Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PANDANGAN MAHASISWA TERHADAP PERUBAHAN
MAKNA SEMANTIS PADA ISTILAH KEAGAMAAN YANG
BERASAL DARI BAHASA ARAB DAN IMPLIKASINYA
PADA PEMAHAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN
(Kajian Semantis Fenomenologis pada Mata Kuliah Agama sebagai MKU di Politeknik Negeri Bandung)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Umum
Oleh:
HABIBIE YUSUF 1101660
SEKOLAH PASCASARJANA
ii
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
==================================================================
PANDANGAN MAHASISWA TERHADAP PERUBAHAN MAKNA SEMANTIS PADA ISTILAH KEAGAMAAN YANG BERASAL DARI BAHASA ARAB DAN IMPLIKASINYA PADA PEMAHAMAN
NILAI-NILAI KEAGAMAAN
(Kajian Semantis Fenomenologis pada Mata Kuliah Agama sebagai MKU di Politeknik Negeri Bandung)
Oleh Habibie Yusuf
S.Pd.I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Desember 2010
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Umum/Nilai
© Habibie Yusuf 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
iii
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
Tesis dengan Judul
PANDANGAN MAHASISWA TERHADAP PERUBAHAN MAKNA SEMANTIS PADA ISTILAH KEAGAMAAN YANG BERASAL DARI BAHASA ARAB DAN IMPLIKASINYA PADA PEMAHAMAN
NILAI-NILAI KEAGAMAAN
(Kajian Semantis Fenomenologis pada Mata Kuliah Agama sebagai MKU di Politeknik Negeri Bandung)
HABIBIE YUSUF 1101660
TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing
Prof. Dr. H. Syihabuddin, M.Pd NIP. 195503031980021002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Umum Sekolah Pascasarjana UPI
iv
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul PANDANGAN
MAHASISWA TERHADAP PERUBAHAN MAKNA SEMANTIS PADA
ISTILAH KEAGAMAAN YANG BERASAL DARI BAHASA ARAB DAN
IMPLIKASINYA PADA PEMAHAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN
(Kajian Semantis Fenomenologis pada Mata Kuliah Agama sebagai MKU di
Politeknik Negeri Bandung), beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya
saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan
adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim
dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Agustus 2013
Yang membuat pernyataan,
v
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan taufik dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW.
Tesis ini penulis susun dalam rangka memenuhi sebagian syarat untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, pada Program Studi Pendidikan Umum/Nilai, Konsentrasi
Ilmu Pendidikan Agama.
Phenix mengenai Pendidikan Umum menyatakan bahwa Pendidikan
Umum merupakan proses untuk mewujudkan makna-makna penting.
Berlandaskan teori tersebut, penelitan ini dibuat dengan judul PANDANGAN
MAHASISWA TERHADAP PERUBAHAN MAKNA SEMANTIS PADA
ISTILAH KEAGAMAAN YANG BERASAL DARI BAHASA ARAB DAN
IMPLIKASINYA PADA PEMAHAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN
(Kajian Semantis Fenomenologis pada Mata Kuliah Agama sebagai MKU di
Politeknik Negeri Bandung). Istilah atau ungkapan dimaksud: Laa ilaha illallah,
Almarhum, Insyaallah, Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, Minal aidin wal faidzin,
Halal, Haram, Astaghfirullah, Alhamdulillah, Assalammualaikum.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat diharapkan demi perbaikan pada karya tulis selanjutnya.
Akhir kata dengan rasa kerendahan hati, penulis ucapkan semoga tesis ini
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
vi
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Habibie Yusuf
NIM: 1101660
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah, dalam bentuk puji dan syukur adalah ucapan terimakasih
yang pertama dan paling utama penulis panjatkan, bahwasannya hanya karena
qudrat dan iradat-Nya lah penulisan tesis ini dapat terselesaikan.
Selama penyusunan tesis ini, banyak pihak yang telah memberikan
bantuan kepada penulis, baik secara doa, bimbingan, dukungan, motivasi dan
saran. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya
kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, ayahanda H. Mat Yusuf, BA dan ibunda Hj. Dalena
Mifraida, S.Pd., yang telah tulus memberikan dukungan serta doa yang sangat
berarti dalam setiap detik kehidupan penulis.
2. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia, Direktur Sekolah Pascasarjana,
Asisten Direktur I dan Asisten Direktur II.
3. Bapak Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Umum/Nilai, sekaligus penguji, yang telah memberikan dan
menyediakan kesempatan bagi penulis untuk melakukan konsultasi dalam
penyusunan tesis maupun penyelesaian studi.
4. Bapak Prof. Dr. H. Syihabuddin, M.Pd., selaku pembimbing, sekaligus
penguji, yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
penyusunan tesis ini.
5. Bapak Dr. H. Kama Abdul Hakam M.Pd., selaku pembimbing akademik,
sekaligus penguji, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama
vii
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Bapak Prof. Dr. H. Sofyan Sauri M.Pd., selaku penguji, yang telah
memberikan pengarahan dan motivasi dalam penyusunan tesis ini.
7. Bapak Prof. Dr. Juntika Nurihsan, M.Pd., dan Bapak Prof. Dr. Chaedar
Alwasilah., selaku dosen, yang paling berkesan bagi penulis selama menuntut
ilmu di Universitas Pendidikan Indonesia.
8. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Umum/Nilai di Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah mendidik penulis
dengan dedikasi yang tinggi.
9. Seluruh dosen dan mahasiswa Politeknik Negeri Bandung yang terlibat
langsung sebagai narasumber dalam proses penggarapan penelitian ini, karena
kalianlah tesis ini jadi.
10.Bapak Dr. Zaimudin, MA dan Bapak Dr. Akhmad Sodiq, MA., selaku
pemberi rekomendasi penulis untuk menjadi mahasiswa di Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Serta Bapak Bahrissalim,
M.Pd., yang telah banyak menginspirasi penulis.
11.Rekan-rekan di Program Studi Pendidikan Umum: Adep Tamyiz, S.Ag., H.
Purwanto, S.Si., Hendra, S.Pd., Teddy Chandra, S.Sos., Yuyun Wahyuni,
S.Pd., Ajang Rusmana, M.Pd., Yulianti Fitriani, S.Pd, M.Sn., Yaya Sunarya,
M.Pd., Drs. Ajat Supriatna, M.Pd., yang telah memberikan banyak ide dan
pengalaman selama di luar dan di dalam perkuliahan.
12.Rekan-rekan di Universitas Pendidikan Indonesia: Yuli Utanto, M.Si., Euis
Umi Kulsum, S.Pd., Dr. Welly Ardiansyah, M.Pd., Ahmad Zaky El Islami,
M.Pd., Nego Linuhung, M.Pd., Eva Dwi Minarti, M.Pd., Neng Sri Nuraeni,
M.Pd., Verana Agustine, Candra Ditasona, M.Pd., Asep Dahliyana, M.Pd.,
Drs. Budiono, M.Si., Haeni Sari Purwanti, Dian Novita Retnani, Mey Rani
Duwi Astuti yang telah memberikan motivasi dan saran kepada penulis.
13.Teman-teman: Muhammad Dic Hidayat Ratuloly, MPS, SP., Hilman Fuadi,
S.S.I., Bayu Lesmana Pradipta, S.Pd., Rahmawaty Harmen, S.Sos., Siti
Fathiyyah, S.Pd.I., Fuji Astuti, S.Pd.I., Drs. Maman, M.Ag., yang telah
viii
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
14.Kakanda: Ika Putri Yusuf, ST., Arta Sari Yusuf, SP., Tri Rizki Yusuf, SE.,
Adinda: Taufik Yusuf. Serta kakak-kakak ipar penulis: Gusriadi Rakhmawan,
SE, MM., Rizal, ST., Aris Setyawan, ST., yang telah memberikan semangat
moril bagi penulis.
15.Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan, baik langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan tesis ini.
Akhir kata dengan rasa kerendahan hati penulis berharap semoga Allah
SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Aamiin.
Bandung, Agustus 2013
ix
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Tesis ini menelaah tentang perubahan makna semantis ungkapan keagamaan yang berasal dari bahasa Arab yang terjadi di lingkungan mahasiswa Politeknik Negeri Bandung. Penelitian ini melibatkan mahasiswa angkatan 2011-2012 yang mendapat pembelajaran pendidikan umum keagamaan, serta dosen yang memberikan mata kuliah umum. Masalah utama penelitian ini adalah bagaimana perubahan makna semantis yang terjadi pada ungkapan-ungkapan keagamaan di kalangan mahasiswa Politeknik Negeri Bandung? Teori yang digunakan untuk memahami masalah tersebut adalah teori Phenix mengenai Pendidikan Umum yang menyatakan bahwa Pendidikan Umum merupakan proses untuk mewujudkan makna-makna penting. Kajian makna yang dibahas adalah kajian makna etis, meliputi makna moral.
Pertanyaan penelitian adalah (1) apakah terjadi perubahan makna semantis pada ungkapan keagamaan di kalangan mahasiswa Politeknik Negeri Bandung, (2) bagaimana mahasiswa menginternalisasikan makna-makna ungkapan keaagamaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari, (3) apa yang dosen dan mahasiswa lakukan dalam menjelaskan dan mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam ungkapan keagamaan tersebut. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut digunakan data (1) perubahan makna semantis ungkapan keagamaan di kalangan mahasiswa Politeknik Negeri Bandung yang dikumpulkan melalui observasi, (2) proses internalisasi makna ungkapan keagamaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari yang dikumpulkan melalui wawancara, (3) tindakan civitas akademika Politeknik Negeri Bandung dalam menjelaskan kandungan nilai-nilai keagamaan sebagai nilai-niali Pendidikan Umum yang juga dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Data dianalisis merujuk pada Miles dan Huberman yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi perubahan makna semantis pada ungkapan keagamaan di kalangan mahasiswa Politeknik Negeri Bandung, dan perubahan pengamalan makna ungkapan-ungkapan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan makna menyempit terjadi pada ungkapan “laa Ilaha Illallah”, “Insyaallah”, “Inna Lillahi wa inna ilaihi rojiun”, “Halal dan
Haram”, serta “Alhamdulillah” Perubahan makna meluas terjadi pada ungkapan “Astaghfirullah” dan “Assalammualaikum” Ketidak-tepatan ungkapan dan penerapannya terjadi pada “Almarhum/Alamarhumah” dan “Minal Aidin wal
Faidzin”.
x
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
This thesis studies semantic meaning changes of religious phrases originated from Arabic language happen at campus of Bandung State Polytechnic. This research involves of students registered in the year 2011-2012 who gets religion general education learning, and lecturers who conduct general education base lecture. The main problem of this study is how the meaning changes happen to religious phrases at students of Bandung State Polytechnic? The theory that we used to understand the problem this research are Phenix theory, its about general education that mention General education is the process of engendering essential meanings. Semantic meaning study being discussed is ethical meaning comprise of moral meaning.
The questions for this research are (1) whether there is a change in semantic meaning of religious expression at students of Bandung State Polytechnic, (2) how students practice the meanings of such religious expression in everyday life, (3) what lecturers and students do in explaining the values contained in the religious expression. To answers these questions the data used (1) changes in semantic meaning of religious expression among the Bandung State Polytechnic students gathered through observation, (2) the practice of the religious meaning of the phrase in everyday life collected through interviews, (3) academic action Bandung state Polytechnic in explaining the content of religious values as values General Education were also collected through observation, interview and documentation study. Data were analyzed referring to Miles and Huberman which suggests that activity in the data analysis is done interactively and continues over time until complete, so the data is saturated
The result of data analyze can be shows that semantic changes of those religious phrases occur within Bandung State Polytechnic students, also in the uses of the meaning of the phrases in day to day life. The narrowing meaning changes happen to phrases “laa Ilaha Illallah”, “Insyaallah”, “Inna Lillahi wa inna ilaihi rojiun”, “Halal and Haram”, and “Alhamdulillah”. The widening meaning changes happen to phrases “Astaghfirullah” and “Assalammualaikum”. Not proper phrases and its uses happen to “Almarhum/Alamarhumah” and “Minal Aidin wal Faidzin”.
xi
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan Umum ……… 12
G. Ungkapan Keagamaan dalam Penelitian ………. 32
H. Pendidikan Nilai ……… 32
I. Konsep Pendidikan Umum di Indonesia……….. 37
xii BAB III METODE PENELITIAN
A. Studi Pendahuluan…...……..……… 45
1. Lokasi, Subyek dan Obyek Penelitian ……….. 45
2. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Sejarah Politeknik Negeri Bandung………. 46
3. Materi Pendidikan Agama Islam di Politeknik Negeri Bandung………. 49
B. Prosedur Pengumpulan Data ………. 56
C. Populasi dan Sampel ………. 57
D. Penelitian Kualitatif………. 58
E. Teknik Analisis Data ………... 60
F. Tahapan Penelitian ……… 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN B. Hasil Penelitian ……….... 65
1. Pandangan Mahasiswa Terhadap Perubahan Makna Ungkapan Keagamaan……… 65
2. Proses Internalisasi Perubahan Makna Ungkapan Keagamaan………... 73
3. Pandangan Mahasiswa Terhadap Ketidak Sesuaian Makna Ungkapan Keagamaan……… 76
C. Pembahasan ……….... 81
1. Telaah Tentang Kesepuluh Ungkapan Keagamaan…...……… 81
2. Menginternalisasikan Makna yang Sebenarnya pada Ungkapan Keagamaan di Kalangan Mahasiswa………..…….. 100
xiii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……… 119
1. Kesimpulan Umum………..………...… 119
2. Kesimpulan Khusus………... 121
B. Saran ………... 122
DAFTAR PUSTAKA ……… 124
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran – 1 Kuesioner Demografi Narasumber ………... 127
Lampiran – 2 Kuesioner Mahasiswa ……… 128
Lampiran – 3 Pedoman Wawancara Dosen MKDU/MKU….……… 133
Lampiran – 4 Demografi Narasumber Politeknik Negeri Bandung………….. 138
Lampiran – 5 Transkrip Wawancara Narasumber ……….139
Lampiran – 6 Capture Facebook as Secondary Data ………146
1
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Hakam (Silabus Pendidikan Umum, 2012:1) menegaskan telah terjadi
perseteruan abadi antara pendidikan umum dan pendidikan spesialisasi.
Perseteruan itu ditandai dengan munculnya mata kuliah pilihan dan lahirnya
pengetahuan baru yang menggeser mata kuliah dan pengetahuan lain
sebagaimana yang terjadi pada pendidikan program sarjana. Perseteruan itu
juga ditandai dengan terjadinya perdebatan, dalam perdebatan tersebut,
spesialisasi hampir selalu menjadi pemenang, salah satu penyebabnya karena
orang ataupun akademisi yang memperjuangkan pendidikan umum sering
kali kurang bekal pengetahuannya tentang sejarah, dasar pedagogis, serta
beragam model pendidikan umum.
Selanjutnya Hakam juga menyatakan bahwa tujuan pendidikan umum
adalah mengembangkan manusia secara utuh. Seseorang yang utuh harus
terampil dalam berbicara, menggunakan simbol-simbol, menggunakan
isyarat, terinformasi secara faktual, cakap dalam mengkreasi dan
mengapresiasi obyek estetika, memiliki kedisiplinan hidup dalam
hubungannya dengan diri sendiri dan orang lain, mampu membuat keputusan
yang bijak dan mempertimbangkan antara benar dan salah, dan menguasai
2
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika pendidikan disetujui sebagai dasar untuk mencari makna, maka
tujuan utama dibuatnya pendidikan adalah untuk menganalisa hakekat makna.
Pengalaman dibangun oleh beragam makna: tidak ada kualitas tunggal yang
dianggap sebagai salah satu esensi makna (Silabus Pendidikan Umum,
2012:2). Oleh karena itu, filosofi kurikulum membutuhkan pemetaan
bidang-bidang makna, untuk memetakan pengalaman yang saling berhubungan, serta
membedakan dan mengkorelasikan berbagai ranah makna.
Salah satu ranah makna adalah bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi
antar-anggota masyarakat berupa lambang bunyi, yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia. Setiap bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia belum
bisa dikatakan bahasa, bila makna tidak terkandung di dalamnya. Apakah
setiap arus ujaran mengandung makna atau tidak, haruslah dilihat dari
konvensi suatu kelompok masyarakat tertentu. Setiap kelompok masyarakat
bahasa, baik kecil maupun besar, secara konvensional telah sepakat bahwa
setiap struktur bunyi ujaran tertentu akan mempunyai arti tertentu pula.
Dengan demikian terhimpunlah bermacam-macam susunan bunyi yang satu
berbeda dari yang lain, yang masing-masing mengandung suatu makna
tertentu bersama-sama membentuk perbendaharaan kata dari suatu
masyarakat (Ritonga, 2008:1).
Makna sebuah kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah tetapi
karena faktor dalam kehidupan, dapat bersifat umum. Makna kata baru
menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. Kalau lepas dari
3
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penggunaan secara khusus, dalam bidang kegiatan tertentu, penggunaan
kata-kata secara cermat sehingga maknanya pun menjadi tepat (Chaer, 2003:70).
Perkembangan makna mencakup segala hal tentang makna yang
berkembang, berubah, dan bergeser. Gejala perubahan makna sebagai akibat
dari perkembangan makna oleh para pemakai bahasa. Bahasa berkembang
sesuai dengan perkembangan pikiran manusia (Djajasudarma, 2008:62).
Kata “baca” dalam bahasa Arab Iqra adalah kata kerja yang umumnya
berhubungan dengan sesuatu yang ada tulisannya, seperti dalam kalimat
“Ayah sedang asyik membaca koran”, maknanya ayah sedang membaca
tulisan yang ada di koran, dengan asyik tentunya. Tetapi pada kenyataannya
kata “baca” mengandung arti yang sangat luas. Sebagai contoh dalam kalimat
“Pak guru itu pandai membaca pikiran orang”, maknanya Pak guru pandai
mengartikan maksud yang ada di pikiran orang. Contoh yang lain lagi adalah
kalimat “Coba Sersan sebelum berangkat ke medan perang baca situasi
terlebih dahulu, kemudian terapkan strategi yang benar dan tepat”, maknanya
sebelum maju bertempur, maka si sersan harus mempelajari (mempunyai
informasi) mengenai medan pertempuran terlebih dahulu. Dengan demikian
makna kata “baca” tidak hanya berarti membaca tulisan tetapi juga
mengartikan, memahami, mempelajari sesuatu, atau dengan perkataan lain
kata baca mengalami perluasan makna.
Hal diatas berlaku bagi bahasa Indonesia, lalu bagaimana dengan
istilah-istilah atau ungkapan-ungkapan keagamaan yang berasal dari bahasa
4
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diartikan sebagai tidak ada Tuhan selain Allah, kata Ilaha menurut asli kata
Arab nya bukan berarti Tuhan, tetapi berarti sesuatu yang didambakan, yang
dipuja, yang diperturutkan, sesuatu yang di-nomor satu-kan. Kata Ilaha
tersebut dapat berarti hawa nafsu yang diperturutkan (nafsu amarah, nafsu
makan dll), atau penguasa yang kaya yang diagungkan dan ditakuti, atau bisa
juga orang “pintar” yang dikagumi dan dipuja (apa yang dikatakannya pasti
benar, atau bisa mengobati, dll), atau dapat juga berupa benda-benda yang
dikeramatkan, yang dianggap penyelamat, menguntungkan dan sebagainya
(jimat, keris, mobil mahal, HP baru dll). Dengan demikian kata Ilaha tersebut
yang sesungguhnya mempunyai arti yang luas oleh umat muslim telah
disempitkan maknanya.
Salah satu ciri yang sekaligus menjadi hakekat setiap bahasa adalah
bahwa bahasa itu bersifat dinamis. Dinamis, dalam konteks hakekat bahasa
menurut Chaer dan Agustina (1995) adalah bahwa bahasa itu tidak terlepas
dari berbagai kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Perubahan itu dapat terjadi pada semua tataran linguistik, yaitu fonologi,
morfologi, sintaksis, semantik dan leksikon. Seperti kita pahami bersama
bahwa budaya manusia bersifat sangat dinamis, karena manusia mempunyai
kecenderungan untuk senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan jaman
dan perkembangan budaya itu sendiri. Bahasa adalah produk budaya yang
tentu saja mengalami hal yang sama, yaitu selalu berubah mengikuti
5
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Samsuri (1987), bahwa semua hasil proses perkembangan
bahasa, baik penambahan, pengurangan maupun penggantian dalam bidang
apa saja pada bahasa seperti bentuk dan makna yang berupa leksikal maupun
gramatikal dapat kita tandai sebagai perubahan kebahasaan. Sementara itu,
menurut Ullmann dalam Pateda (2001) menyebutkan, bahwa diantara
penyebab terjadinya perubahan makna itu adalah karena pengaruh bahasa
asing.
Bahasa selalu menjadi semacam teka-teki bagi individu yang
mempelajarinya, karena sifatnya tersebut menjadikannya menjadi asyik untuk
diteliti dan dipahami, terlepas dari silang sengketa tentang metodologi cara
mempelajarinya. Secara umum, setiap bahasa asli mempunyai kecenderungan
untuk berubah seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan lokasi,
dengan perkataan lain perubahan tersebut dapat bersifat kualitatif tetapi dapat
juga bersifat kuantitatif. Umumnya penelitian yang ada menguji struktur kosa
kata dengan tujuan utama mengembangkan bidang teori dan bagaimana
penerapannya dalam penelitian sejarah perubahan semantik dalam bermacam
bidang leksikal.
Semantik sebagai istilah di dalam ilmu bahasa mempunyai pengertian
tertentu. Menurut Aminuddin (1998), kata semantik berasal dari bahasa
Yunani, yaitu mengandung makna to signift atau memaknai. Sebagai istilah
teknis, semantik mengandung pengertian “studi tentang makna”. Dengan
anggapan bahwa makna menjadi bagian dari bahasa, maka semantik
6
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari bahasa Yunani sema (kata benda) yang berarti tanda atau lambang. Kata
kerjanya adalah seamino yang berarti menandai atau melambangkan. Yang
tersebut tanda atau lambang di sini adalah tanda-tanda linguistik yang terdiri
atas:
1. Komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa, dan
2. Komponen yang diartikan atau makna dari komponen pertama.
Kedua komponen ini adalah tanda atau lambang, sedangkan yang
ditandai atau dilambangkan adalah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau
yang lazim disebut sebagai acuan yang ditunjuk. Berdasarkan paparan di atas,
dapat disimpulkan bahwa ilmu semantik adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara tanda-tanda bahasa dengan hal-hal yang ditandainya.
Semantik merupakan salah satu tataran ilmu bahasa dari tiga tataran ilmu
bahasa lainnya, yaitu fonologi dan tata bahasa (morfologi dan sintaksis).
Menurut Kridalaksana (2001) pengertian semantik adalah:
1. Bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan dan
juga dengan struktur makna suatu wicara.
2. Sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa atau bahasa
pada umumnya.
Adapun menurut Verhaar (1999: 385) semantik adalah cabang
linguistik yang meneliti arti atau makna yang terbagi lagi menjadi semantik
gramatikal dan semantik leksikal.
Perubahan atau pergeseran makna kata nampaknya memang selalu
7
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
informasi dan kemajuan teknologi juga menyumbang kontribusi penyebab
perubahan atau pergeseran makna, dikarenakan banyak istilah asing yang
datang ke dalam budaya kita dimana padanannya dalam bahasa Indonesia
mungkin belum ada, sehingga akibatnya dapat terjadi perubahan makna dari
kata asli yang sesungguhnya.
Perubahan atau pergeseran makna memunculkan keresahan-keresahan
dalam diri penulis yang setidaknya mencakup empat hal yakni: Pertama,
secara empiris penggunaan bahasa dengan perubahan atau pergeseran makna
dapat menyebabkan timbulnya prasangka bahwa yang menggunakannya
adalah orang yang kurang baik, kurang sopan santun, berpendidikan tetapi
kurang bermoral dan berpendidikan namun sikap sosialnya kurang baik.
Kedua, secara yuridis undang-undang Republik Indonesia nomor 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 menyebutkan:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.
Ayat tersebut menyiratkan bahwa proses pembelajaran bertujuan agar peserta
didik dalam mengembangkan ketrampilannya disertai dengan pengembangan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia.
Ketiga, secara historis umumnya orang beranggapan bahwa bahasa
jaman dahulu lebih santun dari pada saat ini dengan terjadinya banyak
8
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian yang membuktikan bahwa perubahan atau pergeseran makna
tersebut semakin sering terjadi di lingkungan pendidikan, sehingga cukup
meresahkan ditinjau dari segi pendidikan umum.
Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung, utamanya tingkat pertama
yang baru masuk perguruan berasal dari berbagai daerah dan latar belakang
lingkungan sosial yang berbeda-beda, dengan gaya berbahasa anak muda
yang juga berbeda-beda, tetapi merupakan representasi dari generasi penerus
bangsa yang diharapkan kelak di kemudian hari menjadi pemimpin bangsa
yang bertutur kata dengan bahasa yang baik dan benar. Disamping itu
mahasiswa tingkat pertama merupakan sasaran dari misi pendidikan umum
(dengan adanya mata kuliah dasar umum) yang cocok untuk dijadikan subyek
penelitian perubahan atau pergeseran makna semantik yang terjadi di
kalangan mahasiswa.
Perubahan makna semantik pada penelitian ini dikhususkan pada
perubahan makna kata bahasa Indonesia yang berasal dari serapan bahasa
asing Arab dengan pertimbangan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia
memeluk agama Islam dimana kata-kata yang berasal dari serapan bahasa
Arab lazim digunakan baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam
rangka kegiatan peribadatan. Sehingga jika kata serapan bahasa Arab tersebut
ternyata salah diartikan penggunaanya oleh umat Islam dan terkadang
perubahan makna tersebut sedemikian rupa sehingga sangat berbeda dengan
arti aslinya, maka fenomena tersebut patut untuk ditonjolkan dan diteliti demi
9
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendekatan penelitian yang dipilih adalah pendekatan penelitian
kualitatif. Dua komponen utama dari pendekatan penelitian kualitatif yang
perlu dijabarkan adalah pertama asumsi filosofis dan kedua adalah metode
atau prosedur yang akan dilakukan. Kerangka rancangan penelitian yang
perlu dipikirkan oleh peneliti adalah asumsi filosofis apa yang dipergunakan,
strategi penyelidikan yang sesuai dengan asumsi filosofis, serta metode dan
prosedur spesifik penelitian apa yang dipilih yang dapat menterjemahkan
pendekatan menjadi pelaksanaan. Rancangan penelitian kualitatif ini
berasumsi filosofis social construction menggunakan strategi penyelidikan
phenomenology.
Beberapa istilah atau ungkapan keagamaan yang berasal dari bahasa
Arab telah mengalami kekeliruan pemahaman. Kekeliruan pemahaman
tersebut disebabkan oleh terjadinya perubahan makna dari makna aslinya.
Perubahan makna yang keliru dapat menyebabkan kekeliruan dalam
penerapannya di kehidupan sehari-hari. Penerapan yang keliru dari ungkapan
tersebut dapat menyebabkan perilaku yang juga keliru. Jika kekeliruan yang
berasal dari perubahan makna tersebut dibiarkan, maka kekeliruan tersebut
dapat menjadi sesuatu yang dianggap benar. Sebagai muslim sebaiknya
penggunaan ungkapan atau istilah keagamaan yang berasal dari bahasa Arab
10
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, dapat dirumuskan masalah
utama penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana perubahan semantis yang terjadi pada ungkapan keagamaan di
kalangan mahasiswa Politeknik Negeri Bandung?
2. Bagaimana mahasiswa menginternalisasikan makna-makna ungkapan
keagamaan dalam kehidupan sehari-hari?
3. Bagaimana dosen dan mahasiswa menjelaskan dan mengimplementasikan
makna tersebut sebagai nilai-nilai Pendidikan Umum?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian pada perumusan masalah, maka tujuan penelitian
adalah:
1. Memahami dan menjelaskan perubahan semantis yang terjadi pada
ungkapan keagamaan di kalangan mahasiswa Politeknik Negeri Bandung.
2. Memahami dan menjelaskan proses internalisasi makna-makna ungkapan
keagamaan di kalangan mahasiswa Politeknik Negeri Bandung dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Memahami dan menjelaskan implementasi makna ungkapan-ungkapan
11
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah:
1. Manfaat praktis
Penelitian diharapkan menjadi menjadi cerminan bagi dunia mahasiswa
dan universitas, khususnya mahasiswa Politeknik Bandung untuk
menggunakan bahasa dengan kata-kata yang baik dan benar maknanya.
2. Manfaat teoriris
a. Menambah wawasan kebahasaan mengenai relasi kemaknaan
khususnya perubahan dan pergeseran makna kata dalam kaitannya
dengan tujuan pendidikan umum sebagaimana sasaran dan tujuan
adanya Program Pendidikan Umum di Universitas Pendidikan
Indonesia.
b. Menambah bahan bacaan dibidang keilmuan yang dipergunakan
sebagai bahan perbandingan kepada peneliti-peneliti lain yang akan
menganalisis hal yang sama di bidang linguistik khususnya yang ingin
meneliti perubahan pergeseran makna kata dalam bahasa Indonesia
yang berasal dari bahasa Arab.
c. Sebagai bahan masukan dalam rangka turut mengembangkan bahasa
45
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Studi Pendahuluan
1. Lokasi, Subyek dan Obyek Penelitian
Sesuai dengan konsep Pendidikan Umum di Indonesia, serta disesuaikan
dengan pilihan konsep teori MKU pada landasan teori, maka pemilihan lokasi
yang dianggap tepat adalah kampus Politeknik Negeri Bandung, Jl. Gegerkalong
Hilir, Ds. Ciwaruga Kotak Pos 1234 Bandung 40012.
Subyek penelitian terdiri dari mahasiswa Politeknik Negeri Bandung
tingkat pertama, angkatan 2011/2012, aktif sebagai mahasiswa UKM dakwah dan
masjid.
Obyek penelitian adalah kata-kata yang berasal dari bahasa Arab yang
sehari-hari digunakan, tetapi ditengarai mengalami perubahan makna semantik
seperti kata-kata Laa Ilaaha Illallah, almarhum, insyaallah, inna lillahi wa inna
ilaihi rojiun, minal aidin wal faidzin, halal, haram, astaghfirullah, alhamdulillah,
dan assalammualikum.
Lokasi, subyek dan obyek penelitian dipilih dengan pertimbangan:
a. Lokasi tidak jauh dengan tempat kuliah penulis, penulis cukup akrab
dengan lingkungan kampus Politeknik Negeri Bandung karena pernah
mengisi acara disana sehingga akan memudahkan proses penelitian
46
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung yang dipilih sebagai informan
atau narasumber adalah angkatan pertama tahun 2011/2012 karena
umumnya baru datang ke Bandung dari berbagai daerah di Indonesia
sehingga dapat dianggap mewakili angkatan muda terdidik Indonesia.
Disamping itu mahasiswa angkatan pertama umumnya sedang mendapat
mata pelajaran MKU sebagai program pendidikan umum sehingga
dianggap dapat mewakili upaya pendidikan umum.
c. Kata-kata serapan dari bahasa Arab dipilih sebagai obyek penelitian
karena ungkapan-ungkapan dimaksud mewakili mayoritas penduduk
Indonesia yang beragama muslim, yang ternyata banyak mengalami
perubahan atau pergeseran makna lesikal, sehingga dengan penelitian ini
diharapkan dunia pendidikan utamanya pendidikan umum dapat
menyumbangkan pikiran mengenai cara berbahasa umat muslim yang
baik dan benar serta meningkatkan etis dan moral.
2. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Sejarah Politeknik Negeri Bandung
Politeknik Negeri Bandung, berlokasi di Jl. Gegerkalong Hilir, Ds.
Ciwaruga Kotak Pos 1234 Bandung 40012 (http://www.polban.ac.id). Pada
awalnya membuka Program Pendidikan Diploma (tiga tahun) dalam bidang
teknik/rekayasa melalui SK Direktur Jendral Pendidikan Tinggi No.
03/DJ/Kep/1979 tanggal 27 Januari 1979, dan dinamakan Politeknik ITB karena
berada dalam naungan Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan 4 program studi
47
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Program studi Teknik Mesin (Jurusan Teknik Mesin); Program studi Teknik
Elektronika dan Teknik Listrik (Jurusan Teknik Elektro).
Politeknik ITB memulai penerimaan mahasiswa baru pertama kali pada
Tahun Akademik 1982/1983 yang pendiriannya diresmikan Direktur Jendral
Pendidikan Tinggi, bersama-sama dengan Politeknik USU Medan, Politeknik
UNSRI Palembang, Politeknik UI Jakarta, Politeknik UNDIP Semarang, dan
Politeknik UNIBRAW Malang bertepatan dengan wisuda pertama Politeknik ITB
pada tanggal 4 Oktober 1985.
Tahun 1986 dibuka program pendidikan diploma bidang Tata Niaga di
bawah Jurusan Tata Niaga dengan tiga program studi yaitu Program studi
Akuntansi, Program Studi Keuangan & Perbankan, dan Program Studi
Kesekretariatan & Administrasi Perkantoran. Di tahun yang sama juga membuka
program studi Telekomunikasi di bawah jurusan Teknik Elektro.
Tahun Akademik 1987/1988 Pendidikan Ahli Teknik Komputer yang
berada dalam lingkungan ITB dialihkan ke POLITEKNIK ITB menjadi jurusan
Teknik Komputer. Pada tahun yang sama POLITEKNIK ITB membuka jurusan
baru bernama Jurusan Teknik Kimia. Dua program studi baru di bawah jurusan
Teknik Mesin juga dibuka yaitu program studi Teknik Refrigerasi dan Tata
Udara, dan program studi Teknik Energi.
Melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
0313/O/1991 tentang Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan
Institut Negeri, maka Politeknik Bandung berada di bawah binaan ITB dan
48
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tahun) dengan 7 Jurusan yaitu: Jurusan Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik
Elektro, Teknik Komputer, Teknik Kimia, Akuntansi, dan Administrasi Niaga.
Pada Tahun 1997 POLITEKNIK ITB menjadi institusi mandiri berpisah
dari ITB secara passing out menjadi Politeknik Negeri Bandung (POLBAN)
melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 085/O/1997.
Statuta Politeknik Negeri Bandung ditetapkan melalui Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 269/O/1998, yang kemudian setelah
dilakukan beberapa perbaikan dan ditetapkan oleh menteri melalui Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tentang
Statuta Politeknik Negeri Bandung.
Tahun 2001 melalui SK Dirjen Dikti No. 45/Dikti/Kep/2001 ditetapkan
perubahan nama Program Studi Kesekretariatan dan Administrasi Perkantoran
menjadi program studi Administrasi Bisnis. Di tahun yang sama melalui SK
Dirjen Dikti No 46/Dikti/Kep/2001 dibuka Program Studi Usaha Perjalanan
Wisata yang berada di bawah jurusan Administrasi Niaga.
Mulai tahun akademik 2006/2007 Politeknik Negeri Bandung
mengembangkan program pendidikan Sarjana Sains Terapan (SST, empat tahun),
dengan membuka beberapa program studi yaitu: Program Studi Perancangan
Jalan dan Jembatan (Jurusan Teknik Sipil); Program Studi Teknik
Telekomunikasi Nirkabel (Jurusan Teknik Elektro); Program Studi Akuntansi
Manajemen Pemerintahan dan Program Keuangan Syari’ah (Jurusan Akuntansi);
49
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada tahun akademik 2011/2012 Polban kembali membuka 3 program
pendidikan Sarjana Sains Terapan (DIV), yaitu Teknik Perancangan dan
Konstruksi Mesin (Jurusan Teknik Mesin), Teknik Refrigerasi dan Tata Udara
(Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara), dan Teknik Otomasi Industri
(Jurusan Teknik Elektro). Maka sampai dengan tahun akademik 2011/2012
Polban menyelenggarakan pendidikan Diploma (3 tahun) 18 Program Studi dan
pendidikan Sarjana Sains Terapan (4 tahun) 14 Program Studi. Dengan jumlah
mahasiswa aktif 4475 orang.
Proses penyelenggaraan pendidikan di Polban diampu oleh dosen tetap
dengan kualifikasi pendidikan mulai SI/D4 sampai yang berkualifikasi S3
(Doktor).
3. Materi Pendidikan Agama Islam di Politeknik Negeri Bandung
Judul mata kuliah: Pendidikan Agama Islam, kode mata kuliah: PKKU
0013 / 3 (Tiga semester).
1) Ringkasan topik
Konsep Keimanan dan Ketaqwaan dalam Islam, Manusia dan Alam
Semesta, Hukum Islam, Hak Asasi Manusia dan Demokrasi dalam
Islam, Ajaran Islam tentang Politik, Kebudayaan Islam, Kerukunan
Antar Ummat Beragama, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam
Ajaran Islam, Ekonomi dan Keuangan dalam Ajaran Islam, Aktualisasi
50
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Kompetensi yang ditunjang
Membimbing mahasiswa memperkuat iman dan takwa kepada Allah
SWT
a) Mengantarkan mahasiwa mampu berkomunikasi dengan baik,
bersikap mandiri dan toleran dalam mengembangkan kehidupan
harmonis antar umat beragama.
b) Membimbing mahasiswa mengembangkan penalaran yang baik,
berpikir kritis, dan menjadikan nilai-nilai Islam untuk mengenali
berbagai masalah aktual dan mampu memecahkannya.
c) Mengantarkan mahasiswa mampu bersikap rasional dan dinamis
dalam rangka mengembangkan dan memanfaatkan IPTEKS sesuai
dengan nilai-nilai Islam bagi kepentingan bangsa dan umat
manusia yang disertai akhlak yang mulia.
3) Tujuan pembelajaran umum
Mahasiswa mampu memahami dan mengamalkan ajaran Islam
sebagai sumber nilai dan pedoman hidup yang mengantarkan dalam
pengembangan profesi dan kepribadian Islami.
4) Tujuan Pembelajaran khusus
a) Mahasiswa dapat memahami ajaran Islam berdasarkan dalil
(keterangan) dari ayat-ayat suci Al-Qur'an dan Al-Hadits serta
51
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Mahasiswa dapat mengamalkan ilmu agama Islam yang dimiliki
dalam kehidupannya, di lingkungan kampus dan masyarakat pada
umumnya.
5) Pokok bahasan
a) Konsep Keimanan dan Ketakwaan dalam Islam: Filsafat
Ketuhanan dalam Islam, Keimanan dan Ketakwaan, Implementasi
keimanan dan ketakwaan dalam kehidupan modern, Korelasi
Pokok-pokok Ajaran Islam.
b) Manusia dan alam semesta: Manusia dan Alam Semesta menurut
Ilmu Pengetahuan, Manusia dan Alam Semesta dalam Pandangan
Al-Quran, Potensi Manusia.
c) Hukum Islam: Pengertian Hukum Islam, Sumber Hukum Islam,
Fungsi Hukum dalam Kehidupan Bermasyarakat .
d) Hak asasi manusia: Hak Asasi Manusia dalam Islam, Demokrasi
dan Musyawarah.
e) Ajaran Islam tentang politik: Sistem Siyasah/Politik Islam,
Prinsip-prinsip Siyasah dalam Islam.
f) Kebudayaan dalam Islam: Konsep Kebudayaan dalam Islam,
Masjid sebagai Pusat Peradaban Islam, Norma Ajaran Islam dalam
Budaya Indonesia.
g) Kerukunan antar umat beragama: Ukhuwah Islamiyah dan
Insaniyah Kebersamaan dalam Pluralitas Agama, Masyarakat
52
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
h) Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam ajaran Islam: Pandangan
Al-Quran tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Islam,
Anjuran Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam
Al-Quran, Korelasi Iman, Ilmu Pengetahuan dan Amal Shalih.
i) Ekonomi dan keuangan dalam ajaran Islam: Ekonomi dalam
Ajaran Islam, Tata Niaga dalam Islam, Akuntansi dalam Ajaran
Islam.
j) Aktualisasi ajaran Islam: Prinsip Aktualisasi Ajaran Islam,
Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan.
6) Buku rujukan yang digunakan adalah:
a) Al Jazairi, Abu Bakar Jabir. 1992. Minhajul Muslim. Beirut. Darul
Fikri.
b) Alma, Buchari. 1994. Ajaran Islam Dalam Bisnis. Bandung.
Alfabeta.
c) Al-Kaff, Abdullah Zaky. 2002. Ekonomi dalam Perspektif Islam.
Bandung: Pustaka Setia.
d) Anshari, Endang Saifuddin. 1987. Ilmu, Filsafat dan Agama.
Surabaya: Pt Bina Ilmu Offset.
e) Arsyad. M. Natsir. 1994. Seputar Al-Quran, Hadits, dan Ilmu.
Bandung: Al-Bayan.
f) Ash Shabuny, Muhammad Aly, 1987. At-Tibyan fiulumil Qur’an.
53
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g) Ayyub, Hassan. 1994. As Sulukul Ijtima Fil Islam (terjemahan).
Bandung: Trigenda Karya.
h) Aziz, RS. Abdul. 1988. Pelajaran Tarikh Tasyri’. Semarang:
Wicaksana.
i) Baiquni, Achmad. 1994. Al-Qur’an, Ilmu, dan Teknologi.
Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa.
j) Darmu’in dan Rafi’udin. 2001. Konsep Integralistik Ilmu
Pengetahuan dalam Al-Quran. Jakarta: Mutira Sumber Widya.
k) Darajat, Zakiah dkk. 1996. Metodologi Pengajaran Agama Islam.
Jakarta: Bumi Aksara.
l) Departemen Agama RI. 1983. Al Quran dan Terjemahnya.
Jakarta: YPP Al-Qur’an.
m) Departemen Pendidikan Nasional 2003. Modul Acuan Proses
Pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta:
DIRJEN DIKTI Bagian Proyek Peningkatan Tenaga Akademik
n) Faridl, Miftah. 2002. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung:
Pustaka.
o) Gani, Bustami A. dan Umam, Chatibul. 1986. Beberapa Aspek
Ilmiah tentang Al-Quran. Jakarta: Litera Antar Nusa.
p) Iberani, Jamal Syarif. 2003. Mengenal Islam. Jakarta: el-Kahfi
q) Mahmud, Abdul Halim. 2000. TaSAWuf di dunia Islam.
Bandung: Pustaka Setia.
54
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
s) Munawiwir, Ahmad Warson. 1984. Al-Munawwir Kamus
Arab-Indonesia. Yogyakarta: Pondok Pesantren Al-Munawwir.
t) Muslim, Nurdin K.H, dkk, 1995. Moral dan Kognisi Islam.
Bandung: Al-Fabeta, edisi kedua.
u) Rivai, Muhammad. 1993. Ushul Fiqih. Bandung: Al-Ma’arif.
v) Sabiq, Sayyid. 1993. Fiqih Sunah. Bandung: Al-Ma’arif.
(terjemah)
w) Siregar, A. Rivay. 1999. Tasawuf dari Sufisme Klasik ke
Neo-Sufisme. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
x) Tamyiz, Adep. 2003. Pendidikan Agama Islam Untuk Politeknik.
Bandung: Politeknik Negeri Bandung.
Topik yang dibicarakan pada pembelajaran MKU agama Islam di
Politeknik Negeri Bandung mempunyai spektrum cakupan yang cukup
luas mulai dari iman dan taqwa sampai ke teknologi, ekonomi, sosial,
politik, hukum, hak asasi manusia dan akuntansi. Topik pembelajaran
yang lengkap tersebut akan tampak sia-sia jika dalam pergaulan
sehari-hari para mahasiswa tidak atau kurang memahami ungkapan-ungkapan
keagamaan yang selama ini dituturkan dalam komunikasai dan ibadah,
yang mana ungkapan-ungkapan tersebut berasal dari bahasa Arab. Oleh
karena itulah penelitian ini dilakukan dalam rangka memahami
bagaimana para mahasiswa mengerti dan menerapkan
ungkapan-ungkapan keagamaan yang berasal dari bahasa Arab secara baik dan
55
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Visi POLBAN
Menjadi institusi yang unggul dan terdepan dalam pendidikan
vokasi yang inovatif dan adaptif terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi terapan.
Misi POLBAN
Menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang
kompeten, memiliki semangat terus berkembang, bermoral, berjiwa
kewirausahaan dan berwawasan lingkungan.
Melaksanakan penelitian terapan dan menyebarluaskan hasilnya
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung
56
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Prosedur Pengumpulan Data
Langkah prosedur pengumpulan data meliputi penetapan batasan
penelitian, pengumpulan informasi dilakukan dengan observasi dan
wawancara yang terstruktur atau tidak terstruktur, dokumen-dokumen,
bahan-bahan visual, termasuk penetapan tata cara perekaman data. Prosedur
pengumpulan data pada penelitian kualitatif melibatkan empat tipe dasar data,
yaitu observasi, wawancara, dokumen, dan bahan-bahan visual.
Dalam penelitian ini, tipe koleksi data yang diteliti adalah data hasil
wawancara mendalam terhadap para narasumber (informan), data sekunder
komentar hasil capture facebook, dan dokumen yang berkaitan dengan
masalah penelitian.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview
(wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan dari
keempatnya. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada
kondisi yang alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data
lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation),
57
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Untuk data primer dikumpulkan dengan instrumen wawancara secara
mendalam mengenai masalah penelitian terhadap informan (narasumber)
mahasiswa tingkat pertama angkatan 2011/2012 Politeknik Negeri
Bandung.
2. Untuk data sekunder berupa capture facebook dan dokumentasi lain yang ada kaitannya dengan penelitian yang dikumpulkan dari perpustakaan,
sumber bacaan, dan internet.
C. Populasi dan Sampel
Menurut Alwi dkk. (2003: 889), populasi adalah sekelompok orang,
benda atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel, suatu kumpulan yang
memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Menurut Sugiyono (2011: 297-298), terdapat perbedaan yang mendasar
dalam pengertian antara Populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah
populasi, tetapi oleh Spradly dinamakan social situation atau situasi sosial yang
yang terdiri atas tiga elemen yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas
(activity) yang berinteraksi secara sinergis. Dalam penelitian kualitatif tidak
58
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan
ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki
kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam
penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau
partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian
kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena
tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Pada penelitian
kualitatif peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan
wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial
tersebut. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara
purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Hasil penelitian
tidak akan digeneralisasikan ke populasi karena pengambilan sampel tidak
diambil secara random. Hasil penelitian dengan metode kualitatif hanya berlaku
untuk kasus situasi sosial tersebut. Hasil penelitian tersebut dapat ditransferkan
atau diterapkan ke situasi sosial (tempat lain) lain, apabila situasi sosial lain
tersebut memiliki kemiripan atau kesamaan dengan situasi sosial yang diteliti.
Dalam hal ini maka sampel penelitian adalah narasumber (informan) yang
merupakan mahasiswa Politeknik Negeri Bandung tingkat pertama angkatan
2011/2012.
D. Penelitian Kualitatif
Fenomena perubahan makna semantis adalah suatu permasalahan sosial
59
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lebih tepat jika menggunakan pendekatan kualitatif yang fokus pada makna
individu dan dapat menggambarkan kompleksitas permasalahan secara
menyeluruh.
Dengan mempertimbangkan uraian tersebut diatas, maka pendekatan
penelitian perubahan makna semantis sesuai dengan judul penelitian akan lebih
tepat dilakukan secara kualitatif.
Penelitian kualitatif yang dilakukan ini adalah penelitian kualitatif dengan
tujuan pengembangan. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode
penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting); disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul
dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Menurut Creswell (1994) dalam Sugiyono (2011: 14-15), metode
kualitatif dibagi menjadi lima macam yaitu fenomenologis (phenomenological
research), teori grounded (grounded theory), etnografi (ethnography), studi kasus
(case study) dan naratif (narrative research).
1. Fenomenologis adalah merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif,
dimana peneliti melakukan pengumpulan data dengan observasi partisipan
untuk mengetahui fenomena esensial partisipan dalam pengalaman
hidupnya.
2. Teori grounded adalah merupakan salah satu jenis metode kualitatif,
dimana peneliti dapat menarik generalisasi (apa yang diamati secara
induktif), teori yang abstrak tentang proses, tindakan atau interaksi
60
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Etnografi, adalah merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana
peneliti melakukan studi terhadap budaya kelompok dalam kondisi yang
alamiah melalui observasi dan wawancara.
4. Studi kasus adalah merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif,
dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap
program, kejadian, proses, aktivitas, terhadap satu atau lebih orang. Suatu
kasus terikat oleh waktu dan aktivitas dan peneliti melakukan
pengumpulan data secara mendetail dengan menggunakan berbagai
prosedur pengumpulan data dan dalam waktu yang berkesinambungan.
5. Penelitian naratif adalah merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif,
dimana peneliti melakukan studi terhadap satu orang individu atau lebih
untuk memperoleh data tentang sejarah perjalanan dalam kehidupannya.
Data tersebut selanjutnya oleh peneliti disusun menjadi laporan yang
naratif dan kronologis.
Dalam penelitian kali ini dipilih strategi penelitian fenomenologi,
dimana peneliti melakukan pengumpulan data dengan observasi partisipan
untuk mengetahui fenomena esensial partisipan dalam pengalaman hidupnya.
E. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2011: 331-343), dalam penelitian kualitatif data
diperoleh umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data
kuantitatif), sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada pola
61
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sulit dalam analisis data kualitatif adalah karena metode analisis belum
dirumuskan dengan baik. Dalam hal ini, Nasution (1988) menyatakan
“Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum
terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian”.
Miles dan Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis
data yaitu jurnal replektif, data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification. Langkah-langkah analisis datanya adalah sebagai
berikut:
1. Jurnal Replektif; adalah persiapan data sebelum ke lapangan
2. Data Collection; adalah proses pengumpulan data di lapangan
3. Data Reduction; memilih yang penting, membuat katagori, dan
membuang yang tidak terpakai.
4. Data Display; adalah menyajikan dalam bentuk pola.
5. Conclusion/Verification; membuat kesimpulan yang berupa temuan baru
yang telah teruji yang selanjutnya dikonstruksikan dalam tema/judul penelitian.
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang akan dilakukan adalah
langkah-langkah analisis data model Miles dan Huberman (1984).
Menurut Alwasilah (2002: 113-116) dalam penelitian kualitatif
peneliti tidak boleh menunggu dan membiarkan data menumpuk, untuk
kemudian menganalisisnya. Bila demikian halnya, ia akan mendapat berbagai
kesulitan dalam menangani data. Semakin sedikit data, semakin mudah
62
Habibie Yusuf, 2013
Pandangan Mahsiswa Terhadap Perubahan Makna Semantis Pada Istilah Keagamaan Yang Berasal Dari Bahasa Arab Dan Implikasinya Pada Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Catatan lapangan dan wawancara harus segera dibaca dan sewaktu
membacanya peneliti dapat menuliskan memo pada buku catatan khusus atau
catatan harian. Dengan menulis memo peneliti mengembangkan
pemikirannya, dan dengan menuliskannya sewaktu gagasan muncul dalam
bentuk apa saja, sebenarnya penulis sudah memulai proses analisis data.
Sewaktu menganalisis transkripsi wawancara atau catatan lapangan
peneliti perlu memberi kode secara konsisten untuk fenomena yang sama. Ini
akan membantu dalam hal: (1) memudahkan identifikasi fenomena, (2)
memudahkan perhitungan frekuensi pemunculan fenomena, (3) frekuensi
kemunculan kode menunjukkan kecenderungan temuan, dan (4) membantu
peneliti menyusun kategori (kategorisasi) dan sub kategori. Selanjutnya arah
kecenderungan itu akan berguna bagi penajaman fokus penelitian. Penentuan
kode ini merupakan persoalan teknis perorangan dari peneliti yang mungkin
tidak dimengerti oleh orang lain, yang penting digunakan secara konsisten
dalam menganalisis segala data yang diperoleh dalam setiap tahapan.
Pada penelitian kualitatif, tersebutkan untuk mengiris-iris temuan dan
mengelompokkannya dalam kategori-kategori untuk memudahkan peneliti
melakukan perbandingan temuan dalam satu kategori atau silang kategori.
Perbandingan temuan-temuan itu tersebutkan untuk membangun
konsep-konsep teoritis. Dalam penelitian kualitatif, frekuensi kemunculan butir-butir
temuan dari lapangan tidaklah sepenting kategorisasi, atau dengan perkataan
lain frekuensi itu perlu diketahui sebagai batu loncatan untuk membangun