• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen laba dan profitabilitas perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi : studi empiris perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen laba dan profitabilitas perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi : studi empiris perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2011."

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN LABA DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI

(Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008–2011) Natrilyn Agun

NIM : 102114001 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Tujuan penelitian ini yaitu (1) untuk menemukan bukti bahwa perusahaan yan melakukan merger dan akuisisi melakukanpraktik manajemen laba pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi, (2) untuk menemukan bukti bahwa profitabilitas pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi lebih tinggi daripada satu tahun setelah merger dan akuisisi perusahaan yang melakukan manajemen laba.

Jenis penelitian ini merupakan studi empiris, yakni menggunakan 25 perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia yahun 2008-2011. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan yaitu: (1) Uji One Sample T-Test untuk menguji signifikansi manajemen laba saat satu tahun sebelum merger dan akuisisi, (2)Paired Sample Testuntuk menguji beda rata-rata rasio profitabilitaspada satu tahun sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.

(2)

EARNING MANAGEMENT AND PROFITABILITY OF COMPANY BEFORE AND AFTER MERGER AND ACQUISITION

(An Empirical Study at Companies Listed in Indonesia Stock Exchange 2008–2011) Natrilyn Agun

102114001

Sanata Dharma University Yogyakarta

2014

The purpose of this study is (1) to find evidence that firms do earnings management in the one year prior to the merger and acquisition, (2) to find out evidence that the profitability of companies that do earnings management one year prior to the merger and acquisition is higher than one year after the merger and acquisition.

This type of research is an empirical study, surveying 25 companies doing mergers and acquisitionsthat are listed on the Indonesia Stock Exchange inthe period of 2008-2011. Selection of the sample using purposive sampling method. Data analysis techniques used are: (1) One Sample T-Test to test the significance of company’searnings management one year prior to the merger and acquisition, (2) Paired Sample T-Test to test the difference in the profitability ratios of one year before and after mergers and acquisitions.

(3)

SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2008–2011)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Natrilyn Agun NIM : 102114001

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2008–2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Natrilyn Agun NIM : 102114001

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

Jangan pernah malu untuk maju, karena malu menjadikan kita

takkan pernah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal akan

hidup ini

Every your bad experience, will make you more courageous, powerful, and confidence.

Setiap pengalaman yang menakutkan Anda, akan menambah keberanian, kekuatan, dan keyakinan diri anda.

(Eleanor Roosevelt)

Skripsi ini Saya persembahakan kepada: Allah Bapa di Surga, Tuhan Yesus & Bunda Maria,

Ayah tercinta Agustinus Agun Ibu tersayang Yulliana Mbeo

(8)
(9)
(10)

vii

Puji syukur kehadirat Allah Bapa, Tuhan Yesus dan Roh Kudus serta Bunda Maria atas berkat kasih karunia dan penyertaanNya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Manajemen Laba Dan Profitabilitas Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi”. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Strata Satu di Universitas Sanata Dharma.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa telah memperoleh bimbingan, motivasi, dan pengarahan dari berbagai pihak hingga penyusunan skripsi ini terselesaikan .Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang senantia menyertai, menolong serta memberi kekuatan selama penyusunan skripsi ini.

2. Bunda Maria yang senantiasa menjadi perantara doaku kepada putra-Nya Yesus Kristus.

3. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

4. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, S.E.,M.Si.,Ak., C.A selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingandandukungan dalam penyusunan skripsi ini.

(11)

viii

atas bantuannya untuk mempermudah dalam menyelesaikan skripsi ini dan khususnya kepada ibu Tutik di Pojok BEI, terima kasih atas bantuannya. 7. Papa, Mamaku tercinta Agustinus Agun dan Adriana Yuliana Mbeo, Omaku

tersayang Yuliana Fin Mbeo, serta kakaku Khevin, adik Atha, Asthy, Fayren, Sandro dan Sandhy serta segenap keluarga yang selalu mendukung dan dengan penuh kesabaran memberikan kasih sayang dan doa. Kalian adalah motivasi terbesar dalam hidup saya.

8. Sahabat-sahabat terdekat saya Hellend, Lavny, Ayu Ratu, Jaqualine, Nike, Edom, Merlin, Virma, Sarlin, Nonik, Veny, Angela, Ria, Dian, Willy, Nezta, Roy dan seluruh teman-teman kelas A yang selalu memberikan dukungan dan doa. Kalian adalah sahabat-sahabat yang terbaik yang saya miliki.

9. Teman-teman KKP angkatan XXV Ayu, Vena, Dion, Valent, Doni, Apul dan Amanda yang selalu memberikan dukungan. Semoga Kita dapat menjalani persahabatan ini.

10. Seluruh teman-teman FakultasEkonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang selama ini turut memberikan dorongan semangat hingga skrips iini selesai.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu atas kemurahan hatinya sehingga bersediaikut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

(12)
(13)

x

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN OBSERVASI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... v

LEMBAR PERSETJUAN PUBLIKASI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang………... 1

B. Rumusan Masalah………. 4

C. Batasan Masalah……… 5

D. Tujuan Penelitian………... 5

E. ManfaatPenelitian………... 6

F. SistematikaPenulisan………... 6

BAB II LANDASAN TEORI...………. 8

(14)

xi

C. ManajemenLaba...……….. 15

D. Profitabilitas...……….... 25

E. Teori Sinyal………... 28

F. Perumusan Hipotesis... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

C. Subjek dan Objek Penlitian ... 35

D. Populasi dan Sampel ... 36

E. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 46

A. Deskripsi Data ... 46

B. Analisis Data ... 51

1.Uji Normalitas Data. ... 51

2.Langkah-Langkah Untuk Membuktikan Bahwa Perusahaan Permerger Dan Pengakuisisi Melakukan Praktik Manajemen Laba Satu Tahun Sebelum Merger Dan Akuisisi... 52

a. Mendeteksi Manajemen Laba Satu Taun Sebelum Merger Dan Akuisisi ... 52

b. Pengujian Signifikansi Manajemen Laba dengan UjiOne Sample T-Test ... 56

3.Analisis Rasio Profitabilitas Untuk Mengetahui Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Profitabilitas ... 57

(15)

xii

C. Pembahasan ... 69

BAB V PENUTUP ... 70

A. Kesimpulan... 70

B. Keterbatasan Penelitian ... 70

C. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(16)

xiii

Halaman

Tabel IV.1 Gambaran Umum Sampel Perusahaan... 47

Tabel IV.2 Uji Normalitas Data... 51

Tabel IV.3 Uji Regresi Sederhana... 53

Gambar IV.I Skema Analisis Periode Waktu dalam Pengujian Manajemen laba... 55

Tabel IV.4 Pengujian DA... 56

Tabel IV.5 Uji beda t-testReturn On Equity(ROE)... 60

Tabel IV .6 Paired Sample Corelation ROE... 61

Tabel IV.7 Paired Sample T-Test ROE... 61

Tabel IV.8 Uji beda t-testReturn On Investement(ROI)... 62

Tabel IV .9 Paired Sample Corelation ROI... 62

Tabel IV.10 Paired Sample T-Test ROI... 63

Tabel IV.11 Uji beda t-testGross Profit Margin (GPM)... 63

Tabel IV .12 Paired Sample Corelation GPM... 64

Tabel IV.13 Paired Sample T-Test GPM... 64

Tabel IV.14 Uji beda t-testNet Profit Margin (NPM)... 65

Tabel IV .15 Paired Sample Corelation NPM... 65

Tabel IV.16 Paired Sample T-Test NPM... 66

Tabel IV.17 Uji beda t-testOperating Profit Margin (OPM)... 67

Tabel IV .18 Paired Sample Corelation OPM... 67

Tabel IV.19 Paired Sample T-Test OPM... 68

(17)

xiv

ABSTRAK

MANAJEMEN LABA DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI

(Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008

2011)

Tujuan penelitian ini yaitu (1)untuk menemukan bukti bahwa perusahaan yan melakukan merger dan akuisisi melakukanpraktik manajemen laba pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi, (2)untuk menemukan bukti bahwa profitabilitas pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi lebih tinggi daripada satu tahun setelah merger dan akuisisi perusahaan yang melakukan manajemen laba.

Jenis penelitian ini merupakan studi empiris, yakni menggunakan 25 perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia yahun 2008-2011. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan yaitu: (1) Uji One Sample T-Test

untuk menguji signifikansi manajemen laba saat satu tahun sebelum merger dan akuisisi, (2) Paired Sample Test untuk menguji beda rata-rata rasio profitabilitaspada satu tahun sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.

(18)

xv

EARNING MANAGEMENT AND PROFITABILITY OF COMPANY BEFORE AND AFTER MERGER AND ACQUISITION

(An Empirical Study at Companies Listed in Indonesia Stock Exchange 2008

2011) Natrilyn Agun

102114001

Sanata Dharma University Yogyakarta

2014

The purpose of this study is (1) to find evidence that firms do earnings management in the one year prior to the merger and acquisition, (2) to find out evidence that the profitability of companies that do earnings management one year prior to the merger and acquisition is higher than one year after the merger and acquisition.

This type of research is an empirical study, surveying 25 companies doing mergers and acquisitionsthat are listed on the Indonesia Stock Exchange inthe period of 2008-2011. Selection of the sample using purposive sampling method. Data analysis techniques used are: (1) One Sample T-Test to test the significance of company’searnings management one year prior to the merger and acquisition, (2) Paired Sample T-Test to test the difference in the profitability ratios of one year before and after mergers and acquisitions.

(19)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan yang signifikan dalam lingkungan bisnis, seperti globalisasi, deregulasi, kemajuan teknologi komputer dan telekomunikasi, serta fragmentasi pasar telah menciptakan persaingan yang sangat ketat. Respon perusahaan-perusahaan terhadap meningkatnya persaingan ini sangat beragam. Ada yang memilih untuk memfokuskan sumber dayapada suatu segmen tertentu yang lebih kecil, ada yang tetap bertahan dengan apa yang dilakukannya selama ini dan ada pula yang menggabungkan diri menjadi satu perusahaan besar dalam industri.

Masalah penggabungan selalu menarik perhatian karena banyak aspek dan kepentingan yang terkait. Dengan penggabungan beberapa usaha, diharapkan perusahaan-perusahaan itu dapat meningkatkan pangsa pasar, diversifikasi usaha, atau meningkatkan intergrasi vertikal dari aktivitas operasional yang ada dan sebagainya (Metta, 2010).

(20)

adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu, dimana satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aktiva sekaligus operasi perusahaan.

Menurut data statistik Bursa Efek Indonesia-antara tahun 1995-1997, jumlah perusahaan yang go public tercatat kurang lebih sebanyak 259 perusahaan. Sebanyak 57 perusahaan melakukan penggabungan usaha. Pada pasca krisis moneter tahun 2000 sampai dengan pertengahan tahun 2008, penggabungan usaha dilakukan oleh lebih 40 perusahaan (Dharmasetya dan Sulaimin, 2009: 10).

Terdapat tiga prosedur dasar yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengambil alih perusahaan lain yaitu merger atau konsolidasi, akuisisi saham, dan akuisisi aset. Istilah merger sering dipergunakan untuk menunjukkan penggabungan dua perusahaan atau lebih dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang bergabung. Konsolidasi menunjukkan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih dan nama dari perusahaan – perusahaan yang bergabung tersebut hilang, kemudian muncul nama baru dari perusahaan gabungan. Akuisisi saham dengan membeli saham perusahaan tersebut, baik dibeli secara tunai ataupun menggantinya dengan sekuritas lain (saham atau obligasi). Sedangkan akuisisi aset perusahaan adalah mengakuisisi perusahaan lain dengan jalan membeli aktiva perusahaan tersebut (Husnan, 1998: 648).

(21)

perusahaan pemerger ataupun pengakuisisi. Pada situasi perusahaan pemerger ataupun pengakuisisi ingin melakukan merger dan akuisisi dengan cara pembayaran lewat saham, pihak manejemen perusahaan pemerger ataupun pengakuisisi cenderung akan berusaha untuk meningkatkan laba perusahaan. Tujuannya adalah selain ingin menunjukkan earnings power perusahaan agar dapat menarik minat perusahaan target untuk melakukan akuisisi juga untuk meningkatkan harga saham perusahaannya (Dhamasetya dan Sulaimin, 2009). Dengan melakukan merger dan akuisisi, perusahaan bisa memperoleh keuntungan yaitu sinergi. Sinergi merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar daripada total keseluruhan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Selain itu, dengan merger dan akuisisi, perusahaan juga memperoleh efisiensi dan dapat memperluas pasar. Melalui merger dan akuisisi dengan cara horizontal, vertikal, maupun konglomerasi diharapkan perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, maka diharapkan laba perusahaan meningkat (Husnan dan Pujiastuti, 2012 : 396).

(22)

ini bisa dilihat dari profit atau laba yang diperoleh oleh perusahaan yang bisa dilihat dari kinerja keuangan khususnya pada tingkat profitabilitas yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan (Wild, 2005: 359).

Pada penelitian sebelumnya membuktikan adanya praktik manajemen laba dalam beberapa kasus. Rahman dan Bakar (2002) yang telah dikutip oleh Kusuma dan Sari (2003),telah membuktikan adanya manajemen laba melalui discreationary accrualpada perusahaan pengakuisisi sebelum merger dan akuisisi di Malaysia. Kusuma dan Sari (2003) melakukan penelitian terhadap perusahaan yang melakukan kegiatan merger dan akuisisi di BEJ selama periode 1997-2002. Dalam penelitian tersebut diperoleh sebanyak 39 perusahaan sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan, pada periode sebelum merger dan akuisisi tidak terdapat adanya manajemen laba.

Meeks (1997) dan Kumar (1984),yang dikutip oleh Hadiningsih (2007),menemukan adanya penurunan profitabilitas yang signifikan setelah tiga tahun dan lima tahun setelah merger dan akuisisi. Adanya perbedaan antara teori dengan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada hal yang terjadi yang memicu terjadinya penurunan kinerja perusahaan.

B. Rumusan Masalah

(23)

2. Apakah perusahaan yang melakukan praktik manajemen laba memiliki profitabilitas pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi lebih tinggi daripada satu tahun setelah merger dan akuisisi?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada perusahaan go public yang melakukan merger dan akuisisi pada periode 2008 sampai dengan 2011. Penelitian ini menggunakandiscretionary accruals sebagai pengukur dalam menilai ada tidaknya manajemen laba yang dilakukan pada satu tahun sebelum melakukan merger dan akusisi. Untuk mengetahui laba yang diperoleh perusahaan, penulis memberi batasan ukuran rasio keuangan yang digunakan adalah lima rasio keuagan antara lain: ROE, ROI, GPM, NPM dan OPM.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah

1. Untuk menemukan bukti bahwa perusahaan pemerger dan pengakuisisi melakukan praktik manajemen laba pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi.

(24)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya yaitu:

1. Investor

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh investor sebagai referensi tambahan dalam mempertimbangkan keputusan investasi.

2. Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dapat menambah pustaka di Universitas Sanata Dharma dan dapat menjadi referensi bagi pembaca yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tempat untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh dalam kuliah.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

(25)

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang dapat dijadikan dasar untuk melakukan penelitian serta pengolahan data.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Bab ini menguraikan tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan mengenai hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

(26)

8 BAB II

LANDASAN TEORI A. Bentuk Badan Usaha

1. Merger

a. Pengertian Merger

Merger merupakan peleburan secara lengkap satu perusahaan dengan perusahaan lain. Perusahaan yang utama mempertahankan nama identitasnya, dan ia memperoleh aktiva dan hutang dari perusahaan yang meleburkan diri. Merger berasal dari kata “mergere” (Latin) yang artinya (1) bergabung bersama, menyatu, berkombinasi (2) menyebabkan hilangnya identitas karena terserap atau tertelan sesuatu. Merger adalah penggabungan dua perusahaan untuk membentuk satu perusahaan (Ardiagarini, 2010).

b. Jenis-jenis Merger

Penggabungan badan usaha dalam bentuk merger dapat dikelompokan menjadi empat, yang meliputi (Defrimarika, 2009): 1. Horizontal merger. Merger jenis ini terjadi apabila satu

perusahaan menggabungkan diri dengan perusahaan lain dalam jenis usaha yang sama.

(27)

3. Congeneric merger. Merger ini adalah bentuk penggabungan dua perusahaan yang sejenis atau dalam industri yang sama tetapi tidak ada keterkaitan dengan penyediaan barang.

4. Conglomerate merger. Merger ini adalah bentuk penggabungan dua atau lebih perusahaan dari industri yang berbeda.

2. Akuisisi

a. Pengertian akuisisi

Akuisisi berasal dari kata Sementara Akuisisi berasal dari kata “acquisitio” (Latin) dan “acquisition” (Inggris), makna harfiah akuisisi adalah membeli atau mendapatkan sesuatu/obyek untuk ditambahkan pada sesuatu/obyek yang telah dimiliki sebelumnya (Ardiagarini, 2010). Akuisisi adalah pengambilalihan seluruh atau sebagian besar saham perusahaan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perusahaan yang bersangkutan (Setiawan, 2004). Dalam merger perusahaan yang bergabung secara hukum sudah bubar, dalam akuisisi kedua perusahaan yang bergabung secara hukum tetap berdiri (Hudayanti, 1997:185).

b. Klasifikasi berdasarkan bentuk dasar akuisisi

(28)

Cara kedua untuk mengambil alih perusahaan lain adalah membeli saham perusahaan tersebut, baik dibeli secara tunai, ataupun menggantinya dengan sekuritas lain (saham atau obligasi).

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memilih antara akuisisisaham (Ardiagarini, 2011):

a. Dalam akuisisi saham, tidak diperlukan rapat umum pemegang saham (RUPS) dan pemungutan suara.

b. Dalam akuisisi saham, perusahaan yang akan mengakuisisi dapat berhubungan langsung dengan pemegang saham target lewattender offer.

c. Akuisisi saham seringkali dilakukan secara tidak bersahabat untuk menghindari manajemen perusahaan target yang seringkali menolak akuisisi tersebut.

d. Seringkali sejumlah minoritas pemegang saham dari perusahaan target tetap tidak mau menyerahkan saham mereka untuk dibeli dalamtender offer, sehingga perusahaan target tetap tidak sepenuhnya terserap ke perusahaan yang mengakuisisi.

2. AkuisisiAssets

(29)

pemegang saham minoritas, yang dapat terjadi pada peristiwa akuisisi saham. Akuisisi assets dilakukan dengan cara pemindahan hak kepemilikan aktiva-aktiva yang dibeli.

c. Berdasarkan keterkaitan operasinya

Akusisi dikelompokkan sebagai berikut (Husnan, 1998 : 648-651) : 1. Akuisisi Horisontal

Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan lain yang mempunyai bisnis atau bidang usaha yang sama. Perusahaan yang diakuisisi dan yang mengakuisisi bersaing untuk memasarkan produk yang mereka tawarkan.

2. Akuisisi vertikal

Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang berada pada tahap proses produksi yangberbeda. Misalnya, perusahaan rokok mengakuisisi perusahaan perkebunan tembakau.

3. Akuisisi konglomerat

Perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi tidak mempunyai keterkaitan operasi. Akuisisi perusahaan yang menghasilkan food product oleh perusahaan komputer, dapat dikatakan sebagai akuisisi konglomerat.

B. Motif melakukan Merger dan Akuisisi

(30)

Motif ekonomi berkaitan dengan esensi tujuan perusahaan yang meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Disisi lain, motif ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada esensi tujuan perusahaan tersebut, tetapi didasarkan pada keinginanan subyektif atau ambisi pribadi pemilik atau manajemen perusahaan (Moin, 2003).

a. Motif Ekonomi

Tujuan perusahaan dalam prespektif manajemen keuangan adalah seberapa besar perusahaan mampu menciptakan nilai (value creation) bagi perusahaan dan bagi pemegang saham. Merger dan akuisisi memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka panjangnya adalah untuk mencapai peningkatan nilai tersebut. Oleh karena itu seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan harus diarahkan untuk mencapai tujuan ini. Motif strategis juga termasuk motif ekonomi ketika aktivitas merger dan akuisisi dilakukan untuk mencapai posisi srategis perusahaan agar memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Biasanya perusahaan melakukan merger dan akuisisi untuk mendapatkaneconomies of sale dan economies of scope.

b. Motif Sinergi

(31)

dihasilkan melalui kombinasi akstivitas secara simultan dari kekuatan satu atau lebih elemen-elemen perusahaan yang bergabung sedemikian rupa sehingga gabungan aktivitas tersebut menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan dengan penjumlahan aktivitas-aktivitas perusahaan jika mereka bekerja sendiri. Pengaruh sinergi bisa timbul dari empat sumber:

1. Penghematan operasi, yang dihasilkan dari skala ekonomis dalam manajemen, pemasaran, produksi, dan distribusi.

2. Penghematan keuangan, yang meliputi biaya transaksi yang lebih rendah dan evaluasi yang lebih baik oleh para analisis sekuritas. 3. Penghematan pajak, penggabungan perusahaan yang tidak pernah

memperoleh laba dengan perusahaan yang profitable dapat menyebabkan pajak yang dibayarkan lebih kecil.

4. Peningkatan penguasaan pasar akibat berkurangnya persaingan (Bringham, 2001).

c. Motif Diversifikasi

(32)

pada koridor yang mendukung kompetensi inti (core competence), (Moin, 2003).

d. Motif non-Ekonomi

Aktivitas merger dan akuisisi terkadang dilakukan bukan untuk kepentingan ekonomi saja tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat non ekonomi, seperti pretise dan ambisi. Motif non-ekonomi bisa berasal dari manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan. Beberapa motif dalam melakukan merger dan akuisisi dari segi non-ekonomi, (Moin, 2003): 1. Hubris Hypotesis

Hipotesis ini menyatakan bahwa merger dan akuisisi dilakukan kerena “ketamakan” dan kepentingan pribadi pada eksekutif perusahaa. Mereka menginginkan ukuran perusahaan yang lebih besar. Dengan semakin besarnya ukuran perusahaan yang mereka terima, kompensasi yang mereka terima bukan hanya sekedar materi saja tetapi juga berupa pengakuan, penghargaan dan aktualisasi diri.

2. Ambisi Pemilik

(33)

C. Manajemen Laba

1. Pengertian Manajemen Laba

Sampai saat ini manajemen laba belum didifinisikan secara akurat dan berlaku secara umum. Scott (1997),dalam Putra (2011), mendefinisikan manajemen laba sebagai berikut “Given that

managers can choose accounting policies from a set (for example,

GAAP), it is natural to expect that they will choose policies so as to

maximize their own utility and/or the market value of the firm”.Dari definisi tersebut manajemen laba merupakan pemilihan kebijakanakuntansi oleh manajer dari standar akuntansi yang ada dan secara alamiah dapatmemaksimumkan utilitas mereka dan atau nilai pasar perusahaan.

Menurut Sugiri (1998:1-18) membagi definisi manajemen laba menjadi dua, yaitu:

1. Definisi Sempit.

Manajemen laba dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi. Manajemen laba dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk bermain dengan komponen discretionary accruals dalam menentukan besarnya laba.

2. Definisi Luas.

(34)

suatu unit usaha dimana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomi jangka panjang unit tersebut.

2. Dasar Pemikiran Manajemen Laba.

Berdasarkan penelitian Watts dan Zimmerman (1986),dalam Putra (2011), secara empiris membuktikan bahwa hubungan principal dan agent sering ditentukan oleh angka akuntansi. Hal ini mendorong

agent untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakanagenttersebut adalah manajemen laba.

Teknik manajemenlaba (earnings management) yang dilakukan oleh manajer dapat mempengaruhil aba yang dilaporkan oleh manajemen. Praktik manajemen laba akan mengakibatkan kualitas laba yang dilaporkan menjadi rendah. Laba dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila laba yang dilaporkan dapat digunakan oleh para pengguna (users )untuk membuat keputusan yang terbaik, dan dapat digunakan untuk menjelaskan atau memprediksi harga dan

return saham (Bernard danStober, 1998 dalam Putra,2011). Laba terdiri dari komponen arus kas operasi danaccruals total(Healy, 1985 dalam Putra 2011). Accruals total terdiri dari discretionary accruals

(35)

discretionary accruals menggambarkan bahwa semakin besar nilai

discretionary accruals maka semakin besar pula praktik manajemen laba. Praktik manajemen laba yang besar mengindikasikan kualitas laba yang rendah. Informasi tentang laba perusahaan harus berkualitas untuk mendukung keputusan investasi yang berkualitas. Laporan keuangan yang berkualitas (dalam hal ini kualitas laba) diharapkan dapat membantu para investor dan calon investor untuk membuat keputusan. Kualitas laba menjadi perhatian yang utama bagi para pengguna laporan keuangan untuk tujuan investasi dan untuk tujuan kontraktual.

Terdapat tiga hipotesis PAT (Positive Accounting Theory) yang menjadi dasar pemikiran mengenai manajemen laba menurut Watts dan Zimmerman (1986) dalam Putra (2011):

1. Hipotesis Bonus Plan.

Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan utilitasnya yaitu bonus yang tinggi. Manejer perusahaan yang memberi bonus besar bedasarkan laba lebih banyak menggunakan metode akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan.

2. Debt To Equity Hypothesis.

(36)

menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatakan pendapatan atau laba.

3. Political Cost Hypothesis

Bahwa pada perusahaan yang besar, yang kegiatan operasinya menyentuh sebagian besar masyarakat akan cenderung untuk mengurangi laba yang dilaporkan.

3. Sasaran Manajemen Laba

Menurut Ayres (1994:27-29) dalam Ameta (2010) terdapat unsur-unsur laporan keuangan yang dapat dijadikan sasaran untuk dilakukan manajemen laba yaitu :

1. Kebijakan Akuntansi

Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu antara menerapkan akuntansi lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.

2. Pendapatan

Dengan mempercepat atau menunda pengakuan akan pendapatan.

3. Biaya

(37)

4. Terjadinya Manajemen Laba.

Menurut Ayres (1994:27-29) dalam Ameta (2010)manajemen laba dapat dilakukan oleh manajer dengan cara-cara sebagai berikut: 1. Manajer dapat menentukan kapan waktu akan melakukan

manajemen laba melalui kebijakannya. Hal ini biasanya dikaitkan dengan segala aktivitas yang dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi merupakan wewenang dari para manajer.

2. Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan yaitu antara menerapkan lebih awal atau menunda sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.

3. Upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi tertentu dari sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan akuntansi yang ada (GAAP).

5. Motivasi Manajemen Laba

(38)

1. Bonus Purposes

Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akanbertindak secara oportunistik untuk melakukan manajemen labadengan memaksimalkan laba saat ini.

2. Political Motivation

Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkanpada perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi labayang dilaporkan karena adanya tekanan publik yang mengakibatkanpemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat.

3. Taxation Motivation

Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yangpaling nyata. Berbagai metode akuntansi digunakan dengan tujuanuntuk penghematan pajak pendapatan.

4. Pergantian CEO

CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkanpendapatan untuk meningkatkan bonus mereka. Dan jika kinerjaperusahaan buruk, mereka akan memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan.

5. Initial Public Offering( IPO)

(39)

manajemen laba dengan harapan dapat menaikkan harga saham perusahaan.

6. Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor

Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada investor sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik.

6. Teknik Manajemen Laba

Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen laba pada laporan keuangan (Scott, 2000 dalam Gumanti,2000), yaitu:

1. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi

Cara ini merupakan cara manajer untuk mempengaruhi laba melalui judgement terhadap estimasi akuntansi antara lain: estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain.

2. Mengubah metode akuntansi

(40)

3. Menggeser perioda biaya atau pendapatan

Beberapa orang menyebutkan rekayasa jenis ini sebagai manipulasi keputusan operasional (Fischer dan Rozenzweig, 1995; Bruns dan Merchant, 1990 dalam Gumanti,2000). Contoh: rekayasa perioda biaya atau pendapatan antara lain: mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian sampai perioda akuntansi berikutnya (Daley dan Vigeland, 1993 dalam Gumanti. 2000), mempercepat atau menunda pengeluaran promosi sampai perioda akuntansi berikutnya, mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai, dan lain-lain.

7. Model-model Manajemen Laba

Scoot (2000) dalam Ameta (2010) menyatakan ada beberapa bentuk manajemen laba yaitu:

1.Taking a bath

Dalam bentuk jika manajemen harus melaporkan kerugian, maka manajemen akan melaporkan dalam jumlah besar. Dengan tindakan ini manajemen berharap dapat meningkatkan laba yang akan datang dan kesalahan kerugian piutang perusahaan dapat dilimpahkan ke manajemen lama, jika terjadi pergantian manajer. 2. Income Minimization (menurunkan laba)

(41)

semakin rendah laba yang dilaporkan perusahaan semakin rendah pula pajak yang harus dibayarkan.

3.Income Maximization(meningkatkan laba)

Dalam bentuk ini manajer akan berusaha menaikkan laba untuk tujuan tertentu, misalnya: menjelang IPO manajer akan meningkatkan laba dengan harapan mendapatkan reaksi yang positif dari pasar.

4.Income Smoothing(perataan laba)

Income smoothing dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan, dengan tujuan pelaporan eksternal, terutama bagi investor, karena umumnya investor menyukai laba yang relatif stabil.

8. Mendeteksi Manajemen Laba

Untuk mendeteksi ada tidaknya manajemen laba dilakukan dengan pengukuran atas acruals. Konsep acruals dapat dibedakan menjadi dua, yaitudiscrettionary accrualsadalah pengakuan laba atau beban yang bebas, tidak diatur, dan merupakan pilihan kebijakan manajemen.

(42)

1. MenghitungTotal Accruals(TA)

Total Accrualperusahaan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

TA = Niit-CFOit Keterangan:

Niit = Net income periode t

CFOit = Cash Flow Operation periode t 2. Melakukan Uji Regresi

Model persamaan regresi sebagai berikut: Y= a+bX

Keterangan:

Y= Kinerja Keuangan X= Manajemen Laba a= Bilangan konstanta b= Koefisien regresi

3. MenghitungNon Discretionary Accruals(NDA)

NDAit=α1 (1/TA-1) + α2 (Δ REVt/TA-1) + α3 (PPEt/TA-1) Keterangan:

NDAit : Non discretionary accrualspada tahunt-1

Δ REVt : Perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t

(43)

4. MenghitungDiscretionary Accruals(DA) DAit=TAit/TAit-1-NDAit

Keterangan:

DAit=Discretionary accrualspada periode t NDAit=Non discretionary accruals

5. Membuktikan Praktik Manajemen Laba

Hasil pengukuran discretionary accruals menunjukan manajemen laba. Penelitian ini menggunakan nilaidiscretionary accrualsuntuk mengukur manajemen laba. Discretionary accruals yang tinggi atau positif (+) mengidentifikasi bahwa manajemen laba dilakukan dengan menaikan laba. Jika hasil pengukuran discretionary accruals bernilai negatif (-), manajemen laba dilakukan dengan menurunkan laba, sedangkan jikadiscretionary accruals bernilai nol (0) berarti perusahaan tidak melakukan manajemen laba. (Sanjaya, 2008 dalam Liani, 2010).

D. Profitabilitas

(44)

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau pendapatan investasi. Rasio yang digunakan adalah Return On Equity (ROE), Return On Investement

(ROI), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM),

Operating Profit Margin(OPM).

1. Return On Equity (ROE)untuk mengetahui berapa tingkat keuntungan yang diperoleh dari modal yang ditanamkan. ROE digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan diperoleh laba yang tersedia bagi pemegang sahamnya. Semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik keadaan perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh proporsi utang perusahaan, apabila utang perusahaan semakin besar maka rasio ini juga semakin besar (Sartono, 2010: 123).

(45)

mengahasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 53,10,- (Sartono, 2010: 123).

3. Gross Profit Margin (GPM) untuk mengetahui laba kotor yang dicapai setiap rupiah penjualan. Rasio ini mengukur berapa rupiah laba sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan setiap rupiah pendapatan. Semakin tinggi laba yang dihasilkan akan semakinn baik atau semakin besar rasio GPM semakin baik keadaan operasi perusahaan. Rasio ini sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat maka gross profit margin akan menurun begitu pula sebaliknya (Sartono, 2010:123).

4. Net Profit Margin (NPM) untuk memberikan gambaran tentang laba bersih perusahaan setelah dikurangi pajak yang dicapai pada setiap rupiah penjualan. Margin ini menunjukan perbandingan laba bersih dengan penjualan. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu perusahaan. rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Menurut Lukman (2009 : 62) semakin tingggi NPM semakin baik operasi suatu perusahaan.

(46)

pokok penjualannya. Semakin tinggi OPM akan lebih baik pula operasi suatu perusahaan (Lukman, 2009:62).

E. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal didasarkan pada asumsi bahwa informasi yang diterima oleh masing-masing pihak tidak sama. Dengan kata lain, teori sinyal berkaitan dengan asimetri informasi. Teori sinyal menunjukan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal

kepada pengguna laporan keuangan (Jama’an, 2008). Teori Signal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Jogiyanto, 2005). Aktivitas merger dan akuisisi mempunyai nilai informatisi bagi investor atau calon perusahaan pengakuisisi sehingga mempengaruhi keputusan investasi atau penggabungan usaha dalam bentuk perubahan harga saham karena adanya transaksi yang meningkat atau menurun.

(47)

manajemen diharapkan dapat direspon positif oleh perusahaan pengakuisisi dalam bentuk penggabungan usaha.

F. Perumusan Hipotesis

1. Hubungan Manajemen Laba dengan Merger dan Akuisisi

Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan (Parawiyati, 1996). Baik kreditur maupun investor menggunakan laba untuk mengevaluasi kinerja manajemen, memperkirakan earnings power dan untuk memprediksi laba dimasa yang akan datang.

Praktik manajemen laba yang dilakukan oleh manajer akan mengakibatkan kualitas laba menjadi rendah. Dua motivasi utama para manajer melakukan manajemen laba, yaitu tujuan oportunis dan informasi (signaling) kepada investor. Tujuan oportunitis mungkin dapat merugikan pemakai laporan keuangan karena informasi yang disampaikan manajemen menjadi tidak akurat dan juga tidak menggambarkan nilai fundamental perusahaan. Sikap oportunis ini dinilai sebagai sikap curang manajemen perusahaan yang diimplikasikan dalam laporan keuangannya pada saat menghadapi

(48)

tertentu).Sikap curang tersebut didefinisikan sebagai satu atau lebih tindakan yang disengaja dan didesain untuk menipu orang lain sehingga menyebabkan hilangnya kekayaan (Beneish, 2001 dalam Ifone, 2012). Tujuan informatif (signaling) kemungkinan besar membawa dampak yang baik bagi pemakai laporan keuangan. Manajer berusaha menginformasikan kesempatan yang dapat diraih oleh perusahaan di masa yang akan datang. Sebagai contoh, karena manajer sangat erat kaitanya dengan keputusan yang berhubungan dengan aktivitas investasi maupun operasi perusahaan, otomatis para manajer memiliki informasi yang lebih baik mengenai prospek perusahaan masa datang. Oleh karena itu, manajer dapat mengestimasi secara baik laba masa dating dan diinformasikan kepada investor atau pemakai laporan keuanganlainya. Manajer dapat menggunakan diskresi akrual untuk merefleksikan kinerja perusahaan tersebut melalui laporan laba (Gulet al. 2003 dalam Ifone,2012).

(49)

perusahaan dalam merger dan akuisisi dapat dilihat juga dari kinerja keuangan perusahaan tersebut, terutama pada peningkatan profitabilitas.

Pada penelitian sebelumnya membuktikan adanya praktik manajemen laba dalam beberapa kasus merger dan akuisisi. Rahman dan Bakar (2002), seperti yang dikutip oleh Kusuma dan Udiana Sari (2003), telah membuktikan adanya manajemen laba melalui

discreationary accrual pada perusahaan pengakuisisi sebelum merger dan akuisisi di Malaysia. Sementara Erickson dan wang (1999) dalam Hastutik (2006) menunjukan bahwa perusahaan pengakuisisi melakukan manajemen laba pada periode sebelum merger dan mengidentifikasikan bahwa tingkat income increasing earning managementberhubungan positif dengan ukuran merger.

Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian diatas maka hipotesis pertama yang dapat diajukan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian ini adalah:

H1 : Terdapat Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Pemerger dan Pengakuisisi pada Satu Tahun Sebelum Merger dan Akuisisi

2. PengaruhManajemen Laba Terhadap Profitabilitas Perusahaan Yang Melakukan Merger Dan Akuisisi

(50)

periode tertentu dengan tujuan-tujuan tertentu.Sasarannya adalah laporan keuangan perusahaan.

Meeks (1997) dan Kumar (1984), dalam Hadiningsih (2007), meneliti pengaruh merger terhadap profitabilitas perusahaan yang melakukan merger. Penelitian itu membuktikan adanya penurunan profitabilitas yang signifikan setelah tiga tahun dan lima tahun dengan menggunakan laba operasi. Adanya perbedaan antara teori dengan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa ada hal yang terjadi yang memicu terjadinya penurunan kinerja keuangan.

(51)

pada hipotesis kedua disimpulkan bahwa tidak terdapat kenaikan yang signifikan terhadap profitabilitas setelah merger.

Perbedaan hasil yang didapat dari Penelitian yang dilakukan oleh Wiliyanti (2000), dalam Metta (2010), yang membandingkan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah melakukan merger dan akusisi. Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan rasio profitabilitas dan leverage perusahaan. Hasilnya menunjukan ditemukan perbedaan yang signifikan, yang menunjukan bahwa adanya perubahan kinerja positif dalam perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, tujuan dari penggabungan usaha adalah meningkatkan nilai perusahaan pasca akuisisi. Nilai perusahaan tercermin dari kinerja keuangan, khususnya pada tingkat profit yang dilaporkan pada laporan keuangan perusahaan. Apabila profitabilitas yang dihasilkan sebelum merger dan akuisisi adalah rekayasa semata karena manajemen laba, maka profitabilitas yang akan diperoleh perusahaan untuk tahun-tahun setelah merger dan akuisisi akan lebih rendahkarena menajer menggeser laba periode mendatang ke periode sebelum merger dan akuisisi, sehingga laba satu tahun sebelum merger dan akuisisi lebih tinggi daripada satu tahun setelah merger dan akuisisi.

(52)
(53)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi empiris terhadap perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008 sampai dengan 2011.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel penelitian pada www.idx.co.id, Bursa Efek Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan PT Indonesian Capital Market Electronic Library.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Agustus 2014

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

(54)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah manajemen laba dan profitabilitas pada perusahaan yang melakukan merger dan akusisi, profitabilitas yang dilihat dari laporan keuangannya serta manajemen laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama kurun waktu 2008-2011.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan merger dan akuisisi pada periode 2008-2011. 2. Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sampel yang dilakukan secara non probability sampling, yaitu dengan pendekatan

Purposive samplingdengan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan melakukan merger dan akuisisi antara tahun 2008-2011. 2. Perusahaan Pemerger dan Pengakuisisi yang memiliki

tanggal merger dan akuisisi yang jelas.

(55)

E. Teknik Analisis Data

1. Pengujian Normalitas Data

Uji normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnovyang bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak normal. Data yang memenuhi syarat digunakan dalam penelitian adalah data yang berdistribusi normal. Kriteria pengujian:

a. Jika probabilitas (Sig. 2-tailed) ≥0.05, maka H0 diterima atau data berdistribusi normal.

b. Jika probabilitas (Sig. 2-tailed) <0.05, maka H0ditolak atau data tidak berdistribusi normal.

2. Prosedur Pengujian Hipotesis Satu Untuk Mendeteksi Adanya Manajemen Laba

a. MengukurManajemen Laba

Mengukur discretionary accruals dengan menggunakan model Jones (decowet al., 1995 dalam Sulistyawan, dkk. 2011) adalah sebagai berikut:

1) MenghitungTotal Accruals

Menghitung total accrualsperusahaan pada periode satu tahun sebelum merger dan akusisi. Total accruals pada penelitian ini didentifikasikan sebagai selisish antara laba bersih (net income) ddengan arus kas operasi (operating cash flow). Berikut adaah rumus yang digunakan:

(56)

Keterangan:

TACit-1 :Total accrualsperusahaan I pada tahun t-1 NIit-1 :Laba perusahaan I pada tahun t-1

CFOit-1 :Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada tahun t-1

2) Melakukan Uji Regresi

Menghitung koefisien regresi dengan menggunakan alat analisis regresi sederhana. Model persamaan regresi tersebut sebagai berikut :

Y= a+bX Dimana:

b = (∑ ) (∑ )(∑ ) (∑ ) (∑ )

a=

ӯ −

̅

Keterangan:

Y= Kinerja Keuangan X= Manajemen Laba a= Bilangan konstanta b= Koefisien regresi n= Jumlah sampel

̅

= rata-rata kinerja

(57)

3) MenghitungNon Discretionary Accruals(NDA)

Dalam perhitungan NDAit-1terlebih dahulu dilakukan regresi

linier berganda terhadap ,

, sebagai variabel dependen,

, , ,

, , serta ,

, sebagai variabel independen. Rumus yang digunakan untuk menentukan Non Discretionary Accruals untuk periode satu tahun setelah merger dan akusisi adalah sebagai berikut:

NDA, − 1 =α1

NDAit-1 =Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode t-1

TA , − 2 = Total aset pada periode t-2

, − 1 = Perubahan pendapatan dalam periode t-1 PPE , − 1 = Property, Plan, and Equipment atau Aktiva tetap perusahaan pada periode t-1

α1, α2, α3 = koefisien regresi 4) MenghitungDiscretionary Accruals (DA)

Menurut Ma’ruf, (2006), pada model Jones DA menunjukan

(58)

digunakan total accruals dan non discretionary accruals. Rumus yang digunakan serta contoh perhitungannya adalah sebagai berikut:

DAit-1 = ,

, - NDAit-1 Keterangan:

DAit-1 :Discretionary Accruals perusahaan i pada periode t-1

TACit-1:Total Accrualsperusahaan i pada perode t-1 TAit-1 :Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1 5) Membuktikan Praktik Manajemen Laba

Hasil pengukuran discretionary accruals menunjukan manajemen laba. Penelitian ini menggunakan nilai

discretionary accruals untuk mengukur manajemen laba.

Discretionary accruals yang tinggi atau positif (+) mengidentifikasi bahwa manajemen laba dilakukan dengan menaikan laba. Jika hasil pengukuran discretionary accruals

bernilai negatif (-), manajemen laba dilakukan dengan menurunkan laba, sedangkan jika discretionary accruals

(59)

b. Melakukan Uji One-Sample T-Test

Ujione-Sample T-Testdengan signifikansi 5%, digunakan untuk menguji hipotesis 1, yakni untuk mengetahui apakah terdapat praktik manajemen laba pada perusahaan pemerger dan pengakuisisi pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi. Bila signifikansi < 0,05 maka terdapat praktik manajemen laba pada perusahaan pemerger dan pengakuisisi pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi.

2. Prosedur Pengujian Hipotesis Dua a. Menghitung Profitabilitas

Kinerja profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio-rasio profitabilitas. Kelima rasio profitabilitas tersebut diproksikan dengan:

1. MenghitungReturn On Equity(ROE)

=

2. MenghitungReturn On Investement(ROI)

= ℎ

3. MenghitungGross profit margin(GPM)

(60)

4. MenghitungNet Profit Margin(NPM)

= ℎ /

5. MenghitungOperating Profit Margin(OPM)

=

b. Melakukan Uji t-Paired

Uji t-Paired digunakan untuk menguji hipotesis 2, yakni untuk menentukan ada tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel bebas. Dua sampel yang dimaksud adalah dua sampel yang sama namun mempunyai dua data yaitu rasio-rasio profitabilitas sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Bila signifikansi <0,05 maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang melakukan praktik manajemen laba memiliki profitabilitas lebih tinggi pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi daripada profitabilitas satu tahun setelah merger dan akuisisi.

1) Pengujian Hipotesis

1. Mengindikasi adanya praktik manajemen laba

(61)

a. Menentukan Hipotesis

H0 = tidak terdapat praktik manajemen laba pada perusahaan pemerger dan pengakuisisi pada satu tahun sebelum merger dan aikuisisi.

HA= terdapat praktik menejemen laba pada perusahaan pemerger dan pengakuisisi pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi.

b. Mengambil keputusan dengan kriteria : 1) Jika Sig≥0,05 maka H0diterima

Jika Sig < 0,05 maka H0ditolak

2) Jika–t tabel≤t hitung≤t tabel maka H0diterima

Jika t hitung < -t tabel dan t hitung > t tabel maka H0ditolak c. Menarik kesimpulan

Apabila H0 diterima, maka tidak terdapat praktik manajemen laba pada perusahaan pemerger dan pengakuisisi pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi.

Apabila H0 ditolak, terdapat praktik manajemen laba pada perusahaan pemerger dan pengakuisisi pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi.

(62)

sebelum merger dan akuisisi lebih tinggi daripada satu tahun setelah merger dan akuisisi. Pengujian ini menggunakan taraf signifikansi 5 %.

a. Menentukan Hipotesis

H0= perusahaan yang melakukan praktik manajemen laba memiliki profitabilitas pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi tidak lebih tinggi atau tidak berbeda dengan satu tahun setelah merger dan akuisisi.

HA= Profitabilitas pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi lebih tinggi daripada satu tahun setelah merger dan akuisisi pada perusahaan yang melakukan praktik manajemen laba.

b. Pengambilan keputusan dengan kriteria: 1. Jika sig ≥ 0,05 maka H0diterima

Jika sig < 0,05 maka H0ditolak

2. Jika–t tabel≤t hitung≤t tabel maka H0diterima

Jika t hitung < -t tabel dan t hitung > t tabel maka H0ditolak. c. Menarik kesimpulan

(63)
(64)

46

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan keuangan perusahaan (laporan laba rugi, neraca, arus kas dan catatan atas laporan keuangan). Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive sampling, dimana sampel perusahaan dipilih berdasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria-kriteria dalam pemilihan sampel adalah:

1. Semua jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2006-2012.

2. Perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan tahunan (annual report)tahun 2006-2012.

3. Perusahaan manufaktur yang melakukan merger dan akuisisi periode tahun 2008-2011.

(65)

Tabel IV.1

Daftar Tabel Perusahaan yang melakukan Merger dan Akuisisi

No Kode Perusahaan

Akuisitor

Perusahaan Target Jenis Usaha Perusahaan

Induk dan Perusahaan anak

Tahun Merger dan Akuisisi

1. INDF Indofood Sukses

Makmur

PT Prima Inti Pangan Sejati (PIPS), PT Salim Ivomas Pratama (SIMP), PT Indoagri Inti plantation (IIP), PT Perkebunan London Sumatera Indonesia (LISP), PT Lajuperdana Indah (LPI), PT Tani Musi Persada (TMP), PT Sumatera Agri Sejahtera (SAS), PT Tani Andalas Sejahtera (TAS), PT Indolakto (ILDK).

Manufaktur, Jasa Investasi dan Manajemen, Perkebunan, Produksi dan Distribusi

2008

2. BUMI Bumi Recources Candice Investement Pte.Ltd, Bumi Capital Pte.Ltd, PT Seamgas Indonesia, Tansar Gas Pte. Ltd., Arutmin CBM Pte. Ltd., Kalenergy Pte. Ltd., Westprima Resources Pte. Ltd., PT Kaltim Prima CBM, Herald Resources Ltd., PT Bumi Resources Investment, Zuric Assets Internasional Ltd., Leap-Forward Finance Ltd.,

Pertambangan, Entitas bertujuan khusus, pertambangan Gas dan kontraktor, Pertambangan batu bara, dan Pertambangan Coal Seam, Jasa.

2008

3. TELKOM Telekomunikasi

Indonesia

(66)

4. OKAS Ancora Indonesia Recources

PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) Industri, perdagangan dan jasa peledakan

Real estate dan perusahaan pertambangan dan perdagangan batu bara

PT Bank Multicor Tbk. Perbankan 2008

8. BNGA PT Bank CIMB

Niaga Tbk.

PT Bank Lippo Tbk. Perbankan 2008

9. ANTM Aneka Tambang PT Mega Citra Utama (MCU), Asia Pasific Nickel Pty.Ltd.(APN), PT Indonesia Coal Resources (ICR), PT Indonesia Chemical Alumina (ICA), PT Antam Jindal Stainless Indonesia (AJSI).

Petambangan, perusahaan investasi, eksplorasi dan operator tambang, jasa penunjang pertambangan umum, industri alumina dan jasa kontraktor pertambangan umum, pertambagan, perdagangan perindustrian pertanian dan pembangunan, pengolahan

stainless steel.

2008

10. ASIA ASIA Natural PT Asiana Niaga dan PT Tekonindo Perdagangan dan ditribusi timah 2009 11. AKRA AKR Corporindo PT Pacifica Bangunan Lestari (Pacifica)

dan PT Anugrah Karya Raya (Anugrah)

Pertambangan Batubara 2009

(67)

pertambangan dan jasa lainnya. 13. JPFA JAPFA Comfeed PT Bintang Terang Gemilang (BTG), PT

Karya Ciptanyata Wisesa (KCW),

Produksi Pakan ternak, Minuman

2009

14. MEDC Medco Energy

International

Energy Recources Technology GOM, Inc. (ERT), PTTEP Meragin Company Limited,

Pertambangan 2009

15. RMBA PT Bentoel

Internasional Investama Tbk.

PT BAT Indonesia Tbk (BATI) Tobacco/Perdagangan atau perindustrian

2010

16. INPP PT Indonesian

Paradise Property Tbk.

PT Tirta Saga Wangi Perumahan/Real Estate 2010

17. BSDE Bumi Serpong

Damai Tbk.

PT Duta pertiwi Tbk (DUTI), PT Sinar Mas Teladan (SMT), dan PT Sinar Mas Wisesa (SMW).

Perumahan/Real Estate dan Perkantoran/Leasing of office space

2010

18. UNSP PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk.

PT Domas Sawitinti Perdana, PT Citilaras Cipta Indonesia, PT Julang Oca Permana, PT Domas Agrointi Prima, Bookwise Investement Ltd., Forways management Ltd.

Agliculture 2010

19. SMGR PT Semen Gresik PT Industri Kemasan Semen Gresik (IKSG)

Cement 2010

20. UNTR PT United Tractors Tbk.

PT Andalan Multi Kencana Automotive 2010

21. KLBF PT Kalbe Farma Asiawide Kalbe Philippines,Inc. Pemasaran dan distribusi 2010

22. NISP Bank OCBC NISP

Tbk.

(68)

23. ICON PT Island Concepts Indonesia Tbk.

PT Gama Wahyu Abadi Hotel, 2011

24. LPPF PT Matahari

Departement Store Tbk.

PT Meadow Indonesia Credit Agencies 2011

25. TPIA PT Tri Polyta

Indonesia

(69)

B. Analisis Data

1. Uji Normalitas Data

Berikut adalah hasil uji normalitas data dari 25 perusahaan yang menjadi sampel dalam perumpaan:

Tabel IV.2: Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Absolute .124 .163 .186 .114 .129 .149 .149 .191 .196 .161 129 Positive .124 .163 .186 .114 .129 .149 .149 .191 .196 .161 129 Negative -.108 -.140 -.129 -.082 -.081 -.089 -.088 -.107 -.191 -.072 -.081 Kolmogorov-Smirnov Z .620 .815 .853 .711 .571 .747 .745 .897 .982 .806 .643 Asymp. Sig. (2-tailed) .837 .519 .460 .692 .900 .632 .635 .396 .290 .534 .803 a. Test distribution is

Normal

(70)

2. Langkah-Langkah Untuk Membuktikan Bahwa Perusahaan Pemerger Dan Pengakuisisi Melakukan Praktik Manajemen Laba Satu Tahun Sebelum Merger Dan Akuisisi

a. Mendeteksi Manajemen Laba Satu Tahun Sebelum Merger dan Akuisisi

Untuk dapat melakukan penelitian tentang pengaruh manajemen laba periode satu tahun sebelum merger dan akuisisi terhadap profitabilitas perusahaan setelah merger dan akuisisi, terlebih dahulu dilakukan penelitian pendahuluan untuk membuktikan bahwa perusahaan sampel terbukti melakukan praktik manajemen laba pada periode satu tahun sebelum merger dan akuisisi. Langkah-langkah mengukur manajemen laba adalah sebagai berikut:

1. MenghitungTotal Accruals(TAC)

Berikut adalah contoh perhitungan TAC untuk PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR (INDF):

TAC, − 1 = NI, − 1- CFO, − 1 = Rp 2.894.428 - Rp2.502.001 = Rp 392.427

(71)

2. MenghitungNon-Discretionary Accruals(NDA)

Untuk menghitung NDA, − 1 nilai terlebih dahulu dilakukan regresi linier berganda untuk mencari koefisien regresi dengan OLS.

Tabel IV.3: Tabel Uji Regresi Linear Sederhana untuk memperkirakan koefisien regresi dengan metode

kuadrat terkecil (Ordinary Least Squares = OLS)

(72)

NDA, − 1= α1

, −2 +α

2 , −1

, −2 +

α 3 , −1

, −2

= -2941,335(0,00000006147232488271230)+

0,149(0,3637161) + -0,003 (0,496663)

= -0,000180811+0,054193699-0,001489989

=0,052522904

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D.

3. MenghitungDiscretionary Accruals

Perhitungan nilai discretionary accruals dihitung untuk satu tahun sebelum penggabungan usaha

(DA, − 1)=

,

, -NDA, − 1

= 0,0241234-0,052522899

= -0,028399499

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran E.

Keberadaan manajemen laba pada perusahaan sampel dapat diketahi dengan melihat hasil perhitungan discretionary accruals.Dicretionary accruals yang tinggi atau positif (+) mengidentifikasikan bahwa manajemen laba dilakukan dengan menaikan laba. Jika hasil pengukuran

(73)

dilakukan dengan menurunkan laba (Sanjaya, 2008 dalam Liani, 2010).

Penelitian ini menggunakan nilai absolute discretionary accrualssehingga yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah besaran dari manajemen laba (discretionary accruals) tersebut bukan arahnya (positif atau negatif). Nilai absolute discretionary accruals tersebut merupakan proksi dari manajemen laba. Nilai absolute discretionary accruals yang menunjukan besarnya manajemen laba yang terjadi pada perusahaan.

Secara skematis analisis terhadap periode waktu untuk pengujian manajemen laba ditunjukan dalam Gambar I berikut:

(74)

b. Pengujian Signifikansi Manajemen Laba (DA) Dengan Uji One Sample T-Test

Untuk membuktikan ada tidaknya manajemen laba pada perusahaan pemerger dan pengakuisisi pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi dilakukan pengujian statistik t satu sampel dengan level of significance(α) sebesar 5%. Berikut hasil pengujiannya:

Tabel IV.4: Pengujian DA(absolute)periode satu tahun sebelum

merger dan akuisisi. One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

DAabsolute -13.842 24 .000 -3.24155 -3.3725 -2.7582

(75)

pengakuisisi terbukti melakukan praktik manajemen laba pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi.

3. Analisis Rasio Profitabilitas Untuk Mengetahui Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Profitabilitas Perusahaan.

a. Perhitungan Rasio Keuangan

Rasio keuangan yang akan dihitung dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas. Hal ini dilakukan untuk menjawab rumusan masalah apakah praktik manajemen laba yang dilakukan pada periode sebelum merger dan akuisisi berpengaruh negatif terhadap laba masa depan yaitu profitabilitas satu tahun setelah merger dan akuisisi.Berikut penjelasan atas perhitungan rasio keuangan perusahaan dalam periode satu tahun sebelum merger dan akuisisi dan satu tahun setelah merger dan Akuisisi (M&A). Perhitungan rasio-rasio keuangan adalah sebagai berikut:

1. Return On Equity (ROE)

Interpretasi hasil return on equity perusahaan sebelum merger dan akuisisi setelah merger dan akuisisi dapat dicontohkan pada PT Indofood Sukses Makmur (INDF), yang nilaireturn on equity-nya di tahun pertama sebelum merger dan akuisisi sebesar 14% yang berarti bahwa setiap rupiah owner’s

(76)

berarti bahwa setiap rupiah owner’s equity menghasilkan net profit Rp 0,2 yang tersedia bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran F.

2. Return On Investement(ROI)

Interpretasi hasilreturn on investement perusahaan sebelum merger dan akuisisi dengan setelah merger dan akuisisi dapat dicontohkan pada PT Indofood Sukses Makmur (INDF), yang nilaireturn on equity-nya di tahun pertama sebelum merger dan akuisisi sebesar 3% yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 total asset menghasilkan Rp 0,03 net profit. Setelah merger dan akuisisi, return on investement pada tahun pertama sebesar 5% yang berarti setiap Rp 1,00 total asset menghasilkan Rp 0,05 net profit.Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran G.

3. Gross Profit Margin (GPM)

(77)

pertama sebesar 27% yang berarti setiap Rp 1,00 penjualan mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,05.Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran H.

4.

Net Profit Margin (NPM)

Interpretasi hasilreturn on investement perusahaan sebelum merger dan akuisisi dengan setelah merger dan akuisisi dapat dicontohkan pada PT Indofood Sukses Makmur (INDF), yang nilainet profit margin-nya di tahun sebelum merger dan akuisisi sebesar 4% yang berarti bahwa setiap rupiahsalesmenghasilkan

net profit Rp 0,04. Setelah merger dan akuisisi, net profit pada tahun pertama sebesar 6% yang berarti bahwa setiap rupiah

sales menghasilkan net profit Rp 0,06. Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran I.

5.

Operating Profit Margin (OPM)

(78)

operating profit Rp 0,13. Perhitungan Selanjutnya dapat dilihat pada lampiran J.

b. Uji Paired Sampel T-Test

1. Uji beda T-test Return On Equity (ROE), Tabel IV.5

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 ROEseb .1838 25 .22987 .04597

ROEses .1650 25 .13921 .02784

Output diatas menunjukan bahwa rata-ratareturn on equitypada satu tahun sebelum dan sesudah merger dan akusisi. Saat sebelum merger dan akusisi rata-rata rasio return on equityperusahaan dari 25 perusahaan sebesar 0,1838, sementara satu tahun setelah merger dan akusisi rata-rata ROE-nya sebesar 0,1650.

Tabel IV.6

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 ROEseb & ROEses 25 .364 .074

(79)

sampel berbeda baik dalam jumlah maupun tanda. Hasil menunjukan sebagian level lebih rendah, sebagian tidak berubah dan sebagian lain mengalami kenaikan.

Ses .01882 .22120 .04424 -.07249 .11013 .425 24 .674

(80)

2. Uji beda T-test Return On Investement (ROI) Tabel IV.8

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 ROIseb .1024 25 .12266 .02453

ROIses .0740 25 .08139 .01628

Output diatas menunjukan bahwa rata-ratareturn on investement

pada satu tahun sebelum dan sesudah merger dan akusisi. Saat sebelum merger dan akusisi rata-rata rasio return on investement

perusahaan dari 25 perusahaan sebesar 0,1024, sementara satu tahun setelah merger dan akusisi rata-rata ROI-nya sebesar 0,0740.

Tabel IV.9

Hasil output kedua menunjukan bahwa korelasi antara dua variabel adalah sebesar 0,504 dengan signifikan sebesar 0,010. Karena probabilitas signifikansi level 0,010 < 0,05 maka, dapat disimpulkan bahwa selisih antar ROI sebelum dan ROI sesudah merger dan akuisisi untuk, masing-masing sampel tidak berbeda baik dalam jumlah maupun tanda.

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 ROIseb

Gambar

Tabel IV.1Daftar Tabel Perusahaan yang melakukan Merger dan Akuisisi
Tabel IV.2: Uji Normalitas Data
Tabel IV.3: Tabel Uji Regresi Linear Sederhanauntuk memperkirakan koefisien regresi dengan metode
Gambar IV. I : Skema Analisis Periode Waktu
+7

Referensi

Dokumen terkait

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan. dan Belanja Negara Tahun

[r]

Dari parameter–parameter kualitatif tersebut, tampak bahwa, filosofi–filosofi pengendalian PID yang dibuat dengan pendekatan logika fuzzy pada daerah 3 dan daerah yang

Penataan bagi ruang kelas anak berkebutuhan khusus pada intinya sama saja dengan penataan pada ruang kelas orang normal, hanya saja perbedaaan terletak pada

Desain penelitian ini yaitu dimulai dari identifikasi masalah melalui observasi awal dengan menggunakan metode wawancara dan observasi awal ini dilakukan

Dalam penulisan ilmiah ini penulis akan menjelaskan tentang pembuatan program aplikasi pada Toko Obat RISKI dengan menggunakan program Microsoft Visual Basic 6.0. Dengan

 Hukum Internasional dapat didefinisikan sebagai keseluruhan hukum yang untuk sebagian besar terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah- kaidah perilaku yang terhadapnya

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Gubernur Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Di Lingkungan Pemerintah