i
ABSTRAK
MOTIF ORANG TUA MURID MEMILIH SEKOLAH DASAR
MARIA PURWOREJO SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN
PUTRA-PUTRINYA
Studi Kasus pada SD Maria Purworejo- Jawa Tengah
Agustina Amba 112214021
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif orang tua murid memilih sekolah dasar Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan putra-putrinya. Populasi dalam penelitian ini adalah Orang tuai murid kelas satu sampai kelas enam pada Tahun ajaran 2014/2015, yang berjumlah 223 orang, dengan sampel sebanyak 143 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling dan teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner.
Teknik analisis data yang digunakana adalah analisis deskriptif dan analisis Cochran Q-Test. Analisis deskriptif digunakan untuk menguraikan karakteristik responden dengan pendekatan prosentase terkait umur, status pekerjaan, pendidikan, penghasilan per bulan dan jarak rumah dengan sekolah. Sedangkan ananlisis Cochran Q-test digunakan untuk mengetahui motif orang tua murid memilih sekolah dasar Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan putra-putrinya.
ii
ABSTRACT
THE MOTIVES AMONG PARENTS TO CHOOSE St. MARY
ELEMENTARY SCHOOL FOR THEIR CHILDREN
Agustina Amba 112214021
Sanata Dharma University Yogyakarta 2015
This research aimed to know the motives of the patents of the students choosing the St. Mary Elementary School as the education place for their children. The target population in this research are the parents of the students, ranging from the year one up to the year six, in the education year 2014/2015, All the parents were 223, with
the 143 respondents. The way the sample was taken was “quota sampling”, using “questioner technique” to gather the data.
The data analysis technique use is descriptive and Cochran Q-test analysis. Descriptive analysis is used to elaborate the respondents, with a percentage approach in relation to the age, job status, educational attainment, monthly income and residential distance to the school. Whereas Cochran Q-test is used to know the motives of the parents choosing the St. Mary Elementary School as the education place for their children.
The results of this research indicated that: 1) Generally, the characteristics of the parents of the students in the St. Mary Elementary School are the young parents, aging from the 30 up to the 40 years of age (32,9%), education attainment is senior high school graduates (44,1%), non-govermental employees (23,1%), monthly income is ranging from Rp. 1.000.000,- up to Rp. 2.000.000,-(42,7%), and residential distance is 1 to 2 km from the St. Mary Elementary School. 2) The Cochran Q-test result analysis indicated that the motives have significant effect on the parents’ decisions to choose the St. Mary Elementary School as education place for their children are: The quality of the school, the school building which is good and clean, the location of the school is accessible, a friendly service, accreditation from the state
i
MOTIF ORANG TUA MURID MEMILIH SEKOLAH DASAR
MARIA PURWOREJO SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN
PUTRA-PUTRINYA
Studi Kasus pada: Sekolah Dasar Maria, Purworejo - Jawa Tengah
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Agustina Amba
NIM: 112214021
PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iii
iv
Motto
Serahkan masa lalumu pada belas kasih Allah, dan percayakanlah masa depanmu pada penyelenggaraan-Nya. Kemudian isilah saat ini dengan perbuatan kasih yang tulus." ~ St. Agustinus ~
Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanian harus lebih besar dari pada ketakutan.
Selalu lakukan kebaikan dengan cara terbaik. Karena dengan cara itulah kedamaian
akan tercipta.
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
1. Tuhan yang Maha Kuasa
2. Konggregasiku Tercinta (Tarekat Puteri Bunda Hati Kudus)
3. Orang Tuaku dan adik-adikku
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Allah yang Maha Kasih atas karunia dan
rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Motif
Orang Tua Murid Memilih Sekolah Dasar Maria Purworejo Sebagai Tempat
Pendidikan Putra-putrinya. Studi Kasus pada Sekolah Dasar Maria, Purworejo-Jawa
Tengah”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak.
Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H.Herry Maridjo, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A, selaku dosen pembimbing I, yang
telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.
4. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G, M.Si, selaku dosen Pembimbing II, yang
juga telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi
lebih sempurna.
5. John Philio Simandjuntak, S.E., M.M, selaku anggota tim penguji yang telah
memberi masukan yang sangat berguna.
6. Sr. M. Winanda PBHK, selaku Kepala Sekolah SD Maria Purworejo-Jawa
Tengah yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan
penelitian ini.
7. Para guru dan karyawan serta semua responden (orang tua/wali murid) sekolah
dasar Maria Purworejo yang telah membantu penulis dalam proses penelitian
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitan dengan baik dan lancar.
viii
9. Tarekatku khususnya Pemimpin Tarekat Puteri Bunda Hati Kudus Provinsi
x
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
xi
d. Strategi Pemasaran ... 7
2. Pemasarn Jasa ... 8
a. Pengertian Jasa ... 8
b. Karkteristik Jasa ... 8
c. Mutu/Kualitas Jasa ... 9
d. Pemasaran Jasa ... 10
3. Perilaku Konsumen ... 12
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen ... 13
b. Pengambilan Keputusan Konsumen ... 16
4. Motif ... 17
a. Pengertian Motif ... 17
b. Kategori Utama Motif ... 18
5. Pendidikan sekolah Dasar ... 21
a. Pengertian Pendidikan Dasar ... 21
b. Tujuan Pendidikan Dasar ... 22
c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pendidikan ... 24
d. Sumber-sumber Pendidikan ... 24
6. Sekolah Dasar St. Maria Purworejo- Jawah Tengah ... 25
B. Penelitian Sebelumnya ... 25
C. Desain Penelitian ... 26
xii
BAB III: METODE PENELITIAN ... 29
A. Jenis Penelitian ... 29
B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 29
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 29
D. Variabel Penelitian ... 30
E. Defenisi Operasional ... 30
F. Populasi dan Sampel ... 33
G. Teknik Pengambilan Sampel ... 35
H. Teknik Pengumpulan Data ... 36
I. Teknik Pengujian Instrumen ... 37
1. Uji Validitas ... 37
2. Uji Reabilitas ... 38
J. Teknik Analisis Data ... 39
1. Analisis Deskriptif ... 39
2. Analisis Cochran Q-Test ... 40
BAB IV: GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ... 43
A. Sejarah SD Maria Purworejo ... 43
B. Visi, Misi dan Motto SD Maria ... 44
1. Visi SD Maria Purworejo ... 44
2. Misi SD Maria Purworejo ... 44
3. Motto SD Maria Purworejo ... 45
C. Kegiatan Usaha ... 46
xiii
BAB V: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 56
A. Gambaran Ringkas Pelaksanaan Penelitian ... 56
1. Pra Survei ... 56
2. Pengumpulan Data ... 56
3. Pengujian Instrumen Penelitian ... 57
B. Analisis Deskriptif ... 60
1. Deskripsi Responden ... 61
a. Deskripsi Responden Berdasarkan Umur ... 61
b. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 62
c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjan ... 63
d. Deskripsi Responden Berdasarkan penghasilan ... 64
e. Deskripsi Responden Berdasarkan Jarah ... 65
2. Analisis Deskripsi Variabel ... 65
C. Analisis Cochran Q-Test ... 67
D. Pembahasan ... 84
BAB VI: KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 88
A. Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 90
C. Keterbatasan Penelitian ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 92
xiv
V.3 Karakteristik Umur Responden ... 61
V.4 Karakteristik Pendidikan Responden ... 62
V.5 Karakteristik Pekerjaan Responden ... 63
V.6 Karakteristik Penghasilan Responden ... 64
V.7 Karakteristik Jarak Rumah Dengan Sekolah ... 65
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
IV.1 Papan Visi dan Misi Sekola ... 44
IV.2 Papan Motto Sekolah ... 45
IV.3 Gambar Gedung 1 ... 48
IV.4 Gambar gedung 2 ... 48
IV.5 Gedung Serba Guna ... 49
IV.6 Ruang Kelas ... 49
IV.7 Ruang Perpustakaan ... 50
IV.8 Laboratorium Komputer ... 50
IV.9 Ruang Serbaguna... 51
IV.10 Ruang Kantin... 52
IV.11 Ruang UKS ... 54
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ... 94
Lampiran 2 Kuisoner penelitin ... 95
Lampiran 3 Tabulasi Jawaban Responden ... 97
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas ... 103
Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas ... 107
Lampiran 6 Hasil Uji Cochran Q-Test ... 110
xvii
ABSTRAK
MOTIF ORANG TUA MURID MEMILIH SEKOLAH DASAR
MARIA PURWOREJO SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN
PUTRA-PUTRINYA
Studi Kasus pada SD Maria Purworejo- Jawa Tengah
Agustina Amba
112214021
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif orang tua murid memilih sekolah dasar Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan putra-putrinya. Populasi dalam penelitian ini adalah Orang tuai murid kelas satu sampai kelas enam pada Tahun ajaran 2014/2015, yang berjumlah 223 orang, dengan sampel sebanyak 143 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling dan teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner.
Teknik analisis data yang digunakana adalah analisis deskriptif dan analisis Cochran Q-Test. Analisis deskriptif digunakan untuk menguraikan karakteristik responden dengan pendekatan prosentase terkait umur, status pekerjaan, pendidikan, penghasilan per bulan dan jarak rumah dengan sekolah. Sedangkan ananlisis Cochran Q-test digunakan untuk mengetahui motif orang tua murid memilih sekolah dasar Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan putra-putrinya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Secara umum karakteristik orang tua murid sekolah dasar Maria Purworejo saat ini adalah orang tua mudah dengan usia antara 30 sampai 40 tahun (32,9%), berpendidikan SLTA (44,1%), sebagai
pegawai swasta (23,1%), berpenghasilan antara Rp.1.000.000,- – Rp.2.000.000,-
xviii
ABSTRACT
THE MOTIVES AMONG PARENTS TO CHOOSE St. MARY
ELEMENTARY SCHOOL FOR THEIR CHILDREN
Agustina Amba
112214021
Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
This research aimed to know the motives of the patents of the students choosing the St. Mary Elementary School as the education place for their children. The target population in this research are the parents of the students, ranging from the year one up to the year six, in the education year 2014/2015, All the parents were 223, with
the 143 respondents. The way the sample was taken was “quota sampling”, using “questioner technique” to gather the data.
The data analysis technique use is descriptive and Cochran Q-test analysis. Descriptive analysis is used to elaborate the respondents, with a percentage approach in relation to the age, job status, educational attainment, monthly income and residential distance to the school. Whereas Cochran Q-test is used to know the motives of the parents choosing the St. Mary Elementary School as the education place for their children.
The results of this research indicated that: 1) Generally, the characteristics of the parents of the students in the St. Mary Elementary School are the young parents, aging from the 30 up to the 40 years of age (32,9%), education attainment is senior high school graduates (44,1%), non-govermental employees (23,1%), monthly income is ranging from Rp. 1.000.000,- up to Rp. 2.000.000,-(42,7%), and residential distance is 1 to 2 km from the St. Mary Elementary School. 2) The Cochran Q-test result analysis indicated that the motives have significant effect on the parents‟ decisions to choose the St. Mary Elementary School as education place for their children are: The quality of the school, the school building which is good and clean, the location of the school is accessible, a friendly service, accreditation from the state
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mutu dan kualitas pendidikan menjadi motif yang umum bagi orang tua
murid pada saat ini dalam memilih sekolah bagi putra-putrinya. Berbeda dengan
zaman dulu, motif orang tua murid memilih sekolah dasar bagi putra-putrinya
mungkin lebih sederhana seperti: Dekat dengan rumah, yang penting sekolah
atau karena tidak ada pilihan lain. Pada saat ini dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi serta adanya kebijakan pendidikan dasar 9 tahun
(gratis) yang dicanangkan pemerintah sebagai program wajib belajar yang juga
merupakan wujud komitmen pemerintah dalam melaksanakan amanat dan
ketentuan Konstitusi (Ali, 2009:17), motif orang tua dalam memilih sekolah pun
bisa lebih bervariasi.
Dampak dari perkembangan dan kemajuan teknologi serta kebijakan
pendidikan gratis oleh pemerintah ini, makin terasa dalam beberapa tahun
terakhir khususnya bagi sekolah swasta dalam mempertahankan dan
mendapatkan calon murid baru pada setiap tahun ajaran. Berbagai tawaran
seperti: sekolah dasar unggulan, pendidikan murah bahkan gratis, fasilitas yang
mana-mana. Orang tua bisa dengan mudah memilih sekolah sesuai dengan keinginan
dan kemampuannya.
Salah satu faktor yang memengaruhi keputusan konsumen dalam memilih
dan menggunakan suatu produk dan jasa adalah motif (Kotler dan Armstrong,
2008:173). Akan tetapi motif yang ada dalam diri seseorang bukanlah sesuatu
yang dapat dilihat tetapi dapat disimpulkan berdasarkan perilaku yang nampak,
karena motif berperan sebagai pendorong jiwa individu untuk bertindak sesuai
dengan apa yang dipikirkan (persepsi) dan apa yang telah dipelajari. Iklan adalah
salah satu media promosi selain informasi dari mulut ke mulut (Aksa dan
Ratnasari, 2011:104,107) yang dapat memberikan informasi untuk memengaruhi
pikiran dan perasaan konsumen terhadap suatu produk atau jasa (Peter dan
Olson, 2013:6).
Dengan demikian mengetahui dan memahami motif orang tua murid
dalam memilih sekolah dasar adalah penting. Pihak sekolah dapat
memanfaatkannya untuk merancang strategi pemasaran. Oleh karena itu
diharapkan dengan mengetahui dan memahami motif orang tua/wali murid saat
ini dalam memilih sekolah dasar Maria-Purworejo, pihak sekolah dapat
memanfaatkannya untuk merancang strategi promosi sekolah demi untuk
mendapatkan sebanyak mungkin calon murid potensial.
B. Rumusan Masalah
Apa motif orang tua murid memilih SD Maria Purworejo sebagai tempat
pendidikan dasar bagi putra-putrinya?
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah motif. Motif yang berhubungan dengan:
Mutu Sekolah, gedung sekolah bagus dan bersih, UKS yang bersih,
perpustakaan lengkap dan nyaman, kegiatan ekstrakurikuler, lokasi sekolah
yang strategis, pelayanan yang ramah, akreditasi baik, sekolah sudah dikenal,
guru yang profesional, disiplin, kantin yang bersih, biaya sekolah yang
terjangkau, sekolah keluarga (alumni), sarana prasarana sekolah yang memadai,
berasal dari TK yang sama, dekat dengan rumah, kenal guru dan pegawai,
sekolah katolik dan kualitas lulusan yang dapat diterima di SMP favorit.
D. Tujuan Penelitian
Mengetahui motif orang tua/wali murid memilih sekolah sekolah dasar Maria
-Purworejo.
1. Bagi pihak sekolah adalah, diharapkan kiranya dapat memberikan informasi
yang diperlukan untuk promosi sekolah demi mendapatkan jumlah calon
murid potensial yang lebih banyak pada tahun - tahun mendatang.
2. Bagi pihak peneliti adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman yang
baru tentang pengaruh motif orang tua zaman ini dalam mengambil
keputusan untuk pendidikan dasar bagi putra-putrinya.
3. Bagi pihak USD adalah sebagai tambahan koleksi kepustakaan yang dapat
5 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Landasan Teori
1. Pemasaran
a. Pengertian Pemasaran
Pemasaran (Marketing) menurut Kotler dan Armstrong (2008:6)
adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan
membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk
menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Defenisi secara luas
dari pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana pribadi atau
organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Oleh karena itu
manajemen pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2008:10) adalah
seni dan ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan yang
menguntungkan dengan target pasar tersebut.
b. Proses Pemasaran
Proses pemasaran (Marketing) menurut Philip Kotler dan Gary
Arsmtrong terdiri atas lima langkah yakni:
1) Memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan.
2) Merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan
3) Membangun program pemasaran terintegrasi yang memberikan nilai
yang unggul (kepuasan)
4) Membangun hubungan yang menguntungkan dan menciptakan
kepuasan pelanggan.
5) Menangkap nilai dari pelanggan untuk menciptakan keuntungan dan
ekuitas pelanggan.
c. Tujuan Pemasaran
Tujuan pemasaran adalah mengupayakan pemenuhan kebutuhan dan
keinginan manusia. Para pemasar senantiasa dituntut untuk bisa mencapai
kinerja pemasaran yang maksimal dengan sumber daya terbatas
( Hermawan, 2012:48).
Tujuan dari manajer pemasaran adalah menemukan, menarik,
mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan sasaran dengan
menciptakan, memberikan dan mengkomunikasikan keunggulan nilai bagi
pelanggan. (Kotler dan Armstrong, 2008:10). Maka pencapaian tujuan
organisasi tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan
target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik
daripada pesaing, oleh karena itu riset pemasaran diperlukan. Riset
pemasaran dapat membantu pemasar menilai potensi pasar dan pangsa pasar
atau untuk mengukur efektivitas penetapan harga, produk, distribusi dan
d. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran menurut Peter dan Olson (2007: 27) dari sudut
pandang analisis konsumen adalah serangkaian rangsangan ditempatkan
pada lingkungan konsumen yang dirancang untuk memengaruhi afeksi,
kognisi, dan perilaku konsumen. Stimulus ini melibatkan produk, merek,
kemasan, iklan, kupon, kartu kredit, label harga, komunikasi para penjual
dll. Strategi pemasaran diperlukan sebagai poros roda kerena merupakan
pusat kegiatan pemasar yang dirancang oleh organisasi pemasaran untuk
memengaruhi konsumen.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:58) strategi pemasaran adalah
logika pemasaran di mana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai
pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan di mana
perusahaan memutuskan pelanggan mana yang akan dilayani dan
bagaimana cara melayaninya.
Strategi pemasaran mengacu pada rencana perusahaan yang
mengalokasikan sumber daya dalam rangka menghasilkan keuntungan
dengan memosisikan produk atau jasa dan menagetkan pada kelompok
konsumen spesifik. Dalam arti luas strategi pemasaran terdiri dari tujuan,
strategi dan taktih. Tujuan adalah tujuan perusahaan yang ingin dicapai,
strategi adalah sarana untuk mencapai tujuan sedangkan taktik adalah
tindakan spesifik yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan (Herwawan,
2. Pemasaran Jasa
a. Pengertian Jasa
Menurut Kotler (2005:134), Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja
yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Jasa bersifat
tidak berwujud, tidak tepisahkan, bervariasi dan mudah lenyap. masing
masing karakteristik ini membawa tantangan dan memerlukan strategi
tertentu.
Jasa menurut Jasfar (2005:17) adalah setiap tindakan atau aktivitas
dan bukan benda, yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain,
yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud, konsumen terlibat secara aktif
dalam proses produksi dan tidak menghasilkan kepemilikan.
b. Karakteristik Jasa
Karakteristik Jasa menurut Kotler dan Armstrong (2008:292-293),
perusahan atau organisasi harus mempertimbangkan empat karakteristik jasa
ketika merancang program pemasaran yakni:
1) Jasa tak berwujud (service intangibility) berarti bahwa jasa tidak dapat
dilihat, dirasakan, diraba, didengar atau dibaui sebelum jasa dibeli.
Contohnya, orang yang menjalani bedah plastik tidak dapat melihat
hasilnya sebelum membeli.
2) Jasa tak terpisahkan (service inseparability) berarti jasa-jasa dibuat dan
penyedianya tanpa mempedulikan apakah penyedia jasa itu orang atau
mesin.
3) Variabilitas jasa (service variability) berarti bahwa kualitas jasa bisa
sangat beragam dan tergantung pada siapa yang menyediakannya dan
kapan, di mana dan bagaimana jasa itu disediakan.
4) Jasa dapat musnah (service perishability) berarti bahwa jasa-jasa tidak
dapat disimpan untuk dijual atau digunakan beberapa saat kemudian.
c. Mutu/Kualitas Jasa
Mutu/kualitas Jasa adalah bagaimana tanggapan konsumen terhadap
jasa yang dikonsumsi atau yang dirasakannya. Dimensi kualitas jasa sangat
berhubungan dengan apa yang diinginkan konsumen. Kualitas jasa dimulai
dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi konsumen, hal ini
berarti bahwa citra kualitas jasa yang baik bukanlah berdasarkan sudut
pandang atau persepsi pihak penyedia jasa melainkan berdasarkan sudut
pandang atau persepsi konsumen (Jasfar, 2005:47-48)
Menurut American Society for Quality Control, kualitas jasa adalah
keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik dari jasa dalam hal kemampuannya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat
laten, dan dengan kata lain kualitas jasa adalah sejauh mana jasa memenuhi
spesifikasinya atau melebihi harapan. Harapan para pelanggan didasarkan
pada informasi dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi, pengalaman di masa
lalu, dan komunikasi eksternal seperti iklan dan berbagai promosi lain
Berbagai penelitian telah menemukan lima penentu mutu jasa
(Kotler, 2005:123) yakni:
1) Keandalan; adalah kemampuan melaksanakan layanan yang disajikan
secara meyakinkan dan akurat.
2) Daya tanggap; kesediaan membantu pelanggan dan memberikan jasa
dengan cepat.
3) Jaminan; pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan
mereka menyampaikan kepercayaan dan keyakinan.
4) Empati; kesediaan memberikan perhatian yang mendalam dan khusus
kepada masing-masing pelanggan.
5) Benda berwujud; penampilan fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan
dan bahan komunikasi.
d. Pemaran Jasa
Pemasaran jasa menurut Kotler dan Armstrong (2008:295) terdiri atas
beberapa jenis:
1) Pemasaran eksternal (pemasaran dengan metode 4P).
2) Pemasaran internal berarti bahwa perusahaan harus mengorientasikan
dan memotivasi karyawan yang berhubungan langsung dengan
pelanggan dan orang-orang jasa pendukung untuk bekerja sebagai satu
tim guna memberikan kepuasan kepada pelanggan.
3) Pemasaran interaktif yang berarti bahwa kualitas jasa sangat tergantung
Faktor-faktor yang mendorong pentingnya pemasaran jasa menurut
Aksa dan Ratnasari (2011:2) adalah:
1) Perubahan demografis. Contohnya, meningkatnya harapan hidup dan
perluasan kota.
2) Perubahan sosial. Contohnya, meningkatnya jumlah wanita kerja dan
meningkatnya kualitas hidup.
3) Perubahan ekonomi. Contohnya, globalisasi meningkatkan komunikasi
jasa.
4) Perubahan Politik dan Hukum. Contohnya, tumbuhnya departemen
pemerintah dan meningkatnya permintaan jasa hukum.
Organisasi jasa menghadapi tiga tugas dalam pemasaran yakni: (1)
organisasi tersebut harus membedakan tawaran, penyerahan dan citranya.
(2) organisasi harus mengelolah mutu dan jasa guna memenuhi atau
melampaui harapan pelanggan. (3) organisasi harus mengelolah
produktivitas karyawan dengan mengupayakan karyawannya bekerja lebih
trampil (Kotler, 2005: 134).
Perusahaan jasa yang baik, menggunakan pemasaran untuk
memposisikan diri mereka sendiri secara kuat dalam pasar sasaran terpilih
karena jasa berbeda dari produk yang berwujud maka jasa sering
memerlukan pendekatan pemasaran tambahan seperti pemasaran
interaktif/kualitas interaksi antara penjual dan pembeli
3. Perilaku Konsumen
American marketing Association mendefenisikan perilaku konsumen
(concumer behavior) sebagai dinamika interaksi antara pengaruh dan
kesadaran, perilaku dan lingkungan di mana manusia melakukan pertukaran
aspek aspek kehidupan dengan kata lain perilaku konsumen melibatkan
pemikiran dan perasaan yang mereka alami serta tindakan yang mereka
lakukan dalam proses konsumsi. Hal-hal yang memengaruhi pikiran dan
perasaan serta tindakan mereka, meliputi iklan, informasi harga, pengepakan,
penampilan produk, blogs, dll (Peter dan Olson, 2013:6).
Perilaku konsumen bersifat dinamis, melibatkan interaksi dan pertukaran
oleh karena itu sangat penting untuk dikenali karena pemikiran dan perasaan
serta tindakan individu konsumen, kelompok target konsumen dan masyarakat
luas berubah secara konstan. Fakta bahwa konsumen dan lingkungan berubah
secara konstan menunjukan pentingnya penelitian dan analisis konsumen
secara terus menerus oleh pemasar agar selalu mengikuti tren terbaru
(Peter dan Olson, 2013:6).
Supranto dan Limakrisna (2007:4) perilaku konsumen merupakan
interaksi dinamis yang memuat tiga hal penting yakni: (1) bersifat dinamis
sehingga susah ditebak dan diramalkan. (2) melibatkan interaksi: kognisi,
afeksi, perilaku dan kejadian di sekitar/lingkungan konsumen. (3) melibatkan
pertukaran, seperti menukar barang milik penjual dengan uang milik pembeli.
Defenisi secara sederhana: perilaku konsumen merupakan tindakan yang
mengkonsumsi) dan menghabiskan produk (barang dan jasa) termasuk proses
yang mendahuluinya dan mengikuti tindakan ini.
a. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Supranto dan Limakrina (2007:17) faktor–faktor yang
memengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut:
1) Faktor Eksternal
Faktor eksternal meliputi: budaya, subbudaya, status sosial, demografi,
famili dan kelompok rujukan.
2) Faktor Internal
faktor internal meliputi: persepsi, pembelajaran, memori, motivasi,
kepribadian, emosi dan sikap. Persepsi pada dasarnya merupakan proses
dengan mana individual menerima dan memberikan arti kepada
rangsangan. Motivasi adalah alasan untuk berperilaku. Kepribadian
adalah karakteristik kecenderungan merespon individu melintasi situasi
yang serupa/mirip. Emosi adalah perasaan kuat yang secara relatif tidak
terkontrol yang memengaruhi perilaku. Sikap ialah suatu organisasi
yang tahan lama mengenai motivational, emosional, perseptual dan
proses kognitif yang terkait dengan beberapa aspek lingkungan kita.
Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008:159) faktor-faktor
yang memengaruhi perilaku konsumen terdiri atas:
a) Budaya (culture), adalah penyebab keinginan dan perilaku
seseorang yang paling dasar. Tumbuh di dalam suatu masyarakat,
seorang anak mempelajari nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan
perilaku dari keluarga dan institusi penting lainnya.
b) Sub budaya, yakni sekelompok masyarakat yang berbagi sistem
nilai berdasarkan pengalaman hidup dan situasi yang umum. Sub
budaya membentuk segmen pasar yang penting.
c) Kelas sosial, yakni pembagian masyarakat yang relative permanen
dan berjenjang di mana anggotanya berbagi nilai, minat, dan
perilaku yang sama.
2) Faktor sosial, kelas sosial terdiri dari
a) Kelompok referensi (Kelompok kecil). Kelompok referensi
bertindak sebagai titik perbandingan atau titik referensi langsung
atau tidak langsung dalam bentuk sikap atau perilaku seseorang.
b) Keluarga. Anggota keluarga bisa sangat berpengaruh terhadap
perilaku seseorang.
c) Peran dan status. Orang biasanya memilih produk yang sesuai
dengan peran dan status mereka seperti pimpinan kantor dll.
3) Faktor Pribadi. Keputusan pembeli dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti:
a) Usia dan tahap siklus hidup. tahap siklus hidup keluarga
tradisional meliputi bujangan muda dan pasangan menikah serta
b) Pekerjaan. Pekerjaan seseorang memengaruhi barang dan jasa yang
mereka beli seperti pekerja eksekutif membeli pakaian bisnis.
c) Situasi ekonomi. Situasi ekonomi seseorang akan memengaruhi
pilihan produk.
d) Gaya hidup. Orang yang berasal dari subbudaya, kelas sosial dan
pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang cukup
berbeda, karena gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang
diekspresikan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya.
e) Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian seseorang mengacu pada
karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang
relative konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan orang itu
sendiri. Contoh: Produsen kopi telah menemukan bahwa peminum
kopi berat cenderung mempunyai kemampuan sosialisasi yang
tinggi.
4) Faktor psikologis. Faktor psikologis terdiri dari:
a) Motivasi. Kebutuhan psikologis timbul dari kebutuhan akan
pengakuan, penghargaan, atau rasa memiliki. Kebutuhan menjadi
motif ketika kebutuhan itu mencapai tingkat intensitas yang kuat.
b) Persepsi. Cara orang bertindak dipengaruhi oleh persepsi dirinya
tentang sebuah situasi. Persepsi adalah proses di mana orang
memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk
c) Pembelajaran. Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam
perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Pembelajaran
terjadi melalui interaksi dorongan, rangsangan, pertanda, respons
dan penguatan.
d) Keyakinan dan sikap. Keyakinan bisa didasarkan atas pengetahuan
nyata, pendapat atau iman yang bisa membawa muatan emosi atau
tidak. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki
seseorang tentang sesuatu dan sikap adalah evaluasi, perasaan dan
tendensi yang relatif konsisten dari seseorang terhadap sebuah
obyek atau ide.
b. Pengambilan Keputusan Konsumen
Menurut Peter dan Olson (2007:50), pengambilan keputusan
konsumen melibatkan dua proses yakni proses kognitif interpretasi dan
integrasi. Kedua proses ini dipengaruhi oleh pengetahuan produk, arti dan
kepercayaan dalam memori. Pengetahuan, arti dan kepercayaan dapat
disimpan dalam memori kemudian memori diaktifkan kembali dan
digunakan pada proses integrasi. Proses interpretasi membutuhkan
pemaparan informasi dan melibatkan dua proses kognitif yang terkait yakni
perhatian dan pemahaman. Sedangkan proses integrasi mencakup cara
konsumen mengkombinasikan berbagai jenis pengetahuan yang berbeda
untuk membentuk evaluasi produk dan berbagai perilaku dalam memilih di
Menurut Kolter dan Armstrong (2008:173) pengambilan keputusan
pembelian oleh konsumen dipengaruhi oleh motif bawah sadar yang bahkan
tidak dipahami sepenuhnya oleh si pembeli.
4. Motif
a. Pengertian Motif
Motif atau dorongan adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang
mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut
(Kotler dan Arsmtrong, 2008: 172).
Motif menurut Arep dan Tanjung (2003:12) adalah sebab-sebab yang
menjadi dorongan tindakan seseorang, dasar pikiran dan pendapat serta sesuatu
yang menjadi pokok.
Motif menurut Supranto dan Limakrisna (2007:93) merupakan konstruk
mewakili kekuatan dalam (inner force) yang tak kelihatan dan memaksa suatu
respon perilaku dan memberikan pengarahan khusus terhadap respon. Suatu
motif memberikan alasan mengapa seseorang berbuat sesuatu.
Banyak teori motivasi yang dirancang untuk menjelaskan perilaku
sebagian besar manusia secara umum di antaranya menurut Maslow. Hirarki
kebutuhan menurut maslow didasarkan pada 4 premis (Supranto dan
Limakrisna, 2007:93) yakni:
1) Semua manusia memerlukan suatu set motif yang mirip melalui anugerah
genetik dan interaksi sosial.
3) Motif yang lebih mendasar harus dipenuhi sampai pada tingkat minimum,
sebelum motif lain mulai dipenuhi.
4) Ketika motif dasar sudah bisa dipenuhi, motif selanjutnya akan timbul.
b. Kategori Utama Motif
Mc Guire mengembangkan suatu sistem klasifikasi yang
mengorganisir berbagai teori motif psikologi dalam 16 kategori kemudian
membagi menjadi empat kategori utama berdasarkan dua kriteria (Supranto
dan Limakrisna, 2007:95) yakni:
1) Motif preservasi/pemeliharaan kognitif yang terbagi atas:
a) Kebutuhan untuk konsistensi (active, internal). Motif ini
mencerminkan keinginan dasar untuk mempunyai semua “facets”
( sikap, perilaku, opini/pendapat, citra diri dan pandangan orang lain)
atau sebagian dari dirinya sendiri, konsisten satu sama lainnya.
Cirinya, konsumen segan menerima informasi yang tidak cocok
dengan kepercayaan yang ada.
b) Kebutuhan atribusi (active, external). Set motif ini berkenaan dengan
kebutuhan kita untuk menentukan siapa atau apa yang menyebabkan
sesuatu terjadi pada kita. Cirinya adalah konsumen menerima promosi
tergantung dari siapa? ( teman atau orang lain).
c) Kebutuhan mengkategorikan (Passive, internal). Motif ini
mencerminkan kebutuhan orang untuk kategori atau pengelompokan
dan mengorganisasi informasi dan pengalaman yang diterima. Contoh,
d) Kebutuhan untuk obyektifikasi (passive, external). Motif ini
mencerminkan kebutuhan untuk symbol/lambang yang terlihat
memungkinkan orang untuk menarik kesimpulan tentang apa yang
mereka rasakan dan ketahui. Contoh: Pakaian bisa menunjukan makna
halus dari suatu citra yang diinginkan.
2) Motif tumbuh kognitif, yang terbagi atas:
a) Kebutuhan untuk otonomi (active, internal). Motif ini mencerminkan
kebutuhan untuk independensi dan individualitas yang merupakan
suatu karakteristik dari budaya Amerika. Contoh, konsumen memiliki
atau menggunakan suatu produk atau jasa yang unik tertentu sebagai
bentuk ekspresi otonominya.
b) Kebutuhan untuk stimulasi (active, external). Motif ini mencerminkan
kebutuhan orang untuk sering mencari keanekaragaman dan
perbedaan dari kebutuhan dan keinginan yang selalu berubah karena
bosan atau ingin mengganti merek.
c) Kebutuhan teteological (passive, internal). Konsumen merupakan
pasangan berpola yang mempunyai citra dari hasil atau keadaan akhir
yang diinginkan. Motif ini mendorong orang untuk lebih memilih
media massa seperti bioskop, televisi dan buku-buku yang sesuai
pandangan mereka.
d) Kebutuhan utilitarian (passive external). Teori ini memandang
konsumen sebagai seorang pemecah masalah yang mendekati situasi
sebagai peluang untuk mendapatkan informasi yang berguna atau
3) Motif preservasi/pemeliharaan afektif yang terdiri atas:
a) Kebutuhan untuk mereduksi ketegangan (active, internal). Orang
menjumpai situasi di dalam hidup mereka sehari-hari yang
menimbulkan tingkat stress yang tidak menyenangkan maka orang
bisa dimotivasi untuk mencari cara menguranginya dengan produk
rekreasi, dll.
b) Kebutuhan untuk ekspresi (active,external). Motif ini berkenaan
dengan kebutuhan untuk mengekspresikan identitas diri kepada orang
lain. Contoh: Pemakai jam rolex mengekspresikan bahwa pemiliknya
adalah orang kaya.
c) Kebutuhan untuk mempertahankan ego (passive, internal). Kebutuhan
untuk mempertahankan ego merupakan motif lain yang penting.
Seorang konsumen yang merasa tidak aman akan mungkin
mempercayai merek yang sangat terkenal untuk produk yang secara
kelas sosial terlihat.
d) Kebutuhan untuk penguatan (passive, external). Orang sering
termotivasi untuk bertindak dalam cara tertentu sebab mereka
memperoleh ganjaran untuk bertingkalaku seperti itu dalam situasi
yang mirip pada waktu yang perlu. Maka mengeksploitasi motif ini
dengan suatu iklan yang menyatakan “ enter a room you are
4) Motif tumbuh afektif yang terbagi atas:
1) Kebutuhan untuk penonjolan (active, internal). Banyak orang mencari
sukses dan dominan. Apa yang dianggap penting oleh kelompok ini
ialah kekuasaan, prestasi dan penghargaan contoh: pelari cepat,
pembalap, dll.
2) Kebutuhan untuk berafiliasi ( active, external). Afiliasi atas
keanggotaan merupakan kebutuhan untuk mengembangkan hubungan
saling menguntungkan dan saling memuaskan dengan orang lain.
3) Kebutuhan untuk identifikasi (passive, external). Kebutuhan untuk
identifikasi menyebabkan konsumen bermain dalam berbagai peran
karena seseorang akan memperoleh kesenangan dari peranan-peranan
yang dimainkan.
4) Kebutuhan untuk modeling (passive, external). Kebutuhan untuk
modeling merefleksikan suatu tendensi untuk memberikan dasar
perilaku pada lainnya. Pemasar bisa menggunakan motif ini dengan
menunjukkan tipe individu yang diinginkan menggunakan merek
mereka.
5. Pendidikan Sekolah Dasar
a. Pengertian Pendidikan Dasar
Undang-undang Repoblik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001
mendefenisikan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara (Ahmadi, 2014: 38).
Defenisi pendidikan bisa dilihat dari dua sudut pandang yakni
pendidikan sebagai proses dan pendidikan sebagai hasil. Sebagai proses,
pendidikan adalah suatu aktivitas interaksi manusia dengan lingkungannya.
Sebagai hasil, pendidikan adalah perubahan yang merupakan hasil interaksi
manusia dengan lingkungannya yakni perubahan perilaku (Ahmadi,
2014:39).
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional telah mengatur tentang pendidikan dasar dalam pasal 17 ayat 1 dan
2 menegaskan, pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang
melandasi jenjang pendidikan menengah (Ali, 2009:33).
b. Tujuan Pendidikan Dasar
Menurut Pidarta (2013:12) tujuan pendidikan dasar dalam Peraturan
Pemerintah Repoblik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar
Nasional Pendidikan Pasal 26 Ayat 1 adalah:
1) Meletakkan dasar kecerdasan
2) Meletakkan dasar pengetahuan
3) Meletakkan dasar kepribadian
4) Meletakkan dasar akhlak mulia
6) Meletakkan dasar untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Tujuan pendidikan dasar menurut Suryadi (2014:106) adalah
membentuk kualitas dasar manusia yang memiliki karakter, pengetahuan
dasar dan kecakapan dasar yang berguna bagi semua warga negara tanpa
membedakan suku bangsa, golongan, jenis kelamin, dan keadaan
sosial-ekonomi.
Sedangkan fungsi pendidikan dasar menurut Mohammad Ali
(2009:33) adalah:
1) Melalui pendidikan dasar peserta didik dibekali kemampuan dasar yang
terkait dengan kemampuan berpikir kritis, membaca, menulis,
berhitung, penguasaan dasar-dasar untuk mempelajari sainstek dan
kemampuan berkomunikasi yang merupakan tuntutan kemampuan
minimal dalam kehidupan bermasyarakat.
2) Pendidikan dasar memberikan dasar-dasar untuk mengikuti pendidikan
berikutnya. Keberhasilan mengikuti pendidikan di sekolah menengah
dan perguruan tinggi banyak dipengaruhi oleh keberhasilan dalam
mengikuti pendidikan dasar.
Maka secara umum tujuan pendidikan di Indonesia, baik tujuan
sekolah, perguruan tinggi, maupun tujuan nasional sudah mencakup ketiga
ranah perkembangan manusia seperti yang tertulis dalam teori-teori
pendidikan (Pidarta, 2013:15) yaitu perkembangan; Afeksi, kognitif dan
c. Faktor-faktor yang memengaruhi pendidikan menurut Pidarto (2013:30)
adalah :
1) Filsafat negara
2) Agama
3) Sosial, yang mencakup psikologi, peranan kelompok profesi dan
keamanan.
4) Kebudayaan, yang diartikan sebagai ilmu, teknologi, kesenian dan
norma.
5) Ekonomi, yang mencakup keterampilan berpikir, keterampilan tangan,
dan perkembangan ekonomi.
6) Politik, yang mencakup ideologi, cita-cita dan semangat kebangsaan.
7) Demografi, terdiri dari perkembangan penduduk, penyebaran penduduk
dan kepadatan penduduk.
d. Sumber-sumber pendidikan menurut Pidarta (2013:31) adalah:
1) Materi yang dipelajari peserta didik
2) Metode yang dipakai untuk belajar dan mengajar
3) Berbagai alat peraga
4) Berbagai media pendidikan
5) Orang-orang seperti pengelolah, guru, narasumber, dan pengawas
6) Informasi pendidikan
7) Dana pendidikan
8) Sarana pendidikan
6. Sekolah Dasar Santa Maria Purworejo – Jawa Tengah
Sekolah dasar Maria-Purworejo adalah sekolah dasar swasta yang berdiri
pada tanggal, 01 Agustus 1927 dengan nama RK Holland Islandse School, di
bawah Yayasan Pius. Kini SD Maria yang terletak di Purworejo- Jawa Tengah
adalah sekolah dasar umum yang menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan
pedoman pelaksanaan pendidikan yang berlaku di Indonesia. SD Maria
Purworejo bernaung di bawah Yayasan Asti Dharma milik Tarekat Puteri
Bunda Hati Kudus.
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan penulis untuk menentukan
beberapa hal yang berhubungan dengan teori dan sistematika penelitian.
Penelitian oleh Angelina Putri Setya Riyadi dengan judul “ Motif Orang Tua
Murid Memilih Sekolah Dasar Sebagai Tempat Pendidikan Dasar Bagi
Putra-putrinya. Studi kasus pada sekolah dasar Don Bosko II, Pulomas-Jakarta
Timur. Variabel-variabel yang dipakai adalah motif orang tua memilih sebuah
sekolah dasar sebagai tempat pendidikan bagi putra-putrinya sebagai variabel
independent (bebas). Teknik pengambilan sampelnya menggunakan quota
sampling, yaitu pengambilan sampel didasarkan atas kelompok-kelompok atau
bagian sampel yang disebut quota, sehingga sampel orang tua murid tiap kelas
adalah total murid dibagi enam kelas (235/6= 39 orang per kelas). Penelitian
ini menggunakan analisis Cochran Q-test dengan bantuan SPSS 16.
yang menjadi motif orang tua murid memilih SD Don Bosco sebagai tempat
pendidikan dasar bagi anaknya, yakni: Gedung sekolah bagus, alat-alat
laboratorium lengkap, sarana olahraga memadai, akreditasi baik, kegiatan
ekstrakulikuler beragam, memiliki jaringan sosial yang luas, dekat dengan
rumah dan anak yang minta. Sisanya menjadi saran untuk diperhatikan oleh
pihak sekolah.
Peneliti ingin mencoba menguji apakah penelitian sebelumnya ini, juga
dapat berlaku di sekolah dasar yang lain, dalam hal ini adalah sekolah dasar
Maria-Purworejo.
C. Desain Penelitian
Kerangka Konseptual Penelitian
Motif Keputusan Memilih
Motif yang dimaksud terdiri dari:
1. Mutu sekolah
2. Gedung sekolah yang bersih dan bagus
3. UKS yang bersih dan terpelihara
4. Perpustakaan yang lengkap dan nyaman.
5. Kegiatan ektrakurikuler (pengenalan iman)
6. Lokasi sekolah yang strategis (dalam kota)
7. Pelayanan yang ramah.
9. Sekolah yang sudah dikenal
10. Guru yang profesional
11. Disiplin
12. Kantin yang bersih
13. Uang sekolah yang terjangkau
14. Sekolah keluarga (alumni)
15. Sarana prasarana sekolah yang memadai
16. Karena berasal dari TK yang sama
17. Dekat dengan rumah
18. Kenal dengan guru dan pegawai
19. Sekolah Katolik
20. Kualitas lulusan yang dapat diterima di SMP favorit
X = Motif-motif
Y = Keputusan Orang Tua memilih Sekolah Dasar Maria Purworejo
D. Rumusan Hipotesis
Ho: Motif orang tua murid memilih sekolah dasar Maria-Purworejo adalah:
Gedung sekolah yang bersih dan bagus, UKS yang bersih dan terpelihara,
perpustakaan yang lengkap dan nyaman, kegiatan ekstrakurikuler
(pengenalan iman), lokasi sekolah yang strategis, pelayanan yang ramah,
akreditasi baik, sekolah yang sudah dikenal, guru yang profesional,
disiplin, kantin yang bersih, uang sekolah yang terjangkau, sekolah
dari TK yang sama, dekat dengan rumah, kenal dengan guru dan pegawai,
sekolah Katolik, kualitas lulusan yang dapat diterima di SMP favorit.
Ha: Setidaknya satu dari antara dua puluh motif di atas, bukan menjadi motif
orang tua murid memilih SD Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan
29 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, dimana hasil
penelitiannya hanya berlaku pada subyek dan obyek yang diteliti. Kesimpulan
yang diperoleh dari penelitian ini hanya berlaku pada kasus yang diteliti di
tempat penelitian yakni SD Maria Purworejo-Jawa Tengah saat ini.
B. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang-orang yang bertindak sebagai pemberi
informasi yang berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini yang
bertindak menjadi subyek penelitian adalah orang tua/wali murid sekolah
dasar (SD) Maria Purworejo.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah variabel-variabel yang menjadi perhatian pokok
dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah
motif orang tua/wali murid memilih sekolah dasar Maria Purworejo.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian : Desember 2014
D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (independent)
Variabel dalam penelitian ini adalah motif orang tua murid memilih sekolah
dasar Maria Purworejo – Jawa Tengah.
2. Pengukuran
Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memberikan ukuran pada masing-masing pilihan jawaban responden untuk
itu digunakan skala Guttman, dimana akan memberikan respon yang tegas
pada suatu motif yang terdiri dari dua alternative jawaban “Ya” dan “ Tidak”.
E. Defenisi Operasional
Defenisi operasional variabel dimaksudkan untuk menjabarkan bagian
variabel-variabel yang timbul dalam suatu penelitian ke dalam
indikator-indikator yang lebih terperinci. Pengertian variabel penelitian ini kemudian
diuraikan menjadi indikator empiris.Variabel yang diteliti adalah motif orang tua
murid memilih sekolah dasar Maria Purworejo-Jawa Tengah.
Motif yang dimaksudkan sebagai dasar pertimbangan orang tua/wali
murid dalam membuat keputusan meliputi:
1. Mutu Sekolah adalah mutu/kualitas sekolah adalah bagaimana tanggapan
konsumen terhadap jasa sekolah yang dikonsumsi atau yang
dirasakannya. Dimensi kualitas jasa pada sekolah sangat berhubungan
kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi konsumen, hal ini
berarti bahwa citra kualitas jasa yang baik bukanlah berdasarkan sudut
pandang atau persepsi pihak penyedia jasa melainkan berdasarkan sudut
pandang atau persepsi konsumen (Jasfar, 2005:47-48)
2. Gedung sekolah yang bersih dan bagus adalah tampilan fisik dari gedung
yang dapat menimbulkan kesan dan tanggapan konsumen terhadap
pelayanan jasa pendidikan sekolah.
3. UKS yang bersih dan terpelihara adalah tampilan UKS yang dapat
memberi kesan positif pada konsumen tentang kepedulian pada
pelayanan kesehatan murid.
4. Perpustakaan lengkap dan nyaman adalah koleksi buku-buku yang
memadai dan suasana dalam perpustakaan yang dapat memengaruhi
minat murid untuk belajar seperti: udara segar, pelayanan ramah,
kelengkapan meja kursi yang sesuai kebutuhan murid, warna dinding dan
pencahayaan yang cukup.
5. Kegiatan ekstrakurikuler (pengenalan iman) adalah salah satu kegiatan di
luar kurikulum wajib yang diberikan untuk pengenalan iman anak
melalui kegiatan mengikutsertakan murid dalam kegiatan gereja seperti
koor, misdinar dan putra-putri altar, dll.
6. Lokasi sekolah yang strategis adalah letak sekolah di dalam kota,
7. Pelayanan yang ramah adalah pelayanan yang diberikan kepada
konsumen (orang tua, para murid dan semua yang berkepentingan) tanpa
membeda-bedakan.
8. Akreditasi baik adalah status sekolah dalam penilaian dari pemerintah
yang mencerminkan mutu dan kinerja sekolah dalam melaksanakan
program pembelajaran yang diselenggarakan.
9. Sekolah yang sudah dikenal adalah sekolah yang mencerminkan
beberapa hal seperti yang sudah lama berdiri, mutu dan ciri khas tertentu
yang menunjukan keunggulan dari pada sekolah lainnya dalam satu
wilayah tertentu.
10. Guru yang profesional adalah guru yang memenuhi syarat-syarat atas
dasar panggilan hidup yang dilakukan sepenuh waktu, memiliki
pengetahuan dan keterampilan khusus, menuruti (teori, prinsip dan
prosedur ) anggapa-anggapan yang sudah baku sebagai pedoman dalam
melayani, memiliki sikap pengabdian kepada masyarakat bukan mencari
keuntungan finansial, memiliki kecakapan diagnotik dan kompetensi
aplikasi dalam melayani, mempunyai kode etik yang dijunjung tinggi
oleh masyarakat dan bekerja melayani kebutuhan masyarakat (Pidarta,
2013: 281).
11. Disiplin adalah keadaan yang menunjukan adanya kepatuhan dan
tanggung-jawab dalam menjalankan dan melaksanakan nilai-nilai dan
12. Kantin yang bersih adalah keadaan yang mencerminkan sifat bersih yang
dapat memengaruhi kepercayaan konsumen terhadap kualitas dan
keamanan makanan yang dijual.
13. Uang sekolah yang terjangkau adalah biaya pendidikan yang dibebankan
kepada murid masih terjangkau oleh kemampuan orang tua murid.
14. Sekolah keluarga maksudnya adalah anggota keluarga adalah alumni dari
sekolah yang sama.
15. Sarana prasarana sekolah yang memadai adalah media, alat belajar dan
sebagainya yang berperan cukup penting dalam menentukan keberhasilan
pendidikan (Pidarta, 2013:277).
16. Karena berasal dari TK yang sama maksudnya adalah TK dan SD adalah
milik Yayasan Pendidikan yang sama dan satu.
17. Dekat dengan rumah maksudnya adalah jarak sekolah dengan rumah
tempat tingal kurang dari dua kilo meter.
18. Kenal dengan guru dan pegawainya maksudnya adalah keadaan dimana
konsumen sudah mengenal guru atau pegawai entah satu kompleks
tempat tinggal atau secara pribadi sudah berteman dan saling mengenal.
19. Sekolah Katolik adalah nama sekolah yang mencirikan pendidikan
katolik yakni membangun manusia seutuhnya melayani semua orang
seperti Kristus yang menghormati semua orang dan memberikan makna
hidup bagi manusia (Dokumen Konsili Vatikan II, 1989:277)
20. Kualitas lulusan yang dapat diterima di SMP favorit adalah lulusan SD
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Pupulasi adalah kumpulan dari elemen-eleman atau keseluruhan
subyek penelitian (Supranto, 2012:68). Elemen-elemen itu bisa berupa
(orang, barang, unit organisasi, rumah tangga, perusahaan industri, dll).
Kesimpulan yang diambil berlaku umum dan pasti. Umum berarti berlaku
untuk populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini populasinya adalah orang
tua/wali murid sekolah dasar Maria Purworejo- Jawa Tengah (Bpk/Ibu/Wali
murid) dari kelas satu sampai kelas enam.
2. Sampel.
Sampel adalah segmen populasi yang dipilih dalam riset untuk
merepresentasikan populasi secara keseluruhan. Sampel harus representatif
sehingga periset dapat membuat perkiraan akurat tentang pemikiran dan
perilaku populasi yang lebih besar ( Kotler dan Armstrong, 2008:133).
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian orang tua/wali murid SD
Maria Purworejo dari kelas 1 sampai dengan kelas VI, yang telah memilih
SD Maria Purworejo untuk tempat pendidikan anak-anaknya.
Salah satu cara untuk menentukan jumlah sampel adalah dengan
menggunakan rumus dari Taro Yamane:
N = Jumlah Populasi
d² = Presisi yang inginkan (misal 5% atau 10%)
d atau presisi yang dipakai adalah 95% atau sig 0,05
n =
n = 143 sampel
Jumlah murid SD Maria Purworejo Tahun ajaran 2014/2015 adalah
223 orang. Sehingga jumlah pupulasi (N) adalah 223. Dari rumus di atas
didapatkan jumlah sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah
sebanyak 143 sampel yakni 143 orang tua murid Bpk/Ibu/Wali murid
kelas I sampai kelas VI pada SD Maria Purworejo.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis adalah
Non-probability sampling (Sugiyono, 2010:118) yakni dengan cara menentukan
jumlah/kuota sampel pada masing-masing kelas. Setelah mendapatkan
jumlah/kuota per kelas yang diinginkan, selanjutanya menggunakan teknik
Probalility sampling/random sampling yakni simple random sampling dimana
pengambilan sampel dalam tiap kelas dilakukan secara acak tanpa memerhatikan
strata yang ada. Pertama-tama, peneliti menentukan quota/jumlah subyek pada
tiap kelas yang akan dijadikan sampel kemudian dengan cara acak mengambil
sampel dalam tiap kelas dengan cara undian. Untuk mempermudah dalam
dalam kelas pada tingkat tertentu, ditulis pada kertas kecil kemudian diundi
untuk diambil sebagai sampel sesuai dengan jumlah quota pada masing-masing
kelas. Orang tua/wali dari murid yang mendapat undian dipilih menjadi sampel
dengan mengisi kuisioner.
Tabel III.1
Perhitungan Quota Sampel per Kelas
Kelas
menggunakan kuisioner. Teknik pengumpulan data kuisioner paling efektif
karena cukup dengan menyiapkan daftar pertanyaan tertulis yang akan dipilih
sebagi jawaban oleh responden (Sumarni dan Wahyuni, 2006:89). Hasil
kuisioner digunakan untuk mengetahui apakah item yang telah dituliskan di
atas merupakan motif orang tua murid memilih SD Maria Purworejo sebagai
tempat pendidikan putra-putrinya.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari subyek
penelitian. Peneliti mendapat data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh
pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun
non komersial.
I. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahidan sesuatu instrument. Sebuah instrument dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Ada dua macam validitas sesuai dengan
cara pengujiannya yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Validitas
eksternal, menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan Pearson yang
Uji Validitas dengan rumus korelasi Product Moment sebagai
berikut:
Keterangan:
r
xy : Koefisien validitasN : Banyaknya subyek
X : Nilai pembanding
Y : Nilai dari instrument yang akan dicari validitasnya
Untuk melihat hasil perhitungan koefisien korelasi ini signifikan atau
tidak, maka perlu dibandingkan dengan nilai Besarnya dapat
diperhitungkan dengan menggunakan taraf kesalahan 5%. Jika
> maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid dan begitu sebaliknya.
Atau besarnya rxy dapat dihitung menggunakan korelasi dengan taraf
signifikansi ( %. Jika rxy lebih besar dari maka kuisioner yang
digunakan sebagai alat ukur dapat dikatakan valid.
Arikunto (2002: 245) secara sederhana menggunakan interpretasi
terhadap koefisien korelasi atau nilai r sebagai berikut:
Nilai “r” antara 0,200 – 0,400 artinya korelasi x dan y, rendah
Nilai “r” antara 0,400 – 0,600 artinya korelasi x dan y, agak rendah
Nilai “r” antara 0,600 - 0,800 artinya korelasi x dan y, cukup
2. Uji Reliabilitas
Raliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagi alat pengumpul data karena
instrument tersebut sudah baik. Reliabel mengandung arti bahwa instrumen
tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya.
(Arikunto, 2002:154). Uji reliabilitas ada dua yakni reliabilitas eksternal dan
reliabilitas internal.
Dimana:
Rtt : Reliabilitas instrumen
Vx : Variansi butir
Vt : Variansi total
M : Jumlah butir
Kuesioner dikatakan reliabel apabila alpha > r kritis product moment.
Atau kita bisa menggunakan batasan tertentu seperti 0,6 . Reliabilitas < 0,6
adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik
(Priyatno, 2008:26).
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah kegiatan dalam analisis data responden
dengan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi, menyajikan, dan melakukan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah dan untuk pengujian hipotesis (Sugiyono, 2010:206).
a. Deskripsi Responden
Analisis deskripsi responden dilakukan dengan pendekatan prosentase
terkait umur, status pekerjaan, pendidikan, penghasilan dan jarak rumah
responden dengan sekolah anaknya.
b. Deskripsi Variabel
Analisis deskripsi variabel dilakukan untuk mendapatkan gambaran
deskriptif tentang variabel penelitian dengan pendekatan prosentase.
2. Analisis Cochran Q-test
Analisis Cochran Q-test digunakan untuk menguji hipotesis
komparatif k sampel berpasangan bila datanya berbentuk nominal dan
frekuensi dikotomi. Misalnya jawaban dalam kuesioner berbentuk ya –
tidak, gagal-sukses dan selanjutnya jawaban tersebut diberi skor 1 untuk
“Ya” dan 0 untuk “Tidak”. (Sugiyono, 2010:333).
Pengujian terhadap signifikansi harga Q hitung dilakukan dengan
Bila Q hasil menghitung lebih besar atau sama dengan tabel (≥), maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
1. Hipótesis yang mau diuji:
Ho: Semua atribut yang diuji mempunyai proporsi jawaban “YA” yang
sama.
Ha: Semua atribut yang diuji mempunyai proporsi jawaban “YA” yang
berbeda.
Rumus: Mencari Q hitung dengan rumus sebagai berikut
Keterangan:
Q = Q hitung
k = Jumlah atribut yang diuji
Ri = Jumlah “Ya” pada semua atribut untuk 1 responden
Ci = Jumlah “Ya” pada 1 atribut untuk semua responden
Penentuan Q tabel (Qtab):
Dengan α = 0,05, derajat kebebasan (dk) = k – 1, maka diperoleh Q tab
(0,05; df) dari tabel Chi Square Distribution.
Keputusan:
Tolak Ho dan terima Ha, jika Q hit > Q tab
Terima Ho dan tolak Ha, jika Q hit< Q tab
Jika tolak Ho berarti proporsi jawaban YA masih berbeda pada semua
atribut. Artinya belum ada kesepakatan di antara para responden tentang
atribut. Bila hal ini terjadi, maka akan dilakukan pengujian lagi dengan
menghilangkan atau membuang atribut yang dimiliki jumlah jawaban
YA paling kecil. Jika terima Ho berarti proporsi jawaban “YA” pada
semua atribut dianggap sama. Dengan demikian, semua responden
dianggap sepakat mengenai semua atribut sebagai faktor yang
dipertimbangkan.
Pengujian Q hitung dilakukan terus-menerus sampai diperoleh nilai
Q hitung < Q tabel, dengan derajat kebebasan yang digunakan untuk mencari
43 BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH DASAR (SD) MARIA PURWOREJO
A. Sejarah SD Maria Purworejo
Sebuah sekolah yang dinamakan RK Holland Inlandase School (HIS)
diresmikan pada tanggal 27 September 1922 di Purworejo oleh Romo J.G.A Van
Baal, SJ sebagai direktur Yayasan Pius. Sekolah tersebut merupakan hasil upaya
Romo H.Van Diesseche, SJ, seorang imam Indonesia Belanda kelahiran
Surabaya. Seiring dengan berjalannya waktu, sekolah tersebut mengalami
perkembangan yang bagus sehingga pada tahun 1926 sekolah tersebut diberi
nama HIS Canisius. Sekolah HIS Canisius merupakan cikal bakal dari SD Maria
karena pada tanggal 1 Agustus 1928, sekolah tersebut diambil alih dan dikelolah
oleh para Suster Puteri Bunda Hati Kudus dan berubah nama menjadi SD Santa
Maria atau lebih dikenal dengan SD Maria.
Pada tahun 2003 SD Maria telah merayakan 75 tahun berdirinya. Beberapa
alumni (dalam buku kenangan) menulis kesan-kesan mengenai SD Maria
seperti: pembelajaran moralitas dengan contoh konkrit, kehidupan yang terasa
akrab sekali, galak untuk menanamkan kedisiplinan, dongeng Ibu Bertha yang
memberi motivasi, menggunakan teknik “Jembatan Keledai” warisan Ibu
Bertha, pendidikan yang diarahkan untuk selalu ingat Tuhan, tertib, disiplin dan
mendidik untuk tidak gampang ikut-ikutan.
SD Maria adalah salah satu sekolah dasar swasta katolik yang bernaung di
namun terbuka untuk menerima semua kalangan tanpa membeda-bedakan
keyakinan.
B. Visi, Misi dan Motto SD Maria Purworejo
1. Visi SD Maria Purworejo:
Gambar IV.1. Papan Visi dan Misi Sekolah
Visi SD Maria Purworejo Adalah
“ Unggul Dalam Prestasi, Berbudaya Kasih dan Cinta Lingkungan”
2. Misi SD Maria Purworejo
Misi SD Maria Purworejo adalah:
a. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
b. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik.
d. Menumbuhkembangkan kreatifitas siswa pada bidang intelektual, seni
budaya, olahraga dan keterampilan.
e. Mengembangkan nilai-nilai cinta kasih sebagai dasar kepribadian yang
luhur.
f. Meningkatkan suasana persaudaraan dan kekeluargaan
g. Menciptakan kebiasaan bagi warga sekolah untuk disiplin, jujur, peduli
dan bertanggungjawab.
3. Motto SD Maria Purworejo.
Gambar IV.2 Papan Motto sekolah
Motto SD Maria Purworejo adalah:
4C ( Compassion, Care, Competence, Change)
a. Compassion, adalah memiliki hati yang berbelaskasih dan