• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Studi Literatur

Kepustakaan dalam kehidupan manusia, yang disebut dengan buku merupakan salah satu sumber pendidikan, karena itu perancangan komik ini juga memiliki sumber-sumber kepustakaan yang mendukung sehingga pada akhirnya hasil perancangan komik ini akan berguna bagi masyarakat.

Sumber referensi atau kepustakaan yang diambil adalah buku Resep Kaya Ala Tiong Hoa, oleh Lie Charlie yang diikuti dengan berbagai buku yang relevan seperti Penguasa Ekonomi Dan Siasat Pengusaha Tiong Hoa, The Chinese Code Of Success, The Chinese A.R.T. of Goal Setting, Etnik Tiong Hoa di Indonesia, Pepatah Mencius, dan Pepatah Lao Zi.

Buku Resep Kaya Ala Tiong Hoa mengupas blak-blakan mengenai bagaimana cara pengelolaan finansial di mata orang Tiong Hoa perantauan dilihat dari budaya, adat, kepercayaan, dan perilaku dagang yang dibawa dari tanah leluhur. Sedangkan buku-buku yang lain menjelaskan lebih detil atau mendukung prinsip dagang ala Tiong Hoa dan budayanya, serta beberapa buku memberikan prinsip-prinsip hidup orang Tiong Hoa yang membentuk perilaku dagang orang Tiong Hoa.

2.2. Tinjauan Judul Perancangan

Judul yang dipilih adalah Perancangan Komik Finansial Menganut Tradisi Orang Tiong Hoa Perantauan. Warga Tiong Hoa terkenal dengan keahliannya dalam bidang ekonomi, banyak orang Tiong Hoa peranakan yang telah sukses bahkan merajai beberapa sektor industri pada awal abad ke-20.

Hal ini merupakan salah satu ciri khas yang identik dengan orang Tiong Hoa perantauan. Untuk mengenalkan, dan mengajarkan beberapa cara pengelolaan finansial kepada masyarakat Indonesia maka komik dipilih menjadi media penyampaian dan pembelajaran yang dapat menghibur pembaca selain belajar.

(2)

2.2.1. Pengertian Perancangan

Perancangan berasal dari kata rancang, yang berarti: 1. pancang yang berujung runcing dan ditancapkan ke tanah sebagai batas; pancang yang yang berpulut untuk menangkap burung dan sebagainya. 2.

rekayasa. Dalam poin 2 dijelaskan rancangan yang menjadi dasar kata perancangan yang berarti; sesuatu yang sudah dirancang. Kesimpulan yang diambil, perancangan memiliki arti proses, cara, atau perbuatan merancang. (Salim 1231).

2.2.1.1. Perkembangan Komik

Cikal bakal komik Indonesia merupakan karya-karya zaman dahulu yang dipengaruhi oleh agama-agama seperti Budha, Hindu, dan Islam. Di Bali komik dibuat diatas daun lontar, bercerita tentang Ramayana dalam aksara Bali berbahasa Jawa kuno dengan tema Dampati Lelagon atau Darma Lelagon. Dalam budaya Jawa cikal bakal komik berasal dari cerita-cerita wayang beber dan wayang kulit.

Cerita bergambar atau komik pertama kali terbit di Indonesia sejalan dengan munculnya media massa berbahasa Melayu Cina di masa pendudukan Belanda. (Angkat, para. 7). Kemudian muncul cergam oleh Nasroen As tahun 1939, sehingga disimpulkan oleh Boneff pada awal Perang Dunia I adalah masa pertumbuhan awal komik Indonesia. Komik pertama dalam kasanah sastra Indonesia adalah Mentjari Poetri Hidjaoe (Nasroen As), dimuat dalam harian Ratoe Timoer. (Angkat, para. 8).

Masa keemasan komik Indonesia pada tahun 1960-an hingga 1980-an, dengan banyaknya ragam dan judul komik yang diterbitkan, seperti komik roman remaja, komik silat, dan komik petualangan. Kita akan menemui berbagai nama komikus terkenal pada masa itu antara lain; Budijanto, Zaldy, Sim dan Mintaraga, Ganes T.H., Hans Jaladara, Wid N.S., dan Hasmi.

(3)

Memasuki tahun 1990-an sudah banyak komik-komik asing yang masuk ke Indonesia, dan negara yang dominan adalah negeri Sakura. Komik Jepang disebut dengan manga, memiliki gambar- gambar yang relatif lebih menarik, dan cerita yang lebih ke imajinasi anak muda.

Hal ini juga berpengaruh pada gaya gambar komik Indonesia, sehingga dari tahun akhir 1990-an hingga saat ini. Dua gaya yang mendominasi gaya gambar komik Indonesia saat ini yaitu gaya Amerika dan gaya Manga.

2.2.2. Gambar Ilustrasi

Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk (wikipedia, para. 1)

2.2.2.1. Perkembangan Ilustrasi

Ilustrasi atau gambar yang ada di dunia sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Bukti-bukti peninggalan manusia purba di dinding-dinding gua berupa gambar-gambar hewan dalam campuran warna merah dan kuning yang terbuat dari lemak hewan.

Di Spanyol dan Perancis misalnya dengan ditemukannya gambar bison, sejenis kerbau liar di Amerika, di Gua Lascaux Perancis Selatan. Winand Klassen (1990_189) bahkan mencatat awal mula seni dtandai oleh cetakan atau jejak tangan kanan wanita pada sebuah dinding karang, di sebuah gua prasejarah di Selatan Perancis, 40.000 tahun sebelum Masehi (Istanto 24).

Gambar-gambar itu berkembang dan dapat dilihat pada periode Amarna tahun 1375-1350 SM. Papyrus yang oleh Bangsa mesir digunakan untuk menorehkan cerita tentang dewa maut dalam

(4)

dunia roh yang terdapat di kuburan raja Nakht ini juga dikenal oleh orang Assyria, Siria, dan Persia.

Pata tahun 4400-2466 SM ditemukan architectural hieroglyhs. Hieroglyphs adalah huruf Mesir kuno yang berupa gambar (Pictogram).

Perkembangan media ilustrasi mulai dari dinding gua, kulit hewan (orang Eropa), papyrus, daun lontar, mozaik (Yunani), gambar ilustrasi berkembang pesat setelah digunakannya kertas sebagai media gambar.

Negara Tiongkok juga mengalami perkembangan dengan ditandai dengan penemuan teknik cetak tahun 594 dengan menggunakan penyekaan terhadap cetakan dari kayu. Percetakan berkembang pesat pada dinasti Sung (960-1279). Kemudian bidang tulisan hingga catatan sejarah berkembang, beberapa karya terkenal yaitu Chih Wu Tai Shih (Sejarah Lama Lima Dinasti) tahun 907-960, karya Sung Shih (Sejarah Dinasti Sung) tahun 960-1279, serta karya Yuan Shih (Sejarah Dinasti Yuan) tahun 1279-1368. Teks-teks dan gambar tersebut diukirkan pada selembar papan, tanah liat, atau logam, setelah itu acuan atau stempel itu ditintai, ditumpangi selembar kertas (papyrus) sehingga gambar tercetak pada kertas.

Ilustrasi di Jepang berawal dari lukisan gulung, yang menjadi cikal bakal cergam dan komik muncul pada abad ke-6. Saat itu agama Budha mulai diperkenalkan di Jepang, sehingga lukisan tersebut bertemakan keagaamaan. Setelah itu muncul Ukiyo-e atau floating world pictures sebagai seni cetak populer di Jepang pada abad ke-18 dengan teknik woodblock prints.

Pada abad ke-17, Perancis muncul karya ilustrasi romannya dengan menggunakan teknik etching yang menggeser teknik woodcut, secara pelahan teknik cetakan Ukiyo-e milik Jepang masuk ke Eropa. Teknik Jepang mempengaruhi gaya Impersionisme dan Post Impresionisme abad ke- 19.

(5)

Di Eropa, seniman pada masa keemasan dipengaruhi oleh kelompok Pre-Raphaelite dan gerakan-gerakan yang berorientasi kepada desain seperti Arts and Crafts Movement, Art Nouveau, dan Les Nabis. Contohnya Walter Crane, Edmund Dulac, Aubrey Beardsley, Arthur Rackham dan Kay Nielsen.

Masa keemasan ilustrasi Amerika Serikat berlangsung pada tahun 1880, setelah perang dunia I. Hal ini terjadi seiring dengan populernya surat kabar, majalah, dan buku berilustrasi yang memungkinkan adanya eksperimen teknik oleh senimannya. Pada saat inilah banyak ilustrator yang menjadi kaya dan terkenal. Tema yang banyak muncul adalah aspirasi bangsa Amerika saat itu.

Pada masa kini, ilustrasi semakin berkembang dengan penggunaan banyak software pembantu seperti Adobe Illustrator, Photoshop, Corel Draw, dan CAD. Namun ilustrasi tradisional yang dibuat dengan tangan tetap memiliki nilai yang tinggi. Fungsi khusus ilustrasi antara lain:

• Memberikan bayangan setiap karakter di dalam cerita

• Memberikan bayangan bentuk alat-alat yang digunakan di dalam tulisan ilmiah

• Memberikan bayangan langkah kerja

• Mengkomunikasikan cerita.

• Menghubungkan tulisan dengan kreativitas dan individualitas manusia.

• Memberikan humor-humor tertentu untuk mengurangi rasa bosan

2.2.3. Tinjauan Gambar Ilustrasi

Keberadaan gambar ilustrasi masa sekarang tidak lepas dari perkembangan lukisan. Teknik ilustrasi yang digunakan oleh para desainer dan seniman bergaya pop dan postmodern, membentuk karya seni yang bersifat kontemporer.

(6)

Pembeda ilustrasi zaman dahulu dengan sekarang adalah pergeseran fungsi seiring perkembangan zaman. Seni lukis bersifat independen, merupakan hasil karya yang dituangkan pelukis melalui perasaan pribadinya. Sedangkan zaman sekarang ilustrasi diciptakan sebaliknya dan salah satunya untuk komersil, memuaskan klien atau orang lain, bahkan menjadi semacam bisnis yang memiliki batas waktu pembuatan serta dikepalai oleh art director. Ilustrasi sekarang dituntut agar dapat dipahami banyak orang yang melihat, bukan interpretasi sembarangan yang diinginkan oleh desainernya. Gambar atau ilustrasi tidak harus indah namun tetap berestetika, dan keberadaannya sering digabungkan dengan teks agar orang-orang yang melihat lebih paham pada makna yang ingin disampaikan ilustrasi tersebut.

2.2.3.1. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Bidang Kajian

• Ilustrasi Editorial; banyak dijumpai pada novel, buku bacaan anak dan orang dewasa, buku olahraga, kartun, dan karikatur (politik), dan lain sebagainya. Ilustrasi buku anak-anak biasanya memiliki tema fantasi sehingga ilustrasi mmiliki peran penting dalam mengembangkan cerita. Sedangkan ilustrasi pada surat kabar berupa gambar atau fotografi yang menggambarkan hal-hal yang berkaitan dengan topik artikel yang diangkat dan menjadi komunikasi massa. Ilustrasi menggambarkan isi buku, sehingga dapat menarik perhatian para pembeli. Selain itu ilustrasi dapat menjadi pengisi halaman kosong atau ruang kosong sehingga antara teks dan ilustrasi saling mendukung.

• Ilustrasi periklanan; dalam bidang promosi dan pemasaran untuk mempengaruhi ketertarikan konsumen, diantaranya:

o Ilustrasi Fashion, dapat berbentuk foto maupun gambar yang memberi informasi tentang pakaian, mode, atau tren baju terkini untuk menjual produk-produk busana

(7)

o Ilustrasi Produk, menggambarkan produk semenarik mungkin untuk ditawarkan pada konsumen

o Ilustrasi Pariwisata, menggambarkan pemandangan alam, bangunan-bangunan wisata, atau figur di daerah yang dipromosikan

• Ilustrasi Medis; ilustrasi ini berkaitan dengan pengetahuan kedokteran. Desainer yang membuat harus memiliki paling tidak pengetahuan tentang medis atau kedokteran selain sebagai media komunikasi visual.

• Ilustrasi Ilmiah; bertujuan untuk menggambarkan objek dengan ketepatan, kejelasan, dan kerapian yang benar, misal bentuk bangunan, bentuk konstruksi geometri dan lainnya.

2.2.3.2. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Sifat dan Fungsi

• Ilustrasi yang menggambarkan keadaan yang dilihat melalui sketsa yang berupa goresan-goresan cepat atau gambar detail

• Ilustrasi yang memvisualisasikan yang diimajinasikan, yaitu menggambarkan objek atau keadaan yang ada dalam pikiran bukan kenyataan.

• Ilustrasi yang memvisualisasikan ide dan konsep, misal dalam bentuk simbolisasi.

• Ilustrasi yang digunakan untuk menghias atau sebagai unsur dekoratif. Gambar ini memenuhi kepuasan estetis bagi pengamatnya.

• Ilustrasi yang dapat menjembatani pemahaman terhadap bahasa verbal. Antara teks dan gambar saling mendukung.

2.2.3.3. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Alat

Ada sarana atau perlengkapan yang digunakan untuk menggambar, antara lain:

(8)

• Perlengkapan sketsa, yaitu: pensil, charcoal/pensil arang, bolpoin, penghapus, dan sebagainya. Pensil memiliki bahan yang mudah dihapus, dan dapat memberikan garis-garis bantu halus sebelum proses rendering. Charcoal bermanfaat untuk mengoreksi kesalahan tanpa merusak permukaan kertas bila dihapus. Sedangkan bolpoin dapat digunakan untuk membuat outline dengan ragam ketebalan, namun sukar dihapus.

• Perlengkapan mewarna, yaitu: cat air, pastel, pensil berwarna, cat minyak, crayon, cat poster, dan sebagainya.

• Kertas atau kanvas sebagai media yang digambar.

• Kuas, kuas dengan rambut yang lembut dan berujung runcing kebanyakan digunakan untuk cat air, sedangkan kuas yang memiliki serabut agak kasar atau tebal untuk kanvas Saat ini banyak jenis dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan.

• Palet dan air. Palet digunakan untuk mencampur cat warna yang diinginkan, sedangkan air berfungsi untuk menambah atau mengurangi campuran tersebut. Air tidak berfungsi untuk cat minyak.

2.2.3.4. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Teknik

• Teknik manual, merupakan teknik dengan menggunakan ketrampilan tangan tanpa dibantu dengan mesin atau teknologi sehingga dapat menimbulkan ciri khas ilustrator atau pelukis sesuai dengan gaya masing-masing. Karya manual memiliki nilai lebih dalam hal estetika, berbeda dengan pembuatan digital.

• Komputer merupakan teknik digital yang semakin marak berkembang seiring dengan waktu. Komputer banyak dipilih karena dapat mengerjakan lebih cepat dan mampu menghasilkan bentuk desain yang canggih. Saat ini beberapa

(9)

karya computer merupakan gabungan antara karya manual yang kemudian diedit menggunakan program komputer.

• Kamera merupakan piranti desain, fotografi memiliki hasil ilustrasi yang terus berkembang dengan adanya percetakan.

Apalagi zaman modern memungkinkan penggunaan foto digital. Ilustrasi fotografi memperhatikan estetika sehingga menjadi media ekspresi dan seni yang disebut dengan Fotografi Piktoral, biasanya fotografer memilih kamera manual atau semi manual daripada digital.

• Kubisme Sintetik/Kolase/Collage merupakan teknik tempel dengan menggunakan kertas, kain, gambar atau macam-macam benda ke permukaan bidang menjadi satu.

2.2.3.5. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Goresan

• Arsiran, merupakan teknik yang menggambar bentuk dari objek yang terkena bayangan hingga benda tampak bervolume.

Ada beberapa teknik arsir, yaitu:

o Arsiran garis lurus, dengan garis-garis paralel dengan pola sejajar (hatching), garis-garis berpotongan (cross hatching) yaitu pola garis yang memotong garis-gars sejajar, garis-garis variasi (scribbling) yaitu garis yang bersifat acak dan menambah corak, warna, bentuk, dan volume.

o Arsiran yang mengikuti objek melengkung, antara lain garis kontur perubahan bentuk objek yang melingkar yang mendeskripsikan volume dan detail benda.

• Dry Brush, merupakan teknik pembuatan gambar menggunakan cat dan kuas setengah kering atau tanpa campuran air yang disapukan di permukaan kertas kasar untuk efek pecah-pecah.

(10)

• Blocking atau cat plakat. Bentuk cat plakat yang terkenal adalah cat poster. Gambar yang dihasilkan berkesan datar karena sedikit gradasi dan minim ornamen karena terpusat pada objek utama yang sederhana.

• Pointilsm/Texture adalah teknik gambar yang memanfaatkan kualitas permukaan suatu bidang baik kasar maupun halus, keras dan lembut atau lain sebaginya. Teknik ini bersifat ekspresif, representasional, dan inovatif karena berdasarkan material, teknik, serta kreativitas ilustratornya.

2.2.3.6. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Gaya Gambar

• Realism/realis. Merupakan salah satu gaya gambar yang menggambarkan objek sesuai dengan keadaan sesungguhnya.

• Cubism/kubisme. Merupakan metode menggambar yang ditemukan Pablo Picasso dan George Braque pada awal abad ke-20. Walaupun objek real, namun ilustrasi bersifat abstrak dan geometris, dua dimensi dan datar.

• Decorative/dekoratif. Teknik atau gaya gambar yang memiliki banyak ornamen yang berfungsi sebagai penghias bersifat estetis.Beberapa gaya gambar dekoratif yang terkenal yaitu Victorian, Art and Craft dan Art Nouveau.

o Gaya Victorian bersifat romantisme dan ornamentik untuk menghidupkan kembali seni murni oleh anak muda Inggris.

o Gaya Art and Craft seperti Victorian namun lebih menekankan penuhnya detil ornamen untuk masing- masing figur aneh dan mistis, maupun motif-motif alam.

o Art Nouveau merupakan penolakan terhadap Victorian dan anti industri. Ornamennya tidak serumit Victorian atau Art and Craft sehingga Art Nouveau tidak

(11)

memiliki keahlian sebaik jenis ilustrasi sebelumnya.

Sifat Art Nouveau meliuk-liuk dan melayang-layang, serta feminism dan menonjolkan garis-garis lengkung yang sensual.

• Cartoon/kartun merupakan bentuk gabmar yang lucu dan menghibur. Disajikan dalam bentuk gambar atau rangkaian cerita baik berupa komik atau animasi. Gambar kartun biasanya identik dengan anak-anak karena sifatnya yang lucu dan kekanakan. Namun dalam perkembangannya kartun juga dinikmati remaja dan dewasa. Penggambaran kartun jauh dari kenyataan serta imajinatif

• Caricature/karikatur memiliki kemiripan dengan kartun dan sering dikategorikan sebagai bagian dari kartun. Karikatur biasanya dimuat di majalah atau Koran yang muncul sebagai penggambaran cerita yang bersifat menyindir namun lucu dan menghibur. Biasanya figur-figur yang digambarkan sangat jauh dari realitas dan menonjolkan ciri khas figur yang digambarkan.

2.2.4. Tiong Hoa Perantauan

Tionghoa adalah istilah yang dibuat sendiri oleh orang di Indonesia berasal dari kata Cung Hwa dari Tiongkok. Istilah Tionghoa dan Tiongkok lahir dari lafal Melayu (Indonesia) dan Hokkian, jadi secara linguistik Tionghoa dan Tiongkok memang tidak dikenal (diucapkan dan terdengar) diluar masyarakat Indonesia. Tionghoa adalah khas Indonesia, oleh sebab itu di Malaysia dan Thailand tidak dikenal istilah ini (wikipedia, para. 6).

Perantau adalah orang yang mencari penghidupan, ilmu, dan sebagainya di daerah atau negeri lain, pengembara, orang asing (Salim 1236). Sedangkan perantauan adalah daerah atau negeri tempat mencari penghidupan atau yang didiami orang yang berasal dari daerah atau negeri lain (Salim 1236). Dapat disimpulkan bahwa Tiong Hoa perantauan adalah

(12)

orang-orang Cina yang pergi mencari penghidupan di Indonesia, mengacu pada kata Tionghoa yang diadaptasi dari Cung Hwa hanya digunakan di Indonesia.

Orang Tiong Hoa atau penduduk Tiongkok daratan pada zaman dahulu merantau ke negeri lain dikarenakan kondisi hidup yang sulit, selain pengaruh 4 musim, sistem politik di Tiongkok daratan tidak efektif apalagi daerah yang sangat luas, sehingga muncul penguasa-penguasa gadungan yang suka menindas rakyat kecil.

Untuk mencari penghidupan yang lebih baik, banyak orang Tiongkok daratan dan pesisir Timur yang merantau daripada bertahan, meskipun hanya mengandalkan sepasang kaki atau perahu. Mereka banyak yang menyebar terutama wilayah Selatan. Mereka memilih daerah Selatan karena iklim tropis yang lebih bersahabat, serta banyak dicari tenaga kerja. Apalagi banyak daerah atau negeri yang menerima arus kedatangan warga baru.

2.2.5. Ekonomi Finansial

Finansial berasal dari kata finance, Inggris yang berarti keuangan.

Masalah muncul ketika manusia telah menciptakan uang sebagai alat tukar barang, karena uang memiliki nilai, dan diberi harga oleh manusia sendiri.

Orang yang hanya memiliki sedikit uang miskin, dan yang memiliki banyak uang yang kaya, dengan memiliki uang maka manusia dapat membeli barang yang dia inginkan.

Rasa rakus akan uang sudah ada sejak dahulu kala, dan uang menjadi salah satu benda yang dipuja oleh manusia. Orang-orang kemudian membuat hitungan-hitungan agar uang yang mereka miliki tidak hilang, mendata keluar masuknya uang dalam tabungan, dan mereka juga belajar berinvestasi dengan membuat usaha atau membeli rumah dan sebagainya.

Munculnya uang tidak lepas dari pendidikan mengenai keuangan, dengan mengelola uang dengan baik maka perputaran harta dapat

(13)

diketahui kemana larinya. Sekarang semakin marak orang membahas keuangan diantara orang-orang bisnis, bahkan mereka menerbitkan buku untuk memberikan tips dan cara-cara memperoleh uang atau menjadi kaya.

Hal tersebut tentunya adalah pembelajaran finansial. Finansial adalah pengelolaan uang, sejatinya juga pengembangan uang sehingga orang menjadi kaya.

2.3. Tinjauan Buku Bacaan

Buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan, gambar atau kosong. Dapat pula disebut sebagai kitab. Sedangkan maca (membaca) adalah melihat isi sesuatu yang tertulis dengan teliti serta memahaminya dengan melisankan/dalam hati, dapat pula dikatakan mengeja/mengucapkan apa yang tertulis (Salim 230).

Lembaran-lembaran kertas berisi tulisan atau dengan gambar yang saling menyambung atau bersangkut paut atau berupa kumpulan dijilid dalam satu bundle merupakan gambaran buku secara fisik. Format yang mewah menunjukkan buku memiliki sampul dengan kertas tebal, memiliki gambar indah atau artistik dicetak dengan kertas berkualitas.

2.3.1. Pengertian Komik

Komik adalah cerita bergambar yang mudah dicerna dan biasanya bersifat lucu atau khayal (terdapat di majalah, surat kabar, dan sebagainya), atau badut (Salim 757). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sifat dari komik adalah lucu dan khayal. Sifat yang lucu berarti menghibur, serta khayal yang memancing imajinasi pembaca.

Lain lagi dengan pendapat Lusia Susiani (2006) yang mengatakan bahwa anggapan orang selama ini yang mendefinisikan sebuah komik sebagai cerita yang bergambar adalah kurang benar. Namun sebaliknya dikatakan bahwa sebuah komik terdiri atas gambar-gambar yang bercerita, sehingga komik bisa disajikan tanpa deretan kalimat yang panjang.

(14)

Namun, penyajian tergantung pula pada bagaimana komikus ingin menyampaikan cerita kepada pembacanya (Susiani 2).

Komik menurut kutipan Marcel Bonneff dalam bukunya komik Indonesia adalah salah satu produk akhir dari hasrat manusia untuk menceritakan pengalamannya, yang dituang dalam gambar dan tanda, mengarah kepada suatu pemikiran dan perenungan. (Angkat, para. 1).

2.3.2. Sejarah Komik di Dunia

Prancis dikenal sebagai pencetus ide-ide komik cemerlang, sejarah komik bermula pada masa pra sejarah di gua Lascaux, Prancis selatan, ditemukan torehan berupa gambar gambar bison, jenis banteng atau kerbau Amerika. (Angkat, para. 2). Gambar-gambar ini belum mengandung sandi sehingga mengutarakan kata-kata, namun sudah memberikan pesan non verbal paling kuno.

Di Mesir cerita tentang dewa maut dalam dunia roh terdapat di kuburan raja Nakht yang ditoreh diatas (kertas) papirus, papirus ini juga sudah dikenal lama oleh orang Assiria, Siria dan Parsi. Selanjutnya beralih bentuk Mozaik (susunan lempeng batu berwarna) di Yunani karya ini berlangsung hingga abad ke 4 masehi, pada masa jaman Romawi cerita bergambar berkembang pesat yang selanjutnya menyebar hampir ke seluruh Eropa. (Angkat, para. 3).

2.3.3. Sejarah Komik di Indonesia

Cikal bakal komik bisa dikatakan mulai dari zaman dahulu yang tampak pada relief-relief candi dan wayang. Relief-relief tersebut diukirkan dengan membawakan cerita yang berasal dari cerita-cerita keagamaan seperti pengaruh agama Budha, Hindu, dan Islam. Di Bali juga terdapat cergam yang dibuat diatas daun lontar, bercerita tentang Ramayana dalam aksara Bali berbahasa Jawa Kuno bertema Dampati Lelagon atau Darma Lelagon.

(15)

Relief dinding candi bisa dikatakan sebagai komik tiga dimensional, karena apabila rangkaian cerita dalam relief-relief itu direkam dengan tehnik fotografi, kemudian disusun ke dalam bentuk panel dan layout secara berurutan maka jadilah komik foto (fotonovelas) non teks dua dimensional yang indah.

Wayang dikatakan sebagai salah satu asal mula cergam dan komik di Indonesia, antara lain ditemukannya gulungan wayang beber, di desa Gedompol, dekat Pacitan, Surakarta bagian Selatan. Gulungan wayang tersebut menceritakan tentang legenda Djaka Kembang Kuning. Gulungan kain tersebut berjumlah enam dan masing-masing berisi empat gambar yang kemudian dinarasikan oleh dalang saat pertunjukan dengan iringan musik gamelan pada saat penceritaannya.

Komik Indonesia muncul dalam media massa sebelum Perang Dunia II dalam harian berbahasa Belanda yaitu De Java Bode pada tahun 1938 yang memuat komik karya Clinge Doorenbos berjudul Flippie Flink dan De Orient sebagai mingguan yang pertama kali memuat Flash Gordon.

Ada pula Sin Po, sebuah media komunikasi China peranakan yang berbahasa melayu juga memuat komik humor dan pada tahun 1930 surat kabar tersebut memuat Put On si tokoh jenaka karangan Kho Wang Gie, yaitu sosok gendut bermata sipit yang melindungi rakyat kecil. Put On adalah jenis cerita bergambar yang bercorak humor berbentuk kartun.

(Angkat, para.7).

Sin Po sebagai koran Melayu Tiong Hoa banyak memberikan sumbangan dan informasi nasionalis. Beberapa diantaranya adalah, tahun 1920-an harian Sin Po mempelopori penggunaan kata Indonesia Bumiputera sebagai pengganti inlander di semua penerbitannya. Lagu Indonesia Raya oleh W.R. Supratman dimuat pertama kali oleh Sin Po.

Sebagai balas budi, semua pers lokal kemudian mengganti kata “Tjina”

dengan kata “Tiong Hoa”.

(16)

Sekitar akhir tahun 1940-an banyak komik-komik Amerika yang disisipkan dalam mingguan surat kabar, seperti Tarzan, Rip Kirby, Phantom, dan Johnny Hazard. Kemudian dikumpulkan dan dijadikan sebuah buku komik oleh beberapa penerbit seperti Gapura dan Keng Po dari Jakarta, dan Perfects dari Malang.

Diantara masa demam komik asing yang mulai berkembang, Siaw Tik Kwei menampilkan komik adaptasi legenda pahlawan Cina “Sie Djin Koei”. Komik ini dapat melampaui popularitas Tarzan di kalangan pembaca lokal.

Popularitas tokoh-tokoh komik asing mendorong upaya mentransformasikan beberapa karakter pahlawan super itu ke dalam selera lokal. R.A. Kosasih, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Komik Indonesia, memulai karirnya dengan mengimitasi Wonder Woman menjadi pahlawan wanita bernama Sri Asih. (Angkat, para.1). Dapat disimpulkan bahwa tema yang banyak muncul adalah pewayangan, superhero, dan humor kritik pada tahun 1960-1970-an.

Berkat dipeloporinya komik dengan karakter pahlawan, banyak lagi karakter pahlawan super yang diciptakan oleh komikus Indonesia.

Diantaranya adalah, Siti Gahara, Puteri Bintang, Garuda Putih, dan Kapten Comet yang mendapat inspirasi dari Superman dan Flash Gordon.

Maraknya komik Indonesia yang diadaptasi dari komik asing mendapat kritik dari kalangan pendidik dan pengkriktik budaya, sehingga para penerbit mencari orientasi baru yang mengarah pada khazanah kebudayaan nasional. Tema-tema cerita yang diambil berasal dari kisah pewayangan Sunda dan Jawa. R.A. Kosasih adalah salah seorang komikus yang terkenal keberhasilannya membawa epik Mahabharata dari wayang ke dalam media buku komik. (Angkat, para. 3).

Di Sumatra, Medan, muncul pionir komikus yang memberikan estetika dan nilai filosofi pada komik. Komikus-komikus tersebut antara lain; Taguan Hardjo, Djas, dan Zam Nuldyn. Penerbitan Casso and Harris menerbitkan karya-karya mereka yang mengeksplorasi cerita rakyat

(17)

Sumatra, yang kemudian menjadi tema komik yang sangat digemari era 60-70-an.

Tema yang populer kembali berbeda pada tahun 1980-an, ditandai dengan banyaknya ragam dan judul pada masa itu, muncul ragam komik yang disukai pada periode ini, yaitu komik roman remaja dengan tema roman kehidupan kota.

Beberapa nama komikus yang dominan adalah; Budijanto, Zaldy, Sim dan Mintaraga, karya Jan Mintaraga yang cukup poluler adalah Sebuah Noda Hitam. Komik silat, yang bertemakan petualangan pendekar- pendekar ahli silat. Ganes T.H. spesialis dalam jenis komik ini, karya- karya lainnya Serial Si Buta dari Gua Hantu, Siluman Serigala Putih, Tuan Tanah Kedaung, Si Djampang, Panji Tengkorak dengan (Hans Jaladara), Godam (Wid N.S.) dan Gundala karya Hasmi. (Angkat, para.10).

Pada era 1990-an komik-komik dari negeri Sakura memasuki pasaran komik Indonesia, dan komik-komik ini mendapat banyak perhatian dari kalangan pembaca Komik Jepang yang disebut dengan manga inilah yang kemudian mendominasi gaya gambar kebanyakan komikus Indonesia hingga saat ini.

2.3.4. Tinjauan Kondisi Komik di Indonesia

Komik memiliki berbagai ragam berdasarkan gaya gambar, penyampaian cerita, hingga bentuk. Karya setiap orang sesuai dengan gaya mereka masing-masing. Namun, tidak berarti mutlak bahwa komik dengan suatu gaya tertentu berarti berasal dari negara tertentu. Alasannya adalah sifat komik yang universal, sehingga penggunaan gayanya pun bebas atau tidak terikat dengan aturan-aturan tertentu, kecuali pada isi ceritanya (penceritaan komik di Indonesia pada umumnya tidak mengandung unsur SARA) (Susiani 3).

Ragam komik yang terbit di Indonesia antara lain adalah komik superhero yang banyak ditemukan dalam karya komikus negri Paman Sam, Amerika. Biasanya menggambarkan pahlawan-pahlawan manusia

(18)

dengan kekuatan super yang membela keadilan dan kebenaran, seperti Spiderman, Superman, Batman, X-Men, dan lain-lainnya. Karakter- karakternya digoreskan dengan tegas, agak kaku, proporsi yang sangat ideal (Kebanyakan karakter utama yang gagah, tinggi besar, dan tampan atau langsing, dan cantik) dan detil gambar dan setting background yang cukup lengkap. Beberapa komik seperti ini telah diterbitkan di Indonesia, memiliki ukuran buku saku, sampul warna, dan isi hitam putih.

Kemudian komik petualangan seperti karya komikus-komikus Eropa seperti, Herge (Tintin), Goscinny dan Uderzo (Asterix dan Obelix), atau Peyo (Smurf). Komik Eropa ini diterbitkan oleh penerbit P.T. Indira, Jakarta, memiliki ukuran buku yang besarnya seukuran majalah, panel- panelnya bisa lebih dari 7, dan berwarna. Dalam gambarnya pun karakter- karakter tidak selalu mengikuti proposi rangka tubuh dengan tepat, seperti karakter Asterix dengan Obelix yang beda tinggi badan untuk ukuran orang dewasa yang sangat beda jauh (Asterix yang kecil dan Obelix yang sangat tinggi dan besar), atau Lucky Luke (Morris dan Goscinny, 1984) yang berkarakter sangat kurus dengan kepala lonjong setara dengan panjang badan.

Beberapa komik yang terbit tidak hanya berkarakter manusia, tetapi juga karakter-karakter hewan yang bisa berbicara layaknya manusia.

Antara lain cerita dari Walt Disney (Donal Bebek, Miki Tikus, dan karakter-karakter dalam film layar lebar Walt Disney lainnya). Karakter hewan yang berasal dari Indonesia yang populer bahkan dilagukan adalah Si Kancil.

(19)

Gambar 2.1. Komik Barat milik Walt Disney yang memiliki karakter- karakter hewan yang bisa bicara.

Sumber: Dokumentasi pribadi, P.T. Gramedia Majalah

Komik Jepang menjadi banyak favorit pembaca komik, karena gambar yang menarik, cerita yang dapat dinikmati berbagai kalangan, dan variatif jenis komiknya.

Gambar 2.2. Komik Doraemon dan Sailor Moon Manga yang sempat booming di Indonesia.

Sumber : Dokumentasi pribadi, P.T. Elex Media Komputindo

Jenis komik manga inilah yang paling mendominasi komik di Indonesia, dan dapat menarik perhatian sebagian besar pembaca komik

(20)

dengan banyak pilihan komik karena manga memiliki jenis-jenis yang beragam seperti serial cantik, serial misteri, serial detektif, serial petualangan, dan sebagainya.

Beberapa komik Jepang yang sempat booming di kalangan pembaca adalah Sailormoon, Kung Fu Boy, Dragon Ball, Doraemon, Candy-Candy, atau Mari Chan. Booming ini terus diikuti dengan berbagai komik lainnya yang semakin lama semakin banyak dijumpai di toko-toko buku di seluruh Indonesia hingga saat ini.

Dengan dominannya komik-komik Amerika dan terutama Manga, maka gaya gambar komikus juga sebagian besar mengikuti mereka. Gaya Amerika yang lebih dikenal dengan comics dipilih oleh komikus-komikus yang mereferensikan karya mereka pada komikus-komikus Amerika.

Sebagian dari mereka ada yang bekerja pada produksi komik Amerika.

Beberapa komikus beraliran Amerika antara lain; Admiranto Wijayadi, Ahmad Thoriq, Alfi Zachkyelle, Donny Kurniawan, Pe’ong, Tony Masdiono, dan Wisnoe Lee.

Gambar 2.3. Komik Amerika produksi D.C. Comics yang diterbitkan oleh P.T. Gramedia Majalah di Indonesia

Sumber: Dokumentasi pribadi, P.T. Gramedia Majalah

(21)

Sedangkan manga memiliki karakter sangat berbeda dengan gaya Amerika, salah satu ciri khas sebagian besar komik terletak pada bentuk mata yang bulat (terutama untuk shoujo, manga untuk cewek) (Susiana 3), serta gambar efek pada background panel yang disebut dengan screentone.

Jumlah tone ini sangat banyak dan beragam, digunakan untuk menggambarkan suasana karakter atau suasana setting.

Gaya gambar manga mempengaruhi komikus era 1990-2000-an, dengan format gambar, serta format buku yang disesuaikan dengan komik- komik Jepang di Indonesia. Beberapa komikus Indonesia yang mengikuti gaya Manga adalah, Anthony Ann, Calista, Cynara, Anzu Hizawa, Lily, Shinju Arisa, Esvandiari Sant.

Para komikus ini kebanyakan menggunakan nickname dari dunia maya sehingga sulit untuk mengetahui jumlah komikus lokal di Indonesia secara pasti. Barangkali yang luar biasa adalah Anthony Ann mengingat jumlah inisial dan karyanya (secara total) tak tertandingi komikus muda tanah air manapun. (wikipedia, para. 10).

Di Indonesia juga ada beberapa studio komik Independen. Komik Independen muncul untuk melawan hegemoni komik-komik dari luar Indonesia. Gambar-gambar komik ini lebih variatif dan eksperimental.

Banyak komikus-komikus indie mengandalkan fotokopi untuk penggandaan karya mereka. Distribusi paling banyak di pameran komik, atau barter dengan komikus lain. Karya-karya ini tidak memiliki hak cipta, sehingga beberapa komikus membiarkan karyanya diperbanyak tanpa bertujuan untuk komersil.

Sedangkan beberapa studio komik yang beraliran Jepang antara lain, Komikers, Papilon, Eyes Studio, Petshop. Studio ini hampir sama dengan komikus lokal, mereka memiliki penerbit dan hak cipta. Hanya pada pengerjaan komik yang dibuat oleh beberapa orang sekaligus.

(22)

2.3.5. Potensi Komik

Komik merupakan buku bacaan paling laris di kalangan anak-anak, remaja hingga usia muda. Potensi komik di Indonesia masih terus berjalan dengan baik, namun komik Indonesia masih kurang, dan memiliki daya jual yang kurang baik. Dilihat dari segi gambar maupun cerita komikus Indonesia kurang berpotensi, hanya beberapa yang mampu dan terus menerbitkan komik.

Komikus Indonesia mencontoh gaya gambar manga, sesuai dengan genre komik yang paling diminati di Indonesia. Kekurangan biasanya dilihat dari topik cerita yang diangkat, entah adaptasi dari komik Jepang atau Barat. Sedangkan gaya gambar yang diikuti kebanyakan adalah gaya gambar manga dari mangaka (komikus-jepang) yang terkenal atau diidolakan.

Komik Indonesia yang bercerita selain drama percintaan remaja yang dikenal dengan serial cantik, ada pula serial misteri atau petualangan.

Hanya saja cerita-cerita tersebut lebih bersifat menghibur, untuk komik lain seperti pendidikan beberapa sudah muncul adalah komik sejarah biografi tokoh-tokoh dunia, atau beberapa pendidikan akademik seperti Matematika. Komik yang baru diterbitkan dapat disebut pionir dalam bidang entrepreneur adalah komik Kisah Nyata dibalik buku BEST SELLER “Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian”, Valentino Dinsi (penulis), Orgi Urvil R. Atthariq (komikus).

Komik juga dapat dikatakan sebagai media komunikatif untuk remaja, karena remaja cenderung lebih hapal cerita komik daripada membaca buku bacaan yang penuh tulisan. Dengan visualisasi yang baik biasanya karakter dalam komik juga dijadikan idola seolah-olah benar ada, dan dengan adanya visual biasanya anak, remaja, atau orang-orang kebanyakan dapat lebih mudah ingat.

Komik masih menempati peringkat atas sebanding dengan beberapa buku, prospek sebagai media cetak paling dekat dengan masyarakat muda semakin cerah. Dibanding dengan media lain seperti

(23)

koran, tabloid, majalah, atau buku yang kurang diminati, karena media ini lebih diminati oleh orang-orang dewasa., komik lebih dipilih sebagai koleksi.

2.4. Tinjauan Aspek Historis

Tionghoa di Indonesia merupakan keturunan dari leluhur mereka yang berimigrasi secara periodik dan bergelombang sejak ribuan tahun lalu. Catatan- catatan literatur Tiongkok menyatakan bahwa kerajaan-kerajaan kuno di Nusantara telah berhubungan erat dengan dinasti-dinasti yang berkuasa di Tiongkok. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang maupun manusia dari Tiongkok ke Nusantara dan sebaliknya (wikipedia, para. 2).

Hal ini dapat dilihat pada catatan-catatan tua yang ditulis oleh para agamawan Fa Hsien pada abad ke-4, dan I Ching pada abad ke-7. I Ching singgah di Indonesia belajar bahasa Sansekerta pada seseorang bernama Jñânabhadra, sebelum melanjutkan perjalanan ke India untuk mempelajari agama Budha.

Kemudian dengan berkembangnya negara-negara kerajaan di tanah Jawa mulai abad ke-8, para perantau Tionghoa pun mulai berdatangan. Pada prasasti- prasasti dari Jawa orang Tionghoa disebut-sebut sebagai warga asing yang menetap disamping nama-nama suku bangsa dari Nusantara, daratan Asia Tenggara dan anak benua India. Dalam prasasti-prasasti ini orang-orang Tionghoa disebut sebagai Cina dan seringkali jika disebut dihubungkan dengan sebuah jabatan bernama Juru Cina atau kepala orang-orang Tionghoa.

(wikipedia, para. 5).

Sebenarnya penggunaan kata “Cina” diduga berasal dari kata “Ching”

yaitu nama dari dinasti Ching. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kata Cina sebenarnya hanya adaptasi dari lidah orang pribumi yang kesulitan mengatakan

“Ching” sehingga menjadi “Cina”, demikian kata salah kaprah lidah tersebut menjadi kata seperti beberapa kata dari belanda atau inggris lainnya.

(24)

Sebelum kedatangan kaum kolonialis dari Eropa, hubungan orang Tionghoa dengan orang Pribumi di wilayah Indonesia tidak menunjukkan persoalan ras. (Sie, para. 1).

2.4.1. Tiong Hoa Perantauan Pada Masa-Masa Kerajaan

Orang-orang Tiong Hoa perantauan yang sudah diam dan menetap di Indonesia, ternyata juga turut serta dalam politis kenegaraan selain perekonomian. Menurut sejarah dalam “The 6th Overseas Chinese State”, Nanyang Hua Ren, CSEAS, J.C. University of N-Queensland, Australia 1990, Sie Hok Tjwan, peran orang Tiong Hoa muncul dalam kerajaan- kerajaan Indonesia.

Pada tahun 1292, jauh sebelum masa-masa kolonial, Kertanagara terbunuh oleh pemberontakan Kediri, dan Singasari jatuh. Tanah bekas Sriwijaya terlantar, sehingga keadaan kacau. Dalam arsip Tiongkok tercatat pada tahun 1376 ketika dinasti Yuan (Monggol) sudah digantikan dinasti Ming (1368-1644) raja Tan-ma-sa-na-ho wafat, tidak jelas siapakah nama aslinya, tetapi kawasan yang dipersoalkan menyangkut tanah bekas Sriwijaya.

O.W. Wolters menulis dalam buku “The Fall of Srivijaya in Malay History” hal. 73, bahwa di Palembang tidak ada penguasa kepada siapa dapat ditujukan peringatan kaisar Tiongkok T’ai-tsu. (Sie, para. 4)

Kaum pedagang Tionghoa telah memilih pimpinan sendiri, karena betapa kacaunya keadaan pada saat itu. Jalan yang ditempuh Palembang dengan pemerintah Tionghoa perantauannya (with its overseas Chinese government) untuk memulihkan keadaan adalah sesuai dengan pandangan bahwa orang Tionghoa telah menyaksikan suatu keadaan yang tak dapat dibiarkan dan mereka bertekad tidak boleh berlarut-larut. (Sie, para. 4).

Victor Purcell dalam buku “The Chinese in Malaya” hal. 14 menyatakan setelah kerajaan Sriwijaya ambruk, Palembang telah dikuasai orang-orang Tiong Hoa selama 200 tahun. (Sie, para. 5).

(25)

Selaras dengan catatan dinasti Ming setelah itu, bahwa orang Jawa tidak mampu menguasai seluruh negara setelah San bo tsai (Sriwijaya) runtuh. Orang Tiong Hoa setempat telah berdiri sendiri, orang yang dipilih sebagai pemimpin berasal dari Nan Hai (Namhoi) Canton bernama Liang Tau Ming. Hal ini kemungkinan memacu lebih banyak orang-orang Tiong Hoa daratan untuk merantau ke Indonesia, karena ada wilayah yang dipegang oleh orang Tiong Hoa sehingga pengharapan mereka lebih cerah.

Selain masuk ke Indonesia untuk bekerja atau berdagang, Tiong Hoa perantauan juga menyebarkan agama, yaitu Agama Islam aliran Islam Hanafi yang disebarkan oleh orang-orang yang dikenal saat ini sebagai Wali Songo, delapan dari sembilan wali ini adalah orang Tiong Hoa yang bergelar Sunan. Artinya "Su" dari Suhu atau dialek Fukien Saihu, Guoyu (Mandarin) Szefu dan "Nan"= selatan. Wali yang ke-9 bergelar Syeh dari bahasa Arab "Sheik" beraliran Syi’it.

Tahun 1407 Laksamana Islam Cheng Ho mendirikan masyarakat Islam Tionghoa di Palembang. Tahun 1415 Palembang oleh kaisar Tiongkok diakui sebagai berada dibawah kekuasaan Jawa (Majapahit).

Pendapat Victor Purcell (“Chinese in Malaya”), bahwa Palembang dikuasai orang-orang Tionghoa selama 200 tahun mungkin karena pihak Jawa secara de facto belum dapat mengatasi keadaan dengan betul, mungkin juga karena seperti tersebut dibawah ini penguasa yang dikirim dari Jawa adalah orang Tionghoa.

Laksamana Cheng Ho yang beragama Islam bukan saja menegakkan masyarakat Islam Tionghoa di Palembang tetapi juga di Sambas, Kalimantan-Barat. Di klenteng Sam Po Kong Semarang terletak kuburannya seorang Tionghoa Muslimin bernama Ong King Hong dalam dialek Fukien alias Wang Ching Hung bahasa Mandarin. Beliau dikenal sebagai Kyai Jurumudi "Dampo Awang", ialah jurumudinya laksamana Cheng Ho, "Sam Po Toa Lang". Toa Lang dalam dialek Fukien berarti orang besar. (Sie, para. 1).

(26)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sejak dulu sudah ada ikatan yang sangat erat antara orang Tiong Hoa dengan masyarakat Indonesia setempat, dan mereka sangat akur. Dengan kenyataan bahwa sejak abad ke-14 orang Tiong Hoa peranakan telah menjadi salah satu pimpinan kerajaan, sebenarnya hubungan antara orang-orang Indonesia dan Tiong Hoa sangat dekat.

Hal berkurangnya orang-orang Tiong Hoa merantau ke Indonesia adalah sejak tahun 1430 hingga 1567 Kaisar Tiongkok melarang orang- orang Tionghoa untuk meninggalkan Tiongkok. Mereka yang melarikan diri dari Tiongkok kebanyakan adalah pelarian politik, karena pergantian dinasti Qing, para pemberontak dan pendukung dinasti Ming akhirnya melarikan diri dari Tiongkok. Ada pun buruh kasar, petani, buta huruf, atau pedagang yang merantau dari Tiongkok karena faktor kemiskinan, golongan ini biasanya setelah merantau beberapa lama kembali lagi ke tanah leluhurnya membawa harta yang mereka peroleh atau justru sebaliknya. Namun sebelum larangan meninggalkan Tiongkok dicabut, orang-orang yang kembali harus meminta pengampunan, terutama pelarian politik, kalau tidak mereka akan dihukum mati.

Pada masa-masa ini memungkinkan keturunan-keturunan dari orang-orang Tiong Hoa perantauan yang terdahulu memperoleh suami atau istri dari orang-orang pribumi. Orang-orang Tiong Hoa yang nekat merantau biasanya laki-laki baik yang sudah menikah atau belum biasanya menikah dengan wanita penduduk setempat.

Pada akhir abad ke 15, penyebaran Islam oleh Laksamana Ceng Ho, serta Wali Songo di Jawa diikuti oleh Raden Patah atau dikenal dengan Al Fatah/Jin Bun/Cek Ko Po/Arya Sumangsang/Prabu Anom berasal dari Palembang mendirikan kerajaan Islam Demak. Penjelasan Prof. Muljana, nama Jin Bun berarti “orang kuat” dalam dialek Tiong Hoa-Yunnan.

Sebuah fakta menarik mengenai Muk Ming (Sunan Prawata) cucu dari Raden Patah alias Jin Bun ini bercita-cita ingin seperti Sultan Turki.

(27)

Menurut De Graaf dan Pigeaud, Muk Ming mengatakan pada Manuel Pinto bahwa dia ingin meng-Islamkan seluruh Jawa supaya dapat menjadi

“Segundo Turco” atau Sultan Turki ke-2. Tampaknya beliau telah mengunjungi Turki.

Sebelum zaman kolonial, pernikahan antara orang Tiong Hoa dengan orang Pribumi merupakan hal normal. Dr. Pigeaud dan Dr. De Graaf menggambarkan abad ke-16 di Jawa bahwa di kota-kota pelabuhan pulau Jawa kalangan berkuasa terdiri dari keluarga-keluarga campuran, kebanyakan Tiong Hoa peranakan Jawa dan Indo-Jawa.

Gambar 2.4. Pernikahan orang Tiong Hoa dengan adat Jawa Sumber: Lembaga Studi Realino, Penguasa Ekonomi Dan Siasat

Pengusaha Tiong Hoa:sumber Rob Nieuwenhuys, 1988, hal.28.

Yogyakarta : PENERBIT KANISIUS, 1996. hal. 10.

Sumber-sumber sejarah pihak Pribumi Indonesia menyebut dalam abad ke 16 sejumlah besar orang Tiong Hoa hidup di kota-kota pantai Utara Jawa. Di samping Demak, juga di Cirebon, Lasem, Tuban, Gresik (Tse Tsun) dan Surabaya. Kebanyakan orang Tiong Hoa Islam memiliki nama Jawa dan nama Arab.

Sebelum jaman kolonial orang-orang Tionghoa di Indonesia juga dengan sendirinya terserap secara wajar. Orang-orang keturunan Tionghoa seperti Raden Patah dan Endroseno hingga Cekong Mas (yang kuburannya suci dan terletak di dalam suatu langgar di Prajekan dekat Situbondo Jawa

(28)

Timur), semuanya telah terserap 100% oleh pihak Pribumi Indonesia dimasa sebelum penjajahan. (Sie, para. 41).

2.4.2. Tiong Hoa Perantauan Pada Masa Pra Kemerdekaan

Memasuki abad ke 18 dan abad ke 19 setelah sejak 1898 hukuman bagi orang-orang Tiong Hoa yang melarikan diri dari Tiongkok dihapus, orang-orang Tiong Hoa yang merantau kebanyakan datang perorangan, entah bertujuan untuk berdagang, untuk bersekolah di negara-negara maju seperti AS. Tidak sedikit dari mereka adalah orang-orang berada.

Dengan majunya pendidikan dan masuknya golongan Tiong Hoa perantauan yang baru, serta bangsa-bangsa lain, ditemukan selain kerajaan atau kesultanan, juga sejumlah negara Republik. Jumlah yang pasti tidak jelas, namun ada 3 Republik yang paling besar yaitu, Republik Lan Fong, Lara Sin-Ta-Kiou, dan Republik Thai Kong. Angin perubahan terjadi ketika semasa kolonialisme Belanda mengadu domba ketiganya.

Beberapa perang terjadi, salah satunya adalah pada tahun 1740, etnis Tiong Hoa menjadi sasaran pembunuhan massal atau penjarahan di Batavia. Juga perang Jawa tahun 1852-1930. Pada tahun 1854 hanya satu Republik yang tersisa, yaitu Republik Lan Fong dan masih terus melakukan perlawanan hingga tahun 1912 setelah menyingkir ke Serawak, kemudian dikenal dibawah bendera Sam Tiam Hui.

Dr. J.J.M. de Groot seorang pejabat Belanda yang fasih bahasa Tiong Hoa adalah saksi mata Republik Lan Fong. Melalui bukunya “Het Kongsiwezen van Borneo” terbit tahun 1885 menyatakan bahwa tahun 1885 setelah Lan Fong hancur, Belanda masih menghadapi perlawanan.

Orang-orang Lan Fong ini yang mengolah pertambangan emas di Kalimantan hingga daerah menjadi makmur. Lo Fong Phak mendirikan Kongsi Lan Fong di Mandor tahun 1777, dan menyusun sendiri hukum dan undang-undangnya.

De Groot sangat kagum pada sejumlah pendatang yang campur aduk berasal dari kaum petani biasa di Tiongkok mampu mendirikan

(29)

negara dengan sistem keuangan sendiri (Sie, para. 37). Pernyataan ini menguatkan beberapa budaya Tiong Hoa dalam kehidupannya sehari-hari yang dikenal sebagai pribadi yang ulet dan bekerja, dan juga ahli dalam keuangan.

Saksi-saksi mata lain termasuk De Groot pun merasa kagum terhadap tenaga kerja orang-orang Tiong Hoa, karena dapat menjadikan tanah tidak begitu subur pun dapat menjadi sawah, kebun gula, dan kebun buah-buahan. Dikatakan tiada suku lain di dunia dalam keadaan yang sama dapat mewujudkannya. Mereka bekerja dari subuh hingga matahari terbenam, dipersulit oleh Belanda, dan tidak memperoleh perlindungan dari tanah leluhur, tanpa modal, hanya dengan kecerdikan dan semangat berusaha.

Bahkan pada saat itu, diantara kaum Tiong Hoa sukar dijumpai orang buta huruf, karena salah satu usaha yang utama adalah sekolah.

Sekolah-sekolah Tiong Hoa pun dirintis oleh organisasi Tiong Hoa Hwee Koan. THHK didirikan tanggal 17 Maret 1900, Batavia (berjumlah 54 buah tahun 1908, kemudian berkembang menjadi 450 sekolah di tahun 1934) Sebagai catatan adanya sekolah-sekolah ini telah mendorong berkembangnya pers dan sastra Melayu Tiong Hoa. Maka dalam kurun 70 tahun telah dihasilkan sekitar 3000 buku, suatu prestasi luarbiasa bila dibandingkan dengan sastra yang dihasilkan oleh angkatan pujangga baru, angkatan 45, 66, dan pasca 66 yang tidak seproduktif itu. (wikipedia, para.

27) Hal ini menjelaskan pula bahwa orang-orang Tiong Hoa pun memiliki semangat pendidikan yang tinggi.

THHK diikuti oleh keturunan Arab yang mendirikan Djamiat-ul Chair meniru model THHK. Kemudian menyadarkan priyayi Jawa untuk membentuk Budi Utomo.

(30)

Beberapa ide Tiong Hoa yang diikuti antara lain pada tahun 1909, Buitenzorg (Bogor) Sarekat Dagang Islamiyah oleh R.A. Tirtoadisuryo mengikuti model Siang Hwee, kamar dagang orang Tiong Hoa. Pendiri Sarekat Islam (SI) di Surakarta, Haji Samanhudi pada mulanya adalah anggota Kong Sing (Paguyuban tolong menolong orang Tiong Hoa di Surakarta. Samanhudi kemudian membentuk Rekso Rumekso yaitu Kong Sing-nya orang Jawa.

Gambar 2.5. Sekolah Tiong Hoa: Siasat bendera di Hindia Belanda Sumber: Lembaga Studi Realino, Penguasa Ekonomi Dan Siasat Pengusaha Tiong Hoa:Nederlandsh Indië, 1978, hal.62. Yogyakarta :

PENERBIT KANISIUS, 1996.hal. 50.

Setelah Sun Yat Sen memproklamasikan Republik China Januari 1912, organisasi Tiong Hoa di Indonesia mengarah pada politik untuk menghapuskan perlakuan diskriminatif terhadap Tiong Hoa di Hindia Belanda dalam bidang pedidikan, hukum/peradilan, status sipil, beban pajak, hambatan bergerak dan bertempat tinggal.

Hal ini dikarenakan adanya pajak kekayaan hanya untuk orang Eropa dan Timur Asing (etnis Tiong Hoa). Hambatan bergerak dengan adanya passenstelsel, dan wijkenstelsel yang menciptakan pemukiman etnis Tiong Hoa.

(31)

Gambar 2.6. Pecinan jalan Slompretan, Surabaya masa kolonial Belanda.

Sumber: Noordjanah, Andjarwati. Komunitas Tiong Hoa di Surabaya (1910-1946). Semarang: Mesiass.2004. halaman sampul belakang

Sejak masa ini orang-orang Tiong Hoa di Indonesia dikelompok- kelompokan oleh pemerintah kolonial Belanda. Hal ini menjadi pengaruh hingga sekarang, karena etnis Tiong Hoa sulit berinteraksi dengan masyarakat pribumi hubungan mereka jadi merenggang. Apalagi dengan sistem Belanda yang memberi kelas-kelas sosial seperti orang Eropa kelas pertama, sedangkan etnis Tiong Hoa adalah kelas dua, sisanya adalah penduduk pribumi, hal ini justru menimbulkan kesenjangan sosial.

Orang-orang Tiong Hoa yang baru berdatangan pada masa itu tentu sudah masuk ke dalam sistem pengelompokan Belanda, sehingga berbeda dengan pendahulu-pendahulunya yang akrab dengan penduduk pribumi. Namun kedatangan mereka yang sudah terfokus pada satu wilayah, konsentrasi kegiatan ekonomi orang Tiong Hoa di perkotaan meningkat.

Dicatat bahwa orang-orang Tiong Hoa yang berdatangan pada pertengahan abad 19 hingga awal abad 20 dikarenakan dinasti Qing mengalami periode yang sangat memprihatinkan, para pejabat korupsi,

(32)

sehingga ekonomi negara terlantar. Pajak dan cukai meningkat sehingga banyak terjadi kemiskinan Petani-petani miskin putus asa bergabung dengan perampok.

Kondisi yang seperti ini memunculkan tindakan-tindakan kriminal yang meresahkan masyarakat Tiongkok. Eropa mendesak masuk membawa candu dan barang-barang pabrikan, serta memukul perajin China. Inflasi negara membumbung tinggi. Terjadilah pemberontakan- pemberontakan seperti Pemberontakan Tai Ping (1850-1865), dan tahun 1900 terjadi pemberontakan Boxer.

Keadaan-keadaan seperti ini adalah salah satu yang memacu para perantau pergi ke negeri lain membawa serta istri dan anak dan keluarganya. Kalaupun mereka sudah merantau mereka juga kembali untuk menjemput anak dan istri mereka. Mereka merantau dengan modal nekat serta resiko yang sangat tinggi, bahkan dikatakan bahwa “Dari 10 orang yang merantau, 3 meninggal, 6 tinggal di rantau, hanya seorang yang pulang”.

Gambar 2.7. Foto seorang pria Tionghoa ber-toucang di Batavia tahun 1910, (Wikipedia, 28 Februari 2007) Toucang.jpg

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoa-Indonesia/

(33)

2.4.3. Tiong Hoa Perantauan Pada Masa Pasca Kemerdekaan

Diskriminasi terhadap keturunan Tionghoa adalah warisan politik adu-domba kolonial Belanda. Selama beberapa abad tertanam sikap anti- Tionghoa. Sedari gerakan kemerdekaan, seharusnya sikap anti-Tionghoa sudah dapat berangsur-angsur dihilangkan. Kegagalan ini disebabkan pimpinan politik pihak Pribumi maupun minoritas Tionghoa ternyata dalam hal ini kurang tepat garisnya, ditambah adanya campur tangan Amerika Serikat dan Inggris melalui dinas rahasianya masing2 CIA dan MI6. (Sie, para. 3).

Hal diskriminasi ini paling terasa di Indonesia, sedangkan di Negara-negara Asean yang lain tidak besar. Adanya orang-orang Tiong Hoa dalam pemerintahan tidak menjadi masalah, seperti di Myanmar (Burma), Jendral Ne Win adalah keturunan Tiong Hoa. Di Thailand PM Chuan Leek Pai, dan di Philipina mantan presiden Corazon Aquino serta 3-4 mentri di Malaysia merupakan keturunan Tiong Hoa.

Diskriminatif etnis Tiong Hoa terus berlangsung pada era Orde Lama dan Orde Baru. Pada Orde Lama, Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1959 yang melarang WNA Tiong Hoa untuk berdagang eceran di daerah luar ibukota provinsi dan kabupaten. Hal ini menimbulkan dampak terhadap distribusi barang dan menjadi sebab keterpurukan ekonomi menjelang tahun 1965. Padahal biarpun etnis Tiong Hoa paling banyak sebagai warga pendatang, jumlahnya tidak banyak. Sebagai contoh sensus pada akhir masa kolonial di Surabaya dapat dilihat pada tabel berikut;

Tahun Eropa Cina Arab Vr.Ost Pribumi Total

1930 1931 1932 1933 1934 1935 1936

26.502 27.628 26.411 26.882 27.297 27.599 28.548

42.678 43.288 40.781 39.792 40.792 41.749 43.650

4.994 5.298 5.643 5.227 5.175 5.209 4.998

1.303 1.384 1.444 1.521 1.519 1.125 900

265.872 270.000 274.000 280.000 286.000 290.000 294.000

342.439 351.598 352.129 357.362 365.524 370.709 377.096

(34)

1937 1938 1939 1940

29.783 30.687 32.601 34.576

46.219 43.779 45.767 47.884

4.961 4.921 5.148 5.242

890 929 968 1.027

294.000 294.000 300.000 308.000

380.853 390.989 390.984 396.720

Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Kotapraja Surabaya Th. 1930-1940 Sumber: Noordjanah, Andjarwati. Komunitas Tionghoa di Surabaya (1910-1946). Semarang : Masyarakat Indonesia Sadar Sejarah

(Mesiass).2004.hal. 9

Data ini diperoleh melalui Verslag Stadsgemeente Soerabaja 1940 Statistische Berichten der Bermeente Soerabaja 1931. Kesimpulannya bisa dikatakan orang Tiong Hoa justru jadi penopang sebagian besar ekonomi Negara.

Pada permulaan 1960-an, operasi khusus tentara telah melancarkan intrik penghasutan orang Dayak di pedalaman Kalimantan-Barat terhadap orang Tiong Hoa. Puluhan ribu orang Tiong Hoa dikejar-kejar, menjadi pengungsi di kota-kota pantai dalam keadaan payah. Banyak yang tewas.

Dasar pikiran yang menelorkan operasi tersebut menyalahi cita-cita nation-building serta merugikan nusa dan bangsa Indonesia. (Sie, para.

41).

Pada tahun 1968 warga Tiong Hoa dapat kesempatan untuk mengganti nama mereka menjadi nama Indonesia untuk proses asimilasi.

Hampir seperempat juta warga Tiong Hoa memanfaatkan kesempatan tersebut.

(35)

Gambar 2.8. Foto keluarga Tiong Hoa peranakan: kehidupan asimilatif berlangsung sederhana.

Sumber: Noordjanah, Andjarwati. Komunitas Tiong Hoa di Surabaya (1910-1946). Semarang: Mesiass.2004. halaman sampul depan

Sekarang setelah masa Orde Baru berakhir pada Mei, 1998. Pada saat itu telah terjadi peristiwa penjarahan, pemerkosaan, pembunuhan, dan pembakaran warga Tiong Hoa di Indonesia, terutama di Jakarta. Peristiwa ini memberikan trauma psikologis maupun kerugian fisik bagi banyak warga Tiong Hoa. Ada pun yang melarikan diri ke negeri tetangga, terutama Singapura atau Australia untuk mengungsi.

Mantan Presiden Gus Dur pada masa pemerintahannya telah membuka jalan bagi masyarakat Tiong Hoa perantauan di Indonesia.

Perubahan yang terjadi seperti munculnya tulisan dan hiasan Tiong Hoa, dibukanya kursus-kursus mandarin, sekolah sempoa, munculnya tarian Singa atau Barongsai bertebaran dimana-mana. Pada akhirnya hari Imlek atau hari tahun baru Tiong Hoa pun dijadikan sebagai hari libur Nasional.

Kebanyakan Tiong Hoa Indonesia sekarang hidup di kota-kota dan merupakan keturunan perantau pada abad ke-19. Kebanyakan mereka berhasil dalam bidang ekonomi, beberapa diantaranya adalah Oei Tiong

(36)

Ham, pada awal abad ke-20 yang menjadi “Raja Gula”, Mohammad

“Bob” Hassan (The Kian Seng) merajai kayu lapis dunia, Sudono Salim (Liem Sioe Liong) pendiri bank swasta terbesar di Indonesia, BCA.

Penduduk Tiong Hoa di Indonesia tidak sampai 3,5% dari seluruh penduduk Indonesia (lebih dari 200.000.000 jiwa). Menurut sensus 2000 ada 1.739.000 jiwa, hanya 1% yang mengaku punya asal suku Tiong Hoa.

Sedangkan perkiraan tahun 2006 hanya 4%-5% saja yang dibagi menjadi 2 kategori: Tiong Hoa peranakan (Tiong Hoa yang sudah lama bermukim di Indonesia dan mengambil banyak unsur kebudayaan setempat dan kebanyakan berdarah campuran Indonesia) dan Tiong Hoa Totok (Tiong Hoa yang tetap berpegang teguh pada kebudayaan Tiongkok dan makan- makanan tradisional Tiongkok. Mereka biasanya menghindari kawin campur dan lebih banyak bergaul dengan kalangan mereka sendiri).

Sebagian besar orang-orang Tiong Hoa menetap di pulau Jawa, dan yang lainnya tersebar di kepulauan Indonesia menetap di perkotaan.

Tabel berikut akan menjelaskan suku-suku Tiong Hoa mana saja dan di daerah mana mereka tinggal.

Suku Daerah Hakka Aceh, Sumatra utara, Batam, Sumatra Selatan, Bangka,-Belitung,

Lampung, Jawa, Kalimantan Barat, Banjarmasin, Sulawesi Selatan, Ambon, Jayapura

Hainan Riau (Pekan Baru dan Batam), Manado

Hokkian Sumatra Utara, Pekan Baru, Padang, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, Jawa, Bali (terutama Denpasar dan Singaraja), Banjarmasin, Kutai, Sumbawa, Manggarai, Kupang, Makassar, Kendari, Sulawesi Tengah, Manado, Ambon.

Kantonis Jakarta, Makassar, Manado

Hok Chia Jawa (terutama di Bandung, Cirebon, Banjarmasin, Surabaya)

Tio Chiu Sumatra Utara, Riau, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat (khususnya Pontianak dan Ketapang)

(37)

Tabel 2.2. Nama Suku Serta daerah Tempat Bermukim Orang Tiong Hoa di Indonesia Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoa-Indonesia/

2.5. Tinjauan Aspek Kultural

Sebagai bangsa Timur tentunya orang Tiong Hoa memiliki kepercayaan pada kekuatan-kekuatan alam, mitologi, atau sesuatu yang sebenarnya berbau takhayul. Walaupun beberapa yang dilakukan bisa menunjukkan sesuatu atau dilihat hasilnya, namun ada pula beberapa kepercayaan yang sebenarnya belum benar-benar terbukti kebenarannya masih dipercaya dan dilakukan oleh masyarakat Tiong Hoa.

Beberapa adat mengenai peruntungan atau Hokkie berhubungan dengan macam-macam unsur seperti angka, warna, patung, lukisan, dan sebagainya.

Salah satunya adalah angka 8 yang dianggap sebagai angka rezeki, karena pengucapannya “pa” yang pengucapannya sama dengan kata “makmur”. Angka lain seperti 168 yang apabila disebut terbaca “ik liu pa” (hanyu: yi liu ba) juga terbaca sebagai “sepanjang jalan beruntung”.

Orang Tiong Hoa sangat menyukai warna merah, karena merah melambangkan kebahagiaan, keberu7tungan, kemakmuran, dan suka cita. Pada pernikahan adapt Tiong Hoa pengantinnya mengenakan pakaian merah, dengan hiasan-hiasan emas atau perak.

Hong Sui atau pengetahuan tata letak rumah juga digandrungi oleh orang Tiong Hoa, karena kepercayaan dalam Hong Sui adalah pengaturan tata letak tersebut dapat mendatangkan hoki, kesehatan, dan kemakmuran. Hong Sui juga marak dibahas hingga kini, biasanya orang-orang Tiong Hoa menata rumahnya dengan bertanya pada ahli Hong Sui/Feng Shui.

Dalam hal arah orang-orang Tiong Hoa menyukai arah Timur dari pada arah mata angin yang lain. Timur adalah arah matahari terbit, sehingga dapat memberikan harapan, kesuksesan, dan hidup baik. Kiri dan kanan juga diterapkan pada baik dan tidak, kanan dianggap menunjuk pada Timur, dan kiri adalah Barat, sehingga kanan dianggap lebih baik daripada kiri.

(38)

Lambang-lambang hewan yang sering dipajang di rumah-rumah orang Tiong Hoa adalah kuda berjumlah 8 ekor yang menandakan kekuatan atau ikan koi yang biasanya digambar 9 ekor melambangkan rezeki. Lalu hewan-hewan mitos Tiongkok seperti Naga dan burung Hong yang merupakan hewan paling sakti dan unggul dibandingkan hewan-hewan lain dianggap sebagai pelindung atau pembawa berkah dalam keluarga, pada zaman dahulu Naga atau Liong adalah tanda kaisar Tiongkok sebagai tanda persatuan.

Di meja-meja kasir terkadang orang-orang Tiong Hoa memajang kodok berkaki tiga sedang menggigit uang emas atau kucing belang dengan tangan melambai, keduanya dianggap sebagai pemanggil rezeki dan penolak tuyul.

Ada huruf yang biasanya dipajang yaitu huruf “Fuk” yang diletakan dibalik pintu, sehingga sering dibaca “Fuk Tao” (Tao: terbaik). Artinya adalah

“rezeki terbalik” namun lebih bermakna “rezeki datang”, sebab “tao” juga bisa berarti datang.

2.6. Tinjauan Kehidupan

Beberapa budaya hidup Tiong Hoa perantauan di Indonesia berasal dari budaya asal dan beberapa yang terbentuk semasa pemerintahan kolonial Belanda. Bisa dikatakan bahwa masa pemerintahan kolonial Belanda yang paling mempengaruhi beberapa budaya yang masih dilakukan hingga sekarang.

Masyarakat Tiong Hoa telah memiliki gaya hidup yang berbeda dari masyarakat kebanyakan. Gaya hidup mereka secara tidak langsung mendukung suksesnya usaha mereka, terutama untuk orang-orang perantauan.

2.6.1. Gaya Hidup

Orang-orang Tiong Hoa perantauan yang datang kebanyakan adalah orang-orang miskin, pelarian, atau pedagang. Sehingga mereka sangat berhati-hati dalam membelanjakan uang dan menghargai akan nilai uang. Bukan berarti mata duitan, karena dalam keadaan kekurangan uang merupakan salah satu perangkat penting untuk bertahan hidup.

(39)

Dalam hal ini penghematan, dan menahan diri selalu dilakukan.

Apabila menginginkan sesuatu, biasanya selalu ditunda dahulu, tidak heran apabila seorang Tiong Hoa hanya memiliki 3-4 baju saja dan itu pun salah satunya baju resmi yang jarang dipakai. Ketika bekerja mungkin tampak orang-orang Tiong Hoa yang bekerja dengan pakaiannya yang paling jelek atau seadanya, umumnya gengsi tidak menjadi nomor 1.

Berhemat bagi Tiong Hoa perantau salah satu cara untuk memupuk modal, bahkan apabila mereka sudah sukses pun masih tetap berhemat terlebih apabila sebelumnya mereka telah mengalami hidup susah.

Tampil sederhana biasanya dilakukan oleh masyarakat Tiong Hoa perantauan. Meskipun mereka mampu dengan itikad menahan diri biasanya baik pria mau pun wanitanya tidak tampil mencolok. Faktor penyebabnya biasanya untuk mencari keamanan yaitu terhindar dari sasaran perampokan atau pencurian, apa lagi pada zaman kolonial warga Timur Asing terkena pajak kekayaan, sehingga tampil kaya sama sekali merugikan mereka.

Berbeda dengan saat ini, apabila beberapa masyarakat Tiong Hoa yang sudah makmur mereka cenderung ingin tampil sedikit bergengsi.

Anak-anak mereka juga sudah hidup berkecukupan bahkan berlebihan.

Umumnya para Tiong Hoa perantauan merupakan figur pekerja keras. Untuk mendapat hasil lebih, mereka bekerja lebih lama, memberikan kualitas pelayanan lebih baik, bekerja lebih dari 1 mata pencaharian, dan bekerja apa saja. Bagi mereka bekerja bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan yang sekarang, tetapi mereka juga bekerja untuk 3 generasi mendatang karena mengingat anak-cucu.

Tiong Hoa perantauan banyak yang memilih berdagang daripada pekerjaan yang lain. Selain pada zaman kolonial lapangan kerja dibatasi, mereka juga dipusatkan secara berkelompok di sektor perindustrian.

Ternyata hal ini menguntungkan bagi masyarakat Tiong Hoa daripada menjadi pegawai.

(40)

Pada masa kolonial Tiong Hoa perantau sangat berhati-hati, sehingga perilaku mereka terbentuk sangat berhati-hati dalam kondisi apa pun dan situasi apa pun. Bagi mereka toko atau usaha mereka merupakan harta, sehingga mereka cenderung melindungi dengan pagar-pagar tinggi, atau banyak gembok. Hal ini masih dapat dilihat di pecinan-pecinan, beberapa rumah kuno awal abad ke-20 memiliki gerbang-gerbang tinggi yang menutupi seluruh muka toko.

Orang-orang Tiong Hoa yang sudah dikelompokan, sekarang juga memilih untuk tinggal berkelompok juga. Hal ini dikarenakan selain hubungan keakraban sesama, juga mempermudah saling tolong menolong.

Selain itu mereka juga memilih untuk tinggal dekat dengan keamanan setempat, tidak tanggung-tanggung, bahkan ada beberapa yang memberikan ‘sekeping-dua keping’ bagi aparat untuk menjaga keselamatan mereka.

Umumnya lagi para Tiong Hoa perantau sangat perhitungan, bukan berarti negatif, namun pandai berhitung adalah syarat mutlak bagi orang Tiong Hoa untuk mengendalikan permintaan dan pemasokan. Menyimpan barang pun dicermati dengan baik untuk menghindari kerugian yang timbul akibat barang rusak.

Trauma “pemotongan uang” pada zaman pemerintahan Soekarno, salah satu faktor Tiong Hoa perantauan lebih memilih untuk menyimpan barang daripada uang. Krisis moneter juga mempengaruhi pemikiran orang-orang Tiong Hoa untuk menjaga rasio uang dan barang.

Sebagai kaum minoritas jarang sekali ada orang Tiong Hoa yang turut andil dalam bidang politik. Mereka cenderung berhati-hati dalam memperhatikan perubahan iklim politik, apalagi dengan pengalaman- pengalaman terdahulu (sebagai contoh: Kerusuhan Mei 1998). Lagipula sudah cukup mereka menghindari kemiskinan atau situasi politik di negara leluhur untuk mencari penghidupan yang lebih baik, mereka tidak ingin turut campur dalam politik Indonesia.

(41)

Menabung adalah hal yang selalu ditanamkan pada anak-anak orang Tiong Hoa, tidak jarang setiap anggota keluarga ikut menabung.

Hubungan antara bekerja keras, hidup hemat, dan menabung ini amat dipahami dan dipatuhi sebagian besar warga Tiong Hoa (Charlie 29).

Orang Tiong Hoa suka menabung dalam bentuk emas batangan yang mudah disimpan dan nilainya tidak pernah merosot serta dapat disembunyikan (Charlie 29). Spekulasi paling ramai pada waktu krisis moneter, menyimpan batangan emas menunjukkan keuntungannya.

Berbeda dengan barang-barang lain seperti tanah, ruko, atau rumah.

Menghindari berhutang salah satu prinsip yang diyakini masyarakat Tiong Hoa, bagi mereka hutang justru menambah beban yang ditanggung. Mustahil menghindari hutang pada belakangan ini, namun bagi orang Tiong Hoa lebih baik tidak membeli toko baru apa bila harus berhutang.

Lazimnya apabila orang Tiong Hoa berhutang pertama-tama mereka menuju pada para kerabat atau keluarga dekat untuk mendapat pinjaman selunak-lunaknya. Dalam artian soal pinjam meminjam Tiong Hoa sejati sangat hati-hati dan malu-malu. Sebaliknya orang Tiong Hoa justru suka memberikan hutang dengan maksud setengah membantu dan setengah mencari untung.

Memiliki cita-cita secara tidak langsung memotivasi orang-orang Tiong Hoa menuju sukses, dalam artian bukan cita-cita ingin menjadi dokter atau menjadi insinyur. Cita-cita mereka fokus pada meningkatkan ekonomi dan berusaha meraihnya. Sehingga dari generasi ke generasi Tiong Hoa hari ini sukses secara finansial. Bahwa kini Tiong Hoa dominan pada sektor perdagangan dan keuangan, ini adalah buah pergulatan panjang sesuai cita-cita, bukan hadiah yang jatuh dari langit kemarin malam (Charlie 35).

Tidak pernah bilang tidak, itu yang dikatakan oleh kebanyakan pedagang Tiong Hoa. Apabila ada permintaan yang diluar bidang dagangnya orang Tiong Hoa tetap akan mengiyakan karena kalau tidak

(42)

sama saja menolak rezeki. Hal ini yang membuat para pedagang Tiong Hoa semakin dicari, karena mereka dapat memberikan pelayanan lebih.

Sekarang orang-orang Tiong Hoa merambah hampir ke seluruh sektor usaha, baik bisnis kecil hingga yang raksasa.

Orang-orang Tiong Hoa mementingkan persaudaraan, baik keluarga maupun sesama Tiong Hoa, mereka juga mendahulukan kelompok. Biasanya dalam satu keluarga sangat banyak anggotanya, sehingga senantiasa diberi nasehat untuk saling rukun dan akur, serta saling bantu membantu.

Dalam keluarga Tiong Hoa juga menanamkan sikap menghormati orang tua, dan budi pekerti itu penting. Hal itu yang menentukan nasib sang anak kelak., karena orang tua Tiong Hoa menjaga wibawa serta berusaha berlaku dan bertindak sepantas mungkin sebagai panutan sang anak.

Boleh dikatakan tak ada suku bangsa lain yang didik menjunjung tinggi orang tua melebihi orang Tiong Hoa (Charlie 60). Sikap hormat pada orang tua biasanya berlanjut terus hingga orang tua telah meninggal dengan memajang foto almarhum orang tua di rumah atau tempat kerja.

Di beberapa rumah memiliki altar sembahyang untuk leluhur (Kong Poo yang berupa altar seperti meja, Kong Poo Gam berupa altar memiliki rumah-rumahan.) yang memajang foto leluhur. Biasanya disembahyangi menggunakan hio serta menyajikan makanan dan minuman kesukaan leluhur, ritual sembahyang dilakukan setiap perayaan Ceng Beng, ulang tahun, Imlek, serta tanggal 1 dan 15 menurut penanggal Tiong Hoa.

Berbeda dengan beberapa wanita rumah tangga kebanyakan, wanita Tiong Hoa justru menyisihkan waktu mereka untuk ikut membantu usaha keluarga. Selain ikut membantu, biasanya wanita Tiong Hoa memegang uang sebagai manager keuangan keluarga.

Gambar

Gambar 2.1. Komik Barat milik Walt Disney yang memiliki karakter- karakter-karakter hewan yang bisa bicara
Gambar 2.3. Komik Amerika produksi D.C. Comics yang diterbitkan oleh  P.T. Gramedia Majalah di Indonesia
Gambar 2.4. Pernikahan orang Tiong Hoa dengan adat Jawa  Sumber: Lembaga Studi Realino, Penguasa Ekonomi Dan Siasat
Gambar 2.5. Sekolah Tiong Hoa: Siasat bendera di Hindia Belanda  Sumber: Lembaga Studi Realino, Penguasa Ekonomi Dan Siasat  Pengusaha Tiong Hoa:Nederlandsh Indië, 1978, hal.62
+6

Referensi

Dokumen terkait

Software biasa disebut dengan perangkat lunak. Sifatnya pun berbeda dengan hardware atau perangkat keras. Jika perangkat keras adalah komponen yang nyata yang dapat dilihat

Berdasarkan hasil dari penelitian mengenai tekanan sosial dan media untuk menjadi kurus dengan body dissatisfaction, menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara tekanan

Mulai dari tujuan penelitian ini disusun, operasionalisasi variabel, dilanjutkan dengan beberapa teori yang digunakan dalam penelitian kajian Living Qur’an terhadap

(KBRKN : 70) Pada contoh kalimat (1) dan (3) verba deru dan verba keluar, sama-sama dapat menyatakan makna pergerakan berpindah dari dalam ke luar, sehingga saat diterjemahkan

Manajer perawat memiliki tanggungjawab untuk memimpin dan membimbing staf perawat dalam melakukan pendekatan spiritual pada praktek keperawatan, memastikan bahwa pasien sudah

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan Kedai Roti Gempol dan Kopi Anjis Bandung, maka dapat diambil beberapa

In this research, response of the crop by cutting height of 0-5 cm showed more shoots or tillers and leaf area index (Table 2 and 3) because cutting the tip part