• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Biblika Tentang Penebusan Dalam K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kajian Biblika Tentang Penebusan Dalam K"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN BIBLIKA TENTANG PENEBUSAN DALAM KITAB RUT DAN

IMPLIKASINYA BAGI KEHIDUPAN ORANG PERCAYA MASA KINI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Dalam Menyelesaikan

Stratum Satu (S1) Program Studi Teologi Kristen Protestan Pada

Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar

Oleh

NATALIA SIAHAAN

NPM : 10102022

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY

MAKASSAR

(2)

ABSTRAK

Natalia Siahaan. “Kajian Biblika Tentang Penebusan Dalam Kitab Rut Dan Implikasinya Bagi Kehidupan Orang Percaya Masa Kini.” (Dibimbing oleh Pdt. Dr. Peniel C. D. Maiaweng)

Tujuan penulisan skripsi adalah untuk menjelaskan kajian biblika tentang penebusan dalam kitab Rut serta menjelaskan implikasi tentang penebusan dalam kitab Rut bagi kehidupan orang percaya masa kini. Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut: Pertama, penebusan secara konteks dalam kitab Rut adalah tindakan untuk mendapatkan tempat perlindungan melalui pernikahan. Tempat perlindungan ialah rumah tangga, karena kata ini mengandung makna kedamaian dan kebahagiaan, serta keamanan, yang didapatkan dari sebuah pernikahan dan hidup bersama dengan suami. Kedua, penebusan secara konteks dalam kitab Rut ialah menebus dan menegakkan milik pusaka orang lain. Tradisi levirat dalam kitab Rut mengharuskan goel menebus tanah milik Elimlekh yang telah mati (4:3-4) dan menegakkan milik pusaka orang lain (4:5-10) yaitu dengan menikahi Rut. Dalam kitab Rut penebusan bukan hanya menebus benda tetapi juga menebus orang. Ketika berada di dalam perundingan tentang penebusan di depan hadapan para saksi. Dalam tindakan penebusan ini, penebus juga harus menikah dengan Rut untuk menegakkan nama Elimelekh melalui anak Rut nantinya. Ketiga, penebusan menggambarkan pemeliharaan Allah bagi kehidupan orang percaya. Dalam penebusan, Allah melakukan tindakan-tindakan khususnya demi menggenapi perjanjian-Nya untuk selama-lamanya, tindakan-tindakan ini ialah pemeliharaan Allah bagi orang percaya. Keempat, pernikahan levirat dapat saja dilaksanakan dalam keluarga apabila ada saudara kandung dari orang yang telah meninggal belum memiliki ikatan pernikahan dengan orang lain, dan bersedia untuk menikah dengan janda dari saudara sekandungnya, dan pernikahan ini dilaksanakan sesuai dengan prinsip dari proses pernikahan Kristen. Pernikahan levirat yang sejati itu telah digenapi oleh Yesus Kristus sendiri bagi orang percaya (Matius 25:1-13. Markus 2:18-22). Melalui pernikahan inilah orang percaya dapat melahirkan buah-buah Roh (Galatia 5:22-24). Kelima, penebusan dalam kitab Rut menggambarkan penebusan yang dilakukan oleh Yesus Kristus untuk menebus manusia dari hukuman dosa. Bahkan melampaui penebusan dari penebusan di Perjanjian Lama tersebut. Yesus Kristus telah datang ke dunia menjadi penebus bagi manusia dari kematian kekal menjadi hidup yang kekal.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Bagi orang percaya, kata penebusan bukanlah sebuah kata yang asing di telinga. Kata penebusan telah sering didengar hingga kini sejak pertama kali seseorang menjadi Kristen. Menurut Lotnatigor Sihombing bahwa agama Kristen boleh dikatakan sebagai agama penebusan, yang memberikan jaminan kepada umatnya untuk menerima keselamatan.1

Peristiwa-peristiwa tentang penebusan cukup umum dijumpai di dalam dunia purbakala secara umum, pembebasan para tentara yang disandera dalam perang bisa terjadi jika ada pembayaran tebusan. Orang yang dijual dalam perbudakan karena bangkrut dapat ditebus jika keuangan keluarganya membaik (Imamat 25:39-55), dan tanah juga tidak boleh dijual mutlak melainkan harus selalu bisa ditebus kembali (Imamat 25:23-24). Seseorang yang lembunya telah menanduk orang lain sampai mati, bukan disengaja, dapat membayar harga tebusan (Keluaran 21:30-32), dengan demikian menghindari hukuman yang menuntut pemiliknya dilempari batu (Keluaran 21:29).2

John Murray mengatakan bahwa ide penebusan itu sendiri harus ditarik dari pengertian pelepasan secara umum. Bahasa penebusan adalah bahasa pembayaran,

1 Lotnatigor Sihombing, Kristologi (Batu: Institusi Injil Indonesia, 1991), 46.

2 Leland Ryken, James C. Wilhoit, dan Tremper Longman III, Kamus Gambaran Alkitab

(4)

dan lebih spesifik lagi adalah bahasa pelunasan. Pelunasan adalah suatu jaminan pelepasan melalui pembayaran suatu harga tertentu.3 Ditambahkan lagi olehnya bahwa, pelunasan yang dimaksud di sini menunjuk kepada adanya suatu belenggu atau penawanan. Penebusan mengisyartakan bahwa dari hal-hal itulah pelunasan menyelamatkan kita.4

Berbicara tentang penebusan, Perjanjian Lama mengarahkan kita kepada satu kitab yang menceritakan tentang penebusan yaitu kitab Rut. Kitab Rut terdapat di antara kitab-kitab yang mengisahkan sejarah Israel. Kitab ini termasuk kitab yang pendek di dalam Alkitab dan sering kali diabaikan dan dilupakan, tetapi sebenarnya sangat penting bagi kita.5 Sebab, isi dari Kitab Rut sangat singkat dan kurang populer dibandingkan dengan kitab Ester dengan tokohnya yang heroik.6 Tetapi, isi berita dari kitab ini adalah anugerah Allah yang luar biasa. Tuhan adalah Allah semua perempuan janda dan anak yatim. Dalam peristiwa ini Allah telah memilih dua perempuan janda yang miskin dan kecewa untuk menjadi permulaan dari suatu keluarga pilihan Allah yang istimewa, yaitu keluarga Daud. Melalui keluarga Daud telah datang Yesus Kristus-Anak Daud-Juruselamat dunia itu.7 Kedua perempuan ini ialah Naomi yang adalah mertua dan Rut ialah menantu dari Naomi.

3 John Murray, Penggenapan dan Penerapan Penebusan (Surabaya: Momentum, 2010),

46

4 John Murray, Penggenapan dan Penerapan Penebusan, 46.

5 Juergen Simonson, Robohkan Tembok Pemisah (Bandung: Kalam Hidup, 1961), 9. 6 Yongky Karman, Tafsiran Alkitab: Kitab Rut (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 1. 7 H. L. Senduk, Kristus dalam Perjanjian Lama (np: Seksi Penerbitan Yayasan Bethel, nd),

(5)

Kitab ini berbicara tentang pernikahan levirat. Menurut hukum taurat (Ulangan 25:5-6), apabila seorang laki-laki mati tanpa memiliki anak, maka saudaranya wajib untuk mengambil isterinya dalam “perkawinan ipar”, supaya perempuan itu melahirkan keturunan bagi suaminya yang telah mati.8 Dalam kitab Rut sendiri pernikahan levirat ini menggunakan istilah menebus atau dalam bahasa Ibraninya ialah gaal, yang digunakan sebanyak 20 kali di dalam kitab ini. Tidak ada keraguan bahwa keseluruhan dari kitab ini berbicara tentang penebusan.

Penebusan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan orang percaya. Sebab orang yang telah ditebus diikat dalam perjanjian anugerah di mana dia dinyatakan sebagai milik Allah, dan Allah menganugerahkan kepada-Nya segala berkat keselamatannya dan berbagai pemberian dengan iman.9

Namun pada kenyataannya saat ini, kebanyakan orang tidak lagi ingin membicarakan hal-hal yang esensi bagi kehidupan orang percaya, seperti yang dituliskan oleh Robert Siahaan dalam website pribadinya, bahwa:

Adakalanya pengkhotbah beranggapan bahwa doktrin atau teologi merupakan momok yang menakutkan; tidak mengherankan, khotbah hanya dipenuhi oleh hal-hal praktis sehari-hari tanpa struktur teologi yang jelas. Tidak salah bila suatu khotbah berisi hal-hal yang bersangkut paut dengan kehidupan sehari-hari, itu sangat diperlukan. Tetapi masalahnya adalah apakah kebenaran yang dikhotbahkan itu sesuai dengan kebenaran Alkitab

8 Dennis Green, Pengenalan Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 1984), 86.

9 Daniel Ronda, “Pengajaran Tentang Manusia dan Dosa.” Diakses 31 Mei 2016,

(6)

secara holistik. Pengabaian doktrin Alkitab akan menghasilkan khotbah dengan muatan kebenaran Alkitab yang tidak utuh, bahkan menyimpang.10

Ditambahkan oleh John MacArthur dalam sebuah artikel di daring Kristen Alkitabiah, bahwa:

Ada banyak komunikator berbakat dalam kekristenan modern, tetapi saat ini khotbah-khotbah cenderung pendek, dangkal, tema-tema khotbah yang membuai ego manusia dan berfokus pada masalah yang hambar seperti

hubungan antar manusia, kehidupan yang “sukses”, masalah emosional, dan praktek-praktek duniawi lainnya-dan bukan tema-tema kebenaran yang Alkitabiah. Seperti mimbar modern yang terbuat dari kaca plastik, demikian juga halnya pesan-pesan khotbah tersebut ringan dan tanpa substansi, bermutu rendah dan dangkal, tidak bertahan dan tertanam di benak para pendengar.11

Demikian juga yang terjadi saat ini, banyak orang yang tidak memahami makna penebusan dalam Perjanjian Lama, khususnya dalam kitab Rut. Kebanyakan orang hanya berfokus kepada kisah cinta antara Boas dan Rut, atau kisah tentang mertua dan menantu, baik itu didapat melalui khotbah, buku, maupun renungan harian, dan artikel lainnya. Hal ini tentunya menjadi suatu masalah karena kitab Rut ini memiliki makna teologi yang lebih dalam dari hal-hal tersebut, yaitu tentang penebusan.

Menyadari masalah-masalah yang terjadi saat ini, maka tentu saja keadaan tersebut telah menjadi suatu masalah yang sangat penting untuk diperhatikan. Penebusan merupakan pokok teologi yang sangat perlu untuk dipahami dengan

10Robert Siahaan, “Apa yang Terjadi dengan Khotbah-Khotbah Masa Kini?” Diakses 31

Mei 2016, http://www.robertsiahaan.com/2015/05/15/apa-yang-terjadi-dengan-khotbah-khotbah-masa-kini/

11John MacArthur, “Lima Belas Akibat yang Buruk dari Khotbah yang Dangkal. Diakses

(7)

jelas oleh setiap orang percaya. Salah satu kitab penting di dalam Perjanjian Lama yang memiliki hubungan erat dengan penebusan adalah kitab Rut. Kisah-kisah di dalam kitab Rut tidak hanya menceritakan tentang suatu kisah asmara atau kesetiaan menantu kepada mertua, tetapi lebih dalam dari semuanya itu, bahwa kitab ini juga memuat suatu konsep teologi tentang penebusan yang jarang digubris oleh orang percaya masa kini.

Sesungguhnya penebusan adalah inti pemahaman Kristen mengenai keselamatan itu sendiri, namun penebusan ini tidak selalu dipahami, bahkan tidak diakui oleh banyak orang.12 Praktik pernikahan levirat atau ipar ini sendiri rupanya kedengaran cukup aneh bagi orang modern hari ini,13 sehingga penebusan dalam kitab Rut sukar dipahami bagi orang percaya masa kini. Tetapi tanpa memiliki pendalaman dan pengajaran yang benar tentang penebusan di dalam Alkitab, baik di dalam Perjanjian Lama maupun juga Perjanjian Baru, maka akan sulit bagi orang percaya untuk memahami penebusan Allah di dalam pewahyuan firman-Nya.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran yang disebutkan di atas, penulis tertarik untuk mengangkat sebuah karya ilmiah dengan judul “KAJIAN BIBLIKA TENTANG PENEBUSAN DALAM KITAB RUT DAN IMPLIKASINYA

BAGI KEHIDUPAN ORANG PERCAYA MASA KINI.

12 Abraham Park, Pertemuan yang Terlupakan Dilihat dari Sudut Pandang

Penyelenggaraan Sejarah Penebusan (Grasindo: Jakarta, 2011), 5.

13 Paul Copan, Is God a Moral Monster? Memahami Allah Perjanjian Lama (Malang:

(8)

Pokok Masalah

Dari pemikiran-pemikiran yang telah dibahas oleh penulis di atas, ada dua pokok masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini, yaitu:

Pertama, apa kajian biblika tentang penebusan dalam kitab Rut?

Kedua, bagaimana implikasi tentang penebusan dalam kitab Rut bagi

kehidupan orang percaya masa kini?

Tujuan Penulisan

Dari pemaparan pokok masalah di atas, maka ada dua tujuan dari penulisan skripsi ini, yaitu:

Pertama, untuk menjelaskan kajian biblika tentang penebusan dalam kitab

Rut.

Kedua, untuk menjelaskan implikasi tentang penebusan dalam kitab Rut

bagi kehidupan orang percaya masa kini.

Manfaat Penulisan

Sebagai hasil dari penulisan karya ilmiah ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

Pertama, penulisan karya ilmiah sebagai salah satu persyaratan kelulusan

Strata 1 di Sekolah Tinggi Teologia Jaffray Makassar bagi penulis.

Kedua, agar karya ilmiah ini dapat menjadi bacaan yang bermanfaat bagi

(9)

Kedua, agar orang percaya di dunia ini mampu mengetahui kajian biblika

tentang penebusan dalam kitab Rut serta implikasinya bagi kehidupan orang percaya pada masa kini.

Metode Penulisan

Penulisan skripsi ini menggunakan metode eksposisi, dengan menggunakan prinsip-prinsip hermeneutika, yaitu kajian eksegesis Alkitab mengenai penebusan berdasarkan kitab Rut. Istilah eksposisi ialah uraian atau paparan yang bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan.14 Kata Hermeneutika sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti menginterprestasi, menjelaskan atau menerjemahkan.15 Eksegesis adalah mempelajari Alkitab secara sistematis dan teliti untuk menemukan arti asli yang dimaksudkan.16 Tujuan dari eksegesis ini adalah untuk menyediakan data yang kemudian dibentuk menjadi suatu teologi biblika.17

Teknik pengumpulan data yang dipakai penulis ialah melalui penelitian kualitatif, yaitu melalui kajian pustaka dengan sumber utama yang berasal dari Alkitab, kamus, ensiklopedia, kemudian buku-buku literatur yang memiliki kaitan

14 Kamus Besar Bahasa Indonesia, s.v. “eksposisi”

15 Hasan Sutanto, Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab (Malang: Seminari

Alkitab Asia Tenggara, 2011), 1.

16 Gordon D. Fee dan Douglas Stuart. Heremeneutik: Bagaimana Menafsirkan Firman

Tuhan dengan Tepat (Malang: Gandum Mas, 2000), 8.

(10)

dengan karya ilmiah ini yaitu tentang penebusan dalam kita Rut dan implikasinya bagi kehidupan orang percaya.

Batasan Masalah

Agar penulisan skripsi ini lebih efisien dan terarah maka penulisan menetapkan batasan masalah dalam karya ilmiah ini dengan berfokus hanya pada:

Pertama, pembahasan tentang penebusan ini hanya di dalam kitab Rut.

Kedua, menberikan implikasi tentang penebusan dalam kitab Rut ini bagi

kehidupan orang percaya.

Sistematika Penulisan

Karya ilmiah “Kajian Biblika tentang Penebusan dalam Kitab Rut dan

Implikasinya bagi Kehidupan Orang Percaya Masa Kini” ini memiliki sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab petama, yang merupakan bab awal dari penulisan karya ilmiah ini berisi

pendahuluan, latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, batasan penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab kedua, membahas mengenai tinjauan kepustakaan yaitu gambaran

(11)

Bab ketiga, pembahasan kajian biblika tentang penebusan dalam kitab Rut. Dalam kajian biblika ini dibahas tentang latar belakang konteks kitab Rut, genre kitab itu, struktur kitab, eksposisi kitab Rut; peristiwa di Moab sebelum penebusan, pertemuan Rut dengan sang penebus, rencana penebusan, Boas melakukan penebusan bagi Rut, keadaan keluarga Elimelekh setelah penebusan. Selanjutnya ialah pembahasan makna leksikal penebusan dan yang terakhir adalah makna konteks penebusan dalam kitab Rut.

Bab keempat, pembahasan mengenai implikasi tentang penebusan dalam

kitab Rut ini bagi kehidupan orang percaya, yaitu pemeliharaan Allah bagi kehidupan orang percaya, makna pernikahan levirat bagi kehidupan orang percaya, penebusan dalam kitab Rut menggambarkan penebusan yang dilakukan Yesus Kristus.

Bab kelima, yang merupakan bagian akhir dari karya ilmiah ini ialah bagian

(12)

KEPUSTAKAAN

Alkitab

Alkitab Terjemahan Baru. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2012.

Stamps, Donald C. ed. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Malang: Gandum Mas, 1994.

Kamus

Browning, W. R. F. Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007. Haag, Herbert. Kamus Alkitab Cetakan Kelima. Flores: Nusa Indah, 1989.

Ryken, Leland. Wilhoit, James C. dan Longman III, Tremper. Kamus Gambaran Alkitab. Surabaya: Momentum, 2011.

Strong, James. The New Strong’s. Exhaustive Concordancee of the Bible. Tennessee: Thomas Nelson Publishers, 1990.

Buku-Buku

Anderson, Janice Capel dan Moore, Stephen. Mark & Method: New Appraocher in Biblical Studies. Chattanooga: Precept Ministries, 1992.

Atkinson, David. Rut: Kasih Karunia Allah Merasuki Kita untuk Tekun Bekerja Melayani Sesama. Jakarta: Yayasan Bina Kasih, 2000.

Brink, H. Van Den. Tafsiran Rut dan Ester. Jakarta: BPK, 1970.

Conner, Kevin J. dan Malmin, Ken. Interpreting The Scriptures. Malang: Gandum Mas, 2004.

(13)

Douglas, J. D. ed. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1992.

____________. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 2 M-Z. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1992.

Fee, Gordon D. dan Stuart, Douglas. Heremeneutik: Bagaimana Menafsirkan Firman Tuhan dengan Tepat. Malang: Gandum Mas, 2000.

Gaebelein, Frank E. The Expositor’s Bible Commentary. Michigan: Zondervan, 1992.

Green, Dennis. Pengenalan Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 1984. Holdcroft, L. Thomas. Kitab-Kitab Sejarah. Malang: Gandum Mas, 1996.

Howard, David M. Jr. Kitab-Kitab dalam Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 2002.

____________. Kitab-Kitab Sejarah dalam Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 2002.

Kaiser Junior, Walter. Berkhotbah dan Mengajar Perjanjian Lama. Bandung: Kalam Hidup, 2009.

Karman, Yongky. Tafsiran Alkitab: Kitab Rut. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015. King, Philip J. dan Stager, Lawrence E. Kehidupan Orang Israel Alkitabiah.

Jakarta: Gunung Mulia, 2010.

Lasor, W.L. Hubbard, D.A. dan Bush, F.W. Pengantar Perjanjian Lama 1: Taurat dan Sejarah. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993.

Murray, John. Penggenapan dan Penerapan Penebusan. Surabaya: Momentum, 2010.

Osborne, Grant R. Spiral Hermeneutika. Surabaya: Momentum, 2012, 421.

(14)

_____________. Ensiklopedi Fakta Alkitab. Bible Almanac 2. Malang: Gandum Mas, 2001.

Park, Abraham. Pemeliharaan Allah yang Misterius dan Ajaib. Jakarta: Grasindo, 2013.

____________. Pertemuan yang Terlupakan Dilihat dari Sudut Pandang Penyelenggaraan Sejarah Penebusan. Grasindo: Jakarta, 2011.

____________. Silsilah di Kitab Kejadian. Jakarta: Grasindo, 2007.

Pfeiffer, Charles F. dan Harrison, Everett F. Tarsiran Alkitab Wycliffe, Volume 1 Perjanjian Lama: Kejadian-Ester. Malang: Gandum Mas, 2004.

Sandison, George dan staff. Bible Answers for 1.000 Difficult Questions. Malang: Gandum Mas, 2013.

Sihombing, Lotnatigor. Kristologi. Batu: Institusi Injil Indonesia, 1991.

Simonson, Juergen. Robohkan Tembok Pemisah, Bandung: Kalam Hidup, 1961. Sitompul, A. A. dan Beyer,Ulrich. Metode Penafsiran Alkitab. Jakarta: Gunung

Mulia, 1998.

Subagyo, Andreas B. Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Kalam Hidup, 2004.

Sutanto, Hasan. Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab. Malang: Literatur SAAT, 2011.

Utley, Bob. Anda Dapat Memahami Keunggulan Perjanjian Baru. Texas: Bible Lesson International Marshall, 1999.

Waard, Jan de dan Nida, Eugene A. Pedoman Penafsiran Alkitab: Kitab Rut. Jakarta: LAI & YKBBI).

Wongso, Peter. Soteriologi. Malang: SAAT, 1998.

(15)

“Al.” Diakses tanggal 01 Juni 2016, http://alkitab.sabda.org/strong.php?id=05921

“Aminadab.” Diakses 4 Mei 2016, http://alkitab.sabda.org/strong.php?id=05992

“Hezron.” Diakses 4 Mei 2016, http://alkitab.sabda.org/strong.php?id=02696

“Implikasi.” Diakses 9 Mei 2016, http://kbbi.web.id/ implikasi

“Khaw-saw.” Diakses 01 Juni 2016, http://alkitab.sabda.org/strong.php?id=02620

MacArthur, John. “Lima Belas Akibat yang Buruk dari Khotbah yang Dangkal.” Diakses 31 Mei 2016, http://www.kristenalkitabiah.com/lima-belas-akibat-buruk-dari-khotbah-yang-dangkal/

“Makna konteksual.” Diakses 3 Mei 2016, http://kbbi.web.id/makna

“Makna leksikal.” Diakses 3 Mei 2016, http://kbbi.web.id/ leksikal

“Menjaga Nama dan Kehormatan Keluarga.” Diakses 6 Juni 2016, dihttp://alkitab.mobi/2/renungan/sh/2004/07/05/

“Men-oo-khaw.” Diakses 01 Juni 2016,

http://alkitab.sabda.org/strong.php?id=0449

“Perbedaan Makna Leksikal dan Makna Gramatikal.” Diakses 3 Mei 2016,

http://web-bahasaindonesia.blogspot.co.id/2015/10/perbedaan-makna-leksikal-dan-makna.html

“Penebusan.” Diakses 3 Mei 2016, http://kbbi.web.id/ tebus

“Peres.” Diakses 4 Mei 2016, http://alkitab.sabda.org/strong.php?id=06557

“Ram.” Diakses 4 Mei 2016, http://alkitab.sabda.org/strong.php?id=07410

“Redemption.” Diakses 3 Mei 2016, http: //www.merriam-webster.com/ dictionary/redemption, s.v.

Ronda, Daniel. “Pengajaran Tentang Manusia dan Dosa.” Diakses 31 Mei 2016, http ://

(16)

“Salmon.” Diakses 4 Mei 2016, http://alkitab.sabda.org/strong.php?id=08009

“Sepatu (kasut).” Diakses 29 Mei 2016, http://alkitab.sabda.org/dictionary.php ?word=Sepatu%20(Kasut)

Siahaan, Robert. “Apa yang Terjadi dengan Khotbah-Khotbah Masa Kini?” Diakses 31 Mei 2016, http:// www.robertsiahaan.com/2015/05/15/ apa-yang-terjadi-dengan-khotbah-khotbah-masa-kini/

Referensi

Dokumen terkait

Tingginya persentase mortalitas ulat krop kubis pada perlakuan ekstrak daun bintaro ( Cerbera odollam ) disebabkan bahwa tumbuhan bintaro tersebut merupakan tumbuhan

Melalui metode penugasan, siswa dapat menirukan kata yang diucapkan oleh guru dengan tepat. Melalui metode penugasan, siswa dapat menyalin kata yang ada pada teks

Sebagai contoh, produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas parsial dari input tenaga kerja yang diukur berdasarkan rasio output terhadap input

Adanya stres ini, akan membawa efek tersendiri bagi individu yang mengalaminya, baik efek fisik (misalnya sakit kepala,serangan jantung, dsb) maupun efek

Dalam menerapkan pembangunan dan teknologi pertanian padi, pihak terkait yaitu COA harus memberikan bimbingan terkait dengan mekanisasi dan otomatisasi pertanian sebagai

[r]

Sedangkan kesadaran yang terbangun melalui komunitas pengajian serta forum-forum diskusi secara umum atau masyarakat umum coraknya beragam diantaranya penulis

Penelitian ini bertujuan mengidenti kasi tingkat penggunaan bahan kimia pada pengolahan ikan asin yang diduga berhubungan dengan karakteristik individu dan sosial