• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARI AMINTAS M3308009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ARI AMINTAS M3308009"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SAKLAR JARAK JAUH MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER

AT89S51

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya

Program Diploma III Ilmu Komputer

Disusun Oleh : ARI AMINTAS

M3308009

PROGRAM DIPLOMA III ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

SAKLAR JARAK JAUH MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER

AT89S51

Disusun Oleh :

ARI AMINTAS

NIM. M3308009

Tugas Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan Di hadapan dewan penguji

pada tanggal ____ ____ _______

Pembimbing Utama

Drs. SYAMSURIZAL

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

SAKLAR JARAK JAUH MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER

AT89S51

Disusun oleh:

ARI AMINTAS

NIM. M3308009

Dibimbing oleh Pembimbing Utama

Drs. Syamsurizal NIP. 19561212 198803 1 001

Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan oleh dewan penguji Tugas Akhir Program Diploma III Ilmu Komputer

pada hari ____________tanggal _______________

Dewan Penguji: Tanda Tangan

1. Drs. Syamsurizal NIP. 19561212 198803 1 001

(...) 2. Darsono, S. Si, M. Si

NIP. 19700727 199702 1 001

(...) 3. Nanang Maulana Y, S. Si

(...)

Surakarta, Juli 2011 Disahkan oleh :

Dekan Fakultas MIPA Ketua Program DIII

Ir. Ari Handono Ramelan, M. Sc.(Hons), Ph. D NIP. 19610223 198601 1 001

(4)

commit to user

iv ABSTRACT

Ari Amintas. M3308009. THE WIRELESS SWITCH USING MICROCONTROLLER AT89S51. Final Project, Surakarta : Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta, 2011.

The equipments that needs electricity can not be desperate by the using of the switch as a connector to the electricity, such as : lamp, fan, etc. Commonly people use switches placed on the static place such as wall. To turn the electricity equipments people need to directly push the switches that usually placed in the static place such as on the wall.

By using remote as a signal transmitter, and the microcontroller as receiver and signal processor, so it can be produced switches terminal that can be controlled far away by using remote. Just by push a button on the remote switch to be ON or OFF condition. The output of switch terminal can be used for power supply of any electricity equipments.

The remote that has so many button gives us many alternate to make channel for switch. This device has three channel output so people can easily switch those channels by using one remote and just point it to the receiver microcontroller. So that people will be simply to control many switch in their home.

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v INTISARI

Ari Amintas. M3308009. SAKLAR JARAK JAUH MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51. Tugas Akhir, Surakarta : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2011.

Penggunaan peralatan-peralatan yang menggunakan sumber daya listrik tidak bisa dilepaskan dari pemakaian saklar sebagai penyambung / pemutus arus listrik. Misalnya : lampu, kipas angin, dsb. Pada umumnya saklar yang digunakan adalah saklar tombol yang dipasang pada suatu tempat yang tetap misalnya di dinding. Untuk menyalakan atau mematikan peralatan-peralatan listrik tersebut tentunya harus dengan menekan tombol saklar yang biasanya dipasang di tempat yang tetap.

Dengan menggunakan remote sebagai pengirim sinyal, dan rangkaian mikro sebagai penerima, maka telah dibuat terminal saklar yang bisa dikendalikan dari jarak jauh menggunakan remote. Cukup dengan menekan tombol pada remote maka terminal akan berada dalam kondisi ON (dialiri arus) atau OFF (putus). Rangkian terminal tersebut dapat digunakan sebagai sumber daya untuk berbagai peralatan listrik.

Remote memiliki begitu banyak tombol sehingga bisa memberikan banyak pilihan memilih chanel untuk saklar. Dalam pembuatan alat ini terdapat 3 channel sehingga orang dapat dengan mudah mengendalikan channel-channel dengan hanya menggunakan satu remote, cukup dengan mengarahkan remote ke penerima mikrokontrol. Sehingga akan lebih mudah dalam pengendalian banyak saklar.

(6)

commit to user

vi MOTTO

Laa khaula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyul adzim

( Tiada daya dan upaya, kecuali semua kekuatan hanya dari Allah SWT )

Sebaik – baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainya.

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur, penulis panjatkan kehadirat

Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan seluruh rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik dan lancar.

Tugas Akhir dengan judul Saklar Jarak Jauh Menggunakan Mikrokontroler AT89S51, yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program D3 pada Program Studi Teknik Komputer di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan, bimbingan, serta bantuan kepada penulis selama proses penyelesaian tugas akhir ini. Karena tanpa adanya dukungan dari mereka penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan dengan baik. Secara khusus saya ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Ari Handono Ramelan, M. Sc.(Hons), Ph. D. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret.

2. Bapak Drs. Y.S. Palgunadi, M. Sc. selaku Ketua Program Studi D3 Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret.

3. Bapak Drs. Syamsurizal selaku pembimbing dalam menyelesaikan tugas akhir, yang telah memberikan bimbingan secara moral maupun teknis.

4. Bapak dan Ibu yang telah memberi banyak bantuan dan motivasi baik secara

moril maupun meteriil.

5. Teman-teman yang turut membantu dalam segala hal.

(8)

commit to user

viii

Pada kesempatan ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak jika ada kesalahan-kesalahan dalam penulisan tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa hasil karya ini belum sempurna, maka kritik dan saran selalu penulis harapkan dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata tiada gading yang tak retak, penulis berharap agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, Juli 2011

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

ABSTRACT ... iv

INTISARI ... v

MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Batasan Masalah... 2

D. Tujuan dan Manfaat ... 2

E. Metodologi Penelitian ... 2

F. Sistematika Penulisan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 4

A. Mikrokontroler AT89S51 ... 4

B. Konfigurasi Mikrokontroller AT89S51 ... 5

C. Special Function Register ... 8

D. Data Memori ... 8

E. Remote VCD universal ... 8

F. Sensor Infrared ... 11

G. Optocoupler ... 11

(10)

commit to user

x

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM ... 13

A. Diagram Blok Sistem ... 13

B. Perancangan Perangkat Keras (Hardware)... 14

1. Remote VCD universal ... 14

2. Unit penerima sinyal infrared... 14

3. Sistem minimum mikrokontroler AT89S51 ... 15

4. Unit saklar ... 15

5. Catu daya ... 16

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ... 17

A. Pengujian ... 17

1. Pengujian catu daya... 17

2. Pengujian remote ... 18

3. Pengujian sensor infrared ... 19

4. Pengujian saklar ... 20

5. Pengujian software ... 21

6. Pengujian rangkaian keseluruhan ... 23

B. Analisa... 24

BAB V PENUTUP ... 27

A. Kesimpulan ... 27

B. Saran ... 27 DAFTAR PUSTAKA

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konfigurasi Mikrokontroller AT89S51 ... 5

Gambar 2.2 Remote VCD universal ... 8

Gambar 2.3 Transmisi Protokol NEC ... 9

Gambar 2.4 Sinyal transmisi NEC ... 9

Gambar 2.5 Transmisi Custom Code ... 10

Gambar 2.6 Transmisi Data Code ... 10

Gambar 2.7 Sensor Infrared ... 10

Gambar 2.8 Optocoupler ... 11

Gambar 2.9 Triac ... 12

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem ... 13

Gambar 3.2 Bagan Sensor Penerima Infrared ... 14

Gambar 3.3 Sistem minimum AT89S51 ... 15

Gambar 3.4 Rangkaian Saklar... 15

Gambar 3.5 Rangkaian Catu Daya ... 16

Gambar 4.1 Uji catu daya... 17

Gambar 4.2 Uji remote ... 18

Gambar 4.3 Uji sensor infrared ... 19

Gambar 4.4 Rangkaian saklar ... 20

Gambar 4.5 Text editor Notepad++ ... 21

Gambar 4.6 ASM51 ... 22

Gambar 4.7 AEC_ISP ... 22

Gambar 4.8 Setup AEC_ISP ... 23

(12)

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fungsi Pin Port 1 ... 5

Tabel 2.2 Fungsi Pin Port 3 ... 6

Tabel 4.1 Uji catu daya ... 17

Tabel 4.2 Uji remote ... 18

Tabel 4.3 Uji sensor infrared ... 19

Tabel 4.4 Uji saklar ... 20

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan peralatan-peralatan elektronik dalam kehidupan sehari-hari seperti misalnya : lampu, televisi, kipas angin, dan lain sebagainya yang

menggunakan sumber daya listrik PLN tidak bisa dilepaskan dari penggunaan saklar sebagai penyambung / pemutus arus listrik. Pada umumnya saklar yang digunakan adalah saklar tombol yang dipasang pada suatu tempat yang tetap misalnya di dinding. Untuk menyalakan atau mematikan peralatan-peralatan listrik tersebut tentunya harus dengan menekan tombol saklar yang biasanya dipasang di tempat yang tetap.

Saat ini penggunaan saklar biasa masih menjadi pilihan utama dalam penggunaan peralatan listrik rumah tangga. Selain harganya relatif murah, juga karena alasan praktis dan kemudahan dalam pengoperasian. Namun salah satu kekurangan dari saklar biasa adalah posisi pemasangannya yang statis sehingga orang harus menekan tombol langsung pada saklar yang biasanya dipasang pada dinding. Dengan rangkaian saklar yang menggunakan remote, maka orang bisa mengendalikan saklar dari jarak cukup dengan menekan tombol pada remote. Hal ini tentunya akan lebih memudahkan dalam menghidupkan atau mematikan saklar.

Dengan rangkaian saklar remote ini, orang bisa mengoperasikan saklar dari jarak jauh dengan beberapa channel menggunakan remote tanpa harus kontak langsung dengan saklar tersebut. Rangkaian saklar remote ini bisa

(14)

commit to user

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang diangkat adalah bagaimana membuat rangkaian saklar yang dapat dikendalikan oleh remote universal menggunakan mikrokontroler AT89S51?

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam pembuatan rangkaian saklar jarak jauh menggunakan mikrokontroler AT89S51 dengan remote universal ini antara lain :

1. Input saklar menggunakan remote VCD universal.

2. Pemroses sinyal remote menggunakan mikrokontroler AT89S51. 3. Rangkaian saklar menggunakan komponen utama Triac.

D. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat rancang bangun rangkaian saklar jarak jauh menggunakan mikrokontroler AT89S51 dengan pengendali remote VCD universal.

2. Manfaat

Manfaat pembuatan rangkaian ini adalah untuk mempermudah manusia dalam penggunaan saklar khususnya penggunaan alat-alat listrik dalam rumah tangga.

E. Metodologi Penelitian

Adapun metodologi penelitian yang diterapkan antara lain : 1. Observasi

a. Proses pencarian dan pengumpulan data mengenai komponen yang diperlukan dalam pembuatan saklar jarak jauh menggunakan remote VCD universal.

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

2. Studi Pustaka

a. Membaca literatur atau bahan-bahan teori yang dapat menunjang penulisan laporan.

b. Menerapkan bahan-bahan teori yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan laporan.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi lima bab, yaitu : 1. Pendahuluan (BAB I)

Memuat tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

2. Landasan Teori (BAB II)

Memuat tentang tinjauan pustaka dan teori-teori yang mendukung. 3. Desain dan Perancangan (BAB III)

Memuat data-data yang diperlukan dalam perancangan sistem baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software).

4. Implementasi dan Analisa (BAB IV)

Memuat tentang langkah, hasil analisa dan pembahasan. 5. Penutup (BAB V)

(16)

commit to user

4 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Mikrokontroler AT89S51

AT89S51 merupakan mikrokontroler yang dikembangkan oleh Atmel Corporation menggunakan teknologi yang sesuai dengan standar 8051.

Mikrokontrol ini dirancang dengan teknologi CMOS dan memori non-volatile dari ATMEL dengan memori program internal (memori flash) sebesar 4 KB yang bisa diprogram dalam sistem (In-system programmable flash memory-ISP). Fitur-fitur yang dimiliki mikrokontroler AT89S51 antara lain :

1. Kompatibel dengan produk MCS-51.

2. Memori flash 4 KB yang bisa diprogram ulang sampai 1000 siklus baca/tulis.

3. Voltase operasi 4.0V – 5.5V.

4. Bekerja pada frekuensi sampai 33 MHz. 5. RAM internal sebesar 128 byte.

6. 32 port I/O yang bisa diprogram. 7. 6 sumber interupsi.

8. Timer Watchdog yang bisa diprogram. 9. Dual data pointer.

10.Waktu pemrograman yang cepat.

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Konfigurasi Mikrokontroller AT89S51

Konfigurasi Mikrokontroller AT89S51 diperlihatkan pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Konfigurasi Mikrokontroller AT89S51 (http://www.atmel.com)

1. Port 1 (P1.0 – P1.7)

Port 1 merupakan port 8 bit dua arah (input/output) dengan pull up internal. Buffer output Port 1 bisa menangani sampai 4 masukan TTL. Ketika data FFH dikirim ke Port 1 maka Port 1 bisa menjadi port masukan. Port 1 bisa diakses menjadi port (P1) atau diakses per bit (P1.0-P1.7).

Tabel 2.1 Fungsi Pin Port 1

2. Port 3 (P3.0 – P3.7)

(18)

commit to user

Ketika data FFH dikirim ke Port 3 maka Port 3 bisa digunakan sebagai masukan. Port 3 bisa diakses sebagai port (P3) atau diakses per bit (P3.0-P3.7).

Tabel 2.2 Fungsi Pin Port 3

3. Port 0 (P0.0 – P0.7)

Port 0 merupakan port 8 bit dua arah (input/output) dengan saluran terbuka (open drain). Port 0 mampu menangani 8 masukan TTL. Seperti halnya port-port yang lain, ketika data FFH dikirim ke port ini akan menjadi masukan dengan impedansi tinggi. Port 0 bisa diakses sebagai port (P0) atau diakses per bit (P0.0-P0.7). Karena sifatnya drain terbuka, P0 membutuhkan pull up eksternal pada saat dihubungkan dengan peralatan eksternal.

4. Port 2 (P2.0 – P2.7)

Port 2 merupakan port 8 bit dua arah (input/output) dengan pull up internal. Buffer output Port 2 bisa menangani sampai 4 masukan TTL. Ketika data FFH dikirim ke Port 2 maka Port 2 bisa digunakan sebagai masukan. Port 2 bisa diakses sebagai port (P2) atau diakses per bit (P2.0-P2.7). Selain sebagai port multiguna , P2 juga akan mengeluarkan alamat orde tinggi (A8-A15) pada saat menjalankan program dari memori program eksternal atau pada saat mengakses memori data eksternal yang

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

5. RST

Merupakan input Reset. Sebuah masukan tinggi pada port ini selama 2 siklus mesin pada saat osilator berjalan akan mereset mikrokontrol.

6. XTAL1 dan XTAL2

XTAL 1 merupakan masukan ke penguat osilator internal. Sedangkan

XTAL 2 merupakan keluaran dari rangkaian penguat osilator internal. Sebuah kristal dan dua buah kapasitor yang dihubungkan ke pin ini sudah cukup untuk menyediakan sinyal detak (clock) untuk mikrokontrloler.

7. VCC dan GND

VCC dan GND merupakan pin untuk tegangan DC. Mikrokontrloer 8051 standar membutuhkan tegangan DC sebesar 5 volt agar bisa bekerja dengan baik (standar TTL).

8. EA, ALE, PSEN

PSEN atau program store enable adalah sinyal baca pada saat menjalankan program dari memori eksternal. Didalam aplikasi PSEN akan dihubungkan dengan sinyal RD memori program eksternal (EEPROM).

ALE atau address latch enable adalah pulsa keluaran latch pada proses pengaksesan memori eksternal (program maupun data). Di dalam aplikasi ALE biasanya dihubungkan dengan masukan latch enable dari IC latch, 74373 misalnya.

EA atau external access enable menentukan apakah alamat awal memori

(20)

commit to user

C. Special Function Register

Mikrokontroler mempunyai sebuah peta memori yang disebut sebagai Special

Function Register (SFR) . P0 berada di alamat 80H, P1 di alamat 90H, P2 di alamat A0H dan P3 di alamat B0H. (http://www.atmel.com)

D. Data Memori

AT89S51 menggunakan 128 byte RAM yang bisa diakses dengan mode pengalamatan secara langsung dan tidak langsung. Operasi stack merupakan contoh dari pengalamatan tidak langsung. (http://www.atmel.com)

E. Remote VCD universal

Remote infrared menggunakan sinar infrared dengan panjang gelombang 950 nm untuk mengirim beberapa byte informasi dalam kecepatan rendah. Meskipun sinar infrared digunakan untuk mengirim data biner (0/1), namun ini bukan represenatasi sederhana yang menyatakan status ON/OFF dari sinar infrared. Pada setiap remote memiliki protokol tersendiri tergantung pabrikan

pembuatnya. Protokol RC-5/RC-6 banyak digunakan oleh Eropa dan Amerika, manufacturer Asia memiliki protokol-nya sendiri, yaitu NEC. Protokol NEC

dikembangkan oleh NEC ( Nippon Electric Company ) Jepang. Protokol ini kemudian secara luas dipakai oleh manufacturer peralatan audio video Asia, sebut saja Toshiba, Sharp, Changhong, JVC, Shanghai. Di bawah ini adalah salah satu contoh remote yang menggunakan protokol NEC.

Gambar 2.2 Remote VCD universal

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Transmisi data yang menggunakan protokol NEC diawali dengan 1 leader code. Kemudian 16 bit custom code, 8 bit data code, 8 bit inverted data code,

dan terakhir 1 bit stop. Panjang frame keseluruhan adalah 108 ms.

Gambar 2.3 Transmisi Protokol NEC

Leader code tetap ON selama 9 ms, kemudian OFF selama 4,5 ms. Custom

code dan data code berisi data biner (0/1). Data pada masing-masing bagian dikirim LSB terlebih dulu. Pembagian data biner (0/1) bukan berdasarkan pada status infrared ON/OFF melainkan berdasarkan panjang periode bit. Panjang custom code bervariasi tergantung data. Bagaimanapun, selama inverted code juga ditransmisikan, panjang data akan selalu tetap. Logika 1

adalah pulsa 1 selama 0,56 ms diikuti pulsa 0 selama 1,69 ms. Sedangkan logika 0 dalam protokol transmisi NEC adalah pulsa 1 selama 0,56 ms diikuti 0 selama 0,56 ms.

Gambar 2.4 Sinyal Transmisi NEC

(22)

commit to user

mengirim data, custom code mengirim LSB terlebih dahulu (C0 – C7), lalu

inverted custom code (C0’ –C7’).

Gambar 2.5 Transmisi Custom Code

Data yang ditransmisikan adalah 8 bit. Inverted code ditransmisikan berikutnya, maka total data yang dikirim adalah 16 bit. Ketika data diterima, data inverted digunakan untuk mengecek data yang telah dikirim.

Gambar 2.6 Transmisi Data Code

(http://www2.renesas.com/faq/en/mi_com/f_com_remo.html)

F. Sensor Infrared

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Merupakan sensor penerima sinyal infrared dari remote TV yang kaki outputnya bisa langsung dihubungkan dengan mikrokontroler. Sensor ini memerlukan suplay tegangan 5 volt.

Fitur-fitur yang dimiliki antara lain : 1. Infrared detector

2. Tahan terhadap interferensi frekuensi akibat gangguan listrik

3. Membutuhkan konsumsi daya rendah 4. Dilengkapi filter internal terhadap frekuensi

(http://www.vishay.com)

G. Optocoupler

Gambar 2.8 Optocoupler

(24)

commit to user

beban pengendali dengan penggunaan optotriac. Optotriac MOC3041 bekerja pada level tegangan ac antara 200-400 Vac dengan tegangan masukan pada LED 2,3 VDC sedangkan arus kerjanya 200 mA.

(http://nubielab.com/elektronika/analog/optotriac-moc-3041)

H. Triac

Gambar 2.9 Triac

Triac digunakan sebagai penghubung antara mikrokontroler dengan peralatan listrik. Karena tegangan yang dikeluarkan mikrokontroler hanya

berkisar 5 volt DC, maka tegangan ini tidak cukup untuk mengaktifkan peralatan listrik yang membutuhkan tegangan 220 Volt AC. Triac berfungsi sebagai saklar ketika pada kaki G mendapatkan arus yang kecil ± 50mA, maka kaki MT1 dan MT2 akan dapat melewatkan arus sehingga bisa digunakan sebagai saklar.

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13 BAB III

DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM

A. Diagram Blok Sistem

Sistem saklar menggunakan remote ini merupakan salah satu bentuk aplikasi penggunaan mikrokontroler AT89S51 sebagai suatu kontrol yang

dapat menerima masukan dari sensor infrared untuk kemudian diproses sehingga dapat menghasilkan output sesuai instruksi-instruksi program yang telah dibuat.

Jika tombol pada remote ditekan maka penerima akan menerima sinyal yang ditransmisikan oleh remote tersebut. Sinyal kemudian diteruskan ke mikrokontroler untuk diolah sehingga menghasilkan output yang akan mengaktifkan atau menonaktifkan port P0.0 dan P2.7 pada mikro. Port keluaran terhubung dengan transistor yang berfungsi sebagai penguat arus yang akan mengaktifkan Optocoupler. Optocoupler berfungsi untuk mengaktifkan Triac sehingga dapat melewatkan arus listrik PLN. Diagram blok dari sistem rangkaian saklar jarak jauh menggunakan remote ini ditunjukkan pada gambar 3.1 :

(26)

commit to user

B. Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan rangkaian saklar jarak jauh menggunakan mikrokontroler AT89S51 antara lain :

1. Remote VCD universal

Remote yang digunakan sebagai input atau pengirim sinyal adalah remote VCD universal. Remote ini yang nantinya akan digunakan sebagai

pengirim sinyal ke rangkaian saklar. Tombol yang digunakan adalah tombol 1, 2, dan 3. Tombol 1 berfungsi sebagai pengendali saklar 1, tombol 2 sebagai pengendali saklar 2, sedangkan tombol 3 untuk mematikan saklar 1 dan 2.

2. Penerima sinyal infrared

Gambar 3.2 Bagan Sensor Penerima Infrared

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

3. Sistem minimum mikrokontroler AT89S51

Gambar 3.3 Sistem minimum AT89S51

Sistem minimum AT89S51 merupakan tempat pemrosesan, pengontrolan terhadap input dan output. Adapun port-port yang digunakan antara lain : a. P3.3 (INT1) digunakan sebagai port inputan dari sensor infrared yang

menerima sinyal masukan dari remote.

b. P0.0 digunakan sebagai port keluaran/output ke saklar 1, sedangkan P2.7 digunakan sebagai port keluaran/output ke saklar 2.

4. Unit saklar

(28)

commit to user

Pada rangkaian saklar di atas digunakan transistor NPN BC547 sebagai penguat arus. Arus output dari mikro dikuatkan oleh transistor sehingga cukup untuk mengaktifkan Optocoupler MOC3041 dan menyalakan led indikator. Selanjutnya optocoupler yang dalam keadaan aktif akan mengaktifkan triac sehingga dapat mengalirkan arus listrik PLN. Beban pada gambar merupakan peralatan listrik rumah tangga seperti misalnya

lampu, kipas angin, dan lain-lain.

5. Catu daya

Gambar 3.5 Rangkaian Catu Daya

Pada rangkaian catu daya di atas menggunakan trafo 1000mA yang diturunkan tegangannya menjadi 6 volt, kemudian menggunakan 4 buah dioda untuk menyearahkan arus listrik sehingga diperoleh arus DC. Keluaran dari dioda dihubungkan dengan IC regulator AN7805 agar

output tegangan menjadi 5 volt. Sebelum dan sesudah arus melalui IC AN7805 ditambahkan kapasitor 100nF agar arus yang dihasilkan dari catu daya stabil.

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17 BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA

A. Pengujian

Setelah melakukan perancangan dan pembuatan alat maka langkah berikutnya adalah melakukan pengujian terhadap rangkaian yang telah dibuat.

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah rangkaian yang dibuat sudah dapat digunakan sesuai dengan perencanaan yang ada. Pengujian dan analisa yang dilakukan meliputi pengujian catu daya, pengujian remote, pengujian saklar, dan pengujian rangkaian secara keseluruhan.

1. Pengujian catu daya

Hal pertama yang harus dilakukan dalam pengujian rangkaian ini adalah menghubungkan rangkaian catu daya dengan jala - jala PLN 220V, kemudian mengukur tegangan pada kaki IC 7805 sebelum dan sesudah dihubungkan dengan rangkaian.

Gambar 4.1 Uji catu daya Hasil pengujian catu daya :

Tabel 4.1 Uji catu daya

Keterangan Tegangan Sebelum dihubungkan dengan rangkaian 4,8 volt Sesudah dihubungkan dengan rangkaian 4,8 volt

(30)

commit to user

2. Pengujian remote

Pengujian remote dilakukan dengan melakukan uji tiap tombol apakah dapat mengirimkan sinyal dengan baik atau tidak, pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sensor infrared yang diberi catu daya 5 volt dan menghubungkan kaki Out-nya pada probe positif voltmeter, sedangkan probe negatif voltmeter dihubungkan ke ground. Batas ukur voltmeter

[image:30.595.145.496.137.475.2]

pada DC 10 volt.

Gambar 4.2 Uji remote

Jika tombol remote dalam keadaan baik (dapat mengirim sinyal) maka indikatornya adalah terjadi perubahan tegangan pada kaki out sensor infrared, jarum penunjuk pada voltmeter akan bergerak ke kiri, ketika tombol dilepas jarum kembali ke posisi semula.

Tabel 4.2 Uji remote

Tombol Jarum Voltmeter Keterangan tombol

1 Bergerak Baik

2 Bergerak Baik

3 Bergerak Baik

4 Bergerak Baik

5 Bergerak Baik

6 Bergerak Baik

7 Bergerak Baik

[image:30.595.144.515.586.724.2]
(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

[image:31.595.144.517.121.758.2]

3. Pengujian sensor infrared

Gambar 4.3 Uji sensor infrared

Sensor infrared memiliki daya jangkau dan juga sudut penerimaan sinyal yang tertentu. Untuk melakukan pengujian sensor dilakukan dengan cara yang hampir sama dengan cara pegujian remote di atas, hanya saja

dilakukan pada jarak dan sudut yang berbeda-beda untuk mengetahui sensitifitas sensor infrared. Indikator sensor dapat menerima sinyal remote adalah ketika jarum pada voltmeter bergerak atau merespon ketika tombol remote ditekan.

Tabel 4.3 Uji sensor infrared

Jarak (m) Sudut (º) Jarum Voltmeter Keterangan sensor

4 0 Bergerak Respon

4 30 Bergerak Respon

4 45 Bergerak Respon

6 0 Bergerak Respon

6 30 Bergerak Respon

6 45 Bergerak Respon

8 0 Bergerak Respon

8 30 Bergerak Respon

8 45 Tidak Bergerak Tidak respon

10 0 Bergerak Respon

10 30 Tidak Bergerak Tidak respon 10 45 Tidak Bergerak Tidak respon

12 0 Bergerak Respon

12 30 Tidak Bergerak Tidak respon 12 45 Tidak Bergerak Tidak respon >12 0 Tidak Bergerak Tidak respon >12 30 Tidak Bergerak Tidak respon >12 45 Tidak Bergerak Tidak respon

(32)

commit to user

[image:32.595.135.514.120.488.2]

4. Pengujian saklar

Gambar 4.4 Rangkaian saklar

Ketika kaki VCC diberi suplay tegangan 5 volt dan kaki GND dihubungkan ke ground, maka rangkaian dalam keadaan siap menerima inputan dari mikro. Arus yang keluar dari output mikro berkisar 0,1 mA, maka diperlukan transistor yang berfungsi sebagai penguat arus. Ketika kaki Basis dari transistor BC547 mendapatkan arus inputan dari mikro, maka akan terjadi aliran arus dari vcc ke kaki Kolektor dari transistor yang selanjutnya akan diteruskan ke kaki Emitor untuk mengaktifkan optocoupler. Ketika optocoupler dialiri arus led indikator akan menyala, kemudian akan mengalirkan arus menuju triac.

Arus dari optocoupler akan menuju kaki G (gate) sebagai pemicu sehingga kaki MT1 dan MT2 dapat terhubung dan bisa melewatkan arus listrik PLN. Pada pengujian saklar ini menggunakan indikator led dan lampu bolam, jika saklar dalam keadaan baik maka ketika input dari mikro bernilai 0 atau tidak ada arus yang mengalir maka led indikator dan bohlam mati, jika ada arus inputan dari mikro ke kaki basis transistor,

maka led indikator dan bohlam akan menyala. Hasil pengujian saklar :

Tabel 4.4 Uji saklar

Input dari mikro Led indikator Lampu bohlam Tidak ada arus Mati Mati

[image:32.595.144.497.677.730.2]
(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

5. Pengujian software

Dalam membuat program untuk di-download ke mikrokontroler AT89S51 ini digunakan editor Notepad ++ untuk menulis skrip dalam bahasa assembly, ASM51 untuk meng-compile file *.asm menjadi *.hex yang siap

di-download kan ke mikro, dan Program AEC_ISP untuk men-download file *.hex melalui port paralel komputer.

[image:33.595.152.502.232.511.2]

a. Editor Notepad ++

Gambar 4.5 Text editor Notepad+ +

(34)

commit to user

[image:34.595.146.514.122.644.2]

b. ASM51

Gambar 4.6 ASM51

File yang telah disimpan dalam ekstensi *.asm kemudian di-compile menggunakan software ASM51 sehingga menjadi file *.hex yang siap di-download kan ke mikro.

c. AEC_ISP

Gambar 4.7 AEC_ISP

Software ini digunakan untuk men-download file *.hex ke mikrokontroler AT89S51 melalui port paralel. Untuk menggunakan software caranya :

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

ii. Buka software AEC_ISP.exe

iii. Tekan tombol J pada keyboard untuk melakukan setup. Pastikan pilihan no 1 dan 2 dalam keadaan Yes, tentukan target device dan port paralel yang digunakan. Jika sudah pilih Save setup untuk

[image:35.595.133.537.196.672.2]

menyimpan konfigurasi software.

Gambar 4.8 Setup AEC_ISP

iv. Tekan tombol A pada keyboard untuk memilih file *.hex yang akan di-download ke mikrokontroler.

v. Tekan E untuk melakukan download, tunggu hingga proses selesai.

6. Pengujian rangkaian keseluruhan

(36)

commit to user

Pengujian rangkaian secara keseluruhan dilakukan dengan menghubungkan rangkaian dengan catu daya 5 volt dan menghubungkan bagian saklar dengan input listrik PLN 220 volt. Pengujian dilakukan dengan menekan tombol 1, 2, dan 3 ke arah sensor penerima infrared, indikator rangkaian bekerja dengan baik adalah jika ketika tombol remote ditekan indikator led pada rangkaian dan lampu bohlam menyala sesuai

chanelnya. Hal itu juga tergantung dari jarak dan sudut penerimaan remote seperti yang telah dilakukan pengujian pada sensor penerima.

[image:36.595.143.513.254.495.2]

Hasil pengujian keseluruhan rangkaian :

Tabel 4.5 Uji rangkaian keseluruhan

Tombol Led Bohlam Keterangan

1 Respon Respon Saklar 1 : Ketika ditekan 1x led dan bohlam menyala, ketika ditekan 1x lagi led dan bohlam

mati

2 Respon Respon Saklar 2 : Ketika ditekan 1x led dan bohlam menyala, ketika ditekan 1x lagi led dan bohlam

mati

3 Respon Respon Ketika ditekan 1x maka saklar 1 dan 2 mati

B. Analisa

Pada setiap penekanan tombol remote VCD, ada data-data yang ditransmisikan ke sensor infrared. Data-data tersebut berupa data biner yang bernilai 0 atau 1. Remote yang digunakan dalam rangkaian saklar jarak jauh ini adalah jenis remote yang menggunakan protokol transmisi NEC. Seperti yang telah dibahas pada landasan teori, bahwa ketika satu tombol remote

ditekan, maka akan mengirim leader code, custom code, dan data code. Leader code merupakan bit awal yang ditransmisikan oleh remote, kemudian dilanjutkan 8 bit custom code yang menunjukkan alamat device. Baik leader code maupun custom code tidak digunakan dalam pemrosesan sinyal remote

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Dengan memanfaatkan perbedaan nilai bit-bit data code ini bisa digunakan sebagai masukan ke mikrokontrol sehingga dihasilkan keluaran yang bervariasi. Misalnya tombol 1 untuk mengendalikan P0.0, tombol 2 untuk mengendalikan P2.7, tombol 3 untuk mengendalikan P0.0 dan P2.7. jumlah keluaran yang dapat dihasilkan tentunya sebanyak jumlah tombol yang ada pada remote.

Ketika tombol 1 pada remote ditekan, sensor infrared menerima data-data yang ditransmisikan, kemudian dari sensor diteruskan ke mikro melalui kaki P3.3 (INT1). Setelah mendapatkan interupsi, maka mikro akan melakukan delay selama 40,5 ms. Hal ini dilakukan untuk mengabaikan bit-bit leader code yang memiliki periode 13,5 ms dan bit-bit custom code yang memiliki

periode 27 ms. Setelah itu mikro mulai menyimpan data code yang memiliki panjang 8 bit. Data-data yang disimpan berupa data biner yang diterima oleh sensor secara berurutan dari LSB ke MSB. Kemudian bit-bit data tersebut disimpan dalam accumulator satu per satu dengan cara menggeser bit ke kiri dengan perintah RLC A. Setelah data-data tersebut tersimpan secara utuh, maka dilakukan pengecekan terhadap nilai data tersebut. Jika sesuai dengan yang dituliskan dalam perintah, maka mikro akan mengaktifkan port-port yang dituliskan dalam perintah tersebut.

cjne A,#90H,cekCH2 ;apakah data=90h

cpl CH1 ;channel 1 ON/OFF

CekCH2:

cjne A,#0B8H,cekCH3 ;apakah data=B8h

cpl CH2 ;channel 2 ON/OFF

CekCH3:

cjne A,#0F8H,cekCH4 ;apakah data=F8h

clr CH1 ;channel 1 OFF

clr CH2 ;channel 2 OFF

cekCH4:

(38)

commit to user

Dari potongan skrip di atas dapat diketahui bahwa mikro melakukan pengecekan nilai data dari suatu tombol remote yang ditekan. Jika tombol 1 ditekan maka remote akan mentransmisikan data code dengan nilai dalam hexadesimal = 90h, maka ketika data tersebut berhasil disimpan oleh mikro, selanjutnya bisa digunakan untuk merubah keadaan P0.0 dari 0 menjadi 1, ketika tombol ditekan lagi maka keadaan juga akan berubah berkebalikan, dari

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pengujian hardware dan software serta analisa yang telah dilakukan pada pembuatan rangkaian saklar jarak jauh menggunakan remote universal

ini diperoleh kesimpulan yaitu :

1. Dengan menggunakan sinyal transmisi remote VCD universal, telah dibuat sebuah sistem rangkaian saklar yang dikendalikan dari jarak jauh dengan memanfaatkan tombol-tombol pada remote sebagai masukan saklar.

2. Sensor infrared dapat menangkap sinyal dari remote dengan baik pada sudut penerimaan yang tegak lurus terhadap sensor pada jarak maksimum 12 m, sedangkan jika pada sudut penerimaan 45º sensor dapat menangkap sinyal remote dengan baik maksimum pada jarak 8 m.

3. Alat ini memiliki dua channel output yang masing-masing dikendalikan oleh tombol 1 dan tombol 2 pada remote, sedangkan tombol 3 digunakan untuk mematikan channel 1 dan 2.

B. Saran

Untuk penyempurnaan lebih lanjut maka beberapa saran perlu ditambahkan antara lain :

(40)

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Agfianto. 2006. Belajar mikrokontroler AT89C51/52/55. Yogyakarta : Gava Media.

Agfianto. 2010. Tip dan Trik Mikrokontroler AT89 dan AVR. Yogyakarta : Gava Media.

http://www.atmel.com

di-download tanggal : 15 Mei 2011

http://www.datasheet.com

di-download tanggal : 15 Mei 2011

http://www.nubielab.com/elektronika/analog/optotriac-moc-3041 di-download tanggal : 15 Mei 2011

http://www.vishay.com

di-download tanggal : 15 Mei 2011

http://www.alibaba.com/product-gs/287254490/VCD_2_0_3_0.html di-download tanggal : 12 Juli 2011

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar

Tabel 2.1 Fungsi Pin Port 1 .............................................................................
Tabel 2.1 Fungsi Pin Port 1
Tabel 2.2  Fungsi Pin Port 3
Gambar 2.3 Transmisi Protokol NEC
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keadaan gerakan keluarga berencana didesa Parlondut ditinjau dari faktor kualitas pelayanan akseptor KB dalam hal Ketepatan Konstelasi pelayanan akseptor KB adalah sebagian

Selain itu, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Jambi 2005 - 2025 disebutkan bahwa salah satu misi pembangunan Provinsi Jambi adalah

Saluran tengah dari unit head stereo mobil Jika Anda tidak memiliki alat peredam atau filter bandpass yang tersedia, ada hubungan sederhana dengan menggunakan power yang

Sebagai UKM yang bergerak pada bidang makanan tentunya UKM ini berusaha untuk meningkatkan pelayanan pada pelanggan, agar keripik nya dapat dikenal diseluruh Indonesia sebagai

Dinding penahan yang memiliki tinggi 10 tersebut mengalami kegagalan struktur karena kondisi tanah yang tergolong jelek dan beban berlebih dengan menggunakan

Untuk mempermudah pengujian ECT, dibutuhkan sistem pemindaian atau scanning yang akan secara otomatis menginduksi medan magnet, membaca data tegangan di setiap titik

Pada game ini dapat menambah nama hewan baru dengan mengkopikan folder gambar yang didalamnya terdapat potongan-potongan gambar yang akan menjadi gambar

apapun yang dilakukan setiap karyawan akan berhasil dengan