• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Teknik Two Stay- Two Stray (Ts-Ts) dengan Multimedia untuk Meningkatkan Pembelajaran IPS tentang Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di Kelas V SD Negeri Winong Tahun Ajaran 2015/2016” dilaksanakan di SD Negeri Winong. Pada tahun ajaran 2015/2016, SD Negeri Winong memiliki 137 siswa, 8 tenaga pengajar PNS (termasuk kepala sekolah), 4 tenaga pengajar GTT, dan 1 orang pustakawan. Sekolah ini memiliki sarana dan prasarana yang cukup baik dan lengkap. Sekolah memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang komite, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang tamu, 1 ruang kesenian, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 ruangan mushola, 1 ruang dapur, 4 ruang toilet, gudang, tempat parkir, dan lapangan upacara. Alat-alat peraga, buku, peralatan olahraga dan perlengkapan UKS. Secara geografis letak sekolah ini strategis karena letaknya di Jalan Raya Mirit Km. 4, Desa Winong, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen serta berada di sebelah barat KPRI TEGAS Winong dan di sebelah utara Puskesmas Pembantu Winong. Jarak SD Negeri Winong dari pusat Kota Kebumen kurang lebih 22 Km.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan April 2016. Pada bulan November 2015, peneliti memulai koordinasi dengan pihak sekolah untuk melaksanakan penelitian. Pada bulan ini juga, peneliti dan guru kelas V SD Negeri Winong berdiskusi tentang permasalahan pembelajaran yang terjadi. Selain itu, pada bulan November 2015 peneliti mulai menyusun proposal penelitian yang berlangsung hingga pertengahan bulan Januari 2016. Pada akhir bulan Januari tepatnya tanggal 28

46

(2)

Januari 2016, peneliti melaksanakan seminar proposal. Setelah proposal direvisi serta surat perizinan penelitian lengkap, peneliti mulai melaksanakan penelitian yang dilaksanakan dalam tiga siklus pada bulan Februari 2016 sampai bulan Maret 2016. Pada bulan Maret 2016 sampai bulan April 2016, peneliti menyusun laporan yang diujikan pada akhir bulan April 2016.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas.

Asmani (2011: 28) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah

“Penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut.” Tipe penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif (kerjasama) peneliti dengan guru kelas V SD Negeri winong. Guru bertindak sebagai pelaksana tindakan kelas sedangkan peneliti merancang kegiatan pembelajaran yang dibantu dengan saran-saran dari guru kelas V SD Negeri Winong.

C. Subjek Penelitian

Asmani (2011: 184) menjelaskan bahwa, subjek penelitian adalah orang yang dikenai tindakan. Dalam PTK, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V semester 2 SD Negeri Winong tahun ajaran 2015/2016, UPTD DIKPORA Unit Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen. Jumlah siswa kelas V adalah 24 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Sebagian besar dari mereka bertempat tinggal di Desa Winong. Mereka berasal dari keluarga yang berbeda-beda, mulai dari keluarga petani, pedagang, buruh, dan pegawai negeri sipil. (subjek penelitian terdapat pada lampiran 3 halaman 179)

D. Data dan Sumber Data 1. Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta ataupun angka. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif.

(3)

Data kuantitatif penelitian ini berupa data nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Data kualitatif berupa informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan teknik two stay two stray dengan multimedia. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui observasi, wawancara, foto, dan video langkah pembelajaran.

2. Sumber Data

Data dalam penelitian ini diambil dari siswa kelas V, guru kelas V, teman sejawat, dan dokumen.

a. Siswa kelas V SD Negeri Winong

Data diperoleh dari siswa kelas V SD Negeri Winong, Mirit, Kebumen tahun ajaran 2015/2016. Data yang diperoleh dari siswa berupa data seluruh kegiatan proses pembelajaran tentang penerapan teknik two stay two stray dengan multimedia yang diperoleh melalui lembar observasi, wawancara, dan penilaian tes hasil belajar siswa pelajaran IPS.

b. Guru kelas V SD Negeri Winong

Kegiatan penelitian diawali melalui koordinasi peneliti dengan guru kelas terlebih dahulu. Peneliti meminta data dan informasi mengenai keadaan siswa kelas V yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Dalam penelitian ini, guru yang berperan sebagai pelaksana tindakan adalah Suharni, S.Pd. SD. selaku guru kelas V SD Negeri Winong. Guru melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat peneliti.

Data yang didapat dari guru diperoleh melalui observasi dan wawancara.

c. Teman Sejawat

Penelitian ini juga melibatkan teman sejawat sebagai sumber data.

Data yang berasal dari teman sejawat adalah data tentang observasi kegiatan selama kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini yang menjadi teman sejawat yaitu rekan mahasiswa yang diberi tugas oleh peneliti untuk menjadi observer untuk mengamati proses pembelajaran yaitu tentang langkah-langkah teknik two stay two stray dengan multimedia dan proses pembelajaran IPS tentang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

(4)

d. Dokumen

Dokumen adalah data atau catatan peristiwa yang sudah berlalu yang digunakan peneliti untuk mengetahui latar belakang siswa kelas V SD Negeri Winong. Jenis dokumen dalam penelitian ini berupa daftar nilai ulangan tengah semester 1 kelas V mata pelajaran IPS SD Negeri Winong tahun ajaran 2015/2016. Dokumen ini berfungsi untuk mengetahui keadaan siswa dalam hal hasil belajar sehingga peneliti memiliki acuan dalam pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012: 193) pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.

Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh informasi atau data yang valid dan memperoleh gambaran tentang keadaan pada waktu penelitian.

Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah mengambil data berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan pembelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Winong Tahun Ajaran 2015/2016. Data ini diperoleh dengan cara tes.

Selanjutnya, data kualitatif dimaksudkan untuk mengetahui prosedur pelaksanaan teknik two stay two stray dengan multimedia yang dilakukan dengan teknik dokumentasi, observasi, dan wawancara. Teknik pengumpulan data dalam penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data a. Teknik Dokumentasi

Arikunto (2013: 201) menjelaskan bahwa, “Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya”.

(5)

Dokumentasi merupakan sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus seperti dari catatan harian dan hasil belajar siswa. Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini yakni daftar nilai ulangan tengah semester 1 kelas V mata pelajaran IPS SD Negeri Winong tahuan ajaran 2015/2016.

b. Teknik Observasi

Asmani (2011: 135) menjelaskan bahwa observasi meliputi segala hal yang menyangkut pengamatan aktivitas atau kondisi perilaku maupun non-perilaku, yang kira-kira dapat dikelompokkan dan upaya untuk merekam segala peristiwa atau kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan berlangsung dengan atau tanpa alat. Observasi dalam penelitian ini dilaksanakan untuk mengamati langkah-langkah penerapan teknik two stay two stray dengan multimedia dalam pembelajaran IPS yang dilakukan oleh guru kelas V.

Observasi dalam penelitian ini juga dilakukan untuk mengamati respon siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan teknik two stay two stray dengan multimedia di SD Negeri Winong tahun ajaran 2015/2016.

Dalam kegiatan ini peneliti melibatkan teman sejawat untuk membantu melaksanakan observasi ini.

c. Teknik Wawancara

Asmani (2011: 132) mengemukakan wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewe). Adapun bentuk wawancara yang dipakai pada penelitian ini adalah wawancara terstruktur.

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila data peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, peneliti menyiapkan daftar pertanyaan sebelum pelaksanaan pembelajaran atau tindakan. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap guru dan siswa. Wawancara kepada guru digunakan untuk menambah data dari hasil

(6)

observasi tentang langkah-langkah penerapan teknik two stay two stray dengan multimedia untuk meningkatan pembelajaran IPS tentang Mempertahankan Kemerdekaan Indonesian di kelas V SD Negeri Winong tahun ajaran 2015/2016.

d. Teknik Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengamatan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2013: 193). Instrumen tes yang digunakan berupa tes tertulis dalam bentuk objektif dan uraian singkat.

2. Alat Pengumpulan Data

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur penerapan teknik two stay two stray dengan multimedia untuk meningkatan pembelajaran IPS. Adapun instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

a. Instrumen Penerapan Teknik Two Stay Two Stray dengan Multimedia

1) Definisi Konsep

Penerapan teknik two stay two stray dengan multimedia adalah suatu inovasi pembelajaran kelompok yang beranggotakan empat orang, dua orang sebagai tamu bertugas mencatat hasil diskusi kelompok yang dikunjunginya dan dua orang sebagai tuan rumah bertugas memberikan informasi kepada tamu tentang hasil diskusi kelompoknya untuk memecahkan suatu masalah yang dikombinasikan dengan presentasi berbasis komputer tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia agar lebih mudah dan menarik.

2) Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik dari suatu konsep. Tujuan utamanya agar

(7)

peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat variabel yang telah didefinisikan konsepnya. Oleh karena itu, peneliti harus memasukkan proses atau operasional alat ukur yang akan digunakan. Penerapan teknik two stay two stray dengan multimedia diukur dengan alat pengumpul data berupa lembar observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi.

a) Lembar Observasi

Lembar observasi atau pengamatan digunakan untk menilai proses pembelajaran yang berlangsung selama penelitian dilaksanakan dan mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi selama proses pembelajaran di kelas sebagai tolok ukur peningkatan pembelajaran IPS melalui penerapan teknik two stay two stray dengan multimedia.

Lembar observasi yang digunakan berupa rating scale dan catatan lapangan. Rating scale merupakan hasil observasi yang dibuat oleh observer tentang kekuatan maupun kelemahan dari salah satu sikap atau sifat yang disebutkan dalam skala tersebut.

Dalam rating scale, responden akan menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Rating scale digunakan untuk mengamati kinerja guru pada saat mengajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri Winong.

(8)

Tabel 3.1. Kisi-kisi Lembar Observasi Teknik Two Stay Two Stray dengan Multimedia

(lembar observasi teknik two stay two stray dengan multimedia terlampir pada lampiran 5-8 halaman 182-189)

b) Pedoman Wawancara

Pedomana wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada narasumber untuk memperoleh data yang valid. Dalam penelitian ini, yang menjadi narasumber yaitu guru dan siwa kelas V SD Negeri Winong. Tujuan wawancara dalam penelitian ini untuk memperoleh informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan teknik two stay two stray dengan multimedia dalam pembelajaran IPS secara mendalam.

No. Aspek yang dinilai Nomor

Butir

Jumlah Butir

1 Guru membagi kelompok 1-2 2

2 Guru mengenalkan multimedia yang akan digunakan

untuk mendukung penyampaian materi 3-5 3

3 Guru memberikan pokok permasalahan 6-8 3

4 Kelompok berdiskusi 9 1

5 Dua siswa bertamu ke kelompok lain 10 1

6 Dua siswa tinggal membagikan hasil diskusi

kelompoknya 11 1

7 Kelompok mempresentasikan hasil diskusi 12 1 8 Siswa bersama guru membuat kesimpulan terhadap

materi yang telah dipelajari 13-15 1

Jumlah 15

(9)

Tabel 3.2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Teknik Two Stay Two Stray dengan Multimedia

(lembar wawancara teknik two stay two stray dengan multimedia terlampir pada lampiran 9 dan 10 halaman 192-193)

c) Dokumentasi

Peralatan fotografi atau video shooting berupa alat untuk mengambil foto dan proses pembelajaran yang menerapkan teknik two stay two stray dengan multimedia.

b. Instrumen Peningkatan Pembelajaran IPS 1) Definisi Konsep

Peningkatan pembelajaran IPS kelas V SD adalah proses meningkatnya serangkaian kegiatan yang dirancang sedemikian rupa oleh guru terhadap siswa untuk mempelajari bahan pelajaran IPS tentang menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, sehingga terbentuk nilai, sikap, pemikiran logis, kritis, dan disiplin yang ditunjukkan dengan hasil akhir sesuai tujuan yang diharapkan dan menjadi tolok ukur pembelajaran selanjutnya, yang bertolak pada proses belajar.

No. Aspek yang dinilai Nomor

Butir

Jumlah Butir

1 Guru membagi kelompok 1-2 2

2 Guru mengenalkan multimedia yang akan digunakan

untuk mendukung penyampaian materi 3-5 3

3 Guru memberikan pokok permasalahan 6-8 3

4 Kelompok berdiskusi 9 1

5 Dua siswa bertamu ke kelompok lain 10 1

6 Dua siswa tinggal membagikan hasil diskusi

kelompoknya 11 1

7 Kelompok mempresentasikan hasil diskusi 12 1 8 Siswa bersama guru membuat kesimpulan terhadap

materi yang telah dipelajari 13-15 1

Jumlah 15

(10)

2) Definisi Operasional

Peningkatan pembelajaran IPS adalah akumulasi skor dan deskripsi yang menunjukan keberhasilan pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Winong yang diperoleh melalui tes dan observasi. Penjelasan selengkapnya adalah sebagai berikut:

a) Tes

Tes merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang peserta didik, baik itu informasi tentang kompetensi, pengetahuan atau keterampilan. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan yang dimiliki siswa setelah pembelajaran dilakukan. Dalam penelitian ini, tes akan dilakukan kepada siswa kelas V SD Negeri Winong yang berjumlah 24 siswa.

Tes yang diberikan berupa pilihan ganda dan uraian singkat. Sebelum menyusun lembar tes, peneliti menyusun kisi-kisi terlebih dahulu.

Instrumen soal tes untuk setiap siklus berbeda karena harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Adapun kisi-kisi soal tes pada setiap siklus adalah sebagai berikut:

(11)

Tabel 3.3. Kisi-kisi soal Siklus I Pertemuan 1

2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

Indikator Tujuan

Jenjang Kognitif No

Soal

Bentuk Soal 2.4.1 Menceriterakan

secara singkat langkah-langkah untuk

mempertahankan kemerdekaan

2.4.2 Menjelaskan peristiwa 10 November 1945 di Surabaya

 Menyebutkan tanggal berapa diperingati sebagai hari pahlawan

 Menyebutkan cara memper- tahankan kemerdekaan

 Menjelaskan tentang pertem- puran Surabaya

 Menyebutkan salah satu tokoh yang tewas dalam peristiwa 10 November 1945 di Surabaya

 Mengemukakan tokoh yang mengobarkan semangat per- juangan rakyat Surabaya

 Menyimpulkan alasan sekutu mengambaikan uluran tangan pemerintah dan masyarakat Indonesia.

 Menjelaskan pemimpin pasuk- an sekutu

 Mengemukakan penyebab di- keluarkan ultimatum Sekutu di Surabaya

 Menyimpulkan penyebab per- tempuran 10 November di Surabaya

 Menyimpulkan tiga tokoh yang memimpin para pemuda dan anggota TKR di Surabaya

C1

C1

C2 C1

C2

C4

C3 C4

C5

C6

1

1

2 3

4

5

2 3

4

5

PG

IS

PG PG

PG

PG

IS IS

IS

IS

(12)

Tabel 3.4. Kisi-kisi soal Siklus I Pertemuan 2

2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

Indikator Tujuan

Jenjang

Kognitif No Soal

Bentuk Soal 2.4.3 Menjelaskan

peristiwa pertempuran Ambarawa

 Menyebutkan tanggal terjadinya peristiwa per- tempuran Ambarawa

 Menjelaskan tanggal tentara sekutu meninggalkan Magelang

 Mengemukakan tokoh yang memimpin mendaratnya se- kutu di Semarang

 Menjelaskan tokoh yang memimpin pejuang angkatan muda dalam pertempuran Ambarawa

 Menganalisis tujuan sekutu datang ke Ambarawa

 Menyebutkan tokoh pemimpin pertempuran di Desa Ngipik

 Mengemukakan tokoh yang gugur dalam peristiwa pertempuran Ambarawa.

 Merumuskan penyebab munculnya bentrokan bersenjata di Magelang

 Menyebutkan 5 tokoh yang terlibat dalam pertempuran Ambarawa

 Menjelaskan siasat perang yang dilakukan Kolonel Sudirman

C1

C2

C3

C2

C4 C1

C2

C5

C2

C6

1

2

3

4

5 1

2

3

4

5

PG

PG

PG

PG

PG IS

IS

IS

IS

IS

(13)

Tabel 3.5. Kisi-kisi soal Siklus II Pertemuan 1

2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

Indikator Tujuan

Jenjang Kognitif No

Soal

Bentuk Soal 2.4.4 Menjelaskan

peristiwa pertempuran Medan Area

 Menyebutkan tokoh yang memimpin pasukan Inggris mendarat di Medan

 Menjelaskan tanggal men- dartanya pasukan Inggris di Medan

 Mengemukakan tugas pasukan Inggris datang ke Medan

 Menjelaskan tokoh yang membentuk Barisan Pemuda Indonesia

 Menganalisis tugas Barisan Pemuda Indonesia

 Mengemukakan anggota dari TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Sumatera Timur.

 Menjelaskan latar belakang pertempuran Medan Area

 Menjelaskan latar belakang pertempuran Medan Area

 Menyebutkan tanggal ter- jadinya serangan besar-besaran sekutu trehadap rakyat Medan

 Merangkum insiden 13 Ok- tober 1945 di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan

C1

C2

C3

C2

C4

C3 C2 C5

C2

C6

1

2

3

1

4

5 2 3

4

5

PG

PG

PG

Uraian

PG

PG Uraian Uraian

Uraian

Uraian

(14)

Tabel 3.6. Kisi-kisi soal Siklus II Pertemuan 2

2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

Indikator Tujuan

Jenjang

Kognitif No Soal

Bentuk Soal 2.4.5 Menjelaskan

peristiwa

Bandung Lautan Api

 Menyebutkan tanggal kedatangan sekutu memasuki kota Bandung.

 Menjelaskan ulti- matum pertama sekutu

 Menjelaskan ulti- matum kedua sekutu

 Menjelaskan akibat dari pertempuran Bandung Lautan Api

 Menyebutkan tanggal dikeluarkannya ulti- matum kedua sekutu.

 Menyimpulkan latar belakang terjadinya pertempuran Bandung Lautan Api

 Menyebutkan pemim- pin pasukan Inggris yang mendarat di Bandung.

 Menyebutkan tanggal terjadinya ultimatum pertama sekutu.

 Merangkum isi ultimatum pertama sekutu

 Menyebutkan tiga tokoh panglima TRI.

C1

C2

C2

C2

C2

C4

C3

C2

C5

C6

1

2

3

1

2

3

4

5

4

5

PG

PG

PG

Uraian

Uraian

Uraian

PG

PG

Uraian

Uraian

(15)

Tabel 3.7. Kisi-kisi soal Siklus III Pertemuan 1

2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

Indikator Tujuan

Jenjang Kognitif No

Soal

Bentuk Soal 2.4.6 Mengidentifikasi

isi perjanjian Linggarjati

 Menyebutkan waktu diadaknnya perundingan Linggarjati

 Menjelaskan negara yang terlibat dalam perjanjian Linggarjati

 Mengemukakan perwakilan delegasi negara Indonesia dalam perundingan Ling- garjati

 Mengemukakan perwakilan delegasi negara Belanda dalam perundingan Ling- garjati

 Menyimpulkan isi perun- dingan Linggarjati

 Menyebutkan tanggal perundingan Linggarjati diumumkan dan ditanda- tangani

 Menentukan tempat di- selenggarakannya

perundingan Linggarjati

 Mengemukakan latar bela- kang tercetusnya perun- dingan Linggarjati

 Menyimpulkan dampak negatif dari perundingan Linggarjati

 Menjelaskan tanggal pe- nandatanganan naskah pe- rundingan Linggar Jati

C1

C2

C3

C3

C4 C2

C4

C5

C6

C2

1

1

2

3

2 4

5

3

4

5

IS

Uraian

IS

IS

Uraian IS

IS

Uraian

Uraian

Uraian

(16)

Tabel 3.8. Kisi-kisi soal Siklus III Pertemuan 2

2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

Indikator Tujuan

Jenjang

Kognitif No Soal

Bentuk Soal 2.4.7 Menjelaskan

cara

mengenang perjuangan para tokoh dalam mempertahan kan

kemerdekaan

 Menjelaskan tokoh yang menjabat sebagai Panglima TKR Divisi V Banyumas

 Menyebutkan tanggal terjadinya pertempuran Ambarawa

 Menyimpulkan peran Bung Tomo dalam pertempuran 10 November di Surabaya

 Menjelaskan latar belakang peristiwa Bandung Lautan Api

 Menjelaskan tempat di- tangkap dan diasingkanya Ir.

Soekarno

 Menganalisis penyebab tim- bulnya perjuangan mempertahankan

kemerdekaan

 Menyebutkan 4 contoh perjuangan dalam memper- tahankan kemerdekaan

 Menentukan 3 tokoh yang berperan dalam perjuangan mempertahankan

kemerdekaan

 Menjelaskan peran Jendral Sudirman dalam perjuangan mempertahankan kemerde- kaan

 Menjelaskan peran Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

C2

C1

C6

C2

C2

C4

C1

C3

C2

C2

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

PG

PG

PG

PG

PG

IS

IS

IS

IS

IS

(17)

b) Observasi

Teknik observasi digunakan sebagai alat evaluasi untuk menilai proses pembelajaran yang berlangsung selama penelitian dilaksanakan.

Teknik ini digunakan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi selama proses pembelajaran di kelas sebagai tolok ukur peningkatan pembelajaran IPS melalui penerapan teknik two stay two stray dengan multimedia. Selain bentuk tes tertulis yang telah dijelaskan di atas, untuk mengetahui peningkatan pembelajaran siswa juga perlu adanya penilaian terhadap proses (berbentuk lembar observasi). Kisi-kisi pedoman penilaian proses IPS adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9. Kisi-kisi Pedoman Penilaian Proses IPS Siswa Kelas V SD Negeri Winong.

Aspek yang dinilai Indikator

Keaktifan Menunjukkan sikap aktif dalam mempelajari materi pembelajaran

Kerjasama Menunjukkan sikap kerjasama dalam kegiatan Kelompok

Keberanian Rasa berani dalam proses kegiatan belajar mengajar

(Lembar Observasi Penilaian Proses terdapat pada lampiran 11 halaman 194)

F. Teknik Uji Validitas Data

Sugiyono menyatakan bahwa “Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti” (2012: 363). Uji validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi. Kata triangulasi dapat dirinci menjadi tri artinya tiga, angulasi dari kata bahasa Inggris angle artinya sudut, jadi triangulasi adalah pemantapan data melalui tiga sudut yaitu tiga metode dan tiga sumber data.

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik berarti

(18)

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan teknik tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk menjaga kevalidan data tentang teknik two stay two stray dengan multimedia untuk meningkatkan pembelajaran IPS juga digunakan triangulasi sumber artinya untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda menggunakan teknik yang sama. Sumber datanya adalah teman sejawat, guru kelas V SD, siswa kelas V SD, dan dokumen.

G. Teknik Analisis Data

“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami” (Sugiyono, 2012: 335).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisis data berupa informasi berbentuk kalimat dalam penggunaan teknik two stay two stray dengan multimedia pada pembelajaran IPS dan analisis data statistik deskriptif kuantitatif untuk menganalisis data berupa nilai hasil belajar siswa pada pelajaran IPS. Pada analisis data secara kualitatif, peneliti melakukan analisis dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Analisis data model Miles dan Huberman dapat dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi Data

Langkah pertama yang dilakukan dalam menganalisis data adalah mereduksi data yang diperoleh. Mereduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Reduksi data dilakukan setelah pelaksanaan tindakan atau siklus selesai. Dengan demikian, data yang

(19)

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta mencari data lain jika diperlukan.

Adapun data yang terkumpul melalui berbagai sumber data, yaitu: (1) data hasil pekerjaan siswa dalam pelajaran IPS, (2) data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumen dari berbagai sumber atau observer. Data-data yang telah dirangkum direduksi dengan memerhatikan unsur pemilihan, keterhubungan dan pengelompokkan data, kemudian dilakukan pengkodingan data.

2. Penyajian Data

Informasi-informasi yang terkumpul menjadi satu kesimpulan berdasarkan reduksi data kemudian disajikan dalam suatu bentuk tabel, grafik, phie chart, pictogram dan sejenisnya, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah dipahami. Berdasarkan penyajian data yang dilakukan, ditarik suatu kesimpulan tentang fakta-fakta yang terjadi dilapangan dan tindak lajut melalui langkah atau solusi yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan penelitian.

3. Penarikan Kesimpulan

Data yang telah diproses kemudian disimpulkan secara umum yang objektif dan valid. Kesimpulan yang diambil hendaknya tidak menyimpang dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dibuat. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah sewaktu-waktu bila ditemukan bukti-bukti yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Penyimpulan hasil penelitian dapat berbentuk tabel atau diagram maupun deskripsi atau gambaran langkah-langkah pembelajaran yang tepat diterapkan kepada siswa. Dalam hal ini kesimpulannya mengenai bagaimana penerapan teknik two stay two stray dengan multimedia untuk meningkatan pembelajaran IPS tentang mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada kelas V SD Negeri Winong beserta kendala dan solusinya. Berdasarkan data- data yang didukung bukti-bukti yang konsisten sesuai dengan kondisi di

(20)

lapangan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan terhadap tindakan yang telah dilakukan.

H. Indikator Kinerja Penelitian

Untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan pembelajaran dan hasil belajar sesudah diberikan tindakan melalui penerapan teknik two stay two stray dengan multimedia pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Winong, dapat dilihat pada tabel 3.10 dibawah ini:

Tabel 3.10 Indikator Kinerja Penelitian

I. Posedur Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif. Penelitian tindakan kelas kolaboratif berarti peneliti bekerja sama dengan guru kelas tempat penelitian karena peneliti hanya sebagai perencana kegiatan dan observer, sedangkan guru kelas bertindak sebagai

Aspek yang diukur Persentase yang Ditargetkan

Cara Mengukur

1. Penerapan Teknik Two Stay Two Stray dengan Multimedia untuk meningkatan

Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri Winong Tahun Ajaran 2015/2016

85% Diamati oleh observer dengan berpedoman pada lembar observasi dan wawancara langkah penerapan teknik two stay two stray dengan multimedia ≥85% tercapai

2. Proses pembelajaran IPS mencakup tiga aspek (Keaktifan, kerjasama, dan keberanian)

80% Diamati oleh observer dengan berpedoman pada lembar penilaian proses selama pembelajaran berlangsung.

3. Hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Winong Tahun Ajaran 2015/2016 dengan KKM

≥68

85% Diamati dengan menganalisis data nilai hasil evaluasi siswa pada tiap akhir kegiatan belajar mengajar dari jumlah siswa.

(21)

praktikan. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran IPS tentang mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada kelas V SD Negeri Winong dengan cara menerapkan teknik two stay two stray dengan multimedia, sehingga diharapkan pembelajaran IPS dan hasil belajar siswa meningkat.

Langkah atau alur penelitian dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi tindakan yang dapat dijadikan rencana tindakan berikutnya seperti yang dikembangkan oleh Arikunto (2013: 137).

Berikut uraian keempat tahapan dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK):

1. Perencanaan (planning)

Tahap perencanaan peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Langkah pada tahap perencanaan meliputi: a) membuat skenario pembelajaran, b) membuat instrument, c) mempersipakan fasilitas dan sarana pendukung, dan d) mempersipakan cara merekam dan menganalisis proses hasil tindakan.

Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas.

Hentikan

(22)

2. Pelaksanaan (Acting)

Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan mengenai tindakan kelas. Dalam tahap ini pelaksanaan/guru harus menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, berlaku wajar, dan tidak dibuat-buat supaya hasil dari pelaksanaan pembelajaran dapat tercapai tujuannya dan data yang diperoleh akurat.

3. Pengamatan (Observing)

Tahap observasi merupakan kegiatan yang dilakukan pengamat terhadap pelaksanaan tindakan. Kegiatan pengamatan/observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh observer. Observer mengamati guru/pelaksana dalam menerapkan teknik two stay two stray dengan multimedia pada pelajaran IPS tentang Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Winong tahun ajaran 2015/2016.

4. Refleksi (Reflecting)

Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan ketika guru telah selesai melaksankan tindakan, kemudian mendiskusikan dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan untuk merancang dan memperbaiki tindakan selanjutnya dengan menentukan langkah-langkah berikutnya. Apabila terdapat masalah dalam tahap refleksi maka dilakukan pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan yang dihadapi dapat tercapai.

Berdasarkan penjelasan pelaksanaan tindakan kelas di atas penelitian ini direncanakan tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III yang masing- masing terdiri dari dua pertemuan. Tahapan dalam setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun pelaksanaan tindakannya adalah sebagai berikut:

(23)

1. Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan tindakan hendaknya memanfaatkan secara maksimal teori-teori yang relevan dan pengalaman-pengalaman yang diperoleh di masa lalu dalam kegiatan pembelajaran. Sebelum melaksanakan tindakan, terdapat beberapa hal yang perlu direncanakan dengan baik, diantaranya: 1) permohonan izin kepada bapak Sujatmoko, S.Pd., selaku kepala SD Negeri Winong; 2) observasi awal terhadap pembelajaran IPS di kelas V ; 3) sharing dengan ibu Suharni, S.Pd. SD., selaku guru kelas V tentang penerapan teknik two stay two stray dengan multimedia; 4) mempelajari silabus untuk mengetahui kompetensi dasar dan materi yang akan dijadikan bahan ajar; 5) membuat skenario pembelajaran yang berisi langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran; 6) menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi pertempuran 10 November 1945 di Surabaya dan Pertempuran Ambarawa; 7) menentukan jadwal pelaksanaan tindakan; 8) menghubungi teman sejawat selaku observer yakni Anna Lestari selaku observer I dan Asih Juniarsih selaku observer II yang merupakan rekan peneliti; dan 9) menyiapkan media atau alat dan bahan yang akan digunakan dalam melaksanakan tindakan siklus I.

b. Pelaksanaan

Setelah perencanaan selesai dibuat, maka skenario tindakan dapat dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang aktual. Tindakan dilaksanakan sejalan dengan skenario dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan tindakan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan dengan waktu 2 jam pelajaran setiap pertemuan. Pada waktu pelaksanaan tindakan ini, peneliti didampingi oleh teman sejawat yang sekaligus melakukan observasi. Dalam pelaksanaan tindakan ini, dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:

1) Kegiatan awal (10 menit) yaitu mengkondisikan siswa agar siap dalam kegiatan pembelajaran. Dalam tahap ini, guru mula-mula memberikan apersepsi, acuan, dan tes penjajagan sesuai dengan langkah-langkah

(24)

skenario pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat kemudian guru memotivasi siswa agar berani mengeluarkan pendapatnya.

2) Kegiatan inti (40 menit) berupa pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Diawali dengan guru memberitahukan kepada siswa mengenai kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan memberi petunjuk pelaksanaan kegiatan agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Selanjutnya, guru mulai memperkenalkan materi pembelajaran melalui model kooperatif teknik two stay two stray dengan multimedia.

3) Kegiatan akhir (20 menit) berupa membuat kesimpulan, pelaksanaan tes evaluasi, dan penutup.

c. Observasi

Kegiatan observasi merupakan kegiatan yang menyatu dalam pelaksanaan tindakan sehingga perlu dikembangkan prosedur observasi yang mudah dan cepat dilakukan. Dalam hal ini, peneliti meminta bantuan observer untuk mengamati proses pembelajaran dengan mengisi lembar observasi yang disediakan sesuai dengan petunjuk yang ada.

d. Refleksi

Tahap refleksi merupakan evaluasi tentang tindakan yang telah dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau pengaruh tindakan yang telah dilakukan. Peneliti melakukan refleksi tindakan dengan cara bertukar pikiran dengan pelaksana tindakan dan observer. Berdasarkan hasil refleksi, peneliti mencoba untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan dan mencari solusi pemecahan masalah dengan merumuskan cara maupun strategi untuk memperbaiki kegiatan dalam siklus berikutnya. Dengan refleksi, peneliti dapat membandingkan keadaan siswa sebelum dan sesudah dikenai tindakan. Bila hasil perbaikan yang diharapkan belum terjadi pada siklus I, maka diperlukan langkah lanjutan pada siklus II.

(25)

2. Siklus II

Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I, berdasarkan refleksi pada siklus I peneliti merencanakan perbaikan untuk mengatasi permasalahan pada siklus 2.

a. Perencanaan

Adapun rencana kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan tindakan ialah: 1) sharing dengan ibu Suharni, S.Pd. SD., selaku guru kelas V tentang teknik two stay two stray dengan multimedia sesuai hasil refleksi pada siklus I; 2) mempelajari silabus untuk mengetahui kompetensi dasar dan materi yang akan dijadikan bahan ajar; 3) membuat skenario pembelajaran yang berisi langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran; 4) menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi Pertempuran Medan Area materi pertemuan pertama dan materi Bandung Lautan Api sebagai materi pertemuan kedua; 5) menentukan jadwal pelaksanaan tindakan; 6) melakukan koordinasi dengan Anna Lestari selaku observer I dan Asih Juniarsih selaku observer II.

b. Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan ini didasarkan pada perencanaan yang telah disusun. Seperti pada siklus I, dalam siklus II peneliti juga akan menggunakan teknik two stay two stray dengan multimedia dalam pembelajaran IPS pada materi Pertempuran Medan Area dan Bandung Lautan Api. Pada siklus II ini direncanakan ada 2 pertemuan. Tahap tindakan pada siklus II adalah melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan perencanaan yang telah dibuat pada siklus II untuk memperbaiki proses pembelajaran siklus I.

c. Observasi

Sama seperti observasi pada siklus I, observer mencatat proses pembelajaran yang terjadi sesuai dengan instrumen yang telah dibuat.

Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Pada dasarnya, observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, dan mendokumentasikan setiap indikator, baik yang

(26)

ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibatnya. Hasil observasi ini akan digunakan sebagai pertimbangan untuk mengadakan refleksi dalam menyusun tindakan selanjutnya.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan penguraian, pengaitan, serta perbandingan terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar pemikiran untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya. Peneliti melakukan analisis dan menelaah hasil pengamatan yang mencakup konteks pembelajaran dan menentukan apakah tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana atau belum. Refleksi pada siklus II digunakan untuk menentukan langkah perbaikan sesuai temuan masalah yang dihadapi dengan tujuan untuk mengoptimalkan proses dan hasil pembelajaran pada siklus berikutnya.

3. Siklus III

a. Perencanaan

Siklus III merupakan siklus terakhir yang direncanakan oleh peneliti pada penelitian ini, sehingga diharapkan pada siklus III sudah nampak peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Untuk mencapai target tersebut, maka peneliti harus mengatur rencana yang matang dengan berdasar pada refleksi siklus I dan siklus II sehingga diharapkan pada siklus ini semua kendala yang muncul akan diantisipasi. Adapun rencana kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan tindakan ialah: 1) sharing dengan ibu Suharni, S.Pd. SD., selaku guru kelas V tentang teknik two stay two stray dengan multimedia sesuai hasil refleksi pada siklus I dan II; 2) mempelajari silabus untuk mengetahui kompetensi dasar dan materi yang akan dijadikan bahan ajar; 3) membuat skenario pembelajaran yang berisi langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran; 4) menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi Perjanjian Linggarjati sebagai materi pertemuan pertama dan materi Tokoh perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia sebagai materi pertemuan kedua; 5) menentukan jadwal pelaksanaan tindakan; 6)

(27)

melakukan koordinasi dengan Anna Lestari selaku observer I dan Asih Juniarsih selaku observer II.

b. Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan siklus III, peneliti merencanakan proses pembelajaran yang tidak jauh berbeda dengan siklus II, akan tetapi penerapan teknik two stay two stray dengan multimedia lebih ditingkatkan dan dimatangkan sesuai dengan hasil refleksi pada siklus sebelumnya.

c. Observasi

Sama seperti siklus-siklus sebelumnya, kegiatan observasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data dari proses pembelajaran yang terlaksana. Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hasil dari kegiatan ini dapat memberikan gambaran keberhasilan berupa perubahan yang lebih baik pada proses pelaksanaan pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti.

d. Refleksi

Dalam tahap refleksi pada siklus III, peneliti membandingkan hasil analisis baik proses maupun hasil pada siklus I, II, dan III untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang terjadi dengan memperhatikan indikator capaian penelitian. Apabila indikator capaian sudah dapat tercapai atau dapat dikatakan berhasil maka penelitian dicukupkan sampai siklus III namun apabila indikator belum tercapai maka perlu diadakan tindakan selanjutnya.

Gambar

Tabel 3.3. Kisi-kisi soal Siklus I Pertemuan 1
Tabel 3.4. Kisi-kisi soal Siklus I Pertemuan 2
Tabel 3.5. Kisi-kisi soal Siklus II Pertemuan 1
Tabel 3.6. Kisi-kisi soal Siklus II Pertemuan 2
+4

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan penumpang untuk bulan-bulan tertentu di tahun mendatang dengan skema penambahan kecepatan kapal dan penambahan trip untuk masing-masing rute yang mengalami

Hal itu akan memberi kesempatan kepada setiap Ahmadi bangkit menjadi pengawas masjid itu, agar setiap orang yang datang ke sini, siapapun orang yang mencarinya, maka setiap

6. Bogor via e-mail untuk menutup kegiatan usaha “CV. Harapan Utama Indah”. Sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya. Demikian surat ini dibuat dan kami harap segera

Untuk melihat mengapa sistem presidensial multipartai di Indonesia dapat bekerja dengan relatif baik, Hanan menggunakan rancang bangun konseptual yang lebih menyeluruh

Komunikasi yang terjadi antara mahasiswa lokal dengan mahasiswa lokal diharapkan mengubah perilaku antar dua budaya ini yang membawa perubahan secara tidak langsung yang

Nilai PDRB yang besar akan menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, ini berlaku sebaliknya, (b) PDRB atas dasar harga konstan (riil) dapat digunakan

memberi rahmat bagi mustahiq secara khusus dan umat Islam secara umum, dan tujuan menjadi ‘ amil zakat adalah dalam rangka beribadah kepada Allah, karena kekuasaan/jabatan adalah

Kelompok A (kontrol negatif) diberikan pelet selama 7 hari, kelompok B (kontrol positif) diberikan pelet dan aspirin 150mg/kgBB selama 7 hari, kelompok C (perlakuan 1)