• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN INTERIOR TEMPAT PENITIPAN ANAK & KELOMPOK BERMAIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN INTERIOR TEMPAT PENITIPAN ANAK & KELOMPOK BERMAIN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN INTERIOR TEMPAT

PENITIPAN ANAK & KELOMPOK

BERMAIN

Dewi Sartika

Jl. Thamrin no.129 Padangsidimpuan, 081919914888, mei_limz@yahoo.com Anak Agung Ayu Wulandari, S.Sn., M.A

Fauzia Latif, S.T., M.Ds

ABSTRAK

Dengan adanya peningkatan ekonomi dan desakan pemenuhan kebutuhan yang semakin meningkat, banyak orang tua yang bekerja baik itu pria maupun wanita. Akibatnya kehidupan normal keluarga menjadi terhambat. Dengan munculnya Daycare Centre (DCC) yang merupakan salah satu solusi untuk para orang tua dalam perkembangan fisik si anak serta mental yang kuat dan berkualitas.

Daycare Centre (DCC) biasanya disebut dengan Tempat Penitipan Anak (TPA) yang memiliki arti suatu wadah pembinaan kesejahteraan anak yang memberikan pelayanan kepada para ibu-ibu bekerja atau orang tua bekerja.

TPA ini pada umumnya menerima anak usia 3 (tiga) bulan sampai dengan 5 (lima) tahun. Pada usia ini masih rentan untuk melakukan beraktifitas dan harus dipertimbangkan tingkat keamanannya. Aktifitas anak dalam usia ini berlari, bermain, masih sangat aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Dalam perancangan TPA harus diperhatikan dari segala aspek seperti aspek warna, aspek bentuk, aspek material, aspek pencahayaan, aspek tata suara dan aspek tata udara untuk kenyamanan , keamanan anak-anak dan green design.

Kata Kunci : Daycare,DCC,Tempat Penitipan Anak,TPA,bermain,aspek,green design.

ABSTRACT

With the increasing of the economy and the pressure increases, many working parents although men or women. As a result of normal life became stunted. With the advent of Daycare Centre (DCC), which is one solution to the parents in the development of the child's physical and mental strength and quality.

Daycare Centre (DCC) is usually referred to as Tempat Penitipan Anak (TPA), which means a container construction that provides child welfare services to working mothers or working parents.

Daycare is generally accept children ages 3 (three) months up to 5 (five) years. At this age are prone to do activities and must consider the level of safety. Activity in this age children ran, played, still very active and have a high curiosity.

In designing of Daycare must be considered from all aspects such as the color aspect, the aspect of form, material aspects, aspects of lighting, sound aspects and aspects of air for the comfort , safety of children and green design.

(2)

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dengan adanya peningkatan ekonomi dan desakan pemenuhan kebutuhan yang semakin meningkat, banyak orang tua yang bekerja baik itu pria maupun wanita. Akibatnya kehidupan normal keluarga menjadi terhambat dan berpengaruh terhadap jasmaniah dan batiniah seluruh anggota keluarga, terutama terhadap anak-anak yang masih memerlukan bimbingan dari kedua orang tuanya. Selain itu, dengan adanya pergerakan emansipasi wanita dan semakin meningkatnya pendidikan wanita di Indonesia, mengakibatkan para wanita mulai membangun karir dan memilih diluar rumah untuk bekerja.

Hal ini menyebabkan perawatan dan pendidikan dasar anak-anak setiap harinya diserahkan kepada pengasuh atau baby sitter, pembantu rumah tangga, tetangga atau sanak keluarga yang tidak memberikan pendidikan secara efektif. Hal tersebut dapat dilihat dari anak-anak yang belum dapat berbicara melebihi umur yang semestinya karena tidak dididik secara maksimal, belum mengenal benda-benda sekitarnya dan lain sebagainya. Biasanya penanganan mereka hanya berdasarkan lahiriah saja tanpa memperhatikan perkembangan psikologis anak. Anak pun merasa kehilangan hubungan batin dengan orang tua sehingga dapat memungkinkan terjadinya ketidakharmonisan antara anak dengan orang tua dimasa anak menjadi dewasa nanti.

Tidak jarang pula terjadi kekerasan pada anak-anak atau child abuse oleh pengasuh sehingga orang tua tidak mudah percaya untuk menitipkan anaknya pada orang lain. Oleh sebab itu diperlukan suatu sarana atau keluarga pengganti yang dapat mengasuh, merawat, serta dapat mendidik anak menjadi manusia yang berkualitas, serta mengikuti kemajuan zaman dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang. Dengan munculnya Tempat Penitipan Anak yang merupakan salah satu solusi untuk para orang tua dalam perkembangan fisik si anak serta mental yang kuat dan berkualitas.

Di samping sebagai pengganti dan pelengkap orang tua, maka Tempat Penitipan Anak tersebut juga memberi program pendidikan dan aktifitas yang sesuai dengan usia mereka sebagai sarana belajar sejak kecil. Kegiatan ini dimungkinkan dengan dasar anak-anak memerlukan pendidikan dasar sebelum memasuki usia sekolah dan sebagai pelengkap pendidikan formal. Kecerdasan seorang anak sedini mungkin ditingkatkan melalui kegiatan-kegiatan yang dibuat khusus untuk anak-anak terutama di negara-negara maju. Indonesia yang sumber daya manusianya cukup melimpah, harus mulai ikut serta dalam membudidayakan kecerdasan dini sebagai bekal meningkatkan potensi sumber daya manusia yang berkualitas di masa mendatang.

Kebutuhan Tempat Penitipan Anak di lingkungan tempat bekerja orang tua, khususnya ibu, sangat mendesak disebabkan karena semakin jauhnya tempat tinggal mereka dari pusat kota, contohnya Jakarta. Oleh sebab itu alternatif Tempat Penitipan Anak di lingkungan kerja orang tua menjadi penting sehingga kedekatan dengan anak tetap terjaga dan senantiasa dapat berkomunikasi secara langsung setiap hari.

Salah satu hal yang mempengaruhi kecerdasan anak yaitu tempat sekitar/lingkungan anak berada. Dengan demikian, adanya variasi warna dan desain yang menarik di lingkungan sekitar si anak dapat mengembangkan emosional, imajinasi dan daya kreatifitas anak. Selain memperhatikan psikologis anak, juga harus memperhatikan dan melindungi keselamatan anak dari benda-benda yang terdapat disekitarnya, misalnya furniture yang aman untuk digunakan oleh anak, serta material yang nyaman.

(3)

IDENTIFIKASI MASALAH

Sebagai sarana Tempat Penitipan Anak, ada beberapa masalah yang harus diperhatikan guna mendukung pengembangan daya kreatifitas anak dan juga kenyamanan anak saat menempatinya. Masalah-masalah tersebut sebagai berikut  Bagaimana cara menerapkan desain ruangan yang bermanfaat bagi anak-anak dan

tidak sekedar estetika saja?

 Bagaimana menerapkan desain ruangan yang aman dan nyaman bagi anak-anak?  Bagaimana cara menerapkan desain yang disesuaikan dan menunjang daya

imajinasi anak-anak yang tinggi dalam usia batita dan balita?

TUJUAN PERANCANGAN

Membuat suatu konsep perancangan interior yang memenuhi syarat penataan interior Tempat Penitipan Anak yaitu dengan mengemukakan data-data teori dan laporan survei sehingga karya tulis ini dapat diperoleh dari dasar pemikiran, teori yang digunakan, dan kenyataan yang ada di lapangan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan aspek yang mendukung Tempat Penitipan Anak yang baik yaitu sebagai berikut.

 Dengan memperhatikan aspek pendidikan, psikologis anak, pertumbuhan fisik dan mental anak yaitu dengan cara menerapkan desain ruangan yang menarik minat anak untuk belajar secara langsung ataupun tidak langsung dan mempertimbangkan ergonomi ruang yang disesuaikan dengan pertumbuhan fisik anak,

 Dengan menerapkan pengorganisasian ruang/kedekatan antar ruang yang telah dipertimbangkan sesuai dengan aktifitas anak, kebutuhan ruang, sirkulasi dan berbagai fasilitas yang dibutuhkan oleh anak,

 Memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan anak. Misalnya penggunaan

furniture yang sesuai dengan ergonomi dan antropometrik anak, menghindarkan

penggunaan furniture dengan sudut lancip atau bersiku yang dapat menyebabkan cedera atau berbahaya bagi anak-anak, penggunaan material yang lebih lembut/empuk dan tidak licin sehingga ketika anak jatuh tidak menyebabkan luka atau cedera,

 Menerapkan desain yang dapat meningkatkan daya kreatifitas dan imajinasi anak. Misalnya dengan mengaplikasikan pemakaian warna-warna guna merangsang otak anak dalam berkreatifitas dan emosional anak, serta secara tidak langsung membuat anak betah tinggal didalamnya dengan jangka waktu yang cukup lama, serta memberikan nuansa atau suasana ruangan yang dapat meningkatkan daya khayal atau imajinasi anak.

BATASAN PENELITIAN

Data penelitian yang diperlukan adalah latar belakang dan tujuan dari Tempat penelitian anak, data-data fasilitas yang dibutuhkan didalam ruang lingkup Tempat Penitipan Anak, aspek lingkungan yang mempengaruhi, tingkat kenyamanan yang harus diterapkan di dalam Tempat Penitipan Anak serta aspek yang dapat menunjang daya kreatifitas anak.

Observasi/survei telah diperoleh dari beberapa tempat yaitu TPA Harapan Ibu di Jl. Salemba Raya, Keenkids Daycare di Park Royale Executive Suites Tower II, dan TPA Sasana Bina Balita Mitra di Jl. Kuningan Timur.

(4)

 Sejarah dari Tempat Penitipan Anak,  Fasilitas dan ruangan yang tersedia,  Kegiatan yang dilakukan,

 Kapasitas yang menampung,  Jam operasional,

 Jumlah pengasuh,  Struktur organisasi,  Pengambilan foto-foto,

 Survei bentuk dan material furniture,

 Material lantai, dinding, langit-langit yang digunakan.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di daerah Jakarta yang merupakan ibukota dan kota terbesar di negara Indonesia. Jakarta merupakan salah satu ekonomi negara dan politik pusat sehingga mempengaruhi peningkatan ekonomi dan desakan pemenuhan kebutuhan. Hal ini menyebabkan banyak anggota keluarga yang bekerja sehingga secara tidak langsung menyebabkan kurangnya perhatian terhadap anggota keluarga, terutama sangat berpengaruh bagi anak-anak. Dengan demikian penelitian ini dapat terlihat secara langsung dan jelas serta penelitian elemen-elemen Tempat Penitipan Anak secara baik dan benar.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode kualitatif yang diterapkan yaitu berupa observasi/studi survei dan wawancara. 1.5.1 Observasi / Studi Survei

Tujuan dari observasi/survei adalah untuk mendapatkan data-data yang dapat membantu peneliti untuk mengetahui ruang lingkup yang terdapat di Tempat Penitipan Anak. Data-data yang diperlukan yaitu berupa sejarah dan latar belakang dari Tempat Penitipan Anak sehingga peneliti mengetahui tujuan dari Tempat Penitipan Anak itu sendiri, struktur organisasi, aktifitas-aktifitas apa saja yang dilakukan sehari-hari untuk mengetahui kebutuhan ruang, perilaku-perilaku anak-anak, ruangan-ruangan yang terdapat didalamnya, material seperti apa yang digunakan dan solusi apa yang diterapkan untuk menghindarkan anak-anak dari gangguan atau kecelakaan kecil.

Observasi/survei telah diperoleh dari beberapa tempat yaitu TPA Harapan Ibu di Jl. Salemba Raya, Keenkids Daycare di Park Royale Executive Suites Tower II, dan TPA Sasana Bina Balita Mitra di Jl. Kuningan Timur.

1.5.2 Wawancara pengelola dan narasumber

Wawancara secara langsung dilakukan bersamaan dengan saat survei. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperluas ruang lingkup pengetahuan diluar survei secara mendalam. Pengumpulan data melalui wawancara ini mencakup sejarah dan latar belakang dari Tempat Penitipan Anak, fasilitas dan ruangan yang tersedia, jam operasional kerja, kegiatan/aktifitas yang dilakukan selama jam operasional berlangsung, kapasitas anak yang menampung, jumlah pengasuh, struktur organisasi dari Tempat Penitipan Anak, serta wawancara permasalahan apa yang dihadapi dan solusi yang telah diterapkan untuk menghadapi masalah tersebut.

1.5.3 Studi Literatur

(5)

dengan tema “Tempat Penitipan Anak” yang didapatkan di perpustakaan dan toko buku Gramedia, serta sebagian data-data yang diperoleh dari media internet.

HASIL DAN BAHASAN

Tujuan utama dari perancangan Tempat Penitipan Anak ini adalah untuk mengasah daya imajinasi dan kreasi anak, serta disesuaikan dengan aspek-aspek lain yang mendukung keamanan dan kenyamanan anak. Hasil akhir desain telah disesuaikan dengan berbagai survei dan penelitian yang terdapat di subbab yaitu sebagai berikut. 1. Ruang Khusus 1 (Lobby)

Lobby ini di desain dengan tema “Kids Garden” dengan penerapan desain yang

menyerupai suasana di dalam kebun yang berupa tanaman, bunga-bunga dan pelangi. Dapat dilihat dari penerapan warna pelangi di ceiling ruangan dan aksen pepohonan yang diterapkan disetiap kolom bangunan. Serta material lantai yang menyerupai jejak kaki dengan tujuan memudahkan anak-anak mengingat arah dan jalur memasuki Tempat Penitipan Anak tersebut.

(6)

2. Ruang Khusus 2 (Library)

Tema desain dari kids library yaitu : “In The Beach” dimana konsep flowing dan dinamis diterapkan seperti penerapan material vinil berwarna biru. Motid kayu yang memberi suasana pantai, ceiling yang berbentuk flowing berdasarkan sifat air dan aksen pohon kelapa disetiap kolom bangunan serta diterapkan perpaduan warna primer yang disesuaikan dengan psikologis anak dengan tujuan pembelajaran anak.

(7)

3. Ruang Khusus 3 (Playing Room)

Tema desain dari playing room yaitu : “Kids Jungle” dengan penerapan desain yang menyerupai suasana hutan yang identik dengan kata liar. Di dalam ruangan ini anak-anak bebas bermain dengan tujuan melatih motorik anak-anak dan psikologis. Desain playing room ini menggunakan aksen pattern binatang seperti harimau, zebra, kepik dan jerapah dengan tujuan pengenalan tentang alam kepada anak secara tidak langsung.

(8)

SIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Tempat Penitipan Anak (TPA) dikenal juga dengan sebutan Daycare Centre (DCC). TPA adalah suatu wadah pembinaan kesejahteraan anak yang memberikan pelayanan kepada para ibu-ibu bekerja atau orang tua bekerja, yang memiliki anak dalam usia balita sampai usia prasekolah yang mencakup pertumbuhan dan kesejahteraan anak baik jasmani maupun rohani dan sosialnya.

TPA sebagai lembaga kesejahterahan untuk anak, mempunyai peranan sebagai berikut.

 Pelayanan Kesejahterahan Anak

 Tempat konsultasi orang tua dalam melaksanakan usaha kesejahterahan anak di keluarganya dan membantu memantapkan orang tua untuk melaksanakan ke delapan fungsi keluarga

Secara keseluruhan, TPA dapat dibagi beberapa jenis berdasarkan beberapa kategori. Adapun pembagiannya sebagai berikut.

 Berdasarkan tujuan dan maksud pendirian.  Berdasarkan tempat/wadah

 Berdasarkan penyandang dana/pendiri  Berdasarkan lokasi

 Berdasarkan status kepemilikan

(9)

(Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial RI, 1998:31-33), yaitu:  Ruang pengasuhan anak

 Ruang bimbingan belajar/pendidikan prasekolah  Ruangan bermain/sosiodramatik

 Halaman/tempat bermain diluar ruangan (outdoor)  Ruangan administrasi perkantoran

 Ruangan penunjang lainnya

Menurut buku seperti G. Kaluger dan M.F. Kaluger tahun 1974 membagi usia anak dalam beberapa tahap sesuai perkembangannya (Eksiklopedia, 1989:11) yaitu:  Usia 0-2 tahun disebut sebagai bayi (Infancy)

 Usia 3-5 tahun disebut sebagai masa kanak dini (Early Chilhood) atau balita  Usia 6-8 tahun disebut masa anak-anak pertengahan

 Usia 9-11 tahun disebut masa menjelang remaja  Usia 12-15 tahun disebut masa remaja permulaaan  Usia 16-18 tahun disebut remaja

 Usia 19 tahun disebut dewasa

Tujuan pendidikan anak secara khusus adalah untuk mengembangkan hal hal berikut.

 Perkembangan intelektual

 Perkembangan sosial dan emosional  Perkembangan estetis

 Perkembangan fisik

SARAN

Dalam perancangan TPA harus sangat memperhatikan berbagai aspek yang mempengaruhi kegiatan/aktifitas penghuni TPA terutama anak-anak. aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut.

 Aspek warna  Aspek bentuk  Aspek material

 Furniture yang digunakan  Sistem pencahayaan  Sistem tata udara  Sistem tata suara

 Sistem mekanikal elektrikal  Sistem ventilasi

 Sistem pendistribusian air  Sistem pencegahan kebakaran

Dengan adanya perencanaan perancangan TPA ini, harus mempertimbangkan segala aspek yang telah disebutkan diatas. Sehingga menghasilkan desain yang bukan hanya sekedar estetika ruangan saja, akan tetapi juga memiliki fungsi ruang yang maksimal. Sebagai contoh sebagai berikut.

 Mengenalkan anak pada bentuk dan warna bisa mengembangkan kecerdasan. Bukan hanya mengasah kemampuan mengingat, tapi juga imajinatif dan artistik, pemahaman ruang, keterampilan kognitif, serta pola berpikir kreatif.

(10)

 Material-material interior juga harus sangat diperhatikan penggunaannya untuk kenyamanan dan keamanan anak.

REFERENSI

LITERATUR BUKU

 Panero, Julius. Human Dimension. New York : The Architectural Press Ltd, 1979

 Tjahjadi, Sunarto. Eanst Neufert. (Edisi 33 Jilid 1).  Tjahjadi, Sunarto. Eanst Neufert. (Edisi 33 Jilid 2).

 Akmal, Imelda. Menata Rumah Dengan Warna. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2006

 Putra, Nusa. Penelitian Kualitatif PAUD.  Hastuti. Psikologi Perkembangan Anak.  Deloijer, Pauline. 65 Kiat Pengasuhan Anak.

 Pobee, Marian. 77 Rahasia Mengasuh Anak Menjadi Sukses Sejak Dini. LITERATUR INTERNET  http://tempatpenitipananak.multiply.com/journal/item/10/Pengertian_Tempat_Pen itipan_Anak?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem  http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/perbedaan-penelitian-kualitatif-dan.html  http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en|id&rurl=tra nslate.google.co.id&u=http://www.daycaresdontcare.org/History/History_page_2. htm&usg=ALkJrhhalo188hUxUuf9BGhZ_ClibIjcbA  http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.opm.g ov/Employment_and_Benefits/WorkLife/OfficialDocuments/handbooksguides/C hildcareResources/cchb501.asp  http://www.ibudanbalita.com/pojokcerdas/tips-memilih-tempat-penitipan-anak  http://koranbogor.com/rubrik-khusus/19/01/2012/program-pechild-day-bukan-sekedar-tempat-penitipan-anak.html  http://anisachoeriah-paud.blogspot.com/2011/04/makalah-kurikulum-paud.html  http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=13&submit.y=13&page=2&qual=h igh&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fdesi%2F2002%2Fjiunkpe-ns-s1-2002-41498013-11558-majapahit-references.pdf  http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=16&submit.y=18&page=2&qual=h igh&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fdesi%2F2004%2Fjiunkpe-ns-s1-2004-41400099-4534-child_day-abstract_toc.pdf  http://tsabithadaycare.blogspot.com/2010/03/fasilitas.html  http://www.go4healthylife.com/articles/2386/1/Novartis-Berikan-Fasilitas-Day-Care/Page1.html  http://www.daycareparadisebaby.com/p/galeri.html  http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/pengertian-metode-penelitian-kualitatif.html  http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_4_79.htm  http://blogbintang.com/arti-dari-warna  http://www.anneahira.com/arti-warna.htm  http://www.poltekkes-pontianak.ac.id/~artikel/anak/warna-pengaruhi-psikologi-anak

(11)

 http://kepheta.wordpress.com/2008/10/31/arti-garis-warna-dan-bentuk-pada-sebuah-logo/  http://atfestoro.wordpress.com/2011/11/29/tips-memilih-furniture-anak-yang-nyaman/  http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5756191  http://www.cactusproject.com/blog/arti-arti-warna-dalam-pembuatan-desain.php  http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2168413-warna-pengaruhi-psikologi-anak/

RIWAYAT PENULIS

Dewi Sartika lahir di kota Padangsidimpuan pada 19 Januari 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Imterior pada 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Judul : Gambaran Penatalaksanaan Program KB Melalui Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Di Kecamatan Ujung Pandang Kota Makassar Tahun 2017c. MKJP (Metode

Berdasarkan hasil penelitian hilangnya fungsi sungai yang sebenarnya yang mengakibatkan pengaruh detergen terhadap tingkah laku ikan menyimpulkan Sebagian besar masyarakat

Seseorang yang suka bermain game akan lebih banyak. menghabiskan waktunya berjam-jam di depan komputer untuk bermain

Melihat kondisi fisik di daerah tersebut dan mengenai peristiwa longsorlahan di Kecamatan Jenawi dari data BPBD Kabupaten Karanganyar, untuk mengantisipasi serta mengetahu

Berdasarkan analisis sistem secara umum, effisiensi total IMAG adalah 47,48 % dan posisi ruang turbin dan IMAG masih jauh dari area bebas banjir, sehingga tinggi jatuh

Fokus penelitian ini dimaksudkan agar penulisan skripsi tidak menyimpang dari tujuan penulisan maka perlu adanya rumusan masalah sebagai pedoman pembahasan yang lebih

Melalui kurikulum 2013 kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, dan masyarakat yang memilki nilai tambah (addet value), dan nilai jual yang bisa

permasalahan antara lain/ tentang aborsi legal di Indonesia menurut perspektif hukum pidana/ perspektif. psikiatri/ serta tindakan aborsi dalam perspektif sosialisasi dan