• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Antrean Interkoneksi Mobile-Desktop Menggunakan Algoritma MLFQ dengan Metode Multi Channel Single Phase

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Aplikasi Antrean Interkoneksi Mobile-Desktop Menggunakan Algoritma MLFQ dengan Metode Multi Channel Single Phase"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Aplikasi Antrean Interkoneksi Mobile-Desktop Menggunakan Algoritma MLFQ dengan Metode Multi Channel Single Phase

Suryani1,*, Fatmasari2, Nurdiansah1, Sri wahyuni1

1Teknik Informatika, Universitas Dipa Makassar, Makassar, Indonesia

2 Manajemen Informatika, Universitas Dipa Makassar, Makassar, Indonesia

Email: 1,*suryani187@undipa.ac.id, 2Fatmasari@undipa.ac.id, 3nurdiansah@undipa.ac.id, 4sriwahyuni@undipa.ac.id Email Penulis Korespondensi: suryani187@undipa.ac.id

Submitted 16-01-2023; Accepted 20-02-2023; Published 27-02-2023 Abstrak

Masalah antrean sering dijumpai di kehidupan sehari-hari, terutama saat melakukan transaksi di bank. Nasabah butuh waktu yang tidak sedikit untuk mendapatkan sebuah pelayanan, sehingga banyak keluhan nasabah terkait antrean yang menguras waktu dan tenaga. Oleh sebab itu peningkatan pelayanan jasa sangat diperlukan untuk memberikan kepuasan dan kenyamanan kepada nasabah dalam bertransaksi. Dengan menggunakan algoritma Multilevel Feedback Queue dan Metode Multi Chanel Single Phase menjadwalkan dengan cara memasukkan proses ke beberapa queue, algoritma penjadwalan tersebut memungkinkan suatu proses berpindah dari satu antrean ke antrean lainnya. Aplikasi antrean interkoneksi mobile android dan desktop dibangun sebagai solusi permasalahan. Platform desktop untuk pelayanan pada nasabah yang datang langsung (offline) ke Bank yaitu untuk mengambil nomor antrean di bank sedangkan teller maupun customer service berfungsi untuk melakukan pemanggilan. Sedangkan mobile android untuk nasabah yang mendaftar secara online, yaitu mengambil nomor antrean secara online kapan saja dan dimana saja, kemudian nasabah dapat melihat nomor antrean yang sedang dilayani. Tujuan penelitian adalah membangun suatu aplikasi antrean yang dapat memudahkan nasabah dalam bertransaksi khususnya mendapatkan nomor antrean secara online, meminimalisir waktu tunggu di gerai antrean dan menghitung waktu rata-rata pelayanan secara otomatis. Hasil penelitian berupa aplikasi android dan desktop yang membuat nomor antrean secara otomatis dengan satu sumber kedatangan antrean.

Kata Kunci: Multiple Feedback Queue; Multi Chanel Single Phase; Mobile Android; Desktop; Antrean Abstract

Queue problems are often encountered in everyday life, especially when making transactions at banks. Customers need a lot of time to get a service, so there are many customer complaints related to queues that drain time and energy. Therefore, an increase in service is needed to provide satisfaction and convenience to customers in transactions. By using the Multilevel Feedback Queue algorithm and the Multi-Channel Single Phase method, scheduling by entering processes into several queues, the scheduling algorithm allows a process to move from one queue to another. The Android and desktop mobile interconnect queue application was built as a solution to the problem. The desktop platform for services to customers who come directly (offline) to the Bank is to take a queue number at the bank while tellers and customer service function make calls. Meanwhile, mobile android is for customers who register online, namely by taking a queue number online anytime and anywhere, then customers can see the queue number being served. The research objective is to build a queuing application that can facilitate customers in making transactions, especially getting queue numbers online, minimizing waiting time at queue outlets, and automatically calculating the average service time. The research results are in the form of desktop applications that automatically generate queue numbers of android and with one source of queue arrivals.

Keywords: Multiple Feedback Queues; Multi-Channel Single Phase; Android mobile; Desktop; Queue

1. PENDAHULUAN

Seiring perkembangan teknologi yang semakin maju dan pesat, banyak instansi pelayanan masyarakat yang memanfaatkan teknologi untuk memaksimalkan kinerja instansi. Salah satunya adalah dengan membuat aplikasi antrean.

Antrean adalah suatu bentuk kejadian yang menggambarkan kondisi sekelompok orang yang berkumpul untuk mendapatkan giliran demi mendapatkan produk maupun jasa atau dalam hal pelayanan, aturan pelayanan menurut urutan kedatangan dapat didasarkan pada pertama masuk pertama keluar atau first in first out (fifo) [1].

Sistem antrean berfungsi untuk melakukan pengelolaan antrean dari suatu instansi/lembaga pelayanan publik, seperti bank, rumah sakit, kantor imigrasi, kantor pajak, BPJS, loket stasiun, dan lain sebagainya [2].

Ada tiga komponen dalam sistem antrean yaitu kedatangan yang merupakan proses input yang meliputi calling population atau sumber kedatangan, dan terjadinya merupakan suatu variabel yang bersifat acak. Kedua adalah pelayan yaitu terdiri dari satu atau lebih pelayan maupun fasilitas pelayanan yang diberikan. Biasanya, fasilitas pelayanan tersebut disebut juga dengan saluran atau channel. Ketiga adalah antri yang merupakan faktor penting dari timbulnya antrean, yang terdiri dari sifat kedatangan dan proses layanan. Jika tidak ada antrean yang timbul, maka dapat dipastikan bahwa terdapat pelayanan yang menganggur atau fasilitas pelayanan yang berlebih [2].

Struktur umum dari model antrean yang memiliki dua komponen utama yaitu garis tunggu atau sering disebut antrean (queue) dan fasilitas pelayanan (service facility). Pelanggan atau konsumen menunggu untuk memasuki fasilitas pelayanan, menerima pelayanan, dan akhirnya keluar dari sistem pelayanan. Selain Komponen utama struktur dari model antrean memiliki komponen lain. Adapun komponen lainnya terlihat seperti gambar 1 berikut:

(2)

Gambar 1. Sistem Antrean

Masalah antrean sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat bertransaksi di bank menunggu lama untuk mendapatkan sebuah pelayanan. Salah satu bank yang telah menerapkan sistem antrean adalah Bank BRI Cabang Panakukkang Makassar dengan menggunakan komputer untuk mengatur antrean. Tetapi pengambilan nomor antrean masih dilakukan dengan cara nasabah harus datang langsung ke gerai antrean bank. Hal ini dapat membuat nasabah harus menunggu lama dalam gerai antrean. Saat ini juga beberapa Bank khususnya Bank BRI telah menerapkan antrean berdiri untuk nasabah yang antri di bagian Teller. Hal tersebut dapat membuat pihak nasabah tidak merasa nyaman dalam antri.

Salah satu solusi untuk pemecahan masalah tersebut adalah membangun suatu aplikasi antrean interkoneksi mobile- desktop menggunakan algoritma multilevel feedback queue (MLFQ) dengan Metode Multi Channel Single Phase.

Algoritma MLFQ merupakan salah satu algoritma penjadwalan yang memungkinkan suatu proses berpindah dari satu antrean ke antrean lainnya, entah dengan prioritas yang lebih rendah ataupun lebih tinggi [3].

Selain algoritma MLFQ, beberapa algoritma penjadwalan lain yang biasa digunakan adalah algoritma multilevel queue, round robin, priority scheduling, first come first serve dan shortest job first. Keenam algoritma penjadwalan memiliki karakteristik beserta keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Namun, MLFQ sebagai algoritma yang paling kompleks, adalah algoritma yang paling banyak digunakan saat ini [3].

Berdasarkan sifat pelayanannya, model antrean dapat diklasifikasikan sebagai fasilitas pelayanan dalam susunan saluran dan phase yang akan membentuk suatu struktur antrean yang berbeda-beda. Istilah saluran menunjukkan jumlah jalur untuk memasuki sistem pelayanan. Sedangkan istilah phase yang dimaksud adalah jumlah stasiun pelayanan yang harus dilalui. Model antrian pada kasus antrean nasabah bank adalah Multi Chanel Single Phase. Multi Channel Single Phase terjadi jika dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh suatu antrean tunggal. Gambar 2 berikut adalah ilustrasi contoh Multi channel single phase antrean pada loket di kantor pos dan bank:

Gambar 2. Contoh Multi channel single phase [4]

Penelitian terdahulu telah dilakukan dengan judul Perancangan Sistem Informasi Penjadwalan Program Kerja Penjaminan Mutu Universitas Amikom Dengan Metode Multilevel Feedback Queue [5], sistem penjadwalan program kerja dirancang dengan menggunakan UML. Pada penelitian tersebut melakukan input data kegiatan kemudian menentukan kriteria kegiatan dan prioritas kegiatan, jika nilai prioritas besar, normal atau rendah yang harus mencakup jumlah peserta, jumlah bagian yang terlibat dan dampak yang ditimbulkan atau kontribusi kegiatan untuk kemajuan lembaga. Setelah itu akan dilanjutkan ke proses pembuatan rangking kegiatan. Penelitian tersebut menghasilkan output berupa urutan Program Kerja yang berisi detail kegiatan dalam tahun, bulan dan hari.

Selain itu penelitian lainnya yaitu Design And Implementation Of Food & Beverage Order Applications Using Multilevel Feedback Queue Method Based Android (Case Study : Bonk Cafe Krian) [6], dibangun untuk memudahkan pemesanan makanan dan minuman di Bonk Cafe Krian. Algoritma Multilevel Feedback Queue digunakan untuk meningkatkan efisiensi waktu dan mempercepat proses pelayanan kepada pelanggan. Parameter yang digunakan adalah Jumlah antrean, Algoritma internal dari setiap antrean, Aturan suatu proses naik ke antrean yang lebih tinggi, Aturan dari suatu proses ke antrean yang lebih rendah dan Antrean harus dimasuki setiap proses baru datang. Hasil pengujian ini membutuhkan 4 data pelanggan dengan jenis menu yang berbeda yang memiliki waktu pemesanan yang berbeda, penjadwalan menghasilkan estimasi waktu tunggu dan waktu penyajian ke pelanggan dengan rata-rata 3,25 menit.

Pada penelitian selanjutnya dengan judul Analisis Sistem Antrean sebagai Upaya Mengoptimalkan Layanan Teller di Bank BRI Cabang Cibadak Kabupaten Sukabumi [7]. Penelitian tersebut menganalisis sistem antrean jumlah layanan teller yang optimal untuk minimasi waktu tunggu antrean dengan menggunakan metode teori antrean. Data yang diambil adalah waktu pada sistem antrean pelayanan teller berupa waktu antar kedatangan nasabah dan waktu pelayanan nasabah.

pada penelitian ini adalah menggunakan model yang digunakan berupa model antrean (𝑀⁄𝑀/𝑠): (𝐺𝐷⁄∞/∞). Hasil penelitian menunjukkan jumlah teller yang optimal sebesar 6 dengan average server utilization sebesar 67%, average

(3)

number in the queue sebesar 0.57 nasabah, average number in the sistem sebesar 4.57 nasabah, average time in the queue sebesar 0.01 jam dan average time in the system sebesar 0.11 jam.

Penelitian terkait lainnya yaitu rancang bangun sistem antrian online kunjungan pasien rawat jalan pada rumah sakit syafira berbasis web [8]. Sistem tersebut dibangun menggunakan Bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL.

Hasil dari penelitian berupa sebuah Sistem Antrian Online yang dapat mengatasi masalah pengambilan nomor antrian, info jadwal dokter dan laporan harian kunjungan pasien. Selain itu penelitian lainnya dengan judul Aplikasi Sistem Antrian Berbasis Android [9], pada penelitian tersebut Aplikasi sistem antrian yang dibangun sudah berbasis android dan memiliki kelebihan yaitu, pengantri cukup mengunggah aplikasi antrian yang telah disiapkan dan memasangnya pada perangkat smartphone, kemudian pengantri mengambil nomor antrian melalui perangkat smartphone dan pengantri dapat memantau dari smartphone nomor antrian yang sedang dilayani di loket pelayanan dan memutuskan kapan masuk antrian manakala nomor antriannya telah mendekati panggilan. Selain itu ada beberapa penelitian terkait lainnya seperti Aplikasi yang melakukan simulasi dengan menghitung saat mulai, saat rampung, lama tanggap dan lama tunggu masing-masing proses, aplikasi tersebut mensimulasikan empat jenis antrian yaitu FIFO (First-in, first out) atau FCFS (first come, first serve), SJF (Shortest Job First), RR (Round robin) dan SRF (Shortest remaining first) [10]. Kemudian Perancangan Aplikasi Pelayanan Booking Pendaftaran Pasien yang menggunakan android studio dan Mysql, metode antrian multi channel single phase digunakan untuk mengetahui apakah sistem pelayanan yang ada sudah mencapai suatu keadaan yang optimal atau belum, kemudian informasi yang ditampilkan meliputi cara pengambilan antrian dan melihat nomor antrian, untuk disisi user [11]. Aplikasi E-Ticket antrian Service bengkel Motor Berbasis mobile Android yang dapat membantu mengatasi permasalahan yang ada di servis bengkel motor, cukup dengan konsumen memesan nomer antrian melalui aplikasi, sehingga konsumen tidak perlu mendatangi bengkel motor terlebih dahulu untuk mendapatkan nomer antrian [12].

Sistem yang dibangun merupakan interkoneksi mobile android dan juga desktop menggunakan algoritma multilevel feedback queue (MLFQ) dengan Metode Multi Channel Single Phase. Sistem memiliki dua platform aplikasi yaitu desktop dan mobile (Android), platform desktop digunakan untuk pelayanan pada nasabah yang datang langsung ke Bank, dan mobile untuk nasabah yang akan mendaftar melalui online. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir waktu tunggu nasabah untuk berada di ruang tunggu karena nasabah bisa menunggu di rumah ataupun di tempat kerja dan akan dipanggil melalui notifikasi pada smartphone. Notifikasi pemanggilan akan dikirim sesuai dengan waktu yang telah dipilih oleh nasabah sebelum nomor antrean dipanggil. Dalam sistem ini juga tersedia salah satu fitur Passes Queue yaitu kondisi ketika nomor antrean yang telah diambil oleh nasabah dan nomor antrean tersebut telah dilewati dalam pelayanan (antrean yang dilewati), maka nomor tersebut dapat dipanggil kembali. Diharapkan sistem yang dibangun dapat meminimalisir waktu tunggu nasabah di gerai antrean bank dan menentukan rata-rata waktu pelayanan setiap nasabah.

Optimalisasi waktu tunggu dan layanan menjadi fokus dalam membangun sebuah sistem antrean telah dilakukan dalam berbagai penelitian.

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Metode Pengumpulan Data

Berikut adalah bagan metode pengumpulan data:

Gambar 3. Bagan Metode Pengumpulan Data

Berdasarkan gambar 3, pengumpulan data penelitian dilakukan dengan studi pustaka, observasi dan interview.

Berikut penjelasan dari bagan tersebut:

a. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan cara membaca buku mengenai literatur dan buku yang bersifat ilmiah yang berhubungan dengan sistem antrean, algoritma Multilevel Feedback Queue dan Metode Multi Channel Single Phase.

b. Interview (wawancara)

(4)

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara lengkap dan akurat secara langsung di Kantor Cabang BRI Panakukkang, wawancara dilakukan dengan metode tanya jawab mengenai semua kegiatan yang berhubungan dengan sistem antrean di bank, mulai proses pengambilan nomor antrean sampai dengan pelayanan antrean pada tiap counter baik teller maupun costumer service.

c. Pengamatan Langsung (observasi)

Melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan yang berhubungan dengan masalah yang diambil yaitu pengambilan nomor antrean sampai pelayanan antrean pada tiap counter baik teller maupun costumer service. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui kesalahan atau kekurangan dari sistem yang sedang berjalan. Berdasarkan Observasi di lapangan, sistem yang sedang berjalan yaitu dimana nasabah harus mendatangi bank untuk mengambil nomor antrean yang tersedia di bank tersebut, admin yang dapat melakukan input data nasabah, menampilkannya di layar monitor dan mencetaknya, nasabah yang dipanggil nomor antreannya akan dilayani oleh Teller maupun Costumer Service.

2.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu metode Software Development Life Cycle (SDLC) yaitu metode waterfall. Adapun tahapan dalam metode waterfall terdiri dari Analisa, Desain, Pengkodean, Pengujian dan Pendukung [13].Gambar 3 berikut adalah ilustrasi model waterfall:

Gambar 4. Ilustrasi Model Waterfall a. Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk menspesifikasi kebutuhan sistem agar dapat dipahami sistem seperti apa yang dibutuhkan oleh user [14]. Pada tahapan ini peneliti mengumpulkan data dan menganalisis data terkait proses pengambilan nomor antrean sampai pelayanan antrean pada tiap counter baik teller maupun costumer service. Selain itu peneliti melakukan perbandingan terkait alur sistem antrean pada Bank BRI lainya.

b. Desain Sistem

Desain sistem adalah proses multi langkah yang fokus pada desai pembuatan program termasuk struktur data, arsitektur sistem, representasi antar muka, dan prosedur pengkodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan sistem dari tahap analisis kebutuhan ke representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya [15].

Pada tahap ini, pengembang membuat desain sistem yang dapat membantu menentukan perangkat keras (hardware) dan sistem persyaratan dan juga membantu dalam mendefinisikan arsitektur sistem secara keseluruhan [14]. Pada tahap ini juga peneliti menggunakan pemodelan UML untuk melakukan design sistem. Model UML yang digunakan adalah Use Case, Class Diagram, Sequence Diagram dan Activity Diagram untuk design database.

c. Pengkodean

Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain [15]. Pada tahapan ini perancangan sistem dibuat pada sistem operasi windows 10 profesional 64 bit menggunakan Java Development Kit (JDK) versi 10 dan software development Kit (SDK),Android Development Kit (ADT) dan Delphi XE8. Penelitian yang dilakukan yaitu membuat sebuah aplikasi antrean menggunakan Algoritma Multiple Feedback Queue untuk menentukan pemanggilan antrean berikutnya. Aplikasi yang dibuat menggunakan sistem operasi android, aplikasi berbasis android digunakan pada sisi pelanggan untuk mengambil nomor antrean secara online dan aplikasi berbasis android digunakan pada setiap teller untuk memanggil antrean berikutnya. Sedangkan pengambilan nomor antrean secara offline bisa menggunakan aplikasi desktop.

Algoritma MLFQ menjadwalkan dengan cara memasukkan proses ke beberapa queue, pada MLFQ ada beberapa aturan penting [16]:

a. Jika Prioritas (A) > Prioritas (B), maka A dijalankan (tidak b).

b. Jika algoritma Prioritas (A) = Prioritas (B), A & B berjalan di FSFC (First Come, First Serve).

c. Jika pekerjaan dimasukkan ke dalam sistem, maka pekerjaan masuk ke kategori prioritas tertinggi (antrean paling atas).

d. Jika pekerjaan membutuhkan waktu ekstra saat berjalan, prioritas diturunkan (misal, perpindahan antrean).

e. Jika pekerjaan selesai sebelum waktu, pekerjaan tetap di tingkat yang sama

(5)

Model antrean pada kasus antrean nasabah bank adalah Multi Channel Single Phase. Multi Channel Single Phase terjadi jika dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh suatu antrean tunggal.

d. Pengujian

Pengujian fokus pada sistem dari segi logic dan fungsional untuk memastikan bahwa semua bagian sudah diuji.

Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan [15]. Metode pengujian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian Black Box, secara spesifik untuk menguji aplikasi perangkat lunak yang telah dibuat, digunakan metode pengujian fungsionalitas yang mana merupakan metode menguji fungsionalitas tombol-tombol dari aplikasi yang telah dibuat sehingga antrean aplikasi yang dibuat dapat terjamin dalam kualitasnya dan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Implemantasi dan Pengujian

Sistem yang dibangun dibedakan menjadi 2 platform yaitu android untuk nasabah online dan desktop untuk nasabah yang langsung dating di bank (offline), Nasabah yang memakai android dapat mengambil nomor antrean secara online kapan saja dan dimana saja, dapat juga melihat nomor antrean yang sedang dilayani. adapun nasabah yang datang secara langsung (offline) untuk mengambil nomor antrean di bank. teller maupun customer service yang berfungsi untuk melakukan pemanggilan nomor antrean dan melayani nasabah, sedangkan aktor database berfungsi untuk menerima semua data dari nasabah dan Teller.

a. Use case diagram

Use case diagram dideskripsikan secara tekstual dalam bentuk use case scenario untuk menjelaskan interaksi yang terjadi antara actor dengan sistem [17]. Sistem dibangun dengan 3 level akses yaitu Nasabah Offline, Nasabah Online, dan Teller yang setara dengan hak akses Customer Service. Nasabah offline dapat mengambil nomor antrian secara langsung pada sistem desktop yang ada di bank. Nomor antrian yang diperoleh secara otomatis melakukan update nomor antrian database yang tersedia secara offline maupun online berdasarkan prioritas input yaitu data input yang terdiri atas waktu input dan bagian transaksi input. Setelah mengambil nomor antrian secara offline, nasabah dapat melihat nomor antrian yang sedang berjalan di sistem. Nasabah online dapat mengambil nomor antrian secara online pada aplikasi android. Sama halnya dengan pengambilan antrian secara offline, nomor antrian yang diperoleh secara otomatis melakukan update nomor antrian database yang tersedia secara offline maupun online berdasarkan prioritas input yaitu data input yang terdiri atas waktu input dan bagian transaksi input. Setelah mengambil nomor antrian secara online, nasabah dapat melihat nomor antrian yang sedang berjalan di sistem, dengan demikian nasabah dapat memprediksi kapan harus berada di bank untuk mendapatkan pelayanan dengan cepat tanpa harus menunggu antrian Panjang dan membutuhkan waktu yang lebih banyak. Selanjutnya aktor teller yang selevel dengan cutomer service dapat melakukan pelayanan sesuai antrian dengan memanggil nomor antrian yang tersedia di system. Pemanggilan nomor antrian tersebut tentunya dilakukan berdasarkan urutan prioritas. Use case diagram yang dibangun dapat dilihat pada gambar 5 berikut:

Gambar 5. Usecase Diagram SIstem

(6)

b. Class Diagram Sistem

Class diagram atau diagram kelas adalah salah satu jenis diagram struktur pada UML yang menggambarkan dengan jelas struktur serta deskripsi class, atribut, metode, dan hubungan dari setiap objek [18]. Pada system yang dibangun database dibuat dengan 9 tabel antara lain tabel queue terminal, tabel queue terminal type, tabel queue antrian, queue jenis, queue user type, queue setting, queue layanan, queue blobs dan tabel display running text. Gambar 6 berikut adalah Class diagram sistem yang dibangun:

Gambar 6. Class Diagram Sistem c. Activity diagram

Activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktifitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak, yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktifitas menggambarkan aktifitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor [19]. Activity diagram digunakan untuk menggambarkan rangkaian aliran dari aktifitas aplikasi yang akan beroperasi, mulai dari aplikasi dijalankan, pengambilan nomor antrean baik pada Desktop atau Mobile (Android), sampai pada pelayanan nasabah. Gambar 7 berikut merupakan Activity Diagram View Pelayanan pada aplikasi yang dibangun:

Gambar 7. Activity Diagram View Pelayanan

(7)

d. Sequence Diagram

Sequence diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan kolaborasi dari objek-objek yang saling berinteraksi antar elemen dari suatu class [20]. Sequence diagram merupakan diagram yang menggambarkan interaksi antara objek dan mengindikasikan komunikasi diantara objek-objek tersebut. Sequence diagram sistem yang dibangun dibedakan menjadi 2 interface. Pertama sequence diagram ambil antrean secara online yaitu melalui aplikasi mobile android, yang memungkinkan nasabah melakukan pemilihan jenis transaksi, kemudian menekan tombol ambil antrian.

Sistem akan melakukan request data ke proxy server dan dilanjutkan ke server. Selanjutnya server mengirim nomor antrian ke proxy server lalu data tersebut dikirim oleh proxy server hingga nomor antrian diterima oleh nasabah. Sequence diagram yang kedua adalah sequence diagram ambil antrean secara offline. Nasabah memilih jenis transaksi melalui layer desktop dan memilih status nasabah, setelah itu antarmuka desktop melakukan request data ke server. Request data yang diterima oleh server akan memberi feedback berupa nomor antrian yang diterima oleh nasabah. Berikut merupakan Sequence Diagram Antrean dari sisi mobile dan desktop yang dibangun:

Sequence Diagram Ambil Antrean (Mobile)

Gambar 8. Sequence Diagram Ambil Antrean (Mobile)

Sequence Diagram Ambil Antrean (Desktop)

Gambar 9. Sequence Diagram Ambil Antrean (Desktop) e. Interface Aplikasi

Aplikasi berbasis desktop memiliki tiga interface yang terdiri dari Server, Interface Untuk Nasabah (Both), dan Operator (Pelayanan). Berikut interface untuk aplikasi desktop :

a. Tampilan Utama Server

Gambar 10. Tampilan Utama Server Halaman utama pada server memiliki lima tombol utama yang terdiri dari : 1. Display

Tombol Display digunakan untuk menampilkan halaman display pada server yang bisa dilakukan dengan menekan shortcut F6.

2. Test Print

Tombol Text Print digunakan untuk mencetak nomor antrean secara default dan mencoba koneksi antara server dan printer yang terhubung. Test print bisa dilakukan dengan menekan shortcut ctrl+p.

3. Reset Antrean

Tombol reset antrean digunakan untuk mengatur kembali nomor antrean dari awal (nol). Reset antrean dapat dilakukan oleh teller ataupun customer service dengan menekan shortcut ctrl+alt+F11.

(8)

4. Layanan Aktif

Tombol layanan aktif digunakan untuk membuka dan menutup layanan dalam mengambil nomor antrean. Layanan aktif dapat dilihat dengan menekan shortcut ctrl+o.

5. Report

Tombol Report Digunakan untuk membuat laporan mengenai nomor antrean yang telah diambil oleh nasabah.

Report bisa dilakukan dengan menekan shortcut ctrl+R.

b. Tampilan Display Server

Gambar 11. Tampilan Display Server

Tampilan display pada server merupakan tampilan yang akan ditampilkan oleh server. Tampilan ini menampilkan nomor antrean yang sedang dilayani. Sehingga nasabah dapat melihat nomor antrean yang sedang dilayani.

c. Tampilan Utama Both

Gambar 12. Tampilan Utama Both

Tampilan Both Merupakan tampilan yang akan digunakan oleh nasabah untuk mengambil nomor antrean. Pada tampilan memiliki tiga (3) tombol utama yang terdiri dari:

1. Display

Tombol display digunakan untuk menampilkan tampilan display pada both. Display bisa dilakukan dengan menekan shortcut F6.

2. Test Print

Tombol Test Print mirip dengan tombol Test print yang ada pada server. Digunakan untuk mencetak nomor antrean secara default dan mencoba koneksi antara server dengan printer yang terhubung. Test print bisa dilakukan dengan menekan shortcut ctrl+p.

3. Setting

Tombol Setting digunakan untuk mengatur jenis printer yang akan digunakan, bisa dilakukan dengan menekan shortcut F9.

4. Tampilan Display Both

Gambar 13. Tampilan Display Both

Tampilan Display pada Both merupakan tampilan yang digunakan oleh nasabah untuk mengambil nomor antrean.

Ketika layar disentuh (diklik) maka nasabah akan diberikan pilihan mengenai jenis transaksi (Jasa), layanan transaksi dan status nasabah. Nasabah harus memilih jenis transaksi yang ingin diperoleh dari teller ataupun customer service, layanan transaksi dan juga harus memilih status nasabah. Setelah itu nasabah akan mendapatkan nomor antrian.

5. Tampilan Utama Operator (Pelayanan)

(9)

Gambar 14. Halaman Utama Operator (Pelayanan)

Tampilan utama pada operator terdiri dari satu penel dan empat tombol utama dengan keterangan sebagai berikut:

1. Panel Nomor Antrean, menampilkan nomor antrean yang sedang dilayani oleh operator.

2. Panggil, tombol ini digunakan untuk memanggil nomor antrean berikutnya oleh operator.

3. Recall, tombol ini digunakan untuk memanggil kembali nomor antrean yang terlewati.

4. Alih, tombol alih digunakan untuk mengalihkan nomor antrean ke operator lain.

5. Tutup, tombol ini digunakan untuk menutup (Exit) dari tampilan operator.

Sedangkan Interface aplikasi berbasis mobile android adalah sebagai berikut:

1. Tampilan Menu

Gambar 15. Tampilan Menu Mobile (Android)

Tampilan menu pada aplikasi mobile memiliki dua pilihan yaitu pilihan “Antrean” yang akan masuk ke tampilan utama dan pilihan “Tentang” yang akan masuk ke tampilan informasi tentang sistem antrean.

2. Tampilan Utama

Gambar 16. Tampilan Utama Mobile (Android)

Tampilan utama aplikasi mobile menampilkan jenis layanan yang akan dipilih oleh nasabah. Ketika salah satu jenis layanan diklik, maka nasabah akan masuk ke tampilan mengambil nomor antrean.

3. Tampilan Notifikasi Mobile (Android)

(10)

Gambar 17. Tampilan Notifikasi Mobile (Android)

Pada tampilan ini akan menampilkan notifikasi dari nomor antrean yang diambil. Notifikasi tersebut berisi estimasi waktu nomor antrian dilayani yang memungkinkan nasabah mampu memprediksi kapan harus berada di bank untuk mendapatkan pelayanan dengan cepat.

f. Hasil Pengujian menggunakan black box testing

Black Box testing adalah metode uji yang digunakan untuk mengobservasi hasil implementasi dari data uji dan pemeriksaan operasi software. Teknik pengujian Black Box mempunyai tujuan dalam mencari tahu jika terdapat kesalahan saat memasukkan data apakah bagian dalam sistem aplikasi akan menampilkan error tersebut, sehingga teknik uji ini menitik beratkan pada fungsi sistem [21]. Secara umum rekapitulasi hasil pengujian aplikasi antrean dapat disimpulkan sebagaimana terlihat pada tabel pengujian sistem interkoneksi mobile (Android) dan desktop berikut:

Tabel 1. Hasil Uji Black Box Testing

Test Factor Hasil Keterangan

Koneksi Server (Desktop) Dengan Android Valid Server Berhasil Terkoneksi Dengan Mobile (Android) Menutup dan Membuka Layanan Valid Server Berhasil Menutup dan Membuka Layanan Antrean

Kepada Nasabah

Memilih Jenis Terminal Valid Operator Berhasil Memilih jenis Terminal Mengambil Nomor Antrean (Desktop) Valid Nasabah Mengambil Nomor Antrean Mengambil Nomor Antrean (Mobile Android) Valid Nasabah Mengambil Nomor Antrean Reset Nomor Antrean (Desktop) Valid Nomor Antrean dimulai lagi dari 0

Berdasarkan tabel pengujian sistem yang telah dibuat menggunakan teknik pengujian black box, diperoleh hasil pengujian yang menunjukkan tidak terdapatnya kesalahan pada fungsionalitas dari aplikasi antrean yang dibangun.

Kesimpulan dari tabel 1 yaitu, setiap fitur yang dibuat dalam perangkat lunak (Software) yang dibangun telah diuji agar sistem dapat berjalan maksimal dalam melayani nasabah, Sehingga dapat memberi kemudahan bagi nasabah dalam bertransaksi.

4. KESIMPULAN

Setelah melakukan tahapan analisis kebutuhan sistem, desain sistem, pengkodean dan pengujian menggunakan black box testing pada sistem yang dibangun yaitu aplikasi antrean interkoneksi mobile android dan desktop menggunakan algoritma Multilevel Feedback Queue dan Metode Multi Channel Single Phase pada Bank BRI Cabang Panakukkang Makassar, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu aplikasi antrean yang dibangun mampu membuat nomor antrean secara otomatis dengan satu sumber kedatangan antrean dengan lebih dari satu tempat pelayanan dan lebih dari satu layanan. Dengan demikian aplikasi antrean yang dibangun dapat memudahkan nasabah mendapatkan nomor antrean secara online menggunakan aplikasi mobile android dan secara offline melalui aplikasi desktop. Melalui Notifikasi android waktu pelayanan nomor antrean yang telah diambil oleh nasabah dapat meminimalisir waktu tunggu nasabah, meminimalisir antrean panjang di bank sehingga tidak ada lagi keluhan nasabah terkait hal tersebut. Aplikasi antrean dapat melakukan pemanggilan nomor antrean dengan panggilan suara dalam bahasa Indonesia. Aplikasi antrean yang dibangun dapat mengatasi masalah ketika listrik padam dan tidak mengacaukan nomor antrean dan ketika mengalami gangguan, nomor antrean terakhir akan dipanggil ulang. Selain itu Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa aplikasi sudah sesuai dengan fungsinya berdasarkan test faktor yang diberikan dan dinyatakan layak untuk digunakan.

REFERENCES

[1] P. Bagus Adidyana Anugrah Putra, V. Handrianus Pranatawijaya, dan N. Noorkamala Sari, “Mobile Android Queue Covid19 Application Registration and Application of Queues at the Mobile,” JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI: Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Bidang Teknik Informatika, vol. 16, no. 1, hlm. 81–91, 2022, doi: 10.47111/JTI.

[2] U. Nurhasan dkk., “REALTIME MOBILE QUEUE SYSTEM MULTI VENDOR,” Jurnal Informatika Polinema, vol. 5, no. 4, hlm. 216–223, 2019.

(11)

[3] N. Sofi, “MODUL PEMBELAJARAN Sistem Operasi 1,” 2020.

[4] E. Melati Pardede dan J. Piter Marbun, “PENERAPAN SISTEM ANTREAN DALAM MENENTUKAN JUMLAH KASIR DI SUPERMARKET DECO 100 INDRAPURA,” Journal of Mathematics Education and Science), vol. 8, no. 1, hlm. 60–69, 2022.

[5] M. A. Suhada, I. Zufria, dan A. Ikhwan, “PENERAPAN METODE MULTILEVEL FEEDBACK QUEUE PADA SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET HAJI DAN UMRAH DI PT.AUBAINE KABUHAYAN,” JISTech (Journal of Islamic Science and Technology) JISTech, vol. 5, no. 2, hlm. 51–62, 2020, [Daring]. Tersedia pada:

http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/jistech

[6] A. Suseno dan J. Arifin, “Analisis Sistem Antrean sebagai Upaya Mengoptimalkan Layanan Teller di Bank BRI Cabang Cibadak Kabupaten Sukabumi,” JIEMS (Journal of Industrial Engineering and Management Systems), vol. 13, no. 1, hlm. 41–46, Jun 2020, doi: 10.30813/jiems.v13i1.2180.

[7] G. Ghafurirahman, A. Rahman, dan A. Fath Riza Kholdani, “SISTEM INFORMASI PENGARSIPAN SURAT DAN ASET DENGAN DIGITALISASI PADA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN,” 2021.

Diakses: 14 Februari 2023. [Daring]. Tersedia pada: http://eprints.uniska-bjm.ac.id/6166/1/Ghafuri%20Artikel%202021- dikonversi.pdf

[8] R. Melyanti, D. Irfan, A. Febriani, R. Khairana, dan S. Hang Tuah Pekanbaru, “RANCANG BANGUN SISTEM ANTRIAN ONLINE KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PADA RUMAH SAKIT SYAFIRA BERBASIS WEB DESIGN OF ONLINE QUEUE SYSTEM FOR WEB-BASED VISIT OF PATIENTS IN SYAFIRA HOSPITAL,” Journal of Information Technology and Computer Science (INTECOMS), vol. 3, no. 2, 2020.

[9] J. Risanto, Z. B. Universitas, R. Pekanbaru, J. H. Subrantas Kecamatan, dan T. Pekanbaru, “APLIKASI SISTEM ANTRIAN BERBASIS ANDROID,” JOISIE Journal Of Information System And Informatics Engineering, vol. 1, no. 1, hlm. 60–68, 2019.

[10] R. Amanda Putri, “APLIKASI SIMULASI ALGORITMA PENJADWALAN SISTEM OPERASI,” Jurnal Teknologi Informasi, vol. 5, no. 1, hlm. 98–102, 2021.

[11] A. Amaliyah, “PERANCANGAN APLIKASI PELAYANAN BOOKING PENDAFTARAN PASIEN DENGAN METODE ANTRIAN MULTI CHANNEL SINGLE PHASE BERBASIS ANDROID PADA KLINIK AFIATI SOREANG,”

TELEMATIKA, vol. 3, no. 1, hlm. 60–72, 2021.

[12] A. I. Darmawan, R. Firmansyah, dan E. Junianto, “PERANCANGAN SISTEM APLIKASI E-TICKET ANTRIAN SERVICE BENGKEL MOTOR BERBASIS MOBILE ANDROID,” dalam eProsiding Teknik Informatika (PROTEKTIF), 2020, vol. 1, no. 1, hlm. 72–82. [Daring]. Tersedia pada: http://eprosiding.ars.ac.id/index.php/pti

[13] N. Hidayati, “Penggunaan Metode Waterfall Dalam Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan,” 2019.

[14] A. Oktaviani, D. Sarkawi, dan A. Priadi, “PERANCANGAN APLIKASI PENJUALAN DENGAN METODE WATERFALL PADA KOPERASI KARYAWAN RSUD PASAR REBO,” Jurnal Petir, vol. 11, no. 1, hlm. 9–24, 2018.

[15] A. Abdul Wahid, “Analisis Metode Waterfall Untuk Pengembangan Sistem Informasi,” Jurnal Ilmu-ilmu Informatika dan Manajemen STMIK, hlm. 1–5, 2020.

[16] I. Verawati dan M. Sulistiyono, “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PROGRAM KERJA PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS AMIKOM DENGAN METODE MULTILEVEL FEEDBACK QUEUE,” Jurnal Ilmiah DASI , vol. 18, no. 4, hlm. 13–18, 2017.

[17] T. A. Kurniawan, “Pemodelan Use Case (UML): Evaluasi Terhadap beberapa Kesalahan dalam Praktik,” Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, vol. 5, no. 1, hlm. 77, Mar 2018, doi: 10.25126/jtiik.201851610.

[18] A. Feby Prasetya dan U. Lestari Dewi Putri, “Perancangan Aplikasi Rental Mobil Menggunakan Diagram UML (Unified Modelling Language),” Jurnal Ilmiah Komputer Terapan dan Informasi (JIKTI), vol. 1, no. 1, hlm. 14–18, 2022.

[19] R. Aditya, V. Handrianus Pranatawijaya, P. Bagus Adidyana Anugrah Putra, J. Hendrik Timang, K. Palangkaraya, dan K.

Tengah, “Rancang Bangun Aplikasi Monitoring Kegiatan Menggunakan Metode Prototype,” JOINTECOMS (Journal of Information Technology and Computer Science) , vol. 1, no. 1, hlm. 47–57, 2021.

[20] A. Feby Prasetya dan U. Lestari Dewi Putri, “Perancangan Aplikasi Rental Mobil Menggunakan Diagram UML (Unified Modelling Language),” Jurnal Ilmiah Komputer Terapan dan Informasi (JIKTI), vol. 1, no. 1, hlm. 14–18, 2022.

[21] A. Arifandi, R. Nafal Zuhdi Simamora, G. Azam Janitra, M. Ainul Yaqin, dan I. Artikel Abstrak, “Survei Teknik-Teknik Pengujian Software Menggunakan Metode Systematic Literature Review,” ILKOMNIKA: Journal of Computer Science and Applied Informatics E, vol. 4, no. 3, hlm. 297–315, 2022, doi: 10.28926/ilkomnika.v4i3.436.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3 dan Tabel 4 dapat dikatakan bahwa perangkat pembelajaran matematika diskrit yang digunakan oleh dosen sudah memasukkan

Studi ini dilakukan untuk mengetahui besar emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas kampus di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro dengan menggunakan

Dimulai dari kelas B2, dengan cara penataan fasilitas kelas seperti tempat duduk yang jarang diubah, penataan media dan alat permainan di setiap area sering tidak ditata

secara keseluruhan.. Anita baru menyelesaikan kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta, jurusan yang diambil ketika kuliah adalah Ekonomi bisnis. Dari beberapaa

untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaannya dari program pelatihan oleh sekolah khusus untuk atlet (SMP/SMA Ragunan), prestasi akademik dan olahraga,

Menyatakan kesanggupan untuk melaksanakan kegiatan perluasan areal hortikultura sesuai dengan pedoman teknis, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang ditetapkan

Hasil pengujian menggunakan metode Black Box Testing menunjukkan semua kebutuhan yang telah terdefinisikan pada Tabel Kebutuhan Fungsionalitas dapat dipenuhi oleh sistem yang