PROSES PEMBUATAN PUPUK CAIR
MELALUI PENGAMBILAN COMPONEN Ca, P
DAN K DARI BATANG POHON PISANG
SKRIPSI
Disusun oleh :
1. Dina Rachmaniar
(0631010003)
2. Yudi Andi Prasetyanto
(0631010073)
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
LEMBAR PENGESAHAN
PROSES PEMBUATAN PUPUK CAIR MELALUI
PENGAMBILAN KOMPONEN Ca, P DAN K DARI
BATANG POHON PISANG
Disusun Oleh :
DINA RACHMANIAR
0631010003
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Dosen Penguji Pada Tanggal
10 Februari 2010
Tim Penguji : Pembimbing :
1. 1.
Ir. Kindriari Nurma, MT Ir. Nizar Bajasut, MT NIP. 030 194 443 NIP. 030 195 025 2.
Ir. Elly Kurniati, MT NIP. 030 217 271
Mengetahui :
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
LEMBAR PENGESAHAN
PROSES PEMBUATAN PUPUK CAIR MELALUI
PENGAMBILAN KOMPONEN Ca, P DAN K DARI
BATANG POHON PISANG
Disusun Oleh :
YUDI ANDI PRASETYANTO 0631010073
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Dosen Penguji Pada Tanggal
10 Februari 2010
Tim Penguji : Pembimbing :
1. 1.
Ir. Kindriari Nurma, MT Ir. Nizar Bajasut, MT NIP. 030 194 443 NIP. 030 195 025 2.
Ir. Elly Kurniati, MT NIP. 030 217 271
Mengetahui :
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
LEMBAR PENGESAHAN
PROSES PEMBUATAN PUPUK CAIR MELALUI
PENGAMBILAN KOMPONEN Ca, P DAN K DARI
BATANG POHON PISANG
Disusun Oleh :
DINA
RACHMANIAR
0631010003
YUDI ANDI PRASETYANTO
0631010073
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Dosen Penguji Pada Tanggal
10 Februari 2010
Tim Penguji : Pembimbing :
1. 1.
Ir. Kindriari Nurma, MT Ir. Nizar Bajasut, MT NIP. 030 194 443 NIP. 030 195 025 2.
Ir. Elly Kurniati, MT NIP. 030 217 271
Mengetahui :
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ” VETERAN ” JAWA TIMUR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
KETERANGAN REVISI
Nama : Dina Rachmaniar / 0631010003 Yudi Andi Prasetyanto / 0631010073 Jurusan : Teknik Kimia
Telah mengerjakan revisi / tidak ada revisi / Seminar Skripsi / PKL / Ujian Negara Lisan Gelombang I, II, III dengan judul :
”
PROSES PEMBUATAN PUPUK CAIR MELALUI
PENGAMBILAN KOMPONEN Ca, P DAN K DARI BATANG
POHON PISANG ”
Surabaya, Februari 2010
Dosen penguji yang memerintahkan revisi :
1. Ir. Kindriari Nurma, MT (...)
2. Ir. Elly Kurniati, MT (...)
Mengetahui : Dosen Pembimbing
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ” VETERAN ” JAWA TIMUR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
KETERANGAN REVISI
Nama : Dina Rachmaniar / 0631010003 Jurusan : Teknik Kimia
Telah mengerjakan revisi / tidak ada revisi / Seminar Skripsi / PKL / Ujian Negara Lisan Gelombang I, II, III dengan judul :
”
PROSES PEMBUATAN PUPUK CAIR MELALUI
PENGAMBILAN KOMPONEN Ca, P DAN K DARI BATANG
POHON PISANG ”
Surabaya, Februari 2010 Dosen penguji yang memerintahkan revisi :
1. Ir. Kindriari Nurma, MT (...)
2. Ir. Elly Kurniati, MT (...)
Mengetahui : Dosen Pembimbing
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ” VETERAN ” JAWA TIMUR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
KETERANGAN REVISI
Nama : Yudi Andi Prasetyanto / 0631010073 Jurusan : Teknik Kimia
Telah mengerjakan revisi / tidak ada revisi / Seminar Skripsi / PKL / Ujian Negara Lisan Gelombang I, II, III dengan judul :
” PROSES PEMBUATAN PUPUK CAIR MELALUI
PENGAMBILAN KOMPONEN Ca, P DAN K DARI BATANG
POHON PISANG ”
Surabaya, Februari 2010 Dosen penguji yang memerintahkan revisi :
1. Ir. Kindriari Nurma, MT (...)
2. Ir Elly Kurniati, MT (...)
Mengetahui : Dosen Pembimbing
i
INTISARI
Pohon pisang merupakan tanaman buah yang banyak tumbuh di lingkungan sekitar kita. Bagian-bagian dari pohon pisang banyak sekali manfaatnya misalnya buahnya bisa buat makanan bayi, batang pisangnya dapat dipakai sebagai tempat menaruh wayang, godong pisangnya dapat dipakai membungkus ikan dan lain-lain. Namun, belum banyak orang tahu bahwa batang pohon pisang dapat digunakan sebagai bahan alternatif pembuatan pupuk cair organik karena batang pohon pisang memiliki komponen yang sama dalam pupuk cair organik yaitu Phospor (P), Kalium (K) dan Kalsium (Ca).
Untuk mendapatkan komponen-komponen tersebut maka harus dilakukan dengan cara proses ekstraksi yaitu pengambilan komponen dalam suatu padatan dengan menggunakan pelarut (Aquadest). Dengan adanya solvent aquadest maka komponen P, Ca dan K akan larut dalam aquadest sehingga didapatkan komponen-komponen tersebut dan dapat dibuat pupuk organik cair.
ii KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, hidayah, inayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian dengan judul ”Proses Pembuatan Pupuk Cair Melalui Pengambilan Komponen Ca, P dan K dari Batang Pohon Pisang”.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari bahan baku alternatif pembuatan Pupuk cair Organik, disamping sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN “Veteran” Jawa Timur.
Laporan ini dapat terselesaikan berkat bantuan petunjuk, pengalaman, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Ir. Retno Dewanti, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ir. Nizar Bajasut, MT selaku Dosen Pembimbing Penelitian yang penuh dengan kesabaran telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan masukan-masukan dan pencerahan dalam menyelesaikan penelitian ini.
4. Ir. Kindriari Nurma, MT selaku DosenPenguji I. 5. Ir. Elly Kurniati, MT selaku Dosen Penguji II.
iii 7. Bapak Purwoto yang telah membantu penyusun dalam menyediakan
alat-alat di laboratorium.
8. Kedua orang tua, kakak, dan adik yang selalu memberikan dukungan baik moral maupun spiritual dalam menyelesaikan penelitian ini.
9. Semua teman-teman angkatan 2006 yang telah membantu dan memberikan motivasi serta dorongan sehingga dapat terselesaikannya penyusunan laporan ini.
Dalam menyusun laporan penelitian ini, kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun kami harapkan. Kami berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun sendiri dan semua pembaca sehingga dapat menambah pengetahuan.
Surabaya, Februari 2010
iv DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
INTISARI ... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR... vii
BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 1
I.2 Tujuan Peneitian ... 2
I.3 Manfaat Penelitian ... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1 Tinjauan Umum II.1.1 Pupuk ... 3
Pupuk Organik ... 4
Pupuk Organik Padat... 5
Pupuk Organik cair... 5
Aplikasi Pupuk Padat ... 6
Aplikasi Pupuk Cair ... 7
Fosfor... 8
Pupuk Fosfat ... 9
Kalium ... 11
Pupuk Kalium ... 11
kalsium ... 13
Pupuk Kalsium... 13
II.1.2 Pohon Pisang... 15
II.1.3 Batang Pisang ... 16
II.1.4 Ekstraksi... 16
v
II.2.2 Sifat – sifat Air... 19
II.2 Hipotesis ... 19
BAB III. METODE PENELITIAN III.1 Bahan II.2.1 Bahan untuk Penelitian... 20
III.2 Alat - alat ... 20
III.3 Gambar Susunan Alat... 21
III.3.1 Proses Ekstraksi... 22
III.4 Variabel yang digunakan III.4.1 Proses Ekstraksi... 22
III.5 Prosedur Penelitian ... 23
III.6 Metodologi Penelitian ... 26
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Analisa Bahan Baku ... 27
IV.2 Proses Ekstraksi ... 27
IV.3 Uji Komponen Ca, P dan K pada Tanaman... 32
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN V.I Kesimpulan... 33
V.2 Saran ... 33 Daftar Pustaka
vi DAFTAR TABEL
IV.1.1 Tabel Hasil Analisa Kadar Ca, P dan K awal ... 27 IV.2.1 Tabel Hasil Analisa Kadar Ca, P dan K... 27 IV.3.1 Tabel Hasil Uji Komponen Ca, P, dan K terhadap Tanaman Cabe
vii DAFTAR GAMBAR
LEMBAR REVISI
NAMA/NPM
: 1. DINA RACHMANIAR /0631010003
2. YUDI ANDI P. /0631010073
JUDUL
:
PROSES PEMBUATAN PUPUK CAIR MELALUI PENGAMBILAN
KOMPONEN Ca, P DAN K DARI BATANG POHON PISANG.
DOSEN PEMBIMBING : Ir. NIZAR BAJASUT, MT
No Halaman
Keterangan
Penguji I
LEMBAR REVISI
NAMA/NPM
: 1. DINA RACHMANIAR /0631010003
2. YUDI ANDI P. /0631010073
JUDUL
:
PROSES PEMBUATAN PUPUK CAIR MELALUI PENGAMBILAN
KOMPONEN Ca, P DAN K DARI BATANG POHON PISANG.
DOSEN PEMBIMBING : Ir. NIZAR BAJASUT, MT
No Halaman
Keterangan
Penguji II
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia sering dikenal sebagai negara agraris, dimana sebagian besar penduduk negara Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Namun pada saat ini para petani Indonesia dihadapkan dengan permasalahan harga pupuk anorganik yang melambung tinggi sehingga para petani mengalami kerugian, yang dikarenakan biaya produksi terlalu tinggi sedangkan pendapatannya yang diperoleh dari hasil pejualan hanya sedikit. Pohon pisang merupakan tanaman yang sering kita jumpai dalam
lingkungan kita, tanaman ini biasanya tumbuh dipekarangan-pekarangan rumah dengan subur tanpa ada perawatan khusus, sehingga kita tidak harus memberi pupuk untuk membantu pertumbuhannya dan hal ini sangat menguntungkan bagi seseorang yang mempunyai pohon pisang diperkarangan rumahnya.
Namun saat musim panen pohon pisang hanya dipanen buahnya saja dan bagian-bagian lain dari pohon pisang seperti batang, bongol,dan daunnya belum dimanfatkan secara optimal. Hal ini sangat disayangkan karena bagian-bagian itu dapat dimanfaatkan menjadi produk-produk yang mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi jika dimanfaatkan dan disertai dengan teknologi yang sesuai.
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. TINJAUAN UMUM II.1.1. PUPUK
Pupuk adalah setiap bahan yang diberikan kedalam tanah
atau disemprotkan pada tanaman dengan maksud menambah unsur
hara yang diperlukan tanaman. Pengertian lain dari pupuk adalah
suatu bahan yang diberikan sehingga dapat mengubah keadaan
fisik, kimiawi, dan hayati dari tanah sehingga sesuai dengan
tuntutan tanaman. ( Saifuddin sarief,1985)
Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah
untuk menyediakan esensial bagi pertumbbuhan tanaman. Pupuk
juga merupakan vitamin bagi tanaman yang dapat membuat tanah
lebih gembur dan subur. Dengan tanah yang subur dan gembur
itulah, maka tanaman dapat tumbuh dan menghasilkan buah dan
daun yang besar, sehat, dan dalam jumlah banyak.
http://www.diperta.jabarprov.go.id/data/arsip/PEDOMAN%20PER
TANIAN%20ORGANIK.pdf
Pupuk terdapat dalam berbagai klasifikasi (penggolongan),
diantaranya adalah yang penting :
1. Berdasarkan terjadinya, pupuk dibagi atas :
a) Pupuk buatan.
b) Pupuk alam.
2. Berdasarkan zat-zat makanan yang dikandungnya, pupuk dibagi
atas :
a) Pupuk-pupuk yang mengandung zat N.
b) Pupuk-pupuk yang mengandung zat P.
c) Pupuk-pupuk yang mengandung zat K.
d) Pupuk-pupuk yang mengandung zat kapur dan magnesium.
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 4 3. Berdasarkan susunan kimiawi dan perubahan-perubahannya
didalam tanah, pupuk dibagi atas :
a) pupuk anorganik.
b) pupuk organik.
( Saifuddin sarief,1985)
Pupuk Organik
Jenis Pupuk Organik dan Teknologi Pembuatan Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan
alami yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dan dirombak dengan
bantuan mikroorganisme dekomposer seperti bakteri dan cendawan
menjadi unsur-unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman. Proses
perombakan bahan organik menjadi pupuk organik itu dapat berlangsung
secara alami atau buatan.
Penggunaan pupuk organik dalam proses budidaya tanaman sudah
dilakukan sejak dulu oleh nenek moyang kita, baik secara sengaja seperti
pemanfaatan kotoran ternak/pupuk kandang atau secara tidak sengaja,
yaitu adanya seresah yang tertimbun dan akhirnya menjadi humus. Proses
alami yang terjadi sebagai anugerah, terus dipelajari dan dilaksanakan
pengembangan teknologi sehingga prosesnya menjadi lebih cepat bila
dibandingkan berjalan murni secara alami.
Penambahan pupuk organik pada sistem pertanian organik adalah
sangat penting karena dapat memperbaiki sifat fisik tanah (stuktur dan
tekstur tanah), sifat kimia tanah (sumber paling utama tersedianya hara
tanah, karena unsur hara yang terkandung jenisnya lengkap), juga dapat
dapat memperbaiki sifat biologi tanah (media hidup mikroorganisme tanah
yang bermanfaat).
Pupuk organik dapat berupa pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk
cair biasanya berupa air saringan dari pupuk padat, dimaksudkan agar
penggunaannya lebih mudah tidak mengandung kotoran dan sekaligus
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 5 pupuk seresah, kompos, maupun pupuk kandang. Kesemuanya adalah
berpengaruh positif terhadap tanah, jika pemberiannya setelah pupuk itu.
PUPUK ORGANIK PADAT
Pupuk organik padat terbagi atas :
1. Pupuk kandang
2. Pupuk kompos
3. Pupuk hijau
Secara umum Peranan/Fungsi Pupuk Organik, adalah sebagai berikut :
- Meningkatkan kemampuan tanah menyerap air
- Meningkatkan kemampuan tanah menyerap nutrisi
- Memperbaiki aerasi tanah
- Sumber unsur hara tanaman yang lengkap
- Sumber energi dan media hidup mokroorganisme tanah
- Memperbaiki warna tanah
PUPUK ORGANIK CAIR
Pupuk organik cair adalah jenis pupuk yang berbentuk cair tidak
padat yang mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur
penting guna kesuburan tanah.
Pupuk organik cair adalah pupuk yang dapat memberikan hara
yang sesuai dengan kebutuhan tanaman pada tanah, karena bentuknya
yang cair, maka jika terjadi kelebihan kapasitas pupuk pada tanah maka
dengan sendirinya tanaman akan mudah mengatur penyerapan komposisi
pupuk yang dibutuhkan.
(http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.portofh
ueneme.org/documents/Liquid_Fertilizer.doc&sa=X&oi=translate&resnu
m=2&ct=result&prev=/search%3Fq%3Dliquid%2Bfertilizer%26hl%3Did
%26sa%3DG
Pupuk cair lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 6 yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa.
Bahan baku pupuk organik cair dapat berasal dari pupuk hijau,
kompos,maupun pupuk kandang, yaitu dengan perlakuan perendaman.
Setelah beberapa minggu melalui beberapa perlakukan,air perendaman
sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.
Penggunaan pupuk cair dapat memudahkan dan menghemat
tenaga, karena Pengerjaan pemupukan dengan pupuk cair akan lebih cepat
dibanding dengan pupuk padat. -Aplikasi pupuk cair dapat dicampur
dengan pestisida organik (pestisida nabati).
Jenis tanaman pupuk hijau yang sering digunakan untuk pembuatan pupuk
cair misalnya :
-Daun johar (Cassia sianeu)
-Gamal (Gliricidia septum)
-Lamtorogung (Leucaena leucocsphala).
Pupuk cair mempunyai kelebihan dapat secara tepat mengatasi
defisiensi hara, cepat meresap dalam tanah dan tidak bermasalah dalam
pencucian hara juga mampu menyediakan hara secara tepat. Pupuk
organik cair tidak merusak humus tanah walaupun seringkali digunakan.
Selain itu pupuk ini juga memiliki zat pengikat larutan sehingga bisa
langsung digunakan pada tanah tidak butuh interval waktu untuk dapat
menanam tanaman.
APLIKASI PUPUK PADAT
Pada prinsipnya, aplikasi pupuk padat, baik organik maupun kimia,
dilakukan dengan cara yang sama. Namun, pada aplikasi pupuk kimia hal
yang perlu ditekankan yaitu sifat dan kandungan utama unsur haranya.
Selain itu, pemupukan harus disesuaikan dengan kondidi tanah yang
dipupuk.
Aplikasi pupuk padat baik organik maupun kimia dapat dilakukan
dengan 3 cara umum yaitu :
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 7 Pemupukan tanaman dengan cara ditebar langsung kepermukaan
tanah umunya diterapkan pada lahan tanaman dengan jarak tanam
yang rapat sehingga permukaan tanah hampir tertutup seluruhnya.
Pemupukan dengan cara ini kehilangan pupuk yang akan telah
ditebarkan, merupakan salah satu kekurangan dari cara pemupukan
ini.
2. Ditaburkan di larikan atau barisan antar tanaman
Pemupukan dengan cara ditabur kedalam larikan atau barisan
hasilnya lebih baik daripada ditebar secara langsung, aplikasi
pemupakan dilakukan dengan memberikan pupuk didalam parit
kecil atau larikan diantara barisan tanaman kemudian pupuk
ditutup dengan tanah. Namun aplikasi pemupukan deangan cara
ini juga ada kelemahannya, yaitu memerlukan tambahan waktu,
biaya, dan tenaga kerja.
3. Dimasukkan didalam lubang.
Pemupukan dengan cara dimasukkan didalam lubang yang dibuat
melingkari tanaman dibawah tajuk keluar dari tanaman tersebut.
Lubang yang sudah diberi pupuk segera ditutup dengan tanah
galian. Agar pupuk cepat mencapai sasaran, ssetelah lubang ditutup
segera dilanjutkan dengan penyiraman.
APLIKASI PUPUK CAIR
Aplikasi pupuk cair organik cair biasanya dilakukan dengan
diseprotkan kedaun dan disiramkan langsung ke perakaran tanaman.
Beberapa jenis pupuk organik cair dapat langsung disemprotkan ke
daun tanpa penambahan air, tetapi jenis lain harus dilarutkan dalam air
terlebih dahulu dengan dosis tertentu. Dalam pengenceran pupuk cair
dapat pula ditambahkan bahan perekat, hormon, insektisida atau bahan
pembantu lain. Aplikasi pupuk cair dengan cara disemprotkan ke daun
sebaiknya tidak dilakukan pada kondisi terik matahari atau kelembaban
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 8 disarankan tidak dilakukan pada saat hujan karena larutan pupuk dari daun
akan hilang.
Aplikasi pupuk cair yang lain, yaitu dengan menyiramkan langsung
ke perakaran tanaman. Cara aplikasi pemupukan ini lebih tepat untuk
tanaman besar dan tanaman tahunan yang tidak terjangkau penyemprotan.
Caranya pupuk dilarutkan terlebih dahulu sesuai dengan konsentrasi yang
dianjurkan pada label lalu disiramkan ke perakaran tanaman. Pemupukan
akan lebih efisien bila dilakukan sekaligus dengan penyiraman tanaman.
Dapat disimpulkan bahwa pupuk cair lebih baik bila dibandingkan
dengan pupuk padat. Pupuk cair lebih cepat meresap pada tanah, tidak
merusak humus sedangkan pupuk padat kurang cepat meresap pada tanah,
mudah hilang terbawa angin, memerlukan tambahan waktu dan tenaga
kerja. (Marsono dan Paulus sigit,2001)
Fosfor
Fosfor sebagai ortho-fosfat memegang peranan penting dalam
kebanyakan reaksi enzim yang tergantung kepada fosforilase. Oleh karena
itu fosfor merupakan bagian dari inti sel, sangat penting dalam
pembelahan sel, dan juga untuk perkembangan jaringan meristem. Dengan
demikian fosfor merangsang pertumbuhan akar dan tanaman muda,
mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji, atau gabah, selain
itu juga sebagai penyusun lemak dan protein.
( Saifuddin sarief,1985).
Pupuk Fosfat
Fosfor sebagai zat makanan tanaman.
Pengaruh fosfat
Dalam banyak hal fosfat mempunyai pengaruh yang positif sebagai
berikut:
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 9 2. Mendorong tanaman menjadi masak dengan baik. Dalam hal ini fosfat
mempunyai pengaruh yang berlawanan dibandingkan dengan
Nitrogen.
3. Pada tanaman gandum mempunyai pengaruh positif terhadap
pertumbuhan rumpun yang sehat, dan menghasilkan rumput kering
yang lebih kuat dan tidak mudah patah.
4. Fosfat sangat penting, terutama untuk produksi butiran gandum. Karena
fosfat, maka produksi butiran gandum bertambah lebih banyak dari
pada kenaikan produksi rumput keringnya. Bibit biji-bijian biasanya
lebih banyak mengandung fosfat dari pada bagian lain dari tanaman.
5. Pada kentang ia membantu menghasilkan produksi dalam jumlah
satuan yang lebih banyak, namun ukuran kentangnya menjadi lebih
kecil. Fosfat menaikkan kadar karbohidrat dan menaikkan kualitas
karbohidrat pada kentang.
6. Menaikkan kadar gula pada tanaman.
7. Mempunyai pengaruh positif untuk menaikkan kualitas ercis yang
sudah cukup tua untuk dimasak, Ercis yang sudah dimasak. Ercis yang
dihasilkan dari tanah.
8. Dapat memperbaiki kondisi lapisan rumput.
Fosfat dapat membantu pertumbuhan rumput secara positif, seperti
Engels raaigras, dan klaver putih. Pertumbuhan tumbuhan pengganggu,
dan berbagai jenis rumput yang jahat dapat ditekan dengan pemupukan
fosfat yang baik.
9. Penting untuk memelihara kondisi kesehatan ternak. Rumput dari tanah
yang kekurangan fosfat pada umumnya mempunyai kadar asam fosfat
yang rendah.
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 10 Fosfor di dalam pupuk
Pupuk fosfat sederhana yang biasa dipakai pada umumnya hanya
mengandung kalsium fosfat. Pada pupuk yang majemuk terdapat juga
amonium fosfat
Superfosfat
Bahan baku untuk pembuatan superfosfat adalah fosfat kasar atau
fosfat alam. Ia mengandung kalsium fosfat Ca3(PO4)2. Fosfat alam di
dapatkan di banyak tempat di dalam tanah, tersebar luas di seluruh dunia.
Didalam pabrik super fosfat, kalsium fosfat alam diolah dengan
asam sulfat menjadi kalsium fosfat asam primer. Reaksinya berlangsung
sebagai berikut.
Ca3(PO4)2 + 2 H2SO4 Ca(H2PO4)2 + 2 CaSO4
Kedua hasil akhir dari reaksi kimia ini, yaitu kalsium fosfat asam
primer dan gips, bersama-sama merupakan mono superfosfat yang biasa.
Komposisi dan Sifat-Sifatnya
Komponen penting dari mono superfosfat adalah kalsium fosfat
asam primer dan gips. Disamping itu ada juga sedikit asam fosfat (H3PO4)
bebas. Kadar P2O5 nya 19% yang bisa larut didalam air.
Kekurangan Unsur Fosfor (P)
Kekurangan unsur ini akan menyebabkan warna bibit tanaman
muda menjadi keungu-unguan yang kemudian menjadi menguning.
Pertumbuhan menjadi terlambat dan akibat selanjutnya proses kematangan
menjadi terhambat dan akibat selanjutnya proses kematangan menjadi
lambat.
Pada umumnya kekurangan fosfat ini menunjukkan gejala pada
tepi-tepi daun,cabang,dan batang terdapat warna merah
keungu-unguan;selanjtnya tanaman menjadi kuning. Tanaman menjadi kerdil dan
proses pemasakan buah berjalan lambat. Produksi tanaman
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 11
Kalium (K)
Kalium adalah salah satu dari beberapa unsur utama yang
diperlukan tanaman dan sangat mempengaruhi tingkat produksi tanaman.
Kalium sangat penting dalam proses setiap proses metabolisme tanaman,
yaitu dalam sintesis dari asam amino dan protein dari ion-ion amonium.
Kalium berperan membantu pembentukan protein dan karbohidrat,
mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman, meningkatkan
resistensi terhadap penyakit dan kualitas buah-buahan. Berdasarkan
penelitian kalium terdapat mengumpul pada titik-titik tumbuh.
Pupuk Kalium
Kalium sebagai zat makanan tanaman
Kalium bukan merupakan komponen dari bahan organik yang
membentuk tanaman. Ia khusus terdapat di dalam cairan sel di dalam
bentuk ion-ion K+ . Namun, ini mempunyai fungsi yang mutlak harus ada
di dalam proses metabolisme tanaman. Kalium mempunyai pengaruh
positif terhadap hasil dan kualitas tanaman.
Sifat-sifat positif pupuk kalium, antara lain sebagai berikut :
a. Mendorong produksi hidrat arang.
Tanaman yang banyak mengandung komponen ini (seperti kentang
dan bit) membutuhkan banyak pupuk kalium.
b. Mempunyai peranan penting dalam mengangkut hidrat arang di dalam
tanaman. Kekurangan unsur ini dapat mengakibatkan berkumpulnya
gula pada daun yang diproduksi melalui asimilasi.
c. Mengurangi kepekaan tanaman terhadap kekeringan. Kalium
membantu pengisapan air oleh akar tanaman, dan mencegah
menguapnya air keluar dari daun.
d. Mengurangi kepekaan tanaman terhadap hawa dingin dan hawa dingin
malam.
e. Sedikit banyak mengurangi kerusakan yang diakibatkan oleh berbagai
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 12 Kekurangan kalium pada kentang menyebabkan tanaman ini mudah
terkena penyakit phytopthora (penyakit cendawan).
f. Membantu menguatkan rumpun pada tanaman gandum dan vlas,
sehingga tanaman ini tidak terlalu mudah rebah.
g. Memperbaiki beberapa sifat kualitatif (rasa, warna, bau harum, tahan
lama, dan sebagainya) dari berbagai hasil tanaman. Pemupukan kalium
yang cukup, banyak membantu mencegah timbulnya stootblauw pada
kentang.
h. Mempunyai pengaruh baik terhadap kualitas tanaman rumput,
terutama Engels raaigras dan klaver putih membutuhkan pupuk
kalium yang cukup. Di tanah yang kurang akan kalium, klaver putih
mudah sekali lenyap.
Pengaruh negatif dari kalium yang terlalu banyak
Pemupukan tanaman dengan kalium yang terlalu banyak, bukan
saja tidak ekonomis, karena tidak menaikkan hasil tanaman, tetapi juga
bisa mengakibatkan menurunnya hasilnya. Lagi pula, tanaman dapat
menyerap kalium lebih banyak dari pada yang dibutuhkannya untuk
mencapai hasil yang maksimum.
Akibatnya dapat merugikan, karena sebagai berikut :
a. Menurunnya kadar kering dari hasil tanaman.
b. Menurunnya penyerapan dari kation kation lain.
c. Memperbesar kemungkinan timbulnya kekurangan boron.
Kalium di dalam pupuk
Kekurangan Kalium (K)
Kekurangan kalium pada umumnya menunjukan gejala-gejala
seperti becak-becak atau keriput-keriputan pada daun. Becak-becak ini
meliputi seluruh permukaan daun kecuali pada tulang tengah, dan
selanjutnya daun berkeriput mengering.
Gejala-gejala ini menunjukkan kekurangan kalium :
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 13 merunduk dan daun-daun muda menggulung menyerupai tanaman
kekurangan air.
Batang : batang pendek dan kecil sehingga tanaman kerdil.
Akar : akar tanaman yang kekurangan kalium umumnya kurang berkembang. Akar kecil-kecil dan pendek dengan cabang dan akar rambut
yang kecil. Warna akar sering berubah menjadi coklat tua samapi
hitam,menandakan akar yang busuk.
Kalsium (Ca)
Kalsium ternyata merupakan unsur utama (esensial) juga yang
sangat diperlukan untuk pertumbuhan meristem dan menjamin
pertumbuhan dan berfungsinya ujung-ujung akar yang wajar. Terdapat
juga dalam bentuk kalsium pektat, yang merupakan penyusun lamela
tengah dan dinding sel dan demikian juga berkumpul dalam daun.
Kalsium penting dalam pembentukn zat putih telur, mencegah
kemasaman pada cairan sel, mengatur permeabilitas dinding sel atau daya
tembus cairan. Zat kapur ini terdapat pada dinding dan batang dan
berpengaruh baik pada pertumbuhan ujung dan bulu-bulu akar. (
Saiifuddin Sarief,1985)
Pupuk Kalsium
Kalsium sebagai zat makanan pada tanaman
Kalsium didalam tanaman sangat penting untuk menetralisasi
senyawa asam. Senyawa asam ini bilamana konsentrasinya terlalu tinggi,
mempunyai pengaruh negatif terhadap protoplasma. Lagi pula unsur ini
berada di dalam tanaman sebagai bagian dari dinding sel dalam berbagai
bentuk persenyawaan. Kekurangan kalsium sama sekali jarang atau tidak
pernah pada tanaman.
Kalsium di dalam tanah
Kalsium di dalam tanah dijumpai sebagai berikut :
a. kalsium karbonat.
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 14 c. Ion-ion Ca2+ di dalam air tanah.
Kalsium dan struktur
Untuk struktur tanah pertanian adalah sangat penting, bahwa
kompleks adsorpsi diduduki dengan cukup oleh ion-ion Ca2+, dan bahwa
konsentarasi ionion Ca2+ di dalam air tanah cukup tinggi.kalsium
mengurangi sifat kaku dari tanah liat yang berat dan mencegah tanah pasir
bercampur dengan tanah liat. Oleh sebab itu maka tanah perlu mempunyai
cadangan CaCO3 sebagaian dari CaCO3 yang sulit larut, ditransformasi
menjadi Ca(HCO3)2, yang lebih mudah larut dan dapat mensuplai ion-ion
Ca2+.
Pengaruh pemberian kalsium pada tanah sebagai berikut :
1. Memperkaya tanah dengan nitrogen.
2. Memobilisasi zat makanan tanaman.
3. Fiksasi zat tanaman.
4. Meningkatkan suplai magnesium. (Rinema,1983)
Kalsium didalam pupuk
yang dimaksud pupuk kalsium adalah produk yang mengandung
persenyawaan kalsium, yang bereaksi basa.
Dari kelompok pupuk kalsium yang biasa dipakai, maka kalsium yang
dikandungnya mempunyai bentuk sebagai berikut :
a. kalsium Oksida atau kapur mentah (CaO).
b. Kalsium hidroksida atau kapur mati Ca(OH)2.
c. Kalsium karbonat (CaCO3).
d. Kalsium Sulfat (CaSiO3).
(Rinema,1983)
Kekurangan Kalsium (Ca)
Gejalanya, daun-daun muda dan ujung-ujung titik tumbuh tanaman
berkeriput dan akhirnya mengering. Daun-daun yang lebih tua kelihatan
lebih banyak berkeriput.
Kekurangan kalsium ini ternyata menunjukan dua akibat buruk
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 15 perakaran dan gejala ini tampak pada daun. Menyebabkan terkumpulnya
zat-zat lain di dalam jaringan-jaringan sedemikian banyaknya sehingga
dapat menurunkan kekuatan pertumbuhan. (Rinema,1983)
II.1.2 POHON PISANG
Pohon pisang dikenal dengan nama ilmiah Musa Sp. Pohon
pisang tidak mempunyai akar pancer. Akarnya berpangkal dari umbi
batang yang sebagian besar letaknya dibawah tanah. Akar yang
keluar dari umbi bagian samping tumbuhnya mendatar, dan yang
tumbuh dari bagian bawah, tumbuhnya kebawah pula. Biasanya
akar-akar tersebut keluarnya berkelompok 4. Panjang rata-rata akar
bagian atas 4 sampai 5 meter dan yang tumbuh kebawah hanya 75
sampai 150 cm. Pada umumnya akar pisang letaknya kurang lebih 15
cm dibawah permukaan tanah. Akar rambutnya sangat banyak.
Batang pisang adalah batang semu bagian bawahnya
merupakan umbi batang, dan bagian atas yang berupa batang
dibentuk oleh upil daunnya yang memanjang dan saling menutupi.
Umbi batang terdiri atas bagian dalam dimana tumbuh akar-akar
baru, dan bagian luar yang ditembus oleh akar. Dari bagian ini
tumbuh tunas-tunas yang kemudian menjadi anak pisang yang baru.
Pada bagian atas umbi tersebut terdapat titik tumbuh dan kambium.
Titik tumbuh ini menghasilkan hasil-hasil baru sedangkan kambium
bertanggung jawab membesarkan pohon. Titik tumbuh yang pada
permulaan menghasilkan daun, pada saat terakhir kambium
menjulang keatas, dan keluar dari batang sudah berupa bunga pisang
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 16
II.1.3. Batang pisang
Batang pisang adalah batang semu bagian bawahnya
merupakan umbi batang, dan bagian atas yang berupa batang,
dibentuk oleh upih daunnya yang memanjang dan saling menutupi.
Batang pohon pisang cukup banyak mengandung zat-zat
mineral. Kadar airnya cukup tinggi sedangkan kadar zat
karbohidratnya tidak mengensankan.
Dari hasil penelitian Balai Industri tahun 1962, tercatat susunan
kimiawi dari batang pisang sebagai berikut :
Air 92,5 %
Protein 0,35 %
Karbohidrat 4,6 %
Zat Fosfor 135 mgr per 100 gr batang
Zat kalium 213 mgr per 100 gr batang
Zat Kalsium 122 mgr per 100 gr batang
(Rismunandar,1989)
II.1.4 Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan kelarutan zat terlarut
(solute) dalam campuran dengan pelarutnya (solvent). Tujuan
ekstraksi adalah untuk mengeluarkan zat yang diinginkan dari suatu
campuran dan memisahkan zat yang tidak diinginkan dari campuran
tersebut. Proes ekstraksi ada 2 macam yaitu ekstraksi padat cair
(leaching) dan ekstraksi liquid –liquid.
1. Ekstraksi padat-cair (leaching)
Ekstraksi padat-cair adalah proses pemisahan zat terlarut
(solute) dari campuran padatan dengan menggunakan pelarut
(solvent) yang hanya dapat melarutkan zat terlarut tersebut menjadi
larutan (solution) dan padatan (solid) sisa yang tidak terlarutkan
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 17 Mekanisme ekstraksi padat-cair adalah zat terlarut yang
akan dilarutkan tersebar merata pada campuran padatan. Zat
terlarut yang dipermukaan akan larut ke dalam pelarut lebih
dahulu, akibatnya sisa campuran padatan akan berpori - pori
selanjutnya pelarut harus menembus lapisan – lapisan larutan
dipermukaan campuran padatan untuk mencapai zat terlarut yang
akan dibawahnya akibatnya kecepatan ekstraksi menurun dengan
tajam karena sulitnya lapisan larutan tesebut ditembus.
Efisiensi proses ekstraksi terutama tergantung pada kontak
yang baik antara pelarut (solvent) dan campuran padatan yang
dapat larut (solut) dalam pelarut.
Proses ekstraksi dapat ditingkatkan dengan menggunakan
aliran yang berlawanan arah antara pelarut dan campuran padatan
(solit) sehingga menaikkan intensitas dan kesempatan kontak
antara ke dua fase pelarut dan campuran padatan.
2. Ekstraksi liquid - liquid
Adalah pemisahan zat terlarut (solut) dari campuran cairan
dengan menggunakan pelarut (solvent) yang hanya dapat
melarutkan konstituen yang dapat larut dalam pelarut sehingga
terbentuk dua fase laruran yang tidak saling melarutkan
(membentuk campuran heterogen).
Konstituen yang akan dipisahkan terdistribusi di campuran
cairan dan di cairan pelarut selagi masih terjadi kontak keduanya.
Pemisahan konstituen dalam campuran cairan berdasarkan
perbedaan daya larutnya (kelarutannya) dalam cairan pelarut,
berarti sifat keduanya harus diketahui terlebih dahulu. Proses
ekstraksi liquid – liquid biasanya digunakan untuk memisahkan
suatu feed yang tediri dari solute (A) yang dapat larut dan diluent
(B) yang tidak dapat larut, dengan melarutkannya ke dalam solvent
(S atau C). larutan hasil ekstraksi yang banyak mengandung
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 18 ekstraksi yang banyak mengandung feed dan sedikit solvent
disebut larutan raffinat.
(McCabe dkk,1993)
II.2. LANDASAN TEORI
II.2.1. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRAKSI
1. Ukuran partikel
Ukuran partikel yang kecil akan memperbesar luas permukaan
kontak antara partikel padatan dengan cairan pelarut akibatnya akan
memperbesar rate transfer antara material dan memperkecil jarak difusi.
Tetapi partikel yang sangat halus akan membuat tidak efektif bila
sirkulasi proses tidak dijelaskan disamping itu juga akan mempersulit
aliran solid residu. Jadi harus ada range tertentu untuk ukuran partikel
agar tiap partikel mempunyai waktu ekstraksi yang sama dan juga tidak
menggumpal dan menyulitkan aliran/drainage.
2. Pelarut / solvent
Pelarut harus dipilih yang cukup baik untuk pemisahan
campuran padatan yang hanya dapat melarutkan solute dengan baik dan
viskositasnya rendah agar lebih mudah tersikulasi didalam proses.
Umumnya pada awal ekstraksi pada keadaan murni tapi setelah
beberapa lama kosentrasi selalu didalam pelarut akan bertambah besar
akibatnya rate ekstraksinya akan menurun, yang pertama oleh karena
gradient kosentrasi berkurang dan yang kedua oleh karena larutan
bertambah pekat.
3. Suhu operasi
Umumnya kelarutan suatu solute (zat pelarut) yang diekstraksi
akan bertambah dengan bertambahnya tinggi suhu dan juga menambah
besar difusi jadi secara keseluruhan akan menambah kecepatan
ekstraksi namun demikian harus diperhatikan apakah dengan suhu
tinggi tidak merusak material yang diproses. Pelarut Volatile kurang
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 19 ekstraksi, walaupun dipasang pendingin tegak sebab kelaruan solute
dalam solvent sudah tertentu pada pherry hand book.
4.Pengadukan
Pengadukan yang makin kuat maka difusi akan meningkat dan
tahanan perpindahan massa pada permukaan partikel selama proses
leaching berlangsung maka berkurang. Dengan pengadukan
perpindahan zat terlarut dari permukaan partikel kedalam pelarut
bertambah cepat. Dengan pengadukan akan mencegah terjadinya
pengendapan.(McCabe dkk,1993)
II.2.2 Sifat – sifat Air
- Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
- Berbentuk liquid.
- Merupakan pelarut yang baik.
- Mempunyai titik didih 100oC.
- Mempunyai titik beku 0oC.
- Densitas air 62,4 lbm/ cuft.
- Tekanan uap (100oC) adalah 760 mmHg.
- Panas laten pembentukan 80 cal/gram.
- Panas laten kondensasi 540 cal/gram.
(Gessner G.Hawley,1981)
II.3. HIPOTESIS
Adanya kandungan Ca, P, dan K pada batang pohon pisang maka batang pohon pisang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif
pembuatan pupuk cair yang dipengaruhi oleh volume pelarut dan waktu
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 20
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1. BAHAN
III.1.1. BAHAN UNTUK PENELITIAN
1. Batang pohon pisang
Batang pohon pisang yang kami ambil untuk penelitian ini adalah
jenis pisang kepok yang berasal dari daerah Sidoarjo.
2. Aquadest.
III.2. ALAT-ALAT
1. Blender
2. Pengaduk
3. Saringan
4. Thermometer
5. Motor Pengaduk
6. Beaker Glass
7. Gelas ukur
8. Kompor Listrik
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 21
III.3. GAMBAR SUSUNAN ALAT III.3.1. Proses Ekstraksi
Keterangan gambar :
1. Blender
Keterangan gambar :
1. Beaker Glass
2. Thermometer
3. Kompor listrik 1
2
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 22
III.4. VARIABEL YANG DIGUNAKAN III.4.1. Proses ekstraksi
Variabel-variabel yang digunakan adalah :
Kondisi yang ditetapkan :
Berat batang pisang : 500 gram
Suhu proses : 70oC
Kecepatan pengadukan : 240 rpm
Kondisi yang berubah :
Volume solvent ( aquadest ) : 500, 550, 600, 650, 700 ml
Waktu pengadukan : 5, 10, 15, 20, 25 menit Keterangan gambar :
1. Beaker Glass
2. Impeler
3. Statif
4. Motor Pengaduk
3 4
2
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 23
III.5 PROSEDUR PENELITIAN
1. Persiapan Alat
Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini harus dibersihkan terlebih dahulu baik dengan cara pemanasan atau
pencucian.
2. Persiapan Bahan Baku
Batang pohon pisang dengan berat 500 gram terlebih dahulu dipotong kecil-kecil. kemudian dimasukkan kedalam blender lalu
ditambahkan aquadest sesuai dengan variabel yang dijalankan kemudian
dipanaskan dengan suhu 700C.
3. Proses Ekstraksi dan Filtrasi
Setelah itu di aduk dengan kecepatan pengadukan 240 rpm serta waktu pengadukan sesuai variabel yang dijalankan kemudian di
filtrasi, filtratnya diambil dan residu berupa padatan dibuang.
4. Analisa komponen Ca, P, dan K
Analisa komponen Ca :
1. Persiapan Contoh uji.
a) Masukkan 100 ml contoh uji yang sudah dikocok sampai
homogen kedalam gelas piala.
b) Tambahkan 2 ml asam chlorida (1+1).
c) Panaskan larutan contoh uji sampai hampir kering.
d) Tambahkan 1 ml larutan lantan klorida.
e) Pindahkan secara kuantitatif larutan hasil butir d) kedalam labu
ukur 100 mL melalui kertas saring dan tepatkan hingga tanda tera
dengan suling kemudian dihomogenkan.
2. Pembuatan larutan baku kalsium 100 mg/L
a) Pipet 10 mL larutan induk kalsium 1000 mg/L dan masukkan
kedalam labu ukur 100 mL.
b) Tambahkan larutan pengencer hingga tanda tera dan
homogenkan.
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 24 a) Pipet 0,0 mL; 1,0 mL; 2,0 mL; 3,0 mL; dan 4,0 mL larutan baku
kalsium 100 mg/L masing – masing kedalam labu ukur 100 mL.
b) Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda tera kemudian
dihomogenkan sehingga diperoleh kadar kalsium 0,0 mg/L; 1,0
mg/L; 2,0 mg/L; 3,0 mg/L; dan 4,0 mg/L.
4. Prosedur kerja dan pembuatan kurva kalibrasi
a) Optimalkan alat SSA sesuai petunjuk penggunaan alat.
b) Ukur serapan dari masing – masing larutan kerja yang telah
dibuat pada panjang gelombang 422,7 nm.
c) Buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persaamaan garis
regresi
d) Lanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah
dipersiapkan.
Analisa Komponen Fosfor
1. Reagent :
Spectroquant Phosphorus-Test (PMB), Cat. No. 1.14848.0001
Oxisolv decompotition reagent, Cat. No. 1. 12936.0030
Microwave Digestion Unit MW 500, Cat. No. 1. 14672.0001
Digestion basic Set, Cat. No. 1. 14613.0001
2. Persiapan Sample
Dalam tabung Digestion 10 ml sample dicampur (pH 5-9), yang
mana sample tersebut mempunyai nilai COD 1200 mg/l dengan 2
sendok reagent Oxisolv kemudian dilakukan pemanasan pada 500
Watt microwave selama 65 detik. Setelah 5 menit habis pendinginan
dilakukan pengocokan dalam tabung sampai larutan bersih dan tidak
berwarna.
Analisa Komponen Kalium
1. Reagent :
CAL- Larutan ekstraksi : Melarutkan 15,4 gr kalium laktat dan 7,9
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 25 dimasukkan dalam Volumetrik flask dan tambahkan 17,9 ml asam
acetate 100% GR.
2. Persiapan Sample
Menimbang sample sebanyak 5 gr dan dibuat larutan sebesar 300
ml, kemudian ditambahkan 100 ml larutan ekstraksi. Kocok selama
90 menit. Filter ekstrak tersebut dengan filter suling dan ambil
filtrat sebanyak 10 ml serta menjaga pH filtrate 5-7 dengan 32%
larutan NaOH.
3. Analisa Fosfor
Analisa yang dipakai dengan metode SQ 18 photometer dengan
parameter dibawah ini :
- Metode : Pottasium
- Batasan peengukuran : 5 - 35
- Satuan : mg/l
- Waktu reaksi : 5 + 0 menit
- Cell : 16 mm
- Panjang gelombang : 690 nm
- Kalibrasi : faktor
- Evaluasi : linear
- Factor : 40,7
5. Uji komponen Ca, P, dan K
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 26
III.6. METODOLOGI PENELITIAN
Batang pohon pisang kepok
Batang Pohon Pisang Kepok sebanyak 500 gram Dipotong kecil-kecil dengan ukuran 1 cm.
Aquadest dengan volume : 500,550,600,650,
700 ml
Filtrat Proses ekstraksi
Padatan
Analisa kadar Ca, P dan K dengan Spektrofotometer
Uji komponen Ca, P dan K terhadap tanaman
Diaduk, dengan waktu pengadukan : 5, 10, 15, 20, 25 menit
Dengan kecepatan pengadukan 240 rpm
Filtrasi Di blender
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Analisa Bahan Baku ( Batang Pohon Pisang Kepok )
Batang Pohon Pisang Kepok dianalisa terlebih dahulu kadar Ca, P dan K
sebelum dilakukan proses Ekstraksi. Hasil analisa kadar Ca, P dan K dalam
Batang Pohon Pisang Kepok adalah sebagai berikut :
IV.1.1 Tabel Hasil Analisa Kadar Ca, P dan K awal
(Lab. Instrumentasi UPN “Veteran” JAWA TIMUR)
IV.2 Proses Ekstraksi
Setelah persiapan bahan baku berupa Batang Pohon Pisang Kepok yang
telah dipotong kecil – kecil serta peralatan yang sudah siap digunakan, selanjutnya
dilakukan proses Ekstraksi untuk mengambil komponen Ca, P dan K yang
terkandung dalam Batang Pohon Pisang Kepok. Hasil analisa yang didapat untuk
kadar P, K dan Ca setelah Ekstraksi adalah sebagai berikut :
IV.2.1 Tabel Hasil Analisa Kadar Ca, P dan K
Komponen Kadar (%) Keterangan
22,20 Volume 500 ml, waktu pengadukan 5 Menit 22,8 Volume 550 ml, waktu pengadukan 5 Menit 23,1 Volume 600 ml, waktu pengadukan 5 Menit 18,98 Volume 650 ml, waktu pengadukan 5 Menit
P
16,4 Volume 700 ml, waktu pengadukan 5 Menit 14,9 Volume 500 ml, waktu pengadukan 5 Menit 15,01 Volume 550 ml, waktu pengadukan 5 Menit 15,4 Volume 600 ml, waktu pengadukan 5 Menit 12,2 Volume 650 ml, waktu pengadukan 5 Menit
K
11,32 Volume 700 ml, waktu pengadukan 5 Menit Sampel Komponen Kadar (% berat)
Ca 24,8
P 49,25 Batang Pohon Pisang Kepok
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 28 10,65 Volume 500 ml, waktu pengadukan 5 Menit
10,9 Volume 550 ml, waktu pengadukan 5 Menit 11,1 Volume 600 ml, waktu pengadukan 5 Menit 7,1 Volume 650 ml, waktu pengadukan 5 Menit
Ca
5,54 Volume 700 ml, waktu pengadukan 5 Menit 21,85 Volume 500 ml, waktu pengadukan 10 Menit
22,4 Volume 550 ml, waktu pengadukan 10 Menit 23 Volume 600 ml, waktu pengadukan 10 Menit 17,5 Volume 650 ml, waktu pengadukan 10 Menit
P
14,7 Volume 700 ml, waktu pengadukan 10 Menit 18,55 Volume 500 ml, waktu pengadukan 10 Menit 18,43 Volume 550 ml, waktu pengadukan 10 Menit 18,67 Volume 600 ml, waktu pengadukan 10 Menit 17 Volume 650 ml, waktu pengadukan 10 Menit
K
15,15 Volume 700 ml, waktu pengadukan 10 Menit 10,65 Volume 500 ml, waktu pengadukan 10 Menit 10,9 Volume 550 ml, waktu pengadukan 10 Menit 11,1 Volume 600 ml, waktu pengadukan 10 menit 7,1 Volume 650 ml, waktu pengadukan 10 Menit
Ca
5,54 Volume 700 ml, waktu pengadukan 10 Menit 27,95 Volume 500 ml, waktu pengadukan 15 Menit 28,7 Volume 550 ml, waktu pengadukan 15 Menit 30,05 Volume 600 ml, waktu pengadukan 15 Menit 16,5 Volume 650 ml, waktu pengadukan 15 Menit
P
13,89 Volume 700 ml, waktu pengadukan 15 Menit 21,2 Volume 500 ml, waktu pengadukan 15 Menit 20,77 Volume 550 ml, waktu pengadukan 15 Menit 21,75 Volume 600 ml, waktu pengadukan 15 Menit 18,45 Volume 650 ml, waktu pengadukan 15 Menit
K
16,8 Volume 700 ml, waktu pengadukan 15 Menit 14,32 Volume 500 ml, waktu pengadukan 15 Menit 15,45 Volume 550 ml, waktu pengadukan 15 Menit 16,2 Volume 600 ml, waktu pengadukan 15 Menit 9,87 Volume 650 ml, waktu pengadukan 15 Menit
Ca
6,85 Volume 700 ml, waktu pengadukan 15 Menit 11,25 Volume 500 ml, waktu pengadukan 20 Menit 13,23 Volume 550 ml, waktu pengadukan 20 Menit 20,87 Volume 600 ml, waktu pengadukan 20 Menit 19,86 Volume 650 ml, waktu pengadukan 20 Menit
P
19,56 Volume 700 ml, waktu pengadukan 20 Menit 16,1 Volume 500 ml, waktu pengadukan 20 Menit 17,5 Volume 550 ml, waktu pengadukan 20 Menit 18,05 Volume 600 ml, waktu pengadukan 20 Menit
K
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 29 4,15 Volume 700 ml, waktu pengadukan 20 Menit 9,96 Volume 500 ml, waktu pengadukan 20 Menit 10,86 Volume 550 ml, waktu pengadukan 20 Menit 11,06 Volume 600 ml, waktu pengadukan 20 Menit 6,13 Volume 650 ml, waktu pengadukan 20 Menit
Ca
3,03 Volume 700 ml, waktu pengadukan 20 Menit 21,74 Volume 500 ml, waktu pengadukan 25 Menit 23,05 Volume 550 ml, waktu pengadukan 25 Menit 23,76 Volume 600 ml, waktu pengadukan 25 Menit 12,98 Volume 650 ml, waktu pengadukan 25 Menit
P
9,5 Volume 700 ml, waktu pengadukan 25 Menit 14,1 Volume 500 ml, waktu pengadukan 25 Menit 14,73 Volume 550 ml, waktu pengadukan 25 Menit 15,65 Volume 600 ml, waktu pengadukan 25 Menit 8,46 Volume 650 ml, waktu pengadukan 25 Menit
K
4,39 Volume 700 ml, waktu pengadukan 25 Menit 8,87 Volume 500 ml, waktu pengadukan 25 Menit 9,22 Volume 550 ml, waktu pengadukan 25 Menit 9,78 Volume 600 ml, waktu pengadukan 25 Menit 5,57 Volume 650 ml, waktu pengadukan 25 Menit
Ca
3,02 Volume 700 ml, waktu pengadukan 25 Menit
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 30
Gambar IV.2.2 Pengaruh volume dan waktu pengadukan terhadap kadar Ca
Pada gambar IV.2.2 diketahui bahwa kadar Ca dari waktu pemixeran 5
menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit dan 25 menit pada volume 500 ml, 550 ml,
dan 600 ml mengalami peningkatan dan pada volume 650 ml dan 700 ml dengan
semua waktu pengadukan, mengalami penurunan.
Kadar Ca optimal terjadi pada volume 600 ml dan dan waktu pengadukan
15 menit sebesar 16,2 % berat. Hal ini terjadi karena komponen Ca terekstrak
secara sempurna pada kondisi tersebut.
Gambar IV.2.3 Pengaruh volume dan waktu pengadukan terhadap kadar P
Pada gambar IV.2.3 diketahui bahwa kadar P dari waktu pengadukan 5
menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit dan 25 menit pada volume 500 ml, 550 ml,
dan 600 ml mengalami peningkatan dan pada volume 650 ml dan 700 ml dengan
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 31 Kadar P optimal terjadi pada volume 600 ml dan dan waktu pengadukan
15 menit sebesar 30,05 % berat. Hal ini terjadi karena komponen P terekstrak
secara sempurna pada kondisi tersebut.
Gambar IV.2.4 Pengaruh volume dan waktu pengadukan terhadar kadar K Pada gambar IV.2.4 diketahui bahwa kadar K dari waktu pengadukan 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit dan 25 menit pada volume 500 ml, 550 ml,
dan 600 ml mengalami peningkatan dan pada volume 650 ml dan 700 ml dengan
semua waktu pengadukan mengalami penurunan.
Kadar K optimal terjadi pada volume 600 ml dan dan waktu pengadukan
15 menit sebesar 21,5 % berat. Hal ini terjadi karena komponen K terekstrak
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 32
IV.3 Uji Komponen Ca, P dan K pada Tanaman
IV.3.1 Tabel Hasil Uji Komponen Ca, P dan K Terhadap Tanaman Cabe dengan pembanding pupuk Vanda’s
Pupuk Batang Pisang
Minggu Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun Jumlah Buah
1 2.5 3
2 3.3 4
3 6 6
4 9 8
Pupuk Pembanding (Pupuk Vanda's)
Minggu Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun Jumlah Buah
1 2 3
2 5 5
3 10 7
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
1. Pada proses Ekstraksi Batang pohon pisang kepok didapatkan kadar Ca, P
dan K yang terbaik adalah 16,2 % berat, 30,05% berat, dan 21,5% berat.
Pada volume 600 ml dan waktu pengadukan 15 menit.
2. Dari hasil penelitian yang kami lakukan bahwa volume pelarut dan waktu
pengadukan mempengaruhi proses ekstraksi, itu berlaku sampai mencapai
keadaan optimal. Setelah melewati keadaan optimal proses ekstraksi akan
mengalami penurunan.
3. Hasil uji komponen Ca, P dan K terhadap tanaman cabe dengan
pembanding pupuk vanda’s adalah tanaman cabe dengan pupuk dari
batang pisang Kepok hasilnya kurang maksimal jika dibandingkan dengan
pupuk Vanda’s hal ini dikarenakan komponen yang ada di di pupuk
vanda’s lebih banyak dari pada pupuk dari batang pohon pisang kepok.
V.2. Saran
Hasil penelitian yang kami lakukan kurang optimal pada uji tanaman, hal
ini dikarenakan hanya ada tiga komponen dalam pupuk dari batang pohon
pisang Kepok sehingga pertumbuhan dari pupuk ini tidak optimal
dibandingkan pupuk Vanda’s. Untuk mendapatkan hasil yang optimal
kami sarankan untuk menambahkan komponen yang lain dalam pupuk
batang pisang dengan mengkombinasikan dari bahan organik lain atau
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 34
DAFTAR PUSTAKA
Hawley,Gessner.G.,1981, ”The Condesed Chemical DictoneryEdisi X”, Van Nostrand Reinhold Company : New York.
McCabe. W. L., Smith, J. C. dan Harriot, P., 1993, ”operasi Teknik Kimia
Jilid 2 Edisi IV”, Erlangga : Jakarta.
Marsono dan Sigit,paulus., 2001, ”Pupuk Akar Jenis dan Aplikasi, PT.
Penebar Swadayan: Jakarta.
Rinema, W.J., 1983, ”Pupuk dan cara pemupukan”, Bhratara Karya Aksara :
Jakarta.
Rismunandar,1989,” Bertanam pisang”, Sinar Baru : Bandung.
Sarief, Saifuddin.,1985, ”Kesuburan dan Pemupukan tanah
pertanian”,Pustaka Buana : Bandung.
http://www.diperta.jabarprov.go.id/data/arsip/PEDOMAN%20PERTANIAN
%20ORGANIK.pdf.
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.portofhuene
me.org/documents/Liquid_Fertilizer.doc&sa=X&oi=translate&resnum=2&ct=r
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR
DAFTAR PUSTAKA
Hawley,Gessner.G.,1981, ”The Condesed Chemical DictoneryEdisi X”, Van Nostrand Reinhold Company : New York.
McCabe. W. L., Smith, J. C. dan Harriot, P., 1993, ”operasi Teknik Kimia
Jilid 2 Edisi IV”, Erlangga : Jakarta.
Marsono dan Sigit,paulus., 2001, ”Pupuk Akar Jenis dan Aplikasi, PT. Penebar Swadayan: Jakarta.
Rinema, W.J., 1983, ”Pupuk dan cara pemupukan”, Bhratara Karya Aksara : Jakarta.
Rismunandar,1989,” Bertanam pisang”, Sinar Baru : Bandung.
Sarief, Saifuddin.,1985, ”Kesuburan dan Pemupukan tanah pertanian”,Pustaka Buana : Bandung.
http://www.diperta.jabarprov.go.id/data/arsip/PEDOMAN%20PERTANIAN %20ORGANIK.pdf.