• Tidak ada hasil yang ditemukan

Plagiarism Checker X - Report

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Plagiarism Checker X - Report"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Plagiarism Checker X - Report

Originality Assessment

Overall Similarity: 27%

Date: Dec 24, 2020

Statistics: 2017 words Plagiarized / 7418 Total words

Remarks: Moderate similarity detected, you better improve the document (if required).

(2)

TUGAS AKHIR RENCANA GEOMETRI JALAN TAMBANG PADA PT.BATU BERKAH BERSAMA Tugas akhir ini disusun untuk meraih gelar sarjana teknik pertambangan EEM YADA 1410024427050 YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN 2020 RENCANA

GEOMETRI JALAN TAMBANG PADA PT.BATU BERKAH BERSAMA MANGGILANG,

PANGKALAN KOTO BARU, KABUPATEN LIMA PULUH KOTA, SUMATRA BARAT. Nama : Eem Yada Npm : 1410024427050 Pembimbing I : Ir.Asep Neris B,M.Si.,M.Eng Pembimbing II : Riam Marlina A, ST.MT ABSTRAK Jalan tambang perlu mendapat perhatian khusus agar dapat menunjang kinerja peralatan mekanis.Pada jalan tambang sering dijumpai

kerusakan-kerusakan di badan jalan seperti jalan berlubang, permukaan jalan tidak mulus.

Hal ini biasanya disebabkan oleh kondisi geometri jalan dan daya dukung tanah pada jalan tambang yang belum memenuhi standar.Tujuan penelitian ini yaitu mendapatkan

geometri jalan ideal pada jalan angkut tambang dari jalan raya menuju site pertambangan di PT. Batu Berkah Bersama. Dalam penelitian ini penulis membahas tentang geometri jalan diantaranya: mengamati jalan lurus, lebar pada tikungan, grade, superelavasi dan jari-jari tikungan untuk semua segmen jalan lurus diambil 12 segmen , pada segmen 1 sebesar 6,9 m,17segmen 2 sebesar 5,4 m,segmen 3 sebesar6,6 m, segmen 4 sebesar 7 m, segmen 5 sebesar 5,3 m, segmen 6 sebesar 8 m, segmen 7 sebesar 7,4 m, segmen 8 sebesar 7,5 m, segmen 9 sebesar 5,5 m, segmen 10 sebesar 4,8 m, segmen 11 sebesar 6,2 m, segmen 12 sebesar 7,3m. Lebar jalan tikungan terbagi 12 segmen tikungan untuk segmen 1 sebesar 7,3 m dan 6,3 m, segmen 2 sebesar 10 m dan 5,4 m, segmen 3 sebesar 7,8 m, segmen 4 sebesar 7,2 m, segmen 5 sebesar - , segmen 6 sebesar -, segmen 7 sebesar 7,4 m dan 11,5 m, segmen 8 sebesar 7 m dan 7,4 m, segmen 9 sebesar 7,5 m, segmen 10 sebesar 6 m dan 7,1 m, segmen 11 sebesar 6,2 m, segmen 12 sebesar 5,6 m. Kemiringan Grede pada

segmen 1 sebesar 11° atau sama dengan 3,05% , segmen 2 sebesar 13° atau sama dengan 3,6%, segmen 3 sebesar 7° atau sama dengan 1,9%, segmen 4 sebesar 5° atau sama dengan 1,3%, segmen 5 sebesar 7° atau sama dengan 1,9%, segmen 6 sebesar 10° atau sama dengan 2,7%, dan segmen 7 sebesar 9° atau sama dengan 2,5% . Superlavasi dan jari-

(3)

jari tikungan pada setiap tikungan mempunya nilai rata-rata sebesar 47,36 mm/m. Lebar jalan angkut secara teori lebar jalan angkut untuk dua jalur mengunakan dump truck hino ranger 260 dj pada jalan lurus adalah 8,591 m, dengan lebar actual di lapangan. Lebar jalan tikungan terbagi 12 segmen tikungan untuk pengukuran, jalan minimum ideal menurut teori dan hasil analisa data didapatkan lebar jalan tikungan sebesar 13,412 m. kemiringan jalan/grade pada jalan angkut ada 7 kemiringan jalan/ grade berdasarkan teori AASTHO

<8% dan ideal dilapangan terdapat kemiringan jalan/ grade sebesar 13° atau setara dengan 3,6% masih dalam kondisi aman yaitu dibawah 8%.. Superelavasi dan jari-jari tikungan yang ada dilapangan dengan memperhitungan kecepatan kendaraan 40 km/jam didapatkan hasil actual dilapangan sebesar 47,36 mm/m agar diketahui jari-jari tikungan dilapangan pada superelavasi perlu dilakukan penimbunan kembali agar jalan pada tikungan terdapat superelavasi yang baik yaitu 20 mm/m-40 mm/m. Kata Kunci: grade, superelavasi, geometri jalan GEOMETRY PLAN FOR MINE ROAD IN PT. BATU BERKAH BERSAMA MANGGILANG,13PANGKALAN KOTO BARU, KABUPATEN LIMA PULUH KOTA, WEST SUMATRA. Name : Eem Yada Npm : 1410024427050 Supervisior I : Ir.Asep Neris B, M.Si., M.Eng Advisor II : Riam Marlina A, ST.MT ABSTRACT Mining roads need special attention in order to support the performance of mechanical equipment. On mining roads, damage is often found on the road, such as potholes, and road surfaces are not smooth.

This is usually caused by the condition of the road geometry and the bearing capacity of the soil on the mine road which do not meet the standards.The purpose ofthis study isto obtain theideal road geometryon the mine haul roadfrom the highway to the mining site at PT. Batu Berkah Bersama.In this studythe authors discuss road geometry including:

observinga straight road, the width of thebend, grade, super-elevation and bend radius for all straight road segments taken 12 segments, in segment 1 is 6.9 m, segment 2 is 5.4 m, segment 3 is 6.6 m, segment 4 is 7 m, segment 5 is 5.3 m, segment 6 is 8 m, segment 7 is 7.4 m, segment 8 is 7.5 m, segment 9 is 5 .5 m, segment 10 by 4.8 m, segment 11 by 6.2 m, segment 12 by 7.3m. The curving road width5is divided into12 bend segments for segment 1 of 7.3 m and 6.3 m, segment 2 of 10 m and 5.4 m, segment 3 of 7.8 m, segment

(4)

4 of 7.2 m, segment 5 amounting to -, segment 6 is -, segment 7 is 7.4 m and 11.5 m, segment 8 is 7 m and 7.4 m, segment 9 is 7.5 m, segment 10 is 6 m and 7.1 m , segment 11 at 6.2 m, segment 12 at 5.6 m.5The slope of theGrede in segment 1 is 11 ° or equal to 3.05%, segment 2 is 13 ° or equal to 3.6%, segment 3 is 7 ° oris equal to1.9%, segment 4 is 5 ° or equal to 1.3%, segment 5 was 7 ° or equal to 1.9%, segment 6 was 10 ° or equal to 2.7%, and segment 7 was 9 ° or equal to 2.5%. Superlavation and bend radius at each bend have an average value of 47.36 mm / m. The theoretical5haul road width fortwo lanes using the hino ranger 260 DJ dump truckon a straight roadis 8,591 m, with the actual widthin the field. The width of thebend roadis divided into12 bend segments for

measurement, the ideal minimum road according to theoryand the results ofdata analysis is that the bend road width is 13.412 m.The slope of the road/ gradeon the haul road, there are 7 slopesof the road/ gradebased on theAASTHO theory <8% and the idealin the fieldis thatthere is aroad /grade slope of 13 ° or equivalent to 3.6%, which is stillin a safecondition, which is below 8%. -the bend radiusin the field bycalculating the vehicle speed of 40 km / hour, the actualresults in the fieldare 47.36 mm / m sothat it isknown that theradius of thebendin the fieldin super-excavationneeds to bebackfilled so that the road on the bend has good super-navigation, namely 20 mm / m-40 mm / m.

Keywords: grade, superelavation, road geometry KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atasberkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir ini tepat pada waktunya. Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini penulis telah dimotivasi dan dibantu oleh berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis dengan tulus hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.

Bapak H. Riko Ervil, M.T. selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang. 2.

Ibuk Riam Marlina A, ST.MT selaku ketua jurusanTeknik Pertambangan. 3. Bapak Ir.Asep Neris B,M.Si.,M.Eng selaku pembimbing I. 4. Ibuk Riam Marlina A, ST.MT selaku

pembimbing II. 5. Seluruhdosendankaryawan/karyawati STTIND Padang. 6. Rekan-rekan Mahasiswa/i STTIND Padang, khususnya rekan-rekan dari jurusanTeknikPertambangan. 7.

Teristimewa untuk kedua orang tua penulis6yang selalu memberikandukungan baik moril

(5)

maupun materil.14Dalam penulisan tugas akhir inipenulis menyadarimasih terdapat banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkansaran dan kritikan yang bersifatmembangundari semua pihak.Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua. Padang, Desember 2020 Penulis

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR GAMBAR iv DAFTAR TABEL v DAFTAR LAMPIRAN vi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Masalah 1 1.2.

Identifikasi Masalah 2 1.3. Rumusan Masalah 2 1.4. Tujuan Penelitian 2 1.5. Batasan Masalah 3 1.6. Manfaat Penelitian 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 6 2.1.1.

Pengertian Tanah 6 2.1.2. Pembetukan Tanah 6 2.1.4. Klasifikasi Tanah 8 2.3.Geometri Jalan Angkut 9 2.3.1. Lebar Jalan Angkut 9 2.3.2. Lebar Jalan Angkut Lurus 10 2.3.3. Lebar Jalan Pada Tikungan 10 2.3.4. Jari-Jari Tikungan 12 2.3.5. Superelevasi 12 2.3.6. Kemiringan Jalan 13 2.5.Kerangka Konseptual 14 BAB III METODOLOGI PENELLITIAN 3.1. Jenis Penelitian 15 3.2.6Tempat Dan WaktuPenelitian 15 3.3. Variabel Penelitian 15 3.4. Data Dan Sumber data 15 3.4.1. Jenis Data 15 3.4.2. Data 16 3.4.3. Sumber Data 16 3.5. Teknik Pengumpulan Data 16 3.6. Teknik Pengolahan Data Dan Analisis Data 18 3.6.1. Teknik Pengolahan Data 18 1.

Geometri jalan tambang PT. Batu Berkah Bersama 18 3.6. Kerangka Metodologi 19 BAB IV

10PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA4.1. Pengumpulan Data 20 4.2. Pengolahan Data 25 BAB V ANALISIS HASILPENGOLAHAN DATA 5.1.Gometri Jalan Angkut 29 5.1.1.

Perhitungan Geomtri Jalan 29 BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN6.1. Kesimpulan 35 6.2.

Saran 36 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Sayatan melintang lebar jalan angkut 10 Gambar 2.2. Lebar Jalan tikungan 11 Gambar 2.3. Jari-Jari Tikungan 12 Gambar 2.4.

Superelevasi Jalan 13 Gambar 2.5. Kerangka Konseptual 14 Gambar 3.1. Kerangka Metodologi 19 Gambar 4.1. Pengukuran Jalan Lurus 21 Gambar 4.2. Pengukuran Lebar Jalan tikungan 22 Gambar 4.3. Pengambilan Grande 23 Gambar 4.4. Pengambilan Jari-Jari belokan 2410DAFTAR TABEL Tabel4.1 Data Jalan Lurus Aktual 19 Tabel 4.2 Data Jalan Tikungan Aktuan 20 Tabel 4.3 Data Pengukuran Superelevasi 22 Tabel 4.4 Data Pengukuran Kemiringan Jalan /Grade 22 Tabel 4.5 Data Pengukuran Jari-jari Belokan 43 DAFTAR

LAMPIRAN Lampiran I Design Pit Blok Lampiran II Rencana Penambangan PT. Batu Berkah

(6)

Bersama Lampiran III Pengambilan Data Lapangan Lampiran IV Dokumentasi Lapangan Lampiran V Peta situasi/Kesampaian lokasi PT.BBB Lampiran VI Spesifikasi Alat Angkut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang padat modal, padat teknologi, dan resiko sangat besar.Agar kegiatan usaha pertambangan memperoleh keuntungan yang besar maka diperlukan perencanaan jalan secara matang sebelum kegiatan pertambangan dilakukan. Keuntungan yang

diharapkan akan tercapai seiring dengan tercapainya target produksi yang ditetapkan oleh masing-masing perusahaan.4Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitarnya. Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan. Konstruksi jalan tambang secara garis besar sama dengan jalan angkut di kota. Perbedaan yang khas terletak pada permukaan jalannya (road surface) yang jarang sekali dilapisi oleh aspal atau beton seperti pada jalan angkut di kota, karena jalan tambang sering dilalui oleh peralatan mekanis yang memakai crawler track,misalnya bulldozer, excavator, crawler rock drill (CRD), track loader dan sebagainya.Kondisi jalan yang tidak sesuai dan cenderung dipaksakan akan mempengaruhi tidak nyamannya operator alat untuk melintasi jalan, produktivitas umur alat menurun, dan berpotensi menimbulkan kecelakaan tambang. Oleh karena itu maka peneliti melakukan pengkajian kondisi jalan tambang.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan geometri jalan yang dibuat sesuai dengan standarisasi, untuk mendapatkan kemiringan memanjang (Grade) yang sesuai, untuk mengetahui standar drainaseyangbaik dan juga tahapan perkerasan jalan.(Aldiyansyah dkk, 2016, vol 4). kondisi jalan yang tidak sesuai standarAASHTO5(American Association Of State Highway And Transportation Officials) akan berpotensi menyebabkan kecelakan tambang,alat angkut tidak dapat beroperasi secara optimal dikarenakan kondisi ditemukannya jalan tambang yang tidak rata dan bergelombang sehingga menghambat laju alat angkut dari fron penambang menuju stockpile penumpukan bahan galian adapun faktor-faktor yang mempengaruhi operasi

(7)

pengangkutan antara lain kondisi jalan, kondisi peralatan, kondisi cuaca dan sebagainya.

Kondisi jalan angkut (hauling) yang baik akan meningkatkan nilai efisiensi dan efektifitas kerja alat angkut serta tingkat keamananya dalam operasional penambangan. PT. Batu Berkah Bersama merupakan perusahaan di bidang pertambangan, lokasi perusahaan ini berada di Manggilang,13Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota,Sumatra Barat.

setelah di lakukan3pengamatan secara langsung di lapanganpada PT Batu Berkah Bersama ini terdapat masalah yaitu : banyaknya genangan air, adrenase yang belum

memadai, tanjakan yang curam dan bergelombang. PT. Batu Berkah Bersama saat ini dalam proses pengerjaan penambangan sudah menjadi masalah pada reklamasi adalah pada jalan tambang,PT. BBB berencana membuat jalan tambang 2 jalur dari jalan raya menuju site dengan jarang 4 km yang terdiri dari jalan lurus dan jalan lurus, alat angkut yang di gunakan PT. BBB adalah Hino Ranger FM 260 JD. Kondis saat ini sudah ada jalan padat

3yang di gunakan,namun kondisi jalan jalan eksplorasi sudah sesuai standar AASHTO apa belum. maka penulis tertarik untuk mengangkat judul: Rencana Geometri Jalan Tambang Pada PT. Batu Berkah Bersama. 1.2. Identifikasi Masalah 1. Belum ada pemadatan4jalan tambang yangstandar AASTHO 2. Belum adanya pemadatanjalanpada jalan tambangdi PT.BBB 3. Terlalu curamnya bidang tanjakan yang dilewati truck pengangkutpada jalan tambangPT. BBB161.3. Batasan Masalah : Pada penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut : 1. Penenlitian ini hanya menghitung geometri jalan berupa: lebar jalan lurus, lebar jalan tikungan, jari jari tikungan dan superelevasi, dan kemiringan jalan, dari jalan utama ke site PT BBB dengan jarak 4 km. 2. Mengunakan teori AASHTO standard penelitian. 1.4. Rumusan Masalah: Rumusan masalah pada penambangan adalah: 1.

Berapakah nilai geometri jalan ideal menurut AASHTO Di PT.BBB? 2. Bagaimana design

4pada jalan tambangPT.BBB? 1.5.10Tujuan Penelitian :1. Menganalisa nilai geometri jalan ideal menurut teoriAASHTO Di PT.BBB 2. Menggambarkan design jalan tambang PT.BBB 1.6.18Manfaat Penelitian :Setelah penelitian ini dilakukandiharapkan dapat memberi manfaatbagi perusahaan maupun bagi penulis sendiri. Berikut manfaat yang dapat diperoleh: 1. Bagi Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang Diharapkan dapat di

(8)

jadikan arsip di perpustakaan, dijadikan pedoman bagi mahasiswa dalam menambah ilmu dan wawasan bagi mereka. 2. Bagi Penulis Penulis dapat menganalisis geometri jalan tambang6dengan baik dansesuai standar acuan yang benardengan mengunakan metode yang ada.Juga sangat bermanfaat bagi penulis jika saat nanti penulis dapat berkerja dilapangan. 3. Bagi PerusahaanDari hasil penelitian yang telah dilakukanterhadap jalan angkut yang ada,diharapkan dapat memberikanpemecahan masalah bagi perusahaan terhadap kegiatan loading pada alat muat (excavator) dan alat angkut dump truck. Melalui perbaikan pada kondisi geometri jalan angkut produksi,hasil yang diharapkan antara lain:

a.Jalan angkut dapat meningkatkan hasil produksi dari pengangkutan material ke disposal.

b. Alat angkut dapat melaju dengan kecepatan9yang lebih tinggitanpa

mengabaikankecepatan maksimum dan kondisi jalan yang diperbolehkan ditinjau dari sisi keselamatan kerja, sehingga cycle time (waktu edar) dari alat angkut dapat lebih maksimal.

Dapat tercapainya keselamatan kerja pada kegiatan pengangkutan yang baikterhadap pengemudi maupun alat angkutitu sendiri.10BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Landasan Teori Landasan teori merupakanteori-teori yang berhubungan denganjudul penelitian sebagai acuan dasar dalam pelaksanaan penelitian. 2.1.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kombinasi mineral dan unsur organik yang berbentuk padat, gas, dan berair.Tanah terdiri dari lapisan partikel yang berbeda dari bahan aslinya dalam sifat fisik, mineralogi, dan kimia, karena interaksi antara atmosfer dan hidrosfer atau sebab lainnya.Partikel12tanah terbentuk dari batuanyang pecah yang telah berubah karena efekkimia dan lingkungan, termasuk cuaca dan erosi. Partikel tanah tersusun secara longgar, menciptakan formasi tanah yang terdiri dariruang pori. 2.1.2. Pembentukan Tanah Mempelajari mode pembentukantanah sangat penting karenamembantu dalam menentukan sifat tanah.

1Kohesivitas, daya gesekan, keasaman tanah, dan faktor terkait lainnya dapat dengan mudah ditentukan dengan mengetahui tentang jenis tanah yang harus dihadapi. Kita tidak bisa menarik kesimpulan konkret hanya dengan melakukan studi tanah tapi kita pasti bisa mempersempit parameter penelitian kita dengan mempelajari karakteristik dasar tanah seperti warna, tekstur, dan sifat tanah.12Tanah terdiri dariberbagai fase padat, cair, dan

(9)

gas,dimana karakteristiknya bergantung pada perilaku fase interaksi ini, dan pada tegangan yang diterimanya. Fasa padat meliputi tanah liat, mineral non-tanahliat, dan bahan

organik.1Unsur-unsur ini dikategorikan menurut ukurannya seperti tanah liat, pasir, dan kerikil. Fasa cair terdiri dari air yang mengandung senyawa organik yang tersedia dari tumpahan kimiawi, limbah, dan air tanah, sedangkan fasa gas biasanya udara. Ukuran, bentuk, sifat kimia, kemampuan kompresibilitas, dan daya dukung muatan partikel tanah ditentukan oleh mineralogi tanah, yang merupakan ilmu yang terkait dengan kimia,

struktur, dan sifat fisik mineral. Struktur tanah tergantung pada susunan partikel, kelompok partikel, ruang pori, dan komposisinya. Karakteristik dasar ini menentukan jenis struktur yang akan dibangun dan tindakan dukungan eksternal apa, jika ada, harus diambil untuk membuat struktur tersebut bertahan lama dan menanggung dampak gempa, rembesan air, dan faktor eksternal lainnya. Konsolidasi tanah juga merupakan faktor penting yang perlu dipelajari untuk membuat struktur yang kuat dan tahan lama. Konsolidasi adalah prosedur yang menurutnya volume tanah berkurang, oleh penerapan tekanan karena partikel tanah digabungkan secara rapat, sehingga menurunkan volume. Dengan pemindahan tekanan, tanah akan terpental kembali dan memulihkan sebagian volume yang hilang selama proses konsolidasi. Sementara mempelajari konsolidasi, faktor penting yang harus dianalisis adalah tingkat konsolidasi dan jumlah konsolidasi. Faktor penting lainnya adalah permeabilitas tanah. Semua faktor terkait erat satu sama lain dan mempengaruhi keseluruhan desain dan proses konstruksi. Misalnya, jika strukturnya dibangun di atas tanah dengan butiran halus yang memiliki permeabilitas rendah, aliran air melalui rongga tanah akan berkurang. Kandungan air yang besar di tanah ini dapat menyebabkan struktur meresap karena beratnya. Proses konsolidasi di tanah berbutir halus ini lambat. Namun, ekstraksi air pori sederhana di tanah berbutir kasar karena bergerak bebas di dalam wilayah. Tingkat konsolidasi akan dipengaruhi oleh sejarah tanah, sifat tanah, dan beban pada tanah. Dengan demikian semua faktor seperti permeabilitas kadar air, konsolidasi, batas cair dianalisis secara kolektif.Studi mekanika tanah dapat juga digunakan untuk menentukan tekanan tanah lateral, daya dukung tanah, dan analisis stabilitas lereng. Studi

(10)

semacam ini selalu membantu seorang insinyur sipil untuk merancang dan membangun struktur yang lebih baik, dan secara tidak langsung studi ini membantu dalam mitigasi risiko, juga karena jika kita tahu sebelumnya bagaimana massa tanah akan berperilaku, kita dapat melakukan tindakan pencegahan kerusakan atau kerusakan terhadap konstruksi yang dibangun.2.1.3. KlasifikasiTanah Klasifikasi tanah adalah ilmu yang berhubungan dengan kategorisasitanah berdasarkan karakteristik yang membedakan masing-masing jenis tanah. Klasifikasi tanah merupakan sebuah subjek yang dinamis yang mempelajari struktur dari sistem klasifikasi tanah, definisi dari kelas-kelas yang digunakan untuk penggolongan tanah, kriteria yang menentukan penggolongan tanah, hingga

penerapannya dilapangan. (Darwis, 2018:40) Sistem Klasifikasi Tanah adalah suatu sistem penggolongan yang sistematis dari jenis–jenis tanah yang mempunyai sifat–sifat yang sama ke dalamkelompok–kelompokdan sub kelompok berdasarkan pemakaiannya (Das,1995). Sistem klasifikasi tanah dibuat pada dasarnya untuk memberikan informasi tentang karakteristik dan sifat-sifat fisis tanah. Karena variasi sifat dan perilaku tanah yang begitu beragam, sistem klasifikasi secara umum mengelompokan tanah ke dalam kategori yang umum dimana tanah memiliki kesamaan sifat fisis. Klasifikasi tanah juga berguna untuk studi yang lebih terperinci mengenai keadaan tanah tersebut serta kebutuhan akan pengujian untuk menentukan sifat teknis tanah seperti karakteristik pemadatan, kekuatan tanah, berat isi dan sebagainya (Bowles,1989).Sistem klasifikasi bukan merupakan sistem identifikasi untuk menentukan sifat-sifat mekanis dan geoteknis tanah. Karenanya,

klasifikasi tanah bukanlah satu-satunya cara yang digunakan sebagai dasar untuk

perencanaan dan perancangankonstruksi. Klasifikasitanah sangat membantu perencana dalam memberikanpengarahan melalui cara empiris yang tersedia dari hasil pengalaman yangtelah lalu. Tetapi, perencana harus berhati-hati dalam penerapannyakarena

penyelesaian masalah stabilitas, kompresi (penurunan), aliran airyang didasarkan pada klasifikasi tanah sering menimbulkan kesalahan yang signifikan (Lambe, 1979). Klasifikasi tanah secara menyeluruh membutuhkan banyak data yang terdiri dari warna, kadar air, kekuatan tekan, dan sifat-sifat lainnya.Terdapat beberapa sistem klasifikasi tanah yang

(11)

dapat digunakan sebagai pedoman dalam mendeskripsi tanah. Sistem-sistem tersebut antara lain : 1. Metode Umum (General Method) 2. AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials). 3. USCS (Unified Soil Classification System) 4. USDA (United States Department of Agriculture) 5. Sistem Klasifikasi Tanah Nasional (Dudal &

Soepraptohardjo, 1957; Soepraptohardjo, 1961), 6. Sistem FAO/UNESCO. 7. BSCS (British Soil Classification System)2.2. Geometri Jalan Angkut Fungsi utama jalan angkut adalah untuk menunjang kelancaran operasional pengangkutan dalam kegiatan penambangan baik dalam pengangkutan ke stokpile atau pengangkutan overburden di sekitaran penambangan.11Alat angkut umumnya berdimensi besar, oleh sebab itu, geometri jalan harus sesuai dengan dimensi alat angkut yang digunakan agar dapat bergerakdengan baik pada kecepatan normal dandalam kondisi aman. Berikut8geometri jalan angkut yang harus diperhatikansecara umum. 2.2.1.Lebar Jalan AngkutDalam sehari-hari dalam kegiatan penambangan, semakinlebar jalan angkut makasemakin aman dan lancar lalu lintas pengangkutan.Umumnyajalan angkut padatambang dibuat untuk jalur tunggal dengansatu arah ataudua arah.Untuk2menghitung lebar jalan angkut dibedakan menjadi dua macam yaitu lebar jalan angkut lurus dan lebar jalan angkut untuk belokan

(tikungan).Penentuanlebar jalan angkut lurus dan lebar jalan angkut belokan dalam perhitungan berbeda, dimaksudkan untuk meningkatkan kelancaran dan mencegah terjadinya kecelakaandi jalan tambang. Adapun rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 2.2.2.Lebar jalan angkut lurus Penentuan lebar jalan angkut minimum untuk jalan lurus didasarkan pada rule of thumb yang dikemukakan oleh the American Assosiation of TheState Highway and transportation officials(AASHTO) manual rural higway design (1973).Untuk menghitung lebar jalan angkut pada jalur lurusdapat

menggunakan persamaan 2.1 (Indonesianto,Y,2013) : ………(2.1) Dengan : L=lebar jalan angkut minimum, meter n = jumlah jalur Wt = lebar alat angkutsatu unit, meter Yang bisa dijelaskan pada gambar 2.1 Gambar 2.1Sayatan melintang lebar jalan angkut2.2.3.

Lebar jalan pada tikungan Lebar jalan tambang pada tikungan selalu lebih besar dari pada lebar pada jalan lurus. Untuk jalur ganda, lebar minimum pada tikungan dihitung dengan

(12)

mendasarkan pada:1.Lebar jejak ban2.Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan belakang pada saat membelok3.Jarak antara alat-alat angkut pada saat bersimpangan4.7jarak (spasi) alat angkut terhadap tepi jalan.2Perhitungan terhadap lebar jalan tambang pada tikungan atau belokan dapat menggunakanpersamaan 2.2

(Indonesianto,Y,2013): W =2(U + Fa + Fb + Z) + C………(2.2)Z = (U + Fa + Fb) / 2 Dengan : W=lebar jalan angkut pada tikungan,m U= jarak jejak roda truk, m Fa=lebar juntai depan, mFb=lebar juntai belakang, mC=jarak antara dua truk yang akan bersimpangan, mZ=jarak sisi luar truk ke tepi jalan, mSumber: Yanto indonesi anto Gambar2.2Lebarjalan pada tikungan2.2.4. Jari-jari tikungan Jari-jari atau radius tikungan

7pada jalan angkutmerupakan jari-jari lintas perlengkungan yang dibentuk oleh alat angkut pada saatmenikung, besarnya dipengaruhi oleh kecepatan kendaraandan superelevasi jalan.Besarnya jari-jari belokanminimum pada jalan dapat dihitung dengan menggunakanpersamaan 2.3 : R = ………..(2.3) Dengan : e=

Superelevasi, (mm/m)f = friction factor V = Kecepatan rencana kendaraan (km/jam) R = Jari-jaribelokan, (m) Gambar 2.3 jari-jari tikungan 2.2.5.Superelevasi Superelevasiini bertujuan untuk membantu kendaraan dalam mengatasi tikungan. Dengan

superelevasiyang ada, diharapkan alat angkut tidak tergelincir pada saat melewati tikungan dengan kecepatan yang maksimum Kecepatan yang digunakan adalah berdasarkan grade per section. Sedangkan koefisien gesekan secara matematis dapat dihitung1dihitung dengan persamaan2.4 : a= r × sinα……….(2.4) Dengan: a = nilai superelevasir = jari-jaritikungan Gambar 2.4 superelevasi jalan 2.2.6. Kemiringan jalan (Grade)15Kemiringan jalan angkut dapat berupa jalan menanjak maupun menurun yang disebabkan perbedaan ketinggian pada jalur jalan.Untuk mengetahui kemiringan2jalan dapat menggunakanpersamaan 2.5 (Partanto Prodjosumarto, 1993) : Grade (0/0) = × 1000/0………. (2.5) Dengan:= beda tinggi antara dua titik yang diukur (m) = jarak datar antara dua titik yang diukur(m) 2.3. Kerangka Konseptual Berdasarkan dari landasan teori maka dapat dibuat kerangka konseptual sebagai berikut: Gambar 2.5 kerangka konseptual BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis

(13)

3penelitian yang dilakukan adalahpenelitian yang bersifat Deskriptif (descriptive research) tujuan dari penelitian ini adalah untukmembuat pecandraan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. (Sumandi

Suyabrata, 2004). 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian di lokasi penambangan Batu Andesit PT. Batu Berkah Bersama, Manggilang,13Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota,Sumatra Barat. Waktu pelaksaan penelitian pada tanggal 24 November 2020 sampai dengan selesai pengambilan data. 3.3 Variabel penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka variabel penelitian adalah evaluasi geometri jalan beserta nilai liquid limit dan plastis limit4pada jalan tambangdi PT. Batu Berkah Bersama, agar kegiatan operasi produksi tidak terhambat. Berdasarkan keterangan di atas variabel bebas pada penelitian ini adalah geometri jalan beserta nilai liquid limit dan plastis limit.

Dan untuk variabel terikat. 3.4 Data danSumber Data 3.4.1 Jenis Data Jenis pengambilan data terbagi atas dua yaitu: 1. Data primer yaitu data-data yang diperoleh dari kegiatan lapangan yang bersumber dari pengamatan langsung. 2. Data sekunder yaitu data-data yang di ambil dari instansi perusahaan, dan literatur dari buku-buku penunjang dan

6berbagai pihak yangmenguasai bidangyang berhubungan denganpenulisan penelitian ini. 3.4.2 Data Adapun data-data yang dikumpulkan terbagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer a. Datapengukuran3lebar jalan lurus.b. Datalebar jalan pada tikungan.c. Data jari-jari tikungan. d. Data superelevasi e. Data pengukuran

kemiringan jalan (grade) 2. Data Sekunder a. Peta jalan tambang b. Spesifikasi6alat yang digunakanPT. Batu Berkah Bersama 3.4.3 Sumber dataSumber data yangdigunakan berasal dari pangamatan langsung dari kegiatan penambangan ataupun studi kepustakaan serta dari arsip-arsip perusahaan. 3.5 TeknikPengumpulan Data Dalam kegiatan

pengambilan data3di lapangan yaitu:1. Pengukuranlebar jalan lurusPengukurannya langsung di lapangandengan cara membagi segmen-segmen per 200 m, dan untuk pengukuran menggunakan meteran atau GPS. 2. Pengukuranlebar jalan pada tikungan Pengukuran langsung di lapangan mengenai lebar jalan pada tikungan menggunakan alat ukurberupa meteran. 3.8Jari-jari tikungan dan superelevasiPengukuran lansung

(14)

dilapangan dengan menggunakan meteran, untuk pengukuran superelavasi menggunakan air dan selang ukur. 4. Pengukuran kemiringan jalan (Grade)3Pengukuran langsung di lapangan mengenaikemiringan jalan (grade)menggunakan alat ukurberupa waterpass. 2.

3. 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 TeknikPengolahandanAnalisa Data 3.6.1 Teknik Pengolahan Data Dalam kegiatan pengolahan data di lapangan meliputi: 1. Lebar jalan lurus (diambil pada 12 segmen dan menggunakan meteran dalam pengukuran) 2.3Lebar jalan pada tikungan( diambil pada 12 segmen dan menggunakan meteran dalam proses pengukuran ) 3.

Kemiringan jalan(grade) ( diambil pada segmen menggunakan Meteran danClinometer dalam pengukuran 4. (superelavasi) ( diambil padasegmen menggunakan Waterpass dan Clinometer dalam proses pengukuran) 5. Jari-jari tikungan diambil dengan memutar roda ban dengan mengunakanBusur1. Geometri jalantambang PT. Batu Berkah Bersama. a.

Perhitungangeometri jalan angkut1.Perhitungan lebar jalan lurus Perhitungan lebar jalan lurusmenggunakan persamaan (2.1 halaman 8). 2.Perhitungan Lebar Jalan pada Tikungan Perhitungan lebar jalantikungan menggunakan persamaan (2.2 halaman 9). 3. Jari-jari tikungan Perhitungan jari-jari tikungan menggunakan persamaan (2.3 halaman 10). 4.

Superelevasi Perhitungan superelevasi mengunakan persamaan (24 halaman 10). 5.

Perhitungan kemiringan jalan (grade) Perhitungan kemiringan jalan menggunakan

persamaan (2.5 halaman 11). 2. Rancangan Design geometri jalan tambang PT. Batu Berkah Bersama. a. Rancangan design geometri jalan. 1.2Rancangan lebar jalan jalan angkut lurus 2 Dimensi menggunakan autocad 2004. 2.Rancangan lebar jalantikungan 2 Dimensi menggunakan autocad 2004. 3. Rancangan kemiringan jalan/Grade 2 Dimensi

menggunakan autocad 2004. 4. Rancangan superelevasi dan jari-jari tikungan 2 Dimensi menggunakan autocad 2004. 3.7 Kerangka Metodologi Langkah-langkah yang dilakukan penulis10dalam melakukan penelitian:. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA4.1.6Pengumpulan Data Padabab ini berisikan pengumpulan data dan pengolahan datayang diperlukan. Dalam penelitian ini

merencanakan jalan angkut dari jalan raya menuju area pertambangan di PT. Batu Berkah Bersama. Dari hasil kegiatan pengumpulan data, maka data-data yang didapatkan

(15)

sebagaiberikut: 1. Pengamatan dari jalan utama ke site penambangan dengan jarak 4 Km, yang dibagi menjadi 12 segment. Hasil pengukuran jalan lurus aktual6dapat dilihat pada tabel 4.1berikut ini: Tabel4.1 Data Lebar Jalan Lurus Aktual PT.Batu Berkah Bersama . No Segmen3Lebar jalan lurus(m) 1 SG-1 6,9 M 2 SG-2 5,4 M 3 SG-3 6,6 M 4 SG-4 7 M 5 SG-5 5,3 M 6 SG-6 8 M 7 SG-7 7,3 M 8 SG-8 7,5 M 9 SG-9 5,5 M 10 SG-10 5,8 M 11 SG-11 6,2 M 12 SG-12 7,3 M Dalam pengukuranlebar jalan lurusdigunakan meteran sebagai alat ukur untuk menentukan panjang jalan yang terlihat pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Pengukuran Jalan Lurus 2. Pengamatan lebar jalan tikungan aktual PT. Batu Berkah Bersama dibagi menjadi 12 segmen. Hasil pengukuran jalan tikungan aktual dapat dilihat pada table 4.2 berikut: Tabel 4.2 Data Lebar Jalan Tikungan Aktual PT. Batu Berkah Bersama. No7Tikungan Lebar JalanTikungan (m) 1 SG-1 7,3 M 6,3 M 2 SG-2 10 M 5,4 M 3 SG-3 7,8 M 4 SG-4 7,2 M 5 SG-5 - 6 SG-6 - 7 SG-7 7,4 M 11,5 M 8 SG-8 7 M 7,4 M 9 SG-9 7,5 M 10 SG-10 6 M 7,1 M 11 SG-11 6,2 M 12 SG-12 5,6 M Dalam mengukur jalan pada tikungan digunakan meteran sebagai alat ukur dan pengukuran dilakukan ditengah-tengah jalan tikungan yang terlihat pada gambar 4.2. Gambar 4.2 Pengukuran Lebar Jalan Tikungan 3. Pengamatan

superelavasi aktual di lapangan pada PT.Batu Berkah Bersama. Hasil pengukuran superelavasi aktual dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Data Pengukuran Superelavasi PT. Batu Berkah Bersama. Nilai superelavasi pada tikungan 47,36 4.

Pengamatan kemiringan jalan/grade aktual di lapangan PT. Batu Berkah Bersama terdapat 7 tanjakan. Hasil pengamatan kemiringan aktual dilapangan1dapat dilihat pada tabel4.4 berikut: Tabel 4.4 Data Pengukuran Kemiringan Jalan/Grade PT. Batu Berkah Bersama. No Tanjakan Grade 1 Tanjakan 1 11° 2 Tanjakan 2 13° 3 Tanjakan 3 7° 4 Tanjakan 4 5° 5 Tanjakan 5 7° 6 Tanjakan 6 10° 7 Tanjakan 7 9° pada pengambilan data kemiringan jalan mengunakan kompas dalam pemgukuranya yang diambil di bagian tengah-tengah jalan terlihat pada gambar 4.3 Gambar 4.3 Pengambilan Grade 5. Pengamatan pada jari-jari belokan aktual di lapangan pada PT. Batu Berkah Bersama pada pengamatan 1 segmen.

Hasil pengukuran jari-jari belokan6dapat dilihat daripengambilan data lapangan terlihat pada tabel4.5. Tabel 4.5 Data pengukuran jari-jari belokan No Segment Sudut

(16)

penyimpangan depan Jarak antar2poros roda depan dan belakang1 Tikungan 30° 5,530 M Dalam pengambilan datajari-jari belokan untuk mencari sudutpada roda ban dengan pengukuran mengunakan busur dengan memutar roda ban pada dump truck, yang terlihat pada gambar 4.4. Gambar 4.5 Pengambilan jari-jari belokan 4.2. Pengolahan Data 4.2.1.

Perhitungan Geometri Jalan Pada pengolahan data didalam2penelitian ini akan

menggunakan teori sesuai standar AASHTO(AmericanAssociation Of State Highway And Transportation Officials)tentanglebar jalan angkut padakeadaan lurus,3lebar jalan pada tikungan,jari jari tikungan superelavasi, kemiringan jalan/grade. 1.Perhitungan Lebar Jalan PadaKeadaan Lurus. Guna memenuhi standarlebar jalan lurusmenurut AASHTO dengan spesifikasi alat angkut dumpt truck Hino RANGER FM 260 JD yang memiliki lebar (Wt) = 2,455 meter. Perhitungannya mengunakan persamaan 10(2.1) sebagai berikut:Tabel 4.6 Perhitungan Jalan Lurus Ideal Menurut Standar AASTHO No Segment (SG) Aktual Ideal(AASTHO) Keterangan 1 SG-1 6,9 m 8,591 m Dilebarkan 1,691 m 2 SG-2 5,4 m Dilebarkan 3,191 m 3 SG-3 6,6 m Dilebarkan 1,991 m 4 SG-4 7 m Dilebarkan 1,591 m 5 SG-5 5,3 m Dilebarkan 3,291m 6 SG-6 8 m Dilebarkan 0,591 m 7 SG-7 7,4 m Dilebarkan 1,191 m 8 SG-8 7,5 m Dilebarkan 1,091 m 9 SG-9 5,5 m Dilebarkan 3,091 m 10 SG-10 4,8 m Dilebarkan 3,791 m 11 SG-11 6,2 m Dilebarkan 2,391 m 12 SG-12 7,3 m Dilebarkan 1,291

3m Jadi lebar jalan angkutideal pada PT. Batu Berkah Bersama berdasarkan teori AASHTO adalah 8.59m. 2.Perhitungan Lebar Jalan Pada tikungan.Lebar jalan ditikungan selalu dibuat2lebih besar darijalan lurus, hal ini bermaksud untuk mengantisipasi adanya penyimpanganlebar alat angkut yangdisebabkansudut yang dibentuk oleh roda depan denganbadan dump truck saat melintasi tikungan. Untuk3perhitungan lebar jalan tikungan mengunakan persamaan (2.2) dan (2.3) sebagai berikut: Tabel 4.7 Perhitungan Jalan Tikungan Ideal Menurut Standar AASTHO No Tikungan Aktual Ideal (AASTHO)

Keterangan 1 SG-1 7,3 m 6,3 m 13,412 m Perlu Pelebaran 6,112 m Perlu Pelebaran 7,112 m 2 SG-2 10 m 5,4 m Perlu Pelebaran 3,412 m Perlu Pelebaran 8,012 m 3 SG-3 7,8 m Perlu Pelebaran 5,612 m 4 SG-4 7,2 m Perlu Pelebaran 6,212 m 5 SG-56- - 6SG-6 - - 7 SG-7 7,4 m 11,5 m Perlu Pelebaran 6,012 m Perlu Pelebaran 1,912 m 8 SG-8 7 m 7,4 m Perlu

(17)

Pelebaran 6,412 m Perlu Pelebaran 6,012 m 9 SG-9 7,5 m Perlu Pelebaran 5,912 m 10 SG-10 6 m 7,1 m Perlu Pelebaran 7,412 m Perlu Pelebaran 6,312 m 11 SG-11 6,2 m Perlu

Pelebaran 7,212 m 12 SG-12 5,6 m Perlu Pelebaran 7,8123m Jadi lebar jalantikungan ideal pada PT. Batu Berkah Bersama berdasarkan teori AASHTO adalah 13.412 m. 3. Perhitungan kemiringan jalan/grade. Tabel 4.8 GradeAktual PT. Batu Berkah Bersama No Grade (GR) Aktual Ideal(AASTHO) Keterangan 1 GR-1 3,05% 8% Ideal (AASTHO) 2 GR-2 3,6% 3 GR-3 1,9% 4 GR-4 1,3% 5 GR-5 1,9% 6 GR-6 2,7% 7 GR-7 2,5% Jadi kemiringan jalan/grade aktual di PT. Batu berkah Bersama adalah 10° atau setara dengan 2,7% dan seterusnya 4.

Superelavasi2dan jari jari tikunganStandar superelavasidan jari jari tikungan pada jalan angkutmenurut AASTHO berkisar antara 20 mm/m sampai dengan 40 mm /m yang di analisa untuk tiap meternya. Tabel 4.9 SuperelavasiDan jari Jari Tikungan.No Superelavasi (SV) Aktual Superelavasi8menurut (Aashto) 1SV-1 47,36mm/m 20mm/m-40mm/m 4.2.2 RancanganGeometri Jalan AngkutIdeal Dalam Bentuk 2 Dimensi 1. Rancanganlebar jalan angkutlurus 2 dimensi. Rancangan3lebar jalan lurusideal 2 dimensi dengan lebar 8.5 meter. Gambar 4.6Lebar Jalan LurusIdeal 2 Dimensi 2. Rancangan lebar jalan tikungan 2 dimensi. Rancangan lebar jalan ideal 2 dimensi dengan lebar 10,20 meter. Gambar 4.7 Lebar Jalan Tikungan Ideal 2 Dimensi 3. Rancangan kemiringan jalan/grade 2 dimensi.

Rancangan grade jalan maksimum dengan tinggi 8%. Gambar 4.8 Rancangan Grade 2 Dimensi 4. Kemiringan Melintang (superelavasi). Rancangan superelavasi2 dimensi Gambar 4.9 Rancangan superelavasi 2 Dimensi BAB V ANALISA2HASIL PENGOLAHAN DATA5.1.

Geometri Jalan Angkut5.1.1. Perhitungan Geometri Jalan 1. Analisa Jalan Angkut Keadaan LurusKondisi jalan angkut yangmenghubungkan jalan rayamenuju penambangan

mengunakan dump truck pada PT. Batu Berkah Bersama yaitu3Hino FM 260JD dari hasil analisa perhitungan datalebar jalan lurussecara teori AASTHOjalan angkut minimumideal adalah 8,591 meter, sedangkan jalan aktualdi lapangan yaitusegmen 1 sebesar 6,9 m, segmen 2 sebesar 5,4 m,17segmen 3 sebesar6,6 m, segmen 4 sebesar 7 m, segmen 5 sebesar 5,3 m, segmen 6 sebesar 8 m, segmen 7 sebesar 7,4 m, segmen 8 sebesar 7,5 m, segmen 9 sebesar 5,5 m, segmen 10 sebesar 4,8 m, segmen 11 sebesar 6,2 m, segmen 12

(18)

sebesar 7,3m. dari setiap segmen tersebut belum ada jalan6yang memenuhi standar AASTHOMaka perlu dilakukanupaya pelebaran jalan lurus sebesar 8,591 m agar aktivitas pengangkutan operasi produksi Batu Andesitdapat berjalan denganlancar dan terhindar dari kecelakaan. 2. Analisa Perhitungan 3Pada Keadaan TikunganUntuk analisalebar jalan angkut padatikungan, hasil perhitungan lebar tikungan ideal adalah 13,412 meter,

sedangkan lebar aktual jalan dilapangan yaitu segmen 1 sebesar 7,3 m dan 6,3 m, segmen 2 sebesar 10 m dan 5,4 m, segmen 3 sebesar 7,8 m, segmen 4 sebesar 7,2 m, segmen 5 sebesar - , segmen 6 sebesar -, segmen 7 sebesar 7,4 m dan 11,5 m, segmen 8 sebesar 7 m dan 7,4 m, segmen 9 sebesar 7,5 m, segmen 10 sebesar 6 m dan 7,1 m, segmen 11 sebesar 6,2 m, segmen 12 sebesar 5,6 m, dari hasil dengan perhitungan yang berarti jalan angkut masih belum bisa dikatakan memenuhi standar,6maka perlu dilakukanpelebaran jalan angkut setiap tikungan sebesar 13,412 meter, dengan adanya pelebaran jalan pada tikungan operasi produksi batu andesit pada PT. Batu Brkah Bersama berjalan dengan lancar dan terhindar dari kecelakaan. 3. Analisa Perhitungan Pada Kemiringan Jalan/Grade.

Dari hasil analisa data aktual dilapangan di temukan 7 tanjakan atau turunan, kemiringan jalan/ grade4pada jalan angkutPT. Batu Berkah Bersama adalah segmen 1 sebesar 11° atau sama dengan 3,05% , segmen 2 sebesar 13° atau sama dengan 3,6%, segmen 3 sebesar 7°

atau sama dengan 1,9%, segmen 4 sebesar 5° atau sama dengan 1,3%, segmen 5 sebesar 7° atau sama dengan 1,9%, segmen 6 sebesar 10° atau sama dengan 2,7%, dan segmen 7 sebesar 9° atau sama dengan 2,5% sedangkan standarisasi menurut teori AASTHO

kemiringan jalan/grade maksimum yang aman7untuk jalan naik maupun turun dilalui oleh alat angkut dump truckHino FM 260 JD adalah sebesar berkisar 8%. Grade jalan yang di amati telah ideal karena6tidak lebih dari8%. 4. Analisa superelavasi dan Jari-Jari tikungan.

Berdasarkan pengamatan dilapangan superelavasi jalan pada PT. Batu Berkah Bersama hasil perhitungan secara teori maka didapatkan superelavasi dan jari-jari tikungan pada setiap segmen adalah sebesar 47,36 mm/m, segmen sedangkan superelevasi menurus standar AASTHO adalah 20mm/m-40mm/m, angka yang di superlevasi yang di anjurkan untung mengatasi setiap tikungan jalan pada PT. Batu Berkah Bersama dengan kecepatan

(19)

40km/jam dengan3lebar jalan pada tikungan 13,412 m. bertujuan untuk menghindari gesekan antara kedua mobil yang berselisihan dan memperlancar produksi2agar tidak terjadikecelakan. 5.1.2. RancanganGeometri Jalan AngkutIdeal Dalam Bentuk 2 Dimensi 1.

Rancangan lebar jalan angkut lurus2 Dimensi. Rancangan pelebaran 2 jalur3pada jalan lurus 2Dimensi dari segmen 1 – segmen 12 dengan menggunakan software autocad 2004, lebar jalan lurusideal 2 jalur yang peneliti hitung adalah 8.591 meter standar AASTHO menggunakan alat angkut dumpt truck HINO RANGER FM 260 JD agar produksi berjalan dengan lancer6dan tidak adahambatan. Maka dengan adanya Design tersebut PT. Batu Berkah Bersama lebih mudah untuk menentukan mana jalan yang harus di lebarkan dari data-data peneliti lakukan saat di lapangan. 2. Rancangan lebar3jalan tikungan 2Dimensi.

Rancangan pelebaran jalan 2 jalur pada tikungan 2 Dimensi dari segmen 1- segmen 12 dengan menggunakan software autocad 2004,lebar jalan pada tikunganideal untuk 2 jalur adalah10,20 meter standar AASTHO menggunakan alat angkut dumpt truck HINO

RANGER FM 260 JD agar produksi berjalan dengan lancer6dan tidak adahambatan. Maka dengan adanya Design tersebut PT. Batu Berkah Bersama lebih mudah untuk menentukan mana jalan yang harus di lebarkan dari data-data peneliti lakukan saat di lapangan. 3.

Rancangan kemiringan jalan/grade 2 Dimensi. Rancangan kemiringan jalan/grade 2 Dimensi menggunakan software autocad 2004, untuk8kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh alat angkutkhususnya dump truck, yaitu 8%. Sedangkan

7untuk jalan naik maupunjalan turun pada daerahperbukitan lebih aman kemiringan jalan maksimum8%.Saat ini PT.Batu Berkah Bersama memiliki kemiringan jalan yang paling curam adalah 13 atau 3,6% dengan angka tersebut untukkemiringan jalan padaPT.Batu Berkah Bersama bisa dikatakan aman. 4. Kemiringan Melintang (superelavasi) dan jari-jari tikungan. Rancangan superelavasi dan jari-jari tikungan 2 dimensi menggunakan software autocad 2004. Superelavasi yang ada dilapangan dengan memperhitungakan kecepatan kendaraan 40km/jam didapatkan hasil actual dilapangan adalah 47,36 mm/m agar dapat diketahui jari-jari tikungan di lapangan. Dari superelavasi perlu dilakukan penimbunan lagi agar3jalan pada tikunganterdapat superelavasi yang baik yaitu 20mm/m-40mm/m. BAB VI

(20)

9KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KesimpulanBerdasarkan data lapangan yang diperoleh dan hasil analisisyang telah dilakukan,maka penulis dapat mengambil kesimpulan dari pengamatan yang dilakukanantara lain: 1.3Lebar jalan angkutsecara teorilebar jalan angkut untukdua jalur mengunakandump truck Hino FM 260DJpada jalan lurusadalah 8,591 meter dengan lebar aktual di lapangan segmen 1 sebesar 6,9 m, segmen 2 sebesar 5,4 m, segmen 3 sebesar 6,6 m, segmen 4 sebesar 7 m, segmen 5 sebesar 5,3 m, segmen 6 sebesar 8 m, segmen 7 sebesar 7,4 m, segmen 8 sebesar 7,5 m, segmen 9 sebesar 5,5 m, segmen 10 sebesar 4,8 m, segmen 11 sebesar 6,2 m, segmen 12 sebesar 7,3m. dari setiap segmen tersebut belum ada6yang memenuhi standarmaka perlu perlebaran jalan.72.

Lebar jalantikungan terbagi menjadi 12 segmen tikungan untuk pengukuran, jalan minimum ideal menurut teori dan hasil analisa data, didapatkan lebar jalan tikungan sebesar 13,412 meter, sedangkan lebar aktualjalan pada tikungandi lapangan segmen 1 sebesar 7,3 m dan 6,3 m,19segmen 2 sebesar10 m dan 5,4 m,segmen 3 sebesar7,8 m, segmen 4 sebesar 7,2 m, segmen 5 sebesar - , segmen 6 sebesar -, segmen 7 sebesar 7,4 m dan 11,5 m, segmen 8 sebesar 7 m dan 7,4 m, segmen 9 sebesar 7,5 m, segmen 10 sebesar 6 m dan 7,1 m, segmen 11 sebesar 6,2 m, segmen 12 sebesar 5,6 m maka perlu perlebaran jalan. 3. Kemiringan jalan/grade 2pada jalan angkut pada PT.Batu Berkah Bersama ada 7 kemiringan jalan/grade berdasarkan teori AASTHO< 8%, dan ideal dilapangan terdapat kemiringan jalan/garde segmen 1 sebesar 11° atau sama dengan 3,05% , segmen 2 sebesar 13° atau sama dengan 3,6%, segmen 3 sebesar 7° atau sama dengan 1,9%, segmen 4 sebesar 5° atau sama dengan 1,3%, segmen 5 sebesar 7° atau sama dengan 1,9%, segmen 6 sebesar 10° atau sama dengan 2,7%, dan segmen 7 sebesar 9° atau sama dengan 2,5%.

dengan angka tersebut untuk7kemiringan jalan padaPT.Batu Berkah Bersama bisa dikatakan aman. 4. Superelavasi yang ada dilapangan dengan memperhitungakan

kecepatan kendaraan 40km/jam didapatkan hasil actual dilapangan pada segemen sebesar 47,36 mm/m agar dapat diketahui jari-jari tikungan di lapangan. Dari superelavasi perlu dilakukan penimbunan lagi agar3jalan pada tikunganterdapat superelavasi yang baik yaitu 20mm/m-40mm/m. 6.2 Saran Adapun saran untuk perusahaansebagai berikut: 1.

(21)

Hendaknya pengawas melalukan pemantauan secara berkala agar mengetahui dimana terjadi kerusakan jalan. 2. Untuk menghindari waktu tunggu pada saat alat angkut berselisih3pada jalan lurushendaknya dibuat penambahan lebar jalan untuk segmen 1 sebesar 1,691 m, segmen 2 sebesar 3191 m, segmen 3 sebesar 1991 m, segmen 4 sebesar 1,591 m, segmen 5 sebesar 3,291 m, segmen 6 sebesar 0,591 m, segmen 7 sebesar 1,191 m, segmen 8 sebesar 1,091 m, segmen 9 sebesar 3,091 m, segmen 10 sebesar 3,791 m,

segmen 11 sebesar 2,391 m, segmen 12 sebesar 1,291 m. 3.2Pada jalan tikungan hendaknya dilakukan penambahanlebar jalan padasetiap tikunganagar tidak terjadi kecelakanan utuk segmen 1 sebesar 6,112 m dan 7,112 m, segmen 2 sebesar 3,412 m dan 8,012 m, segmen 3 sebesar 5,612 m, segmen 4 sebesar 6,212 m, segmen 5 sebesar - , segmen 6 sebesar -, segmen 7 sebesar 6,012 m dan 1,912m, segmen 8 sebesar 6,412 m dan 6,012 m, segmen 9 sebesar 5,912 m, segmen 10 sebesar 7,412 m dan 6,312 m, segmen 11 sebesar 7,212 m, segmen 12 sebesar 7,812 m. 4. Untuk mengatasi konsentrasi pada debu4pada jalan tambanghendaknya perusahaan melakukan penyiram secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA Aldiyansah, dkk. Analisi Geometri Jalan tambang utara.“Jurnal geomine”.

vol 4, No,1. April 2016 Yanto Indonesianto. Pemindahan Tanah Mekanis.”Jurusan Teknik Pertambangan”.UPN, “Veteran”.,Jogyakarta., 2005.1Dr. Ir. H.Daswis, M.Se.Dasar-Dasar Mekanika Tanah“Jurnal Mekanika Tanah”. Februari 2018Braja M. Dasdkk. Mekanika Tanah

“Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis” Jilid 1, Nopember 1995. Bowles J.E. Sifat-Sifat Fisikdan Geoteknis Tanah“Universitas Indonesia” Jakarta 1989. Sumadi Suryabrata,“Metododologi Penelitian”,Universitas Gajah Mada (UGM) Jakarta. 2004. LAMPIRAN PETA

SITUASI/KESAMPAIAN LOKASI PT.BBB SPESIFIKASI ALAT ANGKUT DOKUMENTASI

LAPANGAN LAMPIRAN PENGOLAHAN DATA a.3Lebar jalan lurusL= ( 2 x 2,455) +{(2+1)x(

x 2,455)} = ( 4,91)+{(3)x 1,227 )} = ( 4,91)+( 3,681 ) = 8,591mJadi lebar jalan angkutideal pada PT. Batu Berkah Bersama berdasarkan teori AASHTO adalah 8.59m. b.Perhitungan Lebar Jalan Pada tikungan.2Lebar juntai depan( Fa ) : 1,235 mLebar juntai belakang( Fb ) : 2,645 m Jarak antara jejak roda ban ( U ) : 1,91 mSudut penyimpangan rodamax :30º Fa = 1,235 m x sin 30º = 0,6m Fb =2,645 m x sin 30º = 1,322 m C-Z = (U + Fa+Fb ) = (1,91 +

(22)

0,6 + 1,322 ) = 1,916 m W3= n (span class='highlighted color-3'>> U + Fa + Fb + Z ) + C = 2 ( 1,91 + 0,6 + 1,322 + 1,916 ) + 1,916 =2 x (5,749 ) + 1,916 = 13,412m Jadi lebar jalan tikungan ideal pada PT. Batu Berkah Bersama berdasarkan teori AASHTO adalah 13.412 m.

c. Perhitungan kemiringan jalan/grade. (%) x100% Segmen 1 =6x 100% =3,05% Segmen 2

= x100% =3,6% Segmen 3= x100% =1,9% Segmen 4= x100% =1,3% Segmen 5= x100%

=1,9% Segmen 6= x100% =2,7% Segmen 7= x100% =2,5% Jadi kemiringan jalan/grade aktual di PT. Batu berkah Bersamaadalah 10° atau setara dengan 2,7% dan seterusnya d.

Superelavasi2dan jari jari tikunganStandar superelavasidan jari jari tikungan pada jalan angkutmenurut AASTHO berkisar antara 20 mm/m sampai dengan 40 mm /m yang di analisa untuk tiap meternya. Diketahui: Perhitungan jari jari tikungan V= 40 km/jam f = (-0,000659x V) + 0,192=(-0,00065x 40) + 0,192f = 0,166 R = Maka : R== = =47,3625 = 47 M Menurut nilai superelevasi yang di tetapkan AASHTO sebagai berikut: V= 40 km/jam f

= (-0,00065x V) + 0,192=(-0,00065x 40) + 0,192f = 0,166 e+f = e+f = e+f = e+f = 0,266 f

= (-0,00065x V) + 0,192f = (-0,00065x 40) + 0,192f = -0,026+0,192 f = 0,166 e + f =0,266 e + 0,166 =0,266 e =0,266-0,166 e =0,10m = 10% i 2 1 6 1 6 1

(23)

Sources

1

https://www.scribd.com/document/389496213/NaskahbukuDasar-DasarMekanikaTanah-pdf INTERNET

10%

2

https://id.scribd.com/doc/289647653/P INTERNET

5%

3

https://www.researchgate.net/publication/331094969_ANALISIS_GEOMETRI_JALAN_DI_TAMBANG_UTARA_PADA_PT_IFIS HDECO_KECAMATAN_TINANGGEA_KABUPATEN_KONAWE_SELATAN_PROVINSI_SULAWESI_TENGGARA

INTERNET

4%

4

https://www.patrarijaya.co.id/pemeliharaan-jalan-tambang/

INTERNET

2%

5

https://www.researchgate.net/publication/277759950_Guidelines_for_Mine_Haul_Road_Design INTERNET

1%

6

https://zombiedoc.com/manajemen-keperawatan.html INTERNET

1%

7

https://www.scribd.com/document/343241071/Laporan-Ekskursi-Kel-6 INTERNET

1%

8

https://www.slideshare.net/RendhieSuswanto/jalan-angkut-tambang INTERNET

1%

9

https://idoc.pub/documents/aplikasi-software-autodesk-land-desktop3-dalam-perancangan-geometrik-pada-ruas- jalan-sabang-balo-1d472jg1kyn2

INTERNET

1%

10

https://123dok.com/document/lzgg99nz-perbaikan-efektivitas-menggunakan-equipment-efectiveness-penerapan- productive-maintenance.html

INTERNET

<1%

11

http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/pertambangan/article/download/10246/pdf INTERNET

<1%

12

https://id.scribd.com/doc/213645751/EKOLOGI-TANAH INTERNET

<1%

13

https://sopopanisioan.blogspot.com/2014/05/orang-minang.html INTERNET

<1%

14

https://eprints.uns.ac.id/42064/1/D1815012_pendahuluan.pdf INTERNET

<1%

(24)

15

https://jurnal.pap.ac.id/index.php/JTPA/article/download/48/37/

INTERNET

<1%

16

https://kc.umn.ac.id/1306/2/BAB%20I.pdf INTERNET

<1%

17

http://eprints.umm.ac.id/51234/1/PENDAHULUAN.pdf INTERNET

<1%

18

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/63079/Chapter%20I.pdf?sequence=4&isAllowed=y INTERNET

<1%

19

http://repository.its.ac.id/53346/1/03211440000044_Undergraduate_Thesis.pdf INTERNET

<1%

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu dalam penelitian ini dipelajari pengaruh perubahan komposisi bahan pembentuk gelas dalam hal ini pengaruh perubahan kadar SiO2 dalam bahan pembentuk gelas

Berikut ini a+ala# tingkatan +ari 0enggunaan

Peneliti menganggap hal ini sangat penting dilakukan dengan maksud agar peneliti tetap memiliki peluang untuk secara lebih leluasa mencermati situasi di lapangan, saat

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan banyak bantuan dan dukungan selama proses penulisan skripsi ini saya ucapkan

Dengan metoda ini, jumlah jalur data yang dibutuhkan hanya 7 buah, dengan asumsi 2 buah 7-segmen pada setiap ruas jalan yang berfungsi untuk manampilkan 2 sampai 3 digit jumlah

Maksudnya, jika kata yang terhitung 100 tidak jatuh di ujung kalimat maka akan dihitung dalam bentuk desimal (perpuluhan). Cara melakukan persepuluh adalah jumlah

Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) yang dilaksanakan di Kota Banjarmasin dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri-Program Pengembangan

Redaksional merupakan bagian yang penting dalam sebuah perusahaan media cetak. Tugas-tugas jurnalis sampai menjadi sebuah berita yang layak dibaca oleh khalayak merupakan