KARAKTERISTIK DAN
PENGGUNAAN
KOMPONEN DIODA dan
TRANSISTOR
Untuk Sekolah Menengah Kejuruan
Bidang Keahlian : Teknik Elektro
Program Keahlian : Elektronika Komunikasi
Berdasarkan Kurikulum SMK yang Disempurnakan
(Kurikulum SMK Edisi 1999)
Penyusun :
Drs. Herry Sudjendro
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU TEKNOLOGI
VOCATIONAL EDUCATION DEVELOPMENT CENTER
KATA PENGANTAR
Modul ini diterbitkan untuk menjadi bahan ajar pada SMK Bidang Keahlian Teknik Mesin, memenuhi tuntutan pelaksanaan Kurikulum SMK yang disempurnakan (Kurikulum SMK edisi 1999).
Nilai kegunaan modul ini terletak pada pemakaiannya, karena itu kepada semua organisasi dan manajemen Pendidikan Menengah Kejuruan, diharapkan dapat berusahan untuk mengoptimalkan pemakaian modul ini.
Dalam pemakaian modul ini, tetap diharapkan berpegang kepada azas keluwesan, asas kesesuaian dan asas keterlaksanaan sesuai dengan karakteristik kurikulum SMK yang disempurnakan.
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penulisan naskah bahan ajar ini.
Jakarta, Agustus 2000 Direktur
Pendidikan Menengah Kejuruan
PROFIL KOMPETENSI TAMATAN TINGKAT II
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK LAS
D.
Menguasai alat ukur listrik dan elektronika
D1.
Mengidentifikasi dan
mengklasifikasi peralatan ukur listrik
D2.
Menguasai karakteristik macam-macam alat ukur listrik
D3.
Menginterpretasik an buku petunjuk pemakaian alat ukur listrik
D4.
Menggunakan Alat Ukur Listrik dan Elektronika
D5.
Merawat dan memperbaiki alat ukur listrik
E.
Menguasai konsep dasar teknik listrik dan elektronika mesin listrik AC/ DC
E6.
Menguasai teori atom dan molekul
E7.
Menguasai sifat dan macam bahan
penghantar dan isolator
E8.
Menguasai karakteristik dan penggunaan komponen semi konduktor
F.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……….. i
PROFIL KOMPETENSI TAMATAN TINGKAT II PROGRAM
KEAHLIAN ELEKTRONIKA KOMUNIKASI ………..………
ii
PENDAHULUAN ……… vii
TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN ……… viii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ………. ix
Kegiatan Belajar 1 1
DIODA 1
1. Tujuan Khusus Pembelajaran 1
2. Uraian Materi 1
2.1. Dasar pembentukan Dioda 1
2.2. Sifat dasar dari Dioda 1
2.3. Contoh Penggunaan 2
2.4. Harga Batas 2
2.5. Sifat Listrik Dari Dioda 3
2.6. Contoh Penggunaan Dioda 6
3. Lampiran 11
4. Lembar Evaluasi 12
5. Lembar Jawaban 13
Kegiatan Belajar 2 15
DIODA ZENER 15
1. Tujuan Khusus Pembelajaran 15
2. Uraian Materi 15
2.1. Dasar Pembentukan dioda zener 15
2.2. Bahan Dasar Dioda Zener 15
2.3. Dasar Pembentukan Junction pn 16
2.4. Potensial Barier 17
2.5. Sifat Dasar Dioda Zener 19
2.6. Harga Batas Dioda Zener 22
2.7. Sifat Listrik Dioda Zener 24
2.8. Penggunaan Dioda Zener 28
3. Lampiran 36
4. Lembar Evaluasi 42
5. Lembar Jawaban 43
Kegiatan Belajar 3 44
1. Tujuan Khusus Pembelajaran 44
2. Uraian Materi 44
2.1. Pembentukan Transistor Bipolar 44
2.2. Sifat Dasar Transistor 46
2.3. Harga Batas Transistor 49
2.4. Sifat Listrik Transistor Bipolar 57
2.5. Hubungan Dasar Transistor 64
2.6. Contoh Penggunaan Transistor 79
3. Lampiran 74
4. Lembar Evaluasi 76
5. Lembar Jawaban 78
Kegiatan Belajar 4 82
Pengukuran Kurva Sifat Dasar Dioda 82
1. Tujuan Khusus Pembelajaran 82
2. Alat dan Bahan 82
3. Waktu 82
4. Keselamatan Kerja 83
5. Informasi 83
6. Lembar Kerja 83
7. Lembar Jawaban 89
Kegiatan Belajar 5 93
Praktik Penyearah Setengah Gelombang dan Gelombang Penuh 93
1. Tujuan Khusus Pembelajaran 93
2. Alat dan Bahan 93
3. Waktu 94
4. Keselamatan Kerja 94
5. Informasi 94
6. Lembar Kerja 95
7. Lembar Jawaban 102
Kegiatan Belajar 6 108
Praktik Pengukuran Kurva Karakteristik Dioda Zener 108
1. Tujuan Khusus Pembelajaran 108
2. Alat dan Bahan 108
3. Waktu 109
4. Keselamatan Kerja 109
Kegiatan Belajar 7 119
Praktik Pengukuran Kurva Karakteristik Transistor Bipolar 119
1. Tujuan Khusus Pembelajaran 119
2. Alat dan Bahan 119
3. Waktu 120
4. Keselamatan Kerja 120
5. Informasi 120
6. Lembar Kerja 121
7. Lembar Jawaban 128
Kegiatan Belajar 8 131
Pengukuran Kurva Karakteristik Transistor Bipolar Dengan Menggunakan CRO
131
1. Tujuan Khusus Pembelajaran 131
2. Alat dan Bahan 131
3. Waktu 131
4. Keselamatan Kerja 132
5. Informasi 133
6. Lembar Kerja 134
UMPAN BALIK 143
PENDAHULUAN
Untuk memenuhi kebutuhan implementasi kurikulum SMK edisi tahun 1999, maka perlu adanya modul yang relevan untuk membantu guru dalam mempersiapkan materi pembelajaran kepada siswa.
Diharapkan dengan adanya modul yang dipakai sebagai acuan para guru di SMK , akan tercapai keseragaman dalam mengimplementasikan / menjabarkan kurikulum edisi 1999. Dengan demikian akan tercapai kompetensi standard yang seragam di seluruh Indonesia.
Modul ini merupakan landasan teori dan praktik tentang pembentukan. sifat dasar, harga batas,karakteristik serta penggunaan dari komponen semikonduktor yang terdiri dari dioda, dioda zener serta transistor.
Semoga modul ini bermanfaat, dan sesuai dengan tuntutan para guru SMK
Penulis
TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN
Diharapkan setelah mempelajari modul ini pemakai mampu memahami: 1. dasar pembentukan dari dioda, dioda zener dan transistor
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Modul ini berisikan teori dan praktik tentang Dioda, Dioda Zener maupun Transistor.
Setiap pembahasan praktik bisa memanfaatkan trainer yang mudah penggunaannya, namun tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan papan percobaan lain yang relevan.
Trainer ini dilengkapi dengan terminal sederhana sehingga memudahkan untuk perbaikan.
Dengan model trainer yang mudah dibuat, diharapkan para guru bisa memperbanyak jumlah trainer, sehingga mencukupi kebutuhan siswa pada proses pembelajaran.
Kegiatan Belajar 1
DIODA
1. Tujuan Khusus Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan pemakai dapat :
Memahami dasar pembentukan dioda
Memahami sifat dasar dioda
Memahami harga batas dioda
Memahami sifat listrik dioda
Memahami penggunaan dioda
2. Uraian Materi
2.1 Dasar Pembentukan Dioda
M a t e r i a l P M a t e r i a l N
G a m b a r D io d a S e b e l u m D i f u s i + + + + +
+ + + + + + + + + +
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
M a t e r i a l P M a t e r i a l N
G a m b a r D io d a S e b e l u m D i f u s i + + + + _
+ + + + _ + + + + _
+ _ _ _ _ + _ _ _ _ + _ _ _ _
L a p i s a n P e n g o s o n g a n
A K +
_
+
_
A K
+
_
+
_ Input
Input
Output
Output Dioda
Dioda
Gb.2 Sifat dasar dioda
2.3 Contoh Penggunaan
1 Untuk Pengaman Polaritas.
+
_ _
+ Dioda
Penerima Radio
Gb.3 Pengaman Polaritas
2 Untuk Penyearah. (gb.2)
2.4 Harga Batas
Yang dimaksud dengan harga batas dari dioda adalah batas kemampuan maksimal dari suatu dioda baik arus maupun tegangannya.
Contoh : Dioda 1N4001
Dengan melihat data book dari dioda maka harga batas tegangan dan arus dapat diketahui.
Harga batas arus = 1 Ampere
Contoh Penerapannya :
Misalnya untuk peralatan / pesawat elektronika yang membutuhkan arus dibawah 1 Amper dengan tegangan dibawah 50 V maka dioda penyearah yang digunakan cukup dengan memakai dioda dengan type 1N 4001.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini :
C
Gb.4. Penyearah dioda dengan beban.
maka diodanya (D1,D2,D3,D4) cukup menggunakan dioda dengan type 1N 4001 sebanyak 4 buah. (lihat tabel pada lampiran)
2.5 Sifat Listrik dari Dioda
V A
+
bias B
Gambar 6. kurva sifat listrik (karakteristik) dioda catu maju (forward bias)
+
Gambar 8. Kurva sifat listrik ( karakteristik ) dioda dicatu mundur ( reverse bias )
2.6. Contoh Penggunaan Dioda
2.6.1. Sebagai Penyearah Setengah Gelombang Dengan Beban Tahanan
+
_
Penyearah setengah gelombang dengan beban tahanan
Gambar 10. Prinsip Kerja Penyearah Setengah Gelombang
Jika A positip ( + ), B negatip ( - ), maka dioda konduksi 1 bekerja , sehingga arus akan mengalir menuju RL dan kembali ke trafo.
Saat A negatip ( - ), B positip ( + ), maka dioda tidak konduksi/tidak bekerja sehingga arus tidak mengalir.
Kejadian ini berulang/muncul lagi terus-menerus sehingga bentuk gelombangnya dapat digambarkan sebagai berikut :
+
_ _ _
+ +
2.6.2. Sebagai Penyearah Gelombang Penuh Dengan Dua Dioda
A
D1
RL IF1
Uin
+
_ U1
U2
D2
IF2
UL B
C
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan dua dioda
Gambar 12 Penyearah gelombang penuh
Prinsip Kerja Dari Penyearah Gelombang Penuh Dua Dioda Dengan Beban Tahanan.
Perlu diketahui bahwa untuk rangkaian penyearah gelombang penuh dua dioda diperlukan transformator yang mempunyai CT (Center Tap). Gelombang sinyal
pada titik A selalu berbeda phasa 180 terhadap titik C sedangkan titik B sebagai
nolnya.
Jika titik A positip ( + ), titik C negatip ( - ), maka D1 akan konduksi kemudian arus IF1, akan mengalir menuju RL dan kembali ke trafo (titik B).
titik A t t D1 konduksi
titik C t
+
_ _
+
+ +
_ _
D1
D2 t
D2 konduksi
t
D1 D2 D1 D2
Sehingga UL gabungan D1 dan D2
Gambar 13. gelombang sinus dan hasil penyearah gelombang penuh
2.6.3. Sebagai Penyearah Gelombang Penuh Dengan Sistim Bridge (empat Dioda)
A
B Uout Uin
D4 D1
D2 D3
RL IL
URL
Gambar 14. Gambar rangkaian penyearah gelombang penuh sistim bridge
Prinsip Kerja Penyearah Gelombang Penuh Sistim Bridge :
Jika A positip ( + ), B negatip ( - ), maka D1 konduksi arus I akan mengalir menuju RL dan D3 menuju titik B.
Saat B positip ( + ), A negatip ( - ), maka D2 konduksi arus I akan mengalir.menuju RL dan D4 menuju titik B.
t t D1,D3 konduksi
t +
_ _
+
+ +
_ _
D1,D3 ON
D2,D4 ON t
D2,D4 konduksi
t
D1 D2 D1 D2
Sehingga UL gabungan D1,D3,D2 dan D4
Gambar 15. gelombang sinus dan penyearahan gelombang penuh (sistem jembatan)
2.6.4. Sebagai Pengganda Tegangan
Uin C1
D1 D2
C2 UL RL
+
_
A
B
Gambar 16. Pengganda Tegangan
Prinsip Kerja Pengganda Tegangan
Gambar 17. Gelombang Output sebagai berikut :
3. Lampiran
Diodes, Power Rectifier
Type See Construction Voltage (PIV)Peak Inverse Max.Rect. Maxsimum ForwardVoltage Drop Maxsimum ReverseCurrent
Cuse Lead
Note
(V) Current(A) (V) at Ampere (uA) at Volts Outline Info.
4. Lembar Evaluasi
1. Gambarkan dasar pembentukan dari Dioda
2. Terangkan proses dasar pembentukan Dioda
3. Gambarkan simbol dari Dioda.
4. Terangkan sifat dasar dari Dioda !
5. Berilah ( 2 buah ) contoh penggunaan sifat dasar dari Dioda !
6. Apa yang dimaksud dengan harga batas dari dioda ?.
7. Sebutkan 2 macam harga batas yang terdapat pada dioda !.
5. Lembar Jawaban
1. Gambar Dasar Pembentukan Dioda
M a t e r i a l P M a t e r i a l N
G a m b a r D io d a S e b e l u m D i f u s i + + + + +
+ + + + + + + + + +
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
M a t e r i a l P M a t e r i a l N
G a m b a r D io d a S e b e l u m D i f u s i + + + + _
+ + + + _ + + + + _
+ _ _ _ _ + _ _ _ _ + _ _ _ _
L a p i s a n P e n g o s o n g a n
2. Dasar Pembentukan Dioda adalah
Jika material P dan material N dihubungkan/disusun sedemikian rupa maka akan terjadilah hubungan PN junction dan lahirlah komponen aktif yang mempunyai dua elektroda yang diberi nama Dioda.
3. Gambar simbol dari Dioda
A n o d a K a t o d a K a t o d a A n o d a
4. Sifat dasar Dioda menyearahkan arus hanya satu periode saja.
A K
+
_
+
_
A K
+
_
+
_ Input
Input
Output
Output Dioda
5. Contoh Penggunaan.
+
_ _
+ Dioda
Penerima Radio
220V
D
C 6V
+
_
6. Yang dimaksud harga batas dari dioda adalah batas kemampuan maksimum dari dioda baik arus maupun tegangannya.
7.1. Harga batas arus dalam satuan Amper 7.2. Harga batas tegangan dalam satuan Volt
Kegiatan Belajar 2
DIODA ZENER
1. Tujuan Khusus Pembelajaran
Setelah membaca modul ini diharapkan pemakai dapat:
Memahami dasar pembentukan dioda zener
Memahami sifat dasar dioda zener
Memahami harga batas dioda zener
Memahami sifat listrik dioda zener
Memahami penggunaan dioda zener
2. Uraian Materi
2.1. Dasar pembentukan dioda zener
Semua dioda prinsip kerjanya adalah sebagai peyearah, tetapi karena proses pembuatan, bahan dan penerapannya yang berbeda beda, maka nama-namanya juga berbeda.
Secara garis besar komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor adalah ringkas (kecil-kecil atau sangat kecil). Maka hampir-hampir kita tidak bisa membedakan satu sama lainnya. Hal ini sangat penting untuk mengetahui kode-kode atau tanda-tanda komponen tersebut.
2.2. Bahan Dasar Dioda Zener
2.3. Dasar Pembentukan Junction pn
Pembentukan dioda bisa dilaksanakan dengan cara point kontak dan junction. Namun dalam pembahasan ini fokus pembahasan materi diarahkan pada cara junction.
Pengertian junction (pertemuan) adalah daerah dimana tipe p dan tipe n bertemu, dan dioda junction adalah nama lain untuk kristal pn (kata dioda adalah pendekan dari dua elektroda dimana di berarti dua). Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.
p n
+ + + + + + + + + + + +
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Gambar 18. pembentukan zener dioda
Sisi p mempunyai banyak hole dan sisi n banyak elektron pita konduksi. Agar tidak membingungkan, pembawa minoritas tidak ditunjukkan, tetapi camkanlah bahwa ada beberapa elektron pita konduksi pada sisi p dan sedikit hole pada sisi n.
Elektron pada sisi n cenderung untuk berdifusi kesegala arah, beberapa berdifusi melalui junction. Jika elektron masuk daerah p, ia akan merupakan pembawa minoritas, dengan banyaknya hole disekitarnya, pembawa minoritas ini mempunyai umur hidup yang singkat, segera setelah memasuki daerah p, elektron akan jatuh kedalam hole. Jika ini terjadi, hole lenyap dan elektron pita konduksi menjadi elektron valensi. Setiap kali elektron berdifusi melalui junction ia menciptakan sepasang ion, untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini :
p n
+ + + + + + + + +
_ _ _ _ _ _ _ _ _ L a p i s a n P e n g o s o n g a n
_ _ _
+ + +
Tanda positip berlingkaran menandakan ion positip dan taanda negatip berlingkaran menandakan ion negatip. Ion tetap dalam struktur kristal karena ikatan kovalen dan tidak dapat berkeliling seperti elektron pita konduksi ataupun hole. Tiap pasang ion positip dan negatip disebut dipole, penciptaan dipole berarti satu elektron pita konduksi dan satu hole telah dikeluarkan dari sirkulasi. Jika terbentuk sejumlah dipole, daerah dekat junction dikosongkan dari muatan-muatan yang bergerak, kita sebut daerah yang kosong muatan-muatan ini dengan lapisan pengosongan (depletion layer).
2.4. Potensial Barier
Tiap dipole mempunyai medan listrik, anak panah menunjukkan arah gaya pada muatan positip. Oleh sebab itu jika elektron memasuki lapisan pengosongan, medan mencoba mendorong elektron kembali kedalam daerah n. Kekuatan medan bertambah dengan berpindahnya tiap elektron sampai akhirnya medan menghentikan difusi elektron yang melewati junction.
Untuk pendekatan kedua kita perlu memasukkan pembawa minoritas. Ingat sisi p mempunyai beberapa elektron pita konduksi yang dihasilkan secara thermal. Mereka yang didalam pengosongan didorong oleh medan kedalam daerah n. Hal ini sedikit mengurangi kekuatan medan dan membiarkan beberapa pembawa mayoritas berdifusi dari kanan kakiri untuk mengembalikan medan pada kekuatannya semula.
Inilah gambaran terakhir dari kesamaan pada junction :
_ _ _
+ + + L a p i s a n P e n g o s o n g a n
Beberapa pembawa minoritas bergeser melewati junction, mereka akan mengurangi medan yang menerimanya.
Beberapa pembawa mayoritas berdifusi melewati junction dan mengembalikan medan pada harga semula.
Adanya medan diantara ion adalah ekuivalen dengan perbedaan potensial yang disebut potensial barier, potensial barier kira-kira sama dengan 0,3 V untuk germanium dan 0,7 V untuk silikon.
A K A K
Gb.21a Simbol Gb.21b. Contoh Konstruksi
A K
+ _
Gb.21c. Cara pemberian tegangan
2.5. Sifat Dasar Dioda Zener
Dioda zener berbeda dengan dioda penyearah, dioda zener dirancang untuk beroperasi dengan tegangan muka terbalik (reverse bias) pada tegangan tembusnya,biasa disebut “break down diode”
Jadi katoda-katoda selalu diberi tegangan yang lebih positif terhadap anoda dengan mengatur tingkat dopping, pabrik dapat menghasilkan dioda zener dengan tegangan break down kira-kira dari 2V sampai 200V.
2.5.1. Dioda zener dalam kondisi forward bias.
G
R X
Z D A K +
_
Dalam kondisi demikian dioda zener akan berfungsi sama halnya dioda penyearah dan mulai aktif setelah mencapai tegangan barier yaitu 0,7V.
Gambar 22. dioda zener dalam arah forward
Disaat kondisi demikian tahanan dioda (Rz) kecil sekali .
Sedangkan konduktansi (
I
U) besar sekali, karena tegangan maju akan menyempitkan depletion layer (daerah perpindahan muatan) sehingga perlawanannya menjadi kecil dan mengakibatkan adanya aliran elektron. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.
N P
_ _ _
+ + + d e p l e t i o n la y e r
G
+ _
A K
a d a a li r a n e l e k t r o n
Gambar 23. depletion layer pada dioda zener dalam arah forward 2.5.2. Dioda zener dalam kondisi Reverse bias.
Dalam kondisi reverse bias dioda zener kaki katoda selalu diberi tegangan yang lebih positif terhadap anoda.
G
R X
Z D K A +
_
Jika tegangan yang dikenakan mencapai nilai breakdown, pembawa minoritas lapisan pengosongan dipercepat sehingga mencapai kecepatan yang cukup tinggi untuk mengeluarkan elektron valensi dari orbit terluar. Elektron yang baru dibebaskan kemudian dapat menambah kecepatan cukup tinggi untuk membebaskan elektron valensi yang lain. Dengan cara ini kita memperoleh longsoran elektron bebas. Longsoran terjadi untuk tegangan reverse yang lebih besar dari 6V atau lebih.
Efek zener berbeda-beda bila dioda di-doping banyak, lapisan pengosongan amat sempit. Oleh karena itu medan listrik pada lapisan pengosongan amat kuat. Jika kuat medan mencapai kira-kira 300.000 V persentimeter, medan cukup kuat untuk menarik elektron keluar dari orbit valensi. Penciptaan elektron bebas dengan cara ini disebut breakdown zener.
Efek zener dominan pada tegangan breakdown kurang dari 4 V, efek longsoran dominan pada tegangan breakdown yang lebih besar dari 6 V, dan kedua efek tersebut ada antara 4 dan 6 V. Pada mulanya orang mengira bahwa efek zener merupakan satu-satunya mekanisme breakdown dalam dioda. Oleh karenanya, nama “dioda zener” sangat luas digunakan sebelum efek longsoran ditemukan. Semua dioda yang dioptimumkan bekerja pada daerah breakdown oleh karenanya tetap disebut dioda zener.
G + _
A K
N P
_ _ _
+ + +
a r u s b o c o r
Gambar 24. arus bocor dioda zener pada arah reverse
dikatakan bahwa didalam daerah aktif reverse (
I
U) konduktansi besar sekali
dan sebelum aktif (
I
U) konduktansi kecil sekali. 2.5.3. Karakteristik Dioda zener.
Jika digambarkan kurva karakteristik dioda zener dalam kondisi forward bias dan reverse bias adalah sebagai berikut.
I f o r w a r d ( m A )
f o r w a r d ( v ) R e v e r s e ( V )
d a e r a h t e g a n g a n
l i n i e r t e m b u s
t i t i k t e g a n g a n
I r e v e r s e
Gambar 25. Grafik Karakteristik Dioda Zener
2.6. Harga Batas Dioda Zener
Harga batas yang di maksud dalam pembahasan ini adalah suatu keterangan tentang data-data komponen dioda zener yang harus di penuhi dan tidak boleh dilampaui batas maximumnya dan tidak boleh berkurang jauh dari batas minimumnya.
Adapaun harga batas tersebut memuat antara lain keterangan tentang tegangan break down ( Uz ) arus maximumnya dioda zener ( Iz) tahanan dalam dioda zener ( Rd ). Semua harga komponen yang terpasang pada dasarnya akan mempunyai 2 kondisi yaitu :
1. Kondisi normal , sesuai dengan ketentuannya
3. Mungkin kurang dari ketentuannya 4. Mungkin melebihi ketentuannya
Untuk alasan itu semua, maka kita perlu sekali memperhatikan data-data yang ada untuk setiap jenis komponen agar komponen yang digunakan sesuai dengan yang diharapkan yaitu bisa bekerja baik dan tahan lama . Kondisi yang demikian dinamakan kondisi yang normal namun kondisi yang tidak normal adalah suatu kondisi yang perlu mendapatkan perhatian.
Oleh karena itu kita perlu mempelajari harga batas dioda zener , agar kita dapat mengoperasikan komponen sesuai dengan data yang dimiliki . Sebab kondisi yang tidak normal terutama kondisi dimana komopenen diberi tegangan melebihi batas maximumnya , maka komponen tersebut dapat rusak maka hal ini perlu sekali di antisipasi sehingga tidak akan terjadi kerusakan komponen akibat kesalahan pemberian bias. Maka di sarankan setiap pemakai komponen sebelum merangkai harap melihat data karakteristiknya seperti yang terlampir pada lembar informasi pada lampiran.
2.7. Sifat Listrik Dioda Zener
2.7.1. Tegangan Breakdown dan Rating Daya
Gambar 1 menunjukkan kurva tegangan dioda zener . Abaikan arus yang mengalir hingga kita mencapai tegangan breakdown Uz . Pada dioda zener , breakdown mempunyai lekukan yang sangat tajam, diikuti dengan kenaikan arus yang hampir vertikal.Perhatikanlah bahwa tegangan kira-kira konstan sama dengan UZ pada arus test IZT tertentu di atas lekukan (lihat Gambar 1 ) .Dissipasi
daya dioda zener sama dengan perkalian tegangan dan arusnya , yaitu :
Z Z Z=U I
P
Misalkan, jika UZ = 12 dan IZ = 10 mA,
W 0,12 = 0,01 1,2
=
Selama PZ kurang daripada rating daya PZ(max), dioda zener tidak akan rusak. Dioda zener yang ada di pasaran mempunyai rating daya dari 1/4 W sampai lebih dari 50 W .
Lembar data kerap kali menspesifikasikan arus maksimum dioda zener yang dapat ditangani tanpa melampaui rating dayanya . Arus maksimum diberi tanda IZM (lihat Gambar 1 . Hubungan antara IZM dan rating daya adalah :
Z Z(max) ZM
V P = I
Uz
U Iz
Iz
T
M
2.7.2. Impendansi Zener
Jika dioda zener bekerja dalam daerah breakdown, dengan tambahan tegangan sedikit menghasilkan pertambahan arus yang besar. Ini menandakan bahwa dioda zener mempunyai impedansi yang kecil. Kita dapat menghitung impedansi dengan cara :
ZZ
i
= u
Sebagai contoh, jika kurva menunjukkan perubahan 80 mV dan 20 mA, impedansi zener adalah :
ZZ = 0,08
0,02 = 4
Lembar data menspesifikasikan impedansi zener pada arus tes yang sama di gunakan untuk UZ . Impedansi zener pada arus tes ini diberi tanda ZZT. Misalnya,
1N3020 mempunyai UZ 10 V dan ZZT = 7 untuk IZT = 25 mA .
2.7.3. Koefisien Suhu
Koefisien suhu TC adalah perubahan (dalam persen ) tegangan zener per derajad Celcius.
Jika UZ = 10 V pada 250 C dan T
C = 0,1%, maka
UZ = 10 V
(250C) UZ= 10,01
(260C) UZ= 10,02 V
(270C) UZ = 10,03 V
(280C)
Dalam rumus, perubahan tegangan zener adalah :
U = T Z C T UZ
Diketahui TC = 0,004% dan U= 15V pada 250C, perubahan tegangan zener dari
250C sampai 1000C adalah
U = 0,004 (10 ) (100 - 25) 15 = 0,045 VZ -2 Oleh sebab itu, pada 1000C, U
Z= 15,045 V
2.7.4. Pendekatan Zener
Untuk semua analisa pendahuluan, kita dapat melakukan pendekatan daerah breakdown sebagai garis vertikal. Ini berarti tegangannya konstan walaupun arus berubah. Gambar 2 menunjukkan pendekatan ideal suatu dioda zener. Pada pendekatan pertama, dioda zener yang bekerja dalam daerah ekuivalen dengan batere UZ volt.
IZ IZ
+ _
_ + IZ IZ
UZ
ZZ +
_UZ UZ
(a) (b)
Gambar 27
CONTOH 1
Dioda zener pada Gambar 3 mempunyai UZ = 10 V dan ZZT = 7 . Tentukan
harga UOUT dengan pendekatan ideal. Juga hitung minimum dan maksimum arus zener.
+ _
+ _ 20 - 40V
820
IZ 10V +
_ 20 - 40V
820
IZ 10V
+
_ Uout
(a) (b)
+
_ +
_ 20 - 40V
820
IZ
10V 7
(c)
Gambar 28
PENYELESAIAN
Tegangan yang dikenakan (20 sampai 40 V) selalu lebih besar dari tegangan breakdown dioda zener. Oleh sebab itu, kita dapat membayangkan dioda zener seperti batere dalam Gambar 3b. Tegangan outputnya adalah :
V 10 = U =
UOUt Z
Arus zener minimum IZ(min) terjadi pada tegangan sumber minimum. Dengan hukum Ohm .
I U U
R
Z(min) = INmin) - Z = 20 - 10
820 = 12,2 mA
(
Arus zener maksimum terjadi jika tegangan sumber maksimum :
I
R
Z(max) =
U - U
= 40 - 10
820 = 36,6 mA
IN( max) Z
CONTOH 2
Gunakan pendekatan kedua untuk menghitung tegangan output minimum dan maksimum pada Gambar 28a
PENYELESAIAN
Contoh 2 memberikan ZZT = 7 . Walaupun hal ini hanya benar pada arus
tertentu, ZZT merupakan pendekatan yang baik untuk ZZ di mana saja dalam breakdown .
Kita dapatkan IZ(min) = 12,2 mA dan IZ(Mak) = 36,6 mA. Jika arus ini mengalir melalui dioda zener pada Gambar 3c, tegangan minimum dan maksimumnya adalah :
V 10,09 = 0,0122(7) +
10 =
Z I + U
UOUT(MIN) Z Z(MIN) Z
dan
V 10,26 = 0,0366(7) +
10 =
Z I + U
UOUT Z Z(max) Z
2.8. Penggunaan Dioda Zener
2.8.1. Contoh Penerapan Dioda Zener
Sesuai dengan sifat-sifat yang dimiliki, dioda zener dapat digunakan sebagai penstabil ataupun pembagi tegangan . Salah satu contoh adalah ditunjukkan gambar 29 .
Tegangan dari filter
+
_ 16V l 14V l 12V
5V l 4V l 3V RS
IZ
ZD
10V RL 10V
IR L
Gambar 29. Penstabil tegangan pada output penyearah
+12V
_
Gambar 29 a.
Dioda Zener yang melindungi pemancar ( transceiver ) di dalam kendaraan mobil , terhadap loncatan-loncatan tegangan.
Adapun cara kerja rangkaian di atas adalah sebagai berikut :
2.8.1.2. RS gunanya untuk membatasi tegangan yang masuk dalam rangkaian dan RL untuk beban atau output yang kita ambil tegangannya .
2.8.1.3. Seandainya tegangan input ( tegangan dari filter ) itu naik , misalkan 16 Volt maka tegangan yang didrop oleh RL juga akan naik misalkan sebesar 12 Volt . Maka dioda zener akan menghantar . Arus akan terbagi dua , yaitu lewat RL dan ZD . Sedangkan dioda zener mempertahankan tegangan sebesar 10 Volt dan karena dioda ini di pasang paralel dengan RL maka dengan sendirinya tegangan output akan tetap sebesar 10 Volt .
2.8.1.4. Selanjutnya apabila tegangan input turun maka tegangan yang di drop oleh RS akan kurang dari 4 Volt dan tegangan yang di drop oleh RL pun akan kurang dari 10 Volt . Hal ini mengakibatkan dioda zener menyumbat dan arus hanya mengalir lewat RL saja . Dengan sendirinya tegangan output akan turun (tegangan input turun menjadi 12 Volt).
2.8.1.5. Kesimpulannya adalah bahwa tegangan output tidak akan melebihi dari 10 Volt tetapi dioda zener tidak menjamin tegangan tetap sebesar 10 Volt bila tegangan input dari filter itu turun .
Contoh lain pemakaian dioda zener adalah seperti gambar 30 . Dengan cara tersebut kita akan mendapatkan beberapa macam tegangan yang diinginkan .
Gambar 30. Pembagi tegangan dengan dioda zener
Rumus untuk menyelesaikan rangkaian Stabilitas tegangan dengan Dioda Zener adalah sebagai berikut :
Gambar 31
Arus pada RS :
IS = U - U R
i Z
S
IZ = IS - IBB
Tegangan-beban : URB = UZ
Arus-beban :
B Z B RB
U = IB
2.8.2. Contoh 1.
+
_
RV
UZ ZD UL RL
UE
URV
IL
IZ
IE
Gambar 32
Lihat gambar samping , apabila kita letakkan beban RL paralel terhadap dioda zener , maka akan didapatkan hubungan :
UL = UZ
IE = IZ + I1
UE = UV + UZ
2.8.2.1. Apabila : RL= berubah-ubah IL Konstan
UE = Konstan IE = Konstan
( pada UZ Konstan )
2.8.2.2. Apabila : RL= Konstan IL = Konstan ( pada UZ Konstan )
Sesuai dengan hukum Kirchoff 1 maka :
IE = IZ + IL
( IZ ini timbul disebabkan pengaruh tegangan input pada dioda zener serta impedansi yang terdapat dalam dioda zener ) .
2.8.3. Contoh 2
Dalam praktik, kedua jenis beban ( beban luar dan beban pada dioda zener sendiri ) akan saling mempengaruhi.
Arus zener maksimum akan terjadi , bila arus beban IL dalam keadaan paling
kecil (minimum )
dan tegangan input UE pada waktu yang sama dalam keadaan paling besar ,
dan itu juga berarti IE dalam keadaan maksimum .
IZ max = IEmax - IL min
Sebaliknya arus zener akan minimal bila tegangan input UE dalam keadaan (dan
jugaIE) minimum dan arus beban dalam keadaan paling besar pada waktu
yang sama . Arus zener yang minimum inilah yang di harapkan .
IZmin = IEmin - ILmax
Perhitungan rangkaian dasar :
Seperti telah dibicarakan di atas, yaitu masalah tegangan pada beban, arus maksimum, arus beban minimum serta tegangan inputnya, maka untuk perhitungan pada rangkaian stabilisasi, langkah-langkah untuk memilih dioda zener adalah sebagai berikut :
UZ = UL
2.8.4. Contoh 3
PV = 1,45 . UZ . I L max UE max - UE min
UE min - UZ max -
I L min I L max
PV = Disipasi daya atau hilang daya pada dioda zener
1,45 = Faktor toleransi yang diberikan akibat adanya minority carrier ( pembawa minoritas ) yang terdapat dalam zener
ma - U
UE min - U - I L min I L max
Z min
Z max
UE
adalah faktor
yang memperhitungkan temperatur medium
Jika tidak ada spesifikasi ( tabel data ) maka diambil harga :
I Z min = 0,1 . IZ max
( IZ max diambil dari luar tabel tanpa tambahan pendinginan permukaan )
Tahanan depan RV :
RV = UVIE = UE - UZ IZ + IL
Rumus diatas digunakan menghitung tahanan depan RV . Namun yang perlu
diingat, adalah RV ini berbeda pada daerah yang diijinkan, yaitu di antara
dua nilai ekstrem.
2.8.5. Contoh 4.
RV = UE max - UZ min Untuk arus dioda maksimum
RV = UE min - UZ max Untuk arus dioda minimum
IL max + IZ min
Dua rumusan dasar RV min dan RV max telah diketahui, selanjutnya dalam kondisi tertentu :
RV min > RV max
Harga ini dapat dipenuhi bila
IZ max besar atau bila
Dipilih tegangan input lebih besar
Harga RV min dan RV max ini cukup besar dan sudah tentu didapatkan harga RV yang tertentu pula . Kedua nilai ekstrem ini juga memperhitungkan toleransi nilai tahanan yang berkisar di antara 5% atau 2%.
Dalam normalitas harga RV dipilih E24 atau E48 Dengan harga tahanan depan yang tinggi, maka hilang daya pada tahanan depan dan dioda zener akan menjadi kecil.
Maka sisi kerja yang lain akan memperbaiki fungsi stabilisasi.
Besarnya daya maksimum pada tahanan depan ditentukan oleh tegangan yang ada.
2.8.6. Contoh 5
Contoh Perhitungan :
Diketahui :
UL = 5,0 Volt
IL = 40 ... 100 mA
UE = 20 V 10%
TU = 40 ...500 C
1. Cara memilih tipe dioda zener :
UZ = UL = 5,0 V ( UZ max = 5,4 V, UZ min = 4,8 V sesuai tabel data ) .
PV = 1,45 . UZ . IL max UE max - UZ min
UE min UZ max - I L min I L max
PV = 1,45 . 5 V . 0,1 A 18 V - 5,4 V22 V - 4,8 V - 40 mA 100 mA
PV = 0,725 W ( 1,366 - 0,400 )
PV = 0,725 W . 0,966 = 0,7 W
Dipilih tipe dioda ZD 5,1 IZmax = 170 mA
IZmin = 0,1 . IZmax
= 17 mA.
Cara memilih tahanan depan :
RV min = UE max - UZ minI L min + IZ max = 22 V - 4,8 V
0,04 A + 0,17 A = 82
RV max = UE min - UZ max
I L max + IZ =
18 V - 4,8 V
Dipilih tahanan dengan
RV = 100 /5 W
PRV = UE max - UZ min
2
RV =
22 V - 4,8 V 2
100 = 2,96 W
3. Lampiran
peak reverse power
dissipation 30 W max Junction temperature 200 0C max
Thermal resistance from
junction to tie-point 0,30 K / mW
Diodes Zener 0,4 W
PHILIPS
Type BZK 79
Tolerance 5%
Donnees tecniques
Boîtier DO-35 Puissance 500 mW max Non-repetitive
peak reverse power
dissipation 30 W max Junction temperature 200 0C max
Thermal resistance from
junction to tie-point 0,30 K / mW
Diodes
Diodes Zener 1 W
MOTOROLA
Type 1 N 47...A
Pour applications indrustrielles
Donnees tecniques
Uzt = tegangan Break down Zener
Izt = Arus Zener
Rzt =Tahanan Zener
Irmax = Arus Reverse Maximum
Vr = Tegangan Reverse
Dioden Diodes
peak reverse power
dissipation max. 60 w tp = 100 S; tJ = 25 0C
Junction temperature 200 0C max
Thermal resistance from junction to
tie-point = 110 K/W
Diodes Zener 1,3 W
PHILIPS
Type BZK 85
Tolerance 5%
Donnees tecniques
Boîtier DO-41 Puissance 1,3 W max Non-repetitive
peak reverse power
dissipation max. 60 w tp = 100 S; tJ = 25 0C
Junction temperature 200 0C max
Thermal resistance from junction to
tie-point = 110 K/W
min nom max
Test current
Diodes
Diodes Zener 5 W
Type BZK 40
Tolérance 5%
Bonne stabilité à long terme
Donnees tecniques
Uzt = Tegangan Break down Zener
Izt (ma) = Arus Zener Maksimum
Zzdyn = Daerah Dinamis Zener pada Frekuensi 1 Khz Izmax = Arus Zener Maximum
Dioden Diodes
Schutzdioden
SGS.THOMSON
Typ 1,5 KE...
Überspannugsschutz für Halbleiter Maximale Belastung 1,5 kW / 1 ms
Diodes de protection
SGS.THOMSON
Typ 1,5 KE...
Protection contre les surtensions pour les semi-conducteurs
Charge maximale 1,5 kW / 1 ms Tension de veille V
Durchspannung Tension d’ avalanche V ( 1 mA )
KARAKTERISTIK BEBERAPA DIODA ZENER
Uz =Tegangan Zener
ID(ma) = Arus Dioda Zener
4. Lembar Evaluasi
1. Bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan komponen dioda zener adalah ...
2. Elektron valensi adalah elektron yang terletak pada ...…... 3. Daerah pertemuan (junction) antara kedua lapisan P-N disebut ... 4. Daerah dekat junction dikosongkan dari muatan yang dapat bergerak, daerah ini kita sebut lapisan ……...…………... 5. Untuk pendekatan kedua, kita perlu memasukkan pembawa …... 6. Pembawa minoritas bergeser melewati junction akan ... 7. Pada suhu 25o potensial barier kira-kira sama dengan ... untuk germanium dan ... untuk silikon.
8. Di ketahui dioda zener bertegangan 15 V dan arusnya 20 mA, tentukan dissipasi dayanya ?
9. Di ketahui jika dioda zener mempunyai rating daya 5 watt dan tegangan zener 20 V berapakah IZM ?
10. Dalam daerah breakdown dioda zener , perubahan 15 mV menghasilkan perubahan 2 mA. berapakah impedansi zener ?
11. Di ketahui tegangan breakdown (UZ) = 18 V dan impedansi zener (ZZT)
= 12 jika arus yang mengalir pada zener 10 mA .
5. Lembar Jawaban
1. Bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan komponen dioda zener adalah Silikon (Si)..
2. Elektron valensi adalah elektron yang terletak pada ..orbit paling luar.
3. Daerah pertemuan (junction) antara kedua lapisan P-N disebut daerah
deplesi..
4. Daerah dekat junction dikosongkan dari muatan yang dapat bergerak,
daerah ini kita sebut lapisan ..pengosongan..
5. Untuk pendekatan kedua, kita perlu memasukkan pembawa minoritas..
6. Pembawa minoritas bergeser melewati junction akan ..mengurangi medan yang menerimanya..
7. Pada suhu 25o potensial barier kira-kira sama dengan ..0,3 V.. untuk germanium dan ..0,7 V.. untuk silikon.
8. Pz = Uz . Iz
= 15V . 0,02A
= 0,3 Watt
9
10.
11.
W 0,25
V 20
W 5 P = I
UZ Z ZM
ZZ = U i 15 mV
2 mA 7,5
UZ = U + I . Z
= 18 + (0,01 . 12 ) = 18 + 0,12
= 18,12 V
Z Z Z
Kegiatan Belajar 3
TRANSISTOR BIPOLAR
1. Tujuan Khusus Pembelajaran
Setelah membaca modul ini diharapkan pemakai dapat:
Memahami dasar pembentukan transistor bipolar
Memahami sifat dasar transistor bipolar
Memahami harga batas transistor bipolar
Memahami sifat listrik transistor bipolar
Memahami penggunaan transistor bipolar
Memahami hubungan dasar transistor bipolar
2. Uraian Materi
2.1. Pembentukan transistro bipolar
Layer Epitaksial
P n 1
2
S i 0
P P +
n n +
S i 0
3
4
E B
C
E B
C E B
C E B
C
Gambar 33. Contoh Langkah proses pembuatan Transistor - epitaksial - planar
Pada kristal N - Si dengan tahanan ohm rendah ( dengan doping tinggi ) ; selanjutnya di gunakan pada lapisan tipis layer N - epitaksial dengan tahanan ohm tinggi . Dengan demikian layer pengaman di tengah oksidasi ( Si 0 )
Di buatkan sebuah jendela ( jendela basis ) dalam layer Si 0 , dikotori dengan B
( Valensi 3 tipe P ( pada layer penghantar basis) , kemudian di tumbuhi /
ditutupi layernya dengan Si 0 .
Jendela emiter ditentukan dahulu dalam layer Si 0 lalu didopping ( dikotori ) dengan phosphor tipe N - menjadi layer penghantar emiter , lalu ditimbuni
lagi dengan layer Si 0 .
Penempatan akhir :
Perencanaan kotak
Pemasukan , mengupas dengan plastik buatan . ( Pembuatan miniatur )
Sifat - sifat
Transistor - epitaksial : Penguatan tinggi
kapasitas kecil
frekuensi cut-off tinggi
Tegangan beban ( UCE ) rendah
batasan modulasi ( Pencampuran yang saling mempengaruhi ) besar
arus beban kecil pada waktu hubung pendek
2.2. Sifat Dasar Transistor :
2.2.1. Pengaruh Temperatur
Suatu semi konduktor pada kondisi temperatur yang besar menghantar
sendiri
Ketentuan dasar :
bertambah, arus menjadi lebih besar
Temperatur
berkurang, arus menjadi lebih kecil
0,5 1
0,4 0,8
IB (mA)
UBE(V) IB UBE
50 100
10 20
IC (mA)
UCE(V) ICEO
+ X
Gb.34 Karakteristik Masukan Gb.35 Karakteristik Keluaran
( Input Characteristic ) ( Output Characteristic )
Temperatur itu mempunyai pengaruh pada arus kolektor IC ( berturut-turut IE ),
langsung berpengaruh pula pada
Arus bocor kolektor ICEO,( Arus Kolektor-Emitor pada keadaan Basis terbuka )
Penguatan arus searah ( berturut-turut A )
+ AV lebih besar
Hal diatas adalah ICE pada
- AV lebih kecil
Akibatnya penghalauaan / pengendalioan temperatur harus di usahakan .
2.2.2. Pengaruh Temeperatur terhadap UBE
Atas dasr pengalaman harganya di tentukan ( berlaku ) :UBE/0C 2 m V/0C
Setiap temperatur10C tegangan Basis-Emitor sekitar 2 m V
Contoh : Berapa besar perubahan tegangan keluaran ( tegangan Output )UCE, jika
V = 100C, V = 50, merupakan penguatan tegangan
UCE = V . UBE . V = 50.2.10 ( m V )
Penyelasaian :
UCE = 1,000 m V = 1 V
2.2.3. Sifat Frekuensi
Bersifat dinamis ( berubah-ubah )
Sifat pada frekuensi tinggi
Penguatan arus berkurang Amplitudo keluaran berkurang
Tahanan keluaran ( tahanan output ) atau impedansi berkurang Mempengaruhi jalannya waktu ( periode ) pengisian muatan. Pergeseran phasa pada masukan dan keluaran
Mengakibatkan perubahan pembuangan muatan kapasitas C
Pengertian : Suatu frekuensi, yang besarnya tertentu mempunyai harga penurunan pada frekuensi yang lebih rendah disebut : Frekuensi batas FG
Frekuensi batas : frekuensi dengan : 2
2 0707 mempunyai penurunan
sebesar 3 dB ( turun 3 deci - Bell )
Gambaran secara grafik : Jalannya amplitudo :
Sinyal masukan Sinyal keluaran
Ui Uo
F(Hz) FT Frekuensi batas
t t
SE SA
SA Mengambil /
menentukan penguatan
10 2 10 4 10 6
Gambar 36.
SE = Konstan
Frekuensi batas bisa di pertinggi oleh bangunan konstruksi yaitu Lapisan basis yang tipis , lapisan kolektor yang kecil
2.3. Harga Batas Transistor
2.3.1. Pengantar :
Harga karakteristik kerja :
Merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh transistor, misalnya penguat arus (yang di tentukan oleh IC) frekuensi batas dsb .
Harga batas kerja :
Harga batasan-batasan maksimum ( Seperti : IC max, UCE max, PVmax )
Yang apabila berlangsung melampaui waktu yang di tentukan , akan terjadi kerusakan / kehancuran elemen.
2.3.2. Temperatur maksimum dari lapisan penghalang dan rugi daya
Temperatur lapisan kolektor hendaknya tidak dilampaui.
VJ max 2000 C
Lapisan penghalang menjadi panas terutama karena adanya pemanasan sendiri , maksudnya karena adanya rugi daya PV
PV = UCE . IC PV atau PO (disipasi ).
Saling bergantung PV VJ VJ : V adalah sebanding PV ! VJ max tidak di lampaui
untuk membuat keadaan aman , caranya dengan mengeliminasi panas
Pendingin antara, alat pendingin reduksi rugi daya .
Disini masih dapat terjadi rugi hantaran maksimum yang diijinkan dari keterkaitan
dan ketergantungan dengan panas . Karena Pernyataan / Penentuan rugi
daya maksimal yang dijinkan , PV max, juga tergantung pada temperatur luar .
Dua kasus rugi daya ( masing-masing terlihat dari lembar data )
–PV max yang berkaiatan dengan temperatur sekitar .
pada transistor-transistor kecil
–PV max yang berkaitan dengan pemanasan
2.3.3. Penentuan rugi daya yang diijinkan :
Rugi daya yang berkaitan dengan temperatur sekitar :
Temperatur sekitar VU’ atau , Tamb tamb
( ambient = daerah sekitar )
Petunjuk rugi daya maksimum untuk V = 250 C
( Temperatur pemakaian )
100
Gambar 37. Analisa grafis : PV dan ketergantungannya dengan VU
Rugi daya yang diijinkan dikurangi dengan pertambahan temperatur adalah linier.
Yaitu : =
Dengan demikian : j thju U thju
Contoh : Diketahui temperatur sekitar VU = 250 C , temperatur lapisan penghalang maksimal
Vj max = 2000 C, tahanan termis Rthju = 0,440C/mW
Berapa besar rugi daya yang diijinkan :
Jawab : (mW) 400mW
Data lain yang menentukan besar tahanan termis Rthju daya hantar termis
thju
Contoh : Hitunglah rugi daya yang diijinkan pada suatu temperatur daerah
sekitar
VU = 600C dari transistor type 2 N2904
Jawab : Daya hantar = 3,34 mW/0C
Pemakaian rugi daya pada temperatur kotak / bodi :
Temperatur bodi VG atauTC’ tC ( Case = kotak )
Data rugi daya maksimum pada : VG = 250C, 450C (PV pada VC = 250C adalah
data yang semu) Alat pendingin harus pada panas VU = 250C ( kalau dapat
Rthjg
Rthgk Vj maks
Rthku
Gambar 38. transistor daya pada pendingin
Tahanan termis bersama :
thku thgk
thjg
th =R +R =R
R
Rthjg = Data dalam lembar data transistor
Rthgk = Tahanan antara / Penyekat kotak alat pendingin
0,1 - 0,3 0C/W ; Pada isolasi listrik ( Plat mika ) sebesar > 10C/W
Rthku = Tahanan profil pendingin profil - daerah sekitar ; data
dari perusahaan .
v G
Pv (Watt)
0 120 100 80 60 40 20
25 50 100 150 200
P ( V ) untuk transistor 2N 3055 P maxv
VG ( C )o
Gambar rangkaian pengganti “ Listrik “ untuk aliran panas .
Rthjg
Rthgk
Rthku
jg
V
aliran panas P V
sumber panas
V gk
V ku
Gambar 40.
Tahanan dalam
Penurunan temperatur
( tegangan termis )
V = Vjg + Vgk + Vku
Penghitungan pemakaian panas sebagaimana penghitungan pada sebuah rangkaian seri pemakaian Listrik.
Persesuaian Formal :
Arus I
Aliran panas
PV
Tegangan U
Penurunan Panas
V
Tahanan R
Tahanan termis
Rth
Berlaku hubungan
th U j th
V R
V -V = R
V Δ = P
Rth = Tahanan termis total .
Perhitungan :
Contoh :
1. Seorang akan menentukan rugi daya PV yang diijinkan .
Diketahui : Rthjg = 7,5 0C/W ; Rthgk 0,2 0C/W
Rthku = 6,8 0C/W
Penyelesaian :
Pilihlah alat pendingin untuk transisto 2 N 3055 yang rugi dayanya PV = 30 W . Temperatur sekitar VU = 450C ( RthGK diabaikan ) .
tahananalatpendingin
W
( Dapat memilih dari tabel profil yang di berikan )
Temperatur bodi/kotak :
2.3.4. Harga-harga yang lain
Tegangan kolektor
-emiter maksimal
Tegangan kolektor -emiter
maksimum yang diijinkan dengan basis terbuka .
( Tegangan tembus ! )
Simbol yang lain :
BVCEO (V ( BR ) CEO)
Breakdown Voltage Collektor Emiter
( tegangan dadal kolektor - Emiter )
Tegangan basis- emiter
maksimal
Tegangan basis - emiter maksimum yang diijinkan dengan kolektor terbuka
( Misalnya : penggunaan sebagai saklar )
Simbol yang lain : B V BEO
Arus kolektor maksimal
IC max
Besarnya arus kolektor maksimum yang diijinkan ( dapat dilihat pada buku data transistor )
2.3.5. Harga batas kerja dalam daerah grafik karakteristik
PV max = 30 W
( VG = 450C )
[ A ] IC
arus kolektor maksimum
hiperbola rugi daya, Pv maks
daerah kerja
1 2 3 4 5
5 10 20 30 40 50 UCE [ V ]
tegangan kolektor /emitor maksimum
Gambar 41. kurva disipasi daya
PV = UCE . Ic 30 W = Konstan !
UCE ( v ) 5 7,5 10 15 20 30 40 50
IC ( A ) 6 4 3 2 1,5 1 0,75 0,6
Harga batas kerja adalah : harga yang statis/tetap .
H a r g a r a t a - r a t a H a r g a / n i la i - l a m a k e r j a
D i d a p a t k a n d a r i b a n y a k m a c a m c o n t o h ( s a m p l e )
Dalam waktu yang singkat diperbolehkan memberlakukan sebuah harga maksimum .
misal : IC max, PV max
Tetapi awas ! hati-hati !
2.4. Sifat Listrik Transistor Bipolar
Sifat listrik yang di maksud adalah kurva karakteristik transistor berupa suatu grafik yang memperlihatkan kaitan satu sama lain dari parameter - parameter tertentu .
Dari kurva karakteristik , kita dapat mengetahui sifat-sifat transistor
2.4.1. Kurva Karakteristik Input IB = f ( UBE )
P RB
A
V IB
UBE UCE
RC
+ UCC
0V
Gambar 42
Pada gambar 1-a , besarnya IB dapat di kontrol dengan UBE . Untuk mengubah-ubah UBE di gunakan potensio meter P . Resistor RB berfungsi sebagai pembatas arus IB .
50
40
30
20
10
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 BE ( V ) B ( A )
6V
8V CE = 2V
U
U I
Gambar 43
Diatas tegangan 0,7 V kenaikan UBE yang kecil , menyebabkan kenaikan yang relatif besar pada IB . Tetapi dibawah 0,6 V , kenaikan yang sama dari UBE menyebabkan kenaikan sangat kecil pada IB . Pada beberapa harga UCE tertentu, kurva mengalami sedikit penggeseran .
2.4.2. KURVA KARAKTERISTIK OUTPUT IC = f ( UCE )
P1 RB
A IB
+ UCC
0V A
V
IC RC
P2
Gambar 44
Lihat gambar 44 . Pada harga IB tertentu IC ditentukan oleh UCE . Besarnya UCE dapat diubah-ubah dengan potensiometer P2
1 2 3 4 5 6
0 C ( mA )
I
3 6 9 15 18
IB = 6 0 A
50 A
40 A
20 A
10 A
0 A
UCE ( V ) 30 A
Gambar 45
Pada UCE 0,1 V - 0,3 V arus IC mencapai harga optimum . Dalam hal ini katakan transistor bekerja pada kondisi saturasi .
Pada IB = 0 , IC = ICEO = 0 dan UCE = UCE . Dalam hal ini transistor bekerja pada kondisi cut off ( tidak menghantar ) .
2.4.3. KURVA BESARAN MASUKAN DAN KELUARAN
Kaitan antara arus basis IB dan arus kolektor IC pada UCE = konstan di sebut Forward Transfer Characteristic . IB dapat di kontrol dengan UBE demikian pula IC . Dengan mengatur P1, UBE , IB dan IC dapat diubah-ubah . ( lihat gambar 3-a )
Sedangkan gambar 3-b memperlihatkan hubungan IB dan IC . Setiap perubahan pada IB menyebabkan perubahan pada IC makin besar IB , makin besar pula IC .
Perbandingan IIC
B di sebut faktor penguatan arus rangkaian common Emitor ,
di simbolkan dengan h FE .
Jadi : IIC
B
Gambar 46
1 2 3 4 5 6 7
0 10 20 30 40 50 60 70
C ( mA )
I
IB ( A )
Gambar 47
Stabilisasi Titik Kerja :
Hasil penguatan sinyal besar
( Pengendalian sinyal besar )
Penguat transistor dalam rangkaian emitor bersama :
masukan : Arus bolak-balik
keluaran : Tegangan bolak-balik
UQ
E
0
Rv UR
IBV
R
ic ijE
ijA
UCE
UA
t
t
gb.48
Terjadilah untuk tegangan sinyal UR = - UCE
Pertengahan Rv terdapat arus tetap titik kerja
karakteristik dasar untuk pengendalian luar
Titik kerja
Garis kerja
[ V ] [ A ]
250 A
200 A 150 A
100 A
50 A
5 10 20
50 150
250
U IB
t Ic Uce =15V
Uce =1,5V
15
UA I vBV
Gambar 49. Posisi Titik Kerja - Operasi Penguat
Dua hal perbedaan :
Titik kerja ( A ) di dalam ( di tengah ) daerah kendali luar
Penguat bekerja pada klas A
Titik kerja ( A ) di bawah batas daerah kendali luar
Penguat bekerja pada klas B
F u n g s i
Sinyal secara keseluruhan akan dilewatkan, untuk sinyal kecil, sebagaimana penguatan sinyal besar
Hanya setengah sinyal saja yang
dilewatkan penyearah setengah
gelombang, untuk penguatan sinyal besar rangkaian bersama dua penguat klas B .
- melewatkan sinyal penuh
- push pull dengan prinsip penguat klas B
Kombinasi penguat klas A dan B
Push pull penguat A - B
Sifat fisis klas penguat
Penguat klas A
– hanya satu tegangan catu
– kerugian daya besar, pada sinyal sudah nol
– efisiensi lebih kecil
Penguat push pull klas B
– kebanyakan dengan dua tegangan catu ( )
– kerugian daya kecil
– efisiensi besar
– memakai banyak rangkaian
Penempatan dan penstabilan titik kerja
Penstabilan Pengurangan kuat perambatan panas
Zh
Kopling lawan arus searah
Kopling lawan tegangan searah
Tahanan NTC penghantar panas
Metoda setengah tegangan catu
tahanan dengan Stabilisator
2.5. Hubungan Dasar Transistor
2.5.1. Pengantar
Dari ketiga hubungan transistor , terdapat satu pola hubungan
dimana rangkaian input setara atau sama dengan rangkaian out put
Rangkaian input penguatan besar
Rangkaian output hasil penguatan besar
R a n g k a i a n I n p u t R a n g k a ia n O u t p u t
Gambar 50
2.5.2. Hubungan Basis
Hubungan Pemakaian bersama : basis
_
+
+ _
Gambar 51. Hubungan basis
Besaran input : IE , UEB Besaran out put : IC , UCB
Perbandingan pembawa = I C
I E
simbol yang lain :
arus ( mengenai titik kerja ) hfb , h2Ib , fb
Perbandingan pembawa arus simbol yang lain :
searah ( besarnya relatif konstan ) A =
I C
Dengan hubungan basis , besarnya tegangan diperluas , tetapi tanpa penguatan arus
UCB = V UEB
2.5.3. Hubungan Emiter
Hubungan pemakaian bersama : Emiter
Pemakaian yang utama dalam beberapa rangkaian yang berbeda , Pemakaian
secara universal.
+ _
+ _ R
IB
UBE IE UCE
Gambar 52. Hubungan emitor
Besaran input : IB , UBE Besaran out put : IC , UCE
Penguatan arus : dari basis (input) ke kolektor (output)
Perbandingan pembawa arus : I C I B ( Penguatan arus )
adalah : IE = IB + IC ; IB = IE-IC IB = IE - IC
ataupun : IE = I C
Juga :
Arus Penguatan
-1 = I Δ
I Δ
-I Δ = I Δ
B C
C B
penguatan arus =
I C
I B Simbol yang lain : hFE , H 21e , FE
Penguatan arus searah
Dengan hubungan emiter dimaksudkan untuk memperkuat tegangan dan arus !
UCE = V UBE
Dioda dalam keadaan arah maju IB = Parameter
Dioda dalam keadaan arah balik ( reverse )
Tahanan input :
I B
Terjadi saling tergantung antara besarnya input dengan out put
Grafik pengaturan arus Grafik pengaturan tegangan :
( grafik pembawa arus ) ( grafik pembawa hybrid )
(mA) IC 100
75 50
25 A B
C D
IC IB
IB (mA) 0,25 0,5 0,75 1
Gambar 54. kurva Ib = f (Ic)
(mA) IC 100
75 50
25 A
B C
D
UBE (V) 0,2 0,4 0,6 0,8
Gambar 55. kurva Ib = f (Ube)
2.5.4. Hubungan Kolektor ( cc ) atau emiter penghasil
Hubungan pemakain bersama : kolektor
berlawanan fungsinya ( sifat - sifatnya ) dengan hubungan basis .
_
+
I B
- U B C I C
- U E C I E - ( U - U B C )
- U _
+
Gambar 56. dasar hubungan kolektor Perubahan
Besaran input : IB , UBE Besaran ouput : IE , UEC
Pembawa arus : dari basis ( input ) ke emiter ( out put )
Rangkaian input 2 pengaturan dari 1 memberikan dan mempunyai fungsi
hubungan yang sama ( hal ini ) berkaintan dengan kesamaan polaritas dari
rangkaian input dan out put sebagaimana pada hubungan basis dan emiter .
+
_
I B
U B
I C
I E
R U E
+
_
Gambar 57. hubungan kolektror
Perubahan pada UE - sama dan diikuti perubahan pada UA
Pendekatan harga : Emiter mengikuti basis Emiter penghasil
harganya kembali : IE = IB + IC
dan juga : IE = IB + I C
Perbandingan arus pembawa : I E
I B
( Penguatan arus )
Maka : I E
I B =
I B + I C = 1 + I E I B I B
dengan demikian penguatan arus :
2.5.5. Pendisain bersama ( harga yang benar )
Hubungan Emiter
Hubungan Basis
Emiter Penghasil
Penguatan Arus
Tinggi ( 100 ) Rendah ( 1 ) Tinggi ( 100 )
Penguatan Tegangan
Tinggi ( 250 ) Tinggi ( 200 ) Rendah ( 0,95 )
Tahanan Input
Cukup ( 600 ) Rendah ( 50 ) Tinggi ( 50 K )
Tahanan Out put
Tinggi ( 50 K ) Tinggi ( 1 M ) Rendah ( 100 )
2.6. Contoh Penggunaan Transistor
2.6.1. Keadaan saklar
Gambar 58
Memblok ( sakalar terbuka ) IB = 0 , UBE 0
UCE < UCEmax ( tegangan dadal )
Menghantar ( sakalar tertutup )
2.6.2. Proses On dan Off
t ( S )
t ( S )
t ( S ) US
IC
90%
10%
UCE
90%
10%
tr ts tf
IC
UCES
tr = waktu tanjak / waktu naik ts = waktu simpan tf = waktu jatuh
Gambar 59
Waktu tanjak tr ( rise time ): adalah waktu di mana IC menanjak dari 10% sampai 90% .
Waktu simpan ts ( storage time ) : adalah waktu di mana IC mencapai 90% setalah US = 0
Waktu jatuh tf ( fall time ) : adalah waktu dimana IC menurun dari 90%
2.6.3. Kerugian Daya Pada Saat Saklar On dan Off
on off IC
UCE RL
BEBAN OHM
BEBAN INDUKTIF
BEBAN KAPASITIF
IC
on off
UCE Tanpa dioda
Dengan dioda
UCE IC
on
off
Pv
t
Pv
t Pv
t Saklar On
Saklar On Kumparan
3. Lampiran
SK 01
3 6 9 3
1 1 5
3
2
3 7 , 5 5 0 7 5 1 0 0 1 2 5 1 5 0
o
C / W S K 0 1
m m
Lieferbare Standardlägen
Available lengths 37,5 50 75 100 1000 mm
Longueurs livrable
Lieferbare Oberflächen matt gebeizt (AL)
Available surfaces matt etched (AL)
Surfaces livrable matt decape (AL)
Lieferbare Lochungen
Available pin layots TO 3 TO 3 8p TO 36
-perforation livrable
oder schwazeloxlert (SA) or black anadised (SA) ou eloxe noir (SA)
SK 02
9 2 3 6
1 1 5
2
1
3 7 , 5 5 0 7 5 1 0 0 1 2 5 1 5 0
o
C / W S K 0 2
m m
Lieferbare Standardlägen
Available lengths 37,5 50 75 100 1000 mm
Longueurs livrable
Lieferbare Oberflächen matt gebeizt (AL)
Available surfaces matt etched (AL)
Surfaces livrable matt decape (AL)
Lieferbare Lochungen
Available pin layots TO 3 - TO 3 8p - TO 36 -
perforations livrable
oder schwazeloxlert (SA) or black anadised (SA) ou eloxe noir (SA)
SK 03
1 0 0 3 6
1 2 0
3
2
3 7 , 5 5 0 7 5 1 0 0 1 2 5 1 5 0
o
C / W S K 0 3
m m
Lieferbare Standardlägen
Available lengths 37,5 50 75 100 1000 mm
Longueurs livrable
Lieferbare Oberflächen matt gebeizt (AL)
Available surfaces matt etched (AL)
Surfaces livrable matt decape (AL)
Lieferbare Lochungen
Available pin layouts TO 3 TO 3 8p TO 36
-perforation livrable
oder schwazeloxlert (SA) or black anadised (SA) ou eloxe noir (SA)
4 1 , 3 4 1 , 3 4 1 , 3 4 1 , 3
Durch u.g Speziallochung ist der wahlweise Einsatz von Halbletern in den Gehäusen TO 3, TO 66, SOT 9 und SOT 32 vorgesehen.
Die Fingerkuhlköper der Serie FK 205 - FK 208 sind in den äueren
Abmessungen dem Halbleiter
Gehäuse TO 3 angepat. Es wird
4. Lembar Evaluasi
1. Tuliskan prinsip pembuatan transistor di fusi !
2. Tuliskan prinsip pembuatan transistor epitaksial !
3. Tuliskan sifat - sifat transistor epitaksial !
4. Bagaimana cara mengatasi kenaikan arus kolektor IC akibat terpengaruh kenaikan suhu ?
5. Apa yang dimaksud dengan frekuensi batas FG ?
6. Mengapa posisi titik kerja - Operasi penguat dikatakan sangat penting ?
7. Apa perbedaan antara penguat bekerja pada kelas A dan penguat bekerja pada kelas B ?
8. Gambarkan rangkaian dasar penstabilan titik kerja yang diakibatkan
perambatan panas dengan menggunakan tahanan NTC penghantar panas !
9. Gambarkan hubungan dasar transistor basis bersama !
10. Gambarkan hubungan dasar transistor emitor bersama !
11. Gambarkan hubungan dasar transistor kolektor bersama !
12. Jelaskan secara singkat gambar dibawah ini !
5 0 4 0 3 0 2 0 1 0
0 0 , 1 0 , 2 0 , 3 0 , 4 0 , 5 0 , 6 0 , 7 0 , 8 B E ( V ) B ( A )
6 V 8 V C E = 2 V
U
13. Kapan sebuah transistor bekerja pada kondisi
a . Saturasi
b . Cut off
14. Interpretasikan gambar dibawah ini !
1 2 3 4 5 6 7
0 10 20 30 40 50 60 70
C ( mA )
I
IB ( A )
15. Bagaimana keadaan arus dan tegangan saat transistor berfungsi sebagai saklar terbuka dan tertutup ?