Pedoman yang sangat penting untuk mencipta suatu sintesis dengan pendekatan diskoneksi adalah dua hal sebagai berikut :
1. Analisis
a. Mengenal gugus fungsional dan molekul target (MT)
b. Melakukan diskoneksi dengan metode yang berhubungan dengan reaksi-reaksi yang mungkin
c. Memastikan bahwa reagen pereaksi hasil pemutusan (sinton) tersedia sebagai starting material
2. Sintesis
a. Membuat rencana berdasarkan analisis starting material
dan kondisi sintesis
b. Bila tidak berhasil dalam sintesa dilakukan pengkajian ulang analisis.
Dengan memperhatikan hal-hal di atas, maka proses
pembuatan senyawa kimia tertentu dapat dilakukan namun harus tetap memperhatikan proses-proses yang menunjang reaksi sintesisnya.
Kemoselektivitas adalah pilihan untuk
mereaksikan salah satu gugus fungsional dari dua gugus yang berada pada satu molekul.
Hal ini dapat dilihat jika pada molekul yang akan direaksikan mengandung dua gugus fungsi yang
reaktif bila kita hanya menginginkan salah satu dari kedua gugus yang bereaksi. Maka salah satu cara
mengatasinya dengan menggunakan gugus pelindung.
Gugus pelindung atau gugus proteksi adalah gugus fungsi yang digunakan untuk melindungi gugus
tertentu agar tidak turut bereaksi dengan pereaksi
Deproteksi
adalah penghilangan atau reduksi
gugus pelindung menjadi gugus fungsi awal
yang dilindungi.
Ketika reaksi kimia yang akan dilakukan
secara selektif pada satu situs reaksi dalam
multifungsi senyawa organik (molekul
organik mengandung dua atau lebih dari dua
reaktif kelompok) dan kita ingin reaksi pada
satu tempat yang reaktif,
maka tempat
reaktif lain harus sementara diblokir atau
diproteksi.
PERSYARATAN
S
EBUAH GUGUS PELINDUNG Harus mudah digunakan, tanpa generasi pusat
stereogenik baru, dan mudah untuk dihilangkan.
Harus memiliki minimal fungsi tambahan untuk
menghindari reaksi lanjutan.
Harus membentuk turunan kristal dengan reaksi yang
tinggi, hasil yang dapat dengan mudah dipisahkan dari produk samping.
Seharusnya tidak mengganggu reaksi yang dilakukan
sebelum dihilangkan.
Gugus pelindung dapat dibelah/dihilangkan
Gugus pelindung harus tetap melekat sepanjang sintesis
dan mungkin dihapus setelah selesai sintesis.
Namun, gugus pelindung tidak dimasukkan ke dalam
produk akhir, dengan demikian, penggunaannya membuat reaksi kurang ekonomis.
Dengan kata lain, penggunaan gugus pelindung kelompok
Penghilangan gugus pelindung dapat terjadi
karena :
1. Solvolisis dasar penguraian oleh pelarut Contoh : Hidrolisis, Alkoholisis
2. Hidrogenolisis 3. Logam berat 4. Ion fluoride 5. Fotolitik 6. Asam / basa 7. Elektrolisis 8. Eliminasi reduktif 9. β-eliminasi 10. Oksidasi 11. Substitusi nukleofilik 12. Katalisis logam transisi 13. Enzim
14. Cahaya
S
YARAT PEMILIHAN GUGUS PELINDUNG
1.
Mudah
dimasukkan
dan
dihilangkan
(dipisahkan)
2. Tahan terhadap
reagen
yang akan
menyerang gugus fungsional yang tidak
terlindungi
3. Bersifat
Stabil
dan hanya akan bereaksi
dengan
pereaksi
khusus
untuk
mengembalikan gugus fungsi aslinya
4. Gugus
pelindung
seharusnya
tidak
mengganggu
proses atau jalannya reaksi
yang dilakukan sebelum dihilangkan
Gugus pelindung umum digunakan dalam
pekerjaan laboratorium skala kecil dan
pengembangan awal dalam proses produksi
industri karena penggunaannya akan menambah
tahapan reaksi dan biaya material pada proses
tersebut.
Namun, ketersediaan unit dasar pembangun kiral
yang murah mampu menanggulangi tambahan
biaya tersebut (misalnya asam sikimat untuk
oseltamivir).
Selain itu, ada juga deproteksi yang merupakan
penghilangan atau reduksi gugus pelindung
Gugus fungsi penting yang menyebabkan masalah reaktivitas antara lain :
1. Alkohol
2. Aldehid-keton 3. Amina
4. Asam karboksilat
Gugus pelindung banyak jenis-jenisnya, dan digunakan pada reaksi-reaksi kimia tertentu.
Sehingga kita harus memahami sifat-sifat dari gugus pelindung itu sendiri.
G
UGUS
P
ELINDUNG
Reaksi kimia yang memiliki gugus fungsi lebih dari satu memerlukan reaksi yang selektif untuk
menghindarkan terjadinya reaksi terhadap seluruh gugus fungsi yang ada akibat pengaruh dari pereaksi yang berlebihan.
Untuk mendapatkan reaksi yang selektif terhadap
gugus fungsi yang menjadi sasaran perubahan reaksi, maka gugus fungsi lain yang memiliki potensi untuk terserang diberi perlindungan.
Perlindungan terhadap gugus fungsi yang diharapkan tidak mengalami perubahan tersebut dilakukan
dengan cara melindungi gugus fungsi itu terlebih dahulu secara selektif agar tidak terserang oleh
G
UGUS
P
ELINDUNG
Semua gugus fungsi memiliki cara tertentu
melalui penggunaan pereaksi untuk
melindunginya
, baik gugus karbonil, hidroksil,
amino, ikatan rangkap dan gugus lainnya
(Greene, 1991).
Gugus pelindung dapat ditambahkan ke dalam
molekul
melalui modifikasi kimia pada suatu
gugus fungsi untuk mencapai kemoselektivitas
pada reaksi kimia selanjutnya.
Gugus ini memainkan peranan penting dalam
sintesis organik multitahap.
Dalam banyak preparasi senyawa organik,
beberapa bagian spesifik pada molekul tidak
dapat bertahan pada kondisi reaksi atau
pereaksi yang digunakan. Sehingga, bagian
tersebut, atau gugus, harus dilindungi.
Contohnya, litium aluminium hidrida sangat
reaktif namun merupakan pereaksi yang sangat
beguna untuk mereduksi ester menjadi alkohol.
12Gugus pelindung diol secara umum
Diol (1,2 dan 1,3) secara umum melindungi O,O-asetal dan ketal.
Asetal adalah senyawa dengan struktur umum RR1 C (OR2) (OR3), dimana R dan R1 mungkin adalah H (tapi tidak diperlukan), tetapi R2 dan R3≠ H.
Ketal adalah bagian dr asetal dimana baik R maupun R1 adalah H.
Dengan cara yang sama, asetal etilidin, asetal
siklopentilidin, asetal sikloheksilidin, asetal
arilidin dan karbonat siklik dapat disiapkan.
Asetal dan ketal ini dapat dipecah baik di bawah
kondisi asam atau dengan reduksi (Skema deproteksi acetal dan ketal).
A
LKIL ETER DAN ALKOKSIALKIL Alkil eter umumnya disiapkan dengan penambahan asam-katalis dari alkohol ke alkena atau Sintesis eter Williamson (Skema 1,18).
A
LKIL ETER DAN ALKOKSIALKIL Eter tetrahidropiranil yang stabil untuk basis dan perlindungan akan dihapus oleh asam-katalis
hidrolisis. Misalnya, geraniol dilindungi sebagai
geraniol tetrahidropiranil eter di hadapan piridinium p-toluenesulfonate (PPTs) reagen.
Ini adalah eter dibelah dengan PPTs di ethanol hangat
Namun, pembentukan THP eter memperkenalkan
sebuah pusat stereogenik baru. Pengenalan eter THP ke molekul kiral sehingga menghasilkan pembentukan diastereoisomer. Fenol dilindungi sebagai metil ethers 40, 41, ters-butil eter, eter alil dan benzil eter.
Gugus pelindung asam karboksilat secara umum
Asam karboksilat dilindungi sebagai esternya seperti metil
ester, ters-butil ester, alil ester, ester benzil, ester fenasil dan ester alkoksialkil. Ester dibentuk oleh reaksi asam karboksilat dengan alkohol, dan reaksi dikenal sebagai esterifikasi.
Meskipun banyak metode yang berguna dan dapat diandalkan untuk esterifikasi asam karboksilat, namun perlu mengetahui proses yang lain untuk menggantikan metodologi klasik dengan alternatif yang lebih jinak, ditandai dengan penerapan umum. Dua metode baru untuk pembentukan ester dari
asam karboksilat ditunjukkan dalam gambar berikut
Ester alkoksialkil dan ester silil juga mudah disiapkan dan dipecah.
Sebagai contoh, 2-(trimetilsilil) ester etoksimetil biasanya dipecah dengan HF dalam asetonitril oleh ion fluor.
21
Metil ester dihilangkan dengan asam atau basa. Lithium
hidroksida juga memecah gugus ester metil sedangkan gugus Boc tetap utuh.
Misalnya, dalam konversi
etil
5-okso-hexanoat
menjadi
6-hidroksi-2-hexanon
,
diperlukan untuk memblokir gugus keton
pertama dan kemudian gugus ester berkurang
dengan LiAlH
4.
Gugus keton dilindungi sebagai
asetal
karena
gugus asetal tidak bereaksi dengan reduktor
LiAlH
4.
Pada tahap akhir gugus asetal dihilangkan
dengan penambahan asam.
22
CONTOH GUGUS PELINDUNG
Apabila molekul mengandung beberapa gugus fungsional yang mirip, mungkin perlu dilindungi dengan cara yang berbeda. Sehingga mereka dapat dihilangkan dengan kondisi yang berbeda-beda.
Gugus amino mempunyai pereaksi tertentu
untuk melindunginya misalnya dengan
4-nitrophenyl acetate, pH 11.
Perlindungan gugus amina dengan
4-nitrophenyl acetate akan membentuk –NHAc.
Sebagai contoh :
• Pereaksi lain yang digunakan untuk
melindungi gugus amino adalah asetaldehida,
ionCu(II), dan asam perklorat.
• Pereaksi yang menggunakan R
2NCOCH
2Cl
dengan contoh reaksi sebagai berikut:
Berpotensi sebagai kelompok yang reaktif dan dapat
dilindungi atau ditutupi sehingga mereka tidak bereaksi, misalnya. pengurangan ester dengan adanya keton
Perhatikan bahwa strategi perlindungan membutuhkan dua langkah tambahan (harus efisien);
Contoh :
Apabila terdapat suatu gugus fungsional yang dapat bereaksi dua kali, maka bahan awal dan produk
pertama akan berkompetisi untuk menyerang reagen. Reaksi ini akan berhasil baik apabila produk pertama
kurang reaktif bila dibanding bahan awal.
Senyawa klorida asam (Ion fluoride) dapat digunakan untuk melindungi gugus amino dalam sintesis peptida. Diskoneksi ikatan ester memberikan bahan awal yang sederhana, tetapi dalam sintesis senyawa COCl2
(fosgene) dimana hanya berekasi sekali dengan PhCH2OH.
Hal ini dapat berhasil karena separuh senyawa ester (Ion fluoride) kurang reaktif karena dapat mengalami
Bila yang diinginkan bereaksi adalah gugus yang kurang reaktif dari dua gugus fungsional yang berbeda, atau apabila produk pertama dari suatu
reaksi mempunyai satu gugus fungsional yang sama atau lebih reaktif dibandingkan bahan awal, maka gugus yang lebih reaktif harus dilindungi dengan gugus pelindung.
Asam amino (Asam / basa) merupakan konstituen protein, mempunyai dua gugus fungsi yaitu -COOH dan gugus -NH2, dimana gugus -NH2 lebih reaktif dibandingkan gugus -COOH.
Apabila menginginkan gugus -COOH yang bereaksi maka gugus -NH2 harus dilindungi.
Senyawa (Ion fluoride) dapat digunakan sebagai
Perlu dicatat bahwa senyawa (Ion fluoride) dapat
bereaksi dua kali dengan gugus amino, tetapi produk pertama (Elektrolisis) kurang reaktif karena lebih terkonjugasi dibanding senyawa (Ion fluoride).
Dalam sintesis senyawa tiol, RSH, dengan reaksi alkilasi langsung terhadap H2S merupakan reaksi yang tidak baik, hal ini disebabkan karena produk yang terbentuk mempunyai reaktivitas yang relatif sama dengan bahan awal, sehingga reaksi akan
berlanjut dan menghasilkan senyawa sulfida, RSH. Untuk membuat senyawa tiol dapat digunakan
senyawa tiourea (Eliminasi reduktif) sebagai aktivitas H2S yang terlindungi, garam tiouronium (β-eliminasi) tidak mampu bereaksi lebih lanjut dan musah
Contoh sintesis alkohol dari ketoester
Ester t-butil sanagat mudah dihidrolisis dalam suasana asam. Ester merupakan gugus pelindung yang baik untuk melindungi alkohol dari asam.
Suatu ester benzil (seperti ester benzil atau amina) dapat diputus dengan hidrogenolisis.
Gugus methylthiomethyl (MTM) dihapus dihapus oleh asam atau
dapat dibelah dengan perak berair atau garam merkuri (netral merkuri klorida) yang kebanyakan eter yang stabil sebagai
hasilnya.
Logam alkali (seperti Li) dalam ammonia cair biasanya
diterapkan untuk deproteksi benzil (Bn) eter.
2-(trimetilsilil) esteretoksimetil biasanya dipecah dengan HF dalam asetonitril oleh ion fluoride.
Ester fenasil dapat dihilangkan dengan cahaya dengan panjang gelombang 308-313 nm dengan > hasil 70 %.
Misal, iradiasi/pemancaran larutan buffer ester dari p-hidroksi fenasil di suhu kamar.
Metil ester dihilangkan dengan basa
Contohnya :LiOH dapat memecah gugus metil ester sedangkan gugus Boc (t-Butoxycarbonyl) tetap utuh
Gugus MEM (Metoksi Etoksi Metil) dapat selektif dihilangkan denagntrimetilsilil iodida dalam
asetonitril tanpa mempengaruhi metil eter atau gugus ester.
Gugus Metoksi Metil (MOM) adalah salah satu gugus yang
baik untuk melindungi kelompok alcohol dan fenol.
MOM eter dapat dibuat dari alkohol atau fenol dengan
MOMCl (Metoksi Metil Clorida) atau MOMOAc (Metoksi Metil Asetat).
Jenis-jenis gugus pelindung dpt dilihat pd tabel berikut:
Jenis-jenis gugus pelindung dpt dilihat pd tabel berikut:
R
EFERENCE http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2 5607/3/Chapter%20II.pdf
Warren, Stuart.1981. Sintesis Organik
Pendekatan Diskoneksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Warren, Stuart.1931. Sintesis Periptaan Sintesi Organik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
41