• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan Perancangan Fasilitas Fisik, Tata Letak Fasilitas Fisik dan Lingkungan Fisik Dari Segi Ergonomi Bagi Kaum Lansia (Studi Kasus Pada Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan Pandu Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis dan Perancangan Fasilitas Fisik, Tata Letak Fasilitas Fisik dan Lingkungan Fisik Dari Segi Ergonomi Bagi Kaum Lansia (Studi Kasus Pada Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan Pandu Bandung)."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Kegiatan utama umat Katholik adalah misa. Dalam misa yang diselenggarakan, gereja memiliki tata cara ibadah dengan berbagai posisi seperti posisi berdiri dilakukan pada saat umat menyanyikan lagu, posisi duduk pada saat mendengarkan firman dan posisi berlutut pada saat berdoa. Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan merupakan salah satu gereja yang berada di kota Bandung dan terletak di Jalan Pandu. Ada berbagai kursi yang digunakan, salah satunya kursi umat yang digunakan oleh kaum lansia (lanjut usia). Kursi lansia memiliki tempat khusus tersendiri. Akan tetapi, para kaum lansia sering mengeluh bahwa kursi yang digunakan tidak nyaman. Hal ini diketahui dari wawancara bahwa sering timbul nyeri dan pegal saat duduk, kaki menggantung, punggung terasa nyeri, jauhnya tempat berlutut, sering terasa kram dan jarak pandang yang terbatas. Selain masalah pada kursi, permasalahan lain adalah fasilitas fisik lainnya seperti akses masuk untuk para lansia (terutama pengguna kursi roda), tata letak tempat duduk dan jalur evakuasi bila terjadi suatu kejadian emergency. Posisi dan jenis huruf pada layar proyektor yang dirasa masih kurang nyaman untuk dibaca dan lingkungan fisik yang panas dan gelap juga merupakan masalah yang harus dianalisis. Tujuan penelitian adalah memperbaiki dan merancang fasilitas fisik, tata letak dan lingkungan fisik yang mengakomodasi kebutuhan lansia.

Dalam perancangan fasilitas fisik pada penelitian ini, dimensi kursi lansia aktual dengan kursi umat diukur dengan menggunakan meteran. Kursi umat diukur sebagai pembanding untuk dilakukan perancangan. Pengumpulan data antropometri dilakukan dengan mengukur tubuh lansia yang akan digunakan untuk perhitungan antropometri lansia. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur dimensi fasilitas fisik, tata letak aktual, dan lingkungan fisik. Kemudian, diukur jarak pandang kursi lansia dengan proyektor. Pengumpulan data lingkungan fisik dilakukan dengan mengukur pencahayaan, suhu dan kelembaban aktual dengan menggunakan alat lux meter, WBGT (Wet Bulb Globe Temperature) dan hygrometer.

Dari pengumpulan data, terdapat 35 data ukuran tubuh lansia. Data ukuran tubuh lansia akan diolah menjadi data antropometri lansia dengan persentil 5%, 50% dan 95%. Lalu, ukuran kursi lansia dan umat aktual dibandingkan dengan data antropometri lansia. Setelah dilakukan perbandingan, didapatkan hasil kursi aktual lansia yang akan diperbaiki dan dirancang ulang. Tata letak fasilitas fisik digambarkan dengan skala 1:100. Tata letak proyektor diolah menggunakan teori ruang pandang atau visual display. Lingkungan fisik yang diukur, berada di luar standar kenyamanan.

(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN …...………ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ………iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ………...iv

ABSTRAK ………...………..v

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ...………vi

DAFTAR ISI ………...ix

DAFTAR TABEL ………...xv

DAFTAR GAMBAR ………xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ..……….1-1

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ... ……….…….……..1-2 1.3 BATASAN DAN ASUMSI ... 1-3 1.4 PERUMUSAN MASALAH ... 1-4 1.5 TUJUAN PENELITIAN ... 1-5 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN ... 1-6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(3)

Rancangan ... 2-11 2.4.3 Analisa Desain... 2-12 2.5 RUANG PANDANG ... 2-14 2.5.1 Daerah Pandang Vertikal ... 2-15 2.5.2 Daerah Pandang Horizontal ... 2-16 2.6 SPESIFIKASI LINGKUNGAN KERJA ... 2-16 2.6.1 Pencahayaan ... 2-17 2.6.2 Temperatur ... 2-19 2.6.3 Kelembaban ... 2-20 2.6.4 Sirkulasi Udara ... 2-21 2.6.5 Kebisingan ... 2-21 2.6.6 Getaran Mekanis ... 2-23 2.6.7 Warna ... 2-24 2.6.8 Bau-bauan... 2-24 2.7 KESELAMATAN KERJA ... 2-25 2.7.1 Tujuan Keselamatan Kerja ... 2-25 2.7.2 Teori Fishbone ... 2-26 2.7.3 Jarak Baca Aman Minimum dan Tinggi Huruf Safety Sign ... 2-26 2.7.4 Pemilihan Header untuk Safety Sign dengan Standar ANSI.. 2-27 2.8 WET BULB GLOBE TEMPERATURE (WBGT) ... 2-28 2.9 Dasar Pembuatan Ramp ... 2-31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(4)

3.10 PERANCANGAN DAN ANALISIS ... 3-13 3.11 KESIMPULAN DAN SARAN ... 3-13

BAB IV PENGUMPULAN DATA

4.1 SEJARAH ORGANISASI ... 4-1 4.1.1 Sejarah Umum Gereja Santa Perawan Maria Sapta

Kedukaan ... 4-1 4.1.2 Struktur Organisasi ... 4-3 4.2 TATA LETAK AKTUAL ... 4-4 4.2.1 Tata Letak Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan ... 4-4 4.2.2 Tata Letak Kursi Gereja ... 4-6 4.2.3 Tata Letak Kursi Khusus Lansia ... 4-7 4.2.4 Tata Letak Layar Proyektor Aktual ... 4-7 4.2.4.1 Tata Letak layar Proyektor ... 4-7 4.2.4.2 Tampilan Power Point Misa yang Digunakan ... 4-10 4.2.5 Tata Letak Lampu Gereja Santa Perawan Maria Sapta

Kedukaan ... 4-12 4.2.6 Spesifikasi Kursi Roda Yang Digunakan Dan Area Drop- Off....4-15

4.2.6.1. Spesifikasi Kursi Roda Yang Digunakan ... 4-15 4.2.6.2. Spesifikasi Area Drop-Off ... 4-16 4.2.7 Tata Letak Jalur Evakuasi Gereja Santa Perawan Maria

(5)

4.5.2 Data Antropometri Kursi Lansia ... 4-35 4.5.3 Data Antopometri Jalur Keluar-masuk ... 4-35

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 ANTROPOMETRI ... 5-1 5.1.1 Analisis Data Antropometri ... 5-1 5.2 Fasilitas Fisik ... 5-4 5.2.1 Kursi Khusus Lansia ... 5-4 5.3 ANALISIS TATA LETAK ALTUAL ... 5-11 5.3.1 Penempatan Kursi ... 5-11 5.3.2 Penempatan Layar Proyektor ... 5-14 5.3.2.1 Sudut Pandang Titik 1 dan 2 ... 5-15 5.3.2.2 Sudut Pandang Titik 3 dan 4 ... 5-17 5.3.2.3 Sudut Pandang Titik 5 dan 6 ... 5-19 5.3.2.4 Sudut Pandang Titik 7 dan 8 ... 5-21 5.3.2.5 Sudut Pandang Titik 9 dan 10 ... 5-23 5.3.2.6 Sudut Pandang Titik 11 dan 12 ... 5-24 5.3.2.7 Sudut Pandang Titik 13 dan 14 ... 5-26 5.3.2.8 Sudut Pandang Titik 15 dan 16 ... 5-27 5.3.3 Analisis Font yang Digunakan ... 5-29 5.3.4 Analisis Area Kursi Roda ... 5-29 5.3.5 Analisis Jalur Evakuasi ... 5-30 5.4 ANALISIS LINGKUNGAN FISIK AKTUAL ... 5-31 5.4.1 Analisis Pencahayaan ... 5-31 5.4.2 Analisis Suhu dan Kelembaban... 5-34 5.4.3 Analisis WET BULB GLOBE TEMPERATURE (WBGT) ... 5-38 5.5 PERHITUNGAN KAPASITAS GEDUNG GEREJA ... 5-39 BAB VI PERANCANGAN DAN ANALISIS

(6)

6.1.1.3 Analisis Nilai Kursi Khusus Lansia Usulan ... 6-8 6.1.14 Kelebihan dan Kekurangan Kursi Khusus Lansia

Usulan ... 6-9 6.1.2 Perancangan Meja Berlutut Lansia Usulan ... 6-9 6.1.2.1 Analisis Meja Berlutut Lansia Usulan ... 6-13 6.1.2.2 Analisis Nilai Meja Berlutut Lansia Usulan ... 6-13 6.1.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Meja Berlutut Lansia

Usulan ... 6-14 6.1.2.4 Urutan Proses dalam Gerakan Misa... 6-15 6.1.2.5 Perbandingan Kursi Aktual dan Usulan... 6-18

6.2 PERANCANGAN TATA LETAK ... 6-19 6.2.1 Perancangan Tata Letak Kursi ... 6-19 6.2.2 Peracangan Tata Letak Layar Proyektor ... 6-21 6.2.3 Peracangan Font yang Digunakan... 6-22 6.2.4 Peracangan Area Kursi Roda ... 6-24 6.2.5 Perancangan Jalur Evakuasi ... 6-27 6.2.5.1 Pemasangan Safety Sign... 6-28 6.2.5.2 Analisis Ukuran Safety Sign ... 6-20 6.2.5.3 Analisis Warna Safety Sign ... 6-30 6.3 PERANCANGAN LINGKUNGAN FISIK ... 6-31 6.3.1 Pencahayaan ... 6-31 6.3.2 Suhu dan Kelembaban ... 6-33 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 KESIMPULAN ... 7-1 7.2 SARAN ... 7-4 7.2.1 Saran Bagi Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan ... 7-4 7.2.2 Saran untuk Penelitian Lebih Lanjut ... 7-4

LAMPIRAN

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1. Perhitungan Persentil Cara Lengkap 2-15

2.2. Kebutuhan Kadar Cahaya 2-17

2.3. Temperatur Lingkungan Kerja dan Pengaruhnya 2-20

2.4. Klasifikasi Kebisingan 2-22

2.5. Jarak Baca Aman Minimum dan Tinggi Huruf Safety Sign 2-27

2.6. NAB Faktor Fisik ditempat Kerja 2-29

2.7. Paparan Panas WBGT yang Diperkenankan Sebagai NAB 2-20

4.1. Spesifikasi Kursi Khusus Lansia 4-17

4.2. Spesifikasi Umat 1 4-20

4.3. Spesifikasi Umat 2 4-23

4.4. Spesifikasi Umat 3 4-26

4.5. Kadar Cahaya (lux) 4-30

4.6. Pengukuran Sebelum Misa Berlangsung (Pukul 07.15) 4-31 4.7. Pengukuran Saat Misa Berlangsung (Pukul 07.15) 4-32 4.8. Pengukuran Sebelum Misa Berlangsung (Pukul 09.15) 4-32 4.9. Pengukuran Saat Misa Berlangsung (Pukul 09.15) 4-33

4.10. Data Ukuran Tubuh Lansia 4-34

4.11. Data Antropometri untuk Kursi Lansia 4-35

5.1. Tabel Persentil 5-2

5.2. Kursi Lansia 5-4

5.3. Kursi Umat 1 5-5

5.4. Kursi Umat 2 5-6

5.5. Kursi Umat 3 5-7

5.6. Rangkuman Jenis Data yang Diperbaiki 5-10

5.7. Kapasitas per Unit Dehumidifier 5-29

6.1. Kursi Lansia yang Ergonomis 6-3

6.2. Spesifikasi Bahan Kursi Lansia Usulan 6-6

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1. Sudut Pandang Vertikal 2-15

2.2. Sudut Pandang Horizontal 2-16

2.3. Grafik Hubungan Kelembaban dengan Temperatur 2-20

2.4. Alat WGBT 2-29

3.1. Flowchart Penelitian 3-1

3.2. Flowchart Penelitian (Lanjutan 1) 3-2

3.3. Flowchart Penelitian (Lanjutan 2) 3-3

3.4. Flowchart Penelitian (Lanjutan 3) 3-4

3.5. Perbandingan Dimensi Fisik Aktual dengan Data

Antropometri 3-11

4.1. Strktur Organisasi Gereja Santa Perawan Maria Sapta

Kedukaan Bandung 4-3

4.2. Tata Letak Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan 4-5 4.3. Tata Letak Kursi Gereja Santa Perawan Maria Sapta

Kedukaan 4-6

4.4. Area Kursi Lansia Gereja Santa Perawan Maria Sapta

Kedukaan 4-7

4.5. Proyektor Epson EB-900 4-8

4.6. Layar Proyektor 4-8

4.7. Tata Letak Layar Proyektor Gereja Santa Perawan Maria

Sapta Kedukaan 4-9

4.8. Tata Letak Posisi Layar Terhadap Umat 4-10

4.9. Tampilan Power Point Misa yang Digunakan 4-10

4.10. Pandangan Aktual pada titik 1 dan 2 4-11

4,11. Pandangan Aktual pada titik 3 dan 4 4-11

4.12. Lampu Gantung Kuning TL 4-12

4.13. Lampu Tembok Kuning TL 4-13

(9)

Sapta Kedukaan 4-14

4.15. Kursi Roda Standar 4-15

4.16. Tata Letak Jalur Evakuasi Gereja Santa Perawan Maria

Sapta Kedukaan 4-16

4.17. Pintu Evakuasi 4-16

4.18. Dimensi Pintu Evakuasi 4-17

4.19. Kursi Khusus Lansia Aktual 4-18

4.20. Kursi Khusus Lansia 4-19

4.21. Kursi Khusus Lansia Tampak Isometris 4-20

4.22. Kursi Umat 1 Aktual 4-21

4.23. Kursi Umat 1 4-22

4.24. Kursi Umat 1 Tampak Isometris 4-23

4.25. Kursi Umat 2 Aktual 4-24

4.26. Kursi Umat 2 4-25

4.27. Kursi Umat 2 Tampak Isometris 4-26

4.28. Kursi Umat 3 Aktual 4-27

4.29. Kursi Umat 3 4-28

4.30. Kursi Umat 3 Tampak Isometris 4-29

4.31. Titik Pengukuran Pencahayaan, Suhu, dan Kelembaban 4-30 5.1. Lokasi Penempatan Kursi Lansia Alternatif 1 5-12 5.2. Lokasi Penempatan Kursi Lansia Alternatif 2 5-13 5.3. Sudut Pandang Horizontal pada Titik 1 dan 2 Terhadap

Layar Proyektor 5-15

5.4. Sudut Pandang Vertikal pada Titik 1 Terhadap

Layar Proyektor 5-16

5.5. Sudut Pandang Vertikal pada Titik 2 Terhadap

Layar Proyektor 5-16

5.6. Sudut Pandang Horizontal pada Titik 3 dan 4 Terhadap

Layar Proyektor 5-17

5.7. Sudut Pandang Vertikal pada Titik 3 Terhadap

(10)

5.8. Sudut Pandang Vertikal pada Titik 4 Terhadap

Layar Proyektor 5-18

5.9. Sudut Pandang Horizontal pada Titik 5 dan 6 Terhadap

Layar Proyektor 5-19

5.10. Sudut Pandang Vertikal pada Titik 5 Terhadap

Layar Proyektor 5-20

5.11. Sudut Pandang Vertikal pada Titik 6 Terhadap

Layar Proyektor 5-20

5.12. Sudut Pandang Horizontal pada Titik 7 dan 8 Terhadap

Layar Proyektor 5-21

5.13. Sudut Pandang Vertikal pada Titik 7 Terhadap

Layar Proyektor 5-21

5.14. Sudut Pandang Vertikal pada Titik 8 Terhadap

Layar Proyektor 5-22

5.15. Sudut Pandang Horizontal pada Titik 9 dan 10 Terhadap

Layar Proyektor 5-23

5.16. Sudut Pandang Vertikal pada Titik 9 Terhadap

Layar Proyektor 5-23

5.17. Sudut Pandang Vertikal pada Titik 10 Terhadap

Layar Proyektor 5-24

5.18. Sudut Pandang Horizontal pada Titik 11 dan 12 Terhadap

Layar Proyektor 5-24

5.19. Sudut Pandang Vertikal pada Titik 11 Terhadap

Layar Proyektor 5-25

5.20. Sudut Pandang Vertikal pada Titik 12 Terhadap

Layar Proyektor 5-25

5.21. Sudut Pandang Horizontal pada Titik 13 dan 14 Terhadap

Layar Proyektor 5-26

5.22. Sudut Pandang Vertikal pada Titik 13 Terhadap

Layar Proyektor 5-26

5.23. Sudut Pandang Vertikal pada Titik 14 Terhadap

(11)

5.24. Sudut Pandang Horizontal pada Titik 15 dan 16 Terhadap

Layar Proyektor 5-27

5.25. Sudut Pandang Vertikal pada Titik 15 Terhadap

Layar Proyektor 5-28

5.26. Sudut Pandang Vertikal pada Titik 16 Terhadap

Layar Proyektor 5-28

5.27. Diagram Sebab Akibat (kebakaran) 5-30

5.28. Diagram Sebab Akibat (Terjatuh dan Pingsan) 5-31 5.29. Grafik Temperatur Terhadap Kelembaban Pukul 07.15 5-34 5.30. Grafik Temperatur Terhadap Kelembaban Pukul 09.15 5-35

6.1. Rancangan Kursi Usulan Tampak Isometris 6-6

6.2. Rancangan Kursi Usulan 6-7

6.3. Rancangan Meja Berlutut Usulan tampak Isometris 6-9 6.4. Rancangan Tempat Berlutut Usulan tampak Isometris 6-10 6.5. Posisi Duduk Persentil 95% (Tanpa Tempat Berlutut) 6-10 6.6. Posisi Duduk Persentil 5% (Dengan Tempat Berlutut) 6-11

6.7. Pegunci Sliding Rails 6-11

6.8. Rancangan Meja Berlutut Usulan 6-12

6.9. Rancangan Kursi Lansia Usulan tampak Isometris 6-14 6.10. Rancangan Kursi Lansia Usulan dengan Posisi Duduk

Dan Berdiri 6-14

6.11. Urutan Gerekan Berlutut Hingga Duduk 6-15

6.12. Urutan Gerekan Duduk Hingga Berdiri 6-16

6.13. Urutan Gerekan Berdiri Hingga Duduk 6-17

6.14. Sebelum Dan Setelah Perbaikan 6-18

6.15. Tata Letak Kursi Usulan 6-20

6.16. Area Pembagian Buku Nyanyian dan Kertas Lagu 6-21

6.17. Jenis Font Usulan 6-22

6.18. Pandangan Usulan pada titik 1 dan 2 6-23

6.19. Pandangan Usulan pada titik 3 dan 4 6-23

6.20. Tata Letak Area Kursi Roda Usulan 6-24

(12)

6.22. Area Pemindahan Kapasitas 6-26

6.23. Tata Letak Area Kursi Roda Usulan 6-26

6.24. Jalur dan Area Kursi Roda Usulan Tampak Isometris 6-27

6.25. Tata Letak Jalur Evakuasi 6-27

6.26. Safety Sign Area Pintu Barat dan Timur 6-28

6.27. Safety Sign di Atas Pintu Barat dan Timur 6-29 6.28. Safety Sign Area Pintu Kursi Khusus Lansia 6-29

6.29. Safety Sign Exit 6-30

6.30. Safety Sign Jalur Evakuasi 6-30

6.31. Tata Letak Lampu Usulan 6-32

6.32. Exhaust Fan 6-33

6.33. Dehumidifier D 500 V3 6-33

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat menghargai adanya perbedaan, bukan hanya perbedaan pada suku, ras atau kebangsaan melainkan perbedaan dalam hal agama. Perbedaan agama tersebut dapat dibuktikan dengan adanya 6 agama di Indonesia yaitu agama Katholik, Kristen, Islam, Hindu, Buddha dan Konghucu. Agama Katholik merupakan agama yang mengakui Yesus Kristus sebagai satu-satunya juru selamat dan jalan keselamatan dalam hidup dan Bunda Maria merupakan bunda penolong. Penganut agama Katholik beribadah ke gereja pada hari minggu. Dalam kesehariannya umat Katholik melakukan berbagai aktivitas rohani yang beragam. Dimulai dari misa (perayaan ekaristi), ibadat, jalan salib, doa Rosario, syafaat, novena, koronka dan masih banyak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Tentu saja dalam hal ini gereja Katholik memiliki tata cara dan kebiasaan yang berbeda dengan gereja yang lainnya. Dalam misa yang diselenggarakan, gereja memiliki tata cara ibadah dengan berbagai posisi seperti posisi berdiri dilakukan pada saat umat menyanyikan lagu, posisi duduk pada saat mendengarkan firman dan posisi berlutut pada saat berdoa.

(14)

Bab I Pendahuluan 1 - 2

umat. Kursi yang terbuat dari kayu tersebut digunakan oleh berbagai kalangan umat dan salah satunya digunakan oleh kaum lansia (lanjut usia). Pihak gereja saat ini, telah memberikan fasilitas tempat duduk khusus yang digunakan untuk lansia. Akan tetapi, yang membedakan kursi umat biasa dengan kursi lansia adalah pemberian busa pada alas duduk. Hal tersebut diharapkan dapat membantu para lansia dalam mengikuti misa dengan khidmat. Namun, pada kenyataannya para kaum lansia sering mengeluh bahwa kursi yang digunakan tidak nyaman dan bermasalah. Hal ini dikatakan pada wawancara awal, bahwa sering timbul nyeri dan pegal saat duduk, kaki menggantung, punggung terasa nyeri, jauhnya tempat berlutut, sering terasa kram dan jarak pandang yang terbatas.

Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan berencana untuk mengganti atau memperbaiki kursi bagi lansia yang lebih nyaman yang cukup bagi kaum tersebut. Selain masalah pada kursi, gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan memiliki permasalahan lain yaitu fasilitas fisik lainnya seperti akses masuk untuk para lansia (terutama pengguna kursi roda), tata letak tempat duduk untuk kursi roda, jalur evakuasi bila terjadi suatu kejadian emergency, posisi dan jenis huruf layar proyektor yang dirasa masih kurang nyaman. Lingkungan fisik yang ada saat ini pun masih belum dapat dipastikan apakah sudah ergonomis atau belum. Lingkungan fisik tersebut meliputi pencahayaan, suhu dan kelembaban. Adapun, keluhan panas yang timbul pada misa pukul 07.15 dan pukul 09.15. Hal-hal ini lah yang akan menjadi fokus penulis.

1.2Identifikasi Masalah

Adapun masalah yang teridentifikasi adalah:

1. Tempat duduk yang digunakan belum dapat memberikan rasa nyaman dan aman terutama bagi kaum lansia.

2. Jarak pandang tempat duduk yang kurang tepat menimbulkan kesulitan bagi kaum lansia untuk melihat ke arah layar proyektor.

(15)

Bab I Pendahuluan 1 - 3

4. Jalur masuk dan keluar untuk kaum lansia. Terutama untuk kaum lansia yang sudah menggunakan kursi roda atau kesulitan dalam berjalan.

5. Jalur evakuasi yang belum ada bagi kaum lansia apabila terjadi kejadian emergency. misalnya kebakaran, gempa bumi atau yang lainnya.

6. Posisi dan jenis huruf pada layar proyektor yang dirasa masih kurang nyaman dan ergonomis. Karena umat melihat masih kesulitan dalam melihat.

7. Lingkungan fisik pada gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan diperlukan pengukuran agar dapat diketahui bahwa pencahayaan, suhu dan kelembaban pada ruangan tersebut sudah ergonomis ataukah belum. Hal tersebut dapat dirasakan adanya keluhan bahwa pada jam 07.15 dan 09.15 ruangan gereja terasa sangat panas dikarenakan padatnya umat di dalam gereja.

Oleh sebab itu, perlu adanya perancangan fasilitas fisik (kursi untuk lansia, akses masuk dan keluar lansia), tata letak (tata letak kursi, tata letak proyektor) dan lingkungan fisik (pencahayaan, suhu dan kelembaban) yang bertujuan agar dapat meningkatkan kenyamanan dan keamanan terutama bagi kaum lansia gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan.

1.3Batasan dan Asumsi

Dalam melakukan penelitian tugas akhir ini, penulis membatasi beberapa pembahasan yang bertujuan agar penelitian dapat lebih terarah. Adapun pembatasan masalah yang dimaksud antara lain:

1. Penelitian hanya dilakukan pada bangunan gedung gereja Santa Maria Sapta Kedukaan.

2. Penelitian dilakukan pada 35 orang kaum lansia.

3. Fasilitas fisik yang diteliti meliputi tempat duduk gereja khususnya bagi kaum lansia dan akses jalur keluar masuk kaum lansia.

(16)

Bab I Pendahuluan 1 - 4

5. Produk yang dirancang digunakan bagi kaum lansia yang sehat dan dapat melakukan segala aktivitas secara mandiri.

6. Batas umur lansia menurut gereja Karholik adalah 60 tahun.

7. Pengukuran suhu hanya dilakukan pada pukul 07.15 dan pukul 09.15.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Panjang adalah dimensi yang diukur secara horizontal sejajar dengan dada dari posisi depan.

2. Lebar adalah dimensi yang diukur secara horizontal tegak lurus dengan dada dari posisi depan.

3. Tinggi adalah jarak yang diukur secara vertikal dengan bidang yang diamati dari posisi depan.

4. Teks layar proyektor berada dari ujung atas hingga ujung bawah layar. 5. Lansia yang hadir setiap misa adalah 15 orang ( tidak semua duduk di

kursi lansia, beberapa duduk bersama keluarga mereka ). 6. Pengguna kursi roda berjumlah 4 orang.

7. Tebal Alas Sepatu yang digunakan adalah 1.5 cm.

1.4Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah serta asumsi yang ada maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana antropometri kaum lansia yang beribadah di Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan saat ini?

2. Bagaimana kondisi kursi dan tempat berlutut kaum lansia dan umat biasa yang digunakan untuk misa di Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan saat ini?

3. Bagaimana tata letak kursi kaum lansia yang digunakan untuk misa di Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan saat ini?

(17)

Bab I Pendahuluan 1 - 5

5. Bagaimana rancangan kursi bagi kaum lansia yang ergonomis untuk misa di Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan?

6. Bagaimana rancangan tata letak fasilitas fisik bagi kaum lansia yang ergonomis untuk misa di Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan? 7. Bagaimana rancangan lingkungan fisik di gedung Gereja Santa Perawan

Maria Sapta Kedukaan yang ergonomis?

8. Bagaimana rancangan tata letak proyektor bagi kaum lansia yang ergonomis untuk misa di Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan? 9. Bagaimana rancangan jalur evakuasi bagi kaum lansia jika terjadi hal yang

bersifat emergency?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis antropometri kaum lansia yang beribadah di Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan saat ini.

2. Menganalisis kondisi kursi dan tempat berlutut kaum lansia dan umat biasa yang digunakan untuk misa di Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan saat ini.

3. Menganalisis tata letak kursi kaum lansia yang digunakan untuk misa di Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan saat ini.

4. Menganalisis lingkungan fisik di gedung Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan saat ini.

5. Menganalisis dan merancang kursi bagi kaum lansia yang ergonomis untuk misa di Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan.

6. Menganalisis dan merancang tata letak fasilitas fisik bagi kaum lansia yang ergonomis untuk misa di Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan.

7. Merancang lingkungan fisik di gedung Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan yang ergonomis.

(18)

Bab I Pendahuluan 1 - 6

9. Menganalisis dan merancang jalur evakuasi bagi kaum lansia jika terjadi hal yang bersifat emergency.

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan untuk penyusunan tugas akhir ini adalah : BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan asumsi, perumusan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan laporan tugas akhir.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan teori – teori dan tinjauan pustaka yang akan digunakan penulis untuk memecahkan masalah. Teori yang didapatkan berasal dari beberapa sumber yang menjadi referensi penulis.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai kerangka penilitian dan langkah – langkah pemecahan masalah yang akan ditempuh oleh penulis. Dalam bab ini juga akan sedikit dijelaskan bagaimana penulis akan melakukan pengumpulan dan pengolahan data, analisis terhadap hasil yang didapatkan, dan memberikan kesimpulan dan saran.

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisikan data – data yang telah dikumpulkan oleh penulis yang akan digunakan.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Pada bab ini penulis melakukan pengolahan terhadap data – data yang telah dikumpulkan pada bab sebelumnya. Setelah dilakukan pengolahan maka penulis melakukan analisis terhadap hasil yang diperoleh.

BAB 6PERANCANGAN DAN ANALISIS

(19)

Bab I Pendahuluan 1 - 7

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

(20)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. KESIMPULAN

Dari hasil analisis dan perancangan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Data antropometri yang diolah,dilakukan pada 35 orang tua. Tidak dilakukan uji kenormalan data, uji keseragaman data, dan uji kecukupan data dikarenakan data yang digunakan merupakan sampel jenuh, sehingga data akan digunakan semua.

2. Setelah dilakukan analisis, kondisi kursi dan meja berlutut kaum lansia dan umat biasa saat ini kurang ergonomis adalah sebagai berikut :

 Kursi Khusus Lansia

Kursi yang digunakan oleh kaum lansia di gereja saat ini kurang ergonomis. Tinggi alas duduk yang kurang baik membuat umat yang duduk tidak nyaman dengan kaki menggantung. Panjang kursi pun yang kurang baik membuat umat berdesk-desakan. Tidak adanya fasilitas meja berlutut sebagai sarana berlutut, tempat buku nyanyian, dan penopang tangan saat berdiri.

 Kursi Umat 1

(21)

Bab VII Kesimpulan dan Saran 7 - 2

 Kursi Umat 2

Kursi yang digunakan oleh umat di gereja saat ini kurang ergonomis. Tinggi alas duduk yang kurang baik. Jarak kursi ke meja berlutut yang sempit dikarenakan terhalang oleh tempat berlutut.

 Kursi Umat 3

Kursi yang digunakan oleh umat di gereja saat ini kurang ergonomis. Tinggi alas duduk yang kurang baik dan lebar alas duduk yang kecil membuat umat yang duduk pada kursi tersebut merasa tidak nyaman. Jarak kursi ke meja berlutut yang sempit dikarenakan terhalang oleh tempat berlutut.

3. Setelah dilakukan analisis, kondisi tata letak kursi kaum lansia dan umat biasa saat ini kurang ergonomis, maka dibuat 2 alternatif untuk menentukan tata letak yang terbaik.

4. Setelah dilakukan analisis, kondisi lingkungan fisik yang meliputi pencahayaan, suhu dan kelembaban saat ini kurang ergonomis dimana :

 Besarnya kadar cahaya pada pagi hari dan sore hari belum memenuhi kadar cahaya yang direkomendasikan yaitu 350 – 700 lux.

 Temperatur udara di dalam ruangan pada pagi hari berkisar 250C, sedangkan temperatur udara pada siang hari mulai dirasakan panas, yaitu rata-rata sebesar 280C dengan kelembaban 62-64%. Hal ini menunjukkan bahwa suhu dan kelembaban berada di luar dari daerah nyaman.

(22)

Bab VII Kesimpulan dan Saran 7 - 3

dan meja berlutut yang dilengkapi dengan tempat buku nyanyian, gantungan tas dan tempat berlutut yang mampu suai (didukung dengan roda dan sliding rail).

6. Usulan untuk perancangan tata letak fasilitas di Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan dibuat 2 alternatif rancangan tata letak kursi khusus lansia dan setelah dianilisis, diperoleh alternatif ke-1 sebagai alternatif terbaik. Tata letak proyektor tidak dirubah melainkan perbaikan font yang digunakan sehingga tetap dapat mendukung jalannya misa. Perancangan area khusus pengguna kursi roda pada bagian sayap kanan gereja dan perancangan jalur evakuasi jika terjadi kejadian emergency.

7. Usulan Perancangan lingkungan fisik adalah :

 Pencahayaan :

 Menambah 12 lampu, sehingga ruangan menjadi lebih terang.

 Mengatur tata letak lampu.

 Sirkulasi Udara,Temperatur dan Kelembaban :

Pemasangan 6 buah exhausted fan dan 1 buah dehumidifier, sehingga sirkulasi udara di ruangan ini menjadi lebih baik, temperatur diharapkan dapat berkurang dan persen kelembaban ruangan dapat menurun.

(23)

Bab VII Kesimpulan dan Saran 7 - 4

9. Perancangan jalur evakuasi dirancang melalui 2 pintu samping, yaitu pintu timur dan pintu barat. Pintu ini dipilih dikarenakan akses keluar terdekat dari kursi khusus lansia. Penulis memberikan rancangan jalur evakuasi dengan menggunakan sticker hijau sehingga diketahui alur evakuasi gereja. Selain itu, dilakukan perancangan safety sign yang bertujuan agar lansia dapat mengetahui dan memahami apa yang harus dituju ketika terjadi kejadian yang bersifat emergency.

7.2. SARAN

7.2.1. Saran Bagi Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan

 Pihak Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan diharapkan menggunakan hasil perancangan sebagai sarana guna meningkatkan kualitas bangunan gereja.

 Rancangan fasilitas fisik didukung oleh pihak Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan dan dijadikan acuan perbaikan gereja di masa yang akan datang.

 Memanfaatkan secara maksimal fasilitas fisik, tata letak fasilitas dan lingkungan fisik yang telah dirancang untuk peningkatan kualitas gereja.

7.2.2. Saran untuk Penelitian Lebih Lanjut

 Melakukan penelitian dan perancangan terhadap tata letak fasilitas fisik untuk tata letak pengguna kursi roda.

 Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pencahayaan, suhu dan kelembaban dikarenakan pengukuran hanya dilakukan pada musim penghujan.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

1 Dosen & Tim Asisten Laboratorium APK & E II;”Diktat Kumpulan Teori

Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi II”, Bandung, 2014.

2 Nurmianto,Eko.;“Konsep Dasar Ergonomi dan Aplikasinya”, Indonesia,

1990.

3 Sutalaksana, Iftikar Z., Ruhana Anggawisastra, John H. Tjakraatmadja.;

Teknik Tata Cara Kerja”, Departemen TI – ITB, 1979

4 Weimer Jon, Ph. D.; “Handbook of Ergonomic and Human Factors Tables”,

Prentice Hall, Emglewood Cliffs, New Jersey, 1993.

5 Suma’mur P.K.; “Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Pencegahan

Kecelakaan”, Cetakan ke-3, CV. Haji Masagung, Jakarta, 1987.

6 Croney, John.; “Anthropometrics for Designers”, B.T Batsford Ltd., London,

1971.

Gambar

Tabel Persentil                                                                          5-2
Gambar
Grafik Temperatur Terhadap Kelembaban Pukul 07.15

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan efektifitas ceramah, Mel Silberman yang dikutip Hisyam Zaini (2002:132) menyarankan sepuluh tips untuk mengoptimalkan metode ceramah yang dibagi

[3] Mulyarto, Aunur R., 2009, Rekayasa Perangkat Lunak Jilid 1,. Jakarta : Direktorat Jenderal Sekolah

Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh langsung dan tidak langsung pengembangan kelompok tani dan pengembangan gabungan kelompok tani terhadap partisipasi petani serta

Bagian lain yang menjadi salah satu kunci dari kepemimpinan yang baik, yang ditunjukan subjek sebagai pemimpin adalah subjek menjadi pemimpin yang memiliki etos

Siklus II merupakan pembelajaran dari materi yang terdapat dalam siklus I. dimana dalam siklus I materi yang diberikan adalah bercakap-cakap sesuai dengan teks

Hasil penelitian didapatkan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana adalah 44,3% dan yang tidak Puas adalah 55,7% dan ada hubungan antara Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana dengan

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Saluran pemasaran cabai merah di Kelurahan Tamanjaya. 2) Besarnya marjin, biaya, dan keuntungan pemasaran komoditi