• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL BIMBINGAN BELAJAR MANDIRI BERBASIS INTERNET PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL BIMBINGAN BELAJAR MANDIRI BERBASIS INTERNET PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

MODEL BIMBINGAN BELAJAR MANDIRI BERBASIS INTERNET PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2013/2014

JURNAL

Oleh:

ALIP AGUNG PRASETYO NIM K3109008

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2014

(2)

2

MODEL BIMBINGAN BELAJAR MANDIRI BERBASIS INTERNET PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2013/2014 Alip Agung Prasetyo dan Wardatul Djannah

Program Studi Bimbingan Dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Universitas Sebelas Maret

<

ABSTRAK

Prasetyo, Alip Agung. MODEL BIMBINGAN BELAJAR MANDIRI BERBASIS INTERNET PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2014.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model bimbingan belajar dengan memanfaatkan internet sebagai media belajar mandiri pada peserta didik kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.

Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan dengan mengadaptasi konsep Penelitian dan Pengembangan Borg & Gall. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan melalui survei awal dan pengumpulan data, perencanaan pembuatan produk awal, pengembangan produk awal, uji ahli, perbaikan produk, uji coba kelompok kecil, dan pembuatan produk akhir. Subyek uji produk dalam uji ahli pada Penelitian dan Pengembangan ini adalah dua ahli bimbingan dan konseling dan satu ahli media pembelajaran. Subyek uji coba kelompok kecil mengenai produk yang dihasilkan dalam Penelitian dan Pengembangan ini adalah dua orang guru bimbingan dan konseling dan sepuluh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Data yang dikumpulkan adalah data untuk mengukur tingkat validitas dan keterterimaan produk. Teknik pengumpulan data untuk mengukur tingkat validitas produk dengan menggunakan lembar penilaian (form) untuk ahli pada uji ahli dan lembar penilaian (form) untuk pembimbing pada uji coba kelompok kecil. Teknik pengumpulan data untuk mengukur keterterimaan produk dengan menggunakan lembar penilaian (form) untuk peserta didik. Analisis data menggunakan teknik statistik persentase.

Hasil validitas produk yang dikembangkan mendapatkan penilaian dari ahli sebesar 85,01% (lebih besar dari 75% yang ditargetkan) dan penilaian dari pembimbing sebesar 96,45833% (lebih besar dari 75% yang ditargetkan). Tingkat keterterimaan dari produk yang dikembangkan melalui uji coba kelompok kecil mendapatkan penilaian dari peserta didik sebesar 95,68627% (lebih besar dari 75% yang ditargetkan).

Maka disimpulkan model bimbingan belajar mandiri berbasis internet pada peserta didik kelas VIII SMP N 16 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014 telah memenuhi kriteria valid menurut penilaian dari ahli pada uji ahli dan pembimbing pada uji coba kelompok kecil serta dapat diterima peserta didik kelas VIII SMP N 16 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014 sebagai model bimbingan belajar mandiri berbasis internet.

Kata kunci: model bimbingan belajar, belajar mandiri, internet.

(3)

3

SELF LEARNING GUIDANCE MODE BASED ON INTERNET APPLIED TO EIGHT-GRADE STUDENTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL 16

SURAKARTA IN THE YEAR OF 2013/2014 Alip Agung Prasetyo dan Wardatul Djannah

Program Studi Bimbingan Dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Universitas Sebelas Maret ABSTRACT

Prasetyo, Alip Agung. SELF LEARNING GUIDANCE MODE BASED ON INTERNET APPLIED TO EIGHT-GRADE STUDENTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL 16 SURAKARTA IN THE YEAR OF 2013/2014. Skripsi to obtain dokterandus degree, Teacher training for Education Faculty of Sebelas Maret University Surakarta, June 2014.

The purpose of this research is to develop learning guidance mode by using internet as a self learning medium for the eight-grade students of SMP N 16 Surakarta year of 2013/2014.

This research and development are conducted by adapting the research and development of Borg and Gall. This research is begun through out an early survey, data aggregation planning of making early product, developing early product, competency test, product improvement, small group test, and the making of last product. The subject of product-test in the competency-test in this research is two Guiding and Counseling experts and one expert of learning media. Then, the subject of small group test concerning with the result of this research are to teacher of Guidance and Counseling and ten students of 8 th grade of SMP N 16 Surakarta, year 2013/2014. The collected data is used to measure the validity and acceptable product rate. The data aggregation technique to measure the product validating rate is using a scoring form for the experts in competency-test and scoring form for the guidance in the small group test. And the technique for the data aggregation to know the acceptable product is using scoring form for students. Meanwhile, the data analysis is using statistic percentage technique.

The developed product validity result, gains score from the experts as 85,01% (more than 75% targeted) and the scores from the counselor as 95,45833% (more than 75% targeted). The product acceptable rate developed from the small group test gains scores from the students as 95,68627% (more than 75% targeted)

It is concluded that self learning guidance made based on internet for students of 8 th grade of SMP N 16 Surakarta, year 2013/2014 had full filled the valid criteria according to the master’s scoring in the competency test, and the guide in the small group test. And then it is acceptable to the 8 th grade students of SMP N 16 Surakarta year of 2013/2014 as the self learning guidance made based on internet.

Keyword: Self Learning Guidance, Self Learning, Internet.

(4)

4 A. PENDAHULUAN

Informasi di dalam dunia pendidikan merupakan kebutuhan sehari-hari bagi peserta didik, akan tetapi kebutuhan informasi tersebut dapat menjadi masalah ketika tidak dapat terpenuhi. Peserta didik selalu membutuhkan sumber informasi setiap hari dalam proses belajar maupun untuk mengerjakan tugas.

Soal latihan atau pekerjaan rumah yang diberikan kepada peserta didik menjadi latihan bagi mereka untuk menemukan jawaban dengan penyelesaian mereka sendiri, yang pada akhirnya cara penyelesaian atau jawaban tersebut akan menjadi pengetahuan baru bagi mereka.

Selain sumber informasi berupa perpustakaan yang tersedia di sekolah ataupun buku pelajaran yang dimiliki oleh peserta didik, pada saat ini berkembang teknologi internet yang memberikan kemudahan dan keleluasaan dalam menggali ilmu pengetahuan. Melalui internet peserta didik dapat mengakses berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat, sehingga dapat memaksimalkan proses belajarnya

tanpa harus bergantung pada orang lain.

Berpadunya teknologi komputer dengan telekomunikasi yang diwujudkan dengan hadirnya internet memberikan solusi mudah dan murah untuk penyebaran informasi. Mengenai pengertian dari internet, Supriyanto (2005: 336) menyatakan, “Internet adalah sebuah jaringan komputer global, yang terdiri dari jutaan komputer yang saling terhubung dengan menggunakan protokol yang sama untuk berbagi informasi secara bersama”. Berdasarkan kutipan tersebut dapat dipahami bahwa internet merupakan suatu jaringan komputer yang terdiri dari berbagai berbagai Negara, yang saling terhubung untuk menyalurkan informasi.

Manfaat terbesar dari

penggunaan internet adalah

terpenuhinya kebutuhan informasi

bagi peserta didik sebagai pengguna

internet. Melalui internet, berbagai

jenis informasi dapat diperoleh

dengan mudah, sehingga dapat

memudahkan peserta didik untuk

mencari bahan belajar yang sesuai

(5)

5 dengan minat dan kebutuhannya sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Ketergantungan peserta didik terhadap guru dapat dikurangi dengan memanfaatkan teknologi pendidikan, sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk berlatih belajar secara mandiri.

Berkaitan dengan pengertian dari belajar mandiri, Yamin (2011:

107) berpendapat, “Belajar mandiri adalah cara belajar aktif dan partisipatif untuk mengembangkan diri masing-masing individu yang tidak terikat dengan kehadiran pembelajar atau kehadiran teman sekolah”. Pengertian tersebut dapat dipahami bahwa belajar mandiri merupakan cara belajar aktif dan partisipatif yang diciptakan sendiri oleh peserta didik untuk mengembangkan dirinya tanpa terikat atau bergantung pada orang lain. Hal tersebut, sesuai dengan pendapat Sunardi, (2005: 64) yang menyatakan belajar mandiri memiliki ciri utama, “Peserta didik tidak bergantung pada pengarahan guru yang terus menerus, namun mereka mempunyai kreativitas dan inisiatif sendiri serta mampu untuk bekerja

sendiri dengan merujuk pada bimbingan yang diperolehnya”.

Saat yang sulit pada masa remaja adalah masa remaja awal, karena berbagai masalah yang dihadapi remaja. Melengkapi pendapat tersebut, Monks (1999:

286) menyatakan, “Remaja awal berada pada rentang usia 12 hingga 15 tahun, pada umumnya individu duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau yang setingkat”.

Peserta didik yang berada pada rentang usia remaja awal mulai memasuki dunia baru yang berbeda dengan pengalamannya sewaktu di Sekolah Dasar (SD) dan mengalami banyak hal baru, sehingga perlu mendapatkan bimbingan dan melakukan berbagai penyesuaian di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Perkembangan di bidang

teknologi pembelajaran menekankan

pada pentingnya kemandirian dalam

belajar, karena perkembangan

teknologi tidak hanya memberi

dampak secara positif melainkan

juga membawa dampak negatif

terhadap dunia pendidikan. Hanggule

(2011: 2) menyatakan, “Dewasa ini,

perkembangan tekhnologi dibidang

(6)

6 media masa dan elektronik melahirkan berbagai macam produk elektronik antara lain: televisi, handphone, gadget, komputer, laptop, dan internet yang dapat memicu hilangnya kesadaran dan keinginan peserta didik untuk belajar”. Melengkapi kutipan tersebut Zakarilya (2002) berpendapat, “Anak-anak usia sekolah, dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Umum (SMU), cenderung lebih banyak mengisi waktunya dengan bermain game online dengan internet dan menonton televisi dari pada belajar”.

Sehingga kesadaran belajar mereka semakin lama semakin menurun, dan kalah dengan keinginan untuk bermain game online, apabila hal ini dibiarkan secara terus menerus dan peserta didik tidak diarahkan untuk dapat menggunakan internet dengan baik sebagai fasilitas belajar mandiri, maka akan berdampak pada menurunnya motivasi peserta didik untuk meningkatkan kemandirian dalam proses belajar dan cenderung menghabiskan waktunya untuk bermain game, melihat televisi, dan online menggunakan internet yang

dianggap lebih menyenangkan daripada belajar.

Akibat selanjutnya peserta didik jarang bersedia untuk mempelajari kembali materi pelajaran yang telah diajarkan di sekolah dan cenderung menghabiskan waktunya untuk melakukan kegiatan yang lebih menyenangkan daripada belajar, padahal apabila peserta didik memiliki sikap positif terhadap proses belajar maka mereka akan cenderung memandang proses belajar sebagai suatu kewajiban untuk menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan meningkatkan ketrampilan dalam diri mereka sehingga prestasi belajar dapat ditingkatkan secara optimal.

Penelitian tentang upaya

untuk meningkatkan kemandirian

belajar pada peserta didik dengan

memanfaatkan kemajuan teknologi

dan media pembelajaran telah

beberapa kali dilakukan. Penelitian

yang dilakukan oleh Sebastian

(2010) memfokuskan pada

penggunaan internet sebagai sumber

belajar dalam meningkatkan

kemandirian belajar peserta didik di

(7)

7 SMA N 1 Pacitan. Penelitian ini dilakukan pada 38 subjek.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan internet sebagai sumber belajar berpengaruh pada peningkatan kemandirian belajar peserta didik dengan rata-rata hasil tes evaluasi peserta didik yang mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 74,34% menjadi 81,18%

pada siklus II.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Wati (2013) memfokuskan pada hubungan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2013/2014, yang menyatakan bahwa ada hubungan signifikan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2013/2014 dengan kontribusi sebesar 45,2% terhadap prestasi belajar sosiologi.

Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan formal

memiliki tangung jawab untuk membantu mengatasi kesulitan belajar peserta didik, terutama dalam upaya peningkatan kemandirian belajar, agar mereka memiliki ketrampilan belajar secara mandiri.

Upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah adalah dengan memberikan bimbingan belajar dan melatih peserta didiknya dalam pembentukan sikap mandiri. Pihak yang memiliki kewenangan dalam hal tersebut adalah guru bimbingan dan konseling.

Bimbingan dan konseling di

sekolah bertujuan untuk

mengoptimalkan perkembangan

pribadi peserta didik bukan hanya

secara akademik tetapi juga secara

pribadi agar menjadi individu yang

mandiri dan berkarakter. Bimbingan

sebagai bagian dari pendidikan

memiliki tujuan untuk membantu

peserta didik mengembangkan

dirinya secara optimal sehingga

dapat menemukan dirinya sendiri

dan dapat mengadakan pilihan dalam

pengambilan keputusan dan

penyesuaian diri secara efektif. Salah

satu bidang dari bimbingan dan

konseling adalah bimbingan belajar.

(8)

8 Bimbingan belajar merupakan bagian integral dalam proses pendidikan secara keseluruhan. Yusuf dan Juntika (2005: 37) menyatakan, “Bimbingan belajar sebagai salah satu usaha untuk membantu permasalahan peserta didik dalam belajar dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar peserta didik terhindar dari kesulitan belajar”. Para pembimbing membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu peserta didik agar sukses dalam belajar serta agar dapat menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program pendidikan.

Pembimbing dalam

memberikan bimbingan belajar berupaya untuk memfasilitasi peserta didik dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan, akan tetapi pemberian bimbingan belajar yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling (konselor sekolah) dalam upaya meningkatkan pemahaman dan ketrampilan peserta didik tentang belajar mandiri dengan menggunakan metode ceramah

sering mengalami masalah terutama berkaitan dengan sifatnya yang monoton dan membuat peserta didik merasa bosan. Meskipun demikian metode ceramah juga merupakan metode yang tidak dapat ditinggalkan dalam proses pemberian bimbingan, sehingga perlu diupayakan pengembangan model bimbingan belajar agar lebih menarik tanpa meninggalkan metode ceramah, salah satunya dengan memanfaatkan media internet dalam pemberian bimbingan belajar bagi peserta didik.

Inovasi dalam pemberian bimbingan belajar diperlukan dengan tujuan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Penemuan model, cara-cara baru atau media baru dalam rangka meningkatkan ketrampilan belajar mandiri bagi peserta didik perlu dikembangkan.

Berdasarkan latar belakang tersebut

maka peneliti mengadakan

pengembangan model bimbingan

belajar mandiri berbasis internet bagi

peserta didik Sekolah Menengah

Pertama. Dengan disusunnya model

bimbingan belajar mandiri berbasis

internet tersebut diharapkan dapat

(9)

9 membantu peserta didik untuk meningkatkan ketrampilan belajar secara mandiri dengan menggunakan internet.

B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang akan dilakukan berdasarkan pertimbangan kesesuaian dengan tujuan penelitian adalah Research and Development (R&D) atau penelitian pengembangan.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa model bimbingan belajar mandiri berbasis internet pada peserta didik kelas VIII sekolah menengah pertama (SMP), adapun model yang dikembangkan berupa buku panduan dan video tutorial dengan judul

“Internet Sebagai Media Belajar Mandiri”, agar dapat menghasilkan buku panduan dan video tutorial yang valid menurut ahli dan pembimbing serta memiliki tingkat keterterimaan yang layak bagi peserta didik maka dilakukan

serangkaian prosedur

pengembangan. Peneliti

menggunakan prosedur penelitian dengan mengacu pada konsep Borg

dan Gall yang dipaparkan oleh Sukmadinata (2006: 169) dengan beberapa penyesuaian. Adapun prosedur penelitian akan diuraikan sebagai berikut: 1) Survei Awal dan Pengumpulan data; 2) Perencanaan;

3) Pengembangan Draft Produk (Produk I); 4) Melakukan Uji Coba Produk I (Uji Ahli); 5) Revisi Produk I; 6) Uji Coba Kelompok Kecil; dan 7) Revisi Produk Operasional.

Rancangan uji produk terdiri

atas uji ahli, uji praktisi dan uji

keterterimaan produk bagi peserta

didik. Instrument yang digunakan

pada uji ahli, praktisi dan peserta

didik yaitu menggunakan lembar

(form) penilaian. Subyek uji produk

terdiri terdiri atas dua ahli dalam

bidang bimbingan dan konseling,

satu ahli media pembelajaran dan

dua guru bimbingan dan konseling,

serta sepuluh peserta didik kelas VIII

SMP Negeri 16 Surakarta. Analisis

hasil dari data yang telah

dikumpulkan menggunakan

instrument yaitu lembar (form)

penilaian, yang dibuat untuk menilai

dan mengevaluasi produk yang telah

dihasilkan dan untuk menentukan

tingkat keterterimaan produk bagi

(10)

10 peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 16 Surakarta. Validitas form penilaian uji ahli, uji praktisi dan peserta didik menggunakan expert judgment (Pertimbangan Ahli).

C. HASIL PEMBAHASAN

Penelitian dan pengembangan dilakukan dengan melakukan beberapa langkah yaitu survei awal dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan draft produk (produk I), melakukan uji coba produk I (uji ahli), revisi produk I, uji coba kelompok kecil dan revisi produk operasional. Secara rinci pembahasan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Hasil survei awal dan pengumpulan data.

Hasil survei awal sebagai studi lapangan dan studi kepustakaan dapat disimpulkan bahwa model bimbingan belajar mandiri berbasis internet pada peserta didik Sekolah Menengah Pertama dapat dikembangkan lebih lanjut.

Hasil tersebut menjadi dasar acuan dalam pengembangan model bimbingan belajar mandiri berbasis internet yang sesuai

dengan kebutuhan di SMP Negeri 16 Surakarta.

2. Perencanaan dan

pengembangan draft produk (produk I)

Berdasarkan kesimpulan hasil studi pendahuluan maka penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan model bimbingan belajar mandiri berbasis internet untuk meningkatkan keterampilan belajar secara mandiri bagi peserta didik kelas VIII Sekolah Menengah Pertama. Bentuk, isi dan struktur model bimbingan belajar diadaptasi dari buku panduan dan video tutorial

“Internet Sebagai Media Belajar Mandiri” agar dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta didik.

3. Uji Ahli dan Perbaikan Produk I (Produk Awal)

Berdasarkan hasil uji ahli yang telah dilakukan oleh ahli I, II dan ahli III dengan menggunakan form penilaian format A dapat ditarik kesimpulan bahwa rata- rata para ahli memberikan nilai sebesar 5% sangat sesuai, 80,01%

sesuai, dan 14,99% tidak sesuai.

(11)

11 Ini berarti secara umum telah mencapai tingkat validitas yang diharapkan yaitu: 85,01% (5% + 80,01%) lebih besar dari 75%

(yang ditargetkan) sehingga model bimbingan belajar mandiri berbasis internet tersebut layak digunakan.

4. Hasil Uji Coba Kelompok Kecil Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil yang telah dilakukan oleh dua guru bimbingan dan konseling dengan menggunakan form penilaian untuk pembimbing pada format A dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata untuk keseluruhan aspek pembimbing memberikan penilaian 44,583% “Sangat Sesuai”, 51,875% “Sesuai”, 3,541% “Tidak Sesuai” dan 0%

“Sangat Tidak Sesuai”. Secara umum dapat dikatakan telah mencapai tingkat validitas yang diharapkan yaitu 96,45833% (dari 44,583% + 51,875%) lebih besar dari 75% (yang ditargetkan) sehingga model bimbingan belajar mandiri berbasis internet tersebut layak digunakan.

Selanjutnya, secara garis besar hasil penilaian peserta didik terhadap keterterimaan buku panduan dan video tutorial

“Internet Sebagai Media Belajar Mandiri” dengan menggunakan form penilaian untuk peserta didik pada format A dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai rata-rata peserta didik yang menjawab

“Sangat Sesuai” sebesar 41,863%,

“Sesuai” sebesar 53,824%, “Tidak Sesuai” sebesar 4,3137% dan yang menjawab “Sangat Tidak Sesuai” tidak ada. Ini berarti secara umum telah mencapai tingkat keterterimaan yang diharapkan yaitu 95,68627% (dari 53,824%+41,863%) lebih besar dari 75% (yang ditargetkan) sehingga model bimbingan belajar mandiri berbasis internet tersebut layak digunakan dan dapat diterima oleh peserta didik.

5. Hasil Revisi Produk Operasional

Setelah melalui uji ahli, dan uji

coba kelompok kecil, produk II

direvisi sesuai dengan hasil uji

coba kelompok kecil. Produk

tersebut disempurnakan menjadi

(12)

12 produk akhir (Produk III). Produk III merupakan produk akhir yang dihasilkan dan siap untuk dilakukan uji kelayakan pada tahap selanjutnya (eksperimen).

Produk II direvisi berdasarkan saran yang diberikan oleh pengguna dalam uji coba kelompok kecil.

D. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Kesimpulan

a. Studi pendahuluan dalam penelitian dan pengembangan ini terdiri atas studi lapangan dan studi literature disimpulkan bahwa bahan bimbingan belajar tentang penggunaan internet sebagai media belajar mandiri bagi peserta didik sekolah

menengah pertama

diperlukan untuk

meningkatkan ketrampilan belajar secara mandiri. Hasil dari studi pendahuluan tersebut digunakan sebagai dasar acuan dalam

penyusunan produk (buku panduan dan video tutorial).

b. Penyusunan buku panduan dan video tutorial dengan judul “Internet Sebagai Media Belajar Mandiri”

dalam penelitian ini mengacu pada hasil studi pendahuluan.

Buku panduan dan video tutorial dinyatakan layak setelah melalui revisi. Revisi dilakukan atas dasar hasil uji ahli dan uji coba kelompok kecil.

c. Berdasarkan hasil penilaian ahli, buku panduan dan video tutorial “Internet Sebagai Media Belajar Mandiri”

dinyatakan valid dan telah memenuhi aspek validitas isi, setelah dilakukan perbaikan (revisi) dan penyempurnaan isi, bahasa dan tata tulis, struktur dan bentuk produk.

Perbaikan (revisi) dilakukan atas dasar penilaian, saran dan balikan dari para ahli.

d. Berdasarkan penilaian dalam

uji coba kelompok kecil yaitu

oleh pembimbing/ instruktur

(13)

13 dan peserta didik diperoleh kesimpulan bahwa buku panduan dan video tutorial ini telah valid menurut penilaian pembimbing serta memiliki tingkat keterterimaan yang baik bagi peserta didik. Hal ini ditunjukkan dari hasil penilaian pembimbing bahwa isi dan bentuk produk (buku panduan dan video tutorial) telah sesuai dengan kriteria pengembangan, dan menurut peserta didik, isi dan bentuk produk (buku panduan dan video tutorial) yang dikembangkan ini menarik serta dapat bermanfaat.

e. Berdasarkan dari hasil observasi disimpulkan bahwa dengan menggunakan buku panduan dan video tutorial

“Internet Sebagai Media Belajar Mandiri”, peserta didik terlihat bergairah, termotivasi untuk belajar dan aktif mengikuti kegiatan bimbingan ini. Dengan kata lain buku panduan dan video tutorial layak dijadikan sarana untuk membantu

peserta didik dalam rangka meningkatkan ketrampilan belajar secara mandiri.

2. Saran

Kegiatan pemberian layanan bimbingan dan konseling tidak dapat dipisahkan dari tanggung jawab dan peran guru bimbingan dan konseling, kepala sekolah, dan peserta didik sebagai penerima layanan.

Sehubungan dengan hal tersebut, berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman-pengalaman yang peneliti peroleh selama melakukan penelitian, serta dengan melihat kesimpulan dan implikasi dari hasil penelitian yang sudah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan saran- saran sebagai berikut:

a. Saran Kepada Kepala Sekolah 1) Hendaknya kepala sekolah

menetapkan kebijakan dalam

pelaksanaan layanan

bimbingan belajar dengan

menggunakan buku panduan

dan video tutorial “Internet

Sebagai Media Belajar

Mandiri”.

(14)

14 2) Hendaknya kepala sekolah

senantiasa mendukung penggunaan internet sebagai media dan sumber belajar bagi peserta didiknya dengan memberikan fasilitas penunjang yang sesuai dengan kebutuhan tenaga pendidik dan peserta didiknya.

3) Kepala sekolah diharapkan selalu melakukan interaksi dan kerjasama dengan guru bimbingan belajar dalam hal meninjau setiap pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, agar pemberian layanan bimbingan belajar dari guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik dapat berjalan secara optimal.

b. Kepada Guru Mata Pelajaran 1) Hendaknya guru mata

pelajaran perlu untuk mengikuti perkembangan tekhnologi dalam pendidikan yang terus berkembang dan berubah setiap tahunnya, terutama yang berkaitan

dengan penggunaan internet sebagai media dan sumber belajar mandiri bagi peserta didiknya.

2) Hendaknya guru mata pelajaran perlu untuk mengembangkan dan meningkatkan ketrampilan menggunakan internet serta senantiasa mengikuti perkembangan informasi mengenai pemanfaatan internet sebagai media belajar dalam membantu peserta didik untuk mencari sumber refrensi belajar secara mandiri.

3) Hendaknya guru mata pelajaran dalam memberikan tugas kepada peserta didik tidak hanya menggunakan buku LKS (Lembar Kerja Siswa) saja, melainkan dapat mengkombinasikannya

dengan pemanfaatan internet

sebagai sumber belajar atau

sumber tugasnya agar peserta

didik tidak mudah merasa

bosan dan dapat lebih

merasakan tentang manfaat

(15)

15 penggunaan internet sebagai media belajar mandiri.

c. Kepada Guru Tekhnologi dan Informasi

1) Hendaknya guru tekhnologi dan informasi dalam mengenalkan internet pada peserta didik, juga mengajarkan pesan moral dan

kiat-kiat untuk

menanggulangi dampak negatif dari penggunaan internet.

2) Hendaknya guru tekhnologi dan informasi senantiasa mengikuti perkembangan informasi mengenai pemanfaatan tekhnologi internet dalam upaya untuk mengatasi keterbatasan sumber refrensi belajar bagi peserta didiknya.

d. Kepada Guru Bimbingan Dan Konseling

1) Guru bimbingan dan konseling hendaknya menekankan materi pelatihan baik pada aspek ketrampilan belajar secara mandiri dengan

memanfaatkan internet maupun aspek moral, mental dan religious sebagai upaya untuk menanggulangi dampak negatif dari penggunaan internet.

2) Guru bimbingan dan konseling yang berperan sebagai pembimbing dalam melaksanakan buku panduan dan video tutorial ini, disarankan untuk menambah materi dengan memanfaatkan

sumber yang ada

dilingkungan, dan tidak hanya mengandalkan muatan informasi yang terkandung dalam petunjuk pembimbing.

3) Guru bimbingan dan konseling perlu memberi contoh-contoh praktis semaksimal mungkin agar timbul variasi dalam proses diskusi sehingga tidak cepat membuat peserta didik merasa bosan.

4) Guru bimbingan dan

konseling perlu tetap

melakukan peninjauan

terhadap peserta didik dalam

(16)

16 penggunaan buku panduan dan video tutorial “Internet Sebagai Media Belajar Mandiri”, walaupun buku panduan dan video tutorial tersebut dapat digunakan secara mandiri oleh peserta didik, karena guru bimbingan dan konseling perlu memberikan penjelasan kepada peserta didik apabila terdapat bagian dari buku panduan dan video tutorial yang tidak dimengerti oleh peserta didik.

e. Kepada Peserta Didik

1) Peserta didik perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya ketrampilan belajar secara mandiri. Salah satu cara untuk meningkatkan ketrampilan belajar secara mandiri adalah dengan membaca dan mempelajari buku panduan dan video tutorial “Internet Sebagai Media Belajar Mandiri”.

2) Peserta didik diharapkan dapat mempelajari buku

panduan dan video tutorial

“Internet Sebagai Media Belajar Mandiri” secara mandiri dengan membaca secara seksama setiap bagian- bagian materi yang terdapat pada buku panduan dan menyimak materi yang ditampilkan pada video tutorial, agar dapat mengambil kiat-kiat untuk meningkatkan ketrampilan belajar secara mandiri yang sesuai dengan keadaan diri masing-masing peserta didik.

3) Dianjurkan kepada peserta didik untuk meningkatkan sikap dan perilaku mandiri setelah mempelajari buku panduan dan video tutorial

“Internet Sebagai Media Belajar Mandiri” sebagai tindak lanjut dari penerapan nilai-nilai yang terkandung didalam buku panduan dan video tutorial tersebut.

4) Hendaknya para peserta didik

benar-benar menghayati sikap

kemandirian dalam belajar

agar ketrampilan belajar

(17)

17 mandirinya meningkat dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hanggule, P. (2011). Pengaruh Aktivitas Belajar Di Rumah Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas II SD Inpres Bualemo 2 Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai. Skripsi Tidak Diterbitkan. Gorontalo: FKIP Universitas Negeri Gorontalo.

Monks, F.J. (1999). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sebastian, A. (2010). Penggunaan Internet Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Di SMA N 1 Pacitan. Tesis Tidak Diterbitkan. Universitas Negeri Yogyakarta.

Sukmadinata, N.S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sunardi. (2005). Dampak Sistem Belajar Mandiri. Jakarta: Raja Grafida Persada.

Supriyanto, A. (2005). Pengantar teknologi Informasi. Jakarta: Salemba Infotek.

Wati, A.F.F.C. (2013). Hubungan Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar Dan Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas Xi Sma Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi Tidak Diterbitkan. Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

Yamin, M. (2011). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Yusuf, S. & Nurihsan, A.N. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling.

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Zakarilya, W. (2002, Desember). Agar Anak Senang Belajar. Gerbang, Edisi 6 Th

II.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

12.Peserta seleksi yang membawa alat komunikasi (HP), kamera dalam bentuk apapun serta melanggar tata tertib dianggap gugur dan dikeluarkan dari

DAFTAR PESERTA YANG MENGIKUTI VERIFIKASI KEASLIAN BERK.AS FORMASI UMUM. JABATAN ANALIS

Latihan fisik anaerobik dengan menggunakan treadmill pada penelitian ini merupakan latihan anaerobik intensitas tinggi dengan ditemukannya peningkatan yang signifikan dari kadar

Penulisan Ilmiah ini menjelaskan perancangan program perpustakaan berdasarkan hasil riset yang diperoleh dari perpustakaan SMAK 5 BPK Penabur, dimana program yang dibuat dapat

serdang bedagai adalah mayoritas petani sebagai mata pencahariannya, sawah yang menjadi tempat mencari penghasilan untuk menghidupi keluarga tidak sepenuhnya bisa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar logam kadmium (Cd), tembaga (Cu), dan zink (Zn) di dalam produk ikan tuna kemasan kaleng berdasarkan waktu penyimpanan dengan

POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN BAGI TUNANETRA (Studi Deskriptif di Panti Sosial Bina Netra Wyta Guna Bandung.