ril
x
$
I
**
tl$
rft
rb
T'
tr
E
t
-H
tA
= *Rr i
ta,E,llfr
!
(}
t
HI
n
H
s
{t
g
*
#rt
#
s
#
ffi
FROSI*INfi
rffid'
ffi-'"
ffi:'
ff
tr:
I I
l
.t.
I
!
I
rti
i:
t1
I
,
ffi
F
TM
$S!tr{*&.
Is*$I
li+t',S,*;[b{$:
,
s,
,ffiruLffiI'*St5
'rlffi*t.
k,ffiu*&T&e&#
'ti *r
WqHiS-:
g,gW;Wf*+l$-t}r'
f$&
ffi&r,t&6$.
a&*?
':rft#sI$ffi{#
'
*${ffit&&$$'l
'&ffisr*rdfir4 *tram*f*r*
,*timrFfnlfl-**r*:,*,&tt&S
D&rfiahO..D
tirlrEtlBnbk '
ueFm{tEilfk
t+*ls{r#4lrfa'-, lrwr
*m**s*!n*!t*lt*-1!{*
**i*tihai*qF*dfii'*
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKI\IOLOGI 2015
"lnovxi Humaniora, Sains dan Tbknologi untuk Pembangunan Berkelanjutan"
KAJIAN HAK MENGUASAI NEGARA ATAS AIR PADA PROYEK
KERIASAMA
PEMERINTAH BADAN
USAHATEMANG
SISTEM PENYEDIAANAIRMINUM
DENGAN DIBATALKANNYA I]NDANG-LINDANG NOMOR 7 TAHUN 2OO4TENTANG ST]MBER DAYA
AIR
MERANCANG MODEL PENGEMBANGAN
UNWERSITAS UDAYANA SEBAGAI DESTINASI EDUTOURISM
I Made Sendral, I GPB Sasrawana Mananda2, I G N Widyamaja
.---....-...-.-.
""""""""""'256
BUKU AJAR DAN PEMAGANGAN MAHASISWAFISIP UNUD UNTUK REKAYASA SOSIAL:
DUABUKU
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GEOMETRT
DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS
TIK
Luh Putu Ida Harini, I Made Widiartha, NgurahAgus Sanjaya ER
-.".""""
"""""""""""273
MODEL STAruS JAMINAN SOSIAL
LANSIADI
PERKOTAAN PROVINSIBALI
Made Susilawatir), Desak Putu Eka Nilakusmawati
..-...--.'...-.
""""""""""'281
DEMOKRASIDALAM
KOMUNIKASI POLITIK*SIMAKRAMA"
PEMERINIAH PROVINSI
BALI
I Made Anom Wiranatar, Ni Made Ras Amanda
G
.-....'--.---..
""'287
MENULIS YANG LISAN DAN MELISANKAN YANG
TEMULIS:
MODEL PENGUATAN TRADISIBALI DALAM
TEKS GEGURITANI Wayan Suardiana I Ketut Ngurah Sulibra, I Nyoman Duana
Sutika
"""""'293
TIPOLOGI ELIT
DALAM
PENGEMBANGAN PARI'WISATA PERDESAANI Made Adikampanar), Luh Putu Kerti
Pujani
""""'301
KONSEKUENSI JANGKA PANJANG PEKERIA
ANAK
DI INDONESIA TERHADAP PENDIDIKAN DAN KESEHATANPutuAyu Pramitha
Purwanti
"""""""'308
VARIASI PRONOMINA PERSONA BAHASA
BALI
DALAM
LAYANAN KE SEHATAN MA SYARAKATNi Made Suryati, Ni Made Dhanawaty, I Made Budiarsa, I Wayan Simpen
LINGUACWTURE SEBAGAI IDENTMAS PARTWISATA
BALI
@
Made Budiarsar), I Wayan Simpena Ni Made Dhanawaty3) , Yohanes Kristianto 325
T}TE IMPLEMENTATION OF ACCRUAL-BASED ACCOUNTING REPORTING
IN INDONESIAN LOCAL GOVERNMENTS:PROBLEMS AND ATJIERNATTVE SOLUTIONS Ni Putu Sri Harta Mimbar.), PutuAgusArdiana t),
Ni Luh Ulansari Manikan Widayani2), Ida Ayu Ratih Manuari2), Lanita
Winata
---..."331"InovasiHumaniora.sainsr::##:,:!,t"y"Xtffiy:"';X"Ttr'#"f;"i:::
VARIASI
PRONOMINA
PERSONA
BAHASA
BALI
DALAM LAYANAI\ KESEHATAII MASYARAKA'T
Ni Made Suryati, Ni Made Dhanawaty,
I
Made BudiarsarlWayan
Simpen, Fakultas Sastra dan Budaya Universitos UdayanaJl. Nias
I3
Denpasar, Telp 224121s uryati
j
irnaya@Sahoo. com, s ainandana@Sahoo. co.id
ABSTRAK
Bahasa Bali dibedakan atas dialek bahasa Bali Dataran (DBD) dan dialek bahasa Bali Aga (DBA). DBD memiliki
variasi secaro vertikal, sedangkan DBA tidak kasakata yang dalam DBD tergolong tak-Ahu
ffA),
dalam DBA merupakan varian biasa. Hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam ranah layanan lesehatan jika petugas kesehatanyang bertugas di daerah DBA berasal dari DBD.Penelitian ini bertujuan membahas variasi pronomina persona tungg;al DBA di desa Sembiran (DS) dan Serqta Timur (DST) dalam komunikasi layanan lcesehqtan masyarakat. Hasilnya diharaplan dapat bermanfaat bagi para
medis yang bertugqs di desa tersebut.
Hasil penelitian, dengan menerapkan teori dialektologi don metode padan ini, menunjukkan bahwa pronomina pe$ona DS dan DST dan DBD bervqriasi secara leksikal danfonologis. Secqra leksikal persona
I
tunggal DBD /(ti)tiyaq/, /(i)--eary/ dan /yary/ direalisasiknn menjadi /ole/ dan ,kaka/ pada DS; /(b)-iba/, /ul<e/, dan /wane/ padaDST. Pronomina
II
tunggal /ragane/, /cai/,/yai/, dan /iba/ pada DBD, pada DS /cai/, /nai/, dan /r1ko/, pada DST/cail dan /7tai/. Pranomina
lll
hnggal lida/, /done/ dan l(i) -ya/ pada DBD, direalisasikan menjadi /ya/ pada DS don DST. Secarafonologis, fonem /al pada distribusi oHir, pada DBD direalisasilam dengan /a/, pada DS dan DST dengan /a/.Kata kunci: variasi, pronomina, kamunikasi, leksikal, fonologis
DIALECT VARIATION IN
BALINESE
PERSONAL PRONOUNS
PT]BLIC
HEALTH
SERVICE
APPLIED
IN
Balinese language is divided into two dialects, namely Bali Dataran(DBD), and Bali Aga(DBA) dialect. The DBD
variation happens vertically, but not in DBA. Some vocabulary in DBD that are classifted into low(Tak-Alus/TA) are classified as comrnon variants in DBA, therefore it ofien create misunderstanding, especiallyfor DBD public health workers when they serve the people in DBA area.
This research aims to explore the Balinese personal pronoun variations in DBA Sembiran(DA), and Seraya Timur(DST). Hopefully, this research can be useful for the DBD public health workers who work in DBA areas. The results, by applying the dialectologt theory and correlation method or metode padan, shawed that the personal
pronouns ofDS and DST varied lexically and phonologically. Lexically, the personal pronaan offirst person singular
in DBD /(ti)tiyatl/(A), /(i)--cary/ and /yarl/€A) was realized qs /oke/ and /kako/ in DS also /ft)-iba/, /ukel, and/wane/
in DST. The second person singilar haganel(A), /cai/ /nai/, and /iba/(TA) in DBD, were realized as /cai/, /yai/, and
/ryko/ in DS also /cai/ and /pai/ in DST; and the third person singular /ida/, /dane/(A) and
(il
-ya/(lA) in DBD, were realized as /ya/, in DS and DST. Meamthile phonologically, the realizatian of phaneme /a/ at the end of the word inDBDwas realized as /a/, in DS and DSTwss /a/.
Keywords : variation, pronoun, communicatioq lexical, phonological
1.
PENDAHULUAII
Bahasa
Bali (BB)
seperti bahasa daerah lainyadi
Indonesia yaitu bahasa Jawa, Sunda, Maduramemiliki variasi baik secara geografis maupun serara stratifrkas sosial, Variasi'yang dimunculkan oleh
keduapengklasifikasiandiatasdisebutdengandialek(Fishman,1975:Z2;Linrr(ed.),1998:5).Vxiasiyang
didasarkan atas perbedaannya secara geografis disebut dengan istilah geografi dialek atau dialek regional,
sedangkan variasi yang ditimbulkan oleh stratifikasi sosial disebut dengan istilah dialek sbsial atau sosiole.
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
"Inovasi Humonr*o, sains dan Teknologi untuk Pembangunan Berkelanjutan"
Selanjutny4 dialek sosial dapat dibedakan berdasarkan: etnib umur, jenis kelamin' pendidikan' dan mata pencaharian (Trungill, 1977).
Secara geografis, berdasarkan hasil penelitian secara garis besar BB dapat dikelompokkan menjadi
( r ) bahasa Bali Dialek Bati Dataran (DBD) yang tersebar di deerah Bali dataran dan
(2) bahasa Bali Dialek
Bali Aga
(DBA)
yang tersebar di daerah-daerlh pegunungan pulau Bali, Nusa Penida" Lembongan' danpulau Serangan
(Baw;
l9S3). DBA merriliki karatcier (fonologis, gramatikal, dan leksikal) yang berbedadengan DBD. Oleh karena itu sulit dipahami oleh penutur
DBD'
Berdasarkan stratifikasi sosial' secaratradisional variasi
BB
dipengaruhi otetr aOanya sistem wangsa yangdimiliki
oleh penuturBB'
Secara moderen, variasi BB juga dipengaruhi oleh stratifikai sosial penutur BB berdasarkan iabatan' kedudukanpenutur BB di masyaraiat.
V*i*i
BB berdasarkan sgatifikasi sosial hanyadimiliki
masyarakat DBD'DenganadanyavariasiBBberdasarkanstratifikasisosial,BBkhususnyapadatrtarankatadapat dipilah menjadi beberapa macam. Pembagian kata dalam
BB
dikemukakan oleh beberapa ahli bahasaseperti Bagus {1g75),Kersten (1g57),Naryana (1984), Tinggen (1995)' Pembagian yang terakhir
dan
paling lengkap dikemukakan oleh suasta IZOOt;'wataupun hanya ditunjukkan melalui kalimat-kalimat' Suryati (2003) menegaskan kembali pembagian kata dalam BB, yang dala tulisan itu ada kekeliruan dalam
menempatkan satu kata yaitu kata (krua mider) yang seharusnya bentuk tersendiri dimasukkan bagtan
dari kruna alus. Untuk selanjutnya istilah tutu
iii*ti
dengan kruna' Berikut disajikan pernbagian krunaBB yang paling lengkap, yaitu 1) Kruna alus, dib-edakan menjadi: (1) alus singgth (asi) digunakan untuk
menghormati atau mernuliakan yang patut dihormati, {?) alussor (aso) digunakan untuk merendahkan
diri'
(3) alus msdia(ama) merupakan bentuk singkatan
d;
bentuk alus, dan {4) atus mider (aml) digunakan baik untuk menghormati maupun merendahkl diri karena bentuk ini hanya memiliki satu bentukhalus;
z) Kruna
mider
digunakan untuk semua lapisan masyarakat Bali karena bentuk ini hanya memiliki satubentuk; (3) Kruna Andap digunakandalam pergaulan-masyarakalnada umumnyA nilai rasanya biasa atau
sering disebttkruna kepara/lumrah: (4\
Xruni
Korar
biasanya digunakan apabila berkomunikasi dengan keluarga kalangan non'tri wangsa, dengan kerahabat deka! dan adajuga bentuk untuk bertengkar'Memperhatikan situasi kebahasaan seperti diuraikan
di
atas, satu kata dalamDBD
memiliki beberapa bentuk tergantung pemakainya dan'dengan siapa berbieara'oleh
karenaitu
sahr katadalam
DBD yang merupakan beniuk kasar, dalam DBA merupakan bentuk biasa (karena DBA tidak mengenal
variai stratifikasi sosial) sehingga jika petugas (misalnya) yang bertugas di daerah DBA berasal dali DBD
dikhawatirkan akan terjadi kesalahpaham*.
rtii*loyu
kata iba dalam DBD berarti kamu yang memiliki nilai rasa kasar dan biasanya digunakan dalam i<ontets bertengkar, sedangkan padaDBA
yang ada diSeraya Timur kataiba'saya Jika seorang dokter yang berasal dari DBD bertanya pada
pasiennya: Kenapa
Me? KenapaBu? Pasiennya menjawab lba bengel. Bisa dibayangkan dokter yang tidak mengenal bahasa
pasiennya akan berkata: Pih knsar saian munyfn pasiene, buina balikanga'
I
raga nakttninia'
mabalikI
raga orange bengel.padahal kulit 1 ragane alus.'Pihkasar sekali perkataan pasien, lagi puladibalih
saya menanyai dia, terbalik malahan saya dikatakan
bintik-bintih
padahalkulit
saya halus" Sebenarnyamaksud pasien tidak begitu, makna kalimat sebenarnya adalah 'saya pusing'' oleh karena itulah penelitian
ini mernbahas salah satu aspek yang merupakan bagran dari layanan kesehatan masyarakat' yaitu variasi
pronomina persona bahasa
Bali
dengan membandingkanDBD
denganDBA
khususDBA
Sembiran (selanjutnya disingkat DS) danDBA
Seraya Timur (selanjutnya disingkat DST)' Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskrifsikan variasi pronomina persona tunggal DBD dengan DBA khususnyaDS dan
DST baik secara leksikal maupun fonologis. Hasil penelitian
ini
diharapkan dapat dipakai sebagai bekalbagiparamedisyangberasaldariDBDjilcabertugasdiwilayahDBAagartidakterjadikesalahpahaman.
2.
BAHANDANMETODE
sumber data penelitian ini adalah tuturan lisan yang digunakan oleh penutur
DBD'
penutur DS'dan
DST.
Metode yang diterapkan dalam penyediaan data adalah metode pupuan lapangan' Metode ini lebih
lanjut dijabarkan
menjadi
metode simak dan metode cakap (khususnya cakap semuka) (Sudaryanto'318 | Kuta, 29-30 Oktober 2015
I
"rnovasiHumaniora,sains*P"Y-il::,:lt:?X'XY:#y"?tr'#:;"i:::'
1988:
2-9).
Pada tahap penganalisisan data digunakan metode padan dengan teknik dasarnya adalahteknik pilah unsur penentu. Teknik lanjutannya yaifu teknik hubung banding (Sudaryanto
,
1993:13-30;
bdk dengan Djajasudarma,
1993:58).
Dalam penerapan mstode padan dengan teknik hubung banding menyamakan dan membedakan, masing-masing digunakan untuk memilah unsur-unsur kebahasaan BB,khususnya unsur-unsur yang sama atau unsur yang
tidat
sama. Dengan meng teori gunakan kedua teknik itu, dapat dipisahkan bentuk-bentuk yang sama dan bentuk-bentuk yang berbeda.Penelitian
ini
menerapkan teori dialeltologi yang didukung oleh teori tradisional dan struktural(Chambers dan Peter Tradgill,
l98A:37-46
dan Pet5r! 1980: 171)Teori dialektologi tradisional digunakan untuk menganalisis variasi leksikal, sedangkan digunakan untuk menganalisis variasi fonologis. Teori struktural beranggapan bahwa struktural membedakan berbagai
tipe perbedaan fonetis sesuai dengan efeknya terhadap struktur fonologis dari dialek-dialek tertentu (Allen
dan Linn ed., 1 986:
20-24}
Yangjelas dialektologi struktural harus memperhatikan relasi struktural dalamsetiap dialek dan fungsi unsur-unsur fonetik dalam sistemnya sendiri (Petlrt, 1980: 121; Kurath, 1972:30). Menurut Weinreich dalam suatu bahasa dapat disusun suatu sistem yang lebih tinggi tingkatannyq yang mewujudkan baik kemiripan maupun perbedaan di antara sistem-sistem yang lebih rendah. Sistem yang lebih tinggi disebut diasistem atau supersistem; sedangkan sistem yang lebih rendah disebut subsistem.
Jadi ada hubungan hiponimi antara diasistem dan subsistem (Allen dan Linn ed.,1986:22) .
2.
HASIL
DANPEMBAHASA}I
Variasi pronominal persona DBD dengan DBA dikelompokkan menjadi du4 yaitu variasi leksikal
dan variasi fonologis. Keduanya diuraikan berikut ini.
3.l
Variasi LeksikalBerdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, variasi leksikal pronomina persona tunggal DBD
dengan
DBA
secara garis besm dapat dikelompokkan menjaditig4
yaitu (1) variasi pronomina personaperhma tunggal, (2) variasi pronomina persona kedua tunggal, dan (3) variasi pronomina persona ketiga tunggal. Variasi pronominal prsona dibahas yang tunggal saja karena bentuk jamak baik pada DBD maupun
DBA
tidak ditemukan istilah bentuk jamaknya. Ketiga pronomina persona tunggal tersebut disajikanberikut ini.
3.1.1 Variasi Leksikat Pronomina Persona Pertama Tirnggal
Pronomina persona pertama tunggal pada DBD ditemukan beberapa bentuk. Hal itu dapat dilihat
berdasarkan data berikut ini.
(1)
Titiangjagi
lunga ka Denpasar/titiyaN
jagi
luNE kE denpasar/.'Saya akan pergi ke Denpasar'.
(2\
Tiang lakar mulih.ItiyaN lakar muliW. 'Sayaakan pulang'.
(3)
(I)-cang/ (I)-yang tusing lakar masuk./(i)-caN/ (I)-yang tusiN lakar rnasuk/.
'Saya tidak akan sekolah'.
(4)
Kai singnyak apaajakiba./ksi
siN fiak apE ajak ib0/. 'Sayatidak mau apa sama kamu'.Kalaudiperhatikankalimat(1-4),subjek-subjekkalimattersebutadalah titiang'saya'padakalmia
(l);
tiang'saya' padakalimatQ'S;(1)-cangl(iFyang'saya'padakalimat (3); dankai 'saya' padakalimat (4).Dilihat dari makna keempat kata yang menduduki subjek adalah merupakan pronominal persona pertama
SEMTNAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2OI5
"Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk Pembangunan Berkelanjutan"
kalimat tersebut dan dengan siapa kalimat-kalumat
itu
diucapkan.Di
sampingitu
panakaianmasing-masing kata itu juga disesuaikan dengan kata-kata yang mengikutinya. Prnomina persona pertama tunggal
titiang pada kalimat (1) merupakan lrruna alus sor, digunakan untuk merendahkan diri
jika
berbicaradengan orang yang patut dihormati. Secma tradisional, umumnya kata ini dgunakan oleh non-tri wangsa
jika berbicara dengan tri wangsa. Dalam perkembangannya, kata ini juga digunakan jika berbicara dengan
orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi. Kalau diperhatikan dalam komunikasi,
di
kalangantri
wangsa kata ini juga digunakan oleh orang yang umumya lebih kecil
jika
berbicara dengan orang yang lebih tua.Misalny4 seorang wangsa brahmana berbicara dengan kelumganya yang lebih tua mengatakan:Aji
ring dija niki? Trtiang knnttm ring kampus, malih jebos titiangjagi
merika 'Bapak di mana ini? Sayamasih di kampus, lagi sebentar saya akan ke'sana. Kata-kata yang mengikuti juga termasuk lcruna alus
dan lrruna mider.
Pronomina persona pertamatunggal padakalimat (2) adalahtiang 'saya' termasvklcruna alus madia.
Bentuk ini merupakan bentuk tidak alus dan tidak kasar atau bentuk pemenggalan dari bentuk alus.
Kata-kata yang mengikuti juga tidak begitu alus bentuk biasa. Pronomina persona pertama tunggal pada kalimat
(3) (t)-cang/(i)-yang'saya' merupakan bentuk lumraffirapar4 digunakan dalam komuikasi sehari-hari di
kalangan masyarakat non
tri
wangsa. Bentuk ini boleh dikatakan bentuk kasar, tetapi kasar sopan.Kata-kata yang mengikuti juga termasuk bentuk lumrahlkasar hormat. Pronomina persona pertama tunggal pada
kalimat (4) merupakan bentuk paling kasar yang umumnya digunakan pada saat bertengkar. Kata-kata yang mengikuti juga ada bentuk kasar sl-zg
'tidak'
daniba'kamu'
dan ada benflrk andap nyak'mau').Pronominal persona DS tidak memiliki variasi sejumlah DBD. Untuk itu berikut disajikan datanya.
(5)
Okeglebugulipunyane./oke glEbug uli pufrane/. 'Saya jatuh dari pohon'.
(6)
Kakangetor'/lraka NEtor/.
'Saya menggigil'.
Kalau diperhatikan subjek kalimat (5 dan 6), yaitu oke'saya' pada kalimat (5) dan kaka'saya' pada
kalimat (6). Kedua kata yang berfungsi sebagai subjek merupakan pronominal persona pertama tunggal.
Pada DS kedua pronominal persona pertama tunggal tersebut digunakan secara bergantian. Keduanya
berstatus samq tidak ada yang lebih kasar atau lebih halus karena pada masyarakat Sembiran tidak dikenal
perbedaan stratifi kasi sosial.
Untuk mengetahui pronominal persona pertama pada DST, berikut disajikan datanya.
(7\
(B)*ibamaftuh. /biba maiiuW.'Saya kencing'.
(8)
Uke kebus./uke kEbus/.
'Saya panas'.
(9)
Wane nyagur cai. /wane itagurcai/
'Sayamemukul kamu'
Subjek-subjekkalimat(7-9) adalah/(bliba/'saya'padakalimat(7); /uke/ 'saya'padakalimat(8);
dan /wane/'saya' pzdakalimat (9). Dilihat dari maknany4 ketiga subjek tersebut merupakan pronomina persona pertama tunggal. Sama dengan pada DS, DST juga memiliki variasi pronomina persona pertama
tunggal dan variasinyajuga
tidak
digunakan karena perbedaan status sosial.Berdasarkan data yang sudah diuraikan
di
atas maka variasi leksikal pronomina persona pertamaDBD dengan DS dan DST adalah: pada DBD ltitiya4l, /tiyarl/,
l(l)-*atll
l(l)yor1/ danlkai/
direalisasikan menjadi /oke/ dan lkakal pada DS; I @Yiba/, /uke/, dwt /w ane/ pada DST."rnovasiHumaniora.r",*iXYIl!,{it:?XT#{::r#"?Y#i:;"::::'
3.1.2 Variasi Leksikal Pronomina Persona trGdua Tunggal
Sama halnya dengan pronominal persona pertam4 pronominal persona kedua DBD juga memiliki variasi berdasarkan stratifikai sosialnya. Hal itu dapat diketahui berdasarkan data yang disajikan berikut
ini.
(10)
Jerone saking dija? /jErone sakiN dijE? 'Kamu dari mana'.(11)
Ragane ten milu luss? /ragane tEn milu hmas?/ 'Kamu tidak ikutpergi?(12)
Cai nyemak pipis memene?/cai fiEmak pipis memene?/
'Kamu (laki-lakilmengambil uang Ibu?'
(13)
Nyai ngatehang I Bapa ke rwnah sakit nah! /itai NatEkaNI
bapE kE rumah sakit nah!/'Kamu (wanita) mengantar bapak ke rumah sakit ya!'
(14)
Iba ane ngranayang kai merebat ajak timpal.libE ane NranayaN kai mErEbat ajak timpal/
'Kamu yang menyebabkan saya bertengkar dengan teman'.
Subjek-subjek
kalimat
(i0-14)
adalahjerone
'kamu;
padakalimat (10)
digunakan apabila komunikasi terjadi dengan orang yang baru dikenal.Kata-katayang mengikuti juga termasak kruna ami(saking) dan mider (dija). Subjek pada kalimat (11) ragane'kamu' termasuk bentuk madia; subjek pada
kalimat (12) adalah
cai'kamu'
merupakan bentuk andap dan digunakan untuk laki-laki, kata-kata yangmengikuti juga bentuk
andap;
subjek
pada kalimat (13)nyai'kamu'
merupakan bentuk andap yangdigunakan untuk perempuan dan kata-kata yang mengikuti juga bentuk andap; dan subjek pada kalimat
$Q
iba
okamu merupakan bentuk kasar yang digunakan dalam konteks bertengkar dan kata-kata yangmengikuti
juga
bentuk kasar dan andap. Jika diperhatikan, kelima subjek kalimat tersebut bermakna'kamu' (persona kedua tunggal).
Pronomina persona keduatunggal Desa Sembiran disajikan berdasarkan data berikut ini.
(15)
Ngko ngigel. /NkoNigEl/
'Kamu
menari'-(16)
Caitegeh /cai tEgEW'Kamu (Laki-laki) tinggi'.
(17)
Nyai dadi guru? /fici dadi guru?l'Kamu (wamta) menjadi guru?'
Kalau diperhatikan subjek-subjek kalimat
(15-17)
pada DS, semuanya bermakna kamu sebagaipronominal persona tunggal. Vmiasi pronomina persona tunggal pada DS digunakan dengan status sama
(tidak ada alus kasar). Jika dibandingkan dengan DBD, kedua persona tunggal
nyai
dan cai termasukbentuk andap.
Pronomina persona tunggal pada dialek Seraya
Timur
dapat diketahui berdasarkan data yangdisajikan berikut ini.
(18)
Cainebekuke. /cai nEbEk uke/Kamu (laki-laki) menusuk saya'.
(19)
Nyai maang anak ento biu./itai maaN onak Ento
biyt/
'Kamu (wanita) member orang itu pisang'.
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2OI5
"Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi untuk Pembangunan Berkelanjutan"
Kedua subjek pada kalimat (18 dan 19) yaitu cai dan
nyai
merupakar' pronominal persona keduatunggal karena maknanya sama adalah okamu' . Penggunaan kedua kata tersebut juga sama dengan pada
DS.
Berdasarkan umian di atas maka dapat dikatakan
bahia
variasi pronominal persona kedua tunggal BB /jerone/, /ragane/,/cail,/yai/,
dan /iba/ pada DBD, padaDS
direalisasikan menjadi leai/,/yai/,
dan/rlko/, padaDST direalisasikan juga
menjadi
/cai/ dan /yai/. 3.13 Yariasi Leksikal Pronomina Persona Ketiga TunggalVariasi pronomina persona keiga tunggal DBD ditemukan tiga buah. Ketiganya digunakan berbeda tergantung pada yang menggunakan. Berikut disajikan datanya.
Q0)
Ida lunga saking i nuni semeng./idE luNE sakiN i nuni sEmEN/ 'Beliau pergi dari tadi pagi..
(21)
Dane sanejagi
muput upacara puniki./dane sanejagi muput upEcarE
puniki/
Beliau yang akan menyelenggarakan upacara
ini'.
(22)
Ia subatamat SMAjoni.
/iyE subE tamat SMA
jani/
'Ia sudah tamat SMA sekmang'.
Pronomina persona ketiga tunggal pada kalimat
(20)
adalahida
'fuliau'.
Bentukini
biasanyadiguakan untuk menyebutkan
tri
wangsa yang dihormati. Kata-kata yang mengikuti juga termasuk krunaalus.
Begittjuga
pronomina persona ketiga tunggal pada kalimat (21) adalahdane'bliau',
digunakan untuk menyebutkan nontri
wsngsa yang patut dihormati, seperti Jero Mangku, Guru. Pronomina persona ketiga tunggal pada kalimat (22) adalah ia merupkan bentuk andap/kasar biasanya digunakan di kalangannon
tri
wangsa.Untuk DS dan DST, pronomina person tiga tunggal sama hanya memiliki satu buah,
yutuya'dia'
.Penggunaannya dalam kalimat disajikan berikut ini.
(23)
Ya nuturang tmduk memenane (DS)/ya nuturaN unduk memenane/'
' Ia menceritrakan tentang ibunya'.
(24)
Ya rnetaang unduk memerunya (DST)/ya mfitaaN uruduk memenfia/
' Ia menceritrakan tentang ibunya'.
Pronomina pefiiona ketiga tunggal
DS
adalah subjeknyayutt:
ya
'dia',
begitu juga pada DSTpronomina persona ketiga tunggalnya juga terletak pada subjek kalimatnya
yaitl
ya'ia.
Dengan demikian, variasi pronomina persona ketiga tunggal BB adalah /ida/, /dane/ dan /{i)
-ya/
pada DBD, direalisasikan menjadi /ya/ pada DS dan DST.
3.2
Variasi Fonologis Pronomina Personal Bahasa BaIiBerdasarkan uraian variasi leksikal pronomina persona DBD dengan DS dan DST, maka ditemukan
adanya dua variasi fonem. Kedua variasi tersebut adalah sebagai berikut.
1)
Fonem lBl pada DBD direalisasikan menjadi fonemlal
Wda akhir kata pada DS dan DST. Contoh:liyE/'ia'
(DBD) menj adilyal
pada DS dan DST.2)
Fonem/o/
pada DS direalisasikan menjadilul
pada DST pada awal suku kata. Contoh: pronomina persona pertama tunggal /oke/'saya'DS
menjadi lukel 'sayapada DST.SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
"Inovasi Humaniora, Ssins dan Teknologi unluk Pembangunan Berkelaniutan"
BB.
1)
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengnai variasi pronomina persona Secara leksikal pada DBD ditemukan variasi yarig disebabkan oleh stratifikasi sosial, yaitu untuk
pronomina persona pertama digunakan ltitiyarl/, /tiyary/, /(i)--car1/ /(i)-yar1/ dan
/kai/;
ptonominalpersona kedua tunggal ditemukan b entak /jerone/, /retgane/, /cai/,/pai/, dan /ibal; variasi pronomina
persona ketiga tunggal adalah /ida/, /dane/ dan /(i) -ya/.
Secara georfafis, variasi teksikal DBD pada kesimpulan I ) direalisasikan menjadi: variasi pronomina
persona pertam atunggal /oke/ dan /kaka/ pada DS dan
(bp.ba/,
/uke/, dan /wane/ padaDST; variasi pronomina persona kedua tunggal direalisasikan menjadi: /cail, /pai/, dan /ryko/ padaDS serra/cai/
dan
/pail
pada DST; variasi pronomina persona ketiga tunggal direalisasikan menjadi /ya/ padaDSdan DST.
Secara fonologis, variasi pronomina persona antara DBD dengan DS dan DST ditemukan sebagai
berikut" (1) Fonem
lEl
pada DBD direalisasikan menjadi fonem/a/
pada akhir kata pada DS danDST ; (2) Fonem
lol
padaDS direalisasikan menjadi /u/ pada DST pada awal suku kata.2)
3)
UCAPAI{
TERIMA KASIH
Penelitian
ini
terlaksana berkat bantuan berbagai pihak. OIeh karenaitrf
pada kesempa.tan ini,peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dikti, yang telah memberikan bantuan biaya penelitian,
Kepala LPPM Universitas Udayana beserta jajarannya yang telah memfasilitasi pemerolehan dana dan pelaksanaan penelitian ini, Dekan Fakultas Sastra dan Budaya dan Ketua Program Studi Sastra Indonesia yaog telah memberikan izin untuk melakukan penelitiag, pejabat dan pemuka masyarakat Desa Sembiran dan Seraya Timur, utamanya para informan di yang merupakan sumber data penelitian dan para petugas kesehatan pada kedua desa tersebut, yang telah banyak membantu derni kelancaran pelaksanaan penelitian
ini.
DAFTARPUSTAKA
Allen, Harold B. dan Muchael Linn Ed.. 1986. Dialect and Langunge Variation. Academic Press, INC:
Orlando, San Diego, New York, Austin, London, Montreal, Sydney, Tokyo" Toronto.
Bagus,
I
Gusti Ngurah. 197511976. "Tingkat-Tingkat Bicara dalam BahasaBali".
Denpasar: Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Pusat Pembinaan dan Pengembngan BahasaDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan.
BawA
I
Wayan.1983. "Bahasa Bali di Daerah Propinsi Bali: Sebuah Analisis Geografi Dialek". Disertasi. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.Chambers, J.
K.
dan Peter Trudgill. 1980.Dialectologt
Cambridge-London-New York-New Boshola-Melboume-Sydny: Canbridge University Press.Djajasudarma T. Fatimah
.
1993. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kaiian. Bandung:Eresco.
Narayana, Ida Bagus Udara. 1984. *Tingkatan Anggah-Ungguhing Basa bali" dalam Jumal Widya Pustaka
Th. I, Nomor 1. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana.
Pety,t,
K.M.
1980. The Srudyof
Dialect: An Intro&rction to Dialectologt. London: Andre Deutsch. Suasta, Ida Bagus Made. 2001. "Rasa Basa Basa Bali". Prosiding. Kumpulan Makalah Kongres BahasaBali V. Denpasar: Fakultas sastra Unud, Program 52, 53 Linguistik dan Kajian Kebudayaan Unud
dan IKIP Ngeri Singaraj a"
13-16
November 2001.Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik Bagian Kedua: Metode dan Telttik Pengumpulan Data. Yogyakafia:
Gajah Mada University Press.
Sudaryanto .lgg3.Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan' Yogyakarta; Duta Wacana University Press.
Suryati, Ni Made. 2008. "Masalah Pemakaian Bahasa Bali Mider Alus
Mider:
Sebuah Studi Kasus" dalamSEMNAR NASIONAL SANS OEIITErc'IOTOGI 2OI5
,, Inovasi Humaniora, Sains dan ?eknologi untuk Pembanganan Berkelanjuton,,
Koraket Antuk Tresna: Sebuoli persembahan Kepada Guru
(&
SuastikaruI
Made. Jurusao. Sasfra Daeratr danProgram Doktor (s3) Kajian BudayauniversitasudayTl
Trudgill,
Petpr. lgTT. "Sosiolinguistik Sebuatr Pengantat''. Terjemahan Johannis Mongoting' Jakarta:pusar Pemblnaan dan Pengembangap Batrasa
D,"purtg::
fe.ndiaikan dan Kebtdayaan'Weinreich. Uriel. 1954. ..Is a Stictural Dialectology Possible?' dalam
Dialea
and Langir$ry Yar'tation:20-34'
'' -
ndoqMontreal' Alleir dan Linn (ed.). Academic Press, INC: Orlando, San Diego, New York, Austin, Lol
SydneY, TokYo, Toronto.