Studi Karakteristik dan Model Pemilihan …
STUDI KARAKTERISTIK DAN MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN MAHASISWA MENUJU KAMPUS (SEPEDA MOTOR ATAU ANGKUTAN UMUM) DI
KOTA MALANG
Ludfi Djakfar, Amelia Kusuma Indriastuti, Akhmad Sya’ban Nasution
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang
Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia modern. Dalam pemenuhan kebutuhan akan pendidikan khususnya pendidikan formal, terjadilah pergerakan untuk mencapai sekolah ataupun kampus yang ada. Pergerakan sendiri membutuhkan moda angkutan sebagai sarana untuk bergerak.
Pemilihan moda angkutan bervariasi berdasarkan tingkat kepuasan yang ditawarkan tiap moda angkutan. Studi ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik pengguna, karakteristik pergerakan, dan karakteristik fasilitas moda angkutan mahasiswa menuju kampus, serta membuat model pemilihan moda angkutan mahasiswa menuju kampus antara sepeda motor dan angkutan umum.
Lokasi penelitian yaitu universitas dan perguruan tinggi di
wilayah Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Universitas dan
perguruan tinggi tersebut adalah :Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Institut Teknologi Nasional, Universitas Islam Malang, Politeknik Negeri Malang, Universitas Gajayana Malang dan Universitas Islam Negeri Malang. Metode yang digunakan adalah metode wawancara dalam bentuk kuisioner yang disebarkan pada mahasiswa. Analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan model binary logistik karena hanya ada dua pilihan alternatif moda dalam studi ini yaitu angkutan umum dan sepeda motor.
Kata Kunci : mahasiswa, sepeda motor, angkutan umum, analisis regresi binary logistik
Studi Alternatif Perencanaan Fasilitas Sisi Udara …
STUDI ALTERNATIF PERENCANAAN FASILITAS SISI UDARA BANDAR UDARA BLIMBINGSARI DI KABUPATEN BANYUWANGI
Achmad Wicaksono, Asril Kurniadi, Ika Rahmawati
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar, meliputi pada sektor agraris, maritim, industri, perdagangan dan pariwisata. Untuk melanyani tingkat kebutuhan transportasi yang menuntut kecepatan mobabilitas masyarakat dimasa yang akan datang, maka untuk memfasilitaskan pergerakan manusia dan barang sebagai konsukuensi dari usaha peningkatan dan pengembangan sumber daya alam dan manusia dipilih transportasi udara. Untuk kebutuhan sarana transportasi udara pemerintah Kabupaten Banyuwangi membangun Bandar Udara Blimbingsari. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Banyuwangi dengan bertambahnya jumlah penduduk Banyuwangi yang cukup pesat tentunya juga akan mempengaruhi pertumbuhan di bidang ekonomi sehingga mempengaruhi pertambahan jumlah penumpang.
Tujuan studi ini adalah mengevaluasi fasilitas sisi udara yang meliputi runway, taxiway, apron dan perkerasan dalam rangka tahap pengembangan tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan jasa penerbangan di tahun yang akan datang.
Dalam studi ini pesawat rencana adalah Boeing 737-500 untuk penerbangan domestik. Umur rencana ditentukan 20 tahun.
Peramalan penumpang dilakukan dengan metode regresi linier.
Dari hasil peramalan didapat :
Penerbangan kedatangan tahun 2028 sejumlah 7 pesawat 1.
rata-rata per hari.
Penerbangan keberangkatan tahun 2028 sejumlah 8 pesawat 2.
rata-rata per hari.
Perhitungan perencanaan fasilitas sisi udara menggunakan metode FAA. Dari hasil analisis didapatkan bahwa :
Panjang runway rencana adalah 3.000 m, lebih panjang 1.
dari runway eksisting (2.250 m). Kebutuhan lebar runway adalah 30 m, sama dengan lebar runway eksisting (30 m).
Taxiway rencana dengan lebar 30 m, lebih panjang dari 2.
taxiway eksisting ( 23 m). Jumlah taxiway rencana
sebanyak 2 buah, lebih banyak dari taxiway eksisting (1
buah).
Apron eksisting seluas 180×80 m, sedangkan hasil 3.
perhitungan didapat 220x100m. Pintu apron (apron-gate) rencana didapat 4 pintu tipe Tahap I (30,6 cm) dan Tahap II (31,7cm), serta area transisi Tahap I (23,6 cm) dan Tahap II (23,9 cm ). Tebal perkerasan eksisting adalah 78 cm (area kritis), 57 cm (area nonkritis), dan 38 cm (area transisi). Hasil A untuk penerbangan.
Tebal perkerasan yang didapat berdasarkan hasil 4.
perhitungan adalah pada area kritis Tahap I (37 cm) dan Tahap II (38,4 cm), area non kritis perhitungan yang didapat lebih kecil dari kondisi eksisting.
Kata kunci: runway, taxiway, apron, perkerasan
Pengaruh Perkuatan Anyaman Bambu …
PENGARUH PERKUATAN ANYAMAN BAMBU
DENGAN VARIASI KEDALAMAN PONDASI DAN JARAK ANTAR LAPIS PERKUATAN TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA TANAH
PASIR POORLY GRADED
Widodo Suyadi, Abdul Kadir Shaleh, Eka Anjang Pradana Dirgantara
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang
Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Salah satu jenis tanah yang tergolong memiliki daya dukung ultimate yang rendah adalah tanah pasir poorly graded. Oleh sebab itu diperlukan suatu perkuatan dengan tujuan meningkatkan daya dukung tanah, pada penelitian ini digunakan anyaman bambu. Variasi kedalaman pondasi dan jarak antar lapis perkuatan digunakan untuk mendapatkan nilai daya dukung tanah yang maksimum. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa dengan adanya variasi kedalaman pondasi dan jarak antar lapis perkuatan akan memberikan angka rasio daya dukung tanah yang bervariasi pula.
Kata kunci : Daya dukung, pondasi menerus, anyaman bambu, pasir
Identifikasi Sisa Material Konstruksi …
IDENTIFIKASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI DALAM UPAYA MEMENUHI BANGUNAN BERKELANJUTAN
Y.P Devia, S.E Unas, R.W Safrianto, W. Nariswari
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang
Jl. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Sisa material konstruksi didefinisikan sebagai sesuatu yang sifatnya berlebih dari yang disyaratkan baik itu berupa hasil pekerjaan maupun material konstruksi yang tersisa/tercecer/rusak sehingga tidak dapat digunakan lagi sesuai fungsinya.
Selain pengaruhnya terhadap biaya, sisa material konstruksi ini juga berdampak terhadap lingkungan. Dalam konsep pembangunan berkelanjutan untuk sustainable building, harus ada integrasi lingkungan, ekonomi dan sosial saat proses perencanaan, pelaksanaan konstruksi dan operasi pemeliharaan suatu lingkungan terbangun dimana salah satunya adalah manajemen dari sumber material dan sampah/sisa material konstruksi (construction waste). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis dan kuantitas sisa material konstruksi dominan yang timbul di proyek konstruksi dan mengkaji dampak sisa material konstruksi dominan tersebut terhadap lingkungan. Sampel penelitian adalah consumable material proyek perumahan dan hotel di kota Malang– Jawa Timur. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pengamatan lapangan, wawancara dan penyebaran kuisioner.
Analisis data menggunakan analisis kuantitatif untuk mengetahui jenis dan kuantitas sisa material konstruksi yang diuji dengan metode regresi untuk mendapatkan sisa material kontruksi dominan. Selanjutnya sisa material konstruksi dominan dikaji secara deskriptif mengenai dampaknya terhadap lingkungan. Hasil yang diperoleh adalah sisa material konstruksi terbesar di proyek perumahan dan hotel di Kota Malang adalah batu bata berkisar 13,4 – 13,5 % untuk proyek perumahan dan hotel. Sisa material konstruksi batu bata murni tidak berdampak terhadap lingkungan dan termasuk material yang bisa dipakai kembali (reuse) dan didaur ulang (recycle).
Kata kunci : bangunan berkelanjutan, sisa material konstruksi
Model Peluang Kecelakaan Sepeda Motor …
MODEL PELUANG KECELAKAAN SEPEDA MOTOR BERDASARKAN KARAKTERISTIK PENGENDARA (Studi Kasus: Surabaya, Malang dan Sragen)
Tyas Permanawati, Harnen Sulistio, Achmad Wicaksono
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang
Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Meningkatnya jumlah pengguna sepeda motor di Indonesia mengiringi meningkatnya kecelakaan yang melibatkan sepeda motor dimana lebih banyak dibanding mobil penumpang dan manusia merupakan faktor paling dominan penyebab terjadinya kecelakaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui model peluang kecelakaan sepeda motor berdasarkan karakteristik pengendara ditinjau terhadap aspek sosio- ekonomi, pergerakan dan perilaku. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi logistik dengan menggunakan data hasil kuesioner yang dilakukan pada 370 responden di Surabaya, 100 responden di Malang dan 101 responden di Sragen. Hasil analisis menunjukkan sebagian besar pengendara sepeda motor di Surabaya, Malang dan Sragen berjenis kelamin laki-laki, pendidikan
terakhir SMU, usia responden tertinggi 21-25 tahun di Surabaya (18,1%), Malang (24%) dan usia 15-20 tahun di Sragen (34%). Pekerjaan sebagai pegawai swasta tertinggi di Surabaya (42,7%) dan Malang (42%), sedangkan di Sragen tertinggi adalah wiraswasta (25,7%). Di Surabaya, Malang dan Sragen sebagian besar melakukan pergerakan untuk tujuan bekerja. Di Surabaya responden paling banyak memperoleh SIM melalui ujian dan praktek, di Malang dan Sragen paling banyak memperoleh SIM tidak melalui ujian. Responden yang pernah mengalami kecelakaan sepeda motor di Surabaya 57,6%, di Malang 69% dan di Sragen 70,3%.
Model peluang yang berpengaruh meningkatkan kecelakaan di Surabaya: P(xi) = 1/[
], dengan X3,2 = kadang-kadang berkendara dengan kecepatan > 40 km/jam, X4,1 = sering menyalip dua kendaraan sekaligus, X4,2 = kadang-kadang menyalip dua kendaraan sekaligus. Model yang dihasilkan di Malang: P(xi) = 1/[ ], dengan X3,2
= pekerjaan sebagai pegawai swasta. Model yang dihasilkan di Sragen: P(xi) = 1/[
], dengan X2 = pengetahuan berkendara. Rekomendasi program aksi yang diusulkan untuk Surabaya meliputi: perbaikan perilaku melalui pendidikan, penegakan hukum dan keterlibatan pemangku keputusan; untuk Malang meliputi: perbaikan sistem pemberian SIM, penegakan hukum dan keterlibatan pemangku keputusan; untuk Sragen meliputi: meningkatkan pengetahuan berkendara, penegakan hukum dan keterlibatan pemangku keputusan.
Kata kunci: karakteristik pengendara, peluang kecelakaan, sepeda motor
Kinerja Campuran Split Mastic Asphalt …
KINERJA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT DENGAN BEBERAPA MATERIAL
DARI KALIMANTAN
Aloysius Gregorius Lake
1),Ludfi Djakfar
2), Yulvi Zaika
3)1)
Politeknik Negeri Kupang NTT
2,3)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang
Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
ABSTRAK
Kondisi jalan di Kalimantan, kini sangat memprihatinkan akibat banyaknya titik jalan yang rusak parah, bahkan sudah tahap mengkhawatirkan bagi keselamatan lalu- lintas dan kelancaran transportasi yang menjadi urat nadi perekonomian rakyat.
Kerusakan yang terjadi telah beberapa kali diperbaiki dengan menggunakan campuran beton aspal, namun hasilnya tetap kurang memuaskan. Pulau Kalimantan memiliki potensi material yang cukup besar, namun saat ini masih terus menerus membeli material dari Sulawesi dalam pelaksanaan pekerjaan jalan. Oleh karena itu pada penelitian ini dicoba menggunakan campuran Split Mastic Asphalt dan memanfaatkan material local untuk pekerjaan jalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan penggunaan material dari daerah kabupaten Bulungan, Kutai, dan Banjar untuk bahan campuran aspal, khususnya campuran split mastic asphalt.
Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan alat Marshall dan UMATTA.
Berdasarkan hasil analisis karakteristik agregat dari kabupaten Bulungan, Kutai, dan Banjar, hasilnya adalah cukup baik untuk digunakan sebagai bahan campuran aspal. Agregat yang paling baik untuk digunakan sebagai bahan campuran aspal, adalah agregat dari kabupaten Banjar, karena memiliki nilai keausan agregat 23,48%, yang berarti agregat ini lebih tahan terhadap beban di bandingkan dengan agregat dari kabupaten Bulungan dan Kutai Timur. Campuran aspal dengan menggunakan material dari kabupaten Banjar adalah campuran terbaik, karena dengan kadar aspal optimum 6,315%, campuran aspal ini memiliki stabilitas 877,942kg, lebih baik bila dibandingkan dengan campuran aspal dengan menggunakan agregat dari kabupaten Bulungan dan Kutai. Dalam penggunaan material dari daerah Bulungan, Kutai, dan Banjar, dengan nilai kadar aspal optimum masing-masing
7,155%, 6,789%, dan 6,315%, berpengaruh terhadap nilai-nilai pembebanan statis dan dinamis,.
Kata kunci: agregat, Split Mastic Asphalt, kinerja campuran