• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Kaliakah - Kecamatan Negara - Kabupaten Jaliakah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Kaliakah - Kecamatan Negara - Kabupaten Jaliakah."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAMPINGAN KELUARGA

KULIAH KERJA NYATA

PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2016

DESA : KALIAKAH

KECAMATAN : NEGARA

KABUPATEN : JEMBRANA

NAMA MAHASISWA : NGURAH GEDE DWIKY W

FAK/PS : FEB/EKONOMI PEMBANGUNAN

NIM : 1306105049

PUSAT PELAYANAN PENGELOLAAN KKN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapa Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan KK Dampingan KKN PPM di Desa Kaliakah tepat pada waktunya. Sehubungan dengan telah terselesaikannya laporan ini maka diucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu, antara lain:

1. Ibu Naomi Vembriati, S.Psi., M.Psi., selaku dosen pembimbing lapangan karena dengan rendah hati telah memberikan dukungan, pengarahan dan pendampingan terhadap penulis sehingga dapat menyelesaikan program dengan sebaik mungkin.

2. Bapak I Made Bagiarta selaku Perbekel Desa Kaliakah beserta staf pegawai yang senantiasa memberikan informasi.

3. Keluarga Nenek Gusti Ayu Ketut Merta selaku KK Dampingan yang senantiasa menerima dengan baik penulis ketika berkunjung ke rumah. 4. Teman-teman Mahasiswa KKN PPM Unud Periode XIII di Desa Kaliakah

yang memberikan semangat dan pendapat dalam pemecahan masalah yang dihadapi penulis.

Penulis menyadari bahwa tugas ini jauh dari yang diharapkan oleh para pembaca karena keterbatasan dan kurangnya referensi yang penulis miliki. Penulis mohon maaf dan sekaligus mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk penyempurnaan pada penulisan yang lain kedepannya.

Kaliakah, 27 Agustus 2016

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... v

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1Profil Keluarga Dampingan ... 1

1.2Ekonomi Keluarga Dampingan ... 3

1.2.1. Pendapatan Keluarga ... 3

1.2.2. Pengeluaran Keluarga ... 4

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH 2.1 Permasalahan Keluarga ... 6

2.2 Masalah Prioritas ... 7

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program Kegiatan ... 9

3.2 Jadwal Kegiatan ... 10

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA 4.1 Waktu... 13

4.2 Lokasi ... 13

4.3 Pelaksanaan ... 13

4.4 Permasalahan ... 14

4.5 Solusi ... 14

(4)

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ... 15

5.2Rekomendasi ... 15

(5)

HALAMAN PENGESAHAN

Dengan selesainya kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Periode XIII Universitas Udayana, maka saya:

Nama Mahasiswa : Ngurah Gede Dwiky Wirawan

NIM : 1306105049

Tanda Tangan :

Telah menyelesaikan laporan kegiatan selama berada di lokasi KKN PPM Periode XIII.

Jembrana, 27 Agustus 2016

Mengetahui / Menyetujui Mengetahui/Menyetujui

DPL Desa Kaliakah KK Dampingan

(Naomi Vembriati, S.Psi., M.Psi)

(6)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) merupakan salah satu wujud pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Salah satu program inti dari KKN PPM Universitas Udayana adalah pendampingan keluarga kurang sejahtera atau keluarga pra-sejahtera. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari dan mengatasi permasalahan keluarga dengan pemberdayaan keluarga yaitu menggali potensi yang dimiliki keluarga pra-sejahtera tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Program KK dampingan ini mewajibkan satu orang mahasiswa mendampingi satu keluarga pra-sejahtera. Sasaran pendampingan keluarga ini adalah rumah tangga miskin atau keluarga yang tergolong kedalam keluarga pra-sejahtra atau keluarga yang mengalami ketertinggalan sehingga perlu pendampingan agar keluar dari ketertinggalannya. Mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh keluarga tersebut dan mampu memberikan solusi atau motivasi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Kegiatan KK Dampingan dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat di 6 Banjar di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, yaitu Banjar Kaliakah, Peh, Munduk, Pangkung Liplip, Pangkung Buluh, dan Banyubiru. Penulis mendapatkan kesempatan untuk mendampingi satu KK yang bertempat tinggal di Banjar Munduk, Desa Kaliakah. Pemilihan KK dampingan merupakan rekomendasi dari Perbekel dan Kelian Banjar setempat agar KK dampingan ini lebih tepat sasaran, sehingga tujuan dari KK dampingan ini dapat tercapai.

1.1. Profil Keluarga Dampingan

(7)

Gusti Ayu Ketut Merta. Berikut adalah identitas dari keluarga Ibu Gusti Ayu Ketut Merta sebagai objek keluarga dampingan.

Tabel 1. Identitas Keluarga Ibu Gusti Ayu Ketut Merta

Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan I Gusti Made Indra Kawin 53 Tamat SD Perdagangan Kepala

(8)

tidak hanya membuat porosan namun dia juga memberi makan babi serta juga menjaga kebersihan tempat tinggalnya.

Biang Merta tinggal di sebuah bangunan sederhana yang memiliki satu kamar tidur, satu dapur dan satu kamar mandi yang kondisinya sangat sederhana. Untuk kebutuhan air, Biang Merta memanfaatkan air dari pegunungan. Air tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak dan juga digunakan untuk minum yang telah direbus terlebih dahulu. Sedangkan untuk penerangan beliau telah mendapatkan aliran listik dari PLN karena hampir semua rumah di Desa Kaliakah telah dialiri oleh listrik.

1.2. Ekonomi Keluarga Dampingan

Keseharian Biang Merta adalah bekerja untuk membuat semat dan porosan yang biasanya digunakan sebagai bahan untuk membuat canang dalam upacara adat di agama Hindu. Bahan yang digunakan untuk pembuatan semat dan porosan didapatkannya di kebun milik orang lain. Terkadang dia diperbolehkan untuk mengambil bahan tersebut dan terkadang dia tidak diperbolehkan untuk mengambil bahan tersebut. Namun diusianya yang beranjak 67 tahun ini, beliau tidak bisa untuk pergi jauh berjalan kaki, selain itu ditambah dengan jalan yang kurang bagus. Apabila hujan turun, beliau tidak dapat mencari bahan yang akan digunakan untuk membuat semat dan porosan, sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap penghasilannya. Biang Merta hanya bekerja seorang diri, dari mencari bahan untuk membuat porosan hingga membuatnya dan menjualnya, tanpa bantuan siapapun. Untuk memperoleh penghasilan biasanya Biang Merta menjual kepada warga sekitar. Beliau tidak menjual dengan cara keliling, melainkan dengan cara menerima pesanan dari warga sekitar.

1.2.1. Pendapatan Keluarga 1.2.1.1. Sumber Penghasilan

(9)

tersebut. Pada musim panas biasanya dia mampu menghasilkan uang sekitar Rp 5.000,00 per harinya. Harga porosan yang dijual seharga Rp 1.000,00 untuk 100 buah porosan. Sungguh harga yang sangat murah ditengah bahan yang semakin mahal. Pendapatan Biang Merta paling sedikit Rp 150.000,00 per bulan dan paling banyak Rp 210.000,00 per bulan kurang lebihnya. Pendapatan ini beliau gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Sumber penghasilan Biang Merta hanya berasal dari penjualan porosan dan pada saat tertentu dia dapatkan pada hasil upah dalam merawat hewan ternak milik ponakan nya. Biasanya penghasilan dari hewan ternak beliau gunakan hanya untuk saat tertentu seperti pada saat ada hari raya.

1.2.2. Pengeluaran Keluarga

Adapun untuk pemenuhan kebutuhan keluarga Biang Merta terdiri dari pemenuhan kebutuhan pokok seperti untuk konsumsi, kesehatan, kerohanian.

1.2.2.1. Kebutuhan sehari-hari

Kebutuhan sehari-hari Biang Merta adalah hanya kebutuhan makan saja. Beliau tidak perlu memikirkan pengeluaran untuk kebutuhan yang lainnya. Keluarga keponakannya sudah membantu kebutuhan lainnya, dan untuk sisanya hanya untuk makan sehari-hari. Untuk kebutuhan perbulannya pengeluaran Biang Merta tidak menentu, karena kebanyakan kebutuhannya sudah ditangung oleh keluarga ponakannya. Kebutuhan Biang Merta tidak banyak, karena beliau sudah pada umur lanjut usia. Beliau hanya memerlukan kebutuhan pangan dan sandang. Namun kebutuhan sandang biasanya juga dibantu oleh keluarga ponakannya. 1.2.2.2. Pendidikan

Untuk biaya pendidikan keluarga Biang Merta tidak lagi memiliki tanggungan untuk anaknya, karena anak beliau sudah menikah dan ikut dengan suiaminya. Pekerjaan yang dilakukan oleh anaknya adalah penjahit muti.

1.2.2.3. Kesehatan

(10)

dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan, makanan, dan lain-lain. Sehingga untuk biaya kesehatan tidak dapat diprediksi pengeluarannya. Biang Merta tidak memiliki tabungan khusus untuk biaya kesehatan karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masih dirasakan kurang. Jika Biang Merta sakit, Biang Merta tidak perlu mengeluarkan biaya lagi karena telah memiliki kartu miskin dan Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS). Kesehatan Biang Merta terbilang relatif sehat. Dapat dikatakan bahwa Biang Merta adalah seorang ibu yang sudah tua namun memiliki kesahatan yang cukup baik, karena Biang Merta jarang sakit sehingga dapat meminimalisir pengeluaran untuk berobat.

1.2.2.4. Kerohanian

(11)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami keluarga dampingan maka penulis melakukan beberapa kunjungan ke kediaman keluarga dampingan yaitu keluarga Biang Merta. Selama kunjungan penulis melakukan pendekatan secara kekeluargaan dengan keluarga dampingan yaitu dengan melakukan obrolan-obrolan ringan dengan Biang Merta mengenai program KKN terutama KK dampingan, masalah kesehatan yang dialami oleh Biang Merta, perekonomian serta melihat-lihat suasana rumah tinggal KK dampingan.

2.1. Permasalahan Keluarga

Dalam waktu satu bulan pendampingan, telah dilakukan 15 kali pertemuan dengan keluarga Biang Merta. Dalam jangka waktu tersebut telah diidentifikasi beberapa permasalahan yang dialami oleh keluarga Biang Merta. Beberapa masalah yang dihadapi Biang Merta ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan penulis adalah sebagai berikut :

2.1.1. Masalah Perekonomian dan Kebutuhan Papan

(12)

akan keberatan dengan menanggung kebutuhan dari Biang Merta. Mungkin keponakannya bisa membantu membiayai listriknya saja apabila Biang Merta memiliki tempat pribadi tanpa bersama dengan keluarga ponakannya.

2.1.2. Masalah Tabungan

Keluarga Biang Merta sampai sekarang ini belum memiliki tabungan, beliau masih sangat sulit dalam menyisihkan uangnya, mengingat kebutuhan sehari-hari yang semakin meningkat dan pendapatan yang tidak menentu dan selalu kurang untuk memenuhi kebutuhannya secara pribadi. Selain itu juga jarak tempuh yang cukup jauh untuk menabung yang tidak memungkinkan Biang Merta melangkah jauh dari rumah untuk menabungkan uangnya.

2.1.3. Masalah Bahan Baku

Selama ini dalam memperoleh bahan baku Biang Merta hanya bisa mengandalkan bahan baku dari kebun orang lain, yang menjadi masalah adalah hal tersebut tidaklah kekal abadi atau untuk bertahan lama. Alasan utamanya mungkin suatu saat kebun orang tersebut akan dibangun menjadi bangunan dan akan mempersulit Biang Merta dalam mencari bahan baku. Selain itu jarak yang ditempuh tidaklah mungkin bila beliau harus mencari bahan dengan jarak yang jauh.

2.2. Masalah Prioritas

2.2.1. Perekonomian Keluarga dan Kebutuhan Papan

(13)
(14)

BAB III

USULAN SOLUSI MASALAH

3.1. Program Kegiatan

Program atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memecahkan

masalah- masalah di atas yakni sebagai berikut :

3.1.1. Solusi Masalah Perekonomian dan Kebutuhan Papan

Untuk mengatasi masalah perekonomian keluarga Biang Merta diawali

dengan memperbaiki cara pengelolaan pengeluaran uang. Dilihat dari segi

perekonomian yang sebaiknya harus dilakukan untuk menjadi solusi adalah

penghematan penggunaan dana. Berarti yang dimaksud adalah pemakaian dana

secara tepat sasaran. Dalam artian adalah hanya memanfaatkan dana untuk

keperluan yang penting saja, selain itu yang ditekankan adalah penghematan uang

dengan artian menabung. Hasil sampingan dari penjualan porosan adalah hasil

dari upah berternak hewan ternak dari keluarga ponakannya. Hasil tersebut dapat

ditabungkan dengan jumlah yang cukup. Solusi dari kebutuhan papan adalah

sebaiknya melapor pada kelian banjar agar kelian banjar dapat melaporkan kepada

kepala perbekel desa, agar dapat bantuan dana dari pemerintah untuk bedah rumah

untuk Biang Merta.

3.1.2. Solusi Masalah Tabungan

Untuk solusi pada kendala atau masalah tabungan ini adalah dengan

menabung. Tidak perlu jauh di LPD karena ada masalah jarak, namun dengan cara

menabung di celengan. Menurut saya menabung di celengan akan lebih baik

daripada tidak punya tabungan sama sekali. Tabungan ini akan dapat digunakan

apabila ada kebutuhan yang bersifat mendadak atau tidak dapat diperkirakan

(15)

3.1.3. Solusi Masalah Bahan Baku

Solusi yang dapat diusulkan untuk masalah bahan baku untuk membuat

porosan adalah dengan cara menanamkan tumbuhan kayu emas di halamannya

yang daunnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat porosan.

Sehingga masalah jarak yang harus ditempuh tidak perlu jauh lagi, ataupun

meminta pada kebun orang, Biang Merta bisa memanfaatkan tumbuhan tersebut.

Selain itu apabila musim penghujan tiba, beliau tetap dapat membuat porosan dan

tidak perlu repot-repot untuk mencari bahannya. Pendapatan beliau juga menjadi

tidak berkurang karena bahan baku sudah bisa didapatkan dengan mudah dan

dekat.

3.2. Jadwal Kegiatan

3.2.1. Agenda Kegiatan (termasuk JKEM)

Adapun agenda kegiatan KK Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM XIII di Desa

Kaliakah. Untuk jadwal kunjungan ke keluarga dampingan minimal 2 hari sekali

atau minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Adapun

mengenai jadwal kegiatan pendampingan keluarga tersebut secara rinci dapat

dilihat pada tabel pelaksanaan kegiatan.

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Program Pendampingan Keluarga

No Hari/tanggal Kegiatan Tempat Tim Jam Volume JKEM

1. Selasa, 26 Juli

(16)
(17)
(18)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA

PENDAMPINGAN KELUARGA

Kegiatan pendampingan KK tersebut dilaksanakan beberapa kali pertemuan

di rumah Biang Merta selama waktu KKN PPM UNUD dilaksanakan. Adapun

rincian pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilihat di bawah ini.

4.1. Waktu

Waktu yang digunakan untuk kegiatan KK Dampingan ini termasuk ke

dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap

mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam

kegiatan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang

penulis lakukan selama sebulan adalah sebanyak 15 kali dengan total waktu

kunjungan selama 99 jam.

4.2. Lokasi

Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan KK Dampingan ini

adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang

dimaksud adalah Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.

Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan KK Dampingan terhadap keluarga

Biang Merta adalah di Banjar Munduk, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara,

Kabupaten Jembrana.

4.3. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM XIII di Desa

Kaliakah. Kegiatan KK Dampingan yang dilakukan berupa kunjungan ke

kediaman keluarga yang didampingi. Selama kunjungan tersebut, dilakukan

(19)

nyaman dan kondusif bagi keluarga tersebut dalam menceritakan masalah yang

mereka alami dan menerima solusi yang ditawarkan. Pembicaraan juga dilakukan

dalam bahasa Bali sehari-hari untuk mempermudah komunikasi antara mahasiswa

dengan keluarga Biang Merta, mengingat beiau adalah seorang ibu tua yang sudah

sangat lanjut usia dan tidak bisa berbahasa Indonesia. Jadwal kunjungan ke

keluarga dampingan dilakukan sebanyak 15 kali selama sebulan, dimana setiap

lama kunjungan rata-rata 3 (tiga) jam untuk tiap kunjungan, sehingga total

kunjungan mencapai 99 jam.

4.4. Permasalahan

Selama kegiatan pendampingan berlangsung, tidak ada masalah khusus dan

berat yang menghalangi terlaksananya kegiatan. Masalah yang mahasiswa alami

umumnya kesulitan dalam mencari waktu untuk datang berkunjung ke rumah KK

dampingan sebab harus menyesuaikan dengan jalannya program lain yang telah

dibuat.

4.5. Solusi

Solusi untuk permasalahan di atas adalah mengatur waktu sebaik mungkin

dan melakukan kunjungan di saat waktu senggang setelah pelaksanaan program

dan ketika tidak ada program kegiatan. Biasanya kunjungan dilakukan pada siang

hari setelah program kerja selesai dilaksanakan.

4.6. Dampak

Dampak dari pelaksanaan pendampingan keluarga ini adalah Biang Merta

menjadi lebih memperhatikan masa tuanya dengan menjalani hidup yang sehat.

(20)

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Dari kunjungan yang telah dilakukan selama kurang lebih 1 bulan awal sampai akhir Agustus terhadap keluarga Ibu Biang Merta, pendamping dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pendapatan Ibu Biang Merta terbilang sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena hanya memperoleh penghasilan yang sangat kecil jumlahnya.

2. Pemanfaatan lahan di halaman rumah Ibu Biang Merta kurang maksimal. 3. Perhatian dan dukungan dari anak Biang Merta yang telah menikah

terhadap kesehatan dan kesejahteran orangtuanya sudah cukup baik. 4. Keluarga Biang Merta sudah memiliki kesadaran betapa pentingnya

menabung, hanya saja pelaksanaannya masih terkendala.

5. Kebutuhan hidup Biang Merta yang lainnya sudah ditanggung oleh keluarga ponakannya, namun sebaiknya sebisa mungkin perlu tempat tinggal pribadi untuknya.

5.2. Rekomendasi

Adapun rekomendasi yang dapat diberikan oleh pendamping kepada KK Dampingan antara lain:

1. KK Dampingan disarankan agar dapat mengatur keuangan sehingga uang yang dikeluarkan dapat ditekan seminimal mungkin sehingga apabila ada uang sisa maka dapat digunakan untuk kebutuhan yang mendesak seperti untuk berobat dan lain-lain.

(21)

3. Pendamping menyarankan kepada keluarga dampingan untuk segera melapor kepada kelian dinas agar bisa ditindaklanjuti, untuk masalah kebutuhan papan.

(22)

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar 1. Kondisi rumah keluarga dampingan (rumah ponakannya) dan juga kondisi toilet yang digunakan bersama-sama.

(23)

Gambar 3. Membantu keseheraian keluarga dampingan, yaitu membantu membuat porosan, dan setelah itu ikut menjemurnya.

(24)

Gambar 5. Kondisi ruangan tempat tidur Biang Merta dan juga awal bertemu dengan keluarga dampingan untuk menanyakan keseharian beliau.

(25)

Gambar

Tabel 1. Identitas Keluarga Ibu Gusti Ayu Ketut Merta
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Program Pendampingan Keluarga
Gambar 1. Kondisi rumah keluarga dampingan (rumah ponakannya) dan juga
Gambar 3. Membantu keseheraian keluarga dampingan, yaitu membantu
+3

Referensi

Dokumen terkait

The findings of my analysis, however, may not represent jokes in general; therefore, a further research on ambiguity in jokes by using the same theories may also be worth doing

AN ALLS IS PENYEBAB BLOCKING CALL DAN DROPPED CALL PA DA HARI RA YA IDUL EITRI2012 TERHADAP UNJUK KERJA CDMA 2000-IX.. Budihardja Murtiunta , Andreas

Gambar 1.(a) Jalannya cahaya pada proses melihat jam oleh anak yang ditunjukkan oleh tanda panah berwarna kuning dengan urutan jalannya cahaya dapat dilihat pada gambar (b)

[r]

Bagi masyarakat sekitarnya, Merapi yang berasal dari kata ‘meru’ (gunung) dan api, diyakini sebagai bagian dari kehidupan kulturalnya. Gunung dan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai conflict resolution style yang terdiri dari positive problem solving, conflict engagement, withdrawal dan

Memberi masukan dan bahan pertimbangan kepada Pemerintah Daerah untuk mengoptimalkan fungsi STA sebagai kelembagaan pemasaran di tingkat petani, sehingga dapat

[r]