• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variasi Pronomina Bahasa Bali pada Layanan Kesehatan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Variasi Pronomina Bahasa Bali pada Layanan Kesehatan."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ril

x

$

I

**

tl

$

rft

rb

T'

tr

E

t

-H

t

A

= *Rr i

ta,E,llfr

!

(}

t

HI

n

H

s

{t

g

*

#rt

#

s

#

ffi

(2)

FROSI*INfi

(3)

rffid'

ffi-'"

ffi:'

ff

tr:

I I

l

.t.

I

!

I

rti

i:

t1

I

,

ffi

F

TM

$S!tr{*&.

Is*$I

li+t',S,*;[b{$:

,

s,

,ffiruLffiI'*St5

'rlffi*t.

k,ffiu*&T&e&#

'ti *r

WqHiS-:

g,gW;Wf*+l$-t}r'

f$&

ffi&r,t&6$.

a&*?

':
(4)

rft#sI$ffi{#

'

*${ffit&&$$'l

'&ffisr*rdfir4 *tram*f*r*

,*timrFfnlfl-**r*:,*,&tt&S

D&rfiahO..D

tirlrEtlBnbk '

ueFm{tEilfk

t+*ls{r#4lrfa'-, lrwr

*m**s*!n*!t*lt*-1!{*

**i*tihai*qF*dfii'*

(5)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKI\IOLOGI 2015

"lnovxi Humaniora, Sains dan Tbknologi untuk Pembangunan Berkelanjutan"

KAJIAN HAK MENGUASAI NEGARA ATAS AIR PADA PROYEK

KERIASAMA

PEMERINTAH BADAN

USAHATEMANG

SISTEM PENYEDIAANAIR

MINUM

DENGAN DIBATALKANNYA I]NDANG-LINDANG NOMOR 7 TAHUN 2OO4

TENTANG ST]MBER DAYA

AIR

MERANCANG MODEL PENGEMBANGAN

UNWERSITAS UDAYANA SEBAGAI DESTINASI EDUTOURISM

I Made Sendral, I GPB Sasrawana Mananda2, I G N Widyamaja

.---....-...-.-.

""""""""""'256

BUKU AJAR DAN PEMAGANGAN MAHASISWAFISIP UNUD UNTUK REKAYASA SOSIAL:

DUABUKU

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GEOMETRT

DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS

TIK

Luh Putu Ida Harini, I Made Widiartha, NgurahAgus Sanjaya ER

-.".""""

"""""""""""273

MODEL STAruS JAMINAN SOSIAL

LANSIADI

PERKOTAAN PROVINSI

BALI

Made Susilawatir), Desak Putu Eka Nilakusmawati

..-...--.'...-.

""""""""""'281

DEMOKRASI

DALAM

KOMUNIKASI POLITIK

*SIMAKRAMA"

PEMERINIAH PROVINSI

BALI

I Made Anom Wiranatar, Ni Made Ras Amanda

G

.-....'--.---..

""'287

MENULIS YANG LISAN DAN MELISANKAN YANG

TEMULIS:

MODEL PENGUATAN TRADISI

BALI DALAM

TEKS GEGURITAN

I Wayan Suardiana I Ketut Ngurah Sulibra, I Nyoman Duana

Sutika

"""""'293

TIPOLOGI ELIT

DALAM

PENGEMBANGAN PARI'WISATA PERDESAAN

I Made Adikampanar), Luh Putu Kerti

Pujani

""""'301

KONSEKUENSI JANGKA PANJANG PEKERIA

ANAK

DI INDONESIA TERHADAP PENDIDIKAN DAN KESEHATAN

PutuAyu Pramitha

Purwanti

"""""""'308

VARIASI PRONOMINA PERSONA BAHASA

BALI

DALAM

LAYANAN KE SEHATAN MA SYARAKAT

Ni Made Suryati, Ni Made Dhanawaty, I Made Budiarsa, I Wayan Simpen

LINGUACWTURE SEBAGAI IDENTMAS PARTWISATA

BALI

@

Made Budiarsar), I Wayan Simpena Ni Made Dhanawaty3) , Yohanes Kristianto 325

T}TE IMPLEMENTATION OF ACCRUAL-BASED ACCOUNTING REPORTING

IN INDONESIAN LOCAL GOVERNMENTS:PROBLEMS AND ATJIERNATTVE SOLUTIONS Ni Putu Sri Harta Mimbar.), PutuAgusArdiana t),

Ni Luh Ulansari Manikan Widayani2), Ida Ayu Ratih Manuari2), Lanita

Winata

---..."331
(6)

"InovasiHumaniora.sainsr::##:,:!,t"y"Xtffiy:"';X"Ttr'#"f;"i:::

VARIASI

PRONOMINA

PERSONA

BAHASA

BALI

DALAM LAYANAI\ KESEHATAII MASYARAKA'T

Ni Made Suryati, Ni Made Dhanawaty,

I

Made Budiarsar

lWayan

Simpen, Fakultas Sastra dan Budaya Universitos Udayana

Jl. Nias

I3

Denpasar, Telp 224121

s uryati

j

irnaya@Sahoo. com, s ainandana@Sahoo. co.

id

ABSTRAK

Bahasa Bali dibedakan atas dialek bahasa Bali Dataran (DBD) dan dialek bahasa Bali Aga (DBA). DBD memiliki

variasi secaro vertikal, sedangkan DBA tidak kasakata yang dalam DBD tergolong tak-Ahu

ffA),

dalam DBA merupakan varian biasa. Hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam ranah layanan lesehatan jika petugas kesehatanyang bertugas di daerah DBA berasal dari DBD.

Penelitian ini bertujuan membahas variasi pronomina persona tungg;al DBA di desa Sembiran (DS) dan Serqta Timur (DST) dalam komunikasi layanan lcesehqtan masyarakat. Hasilnya diharaplan dapat bermanfaat bagi para

medis yang bertugqs di desa tersebut.

Hasil penelitian, dengan menerapkan teori dialektologi don metode padan ini, menunjukkan bahwa pronomina pe$ona DS dan DST dan DBD bervqriasi secara leksikal danfonologis. Secqra leksikal persona

I

tunggal DBD /(ti)tiyaq/, /(i)--eary/ dan /yary/ direalisasiknn menjadi /ole/ dan ,kaka/ pada DS; /(b)-iba/, /ul<e/, dan /wane/ pada

DST. Pronomina

II

tunggal /ragane/, /cai/,/yai/, dan /iba/ pada DBD, pada DS /cai/, /nai/, dan /r1ko/, pada DST

/cail dan /7tai/. Pranomina

lll

hnggal lida/, /done/ dan l(i) -ya/ pada DBD, direalisasikan menjadi /ya/ pada DS don DST. Secarafonologis, fonem /al pada distribusi oHir, pada DBD direalisasilam dengan /a/, pada DS dan DST dengan /a/.

Kata kunci: variasi, pronomina, kamunikasi, leksikal, fonologis

DIALECT VARIATION IN

BALINESE

PERSONAL PRONOUNS

PT]BLIC

HEALTH

SERVICE

APPLIED

IN

Balinese language is divided into two dialects, namely Bali Dataran(DBD), and Bali Aga(DBA) dialect. The DBD

variation happens vertically, but not in DBA. Some vocabulary in DBD that are classifted into low(Tak-Alus/TA) are classified as comrnon variants in DBA, therefore it ofien create misunderstanding, especiallyfor DBD public health workers when they serve the people in DBA area.

This research aims to explore the Balinese personal pronoun variations in DBA Sembiran(DA), and Seraya Timur(DST). Hopefully, this research can be useful for the DBD public health workers who work in DBA areas. The results, by applying the dialectologt theory and correlation method or metode padan, shawed that the personal

pronouns ofDS and DST varied lexically and phonologically. Lexically, the personal pronaan offirst person singular

in DBD /(ti)tiyatl/(A), /(i)--cary/ and /yarl/€A) was realized qs /oke/ and /kako/ in DS also /ft)-iba/, /ukel, and/wane/

in DST. The second person singilar haganel(A), /cai/ /nai/, and /iba/(TA) in DBD, were realized as /cai/, /yai/, and

/ryko/ in DS also /cai/ and /pai/ in DST; and the third person singular /ida/, /dane/(A) and

(il

-ya/(lA) in DBD, were realized as /ya/, in DS and DST. Meamthile phonologically, the realizatian of phaneme /a/ at the end of the word in

DBDwas realized as /a/, in DS and DSTwss /a/.

Keywords : variation, pronoun, communicatioq lexical, phonological

1.

PENDAHULUAII

Bahasa

Bali (BB)

seperti bahasa daerah lainya

di

Indonesia yaitu bahasa Jawa, Sunda, Madura

memiliki variasi baik secara geografis maupun serara stratifrkas sosial, Variasi'yang dimunculkan oleh

keduapengklasifikasiandiatasdisebutdengandialek(Fishman,1975:Z2;Linrr(ed.),1998:5).Vxiasiyang

didasarkan atas perbedaannya secara geografis disebut dengan istilah geografi dialek atau dialek regional,

sedangkan variasi yang ditimbulkan oleh stratifikasi sosial disebut dengan istilah dialek sbsial atau sosiole.

(7)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

"Inovasi Humonr*o, sains dan Teknologi untuk Pembangunan Berkelanjutan"

Selanjutny4 dialek sosial dapat dibedakan berdasarkan: etnib umur, jenis kelamin' pendidikan' dan mata pencaharian (Trungill, 1977).

Secara geografis, berdasarkan hasil penelitian secara garis besar BB dapat dikelompokkan menjadi

( r ) bahasa Bali Dialek Bati Dataran (DBD) yang tersebar di deerah Bali dataran dan

(2) bahasa Bali Dialek

Bali Aga

(DBA)

yang tersebar di daerah-daerlh pegunungan pulau Bali, Nusa Penida" Lembongan' dan

pulau Serangan

(Baw;

l9S3). DBA merriliki karatcier (fonologis, gramatikal, dan leksikal) yang berbeda

dengan DBD. Oleh karena itu sulit dipahami oleh penutur

DBD'

Berdasarkan stratifikasi sosial' secara

tradisional variasi

BB

dipengaruhi otetr aOanya sistem wangsa yang

dimiliki

oleh penutur

BB'

Secara moderen, variasi BB juga dipengaruhi oleh stratifikai sosial penutur BB berdasarkan iabatan' kedudukan

penutur BB di masyaraiat.

V*i*i

BB berdasarkan sgatifikasi sosial hanya

dimiliki

masyarakat DBD'

DenganadanyavariasiBBberdasarkanstratifikasisosial,BBkhususnyapadatrtarankatadapat dipilah menjadi beberapa macam. Pembagian kata dalam

BB

dikemukakan oleh beberapa ahli bahasa

seperti Bagus {1g75),Kersten (1g57),Naryana (1984), Tinggen (1995)' Pembagian yang terakhir

dan

paling lengkap dikemukakan oleh suasta IZOOt;'wataupun hanya ditunjukkan melalui kalimat-kalimat' Suryati (2003) menegaskan kembali pembagian kata dalam BB, yang dala tulisan itu ada kekeliruan dalam

menempatkan satu kata yaitu kata (krua mider) yang seharusnya bentuk tersendiri dimasukkan bagtan

dari kruna alus. Untuk selanjutnya istilah tutu

iii*ti

dengan kruna' Berikut disajikan pernbagian kruna

BB yang paling lengkap, yaitu 1) Kruna alus, dib-edakan menjadi: (1) alus singgth (asi) digunakan untuk

menghormati atau mernuliakan yang patut dihormati, {?) alussor (aso) digunakan untuk merendahkan

diri'

(3) alus msdia(ama) merupakan bentuk singkatan

d;

bentuk alus, dan {4) atus mider (aml) digunakan baik untuk menghormati maupun merendahkl diri karena bentuk ini hanya memiliki satu bentuk

halus;

z) Kruna

mider

digunakan untuk semua lapisan masyarakat Bali karena bentuk ini hanya memiliki satu

bentuk; (3) Kruna Andap digunakandalam pergaulan-masyarakalnada umumnyA nilai rasanya biasa atau

sering disebttkruna kepara/lumrah: (4\

Xruni

Korar

biasanya digunakan apabila berkomunikasi dengan keluarga kalangan non'tri wangsa, dengan kerahabat deka! dan adajuga bentuk untuk bertengkar'

Memperhatikan situasi kebahasaan seperti diuraikan

di

atas, satu kata dalam

DBD

memiliki beberapa bentuk tergantung pemakainya dan'dengan siapa berbieara'

oleh

karena

itu

sahr kata

dalam

DBD yang merupakan beniuk kasar, dalam DBA merupakan bentuk biasa (karena DBA tidak mengenal

variai stratifikasi sosial) sehingga jika petugas (misalnya) yang bertugas di daerah DBA berasal dali DBD

dikhawatirkan akan terjadi kesalahpaham*.

rtii*loyu

kata iba dalam DBD berarti kamu yang memiliki nilai rasa kasar dan biasanya digunakan dalam i<ontets bertengkar, sedangkan pada

DBA

yang ada di

Seraya Timur kataiba'saya Jika seorang dokter yang berasal dari DBD bertanya pada

pasiennya: Kenapa

Me? KenapaBu? Pasiennya menjawab lba bengel. Bisa dibayangkan dokter yang tidak mengenal bahasa

pasiennya akan berkata: Pih knsar saian munyfn pasiene, buina balikanga'

I

raga nakttnin

ia'

mabalik

I

raga orange bengel.padahal kulit 1 ragane alus.'Pihkasar sekali perkataan pasien, lagi pula

dibalih

saya menanyai dia, terbalik malahan saya dikatakan

bintik-bintih

padahal

kulit

saya halus" Sebenarnya

maksud pasien tidak begitu, makna kalimat sebenarnya adalah 'saya pusing'' oleh karena itulah penelitian

ini mernbahas salah satu aspek yang merupakan bagran dari layanan kesehatan masyarakat' yaitu variasi

pronomina persona bahasa

Bali

dengan membandingkan

DBD

dengan

DBA

khusus

DBA

Sembiran (selanjutnya disingkat DS) dan

DBA

Seraya Timur (selanjutnya disingkat DST)' Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskrifsikan variasi pronomina persona tunggal DBD dengan DBA khususnya

DS dan

DST baik secara leksikal maupun fonologis. Hasil penelitian

ini

diharapkan dapat dipakai sebagai bekal

bagiparamedisyangberasaldariDBDjilcabertugasdiwilayahDBAagartidakterjadikesalahpahaman.

2.

BAHANDANMETODE

sumber data penelitian ini adalah tuturan lisan yang digunakan oleh penutur

DBD'

penutur DS'

dan

DST.

Metode yang diterapkan dalam penyediaan data adalah metode pupuan lapangan' Metode ini lebih

lanjut dijabarkan

menjadi

metode simak dan metode cakap (khususnya cakap semuka) (Sudaryanto'

318 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

I

(8)

"rnovasiHumaniora,sains*P"Y-il::,:lt:?X'XY:#y"?tr'#:;"i:::'

1988:

2-9).

Pada tahap penganalisisan data digunakan metode padan dengan teknik dasarnya adalah

teknik pilah unsur penentu. Teknik lanjutannya yaifu teknik hubung banding (Sudaryanto

,

1993:

13-30;

bdk dengan Djajasudarma,

1993:58).

Dalam penerapan mstode padan dengan teknik hubung banding menyamakan dan membedakan, masing-masing digunakan untuk memilah unsur-unsur kebahasaan BB,

khususnya unsur-unsur yang sama atau unsur yang

tidat

sama. Dengan meng teori gunakan kedua teknik itu, dapat dipisahkan bentuk-bentuk yang sama dan bentuk-bentuk yang berbeda.

Penelitian

ini

menerapkan teori dialeltologi yang didukung oleh teori tradisional dan struktural

(Chambers dan Peter Tradgill,

l98A:37-46

dan Pet5r! 1980: 171)

Teori dialektologi tradisional digunakan untuk menganalisis variasi leksikal, sedangkan digunakan untuk menganalisis variasi fonologis. Teori struktural beranggapan bahwa struktural membedakan berbagai

tipe perbedaan fonetis sesuai dengan efeknya terhadap struktur fonologis dari dialek-dialek tertentu (Allen

dan Linn ed., 1 986:

20-24}

Yangjelas dialektologi struktural harus memperhatikan relasi struktural dalam

setiap dialek dan fungsi unsur-unsur fonetik dalam sistemnya sendiri (Petlrt, 1980: 121; Kurath, 1972:30). Menurut Weinreich dalam suatu bahasa dapat disusun suatu sistem yang lebih tinggi tingkatannyq yang mewujudkan baik kemiripan maupun perbedaan di antara sistem-sistem yang lebih rendah. Sistem yang lebih tinggi disebut diasistem atau supersistem; sedangkan sistem yang lebih rendah disebut subsistem.

Jadi ada hubungan hiponimi antara diasistem dan subsistem (Allen dan Linn ed.,1986:22) .

2.

HASIL

DAN

PEMBAHASA}I

Variasi pronominal persona DBD dengan DBA dikelompokkan menjadi du4 yaitu variasi leksikal

dan variasi fonologis. Keduanya diuraikan berikut ini.

3.l

Variasi Leksikal

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, variasi leksikal pronomina persona tunggal DBD

dengan

DBA

secara garis besm dapat dikelompokkan menjadi

tig4

yaitu (1) variasi pronomina persona

perhma tunggal, (2) variasi pronomina persona kedua tunggal, dan (3) variasi pronomina persona ketiga tunggal. Variasi pronominal prsona dibahas yang tunggal saja karena bentuk jamak baik pada DBD maupun

DBA

tidak ditemukan istilah bentuk jamaknya. Ketiga pronomina persona tunggal tersebut disajikan

berikut ini.

3.1.1 Variasi Leksikat Pronomina Persona Pertama Tirnggal

Pronomina persona pertama tunggal pada DBD ditemukan beberapa bentuk. Hal itu dapat dilihat

berdasarkan data berikut ini.

(1)

Titiang

jagi

lunga ka Denpasar

/titiyaN

jagi

luNE kE denpasar/.

'Saya akan pergi ke Denpasar'.

(2\

Tiang lakar mulih.

ItiyaN lakar muliW. 'Sayaakan pulang'.

(3)

(I)-cang/ (I)-yang tusing lakar masuk.

/(i)-caN/ (I)-yang tusiN lakar rnasuk/.

'Saya tidak akan sekolah'.

(4)

Kai singnyak apaajakiba.

/ksi

siN fiak apE ajak ib0/. 'Sayatidak mau apa sama kamu'.

Kalaudiperhatikankalimat(1-4),subjek-subjekkalimattersebutadalah titiang'saya'padakalmia

(l);

tiang'saya' padakalimatQ'S;(1)-cangl(iFyang'saya'padakalimat (3); dankai 'saya' padakalimat (4).

Dilihat dari makna keempat kata yang menduduki subjek adalah merupakan pronominal persona pertama

(9)

SEMTNAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2OI5

"Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk Pembangunan Berkelanjutan"

kalimat tersebut dan dengan siapa kalimat-kalumat

itu

diucapkan.

Di

samping

itu

panakaian

masing-masing kata itu juga disesuaikan dengan kata-kata yang mengikutinya. Prnomina persona pertama tunggal

titiang pada kalimat (1) merupakan lrruna alus sor, digunakan untuk merendahkan diri

jika

berbicara

dengan orang yang patut dihormati. Secma tradisional, umumnya kata ini dgunakan oleh non-tri wangsa

jika berbicara dengan tri wangsa. Dalam perkembangannya, kata ini juga digunakan jika berbicara dengan

orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi. Kalau diperhatikan dalam komunikasi,

di

kalangan

tri

wangsa kata ini juga digunakan oleh orang yang umumya lebih kecil

jika

berbicara dengan orang yang lebih tua.Misalny4 seorang wangsa brahmana berbicara dengan kelumganya yang lebih tua mengatakan:

Aji

ring dija niki? Trtiang knnttm ring kampus, malih jebos titiang

jagi

merika 'Bapak di mana ini? Saya

masih di kampus, lagi sebentar saya akan ke'sana. Kata-kata yang mengikuti juga termasuk lcruna alus

dan lrruna mider.

Pronomina persona pertamatunggal padakalimat (2) adalahtiang 'saya' termasvklcruna alus madia.

Bentuk ini merupakan bentuk tidak alus dan tidak kasar atau bentuk pemenggalan dari bentuk alus.

Kata-kata yang mengikuti juga tidak begitu alus bentuk biasa. Pronomina persona pertama tunggal pada kalimat

(3) (t)-cang/(i)-yang'saya' merupakan bentuk lumraffirapar4 digunakan dalam komuikasi sehari-hari di

kalangan masyarakat non

tri

wangsa. Bentuk ini boleh dikatakan bentuk kasar, tetapi kasar sopan.

Kata-kata yang mengikuti juga termasuk bentuk lumrahlkasar hormat. Pronomina persona pertama tunggal pada

kalimat (4) merupakan bentuk paling kasar yang umumnya digunakan pada saat bertengkar. Kata-kata yang mengikuti juga ada bentuk kasar sl-zg

'tidak'

dan

iba'kamu'

dan ada benflrk andap nyak'mau').

Pronominal persona DS tidak memiliki variasi sejumlah DBD. Untuk itu berikut disajikan datanya.

(5)

Okeglebugulipunyane.

/oke glEbug uli pufrane/. 'Saya jatuh dari pohon'.

(6)

Kakangetor'

/lraka NEtor/.

'Saya menggigil'.

Kalau diperhatikan subjek kalimat (5 dan 6), yaitu oke'saya' pada kalimat (5) dan kaka'saya' pada

kalimat (6). Kedua kata yang berfungsi sebagai subjek merupakan pronominal persona pertama tunggal.

Pada DS kedua pronominal persona pertama tunggal tersebut digunakan secara bergantian. Keduanya

berstatus samq tidak ada yang lebih kasar atau lebih halus karena pada masyarakat Sembiran tidak dikenal

perbedaan stratifi kasi sosial.

Untuk mengetahui pronominal persona pertama pada DST, berikut disajikan datanya.

(7\

(B)*ibamaftuh. /biba maiiuW.

'Saya kencing'.

(8)

Uke kebus.

/uke kEbus/.

'Saya panas'.

(9)

Wane nyagur cai. /wane itagur

cai/

'Sayamemukul kamu'

Subjek-subjekkalimat(7-9) adalah/(bliba/'saya'padakalimat(7); /uke/ 'saya'padakalimat(8);

dan /wane/'saya' pzdakalimat (9). Dilihat dari maknany4 ketiga subjek tersebut merupakan pronomina persona pertama tunggal. Sama dengan pada DS, DST juga memiliki variasi pronomina persona pertama

tunggal dan variasinyajuga

tidak

digunakan karena perbedaan status sosial.

Berdasarkan data yang sudah diuraikan

di

atas maka variasi leksikal pronomina persona pertama

DBD dengan DS dan DST adalah: pada DBD ltitiya4l, /tiyarl/,

l(l)-*atll

l(l)yor1/ dan

lkai/

direalisasikan menjadi /oke/ dan lkakal pada DS; I @Yiba/, /uke/, dwt /w ane/ pada DST.
(10)

"rnovasiHumaniora.r",*iXYIl!,{it:?XT#{::r#"?Y#i:;"::::'

3.1.2 Variasi Leksikal Pronomina Persona trGdua Tunggal

Sama halnya dengan pronominal persona pertam4 pronominal persona kedua DBD juga memiliki variasi berdasarkan stratifikai sosialnya. Hal itu dapat diketahui berdasarkan data yang disajikan berikut

ini.

(10)

Jerone saking dija? /jErone sakiN dijE? 'Kamu dari mana'.

(11)

Ragane ten milu luss? /ragane tEn milu hmas?/ 'Kamu tidak ikutpergi?

(12)

Cai nyemak pipis memene?

/cai fiEmak pipis memene?/

'Kamu (laki-lakilmengambil uang Ibu?'

(13)

Nyai ngatehang I Bapa ke rwnah sakit nah! /itai NatEkaN

I

bapE kE rumah sakit nah!/

'Kamu (wanita) mengantar bapak ke rumah sakit ya!'

(14)

Iba ane ngranayang kai merebat ajak timpal.

libE ane NranayaN kai mErEbat ajak timpal/

'Kamu yang menyebabkan saya bertengkar dengan teman'.

Subjek-subjek

kalimat

(i0-14)

adalah

jerone

'kamu;

pada

kalimat (10)

digunakan apabila komunikasi terjadi dengan orang yang baru dikenal.Kata-katayang mengikuti juga termasak kruna ami

(saking) dan mider (dija). Subjek pada kalimat (11) ragane'kamu' termasuk bentuk madia; subjek pada

kalimat (12) adalah

cai'kamu'

merupakan bentuk andap dan digunakan untuk laki-laki, kata-kata yang

mengikuti juga bentuk

andap;

subjek

pada kalimat (13)

nyai'kamu'

merupakan bentuk andap yang

digunakan untuk perempuan dan kata-kata yang mengikuti juga bentuk andap; dan subjek pada kalimat

$Q

iba

okamu merupakan bentuk kasar yang digunakan dalam konteks bertengkar dan kata-kata yang

mengikuti

juga

bentuk kasar dan andap. Jika diperhatikan, kelima subjek kalimat tersebut bermakna

'kamu' (persona kedua tunggal).

Pronomina persona keduatunggal Desa Sembiran disajikan berdasarkan data berikut ini.

(15)

Ngko ngigel. /Nko

NigEl/

'Kamu

menari'-(16)

Caitegeh /cai tEgEW

'Kamu (Laki-laki) tinggi'.

(17)

Nyai dadi guru? /fici dadi guru?l

'Kamu (wamta) menjadi guru?'

Kalau diperhatikan subjek-subjek kalimat

(15-17)

pada DS, semuanya bermakna kamu sebagai

pronominal persona tunggal. Vmiasi pronomina persona tunggal pada DS digunakan dengan status sama

(tidak ada alus kasar). Jika dibandingkan dengan DBD, kedua persona tunggal

nyai

dan cai termasuk

bentuk andap.

Pronomina persona tunggal pada dialek Seraya

Timur

dapat diketahui berdasarkan data yang

disajikan berikut ini.

(18)

Cainebekuke. /cai nEbEk uke/

Kamu (laki-laki) menusuk saya'.

(19)

Nyai maang anak ento biu.

/itai maaN onak Ento

biyt/

'Kamu (wanita) member orang itu pisang'.

(11)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2OI5

"Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk Pembangunan Berkelanjutan"

Kedua subjek pada kalimat (18 dan 19) yaitu cai dan

nyai

merupakar' pronominal persona kedua

tunggal karena maknanya sama adalah okamu' . Penggunaan kedua kata tersebut juga sama dengan pada

DS.

Berdasarkan umian di atas maka dapat dikatakan

bahia

variasi pronominal persona kedua tunggal BB /jerone/, /ragane/,

/cail,/yai/,

dan /iba/ pada DBD, pada

DS

direalisasikan menjadi leai/,

/yai/,

dan

/rlko/, padaDST direalisasikan juga

menjadi

/cai/ dan /yai/. 3.13 Yariasi Leksikal Pronomina Persona Ketiga Tunggal

Variasi pronomina persona keiga tunggal DBD ditemukan tiga buah. Ketiganya digunakan berbeda tergantung pada yang menggunakan. Berikut disajikan datanya.

Q0)

Ida lunga saking i nuni semeng.

/idE luNE sakiN i nuni sEmEN/ 'Beliau pergi dari tadi pagi..

(21)

Dane sane

jagi

muput upacara puniki.

/dane sanejagi muput upEcarE

puniki/

Beliau yang akan menyelenggarakan upacara

ini'.

(22)

Ia subatamat SMA

joni.

/iyE subE tamat SMA

jani/

'Ia sudah tamat SMA sekmang'.

Pronomina persona ketiga tunggal pada kalimat

(20)

adalah

ida

'fuliau'.

Bentuk

ini

biasanya

diguakan untuk menyebutkan

tri

wangsa yang dihormati. Kata-kata yang mengikuti juga termasuk kruna

alus.

Begittjuga

pronomina persona ketiga tunggal pada kalimat (21) adalah

dane'bliau',

digunakan untuk menyebutkan non

tri

wsngsa yang patut dihormati, seperti Jero Mangku, Guru. Pronomina persona ketiga tunggal pada kalimat (22) adalah ia merupkan bentuk andap/kasar biasanya digunakan di kalangan

non

tri

wangsa.

Untuk DS dan DST, pronomina person tiga tunggal sama hanya memiliki satu buah,

yutuya'dia'

.

Penggunaannya dalam kalimat disajikan berikut ini.

(23)

Ya nuturang tmduk memenane (DS)

/ya nuturaN unduk memenane/'

' Ia menceritrakan tentang ibunya'.

(24)

Ya rnetaang unduk memerunya (DST)

/ya mfitaaN uruduk memenfia/

' Ia menceritrakan tentang ibunya'.

Pronomina pefiiona ketiga tunggal

DS

adalah subjeknya

yutt:

ya

'dia',

begitu juga pada DST

pronomina persona ketiga tunggalnya juga terletak pada subjek kalimatnya

yaitl

ya'ia.

Dengan demikian, variasi pronomina persona ketiga tunggal BB adalah /ida/, /dane/ dan /{i)

-ya/

pada DBD, direalisasikan menjadi /ya/ pada DS dan DST.

3.2

Variasi Fonologis Pronomina Personal Bahasa BaIi

Berdasarkan uraian variasi leksikal pronomina persona DBD dengan DS dan DST, maka ditemukan

adanya dua variasi fonem. Kedua variasi tersebut adalah sebagai berikut.

1)

Fonem lBl pada DBD direalisasikan menjadi fonem

lal

Wda akhir kata pada DS dan DST. Contoh:

liyE/'ia'

(DBD) menj adi

lyal

pada DS dan DST.

2)

Fonem

/o/

pada DS direalisasikan menjadi

lul

pada DST pada awal suku kata. Contoh: pronomina persona pertama tunggal /oke/'saya'

DS

menjadi lukel 'sayapada DST.
(12)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015

"Inovasi Humaniora, Ssins dan Teknologi unluk Pembangunan Berkelaniutan"

BB.

1)

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengnai variasi pronomina persona Secara leksikal pada DBD ditemukan variasi yarig disebabkan oleh stratifikasi sosial, yaitu untuk

pronomina persona pertama digunakan ltitiyarl/, /tiyary/, /(i)--car1/ /(i)-yar1/ dan

/kai/;

ptonominal

persona kedua tunggal ditemukan b entak /jerone/, /retgane/, /cai/,/pai/, dan /ibal; variasi pronomina

persona ketiga tunggal adalah /ida/, /dane/ dan /(i) -ya/.

Secara georfafis, variasi teksikal DBD pada kesimpulan I ) direalisasikan menjadi: variasi pronomina

persona pertam atunggal /oke/ dan /kaka/ pada DS dan

(bp.ba/,

/uke/, dan /wane/ padaDST; variasi pronomina persona kedua tunggal direalisasikan menjadi: /cail, /pai/, dan /ryko/ padaDS serra

/cai/

dan

/pail

pada DST; variasi pronomina persona ketiga tunggal direalisasikan menjadi /ya/ padaDS

dan DST.

Secara fonologis, variasi pronomina persona antara DBD dengan DS dan DST ditemukan sebagai

berikut" (1) Fonem

lEl

pada DBD direalisasikan menjadi fonem

/a/

pada akhir kata pada DS dan

DST ; (2) Fonem

lol

padaDS direalisasikan menjadi /u/ pada DST pada awal suku kata.

2)

3)

UCAPAI{

TERIMA KASIH

Penelitian

ini

terlaksana berkat bantuan berbagai pihak. OIeh karena

itrf

pada kesempa.tan ini,

peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dikti, yang telah memberikan bantuan biaya penelitian,

Kepala LPPM Universitas Udayana beserta jajarannya yang telah memfasilitasi pemerolehan dana dan pelaksanaan penelitian ini, Dekan Fakultas Sastra dan Budaya dan Ketua Program Studi Sastra Indonesia yaog telah memberikan izin untuk melakukan penelitiag, pejabat dan pemuka masyarakat Desa Sembiran dan Seraya Timur, utamanya para informan di yang merupakan sumber data penelitian dan para petugas kesehatan pada kedua desa tersebut, yang telah banyak membantu derni kelancaran pelaksanaan penelitian

ini.

DAFTARPUSTAKA

Allen, Harold B. dan Muchael Linn Ed.. 1986. Dialect and Langunge Variation. Academic Press, INC:

Orlando, San Diego, New York, Austin, London, Montreal, Sydney, Tokyo" Toronto.

Bagus,

I

Gusti Ngurah. 197511976. "Tingkat-Tingkat Bicara dalam Bahasa

Bali".

Denpasar: Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Pusat Pembinaan dan Pengembngan Bahasa

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

BawA

I

Wayan.1983. "Bahasa Bali di Daerah Propinsi Bali: Sebuah Analisis Geografi Dialek". Disertasi. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Chambers, J.

K.

dan Peter Trudgill. 1980.

Dialectologt

Cambridge-London-New York-New Boshola-Melboume-Sydny: Canbridge University Press.

Djajasudarma T. Fatimah

.

1993. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kaiian. Bandung:

Eresco.

Narayana, Ida Bagus Udara. 1984. *Tingkatan Anggah-Ungguhing Basa bali" dalam Jumal Widya Pustaka

Th. I, Nomor 1. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana.

Pety,t,

K.M.

1980. The Srudy

of

Dialect: An Intro&rction to Dialectologt. London: Andre Deutsch. Suasta, Ida Bagus Made. 2001. "Rasa Basa Basa Bali". Prosiding. Kumpulan Makalah Kongres Bahasa

Bali V. Denpasar: Fakultas sastra Unud, Program 52, 53 Linguistik dan Kajian Kebudayaan Unud

dan IKIP Ngeri Singaraj a"

13-16

November 2001.

Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik Bagian Kedua: Metode dan Telttik Pengumpulan Data. Yogyakafia:

Gajah Mada University Press.

Sudaryanto .lgg3.Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan' Yogyakarta; Duta Wacana University Press.

Suryati, Ni Made. 2008. "Masalah Pemakaian Bahasa Bali Mider Alus

Mider:

Sebuah Studi Kasus" dalam
(13)

SEMNAR NASIONAL SANS OEIITErc'IOTOGI 2OI5

,, Inovasi Humaniora, Sains dan ?eknologi untuk Pembanganan Berkelanjuton,,

Koraket Antuk Tresna: Sebuoli persembahan Kepada Guru

(&

Suastikaru

I

Made. Jurusao. Sasfra Daeratr danProgram Doktor (s3) Kajian Budaya

universitasudayTl

Trudgill,

Petpr. lgTT. "Sosiolinguistik Sebuatr Pengantat''. Terjemahan Johannis Mongoting' Jakarta:

pusar Pemblnaan dan Pengembangap Batrasa

D,"purtg::

fe.ndiaikan dan Kebtdayaan'

Weinreich. Uriel. 1954. ..Is a Stictural Dialectology Possible?' dalam

Dialea

and Langir$ry Yar'tation:

20-34'

'' -

ndoqMontreal' Alleir dan Linn (ed.). Academic Press, INC: Orlando, San Diego, New York, Austin, Lol

SydneY, TokYo, Toronto.

Referensi

Dokumen terkait

pembelajaran dan desain pada produk diperoleh dari ahli materi melalui uji/validasi ahli dan ahli desain, yang selanjutnya data yang diperoleh tersebut digunakan untuk

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan Sistem Pengendali Posisi Motor DC, perancangan Sistem Pengendali Posisi Motor DC dalam skripsi ini terdiri dari

Using dashboards and spreadsheets (made by others) to make decisions Developing products that depend on real-time data analytics Setting up/maintaining data platforms Developing

Minat menurut para ahli psikolog adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara-terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan

Tujuan dari algoritma estimasi Direction-Of-Arrival (DOA adalah menggunakan data yang diterima oleh array untuk mengestimasi kedatangan arah sinyal.. Lalu hasil estimasi DOA

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah secara parsial persepsi gender, pengalaman mengajar, tingkat pendidikan dan prestasi belajar memiliki pengaruh

Peneliti terdahulu melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial, dividen, profitabilitas dan struktur aset terhadap kebijakan hutang

Slamet Pudjiono, Drs, merupakan salah satu kadang Kapribaden sepuh