“ Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Pelanggaran
Program Acara Good Morning di SBO TV ”
SKRIPSI
Oleh :
DELLA DORINDA LISTIO NPM. 0743010223
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ” VETERAN ” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PELANGGARAN PROGRAM ACARA GOOD MORNING di SBO TV
Disusun Oleh :
DELLA DORINDA LISTIO
NPM. 0743010223
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 2 Desember 2010
PEMBIMBING TIM PENGUJI 1. Ketua
Dra. Dyva Claretta, MSi Dra. Sumardjijati, M.Si NPT. 3 6601 94 00251 NIP. 196203231993092001
2. Sekretaris
Drs. Kusnarto, M.Si NIP. 195808011984021001
3. Anggota
Dra. Dyva Claretta, MSi NPT. 3 6601 94 00251
Mengetahui, D E K A N
Dra.Ec.Hj.Suparwati,MSi NIP. 1955 0718198302 2 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu
dekat dengan kita karena berkat anugerah dan kebaikanNya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Opini Masyarakat Surabaya
Terhadap Pelanggaran Program Acara Good Morning di SBO TV”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban bagi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik dalam rangka memenuhi tugas akademik guna melengkapi sebagian syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana.
Hasil penulisan skripsi ini bukanlah kemampuan dari penulis semata, namun terwujud karena bantuan dan bimbingan dari Ibu Dra.Dyva Claretta,MSi sebagai dosen pembimbing. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini :
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Juwito, S.Sos, MSi sebagai Ketua Progdi Ilmu Komunikasi Universitas
Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Saifuddin Zuhri, MSi sebagai Sekretaris Progdi Ilmu Komunikasi
4. Bapak dan Ibu Dosen Progdi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dalam materi perkuliahan.
5. Kedua orang tua dan saudara-saudara penulis yang senantiasa memberikan doa
membantu terselesainya skripsi penelitian ini.
6. Serta semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa penulisan Skripsi
Penelitian ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Harapan penulis semoga
dengan terselesainya Skripsi Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
Surabaya, November 2010
BAB II : KAJIAN PUSTAKA...11
2.1. Definisi Televisi...11
2.1.1. Fungsi Televisi……….…………....12
2.1.2. Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa……….……….. 14
2.1.3. Televisi Lokal……….……….………....15
2.2 Program Siaran Televisi………..………....16
2.2.1. Macam-macam Program Televisi……...……….16
2.2.2 Format Acara Televisi……….….19
2.3.1 Pengertian Opini Publik……….….... 21
2.3.2 Unsur-unsur Opini Publik……….…. 23
2.3.3 Penentuan opini ……… 23
2.3.4 Arah tujuan opini ………...24
2.4 Teori Jarum Hypodermik……….………...24
2.5 Kerangka Berpikir………..…...26
BAB III : METODE PENELITIAN………...28
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel……….. 28
3.1.1. Opini………..29
3.1.2. Masyarakat Surabaya………...31
3.1.3. Program Acara Good Morning di SBO TV………...32
3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel………..………….….33
3.2.1. Populasi……….…………...33
3.2.2. Sampel Penelitian………..…………...…..33
3.2.3. Teknik Penarikan Sampel……….……….35
3.3. Teknik Pengumpulan Data……….………….…...37
3.4. Metode Analisa Data………...………...38
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ………...40
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian……….40
4.1.1 Gambaran Umum Kota Surabaya………...40
4.1.2 Gambaran Umum SBO TV ………...42
4.1.3 Program Acara Good Morning ………..44
4.2. Penyajian dan Analisis Data ………...44
4.2.1. Identitas Responden ……….45
4.2.1.2. Karakteristik Berdasarkan Usia ………...45
4.2.1.3. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan ………...46
4.2.1.4. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan ……….47
4.2.1.5. Pengetahuan Tentang SBO TV………... 48
4.2.1.6. Pengetahuan Tentang Acara Good Morning ………...48
4.2.2. Frekuensi dan Durasi………...49
4.3. Opini Masyarakat Terhadap Pelanggaran Program Acara Good Morning……... 50
4.3.1. Opini Responden Tentang Jam Tayang Good Morning ……….51
4.3.2. Opini Responden Tentang Joke-joke Acara Good Morning ………..52
4.3.3. Opini Responden Tentang Bahasa yang Digunakan Presenter …………..54
4.3.4. Opini Responden Tentang Tema Dalam Acara Good Morning………...56
4.3.5. Opini Responden Tentang Program Good Morning Lebih Banyak Berisi Olok-olokan Diantara Presenternya ………...57
4.3.6. Opini Responden Tentang Penampilan Presenter Good Morning……...59
4.4. Pembahasan Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Pelanggran Program Acara Good Morning di SBO TV ………....60
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ……….………..62
5.1. Kesimpulan ………...62
5.2. Saran ……….62
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Daftar Kecamatan di Surabaya ………..40
Tabel 4.2. Jumlah Masyarakat Surabaya yang Berusia >17 tahun ……….42
Tabel 4.3. Jenis Kelamin Responden ………...……...45
Tabel 4.4. Usia Responden ………..46
Tabel 4.5. Pendidikan Terakhir Responden ………...47
Tabel 4.6. Jenis Pekerjaan Responden ………48
Tabel 4.7. Frekuensi Menonton Acara Good Morning Dalam Satu Bulan………...49
Tabel 4.8. Durasi Menonton Acara Good Morning Dalam Satu Bulan ………...50
Tabel 4.9. Opini Responden Tentang Jam Tayang Acara Good Morning………...52
Tabel 4.10. Opini Responden Tentang Joke-joke Dalam Acara Good Morning ………….53
Tabel 4.11. Opini Responden Tentang Bahasa yang Digunakan Presenter………..55
Tabel 4.12. Opini Responden Tentang Tema Dalam Acara Good Morning………56
Tabel 4.13. Program Good Morning Lebih Banyak Berisi Olok-olok Diantara Presenter...58
Tabel 4.14. Opini Responden Tentang Penampilan Presenter Good Morning……….59
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Gambar Teori Jarum Hypodermik………..25 Gambar 2.2. Kerangka Berpikir………...27 Gambar 3.1. Bagan Multistage Cluster Random Sampling………...……..36
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner
Lampiran 2. Identitas Responden
Lampiran 3. Hasil Jawaban Kuisioner Lampiran 4. Hasil Perhitungan Opini
Lampiran 5. Bukti KPID Jawa Timur Menegur Acara Good Morning
vii ABSTRAKSI
DELLA DORINDA LISTIO, OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PELANGGARAN PROGRAM ACARA GOOD MORNING di SBO TV
Televisi merupakan media yang paling luas pengaruhnya. Dari sekian media yang ada, televisi paling pas memiliki sifat ubiquity yakni, segalanya ada di televisi. Televisi tidak hanya memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat. Jika acara-acara yang disampaikan tidak sesuai dengan aturan-aturan penyiaran yang telah ditetapkan, maka hal tersebut akan memberikan implikasi yang negatif terhadap kehidupan masyarakat. SBO adalah stasiun televisi lokal yang ada di Jawa Timur. Sebagai TV lokal, program acara yang disiarkan SBO kurang mencerminkan adat dan budaya Jawa Timur. Salah satu program acara di SBO adalah Good Morning. Program acara ini memiliki indikasi kurang mendidik dan melakukan pelanggaran terhadap P3 dan SPS, hal itu ditandai dengan program acara Good Morning pernah mendapatkan teguran dari KPID Jatim.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana opini masyarakat Surabaya terhadap pelanggaran program acara Good Morning di SBO TV. Sedangkan opini itu sendiri adalah pendapat responden, yang dapat berupa opini positif, opini netral maupun opini negatif.
Penelitian ini menggunakan Teori Jarum Hypodermik dimana unsur-unsur yang terdapat dalam teori jarum hypodermik adalah stimulus (pesan) dan response (efek). Stimulus yang dimaksud adalah tayangan Good Morning. Setelah audience terkena stimulus, yang berupa isi siaran meliputi: bahasa, tema dan penampilan presenter dalam program Good Morning, maka akan menghasilkan suatu response audience setelah menonton tayangan. Response dapat berupa response positif, netral, atau negatif dalam memberikan suatu opini terhadap program Good Morning.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa responden mempunyai opini yang netral. Artinya pemirsa tidak mempermasalahkan content dari program acara Good Morning, responden beranggapan bahwa acara tersebut bersifat informasi ringan dan menghibur sehingga masih layak ditonton untuk sekedar hiburan dan menambah pengetahuan. Dalam hal ini, teori jarum hypodermik masih memungkinkan untuk mengatakan bahwa media memiliki pengaruh besar untuk menciptakan opini masyarakat sekalipun ditemukan adanya pelanggaran pada acara yang bersangkutan, namun pelanggaran tersebut masih dapat ditoleransi berhubung usia responden penelitian adalah usia yang telah mampu membedakan yang baik dan buruk.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keberadaan komunikasi massa telah membawa kita pada era globalisasi, sebuah zaman yang menawarkan ruang tak terbatas, membuang sekat-sekat antar
negara dan mengintegrasikannya ke dalam satu persepsi sehingga informasi-informasi dapat kita ketahui secara cepat. Ini terjadi berkat revolusi informasi-informasi
yang memasuki pelosok dunia lewat saluran media massa diantaranya adalah televisi dan internet. Melalui bantuan teknologi mutakhir ini pula kita dapat mengakses berbagai berita mulai dari kebijakan pemerintah, kenaikan harga di
pasar, perseteruan antar pemilik saham, gosip selebritas, pemerkosaan, seks bebas dan kriminalitas.
Komunikasi massa itu sendiri adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah orang (Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi
tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus mengunakan media massa (Ardianto,2004:3)
Media massa merupakan saluran atau media yang digunakan untuk
2
televisi, surat kabar, majalah, radio dan film. Media massa dapat digolongkan
sebagai media elektronik dan media cetak keseluruhannya sering juga disebut pers.
Ada tiga fungsi utama media massa dalam masyarakat, yaitu : (1) pengawas lingkungan (survaillance of environment), (2) korelasi antar bagian-bagian dalam masyarakat dalam memberikan reaksi terhadap lingkungan
(correlation of the parts of society in responding to the environment), (3) transmisi warisan sosial budaya, yang dilakukan secara berkesinambungan
yang berhubungan dengan penyampaian informasi dari generasi ke generasi berikutnya (transmition of the social heritage of generation to the next).
Pada dasarnya media massa merupakan sesuatu yang dapat digunakan oleh
segala bentuk komunikasi, baik komunikasi personal, komunikasi kelompok dan komunikasi massa. Pada saat ini media masa telah menjadi suatu kebutuhan hampir pada seluruh masyarakat berbagai lapisan baik pada lapisan atas, tengah,
dan bawah. Kebutuhan tersebut bertambah seiring dengan perkembangan informasi yang sedang berkembang pada saat ini.
Hal ini didukung pula oleh lahirnya kebebasan berpendapat yang diatur melalui Undang-Undang Penyiaran No. 32 tahun 2002 dan Undang-Undang Pers No. 40 tahun 1999 serta dibungkus dengan himpunan etika profesi wartawan
(kode etik jurnalistik) bagi para pencari berita. Sehingga tidak heran kalau dewasa ini, media massa cetak maupun elektronik berlomba untuk menayangkan variatif
3
sebesar-besarnya untuk menghidupi lembaga penyiaran yang bersangkutan
melalui iklan.
Dilain pihak dengan adanya ratting maka pihak periklanan akan berupaya
mendapatkan porsi beriklan pada acara yang memiliki ratting yang tinggi. Maka melihat kecenderungan ini, televisi berupaya membuat acara yang lain atau menarik minat untuk ditonton oleh pemirsanya sehinga seringkali suatu program
siaran diproduksi tanpa memperhitungkan kualitas siaran dan seringkali melanggar P3 dan SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program
Siaran).
Pemberitaan di media massa khususnya televisi, merupakan salah satu sarana untuk menyampaikan berita (informasi) yang paling diminati masyarakat pada
umumnya. Penyampaian informasi yang disampaikan kepada penerima pesan (penonton) dengan cara yang lebih menarik yaitu dengan adanya tampilan audio visual sehingga terasa lebih hidup dan dapat menjangkau ruang lingkup yang
sangat luas, sehingga hal ini merupakan salah satu nilai positif yang dimiliki media massa televisi.
Televisi merupakan media yang paling luas pengaruhnya. Dari sekian media yang ada seperti surat kabar, radio, internet dan lain-lain, televisi paling pas memiliki sifat media, yang dalam ilmu komunikasi disebut dengan ubiquity,
Tawaran-4
tawarannya sangat menggugah, menyuguhkan kenikmatan, hidup senang dan
hal-hal yang berbau surgawi lainnya. Padahal-hal, kenyataan itu tidak sepenuhnya benar. Akan tetapi, televisi tidak hanya memberikan dampak yang positif terhadap
masyarakat (penonton). Jika acara-acara yang disampaikan oleh media massa televisi tidak sesuai dengan aturan-aturan penyiaran yang telah ditetapkan dan dikemas dengan baik, maka hal tersebut akan memberikan implikasi yang negatif
terhadap kehidupan masyarakat. Dengan bertambah banyaknya stasiun televisi, pihak-pihak pengusaha televisi menganggap tentunya hal ini akan memunculkan
persaingan dan situasi yang kompetitif antar media elektronik untuk dapat merebut perhatian pemirsa dengan cara menyuguhkan acara-acara yang diperhitungkan akan disenangi oleh pemirsa. Dalam konteks pertelevisian
(swasta) kita akan melihat adanya kelompok kepentingan. Yakni, perusahaan pengelola pertelevisian dan kelompok yang ingin menjual produknya lewat perusahaan televisi.
Untuk dapat menarik perhatian khalayak, paket acara yang ditawarkan dikemas semenarik mungkin. Berbagai paket acara yang disajikan diproduksi
dengan memperhatikan unsur informasi, pendidikan serta hiburan. Namun,
ketatnya persaingan justru menggeser paradigma pihak pengelola stasiun untuk menyajikan program acara yang hanya mementingkan ratting. Program
5
Di sinilah letak keistimewaan televisi. Ia mempunyai kemampuan yang luar
biasa untuk memperlihatkan, mendramatisasi dan mempopulerkan potongan-potongan kecil serta fragmen kultural dari informasi. Dan itu secara rutin
dilakukan televisi ketika menyampaikan berita, hiburan dan iklan. Oleh karena agenda televisi ada di tangan kelompok kepentingan dan lembaga-lembaga politik, ekonomi serta budaya masyarakat tertentu, maka informasi yang disajikan
sering kali dan tentu saja mewakili kepentingan-kepentingan kelompok tertentu. Selanjutnya, ideologi dominan kapitalisme menjungkir balikan sikap dan persepsi
masyarakat. Masyarakat sebagai konsumen tetap televisi senantiasi bersikap dan bergaya dengan bersandar pada citra yang dibangun dari televisi.
Besarnya potensi media televisi terhadap perubahan masyarakat menimbulkan
pro dan kontra. Pandangan pro melihat televisi merupakan wahana pendidikan dan sosialisasi nilai-nilai positif masyarakat. Sebaliknya pandangan kontra
melihat televisi sebagai ancaman yang dapat merusak moral dan perilaku desktruktif lainnya. Secara umum pandangan tersebut dapat digolongkan dalam tiga katagori, yaitu pertama, tayangan televisi dapat mengancam tatanan nilai
masyarakat yang telah ada, kedua televisi dapat menguatkan tatanan nilai yang telah ada, dan ketiga televisi dapat membentuk tatanan nilai baru masyarakat
termasuk lingkungan anak.
6
terkini, khususnya dalam soal gaya hidup dan seksualitas. Televisi menjadi media
dominan, bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media
menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.
SBO adalah salah satu stasiun televisi lokal yang ada di daerah Jawa Timur
khususnya di daerah Surabaya dan sekitarnya. Sebagai TV lokal, acara-acara yang disiarkan SBO kurang mencerminkan adat dan budaya Jawa Timur. Banyak acara
SBO yang dikonsep bergaya metropolis, isi dari acara itu tidak mencerminkan SBO sebagai TV lokal Jawa Timur khususnya kota Surabaya. Padahal disebutkan dalam P3 dan SPS BAB V Pasal 8 ayat (2) tentang Penghormatan Terhadap
Norma Kesopanan dan Kesusilaan, bahwa: “Lembaga penyiaran wajib menghormati norma kesopanan dan kesusilaan yang berlaku dalam masyarakat”.
Dampak dari siaran televisi SBO yang sarat dengan gaya metropolis, pada akhirnya dimungkinkan berakibat pada tingkah laku khalayak pemirsa SBO yang akan meniru kesalahan-kesalahan/pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh
7
Pemicu terjadinya pelanggaran seringkali justru dari pelaku media itu sendiri,
antara lain: presenter, juru kamera, bahkan produser yang kurang memahami adanya aturan atau UU P3 dan SPS yang berlaku bagi lembaga penyiaran
Salah satu program acara di SBO adalah Good Morning, acara tersebut sebenarnya bersinergi dengan acara Good Morning yang disiarkan melaui Hard Rock FM, yang kemudian ditayangkan selama satu jam secara live dari hari Senin
sampai dengan hari Jumat oleh SBO TV. Tema-tema yang diangkat oleh acara Good Morning tiap hari berbeda-beda.
Acara Good Morning seringkali menampilkan joke-joke yang kasar, presenternya sering menggunakan kata-kata “kotor” atau tabu untuk dicapkan. Contoh: “Saknoe kere kok gak mari-mari”. Hal ini jelas melanggar:
1. P3 dan SPS BAB V Pasal 8 tentang Penghormatan Terhadap Norma
Kesopanan dan Kesusilaan, yang berbunyi: “Lembaga penyiaran harus
berhati-hati agar tidak merugikan dan menimbulkan efek negatif terhadap keberagaman khalayak baik dalam agama, suku, budaya, usia, gender dan/atau latar belakang ekonomi.
2. BAB XVI Pasal 44 tentang Bahasa, Bendera, Lambang Negara dan Lagu
Kebangsaan, yang berbunyi: Program siaran harus menggunakan Bahasa
8
3. P3 dan SPS Bagian Ketiga tentang Kata-kata Kasar dan Makian, yang
berbunyi: “Program siaran dilarang menggunakan kata-kata kasar dan makian baik diungkapkan secara verbal maupun non-verbal yang mempunyai
kecenderungan menghina/merendahkan martabat manusia, memiliki makna jorok/mesum/cabul/vulgar, serta menghina agama dan Tuhan.
Selain itu, tema-tema yang diangkat dalam acara Good Morning terlalu masuk
ke dalam privacy seorang individu (pelanggaran P3 dan SPS BAB VI Pasal 9 tentang Penghormatan Terhadap Hak Privasi dan Pribadi, yang berbunyi:
“Lembaga Penyiaran Wajib memperhatikan dan menghormati hak privasi dan pribadi dari narasumber, dan juga melanggar BAB VII Pasal 11 tentang Penghormatan Hak Privasi dan Pribadi, yang berbunyi: “Program siaran langsung
atau rekaman wajib menghormati privasi sebagai hak atas kehidupan pribadi dan ruang pribadi dari subyek dan obyek berita”), cara berpenampilan presenter dalam acara ini juga acak-acakan tidak sesuai dengan P3 dan SPS BAB V Pasal 9 ayat
(2) tentang Penghormatan Terhadap Norma Kesopanan dan Kesusilaan, yang berbunyi: “Program siaran wajib berhati-hati agar tidak merugikan dan
menimbulkan efek negatif terhadap norma kesopanan dan kesusilaan yang dianut oleh keberagaman masyarakat”.
Hal ini bisa memberikan dampak buruk pada khalayak masyarakat penonton
program acara Good Morning. Dengan frekuensi melihat isi siaran yang terus-menerus dalam jangka waktu yang lama maka bukan tidak mungkin akan terjadi
9
Morning. Padahal dalam Peraturan KPI tentang Standar Program Siaran,
menimbang: bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia harus melindungi hak warga negara untuk mendapatkan informasi yang tepat, akurat, bertanggung
jawab dan hiburan yang sehat.
Acara Good Morning pernah mendapat teguran dari KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah) Jawa Timur pada tanggal 23 Juli 2010. Untuk itu KPID
mengharapkan adanya perbaikan tayangan siaran program acara Good Morning. (lampiran 5).
Program acara Good Morning ini menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa program acara Good Morning tidak layak untuk disiarkan karena berisi gurauan-gurauan yang kurang
pantas. Sebagian masyarakat lagi berpendapat bahwa acara Good Morning adalah acara yang menarik untuk ditonton karena bersifat menghibur.
Dari uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka judul penelitian ini adalah: “Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Pelanggaran Program Acara Good Morning di SBO TV”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka yang menjadi permasalahan dari penelitian ini adalah : Bagaimana opini masyarakat
10
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui opini masyarakat Surabaya terhadap pelanggaran program acara Good Morning di SBO TV.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Teoritis
Untuk menambah kajian di bidang ilmu komunikasi terutama pengaruh media
massa pada masyarakat. 2. Bagi Praktisi
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Definisi Televisi
Televisi merupakan salah satu bentuk dari media massa dalam bentuk
elektronik yang memiliki keunggulan untuk melakukan komunikasi massa. Salah
satu keunggulan yang dimiliki adalah tampilan audio visualnya. Selain itu,
jaringan televisi kini merupakan satu-satunya medium yang bisa meraih hampir
seluruh rumah tangga.
Tayangan televisi dapat diartikan sebagai adanya suatu pertunjukan acara
yang ditampilkan atau disiarkan melalui media massa televisi. Tayangan tersebut
bisa bersifat hiburan, informasi, ataupun edukasi seperti tayangan mengenai
pendidikan. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering memperoleh berbagai
pengalaman. Hal ini dikarenakan terintegrasinya kelima indra yang kita miliki,
tetapi dengan menonton audiovisual, akan mendapatkan 100% dari informasi
yang diperoleh sebelumnya. Ini sebagai akibat timbulnya pengalaman tiruan
(Stimulated Experinence) dari media audiovisual tadi. (Darwanto,2007:119)
Dari segi komunikasinya, dalam arti pengaruhnya, televisi memiliki
keuntungan atas pesannya yang bisa dilihat serta didengar. Selain itu televisi
12
1. Immediacy, dimana daya penyampaiannya langsung tanpa mengenal batas
jarak dan waktu.
2. Intimacy, dimana siaran-siarannya dapat diikuti dan dinikmati dalam
lingkungan kekeluargaan di rumah-rumah sehingga menjadikan komunikasi
berlangsung dalam suasana keakraban.
3. Pictorial, televisi merupakan medium yang menggunakan cara komunikasi
dengan gambar-gambar bergerak disertai suara dan diproyeksikan pada layar
(kaca) atau melakukan penerjemahan alam pikiran dan kata-kata ke dalam
bahasa gambar sehingga memudahkan pemahaman orang. (Suhandang, 2005:
88-89).
2.1.1 Fungsi Televisi
Memberikan informasi, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi
menghibur lebih dominan pada media televisi. Tujuan utama khalayak
menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk
memperoleh informasi.
Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media
televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan diinterpretasikan secara
berbeda-beda menurut visi pemirsa serta efek yang ditimbulkan juga beraneka
13
terhadap isi pesan acara televsi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi
dan kondisi pemirsa saat menonton televisi (Kuswandi,1996:99)
Agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh khalayak sasaran perlu
diperhatikan faktor-faktor seperti pemirsa, waktu, durasi dan metode
penyajian:
1. Pemirsa
Sesunggguhnya dalam bentuk komunikasi dengan menggunakan media
apapun, komunikator akan menyesuaikan pesan dengan latar belakang
komunikannya. Namun untuk media elektronik faktor pemirsa perlu mendapat
perhatian lebih. Hal ini tentu saja berkaitan dengan kebutuhan pemirsa, minat,
materi pesan, dan jam penayangan suatu acara.
2. Waktu
Setelah komunikator mengetahui kebutuhan, minat dan kebiasaan
pemirsa, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangannya.
Pertimbangannya adalah agar setiap acara yang ditayangkan dapat secara
proporsioanl diterima oleh khalayak atau sasaran yang dituju. Untuk acara
yang khlayaknya anak-anak tentu saja ditayangkan mulai sore hari sampai
sekitar jam delapan malam. Hal ini tentu saja memperhatikan kegiatan anak
14
3. Durasi
Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap
penayangan suatu acara. Ada yang berdurasi 30 menit, dan ada yang satu
jam penuh bahkan lebih.
2.1.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa
Proses komunikasi menggunakan media massa disebut komunikasi massa.
Komunikasi massa dapat diartikan sebagai suatu proses dimana komunikator
secara professional menggunakan media massa di dalam menyebarkan
pesannya untuk mempengaruhi khalayak banyak. Televisi adalah salah satu
media massa yang merupakan paduan radio (broadcast) dan film (moving
picture). Televisi terdiri dari istilah “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang
berarti penglihatan. Segi jauh dihasilkan dengan prinsip radio, sedangkan segi
penglihatan oleh gambar. (Effendy, 2000 : 174)
Televisi memiliki daya tarik yang sangat kuat melebihi media massa
lainnya. Kalau radio memiliki daya tarik yang kuat karena unsur-unsur vokal,
musik dan efek suara, maka televisi selain memiliki ketiga unsur itu juga
memiliki visual berupa gambar hidup yang menimbulkan kesan mendalam
bagi penonton.
Televisi sebagai sarana jurnalistik selalu berusaha menyampaikan suatu
15
oleh televisi adalah berita dari dunia selebriti atau yang disebut infotainment.
Dengan berita-berita seputar selebriti membuat khalayak memandang
selebritis sebagai suatu objek berita yang menarik dan menghibur.
2.1.3 Televisi Lokal
Televisi lokal adalah televisi mendiami geografis tertentu dan melayani
masyarakat dalam batasan geografis tersebut. Televisi Lokal hadir dengan spirit
otonomi daerah, sangat di rasakan dampak kehadirannya sebagai warna baru
dunia penyiaran tanah air. Berbagai daerah selama ini disadari kurang optimal
diangkat dalam wujud audio visual. Sehingga kehadiran televisi lokal, menjadi
solusi penting untuk hal tersebut.
Dibungkus dengan kemasan lokal yang kental, televisi lokal selalu
berupaya mempersembahkan yang terbaik bagi masyarakat dengan budaya
kearifan lokal yang berbeda-beda. Paket tayangan yang bermaterikan sosial,
budaya, pariwisata, ekonomi, dan unsur kedaerahan lainnya tentunya menjadi
suatu kebutuhan bagi seluruh lapisan masyarakat demi optimalisasi
pembangunan setempat. Termasuk diantaranya harapan atas peluang
16
2.2 Program Siaran Televisi
Program siaran adalah program yang berisi pesan atau rangkaian pesan dalam
bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter,
baik yang bersifat interaktif maupun tidak yang disiarkan oleh lembaga penyiaran.
2.2.1 Macam-macam Program Televisi
Berdasarkan Straubhaar (2000:226), macam-macam program televisi
antara lain:
1. Commercials dan other interruptions
Merupakan program yang diletakkan diantara regular programs dan regular
interruptions yang memiliki beberapa bentuk, yaitu :
a. Commercials: iklan komersil dalam bentuk promosi barang dan jasa yang
ditayangkan di televisi.
b. Public Service Announcement : iklan tentang layanan masyarakat, tentang
acara budaya, hingga penyuluhan kesehatan dan keadaan darurat.
c. Program Promotion : merupakan bentuk in-house advertising yang dimana
stasiun televisi mengiklankan program yang ditayangkan dalam jaringan
17
2. Entertainment Programs
Program hiburan yang sebagian besar muncul secara harian,
mingguan, ataupun sesering mungkin. Dalam kategori ini termasuk
beberapa program lain, yaitu :
a. Drama : acara fiksi yang ditayangkan oleh televisi dalam bentuk cerita
drama hingga cerita detektif yang memiliki karakter dan plot cerita
yang serupa dengan cerita aslinya.
b. Action Adventure Programs : acara yang memiliki elemen aksi kuat
yang mengisahkan jalan cerita antara orang baik melawan orang jahat.
c. Situation Comedies (sitcom): acara yang bersifat humor yang dimana
memiliki jejak kelemahan dan kegiatan dari karakter peran yang
dimainkan
d. Variety Show : format acara dengan berbagai macam pertunjukkan
musik, komedi, dan hiburan lainnya. Biasanya terdapat pembawa acara
yang memperkenalkan serta berinteraksi dengan bintang tamu selama
acara berlangsung.
e. Talk Show : acara yang menyerupai variety show namun terfokus pada
sebuah pembicaraan antara bintang tamu yang berinteraksi dengan
18
f. Personality and Game Shows: acara yang memiliki karakteristik yang
dimana pembawa acaranya bersaing dengan peserta yang telah dipilih
sebelumnya.
g. Soap Operas : jenis dari acara drama yang bermulai dari
bertahun-tahun yang lalu dari program radio yang ceritanya diadaptasi menjadi
acara televisi
h. Children’s Programs: bentuk acara mulai dari program pendidikan
hingga kartun animasi yang terdapat kekerasan di dalamnya.
i. Movies : acara dimana televisi menayangkan film layar lebar.
j. Special Program : acara singkat yang merupakan bukan bagian dari
acara program tetap.
k. Sport and Special Events : merupakan bentuk siaran untuk sebuah
potongan besar acara dari durasi televisi.
l. Docudramas : merupakan bentuk tahunan acara yang menceritakan
kisah fiksi sejarah yang tak memihak. Biasanya merupakan hayalan
nyata dari potongan cerita masa kini di masyarakat.
m. Miniseries: bagian dari banyak acara yang dimana dipecah menjadi
beberapa tayangan program sore dan menjadi acara penting yang
19
3. Other Program Merupakan bentuk acara yang memiliki nilai informasi dan
berpengaruh, seperti :
a. News and Public Affairs : termasuk acara berita jaringan dan berita
lokal, acara public yang penting dalam jangkauan khusus, acara
dokumenter dan berita khusus, acara dialog tetap yang mewawancarai
tokoh masyarakat dalam bentuk pertanyaan jurnalistik.
b. Religious Programs : mulai dari pelayanan agama secara elektronik
hingga dialog agama dan pelayanan tempat ibadah lokal.
c. Cultural and Educational Programs : termasuk acara budaya dan
pendidikan bagi anak secara praktis yang ditayangkan di televisi.
2.2.2 Format Acara Televisi
Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep
acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang
akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan
target pemirsa acara tersebut (Rukmananda, 2004: 63).
Drama (fiksi) : adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan
dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang
20
Non drama (non fiksi) : adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi
dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dan realitas kehidupan
sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia
khayalan.
Berita dan olahraga : adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi
berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung
pada kehidupan masyarakat sehari-hari (Rukmananda, 2004: 64).
2.3 Definisi Opini
Opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang
bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah
yang kontroversial yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda
(Sastropoetro, 2000 : 41). Sedangkan mengenai opini publik itu sendiri
melukiskan kelompok manusia yang berkumpul secara spontan dengan syarat :
1. Dihadapkan pada suatu persoalan.
2. Berbeda pendapat tentang persoalan tersebut dan berusaha untuk
menanggulangi persoalannya.
3. Sebagai akibat dari keinginan mengadakan diskusi dan mencari jalan
21
Sementara pengertian opini menurut Cutlip and Centre adalah suatu ekspresi
tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial (Sastropoetro,
2000 :42). Pendapat atau opini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan.
2. Merupakan kesatuan dari banyak pendapat.
3. Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar.
Sementara William Albing mengemukakan bahwa opini itu dinyatakan
kepada sesuatu hal yang kontroversial atau sedikit-dikitnya terdapat pandangan
yang berlainan mengenai masalah tersebut.
Opini timbul sebagai suatu jawaban terbuka terhadap suatu persoalan atau isu.
Subjek dari suatu opini biasanya adalah masalah baru. Opini berupa reaksi
pertama dimana orang yang mempunyai perasaan ragu-ragu dengan sesuatu yang
lain dari kebiasaan, ketidakcocokan dan adanya perubahan penilaian. Unsur-unsur
ini mendorong orang untuk saling mempertahankannya (Sunarjo, 2004 : 31).
2.3.1 Pengertian Opini Publik
Pengertian publik secara psikologis adalah sekelompok orang yang
mempunyai minat yang sama tentang satu hal atau sekelompok orang yang
22
masalah tersebut dan berusaha untuk turut mengatasinya (Herbert Blumer).
Karakteristik publik (Sunarjo, 2004 : 20) :
1. Satu kelompok yang tidak merupakan kesatuan (kelompok tidak teratur).
2. Interaksi terjadi secara tidak langung biasanya melalui media massa.
3. Perilaku publik didasarkan kepada perilaku individu.
4. Tidak saling mengenal satu sama lain (anonim) dan terdiri dari berbagai
lapisan masyarakat (heterogen).
5. Mempunyai minat yang sama terhadap suatu masalah.
6. Minat yang sama belum tentu mempunyai opini yang sama terhadap suatu
masalah.
7. Berusaha untuk mengatasi masalah tersebut.
8. Adanya diskusi sosial, karena itu publik ada kecendrungan untuk berpikir
secara rasional.
Pengertian opini publik adalah kesatuan pendapat yang muncul dari
sekelompok orang yang berkumpul secara spontan, membicarakan isu yang
kontroversial, mendiskusikannya dan berusaha unuk mengatasinya. Istilah opini
publik dapat digunakan untuk menunjukkan suatu pengumpulan pendapat yang
23
sejumlah orang dari kumpulan tertentu dan bukan dalam pengertian semua orang
tanpa batas dan ketentuan khusus pula.
2.3.2 Unsur-unsur Opini Publik
Opini publik merupakan pendapat yang ditimbulkan oleh adanya 4 unsur
sebagai berikut :
1. Adanya suatu masalah atau situasi yang bersifat kontroversial.
2. Adanya publik yang secara spontan terpikat kepada masalah, bermaksud
melibatkan diri ke dalamnya dan berusaha untuk memberikan pendapatnya.
3. Adanya kesempatan untuk bertukar pikiran atau berdebat mengenai masalah
yang kontroversial oleh suatu publik.
4. Adanya interaksi dari individu-individu dalam publik yang menghasilkan
suatu pendapat yang bersifat kolektif untuk diekspresikan (Sastropoetro, 2000
: 54).
2.3.3 Penentuan Opini
1. Opini positif, yang artinya masyarakat setuju atau sependapat terhadap fakta
yang terjadi dalam masyarakat.
2. Opini netral, yang artinya masyarakat tidak mempermasalahkan fakta yang
24
3. Negatif, yang artinya masyarakat tidak setuju atau tidak sependapat terhadap
fakta yang terjadi dalam masyarakat.
2.3.4 Arah Tujuan Opini
Opini artinya dalam bahasa Indonesia adalah pendapat. Pendapat adalah
pandangan seseorang mengenai sesuatu. Jadi, pendapat adalah subjektif. Dengan
demikian, pendapat adalah evaluasi, penilaian, dan bukan fakta. Karena bukan
fakta maka berubah atau diubah, tergantung situasi sosial yang berlaku.
Opini-opini yang berkembang pada suatu masyarakat akan mencapai suatu konsensus
yang matang dan menyatu dalam masyarakat yang membentuk opini publik.
Opini yang berkembang di masyarakat yang kemudian ditangkap dan dirumuskan
merupakan suatu bahan bagi pengambil keputusan untuk menentukan nilai
kemungkinan setiap alternatif kebijakan yang akan diambil oleh para penentu
kebijakan (Sunarso, 2000).
2.4 Teori Jarum Hypodermik
Teori ini berkembang di sekitar tahun 1930 hingga 1940an. Dan ini
merupakan teori media massa pertama yang ada. Teori ini mengasumsikan bahwa
komunikator yakni media massa digambarkan lebih pintar dan juga lebih
segalanya dari audience. Teori jarum hypodermik dapat juga diasumsikan bahwa
media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat tehadap komunikan.
25
sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan ( R) yang kuat pula.
Unsur-unsur yang terdapat dalam Teori jarum hypodermik adalah stimulus (pesan) dan
response (efek). Stimulus dapat diartikan sebagai pesan diantara dua unsur
komunikasi yaitu komunikator dan komunikan. Komunikator memberikan pesan
berupa tanda, lambang dan gambar kepada komunikan. Sehingga itu akan
menjadi rangsangan kepada penerima pesan tersebut.
Response diartikan efek sebagai hasil akhir dalam proses komunikasi.
Keberhasilan dalam proses komunikasi adalah menimbulkan perubahan kognitif,
afektif dan konatif pada diri komunikan. Efek kognitif timbul setelah adanya
komunikasi. Efek kognitif berarti setiap informasi menjadi bahan pengetahuan
bagi komunikan (Effendy, 2003 : 255).
Gambar 2.1
Model Teori Jarum Hypodermik
Stimulus
Response :
Positif
Netral
Negatif
Sumber : (Effendy, 2003 : 257).
Menurut gambar model di atas menunjukkan bahwa stimulus atau pesan
26
program acara infotaiment, film, drama, berita kontoversi, dan lain-lain.
Dalam tahapan berikutnya bila komunikan menerima stimulus atau pesan
yang disampaikan, maka akan terjadi respons terhadap pesan yang
disampaikan baik itu respon positif, negatif ataupun keragu-raguan dalam
memberikan suatu opini.
2.5 Kerangka Berpikir
Televisi merupakan media yang paling luas pengaruhnya. Dari sekian media
yang ada seperti surat kabar, radio, internet dan lain-lain, televisi paling pas
memiliki sifat media, yang dalam ilmu komunikasi disebut dengan ubiquity,
yakni, segalanya ada di televisi. Tampilan-tampilan yang ada di televisi hanyalah
potongan-potongan kecil kehidupan masyarakat, kulit luar dari realitas.
Tawaran-tawarannya sangat menggugah, menyuguhkan kenikmatan, hidup senang dan
hal-hal yang berbau surgawi lainnya. Padahal-hal, kenyataan itu tidak sepenuhnya benar.
Akan tetapi, hal tersebut tidak hanya memberikan dampak yang positif
terhadap masyarakat (penonton). Jika acara-acara yang disampaikan oleh televisi
tidak sesuai dengan aturan-aturan penyiaran yang telah ditetapkan dan dikemas
dengan baik, maka hal tersebut akan memberikan implikasi yang negatif terhadap
kehidupan masyarakat.
Besarnya potensi media televisi terhadap perubahan masyarakat menimbulkan
27
dan sosialisasi nilai-nilai positif masyarakat. Sebaliknya pandangan kontra
melihat televisi sebagai ancaman yang dapat merusak moral dan perilaku
desktruktif lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti membuat kerangka berpikir
sebagai berikut:
Gambar 2.2: Kerangka Berpikir
Stimulus :
Tayanganacara Good Morning di SBO TV:
Dari gambar tersebut, stimulus yang dimaksud adalah tayangan acara
Good Morning di TV SBO, stimulus dengan indikator yang terdiri dari isi
siaran, meliputi: bahasa, tema dan penampilan presenter.
Setelah audience terkena stimulus, yang berupa isi siaran, yang meliputi:
bahasa, tema dan penampilan presenter yang digunakan dalam program Good
Morning, maka akan menghasilkan suatu response audience setelah menonton
tayangan yang bersangkutan. Response dapat berupa response positif, netral,
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Yang dimaksudkan dengan definisi operasional disini adalah suatu
pembatasan atau perincian prosedur yang memungkinkan penegasan ada atau
tidaknya realitas tertentu sebagaimana digambarkan menurut konsepnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kuantitatif
yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai
situasi atau berbagai variabel yang terjadi pada masyarakat Surabaya yang
berusia 17 tahun ke atas yang menjadi objek penelitian, kemudian menarik ke
permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang situasi, kondisi, ataupun
variabel tertentu. (Bungin, 2001 ; 48).
Dengan menggunakan metodologi kuantitatif yaitu metodologi yang
menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat
digeneralisasikan. Dengan demikian lebih mementingkan aspek keluasan data
dibanding kedalaman data. Sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan
representasi dari seluruh populasi. Hubungan riset dengan subjek jauh, sehingga
alat ukur harus dijaga keobjektifannya. Periset tidak boleh membuat batasan
29
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey. Penelitian
survey menggunakan alat kuesioner dengan desain close untuk mengukur opini
masyarakat terhadap program Good Morning di TV SBO.
Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui opini masyarakat Surabaya
terhadap program acara Good Morning di TV SBO. Untuk lebih mudah
pengukurannya, maka dapat dioperasionalkan sebagai berikut :
3.1.1 Opini
Opini dalam penelitian adalah pendapat responden terhadap program
siaran Good Morning di SBO yang disiarkan dari hari Senin sampai dengan
hari Jumat pukul 07.00 – 08.00 WIB, yang meliputi:
- Pendapat responden tentang waktu penyiaran
- Pendapat responden tentang joke-joke yang dilakukan oleh penyiar
- Pendapat responden tentang penggunaan bahasa yang dipakai
- Pendapat responden tentang tema-tema yang diangkat, seperti:
kehidupan privacy narasumber
- Pendapat responden tentang cara mengolok-olok presenter lawan
bicaranya
30
Pengukuran opini masyarakat terhadap program acara Good Morning di TV SBO :
Untuk pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala
Likert digunakan untuk mengukur opini seseorang tentang sesuatu objek
sikap. Objek sikap ini biasanya telah ditentukan secara spesifik dan sistematik
oleh peneliti. Indikator-indikator dari variabel sikap terhadap suatu objek
merupakan titik tolak dalam membuat pertanyaan atau pernyataan yang harus
diisi responden. Jawaban dari kuesioner digolongkan menjadi empat jenis
pilihan jawaban, yaitu :
1. Sangat Setuju (SS) Skor 4
2. Setuju (S) Skor 3
3. Tidak Setuju (TS) Skor 2
4. Sangat Tidak Setuju (STS) Skor 1
Pengukuran sikap masyarakat tentang program acara Good Morning di
TV SBO dapat ditunjukkan melalui total skor dari seluruh jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Asumsi
pemberian tiga jawaban untuk tiap-tiap pertanyaan yang diajukan adalah :
1. Positif, yang artinya masyarakat menyetujui adanya pelanggaran
31
2. Netral, yang artinya masyarakat tidak mempermasalahkan ada atau
tidaknya pelanggaran pada program acara Good Morning di TV SBO.
3. Negatif, yang artinya masyarakat tidak menyetujui adanya
pelanggaran terhadap program acara Good Morning di TV SBO.
Melalui penskalaan diatas, nantinya jawaban responden akan diberi
skor pada semua pertanyaan dengan menggunakan skala interval (tinggi,
sedang, rendah). Jumlah skor yang menjadi batasan skor untuk kelas interval
tingkat tinggi, sedang dan rendah menggunakan rumus :
Interval = Skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah
Jenjang yang diinginkan
= 24 – 6
3
= 18
3
= 6
3.1.2 Masyarakat Surabaya
Masyarakat Surabaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
masyarakat yang berusia 17 tahun ke atas, memiliki KTP dan berdomisili di
kota Surabaya. Dimana data responden yang diambil meliputi usia 17 tahun
keatas. Penempatan usia ini didasarkan karena sasaran dari acara Good
32
pertimbangan bahwa usia tersebut, seseorang telah memiliki kemampuan
intelektual maupun keterampilan dalam menganalisa sebuah berita dan
ditunjang dengan sikap pandangan yang lebih realistis terhadap lingkungan
sosialnya sehingga dapat mengikuti perubahan zaman. (Dariyo, 2004: 66)
3.1.3 Program Acara Good Morning di SBO TV
Good Morning adalah salah satu program acara di SBO, acara tersebut
sebenarnya bersinergi dengan acara Good Morning yang disiarkan melalui Hard
Rock FM, yang kemudian ditayangkan secara live oleh SBO TV. Dalam program
Good Morning sering kali presenter acara menggunakan kata-kata “kasar” yang
tabu untuk di ucapkan. Tema yang diangkat acara Good Morning pun terlalu
memasuki privacy individu dan juga penampilan presenter yang kurang rapi
(acak-acakan).
Jam tayang program Good Morning di SBO, mulai hari Senin sampai Jumat
pukul 07.00 – 08.00 WIB, sehingga jumlah jam tayang sebanyak 20 kali dalam
sebulan.
Lamanya penayangan program Good Morning. Setiap kali tayang 1 jam
mulai hari Senin sampai Jumat pukul 07.00 – 08.00 WIB. 1*5*4 = 20 jam tiap
33
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Surabaya
(yang memiliki kartu identitas di Surabaya), untuk lebih jelasnya peneliti
memilih usia 17 tahun ke atas. Penempatan usia ini didasarkan pada jenis
kelamin dan tingkat pendidikan karena sangat mempengaruhi pola berpikir
dan cara penilaian terhadap suatu fenomena yang ada disekeliling mereka.
Penduduk Surabaya yang berusia 17 tahun ke atas sebanyak 1.829.421 jiwa
(Badan Pusat Statistik, 2009) yang tersebar di lima wilayah, yaitu Surabaya
Pusat, Surabaya Utara, Surabaya selatan, Surabaya timur dan Surabaya barat.
Pemilihan kota Surabaya sebagai lokasi penelitian karena TV SBO
adalah TV lokal daerah Jawa Timur pada umumnya dan Surabaya pada
khususnya. Sehingga para penonton program acara SBO kebanyakan adalah
masyarakat yang berdomisili di Surabaya dan sekitarnya.
3.2.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi. Karakteristik sampel penelitian
adalah masyarakat Surabaya, berusia 17 tahun ke atas, pernah menonton
34
Jumlah sample yang dibutuhkan dari penelitian ini dapat diketahui dengan
Rumus Yamane (Rakhmat, 1999 : 82), yaitu :
n =
1 N.d
N
2
Keterangan :
N = Jumlah populasi kota Surabaya
n = Jumlah sample yang diperlukan
d = Standar kesalahan, dengan menentukan presisi (d) ± 10% , dengan tingkat
kepercayaan 90%
Dengan menggunakan rumus yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka jumlah sampel dari keseluruhan populasi pada penelitian ini :
1.829.421
n =
1.829.421 (0.1²)+1
1.829.421
n =
18295,21
n = 99,99 ≈ dibulatkan menjadi 100
35
Kemudian secara proporsional jumlah responden dialokasikan pada
setiap wilayah (Nazir, 2003 : 361) ditentukan dengan rumus :
n1 = x n
N N1
Keterangan :
n1 : Jumlah penduduk yang berusia 17 tahun ke atas di suatu kelurahan
N1 : Jumlah Stratum
N : Jumlah seluruh penduduk yang berusia 17 tahun ke atas dari 8
kelurahan
n : Jumlah sampel yang ditetapkan
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Multistage Cluster Random Sampling. Teknik ini digunakan jika populasi
letaknya tersebar secara geografis, sehingga peneliti sangat sulit di dalam
menentukan kerangka sampling dari semua unsur-unsur yang ada dalam
populasi tersebut. (Singarimbun, 1995 : 166).
Maka dalam pengambilan sampel, dilakukan secara bertahap
36
Berikut gambar bagan Multistage Cluster Random Sampling:
Surabaya
Bagan Multistage Cluster Random Sampling
Dalam penelitian ini, kota Surabaya mempunyai 31 kecamatan, yang
terdiri dari 163 kelurahan. Adapun untuk lebih jelasnya, bagan tersebut
dijabarkan sebagai berikut :
1. Pemerintahan kota Surabaya terdiri dari lima wilayah, yakni :
37
2. Selanjutnya dilakukan pengundian kembali untuk menentukan dua
kecamatan yang akan mewakili setiap satu wilayah. Sehingga
didapat empat kecamatan yaitu: Kecamatan Rungkut, Kecamatan
Gunung Anyar, Kecamatan Sawahan, dan Kecamatan
Wonokromo.
3. Pada hasil random ketiga, dilakukan pengundian pada tingkat
kelurahan yang akan mewakili kecamatan-kecamatan tersebut.
Setiap kecamatan terpilih dua kelurahan, sehingga didapat delapan
kelurahan yang akan menjadi sample penelitian ini, yaitu: Kel.
Rungkut Kidul dan Kel.Penjaringansari (untuk Kecamatan
Rungkut), Kel.Gunung Anyar dan Kel.Rungkut Tengah (untuk
Kecamatan Gunung Anyar), Kel.Sawunggaling dan Kel.
Wonokromo (untuk Kecamatan Wonokromo), Kel.Sawahan dan
Kel.Pakis (untuk Kecamatan Sawahan).
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara dalam
mengumpulkan data yang diperoleh langsung atau tidak langsung dari
38
data dapat dilakukan dengan cara observasi, penyebaran kuesioner dan
pengumpulan data-data sekunder (Rakhmat, 2001 : 96). Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data Primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari tempat penelitian
(dari sumbernya) dan diolah sendiri oleh lembaga yang bersangkutan
untuk dimanfaatkan. (Bungin, 2004 : 122)
2. Data Sekunder
Adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung tetapi
melalui perantara atau menggunakan lembaga lain yang bukan
pengelolanya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian
tertentu (Bungin, 2004 : 122). Data sekunder dalam penelitian ini
adalah buku-buku yang terkait dengan judul penelitian, data jumlah
masyarakat Surabaya dan data-data yang ada pada website internet.
3.4 Metode Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, kemudian di
masukkan kedalam tabulasi data yang selanjutnya dimasukkan dalam table
frekuensi. Berdasarkan table frekuensi tersebut, data kemudian dianalisis
39
dengan tujuan analisis. Dalam mengkode, menganalisis dan
menginterpretasikan data yaitu memberi uraian-uraian yang jelas dari
kuesioner dengan menghubungkan hasil temuan yang ada di lapangan.
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
F P =
N
Keterangan :
P : Prosentase responden
F : Frekuensi responden
N : Jumlah populasi
Dengan rumus tersebut, maka akan diperoleh prosentase yang
diinginkan dengan kategori tertentu, hasil perhitungan selanjutnya akan
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Surabaya
Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Surabaya terletak di tepi
Pantai Utara Provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan dengan Selat Madura di utara dan di timur, Kabupaten Sidoarjo di selatan, serta Kabupaten Gresik di barat. Kota Surabaya terdiri atas 31 kecamatan. Berikut adalah daftar kecamatan di Surabaya yang
dibagi dalam lima wilayah:
Tabel 4.1 Daftar Kecamatan di Surabaya
41
Dalam penelitian ini, sasaran lokasi penelitian adalah wilayah Surabaya Timur dan wilayah Surabaya Selatan. Dimana Surabaya Timur memiliki tujuh kecamatan
diantaranya Tambaksari, Gubeng, Rungkut, Tenggilis Mejoyo, Gunung Anyar, Sukolilo, dan Mulyorejo. Dari tujuh kecamatan tersebut, terpilihlah Kecamatan Rungkut dan Kecamatan Gunung Anyar. Kecamatan Rungkut terpilih Kelurahan Rungkut Kidul
dan Kelurahan Penjaringan Sari, sedangkan Kecamatan Gunung Anyar terpilih Kelurahan Gunung Anyar dan Kelurahan Rungkut Tengah.
Sedangkan Surabaya Selatan memiliki delapan kecamatan, diantaranya Sawahan, Kecamatan Wonokromo, Kecamatan Karangpilang, Kecamatan Dukuh Pakis, Kecamatan Wiyung, Kecamatan Wonocolo, Kecamatan Gayungan, Kecamatan
Jambangan. Dari delapan kecamatan tersebut, terpilih Kecamatan Wonokromo dan kecamatan Sawahan. Untuk Kecamatan Wonokromo yang terpilih adalah Kelurahan
Sawunggaling dan Kelurahan Wonokromo, sedangkan Kecamatan Sawahan yang terpilih adalah Kelurahan Sawahan dan Kelurahan Pakis. Adapun jumlah masyarakat yang berusia 17 tahun keatas dari delapan kelurahan terpilih adalah sebagai berikut:
42
Tabel 4.2. Jumlah Masyarakat Surabaya yang Berusia >17 tahun
No. Nama Kelurahan Jumlah Penduduk
1. Kelurahan Rungkut Kidul 9.117 jiwa
2. Kelurahan Penjaringan Sari 9.445 jiwa
3. Kelurahan Gunung Anyar 8.948 jiwa
4. Kelurahan Rungkut Tengah 9.067 jiwa
5. Kelurahan Sawunggaling 21.066 jiwa
6. Kelurahan Wonokromo 32.832 jiwa
7. Kelurahan Sawahan 15.782 jiwa
8. Kelurahan Pakis 25.185 jiwa
Total 131.442 jiwa
Sumber : BPS 2009
4.1.2 Gambaran Umum SBO TV
SBO TV atau Suroboyo TV adalah stasiun televisi lokal yang ada di Surabaya,
Jawa Timur. SBO bermarkas di Graha Pena Surabaya dan merupakan stasiun televisi di bawah PT Surabaya Televisi Indonesia, salah satu anak perusahaan Grup Jawa Pos. Stasiun televisi ini mulai mengudara pada tanggal 1 Januari 2006. SBO TV mengudara
setiap hari pada pukul 05.30-01.00 WIB, pada saluran 36 UHF (Surabaya dan sekitarnya), 55 UHF (Pasuruan, Malang, Kediri dan Nganjuk), serta 26 UHF (Madiun,
Tuban, Bojonegoro, Magetan dan Jember).
Tanggal 1 Mei 2007, SBO TV sebagai stasiun televisi lokal Surabaya menayangkan berbagai macam program acara hiburan, informasi dan berita yang
dikemas dengan menarik. SBO TV tumbuh dengan cepat menjadi agen perubahan dan pembaharu dalam dinamika sosial masyarakat di Surabaya. Saat ini SBO TV
43
merupakan stasiun televisi lokal disaksikan oleh sekitar 180 ribu pemirsa yang tersebar di 7 kota di seluruh Jatim dan sekitar, atau kira-kira 80 % dari jumlah penduduk
Surabaya. Rancangan program-program menarik diikuti ratting yang bagus, menarik minat pengiklan untuk menayangkan promo mereka di SBO TV.
Sejak awal, cita-cita SBO TV adalah menciptakan serangkaian acara unggulan
dalam satu saluran, yang memungkinkan para pengiklan memilih SBO TV sebagai media iklan-iklan mereka. Cita-cita itu menjadi nyata karena sejak berdiri hingga saat
ini SBO TV senantiasa menjadi market leader. Hingga tahun 2009, SBO TV tetap mempertahankan posisi market leader dengan pangsa pemirsa mencapai 17,9 % (ABC 5+) dan 17,5 % (all demo). SBO TV juga berhasil mempertahankan pangsa periklanan
televisi tertinggi sebesar 15,2 % seperti dilaporkan oleh AGB Nielsen Media Research.
Di SBO TV, kualitas bukanlah kata tanpa makna, melainkan harmonisasi dari
kreatifitas, idealisme, kesungguhan, kerja keras, kebersamaan dan do'a. Enam (6) aspek tersebut tercermin dan mewarnai program-program SBO TV yang mengusung motto "Spirit of The City" namun tampil dalam kemasan yang "Muda dan Dinamis".
Alamat : Gedung Graha Pena Lt. 21 Jl. Ahmad Yani 88 Surabaya
Telp. : 031 820 20 65
Fax. : 031 829 45 95
Website. : www.sbotivi.com
email. : info@sbotivi.com
44
4.1.3. Program Acara Good Morning di SBO TV
Good Morning adalah salah satu program acara di SBO TV, acara tersebut
sebenarnya bersinergi dengan acara Good Morning yang disiarkan melaui Hard Rock FM, yang kemudian ditayangkan selama satu jam secara live dari hari Senin sampai dengan hari Jumat mulai pukul 07.00 - 08.00 WIB oleh SBO TV. Tema-tema yang
diangkat oleh acara Good Morning tiap hari berbeda-beda.
4.2 Penyajian Data dan Analisis Data
Pada bagian ini disajikan data-data yang didapatkan dari hasil kuisioner yang telah dijawab 100 responden yang ada di wilayah Surabaya Timur dan Surabaya
Selatan. Alat ukur yang digunakan oleh peneliti adalah kuisioner yang telah disebarkan kepada seluruh responden di masing-masing wilayah tempat penelitian.
Setelah kuisioner diisi dan ditabulasikan, maka dapat diketahui tentang keadaan keseluruhan data. Data-data yang ditampilkan adalah penjabaran secara rinci dari setiap pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuisioner dan telah digolongkan berdasarkan
kategori-kategori yang sudah ditentukan oleh peneliti. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi. Data yang akan
disajikan dalam penelitian ini meliputi beberapa hal, diantaranya adalah data identitas responden, frekuensi dan durasi, opini masyarakat Surabaya terhadap program acara Good Morning di SBO TV.
45
4.2.1 Identitas Responden
Pada bagian ini, data-data yang diperoleh adalah data berdasarkan karakteristik
responden yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan pekerjaan. Data ini disajikan untuk menjelaskan secara umum responden yang ada.
4.2.1.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari hasil penyebaran kuisioner yang dilakukan, maka diperoleh karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 : Jenis Kelamin Responden ( n = 100 )
No. Jenis kelamin F Persentase (%)
1. Laki-laki 36 36
2. Perempuan 64 64
Total 100 100
Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang mengisi kuisioner, sebesar 36 % atau 36 responden berjenis kelamin laki-laki dan 64 % atau 64
responden berjenis kelamin perempuan.
4.2.1.2 Karakteristik Berdasarkan Usia
Dari hasil penyebaran kuisioner yang dilakukan, maka diperoleh karakteristik
responden berdasarkan usia adalah sebagai berikut :
46
Tabel 4.4. Usia Responden ( n = 100 )
No. Usia Jumlah Persentase (%)
1. 17 th – 27 th 36 36
2. 28 th – 38 th 52 52
3. 39 th – 49 th 11 11
4. 50 th – 60 th 1 1
Total 100 100
Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang mengisi kuisioner, sebanyak lebih dari setengah jumlah responden yaitu 52 % atau 52 responden
berusia antara 28 – 38 tahun, sisanya 36 % atau 36 responden berusia antara 17 – 27 tahun, 11 % atau 11 responden berusia antara 39 – 49 tahun, dan 1 % atau 1 responden
berusia antara 50 – 60 tahun. Pemilihan rentan usia tersebut ( 17 tahun ke atas ), seseorang dianggap telah memiliki kemampuan intelektual dan keterampilan dalam menganalisa masalah dengan sikap yang lebih realistis terhadap lingkungan sosialnya
sehingga dapat mengikuti perkembangan zaman ( Dariyo, 2004: 66 ).
4.2.1.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Dari hasil penyebaran kuisioner yang dilakukan, maka diperoleh karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir adalah sebagai berikut:
47
Tabel 4.5 Pendidikan Terakhir Responden ( n = 100 )
No. Pendidikan terakhir Jumlah Persentase (%)
1. SMA 73 73
2. D3 5 5
3. S1 22 22
Total 100 100
Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang mengisi kuisioner, sebanyak 73 % atau 73 responden memiliki pendidikan terakhir SMA, 5 % atau 5 responden memiliki pendidikan terakhir D3 dan 22 % atau 22 responden
memiliki pendidikan terakhir S1. Seperti halnya usia, tingkat pendidikam juga akan berpengaruh pada cara pandang dan pola pikir seseorang. Dalam hal ini responden yang
memiliki pendidikan terakhir di perguruan tinggi (S1) dianggap sudah dapat menentukan dan menilai sesuatu berdasarkan pertimbangan logika dan perasaan. Walaupun belum tentu juga seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi
dibanding orang lain memiliki cara berfikir yang lebih baik. Ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi antara lain faktor individu itu sendiri, lingkungan, dan pengalaman.
4.2.1.4 Karakteristik Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Dari hasil penyebaran kuisioner yang dilakukan, maka diperoleh karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan adalah sebagai berikut:
48
Tabel 4.6 Jenis Pekerjaan Responden ( n = 100 )
Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang mengisi
kuisioner, sebagian besar adalah swasta yaitu sebayak 49 % atau 49 responden, sisanya adalah wiraswasta sebanyak 23 % atau 23 responden, ibu rumah tangga 12 % atau 12
responden, mahasiswa sebanyak 14 % atau 14 responden dan PNS sebanyak 2 % atau 2 responden
4.2.1.5 Pengetahuan Tentang SBO TV
Berdasarkan hasil jawaban responden dapat diketahui dari 100 responden yang mengisi kuisioner, sebanyak 100 % atau semua responden mengetahui bahwa
SBO adalah salah satu TV lokal di Jawa Timur.
4.2.1.6. Pengetahuan Tentang Acara Good Morning
Berdasarkan hasil jawaban responden dapat diketahui dari 100 responden
yang mengisi kuisioner, sebanyak 100 % atau semua responden mengetahui dan pernah menonton acara Good Morning di SBO TV.
49
4.2.2. Frekuensi dan Durasi
Frekuensi responden dalam menonton acara Good Morning di SBO TV terbagi menjadi tiga kategori untuk memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan tentang berapa kali mereka menonton acara Good Morning di SBO TV dalam satu
bulan. Dari tabel di bawah ini dapat diketahui frekuensi responden menonton tayangan acara Good Morning di SBO TV.
Tabel 4.7
Frekuensi Menonton Acara Good Morning Dalam Satu Bulan ( n = 100 )
No. Frekuensi Menonton Jumlah Persentase (%)
1. 1-6 kali 81 81
2. 7-12 kali 19 19
3. 13-20 kali 0 0
Total 100 100
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 100 responden yang mengisi kuisioner, sebanyak 81 % atau 81 responden menonton acara Good Morning di SBO
TV sebanyak 1-6 kali dalam satu bulan, sisanya 19 % atau 19 responden menonton acara Good Morning di SBO TV sebanyak 7-12 kali dalam satu bulan.
Sedangkan durasi menonton Acara Good Morning di SBO TV dalam satu
bulan terbagi menjadi tiga kategori untuk memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan tentang berapa lama mereka menonton acara Good Morning di SBO TV
dalam satu bulan. Dari tabel di bawah ini dapat diketahui durasi responden menonton tayangan acara Good Morning di SBO TV.
50
Tabel 4.8
Durasi Menonton Acara Good Morning Dalam Satu Bulan ( n = 100 )
No. Frekuensi Menonton Jumlah Persentase (%)
1. 1-6 jam 81 81
2. 7-12 jam 19 19
3. 13-20 jam 0 0
Total 100 100
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 100 responden yang mengisi kuisioner, sebanyak 81 % atau 81 responden menonton acara Good Morning di SBO
TV sebanyak 1-6 jam dalam satu bulan, sisanya 19 % atau 19 responden menonton acara Good Morning di SBO TV sebanyak 7-12 jam dalam satu bulan. Hal ini wajar
karena jam tayang dari Good Morning pukul 07.00-08.00 WIB terbentur dengan jam kerja maupun rutinitas lainnya.
4.3 Opini Masyarakat Terhadap Pelanggaran Program Acara Good Morning
Opini masyarakat di Surabaya terhadap pelanggaran program acara Good Morning di SBO TV diukur dengan 6 pertanyaan, yang diajukan agar responden
memilih masing-masing 1 dari 4 kategori yang telah disusun dalam posisi berurutan pada masing-masing pertanyaan dalam kuisioner. Kemudian masing-masing kategori diberikan skor dari yang tertinggi ke yang terendah secara berurutan.
Diperoleh data, bahwa skor tertinggi adalah 24 dan skor terendah adalah 6. Perolehan data tersebut serta pengkategoriannya adalah sebagai berikut :
51
1. Skor tertinggi diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan skor
jawaban tertinggi responden, yaitu 6 x 4 = 24
2. Skor terendah diperoleh dari banyaknya pertanyaan dikalikan dengan skor
jawaban terendah responden, yaitu 6 x 1 = 6
Maka perhitungan interval skornya adalah sebagai berikut :
Range = Skor tertinggi - Skor terendah Jenjang yang diinginkan
= 24 – 6
3
= 18
3
= 6
Jadi penentuan kategorinya adalah sebagai berikut :
1. Opini negatif = 6 – 11
2. Opini netral = 12 – 17
3. Opini positif = 18 – 24
Dengan demikian jika dimasukkan ke dalam tabel frekuensi dapat dilihat
seperti tabel-tabel di bawah ini :
4.3.1 Opini Responden Tentang Jam Tayang Acara Good Morning
Adapun jawaban responden mengenai pernyataan tersebut, dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini: