• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR ANALISIS LAPORAN PERSEDIAAN DENGAN METODE FIFO, LIFO & AVERAGE PADA PT. HANNAH PRIMA LESTARI TAHUN OLEH: AINUL MARDIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR ANALISIS LAPORAN PERSEDIAAN DENGAN METODE FIFO, LIFO & AVERAGE PADA PT. HANNAH PRIMA LESTARI TAHUN OLEH: AINUL MARDIAH"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

PRIMA LESTARI TAHUN 2016-2018

OLEH:

AINUL MARDIAH 162101044

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kepada Allah SWT yang atas rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan kuliah sekaligus tugas akhir dengan judul “Analisis Laporan Persediaan dengan Metode Fifo, Lifo & Average pada PT. Hannah Prima Lestari Tahun 2016-2018”. Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Diploma III jurusan Keuangan Universitas Sumatera Utara.

Pada saat selesainya pembuatan tugas akhir peneliti sangat menyadari dan memahami bahwa laporan yang peneliti buat sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu apabila pembaca menemukan kejanggalan-kejanggalan dalam penulisan laporan ini yang disebabkan oleh keterbatasan peneliti, maka peneliti mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dimasa yang akan datang.

Di dalam menyusun tugas akhir tentunya penelitu tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai pihak. Melalui bantuan dari berbagai pihak tersebut peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir setelah mengikuti pendidikan selama 3 (tiga) tahun di Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak-pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan laporan ini.

Ucapkan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

(5)

2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uiversitas Sumatera Utara

3. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP., MBA selaku Sekretaris Program Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberikan pengarahan.

4. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf pegawai pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Kedua Orangtua yang memberikan doa, semangat dan dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Seluruh teman-teman yang telah membantu kelancaran pembuatan tugas akhir, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama ini.

Akhirnya peneliti berharap seluruh kebaikkan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT dan laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.

Medan, April 2019 Peneliti

AinulMardiah 162101044

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ... iii

DAFTAR TABEL... ... v

DAFTAR GAMBAR ... ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 ManfaatPenelitian ... 4

1.5 Kegiatan Jadwal Penelitian ... 5

1.6 Sistematika Penelitian ... 5

BAB II PT. HANNAH PRIMA LESTARI 2.1 Sejarah PT. Hannah Prima Lestari ... 7

2.2 Visi dan Misi ... 8

2.3 Logo dan Makna ... 8

2.4 Struktur Organisasi ... 9

2.5 Job Description ... 10

2.6 Jaringan Usaha/Kegiatan ... 12

2.7 Kinerja Usaha Terkini ... 13

2.8 Rencana Kegiatan ... 14

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Persediaan ... 15

3.2 Jenis-jenis Persediaan ... 15

3.3 Kartu Persediaan Bahan Baku ... 16

3.4 PembelianBahan Baku ... 17

3.5 ProsedurPermintaandanPengeluaranBahan Baku ... 18

3.6 Pengendalian Persediaan ... 19

3.7 Sistem Pencantatan Persediaan ... 20

3.8 Metode Penilaian Harga Pokok Persediaan ... 21

3.9 Persediaan di LaporanPosisiKeuangan ... 22

3.10 PengaruhdariKesalahanPersediaanpadaLaporanKeuangan ... 22

3.11 Perhitungan Metode Persediaan Sistem Periodik ... 22

3.12 Perhitungan Metode Persediaan Sistem Perpeptual ... 25

(7)

3.13 Analisis Perhitungan Laporan Persediaan PT. Hannah Prima

Lestari ... 28

3.14 Perhitungan Persediaan Menggunakan Metode Fifo, Lifo & Average ... 30

3.15 Hasil Perhitungan Harga Pokok Penjualan Laporan Persediaan Menggunakan Metode Fifo, Lifo & Average ... 55

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 57

4.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSAKA ... 59

LAMPIRAN ... 60

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Jadwal Kegiatan ... 5

3.1 Metode Fifo dalam Sistem Periodik ... 23

3.2 Metode Lifo dalam Sistem Periodik ... 23

3.3 Metode Fifo dalam Sistem Perpeptual... 25

3.4 Metode Lifo dalam Sistem Perpeptual ... 26

3.5 Metode Average dalam Sistem Perpeptual ... 27

3.6 Pencatatan Laporan Persediaan di Gudang ... 28

3.7 Laporan Persediaan Metode Fifo tahun 2016 ... 30

3.8 Laporan Persediaan Metode Fifo tahun 2017 ... 33

3.9 Laporan Persediaan Metode Fifo Tahun 2018 ... 36

3.10 Laporan Persediaan Metode Lifo Tahun2016 ... 40

3.11 Laporan Persediaan Metode Lifo Tahun 2017 ... 42

3.12 Laporan Persediaan Metode Llifo Tahun 2018 ... 46

3.13 Laporan Persediaan Metode Average Tahun 2016 ... 48

3.14 Laporan Persediaan Metode Average Tahun 2017 ... 50

3.15 Laporan Persediaan Metode Average Tahun 2018 ... 53

3.16 Hasil Harga Pokok Penjualan PT. Hannah Prima Lestari Tahun 2016-2018 ... 55

(9)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

2.1 Logo PT. Hannah Prima Lestari ... 9 2.2 Struktur Organisasi PT. Hannah Prima Lestari ... 10

(10)

Dalam dunia perusahaan banyak masalah yang timbul diberbagai kalangan bisnis, begitu pula di dunia industri. Di dalam operasional suatu perusahaan industri maupun perusahaan dagang. Persediaan sebagai kekayaan perusahaan, yang memiliki peranan penting dalam operasi bisnis di suatu perusahaan.

Perusahaan memerlukan persediaan karena adanya unsur ketidakpastian permintaan, adanya unsur ketidakpastian pasokan dari supplier, dan adanya ketidakpastian tenggang waktu pemesanan. Menghadapi unsur ketidakpastian tersebut, maka perusahaan harus melakukan manajemen persediaan yang proaktif, artinya perusahaan dapat mengantisipasi keadaan dan tantangan dalam manajemen persediaan yaitu untuk meminimalkan total biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk penanganan persediaan.

Dalam perekonomian persediaan suatu kegiatan bisnis. Persedian juga suatu bagian aktiva lancar yang mempengaruhi posisi aktiva, hutang dan modal. Untuk perusahaan dagang, persediaan dagang ini dimiliki oleh suatu perusahaan dan sudah langsung dibentuk siap untuk dijual kembali oleh perusahaan.

Kegiatan suatu perusahaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kegiatan produksi persediaan. Perusahaan melakukan kegiatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Untuk memenuhi kegiatan produksi perlu

(11)

mengantisipasi kekurangan bahan baku karena ketidakpastiaan permintaan.

Pengendalian persediaan bahan baku yang tepat dalam ukuran, tidak terlalu banyak sehingga meningkatkan biaya penyimpanan, atau terlalu sedikit sehingga menimbulkan biaya kekurangan Persediaan (Stock Out).

Persediaan memerlukan pengelolaan dan pengendalian khusus, berhubungan dengan peranannnya yang sangat penting menentukan kelancaran operasional suatu perusahaan. Pengendalian untuk melindungi persediaan menggunakan tindakan keamanan untuk mencegah kerusakan dan pencurian persediaan barang dagang oleh pelanggan atau karyawan.

Pengelolaanpersediaan digunakan untuk mengantisipasi ketidak pastian permintaan dalam persediaan.

Bagi setiap perusahaan sangat penting untuk menentukan besarnya harga pokok produksi barang yang akan dijual dengan tepat. Ketidakmampuan untuk menentukan atau mengidentifikasi harga pokok produksi yang melekat pada barang yang dihasilkan akan menyulitkan dalam penentuan harga jual. Karena kesalahan dari penentuan biaya ini akan mempengaruhi laporan keuangan.

Apabila persediaan barang dagang salah dikeluar lebih besar, maka beban pokok penjualan akan menjadi kecil itu akan mengakibatkan laba bruto dan laba bersih akan menjadi besar. Sebaliknya, apabila persediaan barang dagang salah dikeluarkan lebih kecil, maka beban pokok penjualan akan menjadi besar itu akan mengakibatkan laba bruto dan laba bersih menjadi lebih kecil.

Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan penentuan biaya atas persediaan yang benar. Begitu pentingnya peranan persediaan dalam operasional

(12)

perusahaan sehingga perlu diterapkan metode untuk menentukan harga pokok persediaan yaitu metode pertama kali masuk pertama keluar (FIFO), terakhir masuk pertama keluar (LIFO) dan rata-rata (Average).

Dengan adanya menganalisis perhitungan persediaan diharapkan agar semua aktivitas perusahaan dapat berlansung dengan baik sehingga menghasilkan laporan yang dapat dijadikan acuan oleh pihak manajemen dalam pengambilan keputusan yang benar agar perusahaan tidak mengalamin kerugian. Apabila terjadinya kesalahan akan menpengaruhi laporan keuangan perusahaan.

PT. Hannah Prima Lestari adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang supplier dan jasa pengangkutan darat. Saat ini dalam menjalankan usahanya dalam sistem pencatatan persediaan secara manual secara komputerisasi..

Dengan ini, dilakukan analisis menggunakan metode secara komputerisasi untuk mempermudah dan efisien waktu bagi setiap karyawan dalam membuat laporan persediaan. Adanya menganalisis laporan persediaan diharapkan agar semua aktivitas perusahaan menghasilkan laporan yang baik dengan begitu, mempermudah perusahaan dalam menentukan harga pokok persediaan barang dagangdan dengan menganalisis menggunakan perhitungan metode FIFO (First In First Out), LIFO (Last In First Out) dan Averange (rata-rata).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan tugas akhir mengenai “Analisis Laporan Persediaan Dengan Metode Fifo, Lifo & AveragePada PT. Hannah Prima Lestari Tahun 2016-2018”.

(13)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yang ditemui dalam kaitannya dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana Menganalisis Data Laporan Persediaan Dengan Menggunakan

Metode FIFO, LIFO &AVERAGE pada PT. Hannah Prima Lestari ?

2. Bagaimana Cara Menganalisis Metode FIFO, LIFO &AVERAGEpada PT.

Hannah Prima Lestari ?

3. Apakah Analisis Laporan Persediaan Dengan Metode FIFO, LIFO

&AVERAGE Akan Mempengaruhi Harga Pokok Persediaanpada PT.

Hannah Prima Lestari?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis perhitungan harga pokok persediaan bahan baku menggunakan metode FIFO, LIFO &AVERAGE.

1.4 Manfat Penelitian

1. Bagi PT. Hannah Prima Lestari

Sebagai bahan masukan bagi PT. Hannah Prima Lestari tentang menganalisis persediaan menggunakan sistem perhitungan yang tepat sebagai informasi yang penting untuk bahan bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.

2. Bagi Peneliti

Untuk tambahan wawasan penulis mengenai menganalisi perhitungan persediaan pada PT. Hannah Prima Lestari dan mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikutiperkuliahan.

(14)

3. Bagi Pihak Lain

Sebagai tambahan referensi bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian yang memiliki topik pembahasan sama.

1.5 Kegiatan Jadwal

Penelitian ini dilakukan menggunakan data primer di PT. Hannah Prima Lestari. Jadwal kegiatan disajikan pada lembaran berikut.

Tabel 1.1

Jadwal Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir

No. Kegiatan

Maret April Mei

I II III IV I II III IV I II III IV 1. Persiapan

2. Pengumpulan

Data

3 Penulisan

1.6 Sistematika Penelitian

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis ingin membuat lebih rinci bentuk tugas akhir yang penulis buat. Adapun sistematika yang dimaksud untuk memberikan uraian singkat tentang isi dari tugas akhir yang terdiri dari beberapa bab yaitu:

(15)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penelitian membahas latar yang menjadi dasar dalam penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Dalam bab ini, data yang dikemukakan peneliti adalah ringkasan yang menjadi objek penelitian di mulai dari sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan mengenai rencana- rencana kegiatan perusahaan.

BAB III PEMBAHASAN

Dalam bab ini, akan diuraikan tentang menganalisispersediaan bahan baku metode FIFO (First In FirstOut), LIFO (Last In First Out) dan AVERAGE (rata-rata) di PT. Hannah Prima Lestari.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini, menguraikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembuatan dan mengemukakan saran-saran berguna bagi perusahaan.

(16)

PT. Hannah Prima Lestari didirikan di Medan yang anggaran dasarnya dimuat dalam akte tertanggl sembilan juni dua ribu sepuluh (09/06/2010) Nomor 30, yang dibuat dihadapan Dewy Sarjana Hukum. Notaris di Kabupaten Deli Serdang anggaran dasar yang telah mendapat pengesahan/perstujuan dari instasi yang berwenang berdasarkan surat Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Repbulika dengan Nomor AHU-35542.AH.01.01. tahun 2010.

Sesuai akte pendirian dinyatakan bahwa struktur modal PT. Hannah Prima Lestari adalah.

1. Modal dasar sebesar Rp 500.000.000,00 (Lima Ratus Juta).

2. Modal yang disetor Rp 200.000.000,00 dengan kepemilikan yaitu :

a. Kosim Tanzil 40%

b. Pramino Tandur 20%

c. Liong Debora Pauleng 40%

Sumber Pengurus :

a. Kosim Tanzil Direktur

b. Liong Debora Pauleg Komisaris Utama

c. Pramono Tandur Komisaris

(17)

Perusahaan ini memulai bisnisnya dengan bergerak dibidang supplier seperti pupuk dolomite, calcium carbonate dan kaptan. perusahaan ini juga menyediakan layanan jasa pengangkutan darat dengan mencakup wilayah yaitu:

1. Langkat / Besitang 2. Sumatera Utara 3. Riau

4. Sumatera Barat 5. Jambi

6. Sumatera Selatan 7. Bengkulu

8. Lampung

2.2 Visi, Misi PT. Hannah Prima Lestari 2.2.1 Visi

“Menjadi perusahaan perdagangan yang terbaik yang memberikan jasa pelayanan dan penyediaan barang industri di indonesia”.

2.2.2 Misi

Mengutamakan mutu, keselamatan kerja dan keandalan pelayanan untuk kepuasan pelanggan dan mitra kerja untuk memantapkan lebih dinamis sebagai perusahaan yang menyediakan jasa layanan pendistribusian barang.

2.3 Logo dan Makna

(18)

Sumber : PT. Hannah Prima Lestari,2019 Gambar 2.1

Logo PT. Hannah Prima Lestari

Lambang PT. Hannah Prima Lestari berbentuk bola dunia, warna dan makna seperti berikut :

1. Gambar bulat seperti Bola dunia, melambangkan hubungan kemitraan yang kesan dinamis, rotasi dan memiliki kualitas yang dapat diandalkan di dunia.

2. Peta dalam bola dunia, melambangkan kehidupan atau suatu gambaran potensi yang terdapat di suatu daerah.

3. Tulisan biru PT. HANNAH PRIMA LESTARI, melambangkan sikap ramah terhadap semua kemitraan, menunjukkan keinginan untuk melayani dan rendah hati.

4. Makna Reliable Partner, artinya mitra yang dapat diandalkan.

5. Warna biru, melambangkan profesional, aman, dan dapat dipercaya.

2.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan susunan dari hubungan diantara fungsi, bagian posisi orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab bagi anggota organisasi.

(19)

Struktur organisasi pada PT. Hannah Prima Lestari terbentuk staf dan lini. Struktur organisasi ini digunakan oleh peusahaan-perusahaan untuk menunjukkan tingkat perintah dari atasan kepada bawahan dan tingkat tanggung jawab dari bawahan kepada atasan. Struktur organisasi PT. Hannah Prima Lestari dapat dilihat pada gambar berikut.

Sumber : PT. Hannah Prima Lestari,2019 Gambar 2.2

Struktur Organisasi PT. Hannah Prima Lestari 2.5 Job Description

Perusahaan dipimpin oleh direksi yang bertindah sebagai pengawas langsung terhadap bagian-bagian untuk tugas dan wewenang masing-masing dari struktur organisasi dapat dilihat sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris

a. Mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi, pengelola atau usaha perseroan dan memberikan nasihat kepada direksi.

b. Membentuk komite audit.

Komisaris

Direktur

HRD Personalia Admin Staff Gudang

(20)

c. Mengevaluasi kinerja komite-komite yang membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.

d. Setiap anggota dewan komisaris bertanggung jawab atas kerugian yang diderita perseroan akibat kesalahan atas kerugian yang diderita persero.

2. Dewan Direktur

a. Mengontrol dan mengawasi seluruh operasional dan SDM perusahaan.

b. Menentukan dan menetapkan semua kebijakan intern dan ekstern yang berhubungan dengan operasional perusahaan.

c. Mengontrol kesehatan likuiditas perusahaan.

d. Mengomtrol dan mengawasi kinerja perusahaan dan SDM.

3. HRD (Human Resources Development)

a. Bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia.

b. Bertanggung jawab penuh dalam proses rekrutmen karyawan, mulai mencari calon karyawan,wawancara hingga seleksi.

c. Melakukan kegiatan pembinaan, pelatihan dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan kemampuan, potensi, mental, keterampilan dan pengetahuan karyawan yang sesuai dengan standar perusahaan.

d. Bertanggung jawab pada hal yang berhubungan dengan absensi karyawan, perhitungan gaji, binus dan tunjangan.

(21)

e. Membuat kontrak kerja karyawan serta memperbaharui masa berlaku kontrak kerja.

4. Personalia

a. Melakukan seleksi tenaga kerja sesuai yang dibutuhkan perusahaan dan memastikan calon karyawan yang di rekrut berada di posisi yang tepat.

b. Merancang anggaran tenaga kerja

c. Mengawasi dan membuat penilaian kinerja karyawan perusahaan.

d. Mengurus, mendidik dan mengembangkan sumber daya manusia.

e. Mengurus segala hal tentang pensiun dan pemberhentian.

f. Mengurus kesejahteraan karyawan 5. Admin

a. Menerima panggilan telepon

b. Membuat jadwal kegiatan dan agenda kantor c. Entri data perusahaan

d. Mengumpulkan dan mengelola data Perusahaan e. Melakukan arsip dokumen

6. Staff Gudang

a. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan proses produksi.

b. Mengatur dan mengawasi persediaan bahan baku & material lainnya.

c. Mengatur dan mengawasi penggunaan alat-alat produksi.

d. Memimpin proses pekerjaan dan pemelihaan pabrik.

e. Memimpin proses penelitian dan pengendalian mutu hasil produksi.

(22)

2.6 Jaringan Usaha/Kegiatan

PT. Hannah Prima Lestari berlokasi Jl.Tuamang B-7 komplek Survana Padi merupakan induk perusahaan. Perusahaan ini berdiri sendiri dan tidak memiliki cabang. Produk- produk yang dihasilkan seperti pupuk dolomite, kalsium carbonate dankaptan

PT. Hannah Prima Lestari bekerjasama dengan UD. Kasih Kurniamembeli bahan baku kalsium. Kemudian, diolah kembali menjadi produk kalsium carbonatedan dijual kembali kepada perusahaan-perusahaan lain.

PT. Hannah prima Lestari memiliki pabrik untuk pengelolahan kalsium dan kaptan yang berlokasi di daerah kabanjahe. Produk-produk yang dihasilkan akan di ekspor meliputi antar pulau serta daerah lokal.

Kebijakan produk-produk yang dihasilkan PT. Hannah Prima Lestari yang diandalkan pada kualitas dan jasa waktu pengirimannya. Kebijakan harga jual produk telah ditentukan oleh perusahaan. Kebijakan saluran distribusi yang dilakukan PT. Hannah Prima Lestari yaitu saluran distribusi tidak langsung yaitu menjual barang melalui perantara dengan perusahaan yang bekerjasama dengan PT. Hannah Prima Lestari seperti PT. Sawit Jujuhan Abadi, PT. Mutiara Unggul Lestari, PT. Cipta Agro Sejati dan sebagainya.

(23)

2.7 Kinerja Usaha Terkini

PT. Hannah Prima Lestari bergerak dibidang supplier dan jasa pengangkutan darat. Produk-produk yang dihasilkan dalam bidang supplier meliputi seperti pupuk dolomite, calsium carbonate dan kaptan.

PT. Hannah Prima Lestari berlokasi Jl. Tuamang B-7 Komplek Survana Padi. Perusahaan ini juga memiliki jasa pengangkutan darat meliputi yaitu :

1. Menjalankan usaha dibidang transportasi.

2. Menjalankan usaha dibidang ekspedisi dan pergudangan.

3. Menjalankan usaha transportasi pengangkutan meliputi pengangkutan barang dan jasa pengepakan barang yang akan dikirim/dibawa.

2.8 Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan operasional PT.

Hannah Prima Lestari yaitu :

1. Bertindak sebagai agen, grosir, distributor, supplierdan waralaba.

2. Bertindak sebagai distributor dan sebagai perwakilan dari perusahaan- perusahaan lain, baik dalam maupun luar negeri.

3. Ekspor dan impor yang meliputi antar pulau / daerah serta lokal untuk barang–barang hasil produksi sendiri dan hasil produksi perusahaan lain.

(24)

Menurut Bismala (2011:136), persediaan adalah kekayaan perusahaan, memiliki peranan penting dalam operasi bisnis, perusahaan memerlukan persediaan karena adanya unsur ketidak pastian permintaan, adanya ketidak pastian pasokan dari supplier dan adanya unsur ketidak pastiantenggang waktu pemesanan. Untuk menghadapi unsur ketidak pastian, maka perusahaan harus melakukan manajemen persedian yang proaktif, sehingga dapat mengantisipasin keadaan dalam manajemen persediaan

Menurut Harti (2011:21), persediaan bahan baku adalah bahan dasar/material yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk

Menurut Reeve (2009:343), persediaan harus memiliki pengendalian yang baik tujuan utama pengendalian persediaan untuk melindungi dan melaporkannya dengan benar dalam laporan keuangan

3.2 Jenis-Jenis Persediaan

Menurut Harti (2011:21),pengelompokkan persedian ditinjau dari jenis dan posisi (Urutan pengerjaan) barang adalah sebagai berikut:

1. Bahan Baku Langsung (Raw Material Stock) yaitu semua bahan yang membentuk satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari barang jadi, dan dapat langsung diperhitungan dalam harga pokok produk.

(25)

2. Bahan Baku Tak Langsung/Bahan Penolong (Supplier Stock), yaitu bahan- bahan yang dipergunakan dalam pembuatan produk dan penggunaannya relatif kecil. Bahan ini diperlukan dalam proses produksi.

3. Bagian Produk Yang Dibeli (Purchased Parts/Component Stock), yaitu bagian produk yang dibeli jadi berupa persediaan barang-barang, yang terdiri dari komponen-komponen yang diterima perusahaan lain.

4. Barang dalam Proses (Work In Process), yaitu barang setengah jadi yang masih membutuhkan proses lebih lanjut pada suatu pabrik.

5. Barang Jadi (Finished Goods Stock), yaitu barang yang telah selesai diproses dan siap dijual kepada konsumen perorangan atau perusahaan lain.

3.3 Kartu Persediaan Bahan Baku

Menurut Harti (2011:22), kartu persediaan bahan baku adalah kartu yang digunakan untuk mencatat perubahan-perubahan persediaan dari setiap jenis bahan yang dimiliki perusahaan. Proses industri harus dipandang sebagai perbaikan terus-menerus yang dimulai dari adanya ide menciptakan produk, pengembangan produk, proses produksi, sampai distribusi kepada konsumen.

Kartu ini mempunyai beberapa fungsi yaitu:

1. Sebagai alat bantu untuk memelihara kuantitas persediaan bahan yang benar.

2. Memuat dan mutasi bahan dalam waktu berjalan dan saldo akhir dalam kuantitas harganya.

3. Membantu bagian akuntansi dalam penentuan harga pokok.

(26)

3.4 Pembelian Bahan Baku

Menurut Harti (2011:28), bagian pembeliaan akan melakukan pembelian apabila ada permintaan pembelian bahan baku dari bagian membutuhkan (dapat berasal dari gudang atau bagian produksi). Permintaan pembelian oleh bagian gudang dilakukan apabila persediaan bahan baku yang digunakan untuk proses produksi telah mencapai batas minimum. Untuk itu, harus dilakukan pemesanan kembali agar tidak terjadi kekurangan bahan baku selama proses produksi. Pembelian bahan baku, terkait dengan tiga jenis formulir yaitu :

1. Permintaan Pembelian (Purchase Requisition)

Formulir ini dibuat oleh bagian dalam rangkap 2 (dua). Lembar pertama (asli) dikirim ke bagian pembelian, dan lembar kedua sebagai arsip dibagian gudang.

2. Order Pembelian (Purchase Order)

Formulir ini dibuat bagian pembelian dalam rangkap 6 (enam) sebagai berikut:

a. Lembar ke-1 dan ke-2, dikirim kepada leveransir (rekanan) yang penawarannya telah disetujui. Lembar ke-2 akan diterima kembali oleh bagian pembelian, setelah ditandatangani oleh leveransir.

b. Lembar ke-3, dikirm ke bagian gudang.

c. Lembar ke-4, dikirim ke bagian penerima. Untuk kepentingan pengendalian, biasanya lembar ini menginformasikan jumlah bahan yang dibeli.

(27)

d. Lembar ke-5, dikirim ke bagian gudang.

e. Lembar ke-6, untuk arsip di bagian pembelian.

3. Laporan Penerimaan (Receiving Report)

Formulir laporan penerimaan dibuat oleh bagian penerimaan dalam rangka 4 (empat), setelah melakukan pemeriksaan dan pencocokan terhadap jenis dan kualitas barang yang diterima. Pengiriman (pendistribusian) laporan penerimaan adalah sebagai berikut :

a. Lembar 1, kebagian utang/bagian akuntansi.

b. Lembar 2, ke bagian gudang.

c. Lembar 3, ke bagian pembelian.

d. Lembar 4, sebagai arsip di bagian penerimaan.

3.5 Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Bahan Baku

Menurut Harti (2011: 28-29), proses permintaan dan pengeluaran persediaan bahan baku dimulai dari bagian produksi yang melakukan permintaan bahan baku bagian gudang. Bagian gudang kemudian menyiapkan bahan baku yang diperlukan tersebut. Prosedur pengeluaran bagan baku sebagai beriku :

1. Bagian produksi, membuat bukti permintaan barang sebanyak rangkap 3 (tiga) yang harus disahkan oleh orang yang mempunyai wewenang untuk hal itu, misalnya manajemen produksi atau bagian pengawas. Kemudian bukti permintaan bahan, berisi tentang yaitu :

a. Nomor pekerjaan atau bagian yang meminta barang.

b. Jumlah dan keterangan yang diperlukan.

(28)

c. Harga per unit dan harga total bahan yang dikeluarkan.

2. Bagian gudang, menyiapkan barang sesuai dengan yang diminta dalam bukti permintaan barang untuk diserahkan kepada bagian produksi. Barang yang diserahkan kepada bagian produksi, dicatat oleh bagian gudang pada tempat dan kolom yang telah disediaakan. Bukti permintaan barang setelah disahkan kepada bagian gudang, dibagikan sebagai berikut :

a. Lembar 1, diserahkan kepada bagian akuntansi.

b. Lembar 2, sebagai arsip di bagian gudang.

c. Lembar 3 bersama dengan bahan baku, diserahkan kepada bagian produksi.

3.6 Pengendalian Persediaan

Menurut Warren (2016:342) Ada tujuan utama dari pengendalian persediaan sebagai berikut:

1. Melindungi Persediaan

Pengendalian atas persediaan harus segera dimulai saat persediaan diterima. Dokumen-dokumen ini merupakan dokumen yang sering digunakan untuk pengendalian persediaan seperti pesanan pembelian, laporan penerimaan dan faktur pemasok.

2. Melaporkan Persediaan

Untuk memastikan keakuratan jumlah persediaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan, sebuah perusahaan dagang perlu melakukan penghitungan fisik persediaan, yaitu menghitung persediaan secara fisik.

(29)

Setelah jumlah persediaan tersedia dihitung, biaya perolehan persediaan dimasukkan ke dalam laporan keuangan.

3.7 Sistem Pencatatan Persediaan 1. Sistem Persediaan Perpeptual

Menurut Warren (2016:351-352),sistem persediaan perpeptual dapat dikelola secara manual. Akan tetapi, bagi perusahaan dengan jumlah persediaan yang begitu besar serta transaksi pembelian dan penjualan yang banyak, sistem semacam ini memakan biaya dan waktu. Penyimpangan catatan sistem persediaan perpeptual dilakukan secara komputerisasi.

Penggunaan komputer dalam mengelola catatan persediaan perpeptual sebagai berikut:

1. Rincian yang relevan untuk setiap barang persediaan seperti keterangan, kuantitas dan ukuran unit, disimpan dicatatan persediaan.

2. Setiap kali suatu barang yang dibeli atau dikembalikan oleh pelanggan, data persediaan dimasukkan dalam catatan persedian di komputer.

3. Setiap kali suatu barang dijual,kasir akan memindai kode barang dengan menggunakan pemindai optik. Alat ini akan membaca kode magnetik dan mencatat penjualan di mesin kasir.

4. Setelah perhitungan fisik persediaan dilakukan, data penghitungan persediaan dimasukkan dalam komputer. Data ini dibandingkan dengan saldo berjalan dan sejumlah kelebihan dan kehilangan persediaan dicetak.

(30)

2. Sistem Persediaan Periodik

Sistem persediaan periodik digunakan, hanya pendapatan yang dicatat setiap kali terjadi penjualan. Tidak ada ayat jurnal yang dibuat pada saat penjualan untuk mencacat harga pokok penjualan. Pada akhir periode, perhitungan fisik persediaan dilakukan untuk menghitung biaya persediaan dan harga pokok persediaan.

3.8 Metode Penilaian Harga Pokok Persediaan

Menurut Bismala (2011:137),metode penilaian persediaan yang diterapkan akan mempengaruhi harga pokok persediaan yang dipakai dalam proses produksi suatu barang. Ada 3 metode penilaian harga pokok persediaan yaitu:

1. FIFO (First In First Out)

Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan awal (pertama) masuk akan dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dengan nilai perolehan yang terakhir masuk (dibeli). Metode ini cenderung akan menghasilkan persediaan yang nilainya tinggi dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan yang dibeli.

2. LIFO (Last In First Out)

Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan terakhir masuk akan dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dan dilaporkan berdasarkan nilai perolehan persediaan persediaan yang awal (pertama) masuk atau dibeli. Metode ini cenderung akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang rendah dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan yang rendah.

(31)

3. Metode AVERAGE (Metode rata-rata)

Dengan menggunakan metode ini nilai persediaan akhir akan menghasilkan nilai antara nilai persediaan FIFO dan nilai persediaan LIFO. Metode ini juga akan berdampak pada nilai harga pokok penjualan dan laba kotor.

3.9 Persediaan di Laporan Posisi Keuangan

Menurut Reeve (2009: 359), persediaan biasanya disajikan di bagian aset lancar dalam laporan posisi keuangan setelah akun-akun piutang. Baik metode untuk menghitung biaya persediaan (Fifo, Lifo dan Average) maupun metode penilaian (biaya, atau nilai pasar atau biaya yang lebih rendah) perlu ditunjukkan. Merupakan hal biasa bagi perusahaan besar dengan berbagai aktivitas untuk menggunakan metode biaya yang berbeda untuk segmen persediaan yang berbeda. Perinciaan dapat diungkapkan kurung di necara atau di catatan laporan keuangan.

3.10 Pengaruh dari Kesalahan Persediaan pada Laporan Keuangan

Menurut Warren(2016:358), setiap kesalahan persediaan yang terjadi akan berpengaruh pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi.

Beberapa alasan kesalahan persediaan terjadi termasuk sebagai berikut : 1. Persediaan fisik yang ada di tangan salah hitung.

2. Biaya-biaya dialokasikan tidak benar ke dalam persediaan. Contoh : Metode Fifo, Lifo dan Averageyang diaplikasikan secara tidak benar.

3. Persediaan yang ada di pengiriman dimasukkan atau tidak secara benar dari persediaan.

(32)

3.11 Perhitungan Metode Persediaan Sistem Periodik 1. Metode FIFO (First In First Out)

Contoh perhitungan mengenai menggunakan metode FIFO dalam sistem persediaan periodik sebagai berikut :

Tabel 3.1

Metode FIFO dalam Sistem Periodik

Tanggal Kuantitas Harga/Kg (Rp) Jumlah (Rp)

1 Januari 2009 100 22.000 2.200.000

10 Januari 2009 50 21.000 1.050.000

31 Januari 2009 150 3.250.000

Sumber: Reeve (2009:352)

Dari tabel diatas, maka dapat diketahui :

Persediaan Awal, 1 Januari Rp 2.000.000

Pembelian ( Rp 1.680.000 + Rp 2.200.000) Rp 3.680.000 Barang tersedia untuk dijual di bulan januari Rp 5.880.000

Persediaan Akhir, 30 Januari (Rp 3.250.000)

Harga Pokok Persediaan Rp 2.630.000

(33)

2. Metode LIFO (Last In First Out)

Contoh perhitungan mengenai menggunakan metode LIFO dalam sistem persediaan periodik sebagai berikut :

Tabel 3.2

Metode LIFO dalam Sistem Periodik

Tanggal Kuantitas Harga/Kg (Rp) Jumlah (Rp)

1 Januari 2009 100 20.000 2.000.000

10 Januari 2009 50 21.000 1.050.000

31 Januari 2009 150 3.050.000

Sumber: Reeve (2009:353)

Dari tabel diatas, maka dapat diketahui :

Persediaan Awal, 1 Januari Rp 2.000.000 Pembelian (Rp 1.680.000 + Rp 2.200.000) Rp 3.880.000 Barang tersedia untuk dijual di bulan januari Rp 5.880.000 Persediaan Akhir, 30 Januari (Rp 3.050.000)

Harga pokok persediaan Rp 2.830.000

3. Metode AVERAGE (Metode rata-rata)

Contoh perhitungan mengenai menggunakan metode AVERAGE dalam sistem persediaan periodik sebagai berikut :

Biaya Rata-rata = Total Biaya Unit yang Tersedia untuk Dijual Unit Tersedia untuk Dijual

Sumber : Warren (2016:354)

Biaya Rata-rata = Rp 5.880.000 280 Unit = Rp 21.000

Persediaan, 31 Januari = 150 Unit x Rp 21.000 = Rp 3.150.000

(34)

Persedian Awal 1 Januari Rp 2.000.000 Pembelian (Rp 1.680.000 + Rp 2.200.000) Rp 3.880.000 Barang tersedia untuk dijual di bulan januari Rp 5.880.000 Persediaan Akhir, 30 Januari (Rp 3.150.000)

Harga pokok persediaan Rp 2.730.000

3.12 Perhitungan Metode Persediaan Sistem Perpeptual 1. Metode FIFO (First In First Out)

Contoh perhitungan mengenai menggunakan metode FIFO dalam sistem persediaan perpeptual sebagai berikut :

Tabel 3.3

Metode FIFO dalam Sistem Perpeptual

Pembelian Penjualan Persediaan

Tanggal Unit

Biaya Jumlah Unit

Biaya Jumlah Unit

Biaya Jumlah Per

Unit Biaya

Per

Unit Biaya

Per

Unit Biaya

01-Jan 100 20.000 2.000.000

04-Jan 70 20.000 1.400.000 30 20.000 600.000 10-Jan 80 21.000 1.680.000 30 20.000 600.000

80 21.000 1.680.000

22-Jan 30 20.000 600.000

10 21.000 210.000 70 21.000 1.470.000

28-Jan 20 21.000 420.000 50 21.000 1.050.000

30-Jan 100 22.000 2.200.000 50 21.000 1.050.000

100 22.000 2.200.000

31-Jan 3.250.000

Sumber : Revee (2009:349)

(35)

Dari tabel diatas, maka dapat diketahui :

Persedian Awal 1 Januari Rp 2.000.000 Pembelian (Rp 1.680.000 + Rp 2.200.000) Rp 3.880.000 Barang tersedia untuk dijual di bulan januari Rp 5.880.000 Persediaan Akhir, 30 Januari (Rp 3.250.000)

Harga pokok persediaan Rp 2.630.000

2. Metode LIFO (Last In First Out)

Contoh perhitungan mengenai menggunakan metode FIFO dalam sistem persediaan perpeptual sebagai berikut :

Tabel 3.4

Metode LIFO dalam Sistem Perpeptual

Pembelian Penjualan Persediaan

Tanggal Unit

Biaya Jumlah Unit

Biaya Jumlah Unit

Biaya Jumlah Per

Unit Biaya

Per

Unit Biaya

Per

Unit Biaya

01-Jan 100 20.000 2.000.000

04-Jan 70 20.000 1.400.000 30 20.000 600.000 10-Jan 80 21.000 1.680.000 30 20.000 600.000

80 21.000 1.680.000

22-Jan 40 21000 840.000 30 20.000 600.000

40 21.000 840.000

28-Jan 20 21.000 420.000 30 20.000 600.000

30-Jan 100 22.000 2.200.000 20 21.000 420.000

30 20.000 600.000

20 21.000 420.000

100 22.000 2.200.000

31-Jan 3.220.000

Sumber : Reeve(2009:350)

(36)

Dari tabel diatas, maka dapat diketahui :

Persedian Awal 1 Januari Rp 2.000.000 Pembelian (Rp 1.680.000 + Rp 2.200.000) Rp 3.880.000 Barang tersedia untuk dijual di bulan januari Rp 5.880.000 Persediaan Akhir, 30 Januari (Rp 3.220.000)

Harga pokok persediaan Rp 2.660.000

3. Metode AVERAGE (Metode Rata-rata)

Contoh perhitungan mengenai menggunakan metode AVERAGE dalam sistem persediaan perpeptual sebagai berikut :

Tabel 3.5

Metode AVERAGE dalam Sistem Perpeptual

Pembelian Penjualan Persediaan

Tgl Unit

Biaya Jumlah Unit

Biaya Jumlah Unit

Biaya Jumlah Per

Unit Biaya

Per

Unit Biaya

Per

Unit Biaya

01-Jan 100 20.000 2.000.000

04-Jan 70 20.000 1.400.000 30 20.000 600.000 10-Jan 80 21.000 1.680.000 110 20.730 2.280.300 22-Jan 40 20.730 829.200 70 20.730 1.451.100 28-Jan 20 20.730 414.600 50 20.730 1.036.100 30-Jan 100 22.000 2.200.000 150 21.580 3.237.000

31-Jan 3.237.000

Sumber : Warren (2016:350

(37)

Dari tabel diatas, maka dapat diketahui :

Persedian Awal 1 Januari Rp 2.000.000 Pembelian (Rp 1.680.000 + Rp 2.200.000) Rp 3.880.000 Barang tersedia untuk dijual di bulan januari Rp 5.880.000 Persediaan Akhir, 30 Januari (Rp 3.237.000)

Harga pokok persediaan Rp 2.643.000

3.13 Analisis Perhitungan Laporan Persedian PT.Hannah Prima Lestari Pada bagian ini peneliti akan menyajikan perhitungan laporan persediaan yang ada pada perusahaan. Berikut tampilan gambar laporan persediaan yang terdapat pada PT. Hannah Prima Lestari.

Tabel 3.6

Pencatatan Laporan Persediaan di Gudang

Tanggal Nama Perusahaann Masuk Keluar Sisa

4.823

02/01/18 PT KARYA AGUNG SAWITA 500 4.323

03/01/18 UD. KASIH KURNIA 500 4.823

04/01/18 PT. MUTIARA UNGGUL LESTARI 280 4.543

04/01/18 PT. KARYA PRATAMA NIAGAJAYA 400 4.143

04/01/18 PT. SAWIT JUJUHAN ABADI 650 3.493

04/01/18 PT. SAWIT JUJUHAN ABADI 14 3.479

05/01/18 PT. BERLIAN INTI MEKAR 540 2.939

06/01/18 PT. CIPTO ARGO SEJATI 600 2.339

08/01/18 PT. DJAJA PUTRA INDONESIA 240 2.099

09/01/18 UD. KASIH KURNIA 500 2.599

09/01/18 PT. SUMBER TANI AGUNG 600 1.999

09/01/18 PT. SUMBER TANI AGUNG 13 1.986

09/01/18 PT. INTAN SEJATI ANDALAN 160 1.826

09/01/18 PT. SAWIT RIAU MAKMUR 420 1.406

10/01/18 PT. BERLIAN INTI MEKAR 540 866

10/01/18 PT. SINAR SAWIT LESTARI 300 566

(38)

Tanggal Nama Perusahaann Masuk Keluar Sisa

11/01/18 PT. SERDANG HULU 300 326

12/01/18 UD. KASIH KURNIA 500 826

13/01/18 PT. MUTIARA UNGGUL LESTARI 300 526

13/01/18 UD. KASIH KURNIA 500 1.026

15/01/18 UD. KASIH KURNIA 500 1.526

16/01/18 PT KARYA AGUNG SAWITA 300 1.226

16/01/18 PT. PERSADA NUSA NABATI INDONESIA 400 826

17/01/18 UD. KASIH KURNIA 500 1.326

18/01/18 UD. KASIH KURNIA 500 1.826

18/01/18 UD. KASIH KURNIA 596 2.422

19/01/18 UD. KASIH KURNIA 500 2.922

19/01/18 PT. SAWIT ANUGRAH SEJAHTERA 500 2.422

20/01/18 PT. DJAJA PUTRA INDONESIA 300 2.122

22/01/18 UD. KASIH KURNIA 600 2.722

23/01/18 UD. KASIH KURNIA 500 3.222

23/01/18 PT. SAWIT RIAU MAKMUR 120 3.102

23/01/18 PT. SAWIT RIAU MAKMUR 300 2.802

24/01/18 UD. KASIH KURNIA 600 3.402

25/01/18 PT. MUTIARA UNGGUL LESTARI 300 3.102

25/01/18 PT. ABDI BUDI MULIA 500 2.602

25/01/18 PT. MUSTIKA AGUNG SAWIT SEJAHTERA 520 2.082

25/01/18 PT. INTAN SEJATI ANDALAN 140 1.942

26/01/18 PT. INTAN SEJATI ANDALAN 600 1.342

26/01/18 UD. KASIH KURNIA 600 1.942

27/01/18 UD. KASIH KURNIA 500 2.442

29/01/18 UD. KASIH KURNIA 600 3.042

30/01/18 UD. KASIH KURNIA 600 3.642

31/01/18 PT. SAWIT ANUGRAH SEJAHTERA 440 3.202

Total 9.906 10.717

Sumber : PT. Hannah Prima Lestari, 2019

Berdasarkan hasil perhitungan tabel 3.6 setelah diteliti ulang diketahui pada hasil jumlah transaksi mengalami salah hitung pada jumlah persediaan seharusnya sebasar Rp 9.977 tetapi yang terjumlah di laporan persediaan

(39)

sebesar Rp 10.717. Kesalahan ini terjadi karena kekeliruaan dari karyawan dalam menghitung jumlah hasil persediaan.

3.14 Perhitungan Persedian Menggunakan Metode FIFO, LIFO &

AVERAGE

1. Metode LIFO (Last In First Out)

Dalam metode ini, penetapan harga pokok persediaan dilakukan dengan menggunakan asumsi bahwa persediaan bahan baku yang pertama masuk ke gudang adalah yang pertama kali dipakai produksi atau dijual. Berikut adalah gambaran laporan persediaan barang dagang PT. Hannah Prima Lestari :

Tabel 3.7

Laporan Persediaan Metode FIFO Tahun 2016

Pembelian Beban Pokok Penjualan Persediaan

Tanggal Netto/kg Biaya

Jumlah Biaya

Netto/kg Biaya

Jumlah Netto/kg Biaya

Jumlah Biaya Per

Unit

Per Unit

Per Unit

31/12/15 553.480 310 171.578.800 2.250.000 310 697.500.000

31/01/16 169.500 310 52.545.000 2.250.000 310 697.500.000

169.500 310 52.545.000

31/01/16 276.740 310 85.789.400 1.973.260 310 611.710.600

169.500 310 52.545.000

31/02/16 24.250 310 7.517.500 24.250 310 7.517.500

31/02/16 159.980 310 49.593.800 1.813.280 310 562.116.800

169.500 310 52.545.000

24.250 310 7.517.500

31/03/16 145.080 310 44.974.800 145.080 310 44.974.800

31/03/16 60.680 310 18.810.800 1.752.600 310 543.306.000

169.500 310 52.545.000

24.250 310 7.517.500

145.080 310 44.974.800

31/04/16 119.500 310 37.045.000 1.633.100 310 506.261.000

169.500 310 52.545.000

24.250 310 7.517.500

145.080 310 44.974.800

(40)

Lanjutan hal 30

Pembelian Penjualan Persediaan

Tanggal

Netto/

Kg

Biaya

Jumlah Biaya

Netto/

Kg

Biaya

Jumlah Netto/kg Biaya

Jumlah Biaya Per

Unit

Per Unit

Per Unit

31/05/16 95.660 310 29.654.600 1.537.440 310 476.606.400

169.500 310 52.545.000

24.250 310 7.517.500

145.080 310 44.974.800

74.500 310 23.095.000

31/06/16 100.000 310 31.000.000 100.000 310 31.000.000

31/06/16 206.500 310 64.015.000 1.330.940 310 412.591.400

169.500 310 52.545.000

24.250 310 7.517.500

145.080 310 44.974.800 74.500 310 23.095.000

100.000 310 31.000.000

31/07/2016 200.000 312 62.400.000 200.000 312 62.400.000

31/08/2016 200.000 330 66.000.000 200.000 330 66.000.000

31/08/2016 434.980 310 134.843.800 895.960 310 277.747.600

169.500 310 52.545.000

24.250 310 7.517.500

145.080 310 44.974.800

74.500 310 23.095.000

100.000 310 31.000.000

200.000 312 62.400.000

200.000 330 66.000.000

31/09/16 350.000 325 113.750.000 350.000 325 113.750.000

31/09/16 108.000 310 33.480.000 787.960 310 244.267.600

169.500 310 52.545.000

24.250 310 7.517.500

145.080 310 44.974.800

74.500 310 23.095.000

100.000 310 31.000.000

200.000 312 62.400.000

200.000 330 66.000.000

350.000 325 113.750.000

31/10/2016 425.000 325 138.125.000 425.000 325 138.125.000

31/10/2016 787.960 310 244.267.600

169.500 310 52.545.000

24.250 310 7.517.500

Referensi

Dokumen terkait