LANGLANGBUANA DENGAN MENGGUNAKAN
TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL
(TAM)
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana
Ferry Boy
10111327
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
iii
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul “Analisis Perilaku Pengguna Pada Website Sistem Informasi Akademik Universitas Langlangbuana Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)
”, yang merupakan syarat untuk menyelesaikan program studi Strata 1 Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer di Universitas Komputer Indonesia.
Penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa mendapat dukungan, bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
2. Kedua orang tua beserta keluarga yang selalu memberikan dukungan secara moril dan materil serta rasa kasih sayang yang tiada hentinya sampai saat ini.
3. Rektor III, bagian lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dan pengurus sistem infromasi akademik yaitu divisi SIAK Universitas Langlangbuana yang telah mengijinkan penelitian ini dilakukan.
4. Ibu Sufaatin, S.Kom, M.Kom selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan masukan dalam pengerjaan tugas akhir ini. 5. Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer dan juga sebagai reviewer saat seminar dan menjadi ketua penguji pada saat sidang tugas akhir dilaksanakan.
6. Prof. Dr. Ir. Denny Kurniadie, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.
iv
8. Ibu Tati Haryati M., S.T., M.T. selaku penguji ke-3 pada saat sidang tugas akhir dilaksanakan.
9. Dosen pengajar Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia yang tiada mengenal lelah dalam memberikan ilmunya selama perkuliahan. 10. Teman-teman bimbingan yang selalu menghibur, memberikan motivasi dan
bantuan selama pengerjaan tugas akhir ini.
11. Teman-teman kelas IF-8/2011 yang turut memberi motivasi dan melewati masa-masa kuliah sampai saat ini.
12. Muh Raja Singham Lagatari, Giovani Chyntia Chandra yang telah memberikan referensi tugas akhir serta membantu penyelesaian tugas akhir ini.
13. Riani Puteri Surakusumah yang telah membantu, menyemangati serta memotivasi penyelesaian tugas akhir ini.
14. Beserta pihak-pihak terkait yang turut membantu dalam tugas akhir ini baik yang turut membantu secara langsung ataupun tidak langsung.
Penulis menyadari jika masih terdapat kesalahan yang perlu diperbaiki dalam penulisan tugas akhir ini dan sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis tidak membatasi akan adanya kritik maupun saran yang membangun sehingga dapat menambah wawasan bagi penulis pribadi. Semoga apa yang tersampaikan dalam tugas akhir ini dapat bemanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi semua pihak yang membaca ataupun berkepentingan umumnya.
Bandung, 2016
v
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 3
1.3.1 Maksud ... 3
1.3.2 Tujuan ... 3
1.4 Batasan Masalah ... 3
1.5 Metodologi Penelitian ... 4
1.5.1 Metode Pengukuran Penerimaan Pengguna ... 4
1.5.2 Metode Pengumpulan Data ... 6
1.6 Sistematika Penulisan ... 6
BAB 2 Tinjauan Pustaka ... 9
2.1 Profile Perusahaan ... 9
2.1.1 Sejarah Universitas ... 9
2.1.2 Visi dan Misi Universitas ... 10
2.1.3 Struktur Organisasi ... 12
2.2 Landasan Teori ... 13
2.2.1 Pengertian Sistem Informasi ... 13
2.2.2 Pengertian Sistem Informasi Akademik ... 13
2.2.3 Website ... 14
2.2.4 Model Penerimaan Teknologi Informasi ... 16
2.2.5 Populasi Dan Sampel ... 21
2.2.6 Teknik Sampling ... 22
2.2.7 Sumber Data ... 23
2.2.8 Skala Pengukuran ... 23
2.2.9 Teknik Pengumpulan Data ... 25
2.2.10 Structural Equation Modeling (SEM) ... 27
2.2.11 Analisis Penelitian Terdahulu ... 28
BAB 3 Analisis Faktor Penerimaan Pengguna ... 29
3.1 Analisis Variabel Penelitian ... 29
3.1 Hipotesa Penelitian ... 32
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
3.3 Variabel Penelitian ... 36
3.4 Instrumen Penelitian ... 37
3.5 Pengumpulan Data ... 38
3.6 Tampilan Sistem Informasi Akademik Universitas Langlangbuana ... 39
vi
4.1 Responden ... 49
4.1.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49
4.1.2 Responden Berdasarkan Fakultas ... 50
4.1.3 Responden Berdasarkan Semester ... 50
4.2 Analisis Data Dengan SEM ... 51
4.2.1 Membuat Path Diagram ... 51
4.2.2 Melakukan Pemeriksaan Data ... 53
4.2.3 Menilai Kriteria Goodness of Fit ... 57
4.2.4 Analisis Uji Hipotesis ... 58
4.2.5 Hasil Pengolahan Data Hipotesis ... 63
BAB 5 Kesimpulan dan Saran ... 69
5.1.Kesimpulan ... 69
5.2.Saran ... 70
71
[1] D. Usman, Panduan Lengkap Structural Equation Modeling, Semarang: Lentera Ilmu, 2014.
[2] J. Hartono, Sistem Informasi Keperilakuan (Edisi Revisi), Yogyakarta: ANDI Yogyakarta, 2007.
[3] 2013. [Online]. Available:
http://www.unla.ac.id/index.php/web/content/profil/4.
[4] A. Surachman, "Analisis Penerimaan Sistem Informasi Perpustakaan (SIPUS) Terpadu Versi 3 Di Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM)," 2008.
[5] W. Kung-Teck, R. b. Osman, G. Pauline Swee Choo and M. K. Rahmat, "Understanding Student Teachers’ Behavioural Intention to Use Technology: Technology Acceptance Model (TAM) Validation and Testing," 2013.
[6] H. Setiawan and H. Sastrawinata, "Implementasi Technology Acceptance Model (TAM) Untuk Mengukur Penggunaan Sistem Informasi Akademik Kampus (SISFOKAMPUS)," 2013.
[7] July 2015. [Online]. Available: https://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Likert.
[8] W. Ida, 2010. [Online]. Available: eprints.undip.ac.id/24056/3/BAB_III.pdf.
[9] E. S. Riskadewi, "Penerimaan Sistem Informasi Akademik Universitas Airlangga Cyber Campus (UACC) Pada Dosen FISIP Universitas Airlangga," 2014.
[10] Sugiyono, Statistik Nonparameteris Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2015.
[11] A. Hidayat, "Statistikian," [Online]. Available:
http://www.statistikian.com/2012/08/uji-validitas-instrumen-dengan-excel.html.
[13] M. R. S. Lagatari, "Analisis Perilaku Pengguna Website e-kosan Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model," Bandung, 2014.
[14] Istiqomah, "Analisa Perilaku User Dalam Penerimaan dan Transaksi Online Pada Website Groupon Disdus Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)," Bandung, 2014.
[15] Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: Alfabeta, 2014.
[16] Sudjana, Metode Statistika Edisi 6, Bandung: Tarsito, 2005.
1
BAB 1
Pendahuluan
1.1Latar Belakang Masalah
Universitas Langlangbuana adalah salah satu universitas di Bandung yang berdiri sejak tahun 1982, pada saat pertama Unla mendirikan 3 fakultas yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Selanjutnya pada tahun 1983, dibuka kembali 2 fakultas yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan Fakultas Teknik. Kemudian pada tahun 2002 dibuka program Pasca Sarjana.
Universitas Langlangbuana hingga saat ini memiliki lima fakultas dengan membina 15 Program Sarjana (S1) dengan 13 Program Studi terakreditasi BAN-PT sedangkan dua Program Studi (D-3 Kepolisian dan PGSD) yang dibuka pada tahun 2009 dan 2012 dengan Ijin Penyelenggaraan dari Dikti; dan empat Program Pascasarana (S2), dengan dua Program Studi terakreditasi BAN-PT yaitu: Magister Ilmu Hukum dan Magister Ilmu Pemerintahan, sedangkan Magister Manajemen dan Magister Teknik Informatika dengan Ijin Penyelenggaraan dari Dikti.
Pada tahun 2013 Unla menerapkan sistem informasi berupa website yang didalamnya termasuk sistem informasi akademik. Sistem informasi akademik salah satunya dimaksudkan untuk membuat mahasiswa dapat mengakses informasi seacara online dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Divisi SIAK adalah pengurus sistem informasi akademik di Universitas Langlangbuana. Divisi SIAK menyarankan untuk melakukan penelitian terhadap pengguna sistem informasi akademik, dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dari pengguna sistem sebagai acuan untuk pengembangan sistem infromasi akademik kedepannya. Untuk mengetahui penggunaan sistem informasi akademik oleh mahasiswa sebagai pengguna disebarkan kuesioner sebanyak 36 kuesioner kepada setiap fakultas di universitas langlangbuana, didapatkan 38 mahasiswa yang menggunakan sistem informasi akademik hanya 2 kali dalam 1 smester dan didapatkan juga sebanyak 80 mahasiswa menggunakan sistem tersebut 3 kali dalam 1 smester, menurut fungsi yang ada pada sistem informasi akademik Unla seharusnya mahasiswa menggunakannya 6 kali dalam satu smester. Didasari oleh kuesioner dan fungsinal dari sistem infromasi akademik Universitas Langlangbuana tersebut dapat diektahui bahwa pada penggunaannya sistem infromasi masih jarang digunakan sehingga perlu untuk diteliti.
Salah satu model penerimaan pemakai terhadap teknologi yang sesuai dengan masalah yang ada di Universitas Langlangbuana adalah model technology acceptance model (TAM) yang dikemukakan oleh Davis(1986). Technology
acceptance model (TAM) menganggap bahwa penerimaan individual terhadap
sistem teknologi informasi ditentukan oleh dua faktor, yaitu persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan pengguna (perceived ease of use). Berdasarkan dari hal tersebut perlu dilakukan usaha-usaha untuk mengetahui faktor-faktor penerimaan apa saja yang dapat mmpengaruhi pengguna dalam menggunakan website Sistem Informasi Akademik Unviersitas Langlangbuana dengan Technology Acceptance Model (TAM).
1.2Identifikasi Masalah
1. Bagaimana mengetahui penyebab apa saja yang mempengaruhi mahasiswa sebagai pengguna (user) dalam menggunakan website sistem informasi akademik Unviersitas Langlangbuana.
1.3Maksud dan Tujuan 1.3.1Maksud
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pengguna dalam menggunakan website Sistem Informasi Akademik Universitas Langlangbuana dengan Technology Acceptance Model (TAM)
1.3.2Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui penyebab apa saja yang mempengaruhi mahasiswa sebagai user dalam menggunakan website sistem informasi akademik Unviersitas
Langlangbuana dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM).
2. Mengetahui keterkaitan setiap faktor yang berpengaruh terhadap mahasiswa sebagai user dari website sistem informasi akademik Unviersitas Langlangbuana dengan Technology Acceptance Model (TAM).
1.4Batasan Masalah
Penelitian yang dilakukan perlu dibatasi masalah yang akan dibahasnya, agar dalam penelitian dapat lebih terarah, batasan masalah diantaranya sebagai berikut: 1. Hasil dari penelitian ini akan diberikan kepada Divisi SIAK Universitas Langlangbuana untuk keperluan pengembangan sistem informasi akademik.
2. Penelitian ini ditujukan kepada mahasiswa universitas langlangbuana sebagai pengguna.
3. Subjek penelitian dilakukan di Universitas Langlangbuana Bandung dan responden yang akan diambil adalah mahasiswa dari berbagai fakultas di Universitas Langlangbuana.
4. Objek penelitian adalah Sistem Informasi Akademik Universitas Langlangbuana Bandung (www.unla.ac.id).
6. Teknik yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor pada penelitian ini menggunakan software amos 22.
7. Variabel penelitian yang dipakai yaitu perceived usefulness, perceived ease of use, attitude towards using technology, behavioral intention to use,
perceived usage, gender, experience, complexity, voluntariness.
1.5Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei, dimana metode survei digunakan untuk mendapatkan informasi dalam bentuk opini dari sejumlah orang , dimana informasi yang telah didapat akan dikumpulkan, informasi tersebut dikumpulkan lewat pengajuan pertanyaan, dan informasi didapat dari sampel.
1.5.1Metode Pengukuran Penerimaan Pengguna
Metode pengukuran penerimaan pengguna yang digunakan dalam penelitian ini adalah Technology Acceptence Model (TAM). Menurut Davis (1989) tingkat penerimaan teknologi informasi (Information Technology Acceptance) ditentukan oleh enam faktor, variabel dari luar (external variable), persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam mengggunakan teknologi (perceived ease of use), persepsi pengguna terhadap daya guna teknologi (perceived usefulness), sikap pengguna terhadap teknologi (attitude toward using), kecenderungan perilaku (behavioral intention), dan pemakaian aktual (actual usage).
1.5.2Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner. Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang berikan.
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut fakta dan pendapat responden, sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup, dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab dengan memilih dari sejumlah alternatif. Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah diselesaikan, mudah dianalisis, dan mampu memberikan jangkauan jawaban, dari sekumpulan data kuesioner akan diukur menggunakan skala likert.
Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, sangat setuju.
1.6Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan penelitian adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan
Menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab III Analisis Faktor Penerimaan Pengguna
Membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna Sistem Informasi Akademik (SIAK) mengacu pada Technology Acceptance Model (TAM). Pada tahap ini juga peneliti menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan penelitian seperti populasi, jumlah sampel, teknik sampling, dan variabel beserta indikatornya.
Bab IV Implementasi Dan Pengujian Faktor Penerimaan Pengguna
Membahas tentang pengujian yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna Sistem Informasi Akademik (SIAK). Pada bab ini juga dilakukan pengujian data sampel hipotesa penelitian.
Bab V Kesimpulan dan Saran
9 2.1Profile Perusahaan
Profil Universitas Langlangbuana meliputi sejarah Universitas , visi dan misi, logo Universitas, struktur organisasi dan alamat tempat penelitian ini dilakukan.
2.1.1Sejarah Universitas
Dimulai pada awal tahun 1980 atas prakarsa beberapa purnawirawan Polri yang peduli terhadap pendidikan yang berdomisili di Bandung dan beberapa cendikiawan dari Universitas Padjadjaran serta direstui oleh Kadapol VIII Langlangbuana Jabar (sekarang Polda Jabar) pada Tahun 1982, didirikanlah Universitas Langlanghuana. Secara formal Universitas Langlangbuana didirikan oleh Yayasan Pendidikan Tri Bhakti (disingkat YPTB) dimana Kadapol VIII Langlangbuana Jabar duduk sebagai Pelindung.
Universitas Langlangbuana diselenggarakan melalui Izin Operasional dari Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah III Jabar berdasarkan Surat Keputusan No. Skep/031/1982 Tanggal 14 April 1982 kepada YPTB. Kampus UNLA berlokasi di Jalan Karapitan No. 116 Bandung.
Pada tahun 1982, untuk pertama didirikan tiga fakultas, adalah: Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Selanjutnya pada tahun 1983, dibuka dua fakultas: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Fakultas Teknik. Kemudian pada tahun 2002 dibuka program Pasca Sarjana.
Hingga saat ini Unla memiliki lima fakultas dengan membina 15 Program Sarjana (S1) dengan 13 Program Studi terakreditasi BAN-PT sedangkan dua Program Studi (D-3 Kepolisian dan PGSD) yang dibuka pada tahun 2009 dan 2012 dengan Ijin Penyelenggaraan dari Dikti; dan empat Program Pascasarana (S2), dengan dua Program Studi terakreditasi BAN-PT yaitu: Magister Ilmu Hukum dan Magister Ilmu Pemerintahan, sedangkan Magister Manajemen dan Magister Teknik Informatika dengan Ijin Penyelenggaraan dari Dikti.
Gambar 2.1 Logo Universitas Langlangbuana 2.1.2Visi dan Misi Universitas
Berikut merupakan Visi dan Misi dari Universitas Langlangbuana: 1. Visi
Universitas Unggulan yang Menghasilkan Sumber Daya Manusia Profe-sional, Berjiwa Wirausaha, dan Humanis
1) Universitas unggulan, mengandung makna UNLA dapat menampilkan jati diri sebagai universitas yang mampu memenuhi penyelenggaraan pendidikan tinggi di Indonesia.
2) Sumber Daya Manusia Profesional, mengandung makna lulusan UNLA memiliki kecakapan hidup, menguasai kopetensi yang memadai untuk bekerja dalam bidang tertentu, memiliki keterampilan fungsional, serta mampu menunjukkan sikap dan kepribadian profesional.
3) Sumber Daya Manusia Berjiwa Wirausaha, mengandung makna lulusan UNLA memiliki kemampuan memanfaatkan peluang, inovatif dalam pemikiran, kreatif dalam berkarya, menunjukkan kemandirian, serta berani mengambil resiko untuk meraih kesuksesan. Keberanian tersebut dilandasi kemampuan dalam mengelola sumber daya secara efektif dan efisien 4) Sumber Daya Manusa Humanis, mengandung makna lulusan UNLA
2. Misi
Misi UNLA disusun sebagai pernyataan yang telah diarahkan pada sejumlah upaya, yaitu:
1) Meningkatkan penyelenggaraan program pendidikan, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian pada masyarakat sebagai wujud tri dharma perguruan tinggi.
2) Meningkatkan penyelenggaraan sistem manajemen kelembagaan yang berorientasi kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan melalui implementasi sistem penjamin mutu.
3) Meningkatkan sarana dan prasarana kampus untuk menunjang kegiatan pendidikan, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian pada masyarakat.
4) Meningkatkan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan serta pemenuhan kualifikasi dan penguasaan kompetensi untuk menumbuhkan komitmen dan pengabdian.
5) Meningkatkan pembinaan kemahasiswaan untuk membentuk sikap mental dan kepribadian yang bertanggung jawab, bermoral berlandaskan iman dan taqwa, terintegrasi dengan pengembangan minat, bakat, kreativitas untuk menggali potensi diri yang dimiliki oleh mahasiswa.
2.1.3Struktur Organisasi
Struktur organisasi di Universitas Langlangbuana dapat dilihat pada Gambar 2.2 dibawah ini:
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Universitas Langlangbuana
2.2Landasan Teori
Dalam landasan teori akan dibahas mengenai teori – teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
2.2.1Pengertian Sistem Informasi
Sistem yaitu suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau sub sistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem dipandang sebagai kesatuan yang utuh, bukan hanya pada sub sistem. Untuk membentuk suatu kesatuan, elemen – elemen saling berinteraksi dan bekerja sama sehingga dapat dikatakan sebuah sistem. Karakteristik sistem yaitu memiliki komponen-komponen, lingkungan luar sistem, penghubung, batas, masukan, pengolah, keluaran, dan tujuan. (Jogiyanto)
Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti untuk orang yang menerima informasi tersebut. Informasi dapat digunakan untuk berbagai hal, seperti membuat keputusan untuk menyelesaikan suatu masalah atau membuat suatu keputusan.
Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut, maka sistem informasi secara umum yaitu sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur, dan aturan – aturan yang terorganisir untuk mengolah data menjadi informasi yang berguna untuk memecahkan masalah maupun dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi diimplementasikan pada suatu organisasi untuk dapat membantu dan memudahkan dalam memperoleh informasi yang diinginkan. Sistem informasi meliputi input, proses, output, penyimpanan, dan pengontrolan.
2.2.2Pengertian Sistem Informasi Akademik
2.2.3Website
Ada kriteria-kriteria yang harus diperhatikan dalam website, yaitu: 1. Usability
Usability adalah sebagai suatu pengalaman pengguna dalam berinteraksi
dengan aplikasi atau situs website sampai pengguna dapat mengoperasikannya dengan mudah dan cepat. Situs website harus memenuhi lima syarat untuk mencapai tingkat usability yang ideal, yaitu:
 Mudah untuk dipelajari, meletakkan isi yang paling penting ada bagian atas halaman web akan memudahkan pengunjung untuk menemukannya dengan cepat.
 Efisien dalam penggunaan, mengurangi penggunaan link yang terlalu
banyak. Misalkan jika pengguna membutuhkan informasi hanya dengan sedikit “klik” link yang dibutuhkan.
 Mudah untuk diingat, mengurangi perubahan yang mencolok dalam suatu
situs, khususnya pada navigasi.
 Tingkat kesalahan rendah, menghindari link yang tidak berfungsi (broken
link) atau halaman masih dalam proses pembuatan (under construction).
 Kepuasan pengguna, sebuah website seharusnya enak untuk digunakan.
Maka, pengguna harus dapat menemukan apa yang mereka cari. 2. Sistem Navigasi (Struktur)
3. Graphic Design (Desain Visual)
Kepuasan visual seorang user secara subyektif melibatkan bagaimana desainer visual situs web tersebut membawa mata user menikmati dan menjelajahi situs web dengan melalui layout, warna, bentuk, dan tipografi. 4. Contents
Konten yang baik akan menarik, relevan, dan pantas untuk target audiens situs web tersebut. Gaya penulisan dan bahasa yang dipergunakan harus sesuai dengan web dan target audiens. Hindari kesalahan dalam penulisan, termasuk tata bahasa dan tanda baca di tiap halaman, header, dan judulnya.
5. Compatibility
Situs web harus kompatibel dengan berbagai perangkat tampilannya (browser), harus memberikan alternatif bagi browser yang tidak dapat melihat situsnya.
6. Loading Time
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Zona Research (April 1999) menyatakan bahwa 80% pengunjung akan menutup browser bila halaman web yang ia buka tidak tampil dalam 7-8 detik. Penelitian Jupiter Media
Metrix (Sep 2001-Amerika Serikat) mengatakan bahwa 40% pengunjung akan kembali mengunjungi situs yang tampil lebih cepat. Sebuah situs web yang tampil lebih cepat kemungkinan besar akan kembali dikunjungi, apalagi bila dengan konten dan tampilan yang menarik.
7. Functionality
Seberapa baik sebuah situs web bekerja dari aspek teknologinya, ini bisa melibatkan programmer dengan script-nya, misalnya HTML (DHTML), PHP, ASP, ColdFusion, CGI, SSI, dan lainlain.
8. Accesibility
kekurangan indra penglihatan. Selain itu ada juga hambatan infrastruktur, seperti akses internet yang lambat, spesifikasi komputer, penggunaan browser, dan lainlain yang dapat mempengaruhi akses seseorang.
9. Interactivity
Interaktivitas adalah apa yang melibatkan pengguna situs website sebagai user experience dengan situs website itu sendiri. Dasar dari interaktivitas adalah
hyperlinks (link) dan mekanisme feedback. Menggunakan hyperlink untuk
membawa pengunjung ke sumber berita, topik lebih lanjut, topik terkait, atau lainnya. Seperti link yang berbunyi more info about this, glossary, related links, dan lain-lain. Sedangkan untuk mekanisme feedback, contohnya adalah critiques, comments, question, pooling/ survey. Bentuk lainnya juga bisa seperti
search (pencarian intra situs), tools (perangkat yang digunakan pengunjung
untuk mencapai tujuan mereka datang ke situs kita), game, chat, forum diskusi, dan lain-lain. (Suyanto)
2.2.4Model Penerimaan Teknologi Informasi
Berbagai teori perilaku banyak digunakan untuk mengkaji proses adopsi
teknologi informasi oleh end-user (pengguna akhir), diantaranya Theory of Reason Action (TRA), Theory of Planned Behavior (TPB), dan Technology Acceptance Model
(TAM). Penjelasan masing-masing teori adalah sebagai berikut:
2.2.4.1Theory of Reason Action (TRA)
Gambar 2.3 Model Theory of Reason Action (TRA)
Model ini menunjukan bahwa sikap (attitude) seseorang, misalnya sikap terhadap belajar, digabung dengan norma – norma subyektif (subjective norms), misalnya kepercayaan – kepercayaan orang lain terhadap belajar, akan mempengaruhi niat (behavioral intention) terhadap belajar dan akhirnya akan menentukan belajar atau tidak (behavior).
2.2.4.2Theory of Planned Behavior (TPB)
Gambar 2.4 Model Theory of Planned Behavior (TPB)
Teori ini mengasumsikan bahwa kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) mempunyai implikasi motivasional terhadap niat-niat. Orang – orang yang percaya bahwa mereka tidak mempunyai sumber – sumbber daya yang ada atau tidak mempunyai kesempatan – kesempatan untuk melakukan perilaku tertentu mungkin tidak akan membentuk niat – niat perilaku yang kuat untuk melakukannya walaupun mereka mempunyai sikap – sikap yang positip terhadap perilakunya dan percaya bahwa orang lain akan menyetujui seandainya merka melakukan perilaku tersebut, asumsi dasar teori ini adalah banyak perilaku tidak semuanya dibawah kontrol penuh individual sehingga perlu ditambahkan konsep kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control).
2.2.4.3 Technology Acceptance Model (TAM)
Gambar 2.5 Model Technology Acceptance Model (TAM)
Perceived Usefulness (PU) didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan
individu terhadap suatu teknologi, bahwa dengan menggunakan teknologi tersebut akan dapat meningkatkan kinerja mereka. PU menurut teori ini akan mempengaruhi tujuan seseorang untuk menggunakan teknologi baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui attitude.
Perceived Ease of Use (PEOU) didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan
individu terhadap suatu teknologi yang akan diadopsi, apakah mudah untuk digunakan atau tidak (Davis, 1989). PEOU akan mempengaruhi tujuan seseorang untuk menggunakan teknologi secara tidak langsung melalui perceived usefulness dan attitude. PU dan PEOU seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti dorongan atau tekanan pihak lain, perubahan lingkungan maupun trend.
Attitude towards behavior atau attitude toward using technology, Attitude
towards behavior didefinisikan oleh Davis et al. (1989) sebagai perasaan positif atau negatif dari sesorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan (“an
individual’s positive or negative feelings about performing the target behavior”). Attitude towards behavior juga didefinisikan oleh Mathieson (1991) sebagai evaluasi tentang ketertarikannya menggunakan sistem (“the user’s evaluation of the
desirability of his of her using the system”). Hasil penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa attitude ini berpengaruh secara positif ke minat perilaku (behavioral intention). Akan tetapi beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa attitude ini tidak mempunyai pengaruh yang signifikan ke behavioral intention.
Behavioral intention atau behavioral intention to use, Behavioral intention
adalah suatu keinginan (minat) sesorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu. Seseorang akan melakukan suatu perilaku (behavior) jika mempunyai behavioral intention untuk melakukannya. Hasil penelitian-penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa behavioral intention merupakan prediksi yang baik dari penggunaan teknologi oleh pemakai sistem (misalnya adalah penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Davis et al., 1989; Taylor dan Todd, 995; Venkatesh dan Davis, 2000).
Behavior atau actual technology use, Perilaku (behavior) adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Dalam konteks penggunaan sistem teknologi informasi, perilaku (behavior) adalah penggunaan sesungguhnya (actual use) dari teknologi. Karena penggunaan sesungguhnya tidak dapat diobservasi oleh peneliti yang menggunakan daftar pertanyaan, maka penggunaan sesungguhnya ini banyak diganti dengan nama persepsian (perceived usage). Davis (1989) menggunakan pengukuran actual usage, dan Igbaria et al. (1995) menggunakan pengukuran perceived usage yang diukur sebagai jumlah waktu yang digunakan untuk
berinteraksi dengan suatu teknologi dan frekuensi penggunaannya. Szajna (1994) menyarankan menggunakan penggunaan dilaporkan-sendiri (self-reported usage) sebagai pengganti actual usage.
Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Gardner dan Amoroso (2004) memodifikasi TAM dengan tambahan variabel eksternal yaitu gender, experience, complexity, dan yang terakhir adalah voluntariness. Model tersebut digunakan
untuk meneliti pengguna internet, berikut adalah gambar dari model TAM yang telah dimodifikasi oleh Gardner dan Amoroso dalam penelitiannya dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Modifikasi Model TAM Penelitian Garner dan Amoroso
2.2.5Populasi Dan Sampel 2.2.5.1Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
2.2.5.2Sampel
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul betul representatif (mewakili).
2.2.6Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Terdapat 2 kelompok teknik sampling yaitu probability sampling dan non-probability sampling. Probability sampling meliputi,
simple random, proportionate straified random, disproportionate straitified
random, dan area random. Non-probability sampling meliputi, sampilng sistematis,
sampling kuota, sampling incidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan
snowball sampling.
2.2.6.1 Probability Sampling
Probabilty sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
2.2.6.2 Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dan populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
2.2.6.3 Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Contohnya suatu organisasi mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata.
2.2.6.4 Disproportionate Stratified Random Sampling
semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
2.2.6.5Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang ditetapkan.
2.2.7Sumber Data
Sumber data adalah data yang diperoleh dari subjek penelitian dalam suatu penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer. Sumber data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti sebagai pengumpul data (Sugiyono, 2012) . Seluruh data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada seluruh responden yang terikat dalam penelitian ini. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa pengguna sistem informasi Universitas Langlangbuana.
2.2.8Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif. Berikut adalah macam-macam skala pengukuran:
2.2.8.1Skala Likert
pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:
Tabel 2.1 Keterangan Skor Dalam Skala Likert
No Keterangan Skor
1 Sangat Setuju/ Selalu/ Sangat Positif 5 2 Setuju / Sering / Positif 4
3 Ragu-ragu/ Kadang/ Netral 3 4 Tidak setuju/ Hampir tidak pernah/ Negatif 2
5 Sangat tidak setuju/ Tidak pernah/ Sangat negatif 1
Instrumen penelitan yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk ceklis atau pilihan ganda.
a. Contoh Bentuk Checklist:
Berilah jawaban pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat Anda, dengan cara memberi tanda (√) pada kolom yang tersedia.
Tabel 2.2 Tabel Contoh Skala Likert Checklist
No Pertanyaan Jawaban
SS ST RG TS STS
1.
2.
Prosedur kerja yang baru itu akan segera diterapkan di perusahaan anda.
……….
√
SS = Sangat Setuju diberi skor 5
ST = Setuju diberi skor 4
RG = Ragu-ragu diberi skor 3
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
Contoh Bentuk Pilihan Ganda:
Berilah salah satu jawaban terhadap pertanaan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara memberi tanda lingkaran pada nomor jawaban yang tersedia.
Prosedur kerja yang baru itu akan segera diterpkan di lembaga Anda ? a. Sangat Tidak Setuju
b. Tidak Setuju
c. Ragu – ragu / Netral d. Setuju
e. Sangat Setuju
2.2.9Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkam pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila di lihat dari sumber datany, maka pengumpulan data dapat menggunakan suber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misanya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpul data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.
2.2.9.1Interview (Wawancara)
atau yang diberi tugas melakukan pengumpulan data) dalam mengumpulkan data mengajukan suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan pemasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa angapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview adalah sebagai berikut:
1. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.
3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.
2.2.9.2Kuesioner (Angket)
Menurut Creswell (2012) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dimana partisipan atau responden mengisi pertanyaan atau pernyataan kemudian setelah diisi dengan lengkap mengembalikan kepada peneliti. Larry Cristensen (2004) menyatakan bahwa kuesioner merupakan instrumen untuk pengumpulan data, dimana partisipan atau responden mengisi pertanyaan atau pernyataan yang diberikan oleh peneliti. Peneliti dapat menggunakan kuesioner untuk memperoleh data yang terkait dengan pemikiran, perasaan, sikap, kepercayaan, nilai, persepsi, kepribadian dan perilaku dari responden. Dalam kata lain, para peneliti dapat melakukan pengukuran bermacam-macam karakteristik dengan menggunakan kuesioner.
data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau tidak langsung.
2.2.9.3Observasi
Larry Cristensen (2004), menyatakan bahwa dalam penelitian, observasi diartikan sebagai pengamatan terhadap pola perilaku manusia dalam situasi tertentu, untuk mendapatkan informasi tentang fenomena yang diinginkan. Observasi merupakan cara yang penting untuk mendapatkan infomrasi yang pasti tentang orang, karena apa yang dikatan orang belum tentu sama dengan apa yang dikerjakan. Selanjutnya Creswell (2012) menyatakan bahwa observasi merupakan proses untuk memperoleh data dari tangan pertama dengan mengamati orang dan tempat pada saat dilakukan penelitian.
2.2.10Structural Equation Modeling (SEM)
Structural Equation Modeling atau SEM adalah salah satu dari teknik analisis multivariant yang digunakan untuk menguji teori mengenai sekumpulan relasi antar sejumlah variabel secara simultan. Sekumpulan relasi antar variabel yang dimaksud adalah relasi antara satu atau beberapa variabel independen dengan satu atau beberapa variabel dependen. Dalam relasi yang kompleks, beberapa variabel dependen menjadi variabel independen dalam relasi selanjutnya. Masing-masing variabel independen maupun dependen tersebut dapat berupa variabel observed dan dapat juga berupa variabel laten yang dibangun oleh beberapa
variabel indikator.
2.2.11Analisis Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3 Data Analisis Penelitian Terdahulu
Tahun Judul Variabel Kesimpulan
2008
Analisis Penerimaan Sistem Informasi Perpustakaan (SIPUS) Terpadu Versi 3 Di Lingkungan Universitas Gadjah Mada
ease of use, berpengaruh 63.8% terhadap sistem informasi dapat diterima oleh dosen untuk menunjang proses kegiatan Validation and Testing oleh Kung-Teck, Wong; Rosma bt Osman; Pauline Swee Choo, Goh; Mohdd Khairezan Rahmat
Perceived ease of use,
perceived usefulness,
attitude toward using,
behavioral intention
Perceived usefulness, attitude
towards using memiliki nilai signifikan positip terhadap
Perceived ease of use,perceived
usefulness berpengaruh pada
attitude toward using, perceived usefulness tidak langsung berpengaruh pada attitude toward, Perceived ease of use
29
BAB 3
Analisis Faktor Penerimaan Pengguna
3.1Analisis Variabel Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa variabel yang saling berkaitan. Berikut adalah variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian: a.Perceived Usefulness
Perceived Usefulness atau presepsi kegunaan didefinisikan sebagai sejauh
mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaan tersebut. Penelitian sebelumnya yang diakukan oleh (Davis, 1989; Chau, 1996; Igbaria et al., 1997; Sun, 2003) menunjukan bahwa kegunaan persepian (perceived usefulness) mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap penggunaan sistem informasi. Penelitian-penelitian sebelumnya juga menunjukan bahwa kegunaan persepsian (perceived usefulness) merupakan konstruk yang paling banyak signifikan dan penting yang mempengaruhi sikap (attitude), niat (behavioral intention), dan perilaku (behavior) dalam menggunakan teknologi dibandingkan dengan konstruk lainnya.
Variabel ini memiliki 5 konstruk pengukuran dalam penelitian, yaitu:
1. Peningkatan Kecepatan Kinerja: perkiraan dengan adanya sistem informasi akademik dapat mempercepat suatu proses yang dibutuhkan untuk perkuliahan.
2. Peningkatan Produktivitas: kemampuan pengguna untuk melakukan sesuatu tentang urusan perkuliahan lebih baik dengan menggunakan sistem informasi akademik meliputi pengurangan waktu dari aktivitas yang sebelumnya memerlukan waktu yang lebih banyak.
3. Peningkatan Efektivitas: perkiraan pengguna bahwa dengan menggunakan sistem informasi akademik dapat meningkatkan kinerja mengenai perkuliahan menjadi lebih efektif.
5. Kegunaan: anggapan bahwa setelah adanya sistem informasi akademik di Universitas Langlangbuana sangat berguna dan dapat mempermudah perkuliahan.
b.Perceived Ease of Use
Perceived ease of use atau presepsi kemudahan pengguna didefinisikan sebagai
sejauh mana seseorang seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha. Penelitian-penelitian sebelumnya juga menunjukan bahwa konstruk kemudahan penggunaan persepisan (perceived ease of use) mempengaruhi kegunaan persepsian (perceived usefulness), sikap (attitude), niat (behavior intention), dan pengguna sesungguhnya(behavior).
Variabel ini memiliki 5 konstruk pengukuran dalam penelitian, yaitu:
1. Mudah Dipelajari: anggapan pengguna bahwa sistem informasi akademik yang diterapkan mudah dipelajari.
2. Mudah Dikontrol: anggapan pengguna bahwa sistem informasi akademik yang diterapkan mudah untuk dikontrol untuk kepentingan perkuliahan. 3. Mudah Dimengerti: anggapan pengguna bahwa sistem informasi akademik
yang diterapkan mudah dimengerti dan tidak membuat pengguna merasa sulit untuk menggunakannya.
4. Mudah Digunakan: anggapan pengguna bahwa sistem informasi akademik yang diterapkan mudah untuk duganakan.
c.Attitude Toward Using
Attitude toward using atau sikap terhadap prilaku didefinisikan oleh (Davis et
al., 1989) merupakan perasaan-perasaan positip atau negatip dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan, sedangkan menurut (Mathieson, 1991) sebagai evaluasi pemakai tentang ketertarikannya menggunakan sistem. Hasil penelitian sebelumnya menunjukan bahwa sikap (attitude) ini berpengaruh secara positip ke niat perilaku (behavioral intention).
Variabel ini memiliki 2 konstruk pengukuran dalam penelitian, yaitu:
2. Menugkur tingkat kebosanan user menggunakan sistem informasi akademik yang diterapkan
d.Behavioral Intention
Behavioral intention adalah suatu keinginan (niat) seseorang untuk melakukan
suatu perilaku yang tertentu. Seseorang akan melakukan suatu perilaku jika mempunyai keinginan atau niat (behavioral intention) untuk melakukannya. Penelitian – penelitian sebelumnya (Davis et al., 1989; Taylor dan Todd, 1995; Venkatesh dan Davis, 2000) menunjukan bahwa behavioral intention merupkan prediksi yang baik dari penggunaan teknologi oleh pemakai sistem.
Variabel ini memiliki 2 konstruk pengukuran dalam penelitian, yaitu:
1. Tingkat intensitas penggunaan sistem informasi akademik digunakan oleh user.
2. Mengetahui apakah user akan menggunakan kembali sistem informasi akademik di kemudian hari.
e.Gender
Penelitian yang dilakukan oleh Gefen dan Starub (1997) membuktikan bahwa perbedaan jenis kelamin mempengaruhi presepsi yang berbeda bahwa wanita memandang lebih tinggi nilai dari perceived usefulness dibandingkan dengan dipresepsikan oleh laki-laki. Sebaliknya laki-laki lebih melihat ke perceived ease of use didalam penggunaan komputer.
f. Experience
Penelitian (Taylor dan Todd, 1995) menemukan perbedaan yang signifikan antara pemakai sistem yang berpengalaman dan merka yang belum berpengalaman dalam menetnukan menggunakan sistem. Hasil dari penelitian ini juga menemukan perceived usefulness merupakan penetntu paling kuat mempengaruhi untuk grup yang kurang berpengalaman.
Variabel ini memiliki 2 konstruk pengukuran dalam penelitian, yaitu:
1. Mengetaui apakah ada masalah yang ditemukan pengguna sistem informasi akademik saat menggunakannya.
g. Complexity
Penelitian (Davis et al, 1989) kerumitan memiliki hubungan positip terhadap ease of use, karena semakin rumit suatu inovasi, semakin rendah tingkat penerimaan inovasi tersebut.
Variabel ini memiliki 2 konstruk pengukuran dalam penelitian, yaitu:
1. Mengukur tingkat kesulitan yang dirasakan oleh user sewaktu menggunakan sistem informasi akadmik.
2. Mengukur waktu yang diperlukan penggunaan sistem informasi akademik saat ingin mengakses suatu infomasi dari sistem informasi tersebut.
h.Voluntariness
Penelitian (Venkatesh dan Davis, 2000) menyatakan bahwa variabel ini memoderasi hubungan niat perilaku untuk menggunakan.
Variabel ini memiliki 1 konstruk pengukuran dalam penelitian, yaitu:
Kesukarelaan pengguna sistem informasi akademik untuk menggunakan sistem tersebut dimana ukuran ini menentukan bahwa seberapa pentingnya sistem tersebut untuk digunakan.
3.1Hipotesa Penelitian
Gambar 3.1 Hubungan Faktor Faktor Penelitian
Model TAM diatas merupakan model TAM yang diadopsi dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian oleh Gardner dan Amoroso pada tahun 2004. Gardner dan Amoroso pada tahun 2004 melakukan penelitian tentang internet, menambahkan variabel Gender, Experience, Complexity dan Voluntariness sebagai variabel eksternal tetapi dengan sedikit perubahan pada hubungan tiap variabel.
Menggunakan model TAM yang diadopsi dari penelitian sebelumnya ini didasari oleh penelitian yang dilakukan dirasa cocok menggunakan model tersebut, karena dengan penambahan variabel eksternal tersebut peneliti dapat melihat lebih spesifik tentang subjek penelitian. Penambahan variabel Gender didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh Gefen dan Starub (1997) mengatakan bahwa berbeda jenis kelamin akan menghasilkan perbedaan persepsi, bila jenis kelamin wanita cenderung melihat suatu sistem dilihat dari sisi kegunaannya sedangkan bila jenis kelamin pria cenderung melihat suatu sistem dari kemudahannya. Penambahan variabel Experience didasari oleh penelitian Gardner dan Amoroso sendiri yang mengatakan bahwa bila seseorang menggunakan suatu sistem semakin sering maka semakin terbiasa menggunakannya, sedangkan bila saat pertama kali menggunakan maka akan menghadapi beberapa kesulitan. Penambahan variabel Complexity didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh Davis mengatakan bahwa
1. Hipotesa 1
H0 = Tidak terdapat hubungan antara Perceived usefulness terhadap attitude toward using
H1 = Terdapat hubungan antara Perceived usefulness terhadap attitude toward using
2. Hipotesa 2
H0 = Tidak terdapat hubungan antara Perceived usefulness terhadap behavioral intention
H1 = Terdapat hubungan antara Perceived usefulness terhadap behavioral intention
3. Hipotesa 3
H0 = Tidak terdapat hubungan antara Perceived ease of use terhadap Perceived usefulness
H1 = Terdapat hubungan antara Perceived ease of use terhadap Perceived usefulness
4. Hipotesa 4
H0 = Tidak terdapat hubungan antara Perceived ease of use terhadap attitude toward using
H1 = Terdapat hubungan antara Perceived ease of use terhadap attitude toward using
5. Hipotesa 5
H0 = Tidak terdapat hubungan antara attitude toward using terhadap behavioral intention
6. Hipotesa 6
H0 = Tidak terdapat hubungan antara Gender terhadap perceived usefulness H1 = Terdapat hubungan antara Gender terhadap perceived usefulness 7. Hipotesa 7
H0 = Tidak terdapat hubungan antara Gender terhadap perceived ease of use
H1 = Terdapat hubungan antara Gender terhadap perceived ease of use 8. Hipotesa 8
H0 = Tidak terdapat hubungan antara Experience terhadap perceived usefulness
H1 = Terdapat hubungan antara Experience terhadap perceived usefulness 9. Hipotesa 9
H0 = Tidak terdapat hubungan antara Complexity terhadap perceived usefulness
H1 = Terdapat hubungan antara Complexity terhadap perceived usefulness 10.Hipotesa 10
H0 = Tidak terdapat hubungan antara Voluntariness terhadap behavioral intention
H1 = Terdapat hubungan antara Voluntariness terhadap behavioral intention
3.2Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan adalah semua mahasiswa pengguna sistem informasi akademik Universitas Langlangbuana. Roscoe dalam buku Reserch Methods For Business (1982) memberikan sanran – saran tentang ukuran sampel untuk penelitian sebagai berikut:
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-pegawai swasta, dan lain-lain) maka jumlah sampel setiap kategori minimal 30 sampel.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (misalnya: korelasi atau regresi berganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota sampel = 5 x 10 = 50 responden.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 s/d 20.
Karena pada penelitian ini melakukan analisis dengan multivariate, maka dapat dilihat pada point ke-3 dari saran yang di berikan untuk menentukan berapa banyak sampel yang diambil. Variabel yang digunakan dalam penelitian ada 8 variabel, pada saran penentuan sampel disebutkan bahwa minimal 10 kali dari jumlah variable maka 8 variabel dikalikan dengan 10 = 80 responden, tetapi dikarenakan pembagian sampel ini dilakukan di Universitas yang memiliki beberapa fakultas yang berbeda maka sample akan di perbanyak sebanyak 40 responden / fakultas sehingga akan menghasilkan 40 responden di kali 5 fakultas yaitu 200 responden untuk mengisikan kuesioner yang dibagikan secara random.
3.3Variabel Penelitian
Tabel 3.1 Konstruk Item Kuesioner
Nama Variabel Indikator Jumlah
Pertanyaan
Behavioral Intention 1. Tingkat intensitas penggunaan sistem
2. Minat penggunaan sistem di masa mendatang
Experience 1. Masalah menggunakan sistem 2. Berapa lama menggunakan sistem
1 1
E1 E2 Complexity 1. Memerlukan waktu yang banyak
saat menggunakan sistem
Voluntariness 1. Kesukarelaan menggunakan Sistem
2 V1, V2
3.4Instrumen Penelitian
dengan menggunakan skala likert 5-1 dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju, sering menggunakan sampai tidak pernah menggunakan sangat positip sampai sangat negatip.
Pertanyaan yang di ajukan mewakili variabel penelitian yang digunakan, dari variabel tersebut di tentukan indikatornya untuk di ukur. Indikator tiap variabel harus ≥ 2 untuk meminimalkan kesalahan. Indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan untuk mengetahui opini, sikap, motif, keyakinan dan presisi, perilaku fakta dan atribut, dan pengetahuan dari responden, lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Tabel Skor Kuesioner
No Keterangan Skor
1 Sangat Setuju/ Selalu/ Sangat Positif 5 2 Setuju / Sering / Positif 4
3 Ragu-ragu/ Kadang/ Netral 3
4 Tidak setuju/ Hampir tidak pernah/ Negatif 2
5 Sangat tidak setuju/ Tidak pernah/ Sangat negatif 1
3.5Pengumpulan Data
3.6 Tampilan Sistem Informasi Akademik Universitas Langlangbuana Berikut adalah screenshot dari tampilan sistem infromasi akademik (SIAK) Universitas Langlangbuana:
Gambar 3.2 Tampilan Menu Login
Gambar 3.3 Tampilan Menu Utama
Gambar 3.4 Tampilan Menu Breakdown
Gambar 3.5 Tampilan Menu Cetak Kartu Ujian
Gambar 3.6 Tampilan Menu Kartu Hasil Studi
Gambar 3.7 Tampilan Menu Kartu Rencana Studi
Gambar 3.8 Tampilan Menu Profil Mahasiswa
Gambar 3.9 Tampilan Menu Transkrip Akademik
Gambar 3.10 Tampilan Menu Daftar Materi
Gambar 3.11 Tampilan Menu Gnati Password
3.7Pengujian Validitas dan Realibilitas
3.7.1Uji Validitas
Uji Validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi Bivariate Pearson. Korelasi Bivariate Pearson adalah sebuah rumus yang dapat digunakan untuk melakukan uji validitas data.
Rumus Validitas Pearson
� = � � − � � √� � − � √� � − � Dengan penjelasan, rxy = Koefisien Korelasi
N = Jumlah Responden X = Skor Tiap Item
Y = Skor Total Dari Setiap Item
Dasar dari pengambilan keputusan dalam uji validitas adalah:
1. Jika nilai koefisien korelasi > rtabel, maka item pertanyaan atau pernyataan dalam angket berkorelasi signifikan terhadap skor total (item dikatakan valid).
2. Jika nilai koefisien korelasi < rtabel, maka item pertanyaan atau pernyataan dalam angket tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (artinya angket dinyatakan tidak valid).
Nilai rtabel dapat dilihat pada lampiran R tabel dengan level signifikan sebesar 5% dan jumlah sampel di sesuaikan. Level signifikan adalah kesalahan taksiran yang umumnya dinyatakan dalam peluang yang berbentuk persentase. Dengan kata lain suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Bila level signifikan sebesar 5% maka taraf kepercayaan sebesar 95%. Tabel r digunakan sebagai alat untuk menentukan dan menghitung nilai uji statistik koefisien korelasi, di mana rumus untuk mencari nilai r yaitu:
Df = N – 2, dimana N adalah banyaknya sample yang digunakan dalam penelitian.
Maka, Df = 200 – 2
N = 200
Nilai ∑x didapat dari skor jumlah variabel ke-i = 680 Nilai ∑y didapat dari skor jumlah seluruh indikator = 12502
Untuk lebih mudah menghitung dibuat tabel bantuan sebagai berikut:
N ∑x ∑y ∑xy ∑x2 ∑y2
200 680 12502 43520 2494 796200
� = � � − � � √� � − � √� � − �
� = −
√ − √ −
� = −
√ − √ −
� =
√ √
� = . .
� = .
� = .
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Koefisien Korelasi > 0.139
PU PEOU ATU BI E C V Keterangan
PU1 0.619 Valid
PU2 0.729 Valid
PU3 0.600 Valid
PU4 0.581 Valid
PU5 0.677 Valid
PU6 0.521 Valid
PEOU1 0.412 Valid
PEOU2 0.676 Valid
PEOU3 0.518 Valid
PEOU4 0.439 Valid
ATU1 0.507 Valid
ATU2 0.221 Valid
BI1 0.613 Valid
BI2 0.316 Valid
E1 0.312 Valid
E2 0.447 Valid
C1 0.357 Valid
C2 0.168 Valid
V1 0.308 Valid
V2 0.068 Tidak Valid
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
Setelah Menghilangkan Variabel Tidak Valid Variabel Koefisien Korelasi > 0.139
PU PEOU ATU BI E C V Keterangan
PU1 0.619 Valid
PU2 0.729 Valid
PU3 0.600 Valid
PU4 0.581 Valid
PU5 0.677 Valid
PU6 0.521 Valid
PEOU1 0.412 Valid
PEOU2 0.676 Valid
PEOU3 0.518 Valid
PEOU4 0.439 Valid
ATU1 0.507 Valid
ATU2 0.221 Valid
BI1 0.613 Valid
BI2 0.316 Valid
E1 0.312 Valid
E2 0.447 Valid
C1 0.357 Valid
C2 0.168 Valid
V1 0.308 Valid
3.7.2Uji Reliabilitas
Rumus Reliabilitas Cronbach-Alpha
� = � −� − ����
�
Dengan penjelasan, � adalah koefisien reliabilitas N = banyaknya butir soal
∑ �� = varians skor soal ke – i �� = varians skor total
Dasar dari pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas adalah: 1. 0.80-1.0 maka reliabilitas dikatakan baik.
2. 0.60-0.799 maka reliabilitas dapat diterima.
3. Kurang dari 0.60 maka reliailitas dikatakan kurang baik.
49
BAB 4
Implementasi dan Pengujian Faktor
Penerimaan Pengguna
4.1Responden
Jumlah responden yang dijadikan sampel penelitian ini sebanyak 200 responden, responden yang dijadikan sebagai sampel yaitu mahasiswa Universitas Langlangbuana dari berbagai fakultas, dimana terdiri dari 5 fakultas dan setiap fakultas di bagikan 40 kuesioner.
4.1.1Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, dari 200 responden mahasiswa, di peroleh sebanyak 37% responden berjenis kelamin perempuan dan 63% responden berjenis kelamin laki-laki, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
63% 37%
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
4.1.2Responden Berdasarkan Fakultas
Berdasarkan jenis fakultasnya dari 200 responden mahasiswa, di peroleh sebanyak 20% pada setiap fakultasnya, dikarenakan pembagian kuesioner terhadap responden di ratakan 40 setiap fakultasnya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diagram pie di gambar 4.2.
Gambar 4.2 Responden Berdasarkan Fakultas
4.1.3Responden Berdasarkan Semester
Berdasarkan semester, dari 200 responden mahasiswa diperoleh sebanyak 19% semester 1, 31% semester 3, 24% semester 5, 26% semester 7. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar 4.3.
20%
20%
20% 20%
20%
Responden Berdasarkan Fakultas
Fakultas Hukum Fakultas Ekonomi
Fakultas Teknik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Gambar 4.3 Responden Beradasarkan Semester
4.2Analisis Data Dengan SEM
Berdasarkan metode penelitian dan hasil analisis validitas dan realibilitas yang telah di uraikan pada Bab 3, maka pada subbab berikut akan di bahas tentang tahapan analisis data yang di lakukan dengan pendekatan SEM.
4.2.1Membuat Path Diagram
Setelah penyusunan model SEM dan juga variabel beserta indikator-indikatornya, tahapan selanjutnya adalah pembuatan path diagram. Path diagram yang disusun berdasarkan model yang telah di buat tersebut dapat di lihat pada gambar 4.4 berikut.
19%
31% 24%
26%
Responden Berdasarkan Semester
Gambar 4.4 Path Diagram
Dari gambar 4.4 dapat dijelaskan sebagai berikut, dapat dilihat yang berbentuk oval merepresentasikan konstruk penelitian TAM yaitu perceived usefulness, perceived ease of use, attitdue toward using, behavioral intention, voluntariness,
experience, complexity, dan gender, tetapi tidak terdapat actual usage pada diagram
4.2.2Melakukan Pemeriksaan Data
Sebelum melakukan analisis lanjutan ataupun menghitung nilai fit dari suatu model, ada beberapa pengujian yang perlu di lakukan untuk memastikan suatu data telah memenuhi sejumlah asumsi yang di persyaratkan, sehingga dapat mengidentifikasi data yang hilang / tidak lengkap. Berikut beberapa tahapan pengujian yang di lakukan dalam SEM.
4.2.2.1Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan nilai C.R Skewness dan Kurtosis dari data output SEM yang di olah menggunakan AMOS 22. Penelitian ini
menggunakan nilai kritis CR Skewness berdasarkan tingkat signifikansi α sebesar 1% maka harga kritis statistik pada z tabel sebesar 2.58 . Berdasarkan path diagram di atas, hasil uji normalitas data dapat di lihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas
C2 1,000 5,000 -.370 -2.135 1.982 3.990 V1 1,000 5,000 -.104 -.598 .277 .799
Multivariate 66.848 15.934
Hasil dari uji normalitas yang ditunjukan oleh tabel 4.1 diperoleh satu variabel yaitu “G” yang menujukan gender atau jenis kelamin tidak normal, dikarenakan variabel tersebut memiliki nilai c.r lebih dari 2.58 dari perhitugnan tabel z sebelumnya, sedangkan variabel yang lainnya berstatus normal atau bernilai < 2.58. Sedangkan dalam analisis normalitas dalam analisis SEM yang jauh lebih penting adalah normalitas multivariate atau pada tabel hasilnya berwarna biru yaitu 15.934, karena jika normalitas multivariate terpenuhi maka univariat diasumsikan terpenuhi dengan sendirinya, namun tidak berlaku sebaliknya. Dikarenakan nilai multivariat 15.934 > 2.58 maka harus dilakukan uji outlier karena data multivariat tidak normal.
4.2.2.2 Uji Outlier
Pengujian outlier dilakukan dengan menggunakan nilai p1 dan p2 dari data output SEM yang di olah menggunakan AMOS 22. Sebuah data dikatakan outlier jika mempunyai angka p1 dan p2 < 0.05. Berdasarkan path diagram di atas, hasil uji outlier data dapat di lihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Uji Outlier
Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2
Dari 200 sampel yang dilakukan uji outlier dan normalitas terdapat angka yang termasuk outlier dimana nilai p1 dan p2 < 0.05 pada tabel ditandai oleh tanda merah, yaitu no 124, 164, 174, 197, 154, 190, 127, 5, 153, 1, 133. Data yang dinyatakan sebagai outlier akan dihapus dari penelitian agar data penelitian berdistribusi normal dan tidak memiliki outlier.
Setelah beberapa kali di lakukan penghapusan data outlier, maka di dapat tidak ada data yang outlier dan analisis dapat di lanjutkan ke tahap selanjutnya (dapat di lihat pada Lampiran). Dengan di hapusnya 35 buah observasi yang terindikasi sebagai outlier, maka ukuran sampel data yang akan digunakan menjadi 165.
4.2.3Menilai Kriteria Goodness of Fit
Menilai goodness of fit merupakan tujuan utama dalam SEM, yaitu ingin mengetahui sampai seberapa jauh model yang dihipotesiskan ‘fit’ atau cocok dengan sampel data. Sebuah model dapat di uji kecocokannya dengan melakukan pencarian nilai Chi-square, RMSEA, ECVI, CFI, AIC, CMIN/Df dan nilai CN lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Pengujian GOF
Ukuran GOF Tingkat Fit yang Baik Hasil Penilaian GOF
Chi-Square Nilai yang kecil 680.931 Kurang Baik
p-value P ≥ 0.05 0.000 Kurang Baik
RMSEA ≥ 0.08 0.138 Baik (Good Fit) ECVI
Nilai yang mendekati ECVI
Saturated atau lebih kecil dari independence model
Saturated atau lebih kecil dari independence model
D* = 770.931 S* = 420.000 I* = 1426.597
Baik (Good Fit)
Ukuran GOF Tingkat Fit yang Baik Hasil Penilaian GOF
NCP Nilai Default Model < Nilai
Independence Model
D* = 515.931
I* =1196.597 Baik (Good Fit)
Keterangan: D* = Default, S* = Saturated, I* = Independence.
Dari 9 kategori terdapat 6 kategori dinyatakan fit, dan ada 3 kategori dinyatakan kurang baik, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa model dalam penelitian ini adalah fit, karena pada dasarnya bila terdapat 4 kategori dan 3 kategori diantaranya dinyatakan kurang baik maka model tersebut dinyatakan kurang baik.
4.2.4Analisis Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan melihat signifikasi P-value sebagai dasar menerima atau menolak hipotesis nol. Nilai signifikasi yang digunakan adalah P-value 0,05 (significance level=5%), terdapat juga kriteria penerimaan sebagai
berikut:
a. Apabila nilai probability (P) < 0,05 berarti variabel eksogen berpengaruh pada variabel endogen. Apabila nilai probability (P) > 0.05 maka variabel eksogen tidak berpengaruh pada variabel endogen.
b. Apabila Probability (P) menghasilkan nilai < 0.05 ditunjukkan dengan tanda (***), maka variabel eksogen berpengaruh pada variabel endogen.
Tabel 4.4 Regression weights
Estimate S.E. C.R. P Perceived_Ease_of_Use <--- Gender 145.826 80.814 1.804 .071 Perceived_Usefulness <--- Gender -8.637 170.723 -.051 .960 Perceived_Usefulness <--- Perceived_Ease_of_Use .450 1.005 .448 .654 Perceived_Usefulness <--- Complexity .250 .242 1.035 .301 Perceived_Usefulness <--- Experience .700 .446 1.570 .117 Attitude_Toward_Using <--- Perceived_Usefulness -.109 .070 -1.542 .123 Attitude_Toward_Using <--- Perceived_Ease_of_Use -.283 .101 -2.803 .004 Behavioral_Intention <--- Attitude_Toward_Using -.357 .220 -1.617 .106 Behavioral_Intention <--- Voluntariness .001 .002 .576 .565 Behavioral_Intention <--- Perceived_Usefulness .570 .155 3.673 ***
1. Perceived usefulness terhadap attitude toward using