• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

66

3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Standar Pengelolaan Pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

Pengelolaan satuan pendidikan menjadi tanggung jawab kepala satuan pendidikan. Variabel Standar Pengelolaan Pendidikan meliputi beberapa indikator yaitu Visi - Misi Bercirikan Keunggulan, Mengadopsi dan Mengadaptasi ISO 9001/12000/14000, Merupakan Sekolah Multi-Kultural, Menjalin Hubungan “Sister School” dengan Sekolah Bertaraf Internasional di Dalam dan Luar Negeri, Bebas Narkoba dan Rokok, Bebas kekerasan (bullying), Menerapkan Prinsip Kesetaraan Gender dalam Segala Aspek Pengelolaan Sekolah, Berakreditasi A dan Merujuk pada Standar Mutu dari Salah Satu Negara Maju.

(2)

2. Standar Kurikulum adalah, standar operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia.

Standar kurikulum di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), secara yuridis diamanatkan oleh Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Variabel standar kurikulum meliputi indikator penerapan KTSP dan memenuhi standar isi.

3. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Variabel Standar Kompetensi Lulusan (SKL) meliputi indikator Memenuhi Standar Kompetensi Lulusan, Menerapkan Sistem Administrasi Akademik BerbasisTeknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Memberikan Muatan Mata Pelajaran Setara atau Lebih Tinggi dari Muatan Pelajaran yang Sama

(3)

Pada Sekolah Unggul dari Salah Satu Negara, dan Menerapkan Standar Kelulusan Lebih Tinggi Daripada Standar Kompetensi Lulusan.

4. Standar Proses Pembelajaran adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Variabel standar proses pembelajaran meliputi indikator Memenuhi Standar Proses, Menjadi teladan bagi sekolah pada pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, jiwa kepemimpinan, jiwa entrepreneurship, patriotis, dan innovator, Menerapkan Pembelajaran Berbasis TIK pada Semua Mata Pelajaran, Menggunakan bahasa Inggris untuk kelompok sains, matematika. Pembelajaran mata pelajaran lainnya, kecuali bahasa asing, menggunakan bahasa Indonesia.

5. Standar Penilaian adalah standar yang dipakai oleh penilai untuk melakukan kegiatan penilaian. Variabel standar penilaian meliputi indikator Memenuhi Standar Penilaian, dan Menggunakan Model Penilaian Sekolah Unggul dari Negara Maju yang Mempunyai Keunggulan Tertentu dalam Bidang Pendidikan.

6. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah Kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental,serta pendidikan dalam jabatan. standar bagi pendidik yang harus memiliki kualifikasi akademik

(4)

dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Variabel standar pendidik dan tenaga kependidikan meliputi indikator Memenuhi Standar Kompetensi Tenaga Pendidik, Memfasilitasi Pembelajaran Berbasis TIK, Mengampu Pembelajaran Berbahasa Inggris Untuk Mata Pelajaran Kelompok Sains dan Matematika, Minimal 30%

Guru Berpendidikan S2/S3 dari Perguruan Tinggi yang Program Studinya Berakreditasi A, Memenuhi Standar Tenaga Kependidikan, Kepala Sekolah Berpendidikan Minimal S2 dari Perguruan Tinggi yang Program Studinya Berakreditasi A dan Telah Menempuh Pelatihan Kepala Sekolah dari Lembaga Pelatihan Kepala Sekolah yang Diakui Oleh Pemerintah, dan Kepala Sekolah Bervisi Internasional, Mampu Membangun Jejaring Internasional, Memiliki Kompetensi Manajerial, Serta Jiwa Kepemimpinan dan Entrepreneurship yang Kuat.

7. Standar Sarana dan Prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. . Sebagaimana ditetapkan dalam UU sisdiknas No 20/2003 Bab XII pasal 45 ayat 1 dijelaskan bahwa :

“Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan

(5)

prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik”. Pasal ini menekankan pentingnya sarana dan prasarana dalam satuan pendidikan, sebab tanpa didukung adanya sarana dan prasarana yang relevan, maka pendidikan tidak akan berjalan secara efektif. Variabel Standar Sarana dan Prasarana meliputi indikator Memenuhi Standar Sarana dan Prasarana, Setiap Ruang Kelas Dilengkapi dengan Sarana Pembelajaran Berbasis TIK, Perpustakaan Dilengkapi dengan Sarana Digital yang Memberikan Akses ke Sumber Pembelajaran Berbasis TIK Di Seluruh Dunia, dan Dilengkapi dengan Ruang Multimedia, Ruang Unjuk Seni Budaya, Fasilitas Olahraga, Klinik, dan Lain Sebagainya.

8. Standar Pembiayaan adalah standar yang mengatur komponendan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Variabel standar pembiayaan meliputi indikator Memenuhi Standar Pembiayaan dan Menerapkan Model Pembiayaan yang Efisien Untuk Mencapai Beragai Target Indikator Kunci Tambahan

Sumber : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

(6)

Tabel 3.1

Variabel dan Indikator Penelitian

VARIABEL INDIKATOR

1. Standar Pengelolaan 1.1. Visi - Misi Bercirikan Keunggulan

1.2. Mengadopsi dan Mengadaptasi ISO 9001/12000/14000

1.3. Merupakan Sekolah Multi-Kultural

1.4. Menjalin Hubungan “Sister School” dengan Sekolah Bertaraf Internasional di Dalam dan Luar Negeri

1.5. Bebas Narkoba dan Rokok 1.6. Bebas kekerasan (bullying)

1.7. Menerapkan Prinsip Kesetaraan Gender dalam Segala Aspek Pengelolaan Sekolah

1.8. Berakreditasi A

1.9. Merujuk pada Standar Mutu dari Salah Satu Negara Maju

2. Standar Kurikulum 2.1. Penerapan KTSP 2.2. Memenuhi standar isi 3. Standar Kompetensi

Lulusan

3.1. Memenuhi Standar Kompetensi Lulusan,

3.2. Menerapkan Sistem Administrasi Akademik BerbasisTeknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

3.3. Memberikan Muatan Mata Pelajaran Setara atau Lebih Tinggi dari Muatan Pelajaran yang Sama Pada Sekolah Unggul dari Salah Satu Negara 3.4. Menerapkan Standar Kelulusan Lebih Tinggi

Daripada Standar Kompetensi Lulusan.

4. Standar Proses Pembelajaran

4.1. Memenuhi Standar Proses

4.2. Menjadi teladan bagi sekolah pada pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, jiwa kepemimpinan, jiwa entrepreneurship, patriotis, dan innovator

4.3. Menerapkan Pembelajaran Berbasis TIK pada Semua Mata Pelajaran

4.4. Menggunakan bahasa Inggris untuk kelompok sains, matematika

4.5. Pembelajaran mata pelajaran lainnya, kecuali bahasa asing, menggunakan bahasa Indonesia

(7)

5. Standar Penilaian 5.1.Memenuhi Standar Penilaian

5.2.Menggunakan Model Penilaian Sekolah Unggul dari Negara Maju yang Mempunyai Keunggulan Tertentu dalam Bidang Pendidikan

6. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

6.1. Memenuhi Standar Kompetensi Tenaga Pendidik

6.2. Memfasilitasi Pembelajaran Berbasis TIK

6.3. Mengampu Pembelajaran Berbahasa Inggris Untuk Mata Pelajaran Kelompok Sains dan Matematika

6.4. Minimal 30% Guru Berpendidikan S2/S3 dari Perguruan Tinggi yang Program Studinya Berakreditasi A

6.5. Memenuhi Standar Tenaga Kependidikan

6.6. Kepala Sekolah Berpendidikan Minimal S2 dari Perguruan Tinggi yang Program Studinya Berakreditasi A dan Telah Menempuh Pelatihan Kepala Sekolah dari Lembaga Pelatihan Kepala Sekolah yang Diakui Oleh Pemerintah

6.7. Kepala Sekolah Mampu Berbahasa Inggris Secara Aktif

6.8. Kepala Sekolah Bervisi Internasional Mampu Membangun Jejaring Internasional Memiliki Kompetensi Manajerial, Serta Jiwa Kepemimpinan dan Entrepreneurship yang Kuat.

7. Standar Sarana dan Prasarana

7.1. Memenuhi Standar Sarana dan Prasarana

7.2. Setiap Ruang Kelas Dilengkapi dengan Sarana Pembelajaran Berbasis TIK

7.3. Perpustakaan Dilengkapi dengan Sarana Digital yang Memberikan Akses ke Sumber Pembelajaran Berbasis TIK Di Seluruh Dunia 7.4. Dilengkapi dengan Ruang Multimedia, Ruang

Unjuk Seni Budaya, Fasilitas Olahraga, Klinik, dan Lain Sebagainya

8. Standar Pembiayaan 8.1. Memenuhi Standar Pembiayaan

8.2. Menerapkan Model Pembiayaan yang Efisien Untuk Mencapai Beragai Target Indikator Kunci Tambahan

Sumber : Kemendiknas (2011: 35-69)

(8)

3.2. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan dua jenis data untuk membantu memecahkan masalah, yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan angket dan wawancara terstruktur dengan kepala sekolah secara langsung.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian.

3.3. Informan

Penelitian ini merupakan studi kasus pada SMA Negeri 1 Jepara di Jl.

CS. Tubun No.1 Kabupaten Jepara Jawa Tengah, maka informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah karena kepala sekolah sebagai pemangku jabatan utama di sekolah dalam menjalankan kinerja RSBI berbasis ISO 9001 pada SMA Negeri 1 Jepara, dimana dari kepala sekolah dapat diperoleh informasi dan data penting dalam keseluruhan evaluasi kinerja RSBI berbasis ISO 9001 pada periode tahun pelajaran 2011/2012.

(9)

3.4. Metode Pengumpulan Data 1. Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna.

Tujuan menggunakan angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden. Angket dibuat untuk memperoleh data yang spesifik dan tidak dapat diperoleh dari dokumentasi data yang sudah ada. Angket ini merupakan teknik pengumpulan data melalui cara penyusunan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya, dan dibagikan kepada responden untuk memperoleh jawaban sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Pengamatan (observation)

Menurut W. Gulio (2002:116), Observasi (pengamatan) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana mereka saksikan selama melaksanakan penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan dan kemudian hasilnya dicacat seobjektif mungkin. sasaran.

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada subjek yang akan diteliti di lokasi penelitian, dalam hal ini pengamatan dilakukan pada SMA Negeri 1 Jepara, di Jl. CS.

(10)

Tubun No.1 Kabupaten Jepara Jawa Tengah untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.

3. Wawancara (interview)

Menurut Bungin (2007:108) wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab sambil tatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa mengunakan pedoman (guide).

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan kepala SMA Negeri 1 Jepara, di Jl. CS. Tubun No.1 Kabupaten Jepara Jawa Tengah.

4. Studi Kepustakaan

Teknik pengumpulan data yang lain juga selain observasi, wawancara dan dokumentasi bisa juga menggunakan studi literatur atau studi kepustakaan. Seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (2002: 202) bahwa studi kepustakaan adalah untuk menyempurnakan proses penelitian, peneliti memerlukan data atau bahan yang bersumber dari perpustakaan. Studi ini untuk memperkuat landasan teoretis dan untuk memperkuat kebenaran hasil penelitian. Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

(11)

5. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan usaha penelaahan terhadap beberapa dokumen (barang-barang tertulis) atau arsip. Suharsimi Arikunto (2002:

206) mengemukakan bahwa metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen, sebagai contoh dalam penelitian ini adalah foto obyek penelitian.

3.5. Metode Pengolahan Data

Menurut Hasan (2006 : 24) Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara- cara atau rumus-rumus tertentu.

Pengolahan data meliputi kegiatan : 1. Editing

Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah

terkumpul, tujuannya untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.

2. Pengkodean (Coding)

Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam katagori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka atau huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada

(12)

suatu informasi atau data yang akan dianalisis.

3. Tabulasi

Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisi data yang telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam melakukan tabulasi diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan. Tabel Tabualasi dapat berbentuk :

a. Tabel Pemindahan, yaitu tabel tempat memindahkan kode-kode dari kuesioner atau pencatatan pengamatan. Tabel ini berfungsi sebagai arsip.

b. Tabel biasa, adalah tabel yang disusun berdasar sifat responden tertentu dan tujuan tertentu.

c. Tabel analisa, tabel yang memuat suatu jenis informasi yang telah dianalisa.

3.6. Metode Analisis Data

Metode analisis data menurut Hasan ( 2006 : 29) adalah memperkirakan atau dengan menentukan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu (beberapa) kejadian terhadap suatu (beberapa) kejadian lainnya, serta memperkirakan/ meramalkan kejadian lainnya. Kejadian dapat dinyatakan sebagai perubahan nilai variabel.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif (kuantitatif). Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian, sedangkan analisis

(13)

kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik.

Analisis deskriptif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilhat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh jawaban responden/informan sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan prediksi jumlah nilai tertinggi yang diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Sumber : Umi Narimawati (2007:84) Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi yang diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Jawaban responden kemudian diberi skor dengan menggunakan skala likert (Sugiyono:132), seperti terdapat pada tabel 3.2. berikut ini:

% =

100%

(14)

Tabel 3.2.

Pernyataan Skala Likert

Jawaban Skala Nilai

Memenuhi 5 komponen 5

Memenuhi 4 komponen 4

Memenuhi 3 komponen 3

Memenuhi 2 komponen 2

Memenuhi 1 komponen 1

Sumber : Sugiyono (2009:133)

Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal dikontribusikan dengan tabel 3.3. berikut ini :

Tabel 3.3.

Kriteria Persentase Skor Responden Terhadap Skor Ideal

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 - 36.00 Tidak Baik 2 36.01 - 52.01 Kurang Baik

3 52.01 - 68.00 Cukup

4 68.01 - 84.00 Baik

5 84.01 – 100 Sangat Baik

Sumber: Umi Narimawati (2007:85)

Referensi

Dokumen terkait

Telah terjadi peningkatan konsistensi ilmiah setelah pembelajaran pada konsep suhu dan kalor, Fluida Statis dan Alat-alat optik dengan kategori sedang. Peningkatan

Kredibilitas Celebrity Endorser terhadap Brand Image (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya Kampus Inderalaya tentang Iklan lipstick Wardah

Penelitian Andriani Kusumawati, dalam jurnal berjudul “Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan : Kasus Hypermart Malang

Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan (1) maka untuk meningkatkan kemampuan sosial emosional anak, pihak sekolah diharapkan kerjasamanya dengan

Dengan memilih Prudential Singapore sebagai mitra finansial, Anda menjadi bagian dari hubungan yang telah bertahan selama lebih dari 85 tahun di salah satu negara paling aman

Sebelum dilakukan titrasi konduktometri terlebih dahulu praktikan melakukan kalibrasi pada alat konduktometer, yaitu dengan menentukan konstanta sel pada elektroda atau lebih

Dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan serat kawat galvanis ke dalam adukan beton ringan hanya sedikit meningkatkan kuat tekan beton ringan namun meningkatkan

Untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis pengalaman pribadi pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V MI Hasyim Asy’ari melalui media album foto kenangan..