• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Trainer Sistem Pengendali Posisi pada Motor DC Menggunakan Kendali PID T1 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Trainer Sistem Pengendali Posisi pada Motor DC Menggunakan Kendali PID T1 BAB III"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

13

BAB III

PERANCANGAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan Sistem Pengendali Posisi Motor DC, perancangan Sistem Pengendali Posisi Motor DC dalam skripsi ini terdiri dari perancangan mekanik, perancangan elektronik, dan perancangan perangkat lunak.

Secara keseluruhan, blok diagram sistem terdiri atas dua buah entitas utama, yaitu pusat kontrol (kotak trainer) dan Plant. Pada pusat kontrol terdapat sebuah mikrokontroler Arduino MEGA 2560 sebagai kontroler, sebuah driver motor, sebuah toggleswitch untuk memilih mode, empat buah potensiometer untuk mengatur set point, KP, KD, dan KI, sebuah display untuk menampilkan set point, posisi aktual motor, parameter PID, serta grafik set point dan posisi aktual motor terhadap waktu.

Pada bagian Plant, terdapat sebuah motor DC yang akan dikontrol oleh pusat kontrol, serta sebuah rotary encoder yang berfungsi untuk mengetahui posisi motor sebenarnya. Blok diagram dari sistem yang dirancang dapat dilihat di Gambar 3.1.

(2)

14

3.1 Perancangan Sistem Mekanik Pengendali Posisi Motor DC

Mekanik merupakan bagian fisik dari sistem Pengendali Posisi Motor DC yang terdiri dari box trainer dan motor DC.

3.1.1 Box Trainer

Pada box trainer terdapat sebuah switch untuk menghidupkan dan mematikan sistem kontrol, sebuah toggle switch untuk memilih mode, empat buah potensio untuk mengatur set point, KP, KD, dan KI, serta sebuah konektor DB9. Tampilan dari box trainer dapat dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Tampilan dalam box trainer

Berikut merupakan penjelasan dari setiap komponen pada box trainer:

1. Switch on/off, berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan sistem kontrol. 2. Toggle switch, berfungsi untuk memilih mode kontrol, open-loop atau

closed-loop.

3. SP, merupakan potensiometer untuk mengatur nilai set point. 4. P, merupakan potensiometer untuk mengatur nilai KP.

5. D, merupakan potensiometer untuk mengatur nilai KD. Switch on/of

Toggle switch SP

P

I D

(3)

15

6. I, merupakan potensiometer untuk mengatur nilai KI.

7. DB9, digunakan untuk menghubungkan box trainer dengan motor DC.

3.1.2 Motor DC

Motor DC dipasang pada sebuah dudukan berukuran 8cm × 4,5cm × 9cm. Pada shaft motor dipasang sebuah piringan dengan diameter 9cm yang digunakan untuk melihat posisi shaft motor lebih mudah. Terdapat pula sebuah kabel DB9 yang digunakan untuk menghubungkan motor dengan box trainer.

3.2 Perancangan Sistem Elektronik Pengendali Posisi Motor DC

Pada bagian ini akan dibahas mengenai modul yang digunakan untuk perancangan sistem elektronik dari sistem Pengendali Posisi Motor DC.

3.2.1 Mikrokontroler

Modul mikrokontroler pada sistem Pengendali Posisi Motor DC ini berfungsi untuk mengendalikan kecepatan motor melalui driver motor, pembacaan sensor rotary encoder, dan perhitungan alogaritma PID.

Modul Mikrokontroler yang digunakan dalam perancangan skripsi ini adalah Arduino MEGA 2560 yang merupakan mikrokontroler berbasis Atmega2560. Alasan dipilihnya Arduino sebagai Mikrokontroler yang digunakan dalam perancangan ini adalah desain yang compact dan standar serta kemampuan komunikasi serial dengan device lain.

(4)

16

Tabel 3.1 Konfigurasi penggunaan pin mikrokontroler

Pin Keterangan merupakan driver H-bridge 2A berbasis L298P yang didesain untuk menghasilkan arus dua arah dengan besar arus kontinu sampai dengan 2A. Terdapat dua buah mode pada driver, yaitu mode PWM dan PLL. Kegunaan pin pada mode PWM adalah seperti pada Tabel 3.1 dan tabel kebenaran modul H-bridge adalah seperti Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kegunaan pin pada mode PWM

Pin Fungsi

(5)

17

Tabel 3.3 Tabel kebenaran dari modul L298P Shield V1.2

E1 M1 Keterangan E2 M2 Keterangan

L X Motor 1 Disabled L X Motor 2 Disabled H H Motor 1 Backward H H Motor 2 Backward PWM X PWM Speed Control PWM X PWM Speed Control

Keterangan: H : High L : Low

PWM : Sinyal Pulse Width Modulation X : Sembarang nilai tegangan

3.2.3 Rotary Encoder

Untuk mengetahui posisi putar shaft motor, digunakan sensor rotary encoder berupa 48 CPR quadrature encoder yang sudah terpasang pada motor. Tampilan dari sensor rotary encoder dapat dilihat pada Gambar 3.3.

(6)

18

Tabel 3.4 Konfigurasi kabel rotary encoder

Warna Keterangan

Digunakan Nextion NX8048T050 untuk menampilkan set point, posisi aktual motor, nilai KP, KD, dan KI, rise time, settling time, serta grafik set point dan posisi aktual motor terhadap waktu.

Tabel 3.5 Konfigurasi kabel display

Kabel Keterangan

Perancangan perangkat lunak pada skripsi ini terdiri dari perancangan perangkat lunak mikrokontroler dan peranangan perangkat lunak display.

3.3.1 Mikrokontroler

(7)

19 Start

Inisialisasi Sistem

Ambil nilai SP, KP, KI, dan KD

Open-loop atau Closed-loop

Kontrol PID Kontrol open-loop

closed-loop open-loop

Sudah 5 detik?

belum

Tampilkan ke display Tampilkan ke display

sudah

Sudah 5 detik?

belum sudah

(8)

20

Berikut merupakan penjelasan dari flow chart di atas:

Ketika sistem dinyalakan, akan dilakukan inisialisasi sistem.  Sistem akan mengambil nilai SP, KP, KD, dan KI.

 Sistem akan melihat apakah pengguna memilih mode open-loop atau closed-loop.

 Jika mode yang dipilih adalah open-loop, maka sistem akan menjalankan proses sebagai berikut:

Hitung error.

Hitung proporsi waktu yang dibutuhkan.

Nyalakan motor.

 Tampilkan parameter ke display.

Cek apakah proses sudah berjalan selama 5 detik atau belum.

 Jika sudah, sistem akan mengambil nilai SP, KP, KD, dan KI yang baru.

 Jika belum, sistem akan mengulangi dari langkah menampilkan parameter ke display.

 Jika mode yang dipilih adalah closed-loop, maka sistem akan mejalankan proses sebagai berikut:

Menentukan arah gerak motor.

Hitung error.

Hitung nilai PWM yang dibutuhkan.

Bangkitkan PWM.

 Tampilkan parameter ke display.

Cek apakah proses sudah berjalan selama 5 detik atau belum.

 Jika sudah, sistem akan mengambil nilai SP, KP, KD, dan KI yang baru.

 Jika belum, sistem akan mengulangi dari langkah menentukan arah gerak motor.

(9)

21

Akuisisi Data Sensor

Proses ini dilakukan oleh mikrokontroler untuk memperoleh data sensor yang nantinya akan digunakan sebagai input sistem. Terdapat sebuah rotary encoder dan 4 buah potensiometer.

Rotary Encoder

Untuk memperoleh data dari rotary encoder dimanfaatkan pin INT0 dan INT1 yang merupakan pin interrupt eksternal dari mikrokontroler. Setiap kali terjadi interrupt (rising edge atau falling edge), maka sebuah interrupt service routine (ISR) yang berisi variabel counter akan dibangkitkan.

Fungsi-fungsi yang digunakan untuk memperoleh data dari rotary encoder adalah sebagai berikut:

1. doEncoder(), merupakan fungsi yang dipanggil ketika terjadi interrupt pada pin INT0. Fungsi ini berguna untuk menambahkan maupun mengurangi variabel counter.

2. doEncoder2(), merupakan fungsi yang dipanggil ketika terjadi interrupt pada pin INT1. Memiliki fungsi yang sama seperti fungsi doEncoder().

Potensiometer

Untuk memperoleh data dari potensio meter dimanfaatkan pin A0 sampai A4 yang dapat berguna sebagai Analog to Digital Converter (ADC).

Perhitungan Sudut Posisi Motor

Terdapat sebuah variabel counter yang digunakan untuk mengetahui sudut posisi motor. Dalam satu putaran, rotary encoder akan menghasilkan 3591 count. Mikrokontroler akan melakukan perhitungan proporsi sebagai berikut:

(10)

22

Penentuan Arah Gerak Motor

Mikrokontroler menentukan arah gerak motor dengan cara membandingkan set point dengan posisi motor saat itu. Jika posisi motor lebih kecil dari set point, maka motor akan bergerak searah jarum jam (CW). Jika posisi motor lebih besar dari set point, maka motor akan bergerak berlawanan arah jarum jam (CCW).

3.3.2 Display

Sistem Pengendali Motor DC dilengkapi dengan sebuah display untuk menampilkan set point, posisi aktual motor, nilai KP, KD, dan KI, rise time, settling time, serta grafik set point dan posisi aktual motor terhadap waktu. Tampilan display dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar

Gambar 3.1 Blok diagram Sistem Pengendali Posisi Motor DC
Gambar 3.2 Tampilan dalam box trainer
Tabel 3.1 dan tabel kebenaran modul H-bridge adalah seperti Tabel 3.2.
Tabel 3.3 Tabel kebenaran dari modul L298P Shield V1.2
+4

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membangun kegiatan-kegiatan, baik kegiatan untuk peningkatan kualitas sumberdaya manusia bolabasket di Jawa Tengah yang berupa penataran, pelatihan maupun

Setelah dilakukan Survei Kepuasan Masyarakat di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Sumatera Barat terdapat 1 unsur terendah yang dirasakan masyarakat

Mikroba utama yang terdapat dalam tembolok, usus halus dan sekum adalah golongan bakteri Lactobacilli, sehingga pH dalam usus halus dan sekum harus baik karena

Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali,

[r]

Hal tersebut tercermin dalam penjelasan UUD 1945 Bab VIII pasal 23 Hal Keuangan yang menyatakan cita-cita membentuk bank sentral dengan nama Bank Indonesia untuk memperkuat

1. Metode Check List, ditujukan untuk men- guji validitas perangkat pembelajaran, ter- hadap pembelajaran dengan media komik yang telah dikembangkan. Teknik observasi ,