendidikan ... 37
Tabel 7. Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar
Dilihat Dari Pengertian Makanan Sehat... 38
Tabel 8. Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar
Dilihat Dari Sumber Makanan ... 39
Tabel 9. Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar
Dilihat Dari Fungsi Makanan... 40
Tabel 10.Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar
Dilihat Dari Teknik Olah ... 41
Tabel 11.Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar
Dilihat Dari Variasi Hidangan ... 42
Tabel 12.Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar
Dilihat Dari Porsi Makan ... 44
Tabel 13.Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar
Dilihat Dari Keamanan Makanan... 45
Tabel 14.Perhitungan Indikator Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar... 46
1
A. Latarbelakang Masalah
Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk dapat
melangsungkan hidupnya, manusia memerlukan makanan karena makanan
merupakan sumber gizi dalam bentuk kalori, karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral. Gizi dalam berbagai bentuk tersebut diperlukan manusia
dalam jumlah tertentu. Akan tetapi, tiap jenis bahan makanan mempunyai
kandungan gizi yang bermacam-macam baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Oleh karena itu makanan yang dikonsumsi seharusnya
beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.
Makanan sehat merupakan kebutuhan vital bagi kelangsungan hidup
manusia, antara lain makanan mempengaruhi pertumbuhan badan, sehingga
dengan makanan yang cukup bergizi manusia dapat tumbuh secara optimal.
Makan sehat merupakan upaya seseorang agar tercukupi kebutuhan gizinya
dengan menyajikan berbagai hidangan yang bergizi, berimbang, dan
bervariasi.
Konsep makan dan minum bagi masyarakat erat kaitannya dengan
nafsu makan dan rasa lapar, termasuk kebiasaan makan lengkap, waktu
makan, jenis dan tata cara makan mengikuti ketentuan-ketentuan budaya dari
dengan komposisi yang lebih sederhana karena pertimbangan kepraktisan.
Sementara bagi sebagian masyarakat yang tidak mampu meskipun setiap hari
bekerja berat mereka terbiasa dan sengaja membiasakan diri tidak makan pagi.
Lain halnya jika ada tamu yang menginap atau berkunjung di
rumahnya. Untuk menghormati tamu, maka disajikan makanan yang lebih
baik dan tidak seperti makanan yang biasa dimakan sehari-hari oleh anggota
keluarga itu.Alat makan dan minum yang disajikan juga tidak seperti yang
biasa digunakan untuk setiap harinya.
Masyarakat yang berekonomi rendah umumnya kurang mementingkan
gizi dalam penyediaan makanan sehari-hari, yang penting asal perut kenyang
dan penuh. Jumlah makanan yang disediakan atau dikonsumsi sangat terbatas
sekali setiap harinya. Sayur yang dikonsumsi hanyalah hasil dari kebun atau
ladang mereka. Apabila secara kebetulan sayur dan lauk habis maka mereka
cukup makan dengan sambal sebagai pengganti sayur. Apabila terjadi musim
kemarau panjang dan persediaan pangan hampir habis, maka makanan yang
disediakan tidak seperti biasanya, banyaknya makan dalam piring sudah
ditentukan. Hal ini wajar karena mereka mengalami kesulitan dalam mencari
uang untuk keperluan sehari-hari. Oleh karena itu, makanan pokok
disesuaikan dengan bahan yang diproduksi didaerah tersebut.(Nuryanti,
2002:56).
Ditinjau dari tingkat pendidikan, perkembangan pendidikan di
berpendidikan cukup maka pandangan terhadap pendidikan berbeda pula
dengan masyarakat kota. Keterbatasan pengetahuan dapat disebabkan oleh
beberapa faktor seperti kurang mampunya ibu dalam memperoleh informasi
yang berhubungan dengan makan sehat. Masalah tersebut sebagai akibat dari
tingkat pendidikan ibu yang rata-rata rendah dan karena kurangnya kesadaran
ibu untuk menambah pengetahuan melalui media yang ada disekitarnya.
Masalah gizi pada umumnya banyak diderita anak-anak pada masa
pertumbuhan. Masalah gizi utama tersebut meliputi kekurangan Energi
Protein, kekurangan Vitamin A, gangguan akibat kekurangan Iodium dan
Anemia zat besi. Masalah-masalah tersebut memudahkan terjadinya infeksi
pada anak. Adapun masalah tersebut timbul karena anak sangat aktif bermain,
banyak kegiatan di sekolah dan di rumah dipihak lain kadang nafsu makan
menurun, sehingga konsumsi makanan tidak seimbang dengan kalori yang
dibutuhkan.
Kebutuhan zat gizi diperoleh tubuh melalui makanan yang dimakan.
Zat gizi yang diperoleh digunakan untuk melakukan kegiatan organ-organ di
dalam tubuh serta kegiatan fisik, pemeliharaan tubuh dan pertumbuhan bagi
yang masih dalam taraf pertumbuhan (bayi, anak-anak, dan remaja),
sedangkan bagi orang dewasa dan lanjut usia untuk pemeliharaan dan aktifitas.
Menyadari pentingnya kebutuhan zat gizi bagi tubuh manusia maka perlu
diupayakan pemenuhannya, dengan cara membiasakan makan yang baik,
Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Makan merupakan kebutuhan yang
utama bagi setiap manusia. Makanan yang kita makan harus memenuhi
kebutuhan fisik tubuh,kebutuhan pertumbuhan, pemeliharaan dan penggantian
sel-sel yang rusak. Tujuan utama penggunaan makan sebagai pemberi zat gizi
bagi tubuh diperlukan untuk mempertahankan hidup. Unsur gizi yang
diperlukan tubuh yang terdapat dalam makanan yaitu air, protein, lemak,
karbohidrat, mineral, dan berbagai komponen lainnya.
Kecukupan gizi anak usia sekolah dasar sangat penting untuk
diperhatikan karena anak merupakan individu yang sedang berkembang dan
dalam usia pertumbuhan sehingga memerlukan makanan yang bergizi yang
yang relatif besar. Selain itu anak juga relatif peka terhadap penyakit dan
infeksi dibanding orang dewasa dan anak merupakan individu yang masih
belum mengerti dan belum perpengalaman sehingga perlu ditolong.
Kekurangan atau kelebihan konsumsi gizi dari kebutuhan terutama bila
berlangsung dalam jangka waktu yang berkesinambungan dapat
membahayakan kesehatan bahkan pada tahap lanjut dapat mengakibatkan
kematian. Dengan pemasukan makanan yang bergizi baik diharapkan akan
meningkatkan gizi dan kesehatan anak. Pemenuhan kebutuhan anak dalam
bentuk makanan dapat diwujutkan dengan menghidangkan berbagai makanan
yang mengandung gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Anak pada usia sekolah dasar (6-12 th) mengalami dua aspek
personal-sosial. Pada masa perkembangan biologis, anak membutuhkan
makan minum dengan kualitas dan kuantitas yang memadai untuk membentuk
fisik yang sempurna.(Siti Zironah,1997)
Pada masa perkembangan aspek personal sosial, anak mulai mendapat
pengawasan, pembatasan, perhatian, bimbingan, pengalaman dan pengaruh
dari individu lain yang mengubah anak menjadi pribadi sosial. Untuk itu perlu
pengawasan dari orang tua supaya tidak salah memilih makanan karena
pengaruh lingkungan. Karena anak masih dalam tahap pertumbuhan sehingga
kebutuhan gizinya harus tetap seimbang.
Golongan anak usia sekolah dasar biasanya mempunyai banyak
perhatian dan aktivitas di luar rumah sehingga sering melupakan waktu
makan. Makan pagi/sarapan perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya
kekurangan enrgi dan supaya anak lebih mudah menerima pelajaran.
Walaupun dirumah sudah sarapan tetapi tidak menutup kemungkinan anak
membeli makanan diluar karena alasan tidak sempat makan pagi sebelum
pergi kesekolah yang disebabkan karena ibu tidak sempat menyiapkan
makanan dirumah. Selain itu karena faktor psikologis yaitu jika anak tidak
jajan maka anak tidak solider dengan temannya. Dan juga karena ibu tidak
sempat menyiapkan bekal sehingga anak merasa ingin tahu makanan yang
baru dan disukai.
Anak sebagai individu yang belum mencapai kedewasaan perlu dididik
karena jiwa anak merupakan jiwa yang sedang berkembang apalagi anak usia
sampai ke hal mengkonsumsi makan. Ibu bertanggungjawab dalam
penyelenggaraan makan bagi keluarganya, mulai dari perencanaan menu,
perencanaan gizi, dan jumlah yang akan dimakan. Sebagai ibu rumah tangga
dituntut peranan dan kesadarannya dalam meningkatkan status gizi anak.
Karena keadaan gizi anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan
pertumbuhan pada anak. Pemenuhan kebutuhan anak dalam bentuk makanan
dapat diwujutkan dengan menghidangkan berbagai mkanan yang mengandung
gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jenis makanan yang dihidangkan
diharapkan menggunakan jenis bahan makanan yang beragam, meliputi
makanan pokok, lauk pauk nabati dan hewani, sayuran, buah dan susu serta
hasil olahannya. Selain itu dalam pemilihan menu diharapkan mengarah pada
pedoman menu empat sehat lima sempurna dan menu seimbang.
Makan merupakan kegiatan rutin sehari-hari yang dilakukan oleh
setiap orang untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Begitu seringnya
kebutuhan makan dilakukan, sehingga kegiatan tersebut akan mempola atau
membentuk kebiasaan pada diri seseorang. Adapun makan itu berguna untuk
memberikan zat-zat makanan yang cukup untuk kebutuhan memelihara
kesehatan, memulihkan bila sakit, menghasilkan tenaga untuk melaksanakan
berbagai kegiatan, pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan raga.
Pentingnya zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan sepenuhnya
tergantung pada bagaimana seseorang mengkonsumsi makanan. Makanan
yang dikonsumsi oleh anak sekolah dasar harus mengandung semua unsur
diperlukan maka seorang anak sekolah dasar harus mengkonsumsi berbagai
jenis makanan.
Konsumsi makanan anak akan dipengaruhi oleh penyediaan makanan
dan Ibu harus memahami konsep makan sehat dalm menu sehari-hari anak
usia sekolah dasar yaitu dengan memberikan makanan yang bergizi,
berimbang, dan bervariasi.
Ibu sebagai pengelola rumah tangga khususnya dalam menyediakan
makanan untuk keluarganya harus pandai-pandai memilih makanan yang
dikonsumsi oleh keluarganya.Ibu perlu memiliki kesadaran tentang manfaat
makanan untuk kesehatan sehingga tidak menimbulkan perilaku makan yang
hanya memenuhi kebutuhan biologis,sosial,status dari kesan yang berlebihan.
Sekarang banyak ibu yang bekerja di luar rumah sebagai wanita karier, yang
membawa dampak semakin sedikitnya waktu untuk di rumah,khususnya
dalam menyediakan makanan untuk keluarganya. Mereka kadang-kadang
cenderung memilih makanan yang bersifat praktis dan cepat untuk
dikonsumsi.
Kemajuan masyarakat Indonesia telah diperkenalkan dengan selera
makanan gaya fast food yang merupakan makanan siap santap, yang ternyata
sangat mampu menarik minat banyak konsumen baik anak-anak, orang
dewasa maupun orang tua. Jenis makanan ini sangat mudah dijangkau oleh
kelompok menengah ke atas sehingga mempengaruhi pola konsumsi makan
Makanan tersebut umumnya merupakan sumber energi dan lemak
yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin dan mineral sehingga apabila
dikonsumsi secara berlebihan dan tidak dilengkapi makanan lain
mengakibatkan mutu gizi yang tidak seimbang dan berdampak negatif
terhadap keadaan kesehatan dan gizi.
Kurangnya pengetahuan dan salahnya konsep tentang kebutuhan
pangan akan mempengaruhi konsumsi makan. Gangguan gizi disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan untuk menerapkan
informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari keluarga dihadapkan pada penentuan
jenis hidangan menu untuk keluarganya. Hidangan dan susunan menu selain
ditentukan kualitasnya juga diperhatikan kuantitasnya. Kualitas dan kuantitas
tercermin dalam menu dan porsi yang dihidangkan dalam menu yang dimakan
setiap hari.
Oleh karena itu perlu diteliti konsep Ibu tentang makan sehat anak
usia sekolah dasar seperti dalam penelitian ini yang mengambil tempat di
Dusun Mejing Kidul, Desa Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta.
B. Identifikasi Masalah
Hidangan menu sehari-hari merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan konsumsi makanan bergizi yang berkaitan dengan menu
sehari-hari. Tiap jenis makanan mempunyai cita rasa, tekstur, aroma, warna,
Penyediaan makanan umumnya merupakan tugas dan tanggungjawab
dari seorang Ibu untuk keluarganya. Oleh karena itu Ibu dituntut peranan dan
kesadarannya untuk meningkatkan gizi anak karena sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk memperoleh gizi yang
baik maka Ibu harus memilih bahan makanan, menyusun menu makan
sehari-hari sehingga anak dapat mengkonsumsi makanan dengan baik dan dapat
tumbuh dengan baik pula.
Ibu sebagai pemegang peranan dalam mengelola pola makan keluarga
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan pola makan
antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain, begitu juga antar
masing-masing individunya.
Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak masyarakat yang
mempunyai kepercayaan ataupun pantangan terhadap suatu makanan,
misalnya dengan melarang anak makan daging dan ikan dengan kepercayaan
bahwa bahan tersebut dapat menimbulkan cacingan. Apabila hal tersebut
masih berpengaruh pada kelompok masyarakat maka perlu adanya upaya
untuk memberikan pengertian mengenai pengetahuan gizi, khususnya
pengetahuan gizi bagi anak usia sekolah dasar. Sehingga dengan pengetahuan
gizi yang diperoleh sedikit demi sedikit orangtua mau mengubah pandangan
bahwa sebenarnya kepercayaan ataupun pantangan dalam mengkonsumsi
makanan itu belum tentu benar, bahkan hal tersebut akan merugikan
kesehatan.
1. Bagaimana konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar
2. Bagaimana perhatian Ibu terhadap konsumsi makanan anak
3. Bagaimana konsumsi makanan yang dilakukan oleh anak
4. Bagaimana kondisi makanan yang disajikan Ibu untuk anak
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan mencapai sasaran, maka terlebih dahulu
ditentukan dengan jelas masalah yang akan diteliti, peneliti membatasi
masalah pada konsep makan sehat anak usia sekolah dasar di dusun Mejing
Kidul, desa Ambarketawang, Gamping, Sleman.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan diatas
permasalahan dalam penelitian :
“Bagaimana konsep Ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar di dusun Mejing Kidul, desa Ambarketawang, Gamping, Sleman ?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
1. Umum
Konsep Ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar didusun
2. Khusus
a. Untuk mengetahui ketercapaian aspek dari pengertian makanan sehat,
sumber makanan, fungsi makanan, teknik olah, variasi hidangan, porsi
makan, dan keamanan makanan.
b. Untuk mengetahui aspek apa yang paling baik dipahami oleh ibu
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Sebagai informasi kepada masyarakat khususnya Ibu tentang konsep
makan sehat anak usia sekolah dasar.
2. Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk mengadakan penelitian
BAB II
DESKRIPSI TEORI
A. Diskripsi Teoritik 1. Konsep Makan Sehat
Makan merupakan salah satu kegiatan biologis yang kompleks yang
melibatkan berbagai faktor fisik, psikologi dan lingkungan, terutama keluarga,
khususnya ibu.Alasan makan berbeda-beda dari orang ke orang. Mungkin
karena alasan yang alamiah dan naluriah,yaitu makan karena lapar dan minum
karena haus. Mungkin pula karena menganggap kewajiban rutin sehari-hari
atau karena mengikuti kebiasaan sopan satun dalam kegiatan pergaulan sosial,
atau mungkin pula karena hobi makan, iseng, dan lain-lain.
Jika dilihat dari segi gizi anak,makan merupakan upaya untuk
memenuhi kebutuhan individu terhadap berbagai macam zat gizi (nutrien)
untuk berbagai keperluan metabolisme di samping oksigen. Berkaitan dengan
kebutuhan untuk mempertahankan hidup, mempertahankan kesehatan dan
memulihkannya jika sakit, untuk melakukan berbagai kegiatan baik jasmani
maupun rohani dan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Di samping itu
pada anak, makan/pemberian makan merupakan pendidikan agar anak terbina
untuk kebiasaan makan yang baik dan benar.
Makanan sehat merupakan kebutuhan vital bagi kelangsungan hidup
manusiaa, antara lain makanan mempengaruhi pertumbuhan badan, sehingga
Sebaliknya apabila seseorang mengkonsumsi makanan yang salah akan
mengakibatkan kesehatan yang tidak baik. Melihat kenyataan yang ada
seorang ibu dituntut untuk dapat menyusun dan menyiapkan hidangan untuk
keluarganya. Supaya tersedia hidangan yang sehat ibu perlu memahami
tentang konsep makan sehat.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan konsep
adalah pengertian, pendapat atau paham dan juga rancangan yang telah ada
dalam pikiran.(Poerwodarminto,1996). Sedangkan makan adalah upaya untuk
memenuhi kebutuhan individu terhadap berbagai macam zat gizi (nutrien)
untuk mempertahankan hidup,mempertahankan kesehatan melakukan
berbagai kegiatan baik jasmani dan rohani dan untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Selanjutnya makan sehat merupakan upaya seseorang agar
semua kebutuhan terpenuhi yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan
pertumbuhan,pemeliharan dan penggantian sel-sel yang rusak. Sedangkan
makanan sehat menurut Rini Pujiastuti (1999: 8) harus memiliki syarat: 1)
sesuai dengan susunan makanan yang diinginkan benar dalam tahap
pembuatannya dan layak untuk dimakan, 2) bebas dari pencemaran benda
yang sangat kecil atau jasad renik yang dapat menimbulkan penyaakit atau
benda mati yang dapat mengotori pada tahap pembuatannya, 3) bebas dari
unsur kimia yang dapat merusak atau bebas dari suatu keadaan yang mudah
dirusak oleh unsur kimia, 4) bebas dari jasad renik atau parasit yang
Menurut Asmira Sutarto (1980: 18) makanan sehat berarti dalam
susunan hidangan sehari-hari mengandung semua zat yang diperlukan oleh
tubuh terbebas dari kuman yang dapat menimbulkan penyakit juga menjaga
kebersihan makanan.Dari makanan kita dapat memperoleh zat gizi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Marsetyo (1991 : 11) bahwa zat gizi adalah zat-zat
yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi berguna untuk:
1) Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan
terutama bagi mereka yang masih dalam pertumbuhan.
2) Dan berguna untuk memperoleh energi untuk melakukan kegitan
fisik.
Tujuan utama penggunaan makan sebagai pemberi zat gizi bagi tubuh
diperlukan untuk mempertahankan hidup. Unsur gizi yang diperlukan tubuh
yang terdapat dalam makanan yaitu air, lemak, karbohidrat, mineral, dan
komponen minor lainnya. Adapun tiga macam zat yang dapt memberi kalori
bagi tubuh adalah protein, karbohidrat, dan lemak. Unsur gizi yang digunakan
untuk membangun sel jaringan tubuh adalah protein, mineral, dan air.
Sedangkan unsur gizi yang membantu dalam mengatur fungsi faal alat tubuh
adalah vitamin,mineral dan air.
Beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan dalam penyediaan menu
makan sehat:
a. Susunan Hidangan Sehat
Pemerintah Republik Indonesia telah melancarkan gerakan sadar
lima sempurna. Dikatakan empat sehat lima sempurna karena susunan
terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, buah ditambah susu. Dengan
susunan menu sesuai slogan tersebut diharapkan dapat saling melengkapi
unsur gizi yang tidak terdapat dalam salah satu golongan makanan.
Dengan demikian diharapkan telah tercukupi zat gizi sesuai dengan yang
dibutuhkan.
Setelah adanya anjuran tentang empat sehat lima sempurna,
pemerintah menganjurkan tenteng menu seimbang. Sedangkan yang
dimaksud dengan menu seimbang adalah penyusunan menu dengan
memperhatikan zat gizi makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Lie
Goan Hong dalam Kardjati (1985: 83) mengatakan bahwa pengetahuan
dasar tentang cara penyusunan menu sehari-hari yang seimbang sangat
diperlukan guna mendapatkan variasi dengan harga yang memenuhi selera.
Berdasarkan pengertian dan penjelasan di atas maka hidangan di
Indonesia mengarah pada pola menu empat sehat lima sempurna dan pola
menu makanan seimbang. Disebut seimbang karena menu mengandung
ketiga golongan zat makanan yaitu zat tenaga, zat pembangun, dan zat
pengatur. Lie Goan dalam Rini Pujiastuti (1999: 10) keseimbangan zat
makanan pada menu memiliki ciri:
1) Menghasilkan cukup energi yang diperlukan oleh tubuh.
2) Memenuhi kebutuhan protein untuk pertumbuhan, mekanisme
3) Mengandung lemak untuk memberi asam lemak essensial dalam
vitamin yang larut dalam lemak.
4) Memberi vitamin dan mineral dalam jumlah yang adekuat.
b. Makan Makanan yang Aman bagi Kesehatan
Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan
bahan kimia berbahaya serta tidak bertentangan dengan keyakinan
masyarakat. Menurut Iwan Darmansyah dalam F.G. Winarno (1995:76)
konsep makanan sehat sangat penting adalah keserasian antara komposisi
dan jumlah masing- masing bahan makanan karena jumlah yang
berlebihan dari komponen tertentu dapat mengakibatkan gangguan seperti
sakit jantung dan penyakit metabolik lainnya. Dalam membuat makanan
yang sehat terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yaitu bahan tambahan
makanan yang tidak merupakan komponen utama makanan dan bahan
makanan sendiri. Bahan tambahan makanan merupakan zat kimia yang
dipakai untuk mengolah, menyedapkan makanan, membumbui, memberi
warna, memproses dan memproduksi segala makanan.
Beberapa golongan bahan tambahan makanan (BTM) dapat dilihat
Tabel 1: Golongan Bahan Tambahan Makanan (BTM)
Asam benzoat, asam propionat, asam sorbat dan garamnya, nitrat, nitrit, sulful dioksida, nipagin, nipasol.
Hidrooksianol-terbutilasi (BHA), senyawa galat, vitamin C dan garamnya, vitamin E, Na-sulfit
Monodigleserida, ester sukrosa dan asam lemak, lestin garam fosfat, pati termodifikasi, kalsium glukonat, Ca sitrat, berbagai gum tanaman, selulosa tween, span, tilose dan turunannya (CMC,HPC)
Alam: caroten, clorofil, daun suji; Sintetik:tartrazin
Alam: ekstra tanaman, asam esensial dan sintetis: senyawa ester, aldehid dan keton MSG (Vetsin dan jenisnya)
Siklamat, sakarin, aspartan
Vitamin, mineral, asam amino essensial
Widyakarya Nasional (1995:7)
c. Pengolahan Makanan
Setiap hidangan yang disajikan memerlukan penanganan yang
berbeda sebelum disajikan sehingga diperlukan pengetahuan tentang cara
pengolahan yang baik. Pengolahan yang baik disini dapat diartikan
bervariasi teknik olahnya dengan tetap mempertimbangkan tujuan
sebenarnya didalam proses pengolahan, yaitu agar makanan mudah
makanan, serta membebaskan makanan dari jasad renik dan bahan-bahan
yang membahayakan kesehatan.
Memilih variasi teknik olah pada susunan hidangan makanan
sangat penting, sehingga dengan adanya variasi teknik olah tidak monoton
dalam mengkonsumsi makanan disamping untuk menghindari kebosanan
terhadap masakan tertentu.
Supaya zat gizi dalam makanan tidak rusak atau hilang selama
proses pengolahan,maka kita harus memperhatikan perlakuan selama
proses pengolahan.
Pemilihan teknik olah sebaiknya disesuaikan dengan sifat dan jenis
bahan, situasi, alat dan hal lain yang mempengaruhi. Sedangkan teknik
olah yang biasa digunkan antara lain: merebus, menumis, menggoreng,
mengukus, dan lain sebagainya.
d. Porsi
Porsi makan juga perlu disesuaikan dengan keadaan anak, untuk
anak laki – laki tentunya akan berbeda porsinya dengan anak perempuan.
Demikian pula untuk anak yang lebih tua umurnya porsinya tentu lebih
banyak dari anak yang lebih kecil. Hal itu berlaku juga untuk anak yang
aktifitasnya lebih banyak maka porsi makannya tentunya juga akan lebih
banyak.
Kecukupan pangan secara kasar dapat dikatakan sudah terpenuhi
jika konsumsi pangan telah memenuhi kebutuhan akan kalori dan protein.
gizi lain telah terpenuhi kecuali vitamin C dan serat. Hal ini bukan berarti
makanan yang disajikan untuk anak cukup hanya menyajikan nasi dan
lauk pauk saja tanpa mempedulikan jumlah/ berat makanan. Secara
kuantitatif makanan yang disediakan atau dikonsumsi ditentukan oleh
umur, jenis kelamin serta aktifitas.
Berhubungan dengan penilaian konsep makan sehat yang berasal
dari bahan makanan sendiri adalah komposisi dan jumlah masing- masing
bahan makanan yang dapat mempengaruhi proses sehat atau sakit.
e. Frekuensi Makan
Begitu pula frekwensi makan anak antara yang satu dengan yang
lain juga barbeda. Frekwensi makan anak ada yang makan tiga kali sehari
ditambah dengan makanan selingan namun ada yang makan dua kali
sehari bahkan ada yang hanya makan satu kali sehari ditambah makanan
selingan. Frekwensi dan waktu makan yang baik adalah :
1) Makan Pagi pukul 06.00–08.00
2) Makan Siang pukul 12.00–14.00
3) Makan Malam pukul 18.00–20.00
4) Makanan Selingan pukul 10.00–11.00 atau 16.00–17.00
f. Jenis Bahan makanan
Zat gizi yang dibutuhkan tubuh terdapat dalam bahan makanan
yang dikonsumsi setiap hari. Akan tetapi, masing-masing bahan makanan
memiliki kandungan gizi yang berbeda baik jenis maupun jumlahnya.
mengkonsumsi bahan makanan yang beranekaragam.Semakin beragam
bahan makanan yang dikonsumsi seseorang, maka kebutuhan gizinya akan
terpenuhi. Hal ini sesuai dengan salah satu pesan dasar gizi seimbang,
yaitu makanlah makanan yang beranekaragam setiap hari.
Bahan makanan yang dikonsumsi selain beranekaragam juga harus
seimbang susunannya antara bahan satu dengan yang lain sesuai dengan
kebutuhan tubuh masing-masing. Hal ini sejalan dengan pendapat Lilik
Saripah (1978: 10) bahwa makanan sehat harus mengandung semua zat
makanan dalam proporsi yang tepat baik jumlah maupun kualitasnya.
Menurut Harper dalam Indriasari (1998: 17), ketentuan baik yang
perlu diikuti dalam mengkonsumsi makanan adalah mengkonsumsi bahan
makanan sekurang-kurangnya sepuluh bahan makanan yang berbeda setiap
hari. Keragaman bahan makanan yang dikonsumsi masyarakat
dikategorikan :
1) Baik, jika masyarakat mengkonsumsi 10 atau lebih jenis bahan
makanan yang brbeda setiap hari.
2) Sedang jika mengkonsumsi 6-9 jenis.
3) Kurang dari 5 jenis bahan makanan yang berbeda setiap
harinya.
Frekuensi penggunaan bahan makanan yang dikonsumsi dapat
menggambarkan frekuensi bahan makanan selama periode tertentu. Bahan
serelia dan umbi-umbian, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, buah-buahan
dan lain-lain.
1) Serelia dan umbi-umbian
Bahan makanan serelia dan umbi-umbian merupakan bahan
makanan yang mengandung karbohidarat. Yang termasuk bahan
makanan serelia dan umbi-umbian antara lain : beras, jagung,
tepung terigu roti, kentang ,singkong, ubi jalar, gembili, talas, uwi,
mie, tepung beras, dan lain-lain.
2) Lauk hewani
Bahan makanan lauk hewani merupakan bahan makanan
sumber protein yang bersal dari hewan. Yang termasuk dalam
bahan lauk hewani antara lain : daging sapi, kambing, ayam,
telur,jerohan,keju, bebek,menthok,ikan,udang,cumi-cumi.
3) Lauk nabati
Bahan lauk nabati adalah lauk yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan dan hasil olahannya, antara lain : tempe, tahu,
kacang-kacangan,. Lauk nabati merupakan sumber protein.
4) Sayuran
Sayuran merupakan bagian dari tumbuhan yang dapat
dimakan,antara lain daun, bunga, umbi maupun batang. Sayuran
merupakan sumber mineral dan vitamin. Setiap jenis sayuran
memiliki warna, rasa aroma, dan kekerasan yang berbeda-beda,
makanan. Yang termasuk sayuran antara lain, kol, wortel, kentang,
loncang, buncis, sawi hijau, dan lain-lain.
5) Buah-buahan
Buah adalah bagian tanaman hasil perkawinan putik dan
benangsari. Pada umumnya buah merupakan tempat biji. Dalam
pengertian sehari-hari, buah diartikan sebagai semua produk yang
dikonsumsi sebagai “pencuci mulut”. Yang termasuk buah antara
lain mangga, jeruk, apel, pisang, semangka, dan lain-lain.
6) Lain-lain
Yang termasuk dalam golongan ini, antara lain : gula, susu,
kopi, teh, coklat, minyak goreng, mentega, saos, kecap, dan
lain-lain.
g. Kebutuhan gizi
Kebutuhan gizi menggambarkan banyaknya masing-masing zat
gizi minimal yang diperlukan oleh masing-masing individu agar tetap hidup
sehat atau untuk mencegah terjadinya difisiency.Masing-masing individu
tidak sama, ada yang tinggi ada yang rendah, dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain faktor genetika.
2. Anak Usia Sekolah Dasar
a) Karakteristik Anak Usia SD
Masa anak usia sekolah ditandai dengan masuknya anak ke
berhubungan dengan orang-orang diluar keluarganya. Pada masa ini anak
cenderung menerima segala sesuatu yang disajikan kepadanya, tanpa suatu
kritik. Berdasarkan hal ini maka pada tahun-tahun pendidikan sekolah
dasar harus banyak diperhatikan dan diberi bimbingan.
Masa anak-anak menurut Aristoteles yang dikutip Kartini Kartono
(1986: 37) dibagi menjadi tiga yatu: sejak lahir sampai 7 tahun disebut
masa anak kecil, sedangkan umur 7–14 tahun disebut usia sekolah dan usia
14-21 tahun disebut masa remaja.Menurut Siti Zironah (1997: 14) masa
anak diagi menjadi tiga yaitu: masa kanak- kanak dimulai dari lahir sampai
umur 5 tahun,sedangkan masa anak sekolah adalah umur 6 tahun sampai
12 tahun, dan masa pubertas sejak umur 13 sampai 18 tahun. Dari uraian
diatas nampak pengertian anak sekolah, dalam penelitian ini dibatasi pada
anak sekolah yang berumur 6 sampai 12 tahun yang sedang belajar di
sekolah dasar.
b) Konsumsi makan Anak Usia SD
Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu faktor penting
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Makan merupakan
kebutuhan yang utama bagi manusia dan harus memenuhi keperluan tugas
fisik tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan dan pengganti sel yang rusak.
Dari makanan kita memperoleh zat gizi. Oleh karena itu bahan makanan
yang dikonsumsi sedapat-dapatnya harus beraneka ragam.
Anak usia 6-12 tahun dikenal sebagai anak usia sekolah dasar
harus terpenuhi dengan sempurna yang dapat diperoleh dari makanan yang
dikonsumsinya, khususnya dalam energi dan protein. Energi akan
memberikan kalori yang bergua untuk melakukan aktifitas, sedangkan
protein penting untuk perkembangan otaknya.
Menurut Syahmien Moehji (1992: 131) kecukupan gizi energi dan
protein anak usia 6-12 tahun dapat dlihat pada tabel 2
Tabel 2 : Kecukupan Gizi Energi dan Protein Anak Sekolah Dasar
Usia(tahun) Energi(kal) Protein(gr) 7-9
10-12
1600 1900
50 60 Sumber:Ilmu Gizi,(1992:131)
Soerdjoharjo dalam Rini Puji Astuti (1999: 18) mengemukakan
bahwa makanan yang dikonsumsi anak harus memenuhi sarat
tertentu,yaitu syarat kesehatan, dan makanan harus baik untuk dikonsumsi
adalah : a) cukup memberikan kalori; b) harus ada perbandingan yang baik
antara zat makanan pokok seperti karbohidrat, lemak dan protein; c) cukup
megandung vitamin, garam dan mineral; d) mudah dicerna; dan e) sifat
higienis.
Anak usia sekolah dasar membutuhkan suplai makanan yang
memadai dalam jumlah dan kualitas untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangannya. Hal ini tergantung pada usia, jenis kelamin, dan
aktifitas yang dilakukan. Menurut Endang Mulyatiningsih (1995: 81)
kecukupan zat gizi dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktifitas fisik,
pada empat faktor yang saling berkaitan yaitu kegiatan fisik, ukuran dan
komposisi tubuh, umur, iklim dan faktor ekologi lainnya .
Makanan yang baik adalah makanan yang dapat menyediakan
kebutuhan tubuh untuk memperoleh zat gizi dalam jumlah dan jenis yang
cukup agar dapat digunakan untuk melangsungkan proses kehidupan.
3. Konsep Ibu tentang Makan Sehat Anak Usia SD
Seorang ibu dituntut untuk dapat menyediakan makanan yang
berkualitas bagi keluarganya terutama anak sesuai dengan kecukupan gizinya
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan
umurnya.
Kualitas hidangan lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan anak
akan zat gizi yang dibutuhkan untuk mengimbangi aktifitas anak yang
tergolong tinggi. Susunan makanan dapat dikatakan baik apabila dapat
memenuhi fungsi makanan bagi tubuh sebagai zat tenaga, zat pembangun dan
zat pengatur.
Beragamnya jenis makanan yang dikonsumsi sangat dianjurkan karena
tidak ada satu jenis bahan makanan yang mempunyai zat gizi lengkap
sehingga memerlukan jenis makanan lain untuk melengkapinya.
Supaya dapat menyediakan makanan yang berkualitas, seorang ibu
perlu memahami konsep tentang makan sehat sehingga dapat tersedia
makanan yang sehat dikonsumsi oleh anak yang berpengaruh terhadap status
Penilaian dalam mengkonsumsi pangan dapat dilakukan dengan cara
kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif dapat diketahui frekuensi makan,
frekuensi konsumsi menurut jenis yang dikonsumsi, kebiasaan makan dan cara
mendapatkan makanan. Secara kuantitatif dilakukan untuk mengetahui jumlah
pangan yang dikonsumsi. Data penilaian ini dihitung konsumsi gizinya dengan
menggunakan daftar komposisi bahan makanan.
Penilaian konsumsi pangan secara kuantitatif dapat menggunakan
metode recall, dengan mencatat jenis bahan dan jumlah bahan makanan yang
dikonsumsi pada beberapa hari yang lalu. Menurut Suhardjo (1989: 23)
mengemukakan recall dilakukan selama dua sampai tiga hari berturut-turut
supaya dapat meberikan gambaran secara umum
B. Kerangka Berpikir
Makan merupakan salah satu kegiatan biologis yang kompleks yang
melibatkan berbagai faktor fisik, psikologi dan lingkungan terutama keluarga,
khususnya ibu. Kualitas hidangan lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
anak akan zat gizi yang dibutuhkan untuk mengimbangi aktifitas anak yang
tergolong tinggi.
Susunan makanan yang baik apabila dapat memenuhi fungsi makanan
bagi tubuh sebagai zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan
Pengolahan dalam setiap makan sangat diperlukan untuk memberikan
variasi teknik olah dengan tetap mempertimbangkan tujuan sebenarnya di
dalam proses pengolahan, yaitu agar makanan mudah dicerna tubuh,
memperbaiki aroma, rasa, tekstur, warna makanan,serte membebaskan
makanan dari jasat renik dan bahan-bahan yang membahayakan kesehatan.
Porsi dan frekuensi makan pada anak juga diperhatikan.Porsi makan
anak perempuan dan laki-laki, begitupula frekuensi makan ada yang dua kali
sehari ditambah selingan,atau ada yang makan satu kali sehari ditambah
selingan
Adanya variasi konsep makan sehat anak sekolah dasar yang dimiliki
ibu menimbulkan variasi konsep makan.
Ibu sebagai pengelola rumahtangga khususnya dalam penyediaan
makan harus memperhatikan kebutuhan gizi anak usia sekolah dasar karena
anak usia sekolah dasar membutuhkan unsur gizi dalam makanan untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan pikirannya. Berhubungan dengan
kenyataan tersebut maka ibu diharapkan memiliki pengetahuan tentang makan
sehat.
Seorang ibu yang memiliki pengetahuan tentang makan sehat akan
menyediakan makanan untuk keluarganya, khususnya untuk anaknya dengan
mendasarkan kepada konsep yang dimilikinya sehingga tersedia makanan
yang memenuhi syarat kesehatan. Jadi dari konsep yang dimiliki ibu tentang
makan sehat, anak dapat mengkonsumsi makanan dengan baik, meskipun ibu
dengan mengajarkan pengetahuan yang dimiliki tentang makan sehat kepada
orang lain yang menyediakan makanan dirumah.
Karena adanya variasi cara mendapatkan pengetahuan atau memahami
konsep makan maka ada variasi konsep makan sehat pada ibu.
C. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan dalam penelitian ini adalah :
“Bagaimana konsep Ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat non hipotetik yaitu tanpa menguji hipotesis baik
membandingkan variabel maupun menghubungkan variabel. Disamping itu
penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan keadaan subyek penelitian
secara mendalam. Bila ditinjau dari metodenya maka penelitian ini termasuk
penelitian survei.
Seperti yang diungkapkan Suharsimi.A (1992: 86) bahwa metode
survai merupakan salah satu pendekatan penelitian yang pada umumnya
digunakan untuk mengumpulkan data yang luas dan banyak. Disamping itu
survei merupakan bagian dari studi diskriptif yang bertujuan untuk mencari
informasi dari suatu keadaan (fenomena) secara mendalam.
B. Definisi Operasinoal Istilah
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.(Suharsimi Arikunto,2002: 91).
Agar dapat memperjelas dan menghindari terjadinya salah penafsiran,
maka akan dikemukakan definisi operasional variabel penelitian yang ada
sebagai berikut :
Konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar menggambarkan
C. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di dusun Mejing Kidul, desa
Ambarketawang,Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Pengambilan data dilaksanakan pada bulan juni 2006 sampai dengan juli
2006.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Pada penelitian ini populasi meliputi ibu-ibu di dusun Mejing Kidul,
desa Ambarketawang, kecamatan Gamping. Berdasarkan data yang diperoleh
baik dari daftar penduduk,maupun hasil observasi yang telah dilakukan,maka
diketahui jumlah ibu didusun mejing kidul, desa Ambarketawang yang
mempunyai anak usia sekolah dasar ada 70 orang.
Sehubungan dengan wilayah sumber data yang dijadikan subyek
penelitian, maka jenis penelitian ini dapat disebut penelitian populasi.
Menurut Suharsimi Arikunto (1992:102) bahwa disebut penelitian populasi
apabila anggota populasi dijadikan subyek penelitian.
Besarnya sampel menurut Suharsimi Arikunto (1992: 107) adalah
apabila subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Mengingat jumlah populasi
yang tidak terlalu besar serta untuk menjaga agar tidak terjadi kesalahan dalam
E. Instrumen Penelitian
a. Teknik Pengukuran Intrumen
Dalam penelitian ini pengukuran instrumen dilakukan dengan
berpedoman pada kajian teori yang dijadikan sebagai dasar dalam
menentukan variabel penelitian. Variabel penelitian dijabarkan kedalam
indikator-indikator yang dituangkan dalam butir-butir pernyataan Sedang
pengukuran data yang terkumpul dilakukan dengan tanda chek list ( )
yang sesuai dengan butir pernyataan-pernyataan tersebut.
b. Validitas Instrumen
Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yanga digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah
dan hasilnya lebih baik,dalam arti lebih cermat,lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto,2002:136 ).
Tabel 3. Kisi- kisi Instrumen
Variabel Konsep Pengukuran
Indikator Sub Indikator No Item
alternatif,drngan ketentuan jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah
diberi nilai 0. Kemudian hasil penilaian dijumlahkan untuk
masing-masing responden yang merupakan nilai total konsep makan sehat. Setelah
diperoleh nilai total kemudian dikategorikan menurut nilai ideal, dimana
kategori rendah diberi nilai 1, sedang adalah 2 dan kategori tinggi.
c. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah cara memperoleh data. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Metode angket atau kuisioner
Angket atau kuisioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang
dipergunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal- hal yang ia ketahui (Suharsimi
Arikunto,2002:128). Angket dalam penelitian ini digunakan untuk
mengukur pengetahuan tentang konsep ibu tentang makan sehat anak
data agar dihasilkan kesimpulan yang tepat. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan
umum, maka teknik analisis data yang dipergunakan adalah analisis deskriptif.
Analisis deskriptif merupakan metode yang merupakan hasil yang
sesuai dengan metode pengumpulan data secara sistematis tentang fenomena
yang diselidiki untuk memperoleh kesimpulan (Nasir,1998:63). Data
dikumpulkan, dikelompokkan, diinterprestasikan untuk kemudian
disimpulkan. Data- data dalam penelitian ini merupakan data- data deskriptif
berupa tabulasi dan dibuat prosentase untuk mempermudah dikelompokkan
dalam bentuk uraian.
Menurut Sutrisno Hadi (2001:263) bahwa untuk memberi skor data
dari masing- masing ubahan tersebut didasarkan pada kriteria normal yaitu:
Golongan baik : (Mean i + 1 SD) s/d (Mean i + 3 SD)
Golongan cukup baik : (Mean i–1 SD) s/d (Mean i + 1 SD)
Golongan kurang baik : (Mean i–3 SD) s/d (Mean i–1 SD)
Dimana harga M dan SD tersebut diperoleh dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Mi : 1/2 (Maksimum ideal + minimum ideal)
SDi : 1/6 (Maksimium ideal–minimum ideal)
Untuk mengukur ketercapaian konsep ibu tentang makan sehat anak
diperoleh dari mean ideal dibagi skor ideal dibandingkan dengan mean
A. Diskripsi Data Penelitian
1. Letak Geografis Desa Ambarketawang
Desa Ambarketawang yang beralamat di jalan wates km 5
Ambarketawang, Gamping, Sleman berada ditengah-tengah antara perbatasan
dengan:
- Sebelah Utara : Desa Sidoarum
- Sebelah Selatan : Desa Tamantirto
- Sebeah Barat : Desa Balecatur
- Sebelah Timur : Desa Banyuraden
Luas wilayah Desa Ambarketawang keseluruhan berjumlah 628 ha
terdiri atas 588 ha dataran dan 40 ha perbukitan/pegunungan.
Wilayah Desa Ambarketawang dibagi menjadi 13 pedukuhan yaitu:
- Mejing Lor
- Mejing Wetan
- Mejing Kidul
- Gamping Lor
- Gamping Tengah
- Gamping Kidul
- Patukan
- Kalimanjung
- Mancasan
- Watulangkah
2. Kondisi Demografi Desa Ambarketawang
Wilayah desa Ambarketawang mempunyai jumlah pendudukan secara
keseluruhan sebanyak 17.350 jiwa, dari jumlah tersebut penduduk desa
Ambarketawang berwarga negara Indonesia sedangkan warga negara asing
tidak ada. Dari luas keseluruhan wilayah desa Ambarketawang yaitu 628 ha,
yang dijadikan pemukiman penduduk adalah 355 ha.
Jumlah penduduk desa Ambarketawang secara keseluruhan sebanyak
17.350 jiwa.
Tabel 4. Jumlah penduduk desa Ambarketawang menurut tingkat pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah
wilayah desa Ambarketawang menyelesaikan pendidikan SD/Sederajat
sedangkan penduduk yang berpendidikan SLTP sebanyak 473 orang dan
2
- Jasa komunikasi dan Angkutan - Jasa pelayanan hukum dan Nasehat - Jasa keterampilan
Berdasarkan tingkat pendidikan ibu di dusun Mejing Kidul diketahui
bahwa tingkat rata-rata dari responden adalah SMP.
Tabel 6. Tingkat Pendidikan Responden
Tabel 7. Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia Sekolah Dasar dilihat dari Pengertian Makanan sehat
No Pernyataan terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, terdiri dari nasi dan sayuran
(57%) dan tidak 30,25 (43%). Artinya bahwa pemahaman ibu tentang konsep
makan sehat anak usia sekolah dasar hanya diketahui oleh 40 orang ibu atau 57%
orang ibu (lebih dari setengahnya).
Tabel 8. Konsep Ibu Tentang Makan sehat Anak Usia Sekolah Dasar dilihat
dari sumber makanan.
Coklat sangat baik sebagai pengganti makanan segar bagi anak sekolah dasar. sangat baik untuk pertumbuhan anak saya.
70 100 0 0 70 100
tidak 42 orang ibu (60%). Artinya bahwa pemahaman ibu tentang makan sehat
anak usia sekolah dasar dilihat dari sumber makanan hanya diketahui kurang dari
setengahnya ( 40%) orang ibu.
Tabel 9. Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia SD dilihat dari Fungsi
Makanan sangat baik untuk anak sekolah dasar terutama sebagai yang terdapat pada susu untuk anak
Berdasarkan pernyataan konsep ibu tenyang makan sehat anak usia
sekolah dasar dilihat dari fungsi makanan perolehan jawaban ya 65 orang ibu
Tabel 10. Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia SD dilihat dari anak sekolah dasar sebaiknya lembek. dari bahan hewani, seperti daging lebih baik dibakar atau dengan panas yang tinggi untuk anak sekolah dasar.
51 72,86 19 27,14 70 100
13 Sayuran yang saya berikan pada anak saya adalah sayuran bersantan.
41 58,57 29 41,43 100
Rata-rata 38,25 54,64 31,75 45,35 70 100%
Berdasarkan pernyataan konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah
dasar dilihat dari teknik olah, perolehan jawaban ya 38,25 orang ibu (55%) dan
Tabel 11. Konsep Ibu tentang Makan Sehat anak Usia SD dilihat dari Variasi kali makan terdiri dari protein nabati dan hewani. dapat diganti bahan lain seperti roti atau sandwich untuk anak saya.
perlu disajikan tempe yang dibuat perkedel untuk anak sering sama untuk anak saya
58 82,86 12 17,14 70 100
protein yang tinggi dan penting sebagai zat pembangun tubuh.
25 Hidangan makan pagi anak sekolah dasar dapat terdiri dari roti dan susu.
63 90 7 10 70 100
Rata-rata 43,58 62,26 26,42 37,73 70 100
Berdasarkan pernyataan konsep ibu tentang makan sehat anak usia
sekolah dasar dilihat dari variasi hidangan, perolehan jawaban ya 43,58 orang ibu
(62%) dan tidak 26,42 orang ibu (38%). Artinya bahwa pemahaman konsep ibu
tentang makan sehat anak usia sekolah dasar dilihat dari variasi hidangan sebagian
besar sudah memahami ( 62,26%) atau 44 orang ibu.
Tabel 12. Konsep Ibu Tentang Makan Sehat Anak Usia SD dilihat dari Porsi Makan gram sama nilainya dengan 25 gram daging.
Rata-rata 20,67 29,52 49,33 70,47 70 100
Berdasarkan pernyataan konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah
dasar dilihat dari porsi makan diperoleh jawaban ya 20,67 orang ibu (30%) dan
tidak 49,33 orang ibu (70%). Artinya bahwa pemahaman konsep ibu tentang
makan sehat anak usia sekolah dasar dilihat dari porsi makan hanya diketahui oleh
21orang ibu atau 30% ibu (kurang dari setengahnya)
Tabel 13. Konsep Ibu Tentang makan Sehat anak Usia SD dilihat dari dengan sirup merah menyala baik dikonsumsi oleh anak sekolah dasar.
dikonsumsi anak terbiasa jajan yang sehat
62 88,57 8 11,43 70 100
35 Pisang goreng, combro, gethuk adalah makanan jajanan yang sehat untuk dikonsumsi anak saya.
67 95,71 3 4,28 70 100
31,86 45,51 38,14 54,43 70 100
Berdasarkan pernyataan konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah
dasar dilihat dari keamanan makanan, perolehan jawaban ya 31,86 orang ibu
Tabel 14. Perhitungan indikator konsep ibu tentang makan sehat anak
usia sekolah dasar
No Indikator Ketercapaian Rangking keteKeterangan 1. makan sehat anak usia SD
(40) orang ibu yang memahami atau lebih dari setengahnya, sumber makanan
40% (28) orang ibu atau kurang dari setengahnya yang memahinya, fungsi
makanan 93% (65) orang ibu atau sebagian besar sudah memahami, teknik olah
55% (38) orang ibu atau lebih dari setengahnya memahami, variasi hidangan 62%
(44)orang ibu atau sebagian besar sudah memahaminya, porsi makan 30% (21)
orang ibu atau kurang dari setengahnya yang memehaminya, dan keamanan
makanan 46% (32) orang ibu atau hanya sebagian yang memahami konsep makan
sehat.
Konsep makan sehat anak usia sekolah dasar menu dilihat dari pengertian
makanan sehat, fungsi makan sehat, variasi hidangan dan tenik olah menunjukkan
sebagian besar sudah dipahami oleh ibu. Sedangkan dilihat dari sumber makanan,
porsi makan dan keamanan makanan menunjukan kurang dipahami oleh ibu.
Selanjutnya untuk mengidentifikasikan tinggi rendahnya konsep ibu
tentang makan sehat anak usia sekolah dasar, maka dari nilai ideal instrumen
dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu kurang, cukup dan baik.
Ber dasarkan kategori tersebut maka konsep ibu tentang makan sehat anak
usia sekolah dasar di dusun Mejing Kidul, desa Ambarketawang, dapat dilihat
2
kategori sedang sebesar 90 % dan kategori tinggi sebesar 10 %, skor rata-rata 18,7
sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep ibu tentang makan sehat anak usia
sekolah dasar di dusun Mejing Kidul, Desa Ambarketawang berada pada kategori
cukup.
Apabila dibandingkan dengan rerata skor ideal yaitu 23,48 : 35 = 0,67
maka data perolehan konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar 18,7
: 35 = 0,53, artinya bahwa konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah
dasar ditinjau dari menu,sumber, fungsi, variasi, teknik olah, porsi dan keamanan
makan masih dibawah rerata ideal sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu-ibu
masih kurang memahami konsep makan sehat.
D. Pembahasan
Berdasarkan analisis deskriptif dapat diperoleh gambaran bahwa konsep
ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar di dusun Mejing Kidul adalah
sebesar 54,57% atau hanya sebagian yang memahami konsep makan sehat.
Hal ini menunjukkan bahwa konsep ibu tentang makan sehat anak usia
anak usia sekolah dasar. Banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya jenis
kelamin, umur, pengalaman, situasi dan dorongan.
Bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh RR.
Rini Pujiastuti tahun 1999 mengenai konsep ibu taentang makan sehat dan anak
kegemukan di SD Muhamadiyah Sapen hasilnya sedikit berbeda. Dapat diketahui
tingkat pendidikan yang dimiliki ibu memiliki pengaruh terhadap konsep ibu
tentang makan sehat anak usia sekolah dasar.
Keadaan tersebut harus diperhatikan oleh pihak-pihak terkait diantaranya
perlu ditingkatkan kesadaran ibu tentang makan sehat yang dapat dilakukan
dengan cara memberi penyuluhan sampai dengan memberikan buku atau
selebaran kepada ibu yang memiliki anak usia sekolah dasar. Sedangkan bagi para
ibu hendaknya memiliki kemauan yang tinggi untuk mencari pengetahuan tentang
konsep makan sehat. Adapun pihak-pihak yang terkait dalam masalah ini
diantaranya Dinas Kesehatan bekerjasama dengan ibu-ibu PKK untuk
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar di dusun Mejing Kidul
sebagai berikut:
1. Konsep ibu tentang makan sehat anak usia sekolah dasar dilihat dari
ketercapaian dari aspek pengertian makanan sehat (57%),sumber
makanan (40%), fungsi makanan (93%), teknik olah (55%), variasi
hidangan (62%), porsi makan (30%),dan keamanan makanan (46%).
2. Dibandingkan dengan rata-rata ideal yaitu 67% konsep ibu tentang
makan sehat anak usia sekolah dasar diperoleh 55%. Hal ini
menunjukkan bahwa konsep makan sehat anak usia sekolah dasar ada di
bawah rerata ideal.
3. Ranking konsep ibu tentang makanan sehat anak usia sekolah dasar
dilihat dari ketercapaian aspek fungsi makanan (93%) pada urutan 1
(satu), variasi hidangan (62%) pada urutan ke 2 (dua), pengertian makan
sehat (57%) pada urutan ke 3 (tiga), teknik olah (55%) pada urutan ke 4
(empat), keamanan makanan (46%) pada urutan ke 5 (lima), sumber
makanan (40%) pada urutan ke 6 (enam), porsi makanan (30%) pada
maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Orang tua khususnya ibu diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
sehingga memiliki konsep makan sehat yang lebih baik terutama dalam hal
sumber makanan, porsi makan dan keamanan makan. Cara ini dapat
dilakukan dengan menambah wawasan melalui buku bacaan, artikel serta
media lain yang berhubungan dengan gizi.
2. Bagi instansi terkait, seperti Dinas Kesehatan bekerjasama dengan ibu-ibu
PKK agar memberikan penyuluhan tentang makan sehat.
3. Bagi mahasiswa, perlu diadakan penelitian lebih lanjut terutama pada faktor
Arisman. (2004). Gizi dalam Daur kehidupan. Jakarta : Egc
Corputty. (1983). Ilmu Gizi. Jakarta: PN. Blai Pustaka
Endang Mulyatiningsih. (1995). Ilmu Gizi. FPTK IKIP Yogyakarta
Hardinsyah dan Drajat Martianto. Gizi Terapan. Bandung: PAU Pangan dan Gizi IPB
Kartasapoetra . (1990). Ilmu Gizi. Jakarta : Rineka Cipta
Lilik Saripah dan Sudaryanti. (1979). Ilmu Gizi untuk SMTK. Jakarta: Direktorat Jendral Menengah dan Kejuruan
Made Astawan. (1998). Ilmu Gizi. Jakarta: Rineka Cipta
Nazir. (1998). Metode Peneitian. Jakarta : Graha Indonesia
Poerwodarminto. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Sugiyono.(2003). Statistika untuk penelitian. Bandung: C.V. Alfabeta Bandung
Suhardjo. (1989). Berbagai cara pendidikan gizi. Bogor: IPB PAU Pangan dan Gizi
Suharsimi A. (1992). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Cipta.
Suharsimi A. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
Sutrisno Hadi. (2001). Metodologi Research–Jilid III. Yogyakarta : Andi Offset
1. Rumus
a. M = ½ (Maksimum Ideal + Minimum Ideal)
b. SD = 1/6 (Maksimum Ideal–Minimum Ideal)
c. Penentuan Kategori
Golongan baik : (Mi + 1 SD) s/d (Mi + 3 SD)
Golongan cukup baik : (Mi - 1 SD) s/d (Mi + 1 SD)
Golongan kurang baik : (Mi + 3 SD) s/d (Mi + 1 SD)
2. Perhitungan
a. Konsep ibu tentang Makan Sehat Anak Usia SD
1) M = ½ (Maksimum Ideal + Minimum Ideal)
M = ½ (35 + 0)
M = ½ (35)
M = 17,5
SD = 1/6 (Maksium Ideal–Minimum Ideal)
SD = 1/6 (35–0)
SD = 1/6 (35)
SD = 5,83
2) Penetuan Kategori
Golongan cukup baik = (Mi–1 SD) s/d (Mi + 1 SD)
= (17,5–5,8) s/d (17,5 + 5,8)
= 11,7 s/d 23.3
Golongan kurang baik = (Mi–3SD) s/d (Mi–1 SD)
= (17,5–17,4) s/d (17,5–5,8)