• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan salah satu aset manusia yang sangat berharga. Menjaga kesehatan dapat dimulai dengan menjaga kesehatan lingkungan, baik lingkungan kerja maupun lingkungan pemukimannya. Dalam hal ini, fasilitas dalam gedung harus direncanakan dengan baik termasuk fasilitas sanitasi, mengingat aspek- aspek lingkungan harus diperhatikan agar tercapai lingkungan yang sehat.

Untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana guna memberikan kenyamanan dan kepuasan kepada pengguna gedung dimana dalam kondisi normal penggunanya tidak memberikan bahaya potensial pada kesehatan manusia maka salah satu upayanya adalah dengan merancang sistem plambing yang baik pada bagian dalam gedung dan lingkungan gedung tempat bekerja maupun pemukiman yang meliputi sistem penyediaan air minum, sistem penyaluran air buangan dan ven, sistem pencegah kebakaran dan sistem penyaluran air hujan [Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura, 1991].

Gedung dan lingkungannya dirancang dan harus dilihat sebagai kesatuan yang memberikan daya tarik, keakraban serta digunakan dan dirawat dengan baik. Perlengkapan gedung semakin canggih serta harus dapat memenuhi kebutuhan serta menjamin keamanan dan keselamatan para penggunanya.

Demikianlah hal tersebut berlaku bagi sistem plambing yang jika tidak dirancang dengan baik, selain mahal, tidak efektif serta memberikan banyak masalah operasi dan perawatan, beberapa hal yang prinsip perlu diketahui dan dipertimbangkan dalam setiap perancangan [Wiranto Arismunandar, 1991].

Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam pembangunan gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan pemasangan instalasi plambing harus dilakukan secara bersamaan dan sesuai dengan tahapan-

(2)

tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri dengan memperhatikan secara seksama hubungannya dengan bagian-bagian konstruksi gedung serta peralatan lain yang ada dalamnya.

Perancangan dan pemasangan suatu Instalasi Plambing untuk bangunan gedung harus diperhatikan mengingat biaya dan energi yang digunakan relatif besar.

Perancangan dan penyelengaraan bangunan yang dilakukan dalam pendekatan modern dimaksudkan untuk menghasilkan tingkat efisiensi dan kenyamanan bagi pengguna atau penghuni bangunan.

3.2 SISTEM PLAMBING

Plambing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih ketempat yang dikehendaki dan membuang air bekas dan kotor ketempat- tempat tertentu. Sistem Plambing pada umumnya dibagi menjadi dua golongan utama yaitu:

a. Instalasi Plambing air bersih dan air panas. Yaitu menyediakan dan menyalurkan air bersih dan air panas ke tempat yang dituju, ditinjau berdasarkan kualitas, kuantitas dan kontinuitas air tersebut dengan memenuhi syarat tertentu.

b. Instalasi Plambing air bekas, kotor dan air hujan. Yaitu membuang air kotor ke tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan hal penting lainnya.

Sistem plambing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem pembuangan air kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang memenuhi syarat yang berupa peraturan dan perundangan, pedoman pelaksanaan, standar peralatan dan standar instalasinya.

Di Indonesia, dasar hukum tentang plambing yaitu Pedoman Plambing Indonesia Edisi Tahun 1979, hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya kesulitan bahkan kegagalan yang terjadi dalam sistem plambing.

berdasarkan survey dari 200 kasus di jepang pada tahun 1978 [Noerbambang Morimura, 1991] menunjukan bahwa kegagalan sistem plambing terjadi pada

(3)

tahap perencanaan/desain serta tahap pelaksanaan/pemasangan, dengan gambaran sebagai berikut :

a. 37% disebabkan karena kurang cermatnya perancangan.

b. 34% disebabkan oleh kurang baiknya pemasangan.

c. 29% disebabkan masalah getaran dan kebisingan yang berasal dari mesin dan sistem pipa.

3.2.1 Komponen Utama Peralatan Sistem Air Bersih

Dalam suatu proses perencanaan sistem plambing pada suatu bangunan gedung diperlukan komponen dan peralatan yang menunjang sehingga instalasi plambing dapat berfungsi dengan baik.

Peralatan penyediaan air bersih, dalam perencanaan sistem plambing air bersih, terdapat hal penting yang harus diperhatikan, yaitu kualitas air yang akan didistribusikan, sistem penyediaan air yang akan digunakan, pencegahan pencemaran air dalam sistem, laju aliran dalam pipa, kecepatan aliran dan tekanan air, serta permasalahan yang mungkin timbul jika dilakukan penggabungan antara cadangan air untuk air bersih dan pencegahan kebakaran.

a. Ground Water Tank

Ground water tank adalah suatu konstruksi bawah tanah yang berfungsi untuk menampung dan mengolah air bersih yang bersumber dari sumur dalam. Pengolahan air tersebut akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau siap konsumsi seperti mandi, toilet, minum dan sebagainya.

b. Deep Well

Deep well membantu kebutuhan kebutuhan air untuk gedung, air yang dihasilkan dari sumur deep well akan di treatment terlebih dahulu dengan menggunakan sand filter dan carbon filter sebelum ditampung dalam water tank.

(4)

c. Pompa Transfer

Fungsi pompa transfer adalah memindahkan air bersih dari ground water tank ke roof tank. Pompa transfer yang terpasang disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan air dan ketinggian gedung. Pompa sentrifugal adalah yang paling popular karena daya tahan, fleksibilitas, kesederhanaan, dan ekonomis [Gordon S, 2001].

d. Sand Filter

Sand Filter berfungsi untuk menjernihkan air bersih dari sumur deep well sebelum ditampung di water tank. Setelah air dijernihkan di sand filter selanjutnya air tersebut dialirkan ke carbon filter.

e. Carbon Filter

Air bersih sumur deep well yang telah melalui Sand Filter, selanjutnya mengalir ke carbon filter. Fungsi dari carbon filter adalah untuk menghilangkan bau air sebelum ditampung dalam ground water tank, oleh karena itu pemasangan carbon filter satu lokasi dengan sand filter dan ground water tank untuk memudahkan pengecekan dan perawatan.

f. Roof Tank

Roof tank berfungsi untuk menampung air bersih sebelum didistribusikan ke jaringan pemipaan dalam bangunan. Pengontrolan air dalam roof water tank agar kebutuhan air dalam gedung terpenuhi maka dalam roof water tank tersebut dipasang water level control (WLC) untuk menjaga persediaan air dalam tanki, yang mana apabila posisi air pada level bawah WLC maka sensor tersebut diteruskan ke panel kontrol pompa transfer agar pompa transfer beroperasi sesuai kebutuhan. Tangki air atas merupakan penampung air minum yang diletakkan diatas atap atau yang elevasinya lebih tinggi dari gedung yang dilayani [SNI 03-7065-2005].

(5)

g. Pompa Booster

Pompa booster berfungsi untuk mensupply kebutuhan air dalam bangunan.

Penggunaan pompa booster dimaksudkan untuk menambah tekanan air dalam pipa sesuai dengan kebutuhan.

h. Meteran air

Meteran Air (Water Meter) ini adalah spare part instalasi air pada bangunan gedung yang menghubungkan/sebagai pembatas antara instalasi/jaringan pipa yang dipasok oleh PDAM dengan instalasi rumah tinggal/bangunan yang berfungsi untuk mengukur jumlah air yang di pakai atau yang keluar dari sumber air.suatu cara dimana perusahaan air minum menghasilkan pendapatan untuk membayar pengeluaran, menetapkan biaya yang sesuai kepada pelanggan, mencegah pemborosan air, dan yang utama adalah meter air inilah yang merupakan penghubung atau alat komunikasi antara perusahaan air minum dengan pelanggannya.

i. Kran Air

Kran air adalah salah satu kebutuhan yang setiap rumah kemungkinan besar sangat dibutuhkan, kran adalah perangkat untuk mengendalikan aliran zat cair (air) pada saluran pipa atau sejenisnya dengan membuka ataupun menutup sebuah lubang. Pada dasarnya fungsi keran adalah seperti diatas, tetapi karena kebutuhan manusia akan kenyamanan, maka fungsinya bisa berkembang menjadi lebih jauh sesuai dengan tingkat kenyamanan yang ingin dicapai.

3.2.2 Komponen Utama Peralatan Sistem Air Bekas dan Air Kotor

Sistem instalasi air bekas dan air kotor menggunakan prinsip gravitasi. Air bekas dan kotor toilet–toilet dari floor drain, wastafel maupun dari kitchen dibuang ke STP Biotech. Khusus untuk air bekas dari kitchen sebelum dibuang ke biotech, disaring terlebih dahulu dalam grease trap, setelah melalui proses dalam pengolahan di biotech air dibuang ke sumur resapan. Air Limbah adalah air yang berasal dari sisa kegiatan

(6)

proses produksi dan usaha lainnya yang tidak dimanfaatkan kembali [Pergub DKI No.

122, 2005].

a. Sewage Treatment Plant (STP)

Sewage Treatment Plant (STP) adalah sebuah sistem pengolahan air limbah domestik modern. Sistem ini mulai dikenal dan berkembang di Indonesia seiring dengan semakin meluasnya pencemaran dan kekahawatiran masyarakat terhadap air tanah yang makin tidak layak pakai, sekaligus sejalan dengan usaha pencegahan pencemaran lingkungan secara dini.

b. Floor Drain

Floor drain adalah salah satu bagian dari kamar mandi yang berfungsi sebagai tempat terbuangnya air. Floor drain biasa terletak di lantai kamar mandi.

Floor drain memiliki fungsi sebagai penyaring benda-benda yang dapat menyumbat pipa sanitasi di kamar mandi. Benda yang biasa ditemukan tersaring oleh floor drain adalah sampah plastik, kumpulan debu bahkan rambut. Selain untuk memperlancar aliran air melalui pipa, keberadaan floor drain juga berkaitan dengan faktor kesehatan.

c. Clean Out

Adalah accesories pada instalasi plambing yang berfungsi sebagai lubang service bilamana terjadi penyumbatan pada instalasi pipa dan terdapat pada ujung instalasi, serta terpasang pada lantai.

d. Trap

Trap adalah accesories pada instalasi plambing yang berfungsi sebagai kantong air agar bau dari instalasi tidak naik pada permukaan lantai, serta dipergunakan untuk cleaning bila ada penyumbatan pada saluran pemipaan.

(7)

e. Grease Trap

Grease trap adalah alat perangkap grease atau minyak dan lemak. Alat ini membantu untuk memisahkan minyak dari air, sehingga minyak tidak menggumpal dan membeku di pipa pembuangan dan membuat pipa tersumbat. Grease trap terbuat dari pasangan bata maupun stainless steel sehingga aman dari korosi.

3.2.3 Komponen Utama Peralatan Sistem Air Hujan dan Drainase

Sistem Air Hujan yang berasal dari atap gedung dan area luar gedung disalurkan dengan pipa saluran menuju sumur resapan [Pergub DKI No. 68, 2005]. Untuk membantu mengurangi permasalahan lingkungan yang sering dijumpai adalah terjadinya banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Sebelum air hujan dan IPAL yang berupa aliran permukaan masuk kedalam sumur melalui saluran air, sebaiknya dilakukan penyaringan air di bak kontrol terlebih dahulu. Bak kontrol terdiri dari beberapa lapisan berturut-turut adalah lapisan gravel (kerikil), pasir kasar, pasir dan ijuk. Penyaringan ini dimaksudkan agar partikel-partikel debu hasil erosi dari daerah tangkapan air tidak terbawa masuk ke sumur sehingga tidak menyumbat pori-pori lapisan aquifer yang ada. Pada dinding sumur tepat di depan pipa pemasukan, dipasang pipa pengeluaran yang letaknya lebih rendah dari pada pipa pemasukan untuk antisipasi manakala terjadi overflow atau luapan air di dalam sumur.

a. Roof Drain

Roof drain adalah komponen drainase yang mempunyai fungsi untuk pembuangan air pada bagian atas atau atap, biasanya digunakan pada perumahan mewah, atau proyek gedung bertingkat, untuk komponen ini terbuat dari besi atau Cast Iron.

b. Sumur Resapan

Sumur resapan merupakan sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air agar dapat meresap ke dalam tanah. Fungsi dari sistem drainase

(8)

resapan/sumur resapan untuk membantu mengurangi, permasalahan lingkungan yang sering dijumpai di sekitar kita saat ini adalah terjadinya banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Selain itu, di beberapa tempat terjadi pula penurunan permukaan air tanah. Hal ini disebabkan adanya penurunan kemampuan tanah untuk meresapkan air sebagai akibat adanya perubahan lingkungan.

3.3 SISTEM DISTRIBUSI PIPA PLAMBING

Hampir tidak ada dalam kehidupan kita yang tidak bersinggungan dengan pipa di rumah-rumah tinggal, perkantoran, rumah sakit, pabrik dan lain-lain, ataupun ditempat lainnya selalu terlihat adanya penggunaan pipa-pipa baik untuk keperluan sanitasi, mandi cuci, pendingin udara, pemadam kebakaran, ventilasi dan lain-lain. Yang kesemuanya memerlukan pemahaman bagi setiap pengguna bahan tersebut agar tidak salah menggunakan pipa sesuai dengan peruntukannya baik dilihat dari mutu, sifat karakteristik bahan yang dipakai.

Suatu hasil pekerjaan tidak akan ada artinya bila menggunakan bahan yang salah. Untuk itulah pengetahuan tentang bahan-bahan yang digunakan pada suatu pekerjaan menjadi sangat penting. Salah satu komponen yang penting dalam sistem Plambing adalah pipa, pipa-pipa yang beraneka ragam dan jenisnya terbagi menurut fungsinya, letak dan materialnya. Seorang Plumber (pekerja) selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan cara mempergunakan peralatan dengan aman. Ia harus mengetahui juga spesifikasi bahan-bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan plambing [Depdiknas, 2013].

3.3.1 Jenis-Jenis Pipa

Jenis pipa dan macam-macam pipa dibagi menurut fungsinya, letaknya dan materialnya.

Menurut fungsinya pipa terbagi menjadi pipa saluran air bersih, pipa saluran air bekas, pipa saluran air kotor dan pipa saluran air hujan. Beda air bekas dan air kotor adalah sumbernya, air bekas bersumber dari bekas pakai atau cuci sedangkan air kotor

(9)

bersumber dari toilet/closet maupun urinal. Intinya biasanya air bekas bisa langsung masuk saluran kota, tetapi kalau air kotor akan masuk septic tank atau STP.

a. Pipa GIP (Galvanized Iron Pipe)

Pipa galvanis adalah semacam pipa besi yang ditutupi dengan lapisan pelindung seng yang dapat sangat mengurangi kecenderungan pipa untuk menimbulkan korosi serta memperpanjang harapan hidup pipa agar awet. Pipa galvanis ini terbuat dari baja karbon rendah dengan lapisan galvanis, yang mengandung berbagai macam unsur di dalamnya:

1. unsur seng (Zn) 99,7% dan biasanya di aplikasikan untuk pipa pada air minum.

2. unsur karbon sebesar 0,091% sehingga tergolong dalam baja karbon rendah.

Sehingga bisa di jelaskan bahwa Pipa galvanis ini terbuat dari unsur utamanya adalah seng. Pipa GIP atau pipa besi galvanis digunakan untuk intalasi air bersih dingin saja, tidak dianjurkan untuk pipa air panas. Baja galvanis berasal dari kata galvanized steel yaitu pelapisan bahan anti korosi pada baja dengan cara bahan baja tersebut dicelupkan ke bak cairan timah dan aluminium panas di pabrik (produsen) khusus baja. Pembuatan lapisan galvanis tersebut berguna agar bahan baja dapat lebih tahan dan kuat dalam jangka waktu sangat lama atau terhindar dari terjadinya pengaruh korosi.

Keuntungan pipa galvanis:

1. Tahan pecah 2. Tahan lama

3. Sambungannya menggunakan ulir 4. Permukaannya kuat

b. Pipa PVC

PVC, Polivinil kloride (IUPAC: Poli(kloroetanadiol), adalah polimer termoplastik urutan ketiga dalam hal jumlah pemakaian di dunia, setelah polietilena dan

(10)

polipropilena. Di seluruh dunia, lebih dari 50% PVC yang diproduksi dipakai dalam konstruksi. Sebagai bahan bangunan, PVC relatif murah, tahan lama, dan mudah dirangkai. PVC bisa dibuat lebih elastis dan fleksibel dengan menambahkan plasticizer, umumnya ftalat. PVC yang fleksibel umumnya dipakai sebagai bahan pakaian, perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik. PVC adalah polimer yang menggunakan bahan baku minyak bumi terendah di antara polimer lainnya. Pipa PVC (Polyvinyl Chloride) adalah pipa plastik yang terbuat dari gabungan materi vinyl yang menghasilkan pipa yang ringan, kuat, tidak berkorosi dan tahan lama [Pralon, 2016].

Fungsinya :

Pipa PVC yaitu jenis pipa plastik, umumnya digunakan sebagai bahan penyalur air dingin dan air limbah ringan dan berat, terutama cairan kimia sebab bahan pipa ini sangat baik untuk bahan cairan yang sifatnya menimbulkan reaksi tertentu dengan ada tidaknya perubahan suhu.

Klasifikasi Pipa PVC

Pipa PVC (polyvinyl cloride) dalam pekerjaan ini dipergunakan untuk instalasi air bersih maupun air kotor, pipa PVC dibagi dalam 4 kelas yaitu :

1. Kelas AW (VP) dengan tekanan kerja 10 kg/cm2.

2. Kelas A2 dengan tekanan kerja 8 kg/cm2.

3. Kelas D (VU) dengan tekanan kerja 5 kg/cm2.

4. Kelas C untuk saluran kabel listrik.

c. Pipa PPR

Bahan PPR sebagai bahan baku produk ini berasal dari Polypropylene Random. Bahan ini termasuk olahan material thermo plastic, dengan karakter special. Dalam hal ini, pipa memiliki sifat higienis, sehingga cocok untuk kebutuhan saluran air bersih. Tak hanya itu, bahan ini juga membuat pipa lebih tahan terhadap saluran air dingan dan panas bertekanan hingga tinggi. Seperti jenis pipa bersih yang lain, sifatnya yang higienis, membuat pipa jenis ini sering digunakan di instalasi bangunan rumah sakit, hotel sampai rumah tangga. Dibanding pipa jenis PVC dan besi, jenis pipa ini

(11)

memiliki karakter lebih baik, diantaranya lebih kuat, lentur, memiliki tingkat keretakan rendah, dan yang pasti memiliki usia penggunaan lebih lama [Wavin Tigris Green, 2016].

d. Pipa HDPE

Pipa HDPE (high-density polyethylene) adalah pipa yang terbuat dengan bahan polyethylene dengan kepadatan tinggi sehingga jenis pipa yang dihasilkan dapat menahan daya tekan yang lebih tinggi. Karakteristik pipa HDPE adalah kuat, lentur/flexible dan tahan terhadap bahan kimia. Polietilena berdensitas tinggi (High density polyethylene, HDPE) adalah polietilena termoplastik yang terbuat dari minyak bumi. Membutuhkan 1,75 kg minyak bumi (sebagai energi dan bahan baku) untuk membuat 1 kg HDPE. HDPE dapat didaur ulang, dan memiliki nomor 2 pada simbol daur ulang.

e. Pipa Baja (Steel Pipe)

Pipa baja digunakan sebagai jalur pipa untuk pasokan energi, misalnya : air, gas, minyak, dan cairan mudah terbakar lainnya. Dalam dunia industri, kegunaan pipa sangatlah dominan. Antara lain sebagai sistem transportasi berbagai produk industri.

Oleh karena itu pemilihan material sangatlah penting mengingat fluida yang akan dialirkan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sehingga medianya (pipa) akan menyesuaikan.

3.3.2 Sambungan Pipa

Dalam pemasangan instalasi jaringan perpipaan mutlak membutuhkan alat penyambung, karena keterbatasan panjang, dan bentuk pipa yang dijual di pasaran dan diproduksi dari pabrik, maka dalam pekerjaan suatu instalasi kita tak terlepas dari penyambungan-penyambungan pipa. Pada suatu instalasi pipa (baik air bersih maupun air kotor) banyak dijumpai sambungan, belokan, perubahan ukuran diameter atau hubungan lainnya. Untuk keperluan tersebut telah diproduksi bermacam-macam alat sambung dari berbagai ukuran maupun jenis bahan yang sesuai dengan bahan pipanya.

(12)

Ada beberapa jenis tipe sambungan berdasarkan teknik pembuatannya yang paling banyak digunakan yaitu:

a. Sambungan dengan pengelasan.

b. Sambungan dengan menggunakan ulir.

c. Sambungan dengan pengeleman/perekatan.

d. Sambungan dengan sambungan dengan klem (untuk pipa plastik dan fiber).

e. Sambungan dengan menggunakan baut penguat (Flens).

3.4 KOMPONEN PERPIPAAN

Komponen perpipaan yg dimaksud disini meliputi:

a. Flanges (flens-flens).

b. Fittings (sambungan).

c. Valves (katup-katup).

d. Boltings (baut-baut).

e. Gasket.

f. Specials items.

3.4.1 Alat Sambungan

Alat sambungan untuk pekerjaan plambing yaitu:

a. Soket Derat Luar-Dalam

Shock pipa derat Luar-Dalam pada salah satu ujung shocknya memiliki ulir / derat di bagian dalam dan ujung lainya memiliki derat dibagian luar.

b. Tee Pipa

Sambungan T ini digunakan untuk menyambung pipa lurus bercabang satu dengan pipa lainnya.

(13)

c. Reducing Soket

Sambungan Reducing soket ini digunakan untuk menyambung pipa yang berdiameter besar ke pipa yang berdiameter kecil.

d. Elbow

Sesuai namanya maka elbow adalah shock berbentuk L yang berfungsi untuk menyambung pipa dengan Pipa lain atau dengan aksesoris di tempat yang membutuhkan belokan.

e. Elbow drat luar

Sambungan Elbow drat yaitu untuk menyambung perubahan arah aliran/belokan, ujung yang satu berulir luar dan satunya lagi berulir dalam.

f. Double Nipple

Double Nipple adalah sambungan pipa galvanize lurus yang berurir luar.

g. Plug

Salah satu jenis sambungan pipa, biasanya digunakan untuk menutup aliran aliran fluidacair atau gas pada ujung saluran pipa. Sambungan ini dapat berupa sambungan dengan las, ulir maupun solder.

h. Cup

Cup adalah sambungan penutup yang berulir dalam.

i. Seal Tape Pipa PVC

Seal Tape pipa PVC digunakan untuk melapisi derat pipa PVC agar tidak bocor.

(14)

j. Lem Pipa PVC

Lem Pipa PVC digunakan untuk merekatkan sambungan pipa PVC.

3.4.2 Flange

Flange adalah istilah untuk salah satu jenis sambungan yang digunakan saat menyambung antara pipa dan elemennya dengan katup, bejana, kolom reaksi, pompa dan lainnya. Beberapa teknik sambungan selain flange adalah menyambung langsung dengan las (welding joint) atau menyambung dengan uliran (threaded joint) seperti menyambung baut dengan mur.

Jenis-jenis flens (flanges) terdiri dari:

a. Blind flange (flens buta).

b. Weld neck flange (flens las di leher).

c. Weld neck orifice flange (flens orifis las di leher).

d. Slip on flange (flange sambungan langsung).

e. So red flange (flens memperkecil sambungan sock).

f. SW red flange (flens memperkecil sambungan sock di las).

g. Socket weld flange (flens sambungan sock di las).

h. Threaded flange (flens sambungan ulir).

3.4.3 Katup

Katup atau valve adalah sebuah alat untuk mengatur aliran suatu fluida dengan menutup, membuka atau menghambat sebagian dari jalannya aliran. Contoh yang mudah adalah keran air. Adalah kewajiban bagi seorang insinyur pipa untuk mengetahui setidaknya dasar-dasar dari valve ini. Bebeberapa macam katup yang sering digunakan adalah sebagai berikut.

a. Gate Valve

Bentuk penyekatnya adalah piringan, atau sering disebut wedge, yang digerakkan ke atas bawah untuk membuka dan menutup. Biasa digunakan untuk posisi buka atau tutup sempurna dan tidak disarankan untuk posisi sebagian terbuka.

(15)

b. Globe Valve

Digunakan biasanya untuk mengatur banyaknya aliran fluida.

c. Ball Valve

Bentuk penyekatnya berbentuk bola yang mempunyai lubang menerobos ditengahnya.

Valve yang banyak digunakan untuk servis gas dan compressed air.

d. Butterfly Valve

Bentuk penyekatnya adalah piringan yang mempunyai sumbu putar di tengahnya.

Menurut disainnya. Bentuknya yang sederhana membuat lebih ringan dibandingkan valve lainnya.

e. Check Valve

Mempunyai fungsi untuk mengalirkan fluida hanya ke satu arah dan mencegah aliran ke arah sebaliknya. Mempunyai beberapa tipe lagi berdasarkan bagian dalamnya seperti double plate, swing dan axial.

3.4.4 Gasket

Jenis gasket sebagai kelengkapan dari sambungan pipa yang perlu diketahui karena berfungsi sebagai bahan/alat kelengkapan sambungan agar sambungan tidak bocor.

adalah sebagai berikut:

a. Ring gasket.

b. Oval ring gasket.

c. Full face gasket.

d. Flat ring gasket.

e. Spiral gasket.

Referensi

Dokumen terkait

[D1.1.10.3 ] Maka kata Merah Silau pada segala laskarnya, “Marilah kita muslihatkan kerbau jalang yang tiada berguna kepada tuan-tuan sekalian itu. Hamba hendak perkenakan dia”.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap realisasi capaian indikator kinerja utama Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bantul Tahun 2020, disimpulkan bahwa

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada wajib pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Sidoarjo Utara memiliki tujuan untuk mengetahui

Kemudian, rekomendasi yang dapat diberikan untuk indikator mudah dipelajari adalah SIAKAD UIN Maliki Malang dapat menyediakan dan memberikan buku panduan

Tahap ini merupakan tahap yang paling PENTING dari serangkaian RISET yang sudah anda lakukan, karena pada tahap ini kita akan mengolah hasil RISET menjadi Bahan Utama membuat

Prediksi status kesehatan dan tingkat kinerja Puskesmas dengan target pencapaian untuk tahun kedepan, baik prediksi untuk pencapaian target kinerja dan status

Dampak yang muncul dari seseorang yang tertutup (introvert) adalah tidak bisa atau sulit untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi karena tidak mampu untuk

Dengan adanya Sistem Informasi Manajemen perpustakaan diharapkan dapat memberikan kemudahan pada Badan Perpustakaan Daerah Kota Kupang dalam mendata buku, membuat