• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yayasan Genta Surabaya Kantor : Rungkut Asri X RL II-D no. 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Yayasan Genta Surabaya Kantor : Rungkut Asri X RL II-D no. 1"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

   

LAPORAN

PROSES DAN HASIL

Sosialisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Lingkungan Rumah Tangga

 

            

     

           

Yayasan Genta Surabaya

Kantor : Rungkut Asri X RL II-D no. 1 2016

(2)

I. PENDAHULUHAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia telah mempunyai Undang-Undang tentang keselamatan kerja, yaitu Undang- undang Nomor: 1/1970. Ruang lingkup UU tersebut mencakup keselamatan kerja di semua tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Tempat kerja yang dimaksud adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber bahaya sebagaimana disebutkan dalam pasal 2 Undang-undang ini.

Merujuk pada definisi tersebut, rumah tinggal termasuk tempat kerja karena didalamnya terdapat pekerja (PRT), kegiatan usaha (jasa kebersihan) dan sumber bahaya kerja (alat tajam, bahan beracun, listrik, api, dsb).

Adanya anggapan sebagian besar masyarakat bahwa rumah tinggal adalah tempat yang paling aman tidaklah seratus persen benar karena disitu ada bahaya dan resiko yang ditimbulkan akibat kerja. Banyak kecelakaan kerja yang tidak saja merugikan dan berakibat langsung bagi PRT, tetapi juga pada majikan dan keluarganya, seperti kebakaran rumah, konsleting listrik, tabung gas, bahan beracun, senjata tajam, kondisi lantai licin dan tindak kriminal (pencurian, penipuan dan perampokan). Kecelakaan kerja yang dialami oleh PRT akan sangat merugikan, karena dapat kehilangan pekerjaan atau pendapatan, dan hingga saat ini belum ada jaminan perlindungan kesehatan atau kecelakaan kerja bagi mereka.

Upaya perlindungan bagi pekerja melalui budaya K3 hanya terbatas pada sektor pekerjaan formal seperti perkantoran, pabrik-pabrik besar, konstruksi, bengkel dan tempat kerja yang mendapatkan pengawasan ketenagakerjaan. Namun untuk sektor pekerjaan informal, seperti UKM, PKL, home industry, pertanian, peternakan, perikanan termasuk rumah tangga, pelaksanaan dan pengawasan K3 masih menjadi tantangan karena keterbatasan tenaga dan sumber daya pengawas tenaga kerja. Karena itu perlu mendorong pemerintah untuk memperluas budaya K3 di masyarakat untuk menghindari kerugian akibat kecelakaan kerja termasuk di sektor pekerjaan rumah tangga.

Melalui WIDE (Work Improvement in Domestic Environment), kantor ILO Indonesia (International Labor Organisation atau Organisasi Perburuhan Internasional) sedang mengembangkan perangkat perbaikan kerja di lingkungan rumah tangga sebagai upaya untuk menciptakan budaya K3 sektor rumah tangga. Perangkat ini menggunakan pendekatan dan metode monitoring yang dilakukan secara mandiri dan perbaikan dilakukan sukarela dengan menggunakan perangkat checklist (daftar periksa) yang telah tersedia. Ujicoba perangkat ini dilakukan bersama Yayasan Genta Surabaya di lingkungan perumahan daerah Penjaringansari, Kecamatan Rungkut Surabaya.

B. TUJUAN

Tujuan jangka panjang dari kegiatan uji coba perangkat K3 rumah tangga adalah menciptakan budaya K3 di lingkungan masyarakat, dengan tujuan khusus sebagai berikut:

• Mensosialisasikan keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan rumah tangga kepada pengguna jasa PRT

Yayasan Genta Surabaya | Laporan Kegiatan K3 di Lingkungan Rumah Tangga 1

(3)

• Membangun kesepakatan untuk melakukan uji coba perangkat K3 sektor rumah tangga

• Mendapatkan umpan balik dan masukan untuk perbaikan lebih lanjut serta mendokumentasi temuan-temuan terkait tantangan dan praktek terbaik.

C. STRATEGI

• Sosialisasi perangkat keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Sebanyak 20 peserta terdiri dari majikan akan diundang dalam lokakarya mini. Lokakarya ini bertujuan menjelaskan perangkat K3 rumah tangga (WIDE) melalui pemaparan materi dan diperkuat dengan regulasi tentang ketenagakerjaan. Kegiatan ini akan difasilitasi oleh Irfan Afandi dari ILO dan Hari Purnomo dari Yayasan Genta Surabaya.

• Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kepada 20 Pekerja Rumah Tangga (PRT). Pelatihan ini akan diisi dengan teori, praktek serta diskusi tentang cara menggunakan daftar periksa (checklist) monitoring mandiri. Kegiatan pelatihan akan difasilitasi oleh Irfan Afandi dari ILO dan Tim Yayasan Genta Surabaya.

• Menetapkan aksi perbaikan. Peserta akan mengidentifikasi poin-poin yang perlu diperbaiki dan mendiskusikan tentang rencana aksi maksimal 3 poin perbaikan dengan prinsip MUDAH dilakukan, berbiaya MURAH dan cara CERDAS. Rencana aksi ini akan dikumpulkan dan ditindaklanjuti dengan pemantuan adanya perubahan perbaikan selama proses uji coba.

• Pelaksanaan Monitoring. Berdasarkan rencana aksi yang telah dikumpulkan, tim monitoring akan melakukan kunjungan atau menanyakan tentang perkembangan apakah perbaikan telah dilakukan sesuai rencana atau belum? Jika belum dilakukan, perlu diketahui juga tantangannya atau usulan solusi perbaikan. Monitoring akan dilakukan dengan form seperti yang tercantum dalam buku panduan.

• Evaluasi. Pada akhir periode uji coba, dokumentasi temuan termasuk tantangan dan praktek terbaik akan dipresentasikan dalam sebuah lokakarya dan hasilnya akan dibagikan secara luas untuk menciptakan budaya K3 rumah tangga di masyarakat.

D. OUTPUT

1. Perangkat K3 di lingkungan rumah tangga diterima oleh warga di Perumahan Penjaringansari, Surabaya

2. Kesepakatan waktu pelatihan K3 bagi Pekerja Rumah Tangga (PRT) di Perumahan Penjaringansari

3. Meningkatkan kesadaran majikan dan pekerja rumah tangga akan keselamatan dan kesehatan di lingkungan rumah tangga.

E. PESERTA

Peserta yang akan terlibat dalam kegiatan ini adalah : Disnaker : 1 orang

BPPKB : 1 orang

Kecamatan Rungkut : 1 orang Lurah Penjaringansari : 1 orang Ketua RW 4 : 1 orang Pengguna Jasa PRT : 20 orang

2 Laporan Kegiatan K3 di Lingkungan Rumah Tangga | Yayasan Genta Surabaya

(4)

Pekerja Rumah Tangga : 20 orang

YGS : 5 orang

Jumlah : 50 orang

F. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan telah dilakukan pada:

a) Kelompok pengguna jasa PRT/majikan dilaksanakan pada 19 April 2016 pukul 18.00- 21.00 WIB bertempat di Balai RW Pandanwangi, Kecamatan Rungkut Surabaya

b) Kelompok PRT dilaksanakan pada 24 April 2016 pukul 12.00-17.00 WIB bertempat di Balai RW Pandanwangi, Kecamatan Rungkut Surabaya

G. AGENDA

Sosialisasi Kepada Majikan PRT

JAM Kegiatan PIC

18.00 – 19.00 Registrasi

19.00 – 19.30 Pembukaan dan sambutan:

• Ketua RW 4 kel. Pejaringansari

• Kepala Kelurahan Penjaringansari

• ILO

• Kepala Kecamatan

• Yayasan Genta Surabaya

Hari Purnomo

19.30 – 20.00 Pemaparan materi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Rumah Tangga

Irfan Afandi

20.00 – 20.45 Diskusi Tanya Jawab Irfan Afandi

20.45 – 21.00 Penyusunan Rencana Aksi Hari Purnomo 21.00 Penutupan

Pelatihan K3 Kepada Pekerja Rumah Tangga

JAM Kegiatan PIC

12.00 – 13.00 Registrasi dan Makan Siang 13.00 – 13.30 Pembukaan dan sambutan:

• Yayasan Genta Surabaya

• Ketua RW 4 kel. Pejaringansari

• Disnaker kota Surabaya

• BPPKB

• ILO

Hari Purnomo Harun

Sony Chandra Irfan Afandi 13.30 – 16.30 Pemaparan materi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di

Lingkungan Rumah Tangga dan Diskusi

Irfan Afandi 16.30 – 17.00 Penyusunan Rencana Aksi Irfan Afandi

17.00 Penutupan Hari Purnomo

Yayasan Genta Surabaya | Laporan Kegiatan K3 di Lingkungan Rumah Tangga 3

(5)

II. PROSES DAN HASIL

A. SOSIALISASI KEPADA MAJIKAN

Sesuai dengan rencana awal, kegiatan sosialisasi K3 di lingkungan rumahtangga telah dilaksanakan pada Selasa, 19 April 2016 pukul 19.00-21.00 WIB dengan diikuti oleh warga Penjaringansari RW 4 Kelurahan Penjaringansari Kecamatan Rungkut, Surabaya. Kegiatan dilaksanakan di balai RW 4 Kelurahan Penjaringansari Kecamatan Rungkut, Surabaya.

Sebanyak 20 majikan menghadiri kegiatan ini. Selain majikan, kegiatan dihadiri juga oleh Kepala Kecamatan Rungkut, Kepala Plh. Kelurahan Penjaringansari dan Ketua RW 4 Penjaringansari. Sementara pihak Disnakertransduk Surabaya tidak dapat menghadiri kegiatan tanpa konfirmasi.

Pembukaan acara sedikit tertunda dari jadual karena menantikan kehadiran Kepala Kecamatan Rungkut yang telah mengkonfirmasi untuk menghadiri acara dan membuka acara.

Sekitar 15 menit dari jadual yang telah disepakati, guna mengoptimalkan waktu, oleh karena para peserta sudah hadir lengkap, acara pembukaan tetap dilakukan dengan meminta Kepala plh. Kelurahan Penjaringansari untuk mengawali acara. Oleh Kepala plh. Kelurahan Penjaringansari disampaikan bahwa kegiatan baru pertama kali dilakukan. Jadi kita harus semangat untuk menjadi percontohan bagi daerah lain. Ditengah pembukaan, Pak Camat Rungkut tiba dilokasi kegiatan.

Selanjutnya, Pak Camat memberikan arahan bahwa PRT itu dulu singkatan dari Pembantu Rumah Tangga. Sekarang PRT menjadi Pekerja Rumah Tangga. Tapi dimasyarakat ada bahasa kekinian, yaitu Assisten Rumah Tangga. Dalam sambutannya beliau menyampaikan juga bahwa kegiatan ini sangat menarik perhatiannya. Sehingga bersikeras untuk turut terlibat secara langsung pada kegiatan ini. Bahkan beliau menyampaikan juga “sebenarnya bagaimana sih teknis kegiatannya? Maaf ini langsung saya ajukan. Karena kegiatan ini bener- bener membuat saya penasaran”. Yang kemudian direspon langsung oleh Bpk. Irfan Afandi yang menceritakan gambaran kegiatannya.

Kemudian dilanjut dengan Bpk. Irfan yang memberikan sambutannya. Dalam sambutannya menyatakan “saya sangat appreciated dengan surabaya, karena jumlahnya sebanyak ini”.

Kemudian menyampaikan tentang pentingnya K3 dalam lingkungan rumah tangga.

Penerapannya akan sangat berbeda dengan pekerjaan formal, karena disini nanti akan lebih ditekankan proses partisipasinya dari peserta. Terakhir sambutan dari Ketua RW 04 yang menyatakan terima kasih karena telah memilih wilayahnya untuk ujicoba penerapan K3 di lingkungan rumah tangga.

Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Bpk. Irfan Afandi. Disini mulai disampaikan mulai dasar hukum dan alasan kenapa K3 di lingkungan rumah tangga ini harus dilakukan. Dicontohkan juga tentang kasus-kasus yang terjadi akibat kelalaian dan kekurang mengertian dari PRT.

Selanjutnya, Bpk. Irfan, menyampaikan tentang teknis dan prinsip dalam melakukan perubahan. 3 hal yang menjadi prinsip perubahan dalam K3 ini. Pertama MURAH, tidak diharuskan menggunakan biaya yang tinggi dalam melakukan perubahan. Kedua MUDAH, tidak harus dengan bantuan tenaga ahli dalam melakukannya. Kecuali pada bagian-bagian yang memang memerlukan tenaga ahli. Seperti Elektronik, Listrik dan perangkat/bagian

4 Laporan Kegiatan K3 di Lingkungan Rumah Tangga | Yayasan Genta Surabaya

(6)

khusus lainnya. Ketiga CERDAS, disini kaitannya dengan kreatifitas. Bagaimana mensiasati bagian-bagian yang direncanakan sebagai bagian yang akan diubah.

Disini, Bpk. Irfan, menjelaskan tentang enam titik periksa yang menjadi fokus perubahan.

Disini disampaikan contoh teknis yang sering terjadi dalam sebuah slide. Sekaligus menjelaskna tentang ergonomis kepada peserta. Untuk mereduksi kekwatiran majikan pada pelatihan mendatang, disampaikan juga “Nanti kalau majikan pingin tau prosesnya, bisa terlibat”.

Diakhir sesi, dilakukan kesepakatan bersama majikan tentang waktu pelaksanaan pelatihan K3 bagi PRT. Disini terjadi tawar menawar waktu, karena kegiatan harus berjalan dalam waktu dekat dan menyesuaikan dengan agenda yang telah dimiliki oleh majikan dan trainer, Bpk. Irfan. Disepakati bahwa pelatihan akan dilakukan pada tanggal 24 April 2016 jam 12.00 di Balai RW 04 Kel. Penjaringansari. Selain itu juga menyepakati rumah yang akan dijadikan sebagai tempat praktek. Disini telah disepakati lima rumah dari kader wilayah akan menjadi tempat praktek.

B. PELATIHAN K3 BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA

Pelatihan ini dilakukan sesuai dengan kesepakatan waktu yang telah dibangun bersama majikan. Sambil menunggu kedatangan peserta lainnya, diputarkan sebuah film yang menceritakan tentang situasi PRT. Sambil menyaksikan tayangan film, peserta dapat menikmati snack ataupun makan siang yang telah disediakan. Kegiatan ini juga diikuti oleh 4 orang majikan yang berkeinginan untuk meningkatkan kemampuannya. Khususnya di bidang K3 di lingkungan rumah tangga.

Acara dibuka oleh Bpk. Irfan Afandi sendiri dengan mengucapkan terima kasih atas kedatangan peserta dan menanyakan kabar peserta. Selanjutnya diberikan penjelasan tentang bagaimana pelatihan nanti akan dilakukan. Metode dan teknis pelatihan dijabarkan dengan detail oleh fasilitator.

Kemudian, sambutan dan arahan dari Disnaker Kota Surabaya bagian pengawas, Bpk. Sony, menyampaikan betapa pentingnya K3 ini bagi tenaga kerja. Hal ini dibutuhkan untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja. Bpk. Sony menyampaikan “di Surabaya ini ada sekitar 5.000 perusahaan yang harus diawasi dengan lima orang pengawas”. Senada dengan Fasilitator, “pengawasan itu penting, bagaimana kita semua mampu menjadi pengawas untuk keselamatan diri sendiri dan orang sekitar kita”.

Terakhir arahan dari BPPKB Propinsi Jawa Timur, Bpk. Chandra. “ada kabar baik untuk kita semua. Karena rancangan undang-undang PRT sudah masuk Prolegnas”. Disampaikan juga bahwa diinstitusinya yang menangani tentang keperempuanan dia berharap ada kesejahteraan bagi para PRT. “kita semua berharap dan berupaya agar ibu-ibu bisa aman dan nyaman ditempat kerja” imbuhnya.

Penjelasan mengenai K3 disampaikan oleh Bpk. Irfan dengan memberikan penjelasan tentang latarbelakang dan tujuan dari K3 ini. Kelalaian dalam bekerja akan menimbulkan dampak bagi pekerja dan majikan. “Kalau lalai, nanti PRTnya pasti mendapat ‘bonus’ dari majikan”.

Beliau menyampaikan K3 dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja sehingga PRT bisa bekerja dan pulang dengan selamat. Kecelakaan-kecelakaan dalam rumah tangga yang kerap kali terjadi di masyarakat contohnya kebakaran, terpeleset, terkena sengatan

Yayasan Genta Surabaya | Laporan Kegiatan K3 di Lingkungan Rumah Tangga 5

(7)

listrik, dll. Sehingga pada acara ini dilakukan uji coba perangkat K3 dirumah majikan, sekaligus memberikan arahan bagi PRT dalam melakukan praktek K3.

Perbaikan dan penerapan K3 dalam rumah tangga menitikberatkan pada 3 poin yaitu: point pertama adalah diharapkan PRT bisa sebagai pengawas terhadap dirinya sendiri, point kedua adalah mendorong PRT untuk menentukan prioritas perbaikan secara sukarela, dan point yang ketiga adalah mengembangkan pikiran yang positif, dimana tindakan K3 yang dilakukan tidak mencari kesalahan tetapi melakukan perbaikan dengan prinsip mudah dilakukan, biaya murah dan cerdas.

Praktek K3 yang dilakukan oleh PRT dalam acara ini dilakukan dengan membagi PRT dalam tiga kelompok besar. Hal ini disebabkan rumah yang siap dijadikan sebagai tempat praktek hanya tiga. Karena 2 rumah lainnya, si empunya masih mengikuti kegiatan bersama Pemkot.

Setelah dibagi menjadi 3 kelompok, PRT di ajak kerumah yang sudah ditentukan untuk melakukan praktek K3 tersebut. Kelompok I fokus pada checklist A (penanganan dan penyimpanan material), kelompok II fokus pada checklist B dan C (disain tempat kerja serta keamanan mesin dan peralatan kerja), kelompok III fokus pada checklist D (lingkungan fisik). Tugas kelompok tersebut diberi durasi selama 1 jam.

Berikut adalah hasil dari uji coba / praktek K3 yang dilakukan oleh para PRT:

Kelompok 1 – Penanganan dan Penyimpanan Material

Tiga poin baik Tiga poin yang perlu diperbaiki 1. Sudah menggunakan penutup makanan..

2. Sudah menggunakan pembatas untuk menghindari sentuhan langsung benda dengan lantai.

3. Kontainer sudah menggunakan handle.

1. Barang perlu diberi label.

2. Kamar anak perlu dirapikan dengan menempatkan barang pada tempatnya.

3. Penyimpanan Bahan dapur mudah dijangkau anak.

Kelompok 2 – Disain Tempat Kerja dan Keamanan Mesin dan Peralatan Kerja Tiga poin baik Tiga poin yang perlu diperbaiki 1. Menggunakan alat yang aman untuk

bekerja. Contoh: stik pengganti lampu.

2. Pemilahan sampah. Contoh: kompos, pemilahan botol.

3. Peralatan dapur sudah tertata rapi

1. Stop kontak ada yang terbuka.

2. Tidak penyediaan tempat khusus untuk kerja.

3. Ada bejana yang handlenya goyang.

Kelompok 3 – Lingkungan Fisik

Tiga poin baik Tiga poin yang perlu diperbaiki 1. Ruangan dapur sudah tertata rapi, ada

ventilasi cahaya, dan pencahayaan sudah baik.

2. Lantai sudah bersih dan kering.

3. Ada alat penghisap asap dapur.

1. Belum tersedia alat pemadam kebakaran.

2. Sandal masih berantakan.

6 Laporan Kegiatan K3 di Lingkungan Rumah Tangga | Yayasan Genta Surabaya

(8)

III. RENCANA TINDAK LANJUT

Rencana Tindak Lanjut merupakan bagian yang penting. Sebagai acuan untuk kegiatan monitoring dan evaluasi. Bagian ini disusun secara partisipatif oleh peserta dimasing-masing kelompok. Majikan dan Pekerja Rumah Tangga. Penyusunann rencana ini disesuaikan dengan kebutuhan dan harapan dari masing-masing kelompok. Penyusunannya pun menggunakan prinsip murah tanpa biaya, mudah untuk dilakukan dan ide yang digunakan cerdas.

RTL dengan Kelompok Majikan

No Kegiatan PIC Waktu

1 Pelaksanaan pelatihan K3 bagi PRT Ibu Ketua RW dan Kader Masyarakat

24 April 2016 2 Menyepakati 5 rumah yang akan menjadi

tempat praktek lapangan saat pelatihan bagi PRT

Ibu Ketua RW dan Kader Masyarakat

24 April 2016

RTL dengan Kelompok PRT

No Kegiatan PIC Waktu

1 Menetapkan dan mendokumentasikan 3 rencana perbaikan

Ibu Ketua RW, Kader Masyarakat dan PRT

27 April 2016 2 Menyusun strategi untuk melakukan

perubahan

Ibu Ketua RW, Kader Masyarakat dan PRT

27 April 2016 3 Monitoring Upaya Perubahan Ibu Ketua RW, Kader

Masyarakat dan PRT

12 Mei 2016

4 Evaluasi Bersama Ibu Ketua RW, Kader

Masyarakat dan PRT

19 Mei 2016

Yayasan Genta Surabaya | Laporan Kegiatan K3 di Lingkungan Rumah Tangga 7

(9)

IV. DOKUMENTASI KEGIATAN

a. Pelatihan K3

b. Sosialisasi K3

Paparan Materi dari Fasilitator

Diskusi Kelompok antara PRT dan Majikan

Kunjungan Rumah Presentasi Temuan

Sambutan Bpk Ridwan, Camat Registrasi Peserta

Paparan Fasilitator Paparan Fasilitator

8 Laporan Kegiatan K3 di Lingkungan Rumah Tangga | Yayasan Genta Surabaya

(10)

Laporan Monitoring Perbaikan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Lingkungan Rumah Tangga Surabaya, 19 April – 10 June 2016

Oleh: Hari Purnomo – Yayasan Genta Surabaya

PENDAHULUAN

Keselamatan dan kesehatan dilingkungan kerja merupakan hal yang terus diperjuangkan. Tiada lain tujuannya hanya lah untuk melindungi pekerja agar produktifitasnya meningkat. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja ini telah menjadi perhatian seluruh dunia melalui prakarsa International Labour Organisation (ILO). Berbagai konvensi telah diterbitkan yang kemudian di jadikan sebagai dasar peraturan di tingkat negara masing-masing anggota.

Di indonesia, Keselamatan dan kesehatan dilingkungan kerja diatur dalam Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Ruang lingkup UU ini mencakup keselamatan kerja di semua tempat kerja. Di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Tempat kerja yang dimaksud adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber bahaya.

Menilik undang-undang tersebut, undang-undang nomor 1 tahun 1970, rumah tangga yang memiliki aktifitas yang merujuk pada pasal satu dan pasal dua, dapat dikategorikan sebagai bentuk tempat usaha. Artinya adalah rumah tangga yang memiliki aktifitas usaha wajib menjalankan regulasi tersebut. Keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan rumah tangga merupakan hal baru yang disiapkan untuk memberikan perlindungan. Dimana rumah tidak lagi hanya sekedar menjadi tempat tinggal, namun juga menjadi tempat kerja. Hal ini karena di rumah terdapat tiga unsur yang menjadi indikator sebagai tempat kerja. Ada Pekerja, ada jenis pekerjaan dan ada kemungkinan terjadi resiko kerja. Berdasar hal tersebut, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hal yang patut di sosialisasikan kepada seluruh Majikan dan Pekerja di Lingkungan Rumah Tangga.

Pekerja rumah tangga merupakan salah satu bentuk pekerja di rumah tangga. Kebetulan jumlahnya paling dominan dari pekerjaan yang lain. Pekerja rumah tangga merupakan target sasaran dari kesehatan dan keselamatan kerja ini. Dimana posisi mereka yang sangat rentan terganggu kesehatannya dan rentan mengalami kecelakaan. Kerentanan ini semakin meningkat, dengan rendahnya tingkat pendidikan. Pada kondisi seperti ini, posisi tawarnya semakin melemah.

TUJUAN

Tujuan uji coba adalah melakukan monitoring atas perbaikan kondisi kerja dan Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dilingkungan Rumah Tangga serta mendapatkan feedback dan masukan terhadap pelaksanaan di Surabaya

OUTPUT

Laporan pelaksanaan perbaikan keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan rumah tangga di wilayah RW.04 Keluarahan Penjaringansari, Kecamatan Rungkut Surabaya.

PELAKSANAAN MONITORING

Yayasan Genta Surabaya, kegiatan Uji Coba Kesehatan dan Keselamatan Kerja di lingkungan Rumah Tangga mulai di jalankan. Wilayah yang menjadi sasaran kegiatan ini adalah di RW.04 Kelurahan Penjaringansari Kecamatan Rungkut. Uji coba ini diterapkan kepada 20 rumah tangga. Dimana, tidak

(11)

hanya PRT, yang dikenai sasaran dalam kegiatan ini. Melainkan juga majikan yang ditingkatkan kesadarannya. Selama proses uji coba ini, kami menemukan kesulitan ketika melakukan monitoring pelaksanaannya. Dari 20 majikan yang diundang saat sosialisasi, terdapat 14 PRT yang mengikuti pelatihan K3 di lingkungan rumah tangga. Peserta Majikan dan Pekerja Rumah Tangga ini berasal dari satu rumah. Sedangkan yang bisa dimonitoring hingga akhir proses tinggal 14 rumah tangga.

Adapun hasil monitoring dari 14 rumah tangga yang bisa dikunjungi antara lain sebagai berikut:

Tabel Monitoring

NO Kegiatan Perubahan

Sebelum Sesudah

1 Bu Wahyudi dan Bu Tumirah Menutup

makanan yang disediakan dan meletakkan handuk pada tempatnya.

Temuan:

Pada poto ini terjadi dua perubahan. Pertama, tidak lagi menempatkan handuk di sandaran kursi makan. Kedua, menutup makanan yang dihidangkan di atas meja makan.

Merapikan dan menata selang

Temuan:

Menggulung selang air setelah di gunakan untuk menyiram tanaman. Agar selang lebih awet dan tidak berserakan di taman.

Menata posisi sandal

Temuan:

Menata sandal dan sepatu yang berserakan. Agar tidak mengganggu aktifitas anggota rumah.

2 Bu Kaswito dan Bu Yani Menyediakan

tempat dudukan sapu dan wiper air

Temuan:

Membuat tempat untuk cantolan sapu dan wiper air agar lebih awet peralatan tersebut dan membuat cantik pemandangan.

(12)

Menempatkan alat kerja pada tempat yang disediakan.

Temuan:

Membuat tempat perlengkapan dapur agar tidak membahayakan bagi penghuni rumah yang lain terutama anak-anak.

Menata perlengkapan pembersihan setelah digunakan

Temuan:

Menempatkan kembali alat kerja yang telah digunakan pada tempat yang disediakan.

3 Bu Mulyadi dan Bu Bela Merapikan

tatanan sandal.

Tindak lanjutnya akan disediakan rak untuk sandal.

Temuan:

Menata sepatu dan sandal pada lokasi yang aman agar tidak mengganggu perjalanan saat keluar masuk rumah.

Merapikan selang air.

Temuan:

Menata selang setelah digunakan. Meski setiap hari digunakan.

(13)

Merapikan kabel blender yang terjulur.

Temuan:

Merapikan kabel blender yang menjuntai ke bawah. Agar jauh dari jangkauan anak-anak. Serta membersihkan/menempatkan barang-barang yang telah digunakan pada tempatnya.

4 Bu Sherly dan Bu Umi Kalsum

Temuan:

Menyimpan pisau dan benda tajam pada tempat yang disediakan.

Temuan:

Menggulung selang air dan menempatkannya di tepi dan mudah terjangkau karena setiap hari digunakan

Merapikan alat main Robot Robotan yang berserakan

Temuan:

Merapikan mainan anak-anak setelah digunakan untuk bermain. Seringkali Alat main robot robotan tidak dikembalikan pada tempatnya sehingga ruang meja tamu jadi berserakan.

(14)

Penempatan snack pada tempat yang aman

Temuan:

Penempatan snack pada tempat yang aman.

5 Bu Waluyo dan Bu Tutik Merapikan kabel

yang berserakan

Temuan:

Merapikan kabel yang berserakan serta mencabut charger yang sudah tidak digunakan.

Kemudian meletakkan charger pada tempat yang terlihat sehingga mudah diketahui.

Melakukan pengamanan listrik

Temuan:

Steker dan saklar listrik dinding yang rusak, telah dibenahi dengan menutup menggunakan isolasi untuk menghindari sengatan listrik.

Menutup kabel Strika yang terkelupas

Temuan:

Menutup kabel yang terkelupas pada peralatan kerja yang digunakan. Kegiatan ini dilakukan untuk melindungi diri dari kecelakaan tersengat listrik.

6 Bu Ratih dan Bu Sarmini Merapikan

benda/barang yang ada di atas microwave

Temuan:

Membuat kesepakatan untuk meletakkan barang-barang pada tempatnya.

(15)

Memberikan tatakan pada tabung gas yang digunakan.

Temuan:

Perubahan yang ditemukan adalah dengan memberikan tatakan dan roller pada tabung gas yang sedang digunakan.

Menutup makanan yang tidak dalam kemasan.

Temuan:

Menutup makanan yang dihidang diatas meja makan. Karena belum memiliki tudung saji yang mencukupi untuk semua hidangan, maka diprioritaskan menutup makanan yang tidak dalam kemasan.

7 Bu Ely dan Bu Muslimah Menutup kabel

yang terkelupas

Temuan:

Menutup kabel yang terkelupas pada peralatan kerja yang digunakan. Kegiatan ini dilakukan untuk melindungi diri dari kecelakaan tersengat listrik.

(16)

Merapikan dan menata selang air yang diletakkan dengan sembarangan

Temuan:

Kesepakatannya adalah dengan merapikan selang yang telah digunakan untuk bekerja. Selain menambah usia barang juga menambah estetika rumah.

Menyepakati untuk

menempatkan alat kerja pada tempat yang aman.

Temuan:

Menyepakati untuk menempatkan peralatan kerja pada lokasi yang jauh dari jangkauan anak- anak dan perlintasan orang.

8 Bu Andi Badarudin dan Bu Rubaidah Mengatur

pemakaian listrik

Temuan:

Menyepakati untuk menggunakan listrik secara bergantian dan tidak menempatkan lebih dari satu steker pada colokan yang disediakan.

(17)

Menutup makanan yang dihidangkan di meja makan.

Temuan:

Menyediakan tudung saji penutup makanan dan membuat pemandangan lebih enak untuk dilihat.

Mengamankan tabung elpiji agar tidak berkarat dengan

memberikan alas

Temuan:

Tidak ada alas untuk tabung elpiji, dan sudah disediakan alas untuk tabung elpiji agar terhindar dari karat di tabung

Merapikan alas kaki dengan menyediakan rak sepatu agar rumah terlihat rapi dan enak untuk dipandang.

Temuan:

Meletakkan alas kaki yang telah digunakan pada tempat yang telah disediakan. Agar rumah terlihat bersih dan rapi.

9 Bu Sony dan Bu Sri Meletakkan mainan pada tempatnya

Temuan:

Meletakkan sepeda anak setelah digunakan pada tempat yang tidak mengganggu keluar

(18)

masuk anggota keluarga.

Menata sandal

Temuan:

Menyepakati untuk menata sandal dan sepatu pada tempat yang mudah diakses.

Meletakkan alat kerja pada posisi yang aman

Temuan:

Meletakkan alat kerja pada posisi yang aman, jauh dari jangkauan anak-anak. Dan meletakkan dengan posisi yang dibalik agar alat kerja lebih panjang masa pakainya.

Menyepakati untuk selalu meletakkan helm pada tempat yang sudah disediakan agar terlihat rapi Temuan:

Meletakkan helm setelah digunakan pada lokasi yang telah disepakati. Kecenderungannya, setelah menggunakan, helm tidak lagi dikembalikan pada tempatnya.

10 Bu Badar dan Bu Siti Soleha Meletakkan kursi

pada tempat yang aman

Temuan:

Meletakkan kursi pada tempat yang aman agar tidak mengganggu aktifitas keluar masuk anggota keluarga.

Menempatkan peralatan pada tempatnya

Temuan:

(19)

Menempatkan sepeda yang telah digunakan oleh anak majikan pada tempat yang disediakan.

Selain agar lebih aman dapat menambah estetika rumah.

Membuat gantungan untuk sapu dan

menempatkan sapu pada tempat tertentu agar sapu tidak cepat rusak dan rapi

Temuan:

Sapu yang awalnya dibiarkan berdiri di salah satu sudut rumah, sekarang telah di gantungkan.

11 BU Ketut dan mbak ida Melakukan

pelabelan agar tidak salah dalam pengambilan

Temuan:

Tempat bumbu telah diberi label untuk menghindari kesalahan dalam pemakaian.

Melakukan perapian barang setelah selesai digunakan

Temuan:

Kursi yang awalnya penuh dengan barang-barang. Muli difungsikan lagi sebagai tempat duduk.

(20)

Memberikan tatakan pada tabung gas yang digunakan

Temuan:

Perubahan yang ditemukan adalah dengan memberikan tatakan dan roller pada tabung gas yang sedang digunakan

12 Bu Ernes dan bu boyami Membuat

kesepakatan agar meletakkan kembali sepatu pada tempatnya setelah

digunakan Temuan:

Penempatan sepatu dan sandal setelah pemakaian pada tempat yang disediakan.

Ada kesepakatan untuk

meletakkan pada tempatnya setelah digunakan.

Temuan:

Alat penyemprot Tidak melatakkan pada tempat yang disepakati setelah digunakan 13 Bu Misnayah (PRT)

Temuan:

Keberadaannya tidak terlacak. Rumah kosong.

14 Bu Yusuf dan Bu Siti Nafsiah Temuan:

Tidak mendapatkan ijin untuk melakukan kunjungan dan melanjutkan kegiatan dari majikan.

(21)

Tantangan:

Selama pelaksanaan monitoring pelaksanaan perbaikan kondisi keselamatan dan kesehatan kerja, beberapa tantangan, antara lain:

1. Budaya K3 masih belum menjadi kebutuhan masyarakat terutama majikan di lingkungan rumah tangga.

Banyak sebagian masyarakat (pengguna jasa PRT) menganggap bahwa perbaikan K3 berkaitan dengan biaya sehingga tidak ada alokasi dana untuk memfasilitasi kebutuhan yang terkait K3 atau kondisi kerja PRTnya.

2. Posisi tawar Pekerja Rumah Tangga belum cukup kuat. Perbaikan kondisi kerja dan K3 berkaitan langsung dengan produktivitas PRT, namun kapasitas dan pengetahuan masih sangat rendah dan kekuasaan majikan cukup besar sehingga PRT tidak punya kekuatan mendesak majikan untuk menyediakan fasilitas terkait K3.

3. Bangunan, sekaligus tempat kerja sudah menjadi bangunan permanen. Rumah adalah ranah privasi, biasanya majikan menyesuaikan bangunan rumah sesuai estetika, kebiasaan, budaya atau model rumah yang berkembang. Seringkali kebutuhan tersebut tidak sejalan dengan prinsip-prinsip K3 sehingga merubah posisi kerja (ruangan) merupakan hal yang paling sulit.

4. Waktu pelaksanaan yang singkat. Proses monitoring dibatasi dalam waktu 2 bulan sehingga perubahan dan pendampingan tidak bisa dilakukan secara intensif. Perlu dilakukan monitoring dalam jangka waktu yang lama sehingga perubahan dapat dilihat secara komprehensif.

Peluang :

1. Pemilihan poin perbaikan kondisi K3 bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan majikan dan PRT. Titik periksa yang perlu diperbaiki sesuai atau atas persetujuan dengan majikan sehingga proses perbaikan dapat dilakukan dengan baik.

2. Di dukung oleh stakeholder dan pemangku kebijakan lokal. Pelaksanaan uji coba penggunaan checklist WIDE mendapatkan dukungan seluruh pihak mulai dari majikan, ketua RT/RW, pihak kelurahan, pihak kecamatan dan Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya. Keterlibatan mereka menunjukkan keinginan untuk memperluas budaya K3 di Masyarakat

3. Meski sedikit, ada beberapa majikan yang mulai peduli terhadap PRT. Beberapa majikan yang sudah menyadari pentingnya K3 memberikan inspirasi bagi majikan lainnya untuk mendukung PRTnya melaksanakan perbaikan kondisi dan K3 dilingkungan rumah tangga.

Gambar

Tabel Monitoring

Referensi

Dokumen terkait

pada pelatihan pra tugas kali ini, fasilitator diharapkan agar lebih banyak mempersiapkan pelaku dari masyarakat dan aparat untuk lebih banyak mengambil peran di dalam pelaksanaan

Adapun wujud aset yang dimiliki oleh manusia adalah berupa kompetensi; ketrampilan (skill), pengetahuan (knowledge) dan perilaku (behavior); yang diyakini memiliki

Belum adanya aplikasi Web berbasis SMS Gateway yang dapat membantu tata usaha untuk proses input data siswa dan membantu siswa peserta didik dalam menerima informasi yang

(1) Paling lama 10 (sepuluh ) hari kerja sejak diterima Keputusan Gubernur tentang pemberhentian sementara, anggota Dewan Pengawas yang bersangkutan dapat mengajukan keberatan

Melalui program Sekreatariat Pesta Tanglung Ukm Ke-35, saya mendapati bahawa kemahiran nilai, sikap, etika dan profesionalisme merupakan komponen yang amat

Ketiga, nilai-nilai yang dipahami dan ada pada diri peserta didik (siswa) adalah nilai yang menjadi pedoman dalam kehidupannya di masyarakat. Keempat, nilai yang

Apakah Anda ingin mengusulkan tindakan perbaikan?  Tidak  Ya  Prioritas Keterangan: ……… ……… ……….….... Bekerja dengan tata letak.. atau alur kerja

Perbedaan pengenalan warna anak usia 5-6 tahun di TK Bela Bangsa Mandiri antara kelas yang diberi perlakuan dan kelas yang tidak diberi perlakuan menggunakan