• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang - Properti Aspek Kebergunaan Pada Sistem Informasi Akademik Dari Perspektif Technology Acceptance Model (TAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang - Properti Aspek Kebergunaan Pada Sistem Informasi Akademik Dari Perspektif Technology Acceptance Model (TAM)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

128

PROPERTI ASPEK KEBERGUNAAN PADA SISTEM INFORMASI

AKADEMIK DARI PERSPEKTIF TECHNOLOGY ACCEPTANCE

MODEL (TAM)

Adi Kurniawan

1

, Siti Rochimah

2

, Umi Laili Yuhana

3

Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Email: adi.kurniawan11@mhs.if.its.ac.id

1

, siti@its-sby.edu

2

, yuhana@its-sby.edu

3

ABSTRAK

Teknologi yang memiliki fitur yang lengkap akan tidak ada artinya jika tidak ada yang

menggunakan. Seringkali Sistem Informasi Akademis dilihat sebagai alat dan diukur berdasarkan

kendala teknis, padahal ada faktor-faktor non teknis seperti penyiapan orang, budaya, mekanisme

organisasi, dan lain sebagainya. Standardisasi pada aspek kebergunaan suatu perangkat lunak sudah

ada seperti ISO 25010 namun untuk aspek kebergunaan pada Sistem Informasi Akademis (SIA)

belum ada standardisasi yang bisa dijadikan acuan untuk mengukur. Penelitian ini mencoba melihat

properti aspek kebergunaan berdasarkan sudut pandang Technology Acceptance Model (TAM)

dengan mengumpulkan data dari 398 responden (mahasiswa) pada perguruan tinggi ITS dan Unair.

Properti ini adalah variabel manifest yang mengukur variabel laten yang dalam hal ini adalah aspek

kebergunaan. Kelemahan dalam penggunaan TAM yaitu dalam hal akurasi model sehingga

diperlukan analisis data Structural Equation Model (SEM). SEM digunakan karena dapat melakukan

analisis faktor, regresi dan jalur sekaligus sehingga SEM menawarkan teknik statistika yang

memperhitungkan variabel manifest dan variabel laten. Variabel laten yang digunakan adalah

perceived of usefulness, perceived of ease of use dan use. Properti aspek kebergunaan yang tidak

memenuhi untuk SIA

Kata Kunci: Sistem Informasi Akademik, TAM, SEM, Aspek Kebergunaan

ABSTRACT

Properties Aspects Of Use On Academic Information System From Technology Acceptence

Model (Tam) Perspective.

The technology that has a complete feature will nothing if no one is using.

Academic Information System is often seen as a tool and measured by technical problems, but there

are factors such as the preparation of the non-technical, cultural, organizational mechanisms, and so

forth. Standardization on the usability aspects of an existing software such as ISO 25010, but to

aspects of usability on Academic Information Systems (AIS) has been no standardization that could

be used as a reference to measure. This study tried to look at the property aspects of usability based

on the viewpoint of the Technology Acceptance Model (TAM) by collect data from 398 respondents

(students) at colleges ITS and Unair. This property is manifest variables that measure latent

variables which in this case is the aspect of usefulness. Weakness in the use of TAM namely in terms

of the accuracy of the model so that the necessary data analysis Structural Equation Model (SEM).

SEM is used because it can perform factor analysis, regression and path at once so that SEM offers a

statistical technique that takes into account variables manifest and latent variables. Latent variables

used are perceived of usefulness, perceived of ease of use and use. Properties that do not meet the

usability aspect for protection SIA is user error..

Keywords:

Academic Information System, TAM, SEM, Usability

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Teknologi yang memiliki fitur

yang lengkap akan tidak ada artinya jika

tidak

ada

yang

menggunakan.

Standardisasi pada aspek kebergunaan

suatu perangkat lunak sudah ada seperti

ISO

25010

namun

untuk

aspek

kebergunaan

pada

Sistem

Informasi

Akademis (SIA) belum ada standardisasi

yang

bisa

dijadikan

acuan

untuk

mengukur.

(2)

129

Pendidikan adalah hal yang penting

bagi masa depan suatu bangsa. Karena

pendidikan dan pelatihan merupakan

syarat penting penciptaan sumber daya

manusia yang kompeten. UUD 1945 pasal

28 dan 31, melindungi warga negara

mendapatkan pendidikan yang bermutu,

kemudian dituangkan dalam UU No

20/2003

tentang

Sistem

Pendidikan

Nasional. Saking pentingnya hingga aturan

MK No 13/PUU-VI I 2008 mewajibkan

Pemerintah Pusat mengalokasikan minimal

20% Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) dan Pemerintah Daerah

mengalokasikan minimal 20% Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) bagi institusi pendidikan

merupakan peluang yang signifikan untuk

menyediakan layanan pendidikan yang

barmutu

dan

baik.

Layanan

yang

disediakan TIK bisa mengurangi biaya dan

meningkatkan keluaran dan hasil. Sistem

informasi

akademis

merupakan

seperangkat sistem dan aktivitas yang

digunakan guna menata, menggunakan dan

memproses informasi sebagai sumber

dalam organisasi (Murdich, 1982). Sistem

akademis menunjang segala kegiatan yang

berhubungan dengan akademis seperti

pelaporan kegiatan akademis, personal,

distribusi

mahasiswa,

keuangan,

pendaftaran mata kuliah, yudisium dan

lain-sebagainya.

Institut

Teknologi

Sepuluh

Nopember (ITS) Surabaya adalah salah

satu kampus terbaik di Indonesia. Kampus

ITS juga merupakan barometer kampus

teknik di Indonesia Timur. ITS meraih

peringkat ke-5 terbaik dari 22 Perguruan

Tinggi Negeri (PTN) dalam bidang

pelayanan umum yang dinilai oleh

Direktorat

Pembinaan

Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum (BLU)

Kementerian

Keuangan

dengan

memperoleh nilai A-Baik. Prestasi ini

didapat sejak menjadi PTN BLU tahun

2008. SIAKAD ITS adalah Sistem

Informasi Akademik ITS. Sistem ini

mengelola

kegiatan

akademik

yang

dimiliki

Institut

Teknologi

Sepuluh

Nopember Surabaya. Sistem ini dibangun

oleh pengembang pihak ketiga pada tahun

2004. Secara rutin, proses operasional dan

pemeliharaan dikelola oleh Lembaga

Pengembangan Teknologi dan Sistem

Informasi (LPTSI ITS).

Universitas Airlangga adalah salah

satu universitas terbaik di Indonesia sering

digunakan

sebagai

acuan

barometer

universitas terutama di Indonesia Timur.

Universitas Airlangga memiliki 13 fakultas

dan 1 program pasca sarjana dan memiliki

127 program studi (prodi) dari berbagai

jenjang, meliputi program akademik,

vokasi dan spesialis.

Pada penelitian sebelumnya sudah

ada yang mencoba melakukan rekayasa

ulang terhadap SIAKAD ITS berdasarkan

kerangka ISO/IEC 9126 (Nurseha, et al.,

2013) (Raharjo, et al., 2013). Pengujian

mereka berfokus pada skala teknis

fungsional di sistem dan masih berupa

purwarupa sehingga belum bisa diketahui

tingkat penerimaan dari pengguna terhadap

sistem baru. ISO/IEC 9126 sekarang sudah

direvisi menjadi ISO/IEC 25010 tahun

2011. Kendala pada sistem informasi

akademis sering kali bukan karena faktor

teknis namun juga faktor non teknis seperti

penyiapan orang, budaya, mekanisme

organisasi,

teknis

pemeliharaan

dan

sebagainya (Indrayani, 2011).

Salah satu model yang dapat

diadopsi

untuk

mengukuran

kebergunaan/usabilitas dari suatu sistem

adalah Technology Acceptence Model

(TAM) (Davis, 1989). Untuk dapat

mengetahui keputusan pengguna terdapat

faktor yang mempengaruhi antara lain

faktor

yang

dirasakan

manfaatnya/Perceived Usefulness (PU)

dan

faktor

yang

dirasakan

kemudahannya/Perceive of Ease of Use

(PEOU).

Ada

kelemahan

dalam

(3)

130

Equation Model (SEM). Ada beberapa

penelitian

(Persico,

et

al.,

2014)

(Hrtonˇová,

et

al.,

2014)

yang

menggunakan

TAM

untuk

menilai

kebergunaan namun spesifik pada

e-learning dan belum mencakup sistem

informasi akademik. Sistem informasi

akademik

mencakup

pendaftaran

mahasiswa baru, pendaftaran perkuliahan,

keuangan, kegiatan belajar mengajar,

wisuda, informasi perkembangan kampus,

informasi alumni dan lain sebagainya.

(Tarhini, et al., 2014) meneliti tentang

sistem informasi akademik mengukur

properti yang mendeskripsikan berupa

jenis kelamin, usia, pengalaman dan

tingkat pendidikan. Penelitian berfokus

pada kegiatan belajar mengajar pada

individu terutama pada peserta didik.

Pada

penelitian

ini

mencoba

mencari

properti

aspek

kebergunaan

berdasarkan sudut pandang

Technology

Acceptance Model (TAM), properti ini

adalah variabel manifest yang mengukur

variabel laten yang dalam hal ini adalah

aspek kebergunaan. Kelemahan dalam

penggunaan TAM yaitu dalam hal akurasi

model sehingga diperlukan analisis data

Structural Equation Model (SEM). SEM

digunakan

karena

dapat

melakukan

analisis faktor, regresi dan jalur sekaligus

sehingga

SEM

menawarkan

teknik

statistika yang memperhitungkan variabel

manifest dan variabel laten.

Dengan diketahui properti dari

kemanfaatan

pada

sistem

informasi

akademis, diharapkan dapat mengetahui

tingkat penerimaan pengguna pada sistem

informasi sehingga bisa menjadi bahan

evaluasi

untuk

mengoptimalkan

produktivitas kegiatan akademis dengan

sistem informasi yang sudah ada. Tujuan

lainnya,

memungkinkan

terdefinisikan

kebutuhan yang belum terakomodasi untuk

rekomendasi pengembangan selanjutnya

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Struktural Equation Model (SEM)

Model

persamaan

struktural

(Structural Equation Modelling) adalah

salah satu metode multivariat yang

memung-kinkan peneliti untuk menguji

hubungan antara variabel yang kompleks.

SEM merupakan pendekatan terintegrasi

antara analisis faktor, model struktural dan

analisis path (jalur). SEM disebut juga

Model Struktur Kovarian dalam (Hair et

al.,

2006).

Disisi

lain

SEM

juga

merupakan pendekatan terintegrasi antara

analisis data dengan konstruksi konsep.

Dalam model struktural dikenal dua

variabel, yaitu variabel eksogen dan

variabel endogen. Variabel eksogen adalah

variabel yang nilainya ditentukan diluar

model, seperti variabel bebas dan variabel

instrument. Sedangkan variabel endogen

adalah variabel yang nilainya ditentukan

berdasarkan model, seperti variabel tak

bebas.

2.2 Technology Acceptance Model

Adalah teori dalam Sistem Informasi

dimana

user

dapat

menerima

dan

menggunakan suatu teknologi. Model

menunjukkan bahwa ketika pengguna

disajikan teknologi baru, sejumlah faktor

memperngaruhi keputusan mereka tentang

bagaimana dan kapan mereka akan

menggunakannya:

1.

Dirasakan

manfaatnya/Perceived

Usefulness (PU)

didefinisikan oleh Fred

Davis sebagai “sejauh mana orang percaya

bahwa menggunakan sistem tertentu akan

meningkatkan kinerja atau pekerjaan”

2.

Dirasakan kemudahan/Perceive of

Ease

of

use

(PEOU)

Davis

mendefiniskan ini sebagai “sejauh

mana

seseorang percaya bahwa menggunakan

sistem tertentu akan bebas dari upaya”

(Davis, 1989).

(4)

131

indikator. Mengenai apa saja indikatornya

seperti pada Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Pertanyaan Analisis Faktor

(Davis, 1989)

Selanjutnya pada kajian ke-2,

Davis melakukan uji coba prototip atau

model dengan memperkecil indikator

sehingga menjadi lebih baik dan lebih

praktis. Analisis yang dilakukan waktu itu

dengan

menghitung

Korelasi

(antara

Perceived Usefulness, Perceived Ease of

Use, dan Self Reported System Usage)

maupun Analisis Regresi (Effect of

Perceived Usefulness dan Perceived Ease

of Use on Self-Reported Usage). Mengenai

indikator

dari

persepsi

kemudahan

penggunaan dan persepsi kebermanfaatan

seperti pada Gambar 2 berikut:

Gambar 2. Item TAM Analisis Faktor

(Davis, 1989)

Secara umum jika ternyata setelah

dilakukan

kajian

ternyata

faktor

kemudahan terhadap sistem informasi

diketahui tidak ada kemudahan, maka

faktor kebermanfaatan menjadi tidak

nampak pula. Logikanya bagaimana bisa

bermanfaat untuk pengguna kalau sistem

informasinya saja sulit digunakan atau

tidak mudah penggunaannya.

2.3 Kebergunaan (Usabilitas)

Kebergunaan menurut (Nielsen,

1993) sering merujuk pada seberapa baik

pengguna

dapat

menggunakan

(5)

132

Aspek kebergunaan berdasarkan

ISO/IEC 25010 antara lain

a.

Appropriateness recognisability, Sejauh

mana

pengguna

dapat

mengenali

apakah suatu produk atau sistem yang

sesuai untuk kebutuhan mereka;

b.

Learnability, sejauh mana suatu produk

atau sistem dapat digunakan oleh

pengguna tertentu untuk mencapai

tujuan

tertentu

belajar

untuk

menggunakan

produk

atau

sistem

dengan efektivitas, efisiensi, kebebasan

dari risiko dan kepuasan dalam konteks

tertentu digunakan;

c.

Operability, Sejauh mana suatu produk

atau sistem memiliki atribut yang

membuatnya mudah dioperasikan dan

kontrol;

d.

User Error Protection, Sejauh mana

sistem melindungi pengguna terhadap

membuat kesalahan;

e.

User Interface Aesthetics, Sejauh mana

user interface memungkinkan interaksi

menyenangkan dan memuaskan bagi

pengguna.

f.

Accessibility,

Sejauh

mana

suatu

produk atau sistem dapat digunakan

oleh orang-orang dengan cakupan

terluas

baik

karakteristik

maupun

kemampuan untuk mencapai suatu

tujuan tertentu dalam konteks tertentu

yang digunakan.

3. Metode Penelitian

Bahan

dan

Peralatan

yang

digunakan dalam penelitian :

Bahan

: Model TAM

Peralatan

: Kuesioner, SPSS, Excel

dan Amos

Skema

langkah-langah

rancangan

penelitian di gambarkan pada Gambar 3,

Langkah-langkah yang dilakukan antara

lain:

1.

Pengembangan Model Teoritis

Penelaahan topik penelitian secara

mendalam dan hubungan antara

variabel-variabel yang akan dihipotesiskan harus

didukung oleh justifikasi teori yang kuat.

Properti penelitian ini merupakan variabel

manifest yang didapat dari TAM pada

Gambar 3. Variabel laten terdiri dari PU,

PEOU dan Use. Pernyataan dalam

hubungan antar variabel dalam model

harus memenuhi syarat kausalitas. Tiga

syarat kausalitas adalah:

a.

Antara

dua

variabel

sama-sama

berubah nilainya. Dengan kata lain,

ada kovarian ataupun korelasi antara

satu dengan lainnya. Namun demikian

variabel ini tidak cukup bilamana

ternyata ada variabel ketiga yang

menjadi

penyebab

keduanya.

Misalnya tingkat penggunaan pada

fitur tertentu berkurang karena ada

perubahan kebijakan atau kurikulum;

b.

Penyebab terjadinya dahulu (dari

aspek waktu) dibandingkan dengan

disebabkan. Syarat ini tampak jelas

dipengaruhi

oleh

pandangan-pandangan positif. Misalnya pengguna

SIA khawatir jika data yang disimpan

hilang. Karena sebelumnya ada kasus

kehilangan data atau karena listrik

yang sering padam;

c.

Harus menghilangkan kemungkinan

faktor-faktor lain sebagai penyebab

perubahan

variabel

dependen

(misalnya Y). Syarat ini cukup sulit

untuk dipenuhi, karena kenyataannya

di dunia ada banyak sekali variabel

yang saling mempengaruhi.

(6)

133

2. Pengembangan

Diagram

Alur

Setelah memastikan hubungan sebab akibat pada tahap pertama, langkah selanjutnya adalah menyusun diagram jalur untuk hubungan-hubungan tersebut. Ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu menyusun model struktural yaitu menghubungkan antar variabel laten baik endogen maupun eksogen dan menyusun measurement model yaitu menghubungkan variabel laten endogen atau eksogen dengan variabel manifest.

3. Uji Reliabilitas Kuisioner

Pada tahap ini, instrumen kuisioner akan di uji reliabilitasnya menggunakan Keiser-mayer-olkin (KMO) dan Cronbach’s alpha dengan jumlah responden sebanyak 30 orang di dua kampus ITS dan Unair secara acak.

4. Distribusi Kuisioner

Pada tahap ini, kuisioner akan di distribusikan ke dua kampus ITS dan Unair dengan jumlah partisipan sebanyak 398 orang.

5. Memilih Matriks Input dan Jenis Estimasi

Model persamaan struktural diformulasikan dengan menggunakan input matriks varian/kovarian. Estimasi modelnya menggunakan estimasi Maximum Likelihood (MLE).

6. Model Teridentifikasi

Dalam satu model bisa jadi memiliki banyak solusi, sehingga pada tahapan ini dipilih solusi yang sesuai. Karena model dapat dikatakan baik jika memiliki satu solusi untuk satu estimasi parameter. Cara melihat model estimasi meliputi :

a. Adanya nilai standar error yang besar untuk satu atau lebih koefisien

b. Nilai estimasi tidak mungkin, misalnya varian error yang bernilai negatif

c. Adanya nilai korelasi yang tinggi (>0.90) antar koefisien estimasi.

b. Sehingga nantinya muncul identifikasi model unidentified (parameter tidak dapat di estimasi), model just identified, dan model over identified (solusi lebih dari satu). Hasil yang diharapkan adalah model just identified.

7. Model Memenuhi Kriteria GOF Good of Fitness (GOF) adalah menilai apakah data yang akan diolah memenuhi asumsi persamaan struktural. Ada tiga asumsi

dasar yang harus dipenuhi untuk dapat menggunakan SEM yaitu:

a. Observasi data independen b. Responden diambil secara acak c. Memiliki hubungan linier.

Pada bagian ini juga terjadi pengujian apakah hipotesis tersebut diterima atau tidak. Ukuran goodness-of-Fit antara lain, Goodness of Fit Indeks (GFI), root mean square error of approximation (RMSEA), Adjusted goodness of fit (AGFI) dan Tucker-Lewis Indeks (TLI).

8. Intepretasi dan Modifikasi Model Saat model sudah dinyatakan diterima, maka peneliti dapat mempertimbangkan dilakukannya modifikasi model untuk memperbaiki penjelasan teoritis atau goodness of fit. Modifikasi dari model awal harus dilakukan setelah dikaji banyak pertimbangaan. Jika model dimodifikasi, maka model tersebut harus diestimasi dengan data terpisah sebelum model modifikasi diterima.

4. Analisis dan Pembahasan 4.1 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini ada instrumen penelitian kuesioner. Kuesioner dibuat menggunakan skala likert 5. Dalam kuisioner terdapat 3 variabel laten yaitu perceived ease of use, perceived usefulness dan actual use. Ketiga variabel tersebut memiliki indikator masing-masing dan masing-masing indikator tersebut sebagaimana terdapat pada Tabel 1.

(7)

134

Tabel 1 Instrumen Penelitian

No Indikator Pernyataan Keterangan/Dimensi

Indikator

Referensi

Variabel Konstruk Perceived ease of use 1 PEOU1 Saya merasa mudah belajar

mengoperasionalkan Sistem Informasi Akademis

Ease to learning (Davis, 1989), (Delone, et

al., 2003) 2 PEOU2 Saya merasa mudah untuk melakukan apa

yang saya ingin lakukan terkait administrasi perkuliahan

Controllable (Davis, 1989)

3 PEOU3 Saya mudah mengerti dan jelas dalam berinteraksi dengan sistem.

Clear and Understandable

(Davis, 1989), (Delone, et

al., 2003) 4 PEOU4 Saya merasa sistem informasi akademik

membuat saya fleksibel dari sisi waktu untuk mengurus administrasi perkuliahan

Flexible in Time (Davis, 1989)

5 PEOU5 Saya merasa sistem informasi akademik membuat saya fleksibel dari sisi tempat untuk mengurus administrasi perkuliahan.

Flexible in Place (Davis, 1989)

6 PEOU6 Saya merasa sistem informasi akademik memberi saya fleksibilitas dalam memilih menu yang saya butuhkan

Flexible to Choose (Davis, 1989)

7 PEOU7 Saya merasa sistem informasi akademik memiliki struktur layout yang mempermudah untuk dioperasikan.

Easy to use (Davis, 1989)

8 PEOU8 Saya merasa terampil dalam menggunakan sistem informasi akademik.

Easy to become skillfull

(Davis, 1989) 9 PEOU9 Saya mendapatkan notifikasi jika melakukan

kesalahan dalam mengisi format pengisian

Clear and Understandable

(Delone, et al., 2003) Variabel Konstruk Perceived Usefulness

10 PU1 Saya dapat mengurangi waktu dalam mengurus administrasi pendaftaran matakuliah

Work more quickly (Davis, 1989), (Delone, et

al., 2003) 11 PU2 Saya terbantukan memilih matakuliah dari

jadwal matakuliah yang disediakan

Useful (Davis, 1989) 12 PU3 Saya dapat mengurangi waktu dalam

mengurus administrasi penggantian matakuliah

Work more quickly (Davis, 1989), (Delone, et

al., 2003) 13 PU4 Saya dapat mengurangi waktu dalam

mengurus adminstrasi jikalau menge”drop”

matakuliah

Work more quickly (Davis, 1989), (Delone, et

al., 2003) 14 PU5 Saya terbantukan perkuliahan dari adanya

jadwal kuliah

Useful (Davis, 1989) 15 PU6 Saya dapat melihat nilai perkuliahan termasuk

IPK dan IPS dengan lebih cepat

Work more quickly (Davis, 1989), (Delone, et

al., 2003) 16 PU7 Saya dapat melakukan banyak hal terkait

administrasi perkuliahan di dalam satu website

Enhance effectiveness (Davis, 1989) (Delone, et

(8)

135

No Indikator Pernyataan Keterangan/Dimensi

Indikator

Referensi

akademik, proses administrasi perkuliahan saya akan menjadi lebih mudah

performance 1989), (Delone, et

al., 2003) 18 PU9 Saya merasa dengan menggunakan sistem

informasi akademik, saya dapat membantu keberhasilan proses administrasi perkuliahan saya

Improve job performance

(Davis, 1989), (Delone, et

al., 2003) Variabel Konstruk Actual Use / Use

19 AU1 Menggunakan Sistem Informasi Akademik adalah ide yang bagus

Attitude Toward Using

(Davis, 1989), (Morris, et

al., 1997) 20 AU2 Menggunakan Sistem Informasi Akademis

adalah ide yang bijak

Attitude Toward Using

(Davis, 1989), (Morris, et

al., 1997) 21 AU3 Saya suka ide untuk menggunakan Sistem

Informasi Akademis

Attitude Toward Using

(Davis, 1989), (Morris, et

al., 1997) 22 AU4 Menggunakan Sistem Informasi Akademis

menyenangkan

Attitude Toward Using

(Davis, 1989), (Morris, et

al., 1997) 23 AU5 Jika dalam kondisi sukarela (atau tidak ada

paksaan), Saya berniat menggunakan Sistem Informasi Akademis di sisa semester sekarang

Behavioral Intention (Davis, 1989), (Morris, et al., 1997), (Lin, 2007) 24 AU6 Saya sering menggunakan Sistem Informasi

Akademis per semester

Visit often (Delone, et al., 2003)

Tabel 2 Matrik Aspek Kebergunaan dan Indikator TAM

Indikator ISO 25010 Penjelasan

PEOU2, Appropriateness Recognisability Tingkat kemudahan untuk melakukan terkait sistem informasi akademik

PU1, Appropriateness Recognisability Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam mengurus administrasi matakuliah.

PU2, Appropriateness Recognisability Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk memilih matakuliah

PU3, Appropriateness Recognisability Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengganti matakuliah

PU4, Appropriateness Recognisability Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam mengurus

administrasi ketika men”drop” matakuliah

PU5, Appropriateness Recognisability Tingkat kemudahan dalam mengelola jadwal kuliah PU6, Appropriateness Recognisability Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan

akses IPK dan IPS

PU7, Appropriateness Recognisability Tingkat efektivitas dlm pengelolaan satu halaman web

PU8, Appropriateness Recognisability Tingkat kemudahan dalam proses administrasi perkuliahan.

PU9 Appropriateness Recognisability Tingkat efektivitas dalam membantu keberhasilan proses administrasi perkuliahan.

PEOU1, Learnability Tingkat kemudahan dalam belajar mengoperasikan sistem informasi akademik

(9)

136

Indikator ISO 25010 Penjelasan

berinterksi dengan sistem

PEOU8 Operability Tingkat kemudahaan untuk menjadi terampil dalam mengoperasikan.

PEOU9 User error protection Tingkat perlindungan terhadap error yang dilakukan oleh user

PEOU7 User Interface Aesthetics Tingkat ergonomis struktur layout PEOU4, Accessibility Tingkat fleksibilitas dalam waktu PEOU5 Accessibility Tingkat fleksibilitas dalam tempat PEOU6, User Interface Aesthetics Tingkat fleksibilitas dalam memilih menu

Sub faktor karakteristik dari aspek kebergunaan ini nanti dilihat seberapa pengaruhnya dalam sistem informasi akademik.

4.2 Kerangka Konspetual dengan Hipotesis dan Indikator

Hasil dari kerangka konseptual beserta hipotesis dan

indikatornya seperti pada Gambar 4.

Gambar 4. Kerangka Konseptual Model Lengkap

4.3 Indentifikasi Model

Hasil output dari SPSS Amos dari model SEM. Berdasarkan output analisis diperoleh bahwa model kebergunaan adalah overidentified, dapat dijelaskan bahwa nilai derajat kebebasan/degree of freedom adalah 272, berarti nilainya positif. Derajat kebebasan yang lebih besar dari nol maka model tersebut overidentified, sehingga model dapat diidentifikasi estimasinya.

Hasil goodness of fit seperti terlihat pada Chi-Square adalah 658.109, dengan derajat kebebasan 49 dan nilai probabilitasntya sangat kecil mendekati 0.000 yang menunjukkan nilai chi-square tabel sebesar 311.4672. Hal ini

berarti model yang dihipotesis telah cocok dengan data observasi.

Hasil ringkasan nilai validasi pengukuran model aspek kebergunaan sistem informasi akademik di lihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai Validasi Model Fit

Pengukuran Batasan Model Fit

Keluaran Keterangan

GFI (Goodness of Fit Index)

≥ 0.9

mendekati 1

0.848 cukup

AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index)

≥ 0.9

mendekati 1

0.815 cukup

RMSEA (Root Mean Square Error of Approximati on)

0.05 ≤ x

≤0.08 0.076 Baik

Hoelter ≤ 200 144 Baik

Berdasarkan Tabel 4. maka bisa dikatakan bahwa model sudah bisa dibilang fit karena RMSEA memiliki nilai 0.75 yang berada di rentang ideal, Hoelter bernilai 144 dibawah rentang 200, meski nilai AGFI dan GFI masih belum diatas 0.9, namun sudah cukup untuk mendekati angka 1 yang diharapkan

4.4 Intepretasi Hasil

(10)

137

Tabel 4. Regression Weight / Hasil Pengujian Kausalitas

Estimate S.E. C.R. P Keterangan

PU <--- PEOU 1.213 .166 7.287 *** Signifikan H1 diterima

USE <--- PU .541 .077 7.023 *** Signifikan H2 diterima

USE <--- PEOU .496 .130 3.829 *** Signifikan H3 diterima

Dari nilai P pada seluruh entitas bernilai ***, nilai ini berarti sangat kecil sekali mendekati angka nol. Nilai signifikan jika P kurang dari 0.05. Pada variabel konstruk PEOU terhadap variabel konstruk PU memiliki nilai P kurang dari 0.05 maka hubungan antar entitas signifikan. Hipotesis 1 diterima sehingga Perceived ease of use berpengaruh positif dan signifikan terhadap perceived usefulness. Pengaruh positif ini memberikan makna bahwa semakin baik persepsi pengguna tentang kemudahan (perceived ease of use) yang terbentuk maka semakin baik pula persepsi pengguna tentang kemanfaatannya. (perceived usefullness). Pada variabel konstruk PU terhadap variabel konstruk USE memiliki nilai P kurang dari 0.05 maka hubungan antar entitas signifikan. Hipotesis 2 diterima, sehingga Perceived usefulness berpengaruh positif dan signifikan terhadap use. Pengaruh positif ini memberikan makna bahwa semakin baik persepsi pengguna persepsi pengguna tentang kemanfaatan (perceived usefulness) maka semakin baik pula penggunaannya (use). Pada variabel konstruk PEOU terhadap variabel konstruk USE memiliki nilai P kurang dari 0.05 maka hubungan antar entitas signifikan. Hipotesis 3 diterima, sehingga Perceived ease of use berpengaruh positif dan signifikan terhadap use. Pengaruh positif ini memberikan makna bawah semakin baik persepsi pengguna tentang kemudahan (perceived ease of use) maka semakin baik pula penggunaannya (use).

Pada tabel selanjutnya adalah mengecek seberapa dekat hubungan antar entitas satu dengan entitas satunya dalan konteks ini adalah hubungan indikator/variabel manifest pada PEOU dan PU terhadap variabel laten.

Pada beberapa literatur ada yang memberi batasan factor loading nilai cut off nya adalah 0.5 dan ada literatur yang menyebutkan nilai cut off dari factor loading adalah 0.7 (Santoso, 2014). Pada kasus ini

batasan dari factor loading adalah minimal 0.5 dan disebut baik jika nilainya diatas 0.7.

Berdasarkan Tabel 5. nilai factor loading indikator yang tidak memenuhi adalah PEOU9 dengan nilai 0.39 dibawah 0.5. Nilai yang korelasi paling tinggi adalah PU8 dengan nilai factor loading sebesar 0.769.

Nilai faktor kebergunaan jika lihat berdasarkan Tabel 2 nilai PEOU9 merepresentasikan user error protection, yang berarti sejauh mana sistem melindungi pengguna terhadap kesalahan. Faktor ini tidak merepresentasikan sebagai kualitas Sistem Informasi Akademik atau ada tidaknya tidak memepengaruhi aspek kebergunaan pada pengguna.

Sub karakteristik dari aspek kebergunaan yang dapat mewakili dan merepresentasikan adalah : 1. Approriateness recognisability (ketepatan mengenali) dengan nilai rata-rata 0.6618, nilai tertinggi ada pada PU8 dengan nilai 0.769, PU8 yang berarti user merasa lebih mudah dengan adanya sistem informasi akademik untuk proses administrasi perkuliahan dan nilai terendah pada PU5 dengan nilai 0.548. yaitu pengguna terbantukan perkuliahan dengan adanya jadwal kuliah.

2. Learnability (kemudahan untuk belajar), dengan nilai rata rata sebesar 0.6425, nilai tertinggi pada PEOU 1 sebesar 0.6425, pengguna merasa mudah belajar mengoperasionalkan Siakad. Nilai terendah pada PEOU 3 sebesar 0.635 yang berarti pengguna merasa mudah melakukan apa yang ingin lakukan terkait administrasi perkuliahan.

3. Operability (kemampuan untuk mengoperasikan), bernilai 0.609 yang berarti pengguna merasa terampil dalam menggunakan sistem informasi akademik. 4. User interface aesthetics (interaksi

(11)

138

Dan memiliki struktur layout yang mudah untuk dioperasikan.

5. Accessibility (sejauh mana mengakses untuk tujuan dalam konteks tertentu). Bernilai 0.692 dengan nilai PEOU4 sebesar 0.717 berarti pengguna merasa sistem infomrasi akademik membuat mereka fleksibel dari sisi waktu. Kemudian PEOU5 sebesar 0.667 berarti pengguna merasa fleksibel dari sisi tempat.

Sub karakteristik user error protection (melindungi pengguna dari kesalahan) dari aspek kebergunaan kurang dapat mewakili Sistem Informasi Akademik.

5. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis data, kesimpulan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Mapping variabel yang bisa di mapping cuman dua variabel yaitu Perceived of Usefulness (PU) dan Perceived Ease of Use (PEOU).

2. Variabel PEOU dalam sub karakteristik aspek kebergunaan antara lain appropriateness recognisability, learnability, operability, user error protection, accessibility dan user interface aesthetics.

3. Variabel PU masuk ke sub karaktersitik aspek kebergunaan antara lain appropriateness recognisability.

4. Dari hasil outer analisis ternyata dari variabel sub karakteristik ISO 25010 ada satu variabel PEOU 9 yaitu user error protection yang tidak dapat digunakan sebagai indikator aspek kebergunaan dalam TAM SIA.

5. Hipotesis H1, H2 dan H3 diterima semua sehingga SIA relevan menggunakan TAM.

6. Secara deskriptif nilai kriterium dari nilai dari variabel laten PU, PEOU dan Use, pengguna merasa setuju bahwa Sistem Informasi Akademik mempunyai nilai positif bagi mereka dilihat dari nilainya semua diatas 75%, yang paling utama adalah pengguna merasa manfaatnya dilihat dari nilai rata-rata Use paling tinggi yaitu 78.76%., dikarenakan SIA adalah satu-satunya sistem informasi yang dipakai dalam perguruan tinggi tersebut dan tidak ada pilihan lain.

Saran

Beberapa usulan atau saran untuk penelitian selanjutnya antara lain :

1. Melihat sistem informasi akademik dari sudut pandang berbeda, tidak hanya mahasiswa tetapi juga seperti pengembang (developer), tenaga pengajar dan operator. Aktor yang berbeda akan muncul indikator atau variabel manifest yang berbeda dengan aktor lainnya.

2. Perlu pengkajian lebih dalam mengapa user error protection dari aspek kebergunaan tidak mewakili Sistem Informasi

Daftar Pustaka

Bevan N International standards for HCI and usability. International Journal of Human-Computer Studies, [Jurnal]. - 2001.

Boomsma A The Robustness of Maximum likelihood estimation in structural equation models [Buku]. - New York : Cambridge University Press, 1987. Chuttur Mohammad Overview of the

Technology Acceptence Model: Origins, Developments and Future Directions. - Indiana University, USA : Sprouts ; Sprouts, 2009.

Davis F. D. Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of information technology [Jurnal] // MIS Quarterly. - 1989. - 13 : Vol. 3. - hal. 319-340.

Dhillon B. S. System Reliability Safety and Usability [Buku]. - US : CRC Press, 2013.

Etin Indrayani Management of Academic Information System (AIS) at Higher Education in The City Of Bandung [Konferensi] // Procedia - Social and Behavioral Sciences, proceeding in 13th International Educational Technology Conference. - [s.l.] : Elsevier, 2013. - Vol. 103.

Gahtani S.A. The Applicability of TAM Outside North America: an Empirical Test in United Kingdom [Jurnal]. - UK : Information Resource Management Journal, 2001.

(12)

139

H.-d. Yang Y. Yoo It’s all about attitude: revisiting the technology acceptance model, Decision Support Systems [Buku]. - 2004.

Hair J.F., Bond M.H. dan Luk C.L. Multivariate Data Analysis [Buku]. - UK : Prentice Hall International, 1998. - Vol. V.

Hrtonˇová Nina [et al.] Factors influencing

acceptance of e-learning by teachers in the Czech [Jurnal] // Computers in Human Behavior. - 2014.

Indrayani Etin Pengelolaan Sistem Informasi Akademik Perguruan Tinggi Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) [Jurnal] // Jurnal Penelitian Pendidikan . - 2011. - 1 : Vol. 12. - hal. 51-67.

Jogiyanto Sistem Informasi Keperilakuan [Buku]. - Yogyakarta : Andi Yogyakarta, 2007.

Murdich R.G., and Joel, R Information System for Modern Management 2nd Edition [Buku]. - New Delhi : Prentice Hall, 1982.

Nielsen J Usability Engineering [Buku]. - San Franscisco : Morgan Kaufmann, 1993. Nurseha Yenita Dewi, Yuhana Umi Laili dan

Akbar Rizky Januar Rekayasa Ulang Modul Penilaian Sistem Informasi Akademik ITS Berdasarkan Karakteristik Fungsionalitas Model Kualitas ISO/IEC 9126 [Buku]. - Surabaya : ITS, 2013.

Persico Donatella, Manca Stefania dan Pozzi Francesca Adapting the Technology Acceptance Model to evaluate the innovative potential of e-learning systems [Jurnal] // Computers in Human Behavior. - 2014. - Vol. 30. - hal. 614-622.

Ping R.A. A parsimonious estimation technique for interaction and quadratic latent variable [Jurnal]. - [s.l.] : American Marketing Association, 1995. - 3 : Vol. 32.

Raharjo Agus Budi, Yuhana Umi Laili dan Rochimah Siti Rekayasa Ulang Sim Akademik ITS Berdasarkan Karakteristik Pemeliharaan Menggunakan Model Kualitas ISO/IEC 9126 [Buku]. - Surabaya : ITS, 2013.

Riduwan Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula [Buku]. - Bandung : Alfabeta, 2005. Roy Sharmistha, Pattnaik Prasant Kumar dan

Mall Rajib A quantitative approach to evaluate usability of academic websites based on human perception [Jurnal]. - Cairo : Elsevier, 2014. - Vol. 15.

Santoso Singgih Konsep Dasar dan Aplikasi SEM dengan AMOS 22 [Buku]. - Jakarta : Elex Media Kompetindo, 2014. Sekaran Uma Metode Penelitian Bisnis [Buku]. - Jakarta : Salemba Empat, 2006.

Shackel B The concept of usability [Buku]. - Englewood Cliffs : Prentice-Hall, 1984. Sugiyono Metode Penelitian Kualitatif [Buku].

- Bandung : Alfabeta, 2005.

Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis [Buku]. - Jakarta : Rineka Cipta, 2010.

Tarhini Ali, Hone Kate dan Liu Xiaohui The effects of individual differences on

e-learning users’ behaviour in developing

countries: A structural equation model [Jurnal]. - [s.l.] : elsevier, 2014. - Vol. 41.

Venkatesh V dan Davis Fred D. A Model of Antecendents of Perceived Ease of Use: Development and Test. [Jurnal]. - USA : Decision Sciences, 1996. - 3 : Vol. 27. Wallace Linda G dan Sheetz Steven d The

adoption of software measures: A technology acceptance model (TAM) perspective [Jurnal]. - [s.l.] : Elsevier B.V, 2014. - 51 : Vol. Information & Management.

Whitten J.L., Bentley, L.D. & Dittman, K.C Systems Analysis and Design Methods [Buku]. - New York : McGraw Hill Inc, 2004.

Gambar

Gambar 1. Pertanyaan Analisis Faktor
Gambar 3 Model TAM yang dijadikan Acuan
Tabel 1 Instrumen Penelitian
Tabel 2 Matrik Aspek Kebergunaan dan Indikator TAM
+3

Referensi

Dokumen terkait

Improving the Students’ Achievement in Writing Procedure Text by Applying Mind Mapping Technique, Transform Journal of English Language Teaching and Learning of

Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui atau menganalisa seberapa besar kemampuan dari arester polimer dan arester keramik dalam melakukan pemotongan

Tujuan pelayaran Vasco Da Gama adalah untuk membujuk kembali raja Zamorin supaya mengakhiri hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Arab, namun usaha yang dilakukan Da

Pada penelitian Ahmad &amp; Wibowo (2009) yang juga menggunakan metode analisis yang sama memberikan hasil yang serupa dengan Kaur &amp; Kaur (2010), yang mana dari

Kemampuan wartawan dalam memadukan gambar dan tulisan tentunya juga sangat membantu masyarakat dalam memahami informasi mengenai suatu peristiwa yang terjadi. Selain

Pengesahan bunyi naskah (authentication of the text) yang diterima sebagai naskah yang terakhir, dilakukan menurut cara yang disetujui antara negara-negara peserta yang

(2) Pedoman lebih lanjut mengenai pengelolaan uang negara/daerah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan