MASUK DAN BERKEMBANGNYA PARMALIM
DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk MemenuhI Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
IVEN SIUS DEO GULTOM
NIM. 071233210040
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Iven Sius Deo Gultom, NIM. 071233210040. Masuk Dan Berkembangnya Parmalim di Kota Medan. Pembimbing Skripsi Dra. Flores Tanjung, MA. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, 1. Sejarah masuknya Parmalim di Kota Medan 2. Aspek-aspek yang mempengaruhi sejarah masuknya Parmalim di Kota Medan 3. Dinamika perkembangan Parmalim di Kota Medan.
Dimana dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian Field Research(Penelitian Lapangan). Yaitu dengan cara mengumpulkan data langsung dari lokasi penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif.
KATA PENGANTAR
Salam disertai hormat
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, peneliti
mengucap syukur untuk semua berkat dan anugerah yang telah dilimpahkan-Nya kepada peneliti,
terutama dalam pengerjaan skripsi ini.
Bagi peneliti, skiripsi ini merupakan persembahan cinta kasih untuk orang-orang terdekat
peneliti, yang selama ini dengan penuh kesabaran mendukung, menemani, memotivasi dan
bahkan membantu peneliti, hingga akhirnya peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini walau
masih tetap terdapat kelemahan-kelemahan. Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan
hati, peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih secara khsusus dan dengan setulus-tulusnya
kepada:
1. Kepada orangtua peneliti. Terimakasih kepada bapak dan mamak yang memberikan
kepercayaan serta kebebasan kepada peneliti terutama dalam menjalani rutinitas baik di
lingkungan pekerjaan maupun aktivitas pendidikan. Begitu juga dengan kakak dan
abang-abang saya, (Ma Thesa-Pak Thesa, Pak Gita, Hendra, Boni, Jones dan Patar) yang
memberikan perhatiannya dengan tulus kepada peneliti. Juga pariban saya, Henny dan Nova
yang senantiasa turut membantu mengurus pekerjaan rumah, sehingga peneliti memiliki
waktu luang untuk melaksanakan serta merampungkan penelitian ini.
2. Ibu Dra. Flores Tanjung, Msi sebagai dosen Pembimbing Skripsi, yang telah banyak
melungkan waktu serta memberikan masukan, bimbingan serta pengertian kepada saya
selama penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Drs. Yushar Tanjung, Msi sebagai Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen
kepada peneliti mulai peneliti masuk perkuliahan hingga dalam penyelesaian penulisan
skripsi ini.
4. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah banyak
membantu peneliti dalam menyelesaikan berbagai masalah akademik yang dihadapi peneliti
dalam proses perkuliahan.
5. Ibu Dra. Hafnita S.D. Lubis, M.Si selaku sekretaris Jurusan, sekaligus Dosen Pembanding
Bebas. Terimakasih yang sebesar-besarnya juga atas semua bantuan yang Ibu berikan
kepada saya dalam menyelesaikan berbagai masalah akademik diawal perkuliahan saya
hingga dalam proses penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku Dosen Pembanding Utama peneliti
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah dan Staf, pegawai dan jajaran yang telah
membagi sebagian dari ilmu yang mereka miliki untuk semua mahasiswa jurusan
pendidikan Sejarah termasuk Peneliti.
8. Kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan
beserta jajarannya.
9. Drs. H Restu MS, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan yang telah
menjalankan fungsinya dengan baik
10. Sahabat-sahabat saya di OMK. St diego Martoba Medan yang selalu memotivasi saya dalam
menyelesaikan perkuliahaan.
11. Sahabat-sahabat saya di Komisi Keuskupan Agung Medan, tetap dengan komitmen, Tuhan
melindungi.
12. Sahabat-sahabat saya Remaja Masjid Nurul Iman, semoga sukses dalam melaksanakan
13. Sahabat-sahabat saya dari Pemuda Hindu Kota Medan, terimakasih untuk masukan dari
sahabat-sahabat semuanya.
14. Sahabat-sahabat saya Naposo Bulung Parmalim Kota Medan, terimakasih atas bantuan dan
kerjasamanya.
15. Sahabat-sahabat saya di ”Komunitas Kaum Muda Penikmat Perbedaan”, senang bisa
mengenal sahabat-sahabat semua.
16. Sahabat-sahabat saya Relawan Pemungut Sampah, terimakasih untuk ide-ide kreatif
sahabat-sahabat semua.
17. Sahabat-sahabat saya ”Penikmat Musik Tradisional”, semoga cita-cita kita berubah cinta.
18. Rekan Juang di Kelompok diskusi Mahasiswa Barsdem.
19. Amang Pimpinan Pusat Parmalim Huta Tinggi marnangkok Naipospos dan Amang Ulu
Punguan Parmalim Huta Tinggi A. Mindo Simanjuntak. Penulis mengucapkan terimakasih
atas data-data dan informasi yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
20. Seluruh masyarakat Parmalim di Kota Medan yang telah membantu saya dalam mencari
informasi mengenai perkembangan Parmalim di Kota Medan.
Akhirnya, peneliti mohon maaf karena tidak bisa menyebutkan nama satu-persatu
sahabat-sahabat yang banyak membantu peneliti selama ini. Akhir kata, semoga tulisan ini
DAFTAR ISI
A. GambaranUmumLokasiPenelitian... 19
1. Kependudukan ... 21
2. KeadaanGeografi ... 24
3. Mata PencaharianPenduduk ... 24
4. Agama Dan Kepercayaan ... 25
B. Bentuk-bentuk Ritual Kepercayaan Parmalim ... 26
1. SejarahKepercayaanParmalim ... 26
a. DebataMulajadiNabolon ... 29
5. AjarandanSumberHukumUgamoMalim ... 35
6. Upacara (Ritual) Keagamaan... 37
a. UpacaraMararisabtu ... 38
b. UpacaraMartutuaek ... 38
c. UpacaraPasahatTondi ... 39
d. UpacaraMardebata ... 40
e. ManganNapaetdanBrepuasa ... 41
f. UpacaraSipahasada ... 45
g. UpacaraMamasu-masu (Perkawinan) ... 47
h. PameleonBolon (Sipaha Lima) ... 48
7. Sisingamangaraja ... 50
a. SuksesiSisingamangaraja ... 53
b. SisingamangarajaSebagaiSahala ... 53
8. PenyebaranParmalim di Indonesia ... 56
9. Proses Masuknya Parmalim Di Kkota Medan .. 56
C. Dinamika Perkembangan Kepercayaan Parmalim Di Kota Medan Dapat Berkembang di Kota Medan ... 1. NilaiSosial ... 73
a. KearifanLokal ... 73
b. Ramah Tamah ... 74
c. SolidaritasKerukunanAntarUmatBeragama ... 74
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 78
DAFTAR PUSAKA ... 79 PEDOMAN WAWANCARA
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Suku Batak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dibeberapa
wilayah di Indonesia. Di pulau Sumatera sendiri khususnya di Sumatera Utara,
suku Batak bisa ditemukan hampir diseluruh wilayah. Karakteristik
masyarakatnya yang beragam kemudian menciptakan keunikan tersendiri
sehingga sangat menarik untuk diteliti lebih jauh. Marsden (2008 : 337) mengakui
bahwa suku Batak di pulau Sumatera yang paling banyak memiliki ciri-ciri khas
tersendiri. Perbedaan-perbedaan mereka dengan penduduk lain terdapat dalam
sifat, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang istimewa.
Dari semua unsur kebudayaan yang dimiliki suku bangsa Batak, ia
menampakkan ciri kebudayaan yang khas jika dibandingkan dengan kebudayaan
suku bangsa lain di Indonesia. Suku bangsa Batak memiliki sistem kekerabatan ,
adat, hukum, kesenian dan sistem kepercayaan keagamaan yang berbeda.
Sebagian besar kepercayaan dan ajaran tradisional Batak dahulu termuat dalam
ajaran agama Malim, meskipun diakui ada beberapa hal yang tidak termasuk
didalamnya (Gultom, 2010:3).
Unsur-unsur agama Batak kuno ini pada mulanya belum dinamakan sebagai
sebuah agama. Setelah datangnya agama asing di tanah Batak penyebutan agama
Batak itu kemudian diberi nama agama Malim (Ugamo Malim). Kehadiran agama
Malim pada dasarnya bertujuan untuk melindungi kepercayaan tradisional dari
pengaruh agama Kristen, Islam dan Kolonialisme yang dianggap merusak
(Pedersen, 1975 : 41).
Di Indonesia agama Malim tidak dimasukkan kedalam kategori agama seperti
yang disebutkan diatas tetapi pemerintah memasukkan agama Malim kedalam
kategori aliran kepercayaan.
Masyarakat Batak Toba sekarang mayoritas sudah menganut agama
Kristen dan sebagian besar lagi mengaku telah meninggalkan kepercayaan yang
berasal dari nenek moyangnya (Siahaan, 2007 : 2). Kondisi ini kemudian sangat
mempengaruhi keberadaan masyarakat penganut agama Malim khususnya dalam
mempertahankan nilai-nilai budaya yang terdapat dalam agama yang mereka
yakini.
Bisuk Siahaan dalam bukunya, Batak Toba: Kehidupan di Balik Tembok
Bambu (2005) menulis keruntuhan Parmalim (penganut agama Malim) setidaknya
disebabkan atas beberapa hal. Pertama kalah bersaing dengan misi kekristenan
yang dibawa Nommensen. Kedua tekanan yang dilakukan kolonial Belanda
dengan politik pecah belahnya. Ketiga serangan kaum Paderi yang
membumihanguskan perkampungan Batak di Samosir. Sementara Sitor
Situmorang dalam bukunya, Toba Na Sae (2004) menyebut bahwa menurunnya
jumlah masyarakat Parmalim disebabkan politik adu domba yang dilakukan
Belanda dengan mendukung misi Nommensen secara politis yang oleh Belanda
disebut misi suci. Seolah-olah bahwa Parmalim adalah kafir yang harus
Di lain pihak tidak bisa disangkal para penganut ajaran ini mendapat
gempuran hebat dari pola hidup modern yang sekuler. Nilai-nilai tradisonalnya
tergeser oleh paham modern-sekuler yang datang menggebu bersamaan perubahan
jaman yang berlangsung terus-menerus. Pengaruh ini terutama melanda angkatan
mudanya.
Lebih dari itu, tekanan berat yang mereka alami adalah stereotip dan
prasangka masyarakat luas, tidak hanya awam, namun juga dari beberapa sekte
gereja. Tekanan-tekanan itu misalnya, Parmalim dianggap oleh sebagian
masyarakat, sebagai agama pemuja roh nenek moyang. Penganut Parmalim
sendiri dinilai kelompok masyarakat sesat. Karenanya dalam pergaulan di
masyarakat mereka dikucilkan. Yang paling nyata dirasakan muda-mudinya
dalam konteks hubungan sosial. Dalam hal ini, mereka akhirnya eksklusif, yakni
berpacaran hanya dengan sesama penganut Parmalim yang relatif sedikit itu.
Meski demikian, para penganut agama Malim yang tersisa tidak hanya
diam dan menunggu giliran tergerus oleh arus modernisasi. Mereka justru
berusaha lebih keras dalam mempertahankan eksistensinya sebagai masyarakat
yang berbudaya sekaligus berkeyakinan tradisional Batak Toba. Bahkan mereka
masih mampu menjalankan nilai-nilai budaya dan keyakinan yang mereka anut
ditengah berbagai masalah sosial yang sering terjadi sekarang ini.
Dibeberapa tempat, para penganut agama Malim bahkan mendirikan
tempat peribadatannya secara terang-terangan. Hal ini tentu dilatarbelakangi oleh
kemandirian dan keberaniaan dalam mempertahankan keyakinan tradisional yang
tetap menjalankan ritual keagamaannya serta menjalankan ritual adat yang
berkaitan dengan suku Batak Toba.
Di kota Medan sendiri, para penganut agama Malim tersebar dibeberapa wilayah
Kecamatan. Umumnya mereka merupakan penduduk yang merantau dari wilayah
Tapanuli Utara. Dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda, secara
bersama-sama mereka membangun sebuah rumah Ibadah (Parsaktian) di Jalan Air Bersih,
Simpang Limun, Medan.
Melihat kondisi demikian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai keberlangsungan hidup para penganut Parmalim di kota
Medan. Disamping itu peneliti juga ingin mengetahui bagaimana proses
masuknya penganut Parmalim di kota ini, sehingga penelitian ini diberi judul;
“Masuk dan Berkembangnya Parmalim di Kota Medan”.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dasar-dasar kepercayaan Parmalim.
2. Sejarah Parmalim di Sumatera Utara.
3. Latar belakang masuknya kepercayaan Parmalim ke Kota Medan.
4. Perkembangan kepercayaan Parmalim di Kota Medan.
5. Aspek-aspek yang menyebabkan kepercayaan Parmalim dapat
berkembang
C.Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini dibatasi masalah
tentang “Masuk dan Berkembangnya Parmalim di Kota Medan” berikut proses
dan dinamika yang terjadi didalamnya.
D.Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah masuknya Parmalim ke Kota Medan.
2. Apa saja aspek-aspek yang memengaruhi sejarah masuknya Parmalim
di Kota Medan.
3. Bagaimana dinamika perkembangan Parmalim di Kota Medan.
E.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah masuknya Parmalim di Kota Medan
2. Aspek-aspek yang memengaruhi perkembangan Parmalim di Kota
Medan.
3. Untuk mengetahui dinamika perkembangan Parmalim di Kota Medan.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberi manfaat sebagai
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang sejarah dan dasar-dasar
kepercayaan Parmalim.
2. Menambah pengetahuan tentang sejarah perkembangan Parmalim di
Kota Medan.
3. Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat tentang Parmalim
yang ada di Kota Medan.
4. Menambah referensi kepada mahasiswa Unimed yang tertarik
terhadap Parmalim.
5. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa sejarah Unimed khususnya
dan mahasiswa pada umumnya.
6. Menambah informasi kepada para profesional yang tertarik dan ingin
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Masuknya Kepercayaan Parmalim ke Kota Medan dilatarbelakangi oleh
faktor sosial dan ekonomi yang menimbulkan niat masyarakat Batak
yang bermukim di Tanah Batak untuk merantau dan mengusahakan
kehidupan yang lebih baik. Kota Medan sebagai kota dengan
perkembangan yang sangat pesat menjadi pilihan bagi kebanyakan
masyarakat penganut Parmalim yang datang dari Tanah Batak.
2. Perkembangan Kepercayaan Parmalim di Kota Medan tidak terlepas
dari keyakinan masyarakat Parmalim itu sendiri atas nilai-nilai luhur
yang terkandung dalam keyakinan yang mereka anut. Walaupun dalam
perjalanannya masyarakat Parmalim banyak mendapat masalah karena
keyakinan yang mereka anut, mereka senantiasa tetap dengan
keyakinan mereka bahwa Debata Mulajadi Nabolon (Tuhan Yang Maha
Esa) akan selalu menyertai mereka.Selain itu, eksistensi mereka dalam
menjaga nilai-nilai budaya Batak, khusunya Batak Toba menjadi salah
satu faktor penting yang menyebabkan masyarakat Parmalim dapat
diterima dalam masyarakat sosial.
3. Aspek-aspek yang menyebabkan kepercayaan Parmalim dapat diterima
dan berkembang di Kota Medan
A. Nilai Sosial
1. Kearifan Lokal
2. Ramah Tamah
3. Solidaritas Antar Umat Beragama
B. Nilai Budaya
B. Saran
1. Keyakinan untuk memeluk dan mengamalkan ajaran salah satu agama
maupun kepercayaan yang diyakini merupakan Hak Asasi Manusia
yang harus dihargai oleh setiap orang. Untuk itu sikap saling
menghormati antar sesama warga masyarakat hendaklah benar-benar
dilakukan dan dianggap sebagai hal yang mutlak dalam berkehidupan
sosial.
2. Pemerintah harus bersikap adil bagi setiap warga negara dalam proses
penegakan hukum. Masyarakat penganut aliran kepercayaan tertentu
hendaknya dilindungi dari tindak kekerasan yang berpotensi dilakukan
oleh masyarakat yang berbeda kepercayaan dengan mereka.
3. Masyarakat hendaknya memahami bahwa kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa bukanlah hal yang harus dipermasalahkan. Tetapi
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Bustanudin. 2007. Agama Dalam Kehidupan Manusia.Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Gultom, Ibrahim. 2010. Agama Malim Di Tanah Batak.Jakarta : Bumi Aksara. Hadi, Koesmono. 2005. Dinamika Kebudayaan. Jakarta : Piranti Darma Kalokatama.
Koentjaraningrat, 1987. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta : UI-PRESS.
Koentjaraningrat, 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.
Koentjaraningrat, dkk. 2003. Kamus Istilah Antropologi. Jakarta : Progres Jakarta bekerjasama dengan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Manik, Suriani Dewi. 2009. Kontroversi Masyarakat Tentang Kepercayaan Parmalim Sebagai
Agama di Aceh Singkil. Skripsi Pendidikan Sejarah. Medan : FIS UNIMED.
Marsden, William. 2008. Sejarah Sumatera. Jakarta : Komunitas Bambu.
Padersen, Paul Bodholdt. 1975. Darah Batak Dan Jiwa Protestan. Jakarta : Gunung Mulia.
Radam. 2001. Religi Orang Bukit. Jakarta : Yayasan Semesta.
Siahaan, Abner. 2007. Perlakuan Agama Lain Terhadap Penganut Parmalim di Huta Tinggi
Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir. Skripsi Pendidikan Sejarah. Medan. FIS
UNIMED
Siahaan, Bisuk. 2005. Batak Toba : Kehidupan di Balik Tembok Bambu. Jakarta : Kempala Foundation.
Situmorang, Sitor. 2009. Toba Na Sae Sejarah Lembaga Sosial Politik Abad XIII-XX. Jakarta : Yayasan Komunitas Bambu.
Subagya, Rahmat. 1976. Agama Asli Indonesia. Jakarta : Sinar Harapan