• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Activity-Based Costing untuk Pembebanan Biaya Overhead yang Lebih Akurat (Studi Kasus pada Perusahaan "X" di Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Activity-Based Costing untuk Pembebanan Biaya Overhead yang Lebih Akurat (Studi Kasus pada Perusahaan "X" di Bandung)."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The objective of this study is to attain a better allocation of overhead cost, which is will showed through a comparison between an cost allocation using conventional method with cost allocation using activity-based costing (ABC) method, at “X” Company during June 2014. Research method which used by writer is descriptive analysis method with comparative study, in which needed data were collected through interviews and subsequently confirmed by observation on the record and practice on the ground. The results showed that for produk A the difference calculations of production cost per unit from both method were used is Rp 1.704, and the comparison is 0,0356, which caused by the imposition of boarding overhead less charged (undercost). For produk B the difference calculation of production cost per unit from both method were used is Rp 639, and the comparison is 0,0183, which caused by the imposition of boarding overhead more charged (overcost). The research results show that activity-based costing (ABC) is more capable to reflecting overhead cost’s absorption which happen, in which all at once proven that better allocation of overhead cost can be attain by using activity-based costing method (ABC).

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah tercapainya pembebanan kos overhead yang lebih akurat, yang ditunjukkan melalui perbandingan antara alokasi kos menggunakan metode konvensional dengan alokasi kos menggunakan metode Activity-Based Costing (ABC), di Perusahaan X selama bulan Juni 2014. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode analisis deskriptif dengan studi komparatif, yang mana data yang diperlukan diperoleh melalui wawancara dan selanjutnya dikonfirmasi melalui observasi pada dokumen perusahaan serta praktik langsung di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk produk A terdapat selisih perhitungan kos produksi per unit dari kedua metode yang telah digunakan, yakni sebesar Rp 1.704, dan perbandingannya adalah sebesar 0,0356, yang mana hal tersebut diakibatkan karena adanya kos overhead yang kurang dibebankan. Sedangkan untuk produk B terdapat selisih perhitungan kos produksi per unit dari kedua metode yang telah digunakan, yakni sebesar Rp 639, dan perbandingannya adalah sebesar 0,0183, yang mana hal tersebut diakibatkan karena adanya kos overhead yang lebih dibebankan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode Activity-Based Costing (ABC) lebih mampu untuk merefleksikan tingkat penyerapan kos overhead yang sebenarnya terjadi, sekaligus membuktikan bahwa pembebanan kos overhead yang lebih akurat dapat dicapai melalui penerapan metode Activity-Based Costing (ABC).

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ………… iv

(4)
(5)

DAFTAR ISI xi

Universitas Kristen Maranatha BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 73

4.1 Hasil Penelitian ………... 73

4.1.1 Sejarah Singkat dan Gambaran Umum Perusahaan ………... 73

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ………... 74

4.1.3 Produksi Perusahaan ………... 75

4.1.3.1 Karakteristik Produk ……….. 75

4.1.3.2 Jenis Bahan yang Digunakan ………. 75

4.1.3.3 Cara Memproduksi Produk ……… 76

4.1.3.4 Proses Produksi ……….. 77

4.1.4 Kesesuaian antara Kriteria Perusahaan yang Cocok Menggunakan Sistem ABC dengan Kondisi di Perusahaan X ………... 79

4.1.5 Penetapan Kos Produksi Menggunakan Metode Tradisional Departemental ………. 83

4.1.6 Penetapan Kos Produksi Menggunakan Metode Activity-Based Costing (ABC) ……… 90

4.2 Pembahasan ………. 103

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………. 112

5.1 Simpulan ………... 112

5.2 Saran ………. 115

5.3 Keterbatasan Penelitian ……….... 117

DAFTAR PUSTAKA ………. 118

LAMPIRAN ………... 121

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURRICULUM VITAE) …………... 123

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Falsafah yang Melandasi ABC System ………. 13 Gambar 2 Pembebanan Dua Tahap Sistem ABC ………. 15 Gambar 3 Tahap-tahap Aktivitas ……….. 17 Gambar 4 Contoh Pusat Aktivitas, Pemicu Biaya dan Biaya Overhead ….. 25 Gambar 5 Kerangka Pemikiran ………. 63 Gambar 6 Alur Proses Produksi ……… 79

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Mitos dan Realitas Sistem ABC ………... 31

Mitos dan Realitas Sistem ABC (Lanjutan) ………. 32

Tabel II Data Kalkulasi Kos Produk ……….. 84

Tabel III Data Departemental ……….. 87

Tabel IV Laporan Kos Produksi Untuk Bulan Juni 2014 ( Metode Tradisional Departemental ) ……….. 90

Tabel V Daftar Pengelompokkan Kos Aktivitas ………. 99

Tabel VI Daftar Pengelompokkan Kos Aktivitas serta Tarif Overhead Aktivitas ………. 101

Tabel VII Laporan Kos Produksi Untuk Bulan Juni 2014 ( Metode ABC ) ………. 102

Laporan Kos Produksi (Lanjutan) Untuk Bulan Juni 2014 ( Metode ABC ) ………. 103

Tabel VIII Perbandingan antara Perhitungan Kos Produksi Menggunakan Metode Tradisional Departemental dengan Perhitungan Kos Produksi Menggunakan Metode ABC untuk Produk A .………... 105

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lingkungan bisnis dari beberapa tahun terakhir ini banyak mengalami perubahan yang menyebabkan adanya modifikasi yang signifikan dalam praktik manajemen suatu perusahaan. Perusahaan memilih untuk melakukan perubahan disebabkan adanya suatu tekanan persaingan yang ketat dari kompetitornya. Perubahan secara revolusioner baik itu dalam peningkatan kompetisi global, kecanggihan teknologi informasi, dan reorganisasi manajemen kadang ditempuh oleh perusahaan demi terwujudnya stabilitas posisi perusahaan (A’isyah, 2011:1).

Suatu perusahaan mempunyai beberapa tujuan yaitu menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan profitabilitas dari waktu ke waktu. Semakin derasnya arus teknologi dan informasi menuntut setiap perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut dalam persaingan global. Perkembangan teknologi maju di bidang informasi telah menimbulkan dampak yang sangat kompleks bagi suatu perusahaan (Wijayanti, 2011:17).

(10)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha Tujuan yang lain dari manajemen yang baik yaitu untuk mencapai efisiensi dan efektivitas, yaitu dua konsepsi utama untuk mengukur prestasi kinerja (performance) manajemen. Agar semua tujuan tersebut dapat tercapai maka para manajer dituntut untuk memiliki kemampuan untuk menganalisis dan menggunakan data akuntansi (Slat, 2013:111).

Secara garis besar tujuan dari perusahaan adalah untuk memperoleh tingkat keuntungan yang maksimal serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan agar dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Hal ini bisa terwujud jika manajemen perusahaan dapat mengefisiensikan keseluruhan biaya yang dikeluarkan dan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam perusahaan secara maksimal, serta harus di dukung pula oleh strategi pengambilan keputusan yang tepat. Berhasil atau tidaknya keputusan yang diambil oleh perusahaan bisnis ditandai dengan kecenderungan perolehan tingkat keuntungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Manajemen, khususnya bagian akuntansi harus secara tepat mengelola data keuangan yang ada agar bisa diperoleh informasi yang akurat mengenai besarnya laba sesungguhnya (A’isyah, 2011:1).

Ketatnya persaingan global, dimana perusahaan tidak hanya menghadapi pesaing lokal tetapi juga pesaing internasional, telah menciptakan perubahan dalam model dan praktek manajemen. Kondisi tersebut menuntut peran seorang manajer yang bertanggung jawab untuk menentukan strategi perusahaan, sehingga dibutuhkan manajer yang handal dalam mengambil keputusan-keputusan strategik yang berorientasi menjadikan perusahaannya yang terdepan (Ardani, 2009:2).

(11)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam hal ini harga produk memegang peranan yang sangat penting. Selain itu, persaingan perusahaan di lingkungan bisnis global serta di tingkat dunia menuntut perusahaan untuk mendasarkan kebutuhan konsumen. Untuk dapat unggul dalam persaingan, perusahaan harus mempunyai daya saing yang tinggi dalam penentuan 3 karakter berikut: produk berkualitas, cost effectiveness dan fleksibilitas (Ardani, 2009:2). Produk yang berkualitas adalah

produk yang memenuhi atau sesuai dengan keinginan konsumen. Semakin baiknya kualitas suatu produk, maka akan berdampak positif terhadap minat masyarakat atau konsumen. Apabila biaya yang terjadi di suatu perusahaan efektif, maka perusahaan akan semakin sedikit mengeluarkan biaya, yang mana tentu saja tanpa mengurangi mutu produk itu sendiri sehingga biaya dapat ditekan dan harga produk terjangkau oleh konsumen. Fleksibilitas disini mengandung arti bahwa aktivitas yang dilakukan tidak hanya tergantung dari pesanan khusus yang masuk, sehingga perusahaan dapat terus berproduksi. Fleksibilitas menuntut manajemen perusahaan secara berkelanjutan melakukan pengelolaan terhadap seluruh aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk (Ardani, 2009:3).

(12)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha dapat mengakibatkan penentuan harga pokok produk yang tidak akurat (Ardani, 2009:3).

Berdasarkan penentuan harga pokok produk yang benar dari suatu produk akan dapat mengurangi ketidakpastian dalam penentuan harga jual. Harga pokok produk biasanya terdiri dari dua jenis biaya yaitu biaya produksi dan biaya non produksi. Dalam penentuan harga pokok produk harus diperhatikan unsur-unsur biaya apa saja yang masuk dalam harga pokok produk dan mengalokasikan unsur-unsur biaya tersebut secara tepat sehingga dapat menggambarkan pengorbanan sumber ekonomi yang sesungguhnya (Slat, 2013:111).

Kelemahan yang terdapat dalam sistem akuntansi biaya tradisional adalah ketidakmampuan sistem akuntansi biaya tersebut untuk mengalokasikan secara tepat biaya-biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke produk yang dihasilkan. Berbeda dengan biaya bahan baku langsung maupun biaya tenaga kerja langsung yang dapat ditelusuri secara langsung ke produk yang dihasilkan, biaya overhead tidak dapat ditelusuri secara langsung melalui penggunaan sistem akuntansi biaya tradisional, yang mana kelemahan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya distorsi biaya.

Dalam sistem akuntansi biaya tradisional, biaya overhead dialokasikan ke produk berdasarkan volume produk yang seringkali hanya dilakukan secara sembarangan (arbitrer). Dasar yang biasa digunakan dalam pengalokasian biaya overhead dalam sistem akuntansi biaya tradisional adalah volume unit produksi, jam

(13)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha dominan, sehingga alokasi biaya overhead tersebut akan menimbulkan distorsi dalam penetapan harga pokok produk. Penetapan harga pokok produk yang tidak menggambarkan penyerapan sumber daya secara tepat akan menyesatkan manajemen dalam proses pengambilan keputusan (Ardani, 2009:4).

Distorsi yang timbul akan menjadi parah apabila perusahaan memproduksi beranekaragam kombinasi produk. Semakin tinggi keragaman produk, kualitas sumber daya yang diperlukan untuk menangani aktivitas transaksi dan penunjang semakin meningkat sehingga memperbesar distorsi biaya yang dihasilkan (Ardani, 2009:4).

Mengacu pada kelemahan sistem akuntansi biaya tradisional, maka diperlukan alternatif perhitungan harga pokok produk yang tepat guna menghindari terjadinya distorsi biaya, yaitu Activity-Based Costing System (ABC System).

Activity-Based Costing System (ABC System) menghasilkan informasi yang

dapat membatasi distorsi biaya dan subsidi silang yang terjadi karena pengalokasian biaya menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional. Penghematan biaya dapat dilakukan dengan membatasi aktivitas-aktivitas yang tidak menambah nilai maupun pengelolaan secara berkelanjutan terhadap aktivitas-aktivitas perusahaan yang dilakukan dalam menghasilkan produk. Penggunaan sistem ABC tersebut kemudian dapat menjadi dasar untuk memperbaiki profitabilitas perusahaan secara berkelanjutan, sehingga keunggulan perusahaan dapat diraih (Ardani, 2009:5).

(14)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa percetakan, dimana produksinya dilakukan berdasarkan pesanan yang masuk dari pelanggan. Perusahaan X yang berlokasi di kawasan industri di Bandung ini, melayani jasa produksi cetak berbagai macam produk, seperti buku, majalah, katalog, brosur, flyer, nota dll.

Perusahaan X menggunakan metode tradisional departemental di dalam perhitungan kos produksinya, yang mana telah diketahui sebelumnya bahwa perhitungan kos produksi menggunakan metode tradisional umumnya dapat menyebabkan distorsi biaya, sehingga laporan kos produksi yang dihasilkan tidak mencerminkan konsumsi sumber daya yang sesungguhnya oleh produk. Berdasarkan fakta tersebut, penulis tertarik untuk mencoba menerapkan sistem ABC guna menghitung kos produksi di Perusahaan X, dengan harapan melalui penerapan sistem ABC tersebut Perusahaan X dapat melakukan perbaikan terhadap sistem pembiayaannya sehingga kemajuan dalam berbagai hal terkait penggunaan sistem ABC dapat diraih.

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING UNTUK PEMBEBANAN

BIAYA OVERHEAD YANG LEBIH AKURAT” (Studi kasus pada Perusahaan

(15)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apakah sistem ABC dapat dianjurkan untuk diterapkan pada Perusahaan X? 2. Faktor-faktor apakah yang mendukung sehingga sistem ABC dianjurkan

untuk diterapkan pada Perusahaan X?

3. Bagaimana penerapan sistem ABC untuk pembebanan biaya overhead yang lebih akurat di Perusahaan X?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain adalah:

1. Mengetahui sistem ABC dapat dianjurkan untuk diterapkan pada Perusahaan X.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung sistem ABC dianjurkan untuk diterapkan pada Perusahaan X.

(16)

BAB I PENDAHULUAN 8

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Manfaat Penelitian

Penulis berharap agar hasil penelitian ini nantinya dapat memberikan manfaat bagi:

1. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan agar terus dapat berkembang lebih baik lagi berdasarkan pemahaman yang baik mengenai pemanfaatan sistem akuntansi biaya yang tepat, efektif, dan efisien.

2. Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penulis sebagai sarana untuk mengembangkan pola pikir yang sistematis berdasarkan pengetahuan dan wawasan yang telah diperoleh melalui kegiatan perkuliahan.

3. Pihak Lain

(17)

112 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB IV, mengenai kesesuaian antara kriteria perusahaan yang cocok untuk menggunakan sistem ABC dengan kondisi yang tengah dialami oleh Perusahaan X, serta mengenai analisis perbandingan antara alokasi kos menggunakan metode tradisional departemental dengan alokasi kos menggunakan metode ABC, dalam pembebanan biaya overhead yang lebih akurat pada Perusahaan X, untuk produk A dan produk B yang dipesan selama bulan Juni 2014, maka penulis dapat menarik beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Setelah melihat adanya kesesuaian antara kriteria perusahaan yang cocok untuk menggunakan sistem ABC dengan fakta mengenai kondisi yang tengah dialami oleh Perusahaan X, maka penulis menganjurkan kepada Perusahaan X untuk menggunakan sistem ABC sebagai sistem pembiayaan yang diterapkan di Perusahaan X.

(18)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 113

Universitas Kristen Maranatha a. Perusahaan X dalam proses produksinya menghasilkan biaya produksi

tidak langsung berupa biaya overhead pabrik dalam jumlah yang besar yakni sebesar Rp 161.618.000, yang mana jumlah tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan biaya tenaga kerja langsung yakni sebesar Rp 160.150.000.

b. Perusahaan X memproduksi lebih dari satu jenis produk, yakni produk A dan produk B, yang mana di antara kedua produk tersebut terdapat perbedaan dalam hal jumlah produk yang diproduksi, ukuran produk, jenis bahan baku yang digunakan, proses produksi yang harus dilalui, serta adanya perbedaan mengenai pelanggan yang harus dilayani.

c. Perusahaan X membebankan biaya produksinya menggunakan metode tradisional departemental, yang mana proses pembebanan tersebut hanya menggunakan pemicu biaya berdasarkan unit, yaitu jam mesin dan jam tenaga kerja langsung. Padahal, persentase biaya-biaya produksi non-unit-based terhadap total biaya produksi cukup signifikan, yakni sebesar 16%.

d. Perusahaan X terlihat kompetitif pada produk B namun tidak kompetitif pada produk A, padahal kedua produk tersebut menggunakan fasilitas atau sumber data yang sama. Hal tersebut ditunjukkan dari perbedaan jumlah produk yang diproduksi, yakni produk A sebesar 7.500 unit dan produk B sebesar 20.000 unit.

(19)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 114

Universitas Kristen Maranatha f. Laba Perusahaan X dipengaruhi secara signifikan oleh kenaikan atau

penurunan biaya yang terjadi.

g. Perusahaan X menyadari pentingnya pemanfaatan informasi biaya dalam proses pengambilan keputusan oleh manajemen. Hal ini berkaitan dengan pengurangan biaya jangka panjang dan pengelolaan terhadap penyebab timbulnya biaya, yakni aktivitas.

(20)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 115

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Setelah melakukan serangkaian analisis mengenai hasil penelitian dan pembahasan pada BAB IV, serta setelah menarik beberapa simpulan, maka penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Penulis menyarankan kepada Perusahaan X untuk menggunakan sistem ABC sebagai sistem pembiayaan yang diterapkan, guna membantu proses alokasi kos dan perhitungan kos produksi untuk setiap produk yang diproduksinya. Hal tersebut disarankan oleh penulis, karena sistem ABC lebih mampu untuk memberikan penetapan kos produksi yang lebih akurat daripada penetapan kos produksi menggunakan metode tradisional departemental yang saat ini digunakan oleh Perusahaan X, yang mana hal tersebut kemudian dapat membantu manajemen dalam proses perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan, sehingga pada akhirnya Perusahaan X dapat terus berkembang untuk menjadi institusi pelipatganda kekayaan.

(21)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 116

Universitas Kristen Maranatha 3. Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian yang berfokus pada

(22)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 117

Universitas Kristen Maranatha 5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan oleh penulis memiliki beberapa keterbatasan, yakni sebagai berikut:

1. Waktu studi lapangan di Perusahaan X, yang dimiliki oleh penulis terhitung sangat singkat, yakni selama 2 bulan. Hal tersebut mempengaruhi kelengkapan dan kualitas dari data yang diperoleh penulis melalui proses pengumpulan data dan observasi data.

2. Hasil analisis dan perhitungan kos produksi yang diperoleh penulis melalui penelitian ini, merupakan hasil analisis dan perhitungan kos produksi yang bersifat jangka pendek, yang mana hal tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan penyusunan laporan keuangan jangka pendek, atau dalam kasus ini adalah laporan keuangan bulanan. Oleh karena itu, hasil analisis dan perhitungan kos produksi yang terdapat dalam penelitian ini tidak dapat digunakan sebagai bahan acuan yang pasti untuk penelitian selanjutnya yang relevan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, yang mana penelitian selanjutnya yang relevan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis bertujuan untuk memenuhi kebutuhan penyusunan laporan keuangan jangka panjang ataupun tahunan.

(23)

118 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

A’isyah, Feni Siti. 2011. Penerapan Activity Based Costing System (ABC System) dalam Penentuan Harga Pokok Produksi (HPP) (Studi Kasus pada Perusahaan Rokok Djagung Prima Malang 2011).

Advina, Gita Sri. 2012. Analisis Implementasi Metode Activity-Based Costing dalam Menentukan Harga Pokok Produk di PT Pos Indonesia. Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Ardani, Deni Nur. 2009. Penerapan Activity-Based Costing System Sebagai Alternatif Penentuan Harga Pokok Produksi (Studi pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta). http://repository.binus.ac.id/2009-2/content/f0824/f082446763.pdf

Bustami, Bastian, dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya : Kajian Teori dan Aplikasi. Edisi 1. Cetakan 1. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya (Cost Accounting). Buku 1. Edisi 14. (Diterjemahkan oleh: Krista). Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Dewi, Syntia. 2012. Penerapan Activity-Based Costing Sebagai Suatu Strategi dalam Menentukan Pemasok (Supplier) (Studi Kasus pada CV. Tunas Dwipa). Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Eva. 2012. Analisis Perbandingan Metode Konvensional dengan Activity Based Costing dalam Menghitung Tarif (Studi Kasus pada Hotel Dewi Sartika). Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Fergie. 2013. Perbandingan Penerapan Metode Tradisional dengan Metode Activity Based Costing dalam Perhitungan Biaya Produksi pada PD Pasir Kaliki Sosis dan Baso. Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

(24)

DAFTAR PUSTAKA 119

Universitas Kristen Maranatha Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen. Edisi 7.

(Diterjemahkan oleh: Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary). Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hariadi, Bambang. 2002. Akuntansi Manajemen: Suatu Sudut Pandang. Edisi 1. BPFE – Yogyakarta, Yogyakarta.

Horngren, Charles T., George Foster, dan Srikant M. Datar. 2008. Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial. Jilid 1. Edisi 11. (Diterjemahkan oleh: Desi Adhariani). Penerbit PT Indeks, Jakarta.

Mega P., Anastasia. 2012. Peranan Activity Based Costing Sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Menentukan Harga Pokok Produk yang Lebih Akurat pada CV. Kharisma Advertising. Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Mulyadi. 2007. Activity-Based Cost System: Sistem Informasi Biaya untuk Pemberdayaan Karyawan, Pengurangan Biaya, dan Penentuan Secara Akurat Kos Produk dan Jasa. Edisi 6. UPP STIM YKPN YOGYAKARTA, Yogyakarta.

Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Cetakan 10. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.

Panatra, Giasinta. 2013. Perbandingan Penerapan Sistem Biaya Konvensional dengan Activity Based Costing dalam Pembebanan Biaya Overhead Pabrik PT. PINDAD. Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Sahad, Indri Krisna Adi Pratama. 2013. Analisis Perbandingan Alokasi Kos Metode Tradisional Departemental dengan Metode Activity-Based Costing dalam Penetapan Kos Produksi yang Lebih Akurat (Studi Kasus pada PT Sinjaraga Santika Sport). Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Siagian, Chandra. 2012. Perbandingan Penggunaan Metode Activity Based Costing dengan Metode Konvensional dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi pada PT. X. Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Slat, Andre Henri. 2013. Analisis Harga Pokok Produk dengan Metode Full Costing dan Penentuan Harga Jual. Jurnal EMBA. Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 110-117. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/1638

(25)

DAFTAR PUSTAKA 120

Universitas Kristen Maranatha Wijayanti, Ratna. 2011. Penerapan Activity-Based Costing System untuk

Menentukan Harga Pokok Produksi pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang. http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&v ed=0CCcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fjournal.uny.ac.id%2Findex.php%2 Fjkpai%2Farticle%2Fdownload%2F874%2F693&ei=9qF9U9bnLoLHuATsj IGQDA&usg=AFQjCNE62ZttS9fQv_hxX5EB205RW1aoiw&bvm=bv.672 29260,d.c2E

Yunita, Maria. 2011. Perbandingan Metode Sederhana dengan Metode Activity Based Costing untuk Perhitungan Kos Produk (Studi Kasus Perusahaan X – Bandung). Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sebab bersamaan dengan itu semua, demokrasi menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 itu ternyata ditujukan untuk membangun negara kemakmuran (welfare

Kota-kota di Indonesia, dengan sejumlah keunikannya, memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kota-kota kreatif, salah satunya adalah Kota Semarang yang merupakan salah satu

purpureus yang dapat tumbuh lebih banyak dan menembus partikel pori yang lebih besar serta dengan oksigen yang lebih tersedia pada ampas sagu ukuran 40-60 mesh mendorong

Gravity – FedFiltering Systemadalah merupakan teknologi pengolahan air yang sangat sederhana yang terdiri dari sistem penyaringan pasir cepat dan lambat dengan hasil air bersih

Menyusun anggaran dan Laporan Kegiatan perusahaan secara periodik serta melaksanakan tugas verifikasi dari seluruh pendapatan maupun biaya dan penyusunan realisasi

Pendekatan seperti ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa jika ukuran lubang telah didefinisikan terlebih dahulu dan ukurannya tetap, maka akan dapat diketahui kemampuan

Langkah ketuju h a dalah menghitung total biaya produksi pada UD.Sumber Indah Plastik jika terjadi penambahan jenis plastik baru selama sebulan.