• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI ORANG TUA DALAM PENANAMAN AKHLAK PADA ANAK USIA REMAJA DI DUSUN IRAJA LEBO DESA KALEPADANG KECAMATAN BONTOHARU KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI ORANG TUA DALAM PENANAMAN AKHLAK PADA ANAK USIA REMAJA DI DUSUN IRAJA LEBO DESA KALEPADANG KECAMATAN BONTOHARU KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

DEWI PUSPA SARI 291900009

FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1434 H / 2013 M

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

iv

bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar-benar hasil karya penyusun sendiri. Jika ini dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat orang lain secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, 22 Sya ban 1434 H 01 Juli 2013 M Penyusun,

Dewi Puspasari

Nim : 291900009

(7)

v

akhlak pada anak usia remaja di dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar” (Dibimbing oleh:

H. Abdul Samad.T dan A. Fajrawati T.)

Skripsi ini membahas tentang strategi yang digunakan oleh para orang tua untuk menanamkan akhlak yang sesuai dengan ajaran agama Islam di dusun Iraja Lebo kecamatan Bontoharu kabupaten Selayar.

Dalam skripsi ini mengungkapkan tentang strategi yang digunakan Orang- tua dalam menanamkan akhlak yang terpuji kepada anak-anaknya, kendala-kendala yang dihadapi Orang-tua dalam penanaman akhlak pada anak usia remaja, serta faktor pendukung dan penghambat Orang-tua dalam penanaman akhlak yang sesuai dengan syariat Islam di Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang Kec. Bontoharu Kab. Kepulauan Selayar.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi Orang-tua dan kendala-kendala dalam menanamkan akhlak terpuji pada anak usia remaja, serta faktor-faktor yang pendukungnya di Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang Kec. Bontoharu Kab. Kepulauan Selayar.

Metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah menggunakan sampel penelitian yakni 36 orang anak- anak dari keseluruhan populasi remaja di Dusun Iraja Lebo. Teknik pengumpulan data menggunakan field research. Prosedur penelitian menggunakan observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu analisis dan interpretasi data dalam bentuk pendapat atau hasil pengamatan dan wawancara. Deskriptif kuantitatif, yakni menginterpretasi data dalam bentuk angka dengan menggunakan tabel frekuensi dan persentase (%).

Secara umum ditemukan bahwa strategi Orang-tua dalam penanaman akhlak pada anak usia remaja di dusun Iraja Lebo yaitu dengan pembinaan dan Pemberian nasehat kepada anak-anaknya.

Kendala-kendala yang dihadapi Orang-tua dalam penanaman akhlak pada

anak usia remaja di dusun Iraja Lebo yang paling mendasar adalah

diantaranya kurangnya pengetahuan agama yang dimiliki Orang-tua dan

kesibukan Orang-tua di luar rumah. Usaha yang ditempuh Orang-tua

dalam penanaman akhlak pada anak usia remaja adalah senantiasa

memberikan tauladan pada anaknya melalui pembiasaan dan latihan

dalam bentuk pengamalan ajaran-ajaran Islam.

(8)

vi

berkat rahmat dan taufik-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Sesuai dengan waktu yang direncanakan. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad saw, para keluarganya, sahabat- sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia.

Hasil penelitian yang disusun dalam bentuk skripsi ini, merupakan upaya maksimal yang sudah barang tentu memiliki berbagai kekurangan baik dari segi teknik penulisan, maupun ruang Iingkup pembahasan. Oleh karena itu diharapkan koreksi dan saran yang konstruktif dari pembaca guna kesempurnaan karya ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah suatu hal yang mudah bagi penulis, sehingga diakui bahwa peran dan partisipasi dari berbagai pihak sangat berarti bagi penulis dalam membantu menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda (almarhum) dan ibunda yang tercinta yang telah melahirkan, mengasuh dan membesarkan penulis dengan penuh pengorbanan, dorongan dan do'anya yang tiada henti-hentinya.

2. Suamiku yang telah mendampingi dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Dr. H. lrwan Akib, M.Pd Rektor Unismuh Makassar yang selama ini

membina dan memimpin universitas dengan penuh dedikasi yang

tinggi selama dua periode kemimpinan.

(9)

vii

Islam pada Fakultas Agama Islam UNISMUH Makassar.

6. Drs. H .Abdul Samad T. dan Dra. A. Fajrawati T., MA., M.Pd Pembimbing I dan Pembimbing ll, yang telah mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.

7. Dosen dan seluruh staf Pengajar dan Pegawai Akademi Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar yang telah banyak membimbing dan membantu penulis selama kuliah di Fakultas Agama Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam.

8. Bapak-bapak dan ibu-ibu segenap aparat Desa yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan PAI yang senantiasa memberikan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.

Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan partisipasi dalam penyelesaian skripsi ini. Akhirnya, penulis memanjatkan do'a kepada Allah SWT, semoga bantuan yang diberikan kepada penulis baik yang berupa moril atau materi mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amien

Makassar, 22 Sya ban 1434 H 01 Juli 2013 M Penyusun,

Dewi Puspasari

Nim : 291900009

(10)

viii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...

B. Rumusan Masalah ...

C. Tujuan Penelitian ...

D. Manfaat Penelitian ...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Orang tua...

1. Pengertian Strategi dan Orang Tua...

2. Macam-Macam Strategi ...

3. Pengertian Usia Remaja...

B. Penanaman Akhlak...

1. Pengertian Akhlak ...

2. Metode Penanaman Akhlak ...

3. Dasar Hukum Akhlak...

4. Tujuan Akhlak...

(11)

ix

C. Variabel Penelitian ...

D. Defenisi Operasional Variabel ...

E. Populasi dan Sampel ...

F. Instrumen Penelitian ...

G. Teknik Pengumpulan Data...

H. Teknik Analisis Data ...

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Selayang Pandang Dusun Iraja Desa Kalepadang Kec. Bontoharu Kab. Kepulauan Selayar ...

B. Strategi Orang Tua dalam Penanaman Akhlak pada Anak Usia Remaja di Dusun Iraja Lebo Desa

Kalepadang Kec. Bontoharu Kab. Kepulauan Selayar . C. Kendala-kendala yang Dihadapi Orang Tua dalam

Penanaman Akhlak pada Anak Usia Remaja di Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang Kec. Bontoharu

Kab. Kepulauan Selayar ...

D. Usaha-usaha yang Dilakukan oleh Orang Tua untuk Mengatasi Masalah yang Dihadapi dalam Penanaman Akhlak pada Anak Usia Remaja di Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang Kec. Bontoharu Kab. Kepulauan Selayar ...

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...

B. Saran ...

(12)

x

(13)

xi

Tabel 2 Keadaan Penduduk Dus Iraja Lebo Desa Kalepadang Kec. Bontoharu Kab. Kep. Selayar Menurut Jenis

Kelamin 2010 ...

Tabel 3 Kondisi Mata Pencahanan Masyarakat Atau Kepala Keluarga Di Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang

Kec. Bontoharu ...

Tabel 4 Keadaan Sarana Pendidikan Di Dusun Iraja Lebo ...

Tabel 5 Keadaan Pendidikan Masyarakat Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang...

Tabel 6 Keadaan Penganut Agama Pada Masyarakat Dusun Iraja Lebo Kec Bontoharu ...

Tabel 7 Nasehat Orang-Tua Untuk Memiliki Akhlak Yang Mulia....

Tabel 8 Perilaku (Sikap) Anak Yang Dinasehati Orang-Tua Untuk Hal-Hal Yang Baik...

Tabel 9 Membantu Menyelesaikan Pekerjaan Orang-Tua ...

Tabel 10 Membantah/Menolak Perintah Orang-tua ...

Tabel 11 Shalat Berjamaah di Rumah ...

Tabel 12 Membaca Al-Qur'an Bersama Yang Dipimpin Oleh

Orang-tua...

Tabel 13 Anak Ditemani Orang-Tua Menonton Televisi ...

Tabel 14 Perhatian Orang-Tua Dalam Mengerjakan Shalat 5 Waktu Tabel 15 Pengamalan Ucapan Salam Pada Saat Masuk Dan

Keluar Rumah ...

Tabel 16 Pengamalan Do'a Makan Dan Sesudah Makan...

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Melihat perkembangan terakhir umat Islam di Indonesia tergambar dengan jelas betapa merosotnya akhlaknya sebagian ummat Islam.

Dekadensi moral terjadi terutama di kalangan remaja. Sementara pembendungannya masih berlarut-larut dan dengan konsep yang tidak jelas. Maka, nampak dengan jelas bahwa segala sesuatu di dunia ini berubah-ubah. Proses pembaruan dalam kehidupan adalah suatu prinsip dasar hukum penciptaan. Sebagaimana di percaya akan watak berubah- ubah dan langgengnya hukum perubahan itu, maka dipercaya pula akan konsep-konsep tertentu yang tak berubah-ubah dan memandangnya sebagai abadi dan kekal. Di antara prinsip yang tak berubah-ubah itu adalah hukum moralitas dan keutamaan manusia yang memaksa kita mengikuti keputusan akal sehat.

Maka dari itu Islam memberikan perhatian yang sangat serius terhadap keluarga. Sejak fase pra nikah, Islam telah memberikan pengarahan bagaimana seorang harus memilih pasangan hidupnya serta apa yang boleh dan tidak boleh dia lakukan. Islam juga mengatur bagaimana seorang melangsungkan pernikahan sampai dengan bagaimana menjalani kehidupan berkeluarga. Semua itu sangat penting agar tumbuh keluarga yang sakinah mawaddah wa ramahma, atau dengan kata lain agar muncul keluarga yang baik dan sukses. Sebab,

1

(15)

keluarga merupakan kelompok yang terkecil dalam sebuah masyarakat.

Oleh karena masyarakat adalah himpunan dari beberapa keluarga, maka baik buruknya sebuah masyarakat sangat bergantung kepada baik buruknya keluarga.

Salah satu faktor yang paling utama dalam mendasari keberhasilan dan kegagalan sebuah masyarakat, bangsa dan Negara adalah faktor moral, yang demikian nyata dan mencolok perannya sehingga tak seorang pun dapat menyangkalnya. Seorang penyair Mesir Syauki Bik mengatakan "Suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas akhlaknya jika akhlak sudah rusak, hancurlah bangsa tersebut."

Buruknya sebuah keluarga juga turut menjadi salah satu faktor penyebab maraknya kenakalan remaja di masyarakat. Tawuran antar pelajar, pencopetan, pergaulan bebas hingga kasus pembunuhan merupakan deretan kenakalan remaja yang sering terjadi di masyarakat.

Olehnya itu selain dari tanggung jawab dari remaja itu sendiri, kenakalan tersebut juga adalah tanggung jawab Orang-tua dan orang-orang di sekitar lingkungan mereka.

Ada banyak kesalahan dan penyimpangan yang terjadi dalam

keluarga yang sering diremehkan oleh para anggotanya. Padahal,

kesalahan-kesalahan tersebut dapat menjauhkan keluarga dari

ketentraman, kebahagiaan dan keberkahan. Namun ironisnya tidak sedikit

keluarga yang justru menganggap kesalahan maupun penyimpangan

tersebut adalah hal biasa yang wajar terjadi. Sebut saja misalnya:

(16)

menonton acara-acara di TV yang kurang baik sehingga dapat membuat moral mereka menjadi rusak, membuka situs-situs yang mengandung unsur sara dan pornografi ataupun porno aksi di internet dan masih banyak lagi.

Orang-tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, maka dari Orang-tualah sehingga anak menerima pelajaran (tuntunan) yang paling berpengaruh untuk bekal mereka ke depannya.

Orang-tua atau Ibu dan Ayah sangat memegang peranan yang paling penting dan amat berpengaruh bagi pembentukan akhlak anak mulai dari sejak lahir, remaja dan hingga la beranjak dewasa. Islam memerintahkan kepada Orang-tua bertindak sebagai kepala rumah tangga dan pemimpin bagi keluarganya serta berkewajiban untuk memelihara keluarganya dari api neraka. Sebagaimana firman Allah dalam Al-qur'an surat At -Tahrim 66: 6.















































Terjemahnya;

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". (Kementrian Agama : 2011 : 560).

Oleh karena itu. Orang-tua harus menanamkan akhlak yang baik

kepada anak-anaknya sebagai pondasi dalam pembentukan

(17)

kepribadiannya. berhasil tidaknya Orang-tua mendidik anaknya tergantung dari metode atau strategi yang diterapkan dari usia dini hingga remaja.

Penanaman akhlak adalah sangat mutlak bagi manusia pada umumnya dan anak remaja pada khususnya, agar mampu dan berperang lebih baik bagi dirinya, keluarganya dan masyarakat yang ada di sekelilingnya serta bangsa dan agamanya. Akhlak memang memegang peranan penting bagi kekuatan, kesejahteraan hidup dan kehidupan manusia.

Watak manusia yang sesungguhnya terletak pada kapasitasnya yang tak terbatas bagi perkembangan dan penyempurnaan. Kapasitas daya kemampuan dan aspirasi-aspirasi mengendap dalam wujud manusia itu sendiri dan mendahului kesadarannya akan dirinya sendiri. Dalam pandangan pakar pendidikan, pengendalian emosi dan perasaan serta pembatasannya dalam batas-batas moderat adalah masalah yang paling mendasar dalam kehidupan manusia. Setiap jenis perkembangan dalam kemampuan spiritual seseorang hams dipandang sebagai satu aset yang langgeng. Pertumbuhan dan pemeliharaan jauh lebih penting daripada pengetahuan dan informasi yang dikumpulkan orang-orang pada berbagai tahap, karena mereka menggunakan kemampuan batin pada setiap saat kehidupan mereka.

Meskipun cahaya penalaran menerangi panorama kehidupan

dengan sinar alamiahnya, naluri-naluri manusia yang berakal dan

merupakan sumber vital dalam setiap kegiatan kehidupan dan harus

menjadi alat dan sarana yang patut patut menjadi prioritas utama.

(18)

Dengan menyimpang dari porosnya yang sebenarnya, naluri-naluri itu dapat menghalangi pandangan manusia dan membatasi pengaruhnya sehingga orang yang tak berpikir itu dipaksa untuk mengikuti kecenderungan-kecenderungan yang bertentangan dengan logika dan kepentingan pribadinya. Di sinilah kita menyadari pentingnya moralitas dalam kehidupan dan tanggung jawab besar para Orang-tua dan para pakar dalam urusan bimbingan dan pendidikan.

Di sisi lain, praktek prinsip-prinsip moral mendapati sejumlah kesulitan dan kesusahan tertentu. Sering terdapat kontradiksi antara prinsip-prinsip ini dan dorongan-dorongan manusiawi tertentu sebagai akibatnya. Pemuasan atas dorongan itu hanya mungkin terjadi dengan mengabaikan prinsip-prinsip itu. Maka dari itu pendidikan yang tak berbasis spiritualitas tak dapat menolak pukulan naluri yang menghancurkan. Orang yang tak mempunyai pengamanan yang disediakan oleh spiritualitas segera tersapu oleh badai hawa nafsu.

Karena, pendidikan semacam itu tidak bertahan lama dan stabil sehingga mampu mempertahankan seorang dalam kemajuan tekanan hawa nafsu dalam segala keadaan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis akhirnya tertarik mengadakan penelitian dengan judul: "Strategi Orang-tua Dalam Penanaman Akhlak pada Anak Usia Remaja di Desa Kalepadang Kec. Bontoharu Kab. Kep.

Selayar".

(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, penulis sangat tertarik untuk bisa mengetahui tentang Strategi orang-tua dalam penanaman akhlak pada anak usia remaja di Desa Kalepadang Kec.

Bontoharu Kab. Kep. Selayar. Oleh karena itu, penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah yang menjadi topik pembahasan dalam skripsi ini yaitu antara lain:

1. Bagaimana strategi orang tua dalam penanaman akhlak anak usia remaja di Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang Kec. Bontoharu Kab.

Kep. Selayar?

2. Kendala-kendala apa yang dihadapi Orang-tua Dalam penanamkan akhlak anak pada usia remaja di Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang Kec. Bontoharu Kab. Kep. Selayar?

3. Usaha-usaha apa yang di lakukan orang-tua dalam penanaman akhlak anak usia remaja di Desa Kalepadang Kec. Bontoharu Kab.

Kep. Selayar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah.

1. Untuk mengetahui strategi orang-tua dalam penanaman akhlak pada

usia remaja di Desa Kalepadan Kec. Bontoharu Kab. Kepulauan

Selayar.

(20)

2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Orang-tua dalam penanam akhlak pada anak usia remaja di Desa Kalepadang Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar.

3. Untuk mengetahui Usaha-usaha apa yang dilakukan orang-tua dalam penanaman akhlak pada usia remaja di Desa Kalepadan Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangan pemikiran ilmiah yang dapat memperluas wawasan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan

2. Diharapkan dapat menjadi acuan bagi para orang tua dalam proses

penanaman akhlak terhadap anak usia remaja di Desa Kelepadang

Kec. Bontoharu Kab. Kepulauan Selayar.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Strategi Orangtua

1. Pengertian Strategi Orangtua

Sebagaimana diketahui bahwa strategi adalah suatu garis besar dalam suatu haluan bertindak untuk mencapai suatu tujuan. Atau suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam suatu usaha untuk mencapai sasaran yang telah di tentukan. Dan juga berarti rencana yang cermat mengenai suatu kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.

Dengan demikian juga strategi merupakan suatu asas dan dasar yang dijadikan ukuran dalam mencapai tujuan tertentu. sebagaimana yang telah ditargetkan sebelumnya. Jika strategi ini diarahkan pada proses belajar mengajar, maka orientasinya adalah bagaimana mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebagaimana sasaran yang akan dicapai.

2. Macam-macam Strategi

a. Strategi Fasilitatif ialah untuk mencapai tujuan perubahan social yang telah ditentukan, diutamakan penyediaan fasilitas dengan maksud agar program perubahan social akan berjalan dengan mudah dan lancer.

b. Strategi Pendidikan ialah untuk mengadakan perubahan social dengan cara menyampaikan fakta dengan maksud orang akan menggunakan fakta atau informasi itu untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan.

8

(22)

c. Strategi Bujukan ialah untuk mencapai tujuan perubahan social dengan cara membujuk (merayu) agar sasaran perubahan mau mengikuti perubahan social yang direncanakan.

d. Strategi Paksaan ialah dengan cara memaksa(sasaran Perubahan) untuk mencapai tujuan perubahan.

Orang-tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang dituakan. Namun umumnya di masyarakat pengertian orang-tua itu adalah orang yang telah melahirkan kita yaitu Ibu dan Bapak. Ibu dan bapak selain telah melahirkan kita ke dunia ini, mereka juga yang mengasuh dan yang telah membimbing anaknya dengan cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari, selain itu Orang-tua juga telah memperkenalkan anaknya tentang hal-hal yang terdapat di dunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti oleh anaknya. Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak adalah dari Orang-tuanya. Karena Orang-tua adalah pusat kehidupan rohani anak dan sebagai penyebab berkenalannya anak dengan alam luar. maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian hari dipengaruhi oleh sikapnya terhadap Orang-tuanya di permulaan hidupnya dahulu. Jadi.

orang tua atau ibu dan bapak memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh ataspendidikan anak-anak. Sejak seorang anak lahir.

ibunyalah yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu la meniru perangai ibunya dan biasanya seorang anak lebih cinta kepada ibunya.

apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh kasih

(23)

sayang. Ibu merupakan orang yang mula-mula dikenal anak yang menjadi temannya dan yang pertama untuk dipercayainya.

Kunci pertama dalam mengarahkan pendidikan dan membentuk mental anak terletak pada peranan Orang-tuanya, sehingga baik buruknya budi pekerti itu tergantung kepada budi pekerti Orang-tuanya.

Sesungguhnya sejak lahir anak dalam keadaan suci dan telah membawa fitrah beragama, maka Orang-tuanyalah yang merupakan sumber untuk mengembangkan fitrah beragama bagi kehidupan anak dimasa depan. Sebab cara pergaulan. aqidah dan tabiat anak adalah warisan Orang-tua yang kuat untuk menentukan subur tidaknya arah pendidikan anak.

3. Tujuan Orang-tua

Membimbing Anaknya Orang-tua membimbing anaknya karena:

a. kewajaran atau karena kodratnya dan selain itu karena cinta.

b. agar anaknya itu menjadi anak yang shaleh. Anak yang shaleh dan

berprestasi dalam belajar dapat mengangkat nama baik Orang-tuanya

yang telah membimbing anaknya dengan penuh kasih sayang. Kasih

sayang menyangkut perasaan bukan materi. Jadi imbalan yang tepat

adalah imbalan kasih sayang pula. Demikianlah kemahaarifaan Allah

dalam memberikan pedoman bagaimana seharusnya perlakuan anak

terhadap kedua Orang-tuanya. Tentunya dengan menghormatinya,

memuliakannya serta mendo'akan keduanya.

(24)

4. Pembinaan Akhlak Terhadap Anak

Secara umum bahwa akhlak dapat disamakan dengan budi pekerti, perangai atau kepribadian dan hal tersebut setiap individu berangkat dalam mempertahankan jati diri dari kesewenang-wenangan individu lainnya, akhlak dapat mencerminkan kepribadian sekaligus dapat menggambarkan karakteristik untuk senantiasa dibina demi mempertahankan citra diri dan keluarga serta masyarakat sekitarnya.

Akhlak ialah institusi yang bersemayam dalam hati tempat munculnya tindakan-tindakan sukarela, tindakan yang benar atau salah. Menurut tabiatnya institusi tersebut siap menerima pengaruh pembinaan yang baik, atau pembinaan salah kepadanya. Jika institusi tersebut dibina untuk memiliki keutamaan, kebenaran, cinta kebaikan, cinta keindahan, dan benci keburukan dengan itu akan muncul perbuatan-perbuatan yang baik dengan mudah.

Sebaliknya, jika institusi tersebut disia-siakan. tidak dibina dengan

pembinaan yang proporsional, bibit-bibit kebaikan di dalamnya tidak

dikembangkan, dan dibina dengan pembinaan yang buruk hingga

keburukan menjadi sesuatu yang dicintainya, dan perbuatan serta

perkataan yang buruk keluar daripadanya dengan mudah maka dikatakan

akhlak yang buruk. Islam memuji akhlak yang baik, menyerukan kaum

muslim membinanya, dan mengembangkannya di hati mereka. Islam

menegaskan bahwa bukti keimanan ialah jiwa yang baik dan bukti

keislaman ialah akhlak yang baik. Seorang individu mempunyai akhlak,

(25)

awalnya adalah hasil dari bimbingan Orang-tuanya dalam Iingkungan keluarga, pengaruh yang tidak sengaja akan dapat diperoleh melalui Pengamatan panca indera, yang tidak disadari masuk dalam pribadi anak atau individu. Oleh karena akhlak merupakan cermin dari tingkah laku individu, maka keberadaan akhlak itu harus tetap dibina dan diarahkan karena akhlak sebagai penuntun kebaikan dan kebahagiaan hidup di dunia dan Akhirat. Disinilah letak pentingnya Orang-tua untuk membina akhlak anak, guna untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

5. Pengertian Usia Remaja

Pengertian remaja menurut Zakiah Darajat (1990: 23) adalah "Masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalammasa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan' masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang'.

Batasan Usia Remaja Menurut Kartono (1990), dibagi tiga yaitu : a. Remaja Awal (12-15 Tahun)masa remaja awal

"Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat

pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif sehingga

minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja

tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun sebelum bisa

meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini

remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu. tidak stabil, tidak puas dan

merasa kecewa."

(26)

b. Remaja Pertengahan (15-18 Tahun)masa remaja pertengahan

"Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. "Maka dari perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal maka pada rentan usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirinya.

c. Remaja Akhir (18-21 Tahun)masa remaja akhir

Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.

B. Penanaman Akhlak 1. Pengertian Akhlak

Akhlak ialah intisari yang bersemayam di hati tempat munculnya

tindakan-tindakan sukarela, tindakan yang benar atau salah. Menurut

tabiatnya, intisari tersebut siap menerima pengaruh pembinaan yang baik

atau salah kepadanya. Jika intisari tersebut dibina untuk memilih

(27)

keutamaan, kebenaran, cinta kebaikan, cinta keindahan. dan benci keburukan maka, muncullah perbuatan-perbuatan yang baik dengan mudah. Itulah akhlak yang baik misalnya akhlak lemah-lembut, akhlak sabar, akhlak dermawan, akhlak berani, akhlak adil, akhlak berbuat baik, dan lain sebagainya dari itu akhlak yang baik, dan penyempurna diri.(Prof.Dr.H.Moh.Ardani.akhlak tasawuf 2005 hal 29).

Sebaliknya, jika intisari tersebut disia-siakan. tidak dibina dengan pembinaan yang proporsional, bibit-bibit kebaikan di dalamnya tidak dikembangkan, dan dibina dengan pembinaan yang buruk hingga keburukan menjadi sesuatu yang dicintainya, kebaikan menjadi suatu yang dibenci, dan perkataan buruk keluar dari mulutnya dengan mudah, maka dikatakan akhlak yang buruk, misalnya berkhianat, bohong, keluh kesah, rakus, jorok dan sebagainya.

Salah satu kewajiban dalam Islam penyucian jiwa. Jika meninggalkan kewajiban ini akan menyebabkan kerugian dunia dan akhirat. Dalam pandangan Al-qur'an manusia harus memerangi sifat-sifat tercelah seperti, bangga diri, kikir, rakus, tamak dan sebagainya. Dalam pandangan Al-qur'an dan riwayat-riwayat Ahlulbait as serta ulama ilmu akhlak penyucian diri adalah termasuk dari sebahagian dari kewajiban yang paling wajib.

Menurut para ulama akhlak adalah sifat-sifat baik yang tertanam

pada jiwa dan memancarkan perilaku yang baik dalam kehidupan. Akhlak

juga berarti prilaku, sikap, perbuatan, adab dan sopan santun. Akhlak

(28)

mulia berarti seluruh prilaku umat manusia yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadist yaitu adab sopan santun yang dicontohkan dan diajarkan Rasulullah Muhammad saw kepada seluruh umat manusia ketika beliau masih hidup.

Ada dua pendekatan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan). Akhlak berasal dari bahasa arab yakni khuluk yang menurut loghat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau' tabiat.

Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalaqun yang berarti kejadian, serta erat hubungan dengan sang pencipta yang berarti pencipta dan makhluk yang berarti diciptakan.

Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluk dan antara makhluk dengan makhluk lainnya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-qur'an surat Al Qalam ayat: (68) 4:











Terjemahnya :

"Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung".(Kementerian Agama : 2011: 566)

Secara terminologi kata "budi pekerti" yang terdiri dari kata budi dan

pekerti. Budi adalah yang ada pada manusia, yang berhubungan dengan

kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio atau character. Pekerti

adalah apa yang terlihat pada manusia karena didorong oleh hati, yang

(29)

disebut behavior. Jadi budi pekerti adalah merupakan perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang termanifestasikan pada karsa dan tingkah laku manusia. Sedangkan secara terminologi akhlak adalah suatu keinginan yang ada di dalam jiwa yang akan dilakukan dengan perbuatan tanpa intervensi akal/pikiran.

Adapun Defenisi akhlak secara substansi tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu antara lain:

Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.

Kedua, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini berarti bahwa saat melakukan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur dan gila.

Ketiga, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat dinilai baik atau buruk.

Keempat, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang

dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena

bersandiwara.

(30)

Kelima, sejalan dengan ciri yang keempat. perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena keikhlasan semata-mata karena Allah, bukan karena dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian. (M. Zein Yusuf (1993) Akhlak Tasawuf: hal 50.

2. Metode Penanaman Akhlak

Penanaman akhlak pada anak merupakan salah satu cara untuk membentuk mental manusia pada umumnya dan anak pada khususnya.

Agar memiliki budi pekerti yang bermoral. budi pekerti yang luhur dan bersusila.

Dalam penanaman akhlak. strategi adalah sebagai pola dasar yang harus digunakan dan diterapkan berdasarkan fungsinya sebagai peran, tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik dapat dilaksanakan secara efektif dalam memperoleh hasil yang memuaskan seperti yang diketahui bahwa, apabila dalam melaksanakan sesuatu, maka perlu ada satu hal untuk dijadikan sebagai landasan dan ukuran untuk mencapai tujuan.

Secara umum metode yang digunakan dalam menanamkan akhlak pada anak remaja antara lain:

a. Menanamkan akhlak dengan cara pembiasaan yang dilakukan sejak dini dan berlangsung secara terus menerus.

b. Menanamkan akhlak melalui ketauladanan. Orang-tua sebagai

pendidik utama dan pertama harus menjadikan dirinya sebagai contoh

untuk ditauladani oleh anak-anaknya, hal itu sesuai dengan yang

dicontohkan oleh Rasul Muhammad SAW.

(31)

c. Menanamkan akhlak dengan cara dimanifetasiakan dalam perilaku, seperti adab berbicara, bergaul, dan bertindak sebagai pola dasar yang menjadi pegangan Orang-tua.

d. Menanamkan akhlak dengan cara paksaan yang lama-kelamaan tidak lagi terasa dipaksa.

3. Dasar Hukum Akhlak

Dasar Islam, dasar atau alat pengukur yang mengatakan baik buruknya sifat seseorang itu adalah Al-quran dan As-Sunnah Nabi saw.

Apa yang baik menurut Al-quran dan As-Sunnah. itulah yang baik untuk dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya. apa yang buruk menurut Al-quran dan As-Sunnah, itulah yang tidak baik dan harus dijauhi.

Kepentingan akhlak dalam kehidupan dinyatakan dengan jelas dalam Al-quran. Al-quran menjelaskan berbagai pendekatan yang meletakkan Al-quran sebagai sumber pengetahuan mengenai nilai dan Akhlak yang paling terang dan jelas. Pendekatan Al-qur'an dalam menerangkan akhlak yang mulia, bukan pendekatan teoritikal, tetapi dalam bentuk konseptual dan penghayatan. Akhlak yang mulia dan akhlak yang buruk digambarkan dalam perwatakan manusia dalam sejarah, dan dalam realita kehidupan semasa Al-qur'an diturunkan.

Al-qur'an menggambarkan aqidah orang-orang beriman kelakuan

mereka yang mulia dan gambaran kehidupan mereka yang tertib, adil,

luhur, dan mulia dan berbanding dengan perwatakan orang-orang kafir

(32)

dan munafik yang jelek dan merusak. Gambaran mengenai akhlak mulia dan akhlak keji begitu jelas dalam perilaku manusia sepanjang sejarah. Al- qur'an juga menggambarkan perjuangan para rasul untuk menegakkan nilai-nilai mulia dan murni dalam kehidupan dan bagaimana mereka ditentang oleh kefasikan, kekufuran, dan kemunafikan yang mencoba menggoyahkan tegaknya akhlak yang mulia sebagai teras kehidupan yang luhur dan murni itu.

Pribadi Rasul SAW. Adalah contoh yang paling baik, tepat untuk dijadikan tauladan dalam membentuk pribadi yang akhlakul karimah.

Sebagaimana firman Allah dalam al-qur'an surah Al-Ahzab : 33) 21:





































Terjemahnya:

"Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hah kiamat dan dia banyak menyebut Allah". (Kementrian Agama:2011 : 420)

4. Tujuan Akhlak

a. Mendapatkan Ridho Allah

Orang yang melaksanakan segala perbuatan karena mengharapkan ridho Allah berarti la telah ikhlas atas sebagai amal perbuatannya. Ridho Allah ini adalah yang melandasi ibadah seseorang.

Allah berfirman: dalam Al-qur'an surat Al-Araf: (7) 29:

(33)



































Terjemahnya :

"Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri)mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya.

sebagaimana dla Telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepadaNya)".(Kementrian Agama : 2011 : 153)

b. Membentuk Kepribadian Muslim

Maksudnya ialah segala perilaku baik ucapan, perbuatan, pikiran dan hatinya mencerminkan sikap ajaran islam. Allah berfirman dalam Al- qur'an surat Fushsilat: (41) 33:





























Terjemahnya:

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:

"Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri".(Kementrian Agama :2011 : 480)

c. Mewujudkan Perbuatan yang Mulia dan Menghindari Perbuatan yang Tercela

Dengan bimbingan hati yang diridhoi Allah dan keikhlasan, maka akan terwujud perbuatan-perbuatan yang terpuji, yang seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat serta terhindar dari perbuatan tercela.

Akhlak Diklasifikasikan Ke Dalam Tiga Bentuk

(34)

1) Akhlak Kepada Allah Swt.

Titik tolak akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Pengakuan dan kesadaran ini akan mengantarkan manusia untuk tunduk dan patuh terhadap perintah- Nya dan menjauhi segala larangan-Nya sehingga seluruh hidupanya dipersembahkan kepada Allah dalam berbagai bentuk ibadah dan pengabdian kepada-Nya.

2) Akhlak Kepada Orang Lain

Titik tolak akhlak kepada orang lain adalah bahwa manusia hidup dalam sebuah masyarakat yang terdiri atas berbagai macam suku bangsa dan berbeda-beda bahasa dan budayanya, termasuk karakter dan sifatnya. Keadaan ini akan membentuk sikap toleransi dan akhlak mulia dalam rangka menciptakan kondisi masyarakat yang rukun dan damai.

3) Akhlak Terhadap Diri Sendiri

Selain akhlak kepada Allah dan orang lain, manusia mesti berakhlak

kepada diri sendiri. Akhlak terhadap diri sendiri dapat diartikan

sebagai sikap menghormati, menghargai, menyayangi, dan menjaga

diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya adalah

ciptaan dan amanah dari Allah yang harus dipertanggung jawabkan

dengan sebaik-baiknya. Berakhlak kepada diri sendiri merupakan

bentuk ibadah yang paling mudah karena dilakukan oleh diri sendiri

dan manfaatnya dapat secara langsung dirasakan oleh diri sendiri

pula.

(35)

Oleh karena itulah, orang Muslim tidak henti-hentinya membersihkan dirinya, menyucikannya, dan membersihkannya, sebab la orang yang paling layak membinanya, kemudian la memperbaikinya dengan etika-etika yang membersihkannya, dan membersihkan kotoran- kotorannya. la menjauhkan dirinya dari apa saja yang mengotorinya, dan merusaknya seperti keyakinan-keyakinan yang rusak, ucapan-ucapan yang rusak, dan amal perbuatan yang rusak. la melawannya kepada perbuatan-perbuatan yang baik. mendorongnya kepada ketaatan, menjauhkannya dari segala keburukan dan kerusakan. Sebagaimana firman Allah dalam Al-qur'an surat) Asy-Syams : (91) 9-10:





















Terjemahnya:

"Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya".(Kementrian Agama:2011 : 595)

Kesimpulan:

Esensi diutusnya Nabi Muhammad SAW ke muka bumi ini adalah untuk menjadi penyempurna akhlak manusia yang tidak baik menjadi baik,yang kurang baik menjadi baik,dan yang baik menjadi lebih baik.

Oleh karena itu proses penyempurnaan akhlak akan terus berjalan sampai

pada tingkat insan kamil agar menjadi manusia yang beruntung dengan

kesempurnaan akhlak seperti yang terkandung dalam surat Asy-Syams

(90): 9-10.

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau suatu fenomena. Dalam hal ini penelitian hanya ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu(Arikunto,1999),yakni mengetahui strategi orang tua dalam penanaman akhlak pada anak usia remaja di Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang Kec.Bontoharu Kab.Kepulauan Selayar.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Desa Kalepadang Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar Dan objek penelitianya adalah masyarakat dan remaja.

C. Variabel Penelitian

Sebagaimana judul penelitian ini adalah strategi orang tua dalam penanaman akhlak pada anak usia remaja di Desa Kalepadang Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar maka tampak dengan jelas bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat yaitu strategi orang tua sebagai variabel bebas dan penanaman akhlak pada anak usia remaja sebagai variabel terikat.

23

(37)

D. Defenisi Operasional Variabel

Berikut ini diuraikan defenisi operasional variabel

1. Strategi orang tua dalam penanaman akhlak pada anak usia remaja adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan penanaman akhlak pada anak usia remaja dalam jangka waktu tertentu.

2. Penanaman Akhlak adalah sangat mutlak bagi manusia pada umumnya dan anak remaja pada khususnya. agar mampu dan berperan lebih baik bagi dirinya, keluarganya. dan masyarakat yang ada disekelilingnya, serta bangsa dan agamanya.

E. Populasi dan sampel 1. Populasi

Untuk mengetahui keseluruhan populasi yang diteliti pada Masyarakat Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang Kec. Bontoharu Kab.

Kep. Selayar, terlebih dahulu penulis memberikan pengertian populasi.

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Dalam pengertian lain disebutkan bahwa populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel. Sehubungan dengan pengertian di atas, dikemukakan pula bahwa populasi adalah "Keseluruhan penduduk yang dimaksud untuk diselidiki atau universum. Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat sama".

Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa populasi

adalah keseluruhan objek dalam suatu penelitian yang akan diteliti. Oleh

(38)

karena itu, populasi adalah semua yang menjadi sasaran penelitian, yakni seluruh Orang-tua dan Anak Usia remaja di Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang Kec. Bontoharu Kab. Kep. Selayar.

Adapun data populasi anak remaja di Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang Kec. Bontoharu Kab. Kep. Selayar dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1

Populasi anak usia remaja 11 - 24 tahun

No Anak Usia Remaja

11 - 24 Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 RT I 22 26 48

2 RTII 11 31 42

3 RT III 19 30 49

JUMLAH 52 87 139

Sumber Data: Kantor Bagian Sensus Desa Kalepadang Kec Bontoharu Kab. Kepulauan selayar 2013

Dengan melihat data populasi anak remaja di Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang Kec. Bontoharu Kab. Kepulauan Selayar di atas maka, yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah sebanyak 36 orang yang terdapat dari 3 (tiga) RT.

2. Sampel

Sampel adalah sebahagian atau wakil dari populasi yang diteliti.

Menurut Anas Sudjono "sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih dari

suatu populasi".

(39)

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa sampel adalah sebagian dari sejumlah populasi yang diteliti yang dianggap representatif. Sampel digunakan untuk mempermudah penulis dalam melakukan pengambilan data dari objek yang akan diteliti.

Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar maka, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu. tenaga, dan biaya.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap objek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar maka hasilnya akan lebih baik.

Dengan melihat data populasi mulai dari RT I sampai RT III yang

diteliti dengan menggunakan sampel secara acak proporsional berstrata

(proportional stratified random sampling). Teknik sampel proporsional

adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan

berstrata secara proporsional, dilakukan sampel ini apabila anggota

populasinya heterogen/tidak sejenis, kemudian untuk memperoleh sampel

yang representatif, pengambilan subyek dari setiap strata atau setiap

wilayah ditentukan seimbang dengan banyaknya subyek dalam masing-

(40)

masing strata atau wilayah. Oleh karena itu. penulis akan mengambil 36 orang anak usia remaja di Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang Kec.

Bontoharu Kab. Kep. Selayar yang terbagi dalam III RT secara acak untuk dijadikan sampel dengan rincian sebagai berikut:

RT I : 48 orang x 25 % : 12 orang RT II : 42 orang x 25 % : 11 orang RT III : 49 orang x 25 % : 13 orang 36 orang

Jadi, dengan menggunakan analisis di atas maka, penulis mengambil sampel 36 orang dari anak usia remaja di Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang Kec. Bontoharu Kab. Kep. Selayar.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen ini dapat berupa kuesioner (daftar pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya.

Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Menurut Dr. Suharsimi Arikunto.

Instrumen pengumpulan data adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasiinya lebih baik, dalam arti lebih cermat. lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Variasi jenis instrumen pengumpulan data yang digunakan oleh

penulis adalah:

(41)

1. Pedoman Observasi

Observasi (pengamatan) pada dasamya adalah pemusatan pengamatan terhadap sesuatu yang diteliti dengan menggunakan seluruh panca indera

2. Pedoman Interview

Interview (wawancara) adalah dialog yang dilakukan oleh penulis untuk memperoleh informasi dari responden.

3. Pedoman Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang beriisi pertanyaan yang dlajukan secara tertulis kepada seseorang atau anak untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dari informasi yang dipergunakan oleh peneliti.

4. Catatan Dokumentasi

Penggunaan data dengan cara mengumpulkan data yang berhubungan dengan permasalahan dengan melalui dokumentasi tertulis maupun arsip.

G. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Interview

Interview (wawancara) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

penulis untuk memperoleh informasi dari responden. Ditinjau dari

pelaksanaannya, interview dibedakan atas:

(42)

2. Observasi

Observasi (pengamatan) pada dasarnya adalah pemusatan pengamatan terhadap sesuatu yang diteliti dengan menggunakan seluruh panca indera

3. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang beriisi pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang atau anak untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dari informasi yang dipergunakan oleh peneliti.

4. Dokumentasi

Yang berarti barang-barang tertuiis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertuiis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.

H. teknik analisis data

Adapun tehnik analisis data yang digunakan untuk memperoleh data diklasifikasikan sesuai dengan kebutuhan dan analisa dengan menggunakan teknik statistic deskriptif dengan menghitung presentase Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

= 100%

(43)

Di mana : P = persentase F = Frequensi

N = Jumlah subjek /responden

Hasil dari perhitungan tersebut kemudian penulis tabulasikan dalam

bentuk table frekuensi dan diberikan interpretasi terhadap hasil tabulasi

untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya dan

akan diperjelas oleh data hasil observasi.

(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Selayang Pandang Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang Kec.

Bontoharu Kab. Kep. Selayar

Sebelum penulis menguraikan lebih lanjut tentang pokok permasalahan dalam skripsi ini yakni Strategi Orang-tua dalam Penanaman Akhlak pada Anak Usia Remaja. Sebelumnya penulis akan menguraikan telebih dahulu tentang kondisi objektif Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang Kec. Bontoharu Kab. Kep. Selayar untuk bisa mendapatkan kejelasan mengenai masalah yang akan dibahas, hal ini kemudian dianggap penting agar dapat dijadikan pertimbangan dalam memberikan prediksi terhadap masalah yang akan dibahas, sehingga dapat ditemukan jawaban yang jelas mengenai permasalahan yang akan dibahas. Adapun pembahasan yang berkenaan dengan penelitian ini di antaranya:

1. Jumlah Penduduk Dan Luas Wilayah

Dusun Iraja Lebo adalah salah satu Dusun yang terdapat di Desa Kalepadang Kec. Bontoharu Kab. Kepulauan Selayar. Dengan luas wilayah 8,6 km

2

dengan jumlah penduduk 612 jiwa. Dengan estimasi bahwa laki-laki 261 orang dan perempuan 351 orang yang terdapat dalam Dusun tersebut. Lalu kemudian penulis mengilustrasikan dalam sebuah tabel sebagai berikut.

31

(45)

Tabel 2

Keadaan penduduk Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang Kec. Bontoharu Kab. Kep. Selayar menurut jenis kelamin 2010

No Dusun Iraja Lebo Jenis Kelamin

Kepala Keluarga Laki-Laki Perempuan

1 RTI 92 123 97

2 RTII 91 125 85

3 RT III 78 103

81

JUMLAH 261 351 612

Sumber Data: Laporan Kependudukan Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang Kec. Bontoharu Kab. Kep. Selayar2013

Jika diperhatikan tabel tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa Penduduk Dusun Iraja Lebo cukup banyak. Dan dengan berdasarkan data maka dapat diketahui bahwa Penduduk Dusun Iraja Lebo adalah berjumlah 612 orang termasuk diantaranya anak-anak. Dan jumlah ini mencakup kelompok atau tingkat usia, dari anak-anak hingga Orang-tua.

Dusun Iraja Lebo adalah perbatasan dengan Desa Matalalang dan juga terletak tepat di jalan poros yang menghubungkan desa Matalalang dan desa Kolo-kolo.

Masyarakat Dusun Iraja Lebo adalah memiliki beraneka macam

penghasilan dalam mempertahankan hidup mereka. Namun penghasilan

itu mungkin saja sama dan mungkin juga berbeda dengan daerah-daerah

lain. Untuk lebih menperjelasnya/terperincinya penghasilan masyarakat

tersebut maka kami tuangkan kedalam bentuk tabel.

(46)

Tabel 3

Kondisi mata pencaharian masyarakat atau kepala keluarga di Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang Kec Bontoharu

NO Mata Pencarian Masyarakat Persentase (%) Keterangan

1 Pegawai Negeri 23 Orang 3.7 %

2 Pedagang 38 Orang 6.2 %

3 Buruh/Swasta 54 Orang 8.8 %

4 Pelajar 101 Orang 16,5

5 Tukang Batu 57 Orang 9,3 %

6 Petani 277 Orang 45,3 %

6 Tukang Kayu 35 Orang 5,7 %

7 Montir 10 Orang 1,6%

10 Sopir 11 Orang 1,8%

11 TNI/Polisi 6 Orang 1 %

JUMLAH 612 100%

Sumber Data: Daftar Isian Papan Potensi Desa Kalepadang Kec Bontoharupada tahun 2013

Dari tabel tersebut di atas maka. dapat diketahui bahwa mata percaharian masyarakat Dusun Iraja Lebo bermacam-macam. namun bila dilihat dari segi kwualitasnya, masih kurang yang memiliki pekerjaan yang tetap.

2. Keadaan Sosial Pendidikan

Setiap wilayah atau daerah di mana saja berada itu pasti memiliki

kondisi sosial. Sebab wilayah tersebut dihuni oleh beragam macam warna

dan beragam macam watak manusia dan masyarakat senantiasa menjalin

hubungan sesamanya dengan lingkungan tersebut dan bahkan sampai

(47)

kepada masyarakat yang ada di luar lingkungannya. Dan sudah menjadi sunnahtullah bahwa manusia itu tidak dapat hidup/berdiri sendiri tanpa bantuan manusia lainnya. Manusia dikenal juga Zon Politicon atau bisa dikenal sebagai manusia yang senang/cenderung hidup dalam keadaan berkelompok, tanpa manusia lain la tidak akan mampu mempertahankan hidupnya.

Demikian pula halnya di Dusun Iraja Lebo Kec. Bontoharu Kab.

Kepulauan Selayar juga memiliki keadaan sosial, sebab pada Dusun tersebut dihuni oleh masyarakat sebagai mahluk sosial. dimana satu dan yang lainya itu saling membutuhkan, sebab masyarakat Dusun Iraja Lebo memiliki kebiasaan tolong-menolong dan hidup bekerja-sama (bergotong- royong) satu sama lain. Sikap ini yang masih melekat pada kepribadian masyarakat dan menganggap bahwa satu dengan lain sama, tidak ada perbedaan justru kebersamaan itu lebih indah dari segalanya.

Meskipun situasi semakin modern, pembangunan semakin maju dan lingkungan semakin rapi serta keamanan makin terjaga akan tetapi sikap kebersamaan antara satu dengan yang lain tidak pernah hilang karena hal itu sudah menjadi adat dan juga sudah mendarah daging semenjak dahulu kala.

Hal tersebut itu tentu tidak terlepas dari pendidikan masyarakat

sejak dini hingga la menuju usia remaja dan hasil dari pendidikan yang la

lewati selama ini dari sejak SD (sekolah dasar) hingga ke perguruan

tinggi. Tetapi sarana pendidikan pada Dusun ini masih sangat minim ini

dapat dilihat dari tabel di bawa ini.

(48)

Tabel 4

Keadaan sarana pendidikan di Dusun Iraja Lebo

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1. Taman Kanak-Kanak 1 Unit

2. Sekolah Dasar 1 Unit

3. Sekolah Menengah Pertama - Unit

JUMLAH 2 Unit

Sumber Data: Daftar Isian Papan Potensi Desa Kalepadang Kec Bontoharu Kab Kepulauan Selayar 2011 pada tanggal 23 Juni

Kalau di lihat dari tabel yang ada di atas, dapat diketahui bahwa sarana pendidikan di Dusun Iraja Lebo tersebut adalah masih sangat kurang, tapi kepedulian masyarakat antar sesama sangatlah tinggi. Dan untuk mengetahui keadaan pendidikan secara umum pada masyarakat Dusun Iraja Lebo dapat kita lihat pada tabel yang ada di bawah ini.

Tabel 5

Keadaan pendidikan masyarakat Dusun Iraja Lebo Desa Kalepadang No Tingkat Pendidikan Penduduk Persentase% Keterangan

1 Buta Huruf 92 Orang 15%

2 Putus Sekolah 201 Orang 33%

3 Sekolah Dasar 186 Orang 30%

4 SMP 78 Orang 13%

5 SMA 40 Orang 6%

6 Diploma I (D I) 10 Orang 2%

9 Strata (S1) 5 Orang 1 %

JUMLAH 612 100%

Sumber data: Hasil wawancara dengan Kepala dusun Iraja Lebo Desa

Kalepadang pada Tahun 2013

(49)

Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa perhatian masyarakat terhadap pendidikan masih kurang dan masih butuh peningkatan lagi, dilihat dari masih banyaknya masyarakat yang putus sekolah.

3. Agama dan Kebudayaan

Dalam hidup berbangsa dan bernegara pada Negara Republik Indonesia ini, ada lima agama yang diakui dan berkembang yaitu agama Islam, Kristen, Protestan Budha dan Hindu. Dan di antara kelima agama tersebut Islam adalah agama yang paling banyak dan dominan pada masyarakat Negara Republik Indonesia ini.

Dalam kehidupan manusia terutama pada negara kita ini, agama

adalah suatu keperluan dan kebutuhan hidup, karena agama merupakan

petunjuk, penerang dalam menata kehidupan baik itu hari ini dan hari esok

bagi pemeluknya. Dan bagi orang yang tidak beragama berarti tidak

memiliki pedoman pandangan hidup yang dijadikan sebagai petunjuk dan

sebagai cerminan yang bisa mengangkat golongan yang tidak

berpendirian, sesat dan buta menuju kepada hidup yang lebih baik pada

kehidupan ini. Sehubungan dengan itu pula penulis akan kemukakan

kesadaran masyarakat pada Dusun Iraja Lebo Kec Bontoharu Kepulauan

Selayar dalam tabel di bawah ini:

(50)

Tabel 6

Keadaan penganut agama pada masyarakat Dusun Iraja Lebo Kec.

Bontoharu

No Agama Penduduk Persentase (%) Keterangan

1 Islam 612 100%

2 Kristen - -

3 Katolik - -

4 Hindu - -

5 Budha - -

Jumlah 612 100%

Sumber Data: Papan monografi Kantor Desa Kalepadang Kec.

Bontoharu pada tahun 2013

B. Strategi Orang-tua dalam Penanaman Akhlak pada Anak Usia Remaja di Dusun Iraja Lebo Kec Bontoharu Kab Kepulauan Selayar

Akhlak adalah merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan ini baik secara individual maupun dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Akhlak adalah salah satu indikasi yang membedakan antara kehidupan manusia dengan makhiuk yang lain, karena manusia memiliki budi pekerti yang mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk.

Penanaman dan pembinaan akhlak pada Usia Remaja merupakan salah satu bahagian yang penting dalam risalah Islam. Hal ini dapat diketahui pada salah satu misi Nabi Muhammad Saw yang pertama dan paling utama adalah untuk menyempurnakan Akhlak yang mulia.

Dalam kehidupan berkeluarga. Orang-tua adalah pendidik yang

utama dan paling utama bagi anak-anak mereka. Karena dari Orang-tua

(51)

sehingga anak-anak menerima pelajaran (tuntunan). Tingkah laku Orang- tua merupakan cerminan bagi anak untuk berperilaku atau berbuat. Jika tingkah laku Orang-tua yang dominan yang jelek maka akan ditiru pula oleh sang anak. Karena sudah menjadi kuadrat bahwa jika Orang-tua itu sering memperlihatkan tingkah laku yang jelek maka anak itu akan terbiasa melihatnya dan akan lebih mudah pula la menirunya. Diketahui pula bahwa kebiasaan anak itu adalah suka meniru perilaku Orang-tuanya dan yang ada di sekelilingnya.

Oleh karena itu, sangatlah penting bagi Orang-tua sejak dini hingga la menuju dewasa hams menanamkan akhlak yang baik pada anaknya sebagai dasar dari pembentukan kepribadiannya. Dilihat pula bahwa pada anak usia remaja adalah masa dimana la selalu ingin mencoba hal-hal yang baru baik itu baru dilihatnya atau baru ia kenali. Dan dunia remaja pula adalah menawarkan kehidupan yang serba nikmat semuanya menampilkan gambaran kehidupan yang optimistis dan menjanjikan.

Namun dibalik itu usia remaja memiliki keterbatasan untuk menyesuaikan dirinya dengan dunia yang la hadapi. Dan berhasil tidaknya Orang-tua itu dalam mendidik anaknya utamanya pada usia remaja tergantung dari strategi/metode apa yang Orang-tua gunakan atau la terapkan mulai saat la berada dalam kandungan (pranatal) sampai la lahir dan hingga la menuju dewasa.

Dengan berdasarkan gambaran di atas tentulah tampak sangat

jelas betapa pentingnya Orang-tua menerapkan strategi/metode dalam

(52)

penanaman akhlak pada anak-anak mereka utamanya pada usia remaja.

Kemudian di lakukan metode pembiasaan, Pemberian nasehat, ketauladanan dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan hasil Kuesioner sebagai berikut:

a. Menanamkan akhlak dengan cara pembiasaan yang dilakukan sejak dini dan berlangsung secara terus menerus.

b. Menanamkan akhlak melalui ketauladanan. Orang-tua sebagai pendidik utama dan pertama hams menjadikan dirinya sebagai contoh untuk ditauladani oleh anak-anaknya, hal itu sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasul Muhammad SAW.

c. Menanamkan akhlak dengan cara dimanifetasiakan dalam perilaku, seperti adab berbicara, bergaul, dan bertindak sebagai pola dasar yang menjadi pegangan Orang-tua.

d. Menanamkan akhlak dengan cara paksaan yang lama-kelamaan tidak lagi terasa dipaksa.

Tabel 7

Nasehat orang-tua untuk memiliki akhlak yang mulia

No Jawaban Responden Frekuensi (F) Presentase (%)

1. Sering 29 85

2. Kadang-Kadang 17 15

3. Tidak Pernah - -

J u m I ah

Sumber Data: Hasil Tabulasi Angket No 1

(53)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa Orang-tua sering menasehati anaknya untuk memiliki akhlak yang baik, ini dapat di lihat dari hasil angket di mana anak yang sering dinasehati sebanyak 29 orang dengan persentase 85 % yang menjawab kadang-kadang sebanyak 17 dan tidak ada yang tidak pernah di nasehati oleh Orang-tuanya untuk memiliki akhlak yang mulia. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya akhlak dalam kehidupan kita sehingga Orang-tua senantiasa menasehati anaknya untuk memiliki akhlak yang mulia.

Hal ini pula sama dengan yang dikemukakan oleh Orang-tua anak remaja di Dusun Iraja Lebo Kec. Bontoharu Kab. Kepulauan Selayar yakni B. Rusman sebagai berikut:

Bahwa penanaman akhlak pada anak usia remaja adalah suatu hal yang sangat penting demikian juga akhlak adalah hal yang penting dimiliki oleh setiap anak remaja. Karena itu sebagai Orang-tua hal utama yang harus dilakukan adalah menasehati anak untuk memiliki akhlak yang mulia sebagai bekal dan metode dasar yang diberikan kepada anak untuk menata kehidupannya yang akan datang. (Wawancara tanggal 24 Juni 2013).

Memang jika kita lihat dari segala aspek kehidupan bahwa keberhasilan seorang anak remaja itu menjalani masa depan yang akan datang sangatlah bergantung bagaimana perilaku yang ditanamkan oleh Orang-tua mulai dari sejak la anak-anak hingga la menuju usia remaja karena itu pula keberhasilan Orang-tua mendidik anak remajanya itu dapat dilihat bagaimana tingkah laku anaknya.

Dengan adanya penanaman dan pembiasaan akhlak pada anak di

Dusun Iraja Lebo Kec Bontoharu Kab Kepulauan Selayar maka akan

(54)

mempunyai perilaku (sikap) yang beragam pula. Ini dapat dilihat pada pertanyaan tabel berikut:

Tabel 8

Perilaku (sikap) anak yang dinasehati orang-tua untuk hal-hal yang baik No Jawaban Responden Frekuensi (F) Presentase (%)

1. Mendengarkan 26 77%

2. Mengacuhkan - -

3. Biasa Saja 10 33%

J u m I a h 36 100

Sumber Data: Hasil Tabulasi Angket No 2

Dengan tabel yang kita lihat di atas ,bahwa apabila anak sering dinasehati oleh Orang-tua untuk memiliki akhlak yang baik dan melakukan hal-hal yang baik maka si anak itu lebih cenderung mendengarkan, yakni sebesar 77 % dan adapun yang mengacuhkan tidak ada yang bersikap biasa saja sebesar 33 %.

Dengan demikian pula penggunaan strategi/metode dalam

menasehati adalah salah satu bentuk penanaman akhlak yang baik

sehingga menghasilkan hal-hal yang positif terhadap anak yang didik. Hal

ini menunjukkan bahwa penggunaan metode nasehat mendapat respon

yang baik di kalangan remaja.

Referensi

Dokumen terkait

Jika pemberi materi dengan pembuat soal adalah dosen yang sama, maka pola baca mahasiswa memiliki keterkaitan signifikan dengan prestasi akademik, atau dapat

Saya merasa tidak perlu mengikuti bimbingan agama Islam karena sudah biasa dilakukan.. Saya merasa ibadah saya biasa saja, walaupun sudah mengikuti bimbingan

pada tanggal 21 oktober 2016 di desa Lassa Lassa.. yang pernah berguru kepada kyai di pondok pesantren tersebut, walaupun hanya belajar satu ayat dalam satu hari di

Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh dari penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti dari membuat hipotesis dan implikasi secara

Para penegak hukum di Indonesia khususnya di Sumatera Utara nampaknya telah ada yang mulai memberikan perhatian dalam masalah ini terutama yang menyangkut peranan korban secara

Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmatNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah berupa skripsi berjudul Evaluasi

[r]

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rejeki serta kuasa yang Ia limpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya trailer film 2D yang berjudul Silent Sword