• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ………...……….. ii

DAFTAR ISI ………..……. vii DAFTAR TABEL ……… xi

DAFTAR GAMBAR ……….… xiv DAFTAR LAMPIRAN ……….…… xvi

BAB I PEDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Pertanyaan Penelitian ... 7

F. Tujuan Penelitian ... 8

G. Manfaat Penelitian ... 8

H. Penjelasan Istilah Dalam Judul ... 10

I. Metode penelitian ... 10

J. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 12

1. Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja … 19 a. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ………... 20 b. Manfaat penerpan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

……….………... 23

c. Langkah-langkah Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

(2)

a. Mengidentifikasi Alat dan Prosedur Keselamtan Kerja ……….. 31

1) Peralatan keselamatan kerja di bengkel mesin perkakas pada umumnya yaitu ……… 31 2) Keselamatan Kerja pada Proses Permesinan ……….. 34 b. Implementasi Pemakaian Alat-alat Keselamatan Kerja ………. 35

c. Tata Lakasana Bengekel Kerja ... 39

1) Tata Laksana Mesin ... 39

2) Tata Laksana Penerangan, Kebisingan, Getaran, dan Suhu ... 39

B.Proses Produksi ... 41

1. Aliran Garis ... 42

2. Aliran Intermiten (job shop) ... 44

3. Proyek ... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 53

A. Pendekatan Penelitian ... 53

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 55

C. Data dan Sumber Data ... 56

1. Data ... 56

2. Sumber Data ... 56

D. Teknik Pengumpulan Data ……… 56

1. Observasi Partisipatif ….………. 56

2. Dokumentasi ………... 57

(3)

………

1. Tahap Orientasi ……….……….. 59

2. Tahap Eksplorasi ………... 60

3. Tahap Member Check ………... 60

G. Teknik Pengolahan Data ………..……. 60

H. Tenik Analisis Data ... 61

1. Reduksi Data ………..…. 61

2. Penyajian Data ……….... 62

3. Pengambilan Kesimpulan ………..….. 62

I. Proses Triangulasi ………... 63

J. Memperoleh Tingkat Kepercayaan Hasil Penelitian ………. 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 66

A. Hasil Penelitian ………..………... 66

1. Data Hasil Kebijakan ………..………. 66

2. Data Hasil SOP ………..……….. 68

3. Data Hasil Pelaksanaan ………..……….. 69

4. Data Hasil Hambatan ………..………. 75

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 76

1. Kebijakan K3LH ………...……..………... 76

2. SOP ………..……… 81

3. Pelaksanaan K3LH ……….…………. 82

(4)

lan ………..

1. Kebijakan K3LH ………...……..……….... 88

2. SOP ………..……….… 89

3. Pelaksanaan K3LH ……….…………. 83

4. Hambatan Pelaksanaan K3LH …………..………... 90

B. Rekomendasi ... 90

1. Bagi Departemen Permesinan Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia (Persero) ... 90

2. Bagi Disnaker ... 91

3. Bagi Dunia Pendidikan ... 92

4. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 92

DAFTAR PUSTAKA ……….……….. 93

LAMPIRAN-LAMPIRAN ….……….. 95

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan kejuruan sebagai salah satu bagian dari sistem Pendidikan Nasional memiliki peran yang sangat strategis bagi terwujudnya angkatan tenaga kerja nasional yang terampil. Departemen Pendidikan Nasional sedang terus mengusahakan peningkatan jumlah siswa SMK sehingga akan dicapai perbandingan 70% SMK dan 30% adalah siswa SMA. Sekolah Menengah Kejuruan karenanya memiliki peran penting bagi pencapaian tujuan menyiapkan siswa dengan keterampilan dan sikap profesional hingga siap memasuki lapangan kerja. Apalagi, globalisasi telah menjadi kenyataan. Karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki multi keterampilan, luwes, pembelajar, dan memiliki jiwa kewirausahaan, serta memiliki keterampilan dibidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

(6)

kemudahan bagi siswa yang akan menempuh pendidikan SMK, perlu lebih ditingkatkan.

Setiap industri mesti sadar pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat penting. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat diterapkan dalam perusahaan. Karena itu, setiap perusahaan patut mempunyai paling sedikit satu ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang mahir, dan setia pada doktrin keselamatan daripada biaya atau produksi, selain itu perlu didukung oleh satu Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Bahkan setiap perusahaan harus mempunyai buku pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang disahkan oleh Disnaker.

(7)

Menurut Suwito (2008), saat ini Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan tuntutan pasar global yang disyaratkan oleh ILO (Organisasi Buruh Internasional). "Jika sebuah perusahan tidak memiliki SMK3 maka produk ekspor mereka akan ditolak masuk ke pasar internasional. Tentu hal ini akan menjadi kerugian besar bagi masyarakat industri kita, "Tingginya kasus kecelakaan kerja di Indonesia, juga disebabkan masih rendahnya sanksi hukum bagi perusahaan yang belum menerapkan SMK3. Dalam Pasal 15 Ayat 2 UU No 1 tahun 1970 tentang K3, perusahaan yang melanggar ketentuan kewajiban penerapan SMK3 hanya diancam hukuman kurungan tiga bulan penjara atau denda setinggi-tingginya Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah)," (Suwito: 2008). Pada kesempatan yang sama Ketua DPP Asosiasi Pengawas Ketenagakerjaan Indonesia Adjat Daradjat mengakui bahwa fungsi pengawasan ketenagakerjaan di Indonesia memang kurang berjalan baik sejak diberlakukannya otonomi daerah. Karena itu beliau berharap dengan pembentukan asosiasi pengawasan yang dipimpinnya ini dapat memperkecil berbagai masalah ketenagakerjaan di Indonesia, termasuk pengawasan K3 di perusahaan-perusahaan.

Hasil observasi di PT. Dirgantara Indonesia (Persero), menunjukkan tiga tahun terakhir pelaksanaan K3LH di Workshop Departemen Machining Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia (Persero) sungguh mengagumkan, tidak

(8)

(Persero) memiliki fasilitas berupa bengkel kerja, sama halnya pada proses permesinan. Proses produksi dapat berlangsung baik, aman, dan lancar apabila ditunjang dengan fasilitas bengkel kerja yang memadai dan juga sikap mental, serta pengetahuan yang dimiliki para pemakai bengkel kerja juga baik. Salah satu hal yang perlu diperhatikan selama proses produksi adalah masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja, sebab bagaimanapun juga masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan kebutuhan yang selalu diharapkan semua orang.

Setiap perayaan ulang tahun atau hari besar nasional di PT. Dirgantara Indonesia (Persero), selalu diselipkan/ digalakan mengenai Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan Hidup. Hal ini dilakukan untuk memupuk kesadaran akan pentingnya Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan Hidup. Pada masa orientasi dan trainning bagi tenaga kerja baru selalu dimasukan materi K3LH setidaknya selama satu hari. Pelatihan K3LH bagi manajemen dan tenaga kerja dilaksanakan secara terpadu dalam setiap program pelatihan maupun secara khusus sesuai kebutuhan. Biasanya pelatihan khusus ini dilakukan sesuai dengan permintaan unit terkait.

(9)

pengelolaannya efektif dan efisien. Komitmen tentang K3LH sebagaimana dimuat dalam Sistem Manajemen K3LH PT. Dirgantara Indonesia (Persero) (2007: 12) :

1. Bahwa kebijakan K3LH harus didukung dengan sistem manajemen yang terarah agar dapat dilaksanakan dengan efisien dan efektif untuk meningkatkan kinerja K3LH.

2. Upaya pencegahan dan perbaikan secara berkelanjutan terhadap kinerja K3LH dilakukan secara terpadu oleh seluruh jajaran manajemen dan tenaga kerja.

PT. Dirgantara Indonesia (Persero) menerbitkan standar dan prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan yang dipakai sebagai acuan dalam mengelola Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan. Standar Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan merupakan petunjuk pelaksanaan yang dituangkan ke dalam dokumen K3LH & Produktivitas.

Kontrol dan tindakan perbaikan K3LH dilakuakan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program K3LH. Di mana setiap ditemukan

adanya penyimpangan dilakukan tindakan perbaikan. Karena itu di PT. Dirgantara Indonesia (Persero) ditetapkan, diterapkan, dan dipelihara standar/

petunjuk untuk melaksanakan kontrol dan tindakan perbaikan tersebut.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai masalah Keselamtan dan Kesehatan Kerja di PT. Dirgantara Indonesia (Persero), penulis melakukan penelitian berjudul : ”Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proses Produksi (Studi Kasus di Workshop Departemen Machining Direktorat

(10)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, diidentifikasi beberapa permasalahan yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Permasalahan yang diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Kebijakan PT. Dirgantara Indonesia (Persero) tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan.

2. Prosedur (SOP) Keselamatan dan Kesehatan Kerja di workshop Departemen Machining Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

Bandung.

3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di workshop Departemen Machining Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

Bandung.

4. Hambatan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di workshop Machining Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

Bandung.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini akan ditekankan pada hasil identifikasi masalah. Pembatasan masalah ini dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian, karena kajian tentang implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada proses produksi di Workshop Departemen Machining Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara

(11)

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah implementasi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada proses produksi di Workshop Departemen Machining Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

Bandung”. Maksud dari rumusan masalah ini agar tujuan yang akan dicapai dalam penelitian lebih terarah.

E. Pertanyaan Penelitian

Secara lebih rinci, hasil identifikasi dan rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan kembali dalam bentuk pertanyaan penelitian yang akan dicarikan jawabannya. Maksudnya agar tujuan yang akan dicapai dalam penelitian lebih terarah. Adapun pertanyaan penelitian tersebut sebagai berikut :

1. Bagaimana kebijakan PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja ?

2. Bagaimana prosedur (SOP) Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada proses

produksi di Workshop Departemen Machining Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung ?

3. Bagaimana pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di workshop Departemen Machining Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung ?

4. Apakah hambatan implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada

(12)

F. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kebijakan PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2. Untuk mengetahui prosedur (SOP) Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada proses produksi di Workshop Departemen Machining Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung.

3. Untuk mengetahui pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di workshop Departemen Machining Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara

Indonesia (Persero) Bandung.

4. Untuk mengetahui hambatan implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada proses produksi di Workshop Departemen Machining Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung.

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini secara umum memiliki konstribusi terhadap pemecahan masalah pembangunan khususnya dalam pembangunan bidang pendidikan dan teknologi yaitu untuk meningkatkan implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di dunia pendidikan dan dunia industri. Secara khusus, manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

(13)

2. Bagi kalangan praktisi pendidikan di SMK Bidang Keahlian Teknik Mesin Produksi, hasil penelitian ini dapat memfasilitasi dalam implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

3. Bagi lembaga pendidikan dan pelatihan, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan maupun pembanding dalam pelaksanaan dan pengembangan program pendidikan dan pelatihan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.

4. Bagi industri dan institusi pendidikan dan pelatihan, hasil penelitian ini dapat menjadi jembatan untuk menjalin kerjasama guna meningkatkan relevansi pencapaian kompetensi tenaga kerja/ peserta didik dengan tuntutan kompetensi kerja di industri khususnya bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

5. Bagi Departemen Machining Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia (Persero) hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan sejauh mana implementasi K3LH di workshop Departemen Machining Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung.

6. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kepedulianya terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada proses praktek perkuliahan di Bengkel Mesin Produksi.

(14)

H. Pejelasan Istilah dalam Judul

Supaya tidak terjadi salah pengertian dalam menafsirkan judul, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yaitu :

1. Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi ke dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak yang dapat dirasakan. Dengan demikian implementasi yang di maksud dalam penelitian ini adalah suatu proses penerapan teori mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja ke dalam suatu aktivitas kerja di mana terjadi interaksi antara tenaga kerja, sarana prasarana, prosedur, dan media untuk mencapai tujuan. 2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup ialah keselamtan

dan kesehatan yang dapat menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya, mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan yang tertuju pada kesejahteraan manusia dan pelestarian lingkungan.

3. Proses Produksi ialah proses pengubahan masukan-masukan sumber daya (bahan mentah, tenaga kerja, modal, energi, dan informasi) melalui proses transformasi menjadi barang-barang dan jasa-jasa yang lebih berguna.

I. Metode Penelitian

(15)

itu, untuk menangkap dan memaknai fakta alamiah tersebut sangat tergantung pada kepiawaian peneliti sebagai key instrument. Teknik pengumpulan datanya adalah observasi, dokumentasi, dan wawancara. Setiap hasil dari pengumpulan data tersebut, peneliti langsung mencatat, merekam, dan menginterpretasikannya dengan menggunakan teknik-teknik yang dapat memudahkan memahami keseluruhan dari bagian-bagian penelitiannya.

J. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan berperan sebagai pedoman penulis agar mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan tesis ini, serta lebih terarah. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, berisi mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, metode penelitian secara singkat dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, berisi landasan teoritis yang mendukung dan relevan dalam analisis temuan.

Bab III Metodologi Penelitian, berisi mengenai lokasi penelitian, metode penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi data hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, dan temuan penelitian.

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya serta merujuk pada rumusan masalah yang diungkapkan, maka implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada proses produksi di Workshop Departemen Machining Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung

sudah dilaksanakan sesuai persayatan peraturan dan undang-undang yang berlaku. Hal ini perlu dipertahankan, bila perlu ditingkatkan. Selain itu, pada bab ini penulis akan menguraikan beberapa hal penting yang menjadi kesimpulan yang merujuk kepada pertanyaan penelitian. Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diungkapkan adalah sebagai berikut :

(17)

terjadinya pencemaran lingkungan, pemenuhan peraturan dan undang-undang tentang K3LH dan pemenuhan persyaratan customer tentang K3LH.

2. Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan Hidup PT. Dirgantara Indonesia (persero) didukung dengan sistem manajemen yang

terarah agar dapat dilaksanakan dengan efisien dan efektif untuk meningkatkan kinerja K3LH. Upaya pencegahan dan perbaikan secara berkelanjutan terhadap kinerja K3LH ini dilakukan secara terpadu oleh seluruh jajaran manajemen dan karyawan. Selain prosedur tersebut, PT. Dirgantara Indonesia (Persero) memiliki program keselamatan dan kesehatan kerja yang tersurat dalam Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (SMK3LH) PT. Dirgantara Indonesia (Persero). Selain itu didukung pula dengan standar/ petunjuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 3. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada proses produksi di

Workshop Departemen Machining Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara

(18)

Indonesia (Persero) Bandung cukup memenuhi syarat K3, meskipun masih ada beberapa tenaga kerja yang kurang mengindahkan peraturan dan tata tertib keselamatan dan kesehatan kerja.

4. Hambatan implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada proses produksi di Workshop Machining Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia (Persero) terbagai dalam 3M, yaitu manusia, machine dan manajemen. Pertama manusia, kurangnya kesadaran tenaga kerja terhadap pelaksanaan K3LH. Kedua machine, rata-rata usia mesin sudah tua sehingga alat pelindung mesin dari chip atau bram sudah tidak ada, jika pakai pun itu sudah dimodifikasi dan pemakaian yang berlebihan. Ketiga manajemen, penggantian APD dan peralatan lainnya tidak tepat waktu, karena ada beberapa prosedur yang harus dilewati untuk pemenuhannya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan dari apa yang telah penulis simpulkan, kiranya penulis dapat memberikan rekomendasi sebagai suatu kontribusi pemikiran dan bahan pertimbangan agar implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat terlaksana sesuai peraturan dan undang-undang yang berlaku. Adapun rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bagi Departemen Machining Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung :

(19)

Indonesia (Persero) Bandung sudah dilaksanakan sesuai persayatan peraturan dan undang-undang yang berlaku, namun sebagai bahan pertimbangan penulis memberikan beberapa rekomendasi berikut ini :

a. Penyempurnaan kebijakan SMK3LH.

b. Penyempurnaan SOP untuk setiap jenis mesin dan peralatan lainnya di

Workshop Departemen Machining Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung.

c. Peningkatan pembinaan dan pelatihan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH).

d. Sertifikasi K3LH.

e. Standardisasi kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH) .

f. Galakan program K3LH.

g. Tingkatkan kesadaran pelaksanaan K3LH. h. Melakukan terobosan bidang K3LH.

i. Peningkatan pelayanan Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. j. Pemberian penghargaan terhadap tenaga kerja teladan di bidang K3. 2. Bagi Disnaker :

Mengikuti perkembangan dunia industri yang semakin meningkat, maka seyogyanya Disnaker untuk :

(20)

c. Penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan K3, Standar, dan Pedoman K3LH.

d. Terus galakan kampanye dan gerakan nasional K3LH.

e. Pemberian penghargaan terhadap perusahaan, baik perusahaan swasta maupun milik pemerintah yang telah melaksanakan SMK3LH.

f. Penegakan hukum.

g. Pembentukan Sistem Informasi K3LH melalui teknologi informasi. h. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat mengenai K3LH. 3. Bagi Dunia Pendidikan

a. Peningkatan pembinaan dan pelatihan tentang K3LH bagi dosen/guru dan mahasiswa/ siswa.

b. Jadikanlah SMK3LH menjadi mata kuliah/ mata pelajaran.

c. Standardisasi kompetensi K3LH disesuaikan dengan perundang-undangan dan standar kompetensi industri.

d. Galakan program K3LH di bengkel kerja. e. Pemberian penghargaan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Jadikanlah hasil penlitian ini sebagai data awal atau pembanding untuk penelitian tentang topik yang sama.

(21)

DAFAR PUSTAKA

Aditama, T.Y. dan Hastuti, T. (2006). Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Universita Indonesia.

Cakrawala. (2009). Pertemuan Dokter Penasihat Tingkatkan Pemahaman Kasus Kecelakaan Kerja. [Online]. Tersedia:http://www.pdpersi.co.id/?show= detailnews&kode=4976&tbl=cakrawala. [12 Maret 2009]

Danim, S. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Daryanto. (1982). Petunuk Keselamatan Kerja Dalam Perbengkelan Mesin. Bandung: Tarsito.

……..., (1982). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Bandung: Rineka Cipta dan Bina Adiaksara.

Erwan, B. (2003). Keselamatan & Kesehatan Kerja. Bandung: TEDC in Coopertion with GMI.

Handoko, T.H. (2003). Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Bandung: TEDC in Coopertion with GMI.

Setiawan, T. dan Harun. (1980). Keselamatan Kerja dan Tata Laksana Bengkel. Jakarta: Depdikbud.

Molleong, L.J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2003). Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Prawirakusumah, S. (1985). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.

………, (1987). Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.

Ridley, J. (2003). Ikhtisar Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Erlangga. Ridwan, M. (2009). Kecelakaan Kerja di Indonesia Tertinggi di Dunia.

(22)

Satori D. dan Komariah A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Silalahi, B.N.B. dan Silalahi, R.B. (1985). Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja, Cetakan Pertama. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Suardi, R. (2007). Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. Jakarta: PPM.

Sudirman. E. dan Sani, R. (1997). Keselamatan & Kesehatan Kerja. Jakarta: Depdikbud.

Sugiono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suparno, E. (2008). Menteri Tenaga Kerja Klaim Angka Kecelakaan Kerja Menurun.[Online].Tersedia:http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/ 2008/03/12/brk,20080312-119080,id.html [12 Maret 2009]

Tunggal, H.S. (2009). Tanya Jawab Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. Jakarta : Harvarindo.

Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman Pengelolaan Bengkel. Bandung: PPPPTK BMTI.

Referensi

Dokumen terkait

In computing, NoSQL (mostly interpreted as "not only SQL") is a broad class of database management systems identified by its non-adherence to the widely used

BAN-PT menempatkan evaluasi-diri itu sebagai salah satu aspek dalam keseluruhan daur akreditasi, dan menempatkannya dalam posisi yang sangat penting, yaitu sebagai

Dalam etika pemerintahan, terdapat asumsi yang berlaku bahwa melalui penghayatan yang etis yang baik, seorang aparatur akan dapat membangun

Oleh karena itu, harus diperkuat agenda- agenda untuk memastikan agar organisasi rakyat : (i) Membangun Kekuatan Politiknya dengan indikasi:

Ketua BKK Pendidikan Tata Niaga Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Kabupaten Sumba Tengah sebanyak 11.663 dikelola oleh rumah

Fungsi Lembaga keuangan bank Lembaga keuangan menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan pasar utang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari

veneer (lokal dan impor), kayu gergajian (lokal dan impor), limbah kayu gergajian, plywood lokal dan panel lain (particle board) telah dilengkapi dengan dokumen kontrak suplai,