• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Puisi merupakan bentuk karya sastra yang tersaji menggunakan kata-kata yang indah dan kaya bahasa yang penuh makna (Kosasih, 2008: 31). Keindahan puisi ditentukan berdasarkan diksi, majas, rima, dan iramanya. Kekayaan makna yang terkandung dalam puisi dihasilkan melalui pemadatan unsur bahasa. Puisi menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan maknanya sering filosofis.

Kosasih (2008: 50) mengemukakan bahwa puisi diciptakan melalui suasana perasaan yang intens, dan menuntut pengucapan jiwa spontan dan padat.

Suasana perasaan seseorang muncul melalui bahasa ekspresif, dan berbeda dengan prosa yang tidak mengungkapkan perasaan diri sendiri. Kemudian Faruk dan Sayuti (1997: 6) menyebutkan puisi bersifat padat karena informasi yang disampaikannya sudah terseleksi atau sudah tersaring sehingga yang tersisa hanya saripatinya saja.

Menurut Pradopo (2007: 7), puisi mengekpresikan pemikiran yang membangkitkan respon pancaindera, merangsang imajinasi pancaindera dalam susunan yang berirama. Semua itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting dan digubah dalam wujud yang paling berkesan.

(2)

Pendapat lain tentang puisi dikemukakan oleh Luxemburg (1989: 175) bahwa teks-teks puisi tidak hanya mencakup jenis-jenis sastra, tetapi dapat berupa ungkapan bahasa yang bersifat pepatah, pesan iklan, semboyan politik, syair lagu- lagu pop, dan doa-doa.

Syair lagu-lagu pop mempunyai ungkapan bahasa sesuai dengan sifat lain dari puisi. Syair atau lirik dalam lagu merupakan karya sastra berisi curahan perasaan pribadi atau susunan kata pada sebuah nyanyian (KBBI, 2008: 598).

Lirik lagu merupakan ekspresi yang dituangkan dalam bentuk curahan perasaan seseorang. Dibandingkan dengan puisi pada umumnya, lirik lagu mempunyai ciri dapat dinyanyikan berdasarkan penyesuaian dengan notasi musik.

Berkaitan dengan syair atau lirik lagu, dibutuhkan sarana untuk mencurahkannya. Sarana tersebut adalah notasi musik. Menurut Pasaribu (1986:

11), notasi musik dapat dikatakan sebagai penguat lirik lagu dan sarana tersendiri untuk memberikan nuansa kata-kata-kata yang ada. Musik diibaratkan sebagai bahasa, sedangkan lirik lagu adalah bahasa simbolis perlambang nilai jiwa dan ucapan.

Dalam penelitian ini, objek kajian yang dianalisis berdasarkan teori semiotika Riffaterre adalah lirik lagu karya musisi Ahmad Dhani dalam seluruh album ciptaannya untuk grup musik Dewa 19. Ahmad Dhani adalah musisi kelahiran Surabaya, 26 Mei 1972, dan merupakan musisi yang berperan besar dalam hampir semua lirik dan lagu grup musik Dewa 19. Selain itu, Ahmad Dhani juga menjadi pemimpin beberapa grup musik seperti Dewa 19, Ahmad Band, The Rock, TRIAD, dan grup musik Mahadewa.

(3)

Ahmad Dhani bersama Dewa 19 telah mengeluarkan sepuluh album selama 19 tahun perjalanan karier bermusiknya. Album-album tersebut di antaranya berjudul sebagai berikut: Dewa 19 (1993), Format Masa Depan (1994), Terbaik Terbaik (1995), Pandawa Lima (1997), The Best of Dewa 19 (1999), Bintang Lima (2000), Cintailah Cinta (2002), Atas Nama cinta I & 2 (2004), Laskar Cinta (2004), dan Republik Cinta (2006) (Telni Rusmatantri, 2006: 92- 111). Hal yang menarik dari deretan album di atas, terdapat beberapa lagu yang memiliki unsur-unsur religius, seperti pada lagu “Mistikus Cinta”, “Hidup ini Indah”, “Nonsense”, “Kuldesak”, “Hadapi dengan Senyuman”, dan “Persembahan dari Surga”.

Lirik-lirik lagu Ahmad Dhani mempunyai unsur pengenalan Tuhan dari manusia terhadap Sang Pencipta. Unsur tersebut memberikan sentuhan mistis, yaitu sebuah nilai religius dan tidak lepas dari rasa cinta yang dimiliki manusia berdasarkan dunia pengenalan Tuhan dari Ahmad Dhani. Istilah religius adalah yang bersifat religi, bersifat keagamaan, atau yang bersangkut paut dengan dengan religi (KBBI, 2008: 830).

Di samping itu, lirik-lirik lagu Ahmad Dhani menggunakan ekspresi tidak langsung karena adanya perbedaan maksud dengan pemaparan lirik yang ada.

Selain itu, lirik lagu religius Ahmad Dhani memiliki penggunaan bahasa berbeda dengan bahasa pada umumnya, dan diklasifikasikan secara tekstual mempunyai persamaan dengan puisi. Jadi, lirik-lirik religius Ahmad Dhani dapat dimaknai seperti halnya puisi.

(4)

Terdapat beberapa alasan dalam pemilihan objek kajian lirik lagu religius Ahmad Dhani tersebut. Pertama, penggunaan kata-kata yang membangun lirik Ahmad Dhani memiliki ciri-ciri khas yang menarik untuk dikaji. Kedua, lirik Ahmad Dhani memiliki banyak pesan religius yang mengedepankan hubungan manusia dengan Tuhan. Ketiga, penelitian sastra yang menggunakan lirik lagu Ahmad Dhani sebagai objek kajian dengan analisis semiotika, belum pernah dilakukan sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan sebelumnya, didapati masalah yang dibahas. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Ketidaklangsungan ekspresi pada lirik lagu karya Ahmad Dhani; (2) Pemaknaan dan pencarian unsur-unsur religius dengan pembacaan heuristik, pemaknaan hermeneutik, pencarian matriks, varian-varian dan hipogram pada lirik lagu karya Ahmad Dhani.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu tujuan teoretis dan tujuan praktis.

Tujuan teoretis penelitian ini adalah pengungkapan ketidaklangsungan ekspresi dalam lirik-lirik religius karya Ahmad Dhani. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan makna-makna dan unsur religius dalam lirik lagu karya Ahmad Dhani dan diharapkan tercapai berdasarkan analisis semiotika.

(5)

Tujuan praktis dalam penelitian ini adalah memberi sumbangan kepada masyarakat tentang pemahaman terhadap unsur religius lagu lirik lagu karya Ahmad Dhani. Pemahaman dalam lirik lagu religius karya Ahmad Dhani diharapkan bermanfaat bagi masyarakat pecinta lagu-lagu Indonesia.

1.4 Tinjauan Pustaka

Penelitian yang menggunakan objek kajian lirik lagu sebelumnya pernah dilakukan oleh A. Ambar Widyatmoko (1995) dengan judul “Lirik Lagu Iwan Fals: Tinjauan Tema dan Bahasa Puisi”. Penelitian ini menitikberatkan dua metode pendekatan, yaitu metode pragmatis untuk menentukan tema yang terdapat dalam lirik lagu Iwan Fals dan metode struktural dalam melihat bahasa puisi pada lirik lagu Iwan Fals.

Penelitian lain dengan struktural semiotika adalah “Bulan Dibuai Awan Puisi-Puisi Pilihan Katon Bagaskara: Analisis Strukturalisme Semiotik” karya Neni Susilowati (2000). Penelitian ini menggunakan teori strukturalisme untuk pengungkapan unsur pembangun dalam lirik lagu dan mencari makna yang terkandung dalam lirik lagu Katon Bagaskara. Kemudian penelitian dilakukan dengan analisis semiotika pada lirik lagu karya ciptaan Katon Bagaskara dalam buku Bulan Dibuai Awan, dan bertujuan mengungkap makna yang terkandung dalam puisi itu.

Penelitian lain yang menggunakan lirik lagu sebagai objek kajian adalah skripsi dengan judul “Unsur-Unsur Kepuitisan Lirik-Lirik Lagu Karya Nazril Ilham: Analisis Struktural Semiotik” karya Yunan Helmi (2010). Penelitian ini

(6)

nmenggunakan pendekatan struktural semiotika dan difokuskan pada unsur-unsur kepuitisan serta nilai-nilai pembelajaran pada lirik-lirik lagu karya Nazril Ilham.

Penelitian yang berkaitan dengan lirik lagu lainnya adalah “Unsur-Unsur Kebahasaan Album In Love: 25th Anniversary Karya Ebiet G. Ade: Analisis Struktural semiotik” karya Adrianus Setya Nugraha (2010). Penelitian ini menggunakan metode struktural semiotika dan berfokus pada unsur-unsur kepuitisan serta mengambil nilai-nilai pembelajaran tentang hubungan antar manusia, manusia dengan Tuhan, dan manusia dengan alam pada lirik-lirik lagu karya Ebiet G. Ade.

Tinjauan kemudian adalah penelitian “Makna Relasi Tematik Lirik-lirik Lagu dalam Album Karya Padi: Analisis Semiotika Riffaterre” karya Okky Herwin Yulianto (2011). Penelitian ini membahas tentang makna relasi pada keseluruhan album karya Padi yang menunjukkan adanya rangkaian tema antara album satu dengan album yang berikutnya.

Beberapa penelitian ilmiah di atas, secara garis besar menggunakan metode gabungan antara pendekatan struktural dan pendekatan semiotika.

Penelitian tentang lirik lagu karya Ahmad Dhani ini menggunakan pendekatan analisis semiotika menurut Michael Riffaterre, sesuai metode yang terdapat dalam bukunya yang berjudul Semiotics of Poetry (1978). Jika dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini lebih mengungkapkan pada sisi religius suatu karya dalam hal ini adalah lirik lagu. Karena penelitian sebelumnya belum banyak membahas tema-tema bernuansa lirik lagu religius secara menyeluruh.

(7)

1.5 Landasan Teori

Penelitian ini menggunakan analisis semiotika Rifaterre, dalam bukunya Semiotics of Poetry (1978). Pemilihan pendekatan ini berdasarkan pembahasan lirik lagu menggunakan analisis semiotika Rifaterre, metode yang digunakan disesuaikan dengan penelitian karya sastra puisi untuk membahas dan memahami lirik-lirik lagu karya Ahmad Dhani.

Riffaterre dalam pendekatan semiotika, mengetahui penggunaan metode pemproduksian makna menekankan pada empat hal pokok untuk memproduksi makna tersebut. Keempat metode tersebut adalah sebagai berikut.

Pertama, mengacu pada pemakaian bahasa puisi yang berbeda dari bahasa pada umumnya, serta bahasa yang digunakan bersifat tidak langsung.

Ketidaklangsungan ekspresi pada puisi terjadi karena tiga hal yakni (1) penggantian arti (displacing of meaning), (2) penyimpangan arti (distorsing of meaning), dan penciptaan arti (creating of meaning) (Riffaterre, 1978: 2).

Kedua, pemberian makna melalui pembacaan heuristik serta pembacaan hermeneutik. Pembacaan heuristik adalah pembacaan tingkat pertama, pengetahuan linguistik dari pembaca memiliki arti penting pada pembacaan tersebut. Pembacaan linguistik bertujuan untuk mengartikan satuan linguistik berupa kata, frase, maupun kalimat berdasarkan konvensi yang berlaku pada bahasa.

Menurut Pradopo (2007: 269) pembacaan heuristik karya sastra dilakukan secara linier. Pembacaan disesuaikan dengan struktur bahasa sebagai sistem tanda semiotika tingkat pertama. Untuk menjelaskan bahasa secara lazimnya, diberi

(8)

tambahan kata sambung, kata-kata disesuaikan dengan bentuk morfologi pada umumnya, kalimat di dalam puisi diberi sisipan kata maupun sinonimnya dengan memberi tanda kurung supaya lebih jelas.

Setelah melakukan pembacaan heuristik dilakukan pembacaan secara hermeneutik. Menurut Pradopo (2007: 270) pembacaan hermeneutik merupakan pembacaan semiotika tingkat dua, yaitu pembacaan semiotika dengan melakukan pembacaan ulang (retroaktif) setelah pembacaan heuristik dengan memberi tafsiran sesuai konvensi sastra sebagai sistem kedua.

Metode yang ketiga setelah pembacaan heuristik dan hermeneutik, yaitu pencarian matriks, model, dan varian. Menurut Riffaterre (1978: 13) matriks merupakan bagian dari konsep abstrak yang tidak pernah terwujud dengan sendirinya berada dalam yang tidak gramatikal. Matriks terkadang diwujudkan dengan satu kata yang penerapan dalam teks tidak begitu jelas. Matriks diwujudkan dalam varian-varian dan bentuk sebagai aktualisasi.

Metode keempat setelah menentukan matriks, model, dan varian adalah pencarian hipogram. Hipogram merupakan pencarian teks-teks yang melatar belakangi munculnya teks baru. Pembaca harus menemukan sendiri dengan melihat interpretasi kedua yang disediakan interteks atau stereotip yang bersifat klise (Riffaterre, 1978: 94). Riffaterre membagi hipogram menjadi dua yaitu hipogram aktual yang berupa teks-teks yang telah dihadirkan sebelumnya, dan hipogram potensial yang tidak tampak, yang terkandung dalam bahasa yang digunakan dalam karya sastra (Riffaterre, 1978: 23).

(9)

Setelah ditemukan hipogram pada lirik lagu karya Ahmad Dhani, kemudian diungkap makna yang terkandung dalam lirik lagu. Berdasarkan makna yang terkandung dalam lirik dapat dicari unsur religius lirik lagu karya Ahmad Dhani.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian lirik-lirik lagu religius karya Ahmad Dhani ini menggunakan metode analisis kualitatif. Menurut (Moleong, 1989: 6) metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang bermaksud memahami fenomena yang dialami subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Metode ini berfungsi memberikan gambaran umum tentang data yang diperoleh dengan dijadikan acuan untuk melihat karakteristik data yang diperoleh dalam lirik-lirik lagu religius karya Ahmad Dhani.

Setelah mendapatkan karakteristik dari data yang telah diperoleh, hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah menyusun langkah kerja sebagai berikut.

Langkah yang dilakukan dalam perolehan data meliputi beberapa tahap 1. Data dikumpulkan melalui penulisan ulang lirik-lirik lagu,

dengan diawali oleh proses mendengarkan agar tidak terjadi kesalahan.

2. Data yang telah dikumpulkan melalui proses penulisan ulang, kemudian dikelompokkan berdasarkan karakteristik yang dicari. Selain karakteristik data yang diperoleh, proses memaknai karya sastra diperhatikan pula langkah kerja yang harus dilalui. Dengan tujuan menemukan makna yang

(10)

terkandung dalam data. Proses atau langkah kerja dilakukan dengan metode pemaknaan rifaterre.

3. Pertama kali yang dilakukan dalam metode pemaknaan Rifaterre adalah membaca keseluruhan lirik-lirik lagu kemudian dipilih beberapa lirik lagu yang dianggap mewakili kepuitisan maupun makna yang dominan dalam lirik lagu religius karya Ahmad Dhani.

4. Menganalisis lirik-lirik lagu tersebut dengan pembacaan heuristik dan hermeneutik. Pada pembacaan heuristik, sajak ditulis berdasarkan struktur kebahasaannya. Pembacaan ini dilakukan dengan menyisipkan dalam tanda kurung yang berfungsi untuk memperjelas arti serta untuk mendapatkan kesan yang wajar. Setelah itu dilakukan pembacaan hermeneutik yang dibangun dari ketidaklangsungan ekpresi, pencarian matriks, model, dan varian-varian. Untuk mendapatkan makna secara penuh, dicari kemungkinan adanya hipogram.

5. Mengungkap makna-makna religius yang terdapat dalam lirik lagu karya Ahmad Dhani.

6. Mengungkap unsur-unsur religius yang terdapat pada lirik lagu karya Ahmad Dhani.

7. Membuat laporan penelitian.

8. Menyajikan laporan penelitian.

(11)

1.7 Populasi, Sampel, dan Data

Populasi penelitian ini adalah semua lirik-lirik lagu religius karya Ahmad Dhani yang terdapat pada kesepuluh album grup musik Dewa 19. Kesepuluh album tersebut adalah Dewa 19 (1993), Format Masa Depan (1994), Terbaik Terbaik (1995), Pandawa Lima (1997), The Best of Dewa 19 (1999), Bintang Lima (2000), Cintailah Cinta (2002), Atas Nama cinta I & 2 (2004), Laskar Cinta (2004), dan Republik Cinta (2006).

Dari album-album tersebut diambil diambil tiga belas lirik sebagai sampel yakni, “Manusia Biasa”, “Nonsense”, “Mistikus Cinta”, “Risalah Hati”, “Kasidah Cinta”, “Matahari Bulan dan Bintang”, “Hadapi dengan Senyuman”, “Larut”,

“Sayap-Sayap Patah”, “Persembahan dari Surga” “Kosong”, “Hidup Ini Indah”, dan “Kuldesak”. Adapun alasan dipilihnya ketiga belas lirik lagu tersebut karena memiliki unsur-unsur ketidaklangsungan ekspresi yang dominan dibandingkan dengan lirik-lirik lagu yang lain.

Sedangkan dalam analisis semiotik diambil enam lirik lagu. Keenam lagu tersebut adalah “Mistikus Cinta”, “Hidup Ini Indah”, “Nonsense”, “Kuldesak”,

“Hadapi dengan Senyuman”, dan “Persembahan dari Surga”. Alasan pemilihan keenam lirik tersebut karena dianggap mewakili unsur religius dalam pemikiran serta makna secara keseluruhan dari sisi religius lirik-lirik karya Ahmad Dhani.

(12)

1.8 Sistematika Laporan Penelitian

Sistematika penelitian ini terbagi kedalam lima Bab. Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri atas latar belakang penelitian; rumusan masalah; tujuan penelitian; landasan teori dan metode; dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan analisis ketidaklangsungan ekspresi pada lirik-lirik religius karya Ahmad Dhani.

Bab III merupakan analisis lirik-lirik lagu yang telah ditentukan sebagai fokus penelitian. Analisis terhadap pemaknaan unsur religius dalam lirik Ahmad Dhani yang meliputi pembacaan heuristik dan pemaknaan hermeneutik, identifikasi matriks, menentukan model dan varian, dan pencarian hipogram. .

Bab IV kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Tampaknya dugaan dapat dikembangkan dari adanya temuan papan perahu, dayung, dan kemudi yang menunjukkan penggunaan peralatan transportasi untuk beraktivitas di areal

The vertical dashed line on the left side marked the predicted second contact time, the vertical dashed-dot line marked the predicted maximum eclipse time and the vertical dot line

Adanya pandangan para partisipan dalam penelitian ini bahwa perempuanlah yang merasakan ketidaknyamanan kehamilan dan melahirkan, pentingnya persetujuan suami dalam memilih dan

Berdasarkan prosesnya dalam dunia pendidikan, proses pendidikan karakter berbasis nilai-nilai kearifan lokal Sunda melalui pembelajaran di kelas saat ini

Seluruh aset keuangan Perusahaan dan Entitas Anak diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 30 hari terhadap jumlah individu larva ikan botia yang mati setiap harinya, maka dapat dilakukan penghitungan terhadap sintasan

 Sektor ekonomi yang termasuk dalam klasifikasi sektor potensial atau masih dapat berkembang (sektor dengan pertumbuhan yang lebih tinggi pada

Ilmu fisika merupakan ilmu dasar (basic science) terdiri atas sejumlah konsep- konsep fenomena alam yang keterkaitannya dengan ilmu teknik terapan sudah tidak