iv ABSTRAK
Masalah penipuan banyak terjadi di berbagai peristiwa hukum. Kurangnya pengetahuan masyarakat dan aparat hukum mengenai asuransi digunakan pihak-pihak yang ingin menguntungkan dirinya sendiri, sehingga menimbulkan ketidakjelasan kepastian hukum dalam pengaturan dan pertanggungjawaban dalam asuransi. Seperti dalam putusan MA No. 164PK/PID/2010 terjadi kekeliruan penerapan hukum di tingkat Pengadilan Negeri dengan nomor putusan No.1263/Pid.B/2008/PN.JKT.PST yang menyatakan bahwa terdakwa Kim Hye Yong tidak terbukti melanggar Pasal 381 KUHP (putusan bebas), namun dalam kasasi yang diajukan JPU, MA terdakwa dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan telah melanggar Pasal 381 KUHP karena terdakwa tidak memberikan keterangan yang sebenarnya kepada pihak PT LIG penanggung asuransi yang bilamana hal-hal tersebut diketahui tentu tidak akan disetujuinya atau setidak-tidaknya tidak dengan syarat yang demikian. Padahal dalam ketentuan Pasal 244 KUHAP putusan bebas tidak dapat diajukan di upaya hukum kasasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah penerapan hukum dalam putusan MA No. 164 PK/PID/2010 tentang tindak pidana penipuan dalam perjanjian asuransi yang memutus membatalkan putusan MA No. 1337K/PID/2009 jo. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 1263/Pid.B/2008/PN.JKT.PST atas nama terdakwa Kim Hye Yong telah sesuai dengan UU Usaha Perasuransian dan KUHP, dan apakah pengajuan Kasasi yang dilakukan oleh JPU kepada MA terhadap putusan bebas Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.1263/Pid.B/2008/PN.JKT.PST telah sesuai dengan Hukum Positif Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dan spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis yang menggambarkan dan menganalisi ketentuan-ketentuan yang berkaitan
dengan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
No.1263/Pid.B/2008/PN.JKT.PST, Putusan Mahkamah Agung
No.1337K/PID/ dan Putusan Mahkamah Agung No. 164 PK/PID/2010.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerapan hukum dalam putusan MA No.164 PK/PID/2010 telah tepat menurut Undang-Undang dan Hukum Positif Indonesia, dan upaya hukum kasasi yang dilakukan oleh JPU
terhadap putusan bebas Pengadilan Negeri Jakarta Pusat