Perubahan Renstra Biro Organisasi Tahun 2014-2019 55
BAB IV
TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
IV.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Periode 2014-2019 merupakan pembangunan jangka menengah tahap ketiga yang berpijak pada visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Jawa Timur 2005-2025, yaitu terwujudnya Jawa Timur sebagai “Pusat Agribisnis Terkemuka, Berdaya Saing Global, dan Berkelanjutan”, melalui lima tahapan periodesasi. Pembangunan tahap ketiga ini dengan berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutanpembangunan tahap pertama dan kedua. Dengan memperhatikan kesinambungan pembangunan yang sekaligus mengakomodasi berbagai perubahan secara dinamis (sustain and change) menuju Jawa Timur lebih baik, dan lebih sejahtera, maka Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yaitu, “Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak”.Dari visi tersebut, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerahmempunyai 5 (lima) Misi Utama. Dari 5 (lima) Misi Utama tersebut, Biro Organisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya mendukung Misi Utama Nomor 4 yaitu “Meningkatkan Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik”.Misi ini untuk mewujudkan peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), dan tata pemerintahan yang bersih (clean government), serta profesionalisme pelayanan publik.
Dalam rangka mendukung Visi Misi Gubernur dan Wakil Gubernur periode pembangunan jangka menengah tahap ketiga yakni 2014-2019, Biro Organisasimerumuskan tujuan yakni “TerwujudnyaPerangkat Daerah yang Akuntabel, Proporsional, Efektif dan Efisien Menuju Pelayanan Prima”
Pencapaian tujuan TerwujudnyaPerangkat Daerah yang Akuntabel, Proporsional, Efektif dan Efisien Menuju Pelayanan Prima, ditandai atau diukur dengan indikator kinerja “Nilai SAKIP Provinsi Jawa Timur” dan “Prosentase perangkat daerah dengan hasil SKM minimal berkategori Baik”. Tujuan tersebut merupakan hasil atau outcome yang ingin dicapai dalam jangkawaktu 3 sampai
Perubahan Renstra Biro Organisasi Tahun 2014-2019 56 5 tahun atau dalam jangka waktu menengah dalam rangkamencapai visi misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa TImur. Oleh karena jangka waktu capaiannya yanglebih panjang dari 1 (satu) tahun, maka terhadap tujuan-tujuan tersebut perludijabarkan lagi kedalam capaian yang jangka waktunya lebih pendek lagi – dalamhal ini capaian per tahun. Dengan demikian, penetapan tujuan perlu dirinci kedalam sasaran-sasaran yang jangka waktunya maksimal adalah 1 (satu) tahun.
Tujuan Biro Organisasi diatas dijabarkanpada sasaran-sasaran dalam jangka waktu satu tahun sesuai dengan tugas dan fungsinya yang akan diimplementasikan hingga akhir periode tahun 2019. Adapun sasaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Mewujudkan tertib administrasi dokumen penyelenggaraan pemerintahan;
b. Terwujudnya kelembagaan yang tepat fungsi dan tepat ukuran;
c. Meningkatnya akuntabilitas pemerintahan disertai perubahan budaya kerja;
dan
d. Terwujudnya ketatalaksanaan pemerintahan yang efektif dan efisien menuju pelayanan prima.
Perubahan Renstra Biro Organisasi Tahun 2014-2019 57 IV.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Biro Organisasi
NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-
1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Mewujudkan tertib administrasi dokumen penyelenggaraan pemerintahan
Meningkatnya ketepatan waktu penyusunan dokumen penyelenggaraan
pemerintahan
Persentase dokumen penyelenggaraan pemerintahan yang disusun tepat
waktu 100 100 100
- -
2. Mewujudkan Kelembagaan yang tepat fungsi dan tepat ukuran didukung dengan peningkatan kompetensi Sumber Daya Aparatur
1) Terwujudnya kelembagaan yang tepat fungsi dan tepat ukuran
% kelembagaan SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota yang tepat fungsi dan
ukuran 100 100 100 - -
2) Meningkatnya kesesuaian kompetensi Aparatur dengan jabatan disertai peningkatan mutu pelayanan kepegawaian di lingkungan Setda. Prov.
Jatim
% Komposisi aparatur yang sesuai standar pada Kab./Kota dan SKPD Provinsi Jawa Timur
20 35 50
- -
3. Mewujudkan Akuntabilitas Pemerintahan melalui
Tatalaksana Pemerintahan yang efektif, efesien dan terukur menuju pelayanan publik yang prima
1) Meningkatnya ketatalaksanaan pemerintah yang efektif dan efisien menuju optimalisasi pelayanan publik
a. % Kab./Kota dan SKPD Provinsi yang telah menerapkan
Ketatalaksanaan Pemerintahan sesuai ketentuan
100 100 100
- -
b. % Kab./Kota dan SKPD Provinsi yang telah menyusun SOP dan melaksanakan Pelayanan Prima
48,35 58,75 69,82 - -
2) Meningkatnya Akuntabilitas Pemerintahan disertai perubahan budaya kerja
a. % SAKIP Kab./Kota Jawa Timur
yang berpredikat A (sangat baik) 60 70 80 - -
b. % SAKIP SKPD Provinsi Jawa Timur
yang berpredikat A (sangat baik) 30 50 70 - -
c. % SKPD Provinsi dan SKPD Kab./Kota yang memiliki Kelompok Budaya Kerja (KBK)
10 20 30 - -
4. Mewujudkan perangkat daerah yang akuntabel, proporsional,
Terwujudnya kelembagaan
yang tepat fungsi dan tepat a. % perangkat daerah provinsi dan kabupaten/kota yang
- - -
100 100
Perubahan Renstra Biro Organisasi Tahun 2014-2019 58
NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-
1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
efektif dan efisien menuju
pelayanan prima ukuran kelembagaannya yang tepat fungsi
b. % perangkat daerah provinsi dan kabupaten/kota yang
kelembagaannya yang tepat ukuran
- - -
100 100
c. Prosentase perangkat daerah yang menggunakan analisis jabatan sebagai dasar penataan pegawai
- - -
38,29 42,55 Meningkatnya akuntabilitas
pemerintahan disertai perubahan budaya kerja
a. % kabupaten/kota jatim dengan predikat AKIP minimal BB
- - -
44,73 52,63 b. % Perangkat Daerah Provinsi Jatim
dengan predikat AKIP minimal A
- - -
60 100
Terwujudnya ketatalaksanaan
pemerintahan yang efektif dan efisien menuju pelayanan prima
a. % Unit Kerja Pemerintahan yang menerapkan ketatalaksanaan pemerintahan sesuai dengan ketentuan
- Perangkat Daerah - Kabupaten/Kota
- - -
93
b. % Unit Kerja Pemerintahan yang menerapkan standarisasi pelayanan sesuai dengan ketentuan
- Perangkat Daerah - Kabupaten/Kota
- - -
74
Perubahan Renstra Biro Organisasi Tahun 2014-2019 59 IV.3. Strategi dan Kebijakan SKPD
Tabel. 4.2
Penentuan Alternatif Strategi
Pencapaian Indikator Sasaran: Meningkatnya ketepatan waktu penyelesaian dokumenpenyelenggaraan pemerintahan
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Peluang :
1. Peraturan perundangan yang mengatur tentang penyusunan dokumen penyelenggaraan pemerintahan;
2. Sanksi yang jelas terhadap keterlambatan penyusunan dokumen.
Tantangan:
1. Kurangnya
pengawasan terhadap ketentuan penyusunan dokumen;
2. Kurangnya sosialisasi akan urgensi
penyusunan dokumen.
Kekuatan :
1. Komitmen pimpinan;
2. Ketersediaan data pendukung
penyusunan dokumen.
Alternatif Strategi : 1. Dengan adanya
peraturan perundangan serta komitmen
pimpinan mendukung penyusunan dokumen sesuai kriteria dan tepat waktu;
2. Ketersediaan data pendukung
penyusunan dokumen menghindarkan
kemungkinan terjadinya keterlambatan dan terkena sanksi.
Alternatif Strategi : 1. Melakukan
pengawasan internal terhadap penyusunan dokumen-dokumen;
2. Memperbanyak referensi tentang penyusunan dokumen.
Kelemahan :
1. Kurangnya SDM yang memiliki kompetensi;
2. Mekanisme
pengumpulan data dan penyusunan dokumen masih perlu
ditingkatkan.
Alternatif Strategi : 1. Menyusun SOP terkait
penyusunan dokumen;
2. Menyusun SOP terkait mekanisme
pengumpulan data.
Alternatif Strategi : 1. Meningkatkan
kompetensi SDM serta mengikutsertakan SDM pada sosialisasi mengenai penyusunan dokumen;
2. Membuat mekanisme pengumpulan data dan penyusunan dokumen yang
terintegrasi dan dapat digunakan dalam penyusunan
dokumen-dokumen yang terkait.
Perubahan Renstra Biro Organisasi Tahun 2014-2019 60 Tabel. 4.3
Penentuan Alternatif Strategi
Pencapaian Indikator Sasaran: Terwujud kelembagaan yang tepat fungsi dan tepat ukuran
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Peluang :
1. Peraturan perundangan yang mengatur tentang kelembagaan;
2. Komitmen dari SKPD dan Kabupaten/Kota terkait penataan kelembagaan;
3. Sejalan dengan Program Pemerintah pusat;
4. Keterkaitan dengan ketentuan terbaru dibidang Sumber Daya Aparatur;
Tantangan:
1. Ketidakselarasan antara satu perundangan dengan
perundangan lainnya;
2. Tidak ada sanksi tegas atas ketidaksesuaian penataan kelembagaan yang dilakukan SKPD atau Kabupaten/Kota.
3. Belum semua Pimpinan/
Pejabat Kab./ Kota, SKPD dan UPT Provinsi konsisten untuk berkomitmen untuk melakukan menejemen penempatan pegawai 4. Kualifikasi Pejabat di Kab./
Kota, SKPD dan UPT Provinsi masih kurang;
Kekuatan :
1. Komitmen pimpinan dalam mewujudkan penataan kelembagaan yang tepat fungsi dan tepat ukuran;
2. Kesiapan data dan informasi pendukung dalam melakukan
penataan kelembagaan.
3. Ketersediaan data dan informasi pendukung tentang petunjuk pelaksanaan program kegiatan;
Alternatif Strategi : 1. Adanya peraturan
perundangan yang
mengatur serta dukungan dari pimpinan memberikan legalitas terhadap kegiatan yang dilaksanakan;
2. Komitmen dari pimpinan dan SKPD memudahkan dalam pelaksanaan penataan kelembagaan;
3. Data dan informasi yang dimiliki agar diselaraskan dengan peraturan
perundangan yang ada sehingga semakin
mendukung pelaksanaan peraturan perundangan;
4. Dengan adanya komitmen SKPD pengumpulan data dapat dilakukan lebih baik untuk mendukung
penataan kelembagaan.
5. Melaksanakan program kegiatan yang terkait dengan Anjab, ABK, dan Evaluasi Jabatan.
Alternatif Strategi :
1. Perlunya kesepakatan di tingkat pembuat kebijakan internal dengan dukungan komitmen pimpinan dalam menyikapi peraturan perundangan yang tidak tersinkronisasi satu sama lain;
2. Komitmen untuk mewujudkan penataan kelembagaan yang tepat fungsi dan ukuran disertai informasi yang diperlukan menjadi bahan masukan yang baik bagi pemerintah pusat guna menetapkan sanksi bagi Perangkat Daerah atau Kab/Kota yang tidak melakukan penataan sesuai ketentuan.
3. komitmen untuk
mewujudkan menemenen penempatan pegawai sesuai hasil analisis jabatan dan analisis beban kerjanya serta menjadi bahan masukan bagi pemerintah
Perubahan Renstra Biro Organisasi Tahun 2014-2019 61 pusat guna menetapkan sanksi bagi Perangkat Daerah atau Kab/Kota yang tidak melakukan penataan kepegawaian sesuai
ketentuan.
Kelemahan :
1. Kurangnya SDM yang memiliki kompetensi pendukung untuk melakukan analisis dan evaluasi organisasi;
2. Belum terlaksananya monitoring dan evaluasi kelembagaan secara menyeluruh dan tersistem.
3. Belum optimalnya pelaksanaan dan
pemanfaatan data serta informasi hasil
monitoring dan evaluasi.
Alternatif Strategi : 1. Perlunya peningkatan
pemahaman atas
peraturan perundangan yang berlaku sehingga dapat melakukan analisis dan evaluasi SKPD secara proporsional;
2. Perlunya menciptakan sistem evaluasi yang menyeluruh dan mendalam terkait
organisasi dan tata kerja SKPD termasuk UPT yang ada di bawahnya.
3. Mengoptimalkan
pelaksanaan monitoring dan evaluasi untuk memastikan hasil kerja sesuai dengan ketentuan terbaru.
Alternatif Strategi :
1. Meningkatkan kompetensi SDM dalam melakukan analisis dan evaluasi kelembagaan sehingga dapat menyiasati
ketidakselarasan antara satu perundangan dengan perundangan lainnya;
2. Melakukan monitoring dan evaluasi kelembagaan secara mendalam dan menyeluruh sehingga dapat memberikan masukan guna menentukan sanksi.
3. Meningkatkan monitoring dan evaluasi terhadap penerapan hasil
penyusunan Anjab, ABK, Standar Kompetensi dan Evaluasi Jabatan.
Perubahan Renstra Biro Organisasi Tahun 2014-2019 62 Tabel. 4.4
Penentuan Alternatif Strategi
Pencapaian Indikator Sasaran: Terwujudnya ketatalaksanaan pemerintahan yang efektif dan efisien menuju pelayanan prima
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Peluang :
1. Sudah adanya peraturan perundangan yang mengatur tentang SOP;
2. Seluruh SKPD sudah melaksanakan ketentuan tata naskah dinas dan pakaian dinas;
3. Sudah adanya peraturan perundangan yang mengatur tentang
pelayanan publik dan IKM;
4. Kesadaran dan komitmen yang tinggi dari SKPD dan Kabupaten/Kota untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik guna mencapai kepuasan masyarakat.
Tantangan:
1. Belum seluruh SKPD dan Kabupaten/Kota memiliki SOP;
2. Kurangnya pemahaman SKPD dan Kabupaten/Kota terhadap pengkajian,
penyempurnaan dan evaluasi pelaksanaan SOP.
3. Belum seluruh SKPD memiliki UPP, SPP dan SPM;
4. Belum seluruh
Kabupaten/Kota menyusun SPP dan SPM;
5. Sebagian besar SKPD Provinsi belum melakukan inovasi pelayanan publik.
Kekuatan :
1. Adanya komitmen pimpinan dalam mewujudkan ketatalaksanaan
pemerintah yang efektif dan efsien;
2. Adanya kesiapan data dan informasi pendukung bidang ketatalaksanaan pemerintahan.
3. Adanya komitmen pimpinan dalam
mewujudkan pelayanan prima;
4. Telah tersusunnya
kriteria penilaian UPP dan inovasi pelayanan publik;
5. Terjalinnya komunikasi dan koordinasi yang baik antara pemerintah
provinsi dengan pemerintah kab/kota.
Alternatif Strategi : 1. Adanya peraturan
perundangan yang
mengatur serta dukungan dari pimpinan memberikan legalitas terhadap kegiatan yang dilaksanakan;
2. Komitmen dari pimpinan dan SKPD/Kabupaten/ Kota memudahkan dalam
mendukung pencapaian sasaran;
3. Data dan informasi yang dimiliki agar diselaraskan dengan peraturan
perundangan yang ada sehingga semakin
mendukung pelaksanaan peraturan perundangan;
4. Kesiapan dari SKPD dan Kab/Kota dalam melaksanakan peraturan memudahkan dalam pencapaian sasaran.
Alternatif Strategi : 1. Adanya himbauan dari
pimpinan dan informasi serta data terkait penyusunan SOP di lingkungan SKPD dan Kabupaten/Kota diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran bagi SKPD dan Kabupaten/Kota untuk segera menyusun SOP;
2. Perlunya dilakukan sosialisasi dan peningkatan pemahaman akan pentingnya SOP serta mekanisme evaluasi
penyempurnaannya.
3. Adanya himbauan dari
pimpinan terkait penyusunan SPP dan SPM di lingkungan SKPD Provinsi diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran bagi SKPD untuk segera menyusun SPP dan SPM;
Perubahan Renstra Biro Organisasi Tahun 2014-2019 63 5. Adanya peraturan
perundangan yang
mengatur serta dukungan dari pimpinan memberikan legalitas terhadap kegiatan yang dilaksanakan;
6. Komitmen dari pimpinan dan SKPD memudahkan dalam mendukung pencapaian sasaran;
7. Komunikasi dan koordinasi yang telah terjalin baik semakin mendukung pelaksanaan peraturan perundangan secara optimal;
8. Komitmen serta komunikasi yang baik antar pemerintah daerah menjadi strategi yang baik guna
menciptakan inovasi pelayanan publik.
4. Adanya kriteria penilaian UPP dan inovasi pelayanan publik memudahkan bagi SKPD untuk mengetahui hal-hal apa yang harus dipenuhi tidak hanya sebagai
pemenuhan penilaian namun juga sebagai upaya
peningkatan kualitas pelayanan publik.
Kelemahan :
1. Keterbatasan SDM dalam melakukan fasilitasi SOP sesuai ketentuan
berlaku;
2. Belum adanya pedoman dasar dalam melakukan fasilitasi SOP bagi SKPD.
3. Keterbatasan SDM dalam melakukan penilaian UPP dan inovasi pelayanan publik;
4. Pembagian tugas belum dilakukan secara
maksimal sesuai ketentuan.
Alternatif Strategi : 1. Perlunya peningkatan
pemahaman bagi SDM agar dapat melakukan pendampingan SOP secara maksimal;
2. Perlunya menyusun pedoman untuk
melakukan fasilitasi yang berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
3. Perlunya peningkatan pemahaman bagi SDM agar dapat melakukan pendampingan dan penialian secara maksimal;
4. Melakukan pembagian tugas sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Alternatif Strategi :
1. Meningkatkan kompetensi SDM dalam melakukan pendampingan serta
meningkatkan pemahaman bagi SKPD dan
Kabupaten/Kota akan pentingnya SOP;
2. Penyusunan pedoman dasar pendampingan selain
mencakup kriteria pemenuhan juga harus mencakup evaluasi pelaksanaan dan penyempurnaannya.
3. Meningkatkan kompetensi SDM dalam melakukan pendampingan sehingga meningkatkan motivasi SKPD untuk membentuk UPP, SPP dan SPM;
4. Melakukan bimbingan dan pelatihan bagi SDM terkait inovasi pelayanan publik.
Perubahan Renstra Biro Organisasi Tahun 2014-2019 64 Tabel. 4.5
Penentuan Alternatif Strategi
Pencapaian Indikator Sasaran: Meningkatnya akuntabilitas Pemerintahan disertai perubahan budaya kerja
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Peluang :
1. Sudah adanya peraturan perundangan sebagai dasar hukum;
2. Besarnya dukungan dari kepala daerah yang didukung komitmen dari sebagian SKPD dan Kabupaten/Kota akan peningkatan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah;
3. Tingginya keikutsertaan SKPD dan Kab/Kota pada acara Gelar Budaya Kerja yang diselenggarakan.
Tantangan:
1. Sebagian SKPD dan Kabupaten/Kota belum memahami mengenai Sistem AKIP secara menyeluruh;
2. Belum terciptanya budaya kerja yang mengakar di instansi pemerintah sehingga sebagian KBK yang dibentuk baru sebatas pemenuhan untuk keikutsertaan lomba/gelar.
Kekuatan :
1. Adanya komitmen pimpinan dalam mewujudkan
peningkatan kinerja dan akuntabilitas instansi pemerintah;
2. Telah tersusunnya pedoman dalam melakukan evaluasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah maupun penilaian KBK;
3. Telah tersusunnya Tim SAKIP internal serta tim evaluasi SAKIP di lingkungan Pemprov Jatim.
Alternatif Strategi : 1. Adanya peraturan
perundangan yang mengatur serta
dukungan dari pimpinan memberikan legalitas terhadap kegiatan yang dilaksanakan;
2. Komitmen dari pimpinan dan SKPD/Kabupaten/
Kota memudahkan dalam mendukung pencapaian sasaran;
3. Dengan adanya pedoman dalam melaksanakan evaluasi maupun
penilaian serta tingginya keikutsertaan SKPD dan Kab/Kota dalam kegiatan- kegiatan yang diselenggarakan memungkinkan untuk meningkatkan standar penilaian sehingga berdampak pada
peningkatan kualitas dan kinerja dari SKPD dan Kab/Kota
Alternatif Strategi :
1. Perlunya himbauan dari pimpinan dengan
didukung sosialisasi dan bimbingan teknis
sehingga meningkatkan pemahaman terhadap SAKIP di lingkungan Prov. Jawa Timur;
2. Adanya pedoman penilaian KBK
mendukung pemenuhan kriteria yang harus dipenuhi SKPD dan Kabupaten/Kota, selain itu dukungan pimpinan untuk menciptakan budaya kerja yang mengakar dalam
organisasi sehingga tidak hanya bersifat
pemenuhan saja.
Perubahan Renstra Biro Organisasi Tahun 2014-2019 65 Kelemahan :
1. Tingkat pemahaman SDM terhadap kinerja dan akuntabilitas instansi pemerintah masih perlu
ditingkatkan;
2. Belum terciptanya budaya kerja yang baik dan mendukung
pelaksanaan tugas secara optimal.
Alternatif Strategi : 1. Meningkatkan
pemahaman SDM terhadap kinerja dan akuntabilitas instansi pemerintah berdasarkan peraturan perundangan serta kebijakan dari kepala daerah;
2. Menciptakan budaya kerja yang baik di intern organisasi sebagai upaya meningkatkan peran serta SKPD dan
Kabupaten/Kota pada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan.
Alternatif Strategi : 1. Meningkatkan
kompetensi SDM dalam melakukan
pendampingan serta meningkatkan
pemahaman bagi SKPD dan Kabupaten/Kota akan pentingnya
menciptakan SAKIP yang menyeluruh;
2. Menerapkan budaya kerja yang baik di intern organisasi sebagai
contoh bagi instansi lain.
Berdasarkan analisa di atas, dapat dirumuskan strategi dan kebijakan dalam rangka mencapai sasaran pada akhir periode Renstra. Strategi adalah cara mencapai tujuan dan sasaran. Pembangunan berkelanjutan berpusat pada rakyat (people centered development), yang mengedepankan partisipasi rakyat (participatory based development) dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi program pembangunan yang menyangkut hajat hidup mereka sendiri.
Dalam membuat kebijakan dan program mengacu pada tujuan, sasaran, dan strategi. Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, serta visi dan misi instansi pemerintah, prioritas pembangunan serta arah kebijakan umum.
Adapun Strategi dan Kebijakan Biro Organisasi sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timurdalam rangka meningkatkan Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Perubahan Renstra Biro Organisasi Tahun 2014-2019 66 Tabel 4.6
Strategi dan Kebijakan Biro Organisasi saat periode Renstra 2014 s.d 2017.
NO. TUJUAN SASARAN Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Mewujudkan tertib administrasi dokumen
penyelenggaraan pemerintahan
Meningkatnya ketepatan waktu penyelesaian dokumen
penyelenggaraan pemerintahan
Meningkatkan pemahaman SDM dalam penyusunan dokumen penyelenggaraan pemerintahan sehingga mengurangi kemungkinan keterlambatan
Mengikutsertakan SDM dalam bimbingan teknis atau rakor terkait penyusunan dokumen penyelenggaraan
pemerintahan
2. Mewujudkan Kelembagaan yang tepat fungsi dan tepat ukuran didukung dengan peningkatan kompetensi Sumber Daya Aparatur.
1) Terwujudnya kelembagaan yang tepat fungsi dan tepat ukuran
Menata kelembagaan perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta pembinaan maupun Pengendalian perangkat daerah Kabupaten/kota serta meningkatkan Kesesuaian Kompetensi Sumberdaya Aparatur pada setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta meningkatkan kualitas pelayanan kepegawaian.
a. Pelaksanaan Evaluasi Kelembagaan pada SKPD Provinsi dan Kab./Kota untuk menciptakan Kelembagaan yang tepat ukuran dan tepat fungsi serta meningkatkan kapasitas kelembagaan perangkat daerah dalam rangka efisiensi/efektivitas penyelenggaraan urusan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi Jawa Timur dan Kab./Kota secara profesional serta akuntabel ;
b. Penyusunan Analisis Jabatan, menyediakan informasi kebutuhan pegawai pada masing- masing kelas jabatan yang diukur melalui Analisa Beban Kerja dengan diselaraskan sesuai Standar Kompetensi yang dibutuhkan serta
melaksanakan survei IKM PNS di lingkungan Setda.
2) Meningkatnya kesesuaian kompetensi Aparatur dengan jabatan disertai peningkatan mutu pelayanan
kepegawaian di lingkungan Setda.
Prov. Jatim
3. Mewujudkan Akuntabilitas Pemerintahan melalui Tatalaksana Pemerintahan yang efektif, efesien dan terukur menuju pelayanan publik yang prima
1) Meningkatnya ketatalaksanaan pemerintah yang efektif dan efisien menuju
optimalisasi pelayanan publik
Menciptakan tata hubungan kerja yang baik antar Pemerintah Daerah dan meningkatkan penyusunan SOP sebagai dasar mekanisme pelaksanaan kegiatan serta mendorong tercapainya program pelayanan publik yang sesuai harapan
masyarakat di seluruh wilayah Jawa Timur.
a. Penyusunan Standar Operasional dan Prosedur (SOP) baik di setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun Kab/Kota;
b. peningkatan inovasi pelayanan publik secara lebih cepat, lebih murah, lebih mudah dan lebih terjangkau.
Perubahan Renstra Biro Organisasi Tahun 2014-2019 67
NO. TUJUAN SASARAN Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4) (5)
2) Meningkatnya Akuntabilitas Pemerintahan disertai perubahan budaya kerja
Meningkatkan kualitas Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (AKIP) di setiap SKPD Provinsi Jawa Timur.
Peningkatan pemberian asistensi maupun evaluasi terhadap sistim Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang telah dibangun pada masing-masing SKPD serta melakukan pendam- pingan terkait budaya kerja.
Tabel 4.7
Strategi dan Kebijakan Biro Organisasi saat implementasi periode Renstra 2018 s.d 2019.
NO. TUJUAN SASARAN Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Mewujudkan tertib administrasi dokumen
penyelenggaraan pemerintahan
Meningkatnya ketepatan waktu penyelesaian dokumen
penyelenggaraan pemerintahan
Meningkatkan pemahaman SDM dalam penyusunan dokumen penyelenggaraan pemerintahan sehingga mengurangi kemungkinan keterlambatan
Mengikutsertakan SDM dalam bimbingan teknis atau rakor terkait penyusunan dokumen penyelenggaraan pemerintahan
2.
Mewujudkan perangkat daerah yang akuntabel, proporsional, efektif dan efisien menuju pelayanan prima
a. Terwujudnya kelembagaan yang tepat fungsi dan tepat ukuran
- Memperkuat peran Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah dengan melaksanakan
pengendalian perangkat daerah di Kab/Kota - Memprioritaskan
penyelesaian analisis jabatan dan analisis beban kerja sebagai bahan menyusun evaluasi jabatan berbasis teknologi sehingga dapat
diketahui nilai dan kelas suatu jabatan
- Pelaksanaan Evaluasi Kelembagaan pada SKPD Provinsi dan Kab./ Kota untuk menciptakan Kelembagaan yang tepat ukuran dan tepat fungsi serta meningkatkan kapasitas kelembagaan perangkat daerah dalam rangka efisiensi/
efektivitas
penyelenggaraan urusan yang menjadi
kewenangan pemerintah provinsi Jawa Timur dan Kab./Kota secara profesional serta akuntabel ;
- Penyusunan Analisis Jabatan, menyediakan informasi kebutuhan pegawai pada masing- masing kelas jabatan yang diukur melalui Analisa Beban Kerja.
Perubahan Renstra Biro Organisasi Tahun 2014-2019 68
NO. TUJUAN SASARAN Strategi Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4) (5)
b. Meningkatnya akuntabilitas pemerintahan disertai perubahan budaya kerja
Meningkatkan kualitas Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (AKIP) di setiap Perangkat Daerah Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Peningkatan pemberian asistensi maupun evaluasi terhadap sistim Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang telah dibangun pada masing-masing SKPD serta melakukan
pendampingan terkait budaya kerja.
c. Terwujudnya ketatalaksanaan pemerintahan yang efektif dan efisien menuju pelayanan prima
Menciptakan tata
hubungan kerja yang baik antar Pemerintah Daerah dan meningkatkan penyusunan SOP sebagai dasar mekanisme
pelaksanaan kegiatan serta mendorong tercapainya program pelayanan publik yang sesuai harapan masyarakat di seluruh wilayah Jawa Timur.
- Penyusunan Standar Operasional dan Prosedur (SOP) baik di setiap Perangkat Daerah di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun Kab/Kota;
- peningkatan inovasi pelayanan publik secara lebih cepat, lebih murah, lebih mudah dan lebih terjangkau.