• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI JENEPONTO

NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JENEPONTO,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Jeneponto Nomor 38 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Jeneponto, maka Peraturan Bupati Jeneponto Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pemanfaatan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) perlu ditinjau kembali;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati Jeneponto.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 07, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5180);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5252);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679;

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);

(2)

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

8. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 03 tahun 2007 tentang pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 170);

9. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 01 tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto (Lembaran Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun 2008 Nomor 187);

10. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 04 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha (Lembaran Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 213);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 08 Tahun 2014 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun 2014 Nomor 225);

12. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 04 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun 2016 Nomor 246);

13. Peraturan Bupati Kabupaten Jeneponto Nomor 38 tahun 2016 tentang kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Berita Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 233);

14. Peraturan Bupati Kabupaten Jeneponto Nomor 10.a Tahun 2017 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas Rumah Susun Sederhana Sewa (UPTD Rusunawa) pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Berita Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor10.a).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTAMG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA).

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Jeneponto;

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah;

3. Bupati adalah Bupati Jeneponto;

4. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Jeneponto;

(3)

5. Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan yang selanjutnya disebut Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Jeneponto;

6. Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Susun Sederhana Sewa yang selanjutnya disebut UPTD Rusunawa adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Susun Sederhana Sewa Kabupaten Jeneponto;

7. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Susun Sederhana Sewa yang selanjutnya disebut Kepala UPTD Rusunawa adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Rumah Susun Sederhana Sewa Kabupaten Jeneponto;

8. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap;

9. Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan- satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama;

10. Rumah Susun Sederhana Sewa yang selanjutnya disebut Rusunawa adalah rumah susun umum yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, status penguasaannya sewa serta dibangun dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan fungsi utamanya sebagai hunian;

11. Fasilitas hunian adalah bagian dari bangunan Rusunawa yang difungsikan sebagai hunian dan tidak dapat dialih fungsikan untuk kegiatan lain;

12. Fasilitas bukan hunian adalah bagian dari bangunan Rusunawa yang dipergunakan untuk kegiatan ekonomi dan sosial serta tidak dapat difungsikan sebagai hunian atau dialih fungsikan untuk kegiatan lain;

13. Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik Negara/Daerah yang berupa Rusunawa untuk dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas, dalam bentuk sewa, dengan tidak mengubah status kepemilikan yang dilakukan oleh UPTD Rusunawa untuk memfungsikan Rusunawa sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan;

14. Sewa adalah pemanfaatan barang milik Negara/Daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai;

15. Tarif Sewa adalah jumlah atau nilai tertentu dalam bentuk sejumlah nominal uang sebagai pembayaran atas sewa satuan Rusunawa dan/atau sewa bukan hunian Rusunawa untuk jangka waktu tertentu.

BAB II TUJUAN Bagian Kesatu Lingkup Pemanfaatan

Pasal 2

1) Setiap orang atau badan dapat memanfaatkan fasilitas Rusunawa.

2) Fasilitas Rusunawa yang dapat dimanfaatkan terdiri dari:

a. fasilitas hunian; dan b. fasilitas bukan hunian.

(4)

3) Pemanfaatan fasilitas Rusunawa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi kegiatan pemeliharaan, perawatan serta peningkatan kualitas bangunan prasarana, sarana dan utilitas.

4) Pemanfaatan fasilitas Rusunawa dalam hal prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari jalan, tangga, selasar, drainase, sistem air limbah, persampahan dan air bersih.

5) Pemanfaatan fasilitas Rusunawa dalam hal sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan, dan olahraga.

6) Pemanfaatan fasilitas Rusunawa dalam hal utilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari jaringan listrik, air bersih, air limbah dan perlengkapan pemadam kebakaran.

Bagian Kedua Pemanfaatan Ruang

Paragraf 1 Fasilitas Hunian

Pasal 3

1) Pemanfaatan fasilitas hunian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf a wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. pemindahan dan pengubahan perletakan atau bentuk elemen Rusunawa hanya dapat dilakukan oleh UPTD;

b. elemen sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah komponen dan kelengkapan rinci bangunan yang membentuk fungsi dan gaya arsitektur bangunan termasuk diantaranya atap, langit-langit, kolom, balok, dinding, pintu, jendela, lantai, tangga, komponen pencahayaan, komponen pengawasan dan komponen mekanik;

c. penataan dan pengaturan barang dalam Rusunawa tidak menghalangi jendela yang dapat menghambat sirkulasi udara dan cahaya;

d. penempatan sekat pemisah antar ruang tidak mengganggu struktur bangunan; dan

e. pemanfaatan dapur, ruang jemuran dan mandi cuci kakus (MCK) serta fungsi ruang lainnya yang berada dalam satuan hunian dilakukan oleh penghuni.

Paragraf 2

Fasilitas Bukan Hunian Pasal 4

(1) Pemanfaatan fasilitas bukan hunian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. satuan bukan hunian yang ada pada bangunan Rusunawa hanya dipergunakan untuk kegiatan ekonomi dan sosial serta tidak dapat difungsikan sebagai hunian atau dialih fungsikan untuk kegiatan lain;

b. satuan bukan hunian difungsikan untuk melayani kebutuhan penghuni Rusunawa;

c. pemanfaatan fasilitas pada satuan bukan hunian tidak melebihi batas satuan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b;

d. pemanfaatan fasilitas lantai dasar untuk tempat usaha dan sarana sosial sesuai ketetapan UPTD; dan

(5)

e. pemanfaatan dapur, ruang jemur, mandi cuci kakus (MCK), ruang serbaguna, ruang belajar dan ruang penerima tamu serta sarana lain bagi lansia dan penyandang cacat yang berada di luar satuan hunian dilakukan secara bersama.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemanfaatan fasilitas bukan hunian sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh UPTD Rusunawa.

Pasal 5

Fasilitas hunian Rusunawa hanya dapat dimanfaatkan oleh:

a. Masyarakat berpenghasilan rendah; dan atau

b. Belum memiliki rumah/tempat tinggal yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Lurah/desa; dan atau

c. Mampu membayar harga sewa yang ditetapkan.

BAB III PERIZINAN Bagian Kesatu

Izin Pasal 6

(1) Setiap orang atau badan yang memanfaatkan fasilitas Rusunawa wajib mengajukan permohonan pendaftaran kepada Kepala Dinas melalui Kepala UPTD Rusunawa.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. izin pemanfaatan fasilitas hunian Rusunawa;

b. izin pemanfaatan fasilitas bukan hunian Rusunawa.

Pasal 7

(1) Masa berlaku izin pemanfaatan fasilitas Rusunawa paling lama 1 (satu) Tahun.

(2) Izin pemanfaatan fasilitas hunian Rusunawa dapat diperbarui paling lama untuk 6 (enam) kali masa berlaku izin.

(3) Permohonan perpanjangan izin harus diajukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum masa berlaku izin berakhir.

Pasal 8

(1) Dasar pemberian izin pemanfaatan fasilitas hunian Rusunawa:

a. kelengkapan persyaratan administrasi;

b. ketersediaan fasilitas Rusunawa.

(2) Dasar pemberian izin pemanfaatan fasilitas bukan hunian Rusunawa:

a. kelengkapan persyaratan administrasi; dan b. ketersediaan fasilitas bukan hunian Rusunawa.

Bagian Kedua Prosedur Permohonan

Pasal 9

Permohonan izin pemanfaatan fasilitas Rusunawa disampaikan secara tertulis kepada Kepala Dinas melalui Kepala UPTD dengan mengisi formulir yang telah disediakan dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut :

a. Untuk Fasilitas Ruang Hunian :

(6)

1. Fotocopy KTP suami/istri;

2. Fotocopy kartu keluarga;

3. Surat keterangan belum memiliki rumah/tempat tinggal sendiri dari kelurahan (asli);

4. Surat pernyataan sanggup membayar sewa dan retribusi yang berlaku di Rusunawa diketahui Kepala Dinas;

5. Surat pernyataan bersedia memenuhi ketentuan yang berlaku bermaterai cukup;

6. Surat permohonan menghuni;

7. Pas Photo kepala keluarga ukuran 4x6 cm (terbaru) sebanyak 2 (dua) lembar;

b. Untuk Fasilitas Ruang Bukan Hunian 1. Fotocopy KTP pemohon;

2. Fotocopy kartu keluarga (untuk yang berkeluarga);

3. Surat pernyataan bersedia memenuhi ketentuan yang berlaku bermaterai cukup;

4. Surat pernyataan sanggup membayar sewa dan retribusi yang berlaku di Rusunawa diketahui Kepala Dinas;

5. Surat permohonan sewa unit ruang usaha;

6. Fotocopy akte pendirian badan usaha untuk pemohon yang berbadan usaha;

7. Surat kuasa bermaterai apabila dikuasakan;

8. Pas photo pemohon ukuran 4x6 cm (terbaru) sebanyak 2 (dua) lembar;

Pasal 10

Prosedur permohonan izin pemanfaatan fasilitas Rusunawa adalah sebagai berikut:

a. UPTD melakukan penelitian dan seleksi serta pengkajian berkas permohonan izin yang telah lengkap dan benar

b. Kepala UPTD berdasarkan hasil penelitian dan pengkajian memberikan surat persetujuan untuk dapat menerima untuk menolak permohonan

c. Keputusan kepala UPTD diberikan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak permohonan dinyatakan lengkap dan benar

Pasal 11

(1) Pemohon yang telah memiliki izin pemanfaatan Rusunawa dapat memanfaatkan Rusunawa setelah membayar tarif sewa dan menandatangani perjanjian sewa menyewa.

(2) Pembayaran tarif sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pembayaran tarif sewa paling sedikit sebesar tarif sewa pada bulan pertama.

(3) Perjanjian sewa-menyewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh Kepala UPTD dengan penyewa dan ditindaklanjuti dengan serah terima unit hunian atau unit usaha yang dituangkan dalam Berita Acara.

Pasal 12

(1) Materi perjanjian sewa-menyewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) paling sedikit mengatur;

a. Identitas kedua belah pihak;

b. Waktu terjadinya kesepakatan;

c. Jangka waktu dan berakhirnya perjanjian;

d. Besaran uang sewa;

e. Hak, kewajiban dan larangan para pihak;

f. Keadaan diluar kemampuan (force majeur);

g. Penyelesaian perselisihan; dan h. Sanksi atas pelanggaran.

(7)

(2) Masa berlaku perjanjian sewa-menyewa sesuai dengan masa izin yang diberikan.

BAB IV

HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN PENGHUNI Pasal 13

Pemilik izin pemanfaatan fasilitas Rusunawa berhak:

a. memanfaatkan fasilitas Rusunawa sesuai izin yang dimiliki;

b. menempati fasilitas hunian Rusunawa cadangan yang disiapkan oleh UPTD saat dilakukan perbaikan pada fasilitas hunian Rusunawa; dan

c. penghuni yang memiliki cacat fisik dan/atau lanjut usia berhak mendapatkan perlakuan khusus.

Pasal 14

Pemilik izin pemanfaatan fasilitas Rusunawa berkewajiban:

a. membayar uang sewa dan jaminan uang sewa;

b. membayar biaya pemakaian sarana air bersih, listrik, dan sampah dan air limbah;

c. menaati peraturan, tata tertib serta menjaga ketertiban umum;

d. memelihara, merawat, menjaga kebersihan satuan hunian dan sarana umum serta berpartisipasi dalam pemeliharaannya;

e. membayar ganti rugi untuk setiap kerusakan yang diakibatkan kelalaian penghuni;

f. mengosongkan fasilitas Rusunawa pada saat izin pemanfaatan Rusunawa berakhir atau izin pemanfaatan Rusunawa dicabut, dan menyerahkan kembali kepada UPTD dalam kondisi baik.

Pasal 15

Pemilik izin Rusunawa dilarang:

a. mengalihkan hak pemanfaatan Rusunawa kepada pihak lain;

b. mengubah fungsi pemanfaatan fasilitas Rusunawa;

c. memanfaatkan Rusunawa tidak sesuai izin;

d. mengisi satuan hunian melebihi ketentuan tata tertib;

e. memasak dengan menggunakan kayu, arang atau bahan lain yang mengotori lingkungan dan mengganggu kenyamanan orang lain;

f. berjudi,menjual dan /atau memakai narkoba, menjual dan/atau meminum minuman keras, dan berbuat maksiat;

g. melakukan kegiatan yang melanggar norma-norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat, mengganggu kepentingan umum, mengancam keselamatan dan keamanan umum dan melanggar Peraturan Perundang-Undangan;

h. mengubah konstruksi bangunan Rusunawa;

i. menjemur pakaian dan lainnya di luar tempat yang telah ditentukan;

j. melakukan kegiatan yang menimbulkan suara keras/bising, bau menyengat yang dapat mengganggu keamanan, ketentraman dan kenyamanan lingkungan;

k. membuang benda-benda kedalam saluran air kamar mandi/WC yang dapat menyumbat saluran pembuangan;

l. menyimpan segala jenis bahan peledak, bahan kimia, bahan bakar atau bahan terlarang lainnya yang dapat menimbulkan kebakaran atau bahaya lain; dan m. melakukan perbuatan yang melanggar tata tertib Rusunawa.

(8)

BAB V KEUANGAN Bagian Kesatu Sumber Keuangan

Pasal 16

(1) Sumber keuangan untuk kegiatan pengelolaan Rusunawa diperoleh dari : a. uang jaminan;

b. tarif sewa Satuan Rusunawa;

c. biaya denda; dan

d. usaha-usaha lain yang sah.

(2) Usaha lain yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, antara lain : a. penyewaan ruang serba guna; dan atau

b. pemanfaatan ruang terbuka untuk kepentingan komersial di lingkungan Rusunawa.

(3) Dalam hal bangunan Rumah Susun Sederhana Sewa belum diserahkan kepada Pemerintah Daerah dan/atau masih dalam proses Hibah (Masa Transisi) maka pengelolaan keuangan dilakukan melalui kas UPTD yang dikelola secara mandiri dengan pengawasan ketat dari Pemerintah Daerah.

Bagian kedua

Tarif Sewa dan lama sewa Pasal 17

1) Tarif Sewa Ruang Hunian Rusunawa per ruang hunian setiap bulan, sebagai berikut :

a. Lantai II sebesar Rp. 200.000,00 ( Dua Ratus Ribu Rupiah).

b. Lantai III sebesar Rp. 175.000,00 (Seratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah).

c. Lantai IV sebesar Rp. 150.000,00 (Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah).

d. Lantai V sebesar Rp. 125.000,00 (Seratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah).

2) Tarif Sewa Ruang Bukan Hunian Rusunawa sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah).

3) Tarif Sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), belum termasuk pembayaran air bersih, pembayaran listrik, retribusi pelayanan sampah, dan retribusi pengolahan limbah cair.

4) Tarif sewa Ruang Rusunawa dapat ditinjau kembali setiap 2 (dua) tahun.

Pasal 18

1) Tarif sewa dibayarkan secara tunai/lunas dibayarkan per bulan atau per tahun.

2) Pembayaran tarif sewa dilakukan paling lambat tanggal 14 (empat belas) setiap bulan.

3) Pembayaran tarif sewa sebagaimana dimaksud pasal 18 dilakukan melalui UPTD Rusunawa.

Bagian ketiga Pemanfaatan Hasil Sewa

Pasal 19 (1) Hasil Sewa Rusunawa dimanfaatkan untuk :

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 25% dari harga sewa;

(9)

b. Kegiatan operasional, pemeliharaan dan perawatan Rusunawa 75% dari harga sewa diantaranya :

- Security

- Cleaning Service - Tenaga Administrasi

c. Pemanfaatan uang jaminan untuk membayar tunggakan biaya sewa, listrik, air bersih/minum serta biaya lainnya yang belum dibayar penghuni.

(2) Pengoperasian dan pengendalian biaya pemeliharaan dilaksanakan oleh UPTD Rusunawa.

BAB VI SANKSI Pasal 20

(1) Setiap pemilik izin pemanfaatan fasilitas Rusunawa diberikan peringatan secara tertulis apabila:

a. Melakukan kegiatan tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam izin yang telah diperolehnya;

b. Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimakud dalam Pasal 14;

c. Melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15;

(2) Peringatan tertulis diberikan paling banyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 7 (tujuh) hari.

Pasal 21

(1) Penyegelan fasilitas Rusunawa akan dilakukan apabila pemilik izin pemanfaatan fasilitas Rusunawa tidak mengindahkan peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2);

(2) Jangka waktu penyegelan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 7 (tujuh) hari terhitung sejak dilakukan penyegelan.

(3) Pada saat dilaksanakan penyegelan fasilitas Rusunawa, pemilik izin tidak dapat memanfaatkan fasilitas Rusunawa.

(4) Penyegelan terhadap fasilitas Rusunawa dapat dibuka kembali apabila pemilik izin telah mengindahkan peringatan dengan melakukan perbaikan dan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bupati ini.

BAB VII

PENCABUTAN IZIN Pasal 22

(1) Izin pemanfaatan fasilitas Rusunawa dicabut apabila:

a. ada permohonan dari pemilik izin pemanfaatan fasilitas Rusunawa;

b. izin pemanfaatan fasilitas Rusunawa dikeluarkan atas data yang tidak benar/dipalsukan oleh pemohon izin;

c. pemilik izin pemanfaatan fasilitas Rusunawa tidak melakukan perbaikan sesuai ketentuan yang berlaku setelah melalui masa penyegelan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1); dan

d. melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a, huruf f dan huruf g.

(10)

(2) Pencabutan izin pemanfaatan fasilitas Rusunawa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d tanpa didahului pemberian sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dan Pasal 21.

(3) Pelaksanaan pencabutan izin pemanfaatan fasilitas Rusunawa disertai dengan penutupan fasilitas Rusunawa.

(4) Pencabutan izin pemanfaatan fasilitas Rusunawa sekaligus mengakhiri perjanjian sewa menyewa pemanfaatan fasilitas Rusunawa.

(5) Uang sewa yang telah dibayarkan oleh pemilik izin pemanfaatan fasilitas Rusunawa yang dicabut izinnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat ditarik kembali.

(6) Pemilik izin pemanfaatan fasilitas Rusunawa wajib mengembalikan fasilitas Rusunawa kepada kepala UPTD dalam kondisi baik paling lambat 7 (Tujuh) hari kerja sejak dikeluarkannya pencabutan izin pemanfaatan fasilitas Rusunawa.

(7) Apabila pemilik izin pemanfaatan fasilitas Rusunawa tidak mengembalikan fasilitas Rusunawa sebagaimana dimaksud pada ayat (6) maka UPTD melakukan pengosongan tanpa syarat.

BAB VIII

PENGEMBANGAN BANGUNAN Bagian Kesatu

Penambahan Bangunan Pasal 23

UPTD Rusunawa dapat mengusulkan untuk melakukan penambahan bangunan Rusunawa dan sarana yang belum tersedia dan/atau belum terbangun dan/atau masih ada permintaan pasar dan apabila masih tersedia lahan di lokasi pengelolaan dengan tetap memperhatikan kenyamanan penghuni.

Bagian Kedua

Penambahan Komponen Bangunan Pasal 24

1) UPTD Rusunawa diperbolehkan melakukan penambahan komponen bangunan Rusunawa untuk melengkapi dan menyempurnakan bangunan Rusunawa yang ada.

2) Penambahan komponen bangunan Rusunawa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan apabila komponen bangunan Rusunawa tersebut tidak ada dalam perencanaan pembangunan dan diperlakukan setelah bangunan Rusunawa difungsikan.

BAB IX

PELAKSANAAN, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 25

(1) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan pemanfaatan Rusunawa dilakukan oleh UPTD Rusunawa.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan Peraturan Bupati ini diatur oleh Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

(11)

BAB X PENUTUP

Pasal 26

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Jeneponto Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pemanfaatan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

Pasal 27

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Jeneponto.

Ditetapkan di Jeneponto pada tanggal 02 Oktober 2017

BUPATI JENEPONTO, ttd

IKSAN ISKANDAR Diundangkan di Jeneponto

pada tanggal 03 Oktober 2017 SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN JENEPONTO, ttd

MUHAMMAD SARIF

BERITA DAERAH KABUPATEN JENEPONTO TAHUN 2017NOMOR 28

Disalin sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM

SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN JENEPONTO, ttd

MUSTAKBIRIN, SH.

Pangkat : Pembina

Nip. 19630309 199203 1 007

(12)

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI JENEPONTO NOMOR : 28 TAHUN 2017

TANGGAL : 03 OKTOBER 2017

STRUKTUR ORGANISASI

UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA PADA DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN

KABUPATEN JENEPONTO

BUPATI JENEPONTO,

IKSAN ISKANDAR KEPALA UPTD

KEPALA SUB BAGIAN TATAUSAHA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Referensi

Dokumen terkait

bahwa penyelenggaraan kepariwisataan di Kabupaten Jeneponto, ditujukan untuk mendorong pembangunan daerah, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan

Daerah Kabupaten Balangan Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Balangan Nomor 38 Tahun 2016 tentang Kedudukan , Susunan Organisasi

(2) Penyertaan Modal Daerah untuk memenuhi modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang- undangan yang mengatur mengenai

dalam Pasal 8 huruf d, adalah apabila pihak Pemerintah Daerah telah melakukan prosedur persuratan dan/atau publikasi melalui media cetak Akan tetapi Pihak Ketiga

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 97 ayat (3), ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan

Arsitektur pusat perbelanjaan seperti mall atau plaza sebagai sebuah obyek desain, mampu menggambarkan suatu fenomena gaya hidup dan perilaku masyarakat, dapat menjadi

Data pemboran ini menunjukkan pergeseran lingkungan pengendapan dari kanal cabang tidak aktif (endapan lumpur dan lempung di bagian bawah) menjadi kanal aktif pada sedimentasi

Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dalam rangka pengawasan RTHKP berwenang melakukan pemantauan dan penertiban dalam penyediaan dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau untuk