• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Reaksi Pasar atas Pengumuman Stock Split terhadap Likuiditas Saham dan Abnormal Return pada Perusahaan Go Public Periode 2010-2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Reaksi Pasar atas Pengumuman Stock Split terhadap Likuiditas Saham dan Abnormal Return pada Perusahaan Go Public Periode 2010-2014."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Perusahaan yang go public memiliki keinginan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai perusahaan adalah melalui peningkatan harga saham. Akan tetapi peningkatan harga saham yang dinilai terlalu tinggi oleh pasar dapat mengakibatkan menurunnya volume perdagangan saham dan kemampuan investor untuk membeli saham tersebut. Apabila harga saham sudah dinilai sangat tinggi oleh perusahaan, maka perusahaan cenderung melakukan stock split. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan likuiditas saham dan abnormal return sebelum dan sesudah pelaksanaan stock split. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji outliers dan paired samples t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan likuiditas saham dan abnormal return sebelum dan sesudah pelaksanaan stock split.

(2)

ABSTRACT

The company which has been go public wants to increase the value of the company. The one way to increase the value is through the increasing of stock prices. Nevertheless, the increasing of stock prices which has a high value by market can lower the volume of stocks and the ability of investors to buy these stocks. If the stock price has been highly valued by the company, then the company will be having a stock split. The purpose of this study is to analyze the differences between stock liquidity and abnormal return before and after the stock split. The method of this study is using purposive sampling method. The data analysis is using normality test, outliers test, and paired samples t-test. The result of this study said that there is no differences between stock liquidity and abnormal return before and after the stock split.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Kajian Pustaka ... 6

2.1.1 Investasi ... 6

2.1.2 Pasar Modal ... 7

2.1.2.1Pengertian Pasar Modal ... 7

2.1.2.2Fungsi Ekonomi Pasar Modal ... 8

2.1.2.3Jenis-Jenis Pasar Modal ... 8

2.1.2.4Prosedur Penerbitan Saham ... 9

2.1.2.5Instrumen Pasar Modal ... 10

2.1.3 Saham ... 11

2.1.3.1Pemecahan Saham (Stock Split) ... 16

2.1.3.2Likuiditas Saham ... 18

2.1.3.3Abnormal Return... 19

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 24

2.1.5 Rerangka Teori ... 30

2.2 Rerangka Pemikiran ... 31

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 32

2.4 Model Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN... 34

3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 38

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 39

(4)

Halaman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Hasil Penelitian ... 43

4.1.1 Deskripsi Variabel Penelitian ... 43

4.1.2 Analisis Data... 48

4.1.2.1Uji Normalitas... 48

4.1.2.2Uji Outliers ... 50

4.1.2.3Pengujian Dua Sampel Berkaitan Atau Berpasangan ... 53

4.2 Pembahasan ... 54

BAB V PENUTUP ... 57

5.1 Simpulan ... 57

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 57

5.3 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Investasi Langsung Dan Investasi Tidak Langsung ... 7

Gambar 2.2 Efisiensi Pasar Secara Informasi ... 16

Gambar 2.3 Periode Estimasi Dan Periode Jendela ... 21

Gambar 2.4 Contoh Periode Estimasi Dan Periode Jendela ... 21

Untuk Data Harian Gambar 2.5 Rerangka Teoritis ... 30

Gambar 2.6 Rerangka Pemikiran ... 31

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 25

Tabel 3.1 Daftar Emiten Yang Melakukan Stock Split ... 35

Tabel 3.2 Daftar Emiten Yang Memenuhi Kriteria Sebagai ... 37

Sampel Periode 2010-2014 Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel ... 38

Tabel 4.1 Rata-Rata Trading Volume Activity ... 44

Tabel 4.2 Rata-Rata Abnormal Return ... 46

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ... 49

Tabel 4.4 Hasil Uji Outliers ... 51

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Setelah Data Outliers Dikeluarkan .... 52

(7)

DAFTAR GRAFIK

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Volume Perdagangan Saham Harian ... 61

Lampiran B Saham Beredar Pada Periode T ... 64

Lampiran C Harga Penutupan Saham Harian ... 66

Lampiran D Harga Penutupan Ihsg Harian ... 69

Lampiran E Hasil Perhitungan Likuiditas Saham ... 72

Lampiran F Hasil Perhitungan Abnormal Return ... 75

Lampiran G Hasil Perhitungan Rata-Rata Likuiditas Saham ... 78

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber dana intern yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri maupun sumber dana ekstern yang berasal dari luar perusahaan. Sumber dana intern umumnya menggunakan laba yang ditahan perusahaan. Sedangkan, sumber dana ekstern biasanya diperoleh melalui bank berupa hutang, pasar modal dengan cara menjual saham dan obligasi, dan sebagainya. Saham yang diperjualbelikan di pasar modal merupakan saham perusahaan yang sudah go public. Martalena dan Malinda (2011) menyatakan penawaran umum atau sering pula disebut go public adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya. Di Indonesia, perdagangan saham perusahaan yang go public dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

(10)

2

harga saham sudah dinilai sangat tinggi oleh perusahaan, perusahaan cenderung melakukan stock split. Stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya (Hartono, 2013). Stock split mengakibatkan harga saham menjadi lebih murah, sehingga diharapkan aktivitas perdagangan saham meningkat dan menyebabkan fluktuasi harga saham yang tinggi diiringi dengan tingginya return saham yang akan diterima oleh investor (Waisnawa, Suhadak dan Hidayat, 2015).

Adanya pemecahan saham menyebabkan bertambahnya jumlah saham yang diterima investor tetapi proporsi kepemilikan perusahaannya tidak berubah. Harga pasar saham tersebut turun namun total nilai saham yang dipegang tetap sama sehingga dapat dikatakan pemecahan saham tidak memiliki nilai ekonomis. Walaupun pemecahan saham tidak memiliki nilai ekonomis, perusahaan melakukan stock split karena alasan trading range theory dan signalling theory.

Leung, et al (2005) dalam Purnamasari (2013) menyatakan bahwa trading range theory merupakan teori pemecahan saham bertujuan untuk mengatur kembali harga saham pada kisaran harga yang diinginkan. Trading range teory diharapkan dapat memungkinkan investor untuk membeli saham dalam jumlah yang banyak. Wistawan dan Widanaputra (2013) menyatakan bahwa signalling theory menjelaskan perusahaan melakukan pemecahan saham jika manajer

(11)

3

di sekitar periode pengumuman pemecahan saham akan menyebabkan terjadinya abnormal return.

Penelitian tentang stock split telah banyak dilakukan sebelumnya, beberapa diantaranya adalah Rusliati dan Farida (2010) meneliti tentang pemecahan saham terhadap likuiditas dan return saham tahun 2006-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebaran bid-ask sebelum dan setelah perpecahan saham berbeda, artinya stock split mempengaruhi likuiditas saham, tetapi tujuan untuk meningkatkan likuiditas saham tidak tercapai karena setelah pengumuman pemecahan saham banyak perusahaan mengalami peningkatan bid-ask spread artinya likuiditas saham mengalami penurunan. Abnormal return sebelum dan setelah stock split berbeda, artinya stock split mempengaruhi return saham, tetapi tujuan untuk meningkatkan return saham tidak tercapai karena setelah pengumuman pemecahan saham, banyak perusahaan mengalami penurunan abnormal return.

Widyahari, Bagia, dan Yudiaatmaja (2014) juga meneliti tentang analisis perbedaan volume perdagangan saham dan return saham sebelum dan sesudah stock split tahun 2010-2013. Volume perdagangan saham diukur menggunakan trading volume activity sedangkan return diukur dengan abnormal return. Hasil

(12)

4

Hasil uji statistik abnormal return menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman stock split.

Dari fenomena yang telah dijelaskan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Reaksi Pasar Atas Pengumuman

Stock Split Terhadap Likuiditas Saham Dan Abnormal Return Pada

Perusahaan Go Public Periode 2010-2014”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, penulis merumuskan masalah yaitu :

1. Apakah terdapat perbedaaan likuiditas saham sebelum dan sesudah pelaksanaan stock split ?

2. Apakah terdapat perbedaaan abnormal return saham sebelum dan sesudah pelaksanaan stock split ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis perbedaan likuiditas saham sebelum dan sesudah pelaksanaan stock split.

(13)

5

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna bagi beberapa pihak, diantaranya : 1. Perusahaan

Membantu perusahaan dalam mempertimbangkan strategi bisnis yang dapat memaksimalkan keuntungan perusahaan melalui kebijakan stock split.

2. Investor

Membantu investor dalam melakukan pemilihan saham perusahaan go public berdasarkan informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan seperti penerbitan saham baru, pengumuman laba dan dividen, perkiraan tentang laba perusahaan, perubahan praktik-praktik akuntansi, mergers, pemecahan saham dan sebagainya.

3. Peneliti Selanjutnya

(14)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Tidak terdapat perbedaaan likuiditas saham sebelum dan sesudah pelaksanaan

stock split. Salah satu penyebab tidak terdapat perbedaan pada trading volume activity (TVA) adalah investor melakukan strategi wait and see. Faktor lain

berasal dari faktor eksternal perusahaan seperti ketidakstabilan ekonomi dan politik di Indonesia, persepsi pasar terhadap suatu saham, serta isu-isu yang dapat mempengaruhi reaksi pasar.

2. Tidak terdapat perbedaaan abnormal return saham sebelum dan sesudah pelaksanaan stock split. Penyebab tidak terdapat perbedaan pada abnormal return saham adalah beberapa investor tidak mendapatkan informasi lebih akan adanya pengumuman stock split sehingga para investor tidak memanfaatkan informasi tersebut untuk memperoleh abnormal return yang maksimal.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti menyadari keterbatasan penelitian ini yaitu :

(15)

58

2. Pada periode pengamatan 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah stock split, reaksi pasar yang terlihat masih belum stabil, sehingga hasil penelitian kurang mencerminkan reaksi pasar yang sebenarnya.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan saran pada berbagai pihak yang terkait dengan penelitian ini yaitu :

1. Perusahaan

Perusahaan yang go public diharapkan agar selalu memperhatikan harga saham perusahaannya. Bila harga saham terlalu tinggi sebaiknya perusahaan melakukan pemecahan saham (stock split) agar harga saham berada pada rentang perdagangan yang optimal. Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan setelah stock split sehingga para investor percaya bahwa emiten akan memberikan prospek yang baik di masa yang akan datang.

2. Investor

Saat perusahaan merencanakan akan melakukan pemecahan saham (stock split) pelaku pasar modal harus berhati-hati dalam memilih dan menganalisis informasi yang relevan untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, sehingga diharapkan investor tidak terburu-buru untuk melakukan aksi jual-beli dan lebih bersikap rasional dalam pengambilan keputusan. 3. Peneliti selanjutnya

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, A dan Rika Ramadiyansari. 2013. Analisis Perbandingan Abnormal Return, Volume Perdagangan Saham Dan Likuiditas Sebelum Dan Sesudah Stock Split Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonom. Vol 16. (No.1), Hal 19-29.

Damayanti, N. L., Atmadja, A.T., & Darmawan, N.A.S. (2014). Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Tingkat Keuntungan (Return) Saham Dan Likuiditas Saham (Studi Pada Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013). e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1. Vol 2. (No.1).

Data perdagangan saham dan IHSG harian (2010-2014) diakses pada 22 September 2015, dari www.icamel.id

Ghozali, I. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hartono, J. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi 5. Yogyakarta: BPFE. Hartono, J. (2013). Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. Edisi 8. Yogyakarta:

BPFE.

Hernoyo, M.A. (2013). Pengaruh Stock Split Announcement Terhadap Volume

Perdagangan Dan Return.Management Analysis Journal 2. Vol 1. Hal

110-116.

Historical prices perusahaan (2010-2014) diakses pada 7 September 2015, dari www.finance.yahoo.com

Indarti, I dan Desti Mulyani Br.Purba. 2011. Analisis Perbandingan Harga Saham Dan Volume Perdagangan Saham Sebelum Dan Sesudah Stock Split. Aset. Vol 13. (No.1), Hal. 57-63.

Laporan keuangan perusahaan (2010-2014) diakses pada 7 September 2015, dari www.idx.co.id

Lestari, S dan Eko Arief Sudaryono. 2008. Pengaruh Stock Split: Analisis Likuiditas Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia Dengan Memperhatikan Pertumbuhan Dan Ukuran Perusahaan. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi. Vol. 10, (No. 3), Hal 139-148.

(17)

Muchtar, Farid. 2008.Analisis Reaksi Saham Terhadap Peristiwa Stock Split Yang Ditunjukkan Oleh Abnormal Return Dan Trading Volume Activity (Event Study Pada Perusahaan Yang Melakukan Stock Split Di BEJ Periode 2005-2007). Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

Purnamasari, A.A.S.I. (2013). Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Perdagangan Saham Di BEI 2007-2012. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.2. Hal 258-276.

Rusliati, E dan Esti Nur Farida. 2010. Pemecahan Saham Terhadap Likuiditas Dan

Return Saham. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi.Vol 12. (No. 3), Hal 161-174.

Saham stock split dan saham stock reverse (2010-2014) diakses pada 7 September 2015, dari www.sahamok.com

Sekaran, U., & Bougie, R. (2009). Research Methods For Business. Edisi 5. Inggris: John Wiley and Sons ltd.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis. Edisi 2. Yogyakarta: ANDI.

Sunjoyo, Setiawan, R., Carolina,V., Magdalena, N., & Kurniawan, A. (2013). Aplikasi SPSS Untuk Smart Riset (Program IBM Spss 21.0). Bandung: Alfabeta

Tandelilin, E. (2010). Portofolio Dan Investasi. Edisi 1. Yogyakarta: Kanisius. Waisnawa, I.P.G.B., Suhadak, dan Hidayat, R.R. (2015). Analisis Reaksi Pasar

Atas Pengumuman Stock Split Oleh Pt. Japfa Comfeed Indonesia Tbk.

Tahun 2013. Jurnal Administrasi Bisnis.Vol 23. (No. 1), hal 1-8.

Widyahari, P.S., Bagia, I.W., dan Yudiaatmaja, F. (2014). Analisis Perbedaan Volume Perdagangan Saham Dan Return Saham Sebelum Dan Sesudah Stock Split. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen. Vol 2.

Gambar

Gambar 2.7  Model Penelitian  ................................................................
Grafik 4.2

Referensi

Dokumen terkait

58 Lenny Firdayanti SMPN 2 Bangilan Tuban 0 Tidak

Nilai absorbans yang didapatkan dari pengukuran sampel menggunakan AAS dan cara perhitungan kemampuan desorpsi Pb dari daging kerang darah oleh larutan pektin

Menurut Sudarsono (1996), untuk keperluan menetralkan Al 3+ dalam kompleks jerapan tanah, maka jumlah dolomit yang diperlukan adalah 1 ton / ha untuk setiap me Al 3+ yang

Dalam kelompok tiang pancang (pile group) ujung atas tiang – tiang tersebut dihubungkan satu dengan yang lainnya dengan poer (pile cap) yang kaku untuk mempersatukan pile –

[r]

Ko.djsi fisik atd metriulal flpabila didutusdqgm aktivihs fi sik(ohnEsa) yug l€Elu l-arihd lisik tbg tnit dd luralt an larihd {isi( d6gM nodel ladhtr .l,n lrl(,fu atau

Faktor kedua yang sering terjadi yaitu adanya nasabah yang mengajukan kredit dengan mengatas namakan orang lain.Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut

2) Sertifikat Badan Usaha (SBU) kualifikasi Usaha Kecil, dengan klasifikasi Bangunan Gedung - Subklasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Komersial (BG004) yang masih