iv
ABSTRAK
PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK DALAM KELUARGA
TERHADAP PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAJAWAY
Indriana Pratiwi, 2008, Pembimbing I : Donny Pangemanan, drg, SKM Pembimbing II : Lisawati Sadeli, dr, M.Kes
Latar belakang dari penelitian ini adalah tingginya insidensi penyakit ISPA dan kebiasaan merokok yang dapat mempengaruhi kesehatan lingkungan sekitar, khususnya balita.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebiasaan merokok dalam keluarga terhadap prevalensi ISPA pada balita di wilayah kerja puskesmas Jajaway.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik, rancangan cross sectional dengan instrument penelitian berupa kuesioner yang berisi 49 pertanyaan. Subyek penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Jajaway pada periode Januari – Juni 2007.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden teergolong cukup(55,18%). Sikap responden tergolong cukup(47,56%). Perilaku responden tergolong kurang(54,27%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh tingkat pengetahuan, sikap, perilaku responden tentang ISPA, dan kebiasaan merokok dalam keluarga terhadap prevalensi ISPA pada balita di wilayah kerja puskesmas Jajaway.
v
ABSTRACT
THE EFFECT OF SMOKING HABIT OF THE FAMILY TOWARD THE PREVALENCE OF ACUTE RESPIRATORY TRACT INFECTION IN CHILDREN UNDER 5 YEARS IN JAJAWAY HEALTH CENTER AREA
Indriana Pratiwi, 2008, Tutor I : Donny Pangemanan, drg, SKM
Tutor II : Lisawati Sadeli, dr, M.Kes
The background of this research is the high level of prevalence of the acute respiratory tract infection and smoking habit than can influence surrounding healthy environtment, especially children.
The purpose of this research is to describe smoking habbit of the family that can influence the prevalence of acute respiratory tract infectionI in children under 5 years in Jajaway health center area.
The method used is analytical-descriptive and the design is cross sectional with 49 questions as an instrument. The research subjects are mothers of children under 5 years that live in Jajaway health center area between January to june 2007.
The result of this research indicate that knowledge of respondent is pertained enough(55,18%). Attitude of respondent is pertained enough (47,56%) . Behavior of respondent is pertained bad (54,27%).
From this research it is concluded knowledge, attitude, behavior of respondent about acute respiratory tract infection, and smoking habbit of the family can influence the prevalence of acute respiratory infection in children under 5 years in Jajaway health center area.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Penulisan kata ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Lukas Tanubrata, dr., SpS(K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
2. Tim KTI Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
3. Donny Pangemanan, drg., SKM sebagai pembimbing utama dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
4. Lisawati Sadeli, dr., M.Kes sebagai pembimbing pendamping dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
5. Kepala Puskesmas Jajaway dan seluruh staf Puskesmas Jajaway, terima kasih atas kesediannya dalam membantu proses pembuatan karya tulis ilmiah ini.
6. Bidan Ina, yang telah banyak membantu, dan memberikan masukan serta nasehat selama proses penelitian.
7. Papa, Mama, dan adik tersayang yang telah memberikan dukungan baik material maupun spiritual selama penyusunan KTI ini.
8. Dicky M.S, yang telah membantu saya dalam doa, dukungan dan kasih sayang.
9. Wul2, Ajenk, Reni, Masta, Aga, Dinda, Keni yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian KTI ini.
10.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Akhir kata penulis berharap semoga KTI ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, penulis dan puskesmas Jajaway yang merupakan objek penelitian ini.
Bandung, Januari 2008
vii
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 4
1.5 Kerangka Pemikiran dan hipotesis... 4
1.6 Kerangka konsep... 6
1.7 Metode Penelitian ... 7
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi ISPA... 8
2.2 Etiologi ... 8
2.3 Epidemiologi ISPA ... 9
2.4 Penyakit-Penyakit ISPA ... 10
2.5 Rokok dan komponennya ... 13
2.5.1 Pengertian rokok ... 13
2.5.2 Bahan kimia berbahaya dalam rokok ... 13
2.5.3 Pajanan asap rokok... 15
2.6 Merokok Pasif... 16
2.7 Pengaruh rokok terhadap paru ... 17
2.7.1 Mekanisme kerusakan paru akibat rokok ... 17
2.7.2 Pengaruh rokok terhadap faal paru... 19
2.8 Masalah rokok di indonesia dan upaya pencegahan ... 21
viii
3.2 Rancangan Penelitian ... 25
3.3 Instrumen Penelitian ... 25
3.4 Pengumpulan Data ... 26
3.4.1 Sumber data ... 26
3.4.2 Populasi ... 26
3.4.3 Penentuan sampel... 26
3.4.4 Kriteria sampel ... 22
3.5 Pengolahan dan Analisis data ... 28
3.5.1 Analisis data... 28
3.5.2 Pengolahan data ... 31
3.6 Hipotesis Penelitian... 31
3.7 Definisi Operasional ... 32
3.8 Penyajian Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum lokasi penelitian ... 36
4.2 Identitas Responden ... 38
4.3 Identitas Balita ... 40
4.4 Pengetahuan... 41
4.5 Sikap ………45
4.6 Perilaku ... 48
4.7 Analisis Chi-square...59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 61
5.2 Saran...61
DAFTAR PUSTAKA ... 63
LAMPIRAN ... 66
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Jumlah ibu pada masing-masing RW... 37
Tabel 4.2. Distribusi responden menurut umur ... 38
Tabel 4.3. Distribusi responden menurut tingkat pendidikan terakhir ... 38
Tabel 4.4. Distribusi responden menurut pekerjaan ... 39
Tabel 4.5. Distribusi responden menurut lama tinggal ... 39
Tabel 4.6. Distribusi balita menurut umur ... 40
Tabel 4.7. Distribusi responden menurut Jenis kelamin ... 40
Tabel 4.8. Distribusi pernah tidaknya responden mendengar tentang penyakit ISPA ... 41
Tabel 4.9. Distribusi pengetahuan responden mengenai pengertian penyakit ISPA ... 41
Tabel 4.10. Distribusi pengetahuan responden menurut penyebab penyakit ISPA ... 42
Tabel 4.11. Distribusi pengetahuan responden menurut tanda-tanda penyakit ISPA ... 42
Tabel 4.12. Distribusi pengetahuan responden menurut tahu tidaknya bahaya merokok... 43
Tabel 4.13. Distribusi pengetahuan responden menurut bahaya merokok ... 43
Tabel 4.14. Distribusi pengetahuan responden mengenai pengertian perokok pasif ... 44
Tabel 4.15. Disribusi pengetahuan responden mengenai bahaya perokok pasif sama beresikonya dalam kesehatan seperti orang yang merokok... 44
Tabel 4.16. Distribusi sikap responden mengenai adanya anggota keluarga yang merokok... 45
Tabel 4.17. Distribusi sikap responden mengenai adanya kawasan bebas rokok . 45 Tabel 4.18. Distribusi sikap responden menurut setuju tidaknya adanya peraturan pemerintah tentang larangan merokok di tempat umum ... 46
Tabel 4.19. Distribusi sikap respoden menurut setuju tidaknya orang yang merokok diberikan sangsi sesuai aturan yang berlaku ... 46
Tabel 4.20. Distribusi sikap responden mengenai apa yang dilakukan jika melihat anak usia kurang dari 10 tahun merokok di lingkungan anda ... 47
Tabel 4.21. Distribusi sikap responden mengenai pernahkah memberikan saran kepada anggota keluarga yang merokok untuk berhenti merokok .... 47
Tabel 14.22. Distribusi sikap responden yang merokok menurut apa yang dilakukan jika mendapat teguran saat sedang merokok ... 48
Tabel 4.23. Distribusi responden menurut ada tidaknya anggota keluarga yang merokok... 48
Tabel 4.24. Distribusi responden menurut jumlah anggota keluarga yang merokok ... 49
Tabel 4.25. Distribusi responden menurut siapa saja dalam anggota keluarga anda yang merokok ... 49
x
Tabel 4.27. Distribusi responden menurut berapa batang rokok yang di habiskan
setiap setiap harinya ... 50
Tabel 4.28. Distribusi responden menurut kebiasaan merokok anggota keluarga yang merokok di dalam rumah ... 51
Tabel 4.29. Distribusi responden menurut kebiasaan merokok anggota keluarga yang merokok di dalam rumah ... 51
Tabel 4.30. Distribusi responden yang merokok( Ibu perokok) menurut pernah tidaknya mendapat teguran pada saat merokok dalam rumah... 52
Tabel 4.31. Distribusi responden yang merokok(Ibu perokok) menurut apa yang mendorong untuk berhenti merokok pada saat anda ditegur... 52
Tabel 4.32. Distribusi responden yang merokok (Ibu perokok) menurut kemauan untuk berhenti merokok... 53
Tabel 4.33. Distribusi responden yang merokok(Ibu perokok) menurut alasan berhenti merokok ... 53
Tabel 4.34. Distribusi responden yang merokok (Ibu perokok) menurut adanya usaha untuk berhenti merokok... 53
Tabel 4.35. Distribusi responden yang merokok (Ibu perokok) menurut usaha apa saja yang di lakukan untuk berhenti merokok ... 54
Tabel 4.36. Distribusi prilaku responden pernah tidaknya melarang merokok bagi anggota keluarga ... 54
Tabel 4.37. Distribusi prilaku responden mengenai kapan merasa perlu menegur anggota keluarga yang merokok dalam rumah... 55
Tabel 4.38. Distribusi responden pernah tidaknya anak responden mengalami penyakit ISPA ... 55
Tabel 4.39. Distribusi responden yang anaknya pernah mengalami penyakit ISPA menurut seberapa sering anak responden terkena penyakit ISPA ... 56
Tabel 4.40. Distribusi prilaku responden menurut tempat berobat bila anak responden sakit ... 56
Tabel 4.41. Distribusi responden menurut sering tidaknya anggota keluarga mengalami batuk... 57
Tabel 4.42. Distribusi responden menurut seberapa sering anggota keluarga mengalami batuk... 57
Tabel 4.43. Distribusi responden menurut tingkat pengetahuan ... 58
Tabel 4.44. Distribusi responden menurut tingkat sikap ... 58
Tabel 4.45. Distribusi responden menurut tingkat perilaku ... 58
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
65
1. APA ANDA PERNAH MENDENGAR TENTANG PENYAKIT ISPA? A. PERNAH
B. TIDAK PERNAH
2. MENURUT ANDA APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENYAKIT ISPA? A. INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS
B. INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT C. IDAK TAHU
3. APA PENYEBAB PENYAKIT ISPA? A. ASAP ROKOK
B. VIRUS C. TIDAK TAHU
4. APAKAH GEJALA PENYAKIT ISPA? A. SESAK NAFAS
66
5. APAKAH ANDA TAHU BAHAYA MEROKOK? A.YA
7. MENURUT ANDA APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN PEROKOK PASIF? A. ORANG YANG TIDAK MEROKOK
B. ORANG YANG TIDAK MEROKOK TAPI MENGHISAP ASAP ROKOK C. TIDAK TAHU
8. APAKAH ANDA TAHU BAHAYA PEROKOK PASIF SAMA BERESIKONYA DALAM KESEHATAN SEPERTI ORANG YANG MEROKOK?
A. TAHU B. TIDAK TAHU
IV. SIKAP
9. APAKAH ANDA SETUJU DENGAN ADANYA ANGGOTA KELUARGA YANG MEROKOK? A. SETUJU
B. TIDAK SETUJU
10. APAKAH ANDA SETUJU DENGAN ADANYA KAWASAN BEBAS ROKOK? A. SETUJU
B. TIDAK SETUJU
67
14. PERNAHKAH IBU MENYARANKAN KEPADA ANGGOTA KELUARGA YANG MEROKOK UNTUK BERHENTI MEROKOK?
17. BERAPA ORANG DALAM KELUARGA ANDA YANG MEROKOK? A. 1 ORANG
B. 2 ORANG C. 3 ORANG D. >3 ORANG
18. SIAPA SAJA DALAM ANGGOTA KELUARGA ANDA YANG MEROKOK? A. SUAMI
B. ANAK C. RESPONDEN
D. LAIN-LAIN……… 19. SUDAH BERAPA LAMA MEROKOK? A. <1 TAHUN
68
20. BERAPA BATANG ROKOK YANG DI HABISKAN SETIAP HARINYA? A. 1-3 BATANG
B. 4-6 BATANG C. 7-12 BATANG
21. APA MEMPUNYAI KEBIASAAN MEROKOK DI DALAM RUMAH? A.YA
B. TIDAK
22. BILA TIDAK, DIMANA BIASANYA TEMPAT UNTUK MEROKOK? A. WC
B. LUAR RUMAH
23. APAKAH ANDA PERNAH MENDAPAT TEGURAN PADA SAAT MEROKOK DALAM RUMAH? A. PERNAH
B. TIDAK PERNAH
24. APA YANG MENDORONG ANDA UNTUK BERHENTI MEROKOK PADA SAAT ANDA DITEGUR? A. ADA ANAK BALITA DI DALAM RUMAH
B. ADA ANGGOTA KELUARGA YANG SEDANG SAKIT 25. APAKAH ANDA MAU BERHENTI MEROKOK? A. YA
B. TIDAK
26. BILA YA, MENGAPA? A. MENGGANGGU KESEHATAN B. MENIMBULKAN POLUSI UDARA
27. APAKAH ADA USAHA ANDA UNTUK BERHENTI MEROKOK? A. ADA
B. TIDAK
28. BILA ADA, USAHA APA SAJA YANG ANDA LAKUKAN UNTUK BERHENTI MEROKOK? A. MENGGANTI ROKOK DENGAN PERMEN KARET
B. MENGHINDARI ORANG YANG SEDANG MEROKOK
69
31. PERNAHKAH ANAK IBU MENGALAMI PENYAKIT ISPA? A. PERNAH
B. TIDAK PERNAH
32. SEBERAPA SERING ANAK IBU TERKENA PENYAKIT ISPA? A. 1 BULAN SEKALI
B. 2-3 BULAN SEKALI C. 4-6 BULAN SEKALI D. >6 BULAN SEKALI
33. BILA ANAK IBU SAKIT DIBAWA KEMANA? A. DOKTER SWASTA
B. BIDAN C. MANTRI D. PUSKESMAS E. DIOBATI SENDIRI
34. APAKAH ANGGOTA KELUARGA YANG TINGGAL SERUMAH SERING MENGALAMI BATUK? A. YA
36. APAKAH ANDA PERNAH MENDAPATKAN PENYULUHAN TENTANG BAHAYA MEROKOK? A. PERNAH
B. TIDAK PERNAH
37. JIKA PERNAH, BERUPA BENTUK APAKAH PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK TERSEBUT? A. IKLAN/TV
B. POSTER C. PAMPHLET
38. BERAPA KALI ANDA MENDAPAT PENYULUHAN MENGENAI BAHAYA MEROKOK? A. 1 BULAN SEKALI
70
39. MENURUT ANDA MEDIA APA YANG SEBAIKNYA PALING MUDAH UNTUK DISAMPAIKAN? A. IKLAN/TV
B. POSTER C. PAMPHLET
40. MENURUT ANDA SIAPA YANG PALING COCOK UNTUK MENYAMPAIKAN PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK INI?
A. DOKTER PUSKESMAS B. PEGAWAI PUSKESMAS C. KADER
41. KAPAN SEBAIKNYA PENYULUHAN ITU DISAMPAIKAN? A. PAGI HARI
B. SIANG HARI C. SORE HARI
42. DIMANA SEBAIKNYA PENYULUHAN ITU DIADAKAN? A. BALAI DESA
B. POSYANDU C. PUSKESMAS D. TV
43. APAKAH ANDA PERNAH MENDAPATKAN PENYULUHAN TENTANG PENYAKIT ISPA? A. PERNAH
B. TIDAK PERNAH
44. JIKA PERNAH, BERUPA BENTUK APAKAH PENYULUHAN PENYAKIT ISPA? A. IKLAN/TV
B. POSTER C. PAMPHLET
45. BERAPA KALI ANDA MENDAPAT PENYULUHAN TENTANG PENYAKIT ISPA? A. 1 BULAN SEKALI
B. 3 BULAN SEKALI C. 6 BULAN SEKALI D. 1 TAHUN SEKALI
71
B. PEGAWAI PUSKESMAS C. KADER
48. KAPAN SEBAIKNYA PENYULUHAN ITU DISAMPAIKAN? A. PAGI HARI
B. SIANG HARI C. SORE HARI
49. DIMANA SEBAIKNYA PENYULUHAN ITU DIADAKAN? A. BALAI DESA
72
73
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Indriana Pratiwi
Tempat dan tanggal lahir : Surabaya, 11 Januari 1987
Alamat : Jl. Pratista Raya no 22, Antapani
BANDUNG 40291
Pendidikan : TK Pertiwi Purwokerto
SD Griya Bumi Antapani Bandung
SMPN 4 Bandung
SMUN 5 Bandung
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Arah kebijaksanaan dalam bidang kesehatan yang diamanatkan dalam ketetapan MPR R.I No. IVMPR/1999 tentang GBHN 1999/2004 salah satunya adalah meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung dengan pendekatan paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak pembuahan dalam kandungan sampai lanjut usia (DEPKES RI, 2002).
Amanat tersebut dituangkan dalam Undang-undang nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) tahunn 2000-2004 yang merupakan penjabarannya. Salah satu tujuan khusus dari program upaya kesehatan yang tercantum dalam Propenas adalah mencegah terjadinya dan tersebarnya penyakit menular sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat, menurunkan tingkat kesakitan, kematian dan kecacatan. Program pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA) pada balita merupakan salah satu pemberantasan penyakit yang termasuk dalam PROPENAS (DEPKES RI, 2002).
Untuk dapat mewujudkan hal tersebut diatas telah disusun pokok-pokok program pembanguan kesehatan yang salah satunya adalah pokok program upaya kesehatan yang mencakup program penyakit menular dan imunisasi (DEPKES RI, 2002).
2
Indonesia adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), khususnya pneumonia (Mardjanis Said, 1993). ISPA adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh masuknya kuman mikroorganisme (bakteri dan virus) kedalam organ saluran pernafasan yang berlangsung selama 14 hari (DINKES, 2005).
Menurut data dari Dinas Kesehatan kotamadya Bandung tahun 2005 mengenai ISPA umur 1-4 tahun, jumlah penderita penyakit ISPA tidak spesifik adalah 40.336, jumlah penderita pneumonia adalah 7.801, dan jumlah penyakit ISPA lainnya adalah 10.009 (DINKES, 2005).
Perilaku hidup sehat masyarakat merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung peningkatan status kesehatan. Kebiasaan merokok adalah salah satu perilaku masyarakat yang tidak sehat yang sering kita temui di lingkungan masyarakat. Proporsi penduduk dewasa yang merokok sebesar 31,8 %. Sementara itu, proporsi penduduk perokok yang mulai pada usia di bawah 20 tahun meningkat dari 60% (1995) menjadi 68%(2001) (BAPPENAS, 2004).
WHO memperkirakan penyakit yang berkaitan dengan tembakau, pada tahun 2020 akan menjadi masalah kesehatan utama terbesar dan menyebabkan 8,4 juta kematian setiap tahun (WHO, 2004). Diperkirakan bahwa separuh kematian tersebut akan terjadi di Asia, karena tingginya peningkatan penggunaan tembakau di Asia. Kematian di Asia akan meningkat hampir empat kali lipat dari 1,1 juta pada tahun 1990 menjadi 4,2 juta pada tahun 2020 (Murray, 2004).
3
infant death syndrome, infeksi saluran pernafasan atas dan bawah, dan asma (Polanska , 2004). Sekitar 20% kematian anak di bawah 5 tahun disebabkan oleh infeksi akut saluran pernafasan bawah (pneumonia, bronchiolitis, dan bronchitis) (WHO, 2004 ).
Dari seluruh penyakit yang terdapat Di wilayah kerja Puskesmas Jajaway, kelurahan Antapani Kidul, kecamatan Antapani, penyakit ISPA merupakan penyakit dengan anaka kejadian tertinggi pada tahun 2005 yaitu dengan jumlah kunjungan sebanyak 210 (23,28%) dan tahun 2006 dengan jumlah kunjungan sebanyak 218 (24,25%).
1.2 Identifikasi Masalah
Apakah ada pengaruh kebiasaan merokok terhadap prevalensi ISPA pada balita di wilayah kerja puskesmas Jajaway.
1.3 Maksud dan Tujuan
• Maksud Penelitian
Untuk menurunkan prevalensi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada balita.
• Tujuan Penelitian
4
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
• Memberikan informasi kepada pihak Puskesmas Jajaway mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA dan sebagai masukan bahan pertimbangan dalam memilih jalan keluar yang akan ditempuh untuk memecahkan masalah tingginya angka kejadian Penyakit ISPA pada balita di wilayah kerja.
• Memberikan informasi mengenai penyakit ISPA yang terjadi pada balita
dan penjelasan yang cukup kepada masyarakat bahwa ISPA pada balita dapat terjadi akibat perilaku merokok salah satu anggota keluarga.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
ISPA dapat menyerang segala usia, penyakit ini sering terjadi pada seseorang yang dianggap remeh oleh penderita karena penyakit ini cenderung dapat self limited atau penderita hanya mengobati sendiri gejala yang terjadi dengan membeli obat yang terjual bebas di pasaran tanpa resep dokter. Padahal bila penyakit ISPA ini tidak diobati hingga tuntas dapat menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan yang kronik. Bila sudah menjadi kronik penderita baru berobat ke tempat pelayanan kesehatan.
5
Kebiassaan merokok selain dapat memberikan dampak yang berbahaya bagi kesehatan perokok sendiri, juga membahayakan kesehatan orang-orang di sekitarnya terutama keluarga sebagai perokok pasif. Disinilah peran Ibu sangat penting untuk menghindari dan mengurangi frekunsi terpaparnya anak terhadap asap rokok.
Kebiasan merokok dapat menjadi sumber polusi udara dalam rumah akibat asap rokok yang dihasilkan, terutama ditunjang dengan keadaan rumah dengan ventilasi yang kurang. Data American Heart Association menyatakan perokok aktif dan pasif keduanya dapat menyebabkan mortalitas di Amerika Serikat (Samuel, 2006).
Dalam rokok terkandung nikotin yang menyebabkan orang yang menghisapnya menjadi addiksi akan rokok. Hal ini yang mempersulit seseorang untuk berhenti merokok. Laporan dari berbagai penelitian menyatakan anak yang orang tuanya perokok dapat mengalami batuk kronik, asthma, dan dapat meningkatkan resiko untuk terserang pneumonia dan penyakit respirasi lainnya. Asap rokok juga dapat mempengaruhi perkembangan dan fungsi paru-paru anaknya (Samuel, 2006).
Hipotesis :
• Ada pengaruh pengetahuan responden tentang ISPA terhadap prevalensi
ISPA pada balita di wilayah kerja puskesmas Jajaway.
• Ada pengaruh sikap responden tentang ISPA terhadap prevalensi ISPA
pada balita di wilayah kerja puskesmas Jajaway.
• Ada pengaruh perilaku responden tentang ISPA terhadap prevalensi
ISPA pada balita di wilayah kerja puskesmas Jajaway.
• Ada pengaruh kebiasaan merokok dalam keluarga terhadap prevalensi
6
1.6 Kerangka Konsep
PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG ISPA
SIKAP RESPONDEN TENTANG ISPA
PERILAKU RESPONDEN TENTANG ISPA
KEBIASAAN MEROKOK DALAM
KELUARGA
7
1.7 Metodologi Penelitian
• Metodologi Penelitian yang penulisgunakan adalah sebagai berikut:
• Metode Penelitian: Deskriptif Analitik • Jenis penelitian: Cross sectional
• Teknik pengambilan data: Survey, melalui wawancara langsung terhadap
Ibu yang mempunyai balita.
• Instrumen pokok penelitian: Kuesioner
• Sampel : ProportionalCluster Random sampling • Teknik analisis : Chi-square test
1.8. Lokasi dan Waktu
1.8.1. Lokasi Penelitian
Wilayah kerja Puskesmas Jajaway kecamatan Antapani kelurahan Antapani Kidul kota Bandung.
1.8.2. Waktu Penelitian
60 Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas
Jajaway dapat diambil kesimpulan bahwa :
• Adanya pengaruh pengetahuan responden tentang ISPA terhadap prevalensi
ISPA pada balita di wilayah kerja puskesmas Jajaway.
• Adanya pengaruh sikap responden tentang ISPA terhadap prevalensi ISPA
pada balita di wilayah kerja puskesmas Jajaway.
• Adanya pengaruh perilaku responden tentang ISPA terhadap prevalensi ISPA
pada balita di wilayah kerja puskesmas Jajaway.
• Adanya pengaruh kebiasaan merokok dalam keluarga terhadap prevalensi
ISPA pada balita di wilayah kerja puskesmas Jajaway.
5.2. Saran
Saran-saran yang dapat penulis berikan ialah:
• Untuk selanjutnya kepada Dinas kesehatan, perlu lebih memaksimalkan upaya
penyuluhan yang sudah dilakukan yaitu dengan melakukan penyuluhan
melalui media televisi pada sore hari dimana seluruh anggota keluarga
biasanya berada di rumah sehingga penyuluhan dapat tersampaikan.
Penyuluhan tidak hanya disampaikan oleh dokter tetapi disampaikan pula oleh
61
Universitas Kristen Maranatha • Kepada pemerintah kota Bandung promosi rokok melalui iklan hendaknya
tidak dibiarkan berkembang dan iklan rokok yang mencamtumkan bahaya
merokok perlu dipertahankan.
• Pemerintah lebih menggalakkan Peraturan Pemerintah tentang larangan
merokok di tempat umum dan lebih dipertegas sangsi akan pelanggaran
dengan menentukan lembaga pemerintah yang mengatur pelaksanaan PP dan
pemberian sangsi.
• Kesadaran kepada tiap keluarga untuk tidak memiliki kebiasaan merokok di
mulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga dengan cara mendidik mulai dari
anak-anak dengan pengawasan ketat, serta peningkatan kesadaran bagi
keluarga yang memiliki anggota keluarga perokok untuk tidak membiasakan
merokok di dalam rumah dengan cara menegur untuk merokok di luar rumah,
dan peningkatan kesadaran perokok untuk berhenti merokok sama sekali dan
62 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Aditama T. Y. 1994. Rokok dan Pengaruhnya terhadap Paru-paru. Jakarta DKI.
Hal 4, 19-24.
BAPPENAS. 2005. Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Kesehatan Yang
Berkualitas.
http://www.bappenas.go.id/.../RPJM2004-Jan05/&view=Bab%2028%20(Kesehatan). 8 Mei 2007.
Behrman, Kliegman, Arvin. 2000. Ilmu kesehatan anak. Edisi 15. Jakarta. EGC.
hal 1447-1448, 1455-1456.
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. 2002. Pedoman
Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut Untuk
Penanggulangan Pneumonia Pada Balita. Jakarta. Hal 1-2
DEPARTEMEN KESEHATAN. 2006.Peringatan Hari Tanpa Tembakau
Sedunia.
Http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=81&Ite
mid= .
9 Mei 2007
DEPARTEMEN KESEHATAN. 2004. Beban Penggunaan Tembakau.
http://www.litbang.depkes.go.id/tobaccofree/media/. 1 November 2007
DINAS KESEHATAN. 2005. Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA).
http://www.dinkes-dki.go.id/penyakit.html. 9 Mei 2007
Drastyawan B. 2000. Pengaruh Asap Rokok terhadap Saluran Napas. Jakarta:
63
Universitas Kristen Maranatha
Eko Budiarto, 2000. Dasar-dasar Metoda Statistik Kedokteran. Bandung. Hal
39-54.
Herry Garna., Heda Melinda D. Nataprawira. 2005. Pedoman Diagnosis dan
Terapi Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 3.Bandung. hal 383-409.
Irawan A, HSR. 2000. Mengenali dan Mencegah berbagai macam penyakit. Jilid
2. Bandung. Carya Remadja. Hal 78-80.
Jusuf, A, Fajriwan.1994. Merokok Pasif. Jakarta. Respi Indo. Hal 19,22-26.
Polanska K., Hanke W., Ronchetti R., van den Hazel P., Zuurbier M, Koppe JG.,
et al. 2004. Environmental Tobacco Smoke Exposure and Children’s Health
http://www.PubMed.com. 9 Mei 2007.
Rasmaliah. 2004. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
Penanggulanganyya.http://www.library.usu.ac.id/modules.php?op=modload&na
me=Downloads&life=index&req=getit&lid=905. 9 Mei 2007.
Samuel S, Wayne M, Cheryl P, Josephine I,Timothy Bricker. 2006. Active and
Passive Tobacco Exposure: A Serious. www.americanheart.org/presenter.htm. 11
Mei 2007.
Sitepoe M. 2000. Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta. PT Gramedia Widiasana
Indonesia. Hal 37-39.
Soekidjo Notoatmojo. 2005. Metodologi Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Hal
145
World Fit for Children. 2006. Reducing by one third the deaths due to
64
Universitas Kristen Maranatha
WHO. Tobacco Burden of Disease. 2003.
http://www.who.int/tobacco/health_impact/bod/en/. 1 November 2007.
WHO. Acute Respiratory Infection. 2004.
http://www.who.int/fch/depts/cah/resp_infections/en/. 8 Mei 2007
Yulianto M. 2007. Bahaya Asap Rokok.