PROSEDUR PEM
PROG
F
MBERIAN KREDIT MODAL KERJA PAD
SRIPARTHA BALI
Oleh:
I GEDE OKA SAPUTRA
NIM :1306013002
GRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANS
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
ADA PT. BPR
PROSEDUR PEMBERIAN K
Tugas Akhir Studi i
menyelesaikan studi p
Ekonom
AN KREDIT MODAL KERJA PADA PT. BPR S
BALI
Oleh:
I GEDE OKA SAPUTRA
NIM :1306013002
i ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyarat
pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fak
onomi dan Bisnis Universitas Udayana
Denpasar
2016
PR SRIPARTHA
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir Studi ini telah diujioleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing serta diuji pada
tanggal:...
Tim penguji
Tandatangan
1. Ketua
:
Ketut Alit Suardana, SE., M.Si.,Ak,
...
2. Sekretaris :
I Made Karya Utama,SE.,M.Com.,Ak
...
Mengetahui,
Ketua Program
Drs. KomangArdana, MM
NIP. 19561012 198403 1 003
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa/ Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat rahmat - Nya, penulisan dapat menyelesaikan tugas akhir studi yang berjudul
"PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT BPR SRIPARTHA
BALI
". Adapun tujuan dari Tugas Akhir Studi ini adalah untuk memenuhi persyaratan
kelulusan pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan
dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan Tugas Akhir Studi ini.
Dengan tepat waktu. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1.
Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Udayana.
2.
Ibu Prof Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa , SE.,M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana.
3.
Bapak Drs. Komang Ardana, MM. selaku Ketua Program studi Diploma Fakultas Ekonomi
Bisnis Udayana.
4.
Ketut Alit Suardana, SE., M.Si.,Ak, selaku Dosen Pembimbing Laporan PKL yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sampai dengan
selesainya Laporan PKL ini.
5.
Bapak I Kadek Sumadi, SE., M.Si, AK, selaku Pembimbing Akademik (PA) selama
penulis menjalankan kuliah pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana.
6.
Bapak I Nengah Sutrisna. SE, selaku pimpinan PT. BPR Sripartha Bali. Yang telah
memberikan penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
8.
Seluruh staff karyawan di PT. BPR Sripartha Bali yang telah membimbing penulis selama
kegiatan Praktik Kerja Lapangan.
9.
Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan memberikan nasehat selama
masa perkulihan dan dukungan sehingga laporan ini dapat terselesaikan sesuai harapan
10.
Seluruh teman-teman Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana angkatan 2013 dan seluruh mahasiswa yang berada dilingkungan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas kebersamaan dan dukungan selama
penulis menyelesaikan Tugas Akhir Studi ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir studi ini masih perlu penyempurnaan. Untuk itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga tugas akhir studi ini dapat bermanfaat bagi semua
yang bersangkutan dan semoga membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir Studi ini.
Judul
: Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT Bpr Sripartha Bali
Nama
: I Gede Oka Saputra
Nim
: 1306013002
ABSTRAK
PT Bpr Sripartha Bali adalah badan usaha yang menghimpun dana dari. Masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kemasyarakat dalam kredit guna meningkatkan
taraf hidup masyarakat banyak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung mengenai prosedur
yang
digunakan PT Bpr Sripartha Bali untuk memberikan kredit modal kerja kepada masyarakat.
Kredit modal kerja adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai operasional
perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan barang maupun proses produksi sampai
dengan barang terjual.
Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menganalisis data dengan menggunakan
metode deskriftif. Metode deskriftif adalah metode dengan mengumpulkan data, disusun,
diinterprestasikan, dan dianalisis sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi
pemecahan masalah yang dihadapi. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder
dikumpulkan dengan teknik observasi dan wawancara dengan respond AO
(Account Officer),
dan karyawan lainnya.
Setelah melakukan penganalisaan dapat disimpulkan bahwa PT BPR Sripartha Bali telah
melaksanakan prosedur pemberian kredit modal kerja yang sesuai prosedur yang berlaku dari
permohonan pengajuankredit, kelengkapan berkas kredit, dan serta menerapkan prinsip
kehati-hatian dari proses analisi ssampai dengan evaluasi yang cukup ketat untuk meyeleksi calon
debitur. Kemudian proses perkreditan diberlakukan sama kepada semua calond ebitur.
DAFTARISI
Halaman
LEMBAR JUDUL ...
i
LEMBAR PENGESAHAN ...
ii
KATA PENGANTAR ...
iii
ABSTRAK ...
iv
DAFTAR ISI...
vii
DAFTAR GAMBAR ...
ix
DAFTAR LAMPIRAN ...
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...
1
1.2 Tujuan Penelitian ...
3
1.3 Kegunaan Penelitian ...
3
1.4 Sistematika Penulisan ...
3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bank ...
5
2.2 Jenis Bank dan Kegiatan Usaha ...
5
2.3 Pengertian Prosedur ...
9
2.4 Pengertian Kredit ...
9
2.4.1
Unsur Kredit...
10
2.4.2
Tujuan Kredit ...
11
2.4.3
Fungsi Kredit ...
11
2.4.4
Macam-macam Kredit dan Jenis-Jenis Kredit ...
13
2.5 Kredit Modal Kerja ...
15
2.6 Pengertian Jaminan Kredit...
16
2.7 Alokasi Kredit BPR ...
18
2.8 Analisis Dalam Pemberian Kredit ...
19
BAB III METODE PENELITIAN DAN HIPOTESIS
3.1 Lokasi Penelitian...
22
3.2 Objek Penelitian...
22
3.3 Identifkasi Variabel...
22
3.4 Defmisi Operasional Variabel...
22
3.5 Jenis dan Sumber Data ...
22
3.5.1
Jenis Data ...
22
3.5.2
Sumber Data...
23
3.6 Teknik Pengumpulan Data...
23
3.7 Teknik Analisis Data ...
23
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Daerah/Deskripsi Penelitian...
25
4.1.1
Sejarah Berdirinya PT BPR Sripartha Bali ...
25
4.1.2
BidangTugas/Kegiatan Instansi ...
25
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...
30
4.2.1
Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja pada PT BPR
Sripartha Bali ...
30
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR GAMBAR
No Gambar
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran
1.
Instruksi Kerja
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya perekonomian dan dunia usaha, masyarakat semakin
banyak yang ingin memulai usaha baik dalam bidang jasa maupun dagang. Terbukti dari
maraknya perusahaan-perusahaan yang berdiri di Indonesia. Semakin banyak usaha yang
berjalan maka semakin banyak pula modal yang dibutuhkan.
Dana merupakan modal yang pengaruhnya sangat besar bagi perusahaan baik yang baru
berdiri maupun yang sudah berjalan. Seringkali masyarakat tidak tahu bagaimana cara
memperoleh modal usaha yang cukup besar sedangkan dana yang mereka miliki tidak cukup
untuk menjalankan usaha tersebut. Dengan adanya permasalahan ini, maka solusi yang baik bagi
pengusaha ialah dengan meminjam dana pada lembaga keuangan.
Lembaga Keuangan adalah suatu badan usaha yang asset utamanya berbentuk asset
keuangan maupun tagihantagihan yang dapat berupa saham, obligasi, dan pinjaman daripada
aktiva riil misalnya bangunan, perlengkapan dan bahan baku (Martono, 2004: 2). Secara umum
lembaga keuangan dapat dikelompokkan dalam dua bentuk, yaitu bank dan bukan bank. Dalam
kegiatannya lembaga keuangan memiliki peranan dalam menghimpun dan menyalurkan dana.
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan dimana pengawasannya dilakukan oleh Bank
Indonesia atau bank sentral. Secara umum fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan.
1. Menerima simpanan berupa giro.
2. Melakukan usaha dalam valuta asing.
3. Melakukan penyertaan modal.
4. Melakukan usaha perasuransian.
5. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha.
PT. BPR Sripartha Bali adalah salah satu bank yang memiliki peranan dalam
menyalurkan kredit disamping juga memberikan jasa-jasa lainya dibidang keuangan, salah
satunya menyalurkan Kredit Modal Kerja ( KMK) yang merupakan program diperuntukan bagi
pengusaha UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang membutuhkan modal untuk
pengembangan usaha. Dalam realisasinya, tidak semua orang mengerti bagaimana prosedur
pemberian kredit modal kerja yang sebenarnya agar suatu pemberian kredit dapat disalurkan
dengan benar serta tidak mempersulit proses pemberian kredit bagi debitur dan mengurangi
risiko bagi perusahaan.. Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan permasalahannya dari
tugas akhir studi ini adalah bagaimana prosedur pemberian kredit modal kerja pada PT. BPR
Sripartha Bali.
1.2
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur
pemberian kredit modal kerja pada PT. BPR Sripartha Bali.
1.3
Kegunaan Penelitian
1) Kegunaan secara Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tentang prosedur pemberian kredit
modal kerja pada PT. BPR Sripartha Bali.
2) Kegunaan secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman oleh PT. BPR Sripartha Bali dalam
mengurangi resiko kesalahan dalam pemberian kredit modal kerja.
Tugas Akhir Studi ini terdiri dari 5 (lima) bab yang disusun secara sistematis sehingga antar bab
saling berhubungan. Sistematika penulisan dari masing-masing bab tersebut terinci sebgai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta uraian
mengenai sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi landasan teori yang relevan seperti pengertian kredit, unsur-unsur kredit,
jenis-jenis kredit, prinsip dalam pemberian kredit serta prosedur dalam pemberian kredit.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variable, definisi
operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta teknik analisis data.
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Bab ini meliputi gambaran umum daerah perusahaan, struktur organisasi dan uraian
jabatan serta deskripsi hasil penelitian.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Bank
Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Uundang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang
dimaksudkan dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan berupa giro, tabungan dan deposito dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
2.2 Jenis Bank Dan Kegiatan Usaha
Menurut Undang-Undang pokok Perbankan No. 10 Pasal 5 ayat (1) Tahun 1998 disebutkan,
bank menurut jenisnya dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan usaha bank umum
meliputi :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
2. Memberikan kredit.
4. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan sendiri
maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya.
5. Memindahan uang baik kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
6. Memindahkan dana pada, menjamin dana dari atau meminjam dana bank lain, baik
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana
lainnya.
7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan
dengan atau antara pihak ketiga.
8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
9. Melakukan kegiatan penelitian untuk kepentingan pihak lain berdasarkan kontrak.
10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat.
12. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Melakukan kegiatan lain
yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan UU ini dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat merupakan lembaga perbankan resmi yang diatur berdasarkan
Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaiman telah diubah dengan
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, dimana fungsi Bank Perkreditan Rakyat tidak hanya menyalurkan
kredit kepada para pengusaha mikro dan kecil ataupun menengah, tetapi juga menerima
simpanan dari masyarakat.
Dalam penyaluran kredit atau pemberian kredit kepada masyarakat Bank Perkreditan Rakyat
selalu menggunakan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, dan Tepat Sasaran. Hal ini
dikarenakan proses kreditnya yang relatif cepat dan persyaratan lebih sederhana, serta sangat
mengerti akan kebutuhan nasabah.
Ada beberapa jenis usaha seperti yang dilakukan bank umum yang boleh dilakukan oleh
Bank Perkreditan Rakyat seperti usaha untuk menghimpun dan menyalurkan dana dengan tujuan
mendapatkan keuntungan. Keuntungan Bank Perkreditan Rakyat dapat diperoleh salah satunya
dari selisih antara bungan dana mahal yang dihimpun oleh bank dengan bunga kredit yang
disalurkan. Namun, ada juga beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh Bank Perkreditan
Rakyat. Usaha yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat adalah
sebagai berikut:
1. Adapun usaha-usaha yang boleh dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat adalah:
1)
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2)
Memberikan kredit.
4)
Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. SBI
adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada Bank Perkreditan
Rakyat apabila mengalami
over
likuiditas.
2. Usaha-usaha yang tidak boleh dilakukan Bank Perkreditan Rakyat adalah sebagai berikut:
1)
Menerima simpanan berupa giro.
2)
Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
3)
Melakukan penyertaan modal dengan prinsip
prudent banking
dan
concern
terhadap layanan kebutuhan masyarakat menengah ke bawah.
4)
Melakukan usaha perasuransian.
5)
Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud
dalam usaha Bank Perkreditan Rakyat.
2.3 Prosedur
Prosedur merupakan rangkaian langkah yang dilaksanakan untuk menyelsaikan kegiatan
atau aktivitas, sehungga dapat tercapai tujuan yang diharapkan serta dapat dengan mudah
menyelesaikan suatu masalah yang telah terperinci menurut waktu yang telah ditentukan.
Sedangakan pro
sedur menurut M. Nafarin (2004:9) “prrosedur merupakan suatu urutan
-urutan
seri tugas yang saling berhubungan yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerja yang
seragam.
Jadi Prosedur merupakan langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau
aktivitas sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan serta dapat dengan mudah
menyelesaikan suatu masalah yang terperinci menurut waktu yang ditentukan dengan cara yang
sama untuk menjamin pelaksaan kerja yang seragam.
2.4
Pengertian Kredit
Dalam bahasa latin Kredit disebut
Credete
yang artinya percaya. Maksudnya
memberikan kepercayaan kepada penerima kredit bahwa kredit kredit yang disalurkan pasti akan
dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi penerima kredit berarti menerima kepercayaan
sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman sesuai dengan jangka
waktunya.
Menurut (Kasmir 2006) pengertian kredit adalah :
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak meminjam melunasi uatangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
2.4.1
Unsur-Unsur Kredit.
Menurut (Kasmir 2004) unsur-unsur yang terdapat dalam kredit adalah
Keyakinan adalah suatu keyakinan terhadap pemberi kredit untuk diberikan benar-benar
diterima kembali di masa yang akan datang sesuai dalam jangka waktu kredit. Bank
memberikan kepercayaan atas dasar melandasi mengapa suatu kredit dapat berani di
kucurkan.
2. Kesepatakan
Kesepakatan dalam suatu perjanjian yang setiap pihak (si pemberi kredit kepada si
penerima kredit) menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. Kesepakatan
berada dalam suatu akad kredit dan ditandatangani oleh kedua belah pihak sebelum kredit
dikucurkan.
3. Jangka Waktu
Dari jangka waktu yang telah disepakati bersama mengenai dari pemberian kredit oleh
pihak bank dan pelunasan kredit oleh pihak nasabah debitur.
4. Resiko
Dalam menghindari resiko buruk dalam perjanjian kredit, sebelumnya telah dilakukan
perjanjian pengikatakan angunan atau jaminan yang dibebankan kepada pihak nasabah
debitur atau peminjam.
5. Prestasi
Prestasi merupakan objek yang berupa bunga atua imbalan yang telah disepakati oleh
bank dan nasabah debitur.
2.4.2 Tujuan Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang berhak dicapai yang
tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri :
1. Mencari keuntungan
Yaitu bertujuan agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan dapt memperluas
usahanya serta dapat membesarkan usaha bank.
2. Membantu usaha nasabah
Yaitu agar dapat mengembangkan dan mempertahankan usaha nasabahnya.
3. Membantu pemerintah
Yaitu dalam berbagai bidang dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai sector.
2.4.3 Fungsi Kredit
Fungsi pokok kredit pada dasarnya adalah pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan
masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan perdagangan, mendorong dan
melancarkan produksi, jasa-jasa dan bahkan konsumen yang semuanya itu pada akhirnya
ditunjukan untuk menaikkan taraf hidup manusia.
Menurut (Kasmir 2005) Fungsi Kredit adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan daya guna uang
Memberikan pinjaman uang kepada pengusaha yang memerlukan dana untuk
kelangsungan usahanya berarti mendayagunakan uang itu secara benar.
2. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Pemberian kredit uang yang disalurkan melalui rekening dapat menciptakan adanya alat
pembayaran yang baru seperti bilyet giro, cek, wesel dan sebgainya. Pemberian kredit
uang dalam bentuk tunai juga meningkatkan peredaran daya guna uang.
Para pengusaha di bidang industri memerlukan banyak modal untuk membiayai
usahanya. Sebagian dari pengusaha itu ada yang menggunakan modal dari kredit
(pinjaman). Dengan uang pinjaman itu mereka menjalankan usaha membeli bahan baku
yang kemudian memproses bahan baku itu menjadi bahan jadi sehinggga daya guna
barang itu meningkat.
4. Sebagai salah satu stabilitas ekonomi
Untuk meningkatkan keadaan ekonomi dari keadaan kurang sehat ke keadaan yang lebih
sehat, biasanya kebijaksanaan pemerintah diarahkan kepada usaha-usaha untuk
memenuhi kebutuhan pokok masyarakat mengendalikan inflasi, dan mendorong kegiatan
eksport.
5. Meningkatkan kemauan berusaha
Kemampuan para pengusaha untuk mengadakan modal sendiri bagi usahnya terbatas bila
disbanding dengan keinginan dan peluang yang ada untuk melakukan usahnnya. Untuk
itu pemebrian kredit dapat lebih meningkatkan kegairahan berusaha.
6. Meningkatkan pemertaan pendapatan
Para pengusaha dapat memperluas usahanya dengan bantuan modal dari kredit. Biasanya
perluasan usaha ini memerlukan tenaga kerja tambahan. Hal ini sama saja dengan
membuka kesempatan kerja, dan juga membuka peluang adanya pemerataan pendapatan.
7. Meningkatkan hubungan internasional
Berdasarkan kutipan diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa fungsi kredit terdiri dari
meningkatkan daya guna dan barang, peredaran dan lalu lintas uang. Sebagai alat stabilitas
ekonomi, meningkatkan keinginan berusaha, meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan
hubungan internasional. Hal ini merupakan fungsi penggunaan kredit bagi masayarakat.
2.4.4
Macam-Macam Kredit atau Jenis-Jenis Kredit
Macam-macam kredit atau jenis-jenis kredit diklasifikasikan antara lain sebagai berikut.
1. Macam-Macam Kredit Berdasarkan Kelembagaan
a)
Kredit Perbankan, adalah kredit yang diberikan kepada masyarakat oleh bank negara atau
swasta untuk kegiatan usaha atau konsumsi
b)
Kredit Likuiditas, ialah kredit yang diberikan kepada bank-bank beroperasi di Indonesia
oleh bank-bank sentral yang difungsikan sebagai dana dalam membiayai kegiatan
perkreditannya.
c)
Kredit Langsung, yaitu kredit yang diberikan kepada lembaga pemerintah atau semi
pemerintah (kredit program) oleh BI.
d)
Kredit Pinjaman Antarbank, adalah kredit yang diberikan oleh bank yang kelebihan dana
kepada bank yang kekurangan dana.
2. Macam-Macam Kredit Berdasarkan Jangka Waktu
b)
Kredit Jangka Menengah, ialah kredit yang jangka waktu antara satu tahun sampai
dengan tiga tahun.
c)
Kredit Jangka Panjang, adalah kredit yang memiliki waktu lebih dari tiga tahun.
Umumnya berupa kredit investasi yang dedidikirawan dengan tujuan menambah modal
perusahaan dalam rangka untuk melakukan rehabilitasi, ekspansi (perluasan), dan
pendirian proyek baru.
3. Macam-Macam Kredit Berdasarkan tujuan atau Penggunaannya
a)
Kredit Konsumtif, adalah kredit yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sendiri dan
dengan keluarganya, misalnya kredit mobil, dan rumah untuk dirinya dan keluarganya.
Kredit ini sangat tidak produktif
b)
Kredit Modal Kerja, ialah kredit yang digunakan untuk menambah modal usaha debitur.
Kredit produktif
c)
Kredit Investasi, adalah kredit yang digunakan untuk investasi produktif, tetapi baru
menghasilkan jangka waktu yang relatif lama. Kredit yang biasanya diberikan grace
period, seperti kredit perkebunan kelapa sawit dan lain sebagainya.
2.5
Kredit Modal Kerja
Pengertian kredit modal kerja menurut Dendawijaya (2001:27) adalah: “kredit yang
diberikan bank kepada nasabah (debitur) untuk memenuhi kebutuhan modal kerja debitur”.
barang dagangan atau bahan-bahan baku kemudian diproses menjadi barang jadi lalu dijual baik
secara tunai atau kredit selanjutnya memperoleh uang tunai kembali. Dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya, perusahaan membutuhkan dana yang cukup untuk menjamin
kelangsungan operasinya tersebut.
Menurut Syahyunan (2004:40) faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja adalah:
1. Volume penjualan
2. Besar kecilnya skala usaha perusahaan
3. Aktivitas perusahaan
4. Perkembangan teknologi
Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas. Menurut Bastian dan Suhardjono
(2006:251) kredit modal kerja memiliki jangka waktu pengembalian maksimal satu tahun (bisa
diperpanjang sesuai kebutuhan) yang dapat dimanfaatkan untuk membiayai stok barang, piutang
dagang, pembelian bahan baku ataupun kebutuhan modal kerja perusahaan
lainnya. Kredit modal kerja yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan produksi baik
peningkatan kuantitatif maupun kualitatif.
2.6
Pengertian Jaminan Kredit
Jaminan kredit adalah hak dan kekuasaan atas barang jaminan yang diserahkan oleh
debitur kepada pihak bank guna menjamin pelunasan utangnya apabila kredit yang diterimanya
tidak dapat dilunasi sesuai waktu yang diperjanjikan dalam perjanjian kredit atau adendumnya.
Jaminan dapat dibedakan sebagai berikut
2.
Jaminan perusahaan (corporate guarantee) adalah suatu perjanjian penanggungan utang
yang diberikan oleh perusahaan lain untuk memenuhi kewajiban debitur dalam hal
debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada bank/wanprestasi.
3. Jaminan kebendaan adalah penyerahan hak oleh debitur atau pihak ketiga atas
barang-barang miliknya kepada bank guna dijadikan agunan atas kredit yang diperoleh debitur.
Maksud dan tujuan pengikatan/penguasaan jaminan adalah:
1. Guna memberikan hak dan kekuasaan kepada pihak bank untuk mendapatkan pelunasan
dengan barang-barang aguanan tersebut bila nasabah bercedera janji, yaitu tidak bisa
membayar kembali utangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian.
2. Menjamin agar nasabah berperan dan/atau turut serta dalam transaksi yang dibiayai
sehingga kemungkinan nasabah untuk meninggalkan usahanya/proyek dengan
merugikan diri sendiri atau perusahaannya dapat dicegah, atau minimum kemungkinan
untuk berbuat demikian diperkecil.
3. Memberi dorongan kepada debitur untuk memenuhi perjanjian kredit khususnya
mengenai pembayaran kembali (pelunasan) sesuai dengan syarat-syarat yang telah
disetujui agar debitur tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan kepada bank.
Dalam mengadakan penilaian terhdap barang jaminan perlu menggunakan pendekatan dengan
mempertimbangkan dimensi waktu kredit yaitu dengan pendekatan jaminan (Collateral
Approach) pendekatan ini menekankan pada kondisi dari jaminan yang diserahkan oleh calon
debitur yang harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a) Harga beli jaminan
b) Masa pemakaian
c) Perkiraan harga pasar
d) Daya beli masyarakat
e) Sifat permintaan atas barang tersebut
2) Syarat Yuridis yaitu
a) Jaminan merupakan milik sah dari calon debitur dan dimiliki oleh calon debitur
yang dibuktikan dengan SHM (Sertifikat Hak Milik) dan HGB (Hak Guna
Bangunan)
b) Jaminan tidak berada dalam kasus persengketaan dan dalam proses pengadilan
c) Jaminan memenuhi syarat untuk dilakukan pengikaatan yang dilengkapi surat
pemberitahuan pajak terutan.
d) Jaminan tidak berada dalam masa penjaminan dengan kreditur lain.
Nilai jaminan dapat diklasifikasikan menjadi dua sebagai berikut:
a) Nilai pasar yaitu nilai yang terjadi dipasar yang diakibatkan oleh kekuatan-kekuatan
permintaan dan penawaran di pasar.
b) Nilai taksasi yaitu nilai yang dihitung berdasarkan penilaian terhadap faktor-faktor yang
secara langsung mempengaruhi nilai barang.
2.7
Alokasi Kredit BPR
Dalam mengalokasikan kredit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh BPR, yaitu:
2) Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai
batas maksimum pemeberian kredit, pemberian jaminan atau hal lain yang serupa, yang
dapat dilakukan oleh BPR kepada penjamin atau sekelompok peminjam yang terkait,
termasuk kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama dengan BPR
tersebut. Batas maksimum tersebut adalah tidak melebihi 20% dari modal yang sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
3) Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai
batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang
dapat dilakukan oleh BPR kepada pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10%
atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi
(dan keluarga), pejabat BPR lainnya, serta perusahaan-perusahaan yang di dalamnya
terdapat kepentingan pihak pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau
lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga ), anggota direksi (dan
keluarga ), pejabat BPR lainnya. Batas maksimum tersebut tidak melebihi 10% dari
modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
2.8
Analisis Dalam Pemeberian Kredit
Thomas Suyanto, dkk (70; 1997) menjelaskan bahwa pengertian analisis kredit adalah
pekerjaan yang meliputi mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan dari segala aspek untuk
mengetahui kelayakan suatu permohonan kredit dan menyusun laporan analisis yang diperlukan
sebagai bahan pertimbangan dalam keputusan kredit.
Adapun analisis kredit yang dilakukan petugas bank meliputi analisis 5C yaitu analisis
watak, kemampuan, modal, kondisi atau prospek usaha dan jaminan. Analisis tersebut secara
rinci, sebagai berikut:
1) Analisis watak calon nasabah
(Character)
Analisi watak bertujuan untuk mendapatkan gambaran akan kemamuan membayar
kembali pinjaman dari calon nasabah.
2) Analisis Kemampuan
(Capital)
Analisis ini bertujuan untuk mengukur tiingkat kemampuan calon nasabah dalam
melakukan pembayaran kembali kredit dari usaha yang akan dibiayai, mencakup aspek
manajemen, aspek produksi, aspek pemasaran, aspek personalia, dan aspek financial.
3) Analisis Modal
(Capital)
Analisis ini bertujuan untuk mengukur kemampuan calon nasabah dalam menyediakan
modal sendiri untuk mendukung pembiayaan usaha.
4) Analisis kondisi atau prospek usaha
(Condition of Economy)
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui prospektif atau tidakannya suatu usaha yang
akan dibiayai.
Analisis aguanan bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai agunan (barang jaminan)
yang digunakan sebagai alat pengaman bagi bank apabila kredit yang diberikan menjadi
bermasalah (Suhardjono, 198211;2005).