TUGAS AKHIR
untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik Sipil ( S-1 )
Disusun Oleh :
YOHANES GUNTUR TJAHYADI 0753010020
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
STUDI PENGENDALIAN BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN
POMPA PADA DAERAH PENGALIRAN KALI KANDANGAN
KOTAMADYA SURABAYA
Disusun Oleh :YOHANES GUNTUR TJAHYADI NPM. 0753010020
Telah diuji, dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada hari Rabu 1 Juni 2011
Pembimbing : Tim Penguji :
1. Pembimbing I, 1. Penguji I,
Donny Hary Agustiawan, ST Ir. Sumadiman, MT
2. Pembimbing II, 2. Penguji II,
Novie Handajani, ST, MT DR.Ir. Minarni Nur Trilita,MT
NPT. 3 6711 95 0037 1 NIP. 19690208 199403 2 00 1
3. Penguji III,
Iwan Wahjudijanto, ST
NPT. 3 7102 99 0168 1 Mengetahui :
Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
tugas akhir ini dengan judul ”STUDY PENGENDALIAN BANJIR DENGAN
MENGGUNAKAN POMPA PADA DAERAH PENGALIRAN KALI KANDANGAN
KOTAMADYA SURABAYA”.
Penyusunan tugas akhir ini dilakukan guna melengkapi dan memenuhi salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Strata Satu ( S1 ) di Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan UPN ” Veteran ” Jawa Timur.
Dalam menyesaikan Tugas ini penulis banyak mendapat bimbingan serta bantuan
yang sangat bermanfaat untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Ir. Naniek Ratni Jar.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Ir.Wahyu Kartini.,MT selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur. Dan selaku
dosen pembimbing akademik
3. Bapak Donny Hary Agustiawan, ST selaku dosen pembimbing pertama
tugas akhir.
4. Ibu Novie Handajani, ST,. MT selaku dosen pembimbing kedua tugas
akhir.
7. Bapak Iwan Wahjudijanto, ST selaku dosen penguji ketiga tugas akhir.
8. Para dosen dan staf pengajar yang telah memberikan bekal ilmu dan
pengetahuan yang amat berguna.
9. Bapak FX Yulianto dan Ibu Maria Pariatmi selaku orang tua kandung
yang telah memberikan doa, waktu, tenaga dalam memberikan semagat
sehingga terselesaikannya tugas akhir ini dan memperoleh gelar S1.
10.Segenap civitas akademik dan mahasiswa Teknik Sipil ( khususnya
angkatan 2007 ) Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa
Timur, yang telah memberikan bantuan tenaga, pikiran dan dukungan
sehingga penyusunan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dan sebagai akhir kata diharapkan agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Surabaya, Juni 2011
iv
Abstrak...iii
Daftar Isi ...iv
Daftar Tabel ...vii
Daftar Gambar ...x
BAB I Pendahuluan ...1
1.1 Latar Belakang Masalah...1
1.2 Perumusan Masalah...2
1.3 Tujuan...2
1.4 Batasan Masalah...3
1.5 Lokasi Penelitian ...4
BAB II Tinjauan Pustaka...6
2.1 Umum...6
2.2 Analisa Hidrologi ...7
2.2.1 Distribusi Curah Hujan...7
2.2.2 Distribusi Curah Hujan Rencana...8
2.2.3 Uji Distribusi Frekuensi ...16
2.2.4 Distribusi Curah Hujan Jam-jaman ...20
2.2.5 Koefisien Pengaliran ...22
2.3 Hidograf Satuan Sintesis ...22
v
2.5 Perhitungan Kapasitas Pompa ...31
2.6 Perhitungan Kapasitas Pompa Dengan Model Optimasi ...31
2.6.1. Langkah-langkah Perhitungan Optimasi Dinamik ...32
BAB III Metodologi Penelitian ...34
3.1 Pengumpulan Data...34
3.2 Analisa Perhitungan Hidrologi dan Hidrolika ...36
3.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Secara Sistematis...37
BAB IV Analisa dan Perhitungan...39
4.1 Analisa Hidrologi...39
4.1.1 Perhitungan Curah Hujan Rata-rata...39
4.1.2 Perhitungan Curah Hujan Rencana...44
4.1.3 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi...48
4.1.4 Perhitungan Distribusi Hujan Jam-jaman ...53
4.2 Perhitungan Debit Banjir Metode Nakayasu ...57
4.3 Analisa Kapasitas Kali Kandangan...68
4.3.1 Analisa Kapasitas Kali Kandangan Pada Kondisi Eksisting ....68
4.3.2 Mencari Elevasi Muka Air Pada Kondisi Banjir ...72
vi BAB V Kesimpulan ...90
Daftar Pustaka...91
Tabel 2.1 Hasil Cv, Ck, Cs ...10
Tabel 2.2 Reduced Variate Sebagai Fungsi Waktu Balik...12
Tabel 2.3 Hubungan Reduced Mean ( Yn ) Dengan Jumlah Data ( n ) ...13
Tabel 2.4 Nilai K Distribusi Log Pearson Type III ...15
Tabel 2.5 Nilai Kritis D0 Untuk Smirnov-Kolmogorov ...17
Tabel 2.6 Nilai Kritis Untuk Uji Chi-Kuadrat ...19
Tabel 2.7 Koefisien Pengaliran...22
Tabel 2.8 Nilai Koefisien Kekasaran Manning ...29
Tabel 4.1 Prosentase Luas Daerah Pengaruh Stasiun Hujan DAS Kali Kandangan...41
Tabel 4.2 Perhitungan Curah Hujan Rata-rata Dengan Metode Thiessen Polygon ...42
Tabel 4.3 Perhitungan Cv, Cs, Ck Pada DAS Kali Kandangan...44
Tabel 4.4 Perhitungan Distribusi Log Pearson Type III...45
Tabel 4.5 Besarnya Curah Hujan Rencana Pada DAS Kali Kandangan ...47
Tabel 4.6 Besarnya Probabilitas Data Curah Hujan Pada DAS Kali Kandangan...49
Tabel 4.7 Perhitungan Uji Distribusi Chi-Kuadrat ...51
Tabel 4.8 Rata-rata Hujan Harian Sampai Jam ke t...54
Tabel 4.12 Waktu Lengkung Hidrograf Nakayasu DAS Kali Kandangan...59
Tabel 4.13 Persamaan Lengkung Hidograf Nakayasu...59
Tabel 4.14 Unit Hidograf Satuan Sintetik Nakayasu...60
Tabel 4.15 Hidograf Banjir Q2th DAS Kali Kandangan ...62
Tabel 4.16 Hidograf Banjir Q5th DAS Kali Kandangan ...63
Tabel 4.17 Hidograf Banjir Q10th DAS Kali Kandangan ...64
Tabel 4.18 Hidograf Banjir Q20th DAS Kali Kandangan ...65
Tabel 4.19 Rekapitulasi Debit Banjir Metode Nakayasu Untuk DAS Kali Kandangan ...66
Tabel 4.20 Perhitungan Kapasitas Pompa Dengan Optimasi Dinamik Pada Stage 1...77
Tabel 4.21 Perhitungan Kapasitas Pompa Dengan Optimasi Dinamik Pada Stage 2...79
Tabel 4.22 Perhitungan Kapasitas Pompa Dengan Optimasi Dinamik Pada Stage 3...81
Tabel 4.23 Lanjutan Perhitungan Kapasitas Pompa Dengan Optimasi Dinamik Pada Stage 3...82
Tabel 4.26 Lanjutan Perhitungan Kapasitas Pompa Dengan Optimasi Dinamik
Pada Stage 3...85
Tabel 4.27 Lanjutan Perhitungan Kapasitas Pompa Dengan Optimasi Dinamik
Pada Stage 3...86
Tabel 4.28 Lanjutan Perhitungan Kapasitas Pompa Dengan Optimasi Dinamik
Gambar 1.1 Lokasi Sub Sistim Drainase West Low Level (WLL)...5
Gambar 2.1 Unit Hidograf Nakayasu...26
Gambar 2.2 Potongan Melintang Dengan Bermacam-macam Kekasaran Manning...28
Gambar 2.3 Skema Progama Dinamik ...33
Gambar 3.1 Diagram Alur Pelaksanaan Penelitian ...38
Gambar 4.1 Peta DAS Kali Kandangan ...40
Gambar 4.2 Grafik Uji Kesesuaian Distribusi...52
Gambar 4.3 Grafik Hidrograf Banjir Dengan Periode Ulang Q2th –Q20th ...67
Gambar 4.4 Kali Kandangan Pada Kondisi Eksisting...71
Gambar 4.5 Muka Air Banjir Kali Kandangan Pada Q20th...73
iii
STUDI PENGENDALIAN BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN POMPA PADA DAERAH PENGALIRAN KALI KANDANGAN KOTAMADYA
SURABAYA
Oleh :
Yohanes Guntur Tjahyadi 0753010020
ABSTRAK
Surabaya merupakan daerah yang sering sekali terjadi banjir, seperti halnya wilayah Surabaya Barat yaitu wilayah kali Kandangan dan sekitarnya. Hal ini terjadi dikarenakan perubahan tata guna lahan serta sistem saluran drainase yang tidak berjalan lancar. Disamping itu juga adanya pengaruh Back Water dimana bersamaan hujan tinggi yang menyebabkan kali Kandangan dengan daya tampung sebesar 40,242 m3/det dan debit banjir sebesar 110,138 m3/det tidak mampu menampungnya, sehingga kelebihan air yang menggenangi kawasan tersebut tidak dapat mengalir secara gravitasi menuju ke laut. Untuk itu dilakukan sistem pemompaan pada kali Kandangan tersebut. Agar pompa dapat bekerja dengan mengalirkan air dari kali Kandangan ke laut bebas, maka untuk itu dilakukan perencanaan kapasitas pompa dengan menggunakan optimasi terhadap kapasitas pompa dengan progama dinamik. Dari hasil analisa tersebut didapat volume 1900 m3 dan 1600 m3 sehingga membutuhkan kapasitas pompa sebesar 1,05 m3/det dan 0,89 m3/det yang masing-masing berjumlah 1 buah.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Sebagai ibu kota Propinsi Jawa Timur, Kota Surabaya berkembang sangat
pesat menjadi pusat industri dan perdagangan yang sangat berperan dalam
pembangunan nasional. Perkembangan ini menarik minat penduduk untuk bermigrasi
ke kota Surabaya sehingga mengakibatkan perkembangan penduduk kota meningkat
sangat pesat serta menuntut perluasan lahan terbangun untuk perumahan dan fasilitas
penunjang lainnya. Wilayah perkotaan yang dulu menempati pusat kota berkembang
ke arah barat, timur dan selatan dengan pengalihan fungsi lahan-lahan pertanian
menjadi perumahan, perdagangan, jasa maupun industri, sehingga mengurangi
daerah-daerah konservasi sebagai tempat resapan air dan penampungan air hujan.
Akibat perubahan tersebut mengakibatkan aliran pada daerah resapan air
sangat berkurang. Dari pengalaman yang ada inilah dapat diketahui, bahwa daerah
resapan air hujan berubah menjadi sitem drainase perkotaan. Yang mana perubahan
seperti ini akan berakibat pada wilayah DAS kali Kandangan tidak mampu
menampung air hujan yang datang dalam kurun waktu yang cukup lama ditambah
lagi adanya pengaruh backwater dimana bersamaan dengan hujan tinggi di wilayah
kali Kandangan. Disamping itu juga mengingat kota Surabaya memiliki daerah
topografi relatif datar, maka tidak semua limpasan air hujan dapat dialirkan secara
gravitasi menuju laut. Maka dari itu untuk dapat mengalirkan air dari dalam kali
Rencana pemasangan pompa yang terletak di kelurahan Kandangan
kecamatan Benowo dengan luas DAS sebesar 23,699 Km2 dan panjang 9,368 km. Dengan pemasangan pompa banjir atau menyesuaikan kapasitas pompa banjir, maka
debit banjir rencana dapat dialirkan tanpa harus menimbulkan genangan didaerah
tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah tersebut diatas, maka
perumusan masalah yang akan disajikan pada tugas akhir ini adalah:
1. Berapa debit banjir pada daerah pengaliran kali Kandangan Kotamadya
Surabaya sesuai kondisi eksisting pada Q20 tahun ?
2. Agar memperoleh kapasitas yang maksimal pada Q20 tahun, maka berapa
besar kapasitas dan jumlah pompa yang dibutuhkan untuk dapat
mengendalikan banjir pada daerah pengaliran kali Kandangan Kotamadya
Surabaya ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Agar dapat megetahui debit banjir pada Q20 tahun pada sub sistem
drainase daerah pengaliran kali Kandangan Kotamadya Surabaya.
2. Mengendalikan banjir pada sub sistem drainase daerah pengaliran kali
1.4 Batasan Masalah
Dengan melihat permasalahan di atas dan agar pokok pembahasan tidak
melebar dan menyimpang dari topik utamanya, maka dalam penyusunan tugas akhir
ini, lingkup pembahasannya meliputi :
1. Lingkup wilayah penelitian
Wilayah penelitian dibatasi pada daerah Sub Sistem Drainase West Low
Level ( WLL ) di Surabaya Barat daerah aliran kali Kandangan Hulu yang
secara administratif meliputi Kelurahan Kandangan, Kelurahan Bringin,
Kelurahan Banjar sugihan, Kelurahan Buntaran, Kelurahan Tambak
langon, Kelurahan Tambak Osowilangun.
2. Lingkup materi penelitian
a. Melakukan evaluasi bagaimana kondisi Daerah Aliran Sungai
( DAS ) kali Kandangan.
b. Perhitungan Analisa hidrologi menggunakan 3 stasiun hujan yaitu
stasiun hujan Kandangan, stasiun hujan Gunung Sari, dan stasiun
hujan Simo.
c. Tidak memperhitungkan karakteristik pompa secara menyeluruh.
d. Melakukan evaluasi sistem drainase yang ada di wilayah
penelitian dan menghitung debit banjir pada kali Kandngan saja,
dengan tidak menghitung debit air pembuangan dari
masing-masing penduduk dan kawasan industri di sekitar lokasi
penelitian.
f. Tidak memperhitungkan profil aliran yang disebabkan adanya
pengaruh backwater pasang surut air laut, karena dengan asumsi
didaerah hilir terdapat pintu air yang menghalangi air laut masuk
ke daerah kali Kandangan.
g. Pola dan analisis hanya meninjau dari aspek segi hidrologi dan
hidrolika, tidak mempertimbangkan dari aspek konstruksi, sosial
maupun ekonominya.
1.5 Lokasi Penelitian
Sungai kali Kandangan direncanakan masuk dalam Sub Sistim Drainase West
Low Level (WLL) di Surabaya Barat, terletak 50 m dari hilir Jembatan Jl. Raya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Umum
Drainase adalah istilah yang digunakan untuk sistem bagi penanganan air
yang kelebihan. Drainase sering diabaikan oleh ahli hidraulik dan sering kali
direncanakan seolah-olah bukan pekerjaan penting, atau paling tidak dianggap kecil
dibandingkan dengan pekerjaan-pekerjaan pengendalian banjir. Padahal pekerjaan
drainase merupakan pekerjaan yang rumit dan kompleks, bisa jadi memerlukan
biaya, tenaga dan waktu yang lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan
pengendalian banjir. ( Dr. Ir. Suripin, 2003 )
Prinsip drainase yang berkaitan dengan saluran mengikuti pola drainase alam,
yaitu sungai. Air buangan yang mengalir di saluran-saluran kecil bergabung dengan
saluran lain yang lebih besar demikian seterusnya, kemudian aliran dibuang ke
pembuangan akhir ( laut ).
Saat ini sistem drainase sudah menjadi salah satu infrastruktur perkotaan
yang sangat penting. Kualitas manajemen kota dapat dilihat dari kualitas sistem
drainase yang ada. Sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota dari
genangan air. Genangan air menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan jorok,
menjadi sarang nyamuk, dan sumber penyakit lainnya, sehingga dapat menurunkan
)
...
(
1
2
1
R
R
nR
n
R
R
2.2 Analisa Hidrologi 2.2.1 Distribusi Curah Hujan
Curah hujan untuk mendapatkan debit banjir rencana di suatu penampang
sungai atau pada seluruh daerah yang bersangkutan. Curah hujan pada suatu daerah
atau wilayah dinyatakan dalam mm.
Curah hujan dapat diperkirakan dari beberapa titik pengamatan curah hujan.
Berikut metode-metode untuk perhitungan curah hujan dari pengamatan di beberapa
titik : ( Ir. Suyono Sosrodarsono, “Hidrologi untuk pengairan” )
1. Metode rata-rata aljabar
Metode ini adalah perhitungan rata-rata aljabar curah hujan di dalam sekitar
daerah bersangkutan.
……….……(2.1)
Dimana :
= curah hujan daerah ( mm ).
n = jumlah titik-titik pos pengamatan.
R1, R2,…….. Rn = curah hujan di titik pengamatan
2. Metode Theisen Poligon
Jika titik pengamatan di dalam daerah itu tidak tersebar merata, maka cara
perhitungan curah hujan rata-rata dilakukan dengan memperhitungkan daerah
pengaruh pada titik-titik pengamatan, dimana dapat dihitung dengan
n n n
A
A
A
R
A
R
A
R
A
R
...
...
2 1 2 2 1 1
R
n 2 1 n n 2 2 1 1...A
A
A
R
A
...
R
A
R
A
R
R
……….(2.2) Dimana := curah hujan daerah
R1, R2, …….. Rn = curah hujan di titik pengamatan dan n adalah jumlah
titik- titik pengamatan
A1, A2, …….. An = bagian daerah yang melewati titik pengamatan
3. Metode Isohiet
Metode ini diperoleh dengan cara interpolasi harga-harga tinggi hujan local.
Curah hujan dapat dihitung dengan rumus berikut :
……… (2.3)
Dimana :
= curah hujan daerah
R1, R2, …….. Rn = curah hujan rata-rata pada bagian-bagian A1, A2, ..An
A1, A2, …….. An = luas-luas antara garis-garis isohietn
2.2.2 Distribusi Curah Hujan Rencana
Curah hujan rencana yaitu curah hujan tersebar dengan periode ulang
tertentu. Untuk menganalisa jenis sebaran data hujan dan besarnya hujan dengan
frekuensi kejadian ( periode berulang ) yaitu dengan analisa statistic. Analisa ini
X
S
x1)
(n
X)
(X
2
4 X
4 i
n.S
)
X
.
(X
Ada empat jenis metode distribusi frekuensi yang paling banyak digunakan
dalam analisa hidrologi yaitu :
1. Distribusi Normal
2. Distribusi Log - Normal
3. Distribusi Gumbel
4. Distribusi Log – Person type III
Untuk masing-masing jenis distribusi diatas yang sesuai dalam perhitungan
curah hujan didasarkan pada cirri khas dan nilai-nilai koefisien yang didapat dari
parameter statistik ( Soewarno, 1995 )
1. Koefisien Variasi ( Cv )
Cv =
………. (2.4)
SX = ……….
(2.5)
2. Koefisien Ketajaman ( Ck )
Ck = ...………..
(2.6)
Dimana :
X
3 X 3 i
2).S
1)(n
(n
)
X
.
(X
n.
X
Xi = Data hujan ( mm ).
= Data Hujan Rata-rata.
SX = Simpangan baku.
3. Koefisien Simetris ( Cs )
Cs = ………...……… (2.7)
Dimana :
n = Jumlah data.
Xi = Data hujan ( mm ).
= Data Hujan Rata-rata.
SX = Simpangan baku.
Tabel 2.1 Hasil Cv, Ck, Cs dipilih setelah diuji kesesuaiannya mana hasil kriteria dan parameter statistik
Jenis Distribusi Syarat Distribusi
1. Distribusi Normal Cs = 0 dan Ck = 3
2. Distribusi Log-Normal Cs > 0 dan Ck = 3
3. Distribusi Gumbel Cs = 1,139 dan Ck = 5,402
4. Distribusi Log – person Type III Cs dan Ck bebas
X
X
Y
Y
Berikut perumusan untuk menentukan besar tinggi hujan rencana berdasarkan
distribusi frekuensinya adalah :
1. Distribusi Normal
XT = + SX . k ……… (2.8)
Dimana :
XT = Perkiraan tinggi hujan yang diharapkan terjadi dengan periode ulang
tertentu.
= Nilai rata-rata varian.
SX = Deviasi standart varian.
K = Faktor frekuensi merupakan fungsi dari pada periode ulang dan tipe model
matematik dan distribusi peluang yang digunakan untuk analisa peluang.
( tabel 2.1 )
2. Distribusi Log – Normal
= Y + K . S ………..…..
(2.9)
Dimana :
Y = Nilai logaritmik nilai X, atau ln X.
= Rata-rata hitung logaritmik dari Y.
X
.S n S n Y T Y X 2 X n 2 X 1 n nK = Karekteristik distribusi peluang log – normal ( tabel 2.1 )
3. Distribusi Gumbel
XT = + ………...…
(2.10)
Dimana :
XT = Debit banjir dengan waktu balik T tahun
= Nilai rata-rata
YT = Reduced variate ( tabel 2.2 )
Yn = Reduced mean yang tergantung dari jumlah data n ( tabel 2.3 )
Sn = Reduced standart deviasi yang tergantung dari jumlah data n.
S = Standart deviasi
= ...……….. ….(2.11)
Tabel 2.2 Reduced Variate Sebagai Fungsi Waktu Balik
2 5 10 20 50 100 200 500 1000 2000 5000 10000 20000 50000 100000 0,3665 1,9940 2,25037 2,97019 3,90194 4,60015 5,29561 6,21361 6,90726 7,60065 8,51709 9,21029 9,90346 10,81977 11,51292
Sumber : C.D SOEMARTO ”Hodrologi Teknik” hal 148
Tabel 2.3 Hubungan Reduced Mean ( Yn ) dengan Jumlah Data ( n )
N Yn n Yn n Yn N Yn
10 0,4952 34 0,5396 58 0,5515 82 0,5572
11 0,4996 35 0,5402 59 0,5518 83 0,5574
12 0,5035 36 0,5410 60 0,5521 84 0,5576
13 0,5070 37 0,5418 61 0,5524 85 0,5578
14 0,5100 38 0,5424 62 0,5527 86 0,5580
15 0,5128 39 0,5430 63 0,5530 87 0,5581
16 0,5157 40 0,5436 64 0,5533 88 0,5583
17 0,5181 41 0,5442 65 0,5535 89 0,5585
18 0,5202 42 0,5448 66 0,5538 90 0,5586
19 0,5220 43 0,5453 67 0,5540 91 0,5587
20 0,5236 44 0,5458 68 0,5543 92 0,5589
21 0,5252 45 0,5463 69 0,5545 93 0,5591
n
logX
X
Log
23 0,5283 47 0,5473 71 0,5550 95 0,5593
24 0,5296 48 0,5477 72 0,5552 96 0,5595
25 0,5309 49 0,5481 73 0,5555 97 0,5596
26 0,5320 50 0,5485 74 0,5557 98 0,5598
27 0,5332 51 0,5489 75 0,5559 99 0,5599
28 0,5343 52 0,5493 76 0,5561 100 0,5600
29 0,5353 53 0,5497 77 0,5563
30 0,5362 54 0,5501 78 0,5565
31 0,5371 55 0,5504 79 0,5567
32 0,5380 56 0,5508 80 0,5569
33 0,5388 57 0,5511 81 0,5570
Sumber : C.D SOEMARTO ”Hodrologi Teknik” hal 148
4. Distribusi Log Pearson Type III
Distribusi Log Pearson Type III banyak digunakan dalam analisa Hidrologi
data maksimum dan minimum dengan nilai ekstrim. Bentuk distribusi Log Pearson
Type III ini dapat menggantikan varian menjadi nilai logaritma.
( C.D. SOEMARTO, 1993 )
Log XT = Log
X + K . S log x ……….. (2.12)
Sd = 1) -(n LogXi) -(Log 2
∑
X ………...(2.14)Cs = 2
d 3 2)S -1)(n -(n LogXi) -X (Log n.
∑
………...(2.15) Dimana :XT = Curah dengan kala ulang T tahun ( mm ).
Log X = Harga Rata-rata.
S log x = Standart deviasi.
Cs = Koefisien keplencengan
K = Koefisien yang harganya tergantung pada nilai koefisien
Kepencengan dan waktu balik ( T ). ( tabel 2.4 )
Tabel 2.4 Nilai K Distribusi Log Pearson type III
Periode Ulang ( Tahun )
2 5 10 25 50 100 200 1000
Peluang ( % ) Cs
50 20 10 4 2 1 0,5 0,1
0,6 -0,099 0,800 1,328 1,939 2,359 2,755 3,132 3,960 0,5 -0,083 0,808 1,323 1,910 2,311 2,686 3,041 3,815 0,4 -0,066 0,816 1,317 1,880 2,261 2,615 2,949 3,670 0,3 -0,050 0,824 1,309 1,849 2,211 2,544 2,856 3,525 0,2 -0,033 0,830 1,301 1,818 2,159 2,472 2,763 3,380 0,1 -0,017 0,836 1,292 1,785 2,107 2,400 2,670 3,235 0,0 0,000 0,842 1,282 1,751 2,054 2,326 2,576 3,090 -0,1 0,017 0,836 1,270 1,716 2,000 2,252 2,482 2,950 -0,2 0,033 0,850 1,258 1,680 1,945 2,178 2,388 2,810 -0,3 0,050 0,853 1,245 1,643 1,890 2,104 2,294 2,675 -0,4 0,066 0,855 1,231 1,606 1,834 2,029 2,294 2,675 -0,5 0,083 0,856 1,216 1,567 1,777 1,955 2,201 2,540 -0,6 0,099 0,857 1,200 1,528 1,720 1,880 2,016 2,275 -0,7 0,166 0,857 1,183 1,488 1,663 1,806 1,926 2,150 -0,8 0,132 0,856 1,166 1,448 1,606 1,733 1,837 2,035 -0,9 0,148 0,854 1,147 1,407 1,549 1,660 1,749 1,910 -1,0 0,164 0,852 1,128 1,366 1,492 1,588 1,664 1,800 -1,2 0,195 0,844 1,086 1,282 1,379 1,449 1,501 1,625 -1,4 0,225 0,832 1,041 1,198 1,270 1,318 1,351 1,465 -1,6 0,254 0,817 0,994 1,116 1,166 1,197 1,216 1,280 -1,8 0,282 0,799 0,945 1,035 1,069 1,087 1,097 1,130 -2,0 0,307 0,777 0,895 0,959 0,980 0,990 0,995 1,000 -2,2 0,330 0,752 0,844 0,888 0,900 0,905 0,907 0,910 -2,5 0,360 0,711 0,771 0,793 0,798 0,799 0,800 0,802 -3,0 0,396 0,636 0,660 0,666 0,666 0,667 0,667 0,67 Sumber : C.D SOEMARTO ”Hodrologi Teknik” hal 153
2.2.3 Uji Distribusi Frekuensi
Uji distribusi frekuensi dimaksud untuk menentukan apakah persamaan distribusi
yang dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik data yang dianalisis. Dengan
pemeriksaan uji ini akan diketahui beberapa hal :
A. Kebenaran akan hasil pengamatan dengan model distribusi yang diharapkan
atau yang akan diperoleh secara teoritis.
B. Kebenaran hipotesa ( diterima atau ditolak )
Pengujian Distribusi Frekuensi antara lain :
Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov sering disebut uji kecocokan non pramatik,
karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu. Langkah-langkah
uji Smirnov-Kolmogorov adalah sebagai berikut :
( Ir. Soewarno, Hidrologi Aplikasi Metode untuk Analisa Data 1995 )
a. Urutkan data ( dari yang besar ke data yang kecil atau sebaliknya ) dan tentukan
besarnya peluang dari masing-masing data berikut :
X1 p’ ( X1 )
X2 p’ ( X2 )
Xm p’ ( Xm )
Xn p’ ( Xn )
b. Tentukan nilai masing-masing toritis dari hasil penggambaran data :
X1 p’ ( X1 )
X2 p’ ( X2 )
Xm p’ ( Xm )
Xn p’ ( Xn )
c. Dari kedua nilai peluang tersebut tentukan nilai selisih terbesar antara peluang
Dmax = p( Xm )-p1( Xm )
d. Berdasarkan tabel nilai kritis ( Smirnov-Kolmogorov ) tentukan harga D0 apabila
niali D lebih besar dari D0 maka persamaan distribusi yang digunakan dapat
diterima, apabila nilai D lebih kecil daripada D0 maka persamaan distribusi yang
[image:30.595.103.509.234.525.2]digunakan tidak dapat diterima.
Tabel 2.5 Nilai Kritis D0 Untuk Uji Smirnov-Kolmogorov
Α
N 0,2 0,1 0,05 0,01
5 0,45 0,51 0,56 0,67 10 0,32 0,37 0,41 0,49 15 0,27 0,30 0,34 0,40 20 0,23 0,26 0,29 0,36 25 0,21 0,24 0,27 0,32 30 0,19 0,22 0,24 0,29 35 0,18 0,2 0,23 0,27 40 0,17 0,19 0,21 0,25 45 0,16 0,18 0,2 0,24 50 0,15 0,17 0,19 0,23 N > 50 107 1,22 1,36 1,63
N0,5 N0,5 N0,5 N0,5
Sumber : Bonnier, 1990 dalam buku SOEWARNO “Hidrologi “Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data”
2. Uji Chi-Kuadrat
Uji Chi-Kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi
yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi sampel yang telah dianalisis. Uji
Chi-Kuadrat dapat dilakukan dengan rumus :
………..(2.16)
Dimana :
X h2 = parameter Chi – Kuadrat terhitung
G = jumlah sub – kelompok
Oi = jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke – i
Ei = jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke – i
Prosedur uji Chi – Square adalah :
1. Urutkan data pengamatan (dari besar ke kecil atau sebaliknya)
2. Kelompokkan data menjadi G sub – grup, tiap – tiap sub grup minimal 4 data
pengamatan.
3. Jumlahkan data pengamatan sebesar Oi tiap – tiap sub – grup
4. Jumlahkan data dari persamaan distribusi yang digunakan sebesar Ei
Interpretasi hasilnya adalah :
1. Apabila peluang lebih besar dari 5 %, maka persamaan distribusi teoritis yang
digunakan dapat diterima.
2. Apabila peluang lebih kecil dari 1 %, maka persamaan distribusi teoritis yang
digunakan tidak dapat diterima.
3. Apabila peluang berada diantara 1 sampai 5 %, adalah tidak mungkin mengambil
[image:31.595.98.518.263.757.2]keputusan, maka perlu penambahan data.
Tabel 2.6 Nilai Kritis Untuk Uji Chi - Kuadrat
α derajat kepercayaan
dk 0,995 0,99 0,975 0,95 0,05 0,025 0,01 0,005 1 0,0000393 0,000157 0,000982 0,00393 3,841 5,024 6,635 7,879 2 0,010 0,0201 0,0506 0,103 5,991 7,378 9,210 10,597 3 0,0717 0,115 0,216 0,352 7,815 9,348 11,345 12,838 4 0,207 0,297 0,484 0,711 9,488 11,143 13,277 14,860 5 0,412 0,554 0,831 1,145 11,07 12,832 15,086 16,750
6 0,676 0,872 1,237 1,635 12,592 14,449 16,812 18,548 7 0,989 1,239 1,690 2,167 14,067 16,013 18,475 20,278 8 1,344 1,646 2,180 2,733 15,507 17,535 20,090 21,955 9 1,735 2,088 2,700 3,325 16,919 19,023 21,666 23,589 10 2,156 2,558 3,247 3,940 18,307 20,484 23,209 25,188
11 2,603 3,053 3,186 4,575 19,675 21,920 24,725 26,757 12 3,074 3,571 4,404 5,226 21,026 23,337 26,217 28,300 13 3,565 4,107 5,009 5,892 22,363 24,736 27,688 29,819 14 4,075 4,660 5,629 6,571 23,685 26,119 29,141 31,319 15 4,601 5,229 6,262 7,261 24,996 27,488 30,578 32,801
16 5,142 5,812 6,908 7,962 26,296 28,845 32,000 34,267 17 5,697 6,408 7,564 8,672 27,587 30,191 33,409 35,718 18 6,265 7,015 8,231 9,390 28,869 31,526 34,805 37,156 19 6,844 7,633 8,907 10,117 30,144 32,852 36,191 38,583 20 7,434 8,260 9,591 10,851 31,410 34,170 37,566 39,997
21 8,034 8,897 10,283 11,591 32,671 35,479 38,932 41,401 22 8,643 9,542 10,982 12,338 33,924 36,781 40,289 42,796 23 9,260 10,196 11,689 13,091 36,172 38,076 41,638 44,181 24 9,886 10,856 12,401 13,848 36,415 39,364 42,980 45,558 25 10,520 11,524 13,120 14,611 37,652 40,646 44,314 46,928
26 11,160 12,198 13,844 15,379 38,885 41,923 45,642 48,290 27 11,808 12,879 14,573 16,151 40,113 43,194 46,963 49,645 28 12,461 13,565 15,308 16,928 41,337 44,461 48,278 50,993 29 13,121 14,256 16,047 17,708 42,557 45,772 49,588 52,336 30 13,787 14,953 16,791 18,493 43,773 46,979 50,892 53,672
Sumber : SOEWARNO “Hidrologi “Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data”
2.2.4 Distribusi Curah Hujan Jam – Jaman
Hal terpenting dalam pembuatan rancangan dan rencana adalah distribusi curah
hujan. Distribusi curah hujan adalah berbeda-beda sesuai dengan jangka waktu yang
ditinjau yakni curah hujan tahunan (jumlah curah hujan dalam setahun), curah hujan
bulanan (jumlah curah hujan dalam sebulan), curah hujan harian (jumlah curah hujan
dalam 24 jam).
Harga-harga yang diperoleh ini dapat digunakan untuk menentukan prospek
m
T 24 . 24 R 24
Dalam pembahasan data hujan ada 5 buah unsur yang harus ditinjau, yaitu :
a. Intensitas i, adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu misalnya, mm/menit,
mm/jam, mm/hari.
b. Lama waktu (duration) t, adalah lamanya curah hujan (durasi) dalam menit atau
jam.
c. Tinggi hujan d, adalah jumlah atau banyaknya hujan yang dinyatakan dalam
ketebalan air di atas permukaan datar, dalam mm
d. Frekuensi, adalah frekuensi kejadian, biasanya dinyatakan dengan waktu ulang
( return periode ) T, misalnya sekali dalam T (tahun)
e. Luas, adalah luas geografis curah hujan Untuk menghitung intensitas hujan
digunakan rumus Mononobe.
I = ………(2.17)
Dimana :
I = Intensitas curah hujan ( mm/jam ).
R24 = Curah hujan harian (24 jam)
t = waktu konsentrasi hujan (jam)
m = sesuai dengan angka Van Breen diambil m = 2/3
Perhitungan rata-rata hujan pada jam ke t, persamaan rumus yang dipakai adalah :
Rt =
………...(2.18)
R’t = t . Rt – ( t-1 ).R( t-1 ) ……….. …(2.19)
Dimana :
Rt = Rata-rata hujan harian sampai jam ke t ( mm )
R24 = Tinggi hujan dalam 24 jam ( mm )
t = Waktu hujan ( jam )
Untuk mencari tinggi hujan efektif, persamaan rumus yang dipakai adalah :
Reff = C x Xt ………..(2.20)
Dimana :
Reff = Curah hujan efektif ( mm )
C = Koefisien pengaliran
Xt = Tinggi hujan rencana ( mm )
2.2.5 Koefisien Pengaliran
Koefisien pengaliran (C) adalah perbandingan antara air yang mengalir
dipermukaan tanah (surface run off) dengan air hujan yang terjadi. Besar debit banjir
rencana dipengaruhi oleh besar nilai koefisien pengaliran atau koefisien limpasan
yang tergantung pada penggunaan lahan (land use), jenis tanah dan juga topografi
[image:34.595.101.439.271.536.2]daerah pengaliran.
Tabel 2.7 Koefisien Pengaliran
No Kondisi dearah Pengaliran dan Sungai Harga C
2 Daerah pegunungan tersier 0,70 - 0,80
3 Tanah bergelombang dan hutan 0,50 - 0,75
4 Tanah dataran yang ditanami 0,45 - 0,60
5 Persawahan yang diairi 0,70 - 0,80
6 Sungai didaerah pegunungan 0,75 - 0,80
7 Sungai kecil didataran 0,45 - 0,75
8 Sungai besar yang lebih dari setengah 0,50 - 0,75
daerah pengalirannya terdiri dari daratan
Sumber : Suyono Sosrodarsono “Hidrologi untuk Pengairan” hal 145
2.3 Hidograf Satuan Sintesis
Daerah dengan drainase alamiah yang relatif bagus akan membutuhkan
perlindungan yang lebih sedikit dari pada daerah yang rendah dan bertindak sebagai
kolam penampungan bagi aliran dari daerah anak sungai yang lain. Dalam
perencanaan sistem drainase diperlukan debit rencana untuk mendimensi bangunan
yang ada dalam prencanaan tersebut, seperti normalisasi dan sudetan. Debit ini
biasanya merupakan debit maksimum dari suatu banjir rencana akibat hujan pada
daerah aliran.
Untuk mengetahui besarnya debit banjir rancangan akan digunakan metode
Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu. Penggunaan berbagai metode ini disesuaikan
dengan ketersediaan data curah hujan, iklim, jenis tanah, karakteristik daerah, luas
daerah dan sebagainya.
Debit rencana dihitung dengan menggunakan pendekatan Hidrograf satuan
sintetis Nakayasu dengan langkah – langkah sebagai berikut. Nakayasu menurunkan
rumus hidrograf satuan sintetik berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian pada
beberapa sungai di Jepang. Besarnya nilai debit puncak hidrograf satuan dihitung
Q
P=
………..…..(2.21)Dimana :
Qp = debit puncak banjir ( m3/det )
C = koefisien pengaliran, tergantung penggunaan lahannya
A = luas daerah aliran sungai ( km2 )
R0 = hujan satuan ( mm )
Tp = tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam)
T 0.3 = waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak
sampai menjadi 30% dari debit puncak (jam)
Nakayasu membagi bentuk hidrograf satuan dalam dua bagian, yaitu
lengkung naik dan lengkung turun. Pada bagian lengkung naik, besarnya nilai
hidrograf satuan dihitung dengan persamaan :
2,4 Tp t Qp. = Qa …...……….(2.22) Dimana :
Qa = limpasan sebelum mencapai debit puncak dan dinyatakan dalam
m3 /detik.
Pada bagian lengkung turun yang terdiri dari tiga bagian, hitungan limpasan
permukaannya adalah:
0,3 T Tp t Qp.0,30 = Qd ………..………….(2.23)
2. untuk 0,30.Qp > Qd > 0,302 Qp,
0,3 0,3 1,5.T ) 0,5.T + Tp (t Qp.0,3 = Qd ……….(2.24)
3. untuk 0,302 Qp > Qd,
0,3 0,3 2.T ) 1,5T + Tp (t Qp.0,3 = Qd …...………(2.25) Dimana :
Qp = debit puncak (m3/det)
t = satuan waktu (jam)
Menurut Nakayasu, waktu naik hidrograf bergantung dari waktu konsentrasi, dan
dihitung dengan persamaan :
0,8.tr + tg = Tp ………....(2.26) Dimana :
tg = waktu konsentrasi (jam)
tr = satuan waktu hujan ( diambil 1 jam )
dimana persamaan rumus untuk tr adalah:
Waktu konsentrasi dipengaruhi oleh panjang sungai utama (L) :
Jika L < 15 km : tg=0,21.L0,70
Jika L > 15 km : tg=0,4+0,058.L
Waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak sampai debit
menjadi 30% dari debit puncak hidrograf satuan dihitung T0,3=α.tg , dimana α
adalah koefisien yang bergantung pada karakteristik DAS:
Untuk daerah pengaliran biasa α = 2
Untuk bagian naik hidrograf yang lambat dan bagian menurun yang
cepat α = 1,5
Untuk bagian naik hidrograf yang cepat dan bagian menurun yang
[image:38.595.120.512.268.741.2]lambat α = 3
Gambar Hidrograf Nakayasu dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
0,8 Tr
Tg
Tr
T
0,3
1,5
0,3D
e
b
it ( M
3
/d
t )
2.4 Analisa Kapasitas Sungai
Kapasitas saluran didefinisikan sebagai debit maksimum yang mampu
dilewatkan oleh setiap penampang sepanjang saluran. Kapasitas saluran ini,
digunakan sebagai acuan untuk menyatakan apakah debit yang direncanakan tersebut
mampu untuk ditampung oleh saluran pada kondisi existing tanpa terjadi peluapan
air. Kapasitas saluran dihitung berdasarkan rumus :
1/2 2/3
.I .A.R n 1 =
Q ...………...(2.27)
dimana :
Q = debit saluran (m3/dtk)
N = koefisien kekasaran manning
R = jari-jari hidrolis
R = A/P, P = keliling basah
I = kemiringan energi
A = luas penampang basah (m2)
Pada saluran sederhana,kekasaran sepanjang keliling basah dapat dibedakan
dengan jelas pada setiap bagian keliling basah, tetapi kecepatan rata-rata deapat
dihitung dengan rumus aliran seragam tanpa harus membagi-bagi penampang
tersebut. Misalnya suatu saluran persegi panjang dengan dasar kayu dan dinding kaca
Manning untuk saluran semacam ini, kadang-kadang perlu menghitung nilai n
ekivalen untuk keseluruhan keliling basah dan memasukan nilai ekivalen ini untuk
menghitung aliran bagi seluruh penampang.
Untuk penentuan kekasaran ekivalen, luas basah dimisalkan dibagi menjadi N
bagian dengan keliling basah masing-masing P1,P2,P3,…..,PN dan koefisien
kekasaran n1,n2,n3,…nN yang telah diketahui Horton (6) dan Einstein (7,8)
menganggap bahwa setiap bagian dari luas memiliki kecepatan rata-rata yang
sama,yang juga sama dengan kecepatan rata-rata untuk penampang keseluruhan,
yaitu V1 = V2 = …= VN = V.
Berdasarkan anggapan ini , koefisien kekasaran ekivalen dapat diperoleh dengan
persamaan berikut ini :
n = ….…...(2.28)
n = ...………...(2.29)
dimana :
P1, P2,…,PN= keliling basah seksion 1, seksion 2 dan seksion N
P = Keling basah total = P1 + P2 + P3 +…..+PN
n = koefisien Manning ekivalen
n1,n2, ……,nN= koefisien kekasaran Manning seksion1,2,….. dan N
P1 P7
P6 n1
n2 n5
n6
n7
P PN.nN
N 1
Tabel 2.8 Nilai Koefisien Kekasaran Manning (n)
Tipe Saluran dan deskripsinya Min Normal Maks
P5 P3
P4
[image:41.595.102.517.284.549.2]n3 n4
Saluran Alam
Saluran kecil, lebar atas pada taraf banjir< 100 kaki
a. Saluran didataran.
- Bersih lurus
- Bersih lurus, banyak batu-batu,tanaman
pengganggu
- Bersih, berkelok-kelok, bertebing
- Seperti diatas,dengan tanaman
pengganggu, batu-batu
- Seperti diatas, tidak terisi penuh, banyak
kemiringan dan penampang yang kurang
efektif
- S pendeeperti no4 berbatu lebih banyak
- Tenang pada bagian lutrus,tanaman
pengganggu
- Banyak tanaman pengganggu, alur
sungai penuh kayu dan ranting
b. Saluran dipegunungan tanpa tetumbuhan
disaluran tebing umumnya terjal, pohon dan
semak-semak sepanjang tebing
- Dasar: kerikil,kerakal dan sedikit batu
besar
- Dasar: kerakal dengan batu besar
Dataran banjir
a. Padang rumput tanpa belukar
- Rumput pendek
- Rumput tinggi
b. Daerah pertanian
- Tanpa tanaman
- Tanaman dibariskan
- Tanaman tidak dibariskan
c. Belukar
- Belukar terpencar, banyak tanaman
pengganggu
- Belukar jarang dan pohon, musim dingin
- Belukar jarang dan pohon, musim semi
- Belukar sedang sampai rapat, musim
dingin
- Belukar sedang sampai rapat, musim
semi
d. Pohon-pohon
- Willow rapat, musim semi lurus
- Tanah telah dibersihkan, batang kayu
tanpa tunas
- Seperti diatas dengan tunas-tunas lebat
- Banyak batang kayu, beberapa tumbang,
ranting-ranting, taraf banjir dibawah
cabang pohon
- Seperti diatas taraf banjir mencapai
cabang pohon
Saluran besar (lebar atas pada taraf banjir > 100
kaki). Nilai n lebih kecil dari saluran kecil dengan
perincian sama, sebab tebing memberikan
hambatan efektif yang lebih kecil
- Penampang beraturan tanpa batu besar
atau belukar
- Penampang tidak beraturan dan kasar
0,035 0,035 0,040 0,045 0,070 0,110 0,030 0,050 0,080 0,100 0,025 0,035 0,050 0,050 0,060 0,070 0,100 0,150 0,040 0,060 0,100 0,120 ……….. ……….. 0,070 0,060 0,080 0,110 0,160 0,200 0,050 0,080 0,120 0,160 0,060 0,100
Sumber : Ven Te Chow “ Saluran terbuka” halaman 101-102
Sistem drainase yang tidak sepenuhnya mengandalkan gravitasi sebagai
faktor pendorong, maka perlu dilengkapi dengan stasiun pompa. Pompa ini berfungsi
untuk membantu mengeluarkan air dari kolam penampung banjir maupun langsung
dari saluran drainase pada saat air tidak dapat mengalir secara gravitasi karena air di
muaranya / pengurasnya lebih tinggi baik akibat pasang surut maupun banjir.
Dalam perencanaan hidraulik sistem pompa, perlu dipelajari hal-hal sebagai
berikut :
1. Aliran masuk ( inflow ) ke kolam penampung
2. Kolam penampung dan Volume tampungan
3. Kapasitas pompa yang diperlukan
2.6 Perhitungan Kapasitas Pompa dengan Model Optimasi
Pemakaian model optimasi progama dinamik dalam hal ini merupakan salah satu
usaha untuk mengatasi masalah banjir. Disamping itu juga ditujukan untuk
mempelancar sistem drainase yang ada, dimana diharapakan mampu mengatasi
masalah genangan yang sering terjadi di kali Kandangan. Sedangkan tujuan dari
optimasi ini adalah untuk mengetahui kapasitas pompa yang akan digunakan
sehingga tidak menimbulkan kerugian yang besar.
Pemecahan masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan untuk
memperoleh hasil yang optimal dapat diselesaikan dengan menggunakan cara
Optimasi adalah suatu usaha untuk memilih atau mencari nilai-nilai variabel agar
didapatkan nilai optimal dari fungsi tujuan serta memenuhi kendala-kendala yang
ada.
Optimasi yang dipakai dalam perencanaan ini menggunakan progama dinamik.
2.6.1 Langkah –Langkah Perhitungan Optimasi Progama Dinamik Stage I.
Perhitungan :
1. = Volume Tampungan awal ( m3 ) St0
2. = Inflow
3. = Release, dimana step statenya didapat dari perencanaan pompa
4. = Debit/volume yang akan dipompa
= St0 + In – R = St1
Stage II.
Perhitungan :
1. = Volume Tampungan awal ( m3 ) St0
2. = Inflow
3. = Release, dimana step statenya didapat dari perencanaan pompa
4. = Debit/volume yang akan dipompa
Stage III
Perhitungan :
1. = Volume Tampungan awal ( m3 ) St0
2. = Inflow
3. = Release, dimana step statenya didapat dari perencanaan pompa
4. = Debit/volume yang akan dipompa
= St2 + In – R = St3
Dari perhitungan optimasi dinamik diatas maka didapatkan volume air yang akan
dipompa, sehingga didapat kapasitas pompa dengan rumus :
Air yang dipompa
Alternatif Waktu Kuras ………(2.30)
Sehingga jika digambarkan skema progama dinamik tersebut adalah :
Stage I Stage II Stage III
Kapasitas Pompa =
Sto R2
R1 R1
R2
R1
R2
t1 t2 t3
St0+In-R=St1
St2+In-R=St3 St1+In-R=St2
Rn Rn Rn
[image:46.595.99.539.330.671.2]Sto
3.1 Pengumpulan Data
Semua data pendukung dalam kegiatan penelitian ini diperoleh dari Dinas
Pekerjaan Umum Pengairan Kota Surabaya dan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
Pemasutan Kota Surabaya. Data yang diperlukan untuk melakukan pemodelan
merupakan data sekunder.
Data - data akan dikumpulkan melalui salinan data (copy) dari instansi yang
terkait, dan pengadaan/pembelian data/peta.
Agar pelaksanaan kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar, penulis akan
melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan instansi yang terkait untuk
menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan ini. Selain itu surat pengantar dari direksi
Pekerjaan sangat diperlukan guna mengantisipasi adanya kendala administrasi dan
birokrasi.
Kegiatan pengumpulan data dan langkah-langkah dalam menyusun penelitian
ini meliputi :
a. Peta topografi
Peta topografi sangat penting dalam studi ini, peta yang telah di dapatkan
terdapat peta yang lebih detail dengan skala lebih besar maka akan digunakan
sebagai masukan.
b. Data Curah Hujan
Data hujan diperlukan dari 3 stasiun pencatat curah hujan yaitu stasiun hujan
Kandangan, stasiun hujan Simo, stasiun hujan Gunung sari, dengan periode tahun
pengukuran dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2009. Data curah hujan yang telah
di dapat kemudian di analisis hidrologinya dengan menggunakan rumus Thiessen
Polygon, dari hasil analisa hidrologi tersebut maka didapat nilai R rata-ratanya.
c. Data Gambar Potongan Melintang dari Kali Kandangan
Data potongan melintang dari kali Kandangan ini berfungsi untuk mengetahui
penampang melintang dari kali Kandangan itu sendiri. Selain itu data ini berfungsi
sebagai dasar dalam menghitung luasan dari kali Kandangan, keliling basah, jari-jari
hidrauliknya dan debit tampungan dari kali Kandangan itu sendiri.
d. Data Genangan dari Kali Kandangan
Data Genangan dari Kali Kandangan merupakan data air hujan yang tidak
terserap oleh tanah dan masuk ke saluran primer dan sekunder, yang mengakibatkan
daerah aliran tersebut tergenang dan banjir. Data ini berguna untuk data volume air
e. Data Pasang Surut Air Laut
Data pasang surut air laut diperlukan karena untuk menghitung profil muka
air sebagai akibat terjadinya pasang surut air laut dan backwater.
3.2 Analisa Perhitungan Hidrologi dan Hidrolika.
1. Curah Hujan
Dalam penganalisaan ini menggunakan data-data maksimum per tahun.
Dimana data-data maksimum per tahun yang diambil dari stasiun hujan,
yaitu :
- Stasiun hujan Kandangan
- Stasiun hujan Gunung sari
- Stasiun hujan Simo.
Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan hujan rencana.
2. Perhitungan Hidrogaf Satuan Sintesis
Dimana bertujuan mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan agar dapat
mengalirkan air tanpa menimbulkan genangan.
3. Perhitungan Kapasitas Pompa
Dilakukan untuk mengetahui jumlah dan kapasitas pompa yang
4. Perhitungan Profil Aliran
Dilakukan untuk mengetahui profil aliran yang terjadi di kali Kandangan
karena terjadinya banjir dan backwater air pasang surut laut.
3.3 Langkah - Langkah Pelaksanaan Penelitian Secara Sistimatis
Dari semua penjelasan diatas maka secara sistematis dapat diringkas dan
No
YES
[image:51.595.174.479.77.703.2]
Gambar 3.1 Diagram Alur Pelaksanaan Penelitian Mulai
Data Sekunder: -Peta topografi -Data curah hujan
-Data gambar cross section
-Data Genangan
- Data Pasang Surut Air Laut Pengumpulan data:
Cek Kapasitas Penampang Sungai
Desain Pompa Banjir
Kesimpulan :
Selesai Banjir ?
Menghitung Curah Hujan Rata-Rata - Metode Thiessen Poligon
BAB IV
ANALISA DAN PERHITUNGAN
4.1 Analisa Hidrologi
Pada analisa ini terdapat 3 stasiun hujan yaitu stasiun hujan Kandangan,
stasiun hujan Gunung Sari dan stasiun hujan Simo. Untuk memperoleh data curah
hujan area yaitu dengan mengambil harga rata-ratanya. Tujuan dari analisa hidrologi
ini adalah untuk mengetahui berapa besar debit yang akan di pompa, sehingga air
dapat dialirkan langsung tanpa harus menimbulkan genangan. Debit banjir yang akan
dianalisa adalah berkala ulang 2, 5, 10 dan 20.
4.1.1 Perhitungan Curah Hujan Rata-Rata
Curah hujan yang diperlukan untuk menyusun suatu rancangan pemanfaatan
air dan pengendalian banjir adalah curah hujan merata daerah ( area rainfall ).
Dalam analisa ini menggunakan metode Poligon Thiessen, hal ini disebabkan kondisi
daerah dan stasiun pengamatan tidak merata.
Untuk analisa curah hujan diambil dari 3 ( tiga ) stasiun hujan, antara lain :
1. Stasiun hujan Kandangan.
2. Stasiun hujan Gunung Sari.
KANDANGAN
SIMO
GUNUNG SARI
[image:53.595.96.520.96.707.2]Skala 1:25.000
Perhitungan prosentase luas daerah pengaruh curah hujan DAS kali
Kandangan dengan rumus :
tot i i
A
A
=
W
Luas Daerah Kandangan = 9,074 km2
Luas Daerah Gunung Sari = 6,750 km2
Luas Daerah Simo = 7,875 km2 +
Luas DAS kali Kandangan = 23,699 km2
Luas daerah pengaruh stasiun hujan Kandangan :
tot Kandangan Kandangan
A
A
W
=23,699
9,074
= 0,383
Luas daerah pengaruh stasiun hujan Gunung Sari :
tot GunungSari GunungSari
A
A
W
=23,699 6,750
= 0,285
Luas daerah pengaruh stasiun hujan Simo :
tot Simo Simo
A
A
W
=23,699 7,875
[image:54.595.96.436.141.584.2]= 0,332
Tabel 4.1 Prosentase luas daerah pengaruh stasiun hujan DAS kali Kandangan
No
Stasiun Curah
Hujan Luas Daerah Pengaruh
Koefisien Curah Hujan Daerah
( Km2 )
1 Kandangan 9,074 0,383
2 Gunung Sari 6,750 0,285
3 Simo 7,875 0,332
Tabel 4.2 Perhitungan Curah Hujan Rata-rata dengan Metode Thiessen Polygon
Sumber : Hasil Perhitungan
Tahun
Tinggi Hujan Stasiun Hujan ( mm )
Luas Stasiun Hujan ( Km2 )
Luas Total
( Km2 )
R
KandanganR
GunungSariR
SimoR
TotalKandangan Gunung Sari Simo Kandangan Gunung Sari Simo ( mm ) ( mm ) ( mm ) ( mm )
1990 83 93 115 9,074 6,750 7,875 23,699 31,789 26,505 38,180 96,474
1991 73 107 175 9,074 6,750 7,875 23,699 27,959 30,495 58,100 116,554
1992 133 109 135 9,074 6,750 7,875 23,699 50,939 31,065 44,820 126,824
1993 109 91 165 9,074 6,750 7,875 23,699 41,747 25,935 54,780 122,462
1994 135 116 74 9,074 6,750 7,875 23,699 51,705 33,060 24,568 109,333
1995 125 196 120 9,074 6,750 7,875 23,699 47,875 55,860 39,840 143,575
1996 254 70 100 9,074 6,750 7,875 23,699 97,282 19,950 33,200 150,432
1997 93 95 154 9,074 6,750 7,875 23,699 35,619 27,075 51,128 113,822
1998 73 83 83 9,074 6,750 7,875 23,699 27,959 23,655 27,556 79,170
1999 95 0 84 9,074 6.750 7,875 23,699 36,385 0 27,888 64,273
2000 110 84 90 9,074 6,750 7,875 23,699 42,130 23,940 29,880 95,950
2001 124 90 172 9,074 6,750 7,875 23,699 47,492 25,650 57,104 130,246
2002 205 113 135 9,074 6,750 7,875 23,699 78,515 32,205 44,820 155,540
2003 117 98 174 9,074 6,750 7,875 23,699 44,811 27,930 57,768 130,509
2004 79 103 152 9,074 6,750 7,875 23,699 30,257 29,355 50,464 110,076
2005 90 114 138 9,074 6,750 7,875 23,699 34,470 32,490 45,816 112,776
2006 130 110 132 9,074 6,750 7,875 23,699 49,790 31,350 43,824 124,964
2007 97 96 107 9,074 6,750 7,875 23,699 37,151 27,360 35,524 100,035
2008 120 81 87 9,074 6,750 7,875 23,699 45,960 23,085 28,884 97,929
2009 78 78 107 9,074 6,750 7,875 23,699 29,874 22,230 35,524 87,628
113.429 20
2268.572 n
R
R
Contoh Cara perhitungan R pada tahun 1990:
Kandangan
R
=W
Kandangan.
R
Kandangan= 0.383 . 83
= 31.789 mm
GunungSari
R
=W
GunungSari.
R
GunungSari= 0.285. 93
= 26.505 mm
Simo
R
=W
Simo.
R
Simo= 0.332. 115
4.1.2 Perhitungan Curah Hujan Rencana
Tabel 4.3 Perhitungan Cs, Cv dan Ck pada DAS Kali Kandangan
No Tahun R R R-R ( R-R )2 ( R-R )3 ( R-R )4
1 1990 96,474 113,429 -16,955 287,458 -4873,743 82632,367 2 1991 116,554 113,429 3,125 9,768 30,529 95,416 3 1992 126,824 113,429 13,395 179,437 2403,627 32197,544 4 1993 122,462 113,429 9,033 81,602 737,146 6658,938 5 1994 109,333 113,429 -4,096 16,774 -68,699 281,365 6 1995 143,575 113,429 30,146 908,805 27397,212 825927,315 7 1996 150,432 113,429 37,003 1369,252 50666,965 1874849,976 8 1997 113,822 113,429 0,393 0,155 0,061 0,024 9 1998 79,170 113,429 -34,259 1173,652 -40207,663 1377458,252 10 1999 64,273 113,429 -49,156 2416,273 -118773,350 5838375,265 11 2000 95,950 113,429 -17,479 305,501 -5339,738 93331,141 12 2001 130,246 113,429 16,817 282,825 4756,380 79989,948 13 2002 155,540 113,429 42,111 1773,370 74679,094 3144841,192 14 2003 130,509 113,429 17,080 291,740 4983,037 85112,265 15 2004 110,076 113,429 -3,353 11,240 -37,683 126,336 16 2005 112,776 113,429 -0,653 0,426 -0,278 0,181 17 2006 124,964 113,429 11,535 133,065 1534,963 17706,415 18 2007 100,035 113,429 -13,394 179,389 -2402,658 32180,241 19 2008 97,929 113,429 -15,500 240,238 -3723,587 57714,105 20 2009 87,628 113,429 -25,801 665,671 -17174,710 443117,827 Jumlah 2268,572 10326,641 -25413,094 13992596,114
Sumber : Hasil Perhitungan
Dari perhitungan Tabel 4.3 maka dapat dicari :
X =
n R
= 20 572 , 2268 = 113,429SX =
1 -n ) R -(R
∑
2 = 1 -20 10326,641 = 23,313CV =
X S X = 113,429 23,313 = 0,21
CS = 3
= ) 3)(23,313 -2)(20 -1)(20 -(20 ,094) 20.(-25413 3 = -0,007
Ck = 4
4 2 ) 4 )( 3 )( 2 )( 1 ( ) ( . X S n n n n R R n
= ) 313 , 21 )( 4 20 )( 3 20 )( 2 20 )( 1 20 ( ) 114 , 13992596 .( 20 4 2 = 0,20
Dari perhitungan diatas, nilai CV, CS, Ck maka distribusi yang dipilih adalah
Log Pearson Type III dimana untuk penentuan CS dan Ck adalah bebas. Untuk
perhitungan distribusi Log Pearson Type III dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Perhitungan Distribusi Log Pearson Type III
N
o Tahun Xi Log Xi Log X ( Log X - Log Xi )2 ( Log X - Log Xi )3
1 1990 96,474 1,984 2,045 0,004 0,000
2 1991 116,554 2,067 2,045 0,000 0,000
3 1992 126,824 2,103 2,045 0,003 0,000
4 1993 122,462 2,088 2,045 0,002 0,000
5 1994 109,333 2,039 2,045 0,000 0,000
6 1995 143,575 2,157 2,045 0,012 -0,001 7 1996 150,432 2,177 2,045 0,017 -0,002
8 1997 113,822 2,056 2,045 0,000 0,000
9 1998 79,170 1,899 2,045 0,022 0,003
10 1999 64,273 1,808 2,045 0,056 0,013
11 2000 95,950 1,982 2,045 0,004 0,000
12 2001 130,246 2,115 2,045 0,005 0,000
13 2002 155,540 2,192 2,045 0,021 -0,003
14 2003 130,509 2,116 2,045 0,005 0,000
15 2004 110,076 2,042 2,045 0,000 0,000
16 2005 112,776 2,052 2,045 0,000 0,000
17 2006 124,964 2,097 2,045 0,003 0,000
18 2007 100,035 2,000 2,045 0,002 0,000
19 2008 97,929 1,991 2,045 0,003 0,000
20 2009 87,628 1,943 2,045 0,011 0,001
Jumlah
2268,57
2 40,907 0,171 0,010
LogX = n LogXi
∑
= 20 907 , 40 = 2,045Sd =
1) -(n LogXi) -(Log 2
∑
X = 1 -20 0,171 = 0,095Cs = 2
d 3 2)S -1)(n -(n LogXi) -X (Log n.
∑
= ) 2)(0,095 -1)(20 -(20 20.(0,010) 2 = 0,068Pada T = 2 Tahun
Nilai K = -0,012( lihat tabel 2.4 )
Jadi persamaannya adalah :
Log XT = LogX + K .S log X
Log X2 = 2,045 + ( -0,012 . 0,095 )
= 2,044
X2 = 110,662 mm
Pada T = 5 Tahun
Nilai K = 0,840 ( lihat tabel 2.4 )
Jadi persamaannya adalah :
Log XT = LogX + K .S log X
Log X5 = 2,045 + ( 0,838 . 0,095 )
X5 = 133,352 mm
Pada T = 10 Tahun
Nilai K = 1,289 ( lihat tabel 2.4 )
Jadi persamaannya adalah :
Log XT = Log X + K .S log X
Log X10 = 2,045 + ( 1,289 . 0,095 )
= 2,167
X10 = 146,893 mm
Pada T = 20 Tahun
Nilai K = 1,605 ( lihat tabel 2.4 )
Jadi persamaannya adalah :
Log XT = LogX + K .S log X
Log X2 0 = 2,045 +( 1,605. 0,095 )
= 2,197
X20 = 157,398 mm
Tabel 4.5. Besarnya Curah Hujan Rencana pada DAS Kali Kandangan
T ( tahun )
Log X S log X K Log X XT
( mm )
2 2,045 0,095 -0,012 2,044 110,662
5 2,045 0,095 0,838 2,125 133,352
10 2,045 0,095 1,289 2,167 146,893
20 2,045 0,095 1,605 2,197 157,398
4.1.3 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi
Selain didasarkan pada persyaratan pemakaian distribusi frekuensi yang
sesuai juga akan dilakukan uji konsistensi data. Hal tersebut dilakuakan untuk
mengetahui apakah data hujan yang tersedia betul – betul sesuai dengan jenis
sebaran distribusi yang dipilih dan apakah hujan rencana dapat diterima, maka
perlu dilakukan pengujian kecocokan dengan menggunakan uji Chi-Square dan
Uji Smirnov-Kolmogorov.
Dalam perhitungan uji kesesuaian distribusi frekuensi ini saya menggunakan
2 cara, yaitu uji Chi Kuadrat dan uji Kolomogorov-Smirnov.
1. Uji Smirnov Kolmogorov
Maksud dari uji kesesuaian terhadap data curah hujan adalah untuk
mengetahui suatu kebenaran hipotesa, dalam hal ini distribusi hujan tersebut
mengikuti pola distribusi Log Pearson Type III. Dengan tes uji
Smirnov-Kolmogorov dapat diketahui :
1. Kebenaran antara hasil pengamatan dengan metode distribusi yang
diperoleh secara teoritis.
2. Kebenaran hipotesa diterima atau ditolak.
Untuk mengadakan uji tersebut terlebih dahulu diadakan ploting dari hasil
pengamatan pada probabilitas Log Pearson Type III.
Hasil Ploting data dan garis pada probabilitas Log Pearson Type III dapat
Tabel 4.6. Besarnya Probabilitas data Curah Hujan pada DAS Kali Kandangan
No Xi P (%) Pteoritis (%) P - Pteoritis
1 64,273 4,762 4,80 -0,038
2 79,170 9,524 14,10 -4,576
3 87,628 14,286 26,25 -11,964
4 95,950 19,048 36,50 -17,452
5 96,474 23,810 40,00 -16,190
6 97,929 28,571 40,50 -11,929
7 100,035 33,333 44,30 -10,967
8 109,333 38,095 54,40 -16,305
9 110,076 42,857 57,35 -14,493
10 112,776 47,619 59,50 -11,881
11 113,822 52,381 61,35 -8,969
12 116,554 57,143 64,45 -7,307
13 122,462 61,905 66,35 -4,445
14 124,964 66,667 68,55 -1,883
15 126,824 71,429 70,85 0,579
16 130,246 76,190 74,95 1,240
17 130,509 80,952 77,95 3,002
18 143,575 85,714 83,35 2,364
19 150,432 90,476 86,45 4,026
20 155,540 95,238 92,80 2,438
Dmax 4,026
Sumber : Hasil Ploting dan Perhitungan
Keterangan :
P ( % ) =
1 + n m x 100 = 1 + 20 1 x 100
= 4,762
Pteoritis (%) = hasil dari ploting data dan garis pada probabilitas Log Pearson Type III,
Dari tabel critical value ( ∆α ) yaitu pada Tabel 2.5 Nilai Kritis D0 Untuk Uji
Smirnov-Kolmogorov, maka didapat :
n = 20
α = 5 %
harga ∆α = 0,29.
Hasil perhitungan yang disusun seperti pada tabel 4.6, maka didapat
perbedaan atau selisih antara distribusi empiris dan distribusi tteoritis. dari perbedaan
antara distribusi empiris dan distribusi teoritis, maka didapat ∆max = 4,026%
sehingga = ∆max < ∆α
= 0,04026 < 0,29
Jadi distribusi Log Pearson Type III dapat diterima.
2. Uji Chi – Kuadrat ( Chi – Square )
Uji Chi – Kuadrat ( Chi – Square ) ini dimasudkan untuk menentukan
apakah persamaan distribusi peluang yang telah dipilih dapat mewakili
distribusi statistik sample data yang dianalisis. pengambilan uji ini
menggunakan parameter X2, oleh karena itu disebut uji Chi – Kuadrat.
Dari hasil data yang telah diplotkan di kertas semilog pada gambar 4.2 maka
Tabel 4.7 Perhitungan Uji Distribusi Chi – Kuadrat
No Xi Xt ( Xi - Xt )2
T 2 T i X ) X -(X
1 64,273 73,50 85,138 1,158
2 79,170 79,90 0,533 0,007
3 87,628 82,95 21,884 0,264
4 95,950 83,75 148,840 1,777
5 96,474 84,85 135,117 1,592
6 97,929 90,35 57,441 0,636
7 100,035 92,85 51,624 0,556
8 109,333 94,75 212,664 2,244
9 110,076 109,35 0,527 0,005
10 112,776 111,75 1,053 0,009
11 113,822 112,95 0,760 0,007
12 116,554 120,35 14,410 0,120
13 122,462 122,55 0,008 0,000
14 124,964 126,35 1,921 0,015
15 126,824 131,75 24,265 0,184 16 130,246 133,55 10,916 0,082 17 130,509 136,65 37,712 0,276
18 143,575 142,67 0,819 0,006
19 150,432 156,15 32,696 0,209 20 155,540 165,00 89,492 0,542
Jumlah 9,690
Sumber : Hasil Perhitungan.
Hasil perhitungan:
Derajat Kebebasan = n – 1 = 20 -1 = 19
Taraf Significant (α ) = 5 %
Harga X2cr dari tabel 2.6 Nilai Kritis untuk Distribusi Chi – Kuadrat = 30,144
Harga X2Hitung = 9,690
Karena Harga X2Hitung < X2cr, sehingga distribusi Log Pearson Type III dapat
4.1.4 Perhitungan Distribusi Hujan Jam-Jaman
Untuk menghitung hidrograf banjir rancangan dengan cara hidrogaf satuan
perlu diketahui sebaran hujan jam-jaman dengan satu interval tertentu.
1. Perhitungan Rata-rata Jam ke t :
Persamaan umum yang dipakai adalah :
Rt =
Maka dapat dihituung intensitas hujan rata-rata sampai jam ke t ( dengan
interval waktu 1-5 jam ) sebagai berikut :
t = 1 ; Rt = = 0,584 . R24
t = 2 ; Rt = = 0,368 . R24
t = 3 ; Rt = = 0,281 . R24
t = 4 ; Rt = = 0,232 . R24
t = 5 ; Rt = = 0,200 . R24
Berdasarkan pengamatan maka curah hujan jam ke t, dapat ditabelkan sebagai
Tabel 4.8 Rata-rata Hujan Harian Sampai Jam ke t.
No t ( jam ) Rt ( mm )
1 1 0,584
2 2 0,368
3 3 0,281
4 4 0,232
5 5 0,200
Sumber : Hasil Perhitungan
2. Perhitungan Tinggi Hujan Pada Jam ke t :
Persamaan umum yang dipakai adalah :
R’t = t . Rt – ( t-1 ).R( t-1 )
Curah hujan pada jam ke t :
t = 1, maka R1 = 1 . – 0 . = 0,584 . R24
t = 2, maka R2 = 2 . – 1 . = 2.( 0,368R24 ) – 1.( 0,584R24) = 0,152 R24
t = 3, maka R3 = 3 . – 2 . = 3.( 0,281R24 ) – 2.( 0,368R24) = 0,107 R24
t = 4, maka R4 = 4 . – 3 . = 4.( 0,232R24 ) - 3.( 0,281R24 ) = 0,085 R24
t = 5, maka R5 = 5 . – 4 . = 5.( 0,200 R24 ) - 4.( 0,232R24 ) = 0,072 R24
Dari hasil perhitungan daerah jam-jaman dapat dilihat dalam tabel 4.9 berikut :
[image:67.595.98.487.280.534.2]No t ( jam ) Rt ( mm ) t x Rt ( t - 1 ).R (t-1) R’t ( mm )
1 1 0,584 0,584 0 0,584
2 2 0,368 0,736 0,584 0,152 3 3 0,281 0,843 0,736 0,107 4 4 0,232 0,928 0,843 0,085
5 5 0,200 1 0,928 0,072
Sumber : Hasil Perhitungan
3. Tinggi Hujan Efektif
Besarnya curah hujan efektif dinyatakan dalam rumus :
Reff = C x Xt
Maka besarnya curah hujan effektif dapat ditentukan lewat perhitungan sebagai
berikut :
Diketahui
Daerah Pengaliran adalah daerah sungai kecil di dataran, maka
koefisien pengaliran ( C ) = 0,60 ( lihat tabel 2.7)
Hujan jam-jaman untuk periode ulang 2 tahun
Waktu 0 – 1 jam
Curah hujan rencana ( Xt ) = 110,662
Maka curah hujan efektif adalah :
Reff = C x Xt
Reff = 0,60 x 110,662
= 66,397
Perhitungan tinggi curah hujan efektif masing-masing periode, untuk
Tabel 4.10 Tinggi Curah Hujan Efektif untuk Curah Hujan Rencana dengan Periode
Ulang T Tahun Metode Log Pearson Type III.
T
( tahun ) Curah Hujan Rencana C
Curah Hujan Efektif ( mm )
2 110,662 0,60 66,397
5 133,352 0,60 80,011
10 146,893 0,60 88,136
20 157,398 0,60 94,439
[image:69.595.92.510.168.541.2]Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 4.11 Distribusi Curah Hujan Rencana Efektif Jam – Jaman
No Waktu Hujan Rasio ( Rt ) Hujan Jam-Jaman
( Jam ) ( % ) 2 th 5 th 10 th 20 th
1 1 0,584 38,776 46,727 51,471 55,152
2 2 0,152 10,092 12,162 13,397 14,355
3 3 0,107 7,105 8,561 9,431 10,105
4 4 0,085 5,644 6,801 7,492 8,027
5 5 0,072 4,781 5,761 6,346 6,800
Hujan Efektif ( mm ) 66,397 80,011 88,136 94,439
Sumber : Hasil Perhitungan
4.2Perhitungan Debit Banjir Metode Nakayasu
Diketahui :
Panjang sungai ( L ) = 9,368 km
Luas DAS ( A ) = 23,699 km2
Cext = 0,60
Hujan Satuan ( R0 ) = 1 mm
α = 2, karena untuk daerah pengaliran biasa.
1 Tenggang waktu antara hujan sampai debit puncak ( tg ) dikarenakan L < 15,
maka:
tg = 0,21 x L0,7
= 0,21 x ( 9,368 )0,7
= 1,005 jam
2 Satuan waktu hujan ( tr ) karena 0 < tr < 1, maka diasumsikan tr = 0,75 tg
tr = 0,75 . tg
= 0,75 . 1,005
= 0,754 jam
3 Waktu awal hujan sampai puncak banjir.
Tp = tg + 0,8 ( tr )
= 1,005 + 0,8 ( 0,754 )
= 1,609 jam
4 Penurunan debit puncak menjadi 30% ( T0,3 ):
= 2 . 1,005
= 2,011 jam
5 Debit Puncak ( QP )
QP =
=
= 1,584 m3/detik
Syarat untuk persama