• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Dokumentasi Lokananta Studio Rekaman Peratma di Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Buku Dokumentasi Lokananta Studio Rekaman Peratma di Indonesia."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN BUKU DOKUMENTASI LOKANANTA STUDIO REKAMAN PERTAMA DI INDONESIA

Oleh Oktisa Andita

NRP 0964155

Lokananta merupakan studio rekaman pertama di Indonesia yang didirikan pada tanggal 29 Oktober 1956. Lokananta mempunyai fungsi merekam dan memproduksi (menggandakan) piringan hitam untuk bahan siaran 27 studio RRI seluruh Indonesia dari tahun 1956 hingga 1971. Atas prakasa R. Maladi, R. Oetojo Soemowidjojo, dan R. Ngabehi Soegoto Soerjodipocro, tahun 1950 Lokananta studio menjadi swadaya untuk memenuhi kebutuhan siaran radio dan mendirikan pabrik piringan hitam. Tahun 2004 Lokananta menjadi perum PNRI (Perum Percetakan Negara RI) cabang Surakarta dengan cakupan tugas sebagai salah satu pusat multimedia, rekaman (kaset dan CD), remastering, dan pengembangan percetakan serta jasa grafika dan kegiatan di dunia penyiaran sampai sekarang.

Tujuan dari perancangan ini adalah untuk menginformasikan, mendokumentasikan, dan melestarikan sejarah Lokananta kepada masyarakat Indonesia, khususnya kota Solo. Fungsi dan keberadaan Lokananta sebagai studio pertama di Indonesia semakin dilupakan oleh masyarakat, khususnya dikalangan generasi muda. Hal twrsebut terjadi, karena kurangnya informasi yang mendukung (seperti, sejarah, fungsi, peran, dan masa keemasanya). Oleh karena itu, perancangan media informasi dengan membuat buku dokumentasi yang berisi tentang sejarah Lokananta Studio Rekaman Pertama di Indonesia. Diharapkan masyarakat mengetahui sejarah terkait dengan keberadaan Lokananta dapat menjadi salah satu upaya yang efektif dan efisien sesuai dengan target user yang ada.

Perancangan media buku dokumentasi memiliki tujuan untuk memberikan informasi maupun pengetahuan mengenai sejarah, aktivitas serta beragam fasilitas yang ada di Lokananta. Perancangan media dokumentasi berupa buku dokumentasi oleh media yang dekat dan terjangkau oleh target user, seperti poster, media sosial, dan gimmick.

(2)

ABSTRACT

DESIGN DOCUMENTATION BOOK OF LOKANANTA STUDIO – THE FIRST RECORDING STUDIO IN INDONESIA

Submitted by Oktisa Andita

NRP 0964155

Lokananta is the first recording studio in Indonesia, was established on October 29th 1956. Lokananta has the function to record and produce (reduplicate) vinyl for 27 RRI Studios broadcast materials in all over Indonesia from 1956 until 1971. By the initiative of R. Maladi, R. Oetojo Soemowidjojoand R. Ngabehi Soegoto Soerjodipocro, in 1950 Lokananta studio became the source in fulfilling radio broadcast materials and established vinyl factory. In 2004 Lokananta became government general company PNRI (Perum Percetakan Negara Indonesia) branch Surakarta with the scope of duty as one of the multimedia center, recording (cassette and CD), remastering and printing development and also graphic services in broadcasting world activities until now.

The purposes of this design are for informing, documenting and preserving the history of Lokananta to Indonesian people, especially Solo. As its function and existence of Lokananta as the first recording studio in Indonesia getting faded by Indonesian people, especially the youth. It is happened because of the less supporting information (such as history, function, roles, and its golden period). Therefore, with the design of information media with the making of this documentation book that contains about the history of Lokananta as the first recording studio in Indonesia. Is a high expectation that Indonesian people know about the related history to Lokananta existence that can be one of the effective and efficient efforts in accordance with the existing target user.

The design of this documentation book, has the aim for giving both information and knowledge about history, activity and also the variety of facilities that Lokananta has. The design of documentation media in a form of documentation book also should be reachable as simple as poster, social media and gimmick by target user.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DALAM LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ...iv

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3

1.2.1 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Penulisan ... 3

1.5 Skema Perancangan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Pelestarian Budaya... 6

2.1.1 Definisi Pelestarian Budaya ... 6

2.2 Dokumentasi ... 8

2.2.1 Definisi Dokumentasi ... 8

2.3 Buku ... 9

2.3.1 Definisi Buku ... 9

(4)

2.4.1 Definisi Book Design ... 10

2.5.1 Definisi Photography ... 13

2.5.2 Macam-Macam Photography ... 14

BAB III DATA DAN ANALISI MASALAH ... 19

3.1 Data dan Fakta ... 19

3.1.1 Lokananta ... 19

3.1.2 Visi dan Misi Lokananta ... 21

3.2 Sponsorship Museum Nasional Republik Indonesia ... 22

3.3 Publisher Bentara Budaya ... 24

3.4 Hasil Wawancara dengan Narasumber ... 28

3.5 Bangunan Lokananta ... 31

3.5.1 Ruang Alat-Alat Produksi ... 31

3.5.2 Ruang Arsip Piringan Hitam ... 33

3.5.3 Ruang Produksi Kaset dan CD ... 35

3.5.4 Ruang Mastering ... 38

3.5.5 Ruang Studio Rekaman ... 44

3.6 Hasil Kuesioner ... 42

3.7 Tinjauan Karya Sejenis ... 47

3.8 Analisis Terhadap Temuan dan Fakta ... 50

3.8.1 Segmenting, Targeting, dan Positioning... 50

3.8.2 SWOT ... 51

BAB IV PEMECAHAN MASALAH ... 52

4.1 Konsep Komunikasi... 54

4.2 Konsep Kreatif ... 54

(5)

4.2.2 Warna... 55

4.4.7 Teknik Interaktif ... 61

(6)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.5 Skema Perancangan ... 5

Diagram 3.33 Hasil Kuesioner Mengenai Lokananta Studio Rekaman Pertama di

Indonesia... 42

Diagram 3.34 Hasil Kuesioner Mengenai Lokananta Studio Rekaman Pertama di

Indonesia... 42

Diagram 3.35 Hasil Kuesioner Mengenai Lokananta Studio Rekaman Pertama di

Indonesia... 43

Diagram 3.36 Hasil Kuesioner Mengenai Lokananta Studio Rekaman Pertama di

Indonesia... 43

Diagram 3.37 Hasil Kuesioner Mengenai Lokananta Studio Rekaman Pertama di

Indonesia... 44

Diagram 3.38 Hasil Kuesioner Mengenai Lokananta Studio Rekaman Pertama di

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo Lokananta... 19

Gambar 3.2 Logo Museum Nasional ... 22

Gambar 3.3 Logo Bentara Budaya ... 24

Gambar 3.4 Buku Sepeda Antik ... 25

Gambar 3.5 Buku Wayang Gepuk ... 26

Gambar 3.6 Buku Komidi Putar... 26

Gambar 3.7 Pembukan Pameran Tunggal Seni Rupa-Herman Widianto ... 26

Gambar 3.8 Buku Komidi Putar... 27

Gambar 3.9 Launching dan Bedah Buku Bukan Republik Waton Suloyo ... 27

Gambar 3.10 Diskusi Soedjatmoko (Bentara Budaya Solo) ... 27

Gambar 3.11 Wawancara dengan Ibu Titik Sugiyanti ... 28

Gambar 3.12 Ruang Alat-Alat Produksi ... 31

Gambar 3.13 Alat Pencetak Piringan Hitam ... 32

Gambar 3.14 Master Recorder... ... 32

Gambar 3.15 Quality Control... ... 33

Gambar 3.16 Garrard Turntable (1970) ... 33

Gambar 3.17 Ruangan Arsip Piringan Hitam ... 34

Gambar 3.18 Piringan Hitam Pembukaan Pidato kongres Asia-Afrika ... 34

Gambar 3.19 Piringan Hitam Lagu Indonesia Raya ... 34

Gambar 3.20 Piringan Hitam Lagu Bubuy Bulan ... 35

Gambar 3.21 Bapak Wurwanto Sebagai Ahli Pemotong Pita Kaset ... 36

Gambar 3.22 Mesin Pemotong Pita Kaset (1980) ... 36

Gambar 3.23 Kaset ... 37

Gambar 3.24 Otari (2003) ... 37

Gambar 3.25 Otari (1985) ... 38

Gambar 3.26 Lemari Penyimpanan Master Tape ... 39

(8)

Gambar 3.28 Master Tape Proklamasi Indonesia ... 39

Gambar 3.29 Player Open Reel (1970) ... 40

Gambar 3.30 Power Amplifuer, Pioneer (1970) dan Limiter ... 40

Gambar 3.31 Studio Rekaman ... 42

Gambar 3.32 Mixer Trident... 43

Gambar 3.33 Equalizer, Real Time Analize, Limiter dan Converter ... 43

Gambar 3.40 Cover Buku “Live Music Photography : 2013 through the lens of Ian Keates” ... 47

Gambar 3.41 Layout Buku “Live Music Photography : 2013 through the lens of Ian Keates” ... 47

Gambar 3.42 Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 48

Gambar 3.43 Panggung Pertunjukkan di Gedung Kesenian Rumentang Siang .... 49

Gambar 4.1 Contoh Retro Design tahun 1920 ... 53

Gambar 4.2 Contoh Retro Design tahun 1930 ... 53

Gambar 4.3 Contoh Retro Design tahun 1940 ... 53

Gambar 4.4 Jenis Font Bauhaus ... 54

Gambar 4.5 Jenis Font Eurostile ... 55

Gambar 4.6 Jenis Font Antique Olive Light ... 54

Gambar 4.7 Warna Pada Buku Dokumentasi “Kepingan Nada di Tanah Jawa” ... 55

Gambar 4.8 Cover Book ... 57

Gambar 4.9 Daftar Isi ... 58

Gambar 4.10 Maps ... 58

Gambar 4.11 Layout Bab 3 ... 59

Gambar 4.12 Layout Bab 3 Penjelasanan ... 59

Gambar 4.13 Layout Bab 3 Poto ... 60

Gambar 4.14 Infografik ... 60

Gambar 4.15 Tempat CD ... 61

Gambar 4.16 Teknik Interaktif ... 61

Gambar 4.17 Instagram ... 62

Gambar 4.18 Facebook ... 63

Gambar 4.19 Youtube ... 63

(9)

Gambar 4.21 Tote bag ... 64

Gambar 4.22 Poster Teaser ... 65

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Daftar Kuesioner ... 70

Lampiran B Sketsa ... 71

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan musik di dunia tidak dapat dipungkiri tren musik di

Indonesia terpengaruh oleh musik dari negara-negara barat dan asia. Seperti pop,

jazz, blues, rock, dan R&B. Dengan perkembangan yang sangat pesat ini, maka

industri rekaman di Indonesia juga mengalami masa keemasannya pada era 1959.

Tetapi industri rekaman sebagai salah satu elemen terpenting dalam industri musik

Indonesia mendapat pukulan berat karena banyak perusahan swasta dalam berapa

tahun terakhir ini. Perkembangan industri musik rekaman di Indonesia memasuki

periode terburuk dan penjualan album fisik terus merosot. Penyebabnya selain karena

perkembangan teknologi dan pembajakan masih terus dilakukan oleh pihak yang

tidak bertanggung jawab.

Musik Indonesia atau disebut musik Nusantara merupakan musik yang berkembang

di Nusantara yang mencerminkan ciri budaya Indonesia. Pada tahun 1970, musik

Nusantara terdiri dari beberapa aliran musik Nusantara seperti musik pop, musik

tradisi daerah, musik keroncong, musik langgam, musik dangdut, musik gambus,

maupun musik perjuangan. Berikut ini contohnya seperti, lagu-lagu perjuangan yang

cukup dikenal oleh masyrakat, seperti lagu Maju Tak Gentar, Gugur Bunga,

Indonesia Pusaka, Halo-Halo Bandung, Tanah Airku, dan Garuda Pancasila.

Lokananta merupakan sebuah studio rekaman yang turut terkena dampak fenomena

ini. Lokananta merupakan studio rekaman pertama dan tertua di Indonesia.

Lokananta sampai sekarang masih mempunyai koleksi ribuan lagu-lagu daerah dari

seluruh Indonesia (Ethnic/World Music/foklor) dan lagu-lagu pop lama termasuk

diantaranya lagu-lagu keroncong. Selain itu Lokananta mempunyai koleksi lebih dari

(12)

Soekarno. Musisi legendaris Indonesia yang pernah rekaman di Lokananta antara

lain Gesang, Titik Puspa, Waldjinah, Ismail Marzuki, Bubi Chen, Jack Lesmana,

Bing Slamet, dan Idris Sardi.

Setiap barang yang ada di Lokananta memiliki nilai sejarah, karena kekayaan budaya

yang sangat tinggi nilainya tetapi sayang tidak tersentuh oleh pemerintah sehingga

menjadikan Lokananta menjadi terabaikan. Terdapat ruangan penyimpanan koleksi

piringan hitam dan merupakan pusat mahakarya musik di era kelahirannya pada

tahun 1959 hingga 1971 dan didalamnya terdapat lima rak terbuat dari besi yang

disusun berjajar menampung ribuan piringan hitam. Sayangnya ruang penyimpanan

koleksi Lokananta tidak terurus. Misalnya, suhu ruangan yang panas, sampul

piringan hitam yang termakan rayap dan menguning. Banyak masyarakat yang tidak

peduli tentang Lokananta, dan seiring dengan jalannya waktu kejayaan Lokananta

menghilang. Hampir semua dokumen berharga yang tersimpan di sana kondisinya

sudah kurang layak karena minimnya dana yang dimiliki oleh Lokananta. Beberapa

koleksi pun dijual secara terpaksa kepada kolektor untuk biaya operasional.

(celebrity.okezone.com, 29 Oktober, 2012, 12:13 WIB).

Melihat fenomena yang terjadi saat ini dan fakta terpuruknya studio rekaman

bersejarah di Indonesia, menandakan bahwa kurangnya perhatian masyarakat atas

peninggalan bersejarah seperti Lokananta yang banyak menyimpan arsip-arsip

nasional. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Tugas Akhir Penulis yang berjudul “Perancangan Buku Dokumentasi Lokananta Studio Rekaman Pertama di Indonesia” diharap dapat menjadi solusi untuk memperkenalkan sekaligus mendokumentasikan

(13)

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka Penulis

merumuskan bahwa permasalahan yang terjadi adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mendokumentasikan barang-barang yang ada di Lokananta Studio

Rekaman ?

2. Bagaimana merancang sebuah media yang dapat melestarikan keberadaan

Lokananta Studio dengan informatif dan lengkap ?

Ruang lingkup pada permasalahan ini meliputi perancangan untuk melestarikan

Lokananta Studio Rekaman Pertama di Indonesia melalui buku dokumentasi. Target

yang dituju adalah kepada masyarakat Indonesia yang menyukai musik, penikmat

musik, dewasa muda, dan orang tua.

1.3 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan karya Tugas Akhir adalah sebagai berikut :

1. Mendokumentasikan barang-barang yang terdapat di Lokananta Studio

Rekaman dengan membuat buku dokumentasi sebagai media informasi.

2. Membuat perancangan melestarikan dengan media buku dokumentasi

dengan menggunakan photography untuk menampilkan Lokananta sehingga

masyarakat akan mengetahui tentang Lokananta dan sejarahnya dengan jelas

dan informatif.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang Penulis gunakan untuk latar belakang masalah pada proposal ini

adalah dari website Lokananta (facebook.com/Lokananta) dan website lokanantasolo.blogspot.co.id (diakses pada 17 Desember 2015, 14:17 WIB). Selain

itu diperoleh dari artikel online Lokananta, Studio Rekaman Pertama Indonesia Yang

(14)

2015, 16:34 WIB). Informasi yang didapatkan dari narasumber yang terdiri dari staf

Lokananta akan digunakan sebagai sumber primer/utama.

Selain itu ada beberapa cara yang dilakukan untuk mendapatkan data yang diperoleh

dalam perancangan ini adalah :

1. Observasi Lapangan

Observasi akan dilakukan Penulis secara langsung dengan mengunjungi

Lokananta yang berada di Solo. Observasi kurang lebih selama 2. Untuk

mendukung hasil penelitian.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh keterangan terkait penelitian

dengan cara tanya jawab antara Penulis dengan koresponden atau orang yang

diwawancarai. Penulis melakukan wawancara langsung kepada staf

Lokananta dan orang-orang yang mengetahui awal mulai berdirinya

Lokananta dilakukan ditempat pihak terkait untuk hasil penelitian ini.

3. Studi Pustaka

Studi Pustaka akan dilakukan untuk memperoleh data, informasi, dan berita

secara akurat dari buku/literatur, media cetak, maupun media digital

penunjang.

4. Kuesioner

Penulis membuat berupa pertanyaan tentang Lokananta dan memberikan

penjelasan tentang Lokananta yang akan disebarkan ke berbagai kalangan

masyarakat dengan rentang usia 18 tahun – 25 tahun agar memperoleh data

(15)

1.5 Skema Perancangan

(16)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan riset dan pendalaman masalah, dapat disimpulkan bahwa tingkat

pengenalan terhadap Lokananta Studio Pertama di Indonesia pada kalangan generasi

dewasa muda cukup rendah. Masih banyak generasi dewasa muda saat ini yang

tidak mengetahui peran dan fungsi dari Lokananta.

Tujuan dari perancangan ini adalah untuk menginformasikan dan memberikan

edukasi tentang sejarah Lokananta kepada masyarakat di Indonesia terutama

khususnya di Solo. Fungsi dan keberadaan Lokananta semakin dilupakan oleh

masyarakat, khususnya kalangan generasi dewasa muda yang berada di kota Solo,

akibat kurangnya media informasi yang mendukung. Oleh karena itu, perancangan

media informasi dengan mudah untuk pendekatan buku dokumentasi yang berisi

tentang sejarah Lokananta diharapkan dapat menjadi salah satu upaya yang efektif

dan efisien sesuai dengan target user yang ada.

Demikian simpulan dari penulis selama melakukan penelitian terhadap perancangan,

semoga hasil penulis serta perancangan dokumentasi ini dapat berguna di masa yang

akan datang.

5.2 Saran

Visual mengarah ke teknis, sedangkan peralatan dan fasilitas yang ada di Lokananta

masih kurang dalam penataan tempatnya dan terkesan kurang terawat oleh pihak

(17)

Upaya pelestarian Lokananta tidak hanya ditujukan untuk generasi dewasa muda

saja, tetapi untuk pemerintah yang kurang memperhatikan Lokananta, padahal

terdapat nilai sejarah di dalamnya, berharga dan penting yang ditampilkan untuk

studio rekaman pertama di Indonesia. Kurangnya perhatian dari pemerintah untuk

menjaga bangunanan bersejarah dan alat-alat yang dimilik masih bagus untuk

digunakan, karema biaya untuk memperbaikin sangat mahal dan ketersediaan alat

yang cukup sedikit untuk Lokananta memproduksi kaset dan CD dalam jumlah yang

banyak, maka dari itu peran pemerintah terutama seharusnya peka terhadap masalah

(18)

DAFTAR PUSTKA

Adlina, Nurul. (2014). “Perancangan Komunikasi Visual Buku Mengenal Huruf Hijayah Dalam Kisah "Asmaul Husna"”, (Online), (thesis.binus.ac.id, diakses 19 Febuari 2016).

Ajidarma, Seno Gumira. (2003). Kisah Mata: Fotografi Antara Dua Subyek Perbincangan Tentang Anda. Yogyakarta: Galangpress Group.

Badudu, Jus. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Depdikbud. (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Galuh, Maria Cicilia. 29 Oktober 2012, “Lokananta, Studio Pertama Indonesia yang Terlupakan”, (Online), (celebrity.okezone.com, diakses 17 Desember 2015).

Hasugian, Jonner. (2009). Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan:

USU press.

Hendel, Richard. (1998). On Book Design. Yale University Press

IDS. (2014). “Macam-macam Fotografi Unik Yang Bisa Kamu Pelajarin”, (Online), (idseducation.com, diakses 19 Febuari 2016).

Koskow. (2009). Merupa Buku. Yogyakarta: LKIS Yogyakarta.

Mudaris, M. (1996). Jurnalistik Foto dan Foto Jurnalistik. Semarang:Karya Aksara Semarang.

Mudra, Al. Agustus 2011, “Warisan Budaya dan Makna Pelestariannya, Makalah seminar Budaya dan Busana Melayu Kalimantan Barat”, (Online), (mahyudinalmudra.com, diakses 19 Febuari 2016).

Poerwadarminta, WJS. (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Purwono. (2009). Buku Materi Pokok: Dasar-dasar Dokumentasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudiana, Dendi. (2001). Pengantar Tipografi. Bandung : Rumah Produksi Dendi Sudiana

Sugiyono. (2011). Metode penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Gambar

Gambar 4.23 Poster Lauching ...............................................................................
Gambar 1.1 Skema Perancangan (Sumber : Data Pribadi)

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan ini akan menghasilkan sebuah buku yang berisi informasi yang berisi mengenai latar belakang, sejarah, perkembangan, keunikan, dan juga

Perancangan interior pusat dokumentasi ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat tentang sejarah 1965 dengan cara yang interaktif dan keterkaitan emosi yang dirancang untuk

Perancangan interior pusat dokumentasi ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat tentang sejarah 1965 dengan cara yang interaktif dan keterkaitan emosi yang dirancang untuk

Perancangan  buku  ini  bertujuan  sebagai  pendukung  promosi  Deteksi  Basketball  League  yang  berisi  perkembangan  Deteksi  Basketball  League.  Perancangan 

Melalui isu ini, penulis akan melakukan perancangan ulang pada buku “Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan: 1945-1998” ke dalam bentuk buku interaktif yang diharapkan

Dengan ada nya sistem informasi pengelolaan studio latihan dan rekaman pada Leo music studio ini dapat membantu pengelola dalam mengelola studio baik pada

Perancangan buku ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah buku yang edukatif dan informatif yang berisi informasi mengenai Batik Mbako Temanggung, sehingga

Tugas Akhir berjudul Perancangan Buku Visual Batik Jetisan Sidoarjo ini adalah perancangan sebuah buku yang berisi tentang potret sejarah umum batik Sidoarjo yaitu batik