• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada masa era globalisasi saat ini, perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat membuat persaingan bisnis menjadi lebih ketat dan kompetitif.

Sejalan dengan ketatnya persaingan bisnis tersebut memicu manajemen untuk mempunyai strategi yang tepat guna mempertahankan kelangsungan perusahaan yang dikelolanya, salah satunya yaitu dengan cara mencari dana yang bersumber dari pihak eksternal yaitu kreditur dan investor. Oleh karena itu, maka manajer harus bisa meyakinkan investor dan kreditur agar bersedia memberikan dananya untuk berinvestasi pada perusahaan.

Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk media komunikasi antara pihak internal seperti manajer dan pihak eksternal seperti investor, kreditur atau pihak-pihak yang berkepentingan (R. D. Safitri, 2020). Selain itu laporan keuangan suatu entitas merupakan gambaran atas kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaannya (Tania, 2018). Sebagai bentuk pertanggungjawabannya manajer menerbitkan laporan keuangan yang digunakan sebagai sumber informasi keuangan perusahaan dan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi. Adapun informasi yang lebih disorot dalam laporan keuangan yaitu informasi terkait laba.

Laba merupakan bagian penting yang seringkali mendapat perhatian karena laba merupakan indikator yang digunakan sebagai alat ukur kinerja operasional perusahaan (Nugroho & Radyasa, 2020). Informasi laba diharapkan menjadi pedoman bagi para pemegang saham, kreditur dan pengguna laporan keuangan lainnya untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan ekonomi.

Laba dijadikan sebagai ukuran untuk mengetahui apakah laba yang dihasilkan sama dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Salah satu tujuan yang

(2)

2

ingin dicapai perusahaan yaitu memperoleh laba yang besar. Semakin besar laba suatu perusahaan akan menarik minat investor untuk menanamkan modal di perusahaan tersebut dan menggambarkan bahwa perusahaan memiliki laba yang berkualitas.

Informasi laba dan rugi penting bagi pemakai informasi keuangan, karena memicu semua perusahaan untuk bersaing dalam menaikkan kualitas kinerja perusahaan dilihat dari laba yang diperoleh perusahaan. Bagi perusahaan, laba digunakan untuk kegiatan operasinya, meningkatkan kapasitas produksi, ekspansi, berinvestasi, sebagai keputusan pencadangan dana, pembagian dividen kepada pemegang saham dan sebagai dasar perhitungan bonus bagi karyawannya. Informasi laba juga digunakan untuk menarik investor agar membeli saham perusahaan sehingga perusahaan dapat memperoleh dana bagi kegiatan usahanya. Bagi kreditur, laba digunakan untuk membuat keputusan pemberian kredit karena perusahaan dengan laba yang tinggi dinilai memiliki kemampuan dalam membayar kewajibannya (Christy Kurniawan & Rosita Suryaningsih, 2018).

Kualitas laba merupakan aspek penting dalam mengevaluasi kondisi kesehatan keuangan perusahaan namun investor, kreditur dan pengguna laporan keuangan lainnya seringkali mengabaikannya (Marpaung, 2019). Kualitas laba dalam laporan keuangan penting untuk diperhatikan karena jika kualitas laba rendah, berarti laba yang dilaporkan entitas tidak sesuai dengan kinerja perusahaan yang sebenarnya oleh sebab itu hal ini dapat menyesatkan para pengambil keputusan (Kurniawati, SE, 2019). Kualitas laba digunakan untuk menilai kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan memprediksi kinerja perusahaan di masa depan. Dalam hal ini kondisi kesehatan keuangan perusahaan dapat menjelaskan apakah laba yang dilaporkan tersebut berkualitas atau tidak berkualitas.

Laba yang berkualitas merupakan laba yang mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Laba yang berkualitas adalah laba

(3)

3

yang disajikan sesuai kenyataan atau keadaan yang sebenarnya, jika informasi laba yang disajikan tidak sesuai dengan kenyataan mengakibatkan kualitas laba perusahaan rendah, sehingga dapat menyesatkan investor dalam pengambilan keputusan (Sartika, 2019). Kualitas laba yang rendah akan membuat investor cenderung tidak akan bersedia memberikan dananya kepada perusahaan. Dengan melihat pentingnya peran laba bagi investor dan pengguna laporan keuangan maka pihak manajer perusahaan melakukan praktik manipulasi laba untuk menarik perhatian investor agar berinvestasi di perusahaannya. Manajer melakukan tindakan praktik manipulasi laba disebabkan karena beberapa kondisi antara lain: untuk memuaskan kepentingan pribadi, memperoleh bonus tinggi, dan mempertahankan perusahaan agar dapat beroperasi dalam jangka waktu yang panjang. Hal ini dilakukan manajer karena pada umumnya para investor cenderung lebih tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan besar dibandingkan perusahaan kecil. Ukuran besar atau kecil perusahaan seringkali dijadikan sebagai patokan bagi investor untuk mengukur baik atau buruknya kinerja perusahaan. Tetapi pada kenyataannya perusahaan yang besar dan memiliki laba yang tinggi belum tentu menggambarkan perusahaan sehat dan tidak menjamin bahwa perusahaan tidak melakukan manipulasi laba dalam laporan keuangan yang disajikan perusahaan.

Unsur pertama yang berpotensi besar dalam mempengaruhi kualitas laba yaitu likuiditas. Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek secara tepat waktu.

Jangka pendek merupakan periode kurang dari satu tahun walaupun jangka waktunya sering dikaitkan dengan siklus operasi normal perusahaan. Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya dengan menggunakan aset yang paling likuid atau aset yang paling mendekati uang tunai. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Murniati et al., 2018) menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap kualitas laba, artinya tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan tidak berpengaruh

(4)

4

terhadap kualitas laba yang disajikan oleh manajemen dalam perusahaan karena ketika likuiditas rendah mengindikasikan ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian (Ardianti, 2018) likuiditas berpengaruh positif terhadap kualitas laba, artinya semakin besar likuiditas suatu perusahaan akan semakin kecil kemungkinan perusahaan melakukan praktik manipulasi laba karena perusahaan mampu melunasi hutang jangka pendeknya sehingga investor semakin tertarik pada perusahaan tersebut. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian (Kepramareni et al., 2021) dan (Bawoni, Tri; Shodiq, 2020) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap kualitas laba.

Faktor kedua adalah profitabilitas, merupakan rasio yang menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio profitabilitas merupakan ukuran efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Hasil penelitian (Salma & Riska, 2019) profitabilitas berpengaruh terhadap kualitas laba. Berbeda dengan hasil penelitian (Ginting, 2017) dan (Marsela & Maryono, 2017) profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kualitas laba artinya profitabilitas tidak dapat memicu respon pasar terhadap informasi laba, hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas tidak dapat memberikan kontribusi bagi investor dalam menilai kondisi pasar.

Sedangkan hasil penelitian (Erawati & Sari, 2021) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kualitas laba. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian (Ardianti, 2018) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laba.

Faktor ketiga adalah persistensi laba, Persistensi laba merupakan suatu ukuran yang menjelaskan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai masa yang mendatang (Petra et al., 2020). Semakin tinggi persistensi laba perusahaan maka respon para investor untuk berinvestasi di perusahaan akan meningkat. Dengan meningkatnya respon

(5)

5

para investor dapat mencerminkan bahwa laba yang diperoleh semakin berkualitas. Hasil penelitian (Ashma’ & Rahmawati, 2019) persistensi laba tidak berpengaruh terhadap kualitas laba, artinya semakin persisten atau permanen laba dari waktu ke waktu maka respon investor semakin rendah. Hasil penelitian (Marlina & Idayanti, 2021) persistensi laba berpengaruh negatif terhadap kualitas laba, artinya semakin konsisten laba perusahaan maka semakin berkurang kualitas laba perusahaan. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan (Rizqi et al., 2020) dan (Eliana et al., 2021) menyatakan bahwa persistensi laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laba perusahaan.

Faktor keempat adalah ukuran perusahaan, merupakan skala yang menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan. Skala yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran perusahaan antara lain total aset, kapitalisasi pasar, jumlah karyawan dan nilai pasar saham (Ginting, 2017). Hasil penelitian (Susanti et al., 2021) ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laba. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian (Rahmah & Suyanto, 2020) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas laba perusahaan.

Saat ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral sebagai sumber penyalahgunaan informasi yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan.

Tercatat telah terjadi banyak skandal keuangan pada perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan yang pernah diterbitkannya. Terdapat beberapa fenomena yang terjadi pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara lain: PT Hanson Internasional Tbk (MYRX), PT Sentul City Tbk (BKSL) dan PT Bakrieland Development Tbk (ELTY).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim PT Hanson International pernah terbukti melakukan manipulasi penyajian laporan keuangan tahunan (LKT) untuk tahun 2016. OJK menjatuhkan sanksi baik untuk perusahaan

(6)

6

maupun direktur utamanya, Benny Tjokro. Dalam pemeriksaan yang dilakukan OJK, ditemukan manipulasi dalam penyajian akuntansi terkait penjualan kavling siap bangun (Kasiba) dengan nilai Rp 732 miliar, sehingga membuat pendapatan perusahaan naik tajam. Dalam jual beli tersebut PT Hanson International terbukti melakukan pelanggaran standar akuntansi keuangan 44 tentang akuntansi aktivitas real estate (PSAK 44). "Bahwa sdr. Benny Tjokrosaputro selaku direktur utama PT Hanson International Tbk per 31 Desember 2016 terbukti melakukan pelanggaran.

Menurut OJK, dengan tidak menyampaikan PPJB kepada auditor yang mengaudit LKT, PT Hanson International Tbk membuat pendapatan pada LKT 2016 menjadi overstated dengan nilai material Rp 613 miliar. OJK menjatuhkan sanksi kepada PT Hanson International Tbk denda sebesar Rp 500 juta dan perintah untuk melakukan perbaikan serta penyajian kembali atas LKT 2016.

Sementara CEO PT Hanson International Benny Tjokro dijatuhi sanksi denda Rp 5 miliar. Direksi lainnya, Adnan Tabrani juga dikenai sanksi denda Rp 100 juta. Kemudian pada Sherly Jokom, auditor dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Sungkoro dan Surja, member dari Ernst and Young Global Limited (EY), dengan hukuman pembekuan Surat Tanda Terdaftar (STTD) selama satu tahun (Idris, 2020)

PT Sentul City Tbk juga menjadi perhatian dan perbincangan serius di masyarakat terkait dengan kasus suap. Kasus suap yang dialami oleh perusahaan ini terjadi pada tahun 2015 yaitu tentang PT Bukit Jonggol Asri yang merupakan anak perusahaan dari PT sentul city yang terjerat kasus penyuapan kepada mantan bupati Bogor terkait rekomendasi tukar-menukar kawasan hutan. Lebih buruknya lagi, kasus suap ini mempunyai dampak jangka panjang yaitu penurunan laba pada pos pendapatan yang mencapai 25,94% dari tahun sebelumnya (Pasopati, 2015).

Permasalahan laba juga dialami PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) perusahaan ini diketahui mempunyai utang obligasi kepada Bank of

(7)

7

New York, tetapi tidak dapat melunasi hutangnya yang sudah saatnya jatuh tempo, Oleh karena itu perusahaan digugat pailit. Kasus ini berdampak sangat buruk terhadap kelangsungan usaha PT Bakrieland Development (ELTY) dikarenakan perusahaan hampir mengalami delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI) serta mengalami krisis kepercayaan dari para investornya di pasar modal.

Dalam kasus ini PT Bakrieland Development mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang dilakukan sebagai upaya damai, tetapi yang terjadi PT Bakrieland Development tidak mengungkapkan masalah tersebut dalam laporan keuangannya (Nabhani, 2013).

Berdasarkan fenomena diatas, maka penelitian ini penting dilakukan karena laba merupakan tolak ukur kinerja dan prestasi perusahaan. Artinya semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan menggambarkan bahwa semakin tinggi pula kinerja manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba. Perusahaan dengan laba yang besar lebih mudah memperoleh tingkat kepercayaan investor untuk berinvestasi pada perusahaan karena dianggap memiliki kesanggupan dalam mempertahankan nama baik perusahaan. Selain itu laba merupakan penilaian akurat terhadap kinerja saat ini dan digunakan sebagai landasan untuk memprediksi kinerja di masa depan. Seiring dengan perkembangan pasar dan aturan pelaporan keuangan, maka pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi keuangan yang lebih berkualitas sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik. Oleh karena itu, kualitas laba menjadi fokus bagi pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan yang tepat. Kondisi ini mengakibatkan kualitas laba menjadi suatu topik yang layak untuk diperhatikan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan (Marlina & Idayanti, 2021) yang berjudul “Pengaruh Persistensi Laba, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Terhadap Kualitas Laba”, dimana hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: Persistensi laba berpengaruh negatif terhadap kualitas laba, ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kualitas laba dan likuiditas

(8)

8

berpengaruh negatif terhadap kualitas laba. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Jumlah variabel independen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian (Marlina & Idayanti, 2021) menggunakan 3 variabel independen yaitu persistensi laba, ukuran perusahaan dan likuiditas. Sedangkan penelitian ini menggunakan 4 variabel independen yaitu likuiditas, profitabilitas, persistensi laba dan ukuran perusahaan. Pada penelitian ini peneliti menambahkan satu variabel independen yaitu profitabilitas yang didasarkan pada dua alasan. Alasan pertama adalah berdasarkan penelitian terdahulu variabel profitabilitas menunjukkan hasil penelitian yang tidak konsisten, dimana terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai pengaruhnya terhadap kualitas laba sehingga hal ini menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian ulang terhadap variabel profitabilitas untuk mendapatkan hasil penelitian terbaru mengenai bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap kualitas laba. Kedua, pemilihan variabel profitabilitas dikarenakan saran dari penelitian sebelumnya untuk menambahkan variabel lain dengan tujuan untuk memperluas kajian teori yang menjelaskan terkait kualitas laba.

2. Perbedaan pengukuran variabel penelitian. Penelitian (Marlina &

Idayanti, 2021) variabel dependen yaitu kualitas laba diukur dengan menggunakan proksi Discretionary Accruals Model Modified Jones. Sedangkan penelitian ini kualitas laba diukur dengan menggunakan proksi rasio quality of income (QI) yang digunakan pula dalam penelitian (Herninta & Ginting, 2020).

Selanjutnya variabel independen pada penelitian (Marlina & Idayanti, 2021) yaitu likuiditas diukur dengan menggunakan proksi current ratio (rasio lancar) dan persistensi laba diukur dengan menggunakan koefesien regresi antara laba akuntansi periode sekarang dengan laba akuntansi periode yang lalu. Sedangkan pada penelitian ini untuk variabel likuiditas peneliti menggunakan proksi quick ratio (rasio cepat) yang digunakan pula dalam penelitian yang dilakukan oleh (Luas et al., 2021) dan persistensi laba diukur dengan menggunakan proksi

(9)

9

perubahan laba sebelum pajak tahun berjalan yang terdiri dari laba sebelum pajak tahun ini dikurangi laba sebelum pajak tahun sebelumnya dibagi dengan total aset yang digunakan pula dalam penelitian yang dilakukan oleh (Salsabiila et al., 2016).

3. Subjek penelitian. Penelitian (Marlina & Idayanti, 2021) dilakukan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan penelitian ini dilakukan pada perusahaan jasa sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Alasan peneliti memilih perusahaan jasa sub sektor properti dan real estate adalah karena sektor ini merupakan salah satu sektor terpenting di suatu negara sehingga dijadikan indikator untuk melihat kesehatan ekonomi suatu negara. Menurut Santoso (2009) dalam (Luthfiana, 2018) industri properti dan real estate merupakan salah satu sektor yang memberikan sinyal jatuh atau sedang bangunnya perekonomian suatu negara. perusahaan properti dan real estate menyediakan berbagai keperluan konsumen berupa rumah atau properti lainnya dan berfungsi untuk membantu konsumen yang tengah membutuhkan sebuah hunian atau apapun yang berhubungan dengan properti lainnya. Semakin banyak perusahaan yang bergerak dibidang sektor properti dan real estate mengindikasikan semakin berkembangnya perekonomian di Indonesia. Meningkatnya pertumbuhan properti dan real estate di Indonesia diindikasikan dengan banyaknya masyarakat yang menginvestasikan dananya pada sektor ini. Penyebabnya adalah supply tanah bersifat tetap, sedangkan demand akan selalu bertambah seiring dengan pertambahan penduduk. Investasi yang ditawarkan di bidang properti dan real estate pada umumnya bersifat jangka panjang dan akan bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi serta diyakini merupakan salah satu investasi yang menjanjikan.

4. Tahun penelitian. Penelitian terdahulu (Marlina & Idayanti, 2021) melakukan penelitian tahun 2015-2019. Sedangkan peneliti melakukan penelitian ini dari tahun 2015-2020. Alasan pemilihan tahun 2015 hingga 2020

(10)

10

yaitu karena peneliti ingin mencoba meneliti kembali pengaruh likuiditas, profitabilitas, persistensi laba dan ukuran perusahaan terhadap kualitas laba untuk mendapatkan hasil penelitian terbaru.

Alasan peneliti memilih variabel profitabilitas, karena profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan atau mencari laba yang bersumber dari sumber daya yang dimiliki perusahaan seperti modal, aset dan penjualan. Semakin besar laba yang diperoleh perusahaan, maka akan menarik minat investor dan pengguna laporan keuangan untuk memilih berinvestasi pada perusahaan dengan laba yang besar daripada perusahaan dengan laba yang kecil karena perusahaan dengan laba yang besar dianggap mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Selain itu, semakin besar laba yang diperoleh perusahaan maka kesempatan atau peluang perusahaan untuk maju dan berkembang semakin terbuka lebar dan niat untuk melakukan manipulasi laba akan semakin sedikit.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti tertarik ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Persistensi Laba dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Sub Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2020)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat perbedaan hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan dan persistensi laba. Oleh karena itu peneliti ingin mencoba meneliti kembali pengaruh likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan dan persistensi laba terhadap kualitas laba untuk mendapatkan hasil penelitian terbaru dengan sampel perusahaan jasa sub sektor properti dan real estate sehingga penelitian ini mengidentifikasi rumusan masalah sebagai berikut :

(11)

11

1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap kualitas laba pada perusahaan jasa sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2015-2020?

2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kualitas laba pada perusahaan jasa sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2015-2020?

3. Apakah persistensi laba berpengaruh terhadap kualitas laba pada perusahaan jasa sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2015-2020 ?

4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kualitas laba pada perusahaan jasa sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2015-2020 ?

5. Apakah likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan dan persistensi laba berpengaruh secara simultan terhadap kualitas laba pada perusahaan jasa sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2015- 2020?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini yang ingin dicapai adalah :

1. Mengetahui pengaruh likuiditas terhadap kualitas laba pada perusahaan jasa sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2015-2020.

2. Mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap kualitas laba pada perusahaan jasa sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2015-2020.

3. Mengetahui pengaruh persistensi laba terhadap kualitas laba pada perusahaan jasa sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2015-2020.

(12)

12

4. Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap kualitas laba pada perusahaan jasa sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2015-2020.

5. Mengetahui likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan dan persistensi laba berpengaruh secara simultan terhadap kualitas laba pada perusahaan jasa sub sektor properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2015-2020.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu ekonomi sebagai sumber bahan bacaan dan referensi khususnya untuk pengkajian topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

b. Penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai perbandingan dengan penelitian selanjutnya.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan akuntansi keuangan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan peneliti sendiri terkait pengaruh likuiditas, profitabilitas, persistensi laba dan ukuran perusahaan terhadap kualitas laba

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai wujud nyata dalam perbedaan antara teori dengan kenyataan pada lapangan; dan

(13)

13

3) Untuk memenuhi salah satu Syarat Ujian Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Jambi.

b. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan teori mengenai likuiditas, profitabilitas, persistensi laba dan ukuran perusahaan yang diterapkan dalam suatu perusahaan serta pengaruhnya terhadap kualitas laba.

c. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengaplikasikan variabel pada penelitian ini untuk membantu meningkatkan kualitas laba perusahaan.

d. Bagi Calon Investor

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk berinvestasi pada suatu perusahaan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui seberapa erat hubungan persepsi siswa tentang metode tutor sebaya terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran gambar

pada Hotel Dafam “Simply Pleasant Experience” atau pengalaman sederhana yang menyenangkan, Hotel Dafam Citra Purwakarta menawarkan layanan sederhana namun modern

Kebijakan pemerintah Hindia Belanda pada pelaksanaaan sistem perkebunan di wilayah Karesidenan Cirebon digunakan untuk memaksimalkan lahan subur, lahan yang belum diolah

Bagi korban pencemaran dan/ atau perusakan lingkungan, tidak mudah untuk dapat menggugat ganti kerugian kepada pelaku. Apabila mengajukan gugatan secara

Dari studi kasus kemudian dihubungkan dengan studi literatur hukum Archimedes , struktur pembuatan FTW, list tanaman, dan sistem anchoring , sehingga dapat diketahui

Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Alamiah (Natural Science) adalah suatu ilmu yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya dan merupakan ilmu pengetahuan teoritis

So that, with the accelerometer and magnetometer help for error correcting, this sensor fusion algorithm offers more stable output for tilt and heading measurement.. Index Terms —

Meskipun hasil uji statistik tidak menunjukkan adanya interaksi antara perlakuan media dengan konsentrasi air kelapa, dapat diketahui bahwa perlakuan (M1K3) media