• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM ACARA ETHNIC RUNAWAY DI TRANS TV (Studi Deskriptif Tentang Opini Masyarakat Surabaya Tentang Acara Ethnic Runaway di Trans TV).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM ACARA ETHNIC RUNAWAY DI TRANS TV (Studi Deskriptif Tentang Opini Masyarakat Surabaya Tentang Acara Ethnic Runaway di Trans TV)."

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM ACARA ETHNIC RUNAWAY DI TRANS TV

(Studi Deskriptif Tentang Opini Masyarakat Surabaya Tentang Acara Ethnic Runaway di Trans TV)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian per syar atan memper oleh gelar Sar jana Pr ogram Studi Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur

Oleh :

Cecilia Yudith Daniafir i NPM 0543310448

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM ACARA ETHNIC

RUNAWAY DI TRANS TV” (Study Desk r iptif Tentang Opini Masyar akat

Sur abaya Tentang Acar a Ethnic Runaway di TRANS TV) dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spiritual maupun materiil. Untuk itu pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Papa Mama, terima kasih atas kesabaran, doa dan motivasinya kepada penulis. 2. Almarhum Eyang dan Mbah Putri, terima kasih atas doa dan motivasinya

kepada penulis.

3. Keluarga besar Pulo Wonokromo dan Keluarga besar Tamtama, terima kasih kesabaran dan selalu memotivasi penulis.

4. Keluarga Sidokare Asri E-1, terima kasih sudah menerima penulis dengan segala macam keruwetan penulis dan wejangan-wejangan hidup untuk Penulis selama ini.

(3)

6. Bapak Juwito, S. Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

7. Bapak Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

8. Ibu Dra. Herlina Suksmawati M.Si selaku Dosen Pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis.

9. Dosen-dosen pengajar Program Studi lainnya yang telah mengajarkan ilmu komunikasi kepada penulis.

10.Bapak Ibu Dosen penguji mulai dari Seminar magang, Seminar Proposal sampai Lisan, terima kasih atas saran dan kritiknya dalam membantu penulis berproses hingga sampai saat ini.

11.Bapak Ibu TU, terima kasih selalu sabar membantu penulis dalam menyelesaikan administrasi kampus selama ini.

12.Sahabat penulis, “Para Ibu-Ibu PKK” Dewi, Emon, Memey, Ve, Windy, terima kasih selalu ada buat penulis selama ini. Wish U all d best, GalzJ 13.Keluarga Besar Marching Band “Gita Widya Agni”

14.Keluarga Besar KMK Santo Patrisius

(4)

semangat dan kebersamaan saat menyelesaikan skripsi ini. Sukses selalu buat kita semua yaJ

16.Last but not least, Yudhistira, S. Kom. Terima kasih buat prioritas, totalitas mu, selama hampir 2 tahun ini. Speeclesh. Semoga makin baik setelah ini ya Saiang. Lup yu:-*

Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini akan ditemukan banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan penulis pada khususnya.

(5)

DAFTAR ISI 2.1.1. Televisi Sebagai Media Massa …………...…….. 13

2.1.2. Pemirsa Televisi Sebagai Media Massa …...….... 15

2.2 Media Televisi dan Dampaknya Bagi Pemirsa 2.2.1 Media Televisi ………...………... 15

2.2.2. Dampak Media Televisi ………... 16

(6)

2.3.2. Tayangan Ethnic Runaway Sebagai Acara Reality

Show ……….…...………... 19

2.4 Opini ………...……...…... 20

2.4.1. Unsur-Unsur Opini ………... 23

2.4.2. Proses Pembentukan Opini ………….…………. 25

2.5. Teori S-O-R ………...………... 29

2.6. Kerangka Berpikir ……..………... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional ………...……….. 33

3.1.2. Pengukuran Variabel ………...…...…….. 35

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1. Populasi ……….…..……. 38

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ..….… 39

3.3. Teknik Pengumpulan Data ………...….………... 44

3.4. Teknik Analisis Data ………...…...…..……..…… 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Obyek Penelitian Tayangan Ethnic Runaway di Trans TV ……….. 47

4.1.2. Profil Trans TV ……… 48

4.1.2.1. Logo Trans TV ……… 48

4.1.2.2. Visi Trans TV ……….. 49

4.1.2.3. Misi Trans TV ………... 49

(7)

4.2.1. Identitas Responden ………. 52

4.2.1.1. Berdasarakan Klarifikasi Jenis Kelamin ……….. 52

4.2.1.2. Berdasarakan Klarifikasi Usia ………. 54

4.2.1.3. Berdasarakan Klarifikasi Pendidikan Terakhir ……… 55 4.2.1.4. Berdasarakan Klarifikasi Pekerjaan …. 56 4.2.2. Penggunaan Media ………...……… 57

4.2.2.1. Frekuensi Responden Dalam Menonton Program Acara Ethnic Runaway di Trans TV ……… 57

4.2.2.2. Durasi Responden Dalam Menonton Program Acara Ethnic Runaway di Trans TV ……… 59

4.3. Opini Masyarakat Surabaya Tentang Program Acara Ethnic Runaway di Trans TV ……….. 60

4.4. Arah Opini Pemirsa Teantang Program Acara Ethnic Runaway di Trans TV ……… 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ……….. 76

5.2 Saran ………...……….. 76

DAFTAR PUSTAKA ……….……..……... 77

(8)

ABSTRAKSI

CECILIA YUDITH DANIAFIRI, OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM ACARA ETHNIC RUNAWAY DI TRANS TV (Study Deskr iptif Tentang Opini Masyar akat Surabaya Tentang Acar a Ethnic Runaway di TRANS TV)

Penelitian ini didasarkan pada fenomena program acara Ethnic Runaway yang sebelumnya berjudul Primitive Runaway yang ditayangkan TRANS TV. Fenomena dari acara tersebut adalah munculnya pro kontra atas penayangan acara ini hingga berujung pada protes dari protes dari para aktifis, pegiat dan pendukung masyarakat adat di Indonesia terutama dari AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) serta banyak bermunculan Surat Keberatan Terbuka di dunia maya. Inti dar i ber bagai protes ter sebut penggunaan kata pr imitive dan isi pesan dar i tayangan Pr imitive Runaway.

Penggunaan kata primitif pada judul adalah bentuk penghinaan dan pelecehan terhadap suatu kelompok masyarakat. Memberi label primitif merupakan sebuah bentuk diskriminasi yang merupakan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia. Secara isi, Primitive Runaway juga cenderung melakukan sudut pandang yang melecehkan dan menghina cara hidup suatu komunitas adat. Ini terwujud dalam narasi yang dipakai, rekayasa adegan yang mencitrakan sisi negatif masyarakat adat, dan penyajian tayangan yang tidak diimbangi dengan perspektif relativis dan upaya riset yang kuat terlebih dahulu..

Untuk itu TRANS TV sebagai penanggung jawab dari program acara ini mengganti judul acara ini menjadi Ethnic Runaway.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih mendalam opini masyarakat Surabaya terhadap isi pesan acara dari tayangan Ethnic Runaway di TRANS TV yang tayang setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 15.00 WIB. peneliti memilih opini karena opini adalah salah satu hasil interaksi dan pemikiran manusia tenteng suatu hal yang kemudian dinyatakan atau diekspresikan. Dalam kaitannya dengan proses komunikasi terdapat efek dan salah satu jenisnya adalah opini atau pendapat dan selanjutnya dapat didefinisikan opini sebagai suatu pernyataan atau sikap dalam kata-kata (Sastropoetro, 1990:11).

Peneliti menggunakan teori S-O-R, dimana tayangan Ethnic Runaway akan menjadi stimulus bagi penontonnya, sedangkan respon tentang acara tersebut dalam penelitian ini adalah opini.

Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya baik pria maupun wanita yang berumur 17 tahun hingga 50 tahun yang menonton Ethnic Runaway di TRANS TV. Dan penarikan sampel menggunakan teknik multistage cluster random sampling.

(9)

responden setuju, bahwa materi atau isi pesan dari tayangan Ethnic Runaway dianggap sebagai tontonan yang menarik, menghibur, memberikan edukasi dan tidak melecehkan masyarakat adat.

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belaka ng Masa lah

Masyarakat secara umum mendapat informasi yang berasal dari media massa. Informasi adalah kebutuhan yang tidak biasa dihindari dan selalu meningkat dari waktu ke waktu, media massa juga selalu berlomba untuk memberikan informasi yang aktual, akurat dan selengkap mungkin. Dapat disimpulkan bahwa media massa menyajikan yang terbaik untuk kebutuhan informasi khalayak.

Kebutuhan informasi bagi khalayak (masyarakat) adalah penting untuk mendapatkan perkembangan dan pembangunan di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, sosial, politik dan hal lain yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Hal ini dapat dianalogikan sebagai berikut : seseorang mampu memilih suatu barang yang sejenis atau sama dengan harga yang berbeda atau kualitas yang berbada karena memiliki informasi tentang barang tersebut. Analogi diatas menunjukkan bahwa sebuah informasi memiliki kekuatan.

(10)

an extranally large audience, this does not mean that the audience include all the

people or everyone who watches television : rather it means audience that is large

and generally rather poorly defined. Second, mass communications is perhaps

most easily and logically defined by it form television, audio, newspaper,

magazine, fill books and tape. (Pertama, komunikasi adalah komunikasi yang

ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak

berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang

membaca atau orang yang menonton televisi, agaknya sukar untuk didefinisikan.

Kedua, komunikasi massa adlah komunikasi yang disalurkan oleh

pemancar-pemancar yaitu audio dan atau visual. Komunikasi massa seringkali akan lebih

mudah dan logis bila didefinisikan menurut bentuknya : televisi, radio, surat

kabar, majalah, film, buku dan pita)”

Kehadiran media massa adalah salah satu gejala yang menandai kehidupan masyarakat modern. Memasuki penghujung dasawarsa 1990-an, masyarakat seolah-olah diserbu disetiap penjuru waktu oleh berita, hiburan dan informasi yang mengatur begitu saja dari berbagai media massa yang ada. Mulai dari cetak seperti surat kabar, majalah, buku sampai media elektronik seperti televisi, radio, film bahkan internet.

Menurut Effendy (2000:54) media massa terdiri dari dua macam, yaitu media massa cetak (printed mass media) dan media massa elektronik (electronic mass media). Media massa cetak antara lain : Koran, majalah. Sedangkan media

(11)

Dari beberapa media yang ada, salah satu media yang dibutuhkan masyarakat adalah media televisi. Televisi hanyalah salah satu komponen media massa, seperti halnya surat kabar, radio, film ataupun majalah. Tetapi dibandingkan dengan media lain, media televisi mempunyai banyak kelebihan, karena sifat auditif (merangsang indera pendengaran) dan sekaligus bersifat visual (merangsang indera penglihatan). Kelebihan lainnya, media ini mampu menampilkan gambar-gambar bergerak dari realitas empiris.

Televisi merupakan salah satu media yang paling kuat dalam mempengaruhi penonton secara psikologi karena televisi merupakan salah satu media massa yang memiliki sifat spesifik yaitu audio visual. Unsur kata-kata, gambar bergerak, musik dan sound effect mampu membentuk kesan mendalam pada penonton (Effendy, 2000:176).

(12)

1980an dan awal 1990an, suasana pertelevisian di Indonesia menjadi meriah. Munculnya stasiun televisi swasta ini menguntungkan berbagai pihak, yakni dengan bertambahnya lapangan pekerjaan dan bervariasinya program acara yang ditayangkan di televisi (Effendy, 2003 : 195) sehingga khalayak dihadapkan pada banyak pilihan program acara yang dasajikan oleh pengelola stasiun televisi.

Beragam acara disajikan oleh pengelola televisi, mulai dari berita, reality show, sinetron, talk show, infotainment hingga siaran musik semua ditujukan kepada khalayak untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan. Dari banyaknya program televisi yang ditawarkan oleh pengelola televisi kepada khalayak dalam memberi suasana baru dalam dunia pertelevisian adalah program reality show. Reality show sendiri merupakan program acara televisi yang menampilkan sebuah realita atau kejadian yang nyata di masyarakat yang diliput serta dikemas menjadi sebuah tampilan yang unik dan menarik serta berbeda dari program-program acara televisi lainnya, selain unsur informasi dan hiburan, dari reality show juga menawarkan unsur pengetahuan akan keadaan masyarakat umum sebenarnya.

(13)

2001, TRANS TV memulai siaran secara resmi. (http://www.transtv.co.id/aboutus. diakses pada tanggal pukul)

Sebagai stasiun televisi swasta yang baru berdiri, TRANS TV tidak dapat dipandang sebelah mata saja. Hal ini terbukti dari berbagai macam penghargaan yang telah diraih hingga saat ini. Diantaranya Penghargaan Televisi Terbaik oleh Majalah Cakram, Penghargaan Panasonic Award 2011 untuk kategori pencarian bakat terfavorit serta mendapatkan piala Citra untuk kategori Best of the Best in-house (promo) TV Media. (http://www.transtv.co.id/achivement)

Penghargaan-penghargaan tersebut tidak terlepas dari program-program acara yang variatif sehingga dapat menarik banyak ketertarikan masyarakat untuk memilih TRANS TV sebagai salah satu media massa dalam memenuhi kebutuhan akan ibformasi dan hiburan. Beberapa program acara yang disuguhkan oleh TRANS TV diantaranya adalah News : Reportase, Jelang Siang, Sisi Lain. Entertainment : Extravaganza, Bioskop Trans TV, Coffe Bean Show, SKETSA, Akhirnya Datang Juga, Suami-Suami Takut Istri. Talk Show : Ceriwis Pagi Manis, Menjamu Tamu. Variety Show : Benu Bulo, Wisata Kuliner, Derings. Kuis : Missing Lyrics, Penting Banget. Dan Reality Show : Termehek-mehek, Jika Aku Menjadi, Bosan Jadi Pegawai, Orang Ketiga, Realigi, John Pantau, Ethnic Runaway serta berbagai macam program unggulan lainnya. (http://www.transtv.co.id/program)

(14)

informasi kepada masyarakat tentang keberagaman budaya di Indonesia dengan melibatkan masyarakat dari latar belakang yang berbeda untuk saling berinteraksi sehingga timbul rasa keakraban, saling mencintai dan menghargai perbedaan tersebut.

Ethnic Runaway merupakan sebuah program yang mengajak seorang artis bersama salah satu sahabat, keluarga, suami-istri atau orang terdekatnya untuk tinggal (menetap) di salah satu suku yang ada di Indonesia, untuk mempelajari semua adat istiadat, budaya maupun kebiasaan sebuah suku. (http://www.transtv.co.id/frontend/review/index/152/ethnic_runaway)

Acara ini sangat unik karena adanya hiburan yang mengandung makna pendidikan dan promosi kekayaan salah satu suku bangsa di Indonesia serta tayangan ini dikonsep berbeda dengan tayangan reality show lainnya karena ditiap episodenya dipandu artis yang berbeda-beda, dimana si artis selama beberapa hari tinggal bersama dengan suku yang mereka datangi untuk mempelajari semua adat istiadat, budaya maupun kebiasaan sebuah suku.

Rata-rata dalam setiap episodenya, penceritaannya sama. Artis ibukota datang ke pemukiman masyarakat adat. Mereka merupakan simbol atau representasi masyarakat modern yang dihadirkan dan dikontraskan dengan tradisionalisme dan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat adat.

(15)

Indonesia terutama dari AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) serta banyak bermunculan Surat Keberatan Terbuka di dunia maya. Inti dar i ber bagai pr otes ter sebut penggunaan kata pr imitive dan isi pesan dar i tayangan Pr imitive Runaway. Penggunaan kata primitif pada judul adalah bentuk penghinaan dan pelecehan terhadap suatu kelompok masyarakat. Memberi label primitif merupakan sebuah bentuk diskriminasi yang merupakan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia. Kata primitif erat kaitannya dengan konotasi negatif, tafsiran dan asosiasi tindakan, stigmatisasi, tuduhan keterbelakangan, ketertinggalan, warisan kolonial, pemaksaan dan penindasan dengan inkulturasi, asimilasi budaya luar modern.

Anggota masyarakat adat dalam setiap episode umumnya digambarkan sebagai pihak yang kejam, beringas, terbelakang dan punya kebiasaan hidup yang “tak biasa” (misal, berkeramas dengan sabut kelapa, menjilat-jilat bingkisan, kikir gigi dan tato tubuh, menjauhi tanah adat yang dijaga roh leluhur dan kebiasaan kekerasan seperti menombak). Sementara artis yang hadir disitu menjadi pihak yang “terintimidasi”, sering muak dengan perlakuan anggota masyarakat adat, dibenarkan berekspresi jijik dan lebih “beradab” jika disandingkan dengan masyarakat adatnya.

(16)

semangat gagasan multikulturalisme dan ruh semboyan Negara kita, Bhineka Tunggal Ika.

Hal ini semakin mengkhawatirkan bila menilik pemirsa program Primitive Runaway. Dari pengamatan yang peneliti lakukan dari timeline Twitter dan grup Facebook program Primitive Runaway ini, peneliti menemukan, pemirsa

Primitive Runaway berusia antara 16 hingga 22 tahun (dilihat dari profil yang dipasang user Twitter dan Facebook) dan aktif menggunakan social media (diamati dari jumlah Friends, Wall post dan Tweet). Dengan kata lain, pemirsa Primitive Runaway tak lain adalah pemirsa remaja hingga dewasa yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa.

Primitive Runaway menjadi membahayakan pemirsanya, sebab edukasi atau sosialisasi dengan sesuatu yang tidak benar, atau benar namun dengan rekayasa dapat membentuk sistem berpikir, kognisi maupun kategorisasi yang salah mengenai sesuatu.

(17)

Banyak mendapat protes, TRANS TV tidak tinggal diam. TRANS TV melakukan mediasi dengan pihak AMAN (Aliansi Mayarakat Adat Nusantara) dan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) selaku pemberi hak siar. Hasil dari mediasi tersebut, diputuskan untuk mengganti judul program “PRIMITIVE RUNAWAY” menjadi “ETHNIC RUNAWAY” dan menyesuaikan konten program tersebut sehingga lebih menegaskan penghargaan terhadap “Perbedaan Kebudayaan “ yang di ramu dengan unsur hiburan.

Dalam beberapa forum seperti detik.com dan kapanlagi.com juga peneliti menemukan beberapa opini yang menyatakan pro dan kontra terhadap acara Ethnic Runaway. Diantaranya :

Sweetzie, “Aq suka kok acaranya. Seru aja. apalagi pas episode vicky nitinegoro dan cwe yg aq ga tau namanya.. Jadi kira2 masyarakat yg mana yg protes?? Aku kan jg bagian dr masyarakat, tp ga protes kok”

Maria Anna, “setuju, acara televisi ini sudah tidak mendidik lagi. banyak yang acaranya hanya dibuat untuk tebutan rating saja tanpa memikirkan efek dari tayangan yang mereka buat. Jadinya malah kaya sinetron, nggak ada nilai pendidikan nya sama sekali”

(18)

pendapat dan selanjutnya dapat didefinisikan opini sebagai suatu pernyataan atau sikap dalam kata-kata (Sastropoetro, 1990:11).

Selain itu opini akan timbul bila ada sesuatu yang merangsang (stimuli). Komunikasi akan menstransmisikan berbagai issue (masalah) yang akan menimbulkan respon dari komunikan issue (masalah) dihadapkan pada individu atau orang banyak dan dipersepsikan. Setelah mengalami proses maka akan menimbulkan sikap yang diekspresikan menjadi suatu opini (Sastropoetro, 1990:42).

Dan untuk mengkaji permasalahan diatas, peneliti menggunakan teori S-O-R, dimana tayangan Ethnic Runaway akan menjadi stimulus bagi penontonnya, sedangkan respon tentang acara tersebut dalam penelitian ini adalah opini.

(19)

Peneliti memilih masyarakat Surabaya sebagai subjek penelitian karena pada dasarnya sebuah tayangan di televisi dapat dinikmati dimanapun dan kapanpun, jadi tidak terbatas pada tempat atau waktu. Penelitian ini dilakukan di kota Surabaya secara acak (random), dikarenakan luas wilayah penelitian dan karakteristik masyarakat kota Surabaya yang majemuk. Selain itu kota Surabaya dipilih dengan alasan merupakan salah satu kota dengan tingkat perkembangan terpesat dalam segala bidang termasuk teknologi informasi. Dimana perkembangan-perkembangan ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pola pikir masyarakat yang majemuk dan beraneka ragam budaya. Sehingga sebuah program acara yang ditujukan kepada seluruh khalayak di Indonesia dapat terwakili oleh masyarakat Surabaya.

1.2. Per umusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana opini masyarakat Surabaya terhadap tayangan Ethnic Runaway di TRANS TV?”

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui opini masyarakat Surabaya terhadap tayangan Ethnic Runaway di TRANS TV.

(20)

Yang menjadi kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti

Memberikan tambahan wawasan bagi peneliti dalam berpikir secara kritis dan ilmiah tentang fenomena yang terjadi di tengah-tengah masyarakat terhadap suatu program acara, serta pengetahuan untuk mengukur opini masyarakat dan menganalisis melalui teori-teori komunikasi yang ada. Juga diharapkan penelitian dapat menambah kajian ilmu komunikasi yang berkenaan dengan studi opini terhadap program acara televisi sehingga dapat berguna bagi penelitian serupa di masa yang akan datang.

2. Bagi Instansi

Memberikan bahan masukan kepada pihak TRANS TV yang berkaitan dengan opini masyarakat terhadap tayangan Ethnic Runaway sehingga nantinya dapat meningkatkan perbaikan mutu dan peningkatan kepuasan pemirsa

3. Bagi Universitas

(21)

BAB II KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teor i

2.1.1 Televisi Sebagai Media Massa

Informasi pada jaman modern sekarang ini mudah didapatkan melalui penggunaan media massa. Media massa melakukan komunikasi dengan khalayaknya dengan cara memberikan informasi yang serentak. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung bioskop. (Effendy, 2003:79). Komunikasi massa menyebarkan informasi, gagasan dan sikap yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media.

Effendy mengutarakan (2003:81-83), terdapat karakteristik dalam proses komunikasi massa, diantaranya :

(22)

2. Komunikasi bersifat heterogen, dimana komunikannya adalah sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama yang mempunyai bentuk laku yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama, walau demikian orang-orang yang tersangkut tadi tidak saling mengenal, berinteraksi secara terbatas dan tidak terorganisir.

3. Media massa menimbulkan keserempakan. Maksudnya adalah keserempakan kontak dengan jumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lain dalam keadaan terpisah.

4. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non pribadi, yaitu komunikan yang anonym dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam perannya yang bersifat umum sebagai komunikator.

Televisi yang juga salah satu media komunikasi massa merupakan realitas yang sangat dekat dengan realitas sesungguhnya dan memiliki daya tarik sangat kuat terhadap individu atau kelompok, akibatnya dapat menimbulkan dampak yang luas bagi masyarakat (Wahyudi, 1994:7).

Dalam banyak hal, khalayak lebih suka menonton televisi karena sifatnya mendekati realitas dan instan, tanpa harus melalui fantasi yang dibangunnya. Media elektronik ini memberikan pengaruh yang kuat, dimana kekuatannya terletak pada kesegaran dan kemampuannya menyampaikan informasi baik gambar maupun suara pada khalayak luas.

(23)

menggunakan bahan tercetak (Effendy, 2000:176). Pesan disini dapat berupa informasi atau hiburan-hiburan yang dihasilkan, yang mengutamakan kecepatan mengandung nilai penting dan menarik. Media televisi dipilih karena televisi lebih mampu menjangkau pemirsa dan mampu memenuhi sejumlah kebutuhan khalayak, mampu mengatasi jarak dan waktu, sehingga khalayak yang tinggal dii daerah-daerah dapat menikmati siaran televisi.

2.1.2 Pemir sa Televisi Seba gai Media Massa

Secara sederhana pemirsa dapat didefinisikan sebagai sekumpulan individu yang menjadi penonton yang memberikan reaksi atas apapun yang ditayangkan. Konsep dari pemirsa setelah menyaksikan tayangan-tayangan dari televisi adalah jelas menentukan seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh media televisi itu terhadap aspek kepribadian pemirsa secara emosional, intelektual maupun sosial. Setiap proses komunikasi selalu ditujukan kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan. Penerima adalah yang menjadi konsumen dari media massa yang bersangkutan, dimana mereka ini bersifat luas, heterogen dan anonym. Sedangkan khalayak artinya orang banyak, public, kelompok tertentu dalam masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi (Bungin, 2001:20). Khalayak sebagai isi konsep ilmu komunikasi yang artinya masyarakat yang menjadi tujuan penyampaian pesan atau isi pernyataan.

(24)

Media televisi menyediakan berbagai macam kebutuhan manusia akan informasi. Manusia akan selalu terdorong untuk mencari sesuatu yang belum diketahuinya melalui televisi. Pada akhirnya, manusia ini dijadikan “budak kecil” yang pola pikirnya siap diprogram oleh isi materi media tersebut (Kuswandi, 1996:30).

Secara umum dikenal tiga tipe media televisi yang dipilih berdasarkan karakteristiknya, yaitu televisi komersial, televise public dan televisi pendidikan. Tipologi ini biasa digunakan dalam menilai pola siaran media televisi. Masing-masing media ini memberikan penekanan spesifik atas fungsi tertentu. Secara umum setiap media audiovisual dituntut mampu memberikan hiburan seperti televisi komersial pada fungsi hiburan, tetapi televise public memberika penekanan pada penyebaran ide-ide serta realitas sosial dan televisi pendidikan terfokus pada hal edukasi materi faktual-idealistis (Siregar, 2001:15).

2.2.2 Dampak Media Televisi

Ada tiga dampak yang dapat ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa yaitu :

1. Dampak Kognitif

Kemampuan individu atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan di televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa. Contoh : acara siaran berita.

(25)

Individu atau pemirsa dihadapkan pada realitas aktual yang ditayangkan melalui televisi yang pada akhirnya membuat mereka mengikuti apa yang disampaikan.

Contoh : model rambut baru selebritis yang kemudia menjadi anutan (trendsetter) atau ditiru secara fisik

3. Dampak Konatif

Yaitu tertanamnya nilai-nilai sosial dan budaya yang telah ditayangkan oleh televisi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh : Sinetron.

Namun pada kenyataannya apa yang diungkapkan diatas hanya bersifat teoritis. Sementara dalam prakteknya banyak kesenjangan yang terjadi. Banyak acara televisi yang diperuntukkan bagi dewasa namun banyak ditonton oleh anak-anak (Kuswandi, 1996:98).

2.3 Rea lity Show

2.3.1 Penger tian Reality Show

Beberapa definisi reality show adalah :

(26)

2. Reality show secara istilah berarti pertunjukan yang asli (real), tidak direkayasa dan tidak dibuat-buat. Kejadiannya diambil dari keseharian, kehidupan masyarakat apa adanya, yaitu realita dari masyarakat (Motulz Media Center, Mei, 2005).

Jadi reality show adalah suatu acara yang menampilkan realitas nyata asli kehidupan masyarakat sehari-hari yang diambil dari seseorang yang bukan selebriti (orang awam), lalu disiarkan melalui jaringan televisi, sehingga bisa dilihat oleh masyarakat.

Dalam penyajiannya acara reality show ini terbagi menjadi tiga jenis yaitu: 1. Dacusuap (dokumenter dan soap opera)

Yaitu gabungan dari rekaman asli dan plot. Disini penonton dan kamera menjadi pengamat pasif dalam mengikuti orang-orang yang sedang menjalani kegiatan sehari-hari mereka, baik yang professional maupun yang pribadi. Dalam hal ini produser menciptakan plot sehingga enak ditonton oleh pemirsa. Para kru menggabungkan setiap kejadian sesuai dengan yang mereka inginkan sehingga akhirnya terbentuk cerita berdurasi 30 menit tiap episode.

Contoh : MTV’s Real World. The Temptation Island dll. 2. Hidden Camera

Yaitu sebuah kamera tersembunyi merekam orang-orang dalam situasi yang sudah di-set.

(27)

Yaitu sejumlah kontestan yang direkam secara intensif dalam suatu lingkungan khusus guna memperebutkan hadiah. Fokus dari acara ini para kontestan menjalani konts dengan penuh tipu muslihat sampai reaksi yang menang dan kalah.

Contoh : Big Brother Indonesia Bersama Simpati, Master Chef Indonesia, Penghuni Terakhir dll. (Harmandini, September, 2005).

2.3.2 Tayangan Ethnic Runaway Sebagai Acar a Reality Show

Tayangan realitas atau yang biasa kita kenal dengan reality show merupakan sebuah program televisi menampilkan sebuah adegan yang tidak terencana ataupun terskenario sebelumnya yang menimbulkan situasi yang tak terduga dan umumnya para pelaku yang memainkan peran didalamnya adalah masyarakat awam dan bukan aktor aktris yang telah profesional (http://wisegeek.com/what-is-a-reality-show.htm). Bentuk tayangan tersebut sebenarnya telah ada sejak awal munculnya keberadaan televisi, namun model acara ini dikenal oleh khalayak pada tahun 2000.

Reality show menggambarkan adegan yang seakan akan benar-benar

(28)

Selama bertahun-tahun, industri televisi yang terprogram seperti tayangan berita (news), drama yang merupakan tampilan acara televisi yang terencana (menggunakan script/naskah) tidak dapat terprediksi tingkat keberhasilannya di dalam masyarakat. Lain dengan tayangan reality show yang tidak terskenario, tayangan tersebut lebih disukai oleh masyarakat pada umunya karena menampilkan keadaan masyarakat secara nyata yang menghadirkan sebuah ide baru dari tayangan-tayangan yang sudah ada sebelumnya (http://wisegeek.com/what-is-a-reality-show.htm).

Ethnic Runaway juga dapat dikatakan sebagai acara reality show yang lahir sebagai bagian dari inovasi program tayangan televisi. Keunikan dan konsep yang belum pernah ada sebelumnya menjadikan tayangan ini cukup digemari. Program Trans TV yang diputar seminggu dua kali ini menayangkan kisah perjalanan dan aktivitas pasangan selebritas yang menetap di salah satu suku. Banyak kejadian unik yang terjadi mengingat kehidupan si artis dan masyarakat suku yang berbeda. Terbukti acara Ethnic Runaway memberikan screen shot yang jelas perilaku si artis saat mengikuti keseharian suku yang di datangi.

(29)

2.4 Opini

Menurut Joseph Klapper di dalam tulisannya The Social Effect of Mass Communications, dalam Mass Communication Series No. 6 (VOA Forum

Lecture), tiap manusia yang hidup di tengah-tengah masyarakat, lembaga-lembaga

sosial, adalah subyek berbagai pengaruh termasuk mass communication yang menggunakan pers, radio, film, televisi. Berdasarkan pengaruh-pengaruh ini, terbentuklah opini mereka mengenai segala macam soal besar atau kecil (Abdurrachman, 1993:76-77).

Opini dapat diartikan dapat yang merupakan jawaban terbuka (overt) terhadap suatu persoalan atau issue ataupun jawaban yang dinyatakan berdasarkan kata-kata yang diajukan secara tertulis maupun lisan. Pengertian lain opini adalah jawaban lisan pada individu yang member respon (tanggapan) kepada stimulus (rangsangan) dimana dalam situasi atau kejadian yang pada umumnya diajukan suatu pertanyaan (Sunarjo, 1997). Sedangkan Santoso Sastropoetro (1990) yang dikutip dari Cutlip dan Center mengatakan opini adalah suatu pernyataan tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial.

(30)

orang kini mempertimbangkan informasi mengenai persoalan kontroversial, menangguhkan keputusannya sampai mendapatkan fakta dan menilai informasi yang diterimanya dari berbagai sumber (Moore, 1988).

Menurut Emory S. Bogardus ada beberapa istilah opini antara lain : 1. Personal opinion (opni personal)

Opini personal adalah penafsiran individual mengenai berbagai masalah dimana terhadapnya tidak terdapat suatu pandangan yang sama.

2. Private opinion (opini pribadi)

Opini pribadi ini merupakan aspek yang sangat penting bagi berkembangnya opini personal. Hal ini disebabkan opini pribadi adalah suatu bagian dari opini personal yang tidak dinyatakan.

3. Group opinion (opni kelompok) Opini kelompok terdiri dari :

a. Majority opinion (opini mayoritas)

Opini mayoritas adalah opini yang dinyatakan atau sedikit-dikitnya dirasakan oleh lebih dari setengah dari sesuatu kelompok atau sesuatu lingkungan.

b. Minority opinion (opini minoritas)

Opini minoritas adalah suatu konklusi yang didukung oleh kurang dari separo jumlah anggota kelompok yang berkepentingan.

(31)

Opini koalisi adalah gabungan dari beberapa opini minoritas. Opini tumbuh karena pengaruh-pengaruh dari luar yang memerlukan adanya penggabungan opini. Apabila pengaruh-pengaruh itu sudah tidak ada maka opini koalisi yang berperan sebagai opini mayoritas akan buyar kembali ke dalam kepingan-kepingan opini minoritas.

5. Concensus opinion (opini konsensus)

Opini konsensus adalah bentuk opini yang mempunyai kekuatan lebih dari opini mayoritas, karena diwujudkan melalui proses diskusi atau mufakat bersama.

6. General opinion (opini umum)

Opini umum ini adalah opini yang berakar kepada tradisi serta adat istiadat, berkembang dari dahulu hingga sekarang dan telah diterima sebagaimana adanya tanpa kesadaran dan kritik dari generasi lama oleh generasi yang lebih muda.

(Sunarjo, 1997 : 35-43)

2.4.1. Unsur -unsur Opini

R.P. Abelson menyebutkan bahwa opini mempunyai 3 unsur yaitu : 1. Believe (kepercayaan)

2. Attitude (apa yang sebenarnya dirasakan seseorang) 3. Persepsi

(32)

Believe adalah kepercayaan tentang suatu. “Believe diartikan anggapan

subjektif bahwa suatu objek atau peristiwa punya cirri atau nilai tertentu, dengan atau tanpa bukti”. (Sunarjo, 1997:89)

Menurut Zimbardo dan Ebbesen, “attitude atau sikap adalah suatu predisposisi (keadaan yang mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide tau obyek yang berisi komponen-komponen cognitive, affective dan behavior” (Sunarjo, 1997:102). Komponen-komponen tersebut :

1. Komponen C : Cognition (pengertian atau nalar)

Komponen ini berkaitan dengan penalaran seseorang untuk menilai suatu informasi, pesan, fakta dan pengertian yang berkaitan dengan pengertiannya.

2. Komponen A : Affect (perasaan)

Komponen ini berkaitan dengan rasa senang, suka, saying, takut, benci, sedih dan kebanggaan hingga muak atau bosan terhadap sesuatu.

3. Komponen B : Behavior (tingkah laku)

Komponen ini lebih menampilkan tingkah laku atau perilaku sesorang, misalnya bereaksi untuk memukul, menghancurkan, menerima, menolak, mengambil, membeli dan sebagainya.

Menurut North dan Strange (1973:11), ada tiga ide pokok dari definisi sikap yaitu :

(33)

2. Sikap merupakan tendensi positif atau negative dalam hubungannya terhadap sesuatu objek. Variasi sikap dapat berupa pernyataan menerima secara extreme atau pernyataan menolak secara eksterm.

3. Sikap merupakan kecenderungan untuk bereaksi secara berbeda.

Selain kepercayaan dan sikap, persepsi juga merupakan unsur opini. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Ada empat factor yang menentukan persepsi antara lain :

1. Latar belakang budaya

Persepsi terikat oleh budaya (culure-bound). Tidak ada dua orang yang memiliki nilai-nilai budaya sama persis, maka tidak ada juga dua orang memiliki persepsi yang sama persis.

2. Pengalaman masa lalu

Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu objek jelas akan membuat seseorang menafsirkan objek tersebut berdasarkan dugaan semata atau pengalaman yang mirip.

3. Nilai-nilai yang dianut

Nilai adalah komponen evaluative dari kepercayaan kita, mencakup kegunaan, kebaikan, estetika dan kepuasan.

4. Berita-berita yang berkembang

(34)

(Sunarjo, 1997 : 93-99)

2.4.2. Pr oses Pembentukan Opini

Menurut Emory S. Bogardus, opini adalah penafsiran individual mengenai berbagai masalah dimana terhadapnya tidak terdapat suatu pandangan yang sama. Dalam bukunya yang berjudul Opini Publik, Sunarjo menjelaskan terjadinya opini sebagai berikut :

Opini seseorang/opini personal dapat tumbuh karena adanya interaksi, selain itu juga dapat dipengaruhi oleh kelompok atau lingkungannya. Sumber opini personal sangat sulit dideteksi, bahkan oleh yang bersangkutan sendiri. Hal ini dikarenakan bahwa manusia tidak tumbuh dengan sendirinya, sehingga mereka sulit membedakan mana yang merupakan buah hasil pikiran mereka sendiri atau yang sudah terkena pengaruh orang lain dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, opini kelompok/public dengan opini personal dalam perkembangannya akan saling mempengaruhi secara timbale balik.

Opini seseorang akan banyak dipengaruhi oleh gaya hidup seseorang yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang tersebut menghabiskan waktu mereka (aktifitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan dunia sekitarnya (pendapat).

(35)

a. Latar belakang

individu berubah atau menolak perubahan, sebagai tanggapan terhadap pesan

yang dirancang untuk mempengaruhi sikap pengetahuan atau perilaku”.

Sedangkan Albig (1956) mengatakan “opinion is any expression on a controversial topic”. Opini mengekspresikan suatu topik yang bersifat

kontroversial. Dapat dikatakan lebih lanjut bahwa opini sangat berhubungan dengan sikap, perbedaan sikap yang bertentangan akan menghasilkan bentuk persoalan atau situasi dan biasanya tertanam dalam benak seseorang, sampai seseorang menemukan cara dengan menggunakan media atau sarana lain untuk mengungkapkan secara verbal.

Sehingga dapat disimpulkan opini merupakan jawaban dari individu atas pertanyaan yang diberikan tentang sesuatu permasalahn yang sangan berhubungan erat dengan believe, attitude dan perception. Apabila opini yang ada mengundang sebuah permasalahn atau pro dan kontra maka akan menjadi sebuah opini publik.

Hubungan antara opini, persepsi, sikap dan opini publik (Sunarjo, 1997:110) dapat digambarkan seperti dibawah ini :

(36)

Hubungan Antar a Opini, Persepsi, Sikap Dan Opini Publik

Ada tiga jenis opini yang dikeluarkan oleh seseorang (Moore, 1987:52) yaitu : 1. Positif

Merupakan opini yang diperlihatkan oleh seseorang dengan cara bereaksi secara menyenangkan terhadap orang lain, terhadap suatu permasalahan yang sedang terjadi. Seperti tayangan yang diputar stasiun televisi diberi rating dewasa/segala umur, hal ini dimasudkan agar orang tua dapat membedakan tayangan yang layak bagi putra putrinya.

2. Negatif

Merupakan opini yang diperlihatkan oleh seseorang dengan memberikan opini yang kurang menyenangkan atau beranggapan buruk mengenai permasalahan yang sedang terjadi. Seperti Lumpur Lapindo memberikan kerugian yang sangat besar bagi pabrik-pabrik disekitarnya, karena aktivitas menjadi terhambat, serta mendapat kecaman dan warga sekitar karena menghancurkan daerah tempat mereka tinggal.

3. Pasif/Netral

(37)

kekacauan ataupun huru hara seperti pada kenaikan bahan bakar premium, karena pengguna bahan bakar tersebut hanya digunakan oleh kalangan menengah ke atas.

2.5 Teor i S-O-R

Teori S-O-R sebagai peringatan dari Stimulus – Organism – Response, ini semula berasal dari psikolog. Teori ini masuk ke dalam salah satu teori komunikasi, sebab obyek material dari psikolog dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu intinya meliputi komponen sikap, opini, perilaku dan konasi (Effendy, 1993:253).

Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus tertentu, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi khalayak. Selain itu, teori ini menjelaskan mengenai pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari proses komunikasi (McQuail, 1991:234).

Dampak atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus tersebut. Unsur-unsur dalam model ini adalah :

(38)

Merupakan rangsangan yang disampaikan komunikastor kepada komunikannya. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda atau lambang.

b. Komunikan (organism) c. Efek (response)

Merupakan dampak yang muncul akibat dari proses komunikasi. Efek dari perubahan sikap adala kognitif, afektif dan konatif (Effendy, 1992:254)

Mengutip pendapat dari Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah opini yang baru, ada 3 variabel penting yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan.

Dari teori diatas, maka masyarakat Surabaya memperoleh pesan dari media massa elektronik, yang mana disini adalah televisi yang menayangkan acara “Ethnic Runaway” merupakan stimulus atau pesan dan masyarakat Surabaya memberikan perhatian, pengertian, penerimaan dari pesan yang disampaikan tersebut, sehingga akan menghasilkan opini yang merupakan respon dari masyarakat Surabaya setelah melihat acara Ethnic Runaway di televisi.

(39)

STIMULUS

ORGANISM

Perhatian

Pengertian

Penerimaan

RESPONSE

Teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2 Teor i S-O-R 2.6 Ker angka Ber pikir

Dari semua media komunnikasi yang ada, televisilah yang mempunyai pengaruh paling kuat pada kehidupan manusia. Televisi dapat mendominasi komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi mempunyai kelebihan dibanding media massa yang lain yaitu dapat disajikan dalam bentuk audio dan visual. Dapat menggambarkan suatu peristiwa secara langsung dan tidak mengenal jarak dan rintangan. Peristiwa di suatu kota di suatu Negara yang satu dapat ditonton dengan baik di Negara lain, tanpa mengenal rintangan berupa laut ataupun jurang (Effendy, 2000:176-177).

(40)

Organisme : Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana sebenarnya opini masyarakat Surabaya yang berusia 17 tahun ke atas terhadap program acara Ethnic Runaway di TRANS TV dilihat dari judul dan konsep acara program acara tersebut.

Model kerangka berpikir yang digunakan peneliti di dalam penelitian ini tampak pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.3

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Va r iabel 3.1.1 Definisi Operasional

(42)

menggambarkan suatu keadaan sebenar mungkin tanpa adanya perlakuan terhadap objek yang diteliti. Deskriptif juga bisa diartikan sebagai metode yang melukiskan variable demi variable (Bungin, 2001:26).

Yang dimaksud dengan definisi operasional disini adalah suatu pembatasan atau perincian prosedur yang memungkinkan penegasan ada atau tidaknya realitas tertentu sebagaimana digambarkan menurut konsepnya. Opini disini mewujudkan sebagai suatu proses internal yang memungkinkan kita untuk memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita.

Untuk mempermudah dalam menyampaikan opini tentang program acara Ethnic Runaway di TRANS TV, peneliti mempunyai konsep operasional sebagai berikut :

1. Alur cerita/pesan

Tayangan ini merupakan sebuah tayangan reality show yang mengajak seorang artis bersama salah satu sahabat, keluarga, suami-istri atau orang terdekatnya untuk tinggal (menetap) di salah satu suku yang ada di Indonesia, untuk mempelajari semua adat istiadat, budaya maupun kebiasaan sebuah suku. Seperti mengikuti ritual penyambutan para tamu atau tradisi adat yang biasa dilakukan oleh masyarakat adat tersebut, mengikuti kegiatan sehari-hari masyarakat dalam mencari makanan, memasak hingga cara memakannya, mandi, bermain dengan anak-anak suku, dan berkumpul dengan para tetua adat.

(43)

2. Bintang tamu

Bintang tamu dalam tayangan ini adalah artis-artis baik seorang penyanyi, artis sinetron, model maupun komedian yang sengaja dihadirkan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang keberagaman budaya di Indonesia dengan melibatkatkan masyarakat dari latar belakang yang berbeda untuk saling berinteraksi sehingga timbul rasa keakraban, saling mencintai dan menghargai perbedaan tersebut.

3. Kelompok adat yang dituju dalam tayangan ini :

(44)

3.1.2 Pengukuran Var iabel

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunaka skala sikap. Responden akan diminta menyatakan sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) tentang program acara Ethnic Runaway di TRANS TV. Dalam kategorisasi ini, alternatif jawaban “ragu-ragu” (undecided) ditiadakan, alannya, menurut Hadi (1986:20) adalah sebagai berikut :

a. Kategori undecided memiliki arti ganda, bisa diartikan belun dapat memberikan jawaban, netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang memiliki arti ganda instrument.

b. Tersedianya jawaban tengah menimbulkan multi interpretable ini tidak diharapkan dalam kecenderungan menjawab ketengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan kecenderungan

jawabannya.

c. Disediakan jawaban tengah akan menghilangkan banyaknya data penelitian, sehingga mengurangi banyak informasi yang dapat dijaring responden.

Pada tahap selanjutnya, empat kategori jawaban diatas akan diberi skoor sesuai dengan jawaban yang harus dipilih oleh responden. Sedangkan pemberian bobot skor sebagai berikut :

a. Sangat Setuju (SS) : skor 4

b. Setuju (S) : skor 3

(45)

Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan skor dari setiap item dari setiap angket, sehingga diperoleh skor total dai setiap pertanyaannya tersebut untuk masing-masing responden. Selanjutnya, tiap-tiap indikator untuk opini diukur melalui pertanyaan- pertanyaan yang terdapat pada kuisioner. Kemudian jawaban yang telah dipilih dari skor dan ditotal. Total skor dari setiap kategori, dikategorisasikan kedalam 3 interval, yaitu negative, netral dan positif. Penentuan interval dilakukan dengan menggunakan range. Range masing-masing kategori ditentukan dengan :

R (range) = skor ter tinggi – skor ter endah inter val

Keterangan :

Range : Berdasarkan dari setiap tingkatan

(46)

= 14

J adi r ange dar i setiap kategor i opini adalah :

1. Opini Negatif : dengan skor antara 14 sampai dengan 27 Ber ar ti tidak setuju dan semua mater i atau isi pesan acar a Ethnic Runaway yang ditayangkan dianggap sebagai tontonan yang tidak menar ik, member ikan pendidikan yang bur uk ser ta mer upakan tayangan yang melecehk an masyar akat adat.

2. Opini Netr al : dengan skor antara 28 sampai dengan 42 Ber ar ti netral, dan semua mater i atau isi pesan dar i tayangan Ethnic Runaway dir espon biasa atau dianggap proposional oleh pemir sa.

3. Opini Positif : dengan skor antara 43 sampai dengan 56 Ber ar ti setuju, dan mater i atau isi pesan dar i tayangan Ethnic Runaway dianggap sebagai tontonan yang menar ik, menghibur, member ikan edukasi dan tidak melecehkan masyar akat adat.

Selanjutnya apabila skor dan interval dari tiap pertanyaan telah diketahui, maka hasil yang diperoleh akan diinterpretasikan dan di analisis.

(47)

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiono, 2005:91). Peneliti menggunakan masyarakat Surabaya baik pria maupun wanita berusia 17-50 tahun yang tercatat sebanyak 1.687.139 jiwa (Biro Pusat Statistik, 2010).

Peneliti menjadikan masyarakat Surabaya sebagai subjek penelitian karena pada dasarnya sebuah tayangan di televisi dapat dinikmati dimanapun dan kapanpun, jadi tidak terbatas pada tempat aau waktu. Selain itu kota Surabaya dipilih dengan alasan merupakan salah satu kota dengan tingkat perkembangan terpesat dalam segala bidang termasuk teknologi informasi. Dimana perkembangan-perkembangan ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pola pikir masyarakat yang majemuk dan beraneka ragam budaya. Sehingga sebuah program acara yang ditujukan kepada seluruh khalayak di Indonesia dapat terwakili oleh masyarakat Surabaya.

3.2.2 Sampel dan Tek nik Penar ikan Sampel

(48)

N.1.a

N.a

N.1.b N.2.a N.2.b

N1 N2

N

N.b N.c N.d N.e N.f N.g N.h

populasi letaknya tersebar secara geografis, sehingga peneliti sangat sulit didalam menentukan kerangka sampling dari semua unsur-unsur yang terdapat dalam populasi tersebut. Mengingat di kotamadya Surabaya terdapat 31 kecamatan dengan 163 kelurahan (BPS, 2008:26).

Pada penelitian ini menggunakan multistage cluster random sampling yaitu penarikan sample yang dilakukan lebih dari dua tahap berdasarkan teknik tersebut akan menghasilkan unit analisis yang homogen seperti halnya populasi itu sendiri.

Gambar 3.1

Sistematika Pengambilan Sample

(49)

Dilakukan pemilihan terhadap wilayah penelitian di kota Surabaya, dimana kota Surabaya terbagi dalam 5 bagian wilayah yaitu Surabaya Pusat, Surabaya Utara, Surabaya Timur, Surabaya Selatan dan Surabaya Barat. Setelah dilakukan pengundian secara random (acak) akhirnya terpilih 2 (dua) wilayah Surabaya sebagai lokasi penelitian yaitu Surabaya Pusat dan Surabaya Timur.

2. Tahap kedua.

Dilakukan pemilihan wilayah pada kecamatan, yang mana wilayah Surabaya Pusat terdiri dari 4 (empat) kecamatan dan wilayah Surabaya Timur terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan (BPS Kota Surabaya, 2008:72). Surabaya Pusat setelah dilakukan pengundian secara random (acak) maka terpilihlah kecamatan Genteng dan Simokerto sedangkan Surabaya Timur terpilih kecamatan Gubeng dan kecamatan Tambaksari.

3. Tahap ketiga.

Dilakukan pemilihan tingkat kelurahan yang setelah dilakukan pengundian secara random (acak) maka terpilihlah kelurahan Ketabang, kelurahan Embong Kaliasin, kelurahan Simokerto, kelurahan Simolawang, kelurahan Gubeng, Kelurahan Airlangga, kelurahan Rangkah dan kelurahan Tambaksari.

Berdasarkan data yang diperoleh, maka diperoleh jumlah populasi respoden pada masing-masing kelurahan sebagai berikut :

Tabel 3.1

(50)

No. Kelur ahan J umlah

1. Kelurahan Ketabang 2586

2. Kelurahan Embong Kaliasin 2957

3. Kelurahan Gubeng 4869

4. Kelurahan Airlangga 6895

5. Kelurahan Simokerto 4950

6. Kelurahan Simolawang 2241

7. Kelurahan Rangkah 5660

8. Kelurahan Tambaksari 7609

J umlah 37767

Untuk menentukan jumlah sampel akan ditentukan dengan menggunakan rumus Yamane sebagai berikut :

Keterangan

n : jumlah sampel N : jumlah populasi

d : presisi (derajat ketelitian = 0,1)

(51)

Jadi jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 dengan ketentuan mayarakat Surabaya yang berusia 17-50 tahun dan menonton tayangan Ethnic Runaway.

Untuk lebih rincinya, jumlah sample yang akan diteliti tiap-tiap wilayah klerahan ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

n1 : jumlah penduduk di suatu kelurahan N1 : ukuran stratam ke 1

N : jumlah seluruh penduduk di 8 kelurahan n : jumlah sample yang telah ditetapkan Maka :

1. Kelurahan Ketabang =

2. Kelurahan Embong Kaliasin =

3. Kelurahan Genteng = 4. Kelurahan Airlangga =

(52)

6. Kelurahan Simolawang =

7. Kelurahan Rangkah =

8. Kelurahan Tambaksari =

Sehingga dari jumlah populasi tersebut diperoleh sample dari tiap kelurahan sebagai berikut :

Tabel 3.2

Tabel Sample Tiap Kelur ahan

No. Kelur ahan J umlah

1. Kelurahan Ketabang 7

2. Kelurahan Embong Kaliasin 8

3. Kelurahan Gubeng 13

4. Kelurahan Airlangga 18

5. Kelurahan Simokerto 13

6. Kelurahan Simolawang 6

7. Kelurahan Rangkah 15

8. Kelurahan Tambaksari 20

J umlah 100

(53)

Jenis data yang dikumpulkan dikategorikan dalam 3 jenis yaitu : 1. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari responde. Adapun data primer berupa penyebaran kuesioner pada responde yang sesuai dengan sampel yang diambil untuk memperoleh keterangan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Jadi kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner langsung tertutup. Yang dimaksud dengan kuesioner langsung tertutup adalah dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian alternative jawaban yang harus dijawab telah tertera pada kuesioner tersebut.

2. Data sekunder

Data yang diperoleh melalui bahan-bahan pustaka didapat dari buku-buku literature atau informasi tertulis lainnya dan instansi-instansi yang terkait. Data sensus juga termasuk salah satunya.

3. Data online

Segala macam keterangan yang diperoleh dari internet mengenai topic terkait (Bungin, 2004, 122:123).

3.4 Tek nik Analisis Data

(54)

P = x 100%

menganalisa dan menginterpretaasikan data untuk mengetahui opini masyarakat Surabaya tentang tayangan Ethnic Runaway di TRANS TV.

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutnya akan diolah untuk pendiskripsian. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri dari mengedit, mengkode dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan. Data yang di dapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus :

Keterangan

P : Prosentase responden F : Frekuensi responden N : Jumlah responden

(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambar an Obyek Penelitian

4.1.1. Gambar an Obyek Penelitian Tayangan Ethnic Runaway di Tr ans TV Ethnic Runaway merupakan acara reality show yang lahir sebagai bagian dari inovasi program tayangan televisi. Keunikan dan konsep yang belum pernah ada sebelumnya menjadikan tayangan ini cukup digemari. Program Trans TV yang diputar seminggu dua kali, setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 15.00 WIB ini menayangkan kisah perjalanan dan aktivitas pasangan selebritas yang menetap di salah satu suku. Banyak kejadian unik yang terjadi mengingat kehidupan si artis dan masyarakat suku yang berbeda. Terbukti acara Ethnic Runaway memberikan screen shot yang jelas perilaku si artis saat mengikuti keseharian suku yang di datangi.

(56)

4.1.2. Pr ofil Trans TV

TRANS TV atau Televisi Transformasi Indonesia adalah sebuah stasiun televisi swasta Indonesia, yang dimiliki oleh konglomerat Chairul Tanjung dengan grup Para-nya. Stasiun ini melakukan siaran pertama kali pada tahun 2001.

PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) merupakan perusahan yang dimiliki oleh TRANS CORPORATION, yang juga merupakan pemilik dari TRANS 7. Memperoleh ijin siaran pada Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah, maka sejak tanggal 15 Desember 2001, TRANS TV memulai siaran secara resmi.

4.1.2.1. Logo TRANS TV

Logo TRANS TV berbentuk berlian, yang menandakan keindahan dan keabadian. Kilauannya merefleksikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif mencerminkan karakter abadi, klasik namun akrab dan mudah dikenali.

(57)

4.1.2.2. Visi TRANS TV

Menjadi televisi terbaik Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.

4.1.2.3. Misi TRANS TV

Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan kesatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi. Dengan motto Milik Kita Bersama, konsep tayang stasiun ini tidak banyak berbeda dengan stasiun televisi swasta lainnya.

4.1.3. Gambar an Umum Tempat Pengambilan Data

(58)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), secara geografis kota Surabaya terletak diantara 07 derajat 21 derajat Lintang Selatan (LS) dan 112 derajat 36 derajat sampai 112 derajat 54 derajat dari Bujur Timur (BT). Wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian 3 sampai 6 meter diatas permukaan laut. Kecuali disebelah selatan dengan ketinggian 25 sampai 50 meter diatas permukaan laut. Dengan luas wilayah kurang lebih 326.36 km2 yang terbagi dalam 31 kecamatan dan 163 desa atau kelurahan.

Adapun batas wilayah kota Surabaya antara lain : Sebelah utara : Selat Madura

Sebelah timur : Selat Madura Sebelah selatan : Kabupaten Sidoarjo Sebelah barat : Kabupaten Gresik

Surabaya terdiri dalam 5 (lima) wilayah, yaitu Surabaya Barat, Surabaya Timur, Surabaya Utara, Surabaya Selatan dan Surabaya Pusat. Menurut data yang diperoleh dari BPS dalam “Surabaya dalam angka 2010”, luas wilayah Surabaya dapat dispesifikasikan, sebagai berikut :

a. Surabaya barat, dengan luas wilayah 118.01 km2, yang terdiri dari 5 (lima) kecamatan dan 2 (dua) kecamatan pecahan yang masih tergabung dengan induknya.

(59)

c. Surabaya utara, dengan luas wilayah 38.32 km2, yang terdiri dari 4 (empat) kecamatan dan 1 (satu) kecamatan pecahan yang masih tergabung dengan induknya.

d. Surabaya selatan, dengan luas wilayah 64.07 km2, yang terdiri dari 8 (delapan) kecamatan.

e. Surabaya pusat, dengan luas wilayah 14.78 km2, yang terdiri dari 4 (empat) kecamatan.

Sehingga luas wilayah Surabaya keseluruhan kurang lebih 333,063 km² yang terbagi dalam 31 kecamatan dan 163 kelurahan. Sedangkan Menurut Sensus Penduduk Tahun 2010, Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.929.528 orang (http://dispendukcapil.surabaya.go.id) dengan jumlah penduduk setiap wilayah sebagai berikut :

a. Surabaya barat, dengan jumlah penduduk 402.655 orang. b. Surabaya timur, dengan jumlah penduduk 748.180 orang. c. Surabaya pusat, dengan jumlah penduduk 409.399 orang. d. Surabaya utara, dengan jumlah penduduk 556.461 orang. e. Surabaya selatan, dengan jumlah penduduk 736. 699 orang. (http://dispendukcapil.surabaya.go.id)

(60)

4.2. Pen yajian Data dan Analisis Data

Pada bagian ini akan disajikan data hasil penyebaran kuisioner. Jumlah seluruh responden dalam penelitian ini adalah 100 orang, sedangkan jumlah kuisioner yang dibagikan sebanyak 120. Jumlah kuisioner yang dibagikan kepada responden memang lebih banyak dari yang dibutuhkan, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kuisioner yang tidak kembali atau tidak diisi dengan lengkap. Dimana responden tersebut adalah masyarakat Surabaya baik pria maupun wanita yang berusia 17 sampai dengan 50 tahun dan pernah menyaksikan acara Ethnic Runaway di TRANS TV. Sehingga diperoleh karakteristik responden dengan perincian sebagai berikut :

4.2.1. Identitas Responden

Identitas responden sangat diperlukan untuk mendukung interpretasi data. Identitas responden yang lengkap akan mempermudah dalam tahap analisis data. Dalam penelitian tentang “Opini Masyarakat Surabaya Tentang Program Acara Ethnic Runaway Di Trans TV” ini peneliti melakukan penelitian terhadap 100 responden. Adapun diperoleh data mengenai identitas responden dalam pembahasan ini meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.

4.2.1.1. Ber dasar kan Klasifikasi J enis Kelamin

(61)

mengetahui jenis kelamin responden dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1

J enis Kelamin Responden (n=100)

No. J enis Kelamin F %

1. Laki-Laki 55 55

2. Perempuan 45 45

Total 100 100

Sumber : Kuisioner

(62)

tanggung jawabnya sebagai istri dan ibu rumah tangga. Banyaknya responden laki-laki, hal ini dikarenakan sebagian besar lelaki mempunyai naluri petualang, menyukai kegiatan travelling, dan menyukai tantangan dalam hal ini lebih dekat dengan alam.

4.2.1.2. Ber dasar kan Klasifikasi Usia

Kuisioner ini disebarkan kepada masyarakat Surabaya yang berusia 17 sampai dengan 50 tahun sebanyak 100 orang untuk dijadikan responden. Hal tersebut dilakukan guna mencapai data penelitian yang valid dan tepat sasaran. Berikut adalah data usia responden secara lengkap yang telah dikelompokkan :

Tabel 2

Usia Responden (n=100)

No. Usia Responden F %

1. 17 – 27 tahun 49 49

2. 28 - 38 tahun 32 32

3. 39 – 50 tahun 19 19

Total 100 100

Sumber : Kuisioner

(63)

Lalu jumlah responden yang berusia 28 sampai dengan 38 tahun adalah 32 orang (32% dari jumlah responden keseluruhan; masuk ke dalam segmentasi dewasa dan lebih selektif dalam menonton tayangan hiburan di televisi). Dan yang terakhir adalah jumlah responden yang berusia antara 39 sampai dengan 50 tahun adalah sebanyak 19 orang (19% dari total responden; umumnya sudah tidak begitu aktif mengikuti acara hiburan).

4.2.1.3. Ber dasar kan Klasifikasi Pendidikan Ter akhir

Faktor pendidikan memiliki pengaruh bagi responden dalam menerima informasi yang disampaikan padanya. Adapun ragam latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh responden dalam penelitian ini, sebagai berikut :

Tabel 3

Tingkat Pendidikan Ter akhir Responden (n=100)

No. Pendidikan Ter akhir Responden F %

1. SD 10 10

2. SMP 12 12

3. SMA 25 25

4. Diploma/Akademi 20 20

5. Sarjana 33 33

Total 100 100

Sumber : Kuisioner

(64)

pendidikan reponden Diploma sebanyak 20 suara atau 20%. Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang dialami seseorang untuk membentuk kecakapan-kecakapan intelektual, sikap, tingkah laku dan sosial secara optimum yang berguna untuk kehidupannya bermasyarakat. Pendidikan juga menentukan tingkat intelektual seseorang. Pada gilirannya tingkat intelektualitas ini akan menentukan tayangan televisi yang ditontonnya (Morissan, 2005).

4.2.1.4. Ber dasar kan Klasifikasi Peker jaan

Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang diperlukan, sebab jenis pekerjaan yang berbeda memberikan pengaruh pada penerimaan informasi. Sering atau tidaknya informasi yang di dapat, dapat dipengaruhi oleh lingkungan tempat kerja, kesibukan dan sebagainya. Adapun klasifikasi pekerjaan responden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4

Peker jaan Responden (n=100)

No. Pek er jaan Responden F %

1. Pelajar dan Mahasiswa 22 22

2. Pegawai Negeri 18 18

3. Karyawan Swasta 15 15

4. Wiraswasta 25 25

5. Ibu rumah tangga 20 20

Total 100 100

Sumber : Kuisioner

(65)

pelajar dan mahasiswa yang berjumlah 22 suara atau 22%. Sedangkan ibu rumah sebanyak 20 suara atau 20%. Para wiraswata memiliki tuntutan kerja yang padat setiap harinya, maka pada waktu libur mereka gunakan untuk istirahat dan menikmati hiburan di televisi. Begitu juga dengan para pelajar dan mahasiswa walaupun tidak memiliki untutan pekerjaan seperti para wiraswata, mereka lebih banyak menghabiskan waktu luangnya menonton televisi dirumah bersama keluarga. Mereka menyukai acara Ethnic Runaway karena dengan menonton acara ini selain mendapatkan hiburan, mereka juga mendapat informasi dan edukasi khususnya mengenai keanekaragaman kelompok suku di Indonesia.

4.2.2. Penggunaan Media

(66)

4.2.2.1. Fr ekuensi Responden Dalam Menonton Pr ogr am Acar a Ethnic Runaway di TRANS TV

Dibawah ini adalah tabel mengenai responden yang menonton program acara Ethnic Runaway dalam kurun waktu satu bulan terakhir.

Tabel 5

Fr ekuensi Menonton Dalam Satu Bulan Ter akhir (n=100)

No. Kategor i J awaban F %

1. 1 kali s/d 2 kali 10 10

2. 3 kali s/d 4 kali 20 20

3. 5 kali s/d 6 kali 18 18

4. 7 kali s/d 8 kali 52 52

Total 100 100

Sumber : Kuisioner

Dari tabel 7 tersebut tampak bahwa frekuensi menonton paling banyak adalah menonton 7 kali s/d 8 kali sebanyak 52 orang atau 52% dalam kurun waktu 1 (satu) bulan terakhir. Sedangkan yang menonton 1 kali s/d 2 kali sebanyak 10 orang atau 10%, yang menonton 3 kali s/d 4 kali sebanyak 20 orang atau 20% dan yang menonton 5 kali s/d 6 kali sebanyak 18 orang atau 18%.

(67)

4.2.2.2. Dur asi Responden Dalam Menonton Pr ogr am Acar a Ethnic Runaway di TRANS TV

Dibawah ini adalah tabel mengenai durasi responden yang menonton program acara Ethnic Runaway dalam sekali penayangannya.

Tabel 6

Dur asi Menonton (n=100)

No. Kategor i J awaban F %

1. 1 menit s/d 20 menit 20 20

2. 21 menit s/d 40 menit 36 36

3. 40 menit s/d 60 menit 44 44

Total 100 100

Sumber : Kuisioner

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas reponden yaitu sebesar 44 orang responden atau 44% berpendapat bahwa acara Ethnic Runaway cukup menghibur karena dalam sekali penayangannya, mereka menonton acara tersebut sampai selesai. Dikarenakan acara Ethnic Runaway menarik dan unik.

Gambar

Gambar 2.2  Teori S-O-R
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Opini Masyarakat Surabaya Terhadap
Gambar 3.1  Sistematika Pengambilan Sample
Tabel Sample Tiap Kelurahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Middle Range Theory tersebut tidak lain merupakan induk keilmuan dari teori aplikasi ( Applied Theory ) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Gaya

Puji syukur penulis panjtkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan Laporan Akhir yang berjudul “ PROTOTYPE

Aplikasi ini mengelola data siswa, rekomendasi, data prestasi siswa, data nilai siswa (UN dan rapor), data hasil seleksi, dan data hasil psikotes serta

Pada pembelajaran kompetensi profesional, saudara akan mengidentifikasi komponen elektronika, menganalisis dan mengevaluasi rangkaian elektronika yang terkait dengan

Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk melihat budaya organisasi pada salah satu perusahaan Network marketing yaitu Amway dengan sistem Network 21

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return On investment (ROI) secara parsial pada perusahaan industri

[r]

Persetujuan Dewan Pendidik dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah Tahunan (kesiswaan, Kurikulum dan kegiatan pembelajaran, pendidik dan tenaga