• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi pupuk cair organik cair biasanya dilakukan dengan diseprotkan kedaun dan disiramkan langsung ke perakaran tanaman.

Beberapa jenis pupuk organik cair dapat langsung disemprotkan ke daun tanpa penambahan air, tetapi jenis lain harus dilarutkan dalam air terlebih dahulu dengan dosis tertentu. Dalam pengenceran pupuk cair dapat pula ditambahkan bahan perekat, hormon, insektisida atau bahan pembantu lain. Aplikasi pupuk cair dengan cara disemprotkan ke daun sebaiknya tidak dilakukan pada kondisi terik matahari atau kelembaban rendah karena larutan pupuk akan cepat menguap. Pemupukan juga

Hasil Penelitian

TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 8 disarankan tidak dilakukan pada saat hujan karena larutan pupuk dari daun akan hilang.

Aplikasi pupuk cair yang lain, yaitu dengan menyiramkan langsung ke perakaran tanaman. Cara aplikasi pemupukan ini lebih tepat untuk tanaman besar dan tanaman tahunan yang tidak terjangkau penyemprotan. Caranya pupuk dilarutkan terlebih dahulu sesuai dengan konsentrasi yang dianjurkan pada label lalu disiramkan ke perakaran tanaman. Pemupukan akan lebih efisien bila dilakukan sekaligus dengan penyiraman tanaman.

Dapat disimpulkan bahwa pupuk cair lebih baik bila dibandingkan dengan pupuk padat. Pupuk cair lebih cepat meresap pada tanah, tidak merusak humus sedangkan pupuk padat kurang cepat meresap pada tanah, mudah hilang terbawa angin, memerlukan tambahan waktu dan tenaga kerja. (Marsono dan Paulus sigit,2001)

Fosfor

Fosfor sebagai ortho-fosfat memegang peranan penting dalam kebanyakan reaksi enzim yang tergantung kepada fosforilase. Oleh karena itu fosfor merupakan bagian dari inti sel, sangat penting dalam pembelahan sel, dan juga untuk perkembangan jaringan meristem. Dengan demikian fosfor merangsang pertumbuhan akar dan tanaman muda, mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji, atau gabah, selain itu juga sebagai penyusun lemak dan protein.

( Saifuddin sarief,1985).

Pupuk Fosfat

Fosfor sebagai zat makanan tanaman. Pengaruh fosfat

Dalam banyak hal fosfat mempunyai pengaruh yang positif sebagai berikut:

Hasil Penelitian

TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 9 2. Mendorong tanaman menjadi masak dengan baik. Dalam hal ini fosfat

mempunyai pengaruh yang berlawanan dibandingkan dengan Nitrogen.

3. Pada tanaman gandum mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan rumpun yang sehat, dan menghasilkan rumput kering yang lebih kuat dan tidak mudah patah.

4. Fosfat sangat penting, terutama untuk produksi butiran gandum. Karena fosfat, maka produksi butiran gandum bertambah lebih banyak dari pada kenaikan produksi rumput keringnya. Bibit biji-bijian biasanya lebih banyak mengandung fosfat dari pada bagian lain dari tanaman. 5. Pada kentang ia membantu menghasilkan produksi dalam jumlah

satuan yang lebih banyak, namun ukuran kentangnya menjadi lebih kecil. Fosfat menaikkan kadar karbohidrat dan menaikkan kualitas karbohidrat pada kentang.

6. Menaikkan kadar gula pada tanaman.

7. Mempunyai pengaruh positif untuk menaikkan kualitas ercis yang sudah cukup tua untuk dimasak, Ercis yang sudah dimasak. Ercis yang dihasilkan dari tanah.

8. Dapat memperbaiki kondisi lapisan rumput.

Fosfat dapat membantu pertumbuhan rumput secara positif, seperti Engels raaigras, dan klaver putih. Pertumbuhan tumbuhan pengganggu, dan berbagai jenis rumput yang jahat dapat ditekan dengan pemupukan fosfat yang baik.

9. Penting untuk memelihara kondisi kesehatan ternak. Rumput dari tanah yang kekurangan fosfat pada umumnya mempunyai kadar asam fosfat yang rendah.

Hasil Penelitian

TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 10 Fosfor di dalam pupuk

Pupuk fosfat sederhana yang biasa dipakai pada umumnya hanya mengandung kalsium fosfat. Pada pupuk yang majemuk terdapat juga amonium fosfat

Superfosfat

Bahan baku untuk pembuatan superfosfat adalah fosfat kasar atau fosfat alam. Ia mengandung kalsium fosfat Ca3(PO4)2. Fosfat alam di dapatkan di banyak tempat di dalam tanah, tersebar luas di seluruh dunia.

Didalam pabrik super fosfat, kalsium fosfat alam diolah dengan asam sulfat menjadi kalsium fosfat asam primer. Reaksinya berlangsung sebagai berikut.

Ca3(PO4)2 + 2 H2SO4 Ca(H2PO4)2 + 2 CaSO4

Kedua hasil akhir dari reaksi kimia ini, yaitu kalsium fosfat asam primer dan gips, bersama-sama merupakan mono superfosfat yang biasa. Komposisi dan Sifat-Sifatnya

Komponen penting dari mono superfosfat adalah kalsium fosfat asam primer dan gips. Disamping itu ada juga sedikit asam fosfat (H3PO4) bebas. Kadar P2O5 nya 19% yang bisa larut didalam air.

Kekurangan Unsur Fosfor (P)

Kekurangan unsur ini akan menyebabkan warna bibit tanaman muda menjadi keungu-unguan yang kemudian menjadi menguning. Pertumbuhan menjadi terlambat dan akibat selanjutnya proses kematangan menjadi terhambat dan akibat selanjutnya proses kematangan menjadi lambat.

Pada umumnya kekurangan fosfat ini menunjukkan gejala pada tepi-tepi daun,cabang,dan batang terdapat warna merah keungu-unguan;selanjtnya tanaman menjadi kuning. Tanaman menjadi kerdil dan proses pemasakan buah berjalan lambat. Produksi tanaman buah-buahan dan juga biji-bijian bisa merosot.

Hasil Penelitian

TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 11

Kalium (K)

Kalium adalah salah satu dari beberapa unsur utama yang diperlukan tanaman dan sangat mempengaruhi tingkat produksi tanaman. Kalium sangat penting dalam proses setiap proses metabolisme tanaman, yaitu dalam sintesis dari asam amino dan protein dari ion-ion amonium. Kalium berperan membantu pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman, meningkatkan resistensi terhadap penyakit dan kualitas buah-buahan. Berdasarkan penelitian kalium terdapat mengumpul pada titik-titik tumbuh.

Pupuk Kalium

Kalium sebagai zat makanan tanaman

Kalium bukan merupakan komponen dari bahan organik yang membentuk tanaman. Ia khusus terdapat di dalam cairan sel di dalam bentuk ion-ion K+ . Namun, ini mempunyai fungsi yang mutlak harus ada di dalam proses metabolisme tanaman. Kalium mempunyai pengaruh positif terhadap hasil dan kualitas tanaman.

Sifat-sifat positif pupuk kalium, antara lain sebagai berikut : a. Mendorong produksi hidrat arang.

Tanaman yang banyak mengandung komponen ini (seperti kentang dan bit) membutuhkan banyak pupuk kalium.

b. Mempunyai peranan penting dalam mengangkut hidrat arang di dalam tanaman. Kekurangan unsur ini dapat mengakibatkan berkumpulnya gula pada daun yang diproduksi melalui asimilasi.

c. Mengurangi kepekaan tanaman terhadap kekeringan. Kalium membantu pengisapan air oleh akar tanaman, dan mencegah menguapnya air keluar dari daun.

d. Mengurangi kepekaan tanaman terhadap hawa dingin dan hawa dingin malam.

e. Sedikit banyak mengurangi kerusakan yang diakibatkan oleh berbagai penyakit. Hal ini terutama berlaku bagi roest dan meeldauw.

Hasil Penelitian

TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 12 Kekurangan kalium pada kentang menyebabkan tanaman ini mudah terkena penyakit phytopthora (penyakit cendawan).

f. Membantu menguatkan rumpun pada tanaman gandum dan vlas, sehingga tanaman ini tidak terlalu mudah rebah.

g. Memperbaiki beberapa sifat kualitatif (rasa, warna, bau harum, tahan lama, dan sebagainya) dari berbagai hasil tanaman. Pemupukan kalium yang cukup, banyak membantu mencegah timbulnya stootblauw pada kentang.

h. Mempunyai pengaruh baik terhadap kualitas tanaman rumput, terutama Engels raaigras dan klaver putih membutuhkan pupuk kalium yang cukup. Di tanah yang kurang akan kalium, klaver putih mudah sekali lenyap.

Pengaruh negatif dari kalium yang terlalu banyak

Pemupukan tanaman dengan kalium yang terlalu banyak, bukan saja tidak ekonomis, karena tidak menaikkan hasil tanaman, tetapi juga bisa mengakibatkan menurunnya hasilnya. Lagi pula, tanaman dapat menyerap kalium lebih banyak dari pada yang dibutuhkannya untuk mencapai hasil yang maksimum.

Akibatnya dapat merugikan, karena sebagai berikut : a. Menurunnya kadar kering dari hasil tanaman. b. Menurunnya penyerapan dari kation kation lain.

c. Memperbesar kemungkinan timbulnya kekurangan boron. Kalium di dalam pupuk

Kekurangan Kalium (K)

Kekurangan kalium pada umumnya menunjukan gejala-gejala seperti becak-becak atau keriput-keriputan pada daun. Becak-becak ini meliputi seluruh permukaan daun kecuali pada tulang tengah, dan selanjutnya daun berkeriput mengering.

Gejala-gejala ini menunjukkan kekurangan kalium :

Daun : berwarna hijau tua dengan becak-becak seperti karat,daun-daun mati sebelum waktunya setelah tanaman berbunga. Daun-daun tua

Hasil Penelitian

TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 13 merunduk dan daun-daun muda menggulung menyerupai tanaman kekurangan air.

Batang : batang pendek dan kecil sehingga tanaman kerdil.

Akar : akar tanaman yang kekurangan kalium umumnya kurang berkembang. Akar kecil-kecil dan pendek dengan cabang dan akar rambut yang kecil. Warna akar sering berubah menjadi coklat tua samapi hitam,menandakan akar yang busuk.

Kalsium (Ca)

Kalsium ternyata merupakan unsur utama (esensial) juga yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan meristem dan menjamin pertumbuhan dan berfungsinya ujung-ujung akar yang wajar. Terdapat juga dalam bentuk kalsium pektat, yang merupakan penyusun lamela tengah dan dinding sel dan demikian juga berkumpul dalam daun.

Kalsium penting dalam pembentukn zat putih telur, mencegah kemasaman pada cairan sel, mengatur permeabilitas dinding sel atau daya tembus cairan. Zat kapur ini terdapat pada dinding dan batang dan berpengaruh baik pada pertumbuhan ujung dan bulu-bulu akar. ( Saiifuddin Sarief,1985)

Pupuk Kalsium

Kalsium sebagai zat makanan pada tanaman

Kalsium didalam tanaman sangat penting untuk menetralisasi senyawa asam. Senyawa asam ini bilamana konsentrasinya terlalu tinggi, mempunyai pengaruh negatif terhadap protoplasma. Lagi pula unsur ini berada di dalam tanaman sebagai bagian dari dinding sel dalam berbagai bentuk persenyawaan. Kekurangan kalsium sama sekali jarang atau tidak pernah pada tanaman.

Kalsium di dalam tanah

Kalsium di dalam tanah dijumpai sebagai berikut : a. kalsium karbonat.

Hasil Penelitian

TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 14 c. Ion-ion Ca2+ di dalam air tanah.

Kalsium dan struktur

Untuk struktur tanah pertanian adalah sangat penting, bahwa kompleks adsorpsi diduduki dengan cukup oleh ion-ion Ca2+, dan bahwa konsentarasi ionion Ca2+ di dalam air tanah cukup tinggi.kalsium mengurangi sifat kaku dari tanah liat yang berat dan mencegah tanah pasir bercampur dengan tanah liat. Oleh sebab itu maka tanah perlu mempunyai cadangan CaCO3 sebagaian dari CaCO3 yang sulit larut, ditransformasi menjadi Ca(HCO3)2, yang lebih mudah larut dan dapat mensuplai ion-ion Ca2+.

Pengaruh pemberian kalsium pada tanah sebagai berikut : 1. Memperkaya tanah dengan nitrogen.

2. Memobilisasi zat makanan tanaman. 3. Fiksasi zat tanaman.

4. Meningkatkan suplai magnesium. (Rinema,1983) Kalsium didalam pupuk

yang dimaksud pupuk kalsium adalah produk yang mengandung persenyawaan kalsium, yang bereaksi basa.

Dari kelompok pupuk kalsium yang biasa dipakai, maka kalsium yang dikandungnya mempunyai bentuk sebagai berikut :

a. kalsium Oksida atau kapur mentah (CaO). b. Kalsium hidroksida atau kapur mati Ca(OH)2. c. Kalsium karbonat (CaCO3).

d. Kalsium Sulfat (CaSiO3). (Rinema,1983)

Kekurangan Kalsium (Ca)

Gejalanya, daun-daun muda dan ujung-ujung titik tumbuh tanaman berkeriput dan akhirnya mengering. Daun-daun yang lebih tua kelihatan lebih banyak berkeriput.

Kekurangan kalsium ini ternyata menunjukan dua akibat buruk pada tanaman, yaitu menyebabkan terhambatnya pertumbuhan sistem

Hasil Penelitian

TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 15 perakaran dan gejala ini tampak pada daun. Menyebabkan terkumpulnya zat-zat lain di dalam jaringan-jaringan sedemikian banyaknya sehingga dapat menurunkan kekuatan pertumbuhan. (Rinema,1983)

II.1.2 POHON PISANG

Pohon pisang dikenal dengan nama ilmiah Musa Sp. Pohon pisang tidak mempunyai akar pancer. Akarnya berpangkal dari umbi batang yang sebagian besar letaknya dibawah tanah. Akar yang keluar dari umbi bagian samping tumbuhnya mendatar, dan yang tumbuh dari bagian bawah, tumbuhnya kebawah pula. Biasanya akar-akar tersebut keluarnya berkelompok 4. Panjang rata-rata akar bagian atas 4 sampai 5 meter dan yang tumbuh kebawah hanya 75 sampai 150 cm. Pada umumnya akar pisang letaknya kurang lebih 15 cm dibawah permukaan tanah. Akar rambutnya sangat banyak.

Batang pisang adalah batang semu bagian bawahnya merupakan umbi batang, dan bagian atas yang berupa batang dibentuk oleh upil daunnya yang memanjang dan saling menutupi. Umbi batang terdiri atas bagian dalam dimana tumbuh akar-akar baru, dan bagian luar yang ditembus oleh akar. Dari bagian ini tumbuh tunas-tunas yang kemudian menjadi anak pisang yang baru. Pada bagian atas umbi tersebut terdapat titik tumbuh dan kambium. Titik tumbuh ini menghasilkan hasil-hasil baru sedangkan kambium bertanggung jawab membesarkan pohon. Titik tumbuh yang pada permulaan menghasilkan daun, pada saat terakhir kambium menjulang keatas, dan keluar dari batang sudah berupa bunga pisang yang masih tertutup. (Rismunandar,1989)

Hasil Penelitian

TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 16

II.1.3. Batang pisang

Batang pisang adalah batang semu bagian bawahnya merupakan umbi batang, dan bagian atas yang berupa batang, dibentuk oleh upih daunnya yang memanjang dan saling menutupi.

Batang pohon pisang cukup banyak mengandung zat-zat mineral. Kadar airnya cukup tinggi sedangkan kadar zat karbohidratnya tidak mengensankan.

Dari hasil penelitian Balai Industri tahun 1962, tercatat susunan kimiawi dari batang pisang sebagai berikut :

Air 92,5 %

Protein 0,35 %

Karbohidrat 4,6 %

Zat Fosfor 135 mgr per 100 gr batang Zat kalium 213 mgr per 100 gr batang Zat Kalsium 122 mgr per 100 gr batang (Rismunandar,1989)

II.1.4 Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan kelarutan zat terlarut (solute) dalam campuran dengan pelarutnya (solvent). Tujuan ekstraksi adalah untuk mengeluarkan zat yang diinginkan dari suatu campuran dan memisahkan zat yang tidak diinginkan dari campuran tersebut. Proes ekstraksi ada 2 macam yaitu ekstraksi padat cair (leaching) dan ekstraksi liquid –liquid.

1. Ekstraksi padat-cair (leaching)

Ekstraksi padat-cair adalah proses pemisahan zat terlarut (solute) dari campuran padatan dengan menggunakan pelarut (solvent) yang hanya dapat melarutkan zat terlarut tersebut menjadi larutan (solution) dan padatan (solid) sisa yang tidak terlarutkan (inert).

Hasil Penelitian

TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 17 Mekanisme ekstraksi padat-cair adalah zat terlarut yang

akan dilarutkan tersebar merata pada campuran padatan. Zat terlarut yang dipermukaan akan larut ke dalam pelarut lebih dahulu, akibatnya sisa campuran padatan akan berpori - pori selanjutnya pelarut harus menembus lapisan – lapisan larutan dipermukaan campuran padatan untuk mencapai zat terlarut yang akan dibawahnya akibatnya kecepatan ekstraksi menurun dengan tajam karena sulitnya lapisan larutan tesebut ditembus.

Efisiensi proses ekstraksi terutama tergantung pada kontak yang baik antara pelarut (solvent) dan campuran padatan yang dapat larut (solut) dalam pelarut.

Proses ekstraksi dapat ditingkatkan dengan menggunakan aliran yang berlawanan arah antara pelarut dan campuran padatan (solit) sehingga menaikkan intensitas dan kesempatan kontak antara ke dua fase pelarut dan campuran padatan.

2. Ekstraksi liquid - liquid

Adalah pemisahan zat terlarut (solut) dari campuran cairan dengan menggunakan pelarut (solvent) yang hanya dapat melarutkan konstituen yang dapat larut dalam pelarut sehingga terbentuk dua fase laruran yang tidak saling melarutkan (membentuk campuran heterogen).

Konstituen yang akan dipisahkan terdistribusi di campuran cairan dan di cairan pelarut selagi masih terjadi kontak keduanya. Pemisahan konstituen dalam campuran cairan berdasarkan perbedaan daya larutnya (kelarutannya) dalam cairan pelarut, berarti sifat keduanya harus diketahui terlebih dahulu. Proses ekstraksi liquid – liquid biasanya digunakan untuk memisahkan suatu feed yang tediri dari solute (A) yang dapat larut dan diluent (B) yang tidak dapat larut, dengan melarutkannya ke dalam solvent (S atau C). larutan hasil ekstraksi yang banyak mengandung solvent dan sedikit feed disebut larutan ekstrak. Larutan hasil

Hasil Penelitian

TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 18 ekstraksi yang banyak mengandung feed dan sedikit solvent disebut larutan raffinat.

(McCabe dkk,1993)

II.2. LANDASAN TEORI

II.2.1. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRAKSI

1. Ukuran partikel

Ukuran partikel yang kecil akan memperbesar luas permukaan kontak antara partikel padatan dengan cairan pelarut akibatnya akan memperbesar rate transfer antara material dan memperkecil jarak difusi. Tetapi partikel yang sangat halus akan membuat tidak efektif bila sirkulasi proses tidak dijelaskan disamping itu juga akan mempersulit aliran solid residu. Jadi harus ada range tertentu untuk ukuran partikel agar tiap partikel mempunyai waktu ekstraksi yang sama dan juga tidak menggumpal dan menyulitkan aliran/drainage.

2. Pelarut / solvent

Pelarut harus dipilih yang cukup baik untuk pemisahan campuran padatan yang hanya dapat melarutkan solute dengan baik dan viskositasnya rendah agar lebih mudah tersikulasi didalam proses. Umumnya pada awal ekstraksi pada keadaan murni tapi setelah beberapa lama kosentrasi selalu didalam pelarut akan bertambah besar akibatnya rate ekstraksinya akan menurun, yang pertama oleh karena gradient kosentrasi berkurang dan yang kedua oleh karena larutan bertambah pekat.

3. Suhu operasi

Umumnya kelarutan suatu solute (zat pelarut) yang diekstraksi akan bertambah dengan bertambahnya tinggi suhu dan juga menambah besar difusi jadi secara keseluruhan akan menambah kecepatan ekstraksi namun demikian harus diperhatikan apakah dengan suhu tinggi tidak merusak material yang diproses. Pelarut Volatile kurang baik pada suhu tinggi karena volume pelarut berkurang selama proses

Hasil Penelitian

TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 19 ekstraksi, walaupun dipasang pendingin tegak sebab kelaruan solute dalam solvent sudah tertentu pada pherry hand book.

4.Pengadukan

Pengadukan yang makin kuat maka difusi akan meningkat dan tahanan perpindahan massa pada permukaan partikel selama proses leaching berlangsung maka berkurang. Dengan pengadukan perpindahan zat terlarut dari permukaan partikel kedalam pelarut bertambah cepat. Dengan pengadukan akan mencegah terjadinya pengendapan.(McCabe dkk,1993)

II.2.2 Sifat – sifat Air

- Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa. - Berbentuk liquid.

- Merupakan pelarut yang baik. - Mempunyai titik didih 100oC. - Mempunyai titik beku 0oC. - Densitas air 62,4 lbm/ cuft.

- Tekanan uap (100oC) adalah 760 mmHg. - Panas laten pembentukan 80 cal/gram. - Panas laten kondensasi 540 cal/gram.

(Gessner G.Hawley,1981)

II.3. HIPOTESIS

Adanya kandungan Ca, P, dan K pada batang pohon pisang maka batang pohon pisang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif pembuatan pupuk cair yang dipengaruhi oleh volume pelarut dan waktu pengadukan.

Hasil Penelitian

TEKNI K KI MI A UPN “VETERAN” JAWA TI MUR 20

BAB III

Dokumen terkait